lampiran - repository.ipb.ac.id · lampiran 1. pengaturan unsur dalam standar (bsn, 2007b) 117...
TRANSCRIPT
117
Lampiran 3. Contoh Regulasi Teknis yang Memberlakukan Wajib SNI
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : HK.00.05.5.1.4547
TENTANG
PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN
PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
126
Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Focus Group Discussion
Daftar Peserta FGD 6 Desember 2010
No. Daftar Undangan Nama Peserta
Badan POM:1 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan BerbahayaDR. Roy A. Sparringa, M.App.Sc.
2 Direktur Standardisasi Produk Pangan Ir. Tetty H. Sihombing, MP
3 Direktur Penilaian Keamanan Pangan Elin Herlina4 Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Suratmono7 Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan Dra. Deksa Presiana,
M.Kes8 Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan
Bahan Tambahan PanganIr. Gasilan
9 Kasubdit Standardisasi Pangan Khusus Yusra Egayanti, Desy Rastawaty
10 Kasie. Standardisasi Produk Pangan Dra. Lasrida Yuniaty, Apt11 Kasie. Kodeks Pangan Ati Widya Perana, SP12 Kasie TOP Tristya Yunita13 Staf Subdit Standardisasi Pangan Olahan Sofhiani Dewi, Dyah
Setyowati, Ade Maulana, Latifah
Undangan lain:14 Direktur Mutu dan Standardisasi,
Kementerian Pertanian Danny Yudhitia Permana
15 Direktur Industri Minuman dan Tembakau, Kementerian Perindustrian
Agus Sutopo
16 Direktur Pengolahan Hasil, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Theresia Istihastuti
17 Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar, BSN (Badan Standardisasi Nasional)
Singgih
18 Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)
Roch Ratri Wandansari, Kartika Adiwilaga, Ning Rahayu
19 Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (PIPIMM)
Patricia R. Tobing,Rhadeya Setiawan, Farchard P, Ratna Indrayani, Lena Prawira,
20 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
Noor jehan
127
Daftar Peserta FGD 6 Desember 2010 (Lanjutan)
No. Daftar Undangan Nama Peserta
Seafast:21 Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si22 Dr. Ir. Lilis Nuraida, M.Sc23 Dr. Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi, M.Sc24 Dr. Eko Hari Purnomo, S.TP., M.Sc25 Sumarto, S.TP26 Desty Gitapratiwi, S.TP27 Virna Berliani Putri, S.TP28 Elly Haryati, S.AP
128
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
1 Kurangnya koordinasi dan perbedaan interpretasi antar direktorat di BPOM mengenai pelaksanaan suatu surat edaran ataupun peraturan
Ketentuan mengenai batasan umur simpan bahan baku yang diimpor ke Indonesia. Bagian direktorat Insert (Inspeksi dan Sertifikasi) mengacu kepada peraturan yang berdasarkan produk jadi (maximal 3/4 dari umur simpan) sedangkan bagian direktorat standar (Standardisasi Produk Pangan) menggunakan peraturan tersebut memang hanya untuk produk jadi.
Sosialisasi internal antar direktorat di BPOM perlu dilakukan agar staf BPOM memiliki persepsi yang sama sehingga pelaksanaannya tidak bervariasi
2 Perbedaan interpretasi inter departmen/direktorat terhadap suatu peraturan
Di PKP (Penilaian Keamanan Pangan), untuk nilai gizi, bagian POT sudah mengerti dan menerapkan adanya toleransi nilai gizi sedangkan di bagian umum, sebagian evaluator masih belum mengerti dan masih mensyaratkan nilai yang harus sama dengan nilai hasil analisis
Sosialisasi internal dalam satu departmen di BPOM perlu dilakukan agar staf BPOM memiliki persepsi yang sama sehingga pelaksanaannya tidak bervariasi
Tambahan data yang berbeda untuk produk yang sama dengan jenis kemasan yang berbeda. Tambahan data yang diminta tidak ada hubungannya dengan perbedaan kemasan. Sehingga brand dengan varian rasa yang sama namun kemasan berbeda, bisa memiliki desain label yang berbeda. contoh terjadi di produk susu dengan kemasan kaleng dan aluminium foil
Diterbitkan "reference book" untuk internal staf BPOM yang dapat menjadi acuan pelaksaaan suatu peraturan
129
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
Klaim "nutrisi ekspress" diijinkan digunakan untuk produk susu/minuman susu di Subdit bukan POT, sedangkan untuk produk susu di Subdit POT, penamaan nutrisi tidak dimungkinkan.
3 Kurangnya komunikasi antara BPOM di pusat dan Balai POM di daerah
Sweeping yang dilakukan oleh Balai POM daerah terhadap pelaksanaan suatu peraturan yang sebenarnya pelaksanaan tersebut tidak memerlukan "sweeping“/Sidak dari Balai POM daerah terhadap fasilitas produksi
Semua informasi mengenai peraturan baru dikirimkan juga ke Balai POM daerah dengan penjelasan dan sosialisasi yang maksimum dari aparatur Pusat.
4 Tambahan data "berseri" sudah berkurang dengan dilakukannya "pre assessment", namun masih ditemukan adanya tambahan data yang "berseri", beberapa kasus bahkan perubahan diminta oleh checker (pada saat pengambilan nomor)
Pendaftaran untuk produk fruit juices (bulan Juni, Juli 2010)
130
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
5 Pemahaman evaluator yang kurang dalam terhadap regulasi/peraturan
Untuk produk minuman, natrium phosphat dianggap sebagai bahan tambahan pangan sehingga industri harus melampirkan dokumen yang mendukung penggunaan bahan tersebut sebagai BTP. Padahal industri menggunakannya sebagai mineral, sehingga memang tidak akan ada data yang mendukung.
Sharing internal antar staf BPOM terhadap suatu masalah/pengetahuan baru perlu terus dilakukan jika salah satu staf selesai menghadiri training/seminar.
Penerapan kategori pangan yang berbeda terhadap satu jenis produk. Satu evaluator menetapkan minuman lidah buaya ke dalam kategori pangan "minuman berperisa tidak berkarbonasi" sedangkan evaluator yang lain menetapkan sebagai "minuman sterilisasi dalam kemasan aseptis"
Training terhadap staf BPOM secara terus-menerus.
6 Peraturan yang ditetapkan melalui meeting internal BPOM dan belum disosialisasikan kepada industri
Pemberlakuan serving size 250 ml untuk minuman isotonik. Pada saat pendaftaran aturan ini sudah dilaksanakan, sedangkan industri tidak mengetahui mengenai peraturan ini
Pelaksanaan suatu peraturan dilakukan setelah peraturan ditetapkan dan melalui tahap sosialisasi dan waktu penyesuaian
131
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
7 Peraturan yang belum disepakati bersama bahkan belum resmi dikeluarkan oleh BPOM sudah dipakai sebagai dasar hukum pada saat registrasi baru atau ulang
Direktorat PKP seringkali bersikukuh untuk menggunakan peraturan yang masih berupa konsep yang belum disetujui Ka BPOM dalam penilaian MD baru atau pun saat registrasi ulang. Hal ini sangat merugikan karena ketidakkonsistenan klaim label.
Direktorat Penilaian Keamanan Pangan seharusnya menggunakan dasar hukum yang jelas termasuk peraturan BPOM sendiri. Jika belum disepakati seluruh stakeholder dan belum dipublikasi terbuka, tidak selayaknya dipakai pada saat penilaian MD/ML.
8 Proses persetujuan penggunaan bahan baku baru yang kurang jelas waktu dan prosesnya.
Proses persetujuan penggunaan bahan baku baru tidak diinformasikan secara umum kepada industri, sehingga industri yang lain yang ingin menggunakan bahan baku yang sama harus mengajukan ijin baru
Dibuat SOP mengenai proses mendapatkan ijin khusus, termasuk waktu yang diperlukan, dan biaya yang diperlukan
Persetujuan penggunaan hanya dilakukan oleh pimpinan (tidak ada delegasi) sehingga jika pimpinan sedang bertugas keluar kota/negeri, persetujuan tertunda
Dibuat review list untuk setiap persetujuan baru
Dalam beberapa kasus, industri tidak mendapat informasi langsung mengenai persetujuan tersebut, sedangkan bagian standar sudah memberikan informasi pada meeting internal ke bagian PKP.
132
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
Pembuatan Standar
9 Dalam beberapa kasus, pembuatan standar kurang memperhatikan kondisi Indonesia
Peraturan mengenai cemaran benzoapiren dan dioxin di dalam minyak, dimana belum ada laboratorium di Indonesia yang dapat melakukan analisis tersebut
Standar atau peraturan disusun berdasarkan data yang cukup yang mengacu kepada data internasional dan kondisi Indonesia
Cemaran mikroba ALT biasanya menggunakan metode inkubasi 2x24 jam, tetapi BPOM menetapkan penggunakan analisis mikroba dengan ISO dimana inkubasi adalah 3x24 jam (lebih lama, sehingga biaya lebih besar)
10 Mitra Bestari/tenaga ahli Mitra bestari ditentukan oleh BPOM secara perseorangan, bukan wakil dari asosiasi profesi atau institusi sehingga kadang-kadang masalah yang dibahas kurang sesuai dengan keahlian pakar ybs. Satu pakar tidak dapat menguasai semua hal.
Mitra bestari ditentukan oleh asosiasi profesi dan atau institusi. BPOM mengirimkan permintaan kepada asosiasi profesi/institusi
Pembahasan kurang berimbang karena pada produk dan proses tertentu, tidak ada ahli yang menguasai masalah tsb
Industri diperbolehkan untuk mengusulkan pakar/tenaga ahli yang sesuai dengan masalah yang sedang dibahas, sehingga pembahasan lebih berimbang
133
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
Formulasi minuman Olah Raga harus dibawah 250 miliosmol/L padahal penggunaan gula dan garam yang dicantumkan pada peraturan tersebut dapat dipastikan akan menghasilkan osmolarity lebih besar dari 250 miliosmol/L.
Diusulkan agar BPOM juga mengikutsertakan ahli atau pakar yang mewakili praktisi, dapat diambil dari asosiasi GAPMMI atau PIPIMM yang berasal dari R&D atau Regulatory dan memenuhi persyaratan akademik serta berpengalaman, netral dalam memberikan masukan.
11 Proses pembuatan Standar/peraturan
Industri kurang dilibatkan dari awal pada saat pembuatan standar, sehingga masukan tidak dapat diberikan dari awal proses
Industri dilibatkan dari awal pada saat pembuatan standar, sehingga dapat memberikan masukan dari awal
Dalam beberapa kasus (sebelum Juni 2010), tidak ada diskusi terbuka terhadap suatu peraturan. Jika ada diskusi terbuka, masukan dari industri tidak diperhatikan atau industri tidak mendapatkan informasi mengapa masukan industri tidak diterima
Diskusi terbuka dilakukan dengan industri, masukan industri dipertimbangkan, jika ada pertanyaan dapat dijelaskan
Peraturan mengacu kepada rekomendasi profesi saja. contoh : peraturan mengenai diabetes, mengacu kepada rekomendasi Perkemi
Standar/peraturan tidak dibuat berdasarkan pendapat pribadi atau rekomendasi profesi saja. Harus memperhatikan juga kondisi Indonesia
134
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
Waktu penyesuaian 1 tahun dinilai sangat singkat untuk melakukan perubahan formula dan perubahan label
Waktu penyesuaian untuk pelaksanaan suatu peraturan , terutama yang berhubungan dengan perubahan formula dan juga perubahan label harus mempertimbangkan keadaan industri. Diperlukan waktu penyesuaian minimal 2 tahun untuk perubahan label dan 3 tahun untuk perubahan formula
Penetapan suatu peraturan yang saling berhubungan, hendaknya dilakukan dalam waktu yang berdekatan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak membingungkan
12 Kategori Pangan yang belum mencakup semua kategori pangan yang ada di Indonesia saat ini
Kategori pangan untuk sari buah dan minuman susu berperisa
Revisi Kategori Pangan
135
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
13 Tidak adanya konsistensi pada label. Selalu berganti pada saat pengajuan ulang MD/ML. Hal ini terkait bukan saja klaim gizi atau klaim kesehatan tetapi juga pada penggolongan kategori pangan dan pernyataan lainnya pada label. Ketidakonsistenan ini selalu terjadi pada saat pendaftaran ulang. Hal ini berdampak pada product positioning marketing.
Mizone be 100 % diijinkan dan dipakai sejak Mizone pertama kali diluncurkan, tetapi saat ini tidak lagi diijinkan tanpa alasan yang jelas.
Klaim yang tidak terkait klaim gizi atau klaim kesehatan dan tidak melanggar ketentuan pelabelan, diusulkan dapat dijinkan dan produsen harus bertanggung jawab.
Dokumen dari suatu perusahaan untuk produk-produk yang sudah terdaftar tidak perlu diminta diajukan secara berulang-ulang
136
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
14 MD/ML versus SD/SL MD/ML dikeluarkan oleh Deputi 3 BPOM sedangkan SD/SL oleh Deputi 2, BPOM. Saat ini industri yang telah mengantongi ijin produksi obat, dapat memproduksi makanan a.l supplemen . BPOM tidak dapat mengeluarkan ijin edar sehingga mereka mengajukannya melalui jalur Deputi 2. Hal ini menimbulkan pertentangan karena klaim kesehatan & gizi berbeda . Suplemen dapat membuat klaim bebas sedangkan makanan tidak misal fungsi herbal. Padahal di pasar, produk dijual berdampingan.
Suplemen karena digolongkan secara fungsi sebagai makanan bukan obat maka untuk pendaftaran nomor registrasi BPOM diusulkan harus ditangani oleh Deputi 3 sehingga perlakuannya sama dengan produk makanan lainnya.
Bagi masyarakat Konsumen, saat ini pun tidak ada perbedaan persepsi antara produk makanan yang dinyatakan supplemen (SD/SL) dan yang hanya dinyatakan makanan. (MD/ML)
15 Penyederhanaan prosedur dan kecepatan pelayanan dengan tetap menjaga asas Keamanan Pangan
Online PKP segera dilaksanakan
Single MD
16 Guideline yang diterbitkan untuk satu perusahaan sudah menampung aspirasi industri, namun belum ada guideline yang berlaku secara umum
Tidak semua industri mendapatkan informasi yang sama
Guideline yang berlaku secara umum perlu diterbitkan
137
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
Monitoring Iklan
17 Interpretasi yang berbeda antara BPOM dan industri dalam menerjemahkan arti iklan
Industri melihat itu sebagai bagian dari kreatifitas, sedangkan BPOM melihatnya sebagai "berlebihan"
Pedoman Periklanan Pangan perlu untuk di "update" berdasarkan perkembangan terkini
18 Tidak adanya waktu untuk klarifikasi pada saat BPOM menganggap bahwa suatu iklan melanggar peraturan
BPOM mengirimkan surat peringatan dan meminta industri untuk mencabut iklan dalam waktu 2 minggu, dimana hal ini tidak mudah dilakukan karena berhubungan dengan kontrak dengan pihak agency
Dibuat aturan yang jelas mengenai proses "peringatan" dan tingkatan dari "peringatan"
19 Tingkatan "peringatan" yang diberlakukan secara akumulasi pada satu perusahaan (bukan berdasarkan nama produk, namun berdasarkan perusahaan)
Untuk perusahaan yang mempunyai banyak jenis produk, maka hanya dalam waktu singkat akan medapatkan surat peringatan "keras" karena dugaan "pelanggaran" terjadi pada produk yang berbeda dalam waktu yang bersamaan
Akumulasi "pelanggaran" berdasarkan nama produk
20 Temuan atau hasil analisis yang dilakukan oleh LSM/YLKI yang secara terbuka diumumkan kepada publik tanpa melakukan konsolidasi/informasi kepada BPOM terlebih dahulu
Kasus air minum dalam kemasan yang mengandung mikroba yg tidak memenuhi persyaratan. Sehingga terjadi "dispute' antara industri dengan LSM
BPOM adalah pihak yang berkewajiban melakukan monitoring produk. Jika ada organisasi lain yg melakukan analisis, harus dengan sepengetahuan BPOM agar dapat dipertanggungjawabkan hasilnya
138
Lampiran 5. Masukan Industri Terkait Kebijakan yang Dikeluarkan BPOM RI (Lanjutan)
No Masalah Deskripsi/Contoh Usulan
21 Pendanaan bagi Aparatur dari POM untuk sosialisasi kasus tertentu atau peraturan tertentu
Sosialisasi dilakukan di daerah dengan melibatkan staf BPOM sebagai pembicara, PIPIMM tetap harus membiayai semua biaya kegiatan dan perjalanan dinasnya.
Kasus Sosialisasi BTP kepada IKM dan Konsumen
Sosialisasi adalah bagian dari BPOM juga sehingga pembiayaan seharusnya juga ditangani oleh BPOM bersama PIPIMM
139
Lampiran 6. Lembar Kuesioner
KUESIONER PENGEMBANGAN STANDAR (KEAMANAN) PANGAN
I. DATA UMUM
Responden adalah Pemerintah, Industri Pangan, Akademisi, Lembaga Sertifikasi/Laboratorium, atau Konsumen/Masyarakat/LSM.
Jumlah responden adalah 1 orang. Lembar kuesioner terdiri atas 5 halaman dan langsung diisi oleh responden.
1. Nama :
2. Jabatan :
3. Nama Instansi :
4. Alamat Instansi :
5. Jenis Instansi : Pemerintah/Industri/Akademisi/Konsumen/Laboratorium-Lembaga Sertifikasi*
6. Bidang Instansi :
7. Tanggal Wawancara
:
8. Nama Surveyor :
II. KUESIONER
Berisi tentang informasi pengembangan standar (keamanan) pangan pada instansi pemerintah, industri, akademisi, lembaga sertifikasi/laboratorium, atau konsumen
Setelah mengisi kuesioner ini, maka berkas dikembalikan kepada surveyor. Surveyor harus mengecek kembali kuesioner yang telah diisi dan apabila masih ada
pertanyaan yang belum dijawab maka harus ditanyakan kembali kepada responden
140
Pertanyaan Bagian 1
Responden memilih jawaban yang dianggap paling sesuai dengan cara memberi tanda centang (√) pada angka atau kolom jawaban yang dipilih.
Kategori: Transparan(Transparan: Proses penyusunan standar mengikuti suatu prosedur yang dapat diikuti oleh berbagai pihak yang berkepentingan dan tahapan dalam proses dapat dengan mudah diketahui oleh pihak yang berkepentingan)
1. Apakah Anda mengetahui tahapan proses pembuatan standar?1= Ya 2= Tidak
2. Seberapa mudah Anda mendapatkan informasi prosedur penyusunan suatu standar?1= Sangat mudah 2 = Mudah 3 = Sulit 4= Sangat sulit
3. Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai prosedur penyusunan suatu standar?1=web site/internet 2=instansi tempat Anda bekerja3=surat dari instansi terkait 4=perorangan5=lainnya, sebutkan……………………
Kategori: Keterbukaan(Keterbukaan: Terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mengikuti program pengembangan standar melalui kelembagaan yang terkait dengan pengembangan standar, baik sebagai anggota Panitia Teknis/Sub Panitia Teknis maupun sebagai anggota masyarakat)
Ya Tidak
1 Apakah Anda/instansi Anda pernah dilibatkan sebagai panitia teknis penyusunan suatu standar pangan?
2 Apakah Anda/instansi Anda pernah dimintai masukan terkait pembuatan suatu standar pangan yang terkait bidang Anda?
3 Apakah Anda/instansi Anda pernah mengusulkan pembuatan suatu standar pangan?
Kategori: Konsesus dan tidak memihak(Konsensus dan Tidak Memihak: Memberikan kesempatan bagi pihak yang memiliki kepentingan berbeda untuk mengutarakan pandangan mereka serta mengakomodasikan pencapaian kesepakatan oleh pihak-pihak tersebut secara konsensus (mufakat atau suara mayoritas) dan tidak memihak kepada pihak tertentu)
1. Apakah Anda/instansi Anda pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan suatu standar pangan? (Jika Jawaban Anda: “Tidak”, maka pertanyaan selanjutnya untuk kategori ini tidak perlu dilanjutkan)1= Ya 2= Tidak
2. Apakah aspirasi Anda diterima/diakomodasi dalam pengambilan keputusan?1= Ya 2= Sebagian 3= Tidak
3. Seberapa besar pengaruh Anda/Instansi Anda dalam pengambilan keputusan?1= Sangat besar 2= Besar 3= Cukup besar 4= Kecil
141
4. Menurut Anda bagaimana proporsi setiap instansi dalam pengambilan keputusan?1= Berimbang 2= Tidak berimbang
Kategori: Efektif dan Relevan(Efektif dan Relevan: Standar mudah diadopsi/dipakai oleh dunia usaha atau pihak pengguna lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik domestik maupun internasional sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan melindungi masyarakat secara bersamaan)
1. Apakah Anda mengetahui standar (SNI) pangan yang sesuai dengan produk Anda?1= Tahu 2= Tidak Tahu
2. Apakah semua standar pangan yang terkait dengan bidang Anda yang dikeluarkan BSN/BPOM diterapkan di instansi Anda?1= Ya 2= Sebagian 3= Tidak
3. Berapa banyak standar pangan dari BSN dan/atau BPOM yang telah diterapkan pada instansi Anda?…………, Sebutkan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Apakah penerapan standar pangan bagi Anda/instansi Anda memberikan manfaat?1= Ya 2= Sebagian 3= Tidak
5. Hambatan dalam penerapan standar pangan di instansi Anda?1= Teknologi 2= Biaya 3= Kesiapan lab uji 4= Lainnya, Sebutkan…….
6 Menurut Anda seberapa penting faktor di bawah ini dipertimbangkan dalam penyusunan standar pangan
sangat penting
agak penting
cukup penting
kurang penting
a. Perdagangan
b. Kesehatan
c. Kesiapan teknologi
d. Gizi
e. Lingkungan
Kategori: Koheren(Koheren: Mencegah adanya duplikasi dan tumpang tindih dengan kegiatan perumusan standar sejenis lain dan melakukan harmonisasi dengan standar lain di tingkat regional maupun internasional)
1. Menurut Anda, sejauhmana otoritas pembuat standar sudah mengkaji dan memperhatikan standar lain yang sejenis di tingkat nasional dalam penyusunan standar pangan?1= Sangat baik 2= Baik 3= Cukup 4= Kurang
2. Peraturan internasional/regional yang sering menjadi rujukan?1= Codex 2= UE 3= ASIA 4= ASEAN 5= Lainnya, sebutkan………
3. Peraturan negara mana yang menjadi acuan dalam penyusunan standar pangan?1= US 2= Jepang 3= Cina 4=Thailand 5= Lainnya, sebutkan……………
142
Kategori: Dimensi Pengembangan(Dimensi Pengembangan: Mendorong perkembangan potensi yang ada di Indonesia)
Menurut Anda seberapa penting aspek di bawah ini dipertimbangkan dalam penyusunan standar pangan
sangat penting
agak penting
cukup penting
kurang penting
1 Pengembangan pangan berbasis bahan baku lokal
2 Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
3 Peningkatan daya saing produk Indonesia
4. Bagaimana faktor-faktor di bawah ini diurutkan berdasarkan prioritas yang dipertimbangkan dalam penyusunan standar pangan?Pilihan UrutanA. Perlindungan produk dalam negeri 1……………B. Kesiapan adopsi teknologi 2.…………...C. Kesiapan laboratorium uji 3.…………...D. Perlindungan kesehatan konsumen/masyarakat 4.…………...E. Lainnya, sebutkan…….. 5.…………...
143
Pertanyaan Bagian 2
Responden diminta untuk memberikan penilaian secara umum terhadap pertanyaan mengenai penerapan prinsip pembuatan standar (keamanan) pangan dengan cara memberi tanda ( / ) pada garis kontinyu. Pada garis diberikan beberapa titik sebagai patokan skala.Contoh: Jika pilihan Anda berada pada skala antara “Sangat Baik” dan “Baik”, maka nda dapat menandai, sbb.:
Sebelum
Sesudah
Penilaian Umum1. Menurut Anda, bagaimana prinsip Transparan diterapkan di dalam penyusunan standar
(keamanan) pangan di Indonesia saat ini?
2. Menurut Anda, bagaimana prinsip Keterbukaan diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?
3. Menurut Anda, bagaimana prinsip Konsesus dan tidak memihak diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?
4. Menurut Anda, bagaimana prinsip Efektif dan Relevan diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?
5. Menurut Anda, bagaimana prinsip Koheren diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?
6. Menurut Anda, bagaimana prinsip Dimensi Pengembangan diterapkan di dalam penyusunan standar (keamanan) pangan di Indonesia saat ini?
144
Saran
Apa saran Anda untuk instansi berikut dalam pengembangan standar (keamanan) pangan1 Pemerintah (Badan Standardisasi Nasional - BSN atau Badan Pengawas Obat dan
Makanan – BPOM RI)
2 Industri Pangan
3 Akademisi
4 Konsumen
5 Lembaga sertifikasi/laboratorium
-Terima Kasih-
145
Lampiran 7. List Responden Survei
List Responden Kelompok Pemerintah
No Nama Jabatan Instansi1 Drs. Sri Wahyughi,
M.KesKasubdit Higiene Sanitasi Pangan
Dit. Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, Kemenkes RI
2 Dra. Mufidah Fitriati, M.S
Kepala seksi Kimia dan Hayati
BBP2HP, Kementerian Kelautan dan Perikanan
3 Ir. Tetty Helfry Sihombing, MP
Direktur Standardisasi Produk Pangan
BPOM RI
4 Pratiwi Yuniarti M Kepala Seksi Standardisasi Bahan Baku
BPOM RI
5 Dyah Staf BPOM RI6 Ir. Sri Kuntarsih, MM Direktur Budidaya dan
Pascapanen BuahDirektorat Budidaya dan Pascapanen Buah
7 Gusmalinda Sari, S.Si, M.S.E
Kasie Kerjasama Standardisasi Regional
Dit. Standardisasi Kemendag RI
8 Dra. Adilah Pababbari
Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan
Balai Besar POM di Makassar
9 Sumartini Maksum Kepala Pusat Perumusan Standar
Badan Standardisasi Nasional
10 Syamsudin Kepala Balai Besar POM
Balai Besar POM di Banda Aceh
11 drh. Hasan A. Sanyata
Kasubag tata usaha BPMPP (Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan
12 H. Asmanto Baso Lewa, SE
Kepala UPTD Balai Pengujian & Sertifikasi Mutu Barang Disperindag Prov. SulSel
13 Herti Herawati, Ir Kepala UPT UPT - LPPMHP Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. KalBar
14 Muhdar Kepala Seksi Kalibrasi dan standardisasi
BPPMB Dinas Perindag Prov. Sulawesi Selatan
15 Ir. A. Moniharadon Kepala Seksi Standardisasi dan Sertifikasi
Baristand Industri Manado
16 Tri Widayati Manajer teknis laboratorium Kesmavet
Balai Besar Veteriner Wates – Yogyakarta
17 Ir. Sony Sulaksono, MBS
Kepala Baristand Industri Pontianak
Balai Riset dan standardisasi Industri Pontianak
146
List Responden Kelompok Pemerintah
No Nama Jabatan Instansi18 Ir. Dwiworo
SunaringsihKepala Balai LPPMHP Medan
Balai Lab Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Medan
19 Rahmaniar Staf Standardisasi dan Sertifikasi
Balai Riset dan Standardisasi Industri dan Perdagangan Palembang
20 Warsiti kasie Pengujian Balai Besar Kimia dan Kemasan
21 Wisnu Broto Peneliti Balai Besar Litbang Pascapanen
22 Dr. Ir. Rizal Alamsyah, M.Sc
Kabid Sarana Riset dan Standardisasi
Balai Besar Industri Agro
23 Sri Rujiati Kepala Seksi Bina Teknis dan Standardisasi
UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, Disperindag Prov. Riau
List Responden Kelompok Industri
No Nama Jabatan Instansi1 Herni Sutanto PDQC Manajer PT Indofood Sukses
Makmur - Bogasari Flour Mills
2 Maria Fransisca Ellen R&D Manager PT Salim Ivomas Pratama
3 Endang S. Sunaryo VP R&D PT Tirta Investama4 Fransisca Tedjo GM National Quality
ManagementPT Smart Tbk. Agribusiness & Food
5 Robiul Djannah Staf R&D PT Niramas Utama6 Lisa Norisza Sjahwil Regulator Assurance
ManagerPT. Givaudan Indonesia
7 Paula Sinta C Managing Advisor PT Luvin Indonusa8 Yunianto Widi
WinarsoProduct Registration & Regulatory Affairs Manager
PT Heinz ABC Indonesia
9 Deddy Haryady Business Develpoment Manager Sweet and Colours
PT Sensient Technologies Indonesia
10 Birgitta Permana Sari Regulatory Officer PT Kraft Foods Company Indonesia
11 Lisa Adi Cahyadi Lie QA & Support Manager PT Forisa Nusapersada
147
List Responden Kelompok Industri
No Nama Jabatan Instansi12 Ekky Setiawan QA-QC Manager PT Indofood Fritolay
Makmur13 Nurkholis QA Manager PT Yupi Indo Jelly
Gum14 Lilik Lestyo Budi Plant Manager PT Sukses Abadi
Farmindo15 Fx Hartanti Satochid Technical Advisor PT Unican Surya
Agung16 Meddy Yosinta
SeptianiAssisten R&D Manager PT Hale Internasional
17 Roch Ratri Nandasari Regulatory Affairs Associate Director
PT Mead Johnson Indonesia
18 Anisa Puspitasari Staf QA PT Bosco19 Amelia Dyah Yovita Food Regulation PT Garuda Food Putra
Putri Jaya20 Lisawati Suhanda Quality Assurance
ManagerPT Tetra pak Indonesia
21 Neni Pujiastuti Registration Manager PT Indolakto22 Dwi Gatot Kuncoro PDQA Manager PT Tiga Pilar Sejahtera23 Adis Imam Munandar Marketing Executive PT SGS Indonesia
List Responden Kelompok Akademisi
No Nama Jabatan Instansi1 Nur Wulandari, STP.,
M.SiDosen – Bidang Rekayasa dan Proses Pangan
Dept. ITP, FATETA –IPB
2 Dr. Harsi D. Kusumaningrum
Peneliti/Staf Pengajar –Bidang Mikrobiologi Pangan
Dept. ITP IPB/SEAFAST Center IPB
3 Prof.Dr. Dedi Fardiaz Staf Dept. ITP/ SEAFAST Center –Bidang Kimia Pangan
Dept. ITP IPB/SEAFAST Center IPB
4 Dr. Nurjanah Staf pengajar Dept. THP FPIK IPB5 Prof.Dr. Winiati Puji
Rahayustaf Dept ITP/Kapus Riset BPOM RI –Bidang Mirkobiologi Pangan
Dept. ITP IPB/BPOM RI
6 Prof.Dr. Deddy Muchtadi
Guru Besar – Bidang Biokimia dan Gizi pangan
Dept. ITP, Fateta IPB
7 Dr. Rarah R.A. Kepala Bagian Dept. IPTP-Fakutas
148
List Responden Kelompok Akademisi
No Nama Jabatan InstansiMaheswari Teknologi Hasil
PeternakanPeternakan-IPB
List Responden Kelompok Lembaga Konsumen/Masyarakat
No Nama Jabatan Instansi1 Noor Jehan Staf Peneliti Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia2 Dra. Indrawati Direktur Eksekutif Masyarakat
Standardisasi Nasional (MASTAN)
3 dr. Marius Widjajarta, SE
Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia
4 Abu Bakar Siddik, SH
Ketua Lembaga Konsumen Indonesia – Medan
5 I Putu Armaya, SH Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali
6 Helfi Rahmawati, S.Pd
Direktur Eksekutif PKBI Daerah Jambi
7 Hendra Utama Kepala Bidang Standar dan Pelatihan
LPPOM MUI
8 Gunarto Koordinator Komisi Penangangan Pengaduan dan Kasus
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
149
Lampiran 8. Peraturan BPOM RI yang Berlaku untuk Luar Instansi
No Tanggal Nomor Keputusan Tentang1 28 September
2001HK.00.05.51.02961 Pendaftaran Produk Pangan Impor
Terbatas2 07 Maret
2002HK.00.05.5.00617 Pemberlakuan Kodeks Makanan
Indonesia 20013 25 Maret
2003HK.00.05.5.1142 Acuan Pencantuman % AKG pada
Label Produk Pangan4 30 April 2003 HK.00.05.5.1639 Pedoman Cara Produksi Pangan
yang Baik untuk IRT5 30 April 2003 HK.00.05.5.1640 Pedoman Tata Cara
Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan IRT
6 04 Desember 2003
HK.00.05.52.4321 Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan
7 31 Mei 2004 HK.00.05.1.2569 Kriteria dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan
8 09 Agustus 2004
HK.00.05.23.3644 Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan
9 21 Oktober 2004
HK.00.05.5.1.4547 Persayaratan Penggunaan BTP Pemanis Buatan dalam Produk Pangan
10 17 Januari 2005
HK.00.06.51.0475 Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan
11 27 Januari 2005
HK.00.05.52.0685 Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional
12 25 Maret 2007
HK.00.04.23.2292 Mou_Kadin
Kemitraan Sosialisasi Mutu dan Keamanan Obat, Obat Tradisional, Kosmetika, Produk Komplemen dan Produk Pangan di Indonesia
13 20 Agustus 2007
HK.00.05.55.6497 Bahan Kemasan Pangan
14 23 Agustus 2007
HK.00.05.52.6291 Acuan Label Gizi Produk Pangan
15 23 Agustus 2007
HK.00.05.52.6581 Penggunaan Chitosan dalam Produk Pangan
16 27 Agustus 2007
HK.00.06.1.52.6635 Larangan Pencantuman Informasi Bebas BTP pada Label dan Iklan Pangan
17 07 Januari 2008
HK.00.06.52.0100 Pengawasan Pangan Olahan Organik
18 16 Januari 2008
HK.00.06.1.0256 Larangan Penambahan Vitamin K dalam Produk Susu
19 24 Maret 2008
HK.00.05.23.1455 Pengawasan Pemasukan Pangan Olahan
150
No Tanggal Nomor Keputusan Tentang20 08 Juli 2008 HK.00.05.23.3541 Pedoman Pengkajian Keamanan
Pangan Produk Rekayasa Genetika21 10 Juli 2008 HK.00.05.1.52.3572 Penambahan Zat Gizi dan Non
Gizi dalam Produk Pangan22 25 Agustus
2008HK.00.05.23.4415 Pemberlakuan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National Single Window di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
23 25 Agustus 2008
HK.00.05.23.4416 Penetapan Tingkat Layanan (Service Level Arrangement) di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam Kerangka Indonesia National Single Window
24 13 April 2009 HK.00.05.1.55.1621 Pengawasan Pemasukan Bahan Kemasan Pangan
25 31 Agustus 2009
HK.00.05.1.23.3516 Izin Edar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Makanan dan Makanan yang Bersumber, Mengandung, dari Bahan Tertentu dan atau Mengandung Alkohol
26 16 September 2009
HK.00.06.74.3496 Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terintegrasi di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
27 20 Oktober 2009
HK.00.05.1.52.3920 Pengawasan Formula Bayi dan Formula Bayi untuk Keperluan Medis Khusus
28 28 Oktober 2009
HK.00.06.1.52.4011 Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan
29 06 Januari 2010
HK.00.05.52.0085 Pengelompokan Produk Formula Bayi dan Formula Lanjutan
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
ICS 67.100.01 Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia
SNI 3141.1:2011
Susu segar-Bagian 1: Sapi
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
Copyright notice
Hak cipta dilindungi undangどundang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun hardcopy tanpa izin tertulis dari BSN
BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221ど5747043 Fax. +6221ど5747045
Email: [email protected] www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
i
Daftar Isi
Daftar Isi .................................................................................................................................... i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................................ iii
1 Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2 Acuan normatif ................................................................................................................... 1
3 Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1
4 Persyaratan mutu .............................................................................................................. 2
5 Pengambilan contoh .......................................................................................................... 2
6 Pengujian ........................................................................................................................... 2
7 Pengemasan...................................................................................................................... 3
8 Pelabelan ........................................................................................................................... 3
9 Rekomendasi ..................................................................................................................... 3
Bibliografi ................................................................................................................................. 4
Tabel 1 - Syarat mutu susu segar ........................................................................................... 2
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
ii
Prakata Standar ini merupakan revisi SNI 01-3141-1998, Susu segar. Revisi diutamakan pada persyaratan mutu dengan alasan sebagai berikut: a) Meningkatkan posisi tawar peternak sapi perah nasional b) Menyediakan bahan baku berkualitas bagi industri pengolahan susu dalam negeri c) Melindungi konsumen d) Meningkatkan kinerja agribisnis dan agroindustri e) Menunjang ekspor non migas Standar ini terdiri atas beberapa bagian yang secara umum berjudul susu segar. Bagian 1 menjelaskan tentang standar susu sapi segar dan bagian selanjutnya menjelaskan standar susu segar sesuai jenis ternak perah yang akan disusun mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 67-03:Peternakan dan Produk Peternakan. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada tanggal 5 April 2010. Hadir dalam konsensus tersebut anggota Panitia Teknis 67-03:Peternakan dan Produk Peternakan serta instansi terkait lainnya. Standar ini juga telah melalui jajak pendapat pada tanggal 27 Juli 2010 sampai dengan 26 September 2010 dan disetujui menjadi Rancangan Akhir Standar Nasional Indonesia (RASNI).
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
iii
Pendahuluan Susu merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dalam menjaga kesehatan. Susu sapi segar merupakan unsur penting dalam industri pengolahan susu. Sebagai pangan asal hewan, susu bersifat mudah rusak (perishable food). Dalam rangka meningkatkan peran susu segar dalam negeri dan perlindungan terhadap konsumen dan produsen, telah ditetapkan standar nasional SNI 01-3141-1998 mengenai standar susu segar.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka SNI 01-3141-1998 Susu segar perlu direvisi sebagai acuan dalam pembinaan kualitas maupun kuantitas produksinya.
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
1 dari 4
Susu segar - Bagian 1:Sapi
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan susu sapi segar. Standar ini digunakan hanya untuk susu sapi segar sebagai bahan baku pengolahan lanjut. 2 Acuan normatif Untuk acuan bertanggal berlaku edisi yang tertulis dan untuk acuan tidak bertanggal edisi terakhir yang berlaku (termasuk revisi dan amandemennya). SNI 0429, Petunjuk pengambilan contoh cairan dan semi padat.
SNI 2782, Metoda pengujian susu segar.
SNI 2896, Cara uji cemaran logam dalam makanan.
SNI 2897:2008, Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya.
SNI 7424:2008, Metode uji tapis (screening test) residu antibiotika pada daging, telur dan susu secara bioassay.
Joint IDF/ISO Standard-IDF 148-1-ISO/13366-1, Milk-Enumeration of somatic cell-part 1. Microscopic method (reference method). 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi berikut digunakan: 3.1 susu segar (raw milk) cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan 3.2 Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan higiene-sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan pada unit usaha pangan asal hewan
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
2 dari 4
4 Persyaratan mutu
Persyaratan mutu susu segar dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1 - Syarat mutu susu segar
No. Karakteristik Satuan Syarat
a. Berat Jenis (pada suhu 27,5 oC) minimum
g/ml 1,0270
b. Kadar lemak minimum % 3,0
c Kadar bahan kering tanpa lemak minimum
% 7,8
d Kadar protein minimum % 2,8
e Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada perubahan
f Derajat asam °SH 6,0 – 7,5
g pH - 6,3 – 6,8
h Uji alkohol (70 %) v/v - Negatif
i Cemaran mikroba, maksimum: 1. Total Plate Count 2. Staphylococcus aureus 3. Enterobacteriaceae
CFU/ml CFU/ml CFU/ml
1x106 1x102 1x103
j Jumlah sel somatis maksimum
sel/ml 4x105
k Residu antibiotika (Golongan penisilin,Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida)
- Negatif
l Uji pemalsuan - Negatif
m Titik beku oC -0,520 s.d - 0,560
n Uji peroxidase - Positif
o Cemaran logam berat, maksimum: 1. Timbal (Pb) 2. Merkuri (Hg) 3. Arsen (As)
µg/ml µg/ml µg/ml
0,02 0,03 0,1
5 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0429. 6 Pengujian 6.1 Cara pengujian berat jenis, kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak, kadar protein, warna, bau, rasa, kekentalan, derajat asam, pH, uji alkohol, uji pemalsuan, titik beku dan uji peroxidase sesuai dengan SNI 2782. 6.2 Cara pengujian cemaran mikroba sesuai dengan SNI 2897-2008. 6.3 Cara pengujian sel somatis sesuai dengan Joint IDF/ISO Standard-IDF 148-1-ISO/13366-1. 6.4 Cara pengujian residu antibiotik sesuai dengan SNI 7424:2008.
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
3 dari 4
6.5 Cara pengujian cemaran logam berat sesuai dengan SNI 2896. 7 Pengemasan Susu segar dikemas dalam wadah tertutup yang terbuat dari bahan yang tidak toksik dan tidak mengakibatkan penyimpangan/kerusakan susu segar selama penyimpanan dan pengangkutan. 8 Pelabelan Informasi pada label kemasan primer minimal mencantumkan nama produk, nama produsen, berat bersih atau isi bersih, dan NKV. 9 Rekomendasi Karakteristik mutu cemaran logam berat dipersyaratkan jika diperlukan dan pengujiannya sesuai dengan SNI 2896.
“Hak C
ipta B
adan
Stan
dard
isasi Nasio
nal, C
op
y stand
ar ini d
ibu
at un
tuk p
enayan
gan
di w
ebsite d
an tid
ak un
tuk d
ikom
ersialkan”
SNI 3141.1:2011
4 dari 4
Bibliografi Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan hewan; Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentan Label dan Iklan Pangan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 381/Kpts/OT.140/10/2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Pada Unit Usaha Pangan Asal Hewan; CAC/RCP 57-2004 Code Of Hygienic Practice For Milk And Milk Products; SNI 7387:2009, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan; SNI 7388:2009, Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan.
1
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : HK.00.05.5.1.4547
TENTANG
PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa transisi epidemiologi dan perubahan
gaya hidup mendorong meningkatnya produksi produk pangan dengan menggunakan bahan tambahan pangan pemanis buatan;
b. bahwa penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan secara tidak tepat dan berlebihan dapat membahayakan kesehatan;
c. bahwa peraturan mengenai pemanis buatan sudah tidak memadai lagi dan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan saat ini;
d. bahwa sehubungan dengan butir a, b, dan c perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996
tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik
2
Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;
5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002;
Memperhatikan : Keputusan Kepala Badan Standardisasi
Nasional Nomor: 12/Kep/BSN-SNI.03/05/2004 tentang Penetapan 23 (Dua Puluh Tiga) Standar Nasional Indonesia.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN TENTANG PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan : 1. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan
ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi.
2. Pemanis buatan adalah bahan tambahan pangan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada produk pangan yang tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori, hanya boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu.
3
3. Poliol adalah gula alkohol yang aman dalam penggunaannya,
yang secara alami dijumpai pada buah-buahan antara lain laktitol, maltitol, manitol, silitol dan sorbitol, sedangkan secara komersial diperoleh melalui proses fermentasi monosakarida dengan menggunakan kapang / khamir untuk pangan seperti Moniliella polllinis.
4. Penegas rasa adalah istilah fungsi lain yang dapat digunakan
untuk pemanis buatan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa manis gula, cita rasa buah atau aroma tertentu.
5. ADI (Acceptable Daily Intake) atau Asupan Harian yang Dapat
Diterima adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
6. Nilai Kalori adalah kalori atau energi yang dihasilkan dari
pemanis buatan dan dinyatakan sebagai jumlah kilo kalori (kkal) per gram pemanis buatan atau dapat dinyatakan dalam unit Joule dengan kesetaraan 1 kkal = 4,18 kJ.
7. Batas penggunaan maksimum adalah jumlah milligram per
kilogram (mg/kg) pemanis buatan yang diizinkan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan atau jumlah pemanis buatan yang cukup untuk menghasilkan rasa manis yang diinginkan sesuai dengan CPPB.
8. CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) adalah suatu
pedoman yang diterapkan untuk memproduksi pangan yang memenuhi standar mutu atau persyaratan yang diterapkan secara konsisten.
9. Sediaan pemanis buatan adalah pemanis buatan dalam
bentuk tablet, granul, serbuk, kristal atau cairan yang dikemas dalam bentuk siap pakai dan disajikan seperti halnya gula.
10. GRAS (Generally Recognized As Safe) adalah pernyataan aman
bagi bahan tambahan pangan termasuk pemanis buatan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah sesuai dengan CPPB.
4
11. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
BAB II
PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
Bagian Pertama
Penggunaan Umum Pemanis Buatan dalam Produk Pangan
Pasal 2
(1) Pemanis buatan yang diizinkan ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu adalah 13 (tiga belas) jenis sesuai dengan ketentuan seperti yang tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.
(2) Pemanis buatan dapat digunakan secara tunggal ataupun
kombinasi dalam produk pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula.
(3) Pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah
padanan terhadap istilah Weight Reduction Foods, Reduce Calorie, Reduce Joule, atau Low Joule adalah produk pangan yang minimal mengandung kurang atau sama dengan 40 kalori per sajian.
(4) Pangan tanpa penambahan gula sebagaimana dimaksud ayat
(2) adalah padanan terhadap istilah no added sugar foods, without added sugar, dan no sugar added adalah produk pangan yang diolah tanpa penambahan gula (sakarosa/ sukrosa), termasuk ingredient (ramuan) yang mengandung gula (sirup, jus buah, saus apel, dan lain-lain), atau proses pengolahannya tidak menyebabkan peningkatan kadar gula secara nyata.
(5) Pemanis buatan yang diizinkan dapat dikonsumsi secara
umum termasuk penderita diabetes mellitus dan pelaku diet dengan batas maksimum penggunaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.
(6) Penetapan batas maksimum pemanis buatan dalam produk
pangan mencakup juga pemanis buatan yang berasal dari
5
komposisi produk pangan atau sebagai hasil pengolahannya (pemanis buatan bawaan) yang diperbolehkan terdapat dalam komposisi produk pangan.
Bagian Kedua
Penggunaan Pemanis Buatan Golongan Poliol
Pasal 3
(1) Golongan poliol selain berfungsi sebagai pemanis buatan
dapat pula berfungsi sebagai perisa, bahan pengisi, penstabil, pengental, antikempal, humektan, sekuestran dan bahan utama.
(2) Fungsi golongan poliol selain sebagai pemanis buatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur tersendiri oleh Kepala Badan.
(3) Golongan poliol yang berfungsi sebagai bahan utama
sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sorbitol, dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Permen dengan maksimum penggunaan 99 persen, b. Permen karet dengan maksimum penggunaan 75 persen, c. Jam dan jelli dengan maksimum penggunaan 30 persen
dan d. Produk pangan yang dipanggang dengan maksimum
penggunaan 30 persen.
Bagian Ketiga
Persetujuan Penggunaan Pemanis Buatan
Pasal 4
Penggunaan pemanis buatan selain yang disebutkan pada Lampiran 1 Keputusan ini harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan.
6
Bagian Keempat
Larangan Penggunaan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan
Pasal 5
Pemanis buatan tidak diizinkan penggunaannya pada produk pangan olahan tertentu untuk dikonsumsi oleh kelompok tertentu meliputi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya.
BAB III
KETENTUAN LABEL
Pasal 6
(1) Produk pangan yang menggunakan pemanis buatan harus mencantumkan jenis dan jumlah pemanis buatan dalam komposisi bahan atau daftar bahan pada label.
(2) Pemanis buatan dalam bentuk sediaan, pada label harus
mencantumkan : a. Nama Pemanis Buatan b. Jumlah pemanis buatan dalam bentuk tablet dinyatakan
dengan milligram (mg) dan dalam bentuk granul atau serbuk dinyatakan dengan milligram (mg) dalam kemasan sekali pakai
c. Acceptable Daily Intake kecuali bagi pemanis buatan yang tidak mempunyai ADI
d. Peringatan : tidak digunakan untuk bahan yang akan dimasak atau dipanggang.
(3) Wajib mencantumkan peringatan Fenilketonuria:
mengandung fenilalanin, yang ditulis dan terlihat jelas pada label jika makanan atau minuman atau sediaan menggunakan pemanis buatan aspartam.
(4) Wajib mencantumkan peringatan : Konsumsi berlebihan
dapat mengakibatkan efek laksatif, yang ditulis dan terlihat jelas pada label makanan atau minuman atau sediaan yang menggunakan pemanis buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini dikonsumsi lebih dari 20 gram laktitol perhari atau 20 gram manitol perhari atau 50 gram sorbitol perhari.
7
(5) Klaim yang diperbolehkan dan dapat ditulis pada label
adalah: a. Tidak menyebabkan karies gigi. b. Pangan Rendah Kalori dan Pangan Tanpa Penambahan
Gula apabila produk pangan memenuhi syarat produk pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
c. Pangan untuk penderita diabetes atau pernyataan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (5)
BAB IV
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 7
Pengawasan dan pembinaan terhadap penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan dilakukan sepenuhnya oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
BAB V
S A N K S I
Pasal 8
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa :
a. Peringatan tertulis b. Pencabutan izin edar dan c. Penarikan dan pemusnahan produk pangan yang
mengandung pemanis buatan yang sudah beredar. (2) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat pula dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Dengan ditetapkannya Keputusan ini maka semua produk pangan yang menggunakan pemanis buatan sebelum ditetapkan Keputusan ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan ini selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak ditetapkan Keputusan ini.
BAB VII
P E N U T U P
Pasal 10
(1) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang obat dan makanan.
(2) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 21 Oktober 2004 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA ttd H. SAMPURNO
9
LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.5.1.4547 TANGGAL : 21 Oktober 2004
PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN BERDASARKAN KATEGORI PANGAN
ALITAM Alitame Nilai Kalori : 1,4 kkal/g atau setara dengan 5,85 kJ/g ADI : 0,34 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
100
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar
60
01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya 100
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya: es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
100
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 100
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam
40
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
300
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
40
05.0 KEMBANG GULA 300
10
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
06.0 SEREAL DAN PRODUK SEREAL TERMASUK TEPUNG DAN PATI DARI AKAR-AKARAN DAN UMBI-UMBIAN, KACANG-KACANGAN DAN POLONG-POLONGAN, SELAIN PRODUK BAKERI KATEGORI 07.0
200
07.0 PRODUK BAKERI 200
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya: campuran bumbu untuk mi instan)
100
12.5 Sup dan kaldu 40
12.6 Saus dan produk sejenisnya 40
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
300
14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 40
14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks
40
11
ASESULFAM – K
Acesulfame potassium Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g DI : 15 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
500
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
500
01.3.1 Susu kental (tawar) 500
01.3.2 Krimer minuman (krimer bukan susu) CPPB
01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB
01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, pudding, buah atau yogurt beraroma)
1000
02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak
CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
1000
03.0 ES TERMASUK SHERBET DAN SORBET 800
04.1.2.1 Buah beku 500
04.1.2.2 Buah kering 500
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam
200
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
500
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
1000
04.1.2.7 Buah bergula 500
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
1000
12
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert)
berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
1000
04.1.2.10 Produk buah fermentasi CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
1000
04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 500
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
200
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
350
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
2500
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
350
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran CPPB
05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/kue
2500
05.1.2 Kakao campuran (sirup) 2500
05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan pengisi
2500
05.1.4 Kakao dan produk coklat 1000
05.1.5 Coklat imitasi, produk coklat pengganti 2500
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
2000
05.3 Permen karet 5000
05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
500
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1200
06.4 Pasta dan mi serta produk sejenisnya (misalnya : beras kertas, beras vermicelli)
200
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : pudding beras, pudding tapioka)
350
07.1 Roti dan produk bakeri CPPB
07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)
200
13
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya :
donut, roti gulung manis, scone dan muffin)
2000
07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran panekuk)
1000
09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan.
600
09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air yang berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
350
11.4 Gula dan sirup lainnya ( misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
1000
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
CPPB
12.3 Cuka CPPB
12.4 Mustards 350
12.5 Sup dan kaldu 110
12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)
1000
12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
350
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350
12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)
350
12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
1000
13.3.1 Makanan khusus untuk pengobatan bagi orang dewasa
450
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
450
14
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 13.5
Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
500
13.6 Suplemen makanan 2000
14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
600
14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
600
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
500
14.1.3.2 Nektar sayur-sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
500
14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks
600
14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
500
14.21 Bir dan minuman dari gandum 350
14.2.2 Cider dan perry 350
14.2.3 Minuman anggur 500
14.2.4 Wines (selain dari anggur) CPPB
14.2.5 Mead CPPB
14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alcohol lebih dari 15%
CPPB
14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
350
15.1 Makanan ringan – berbasis kentang, sereal, tepung atau kanji (dari akar-akaran dan umbi-umbian, kacang-kacangan dan polong-polongan)
1000
15.2 Kacang olahan, termasuk kacang yang dilapis dan kacang campur (mis dengan : buah kering)
1000
15.3 Makanan ringan – berbasis ikan 350
15
ASPARTAM Aspartame Nilai Kalori : 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g ADI : 50 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
600
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar)
2000
01.3.2 Krimmer minuman (krimer bukan susu) CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB
01.4.2 Krim whipping atau whipped atau krim rendah lemak yang disterilkan, di UHT
CPPB
01.4.3 Krim yang digumpalkan CPPB
01.4.4 Krim tiruan 1000
01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB
01.5.2 Susu dan krim bubuk tiruan 2000
01.5.3 Campuran susu dan krim bubuk tawar dan beraroma
CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
01.6.5 Keju tiruan 1000
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
3000
02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak
CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
3000
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 3000
04.1.2.1 Buah beku CPPB
04.1.2.2 Buah kering 3000
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam
300
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
1000
16
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
2000
04.1.2.7 Buah bergula 2000
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
3000
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
3000
04.1.2.10 Produk buah fermentasi 2000
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
3000
04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 2000
04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku
1000
04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering
1000
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
300
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
1000
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
3000
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
1000
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 2500
04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau digoreng
1000
05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/kue
3000
05.1.2 Kakao campuran (sirup) 3000
05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan pengisi 3000
05.1.4 Kakao dan produk coklat 2500
05.1.5 coklat imitasi, produk coklat pengganti 3000
17
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan
permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
10000
05.3 Permen karet 10000
05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
1000
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 5000
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
1000
07.1 Roti dan produk bakeri 4000
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 5000
08.2 Produk olahan dari daging unggas, dan hewan buruan (utuh atau potongan)
300
08.3 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan
300
09.2 Ikan olahan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
300
09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerang, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan
300
10.2.3 Produk telur kering dan/atau telur yang dikoagulasi dengan pemanasan
1000
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
1000
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
3000
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
2000
12.4 Mustards 350
12.5 Sup dan kaldu 600
12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)
2000
12.6.2 Saus non emulasi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
2000
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350
12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)
350
18
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
12.7
Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
1000
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 800
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
800
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
2000
13.6 Suplemen makanan 5500
14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 2000
14.1.3 Nektar buah-buahan dan nektar sayur-sayuran
2000
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600
14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades
600
14.1.4.2 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
CPPB
14.2.1 Bir dan minuan dari gandum 600
14.2.2 Cider dan perry 600
14.2.3 Minuman anggur 600
14.2.4 Wines (selain dari anggur) 700
14.2.5 Mead 700
14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alkohol lebih dari 15%
700
15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 500
19
ISOMALT Isomalt
Nilai Kalori : ≥2kkal/g atau setara dengan ≥8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB
01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan
CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB
04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah
CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB
04.1.2.7 Buah bergula CPPB
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah-buahan untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
20
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB
08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar), utuh atau potongan
CPPB
08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan
CPPB
09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan
CPPB
09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan
CPPB
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB
09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dimasak
CPPB
09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng
CPPB
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
CPPB
21
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
22
LAKTITOL Lactytol Nilai Kalori : 2 kkal/g atau setara dengan 8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB
01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan
CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam
CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB
04.1.2.7 Buah bergula CPPB
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB
23
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
09.2.1
Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
CPPB
13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
24
MALTITOL Maltitol Nilai Kalori : 2,1 kkal/g atau setara dengan 8,78 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB
01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan
CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB
04.1.2.7 Buah bergula CPPB
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB
25
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
09.2.1
Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
CPPB
13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
26
MANITOL Mannitol Nilai Kalori : 1,6 kkal/g atau setara dengan 6,69 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB
01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan
CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB
02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB
04.1.2.7 Buah bergula CPPB
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB
27
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
09.2.1
Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
28
NEOTAM Neotame Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0 – 2 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
15
01.4.2 Krim “whipping” atau “whipped” atau krim rendah lemak yang disterilkan, di UHT
25
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
Yogurt (Strawberry) 15
Pudding dessert 45
Gelatin dessert 19
Ice cream 20
Frozen novelties (ices) 20
02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak
25
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
100
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
19
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
30
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
Kembang gula keras 60
Kembang gula lunak (karamel) 28
05.3 Permen karet 250
05.4 Dekorasi (misalnya: untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
50
29
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 46
07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)
Cookies 60
Cake kuning 35
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
25
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 17
14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades
Minuman elektrolit 15
Campuran minuman ringan (lemonade) 16
Campuran minuman teh es 12
14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
8
30
SAKARIN (dan GARAM NATRIUM, KALIUM, KALSIUM) Saccharin (and Sodium, Potassium, Calcium Salts) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 5 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
400
01.2.1 Susu fermentasi (tawar) 200
01.2.2 Susu yang digumpalkan dengan enzim rennin
CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) 100
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
200
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
100
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 300
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam
160
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
200
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 200
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
200
04.1.2.7 Buah bergula 500
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
200
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
100
04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku
500
04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering
500
31
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
04.2.2.3
Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
2000
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
500
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
500
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
500
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 500
04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau digoreng
500
05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/ kue
500
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
3000
05.3 Permen karet 3000
05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
500
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 100
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
100
07.1.3 Produk bakeri lainnya (misalnya : bagel, pita, english muffins)
15
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 2000
08.2.1.1 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang telah diasapi dan digarami tanpa pemanasan dalam bentuk utuh ataupun potongan
2000
08.2.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dipanaskan dalam bentuk utuh ataupun potongan
500
08.3.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan dan mengalami pemanasan
500
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak 500
32
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
1200
09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli
160
09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam
2000
09.3.3 Pengganti telur salmon, caviar, dan produk telur ikan lainnya
160
09.3.4 Ikan dan produk ikan semi-pengawetan, ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi (misalnya : fish paste) kecuali produk-produk pada kategori 09.3.1 – 09.3.3
1200
09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi
200
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
100
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
300
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
4545
12.3 Cuka 300
12.4 Mustards 320
12.5 Sup dan kaldu 110
12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)
500
12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
160
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 300
12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)
500
12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
200
33
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 300
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
300
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk pada kategori pangan 13.1-13.4
500
13.6 Suplemen makanan 1200
14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-buahan
300
14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran
300
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
80
14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)
300
14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)
300
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 500
14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades
500
14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 2000
14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
200
14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 80
14.2.2 Cider dan perry 80
14.2.3 Minuman anggur 80
14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
80
15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 100
16.0 COMPOSITE FOODS – MAKANAN -MAKANAN YANG TIDAK BISA DITEMPATKAN PADA KATEGORI 01-15
200
34
SIKLAMAT (ASAM SIKLAMAT DAN GARAM NATRIUM, KALIUM KALSIUM)
Cyclamates (Cyclamic Acid and Sodium, Potassium, and Calcium Salts)
(Dihitung sebagai asam siklamat) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-11 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
400
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
250
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
250
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 250
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
1000
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
1000
04.1.2.7 Buah bergula 500
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
250
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
250
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
100
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
250
05.1 Produk kakao dan produk coklat imitasi dan coklat pengganti
500
35
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
500
05.3 Peremen karet 3000
05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
500
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka
250
07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)
1600
07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)
2000
07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran penekuk)
1600
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
250
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
500
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)
500
12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
500
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 1300
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
1300
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
1300
13.6 Suplemen makanan 1250
14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
1000
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
1000
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 1000
36
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades
1000
14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 250
14.2.2 Cider dan perry 250
14.2.3 Minuman anggur 250
14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
250
37
SILITOL Xylitol Nilai Kalori : 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB
01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan
CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB
04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah
CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB
04.1.2.7 Buah bergula CPPB
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
04.2.1.12 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
38
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB
08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar), utuh atau potongan
CPPB
08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan
CPPB
09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan
CPPB
09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan
CPPB
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB
09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dimasak
CPPB
09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng
CPPB
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
35000
10.2.2 Produk telur beku CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
39
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
CPPB
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
40
SORBITOL Sorbitol Nilai Kalori : 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB
01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan
CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB
02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB
04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah
CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB
04.1.2.7 Buah bergula CPPB
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran
CPPB
41
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
05.0 KEMBANG GULA CPPB
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB
08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar), utuh atau potongan
CPPB
08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan
5000
09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air kerkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan.
CPPB
09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan
CPPB
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB
09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dimasak
CPPB
09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng
CPPB
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
35000
10.2.2 Produk telur beku CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi isntan)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
42
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
CPPB
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
43
SUKRALOSA Sucralose Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-15 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau terfermentasi (misalnya : susu Coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
300
01.2.1.2 Produk susu fermentasi (tawar) yang diberi perlakuan panas setelah proses fermentasi
250
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
400
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
250
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 400
04.1.2.1 Buah beku 150
04.1.2.2 Buah kering 150
04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam
150
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
450
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 450
04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
800
04.1.2.7 Buah bergula 800
04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
450
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
1250
04.1.2.10 Produk buah fermentasi 150
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
250
04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 150
04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku
150
44
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan, dan biji-bijian kering
150
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
450
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
150
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
1500
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
500
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 150
04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau digoreng
150
05.1 Produk kakao dan produk coklat termasuk coklat imitasi dan coklat pengganti
1500
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3,05.4
1500
05.3 Permen karet 5000
Permen karet rendah kalori
05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
1000
06.1 Biji utuh, patah atau serpihan, termasuk beras 600
06.2 Tepung dan pati 600
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1000
06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked atau kering)
600
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
1250
06.6 Adonan (misalnya : remasan roti atau adonan untuk melumuri ikan atau unggas)
600
06.7 Kue beras (hanya tipe oriental) 600
07.1 Roti dan produk bakeri 750
07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)
750
07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)
800
45
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran panekuk)
750
09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli
450
09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam
450
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
250
11.1 Gula murni dan gula pasir 1500
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
1500
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
700
12.4 Mustards 400
12.5 Sup dan kaldu 1250
12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)
1250
12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
1250
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 450
12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap ikan)
450
12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
1250
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 400
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
1250
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
800
14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
250
46
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg)
14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
250
14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-buahan
1250
14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran
1250
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
250
14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)
1250
14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)
1250
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600
14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches dan ades
600
14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 1250
14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
250
14.2 Minuman beralkohol dan sejenisnya yang bebas dan rendah alkohol
700
15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 1000
1
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor : HK.00.05.5.1.4547
TENTANG
PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa transisi epidemiologi dan perubahan
gaya hidup mendorong meningkatnya produksi produk pangan dengan menggunakan bahan tambahan pangan pemanis buatan;
b. bahwa penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan secara tidak tepat dan berlebihan dapat membahayakan kesehatan;
c. bahwa peraturan mengenai pemanis buatan sudah tidak memadai lagi dan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan saat ini;
d. bahwa sehubungan dengan butir a, b, dan c perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996
tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik
2
Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;
5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2002;
Memperhatikan : Keputusan Kepala Badan Standardisasi
Nasional Nomor: 12/Kep/BSN-SNI.03/05/2004 tentang Penetapan 23 (Dua Puluh Tiga) Standar Nasional Indonesia.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN TENTANG PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan : 1. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan
ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi.
2. Pemanis buatan adalah bahan tambahan pangan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada produk pangan yang tidak atau sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori, hanya boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu.
3
3. Poliol adalah gula alkohol yang aman dalam penggunaannya,
yang secara alami dijumpai pada buah-buahan antara lain laktitol, maltitol, manitol, silitol dan sorbitol, sedangkan secara komersial diperoleh melalui proses fermentasi monosakarida dengan menggunakan kapang / khamir untuk pangan seperti Moniliella polllinis.
4. Penegas rasa adalah istilah fungsi lain yang dapat digunakan
untuk pemanis buatan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa manis gula, cita rasa buah atau aroma tertentu.
5. ADI (Acceptable Daily Intake) atau Asupan Harian yang Dapat
Diterima adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
6. Nilai Kalori adalah kalori atau energi yang dihasilkan dari
pemanis buatan dan dinyatakan sebagai jumlah kilo kalori (kkal) per gram pemanis buatan atau dapat dinyatakan dalam unit Joule dengan kesetaraan 1 kkal = 4,18 kJ.
7. Batas penggunaan maksimum adalah jumlah milligram per
kilogram (mg/kg) pemanis buatan yang diizinkan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan atau jumlah pemanis buatan yang cukup untuk menghasilkan rasa manis yang diinginkan sesuai dengan CPPB.
8. CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) adalah suatu
pedoman yang diterapkan untuk memproduksi pangan yang memenuhi standar mutu atau persyaratan yang diterapkan secara konsisten.
9. Sediaan pemanis buatan adalah pemanis buatan dalam
bentuk tablet, granul, serbuk, kristal atau cairan yang dikemas dalam bentuk siap pakai dan disajikan seperti halnya gula.
10. GRAS (Generally Recognized As Safe) adalah pernyataan aman
bagi bahan tambahan pangan termasuk pemanis buatan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah sesuai dengan CPPB.
4
11. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
BAB II
PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DALAM PRODUK PANGAN
Bagian Pertama
Penggunaan Umum Pemanis Buatan dalam Produk Pangan
Pasal 2
(1) Pemanis buatan yang diizinkan ditambahkan ke dalam produk pangan dalam jumlah tertentu adalah 13 (tiga belas) jenis sesuai dengan ketentuan seperti yang tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.
(2) Pemanis buatan dapat digunakan secara tunggal ataupun
kombinasi dalam produk pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula.
(3) Pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah
padanan terhadap istilah Weight Reduction Foods, Reduce Calorie, Reduce Joule, atau Low Joule adalah produk pangan yang minimal mengandung kurang atau sama dengan 40 kalori per sajian.
(4) Pangan tanpa penambahan gula sebagaimana dimaksud ayat
(2) adalah padanan terhadap istilah no added sugar foods, without added sugar, dan no sugar added adalah produk pangan yang diolah tanpa penambahan gula (sakarosa/ sukrosa), termasuk ingredient (ramuan) yang mengandung gula (sirup, jus buah, saus apel, dan lain-lain), atau proses pengolahannya tidak menyebabkan peningkatan kadar gula secara nyata.
(5) Pemanis buatan yang diizinkan dapat dikonsumsi secara
umum termasuk penderita diabetes mellitus dan pelaku diet dengan batas maksimum penggunaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.
(6) Penetapan batas maksimum pemanis buatan dalam produk
pangan mencakup juga pemanis buatan yang berasal dari
5
komposisi produk pangan atau sebagai hasil pengolahannya (pemanis buatan bawaan) yang diperbolehkan terdapat dalam komposisi produk pangan.
Bagian Kedua
Penggunaan Pemanis Buatan Golongan Poliol
Pasal 3
(1) Golongan poliol selain berfungsi sebagai pemanis buatan
dapat pula berfungsi sebagai perisa, bahan pengisi, penstabil, pengental, antikempal, humektan, sekuestran dan bahan utama.
(2) Fungsi golongan poliol selain sebagai pemanis buatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur tersendiri oleh Kepala Badan.
(3) Golongan poliol yang berfungsi sebagai bahan utama
sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sorbitol, dapat digunakan dalam pembuatan produk pangan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Permen dengan maksimum penggunaan 99 persen, b. Permen karet dengan maksimum penggunaan 75 persen, c. Jam dan jelli dengan maksimum penggunaan 30 persen
dan d. Produk pangan yang dipanggang dengan maksimum
penggunaan 30 persen.
Bagian Ketiga
Persetujuan Penggunaan Pemanis Buatan
Pasal 4
Penggunaan pemanis buatan selain yang disebutkan pada Lampiran 1 Keputusan ini harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Badan.
6
Bagian Keempat
Larangan Penggunaan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan
Pasal 5
Pemanis buatan tidak diizinkan penggunaannya pada produk pangan olahan tertentu untuk dikonsumsi oleh kelompok tertentu meliputi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya.
BAB III
KETENTUAN LABEL
Pasal 6
(1) Produk pangan yang menggunakan pemanis buatan harus mencantumkan jenis dan jumlah pemanis buatan dalam komposisi bahan atau daftar bahan pada label.
(2) Pemanis buatan dalam bentuk sediaan, pada label harus
mencantumkan : a. Nama Pemanis Buatan b. Jumlah pemanis buatan dalam bentuk tablet dinyatakan
dengan milligram (mg) dan dalam bentuk granul atau serbuk dinyatakan dengan milligram (mg) dalam kemasan sekali pakai
c. Acceptable Daily Intake kecuali bagi pemanis buatan yang tidak mempunyai ADI
d. Peringatan : tidak digunakan untuk bahan yang akan dimasak atau dipanggang.
(3) Wajib mencantumkan peringatan Fenilketonuria:
mengandung fenilalanin, yang ditulis dan terlihat jelas pada label jika makanan atau minuman atau sediaan menggunakan pemanis buatan aspartam.
(4) Wajib mencantumkan peringatan : Konsumsi berlebihan
dapat mengakibatkan efek laksatif, yang ditulis dan terlihat jelas pada label makanan atau minuman atau sediaan yang menggunakan pemanis buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini dikonsumsi lebih dari 20 gram laktitol perhari atau 20 gram manitol perhari atau 50 gram sorbitol perhari.
7
(5) Klaim yang diperbolehkan dan dapat ditulis pada label
adalah: a. Tidak menyebabkan karies gigi. b. Pangan Rendah Kalori dan Pangan Tanpa Penambahan
Gula apabila produk pangan memenuhi syarat produk pangan rendah kalori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
c. Pangan untuk penderita diabetes atau pernyataan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (5)
BAB IV
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 7
Pengawasan dan pembinaan terhadap penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan dilakukan sepenuhnya oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
BAB V
S A N K S I
Pasal 8
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa :
a. Peringatan tertulis b. Pencabutan izin edar dan c. Penarikan dan pemusnahan produk pangan yang
mengandung pemanis buatan yang sudah beredar. (2) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini dapat pula dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Dengan ditetapkannya Keputusan ini maka semua produk pangan yang menggunakan pemanis buatan sebelum ditetapkan Keputusan ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan ini selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sejak ditetapkan Keputusan ini.
BAB VII
P E N U T U P
Pasal 10
(1) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang obat dan makanan.
(2) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 21 Oktober 2004 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA ttd H. SAMPURNO
9
LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.00.05.5.1.4547 TANGGAL : 21 Oktober 2004
PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN BERDASARKAN KATEGORI PANGAN
ALITAM Alitame Nilai Kalori : 1,4 kkal/g atau setara dengan 5,85 kJ/g ADI : 0,34 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
100
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar
60
01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya 100 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbahan dasar susu (misalnya: es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
100 03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 100 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan
garam 40
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
300
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
40
05.0 KEMBANG GULA 300
10
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 06.0 SEREAL DAN PRODUK SEREAL
TERMASUK TEPUNG DAN PATI DARI AKAR-AKARAN DAN UMBI-UMBIAN, KACANG-KACANGAN DAN POLONG-POLONGAN, SELAIN PRODUK BAKERI KATEGORI 07.0
200
07.0 PRODUK BAKERI 200 11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose,
maple syrup, sugar toppings) CPPB
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang
mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya: campuran bumbu untuk mi instan)
100
12.5 Sup dan kaldu 40 12.6 Saus dan produk sejenisnya 40 13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen
makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
300
14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 40 14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk
minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks
40
11
ASESULFAM – K Acesulfame potassium Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g DI : 15 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
500
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
500
01.3.1 Susu kental (tawar) 500 01.3.2 Krimer minuman (krimer bukan susu) CPPB 01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB 01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB 01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbahan dasar susu (misalnya : es susu, pudding, buah atau yogurt beraroma)
1000
02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak
CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
1000
03.0 ES TERMASUK SHERBET DAN SORBET 800 04.1.2.1 Buah beku 500 04.1.2.2 Buah kering 500 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan
garam 200
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
500
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
1000
04.1.2.7 Buah bergula 500 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
1000
12
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert)
berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
1000
04.1.2.10 Produk buah fermentasi CPPB 04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk
produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
1000
04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 500 04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka,
minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
200
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
350
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
2500
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
350
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran CPPB 05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao
mass/kue 2500
05.1.2 Kakao campuran (sirup) 2500 05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan
pengisi 2500
05.1.4 Kakao dan produk coklat 1000 05.1.5 Coklat imitasi, produk coklat pengganti 2500 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan
permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
2000
05.3 Permen karet 5000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery
wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
500
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1200 06.4 Pasta dan mi serta produk sejenisnya
(misalnya : beras kertas, beras vermicelli) 200
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : pudding beras, pudding tapioka)
350
07.1 Roti dan produk bakeri CPPB 07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi
buah-buahan atau puding) 200
13
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya :
donut, roti gulung manis, scone dan muffin)
2000
07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran panekuk)
1000
09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan.
600
09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air yang berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
350
11.4 Gula dan sirup lainnya ( misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
1000
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
CPPB
12.3 Cuka CPPB 12.4 Mustards 350 12.5 Sup dan kaldu 110 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad
dressing) 1000
12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
350
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap
ikan) 350
12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
1000
13.3.1 Makanan khusus untuk pengobatan bagi orang dewasa
450
13.4 Formula khusus untuk penurunan berat badan dan pelangsingan
450
14
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 13.5
Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
500
13.6 Suplemen makanan 2000 14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau
dibotolkan (pasteurisasi) 600
14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
600
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
500
14.1.3.2 Nektar sayur-sayuran yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
500
14.1.4 Minuman beraroma berbasis air, termasuk minuman olah raga atau minuman elektrolit dan particulated drinks
600
14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
500
14.21 Bir dan minuman dari gandum 350 14.2.2 Cider dan perry 350 14.2.3 Minuman anggur 500 14.2.4 Wines (selain dari anggur) CPPB 14.2.5 Mead CPPB 14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alcohol
lebih dari 15% CPPB
14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir, wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
350
15.1 Makanan ringan – berbasis kentang, sereal, tepung atau kanji (dari akar-akaran dan umbi-umbian, kacang-kacangan dan polong-polongan)
1000
15.2 Kacang olahan, termasuk kacang yang dilapis dan kacang campur (mis dengan : buah kering)
1000
15.3 Makanan ringan – berbasis ikan 350
15
ASPARTAM Aspartame Nilai Kalori : 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g ADI : 50 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
600
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim renin (tawar)
2000
01.3.2 Krimmer minuman (krimer bukan susu) CPPB 01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.4.2 Krim whipping atau whipped atau krim
rendah lemak yang disterilkan, di UHT CPPB
01.4.3 Krim yang digumpalkan CPPB 01.4.4 Krim tiruan 1000 01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (tawar) CPPB 01.5.2 Susu dan krim bubuk tiruan 2000 01.5.3 Campuran susu dan krim bubuk tawar
dan beraroma CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB 01.6.5 Keju tiruan 1000 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
3000
02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak
CPPB
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
3000
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 3000 04.1.2.1 Buah beku CPPB 04.1.2.2 Buah kering 3000 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan
garam 300
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
1000
16
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
2000
04.1.2.7 Buah bergula 2000 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
3000
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
3000
04.1.2.10 Produk buah fermentasi 2000 04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk
produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
3000
04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 2000 04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
beku 1000
04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering
1000
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
300
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
1000
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
3000
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
1000
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 2500 04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak
atau digoreng 1000
05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/kue
3000
05.1.2 Kakao campuran (sirup) 3000 05.1.3 Produk oles kakao, termasuk bahan pengisi 3000 05.1.4 Kakao dan produk coklat 2500 05.1.5 coklat imitasi, produk coklat pengganti 3000
17
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan
permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
10000
05.3 Permen karet 10000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery
wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
1000
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 5000 06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati
(misalnya : puding beras, puding tapioka)
1000 07.1 Roti dan produk bakeri 4000 07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 5000 08.2 Produk olahan dari daging unggas, dan
hewan buruan (utuh atau potongan) 300
08.3 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan
300
09.2 Ikan olahan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
300
09.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-
kerang, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang mengalami semi-pengawetan
300
10.2.3 Produk telur kering dan/atau telur yang dikoagulasi dengan pemanasan
1000
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
1000
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
3000
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
2000
12.4 Mustards 350 12.5 Sup dan kaldu 600 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad
dressing) 2000
12.6.2 Saus non emulasi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
2000
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 350 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap
ikan) 350
18
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 12.7
Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
1000
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 800 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan 800
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
2000
13.6 Suplemen makanan 5500 14.1.2 Jus buah-buahan dan jus sayur-sayuran 2000 14.1.3 Nektar buah-buahan dan nektar sayur-
sayuran 2000
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk
punches dan ades 600
14.1.4.2 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
CPPB
14.2.1 Bir dan minuan dari gandum 600 14.2.2 Cider dan perry 600 14.2.3 Minuman anggur 600 14.2.4 Wines (selain dari anggur) 700 14.2.5 Mead 700 14.2.6 Minuman beralkohol dengan kadar alkohol
lebih dari 15% 700
15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 500
19
ISOMALT Isomalt
Nilai Kalori : ≥2kkal/g atau setara dengan ≥8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk
tiruan CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut
(dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah
CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut
(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah-buahan untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
20
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked
atau kering) CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB 08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar),
utuh atau potongan CPPB
08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan
CPPB
09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan
CPPB
09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan
CPPB
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB 09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras,
dan cumi-cumi yang dimasak CPPB
09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng
CPPB
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
CPPB
12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan CPPB
21
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan
untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
22
LAKTITOL Lactytol Nilai Kalori : 2 kkal/g atau setara dengan 8,36 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk
tiruan CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan
garam CPPB
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut
(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk
produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-
cooked atau kering) CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB
23
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 09.2.1
Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan CPPB
13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
24
MALTITOL Maltitol Nilai Kalori : 2,1 kkal/g atau setara dengan 8,78 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk
tiruan CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut
(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk
produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-
cooked atau kering) CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB
25
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 09.2.1
Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan CPPB
13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
26
MANITOL Mannitol Nilai Kalori : 1,6 kkal/g atau setara dengan 6,69 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk
tiruan CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut
(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk
produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-
cooked atau kering) CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, sovoury) CPPB
27
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 09.2.1
Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
CPPB
12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.5 Makanan khusus (mis : Suplemen makanan
untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
28
NEOTAM Neotame Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0 – 2 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
15
01.4.2 Krim “whipping” atau “whipped” atau krim rendah lemak yang disterilkan, di UHT
25
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
Yogurt (Strawberry) 15 Pudding dessert 45 Gelatin dessert 19 Ice cream 20 Frozen novelties (ices) 20 02.3 Emulsi lemak selain kategori 02.2, termasuk
produk mix (campuran kering) dan/atau produk beraroma berbasis emulsi lemak
25
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 100 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
100
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
19
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
30
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
Kembang gula keras 60 Kembang gula lunak (karamel) 28 05.3 Permen karet 250 05.4 Dekorasi (misalnya: untuk fine bakery wares),
toping (non-buah) dan saus-saus manis
50
29
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 46 07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi
buah-buahan atau puding)
Cookies 60 Cake kuning 35 11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang
mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
25
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 17 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk
punches dan ades Minuman elektrolit 15 Campuran minuman ringan (lemonade) 16 Campuran minuman teh es 12 14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions,
sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
8
30
SAKARIN (dan GARAM NATRIUM, KALIUM, KALSIUM) Saccharin (and Sodium, Potassium, Calcium Salts) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 5 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
400
01.2.1 Susu fermentasi (tawar) 200 01.2.2 Susu yang digumpalkan dengan enzim
rennin CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) 100 01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
200
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
100
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 300 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan
garam 160
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau
buah dalam botol 200
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 200 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya: chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
200
04.1.2.7 Buah bergula 500 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
200
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
100
04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian beku
500
04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan dan biji-bijian kering
500
31
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 04.2.2.3
Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
2000
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
500
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
500
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
500
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 500 04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak
atau digoreng 500
05.1.1 Kakao campuran (bubuk) dan kakao mass/ kue
500
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
3000
05.3 Permen karet 3000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery
wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
500
06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 100 06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati
(misalnya : puding beras, puding tapioka) 100
07.1.3 Produk bakeri lainnya (misalnya : bagel, pita, english muffins)
15
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) 2000 08.2.1.1 Produk olahan dari daging unggas dan
hewan buruan yang telah diasapi dan digarami tanpa pemanasan dalam bentuk utuh ataupun potongan
2000
08.2.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dipanaskan dalam bentuk utuh ataupun potongan
500
08.3.2 Produk olahan dari daging unggas dan hewan buruan yang dihancurkan dan mengalami pemanasan
500
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak 500
32
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-
kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
1200
09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli
160
09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam
2000
09.3.3 Pengganti telur salmon, caviar, dan produk telur ikan lainnya
160
09.3.4 Ikan dan produk ikan semi-pengawetan, ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi (misalnya : fish paste) kecuali produk-produk pada kategori 09.3.1 – 09.3.3
1200
09.4 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi yang diawetkan, dikalengkan atau difermentasi
200
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
100
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
300
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
4545
12.3 Cuka 300 12.4 Mustards 320 12.5 Sup dan kaldu 110 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad
dressing) 500
12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
160
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 300 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai, kecap
ikan) 500
12.7 Salad (misalnya : makaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
200
33
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 300 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan 300
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk pada kategori pangan 13.1-13.4
500
13.6 Suplemen makanan 1200 14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-
buahan 300
14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran
300
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
80
14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)
300
14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)
300
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 500 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches
dan ades 500
14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 2000 14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions, sereal
panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
200
14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 80 14.2.2 Cider dan perry 80 14.2.3 Minuman anggur 80 14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir,
wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
80
15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 100 16.0 COMPOSITE FOODS – MAKANAN -MAKANAN YANG
TIDAK BISA DITEMPATKAN PADA KATEGORI 01-15
200
34
SIKLAMAT (ASAM SIKLAMAT DAN GARAM NATRIUM, KALIUM KALSIUM) Cyclamates (Cyclamic Acid and Sodium, Potassium, and Calcium Salts) (Dihitung sebagai asam siklamat) Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-11 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
400
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
250
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
250
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 250 04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau
buah dalam botol 1000
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 1000 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan
(misalnya : chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
1000
04.1.2.7 Buah bergula 500 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi
bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
250
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
250
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
100
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
250
05.1 Produk kakao dan produk coklat imitasi dan coklat pengganti
500
35
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan
permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
500
05.3 Peremen karet 3000 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery
wares), toping (non-buah) dan saus-saus manis
500
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka
250
07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi buah-buahan atau puding)
1600
07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)
2000
07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery (misalnya : campuran kue, campuran penekuk)
1600
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
250
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
500
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad dressing)
500
12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
500
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 1300 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan 1300
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
1300
13.6 Suplemen makanan 1250 14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau
dibotolkan (pasteurisasi) 1000
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
1000
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 1000
36
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches
dan ades 1000
14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 250 14.2.2 Cider dan perry 250 14.2.3 Minuman anggur 250 14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya : bir,
wine dan spirituous cooler-type beverages, low alcoholic refreshers)
250
37
SILITOL Xylitol Nilai Kalori : 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk
tiruan CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang
disalut (dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah
CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut
(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
04.2.1.12 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran
CPPB
05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB
38
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked
atau kering) CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB 08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar),
utuh atau potongan CPPB
08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan
CPPB
09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan
CPPB
09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan
CPPB
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB 09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan
cumi-cumi yang dimasak CPPB
09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng
CPPB
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-
kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
35000
10.2.2 Produk telur beku CPPB 10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur
(misalnya : custard) CPPB
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
CPPB
12.4 Mustards CPPB 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB
39
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan CPPB
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
40
SORBITOL Sorbitol Nilai Kalori : 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g ADI : Tidak dinyatakan karena termasuk Generally
Recognized as Safe (GRAS)
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
CPPB
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidrolisa enzim rennin (tawar)
CPPB
01.3 Susu evaporasi atau susu kental dan tiruannya
CPPB
01.4.1 Krim pasteurisasi CPPB 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk
tiruan CPPB
01.6 Keju dan keju tiruan (analog) CPPB 02.2.1.1 Mentega dan konsentrat mentega CPPB 02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut
berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
CPPB
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET CPPB 04.1.1.2 Buah segar dengan permukaan yang disalut
(dilapisi) glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran buah
CPPB
04.1.2.2 Buah kering CPPB 04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad CPPB 04.1.2.7 Buah bergula CPPB 04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut
(dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
CPPB
04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
CPPB
04.2.1.2 Sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian
segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran sayuran
CPPB
41
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 05.0 KEMBANG GULA CPPB 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum CPPB 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-cooked
atau kering) CPPB
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
CPPB
07.2 Produk fine bakery (manis, asin, savoury) CPPB 08.1.1 Daging unggas dan hewan buruan (segar),
utuh atau potongan CPPB
08.1.2 Daging unggas dan hewan buruan (segar), yang dihancurkan
5000
09.1 Ikan segar dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.1 Ikan beku, ikan pengisi, dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras dan cumi-cumi
CPPB
09.2.2 Ikan, potongan tipis ikan dan produk ikan, termasuk kerang-kerangan, hewan air kerkulit keras dan cumi-cumi; yang dilumuri adonan lalu dibekukan.
CPPB
09.2.3 Produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dihancurkan, dibubuhi saus krim dan dibekukan
CPPB
09.2.4.1 Ikan dan produk ikan yang dimasak CPPB 09.2.4.2 Kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan
cumi-cumi yang dimasak CPPB
09.2.4.3 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang digoreng
CPPB
09.2.5 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diasapi, dikeringkan, difermentasi dan/atau digarami
35000
10.2.2 Produk telur beku CPPB 10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur
(misalnya : custard) CPPB
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose, maple syrup, sugar toppings)
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi isntan)
CPPB
12.4 Mustards CPPB
42
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 12.6 Saus dan produk sejenisnya CPPB 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan CPPB
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
CPPB
43
SUKRALOSA Sucralose Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g ADI : 0-15 mg/kg berat badan
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma,
dan/atau terfermentasi (misalnya : susu Coklat, kakao, eggnog, yogurt minuman, minuman berbasis whey)
300
01.2.1.2 Produk susu fermentasi (tawar) yang diberi perlakuan panas setelah proses fermentasi
250
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya : es susu, puding, buah atau yogurt beraroma)
400
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut berbasis lemak, termasuk produk siap santap dan produk mix (campuran kering)
250
03.0 ES, TERMASUK SHERBET DAN SORBET 400 04.1.2.1 Buah beku 150 04.1.2.2 Buah kering 150 04.1.2.3 Buah dalam cuka, minyak dan larutan
garam 150
04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau buah dalam botol
450
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 450 04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan (misalnya :
chutney) tidak termasuk produk pada kategori 04.1.2.5
800
04.1.2.7 Buah bergula 800 04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan,
meliputi bubur buah, puree, toping buah dan santan kelapa
450
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut (dessert) berbasis buah-buahan, termasuk dessert berbasis air beraroma buah
1250
04.1.2.10 Produk buah fermentasi 150 04.1.2.11 Buah buah untuk isi pastry, termasuk
produk siap makan dan instan, tetapi tidak termasuk puree
250
04.1.2.12 Buah yang dimasak atau digoreng 150 04.2.2.1 Sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
beku 150
44
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 04.2.2.2 Sayuran, rumput laut, kacang-kacangan,
dan biji-bijian kering 150
04.2.2.3 Sayuran dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai adalah produk yang diperoleh dengan menambahkan larutan garam pada sayuran segar
450
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam retort pouch
150
04.2.2.5 Puree dan produk oles sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
1500
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya : makanan penutup dan saus sayuran, sayuran bergula) selain produk kategori 04.2.2.5
500
04.2.2.7 Produk fermentasi sayuran 150 04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak atau
digoreng 150
05.1 Produk kakao dan produk coklat termasuk coklat imitasi dan coklat pengganti
1500
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan permen lunak, nougats, dll. Selain dari kategori 05.1, 05.3,05.4
1500
05.3 Permen karet 5000 Permen karet rendah kalori 05.4 Dekorasi (misalnya : untuk fine bakery wares),
toping (non-buah) dan saus-saus manis
1000 06.1 Biji utuh, patah atau serpihan, termasuk beras 600 06.2 Tepung dan pati 600 06.3 Sereal untuk sarapan, termasuk gandum 1000 06.4.2 Pasta, mi dan produk sejenisnya (pre-
cooked atau kering) 600
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati (misalnya : puding beras, puding tapioka)
1250
06.6 Adonan (misalnya : remasan roti atau adonan untuk melumuri ikan atau unggas)
600
06.7 Kue beras (hanya tipe oriental) 600 07.1 Roti dan produk bakeri 750 07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya : yang diisi
buah-buahan atau puding) 750
07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya : donut, roti gulung manis, scone, dan muffin)
800
45
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas
Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery
(misalnya : campuran kue, campuran panekuk)
750
09.3.1 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang dibumbui dan/atau dalam jeli
450
09.3.2 Ikan dan produk ikan termasuk kerang-kerangan, hewan air berkulit keras, dan cumi-cumi yang diacar dan/atau dalam air garam
450
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur (misalnya : custard)
250
11.1 Gula murni dan gula pasir 1500 11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya : xylose,
maple syrup, sugar toppings) 1500
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi
CPPB
12.2 Bumbu-bumbuan (termasuk garam pengganti) dan rempah-rempah (misalnya : campuran bumbu untuk mi instan)
700
12.4 Mustards 400 12.5 Sup dan kaldu 1250 12.6.1 Saus emulsi (misalnya : mayonnaise, salad
dressing) 1250
12.6.2 Saus non emulsi (misalnya : kecap, saus keju, saus krim, brown gravy)
1250
12.6.3 Campuran sup dan kaldu 450 12.6.4 Saus encer (misalnya : kecap kedelai,
kecap ikan) 450
12.7 Salad (misalnya : macaroni salad, salad kentang) dan sandwich spread selain produk berbasis kakao dan produk berbasis kacang pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
1250
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 400 13.4 Formula khusus untuk penurunan berat
badan dan pelangsingan 1250
13.5 Makanan khusus (misalnya : Suplemen makanan untuk tujuan diet) selain dari produk-produk pada kategori pangan 13.1-13.4
800
14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau dibotolkan (pasteurisasi)
250
46
No. Kat.
Pangan
Kategori Pangan
Batas Penggunaan Maksimum
(mg/kg) 14.1.2.2 Jus sayuran yang dikalengkan atau
dibotolkan (pasteurisasi) 250
14.1.2.3 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus buah-buahan
1250
14.1.2.4 Konsentrat (cair atau padat) untuk jus sayur-sayuran
1250
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan dibotolkan (pasteurisasi)
250
14.1.3.3 Konsentrat nektar buah-buahan (cair atau padat)
1250
14.1.3.4 Konsentrat nektar sayur-sayuran (cair atau padat)
1250
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 600 14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches
dan ades 600
14.1.4.3 Konsentrat untuk minuman (cair atau padat) 1250 14.1.5 Kopi, kopi pengganti, teh, herbal infusions,
sereal panas lainnya dan minuman dari biji/buah selain kakao
250
14.2 Minuman beralkohol dan sejenisnya yang bebas dan rendah alkohol
700
15.0 MAKANAN RINGAN SIAP MAKAN 1000