[lampiran 1] revitalisasi daerah dengan gerakan sosial di dalam pendidikan terbuka
DESCRIPTION
Karya Tulis ini menjelaskan tentang gerakan inisiatif di mana setiap orang dapat bertemu di dalam ruang terbuka, untuk berbagi pengetahuan dengan pertemuan yang digagas secara lokal. Konsep ini dikembangkan untuk mendukung kegiatan revitalisasi masyarakat di daerah.TRANSCRIPT
LAMPIRAN 1
ANALOGI APLIKASI
Studi kasus untuk pengaplikasian di Desa Bentenge, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia.
1. Analisis daerah
Gambar 1. Peta Sulawesi Selatan, Sumber: Google Maps
A. Letak Geografis dan Topografi
Camba adalah salah satu kecamatan dan sekaligus sebagai kota
Kecamatan yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya
sekitar 145.36 km2. Terletak di dataran sedang sekitar 340 km dari permukaan
laut. Ibu kota kecamatan ini, dikelilingi oleh kawasan pegunungan yang hijau,
deretan gunung macconggi, sehingga memiliki iklim yang sejuk dan curah hujan
yang tinggi.
Batas wilayah kecamatan camba adalah:
Sebelah Utara : Kabupaten Mallawa, Kabupaten Pangkep
Sebelah Selatan : Kabupaten Bone
Sebelah Barat : Kabupaten Bone, Kecamatan Mallawa
Sebelah Timur : Kabupaten Pangkep dan Kecamatan Cenrana Baru
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 1
B. Pemerintahan
Sistem pemerintah di kepalai oleh seorang camat. Kecamatan Camba terdiri
atas 2 Kelurahan dan 6 Desa sebagai berikut:
Keluarahan:
1. Cempaniga
2. Cenrana
Desa:
1. Bentenge
2. Mario Pulana
3. Patangnyamang
4. Pattiro Deceng
5. Sawaru
6. Timpuseng
C. Mata Pencaharian
Mata pencaharian utama penduduk di kawasan ini sebagaian besar
adalah sebagai petani. Selain bertani, ada juga yang berprofesi sebagai peternak,
perkebun, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan wiraswasta. Sebagai wilayah
pertaninan, daerah ini didukung oleh curah hujan yang tinggi. Meskipun
sebagaian wilayah pertanian di kecamatan ini adalah jenis sawah tadah hujan,
khususnya di daerah kecamatan cenrana, sawaru dan desa-sesa lainnya. Akan
tetapi masih dapat dilakukan panen 2 kali dalam setahun. Hal ini didukung
dengan adanya system irigasi yang berhasil di bangun di kawasan tersebut. Hasil
pertanian yang dihasilkan dari sawah dan ladang-ladang adalah padi, jagung,
semangka, tembakau, aneka sayur-sayuran, dan lain sebagainya. Sementera hasil
hutan yang paling dominant adalah kemiri. Sekitar 90% hutan di wilayah
kecamatan ini ditumbuhi dengan pohon kemiri. Di wilayah hutan ini, juga
terdapat aneka satwa dan tanaman seperti anggrek yang langka.
D. Agama
Sekitar 99% penduduk di kecamatan ini beragama Islam dan 1%
beragama Kristen. Bangunan peribatan khususnya bagi ummat muslim adalah
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 2
Mesjid Raja Al-Jihad Camba dan Mesjid Tua Al-Amin Camba yang terletak di kota
kecamatan camba. Mesjid Al-Amin merupakan Mesjid tertua yang ada di
kecamatan tersebut.
E. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sosialnya adalah bahasa bugis
dengan dialek khusus yang memberikan ciri khas bagi masyakat setempat. Gaya
bahasa/ dialek yang digunakan mirip dengan dialek masyarakat bulukumba di
Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selain itu juga terdapat bahasa
Dentong, mirip dengan bahasa Makassar pada umumnya digunakan di daerah
Desa Ara dan Bengo (Sekarang Masuk Kecamatan Cenrana Baru).
F. Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada, diantaranya SDN No.1 Camba, SDN No.2
Tobonggae, SDN No.3 Inp. Cempaniga, SDN No.4 Tobonggae, dll. SMP Negeri
yaitu SMPN 1 Camba. Terdapat pula SMP Muhammadiyah Camba. SMA Negeri
yang terdapat di kecamatan ini yaitu SMAN 1 Camba, SMA Muhammadiyah
Camba. Perguruan Tinggi yang ada di Camba yaitu Universitas Terbuka
2. Perencanaan Aplikasi
“Untuk pengaplikasian di Desa Bentenge, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan, Indonesia.”
Secara Geografis Desa Bantenge Kecamatan Camba terletak di daerah
dataran sedang. Merupakan salah satu Kecamatan dari Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan. Melihat pemaparan yang di ketengahkan dari kasus ini adalah
keterbatasan sumber daya manusia, sumber daya energi dan optimalisasi
sumber daya alam. Seperti yang sudah di jelaskan berdasarkan teori bahwa
kasus yang ada di Desa Bentenge ini adalah salah satu gambaran bagaimana
akhirnya laju pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, sosial, pendidikan dan
teknologi telah terjadi kesenjangan, membuat gradasi antara masyarakat daerah
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 3
dengan masyarakat kota, sehingga pergerakan masyarakat daerah mulai sentris
menuju perkotaan dan mulai lupa terhadap potensi daerahnya.
A. Menganalisis daerah perkotaan terdekat paling potensial
Gambar 2. Menghitung jarak tempuh domisili Open platform dengan Objek daerah,
Sumber: Google Maps
Kota yang paling potensial untuk menginisiasi konsep ini adalah Makassar.
Makassar merupakan daerah kota yang cukup dekat dengan Kabupaten Maros
dan sangat mendukung untuk memulai gerakan inisiatif ini. Dengan jarak sekitar
38 KM dari Universitas Hasanuddin (Sebagai Patokan) ini memungkinkan
pencapaian ke Objek daerah tidak akan memakan waktu yang lama. Kota
Makassar termasuk salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek
pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang
menetap di kota ini. Secara infrastruktur kota ini sangat memadai untuk
memulainya konsep Open platform.
Dengan adanya + 48 Universitas dan Sekolah tinggi yang tersebar di Kota
Makassar memungkinkan untuk melibatkan masyarakat pelajar muda di kota
tersebut untuk diajak, ikut andil dalam gerakan inisatif ini.
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 4
B. Menginisiasi Open platform
Open platform adalah Ruang terbuka (baik indoor atau outdoor) yang
akan digunakan sebagai tempat pedagogi, telah dikemukakan dan dijelaskan
dalam paper Soewardi, A. Z. Widiyanto, Sigit. (Widespread Impact of Exponential
Growth Digital Media Technology in the Structure of society 21st Century,
Southeast Asia, Indonesia, 2013). Dalam konsep ini yang dibutuhkan adalah
kerjasama dengan 3rd party (Pihak ketiga), dimana mereka mempunyai tempat
yang dapat digunakan oleh gerakan inisiatif ini sebagai tempat sarana untuk
belajar, bisa itu sebuah restoran, cafe, gedung pendidikan, rumah pribadi atau
ruangan apapun itu (baik itu terbuka atau tertutup) yang bisa digunakan untuk
kegiatan berdiskusi, untuk saling menyambung pengetahuan merevitalisasi diri.
Hal itu dapat istilahkan dengan Reclaim of pedagogical's space (Me-reklaim
sarana ruang pendidikan). Open platform dilaksanakan dengan kerjasama hitam
di atas putih dengan jangka satu tahun untuk masa probation dan dapat di tinjau
ulang serta di perpanjang selama kerjasama saling menguntungkan, dalam
kerjasama ini harus bersifat sukarela. Gerakan inisiatif mengadakan kerjasama
dengan pemilik tempat tanpa harus membayar uang, tapi dapat menggantinya
dengan memberikan efek brand awareness terhadap mereka yang bekerjasama
dengan gerakan inisiatif ini. Seperti mempromosikan kegiatan, membuat
sinkronisasi publik melalui akun social media, digitalisasi imaging, motion
graphic, audio-cast, event video dan advertorial review di blog untuk bentuk
kerjasamanya tersebut.
Gambar 3. Analogi gambaran Open platform dan Objek daerah
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 5
Konsep kontrapertasi seperti ini dapat dikatakan sebagai salah satu bagian dari
strategist online marketing.
C. Membuat Campaign
Untuk menarik volunteer yang akan di libatkan dalam gerakan inisiatif ini
harus di topang dengan pemahaman isu yang sangat signifikan, agar menarik
minat masyarakat untuk memahami gerakan inisiatif ini. Pada dasarnya siapa
pun yang dapat ikut andil, untuk berbagi — keinginan untuk membuat dan
membangun dari semua tingkat kalangan dan pengalaman sangat dipersilahkan
— tidak terbatas dengan umur, baik itu mentor, pendidik, guru, instruktur,
pustakawan, anak muda, dan masyarakat lainnya.
D. Menggagas Local Meet-up
Gerakan ini harus menginisiasi local meet-up yang diadakan di Open
platform. Local meet-up ini untuk menggagas rencana dalam mempersiapkan
materi yang nantinya akan di implementasikan di lingkungan Objek daerah.
Gerakan ini harus terbuka dalam setiap kerjasama baik antar Individu atau
komunitas, untuk menciptakan sinergi.
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi
Untuk itu dalam gerakan ini sangat perlu sumber daya yang mengerti
jelas tentang manfaat sosial media, optimalisasi penggunaan teknologi
digital dan memanfaatkan layanan teknologi online yang tepat guna
Untuk membuat Campaign yang menarik gunakan Optimalisasi
penggunaan media digital, seperti social media (Twitter, Facebook,
Youtube, dan Wordpress). Lalu brainstorming mencari referensi untuk
menarik simpul ide dari beberapa situs yang memberikan kontribusi
dalam pendidikan terbuka (Open education) Seperti TEDx, Creative
Commons, Open University, OER Foundation dan Global
Changemakres. Referensi dari internet dapat menjadi acuan
bagaimana ide-ide akan di kemas, untuk nanti di implementasikan di
Objek daerah. Think Globally, Act Locally.
6
Gambar 3. Visualisasi Kerja antara local meet-up di Open platform dan implementasi di
Objek daerah
ini adalah konsep untuk merevitalisasi masyarakat lokal dan membantu para
individu untuk mengorganisir diri. Karena kami percaya bahwa setiap orang
mempunyai potensi untuk mengubah lingkungannya dengan mengorganisir diri
menjadi kelompok – kelompok yang cukup kuat untuk membuat suatu
perubahan.
Gerakan ini berlandaskan misi non-profit: Konsep ini akan menciptakan
Equilibrium baru untuk memungkinkan setiap pengetahuan dapat tersebar
merata. Untuk memberdayakan masyarakat di daerah dengan pendidikan yang
akan meningkatkan kehidupan mereka, kehidupan keluarga mereka, dan
Lingkungan dimana mereka tinggali. Tanpa mereka harus berputus asa karena
keterbatasan kemampuan, seperti halnya minim infrastruktur. Konsep
Fundamental yang di Implementasi pada gerakan inisiatif ini adalah Open
Educational Resources, dimana materi yang digunakan untuk pengajaran dan
pembelajaran merupakan sumber literasi digital (atau konvensional) dengan
lisensi terbuka. Baik itu media tulisan, film, atau story-telling yang sifatnya masih
berhubungan dengan digital movement.
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 7
Gerakan ini membutuhkan komitmen dari setiap orang, tidak perlu menjadi
mahir untuk bergabung dan berkontribusi. Tidak memerlukan biaya yang mahal
untuk di implementasi. Menerapkan konsep transfer pendidikan dengan basis
gerakan sosial. Ini merupakan cara bagaimana berinteraksi dengan orang-orang
di sekitar kita untuk membuat pengalaman belajar yang lebih atraktif. Gerakan
inisiatif ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah kolaborasi sosial, secara
bersama – sama berperspektif bagaimana ilmu itu ada untuk di bagi.
Revitalisasi Daerah Dengan Gerakan Sosial Di Dalam Pendidikan Terbuka Agnan Zakariya Soewardi 8