lampiran surat no. 316/eq.shpk/v/2017 tanggal 17 mei 2017 ... penilikan phpl/316... · ±luas :...

55
Lampiran Surat No. 316/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017 PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL sebagai berikut: I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710 Telp. : +62 251 7550722 Fax. : +62 251 7550724 Email : [email protected] Website : http://www.equalityindonesia.com Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap: II. Nama : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010 Luas : ± 1.132.296,69 Hektar Lokasi : Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah Alamat Kantor : Jl. Gentengkali No. 49 PO BOX 1069, Surabaya 60008 Waktu Pelaksanaan : 03 s.d. 26 April 2017 III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL. Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum. Bogor, 17 Mei 2017 PT EQUALITY INDONESIA Hari Seno Aji, S. Hut Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Upload: vohanh

Post on 28-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lampiran Surat No. 316/EQ.SHPK/V/2017 tanggal 17 Mei 2017

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN

PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja

PHPL sebagai berikut:

I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA

Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN

Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710

Telp. : +62 251 7550722

Fax. : +62 251 7550724

Email : [email protected]

Website : http://www.equalityindonesia.com

Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap:

II. Nama : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur

Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72/2010

Luas : ± 1.132.296,69 Hektar

Lokasi : Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah

Alamat Kantor : Jl. Gentengkali No. 49 PO BOX 1069, Surabaya

60008

Waktu Pelaksanaan : 03 s.d. 26 April 2017

III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT

LULUS SEHINGGA PERUM PERHUTANI DIVISI

REGIONAL JAWA TIMUR BERHAK

MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.

Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.

Bogor, 17 Mei 2017

PT EQUALITY INDONESIA

Hari Seno Aji, S. Hut

Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Halaman 1 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor: 013/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/V/2017

TENTANG

PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA PEMEGANG HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI

DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TIMUR DAN JAWA TENGAH

DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010

DENGAN LUAS ± 1.132.296,69 HEKTAR

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen PHPL Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016

tanggal 29 April 2016;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi

dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PERUM

PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR sesuai dengan Berita Acara Penyerahan

Laporan (EQI-F090) tanggal 06 Mei 2017;

c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor: 047/EQI-F037 tanggal 06 Mei 2017 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 218.1/EQI-F039 tanggal 10 Mei 2017

dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;

d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PERUM PERHUTANI

DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai

Indikator Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 218.1 tanggal 10 Mei 2017

menunjukkan total nilai kinerja akhir 21 indikator PHPL berpredikat BAIK, 1 indikator

bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan

terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PERUM PERHUTANI DIVISI

REGIONAL JAWA TIMUR telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-

PHPL yang telah diterima sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

Halaman 2 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems:

7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan

untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan

Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu

(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,

Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;

15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23

Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor

melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-

DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal

17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman

dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal

Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Alam;

21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman

Halaman 3 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi

Legalitas Kayu (VLK);

23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 2

September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian

Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem

Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku

sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal

2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);

27. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal

18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for

bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17

Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus

2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri

Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut-

VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012

tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan

Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi

Independen (LP & VI);

28. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 04.1/SJ/DIR/2017 tanggal 17 Maret 2017.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA PEMEGANG

HAK PENGELOLAAN PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR PROVINSI JAWA TIMUR

DAN JAWA TENGAH DASAR HUKUM PENGELOLAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 DENGAN LUAS ± 1.132.296,69 HEKTAR

PERTAMA : PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR (Pemegang Sertifikat) yang

telah mendapatkan Sertifikat Nomor 041/EQC-PHPL/V/2016 pada kegiatan

Penilaian Awal Kinerja PHPL tahun 2016 dinyatakan “LULUS” karena tidak

terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap

Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Peraturan

Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014

tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015.

Halaman 4 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-

PHPL) pada Penilikan I tahun 2017, sehingga S-PHPL yang diberikan dapat

direvisi dari semula Nomor 041/EQC-PHPL/V/2016 menjadi Nomor

041.1/EQC-PHPL/V/2017 karena terdapat perubahan peraturan dari

Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-

BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 menjadi Perdirjen PHPL

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.

KETIGA : Sertifikat perubahan Nomor 041.1/EQC-PHPL/V/2017 terdiri dari 23 (dua

puluh tiga) lampiran Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dengan nomor

lampiran S-PHPL sebagai berikut :

No. Nama KPH Luas (Ha) Nomor Lampiran S-PHPL

1 PADANGAN ± 27.833,60 041.1-01/EQC-PHPL/V/2017

2 BOJONEGORO ± 50.144,00 041.1-02/EQC-PHPL/V/2017

3 PARENGAN ± 17.633,30 041.1-03/EQC-PHPL/V/2017

4 JATIROGO ± 18.763,20 041.1-04/EQC-PHPL/V/2017

5 TUBAN ± 28.602,50 041.1-05/EQC-PHPL/V/2017

6 NGAWI ± 45.909,70 041.1-06/EQC-PHPL/V/2017

7 MADIUN ± 31.219,70 041.1-07/EQC-PHPL/V/2017

8 SARADAN ± 37.936,60 041.1-08/EQC-PHPL/V/2017

9 NGANJUK ± 21.273,10 041.1-09/EQC-PHPL/V/2017

10 JOMBANG ± 37.348,00 041.1-10/EQC-PHPL/V/2017

11 MOJOKERTO ± 31.922,60 041.1-11/EQC-PHPL/V/2017

12 MADURA ± 47.121,20 041.1-12/EQC-PHPL/V/2017

13 LAWU Ds ± 52.256,40 041.1-13/EQC-PHPL/V/2017

14 KEDIRI ± 117.332,10 041.1-14/EQC-PHPL/V/2017

15 BLITAR ± 57.336,20 041.1-15/EQC-PHPL/V/2017

16 MALANG ± 90.360,80 041.1-16/EQC-PHPL/V/2017

17 PASURUAN ± 31.988,70 041.1-17/EQC-PHPL/V/2017

18 PROBOLINGGO ± 84.263,60 041.1-18/EQC-PHPL/V/2017

19 JEMBER ± 71.525,14 041.1-19/EQC-PHPL/V/2017

20 BONDOWOSO ± 88.882,11 041.1-20/EQC-PHPL/V/2017

21 BANYUWANGI SELATAN ± 43.818,00 041.1-21/EQC-PHPL/V/2017

22 BANYUWANGI UTARA ± 56.118,98 041.1-22/EQC-PHPL/V/2017

23 BANYUWANGI BARAT ± 42.707,16 041.1-23/EQC-PHPL/V/2017

KEEMPAT : Masa berlaku sertifikat tetap mulai dari tanggal diterbitkan awal sampai

dengan 17 Mei 2021 selama Pemegang Sertifikat tetap memenuhi

persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal

29 April 2016.

KELIMA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat

dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi

di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan

Sistem yang ditetapkan.

KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem

legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,

perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.

KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

Halaman 5 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait

keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;

b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan

bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL

sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum

KEENAM;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan

sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan

penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi

Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan

dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau

pembakaran hutan areal kerjanya;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan

tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bogor

Pada Tanggal : 10 Mei 2017

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direksi Perum Perhutani di Jakarta;

2. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur;

3. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi

di Jakarta;

4. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 48

1. Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon : 0251-7550722

Nomor Fax : 0251-7550324

E-mail : [email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit :

1. Hermansyah Putra, S.Hut, M.Si (Lead Auditor/Auditor Ekologi)

2. Yudi Herdiana, A.Md (Auditor Prasyarat)

3. Rifan Sudiyono, S.Hut (Auditor Produksi)

4. Amir Fadillah, S.Sos, M.Si (Auditor Sosial)

5. Agung Tofani, S.Hut (Auditor VLK)

6. Abdul Khalim, S.P (Auditor Magang Ekologi)

g. Tim Pengambil Keputusan :

1. Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)

2. Amin Muchakim, S.Hut (Anggota/PK Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)

3. Ir. Muchlis Hidayat (Anggota/PK Bidang Ekologi)

4. Wiyono,S.Hut.,M.Si (Anggota/PK Bidang Sosial)

2. Identitas Auditee :

Nama Pemegang Hak Pengelolaan : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur

Dasar Hukum Pengelolaan : PP Nomor 72 Tahun 2010

Tanggal : 22 Oktober 2010

Luas Areal : ± 1.132.296,69 Ha

Lokasi Areal : Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah

Alamat :

- Kantor Divisi Regional :

Jl. Genteng Kali No. 49 Surabaya Tromol

Pos 840, Surabaya 6008 Telp : (031)

5343851-4

Fax : (031) 5474173

- Kantor Pusat : Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII

RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/ PENILIKAN/ DAN RE-SERTIFIKASI

KINERJA PHPL

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 48

Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,

Jakarta Selatan.

Susunan Pengurus :

PLT. Ketua Dewan Pengawas : Bambang Hedroyono

Anggota Dewan Pengawas : Yusra Iwata Alsa

Adiari Nurcahyanto

Upik Rosalina Wasrin

Akhmad Sukardi

Wawan Siswantono

S.Widjornarko, Mayjen TNI/inf

Sekretaris Dewan Pengawas : Dody Heriawan P.

Direktur Utama : Denaldy Mulino Mauna

Direktur SDM& Umum : Morgan Sarif Lumban Batu

Direktur operasional : Mohamad Soebagja

Direktur Keuangan : Sugiarti

Direktur Perencanaan dan

Pengembangan, Pemasaran

dan Sinergi Bisnis (P3SB) : Agus Setya Prastawa

3. Ringkasan Tahapan:

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I - Tidak dilakukan audit tahap I karena kegiatan

penilikan

Koordinasi dengan Instansi

Kehutanan

3 April 2017 dan 26

April 2017

Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Timur yang diwakili oleh Bapak Daryono

Budi S sebagai KSI PHP dan Bapak Didik

Triswantoro sebagai Kasi TPIHH Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan

rencana kegiatan penilaian penilikan kinerja

PHPL di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa

Timur (Auditee) dan minta masukan terkait

dengan kinerja Auditee selama ini, khususnya

di 3 (tiga) KPH contoh, yaitu : KPH Madiun, KPH

Probolinggo, dan KPH Banyuwangi Utara.

Konsultasi Publik -

Tidak dilakukan konsultasi publik karena kegiatan

penilikan

Pertemuan Pembukaan 3 April 2017 Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum

Perhutani Divisi Regional Jawa Timur di Jalan

Genteng Kali No. 49 Surabaya Tromol Pos 840,

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 48

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Surabaya 6008, Provinsi Jawa Timur.

Perkenalan anggota Tim Auditor,

menyampaikan tujuan dan ruang lingkup

penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja

penilaian, menyampaikan metodologi dan

prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan

kepada Auditee tentang tanggal, waktu,

tempat, dan peserta pertemuan penutupan.

Pertemuan pembukaan diakhiri dengan

pembuatan BAP

Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

4 - 25 April 2017 Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan

dokumen Auditee dan menganalisis

menggunakan kriteria dan indikator pada

Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi

Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/2016.

Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit

melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,

dan menganalisis menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/

2016.

Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan

di 3 KPH contoh, yaitu KPH Madiun, KPH

Probolinggo, dan KPH Banyuwangi Utara.

Pertemuan Penutupan 26 April 2017 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Auditee atas bantuan dan kerjasamanya

selama penilaian.

Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.

Memberitahukan temuan observasi dan

ketidaksesuaian.

Membacakan atau memperlihatkan laporan

ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).

Pertemuan Penutupan diakhiri dengan

pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan 10 Mei 2017 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau

dokumen penilaian yang diajukan untuk menjamin

bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan

efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY

Indonesia

4. Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:

1. KPH MADIUN

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang

Hak Pengelolaan

BAIK Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan

administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan

tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah

dilakukan.

Dokumen legal perusahaan berupa : Peraturan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pemerintah Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961

tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan

Negara Jawa Timur,Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 1972 tanggal 22 Maret 1972 tentang Pendirian

Perusahaan Umum Kehutanan Negara, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2001 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum

Kehutanan Negara (Perum Perhutani) menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero), Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang

Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM

PERHUTANI)

Admisistrasi tata batas berupa Terjemahan Berita

Acara Tata Batas KPH Madiun diterjemahkan oleh R.

Soeroso, SH dan Ny. Theresia Slamet dari Kantor

Penerjemah Pengacara dan Konsultan Hukum ” R.

Soeroso, SH & Associates”.

Realisasi tata batas di KPH Madiun sudah temu

gelang (100%) dengan panjang batas luar (Pal B)

426,091.64 meter dan panjang batas dalam (Pal E)

36,586.41 meter.

Diareal kerja KPH Madiun terdapat permasalahan

tenurial. Namun demikian terdapat dokumen

rencana, monitoring konflik batas/tenurial dan ada

upaya Perum Perhutani KPH Madiun untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH

Madiun dengan Peta Kawasan Hutan dan

Konservasi Perairan Propinsi Jawa Timur Nomor :

SK.395/Menhut II/2011 Skala 1 : 100.000,

Kawasan hutan KPH Madiun tidak ada perubahan

fungsi Kawasan, maka Verifier ini menjadi Not

Aplicable (NA)

Terdapat bukti KPH Madiun telah mendata dan

melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar

sektor kehutanan di areal kerjanya kepada instansi

yang berwenang.

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK Tersedia dokumen visi dan misi yang ditetapkan

berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani

No. 3180/Kpts/Dir/ 2014 tanggal 27 November

2014 dan isinya telah sesuai dengan kerangka PHL

Terdapat bukti kegiatan sosialisasi visi dan misi

perusahaan kepada level pemegang izin dan

masyarakat setempat berupa surat undangan

sosialisasi visi dan misi, notulen sosialisasi, daftar

hadir dan foto kegiatan.

Implementasi pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh

KPH Madiun sebagian telah sesuai dengan visi dan

misi Perum Perhutani.

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK Jumlah Tenaga Teknis (Ganis PHPL) di KPH Madiun

tersedia disetiap bidang kegiatan, namun pada

bidang GANISPHPL-JIPOKMIN jumlahnya masih

kurang dari syarat kecukupan menurut Peraturan

Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-IPHH/2015

tanggal 24 November 2015

Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH

Madiun telah teralisasi > 70 % dari rencana sesuai

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kebutuhan

Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani KPH

Madiun tersedia lengkap

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan

periodik, evaluasi, dan

penyajian umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan)

Pemegang Hak Pengelolaan.

BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description

yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah

disahkan oleh Direksi.

KPH Madiun telah memiliki perangkat SIM dan

telah memiliki tenaga pelaksananya

Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan

dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan

Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi

dan pencegahan manajemen berbasis hasil

monitoring dan evaluasi

1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT (tebangan,

persiapan tanaman dan pelaksanaan tanaman,

pemeliharaan) pada tahun 2016 di KPH Madiun

telah disosialisasikan kepada masyarakat setempat

dan telah mendapatkan persetujuan atas dasar

informasi awal yang memadai.

Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari

para pihak

Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan PHBM di Perum Perhutani KPH

Madiun

Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani

KPH Madiun telah mendapat persetujuan seluruh

LMDH yang berbatasan dengan kawasan lindung.

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen manajemen plan

(RPKH) sebagai berikut:

1. RPKH KP Jati seluas 27.483,60 Ha dengan

jangka perusahaan sejak 1 Januari 2011 s/d 31

Desember 2020 yang disusun oleh KSPH II

Madiun (Wawan Tri Wibowo) tanggal 2 Desember

2010, disetujui oleh Kepala Biro Perencanaan

Dan Pengembangan Usaha Unit II Jatim (Ir.

Yulianto) tanggal 9 Desember 2010, dan

diketahui oleh kepala Unit Jawa Timur (Ir.

Miftahudin Affandi) tanggal 16 Desember 2010

serta disahkan oleh Kepala Direktur Perencanaan

dan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani

(Haryono Kusumo) tanggal 30 Desember 2010

disertai dengan stempel cap basah.

2. RPKH KP kayu putih jangka perusahaan 1 Januari

2016 s/d 31 Desember 2025 dengan luas

3.736,10 Ha disahkan melalui SK Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

SK.5800/Menlhk-PHPL/UHP/2015 tanggal 31

Desember 2015 tentang Persetujuan Rencana

Pengaturan Kelestarian Hutan untuk jangka

waktu 10 tahun periode 2016 - 2025 an. KPH

Madiun KP Kayu putih. Dokumen PDE tersebut

juga telah disusun oleh kepala SPH II Madiun

(Arsis Sulistyono) tanggal 9 Desember 2016,

dinilai oleh Kepala Biro Perencanaan SDH Dan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Perusahaan Divre Jatim (N.P. Atyana) Tanggal 15

Desember 2015 Dan Diketahui Oleh Kepala Divre

Jatim (Andi Purwadi) Tanggal 19 Desember 2015

Serta Disahkan Direktur Perum Perhutani

(Mustoha Iskandar) Tanggal 22 Desember 2015.

Lokasi kegiatan penataan areal kerja yang

direncanakan pada dokumen RPKH dengan

dokumen RTT telah menunjukkan kesesuaian

namun terdapat perbedaan luasan antara

dokumen RPKH dengan RTT yang disebabkan

karena adanya kebijakan agar areal dipertahankan

untuk tidak ditebang dan juga untuk menjaga agar

tebangan tidak melebihi dari jatah tebangan.

Berdasarkan hasil uji petik pemeriksaan pal batas

petak di lapangan seluruh tanda batas petak dapat

dikenali dimana kondisinya sebagian dalam kondisi

baik, cat memudar dan sebagian lainnya

mengalami kerusakan

2.2. Tingkat pemanenan lestari

untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem.

BAIK Berdasarkan telaah dokumen PDE-3A lampiran

RPKH KP jati jangka perusahaan 2011-2020 telah

tergambarkan potensi tegakan per kelas hutan

yang menggambarkan kondisi lapangan.

Auditee telah memiliki dokumen informasi riap

tegakan yang dicerminkan dari laporan pengukuran

dan pengamatan PUP. Sedangkan untuk

perhitungan etat luas dan volume pada dokumen

RPKH yang disusun berdasarkan hasil inventarisasi

hutan/risalah hutan untuk seluruh potensi hutan

dengan keterwakilan 1% dari luas petak. Hasil

potensi hutan dimasukkan dalam system informasi

sumber daya hutan pengelohan data elektronik

(SISDH-PDE) oleh bagian statistik di SPH II Madiun

untuk menentukan etat luas dan volume tebangan.

Auditee telah memiliki rencana pengaturan

tebangan sebagai dasar penyusunan dokumen RTT

Tahun 2016 dan 2017 yang mengacu berdasarkan

hasil perhitungan etat pada dokumen RPKH KP Jati

jangka perusahaan 2011-2020

2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi hutan

BAIK Auditee telah memiliki dokumen SOP/PK sesuai

dengan system silvikultur yang diterapkan di KPH

Madiun. System silvukultur yang diterapkan adalah

system tebang habis permudaan buatan (THPB)

untuk jenis tanaman jati dan pemungutan daun

kayu putih.

Auditee telah mengimplementasikan petunjuk kerja

seluruh tahapan kegiatan system silvukultur yang

meliputi persemaian, penanaman, pemeliharaan,

penebangan dan pungutan daun kayu putih

Berdasarkan verifikasi dokumen RPKH PDE 9

menunjukkan bahwa auditee memiliki potensi

tegakan tebangan A2 tahun 2016 dan 2017

sebesar 104,45 M3/Ha dan 125,81 M3/Ha (diatas

80 M3/Ha).

Berdasarkan laporan hasil penilaian tanaman

tahun ke-3 (tanaman tahun 2014) untuk jenis

tanaman pokok jati JPP diperoleh keberhasilan

tanaman sebesar 90%

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk pemanfaatan

hutan.

BAIK KPH Madiun telah memiliki Prosedur Kerja yang

berkaitan dengan RIL yaitu PK-SMPHT.05-007-

Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan tanggal 13

April 2015, PK-SMPHT 05-008 tentang tebang

habis jenis rimba, dan PK-SMPHT 05-010 tentang

pembuatan jalan angkutan kayu. Kegiatan

penebangan dengan menerapkan teknologi ramah

lingkungan juga diuraikan dalam IK

01/MDN/IK/Prod Intruksi Kerja pemanenan kayu

(tebang ramah lingkungan) tanggal 20 Juni 2016

revisi tanggal 8 april 2017

Auditee telah melaksanakan penerapan teknologi

ramah lingkungan pada 3 tahapan pemanenan

hasil meliputi persiapan tebangan, kegiatan

tebangan dan pasca tebangan.

Nilai factor eksploitasi yang diperoleh dari uji petik

tebangan adalah 1,1 atau lebih dari 0,7 sehingga

dapat disimpulkan bahwa limbah yang tersisa pada

kegiatan tebangan relatif kecil. Limbah yang

dihasilkan dari kegiatan tebangan hanya berupa

rencek/ranting kecil dibawah diameter <10cm dan

potongan cabang yang tidak masuk kualifikasi

sebagai kayu perkakas.

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada

areal kerjanya.

SEDANG Auditee telah memiliki dokumen RTT terdiri dari

kegiatan tebangan habis (A), tebangan

pembangunan (B), tebangan penjarangan (E),

tanaman rutin, tanaman pembangunan, kegiatan

pemeliharaan dan kegiatan pemungutan daun kayu

putih yang disusun mengacu pada dokumen RPKH

dan disahkan oleh petugas yang berwenang.

Namun luas kegiatan tebangan yang direncanakan

pada pada dokumen RTT baru sebagian yang

sesuai dengan dokumen RTT.

Berdasarkan telaah dokumen RTT 2016 dan 2017

dengan RPKH dapat diketahui bahwa lokasi

kegiatan tebangan dan tanaman telah sesuai

namun ada perbedaan luas yang direncanakan

pada RTT dan RPKH. Kesesuaian luas rencana

tebangan dan tanaman RTT 2016 hanya mencapai

66% sedangkan rencana tebangan dan tanaman

RTT 2017 hanya mencapai 60% yang sesuai

dengan dokumen RPKH.

Auditee telah melakukan penandaan batas areal

tebangan dengan areal lainnya dengan

memberikan tanda markir cat warna merah

melingkar pada pohon berdiri yang mengacu pada

peta kerja skala 1:10.000. sedangkan batas antar

blok tebangan dalam 1 areal tebangan dibatasi

dengan cat warna hitan melingkar pada pohon

berdiri atau patok kayu.

Berdasarkan pemeriksaan dokumen dan lapangan

tidak terdapat perbedaan lokasi dan jenis tebangan

pada realisasi tebangan Tahun 2016. Realisasi

volume tebangan A2 hanya tercapai 65% dari total

volume target pada RTT dan untuk tebangan B

hanya tercapai 63% dari total volume target RTT.

Sedangkan untuk tebangan E hanya terealisasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

0,9% dari rencana target RTT.

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

SEDANG Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 Divisi

Regional Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa

kondisi keuangan adalah sebagai berikut:

Likuditas 302% (>100%) artinya kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial

yang segera harus dipenuhi sangat baik.

Solvabilitas 13% (<100%) artinya kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial

saat perusahaan dilikuidasi cukup baik atau

dengan arti lain jumlah asset yang dimiliki oleh

auditee mampu menjamin jumlah hutang yang

dimiliki oleh auditee.

Rentabilitas negatif artinya kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tahun 2016 kurang baik.

Opini akuntan public menyatakan bahwa laporan

kondolidasian telah diterbitkan dan disajikan

secara wajar dalam semua hal yang material

Realisasi alokasi dana untuk Tahun 2016 di KPH

Madiun hanya tercapai 78,7% dari rencana

anggaran yang telah ditetapkan Realisasi

pendanaan paling kecil adalah terletak pada

alokasi dana untuk kegiatan pemeliharaan dan

pembinaaan hutan yaitu hanya sebesar 47,75%

dan alokasi dana terkecil lainnya adalah kegiatan

penanaman yaitu hanya sebesar 51,11%.

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan yang

diberikan kurang proporsional atau perbedaan

pada setiap bidang kegiatan mencapai 40,44%

(perbedaan >20-50%)

Realisasi pendanaan untuk setiap kegiatan

berjalan lancar namun beberapa kegiatan yang

belum sesuai dengan tata waktunya karena adanya

kebijakan penundaan tebangan tanaman dan

efisiensi anggaran.

Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 dan

surat revisi anggaran dari Divre Jawa Timur,

realisasi alokasi dana yang ditanamkan kembali ke

hutan pada Tahun 2016 di KPH Madiun adalah

sebesar 60,4%.

Realisasi tanaman pada Tahun 2016 di KPH

madiun adalah sebesar 91,59% meliputi jenis

tanaman pokok jati JPP dan mahoni. Auditee juga

telah melakukan kegiatan penanaman tanaman

pengkayaan di lokasi kawasan perlindungan.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap

Tipe Hutan.

BAIK Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen

perencanaan yang ada yaitu DPPL dan seluruhnya

sesuai dengan kondisi biofisiknya.

Kawasanlindung yang telahditatabatas di lapangan

(berupa marker dan Pal) mencapai 98,7 %

Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencapai

92 %

Keberadaan kawasan lindung sudah disosialisasikan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kepada seluruh 74 (100%) LMDH yang berada di

sekitar hutan

Terdapat laporan pengelolaan seluruh kawasanl

indung yang sesuai dengan ketentuan

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis

gangguan yang ada.

Jenis dan jumlah sarana prasarana tidak sesuai

dengan ketentuan tetapi fungsinya sesuai.

Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah

dan kualifikasi memadai sesuaidenganketentuan

Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui

tindakan preemptif/ preventif/represif dengan

sesuai jenis gangguan yang ada

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup

seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat

pemanfaatan hutan

Tersediasarana prasaran pengelolaan dan

pemantauan yang berfungsi dengan baik serta telah

sesuai dengan dokumen perencanaan spt DPPL dan

PK

Tersedia SDM/ personil dengan jumlah dan

kualifikasinya memadai

Tersedia dokumen perencanaanpengelolaan

dampak terhadap tanah dan air dan tetapi ada

sebagian yang belum diimplementasikan sesuai

dengan ketentuan

Tersedia dokumen perencanaanpemantauan

dampak terhadap tanah dan air dan tetapiada yang

belum diimplementasikan sesuai dengan ketentuan

Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besardan

penting terhadap tanah dan air, tetapi ada upaya

pengelolaan dampak sesuaiketentuan

Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang

Dilindungi Dan/Atau Langka,

Jarang, Terancam Punah, Dan

Endemik.

BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora

danfauna yang mencakup seluruh jenis yang

dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah

dan endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan

Auditee telah melakukan identifikasiuntuk seluruh

jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau

langka (endangered), jarang (rare), terancam punah

(threatened) dan endemik

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

a. Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang

tidak rusak

b. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak pengelolaan. Terdapat indikasi terjadinya gangguan terhadap

kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan

Indikator 3.6 Pengelolaan

Fauna Untuk:

- Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang

tidak rusak

- Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

pemegang hak pengelolaan Terdapat indikasi terjadinya gangguan tetapi ada

upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang

pengelolaan

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK Perum Perhutani KPH Madiun memilikidokumen/

laporanyanglengkap mengenaipola penguasaandan

pemanfaatan SDA/, identifikasihak-hak

dasarmasyarakat hukumadat dan/ataumasyarakat

setempat,dan rencana pemanfaatanSDH

olehpemeganghak pengelolaan. Perum Perhutani KPH Madiun memilikimekanisme

penataanbatas/rekonstruksibatas kawasansecara

partisipatifdan konflikbatas kawasanyang diketahui

para pihak. Perum Perhutani KPH Madiun memilikimekanisme

mengenaipengakuan hak-hakdasar

masyarakathukum adatdanmasyarakat

setempatdalam perencanaan pemanfataanSDH,

yanglegal,lengkap danjelas Perum Perhutani KPH Madiun memiliki bukti-bukti

tentangluasdan bataskawasan pemeganghak

pengelolaandengan bataskawasanyang dimilikioleh

masyarakathukum adat/setempat Perum Perhutani KPH Madiun memiliki dokumen

persetujuanpara pihakdan konflik dapatdikelola

denganbaik

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang

berlaku

BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

dokumen yang lengkap menyangkut tanggung jawab

sosial pemegang izin sesuai dengan peraturan

perundangan yang relevan Perum Perhutani KPH Madiun memilikimekanisme

yanglengkap&legal tentangpemenuhan

kewajibansosial pemeganghak pengelolaanterhadap

masyarakat Perum Perhutani KPH Madiun memiliki bukti

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

lengkap pelaksanaan kegiatan sosialisasikepada

seluruh masyarakatmengenaihakdan kewajiban

pemeganghak pengelolaanterhadap

masyarakatdalam mengelolaSDH Perum Perhutani KPH Madiun memiliki bukti

sebagian bukti realisasipemenuhan tanggungjawab

sosial terhadap masyarakat Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

laporan/dokumen yang lengkap terkait pelaksanaan

tanggung jawab sosial pemegang izin termasuk ganti

rugi

4.3. Ketersediaan mekanisme

dan implementasi distribusi

manfaat yang adil antar para

Pihak

BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

informasiyang lengkap&jelas tentang masyarakat

hukumadatdan/ ataumasyarakat setempatyang

terlibat, tergantung, terpengaruholeh aktivitas

pengelolaanSDH Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

mekanismeyang legal,lengkapdan jelasmengenai

peningkatanperan sertadanaktivitas ekonomi

masyarakat Perum Perhutani KPH Madiun telah

memilikidokumen rencanapemegang hak

pengelolaanmengenai kegiatan peningkatanperan

sertadanaktivitas ekonomi masyarakat,yang

lengkapdanjelas Perum Perhutani KPH Madiun telah memilikibukti

implementasi sebagianbesar(≥ 50%)kegiatan

peransertadan aktivitasekonomi masyarakat

hukumadat dan/atau masyarakat setempatoleh

pemeganghak pengelolaan Perum Perhutani KPH Madiun telah memilikibukti

dokumen/Laporanmengenai pelaksanaan

distribusimanfaat kepadaparapihak yanglengkapdan

terdokumentasi denganbaik.

4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal

BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

mekanisme resolusikonflik yanglengkapdan jelas. Terdapatkonflik Perum dan Perhutani KPH Madiun

telah memiliki peta konflikyang lengkapdanjelas Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

organisasi, sumberdaya manusia,dan

pendanaanyang cukupuntuk mengelolakonflik. Perum Perhutani KPH Madiun telah memiliki

dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap

dan jelas

4.5. Perlindungan,

pengembangan dan

peningkatan kesejahteraan

tenaga kerja

BAIK Perum Perhutani KPH Madiun telah telah

merealisasikan seluruhhubungan industrialdengan

seluruhkaryawan. Perum Perhutani KPH Madiun telah merealisasikan

seluruhrencana pengembangan kompetensi Perum Perhutani KPH Madiun memilikidokumen

standarjenjang karirdantelah

diimplementasikanseluruhnya Perum Perhutani KPH Madiun memilikidokumen

tunjangan kesejahteraan karyawandantelah

diimplementasikan seluruhnya

B. Verifikasi Legalitas Kayu

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

menunjukkan keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK)

MEMENUHI 1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010

Tanggal 22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan

Umum (Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini

telah di tetapkan di Jakarta yang ditandatangani

oleh Presiden Republik Indonesia dan telah di

undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang

ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia.

2. Kawasan yang dikelola oleh auditee mengacu

pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

: 395/Menhut-II/2011 tanggal 21 Juli 2011

tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah

Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146 Ha

beserta lampiran peta kawasan hutan dan

perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000

yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan

(Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi

Perum Perhutani Nomor : 886/Kpts/Dir/2013

tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian

Kawasan Hutan pada KPH Madiun.

3. Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 395/Menhut-II/2011

tanggal 21 Juli 2011 dengan Peta Lampiran Surat

Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor :

886/Kpts/Dir/2013 tanggal 30 Agustus 2013,

tidak terdapat perubahan fungsi kawasan pada

areal KPH Madiun.

Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak dapat

diterapkan (Not Applicabel) karena auditee adalah

merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan

pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan

pembayaran iuran IUPHHK.

KPH Madiun telah membuat laporan hasil

identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor

kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan

diluar sektor kehutanan adalah berupa Jalan hantar,

Pembangunan Waduk Bendo, Rumah Sakit Paru dan

saluran utama tegangan tinggi

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen 2 (Dua) RPKH

untuk Kelas Perusahaan (KP), yaitu :

1) RPKH KP Jati KPH Madiun seluas 27.483,60

Ha Jangka Perusahaan 01 Januari 2010 s/d

31 Desember 2020

2) RPKH KP Kayu Putih KPH Madiun seluas

3.736,10 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari

2016 d/d 31 Desember 2025.

2. Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun

2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun

oleh petugas yang berwenang.

3. Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

lampiran peta.

4. Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh

ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH

yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran

dokumen RTT 2015 serta RTT 2016 yaitu peta RTT

dan peta micro planning bidang tebangan

5. Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran

SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang.

Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan

terbukti di lapangan. Penandaan patok batas

petak mengacu pada SOP yang dikembangkan

oleh Auditee

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai

dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 2 (Dua) RPKH untuk

Kelas Perusahaan (KP), yaitu :

1. RPKH KP Jati KPH Madiun seluas 27.483,60 Ha

Jangka Perusahaan 01 Januari 2010 s/d 31

Desember 2020

2. RPKH KP Kayu Putih KPH Madiun seluas

3.736,10 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari 2016

d/d 31 Desember 2025.

Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak

dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee

tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada

areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk

pembangunan hutan tanaman

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di–

LHP-kan

MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LP-KHP dan buku

ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK

316.

2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang

berwenang dari Instansi kehutanan.

3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LP-

KHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di

lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)

untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen

DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.

Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu

disertai dengan dokumen SKSHHK.

Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB

dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian.

3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA

MEMENUHI Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee adalah

pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang

IUPHHK-HA. Auditee telah menerapkan penandaan

pada bontos ujung dan tunggak kayu mengacu

kepada SK Direksi Perum Perhutani No.

366/KPTS/DIR/ 2016 tanggal 30 Maret 2016.

Namun demikian auditee tetap menerapkan kegiatan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

sistem penandaan pada bontos dan tunggak kayu,

sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat dilacak

balak sampai ke petak tebangan.

Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi

tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan

bukan Pemegang IUPHHK-HA.

Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee

telah dilaksanakan secara konsisten dan telah diatur

dalam SK Direksi Perum Perhutani Nomor :

366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

membuktikan adanya catatan

angkutan kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang

diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang

berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan

BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB

tidak tersedia karena auditee tidak melakukan

pemakaian dokumen SKSKB.

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi Sumberdaya

Hutan (PSDH)

MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi

PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan

Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku

secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah

meng approve LHP.

Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa

tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah

sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada

tariff yang berlaku.

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak

10.517,297 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai

dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima

adalah Rp 1.324.015.679.00 (Satu Milyar Tiga Ratus

Dua Puluh Empat Juta Lima Belas Ribu Enam Ratus

Tujuh Puluh Sembilan Rupiah).

Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH

dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah

divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti

pembayaran PSDH secara lunas.

Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara

lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar

sesuai dengan tarif

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan yang mengirim

kayu bulat antar pulau memiliki

pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar

(PKAPT).

NOT

APPLICABLE

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual

kayu antar pulau.

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat

yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

NOT

APPLICABLE Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat

tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Indonesia dan memiliki izin yang

sah

pengangkutan lewat jalur darat dengan menggunakan

alat angkut Truck.

3.4.1 Tanda V-legal yang

dibubuhkan sesuai ketentuan

MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal

sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal

dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan

lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.

Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada

dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak

(318)

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan sesuai

peraturan yang berlaku meliputi

seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan melalui Surat Kepala

Badan Penanaman Modal selaku Administrator

Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan Gubernur

Jawa Timur Nomor P2T/7/17.01/VII/2010 ditetapkan

di Surabaya pada tanggal 22 Juli 2010

Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2007

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan

pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu

kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui

berdasarkan Surat Kepala Badan Penanaman Modal

selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu a.n.

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor

P2T/7/17.01/VII/2010 ditetapkan di Surabaya pada

tanggal 22 Juli 2010 Tentang Persetujuan DPPL

kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani KPH

Madiun di Kabupaten Madiun, kabupaten Ponorogo

dan Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur.

Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL

dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH

kabupaten dan Dinas kehutanan setempat.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan

Implementasi K3

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau

pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja

(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3

serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam

implemntasi K3 di KPH Madiun.

Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret

2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan

bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan

dapat berfungsi dengan baik.

Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang

dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari

P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk

menekan angka kecelakaan kerja.

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja

MEMENUHI 1) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat

Pekerja (SP2P) Jawa Timur No.

01/DPD/SP2P/JATIM/ 2017 Tentang Penetapan

Dewan Pengurus Cabang SP2P KPH Madiun

Periode 2017 - 2020. Ditetapkan di Surabaya

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pada tanggal 25 Februari 2017. Ditandatangani

oleh Ketua DPD SP2P Jawa Timur (Bambang Cahyo

Purnomo).

2) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat

Karyawan Perum Perhutani Nomor :

01/KPTS/MUSDA-Mdn/Jatim/2016 tentang

Susunan Dewan Pengurus Daerah Serikat

Karyawan Perum Perhutani KPH Madiun Periode

2016 – 2019 ditetapkan di Semarang tanggal 16

Nopember 2016.

5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan

Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani

Periode 2015 – 2017.

Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan kepada

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

sesuai surat No. 4 3 7/011.7/SDM/Dir tanggal 09

Juli 2015.

Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor : KEP.138/PHIJSK- PKKAD/PKB/IX/2015

tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3

Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah

umur

MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat

oleh Bagian Sumber Daya Manusia KPH Madiun

periode April 2016 sampai dengan Maret 2017 dan

hasil wawancara denagan tenaga kerja di lokasi

tebangan, tidak terdapat pekerja yang usianya di

bawah umur.(di bawah 18 tahun) di lingkup KPH

Madiun.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Madiun pada saat Penilikan pertama Tahun

2017 sebesar 96,97%, masuk dalam kelas nilai 80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.

2. KPH PROBOLINGGO

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang

Hak Pengelolaan

BAIK Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan

administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan

tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang telah

dilakukan.

Dokumen legal perusahaan berupa : Peraturan

Pemerintah Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961

tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan

Negara Jawa Timur,Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 1972 tanggal 22 Maret 1972 tentang

Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan Negara,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2001 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero), Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang

Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM

PERHUTANI)

Admisistrasi tata batas berupa Terjemahan Berita

Acara Tata Batas KPH Probolinggo diterjemahkan

oleh R. Soeroso, SH dan Ny. Theresia Slamet dari

Kantor Penerjemah Pengacara dan Konsultan Hukum

” R. Soeroso, SH & Associates”.

Realisasi tata batas di KPH Probolinggo sudah temu

gelang (100%) dengan panjang bats luar (Pal B)

2,204,236.94 Meter dan panjang batas dalam (Pal E)

537.262.92 meter

Di areal kerja KPH Probolinggo terdapat

permasalahan tenurial. Namun demikian terdapat

dokumen rencana, monitoring konflik

batas/Tenurial (Strata B, C dan D) dan ada upaya

penyelesaian serta ada penurunan tingkat konflik

dari waktu ke waktu

Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH

Probolinggo dengan Peta Kawasan Hutan dan

Konservasi Perairan Propinsi Jawa Timur Nomor :

SK.395/Menhut II/2011 Skala 1 : 100.000,

Kawasan hutan KPH Probolinggo tidak ada

perubahan fungsi Kawasan, maka Verifier ini

menjadi Not Aplicable (NA)

Terdapat bukti KPH Probolinggo telah mendata dan

melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar

sektor kehutanan di areal kerjanya kepada instansi

yang berwenang

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK Tersedia dokumen visi

dan misi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan

Direksi Perum Perhutani No. 3180/Kpts/Dir/2014

tanggal 27 November 2014 dan isinya telah sesuai

dengan kerangka PHL

Terdapat bukti kegiatan

sosialisasi visi dan misi perusahaan kepada level

pemegang izin dan masyarakat setempat berupa

berita acara sosialisasi visi dan misi, daftar hadir

dan foto kegiatan

Implementasi

pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh KPH

probolinggo sebagian telah sesuai dengan visi dan

misi Perum Perhutani

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK Keberadaan tenaga teknis PHPL di KPH

Probolinggo di lapangan tersedia pada setiap

bidang kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlah

per bidangnya belum sesuai dengan ketentuan

Peraturan Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-

IPHH/2015 tanggal 24 November 2015.

Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH

Probolinggo telah teralisasi 105 % dari rencana

sesuai kebutuhan.

Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani

KPH Probolinggo tersedia lengkap

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan

periodik, evaluasi, dan

penyajian umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan)

Pemegang Hak Pengelolaan.

BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description

yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah

disahkan oleh Direksi.

KPH Probolinggo telah memiliki perangkat SIM dan

telah memiliki tenaga pelaksananya

Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan

dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan

Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi

dan pencegahan manajemen berbasis hasil

monitoring dan evaluasi

1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT (tebangan,

persiapan tanaman dan pelaksanaan tanaman,

pemeliharaan) pada tahun 2016 di KPH

Probolinggo telah disosialisasikan kepada

masyarakat setempat dan telah mendapatkan

persetujuan atas dasar informasi awal yang

memadai.

Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari

para pihak

Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan PHBM di Perum Perhutani KPH

Probolinggo

Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani

KPH Probolinggo telah mendapat persetujuan

seluruh LMDH yang berbatasan dengan kawasan

lindung

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen RPKH untuk 5

kelas perusahaan yaitu KP Jati, Mahoni, Damar,

Pinus dan Kesambi yang disusun berdasarkan

hasil risalah hutan sebagaimana diuraikan berikut:

1. RPKH untuk KP Jati jangka perusahaan 2016 s/d

2025 seluas 29.457,7 Ha yang disahkan melalui

SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor: SK.5804/Menlhk-PHPL/UHP/2015 tanggal

31 Desember 2015.

2. RPKH untuk KP Damar jangka perusahaan 2008

s/d 2017 seluas 25.696,2 Ha yang disahkan

melalui SK Menteri Kehutanan Nomor:

6957/Menhut-VI/BUHT/2013 tanggal 27 Desember

2013.

3. RPKH KP Pinus jangka perusahaan 2007 – 2016

seluas 20.121,3 Ha disusun oleh KSPH IV Malang

tanggal 4 desember 2006, diketahui/disetujui oleh

kepala Biro perencanaan SDH tanggal 11 desember

2006 serta disahkan oleh kepala unit II jawa timur

tanggal 17 desember 2006 dan RPKH untuk KP

Pinus jangka perusahaan 2017 s/d 2026 disahkan

sesuai SK Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: 6783/Menlhk-

PHPL/UHP/HPL.1/ 12/2016 tanggal 29 Desember

2016.

4. RPKH untuk KP Mahoni jangka perusahaan 2008

s/d 2017 (revisi) seluas 5.545,1 Ha disahkan

melalui SK Menteri Kehutanan Nomor:

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 19 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

6958/Menhut-VI/BUHT/2013 tanggal 27 Desember

2013.

5. RPKH untuk KP Kesambi jangka perusahaan 2014

s/d 2023 seluas 3.443,3 Ha disahkan melalui SK

Menteri Kehutanan Nomor: 6954/Menhut-

IV/BUHT/2013 tanggal 27 Desember 2013.

Lokasi kegiatan penataan areal kerja yang

direncanakan pada dokumen RPKH dengan

dokumen RTT telah menunjukkan kesesuaian

namun terdapat perbedaan luasan pada kegiatan

penanaman tanaman rutin tahun 2017

Berdasarkan pemeriksaan di lapangan

menunjukkan bahwa seluruh tanda batas petak

masih dapat dikenali di lapangan, sebagian besar

masih dalam kondisi bagus dan sebagian lainnya

telah mengalami kerusakan

2.2. Tingkat pemanenan lestari

untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem.

BAIK Auditee telah memiliki data potensi tegakan per

kelas hutan untuk 4 (empat) Kelas perusahaan

yang antara lain adalah KP Jati, Damar, Pinus dan

Mahoni yang tergambar dalam dokumen RPKH

PDE-3 sesuai dengan kondisi di lapangan.

Auditee telah memiliki dokumen informasi riap

tegakan yang dicerminkan dari laporan

pengukuran dan pengamatan PUP. Sedangkan

untuk perhitungan etat luas dan volume pada

dokumen RPKH yang disusun berdasarkan hasil

inventarisasi hutan/risalah hutan untuk seluruh

potensi hutan dengan keterwakilan 1% dari luas

petak. Hasil potensi hutan dimasukkan dalam

system informasi sumber daya hutan pengelohan

data elektronik (SISDH-PDE) oleh bagian statistik

di SPH IV Malang untuk menentukan etat luas dan

volume tebangan.

Auditee telah memiliki rencana pengaturan

tebangan sebagai dasar penyusunan dokumen

RTT Tahun 2016 dan 2017 yang mengacu

berdasarkan hasil perhitungan etat pada dokumen

RPKH KP Jati, Mahoni, Damar dan Pinus di KPH

Probolinggo

2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi hutan

BAIK KPH Probolinggo telah memiliki seluruh dokumen

pedoman pengelolaan sumber daya hutan

(Prosedur Kerja/SOP) sesuai ketentuan tahapan

sistem silvikultur yang diterapkan

Auditee telah melakukan kegiatan seluruh tahapan

system silvikultur sesuai dengan prosedur kerja

yang dikembangkan oleh auditee

Auditee telah memiliki potensi tegakan tebangan

A2 sesuai RPKH yang sudah masak tebang

sebesar 229 M3/Ha (> 80 M3/Ha) untuk KP Jati,

damar, dan pinus. Potensi masak tebang untuk

tebangan A2 diperoleh dari hasil risalah hutan

sesuai pada dokumen RPKH

Hasil penilaian tanaman tahun ke-3 atau tanaman

tahun 2014 pada kegiatan tanaman pokok

diperoleh prosentase sebesar 79,4% (lebih dari

75%) sehingga mampu menjamin kelestarian hasil

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 20 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

hutan

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk pemanfaatan

hutan.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen Prosedur Kerja

yang berkaitan dengan RIL yaitu PK-SMPHT.05-

007-Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan

tanggal 13 April 2015, PK-SMPHT 05-008 tentang

tebang habis jenis rimba, dan PK-SMPHT 05-010

tentang pembuatan jalan angkutan kayu dan IK

pemanenan kayu (tebangan ramah lingkungan)

Nomor: 11/IK/PBO/Prod tanggal 17 Maret 2017

yang isinya menggambarkan kondisi setempat.

Auditee telah menerapkan teknologi ramah

lingkungan pada 3 tahapan system silvikultur yang

antara lain adalah pra tebangan, proses tebangan

dan pasca tebangan. Kegiatan penerapan teknologi

ramah lingkungan telah mengacu pada PK yang

dikembangkan oleh auditee

Hasil perhitungan nilai factor eksploitasi dari hasil

cutting test dan uji petik tebangan di petak 24d

RPH Ranupakis BKPH Klakah diperoleh Fe sebesar

0,73 (> 0.7) yang artinya limbah yang dihasilkan

dari kegiatan tebangan relative kecil. Limbah hasil

kegiatan tebangan umumnya adalah berupa rencek

atau ranting kecil yang memiliki diameter <10cm

atau cabang kayu yang tidak masuk kualifikasi

sebagai kayu perkakas

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada

areal kerjanya.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen RTT yang disusun

mengacu pada dokumen RPKH dan disahkan oleh

petugas yang berwenang dan mengacu pada

peraturan yang berlaku. Dokumen RTT Tahun 2016

dan 2017 terdiri dari kegiatan tebangan habis (A),

tebangan pembangunan (B), dan tebangan

penjarangan (E) yang seluruhnya sesuai dengan

rencana pada dokumen RPKH

Berdasarkan telaah dokumen RTT 2016 dan 2017

dengan RPKH dapat diketahui bahwa lokasi

kegiatan tebangan dan tanaman telah sesuai

namun ada perbedaan luas yang direncanakan

pada RTT dan RPKH khususnya pada kegiatan

tanaman rutin. Kesesuaian luas rencana tebangan

dan tanaman RTT 2016 mencapai 100% namun

rencana tebangan dan tanaman RTT 2017 hanya

mencapai 85% yang sesuai dengan dokumen RPKH

Auditee telah melakukan penandaan batas areal

tebangan dengan areal lainnya dengan

memberikan tanda markir cat warna merah

melingkar pada pohon berdiri yang mengacu pada

peta kerja skala 1:10.000. sedangkan batas antar

blok tebangan dalam 1 areal tebangan dibatasi

dengan cat warna hitam melingkar pada pohon

berdiri atau patok kayu.

Berdasarkan telaah dokumen dan observasi

lapangan dapat diketahui bahwa tidak terdapat

perbedaan lokasi dan jenis tebangan. Sedangkan

realisasi volume tebangan untuk jenis tebangan A

hanya mencapai 30%, tebangan B hanya mencapai

sebesar 62% dan tebangan E 0%. Sedangkan

realisasi tebangan untuk seluruh jenis tebangan (A.

B dan E) mencapai sebesar 39% dari target

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 21 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

tebangan

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

SEDANG Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 Divisi

Regional Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa

kondisi keuangan adalah sebagai berikut:

Likuditas 302% (>100%) artinya kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial

yang segera harus dipenuhi sangat baik.

Solvabilitas 13% (<100%) artinya kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial

saat perusahaan dilikuidasi cukup baik atau

dengan arti lain jumlah asset yang dimiliki oleh

auditee mampu menjamin jumlah hutang yang

dimiliki oleh auditee.

Rentabilitas negatif artinya kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tahun 2016 kurang baik.

Opini akuntan public menyatakan bahwa laporan

kondolidasian telah diterbitkan dan disajikan secara

wajar dalam semua hal yang material

Berdasarkan telaah dokumen ERP-MK KPH

Probolinggo Tahun 2015 dan 2016 dan surat revisi

anggaran RKAP dapat diketahui bahwa realiasi

alokasi dana untuk seluruh kegiatan pengelolaan

hutan tahun 2015 dan 2016 adalah sebesar 112%

dan 69,1%. Alokasi dana terendah adalah pada

jenis kegiatan pemeliharaan dan pembinaan hutan

yang hanya tercapai 5,44% pada tahun 2016

sedangkan untuk tahun 2015 alokasi dana

terendah juga pada kegiatan pemeliharaan dan

pembinaan hutan yang hanya tercapai 24,1%.

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan yang

diberikan tidak proporsional karena perbedaan

pada setiap bidang kegiatan mencapai 59,67%

(perbedaan >50%).

Realisasi pendanaan untuk setiap kegiatan

berjalan lancar namun beberapa kegiatan yang

belum sesuai dengan tata waktunya karena adanya

kebijakan penundaan tebangan tanaman dan

efisiensi anggaran

Berdasarkan laporan ERP MK Tahun 2015 & 2016

dan surat revisi anggaran dapat diketahui bahwa

realisasi modal yang ditanamkan lagi ke hutan

pada tahun 2015 adalah sebesar 82% dan tahun

2016 adalah sebesar 83,5%

Berdasarkan telaah dokumen realisasi tanam pada

tahun 2016 hanya tercapai 72,62% dari rencana

tanaman. Kegiatan tanaman adalah meliputi

tanaman rutin dan tanaman pembangunan.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap

Tipe Hutan.

BAIK Luaskawasanlindungsesuaidengandokumenperenc

anaan yang adayaitu DPPL

danseluruhnyaseauaiengankondisibiofisiknya

Kawasanlindung yang telahditatabatas di lapangan

(berupa marker dan Pal) mencapai 91,6 %

Kondisikawasanlindung yang berhutanmencapai86

%

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 22 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Keberadaankawasanlindungsudahdisosialisasikank

epadaseluruh86 (100%) LMDH yang berada di

sekitarhutan

Terdapatlaporanpengelolaanseluruhkawasanlindun

g yang sesuaidenganketentuan

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan.

BAIK Tersediaprosedur yang

mencakupseluruhjenisgangguan yang ada

Jenisdanjumlahsaranaprasaranatidaksesuaidengan

ketentuantetapifungsinyasesuai

Tersedia SDM perlindunganhutandeng an

jumlahdankualifikasimemadaisesuaidenganketentu

an

Kegiatanperlindungandiimplementasikanmelaluitin

dakanpreemptif/

preventif/represifdengansesuaijenisgangguanyang

ada

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK Tersediaprosedurpengelolaanyang

mencakupseluruhdampakterhadaptanahdanairakib

atpemanfaatanhutan

Tersediasaranaprasaranpengelolaandanpemantaua

n yang

berfungsidenganbaiksertatelahsesuaidengandoku

menperencanaansptDPPL dan PK

TersediaSDM/personildengankualifikasi yang

memadaitetapijumlahnyakurangmemadai

Tersediadokumenperencanaanpengelolaandampak

terhadaptanahdan

airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan

Tersediadokumenperencanaanpemantauandampa

kterhadaptanahdan

airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan

Ada

indikasiterjadinyadampakyangbesardanpentingterh

adaptanahdanairtetapiadaupayapengelolaandamp

ak

Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang

Dilindungi Dan/Atau Langka,

Jarang, Terancam Punah, Dan

Endemik.

BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora

danfauna yang mencakup seluruh jenis yang

dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam

punah dan endemik yang terdapat di areal hak

pengelolaan

Auditee telah melakukan identifikasiuntuk seluruh

jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau

langka (endangered), jarang (rare), terancam

punah (threatened) dan endemik

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 23 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

a. Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang

tidak rusak

b. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan. Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap

kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan

Indikator 3.6 Pengelolaan

Fauna Untuk:

- Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang

tidak rusak

- Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan. Tida ada indikasi terjadinya gangguan tetapi ada

upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang

pengelolaan

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo

memilikidokumen/ laporanyanglengkap

mengenaipola penguasaandan pemanfaatan SDA/,

identifikasihak-hak dasarmasyarakat hukumadat

dan/ataumasyarakat setempat,dan rencana

pemanfaatanSDH olehpemeganghak pengelolaan.

Perum Perhutani KPH Probolinggo

memilikimekanisme

penataanbatas/rekonstruksibatas kawasansecara

partisipatifdan konflikbatas kawasanyang diketahui

para pihak.

Perum Perhutani KPH Probolinggo

memilikimekanisme mengenaipengakuan hak-

hakdasar masyarakathukum adatdanmasyarakat

setempatdalam perencanaan pemanfataanSDH,

yanglegal,lengkap danjelas

Perum Perhutani KPH Probolinggomemiliki bukti-

bukti tentangluasdan bataskawasan pemeganghak

pengelolaandengan bataskawasanyang dimilikioleh

masyarakathukum adat/setempat

Perum Perhutani KPH Probolinggo memiliki

dokumen persetujuanpara pihakdan konflik

dapatdikelola denganbaik

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang

berlaku

BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

dokumen yang lengkap menyangkut tanggung

jawab sosial pemegang izin sesuai dengan

peraturan perundangan yang relevan

Perum Perhutani KPH Probolinggo

memilikimekanisme yanglengkap&legal

tentangpemenuhan kewajibansosial pemeganghak

pengelolaanterhadap masyarakat

Perum Perhutani KPH Probolinggo memiliki bukti

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 24 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

lengkap pelaksanaan kegiatan sosialisasikepada

seluruh masyarakatmengenaihakdan kewajiban

pemeganghak pengelolaanterhadap

masyarakatdalam mengelolaSDH

Perum Perhutani KPH Probolinggo memiliki

sebagianbukti realisasipemenuhan tanggungjawab

sosial terhadap masyarakat

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

laporan/dokumen yang lengkap terkait

pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin

termasuk ganti rugi

4.3. Ketersediaan mekanisme

dan implementasi distribusi

manfaat yang adil antar para

Pihak

BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

informasiyang lengkap&jelas tentang masyarakat

hukumadatdan/ ataumasyarakat setempatyang

terlibat, tergantung, terpengaruholeh aktivitas

pengelolaanSDH

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

mekanismeyang legal,lengkapdan jelasmengenai

peningkatanperan sertadanaktivitas ekonomi

masyarakat

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah

memilikidokumen rencanapemegang hak

pengelolaanmengenai kegiatan peningkatanperan

sertadanaktivitas ekonomi masyarakat,yang

lengkapdanjelas

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah

memilikibukti implementasi sebagianbesar(≥

50%)kegiatan peransertadan aktivitasekonomi

masyarakat hukumadat dan/atau masyarakat

setempatoleh pemeganghak pengelolaan

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah

memilikibukti dokumen/Laporanmengenai

pelaksanaan distribusimanfaat kepadaparapihak

yanglengkapdan terdokumentasi denganbaik

4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal

BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

mekanisme resolusikonflik yanglengkapdan jelas

Perum Perhutani KPH Probolinggodi dalamnya

terdapatkonflik dantersediapeta konflikyang

lengkapdanjelas

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

organisasi, sumberdaya manusia,dan

pendanaanyang cukupuntuk mengelolakonflik

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah memiliki

dokumen/laporan penanganan konflik yang lengkap

dan jelas

4.5. Perlindungan,

pengembangan dan

peningkatan kesejahteraan

tenaga kerja

BAIK Perum Perhutani KPH Probolinggo telah telah

merealisasikan seluruhhubungan industrialdengan

seluruhkaryawan

Perum Perhutani KPH Probolinggo telah

merealisasikan seluruhrencana pengembangan

kompetensi

Perum Perhutani KPH

Probolinggomemilikidokumen standarjenjang

karirdantelah diimplementasikanseluruhnya

Perum Perhutani KPH

Probolinggomemilikidokumen tunjangan

kesejahteraan karyawandantelah

diimplementasikan seluruhnya.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 25 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

B. Verifikasi Legalitas Kayu

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

menunjukkan keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK)

MEMENUHI Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal

22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum

(Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini telah di

tetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh

Presiden Republik Indonesia dan telah di

undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang

ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia.

Kesesuaian kawasan yang dikelola oleh auditee

mengacu pada Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : 395/Menhut-II/2011 tanggal

21 Juli 2011 tentang penunjukan kawasan hutan di

wilayah Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146

Ha beserta lampiran peta kawasan hutan dan

perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000

yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan

(Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi

Perum Perhutani Nomor : 893/Kpts/Dir/2013

tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian

Kawasan Hutan pada KPH Probolinggo.

1. Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 395/ Menhut-

II/2011 tanggal 21 Juli 2011 dengan Peta

Lampiran Surat Keputusan Direksi Perum

Perhutani Nomor : 893/Kpts/Dir/2013 tanggal

30 Agustus 2013, tidak terdapat perubahan

fungsi kawasan pada areal KPH Probolinggo

2. Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak

dapat diterapkan (Not Applicabel) karena auditee

adalah merupakan pemegang hak pengelolaan

dan bukan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan

Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) sehingga tidak

dibebani dengan pembayaran iuran IUPHHK.

3. KPH Probolingo telah membuat laporan hasil

identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor

kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra.

Kegiatan diluar sektor kehutanan adalah berupa

Pinjam Pakai Kawasn untuk pemasangan tiang

dan jaringan listrik pedesaan, Pengaspalan Jalan

Desa Tulupari dan Pembangunan Jalan Lintas

Selatan (JLS)

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen RPKH beserta

revisinya untuk kelas perusahaan jati periode 2009

s/d 2018 yang disusun dan disahkan oleh pejabat

yang berwenang dan disusun mengacu peraturan

yang berlaku.

Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun 2016

dan 2017 beserta suplisinya yang disusun oleh

petugas yang berwenang.

Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan lampiran

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 26 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

peta.

Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh

ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu

peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT

2016 serta RTT 2017 yaitu peta RTT dan peta micro

planning bidang tebangan

Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran SPK

tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang. Posisi

blok/petak tebangan posisinya benar dan terbukti di

lapangan. Penandaan patok batas petak mengacu

pada SOP yang dikembangkan oleh Auditee

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai

dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 5 (Lima( RPKH untuk

Kelas Perusahaan (KP), yaitu :

a. Dokumen RPKH KP Jati seluas 29.457,70 Ha

Jangka Perusahaan 01 Januari 2016 s/d 31

Desember 2025.

b. Dokumen RPKH KP Pinus seluas 20.121,30 Ha.

Jangka Perusahaan 01 Januari 2017 s/d 31

Desember 2026.

c. Dokumen Revisi RPKH KP Damar seluas

25.696,20 Ha. Jangka Perusahaan 01 Januari

2008 s/d 31 Desember 2017 Periode 1 Januari

2014 s/d Desember 2017.

d. Dokumen Revisi RPKH KP Mahoni seluas

5.545,10 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari 2008

s/d 31 Desember 2017 Periode 1 Januari 2008

s/d Desember 2017. RPKH KP Kesambi seluas

5.545,10 Ha.

Dokumen RPKH KP kesambii KPH Probolinggo Jangka

Perusahaan 01 Januari 2014 s/d 31 Desember 2023.

Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak

dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee

tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada

areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk

pembangunan hutan tanaman

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di–

LHP-kan

MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku

ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK

316.

2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang

berwenang.

3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara

LHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di

lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)

untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen

DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.

Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu

disertai dengan dokumen SKSHHK.

Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB

dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 27 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA

MEMENUHI Verifier ini tidak diterapkan atau Not Applicable,

karena Auditee adalah pemegang hak pengelolaan

dan bukan Pemegang IUPHHK-HA. Auditee telah

menerapkan penandaan pada bontos ujung dan

tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum

Perhutani No. 366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30

Maret 2016.

Namun demikian auditee tetap menerapkan

kegiatan sistem penandaan pada bontos dan

tunggak kayu, sehingga dengan sistem tersebut

kayu dapat dilacak balak sampai ke petak

tebangan.

Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi

tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan

bukan Pemegang IUPHHK-HA.

Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee

telah dilaksanakan secara konsisten dan telah

diatur dalam SK Direksi Perum Perhutani Nomor :

366/KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016.

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

membuktikan adanya catatan

angkutan kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang

diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang

berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan

BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB

tidak tersedia karena auditee tidak melakukan

pemakaian dokumen SKSKB.

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi Sumberdaya

Hutan (PSDH)

MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan Sistem informasi

PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan

Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku

secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah

meng approve LHP.

Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa

tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah

sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada

tarif yang berlaku.

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak

14.324,276 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai

dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima

adalah Rp 529.322.803.00 (Lima Ratus Dua Puluh

Sembilan Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu

Delapan Ratus Tiga Rupiah).

Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH

dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah

divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti

pembayaran PSDH secara lunas.

Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara

lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar

sesuai dengan tarif

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 28 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3.3.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan yang mengirim

kayu bulat antar pulau memiliki

pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar

(PKAPT).

Not

Applicable

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual

kayu antar pulau.

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat

yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

Indonesia dan memiliki izin yang

sah

Not

Applicable

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat

tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan

pengangkutan lewat jalur darat dengan menggunakan

alat angkut Truck.

3.4.1 Implementasi Tanda V-

Legal

MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal

sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal

dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan

lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.

Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada

dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak

(318)

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan sesuai

peraturan yang berlaku meliputi

seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan melalui Surat Kepala

Badan Penanaman Modal selaku Administrator

Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan Gubernur

Jawa Timur Nomor P2T/12/ 17.01/V/2011 ditetapkan

di Surabaya pada tanggal 05 Mei 2011

Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2007

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan

pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu

kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui

berdasarkan Surat Surat Kepala Badan Penanaman

Modal selaku Administrator Pelayanan Perizinan

Terpadu a.n. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor

P2T/12/17.01/V/2011 ditetapkan di Surabaya pada

tanggal 05 Mei 2011 Tentang Persetujuan DPPL

kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani KPH

Probolinggo di Kabupaten Probolinggo, kabupaten

Lumajang dan Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa

Timur.

Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL

dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH

kabupaten dan Dinas kehutanan setempat

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan

implementasi K3

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau

pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja

(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3

serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam

implemntasi K3 di KPH Probolinggo

Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret

2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan

bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 29 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dapat berfungsi dengan baik

Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang

dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari

P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk

menekan angka kecelakaan kerja

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja

MEMENUHI 1) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat

Pekerja (SP2P) Jawa Timur No.

02/DPD/SP2P/JATIM/ 2015 Tentang Penetapan

Dewan Pengurus Cabang SP2P KPH Probolinggo

Periode 2015 – 2018, Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 27 Maret 2015. Ditandatangani oleh

Ketua DPD SP2P Jawa Timur (Bambang Cahyo

Purnomo).

2) Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat

Karyawan Perum Perhutani Nomor : 05/KPTS/

MUSDA-SP/Pbo/2016 tentang Susunan Dewan

Pengurus Daerah Serikat Karyawan Perum

Perhutani KPH Probolinggo Periode 2016 – 2019

ditetapkan di Semarang tanggal 16 Nopember

2016. Ditandatangani oleh Ketua DPW Wilayah

Jawa Timur (Errik Alberto).

5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan

Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani

Periode 2015 – 2017.

Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan kepada

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

sesuai surat No. 4 3 7/011.7/SDM/Dir tanggal 09

Juli 2015.

Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor : KEP.138/PHIJSK- PKKAD/PKB/IX/2015

tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3

Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah

umur

MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat

oleh Bagian Sumber Daya Manusia KPH Probolinggo

periode April 2016 sampai dengan Maret 2017 dan

hasil wawancara denagan tenaga kerja di lokasi

tebangan, tidak terdapat pekerja yang usianya di

bawah umur.(di bawah 18 tahun) di lingkup KPH

Probolinggo.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL untuk KPH Probolinggo pada saat Penilikan

Pertama Tahun 2017 sebesar 98,48%, masuk dalam kelas nilai >80 - 100% dengan predikat kinerja

“BAIK”.

3. KPH BANYUWANGI UTARA

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 30 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan Pemegang

Hak Pengelolaan

BAIK Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan

administrasi tatabatas lengkap sesuai dengan

tingkat realisasi pelaksanaan tata batas yang

telah dilakukan.

Dokumen legal perusahaan berupa : Peraturan

Pemerintah Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961

tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan

Negara Jawa Timur,Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 1972 tanggal 22 Maret 1972 tentang

Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan Negara,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2001 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan

Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani)

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003 tentang

Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM

PERHUTANI)

Admisistrasi tata batas berupa Terjemahan Berita

Acara Tata Batas KPH Banyuwangi Utara

diterjemahkan oleh R. Soeroso, SH dan Ny. Theresia

Slamet dari Kantor Penerjemah Pengacara dan

Konsultan Hukum ” R. Soeroso, SH & Associates”.

Realisasi tata batas di KPH Banyuwangi Utara

sudah temu gelang (100%) dengan panjang batas

luar (Pal B) 331.672,05 meter dan panjang batas

dalam (Pal E) 21.559.02 meter

Di areal kerja KPH Banyuwangi Utara terdapat

permasalahan tenurial. Namun demikian terdapat

dokumen rencana, monitoring konflik

batas/tenurial dan ada upaya Perum Perhutani

KPH Banyuwangi Utara untuk menyelesaikan

masalah tersebut.

Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH

Banyuwangi Utara dengan Peta Kawasan Hutan

dan Konservasi Perairan Propinsi Jawa Timur

Nomor : SK.395/Menhut II/2011 Skala 1 :

100.000, Kawasan hutan KPH Banyuwangi Utara

tidak ada perubahan fungsi Kawasan, maka

Verifier ini menjadi Not Aplicable (NA)

Terdapat bukti KPH Banyuwangi Utara telah

mendata dan melaporkan seluruh penggunaan

kawasan di luar sektor kehutanan di areal kerjanya

kepada instansi yang berwenang

1.2. Komitmen Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK Tersedia dokumen visi dan misi yang ditetapkan

berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani

No. 3180/Kpts/Dir/2014 tanggal 27 November

2014 dan isinya telah sesuai dengan kerangka PHL

Terdapat bukti kegiatan sosialisasi visi dan misi

perusahaan kepada level pemegang izin dan

masyarakat setempat berupa surat undangan

sosialisasi visi dan misi, Berita acara

sosialisasi,notulen sosialisasi, daftar hadir dan foto

kegiatan

Implementasi pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh

KPH Banyuwangi Utara sebagian telah sesuai

dengan visi dan misi Perum Perhutani

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 31 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

1.3. Jumlah dan kecukupan

tenaga profesional bidang

kehutanan pada seluruh

tingkatan untuk mendukung

pemanfaatan, implementasi,

penelitian, pendidikan dan

latihan.

BAIK Keberadaan tenaga teknis PHPL di KPH

Banyuwangi Utara di lapangan tersedia pada setiap

bidang kegiatan pengelolaan hutan tetapi jumlah

per bidangnya belum sesuai dengan Peraturan

Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-IPHH/2015

tanggal 24 November 2015

Realisasi peningkatan kompentensi SDM di KPH

Banyuwangi Utara telah teralisasi 100% dari

rencana sesuai kebutuhan

Dokumen ketenagakerjaan di Perum Perhutani KPH

Banyuwangi Utara tersedia lengkap

1.4. Kapasitas dan mekanisme

untuk perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan

periodik, evaluasi, dan

penyajian umpan balik

mengenai kemajuan

pencapaian (Kegiatan)

Pemegang Hak Pengelolaan.

BAIK Tersedia struktur organisasi dan Job description

yang sesuai dengan kerangka PHL dan telah

disahkan oleh Direksi

KPH Banyuwangi Utara telah memiliki perangkat

SIM dan telah memiliki tenaga pelaksananya

Organisasi SPI/Internal auditor ada dan berjalan

dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan

kegiatan

Terdapat keterlaksanaan seluruh tindak koreksi

dan pencegahan manajemen berbasis hasil

monitoring dan evaluasi

1.5. Persetujuan Atas Dasar

Informasi Awal Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK Kegiatan pekerjaan dalam RTT termasuk tebangan

pada tahun 2016 di KPH Banyuwangi Utara telah

disosialisasikan kepada masyarakat setempat dan

telah mendapat persetujuan atas dasar informasi

awal yang memadai

Terdapat persetujuan dalam proses tatabatas dari

para pihak

Terdapat persetujuan dalam proses dan

pelaksanaan PHBM di Perum Perhutani KPH

Banyuwangi Utara

Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani

KPH Banyuwangi Utara telah mendapat

persetujuan seluruh LMDH yang berbatasan

dengan kawasan lindung

2. Produksi

2.1. Penataan Areal Kerja

Jangka Panjang dalam

Pengelolaan Hutan Lestari.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen RPKH kelas

perusahaan jati sebagai berikut:

1. RPKH Kelas Perusahaan Jati untuk BH Alasbuluh

Gombeng dan Betakol yang disahkan melalui SK

Menteri Kehutanan Nomor: SK 7257/Menhut-

VI/BUHT/2012 tanggal 28 Desember 2012.

2. RPKH BH Kendeng timur Laut jangka perusahaan

2012 sd 2021 seluas 22.372,42 Ha yang disusun

oleh SPH V Jember, dinilai oleh Biro perencanaan

dan pengembangan usaha malang, diketahui oleh

Kepala Unit II Jawa Timur dan disahkan oleh

Direksi Perum Perhutani. Selanjutnya dokumen

direvisi sesuai dengan Revisi RPKH kelas

perusahaan jati untuk BH Kendeng Timur Laut

seluas 22.372,42 Ha jangka perusahaan 2012

s/d 2012 yang telah disahkan sesuai dengan SK

Menteri Kehutanan Nomor: SK.6962/menhut-

VI/BUHT/2013 tanggal 27 desember 2013.

3. Penataan areal kerja yang dilakukan oleh auditee

telah sesuai antara dokumen RPKH dengan RTT.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 32 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Namun terdapat perbedaan luasan antara rencana

pada RPKH dengan RTT yang disebabkan karena

adanya perubahan kawasan yang berubah fungsi

dari areal produksi menjadi kawasan perlindungan

stetmpat dan adapula areal yang dipertahankan

sebagai areal produksi benih serta adanya

penilaian kembali (Re-scouring) dari SPH V Jember

sebelum jangka RPKH baru.

4. Berdasarkan hasil uji petik dapat diketahui bahwa

tanda batas di lapangan masih terlihat jelas,

sebagian besar pal dalam kondisi baik dan

sebagian kecil lainnya dalam kondisi rusak.

Informasi tulisan cat pada pall juga sudah

mengalami pemudaran karena pemasangan dan

peletteran pal dilaksanakan 10 tahun sekali.

2.2. Tingkat pemanenan lestari

untuk setiap jenis hasil hutan

kayu utama dan nir kayu pada

setiap tipe ekosistem.

BAIK Auditee telah memiliki data potensi tegakan per

kelas hutan yang tercantum dalam dokumen RPKH

PDE -3. Potensi tegakan yang dimiliki oleh auditee

adalah sebesar 107,07 M3/ha dan telah

mencerminkan kondisi di lapangan.

Auditee telah memiliki dokumen perhitungan etat

luas dan volume berdasarkan hasil inventarisasi

hutan/risalah hutan yang diekstrak dalam sebuah

system SISDH-PDE oleh SPH V Jember

Auditee telah memiliki rencana pengaturan

tebangan sebagai dasar penyusunan dokumen RTT

Tahun 2016 dan 2017 yang mengacu berdasarkan

hasil perhitungan etat pada dokumen RPKH KP Jati

di KPH Banyuwangi Utara.

2.3. Pelaksanaan penerapan

tahapan sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi hutan

BAIK Auditee telah memiliki seluruh dokumen prosedur

kerja (PK) sesuai dengan ketentuan untuk setiap

tahapan system silvikultur yang diterapkan.

Auditee telah melakukan kegiatan seluruh tahapan

system silvikultur sesuai dengan prosedur kerja

yang dikembangkan oleh auditee. Hasil

pemeriksaan di lapangan implementasi kegiatan

telah mengacu pada PK yang berlaku

Auditee telah memiliki potensi tegakan untuk

tebangan A2 yang sudah masak tebang pada

tahun 2016 adalah sebesar 172,96 M3/Ha dan

pada tahun 2017 adalah sebesar 176,58 M3/Ha.

Potensi masak tebang seperti yang tergambar

dalam PDE 9 KPH banyuwangi Utara lebih dari 80

M3/Ha.

Keberhasilan penilaian tanaman untuk tanaman

tahun ke-3 (tanaman tahun 2014) diperoleh

persentase sebesar 96% untuk tanaman pokok

(jati dan pinus), 75,6% untuk tanaman pengisi

(kesambi dan mimbo) dan 78% untuk tanaman

tepi (mahoni)

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi ramah

lingkungan untuk pemanfaatan

hutan.

BAIK KPH Banyuwangi Utara telah memiliki Prosedur

Kerja yang berkaitan dengan RIL yaitu PK-

SMPHT.05-007-Tebang-Habis-Jati, tanggal

diberlakukan tanggal 13 April 2015, PK-SMPHT 05-

008 tentang tebang habis jenis rimba, PK-SMPHT

05-010 tentang pembuatan jalan angkutan kayu.

dan IK Pemanenan Kayu (Tebangan Ramah

Lingkungan) Nomor: 01/BWU/IK/Prod tanggal 11

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 33 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

april 2017

Auditee telah menerapkan teknologi ramah

lingkungan pada 3 tahapan system silvikultur yang

antara lain adalah pra tebangan, proses tebangan

dan pasca tebangan. Kegiatan penerapan teknologi

ramah lingkungan telah mengacu pada PK yang

dikembangkan oleh auditee

Hasil perhitungan nilai factor eksploitasi dari uji

petik tebangan di RPH Selogiri diperoleh Fe sebesar

1,5 (> 0.7) yang artinya limbah yang dihasilkan dari

kegiatan tebangan cukup kecil. Limbah kayu

adalah berupa rencek atau ranting kayu yang

memiliki diameter <10 cm dan juga cabang kayu

yang tidak masuk kualifikasi kayu perkakas (kondisi

kayu cacat)

2.5. Realisasi penebangan

sesuai dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/pemanfaatan pada

areal kerjanya.

BAIK Auditee telah memiliki dokumen RTT yang disusun

mengacu pada dokumen RPKH dan disahkan oleh

petugas yang berwenang dan mengacu pada

peraturan yang berlaku. Dokumen RTT Tahun 2016

dan 2017 terdiri dari kegiatan tebangan habis (A),

tebangan pembangunan (B), tebangan penjarangan

(E) yang sebagian besar luas yang direncanakan

telah sesuai dengan dokumen RPKH yaitu

mencapai persentase 99% (2016) dan 98% (2017).

Berdasarkan telaah dokumen RTT 2016 dan 2017

dengan RPKH dapat diketahui bahwa lokasi

kegiatan tebangan dan tanaman telah sesuai

namun ada perbedaan luas yang direncanakan

pada RTT dan RPKH. Kesesuaian luas rencana

tebangan dan tanaman RTT 2016 mencapai 95%

sedangkan kesesuaian rencana tebangan dan

tanaman RTT 2017 hanya mencapai 98% yang

sesuai dengan dokumen RPKH

Auditee telah melakukan penandaan batas areal

tebangan dengan areal lainnya dengan

memberikan tanda markir cat warna merah

melingkar pada pohon berdiri yang mengacu pada

peta kerja skala 1:10.000. sedangkan batas antar

blok tebangan dalam 1 areal tebangan dibatasi

dengan cat warna hitam melingkar pada pohon

berdiri atau patok kayu.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terdapat

perbedaan lokasi dan jenis tebangan di lapangan

dengan yang direncanakan. Realisasi volume

tebangan total yang meliputi tebangan A, B dan E

mencapai 124,2 % (tanpa nakap) sedangkan

realisasi volume sesuai RTT Sah mencapai 88,9%.

Sedangkan realisasi volume tebangan per jenis

tebangan adalah untuk tebangan A realisasinya

mencapai 69%, tebangan B realisasinya mencapai

189% dan tebangan E sebesar 0% (ditiadakan

kegiatan penjarangan).

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan

BAIK Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 Divisi

Regional Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa

kondisi keuangan adalah sebagai berikut:

Likuditas 302% (>100%) artinya kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 34 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pengembangan, serta

peningkatan kemampuan

sumber daya manusia.

yang segera harus dipenuhi sangat baik.

Solvabilitas 13% (<100%) artinya kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial

saat perusahaan dilikuidasi cukup baik atau

dengan arti lain jumlah asset yang dimiliki oleh

auditee mampu menjamin jumlah hutang yang

dimiliki oleh auditee.

Rentabilitas negatif artinya kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tahun 2016 kurang baik.

Opini akuntan public menyatakan bahwa laporan

kondolidasian telah diterbitkan dan disajikan secara

wajar dalam semua hal yang material

Berdasarkan laporan ERP MK KPH Banyuwangi

Utara tahun 2015 & 2016 dan surat revisi

anggaran RKAP dapat diketahui bahwa realiasi

alokasi dana untuk seluruh kegiatan pengelolaan

hutan tahun 2015 dalah 89% dan 2016 adalah

sebesar 96%. Alokasi dana terkecil terletak pada

kegiatan pemeliharaan dan pembinaan hutan yaitu

sebesar 39%

Realisasi alokasi dana di KPH Banyuwangi Utara

kurang proporsional karena perbedaan/selisih

alokasi dana sebesar 40,5% (perbedaan alokasi

dana antara 20-50%).

Realisasi pendanaan untuk setiap kegiatan

berjalan lancar namun beberapa kegiatan yang

belum sesuai dengan tata waktunya karena adanya

kebijakan penundaan tebangan tanaman dan

efisiensi anggaran

Berdasarkan laporan ERP-MK Tahun 2016 KPH

banyuwangi Utara realisasi alokasi dana untuk

kegiatan tanaman pokok dan tanaman pengisi

mencapai presentase sebesar 97%

Berdasarkan laporan realisasi penanaman Tahun

2016 diketahui bahwa realisasi luas tanaman

mencapai 88,71% dari luas tanaman yang telah

direncanakan pada dokumen RTT.

3. Ekologi

Indikator 3.1 Keberadaan,

Kemantapan Dan Kondisi

Kawasan Lindung Pada Setiap

Tipe Hutan.

BAIK Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen

perencanaan yang ada yaitu DPPL dan seluruh nya

seauai Dengan kondisi biofisiknya

Kawasanlindung yang telahditatabatas di lapangan

(berupa marker dan Pal) mencapai 97,3 %

Kondisikawasanlindung yang berhutanmencapai

88,3 %

Keberadaankawasanlindungsudahdisosialisasikank

epadaseluruh (100%) LMDH yang berada di

sekitarhutan

Terdapatlaporanpengelolaanseluruhkawasanlindun

g yang sesuaidenganketentuan

Indikator 3.2 Perlindungan Dan

Pengamanan Hutan.

BAIK Tersediaprosedur yang

mencakupseluruhjenisgangguan yang ada

Jenisdanjumlahsaranaprasaranatidaksesuaidengan

ketentuantetapifungsinyasesuai

Tersedia SDM perlindunganhutandengan

jumlahdankualifikasimemadaisesuaidenganketentu

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 35 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

an

Kegiatanperlindungandiimplementasikanmelaluitin

dakanpreemptif/

preventif/represifdengansesuaijenisgangguanyang

ada

Indikator 3.3 Pengelolaan Dan

Pemantauan Dampak Terhadap

Tanah Dan Air Akibat

Pemanfaatan Hutan.

BAIK Tersediaprosedurpengelolaanyang

mencakupseluruhdampakterhadaptanahdanairakib

atpemanfaatanhutan

Tersediasaranaprasaranpengelolaandanpemantaua

n yang

berfungsidenganbaiksertatelahsesuaidengandoku

menperencanaansptDPPL dan PK

TersediaSDM/personiltetapijumlahdan/ataukualifik

asinyakurangmemadai

Tersediadokumenperencanaanpengelolaandampak

terhadaptanahdan

airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan

Tersediadokumenperencanaanpemantauandampa

kterhadaptanahdan

airdandiimplementasikansesuaidenganketentuan

Tidakterdapatindikasiterjadinyadampakyangbesard

anpentingterhadaptanahdanair

Indikator 3.4 Identifikasi

Spesies Flora Dan Fauna Yang

Dilindungi Dan/Atau Langka,

Jarang, Terancam Punah, Dan

Endemik.

BAIK Auditee telah memiliki prosedur identifikasi flora

danfauna yang mencakup seluruh jenis yang

dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam

punah dan endemik yang terdapat di areal hak

pengelolaan

Auditee telah melakukan identifikasiuntuk seluruh

jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau

langka (endangered), jarang (rare), terancam

punah (threatened) dan endemic

Indikator 3.5 Pengelolaan Flora

Untuk:

c. Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang

tidak rusak

d. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

flora yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan Tidak ada indikasi terjadinya gangguan terhadap

kondisi seluruh species flora dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan endemik

yang terdapat di areal pemegang hak pengelolaan

Indikator 3.6 Pengelolaan

Fauna Untuk:

- Luasan tertentu dari hutan

produksi yang tidak

terganggu, dan bagian yang

tidak rusak

- Perlindungan terhadap

species flora dilindungi

dan/atau jarang, langka dan

terancam punah dan

endemik.

BAIK Tersedia prosedur pengelolaan untuk seluruh jenis

fauna yang dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan Pengelolaan flora telah diimplementa-sikan untuk

seluruh jenis dilindungi dan/atau langka, jarang,

terancam punah dan endemik yang terdapat di

areal pemegang hak pengelolaan Terdapat indikasi terjadinya gangguan tetapi ada

upaya penanggulangan gangguan oleh pemegang

pengelolaan

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 36 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kawasan operasional

perusahaan/unit manajemen

dengan kawasan masyarakat

hukum adat dan/atau

masyarakat setempat

memilikidokumen/ laporanyanglengkap

mengenaipola penguasaandan pemanfaatan

SDA/SDH setempat, identifikasihak-hak

dasarmasyarakat hukumadat

dan/ataumasyarakat setempat,dan rencana

pemanfaatanSDH olehpemeganghak pengelolaan.

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara

memilikimekanisme

penataanbatas/rekonstruksibatas kawasansecara

partisipatifdan konflikbatas kawasanyang

diketahui para pihak

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara

memilikimekanisme mengenaipengakuan hak-

hakdasar masyarakathukum adatdanmasyarakat

setempatdalam perencanaan pemanfataanSDH,

yanglegal,lengkap danjelas

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utaramemiliki

bukti-bukti tentangluasdan bataskawasan

pemeganghak pengelolaandengan

bataskawasanyang dimilikioleh masyarakathukum

adat/setempat

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara memiliki

dokumen persetujuanpara pihakdan konflik

dapatdikelola denganbaik.

4.2. Implementasi

tanggungjawab sosial

perusahaan sesuai dengan

peraturan perundangan yang

berlaku

BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki dokumen yang lengkap menyangkut

tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai

dengan peraturan perundangan yang relevan.

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara

memilikimekanisme yanglengkap&legal

tentangpemenuhan kewajibansosial

pemeganghak pengelolaanterhadap masyarakat

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara

memiliki buktipelaksanaan kegiatan

sosialisasimengenaihakdan kewajiban

pemeganghak pengelolaanterhadap

masyarakatdalam mengelolaSDH, namun hanya

sebagian

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara

memiliki bukti sebagian bukti realisasipemenuhan

tanggungjawab sosial terhadap masyarakat

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki laporan/dokumen yang lengkap terkait

pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin

termasuk ganti rugi

4.3. Ketersediaan mekanisme

dan implementasi distribusi

manfaat yang adil antar para

Pihak

BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki informasiyang lengkap&jelas tentang

masyarakat hukumadatdan/ ataumasyarakat

setempatyang terlibat, tergantung,

terpengaruholeh aktivitas pengelolaanSDH

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki mekanismeyang legal,lengkapdan

jelasmengenai peningkatanperan

sertadanaktivitas ekonomi masyarakat .

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memilikidokumen rencanapemegang hak

pengelolaanmengenai kegiatan peningkatanperan

sertadanaktivitas ekonomi masyarakat,yang

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 37 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

lengkapdanjelas

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memilikibukti implementasi sebagianbesar(≥

50%)kegiatan peransertadan aktivitasekonomi

masyarakat hukumadat dan/atau masyarakat

setempatoleh pemeganghak pengelolaan

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memilikibukti dokumen/Laporanmengenai

pelaksanaan distribusimanfaat kepadaparapihak

yanglengkapdan terdokumentasi denganbaik

4.4. Keberadaan mekanisme

resolusi konflik yang handal

BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki mekanisme resolusikonflik

yanglengkapdan jelas.

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utaradi

dalamnya terdapatkonflik dantersediapeta

konflikyang lengkapdanjelas

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki organisasi, sumberdaya manusia,dan

pendanaanyang cukupuntuk mengelolakonflik

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

memiliki dokumen/laporan penanganan konflik

yang lengkap dan jelas

4.5. Perlindungan,

pengembangan dan

peningkatan kesejahteraan

tenaga kerja

BAIK Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

telah merealisasikan seluruhhubungan

industrialdengan seluruhkaryawan

Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara telah

merealisasikan seluruhrencana pengembangan

kompetensi

Perum Perhutani KPH Banyuwangi

Utaramemilikidokumen standarjenjang

karirdantelah diimplementasikanseluruhnya

Perum Perhutani KPH Banyuwangi

Utaramemilikidokumen tunjangan kesejahteraan

karyawandantelah diimplementasikan seluruhnya

B. Verifikasi Legalitas Kayu

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

menunjukkan keabsahan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK)

MEMENUHI 1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010

Tanggal 22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan

Umum (Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini

telah di tetapkan di Jakarta yang ditandatangani

oleh Presiden Republik Indonesia dan telah di

undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang

ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia.

2. Kawasan yang dikelola oleh auditee mengacu

pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

: 395/Menhut-II/2011 tanggal 21 Juli 2011

tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah

Provinsi Jawa Timur seluas ± 1.361.146 Ha

beserta lampiran peta kawasan hutan dan

perairan Provinsi Jawa Timur skala 1 : 250.000

yang ditandatangani oleh Menteri Kehutanan

(Zulkifli Hasan ) dan Surat Keputusan Direksi

Perum Perhutani Nomor : 899/Kpts/Dir/2013

tanggal 30 Agustus 2013 tentang Pembagian

Kawasan Hutan pada KPH Banyuwangi Utara.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 38 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

3. Hasil overlay Peta Lampiran Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 395/ Menhut-

II/2011 tanggal 21 Juli 2011 dengan Peta

Lampiran Surat Keputusan Direksi Perum

Perhutani Nomor : 899/Kpts/Dir/2013 tanggal

30 Agustus 2013, tidak terdapat perubahan

fungsi kawasan pada areal KPH Banyuwangi

Utara.

Verifier tersebut masuk dalam kategori tidak dapat

diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee adalah

merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan

pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan

pembayaran iuran IUPHHK.

KPH Banyuwangi Utara telah membuat laporan hasil

identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor

kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan

diluar sektor kehutanan adalah berupa Pinjam Pakai

Kawasan untuk Pembangunan Waduk Bajulmati dan

Pembangunan Sutet.

2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan

oleh pejabat yang berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan

Rencana Kerja Tahunan

(RKT/Bagan Kerja/RTT)

disahkan oleh yang berwenang

MEMENUHI 1. Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH

Banyuwangi Utara telah mempunyai 2 (Dua)

Dokumen RPKH untuk Kelas Perusahaan/KP,

yaitu :

a. RPKH KP Jati BH Alasbuluh Gombeng dan BH

Bitakol seluas 33.746,56 Ha Jangka

Perusahaan 01 Januari 2013 s/d 31 Desember

2022 dan telah mendapatkan persetujuan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK.7257/Menhut-

VI/BUHT/2012 Tentang Persetujuan Rencana

Pengaturan Kelestarian Hutan Untuk Jangka

Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Jangka 2013 - 2022

Atas Nama KPH Banyuwangi Utara Kelas

Perusahaan Jati (KP Jati) Perum Perhutani Unit

II Jawa Timur, Ditetapkan di Jakarta pada

Tanggal 28 Desember 2012

b. RPKH KP Jati BH Kendeng Timur Laut seluas

22.372,42 Ha Jangka Perusahaan 01 Januari

2012 s/d 31 Desember 2021 Periode 1

Januari 201 s/d 31 desember 2021 dan telah

mendapatkan persetujuan berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :

SK.6962/Menhut-VI/BUHT/2012 Tentang

Persetujuan Rencana Pengaturan Kelestarian

Hutan Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun

Jangka 2012 - 2021 Atas Nama KPH

Banyuwangi Utara Kelas Perusahaan Jati (KP

Jati) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur,

Ditetapkan di Jakarta pada Tanggal 27

Desember 2013.

2. Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun

2016 dan 2017 beserta suplisinya yang disusun

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 39 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

oleh petugas yang berwenang.

3. Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan

lampiran peta.

4. Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh

ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH

yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran

dokumen RTT 2016 serta RTT 2017 yaitu peta RTT

dan peta micro planning bidang tebangan

5. Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran

SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang.

Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan

terbukti di lapangan. Penandaan patok batas

petak mengacu pada SOP yang dikembangkan

oleh Auditee

2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

2.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mempunyai

rencana kerja yang sah sesuai

dengan peraturan yang berlaku

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen 2 RPKH (Dua) untuk

Kelas Perusahaan (KP), yaitu :

a. RPKH KP Jati BH Alasbuluh Gombeng dan BH

Bitakol seluas 33.746,56 Ha. Dokumen RPKH KP

Jati BH Alasbuluh Gombeng dan BH Bitakol KPH

Banyuwangi Utara Jangka Perusahaan 01 Januari

2013 s/d 31 Desember 2022

b. RPKH KP Jati BH Kendeng Timur Laut seluas

22.372,42 Ha. Dokumen RPKH KP Jati BH

Kendeng Timur Laut KPH Banyuwangi Utara

Jangka Perusahaan 01 Januari 2012 s/d 31

Desember 2021 Periode 1 Januari 2014 s/d 31

desember 2021.

Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak

dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee

tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada

areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk

pembangunan hutan tanaman

3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat

Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil

hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

3.1.1. Seluruh kayu bulat yang

ditebang/dipanen atau yang

dipanen/dimanfaatkan telah di–

LHP-kan

MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku

ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK

316.

2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang

berwenang.

3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara

LHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di

lapangan.

3.1.2. Seluruh kayu yang

diangkut keluar areal izin

dilindungi dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan

MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)

untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen

DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.

Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu

disertai dengan dokumen SKSHHK.

Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB

dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian

3.1.3. Pembuktian asal usul

kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA

MEMENUHI Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee adalah

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 40 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang

IUPHHK-HA. Auditee telah menerapkan penandaan

pada bontos ujung dan tunggak kayu mengacu

kepada SK Direksi Perum Perhutani No.

366/KPTS/DIR/ 2016 tanggal 30 Maret 2016.

Namun demikian auditee tetap menerapkan kegiatan

sistem penandaan pada bontos dan tunggak kayu,

sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat dilacak

balak sampai ke petak tebangan.

Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi

tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena

Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan

bukan Pemegang IUPHHK-HA.

Tanda-tanda PUHH yang diterapkan oleh Auditee

telah dilaksanakan secara konsisten dan telah diatur

dalam SK Direksi Perum Perhutani Nomor : 366/

KPTS/DIR/2016 tanggal 30 Maret 2016

3.1.4. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan mampu

membuktikan adanya catatan

angkutan kayu ke luar TPK

MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang

diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang

berkualifikasi sebagai Ganis PKB).

Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan

BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB

tidak tersedia karena auditee tidak melakukan

pemakaian dokumen SKSKB

3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

3.2.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan menunjukkan bukti

pelunasan Dana Reboisasi (DR)

dan/atau Provisi Sumberdaya

Hutan (PSDH)

MEMENUHI Auditee telah terkoneksi dengan system informasi

PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan

Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku

secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah

meng approve LHP.

Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa

tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah

sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada

tarif yang berlaku.

Selama periode April 2016 sampai Maret 2017

Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak

25.582,266 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai

dengan bukti pembuatan tagihan yang diterima

adalah Rp 2.290.611.391.00 (Dua Milyar Dua Ratus

Sembilan Puluh Juta Enam Ratus Sebelas Ribu Tiga

Ratus Sembilan Puluh Satu Rupiah).

Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH

dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah

divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti

pembayaran PSDH secara lunas.

Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara

lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar

sesuai dengan tarif

3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau

3.3.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan yang mengirim

kayu bulat antar pulau memiliki

pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar

Not

Applicable

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual

kayu antar pulau.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 41 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

(PKAPT).

3.3.2. Pengangkutan kayu bulat

yang menggunakan kapal harus

kapal yang berbendera

Indonesia dan memiliki izin yang

sah

Not

Applicable

Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan

atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat

tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan

pengangkutan lewat jalur darat dengan menggunakan

alat angkut Truck.

3.4.1 Implementasi Tanda V-

Legal

MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal

sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal

dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan lampirannya

pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan. Auditee juga

menggunakan tanda V-Legal pada dokumen Kwitansi,

Bon Penjualan (BP) dan kontrak (318).

4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan

kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah memiliki

dokumen AMDAL/DPPL/UKL-

UPL meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan sesuai

peraturan yang berlaku meliputi

seluruh areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah

mendapatkan persetujuan melalui surat Kepala

Badan Penanaman Modal selaku Administrator

Pelayanan Perizinan Terpadu a.n. Keputusan

Gubernur Jawa Timur Nomor P2T/19/ 17.01/V/2011

ditetapkan di Surabaya pada tanggal 9 Mei 2011.

Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun

2007

4.1.2. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan memiliki laporan

pelaksanaan RKL dan RPL yang

menunjukkan penerapan

tindakan untuk mengatasi

dampak lingkungan dan

menyediakan manfaat sosial

MEMENUHI Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu

kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui

berdasarkan Surat Kepala Badan Penanaman Modal

selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu a.n.

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor

P2T/9/17.01/VIII/2010 ditetapkan di Surabaya pada

tanggal 05 Agustus 2010 Tentang Persetujuan DPPL

kegiatan pengelolaan hutan Perum Perhutani KPH

Banyuwangi Utara di Kabupaten Banyuwangi dan

Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur.

Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan

pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen RKL

dan RPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada BLH

kabupaten dan Dinas kehutanan setempat.

5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

5.1.1. Prosedur dan

implementasi K3

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau

pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja

(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3

serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam

implemntasi K3 di KPH Banyuwangi Utara.

Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret

2017. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan

bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan

dapat berfungsi dengan baik

Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang

dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari

P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk

menekan angka kecelakaan kerja

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 42 dari 48

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan berserikat

bagi pekerja

MEMENUHI 1) Surat Keputusan Musyawarah Daerah Luar Biasa

Serikat Karyawan perum Perhutani Dewan

Pengurus Daerah Banyuwangi Utara Nomor :

05/KPTS/MUSDA/ BWU/2017 tentang

Pembentukan Pengurus Serikat Karyawan Perum

Perhutani Dewan Pengurus Daerah KPH

Banyuwangi Utara Periode 2017 – 2019

ditetapkan di Banyuwangi tanggal 02 Maret 2017.

Ditandatangani oleh Pimpinan Sidang Musda (Agus

Setyo Budi; Edy Mulyono dan Witono).

2) Surat Serikat Karyawan dan Pekerja Perum

Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Dewan

Penguru Daerah Banyuwangi Utara Nomor : 04/L-

SP/DPD-BWU/II/2017 Tanggal 21 April 2017

Perihal Pencatatan Kepngurusan Serikat Karyawan

Perhutani KPH Banyuwangi Utara yang

disampaikan kepada Kepala Dinas Sosial

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten

Banyuwangi

5.2.2. Adanya Kesepakatan

Kerja Bersama (KKB) atau

Peraturan Perusahaan (PP)

MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan

Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani

Periode 2015 – 2017.

Dokumen PKB tersebut telah didaftarkan kepada

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

sesuai surat No. 4 3 7/011.7/SDM/Dir tanggal 09

Juli 2015.

Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor : KEP.138/PHIJSK- PKKAD/PKB/IX/2015

tanggal 04 September 2015. Masa berlaku sejak 3

Juni 2015 s/d 2 Juni 2017.

5.2.3. Perusahaan tidak

mempekerjakan anak di bawah

umur

MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat

oleh Bagian Sumber Daya Manusia KPH Banyuwangi

Utara periode April 2016 sampai dengan Maret 2017

dan hasil wawancara denagan tenaga kerja di lokasi

tebangan, tidak terdapat pekerja yang usianya di

bawah umur.(di bawah 18 tahun) di lingkup KPH

Banyuwangi Utara.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL untuk KPH Banyuwangi Utara pada saat Penilikan

pertama tahun 2017 sebesar 100%, masuk dalam kelas nilai >80 - 100% dengan predikat kinerja “BAIK”.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 43 dari 48

5. Perhitungan Nilai Kematangan/Bobot Indikator KPH Contoh Perum Perhutani Divisi

Regional Jawa Timur.

Kriteria Indikator Unit Contoh

Nilai

Aktual

Indikator

Nilai

Maksimal

Indikator

Nilai

Kemantangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematang

an/ Bobot

Indikator

Pra

sya

rat

1.1 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

1.2 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

1.3 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

1.4 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

1.5 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

Pro

du

ksi

2.1 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

2.2 KPH MADIUN 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 44 dari 48

Kriteria Indikator Unit Contoh

Nilai

Aktual

Indikator

Nilai

Maksimal

Indikator

Nilai

Kemantangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematang

an/ Bobot

Indikator

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

2.3 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

2.4 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

2.5 KPH MADIUN 2 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

8 9 88.89% BAIK 3

2.6 KPH MADIUN 2 3

KPH PROBOLINGGO 2 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

7 9 77.78% SEDANG 2

Ek

olo

gi

3.1 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

3.2 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 45 dari 48

Kriteria Indikator Unit Contoh

Nilai

Aktual

Indikator

Nilai

Maksimal

Indikator

Nilai

Kemantangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematang

an/ Bobot

Indikator

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

3.3 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

3.4 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

3.5 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

3.6 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

So

sia

l

4.1 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

4.2 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

4.3 KPH MADIUN 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 46 dari 48

Kriteria Indikator Unit Contoh

Nilai

Aktual

Indikator

Nilai

Maksimal

Indikator

Nilai

Kemantangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematang

an/ Bobot

Indikator

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

4.4 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

4.5 KPH MADIUN 3 3

KPH PROBOLINGGO 3 3

KPH BANYUWANGI

UTARA 3 3

Jumlah

9 9 100.00% BAIK 3

Proses penentuan nilai akhir kinerja PHPL Divisi Regional dilakukan setelah dilakukan

penghitungan nilai akhir setiap KPH Contoh. Nilai Kematangan Indikator Divisi Regional

merupakan penjumlahan Nilai Kinerja Indikator KPH Contoh dibagi dengan penjumlahan

kemungkinan Nilai Maksimal Indikator KPH Contoh yang secara rinci telah disajikan

pada tabel diatas. Berdasarkan data pada tabel diatas selanjutnya dilakukan

perhitungan Nilai Kinerja Indikator PHPL Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur

yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Maksimal

Indikator

1.1 Kepastian Kawasan Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3

1.2 Komitmen Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3

1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional

Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan

Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi

Penelitian, Pendidikan dan Latihan

BAIK 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 47 dari 48

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Maksimal

Indikator

1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan

Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi dan

Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan

Pencapaian (Kegiatan) Pemegang Hak

Pengelolaan

BAIK 3 3

1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa

paksaan(PADIATAPA) BAIK 3 3

2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam

pengelolaanhutan lestari BAIK 3 3

2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis

hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap

tipe ekosistem*)

BAIK 3 3

2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem

silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan

BAIK 3 3

2.4 Ketersediaan dan penerapan pemanenan ramah

lingkungan untuk pemanfaatan hutan

BAIK 3 3

2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana

kerja penebangan/pemanenan/pemanfaatan

pada areal kerjanya *)

BAIK 3 3

2.6 Kesehatan finansial perusahaan dan tingkat

investasi dan reinvestasi yang memadai dan

memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian dan pengembangan

serta peningkatan kemampuan sumber daya

manusia.

SEDANG 2 3

3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan

dilindungi pada setiap tipe hutan BAIK 3 3

3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan BAIK 3 3

3.3 Pengelolaan dan pemantauan dampak terhadap

tanah dan air akibat pemanfaatan hutan

BAIK 3 3

3.4 Identifikasi spesies flora dan fauna yang

dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang

(rare), terancam punah (threatened) dan

endemik.

BAIK 3 3

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 48 dari 48

Indikator

Nilai

Kinerja

Indikator

Nilai

Kematangan

Indikator

Nilai

Kinerja

Maksimal

Indikator

3.5 Pengelolaan flora untuk : 1. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang tidak terganggu, dan bagian

yang tidak rusak. 2. Perlindungan terhadap

species flora dilindungi dan/atau jarang, langka

dan terancam punah dan endemik

BAIK 3 3

3.6 Pengelolaan fauna untuk : 1. Luasan tertentu

dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan

bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan

terhadap species fauna dilindungi dan/atau

jarang, langka dan terancam punah dan

endemik

BAIK 3 3

4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional

perusahaan/pemegang izin dengan kawasan

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat

setempat

BAIK 3 3

4.2 Implementasi tanggungjawab sosial perusahaan

sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

BAIK 3 3

4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi

distribusi manfaat yang adil antar para pihak BAIK 3 3

4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang

handal BAIK 3 3

4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan

Kesejahteraan Tenaga Kerja BAIK 3 3

Jumlah 65 66

Prosentase 98,48%

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Kinerja PHPL Divisi

Regional Jawa Timur mencapai angka 98,48% masuk dalam kelas nilai 80% - 100%

dengan predikat kinerja “BAIK”. Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelolaan hutannya

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur telah menerapkan prinsip-prinsip

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.

----o0o----