lampiran - repository.ipb.ac.id · lampiran 1. pengaturan unsur dalam standar (bsn, 2007b) 117...

130
LAMPIRAN

Upload: doanthu

Post on 25-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAMPIRAN

106

Lampiran 1. Pengaturan Unsur dalam Standar (BSN, 2007b)

117

Lampiran 3. Contoh Regulasi Teknis yang Memberlakukan Wajib SNI

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

Nomor : HK.00.05.5.1.4547

TENTANG

PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN

PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

126

Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Focus Group Discussion

Daftar Peserta FGD 6 Desember 2010

No. Daftar Undangan Nama Peserta

Badan POM:1 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan

Pangan dan Bahan BerbahayaDR. Roy A. Sparringa, M.App.Sc.

2 Direktur Standardisasi Produk Pangan Ir. Tetty H. Sihombing, MP

3 Direktur Penilaian Keamanan Pangan Elin Herlina4 Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Suratmono7 Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan Dra. Deksa Presiana,

M.Kes8 Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan

Bahan Tambahan PanganIr. Gasilan

9 Kasubdit Standardisasi Pangan Khusus Yusra Egayanti, Desy Rastawaty

10 Kasie. Standardisasi Produk Pangan Dra. Lasrida Yuniaty, Apt11 Kasie. Kodeks Pangan Ati Widya Perana, SP12 Kasie TOP Tristya Yunita13 Staf Subdit Standardisasi Pangan Olahan Sofhiani Dewi, Dyah

Setyowati, Ade Maulana, Latifah

Undangan lain:14 Direktur Mutu dan Standardisasi,

Kementerian Pertanian Danny Yudhitia Permana

15 Direktur Industri Minuman dan Tembakau, Kementerian Perindustrian

Agus Sutopo

16 Direktur Pengolahan Hasil, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Theresia Istihastuti

17 Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar, BSN (Badan Standardisasi Nasional)

Singgih

18 Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)

Roch Ratri Wandansari, Kartika Adiwilaga, Ning Rahayu

19 Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (PIPIMM)

Patricia R. Tobing,Rhadeya Setiawan, Farchard P, Ratna Indrayani, Lena Prawira,

20 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

Noor jehan

127

Daftar Peserta FGD 6 Desember 2010 (Lanjutan)

No. Daftar Undangan Nama Peserta

Seafast:21 Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si22 Dr. Ir. Lilis Nuraida, M.Sc23 Dr. Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi, M.Sc24 Dr. Eko Hari Purnomo, S.TP., M.Sc25 Sumarto, S.TP26 Desty Gitapratiwi, S.TP27 Virna Berliani Putri, S.TP28 Elly Haryati, S.AP

128

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

1 Kurangnya koordinasi dan perbedaan interpretasi antar direktorat di BPOM mengenai pelaksanaan suatu surat edaran ataupun peraturan

Ketentuan mengenai batasan umur simpan bahan baku yang diimpor ke Indonesia. Bagian direktorat Insert (Inspeksi dan Sertifikasi) mengacu kepada peraturan yang berdasarkan produk jadi (maximal 3/4 dari umur simpan) sedangkan bagian direktorat standar (Standardisasi Produk Pangan) menggunakan peraturan tersebut memang hanya untuk produk jadi.

Sosialisasi internal antar direktorat di BPOM perlu dilakukan agar staf BPOM memiliki persepsi yang sama sehingga pelaksanaannya tidak bervariasi

2 Perbedaan interpretasi inter departmen/direktorat terhadap suatu peraturan

Di PKP (Penilaian Keamanan Pangan), untuk nilai gizi, bagian POT sudah mengerti dan menerapkan adanya toleransi nilai gizi sedangkan di bagian umum, sebagian evaluator masih belum mengerti dan masih mensyaratkan nilai yang harus sama dengan nilai hasil analisis

Sosialisasi internal dalam satu departmen di BPOM perlu dilakukan agar staf BPOM memiliki persepsi yang sama sehingga pelaksanaannya tidak bervariasi

Tambahan data yang berbeda untuk produk yang sama dengan jenis kemasan yang berbeda. Tambahan data yang diminta tidak ada hubungannya dengan perbedaan kemasan. Sehingga brand dengan varian rasa yang sama namun kemasan berbeda, bisa memiliki desain label yang berbeda. contoh terjadi di produk susu dengan kemasan kaleng dan aluminium foil

Diterbitkan "reference book" untuk internal staf BPOM yang dapat menjadi acuan pelaksaaan suatu peraturan

129

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

Klaim "nutrisi ekspress" diijinkan digunakan untuk produk susu/minuman susu di Subdit bukan POT, sedangkan untuk produk susu di Subdit POT, penamaan nutrisi tidak dimungkinkan.

3 Kurangnya komunikasi antara BPOM di pusat dan Balai POM di daerah

Sweeping yang dilakukan oleh Balai POM daerah terhadap pelaksanaan suatu peraturan yang sebenarnya pelaksanaan tersebut tidak memerlukan "sweeping“/Sidak dari Balai POM daerah terhadap fasilitas produksi

Semua informasi mengenai peraturan baru dikirimkan juga ke Balai POM daerah dengan penjelasan dan sosialisasi yang maksimum dari aparatur Pusat.

4 Tambahan data "berseri" sudah berkurang dengan dilakukannya "pre assessment", namun masih ditemukan adanya tambahan data yang "berseri", beberapa kasus bahkan perubahan diminta oleh checker (pada saat pengambilan nomor)

Pendaftaran untuk produk fruit juices (bulan Juni, Juli 2010)

130

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

5 Pemahaman evaluator yang kurang dalam terhadap regulasi/peraturan

Untuk produk minuman, natrium phosphat dianggap sebagai bahan tambahan pangan sehingga industri harus melampirkan dokumen yang mendukung penggunaan bahan tersebut sebagai BTP. Padahal industri menggunakannya sebagai mineral, sehingga memang tidak akan ada data yang mendukung.

Sharing internal antar staf BPOM terhadap suatu masalah/pengetahuan baru perlu terus dilakukan jika salah satu staf selesai menghadiri training/seminar.

Penerapan kategori pangan yang berbeda terhadap satu jenis produk. Satu evaluator menetapkan minuman lidah buaya ke dalam kategori pangan "minuman berperisa tidak berkarbonasi" sedangkan evaluator yang lain menetapkan sebagai "minuman sterilisasi dalam kemasan aseptis"

Training terhadap staf BPOM secara terus-menerus.

6 Peraturan yang ditetapkan melalui meeting internal BPOM dan belum disosialisasikan kepada industri

Pemberlakuan serving size 250 ml untuk minuman isotonik. Pada saat pendaftaran aturan ini sudah dilaksanakan, sedangkan industri tidak mengetahui mengenai peraturan ini

Pelaksanaan suatu peraturan dilakukan setelah peraturan ditetapkan dan melalui tahap sosialisasi dan waktu penyesuaian

131

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

7 Peraturan yang belum disepakati bersama bahkan belum resmi dikeluarkan oleh BPOM sudah dipakai sebagai dasar hukum pada saat registrasi baru atau ulang

Direktorat PKP seringkali bersikukuh untuk menggunakan peraturan yang masih berupa konsep yang belum disetujui Ka BPOM dalam penilaian MD baru atau pun saat registrasi ulang. Hal ini sangat merugikan karena ketidakkonsistenan klaim label.

Direktorat Penilaian Keamanan Pangan seharusnya menggunakan dasar hukum yang jelas termasuk peraturan BPOM sendiri. Jika belum disepakati seluruh stakeholder dan belum dipublikasi terbuka, tidak selayaknya dipakai pada saat penilaian MD/ML.

8 Proses persetujuan penggunaan bahan baku baru yang kurang jelas waktu dan prosesnya.

Proses persetujuan penggunaan bahan baku baru tidak diinformasikan secara umum kepada industri, sehingga industri yang lain yang ingin menggunakan bahan baku yang sama harus mengajukan ijin baru

Dibuat SOP mengenai proses mendapatkan ijin khusus, termasuk waktu yang diperlukan, dan biaya yang diperlukan

Persetujuan penggunaan hanya dilakukan oleh pimpinan (tidak ada delegasi) sehingga jika pimpinan sedang bertugas keluar kota/negeri, persetujuan tertunda

Dibuat review list untuk setiap persetujuan baru

Dalam beberapa kasus, industri tidak mendapat informasi langsung mengenai persetujuan tersebut, sedangkan bagian standar sudah memberikan informasi pada meeting internal ke bagian PKP.

132

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

Pembuatan Standar

9 Dalam beberapa kasus, pembuatan standar kurang memperhatikan kondisi Indonesia

Peraturan mengenai cemaran benzoapiren dan dioxin di dalam minyak, dimana belum ada laboratorium di Indonesia yang dapat melakukan analisis tersebut

Standar atau peraturan disusun berdasarkan data yang cukup yang mengacu kepada data internasional dan kondisi Indonesia

Cemaran mikroba ALT biasanya menggunakan metode inkubasi 2x24 jam, tetapi BPOM menetapkan penggunakan analisis mikroba dengan ISO dimana inkubasi adalah 3x24 jam (lebih lama, sehingga biaya lebih besar)

10 Mitra Bestari/tenaga ahli Mitra bestari ditentukan oleh BPOM secara perseorangan, bukan wakil dari asosiasi profesi atau institusi sehingga kadang-kadang masalah yang dibahas kurang sesuai dengan keahlian pakar ybs. Satu pakar tidak dapat menguasai semua hal.

Mitra bestari ditentukan oleh asosiasi profesi dan atau institusi. BPOM mengirimkan permintaan kepada asosiasi profesi/institusi

Pembahasan kurang berimbang karena pada produk dan proses tertentu, tidak ada ahli yang menguasai masalah tsb

Industri diperbolehkan untuk mengusulkan pakar/tenaga ahli yang sesuai dengan masalah yang sedang dibahas, sehingga pembahasan lebih berimbang

133

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

Formulasi minuman Olah Raga harus dibawah 250 miliosmol/L padahal penggunaan gula dan garam yang dicantumkan pada peraturan tersebut dapat dipastikan akan menghasilkan osmolarity lebih besar dari 250 miliosmol/L.

Diusulkan agar BPOM juga mengikutsertakan ahli atau pakar yang mewakili praktisi, dapat diambil dari asosiasi GAPMMI atau PIPIMM yang berasal dari R&D atau Regulatory dan memenuhi persyaratan akademik serta berpengalaman, netral dalam memberikan masukan.

11 Proses pembuatan Standar/peraturan

Industri kurang dilibatkan dari awal pada saat pembuatan standar, sehingga masukan tidak dapat diberikan dari awal proses

Industri dilibatkan dari awal pada saat pembuatan standar, sehingga dapat memberikan masukan dari awal

Dalam beberapa kasus (sebelum Juni 2010), tidak ada diskusi terbuka terhadap suatu peraturan. Jika ada diskusi terbuka, masukan dari industri tidak diperhatikan atau industri tidak mendapatkan informasi mengapa masukan industri tidak diterima

Diskusi terbuka dilakukan dengan industri, masukan industri dipertimbangkan, jika ada pertanyaan dapat dijelaskan

Peraturan mengacu kepada rekomendasi profesi saja. contoh : peraturan mengenai diabetes, mengacu kepada rekomendasi Perkemi

Standar/peraturan tidak dibuat berdasarkan pendapat pribadi atau rekomendasi profesi saja. Harus memperhatikan juga kondisi Indonesia

134

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

Waktu penyesuaian 1 tahun dinilai sangat singkat untuk melakukan perubahan formula dan perubahan label

Waktu penyesuaian untuk pelaksanaan suatu peraturan , terutama yang berhubungan dengan perubahan formula dan juga perubahan label harus mempertimbangkan keadaan industri. Diperlukan waktu penyesuaian minimal 2 tahun untuk perubahan label dan 3 tahun untuk perubahan formula

Penetapan suatu peraturan yang saling berhubungan, hendaknya dilakukan dalam waktu yang berdekatan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak membingungkan

12 Kategori Pangan yang belum mencakup semua kategori pangan yang ada di Indonesia saat ini

Kategori pangan untuk sari buah dan minuman susu berperisa

Revisi Kategori Pangan

135

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

13 Tidak adanya konsistensi pada label. Selalu berganti pada saat pengajuan ulang MD/ML. Hal ini terkait bukan saja klaim gizi atau klaim kesehatan tetapi juga pada penggolongan kategori pangan dan pernyataan lainnya pada label. Ketidakonsistenan ini selalu terjadi pada saat pendaftaran ulang. Hal ini berdampak pada product positioning marketing.

Mizone be 100 % diijinkan dan dipakai sejak Mizone pertama kali diluncurkan, tetapi saat ini tidak lagi diijinkan tanpa alasan yang jelas.

Klaim yang tidak terkait klaim gizi atau klaim kesehatan dan tidak melanggar ketentuan pelabelan, diusulkan dapat dijinkan dan produsen harus bertanggung jawab.

Dokumen dari suatu perusahaan untuk produk-produk yang sudah terdaftar tidak perlu diminta diajukan secara berulang-ulang

136

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

14 MD/ML versus SD/SL MD/ML dikeluarkan oleh Deputi 3 BPOM sedangkan SD/SL oleh Deputi 2, BPOM. Saat ini industri yang telah mengantongi ijin produksi obat, dapat memproduksi makanan a.l supplemen . BPOM tidak dapat mengeluarkan ijin edar sehingga mereka mengajukannya melalui jalur Deputi 2. Hal ini menimbulkan pertentangan karena klaim kesehatan & gizi berbeda . Suplemen dapat membuat klaim bebas sedangkan makanan tidak misal fungsi herbal. Padahal di pasar, produk dijual berdampingan.

Suplemen karena digolongkan secara fungsi sebagai makanan bukan obat maka untuk pendaftaran nomor registrasi BPOM diusulkan harus ditangani oleh Deputi 3 sehingga perlakuannya sama dengan produk makanan lainnya.

Bagi masyarakat Konsumen, saat ini pun tidak ada perbedaan persepsi antara produk makanan yang dinyatakan supplemen (SD/SL) dan yang hanya dinyatakan makanan. (MD/ML)

15 Penyederhanaan prosedur dan kecepatan pelayanan dengan tetap menjaga asas Keamanan Pangan

Online PKP segera dilaksanakan

Single MD

16 Guideline yang diterbitkan untuk satu perusahaan sudah menampung aspirasi industri, namun belum ada guideline yang berlaku secara umum

Tidak semua industri mendapatkan informasi yang sama

Guideline yang berlaku secara umum perlu diterbitkan

137

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

Monitoring Iklan

17 Interpretasi yang berbeda antara BPOM dan industri dalam menerjemahkan arti iklan

Industri melihat itu sebagai bagian dari kreatifitas, sedangkan BPOM melihatnya sebagai "berlebihan"

Pedoman Periklanan Pangan perlu untuk di "update" berdasarkan perkembangan terkini

18 Tidak adanya waktu untuk klarifikasi pada saat BPOM menganggap bahwa suatu iklan melanggar peraturan

BPOM mengirimkan surat peringatan dan meminta industri untuk mencabut iklan dalam waktu 2 minggu, dimana hal ini tidak mudah dilakukan karena berhubungan dengan kontrak dengan pihak agency

Dibuat aturan yang jelas mengenai proses "peringatan" dan tingkatan dari "peringatan"

19 Tingkatan "peringatan" yang diberlakukan secara akumulasi pada satu perusahaan (bukan berdasarkan nama produk, namun berdasarkan perusahaan)

Untuk perusahaan yang mempunyai banyak jenis produk, maka hanya dalam waktu singkat akan medapatkan surat peringatan "keras" karena dugaan "pelanggaran" terjadi pada produk yang berbeda dalam waktu yang bersamaan

Akumulasi "pelanggaran" berdasarkan nama produk

20 Temuan atau hasil analisis yang dilakukan oleh LSM/YLKI yang secara terbuka diumumkan kepada publik tanpa melakukan konsolidasi/informasi kepada BPOM terlebih dahulu

Kasus air minum dalam kemasan yang mengandung mikroba yg tidak memenuhi persyaratan. Sehingga terjadi "dispute' antara industri dengan LSM

BPOM adalah pihak yang berkewajiban melakukan monitoring produk. Jika ada organisasi lain yg melakukan analisis, harus dengan sepengetahuan BPOM agar dapat dipertanggungjawabkan hasilnya

138

Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)

No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan

21 Pendanaan bagi Aparatur dari POM untuk sosialisasi kasus tertentu atau peraturan tertentu

Sosialisasi dilakukan di daerah dengan melibatkan staf BPOM sebagai pembicara, PIPIMM tetap harus membiayai semua biaya kegiatan dan perjalanan dinasnya.

Kasus Sosialisasi BTP kepada IKM dan Konsumen

Sosialisasi adalah bagian dari BPOM juga sehingga pembiayaan seharusnya juga ditangani oleh BPOM bersama PIPIMM

139

Lampiran 6. Lembar Kuesioner

KUESIONER PENGEMBANGAN STANDAR (KEAMANAN) PANGAN

I. DATA UMUM

Responden adalah Pemerintah, Industri Pangan, Akademisi, Lembaga Sertifikasi/Laboratorium, atau Konsumen/Masyarakat/LSM.

Jumlah responden adalah 1 orang. Lembar kuesioner terdiri atas 5 halaman dan langsung diisi oleh responden.

1. Nama :

2. Jabatan :

3. Nama Instansi :

4. Alamat Instansi :

5. Jenis Instansi : Pemerintah/Industri/Akademisi/Konsumen/Laboratorium-Lembaga Sertifikasi*

6. Bidang Instansi :

7. Tanggal Wawancara

:

8. Nama Surveyor :

II. KUESIONER

Berisi tentang informasi pengembangan standar (keamanan) pangan pada instansi pemerintah, industri, akademisi, lembaga sertifikasi/laboratorium, atau konsumen

Setelah mengisi kuesioner ini, maka berkas dikembalikan kepada surveyor. Surveyor harus mengecek kembali kuesioner yang telah diisi dan apabila masih ada

pertanyaan yang belum dijawab maka harus ditanyakan kembali kepada responden

140

Pertanyaan Bagian 1

Responden memilih jawaban yang dianggap paling sesuai dengan cara memberi tanda centang (√) pada angka atau kolom jawaban yang dipilih.

Kategori: Transparan(Transparan: Proses penyusunan standar mengikuti suatu prosedur yang dapat diikuti oleh berbagai pihak yang berkepentingan dan tahapan dalam proses dapat dengan mudah diketahui oleh pihak yang berkepentingan)

1. Apakah Anda mengetahui tahapan proses pembuatan standar?1= Ya 2= Tidak

2. Seberapa mudah Anda mendapatkan informasi prosedur penyusunan suatu standar?1= Sangat mudah 2 = Mudah 3 = Sulit 4= Sangat sulit

3. Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai prosedur penyusunan suatu standar?1=web site/internet 2=instansi tempat Anda bekerja3=surat dari instansi terkait 4=perorangan5=lainnya, sebutkan……………………

Kategori: Keterbukaan(Keterbukaan: Terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mengikuti program pengembangan standar melalui kelembagaan yang terkait dengan pengembangan standar, baik sebagai anggota Panitia Teknis/Sub Panitia Teknis maupun sebagai anggota masyarakat)

Ya Tidak

1 Apakah Anda/instansi Anda pernah dilibatkan sebagai panitia teknis penyusunan suatu standar pangan?

2 Apakah Anda/instansi Anda pernah dimintai masukan terkait pembuatan suatu standar pangan yang terkait bidang Anda?

3 Apakah Anda/instansi Anda pernah mengusulkan pembuatan suatu standar pangan?

Kategori: Konsesus dan tidak memihak(Konsensus dan Tidak Memihak: Memberikan kesempatan bagi pihak yang memiliki kepentingan berbeda untuk mengutarakan pandangan mereka serta mengakomodasikan pencapaian kesepakatan oleh pihak-pihak tersebut secara konsensus (mufakat atau suara mayoritas) dan tidak memihak kepada pihak tertentu)

1. Apakah Anda/instansi Anda pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan suatu standar pangan? (Jika Jawaban Anda: “Tidak”, maka pertanyaan selanjutnya untuk kategori ini tidak perlu dilanjutkan)1= Ya 2= Tidak

2. Apakah aspirasi Anda diterima/diakomodasi dalam pengambilan keputusan?1= Ya 2= Sebagian 3= Tidak

3. Seberapa besar pengaruh Anda/Instansi Anda dalam pengambilan keputusan?1= Sangat besar 2= Besar 3= Cukup besar 4= Kecil

141

4. Menurut Anda bagaimana proporsi setiap instansi dalam pengambilan keputusan?1= Berimbang 2= Tidak berimbang

Kategori: Efektif dan Relevan(Efektif dan Relevan: Standar mudah diadopsi/dipakai oleh dunia usaha atau pihak pengguna lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik domestik maupun internasional sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan melindungi masyarakat secara bersamaan)

1. Apakah Anda mengetahui standar (SNI) pangan yang sesuai dengan produk Anda?1= Tahu 2= Tidak Tahu

2. Apakah semua standar pangan yang terkait dengan bidang Anda yang dikeluarkan BSN/BPOM diterapkan di instansi Anda?1= Ya 2= Sebagian 3= Tidak

3. Berapa banyak standar pangan dari BSN dan/atau BPOM yang telah diterapkan pada instansi Anda?…………, Sebutkan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

4. Apakah penerapan standar pangan bagi Anda/instansi Anda memberikan manfaat?1= Ya 2= Sebagian 3= Tidak

5. Hambatan dalam penerapan standar pangan di instansi Anda?1= Teknologi 2= Biaya 3= Kesiapan lab uji 4= Lainnya, Sebutkan…….

6 Menurut Anda seberapa penting faktor di bawah ini dipertimbangkan dalam penyusunan standar pangan

sangat penting

agak penting

cukup penting

kurang penting

a. Perdagangan

b. Kesehatan

c. Kesiapan teknologi

d. Gizi

e. Lingkungan

Kategori: Koheren(Koheren: Mencegah adanya duplikasi dan tumpang tindih dengan kegiatan perumusan standar sejenis lain dan melakukan harmonisasi dengan standar lain di tingkat regional maupun internasional)

1. Menurut Anda, sejauhmana otoritas pembuat standar sudah mengkaji dan memperhatikan standar lain yang sejenis di tingkat nasional dalam penyusunan standar pangan?1= Sangat baik 2= Baik 3= Cukup 4= Kurang

2. Peraturan internasional/regional yang sering menjadi rujukan?1= Codex 2= UE 3= ASIA 4= ASEAN 5= Lainnya, sebutkan………

3. Peraturan negara mana yang menjadi acuan dalam penyusunan standar pangan?1= US 2= Jepang 3= Cina 4=Thailand 5= Lainnya, sebutkan……………

142

Kategori: Dimensi Pengembangan(Dimensi Pengembangan: Mendorong perkembangan potensi yang ada di Indonesia)

Menurut Anda seberapa penting aspek di bawah ini dipertimbangkan dalam penyusunan standar pangan

sangat penting

agak penting

cukup penting

kurang penting

1 Pengembangan pangan berbasis bahan baku lokal

2 Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

3 Peningkatan daya saing produk Indonesia

4. Bagaimana faktor-faktor di bawah ini diurutkan berdasarkan prioritas yang dipertimbangkan dalam penyusunan standar pangan?Pilihan UrutanA. Perlindungan produk dalam negeri 1……………B. Kesiapan adopsi teknologi 2.…………...C. Kesiapan laboratorium uji 3.…………...D. Perlindungan kesehatan konsumen/masyarakat 4.…………...E. Lainnya, sebutkan…….. 5.…………...

143

Pertanyaan Bagian 2

Responden diminta untuk memberikan penilaian secara umum terhadap pertanyaan mengenai penerapan prinsip pembuatan standar (keamanan) pangan dengan cara memberi tanda ( / ) pada garis kontinyu. Pada garis diberikan beberapa titik sebagai patokan skala.Contoh: Jika pilihan Anda berada pada skala antara “Sangat Baik” dan “Baik”, maka nda dapat menandai, sbb.:

Sebelum

Sesudah

Penilaian Umum1. Menurut Anda, bagaimana prinsip Transparan diterapkan di dalam penyusunan standar

(keamanan) pangan di Indonesia saat ini?

2. Menurut Anda, bagaimana prinsip Keterbukaan diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?

3. Menurut Anda, bagaimana prinsip Konsesus dan tidak memihak diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?

4. Menurut Anda, bagaimana prinsip Efektif dan Relevan diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?

5. Menurut Anda, bagaimana prinsip Koheren diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?

6. Menurut Anda, bagaimana prinsip Dimensi Pengembangan diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?

144

Saran

Apa saran Anda untuk instansi berikut dalam pengembangan standar (keamanan) pangan1 Pemerintah (Badan Standardisasi Nasional - BSN atau Badan Pengawas Obat dan

Makanan – BPOM RI)

2 Industri Pangan

3 Akademisi

4 Konsumen

5 Lembaga sertifikasi/laboratorium

-Terima Kasih-

145

Lampiran 7. List Responden Survei

List Responden Kelompok Pemerintah

No Nama Jabatan Instansi1 Drs. Sri Wahyughi,

M.KesKasubdit Higiene Sanitasi Pangan

Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, Kemenkes RI

2 Dra. Mufidah Fitriati, M.S

Kepala seksi Kimia dan Hayati

BBP2HP, Kementerian Kelautan dan Perikanan

3 Ir. Tetty Helfry Sihombing, MP

Direktur Standardisasi Produk Pangan

BPOM RI

4 Pratiwi Yuniarti M Kepala Seksi Standardisasi Bahan Baku

BPOM RI

5 Dyah Staf BPOM RI6 Ir. Sri Kuntarsih, MM Direktur Budidaya dan

Pascapanen BuahDirektorat Budidaya dan Pascapanen Buah

7 Gusmalinda Sari, S.Si, M.S.E

Kasie Kerjasama Standardisasi Regional

Dit. Standardisasi Kemendag RI

8 Dra. Adilah Pababbari

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan

Balai Besar POM di Makassar

9 Sumartini Maksum Kepala Pusat Perumusan Standar

Badan Standardisasi Nasional

10 Syamsudin Kepala Balai Besar POM

Balai Besar POM di Banda Aceh

11 drh. Hasan A. Sanyata

Kasubag tata usaha BPMPP (Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan

12 H. Asmanto Baso Lewa, SE

Kepala UPTD Balai Pengujian & Sertifikasi Mutu Barang Disperindag Prov. SulSel

13 Herti Herawati, Ir Kepala UPT UPT - LPPMHP Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. KalBar

14 Muhdar Kepala Seksi Kalibrasi dan standardisasi

BPPMB Dinas Perindag Prov. Sulawesi Selatan

15 Ir. A. Moniharadon Kepala Seksi Standardisasi dan Sertifikasi

Baristand Industri Manado

16 Tri Widayati Manajer teknis laboratorium Kesmavet

Balai Besar Veteriner Wates – Yogyakarta

17 Ir. Sony Sulaksono, MBS

Kepala Baristand Industri Pontianak

Balai Riset dan standardisasi Industri Pontianak

146

List Responden Kelompok Pemerintah

No Nama Jabatan Instansi18 Ir. Dwiworo

SunaringsihKepala Balai LPPMHP Medan

Balai Lab Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Medan

19 Rahmaniar Staf Standardisasi dan Sertifikasi

Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Palembang

20 Warsiti kasie Pengujian Balai Besar Kimia dan Kemasan

21 Wisnu Broto Peneliti Balai Besar Litbang Pascapanen

22 Dr. Ir. Rizal Alamsyah, M.Sc

Kabid Sarana Riset dan Standardisasi

Balai Besar Industri Agro

23 Sri Rujiati Kepala Seksi Bina Teknis dan Standardisasi

UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, Disperindag Prov. Riau

List Responden Kelompok Industri

No Nama Jabatan Instansi1 Herni Sutanto PDQC Manajer PT Indofood Sukses

Makmur - Bogasari Flour Mills

2 Maria Fransisca Ellen R&D Manager PT Salim Ivomas Pratama

3 Endang S. Sunaryo VP R&D PT Tirta Investama4 Fransisca Tedjo GM National Quality

ManagementPT Smart Tbk. Agribusiness & Food

5 Robiul Djannah Staf R&D PT Niramas Utama6 Lisa Norisza Sjahwil Regulator Assurance

ManagerPT. Givaudan Indonesia

7 Paula Sinta C Managing Advisor PT Luvin Indonusa8 Yunianto Widi

WinarsoProduct Registration & Regulatory Affairs Manager

PT Heinz ABC Indonesia

9 Deddy Haryady Business Develpoment Manager Sweet and Colours

PT Sensient Technologies Indonesia

10 Birgitta Permana Sari Regulatory Officer PT Kraft Foods Company Indonesia

11 Lisa Adi Cahyadi Lie QA & Support Manager PT Forisa Nusapersada

147

List Responden Kelompok Industri

No Nama Jabatan Instansi12 Ekky Setiawan QA-QC Manager PT Indofood Fritolay

Makmur13 Nurkholis QA Manager PT Yupi Indo Jelly

Gum14 Lilik Lestyo Budi Plant Manager PT Sukses Abadi

Farmindo15 Fx Hartanti Satochid Technical Advisor PT Unican Surya

Agung16 Meddy Yosinta

SeptianiAssisten R&D Manager PT Hale Internasional

17 Roch Ratri Nandasari Regulatory Affairs Associate Director

PT Mead Johnson Indonesia

18 Anisa Puspitasari Staf QA PT Bosco19 Amelia Dyah Yovita Food Regulation PT Garuda Food Putra

Putri Jaya20 Lisawati Suhanda Quality Assurance

ManagerPT Tetra pak Indonesia

21 Neni Pujiastuti Registration Manager PT Indolakto22 Dwi Gatot Kuncoro PDQA Manager PT Tiga Pilar Sejahtera23 Adis Imam Munandar Marketing Executive PT SGS Indonesia

List Responden Kelompok Akademisi

No Nama Jabatan Instansi1 Nur Wulandari, STP.,

M.SiDosen – Bidang Rekayasa dan Proses Pangan

Dept. ITP, FATETA –IPB

2 Dr. Harsi D. Kusumaningrum

Peneliti/Staf Pengajar –Bidang Mikrobiologi Pangan

Dept. ITP IPB/SEAFAST Center IPB

3 Prof.Dr. Dedi Fardiaz Staf Dept. ITP/ SEAFAST Center –Bidang Kimia Pangan

Dept. ITP IPB/SEAFAST Center IPB

4 Dr. Nurjanah Staf pengajar Dept. THP FPIK IPB5 Prof.Dr. Winiati Puji

Rahayustaf Dept ITP/Kapus Riset BPOM RI –Bidang Mirkobiologi Pangan

Dept. ITP IPB/BPOM RI

6 Prof.Dr. Deddy Muchtadi

Guru Besar – Bidang Biokimia dan Gizi pangan

Dept. ITP, Fateta IPB

7 Dr. Rarah R.A. Kepala Bagian Dept. IPTP-Fakutas

148

List Responden Kelompok Akademisi

No Nama Jabatan InstansiMaheswari Teknologi Hasil

PeternakanPeternakan-IPB

List Responden Kelompok Lembaga Konsumen/Masyarakat

No Nama Jabatan Instansi1 Noor Jehan Staf Peneliti Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia2 Dra. Indrawati Direktur Eksekutif Masyarakat

Standardisasi Nasional (MASTAN)

3 dr. Marius Widjajarta, SE

Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia

4 Abu Bakar Siddik, SH

Ketua Lembaga Konsumen Indonesia – Medan

5 I Putu Armaya, SH Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali

6 Helfi Rahmawati, S.Pd

Direktur Eksekutif PKBI Daerah Jambi

7 Hendra Utama Kepala Bidang Standar dan Pelatihan

LPPOM MUI

8 Gunarto Koordinator Komisi Penangangan Pengaduan dan Kasus

Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)

149

Lampiran 8. Peraturan BPOM RI yang Berlaku untuk Luar Instansi

No Tanggal Nomor Keputusan Tentang1 28 September

2001HK.00.05.51.02961 Pendaftaran Produk Pangan Impor

Terbatas2 07 Maret

2002HK.00.05.5.00617 Pemberlakuan Kodeks Makanan

Indonesia 20013 25 Maret

2003HK.00.05.5.1142 Acuan Pencantuman % AKG pada

Label Produk Pangan4 30 April 2003 HK.00.05.5.1639 Pedoman Cara Produksi Pangan

yang Baik untuk IRT5 30 April 2003 HK.00.05.5.1640 Pedoman Tata Cara

Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan IRT

6 04 Desember 2003

HK.00.05.52.4321 Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan

7 31 Mei 2004 HK.00.05.1.2569 Kriteria dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan

8 09 Agustus 2004

HK.00.05.23.3644 Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan

9 21 Oktober 2004

HK.00.05.5.1.4547 Persayaratan Penggunaan BTP Pemanis Buatan dalam Produk Pangan

10 17 Januari 2005

HK.00.06.51.0475 Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan

11 27 Januari 2005

HK.00.05.52.0685 Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional

12 25 Maret 2007

HK.00.04.23.2292 Mou_Kadin

Kemitraan Sosialisasi Mutu dan Keamanan Obat, Obat Tradisional, Kosmetika, Produk Komplemen dan Produk Pangan di Indonesia

13 20 Agustus 2007

HK.00.05.55.6497 Bahan Kemasan Pangan

14 23 Agustus 2007

HK.00.05.52.6291 Acuan Label Gizi Produk Pangan

15 23 Agustus 2007

HK.00.05.52.6581 Penggunaan Chitosan dalam Produk Pangan

16 27 Agustus 2007

HK.00.06.1.52.6635 Larangan Pencantuman Informasi Bebas BTP pada Label dan Iklan Pangan

17 07 Januari 2008

HK.00.06.52.0100 Pengawasan Pangan Olahan Organik

18 16 Januari 2008

HK.00.06.1.0256 Larangan Penambahan Vitamin K dalam Produk Susu

19 24 Maret 2008

HK.00.05.23.1455 Pengawasan Pemasukan Pangan Olahan

150

No Tanggal Nomor Keputusan Tentang20 08 Juli 2008 HK.00.05.23.3541 Pedoman Pengkajian Keamanan

Pangan Produk Rekayasa Genetika21 10 Juli 2008 HK.00.05.1.52.3572 Penambahan Zat Gizi dan Non

Gizi dalam Produk Pangan22 25 Agustus

2008HK.00.05.23.4415 Pemberlakuan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National Single Window di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

23 25 Agustus 2008

HK.00.05.23.4416 Penetapan Tingkat Layanan (Service Level Arrangement) di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam Kerangka Indonesia National Single Window

24 13 April 2009 HK.00.05.1.55.1621 Pengawasan Pemasukan Bahan Kemasan Pangan

25 31 Agustus 2009

HK.00.05.1.23.3516 Izin Edar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Makanan dan Makanan yang Bersumber, Mengandung, dari Bahan Tertentu dan atau Mengandung Alkohol

26 16 September 2009

HK.00.06.74.3496 Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terintegrasi di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

27 20 Oktober 2009

HK.00.05.1.52.3920 Pengawasan Formula Bayi dan Formula Bayi untuk Keperluan Medis Khusus

28 28 Oktober 2009

HK.00.06.1.52.4011 Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan

29 06 Januari 2010

HK.00.05.52.0085 Pengelompokan Produk Formula Bayi dan Formula Lanjutan

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

ICS 67.100.01 Badan Standardisasi Nasional

Standar Nasional Indonesia

SNI 3141.1:2011

Susu segar-Bagian 1: Sapi

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

 

 

Copyright notice 

 

Hak cipta dilindungi undangどundang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun hardcopy tanpa izin tertulis dari BSN 

                    

BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. 

Telp. +6221ど5747043 Fax. +6221ど5747045 

Email:  [email protected] www.bsn.go.id 

Diterbitkan di Jakarta 

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

i

Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................................................................... i

Prakata ..................................................................................................................................... ii

Pendahuluan............................................................................................................................ iii

1 Ruang lingkup .................................................................................................................... 1

2 Acuan normatif ................................................................................................................... 1

3 Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1

4 Persyaratan mutu .............................................................................................................. 2

5 Pengambilan contoh .......................................................................................................... 2

6 Pengujian ........................................................................................................................... 2

7 Pengemasan...................................................................................................................... 3

8 Pelabelan ........................................................................................................................... 3

9 Rekomendasi ..................................................................................................................... 3

Bibliografi ................................................................................................................................. 4

Tabel 1 - Syarat mutu susu segar ........................................................................................... 2

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

ii

Prakata Standar ini merupakan revisi SNI 01-3141-1998, Susu segar. Revisi diutamakan pada persyaratan mutu dengan alasan sebagai berikut: a) Meningkatkan posisi tawar peternak sapi perah nasional b) Menyediakan bahan baku berkualitas bagi industri pengolahan susu dalam negeri c) Melindungi konsumen d) Meningkatkan kinerja agribisnis dan agroindustri e) Menunjang ekspor non migas Standar ini terdiri atas beberapa bagian yang secara umum berjudul susu segar. Bagian 1 menjelaskan tentang standar susu sapi segar dan bagian selanjutnya menjelaskan standar susu segar sesuai jenis ternak perah yang akan disusun mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 67-03:Peternakan dan Produk Peternakan. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada tanggal 5 April 2010. Hadir dalam konsensus tersebut anggota Panitia Teknis 67-03:Peternakan dan Produk Peternakan serta instansi terkait lainnya. Standar ini juga telah melalui jajak pendapat pada tanggal 27 Juli 2010 sampai dengan 26 September 2010 dan disetujui menjadi Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia (RASNI).

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

iii

Pendahuluan Susu merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dalam menjaga kesehatan. Susu sapi segar merupakan unsur penting dalam industri pengolahan susu. Sebagai pangan asal hewan, susu bersifat mudah rusak (perishable food). Dalam rangka meningkatkan peran susu segar dalam negeri dan perlindungan terhadap konsumen dan produsen, telah ditetapkan standar nasional SNI 01-3141-1998 mengenai standar susu segar.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka SNI 01-3141-1998 Susu segar perlu direvisi sebagai acuan dalam pembinaan kualitas maupun kuantitas produksinya.

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

1 dari 4

Susu segar - Bagian 1:Sapi

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan susu sapi segar. Standar ini digunakan hanya untuk susu sapi segar sebagai bahan baku pengolahan lanjut. 2 Acuan normatif Untuk acuan bertanggal berlaku edisi yang tertulis dan untuk acuan tidak bertanggal edisi terakhir yang berlaku (termasuk revisi dan amandemennya). SNI 0429, Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat.

SNI 2782, Metoda pengujian susu segar.

SNI 2896, Cara uji cemaran logam dalam makanan.

SNI 2897:2008, Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya.

SNI 7424:2008, Metode uji tapis (screening test) residu antibiotika pada daging, telur dan susu secara bioassay.

Joint IDF/ISO Standard-IDF 148-1-ISO/13366-1, Milk-Enumeration of somatic cell-part 1. Microscopic method (reference method). 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi berikut digunakan: 3.1 susu segar (raw milk) cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan 3.2 Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene-sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan pada unit usaha pangan asal hewan

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

2 dari 4

4 Persyaratan mutu

Persyaratan mutu susu segar dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 - Syarat mutu susu segar

No. Karakteristik Satuan Syarat

a. Berat Jenis (pada suhu 27,5 oC) minimum

g/ml 1,0270

b. Kadar lemak minimum % 3,0

c Kadar bahan kering tanpa lemak minimum

% 7,8

d Kadar protein minimum % 2,8

e Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada perubahan

f Derajat asam °SH 6,0 – 7,5

g pH - 6,3 – 6,8

h Uji alkohol (70 %) v/v - Negatif

i Cemaran mikroba, maksimum: 1. Total Plate Count 2. Staphylococcus aureus 3. Enterobacteriaceae

CFU/ml CFU/ml CFU/ml

1x106 1x102 1x103

j Jumlah sel somatis maksimum

sel/ml 4x105

k Residu antibiotika (Golongan penisilin,Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida)

- Negatif

l Uji pemalsuan - Negatif

m Titik beku oC -0,520 s.d - 0,560

n Uji peroxidase - Positif

o Cemaran logam berat, maksimum: 1. Timbal (Pb) 2. Merkuri (Hg) 3. Arsen (As)

µg/ml µg/ml µg/ml

0,02 0,03 0,1

5 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0429. 6 Pengujian 6.1 Cara pengujian berat jenis, kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak, kadar protein, warna, bau, rasa, kekentalan, derajat asam, pH, uji alkohol, uji pemalsuan, titik beku dan uji peroxidase sesuai dengan SNI 2782. 6.2 Cara pengujian cemaran mikroba sesuai dengan SNI 2897-2008. 6.3 Cara pengujian sel somatis sesuai dengan Joint IDF/ISO Standard-IDF 148-1-ISO/13366-1. 6.4 Cara pengujian residu antibiotik sesuai dengan SNI 7424:2008.

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

3 dari 4

6.5 Cara pengujian cemaran logam berat sesuai dengan SNI 2896. 7 Pengemasan Susu segar dikemas dalam wadah tertutup yang terbuat dari bahan yang tidak toksik dan tidak mengakibatkan penyimpangan/kerusakan susu segar selama penyimpanan dan pengangkutan. 8 Pelabelan Informasi pada label kemasan primer minimal mencantumkan nama produk, nama produsen, berat bersih atau isi bersih, dan NKV. 9 Rekomendasi Karakteristik mutu cemaran logam berat dipersyaratkan jika diperlukan dan pengujiannya sesuai dengan SNI 2896.

“Hak C

ipta B

adan

Stan

dard

isasi Nasio

nal, C

op

y stand

ar ini d

ibu

at un

tuk p

enayan

gan

di w

ebsite d

an tid

ak un

tuk d

ikom

ersialkan”

SNI 3141.1:2011

4 dari 4

Bibliografi Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan hewan; Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentan Label dan Iklan Pangan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 381/Kpts/OT.140/10/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan; CAC/RCP 57-2004 Code Of Hygienic Practice For Milk And Milk Products; SNI 7387:2009, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan; SNI 7388:2009, Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan.

1

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : HK.00.05.5.1.4547

TENTANG

PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa transisi epidemiologi dan perubahan

gaya hidup mendorong meningkatnya produksi produk pangan dengan menggunakan bahan tambahan pangan pemanis buatan;

b. bahwa penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan secara tidak tepat dan berlebihan dapat membahayakan kesehatan;

c. bahwa peraturan mengenai pemanis buatan sudah tidak memadai lagi dan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan saat ini;

d. bahwa sehubungan dengan butir a, b, dan c perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996

tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik

2

Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);

4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;

5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002;

Memperhatikan : Keputusan Kepala Badan Standardisasi

Nasional Nomor: 12/Kep/BSN-SNI.03/05/2004 tentang Penetapan 23 (Dua Puluh Tiga) Standar Nasional Indonesia.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT

DAN MAKANAN TENTANG PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan : 1. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan

ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi.

2. Pemanis buatan adalah bahan tambahan pangan yang dapat

menyebabkan rasa manis pada produk pangan yang tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori, hanya boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu.

3

3. Poliol adalah gula alkohol yang aman dalam penggunaannya,

yang secara alami dijumpai pada buah-buahan antara lain laktitol, maltitol, manitol, silitol dan sorbitol, sedangkan secara komersial diperoleh melalui proses fermentasi monosakarida dengan menggunakan kapang / khamir untuk pangan seperti Moniliella polllinis.

4. Penegas rasa adalah istilah fungsi lain yang dapat digunakan

untuk pemanis buatan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa manis gula, cita rasa buah atau aroma tertentu.

5. ADI (Acceptable Daily Intake) atau Asupan Harian yang Dapat

Diterima adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.

6. Nilai Kalori adalah kalori atau energi yang dihasilkan dari

pemanis buatan dan dinyatakan sebagai jumlah kilo kalori (kkal) per gram pemanis buatan atau dapat dinyatakan dalam unit Joule dengan kesetaraan 1 kkal = 4,18 kJ.

7. Batas penggunaan maksimum adalah jumlah milligram per

kilogram (mg/kg) pemanis buatan yang diizinkan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan atau jumlah pemanis buatan yang cukup untuk menghasilkan rasa manis yang diinginkan sesuai dengan CPPB.

8. CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) adalah suatu

pedoman yang diterapkan untuk memproduksi pangan yang memenuhi standar mutu atau persyaratan yang diterapkan secara konsisten.

9. Sediaan pemanis buatan adalah pemanis buatan dalam

bentuk tablet, granul, serbuk, kristal atau cairan yang dikemas dalam bentuk siap pakai dan disajikan seperti halnya gula.

10. GRAS (Generally Recognized As Safe) adalah pernyataan aman

bagi bahan tambahan pangan termasuk pemanis buatan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah sesuai dengan CPPB.

4

11. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

BAB II

PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

Bagian Pertama

Penggunaan Umum Pemanis Buatan dalam Produk Pangan

Pasal 2

(1) Pemanis buatan yang diizinkan ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu adalah 13 (tiga belas) jenis sesuai dengan ketentuan seperti yang tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.

(2) Pemanis buatan dapat digunakan secara tunggal ataupun

kombinasi dalam produk pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula.

(3) Pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah

padanan terhadap istilah Weight Reduction Foods, Reduce Calorie, Reduce Joule, atau Low Joule adalah produk pangan yang minimal mengandung kurang atau sama dengan 40 kalori per sajian.

(4) Pangan tanpa penambahan gula sebagaimana dimaksud ayat

(2) adalah padanan terhadap istilah no added sugar foods, without added sugar, dan no sugar added adalah produk pangan yang diolah tanpa penambahan gula (sakarosa/ sukrosa), termasuk ingredient (ramuan) yang mengandung gula (sirup, jus buah, saus apel, dan lain-lain), atau proses pengolahannya tidak menyebabkan peningkatan kadar gula secara nyata.

(5) Pemanis buatan yang diizinkan dapat dikonsumsi secara

umum termasuk penderita diabetes mellitus dan pelaku diet dengan batas maksimum penggunaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.

(6) Penetapan batas maksimum pemanis buatan dalam produk

pangan mencakup juga pemanis buatan yang berasal dari

5

komposisi produk pangan atau sebagai hasil pengolahannya (pemanis buatan bawaan) yang diperbolehkan terdapat dalam komposisi produk pangan.

Bagian Kedua

Penggunaan Pemanis Buatan Golongan Poliol

Pasal 3

(1) Golongan poliol selain berfungsi sebagai pemanis buatan

dapat pula berfungsi sebagai perisa, bahan pengisi, penstabil, pengental, antikempal, humektan, sekuestran dan bahan utama.

(2) Fungsi golongan poliol selain sebagai pemanis buatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur tersendiri oleh Kepala Badan.

(3) Golongan poliol yang berfungsi sebagai bahan utama

sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sorbitol, dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Permen dengan maksimum penggunaan 99 persen, b. Permen karet dengan maksimum penggunaan 75 persen, c. Jam dan jelli dengan maksimum penggunaan 30 persen

dan d. Produk pangan yang dipanggang dengan maksimum

penggunaan 30 persen.

Bagian Ketiga

Persetujuan Penggunaan Pemanis Buatan

Pasal 4

Penggunaan pemanis buatan selain yang disebutkan pada Lampiran 1 Keputusan ini harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan.

6

Bagian Keempat

Larangan Penggunaan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan

Pasal 5

Pemanis buatan tidak diizinkan penggunaannya pada produk pangan olahan tertentu untuk dikonsumsi oleh kelompok tertentu meliputi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya.

BAB III

KETENTUAN LABEL

Pasal 6

(1) Produk pangan yang menggunakan pemanis buatan harus mencantumkan jenis dan jumlah pemanis buatan dalam komposisi bahan atau daftar bahan pada label.

(2) Pemanis buatan dalam bentuk sediaan, pada label harus

mencantumkan : a. Nama Pemanis Buatan b. Jumlah pemanis buatan dalam bentuk tablet dinyatakan

dengan milligram (mg) dan dalam bentuk granul atau serbuk dinyatakan dengan milligram (mg) dalam kemasan sekali pakai

c. Acceptable Daily Intake kecuali bagi pemanis buatan yang tidak mempunyai ADI

d. Peringatan : tidak digunakan untuk bahan yang akan dimasak atau dipanggang.

(3) Wajib mencantumkan peringatan Fenilketonuria:

mengandung fenilalanin, yang ditulis dan terlihat jelas pada label jika makanan atau minuman atau sediaan menggunakan pemanis buatan aspartam.

(4) Wajib mencantumkan peringatan : Konsumsi berlebihan

dapat mengakibatkan efek laksatif, yang ditulis dan terlihat jelas pada label makanan atau minuman atau sediaan yang menggunakan pemanis buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini dikonsumsi lebih dari 20 gram laktitol perhari atau 20 gram manitol perhari atau 50 gram sorbitol perhari.

7

(5) Klaim yang diperbolehkan dan dapat ditulis pada label

adalah: a. Tidak menyebabkan karies gigi. b. Pangan Rendah Kalori dan Pangan Tanpa Penambahan

Gula apabila produk pangan memenuhi syarat produk pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

c. Pangan untuk penderita diabetes atau pernyataan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (5)

BAB IV

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

Pasal 7

Pengawasan dan pembinaan terhadap penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan dilakukan sepenuhnya oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.

BAB V

S A N K S I

Pasal 8

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa :

a. Peringatan tertulis b. Pencabutan izin edar dan c. Penarikan dan pemusnahan produk pangan yang

mengandung pemanis buatan yang sudah beredar. (2) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat pula dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9

Dengan ditetapkannya Keputusan ini maka semua produk pangan yang menggunakan pemanis buatan sebelum ditetapkan Keputusan ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan ini selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak ditetapkan Keputusan ini.

BAB VII

P E N U T U P

Pasal 10

(1) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang obat dan makanan.

(2) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 21 Oktober 2004 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA ttd H. SAMPURNO

9

LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.5.1.4547 TANGGAL : 21 Oktober 2004

PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN BERDASARKAN KATEGORI PANGAN

ALITAM Alitame Nilai Kalori : 1,4 kkal/g atau setara dengan 5,85 kJ/g ADI : 0,34 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

100

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar

60

01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya 100

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya: es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

100

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 100

04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam

40

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

300

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

40

05.0 KEMBANG GULA 300

10

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

06.0 SEREAL DAN PRODUK SEREAL TERMASUK TEPUNG DAN PATI DARI AKAR-AKARAN DAN UMBI-UMBIAN, KACANG-KACANGAN DAN POLONG-POLONGAN, SELAIN PRODUK BAKERI KATEGORI 07.0

200

07.0 PRODUK BAKERI 200

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya: campuran bumbu untuk mi instan)

100

12.5 Sup dan kaldu 40

12.6 Saus dan produk sejenisnya 40

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

300

14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 40

14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks

40

11

ASESULFAM – K

Acesulfame potassium Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g DI : 15 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

500

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

500

01.3.1 Susu kental (tawar) 500

01.3.2 Krimer minuman (krimer bukan susu) CPPB

01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB

01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB

01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, pudding, buah atau yogurt beraroma)

1000

02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak

CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

1000

03.0 ES TERMASUK SHERBET DAN SORBET 800

04.1.2.1 Buah beku 500

04.1.2.2 Buah kering 500

04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam

200

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

500

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

1000

04.1.2.7 Buah bergula 500

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

1000

12

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert)

berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

1000

04.1.2.10 Produk buah fermentasi CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

1000

04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 500

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

200

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

350

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

2500

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

350

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran CPPB

05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/kue

2500

05.1.2 Kakao campuran (sirup) 2500

05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan pengisi

2500

05.1.4 Kakao dan produk coklat 1000

05.1.5 Coklat imitasi, produk coklat pengganti 2500

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

2000

05.3 Permen karet 5000

05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

500

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1200

06.4 Pasta dan mi serta produk sejenisnya (misalnya : beras kertas, beras vermicelli)

200

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : pudding beras, pudding tapioka)

350

07.1 Roti dan produk bakeri CPPB

07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)

200

13

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya :

donut, roti gulung manis, scone dan muffin)

2000

07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran panekuk)

1000

09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan.

600

09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air yang berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

350

11.4 Gula dan sirup lainnya ( misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

1000

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

CPPB

12.3 Cuka CPPB

12.4 Mustards 350

12.5 Sup dan kaldu 110

12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)

1000

12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

350

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350

12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)

350

12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

1000

13.3.1 Makanan khusus untuk pengobatan bagi orang dewasa

450

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

450

14

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 13.5

Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

500

13.6 Suplemen makanan 2000

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

600

14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

600

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

500

14.1.3.2 Nektar sayur-sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

500

14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks

600

14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

500

14.21 Bir dan minuman dari gandum 350

14.2.2 Cider dan perry 350

14.2.3 Minuman anggur 500

14.2.4 Wines (selain dari anggur) CPPB

14.2.5 Mead CPPB

14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alcohol lebih dari 15%

CPPB

14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)

350

15.1 Makanan ringan – berbasis kentang, sereal, tepung atau kanji (dari akar-akaran dan umbi-umbian, kacang-kacangan dan polong-polongan)

1000

15.2 Kacang olahan, termasuk kacang yang dilapis dan kacang campur (mis dengan : buah kering)

1000

15.3 Makanan ringan – berbasis ikan 350

15

ASPARTAM Aspartame Nilai Kalori : 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g ADI : 50 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

600

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar)

2000

01.3.2 Krimmer minuman (krimer bukan susu) CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB

01.4.2 Krim whipping atau whipped atau krim rendah lemak yang disterilkan, di UHT

CPPB

01.4.3 Krim yang digumpalkan CPPB

01.4.4 Krim tiruan 1000

01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB

01.5.2 Susu dan krim bubuk tiruan 2000

01.5.3 Campuran susu dan krim bubuk tawar dan beraroma

CPPB

01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB

01.6.5 Keju tiruan 1000

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

3000

02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak

CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

3000

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 3000

04.1.2.1 Buah beku CPPB

04.1.2.2 Buah kering 3000

04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam

300

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

1000

16

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

2000

04.1.2.7 Buah bergula 2000

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

3000

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

3000

04.1.2.10 Produk buah fermentasi 2000

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

3000

04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 2000

04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku

1000

04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering

1000

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

300

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

1000

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

3000

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

1000

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 2500

04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau digoreng

1000

05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/kue

3000

05.1.2 Kakao campuran (sirup) 3000

05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan pengisi 3000

05.1.4 Kakao dan produk coklat 2500

05.1.5 coklat imitasi, produk coklat pengganti 3000

17

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan

permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

10000

05.3 Permen karet 10000

05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

1000

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 5000

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

1000

07.1 Roti dan produk bakeri 4000

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 5000

08.2 Produk olahan dari daging unggas, dan hewan buruan (utuh atau potongan)

300

08.3 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan

300

09.2 Ikan olahan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

300

09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerang, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan

300

10.2.3 Produk telur kering dan/atau telur yang dikoagulasi dengan pemanasan

1000

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

1000

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

3000

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

2000

12.4 Mustards 350

12.5 Sup dan kaldu 600

12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)

2000

12.6.2 Saus non emulasi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

2000

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350

12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)

350

18

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

12.7

Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

1000

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 800

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

800

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

2000

13.6 Suplemen makanan 5500

14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 2000

14.1.3 Nektar buah-buahan dan nektar sayur-sayuran

2000

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600

14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades

600

14.1.4.2 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

CPPB

14.2.1 Bir dan minuan dari gandum 600

14.2.2 Cider dan perry 600

14.2.3 Minuman anggur 600

14.2.4 Wines (selain dari anggur) 700

14.2.5 Mead 700

14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alkohol lebih dari 15%

700

15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 500

19

ISOMALT Isomalt

Nilai Kalori : ≥2kkal/g atau setara dengan ≥8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan

CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB

04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah

CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB

04.1.2.7 Buah bergula CPPB

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah-buahan untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

20

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB

08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar), utuh atau potongan

CPPB

08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan

CPPB

09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan

CPPB

09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan

CPPB

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB

09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dimasak

CPPB

09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng

CPPB

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

CPPB

21

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

22

LAKTITOL Lactytol Nilai Kalori : 2 kkal/g atau setara dengan 8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan

CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB

04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam

CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB

04.1.2.7 Buah bergula CPPB

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB

23

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

09.2.1

Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

CPPB

13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

24

MALTITOL Maltitol Nilai Kalori : 2,1 kkal/g atau setara dengan 8,78 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan

CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB

04.1.2.7 Buah bergula CPPB

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB

25

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

09.2.1

Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

CPPB

13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

26

MANITOL Mannitol Nilai Kalori : 1,6 kkal/g atau setara dengan 6,69 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan

CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB

02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB

04.1.2.7 Buah bergula CPPB

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB

27

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

09.2.1

Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

28

NEOTAM Neotame Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0 – 2 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

15

01.4.2 Krim “whipping” atau “whipped” atau krim rendah lemak yang disterilkan, di UHT

25

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

Yogurt (Strawberry) 15

Pudding dessert 45

Gelatin dessert 19

Ice cream 20

Frozen novelties (ices) 20

02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak

25

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

100

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

19

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

30

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

Kembang gula keras 60

Kembang gula lunak (karamel) 28

05.3 Permen karet 250

05.4 Dekorasi (misalnya: untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

50

29

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 46

07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)

Cookies 60

Cake kuning 35

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

25

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 17

14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades

Minuman elektrolit 15

Campuran minuman ringan (lemonade) 16

Campuran minuman teh es 12

14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

8

30

SAKARIN (dan GARAM NATRIUM, KALIUM, KALSIUM) Saccharin (and Sodium, Potassium, Calcium Salts) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 5 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

400

01.2.1 Susu fermentasi (tawar) 200

01.2.2 Susu yang digumpalkan dengan enzim rennin

CPPB

01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) 100

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

200

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

100

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 300

04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam

160

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

200

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 200

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

200

04.1.2.7 Buah bergula 500

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

200

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

100

04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku

500

04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering

500

31

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

04.2.2.3

Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

2000

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

500

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

500

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

500

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 500

04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau digoreng

500

05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/ kue

500

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

3000

05.3 Permen karet 3000

05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

500

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 100

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

100

07.1.3 Produk bakeri lainnya (misalnya : bagel, pita, english muffins)

15

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 2000

08.2.1.1 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang telah diasapi dan digarami tanpa pemanasan dalam bentuk utuh ataupun potongan

2000

08.2.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dipanaskan dalam bentuk utuh ataupun potongan

500

08.3.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan dan mengalami pemanasan

500

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak 500

32

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

1200

09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli

160

09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam

2000

09.3.3 Pengganti telur salmon, caviar, dan produk telur ikan lainnya

160

09.3.4 Ikan dan produk ikan semi-pengawetan, ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi (misalnya : fish paste) kecuali produk-produk pada kategori 09.3.1 – 09.3.3

1200

09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi

200

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

100

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

300

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

4545

12.3 Cuka 300

12.4 Mustards 320

12.5 Sup dan kaldu 110

12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)

500

12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

160

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 300

12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)

500

12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

200

33

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 300

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

300

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk pada kategori pangan 13.1-13.4

500

13.6 Suplemen makanan 1200

14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-buahan

300

14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran

300

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

80

14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)

300

14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)

300

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 500

14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades

500

14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 2000

14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

200

14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 80

14.2.2 Cider dan perry 80

14.2.3 Minuman anggur 80

14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)

80

15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 100

16.0 COMPOSITE FOODS – MAKANAN -MAKANAN YANG TIDAK BISA DITEMPATKAN PADA KATEGORI 01-15

200

34

SIKLAMAT (ASAM SIKLAMAT DAN GARAM NATRIUM, KALIUM KALSIUM)

Cyclamates (Cyclamic Acid and Sodium, Potassium, and Calcium Salts)

(Dihitung sebagai asam siklamat) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-11 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

400

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

250

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

250

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 250

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

1000

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

1000

04.1.2.7 Buah bergula 500

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

250

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

250

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

100

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

250

05.1 Produk kakao dan produk coklat imitasi dan coklat pengganti

500

35

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

500

05.3 Peremen karet 3000

05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

500

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka

250

07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)

1600

07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)

2000

07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran penekuk)

1600

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

250

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

500

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)

500

12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

500

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 1300

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

1300

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

1300

13.6 Suplemen makanan 1250

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

1000

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

1000

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 1000

36

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades

1000

14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 250

14.2.2 Cider dan perry 250

14.2.3 Minuman anggur 250

14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)

250

37

SILITOL Xylitol Nilai Kalori : 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan

CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB

04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah

CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB

04.1.2.7 Buah bergula CPPB

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

04.2.1.12 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

38

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB

08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar), utuh atau potongan

CPPB

08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan

CPPB

09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan

CPPB

09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan

CPPB

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB

09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dimasak

CPPB

09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng

CPPB

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

35000

10.2.2 Produk telur beku CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

39

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

CPPB

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

40

SORBITOL Sorbitol Nilai Kalori : 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan

CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB

02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB

04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah

CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB

04.1.2.7 Buah bergula CPPB

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran

CPPB

41

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

05.0 KEMBANG GULA CPPB

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB

08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar), utuh atau potongan

CPPB

08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan

5000

09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air kerkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan.

CPPB

09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan

CPPB

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB

09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dimasak

CPPB

09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng

CPPB

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

35000

10.2.2 Produk telur beku CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi isntan)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

42

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

CPPB

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

43

SUKRALOSA Sucralose Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-15 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya : susu Coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

300

01.2.1.2 Produk susu fermentasi (tawar) yang diberi perlakuan panas setelah proses fermentasi

250

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

400

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

250

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 400

04.1.2.1 Buah beku 150

04.1.2.2 Buah kering 150

04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam

150

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

450

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 450

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

800

04.1.2.7 Buah bergula 800

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

450

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

1250

04.1.2.10 Produk buah fermentasi 150

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

250

04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 150

04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku

150

44

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan, dan biji-bijian kering

150

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

450

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

150

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

1500

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

500

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 150

04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau digoreng

150

05.1 Produk kakao dan produk coklat termasuk coklat imitasi dan coklat pengganti

1500

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3,05.4

1500

05.3 Permen karet 5000

Permen karet rendah kalori

05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

1000

06.1 Biji utuh, patah atau serpihan, termasuk beras 600

06.2 Tepung dan pati 600

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1000

06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)

600

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

1250

06.6 Adonan (misalnya : remasan roti atau adonan untuk melumuri ikan atau unggas)

600

06.7 Kue beras (hanya tipe oriental) 600

07.1 Roti dan produk bakeri 750

07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)

750

07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)

800

45

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran panekuk)

750

09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli

450

09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam

450

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

250

11.1 Gula murni dan gula pasir 1500

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

1500

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

700

12.4 Mustards 400

12.5 Sup dan kaldu 1250

12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)

1250

12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

1250

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 450

12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)

450

12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

1250

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 400

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

1250

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

800

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

250

46

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg)

14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

250

14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-buahan

1250

14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran

1250

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

250

14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)

1250

14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)

1250

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600

14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades

600

14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 1250

14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

250

14.2 Minuman beralkohol dan sejenisnya yang bebas dan rendah alkohol

700

15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 1000

1

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : HK.00.05.5.1.4547

TENTANG

PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa transisi epidemiologi dan perubahan

gaya hidup mendorong meningkatnya produksi produk pangan dengan menggunakan bahan tambahan pangan pemanis buatan;

b. bahwa penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan secara tidak tepat dan berlebihan dapat membahayakan kesehatan;

c. bahwa peraturan mengenai pemanis buatan sudah tidak memadai lagi dan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan saat ini;

d. bahwa sehubungan dengan butir a, b, dan c perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996

tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik

2

Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);

4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;

5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002;

Memperhatikan : Keputusan Kepala Badan Standardisasi

Nasional Nomor: 12/Kep/BSN-SNI.03/05/2004 tentang Penetapan 23 (Dua Puluh Tiga) Standar Nasional Indonesia.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT

DAN MAKANAN TENTANG PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan : 1. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan

ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi.

2. Pemanis buatan adalah bahan tambahan pangan yang dapat

menyebabkan rasa manis pada produk pangan yang tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori, hanya boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu.

3

3. Poliol adalah gula alkohol yang aman dalam penggunaannya,

yang secara alami dijumpai pada buah-buahan antara lain laktitol, maltitol, manitol, silitol dan sorbitol, sedangkan secara komersial diperoleh melalui proses fermentasi monosakarida dengan menggunakan kapang / khamir untuk pangan seperti Moniliella polllinis.

4. Penegas rasa adalah istilah fungsi lain yang dapat digunakan

untuk pemanis buatan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa manis gula, cita rasa buah atau aroma tertentu.

5. ADI (Acceptable Daily Intake) atau Asupan Harian yang Dapat

Diterima adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.

6. Nilai Kalori adalah kalori atau energi yang dihasilkan dari

pemanis buatan dan dinyatakan sebagai jumlah kilo kalori (kkal) per gram pemanis buatan atau dapat dinyatakan dalam unit Joule dengan kesetaraan 1 kkal = 4,18 kJ.

7. Batas penggunaan maksimum adalah jumlah milligram per

kilogram (mg/kg) pemanis buatan yang diizinkan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan atau jumlah pemanis buatan yang cukup untuk menghasilkan rasa manis yang diinginkan sesuai dengan CPPB.

8. CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) adalah suatu

pedoman yang diterapkan untuk memproduksi pangan yang memenuhi standar mutu atau persyaratan yang diterapkan secara konsisten.

9. Sediaan pemanis buatan adalah pemanis buatan dalam

bentuk tablet, granul, serbuk, kristal atau cairan yang dikemas dalam bentuk siap pakai dan disajikan seperti halnya gula.

10. GRAS (Generally Recognized As Safe) adalah pernyataan aman

bagi bahan tambahan pangan termasuk pemanis buatan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah sesuai dengan CPPB.

4

11. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

BAB II

PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN

Bagian Pertama

Penggunaan Umum Pemanis Buatan dalam Produk Pangan

Pasal 2

(1) Pemanis buatan yang diizinkan ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu adalah 13 (tiga belas) jenis sesuai dengan ketentuan seperti yang tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.

(2) Pemanis buatan dapat digunakan secara tunggal ataupun

kombinasi dalam produk pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula.

(3) Pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah

padanan terhadap istilah Weight Reduction Foods, Reduce Calorie, Reduce Joule, atau Low Joule adalah produk pangan yang minimal mengandung kurang atau sama dengan 40 kalori per sajian.

(4) Pangan tanpa penambahan gula sebagaimana dimaksud ayat

(2) adalah padanan terhadap istilah no added sugar foods, without added sugar, dan no sugar added adalah produk pangan yang diolah tanpa penambahan gula (sakarosa/ sukrosa), termasuk ingredient (ramuan) yang mengandung gula (sirup, jus buah, saus apel, dan lain-lain), atau proses pengolahannya tidak menyebabkan peningkatan kadar gula secara nyata.

(5) Pemanis buatan yang diizinkan dapat dikonsumsi secara

umum termasuk penderita diabetes mellitus dan pelaku diet dengan batas maksimum penggunaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.

(6) Penetapan batas maksimum pemanis buatan dalam produk

pangan mencakup juga pemanis buatan yang berasal dari

5

komposisi produk pangan atau sebagai hasil pengolahannya (pemanis buatan bawaan) yang diperbolehkan terdapat dalam komposisi produk pangan.

Bagian Kedua

Penggunaan Pemanis Buatan Golongan Poliol

Pasal 3

(1) Golongan poliol selain berfungsi sebagai pemanis buatan

dapat pula berfungsi sebagai perisa, bahan pengisi, penstabil, pengental, antikempal, humektan, sekuestran dan bahan utama.

(2) Fungsi golongan poliol selain sebagai pemanis buatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur tersendiri oleh Kepala Badan.

(3) Golongan poliol yang berfungsi sebagai bahan utama

sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sorbitol, dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Permen dengan maksimum penggunaan 99 persen, b. Permen karet dengan maksimum penggunaan 75 persen, c. Jam dan jelli dengan maksimum penggunaan 30 persen

dan d. Produk pangan yang dipanggang dengan maksimum

penggunaan 30 persen.

Bagian Ketiga

Persetujuan Penggunaan Pemanis Buatan

Pasal 4

Penggunaan pemanis buatan selain yang disebutkan pada Lampiran 1 Keputusan ini harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan.

6

Bagian Keempat

Larangan Penggunaan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan

Pasal 5

Pemanis buatan tidak diizinkan penggunaannya pada produk pangan olahan tertentu untuk dikonsumsi oleh kelompok tertentu meliputi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya.

BAB III

KETENTUAN LABEL

Pasal 6

(1) Produk pangan yang menggunakan pemanis buatan harus mencantumkan jenis dan jumlah pemanis buatan dalam komposisi bahan atau daftar bahan pada label.

(2) Pemanis buatan dalam bentuk sediaan, pada label harus

mencantumkan : a. Nama Pemanis Buatan b. Jumlah pemanis buatan dalam bentuk tablet dinyatakan

dengan milligram (mg) dan dalam bentuk granul atau serbuk dinyatakan dengan milligram (mg) dalam kemasan sekali pakai

c. Acceptable Daily Intake kecuali bagi pemanis buatan yang tidak mempunyai ADI

d. Peringatan : tidak digunakan untuk bahan yang akan dimasak atau dipanggang.

(3) Wajib mencantumkan peringatan Fenilketonuria:

mengandung fenilalanin, yang ditulis dan terlihat jelas pada label jika makanan atau minuman atau sediaan menggunakan pemanis buatan aspartam.

(4) Wajib mencantumkan peringatan : Konsumsi berlebihan

dapat mengakibatkan efek laksatif, yang ditulis dan terlihat jelas pada label makanan atau minuman atau sediaan yang menggunakan pemanis buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini dikonsumsi lebih dari 20 gram laktitol perhari atau 20 gram manitol perhari atau 50 gram sorbitol perhari.

7

(5) Klaim yang diperbolehkan dan dapat ditulis pada label

adalah: a. Tidak menyebabkan karies gigi. b. Pangan Rendah Kalori dan Pangan Tanpa Penambahan

Gula apabila produk pangan memenuhi syarat produk pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

c. Pangan untuk penderita diabetes atau pernyataan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (5)

BAB IV

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

Pasal 7

Pengawasan dan pembinaan terhadap penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan dilakukan sepenuhnya oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.

BAB V

S A N K S I

Pasal 8

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa :

a. Peringatan tertulis b. Pencabutan izin edar dan c. Penarikan dan pemusnahan produk pangan yang

mengandung pemanis buatan yang sudah beredar. (2) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat pula dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9

Dengan ditetapkannya Keputusan ini maka semua produk pangan yang menggunakan pemanis buatan sebelum ditetapkan Keputusan ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan ini selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak ditetapkan Keputusan ini.

BAB VII

P E N U T U P

Pasal 10

(1) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang obat dan makanan.

(2) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 21 Oktober 2004 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA ttd H. SAMPURNO

9

LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.5.1.4547 TANGGAL : 21 Oktober 2004

PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN BERDASARKAN KATEGORI PANGAN

ALITAM Alitame Nilai Kalori : 1,4 kkal/g atau setara dengan 5,85 kJ/g ADI : 0,34 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

100

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar

60

01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya 100 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbahan dasar susu (misalnya: es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

100 03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 100 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan

garam 40

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan

(misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

300

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

40

05.0 KEMBANG GULA 300

10

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 06.0 SEREAL DAN PRODUK SEREAL

TERMASUK TEPUNG DAN PATI DARI AKAR-AKARAN DAN UMBI-UMBIAN, KACANG-KACANGAN DAN POLONG-POLONGAN, SELAIN PRODUK BAKERI KATEGORI 07.0

200

07.0 PRODUK BAKERI 200 11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose,

maple syrup, sugar toppings) CPPB

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang

mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya: campuran bumbu untuk mi instan)

100

12.5 Sup dan kaldu 40 12.6 Saus dan produk sejenisnya 40 13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen

makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

300

14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 40 14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk

minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks

40

11

ASESULFAM – K Acesulfame potassium Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g DI : 15 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

500

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

500

01.3.1 Susu kental (tawar) 500 01.3.2 Krimer minuman (krimer bukan susu) CPPB 01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB 01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB 01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbahan dasar susu (misalnya : es susu, pudding, buah atau yogurt beraroma)

1000

02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak

CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

1000

03.0 ES TERMASUK SHERBET DAN SORBET 800 04.1.2.1 Buah beku 500 04.1.2.2 Buah kering 500 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan

garam 200

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

500

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan

(misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

1000

04.1.2.7 Buah bergula 500 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,

meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

1000

12

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert)

berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

1000

04.1.2.10 Produk buah fermentasi CPPB 04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk

produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

1000

04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 500 04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka,

minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

200

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

350

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

2500

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

350

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran CPPB 05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao

mass/kue 2500

05.1.2 Kakao campuran (sirup) 2500 05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan

pengisi 2500

05.1.4 Kakao dan produk coklat 1000 05.1.5 Coklat imitasi, produk coklat pengganti 2500 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan

permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

2000

05.3 Permen karet 5000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery

wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

500

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1200 06.4 Pasta dan mi serta produk sejenisnya

(misalnya : beras kertas, beras vermicelli) 200

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : pudding beras, pudding tapioka)

350

07.1 Roti dan produk bakeri CPPB 07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi

buah-buahan atau puding) 200

13

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya :

donut, roti gulung manis, scone dan muffin)

2000

07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran panekuk)

1000

09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan.

600

09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air yang berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

350

11.4 Gula dan sirup lainnya ( misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

1000

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

CPPB

12.3 Cuka CPPB 12.4 Mustards 350 12.5 Sup dan kaldu 110 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad

dressing) 1000

12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

350

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap

ikan) 350

12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

1000

13.3.1 Makanan khusus untuk pengobatan bagi orang dewasa

450

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan

450

14

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 13.5

Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

500

13.6 Suplemen makanan 2000 14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau

dibotolkan (pasteurisasi) 600

14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

600

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

500

14.1.3.2 Nektar sayur-sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

500

14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks

600

14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

500

14.21 Bir dan minuman dari gandum 350 14.2.2 Cider dan perry 350 14.2.3 Minuman anggur 500 14.2.4 Wines (selain dari anggur) CPPB 14.2.5 Mead CPPB 14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alcohol

lebih dari 15% CPPB

14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)

350

15.1 Makanan ringan – berbasis kentang, sereal, tepung atau kanji (dari akar-akaran dan umbi-umbian, kacang-kacangan dan polong-polongan)

1000

15.2 Kacang olahan, termasuk kacang yang dilapis dan kacang campur (mis dengan : buah kering)

1000

15.3 Makanan ringan – berbasis ikan 350

15

ASPARTAM Aspartame Nilai Kalori : 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g ADI : 50 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

600

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar)

2000

01.3.2 Krimmer minuman (krimer bukan susu) CPPB 01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.4.2 Krim whipping atau whipped atau krim

rendah lemak yang disterilkan, di UHT CPPB

01.4.3 Krim yang digumpalkan CPPB 01.4.4 Krim tiruan 1000 01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB 01.5.2 Susu dan krim bubuk tiruan 2000 01.5.3 Campuran susu dan krim bubuk tawar

dan beraroma CPPB

01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB 01.6.5 Keju tiruan 1000 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

3000

02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak

CPPB

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

3000

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 3000 04.1.2.1 Buah beku CPPB 04.1.2.2 Buah kering 3000 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan

garam 300

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

1000

16

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan

(misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

2000

04.1.2.7 Buah bergula 2000 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,

meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

3000

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

3000

04.1.2.10 Produk buah fermentasi 2000 04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk

produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

3000

04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 2000 04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

beku 1000

04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering

1000

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

300

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

1000

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

3000

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

1000

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 2500 04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak

atau digoreng 1000

05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/kue

3000

05.1.2 Kakao campuran (sirup) 3000 05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan pengisi 3000 05.1.4 Kakao dan produk coklat 2500 05.1.5 coklat imitasi, produk coklat pengganti 3000

17

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan

permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

10000

05.3 Permen karet 10000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery

wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

1000

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 5000 06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati

(misalnya : puding beras, puding tapioka)

1000 07.1 Roti dan produk bakeri 4000 07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 5000 08.2 Produk olahan dari daging unggas, dan

hewan buruan (utuh atau potongan) 300

08.3 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan

300

09.2 Ikan olahan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

300

09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-

kerang, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan

300

10.2.3 Produk telur kering dan/atau telur yang dikoagulasi dengan pemanasan

1000

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

1000

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

3000

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

2000

12.4 Mustards 350 12.5 Sup dan kaldu 600 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad

dressing) 2000

12.6.2 Saus non emulasi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

2000

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap

ikan) 350

18

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 12.7

Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

1000

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 800 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan 800

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

2000

13.6 Suplemen makanan 5500 14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 2000 14.1.3 Nektar buah-buahan dan nektar sayur-

sayuran 2000

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk

punches dan ades 600

14.1.4.2 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

CPPB

14.2.1 Bir dan minuan dari gandum 600 14.2.2 Cider dan perry 600 14.2.3 Minuman anggur 600 14.2.4 Wines (selain dari anggur) 700 14.2.5 Mead 700 14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alkohol

lebih dari 15% 700

15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 500

19

ISOMALT Isomalt

Nilai Kalori : ≥2kkal/g atau setara dengan ≥8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk

tiruan CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut

(dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah

CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut

(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah-buahan untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

20

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked

atau kering) CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB 08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar),

utuh atau potongan CPPB

08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan

CPPB

09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan

CPPB

09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan

CPPB

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB 09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras,

dan cumi-cumi yang dimasak CPPB

09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng

CPPB

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

CPPB

12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan CPPB

21

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan

untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

22

LAKTITOL Lactytol Nilai Kalori : 2 kkal/g atau setara dengan 8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk

tiruan CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan

garam CPPB

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut

(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk

produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-

cooked atau kering) CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB

23

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 09.2.1

Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan CPPB

13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

24

MALTITOL Maltitol Nilai Kalori : 2,1 kkal/g atau setara dengan 8,78 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk

tiruan CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut

(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk

produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-

cooked atau kering) CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB

25

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 09.2.1

Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan CPPB

13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

26

MANITOL Mannitol Nilai Kalori : 1,6 kkal/g atau setara dengan 6,69 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk

tiruan CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut

(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk

produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-

cooked atau kering) CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB

27

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 09.2.1

Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

CPPB

12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan

untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

28

NEOTAM Neotame Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0 – 2 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

15

01.4.2 Krim “whipping” atau “whipped” atau krim rendah lemak yang disterilkan, di UHT

25

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

Yogurt (Strawberry) 15 Pudding dessert 45 Gelatin dessert 19 Ice cream 20 Frozen novelties (ices) 20 02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk

produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak

25

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,

meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

100

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

19

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

30

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

Kembang gula keras 60 Kembang gula lunak (karamel) 28 05.3 Permen karet 250 05.4 Dekorasi (misalnya: untuk fine bakery wares),

toping (non-buah) dan saus-saus manis

50

29

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 46 07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi

buah-buahan atau puding)

Cookies 60 Cake kuning 35 11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang

mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

25

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 17 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk

punches dan ades Minuman elektrolit 15 Campuran minuman ringan (lemonade) 16 Campuran minuman teh es 12 14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions,

sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

8

30

SAKARIN (dan GARAM NATRIUM, KALIUM, KALSIUM) Saccharin (and Sodium, Potassium, Calcium Salts) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 5 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

400

01.2.1 Susu fermentasi (tawar) 200 01.2.2 Susu yang digumpalkan dengan enzim

rennin CPPB

01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) 100 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

200

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

100

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 300 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan

garam 160

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau

buah dalam botol 200

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 200 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan

(misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

200

04.1.2.7 Buah bergula 500 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,

meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

200

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

100

04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku

500

04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering

500

31

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 04.2.2.3

Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

2000

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

500

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

500

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

500

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 500 04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak

atau digoreng 500

05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/ kue

500

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

3000

05.3 Permen karet 3000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery

wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

500

06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 100 06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati

(misalnya : puding beras, puding tapioka) 100

07.1.3 Produk bakeri lainnya (misalnya : bagel, pita, english muffins)

15

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 2000 08.2.1.1 Produk olahan dari daging unggas dan

hewan buruan yang telah diasapi dan digarami tanpa pemanasan dalam bentuk utuh ataupun potongan

2000

08.2.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dipanaskan dalam bentuk utuh ataupun potongan

500

08.3.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan dan mengalami pemanasan

500

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak 500

32

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-

kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

1200

09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli

160

09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam

2000

09.3.3 Pengganti telur salmon, caviar, dan produk telur ikan lainnya

160

09.3.4 Ikan dan produk ikan semi-pengawetan, ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi (misalnya : fish paste) kecuali produk-produk pada kategori 09.3.1 – 09.3.3

1200

09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi

200

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

100

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

300

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

4545

12.3 Cuka 300 12.4 Mustards 320 12.5 Sup dan kaldu 110 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad

dressing) 500

12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

160

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 300 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap

ikan) 500

12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

200

33

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 300 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan 300

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk pada kategori pangan 13.1-13.4

500

13.6 Suplemen makanan 1200 14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-

buahan 300

14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran

300

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

80

14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)

300

14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)

300

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 500 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches

dan ades 500

14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 2000 14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal

panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

200

14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 80 14.2.2 Cider dan perry 80 14.2.3 Minuman anggur 80 14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir,

wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)

80

15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 100 16.0 COMPOSITE FOODS – MAKANAN -MAKANAN YANG

TIDAK BISA DITEMPATKAN PADA KATEGORI 01-15

200

34

SIKLAMAT (ASAM SIKLAMAT DAN GARAM NATRIUM, KALIUM KALSIUM) Cyclamates (Cyclamic Acid and Sodium, Potassium, and Calcium Salts) (Dihitung sebagai asam siklamat) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-11 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

400

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

250

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

250

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 250 04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau

buah dalam botol 1000

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan

(misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

1000

04.1.2.7 Buah bergula 500 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi

bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

250

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

250

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

100

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

250

05.1 Produk kakao dan produk coklat imitasi dan coklat pengganti

500

35

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan

permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4

500

05.3 Peremen karet 3000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery

wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis

500

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka

250

07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)

1600

07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)

2000

07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran penekuk)

1600

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

250

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

500

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)

500

12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

500

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 1300 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan 1300

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

1300

13.6 Suplemen makanan 1250 14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau

dibotolkan (pasteurisasi) 1000

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

1000

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 1000

36

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches

dan ades 1000

14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 250 14.2.2 Cider dan perry 250 14.2.3 Minuman anggur 250 14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir,

wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)

250

37

SILITOL Xylitol Nilai Kalori : 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk

tiruan CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang

disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah

CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut

(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

04.2.1.12 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran

CPPB

05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB

38

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked

atau kering) CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB 08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar),

utuh atau potongan CPPB

08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan

CPPB

09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan

CPPB

09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan

CPPB

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB 09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan

cumi-cumi yang dimasak CPPB

09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng

CPPB

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-

kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

35000

10.2.2 Produk telur beku CPPB 10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur

(misalnya : custard) CPPB

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

CPPB

12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB

39

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan CPPB

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

40

SORBITOL Sorbitol Nilai Kalori : 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally

Recognized as Safe (GRAS)

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

CPPB

01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)

CPPB

01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya

CPPB

01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk

tiruan CPPB

01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut

berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

CPPB

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut

(dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah

CPPB

04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut

(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

CPPB

04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

CPPB

04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian

segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran

CPPB

41

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked

atau kering) CPPB

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

CPPB

07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB 08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar),

utuh atau potongan CPPB

08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan

5000

09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi

CPPB

09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air kerkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan.

CPPB

09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan

CPPB

09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB 09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan

cumi-cumi yang dimasak CPPB

09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng

CPPB

09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami

35000

10.2.2 Produk telur beku CPPB 10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur

(misalnya : custard) CPPB

11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi isntan)

CPPB

12.4 Mustards CPPB

42

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan CPPB

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

CPPB

43

SUKRALOSA Sucralose Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-15 mg/kg berat badan

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,

dan/atau terfermentasi (misalnya : susu Coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)

300

01.2.1.2 Produk susu fermentasi (tawar) yang diberi perlakuan panas setelah proses fermentasi

250

01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)

400

02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)

250

03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 400 04.1.2.1 Buah beku 150 04.1.2.2 Buah kering 150 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan

garam 150

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol

450

04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 450 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya :

chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5

800

04.1.2.7 Buah bergula 800 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,

meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa

450

04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah

1250

04.1.2.10 Produk buah fermentasi 150 04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk

produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree

250

04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 150 04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

beku 150

44

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan,

dan biji-bijian kering 150

04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar

450

04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch

150

04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian

1500

04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5

500

04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 150 04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau

digoreng 150

05.1 Produk kakao dan produk coklat termasuk coklat imitasi dan coklat pengganti

1500

05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3,05.4

1500

05.3 Permen karet 5000 Permen karet rendah kalori 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares),

toping (non-buah) dan saus-saus manis

1000 06.1 Biji utuh, patah atau serpihan, termasuk beras 600 06.2 Tepung dan pati 600 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1000 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-

cooked atau kering) 600

06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)

1250

06.6 Adonan (misalnya : remasan roti atau adonan untuk melumuri ikan atau unggas)

600

06.7 Kue beras (hanya tipe oriental) 600 07.1 Roti dan produk bakeri 750 07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi

buah-buahan atau puding) 750

07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)

800

45

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas

Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery

(misalnya : campuran kue, campuran panekuk)

750

09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli

450

09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam

450

10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)

250

11.1 Gula murni dan gula pasir 1500 11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose,

maple syrup, sugar toppings) 1500

11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi

CPPB

12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)

700

12.4 Mustards 400 12.5 Sup dan kaldu 1250 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad

dressing) 1250

12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)

1250

12.6.3 Campuran sup dan kaldu 450 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai,

kecap ikan) 450

12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3

1250

13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 400 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat

badan dan pelangsingan 1250

13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4

800

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)

250

46

No. Kat.

Pangan

Kategori Pangan

Batas Penggunaan Maksimum

(mg/kg) 14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau

dibotolkan (pasteurisasi) 250

14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-buahan

1250

14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran

1250

14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)

250

14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)

1250

14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)

1250

14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches

dan ades 600

14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 1250 14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions,

sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao

250

14.2 Minuman beralkohol dan sejenisnya yang bebas dan rendah alkohol

700

15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 1000