lampiran - bappenas.go.id  · web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan...

199
LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1979 PELAKSANAAN REPELITA II (1974/75 - 1978/79 ) DEPARTEMEN PENERANGAN RI

Upload: nguyenphuc

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

L A M P I R A N

PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANGDEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1979

P E L A K S A N A A N R E P E L I T A I I

(1974/75 - 1978/79 )

DEPARTEMEN PENERANGAN RI

Page 2: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

D A F T A R I S I : Halaman

Bab I. Ikhtisar Pelaksanaan Repelita II ............................................7

Bab II. Keuangan Negara .....................................................................107

Bab III. Perkembangan Harga, Jumlah Uang Beredar, Per-kreditan Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan 169

Bab IV. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Luar Negeri 243

Bab V. Pengembangan Dunia Usaha .................................................299

Bab VI. P e r t a n i a n .......................................................................343

Bab VII. Pangan dan Perbaikan Gizi ....................................................453

Bab VIII. Industri dan Pertambangan .....................................................491

Bab IX. Prasarana : Pengairan, Listrik dan Perhubungan 567

Bab X. Koperasi dan Pemasaran Dalam Negeri ..............................653

Bab XI. Tenaga Kerja dan Transmigrasi ............................................709

Bab XII. Pembangunan Daerah, Pedesaan dan Kota ..........................759

Bab XIII. Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa ..................................................................................841

Bab XIV. Pendidikan, Pembinaan Generasi Muda dan Ke-budayaan Nasional ..................................................................865

3

Page 3: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Bab XV. Kesehatan, Keluarga Berencana dan Kesejahte-raan Sosial ………………………………………… 913

Bab XVI. Perumahan Rakyat dan Air Minum ……………… 983

Bab XVII. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Penelitian dan Sta-tistik ………………………………………………. 1001

Bab XVIII. Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum ………….. 1059

Bab XIX. Penerangan dan Komunikasi Sosial ……………... 1089

Bab XX. Administrasi dan Aparatur Pemerintah ………….. II25

4

Page 4: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

IKHTISAR PELAKSANAAN REPELITA II

Page 5: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79
Page 6: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

B A B I

IKHTISAR PELAKSANAAN REPELITA II

Laporan ini berisikan hasil pelaksanaan pembangunan selama lima tahun periode Repelita II yang berlangsung dari tanggal 1 April 1974 sampai dengan tanggal 31 Maret 1979 dan merupakan lampiran dari Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 16 Agustus 1979.

Hasil pelaksanaan dari masing-masing empat tahun pertama Repelita II telah disampaikan sebagai lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus. Laporan kali ini tidak hanya melaporkan hasil pelaksanaan selama tahun terakhir 1978/79, tetapi juga mengenai keseluruhan hasil pelaksanaan selama lima tahun dari tahun anggaran 1974/75 sampai dengan tahun ang-garan 1978/79.

Sesuai dengan GBHN maka tujuan Repelita II adalah meningkat -kan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat dan meletakkan lan-dasan yang kuat untuk tahap pembangunan Repelita III dan selanjut -nya. Di dalam mencapai tujuan tersebut Repelita II melanjutkan usaha yang telah dijalankan selama Repelita I. Di samping itu Repelita II juga mulai menggarap secara lebih dalam masalah - masalah yang sejak semula disadari belum terpecahkan dalam Repe- lita I misalnya masalah perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan dan hasil-hasil pembangunan, masa -lah pendidikan, kesehatan, koperasi, transmigrasi dan lain-lain.

Segala usaha yang dijalankan selama Repelita II ke arah tujuan seperti tersebut di atas tetap dilaksanakan secara bertahap, terpadu dan terus menerus dan selalu berlandaskan pada Trilogi Pem -bangunan yaitu pemerataan pembangunan menuju terwujudnya ke-adilan sosial, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan ini tetap diusahakan di dalam suatu keseimbangan yang serasi tanpa

7

Page 7: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

ada unsur yang dikorbankan. Usaha ini selama Repelita II ternyata bukanlah hal yang mudah oleh karena banyaknya tantangan-tantangan yang dihadapi baik yang bersumber dari luar negeri oleh karena pel -bagai krisis ekonomi dunia maupun yang bersumber dari dalam negeri seperti krisis keuangan Pertamina dan hambatan-hambatan dalam produksi pangan.

Pembangunan berarti perubahan ke arah perbaikan dan kemajuan. Namun pembangunan harus berlangsung tanpa kegoncangan se-hingga dibutuhkan adanya stabilitas nasional sebagai prasyarat pelaksanaan pembangunan. Salah satu segi utama dari stabilitas na -sional adalah stabilitas ekonomi.

Di dalam mengusahakan stabilitas ekonomi selama lima tahun terakhir ini kita tidak terlepas dari pengaruh perkembangan politik dan ekonomi dunia. Perekonomian dunia dalam masa 1972 — 1975 dilanda oleh serangkaian krisis di bidang keuangan internasional, pangan, bahan Baku dan energi, yang telah menimbulkan resesi eko -nomi dunia yang mulai berlangsung sejak triwulan terakhir tahun 1973 hingga titik terendahnya pada tahun 1975. Di negara-negara industri, resesi tersebut ditandai oleh laju inflasi yang membubung tinggi, tingkat pengangguran yang tinggi serta kemerosotan dalam ke -giatan investasi dan produksi. Meskipun menjelang akhir tahun 1975 perekonomian dunia tampaknya mulai pulih kembali, namun sejak akhir tahun 1976 hingga kini gejala-gejala resesi tidak sepenuhnya dapat diatasi, terutama di negara-negara industri tertentu. Sementara itu kegoncangan-kegoncangan dalam sistem moneter dunia dan pasaran valuta asing internasional, kebijaksanaan proteksionisme yang dijalan-kan oleh negara-negara industri, ketidak stabilan pasaran dunia untuk komoditi primer, laju inflasi dan tingkat pengangguran serta krisis energi hingga kini masih terus berlangsung. Gejolak-gejolak yang melanda sistem perekonomian dunia pada hakekatnya merupakan pencerminan dari berbagai ketimpangan struktural dalam hubungan politik dan ekonomi antar negara yang semakin terasa dalam dasa- warsa tujuh puluhan yang kini hampir berakhir.

Merosotnya kegiatan ekonomi dunia khususnya di negara-negara industri melemahkan permintaan mereka akan ekspor hasil-hasil Indo-

8

Page 8: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

nesia. Di lain pihak inflasi di negara-negara tersebut meningkatkan pula harga bahan baku dan barang modal yang kita butuhkan bagi pembangunan.

Dari dalam negeri kita juga menghadapi pelbagai tantangan. Krisis keuangan Pertamina sangat merugikan usaha pembangunan nasional karena hasil kenaikan harga minyak bumi di pasaran dunia yang seharusnya meningkatkan kemampuan kita untuk membangun ternyata harus dipergunakan untuk mengatasi sebagian akibat dari krisis tersebut. Demikian pula musim kering yang luar biasa yang di -sertai dengan serangan hama dan banjir di beberapa tempat telah me-nimbulkan hambatan-hambatan dalam produksi pangan khususnya dalam tahun 1975 dan 1977.

Semua tantangan-tantangan tersebut telah sangat mempengaruhi stabilitas dan laju pertumbuhan ekonomi selama Repelita II. Namun dengan ditempuhnya kebijaksanaan-kebijaksanaan di pelbagai bidang secara cermat dan terpadu maka laju inflasi dapat terus ditekan dari 47,4% dalam tahun 1973/74 menjadi II,9% dalam tahun 1978/79, sedangkan perkiraan sementara menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi masih dapat mencapai rata-rata sekitar 6,9% setahun selama Repelita II. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar sekitar 2,3% setahun berarti bahwa pendapatan per kapita telah meningkat dengan sekitar 25% dalam lima tahun.

Laju pertumbuhan ekonomi dalam Repelita II sebesar rata-rata 6,9% tersebut adalah lebih rendah dari perkiraan Repelita II semula sebesar rata-rata 7.5% setahun untuk periode 1974/75 — 1978/79. Namun oleh karena realisasi produksi nasional dalam tahun 1973/74 ternyata melampaui perkiraan Repelita II untuk tahun tersebut maka dengan laju pertumbuhan sebesar 6.9% setahun, nilai produksi nasional nyata setiap tahunnya melampaui perkiraan Repelita II. Laju pertumbuhan sebesar 6.9% tersebut ternyata lebih tinggi dari -pada laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh kebanyakan ne -gara-negara berkembang selama periode yang sama.

Laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara sektoral selama periode Repelita II memberikan gambaran sebagai berikut : sektor pertanian dan pertambangan yang menderita akibat hambatan-ham -

9

Page 9: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

batan dalam produksi pangan dan krisis ekonomi dunia mening kat dengan rata-rata sekitar 3,8% dan 4,8% setahun atau lebih rendah daripada perkiraan Repelita II sebesar masing-masing 4,6% dan 10,1%; sektor industri meningkat dengan 12,7% setahun atau mende -kati perkiraan Repelita II sebesar 13,0%; selanjutnya sektor-sektor bangunan, pengangkutan dan komunikasi dan sektor lain-lain mening -kat dengan lebih pesat dengan masing-masing 11,1%, 11,3% dan 8,4% dibanding dengan perkiraan Repelita II sebesar masing-masing 9,2% , 10,0% dan 7,7% setahun.

Laju pertumbuhan yang lebih besar dari sektor-sektor di luar pertanian juga menyebabkan peranan sektor-sektor tersebut semakin meningkat sedangkan peranan sektor pertanian menurun. Sektor-sektor di luar pertanian yang pada akhir Repelita I baru merupakan 59,9% dari produksi nasional telah meningkat peranannya menjadi 68,6% pada akhir Repelita II di bandingkan dengan 65,0% menurut perkiraan Repelita II. Sedangkan peranan sektor pertanian menurun dari 40,1% menjadi 31,4%.

Gambaran ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan struk-tur perekonomian ke arah yang lebih seimbang yang berarti semakin meluasnya landasan pembangunan dan semakin meningkatnya keta-hanan ekonomi sehingga akan lebih mampu lagi mendorong gerak pembangunan nasional secara menyeluruh. Namun demikian pertum-buhan ekonomi bukan tujuan pokok pembangunan. Tujuan pokok pembangunan ialah meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan se -luruh rakyat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka pelaksanaan Trilogi Pembangunan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan terpeliharanya stabilitas nasional yang mantap dan dinamis harus pula menjamin berlangsungnya pemerataan pembangunan ke arah terwujud-nya keadilan sosial.

Oleh karena itu maka selama Repelita II usaha-usaha peme-rataan juga semakin digiatkan antara lain melalui penyebaran kegiatan-kegiatan pembangunan ke seluruh pelosok tanah air, pelaksanaan proyek-proyek/program-program padat karya dalam rangka

10

Page 10: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

pemerataan kesempatan kerja, pengembangan golongan ekonomi lemah dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha, pengembangan kope-rasi, transmigrasi dan lain-lain.

Untuk dapat meningkatkan pembangunan selama Repelita II de-ngan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan, dibutuhkan dana-dana pembangunan dalam jumlah yang besar dan semakin meningkat. Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebesar 6,9% setahun terse-but telah meningkatkan pula kemampuan dan daya kita untuk menge-rahkan dana-dana investasi yang dalam nilai nyata telah meningkat dengan rata-rata sekitar 11,0% setahun dan mencapai rata-rata sekitar 20% dari produksi nasional selama 5 tahun periode Repelita II diban -ding dengan sekitar 21,6% menurut perkiraan Repelita II. Dana-dana tersebut juga sebagian besar berasal dari tabungan dalam negeri sebesar sekitar 16% dari produksi nasional atau 80% dari dana investasi di-banding dengan 72% menurut perkiraan Repelita II

Sekitar 54% dari investasi merupakan investasi Pemerintah yang dilaksanakan melalui anggaran pembangunan negara. Dengan demikian maka dana-dana investasi Pemerintah yang berhasil dikerahkan dalam Repelita II ternyata melebihi perkiraan Repelita II sebesar 46% dari jumlah investasi. Dana-dana investasi Pemerintah ini terdiri dari tabung-an Pemerintah dan dana bantuan luar negeri. Di dalam pelaksanaan Repelita II ternyata sebagian besar (63,7%) dari investasi Pemerintah dibiayai dari tabungan Pemerintah. Semua ini dimungkinkan oleh karena dipertahankannya prinsip anggaran berimbang yang dinamis.

Melalui prinsip anggaran berimbang yang dinamis maka jumlah pengeluaran selalu disesuaikan dengan jumlah penerimaan di dalam suatu keseimbangan sehingga tekanan inflasi dapat dicegah dan stabi -litas ekonomi dapat dipertahankan seperti tercermin pada laju inflasi rata-rata sekitar 14,7% selama Repelita II. Di samping itu jumlah pe -nerimaan khususnya penerimaan dalam negeri terus ditingkatkan dengan disertai penghematan pada pengeluaran rutin sehingga ter-ciptalah tabungan Pemerintah yang selalu meningkat.

Dalam tahun terakhir Repelita II (1978/79) realisasi penerimaan dalam negeri telah mencapai jumlah Rp 4.266,1 milyar, yang berarti

11

Page 11: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

telah meningkat menjadi 4,4 kali atau suatu kenaikan rata-rata sebe - sar 34,5% setahun dibanding dengan jumlah realisasi dalam tahun 1973/74. Peningkatan ini telah dimungkinkan oleh adanya berbagai kebijaksanaan yang tidak hanya bertujuan untuk secara langsung me-ningkatkan penerimaan negara tetapi juga untuk mendorong pertum-buhan ekonomi, memantapkan stabilitas ekonomi, membantu peman-faatan sumber-sumber alam secara optimal serta lebih meratakan pen-dapatan dan beban pembangunan. Kebijaksanaan yang ditempuh an- tara lain berupa pengetrapan tarif pajak yang progresif yang senantiasa disempurnakan, pembebasan atau keringanan pajak, peningkatan ke-sadaran masyarakat untuk membayar pajak, intensifikasi dan eksten-sifikasi pemungutan pajak, penyempurnaan administrasi dan efisiensi kerja petugas penerimaan negara dan lain-lain.

Jenis pajak langsung merupakan suatu alat yang lebih efektif di dalam mengetrapkan prinsip keadilan dan pemerataan hasil-hasil pem -bangunan oleh karena cara pemungutannya yang lebih langsung ber -hubungan dengan subyek pajaknya. Oleh karena itu maka jumlah pe -nerimaan pajak langsung juga terus secara sadar ditingkatkan selama Repelita II sehingga laju pertumbuhannya secara rata-rata setahun mencapai 42,8% dibandingkan dengan laju pertumbuhan penerimaan pajak langsung dan penerimaan bukan pajak masing-masing sebesar 21,2% dan 30,9%. Dengan demikian maka peranan pajak langsung di dalam keseluruhan penerimaan dalam negeri juga terus meningkat dari 34,1% dalam tahun 1968 menjadi 52,2% dalam tahun 1973/74 dan 70,2% dalam tahun 1978/79. Dari jumlah realisasi penerimaan dalam negeri tahun 1978/79 sebesar Rp 4.266,1 milyar, Rp 2.996,3 milyar terdiri dari pajak langsung dan Rp 1.078,4 milyar merupakan pajak tidak langsung sedang sisanya sebesar Rp 191,4 milyar merupa-kan penerimaan bukan pajak.

Dalam rangka meningkatkan mutu dan jumlah pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah serta mem-pertahankan kelangsungan daripada kegiatan proyek-proyek pemba-ngunan yang telah diselesaikan, maka selama Repelita II diperlukan pengeluaran rutin yang semakin meningkat pula. Namun jumlah pe -ngeluaran rutin adalah sedemikian rupa sehingga memungkinkan ter -

12

Page 12: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

ciptanya tabungan Pemerintah dalam jumlah yang semakin mening- kat untuk membiayai kegiatan pembangunan. Hal ini diusahakan melalui penghematan-penghematan di dalam pengeluaran rutin dengan penggunaan yang terarah tanpa mengganggu kelancaran roda peme -rintahan serta kelangsungan manfaat dari proyek-proyek pembangunan.

Berdasarkan kebijaksanaan tersebut maka pengeluaran rutin be -serta komponen-komponen yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, bunga dan cicilan hutang serta lain- lain pengeluaran rutin selama Repelita II umumnya selalu mening- kat. Selama periode Repelita II kenaikan pengeluaran rutin setiap ta -hunnya adalah rata-rata 30,9% setahun sehingga mencapai Rp 2.743,7 milyar dalam tahun 1978/79. Secara proporsional, pengeluaran belanja pegawai merupakan bagian yang terbesar dari pengeluaran rutin di -susul oleh subsidi daerah otonom dan belanja barang. Dalam tahun-tahun terakhir Repelita II: khususnya dalam tahun 1978/79 persentase bunga dan cicilan hutang meningkat oleh karena meningkatnya pem-bayaran kembali hutang-hutang luar negeri dan penyesuaian nilai tukar rupiah pada tanggal 15 Nopember 1978 yang lalu.

Meskipun telah terjadi peningkatan jumlah pengeluaran rutin, na -mun usaha-usaha penghematan telah berhasil menciptakan selisih an-tara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin yang semakin meningkat pula dalam bentuk tabungan Pemerintah. Dalam realisasi tahun 1978/79 tabungan Pemerintah mencapai Rp 1.522,4 milyar di-banding dengan Rp 254,4 milyar dalam tahun 1973/74 atau suatu peningkatan rata-rata setahun sebesar 43,0%.

Dana pembangunan atau dana-dana yang tersedia bagi investasi Pemerintah terdiri dari tabungan Pemerintah dan dana bantuan luar negeri. Dana bantuan luar negeri yang diterima selama Repelita II senantiasa didasarkan atas pertimbangan bahwa bantuan tersebut hanya bersifat sebagai pelengkap, diperoleh tanpa ikatan politik, di -gunakan sesuai dengan rencana pembangunan yang ada dan diperoleh dengan syarat-syarat pembayaran kembali yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara.

13

Page 13: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Selama Repelita II sebagian besar dari dana pembangunan telah dikerahkan dari tabungan Pemerintah sebesar sekitar 63,7% dari ke -seluruhan dana pembangunan dibanding dengan 44,6% selama Repe-lita I. Hal ini dimungkinkan oleh karena peningkatan yang pesat dari penerimaan dalam negeri yang disertai oleh usaha-usaha penghematan di bidang pengeluaran rutin.

Sesuai dengan prinsip anggaran berimbang yang dinamis maka pengeluaran pembangunan selama Repelita II terus ditingkatkan dengan tetap disesuaikan dengan tersedianya dana pembangunan. Selain itu, pengeluaran pembangunan juga diarahkan sesuai dengan prioritas dan arah yang telah ditetapkan dalam GBHN. Dengan demikian maka selama Repelita II, pelaksanaan stabilitas pemba-ngunan sebagai bagian dari kebijaksanaan fiskal yang mantap, tetap dilandaskan pada Trilogi Pembangunan.

Dengan tetap disesuaikannya pengeluaran pembangunan dengan jumlah dana pembangunan, maka keseimbangan anggaran secara me-nyeluruh dapat dipelihara dan stabilitas ekonomi tetap dapat diperta -hankan. Sesuai dengan GBHN maka prioritas diberikan kepada pem -bangunan ekonomi sehingga tercapailah suatu laju pertumbuhan eko -nomi yang cukup tinggi dan pengerahan dana-dana dapat semakin ditingkatkan untuk digunakan bagi pembangunan di bidang-bidang lain termasuk memecahkan masalah-masalah sosial yang ada dan meningkatkan fasilitas-fasilitas sosial dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Melalui pengeluaran pembangunan juga telah diusahakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya baik me-nurut sektor, golongan maupun daerah melalui antara lain program-program INPRES, Butsi, Padat Karya, transmigrasi, koperasi dan lain-lain.

Dalam tahun 1978 / 79 realisasi pengeluaran pembangunan secara keseluruhan telah mencapai Rp 2.555,6 milyar, sedangkan dalam ta-hun 1973/74 baru berjumlah Rp 450,9 milyar. Hal ini berarti bahwa selama Repelita II telah terjadi peningkatan rata-rata pengeluaran pembangunan sebesar 41,5% setahun.

Sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara maka sektor-sektor yang mendapatkan prioritas pembiayaan di dalam APBN selama 5

14

Page 14: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

tahun Repelita II adalah: sektor pertanian dan pengairan sebesar Rp 1.745,3 milyar, sektor perhubungan dan pariwisata Rp 1.631,8 milyar, sektor pembangunan regional dan daerah Rp 1.024,5 milyar, sektor tenaga listrik Rp 919,9 milyar, sektor penyertaan modal Peme-rintah Rp 790,0 milyar, dan sektor pendidikan, kebudayaan nasional dan generasi muda Rp 758,1 milyar. Sektor-sektor lainnya walaupun mendapatkan alokasi yang kurang dari Rp 750,0 milyar atau kurang dari 8,2% dari seluruh anggaran pembangunan Repelita II namun perkembangannya dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang pesat selama Repelita II misalnya sektor tenaga kerja dan transmigrasi meningkat dengan rata-rata 216,1% setahun, sektor pertahanan dan keamanan dengan 85,8%, sektor agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan 65,7%, sektor kesehatan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial dengan 56,3%, sektor tertib hukum dan pembinaan hukum dengan 55,5% (rata-rata 4 tahun), sektor peru-mahan rakyat dan penyediaan air minum dengan 45,6% setahun dan lain-lain.

Stabilitas nasional sebagai prasyarat bagi pelaksanaan pembangun-an merupakan salah satu unsur dari Trilogi Pembangunan yang men-jadi landasan kebijaksanaan pembangunan selama Repelita II. Selan -jutnya sebagaimana telah dikatakan di muka salah satu aspek yang penting dari stabilitas nasional adalah terdapatnya stabilitas ekonomi. Stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga-harga selama Repelita II biasanya diukur dengan perkembangan indeks harga 62 macam barang dan jasa di Jakarta yang merupakan Angka Indeks Biaya Hidup.

Selama Repelita II perkembangan indeks biaya hidup memper -lihatkan kemajuan yang cukup menggembirakan. Secara keseluruh- an selama periode Repelita II telah terjadi kenaikan indeks biaya hidup sebesar 98,6% dibandingkan dengan kenaikan sebesar 114,1% selama periode lima tahun Repelita I. Kemantapan dari perkembangan harga selama Repelita II ini dapat dibuktikan dengan semakin menurunnya laju inflasi dari 47,4% pada tahun 1973/74 menurun menjadi sekitar 10,1 % pada tahun keempat Repelita II, walaupun dalam tahun 1978/79 kenaikan indeks biaya hidup atau laju inflasi agak sedikit meningkat yaitu sebesar II,9% terutama disebabkan karena pengaruh

15

Page 15: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

devaluasi mata uang rupiah pada tanggal 15 Nopember 1978. Adapun keberhasilan dari usaha-usaha Pemerintah dalam menekan kenaikan-kenaikan harga tersebut dimungkinkan karena dijalankannya berbagai kebijaksanaan tidak saja di bidang fiskal tetapi juga di bidang moneter dan perdagangan. Khususnya dalam bidang perdagangan telah dila -kukan usaha-usaha untuk memperbesar pengadaan bahan-bahan ke -butuhan pokok antara lain beras, tepung terigu, gula pasir, serta mem -perlancar penyalurannya kepada masyarakat.

Selanjutnya di bidang moneter dilakukan usaha-usaha untuk mengatur likwiditas perekonomian, melalui pengaturan jumlah uang beredar dan pembatasan jumlah pemberian kredit perbankan sedemi-kian rupa, dengan tujuan untuk menekan laju inflasi di satu pihak tanpa mengganggu kelancaran dan peningkatan produksi.

Perkembangan jumlah uang beredar selama lima tahun periode Repelita II memperlihatkan kecenderungan untuk semakin meningkat, yaitu sebesar Rp 784,3 milyar pada akhir tahun 1973/74 naik menjadi Rp 2.714,4 milyar pada akhir tahun 1978/79. Dengan demikian maka selama Repelita II jumlah uang beredar meningkat dengan 246,1% dibandingkan dengan kenaikan selama Repelita I sebesar 499,2%.

Dalam bidang perkreditan telah ditempuh kebijaksanaan pembe -rian kredit secara selektif dengan pengaturan jumlah dan pengarahan penggunaannya dalam perekonomian. Kebijaksanaan perkreditan se-lama Repelita 1I di samping bertujuan untuk mendorong peningkatan kegiatan produksi dalam negeri, investasi dan perluasan kesempatan kerja, juga ditujukan untuk memantapkan kestabilan harga. Dengan demikian maka pemberian kredit terutama diarahkan untuk membia -yai sektor-sektor kegiatan yang produktif. Selain itu kebijaksanaan perkreditan diarahkan pula untuk mendorong kegiatan pengusaha go-longan ekonomi lemah, untuk mendorong kegiatan ekspor, serta untuk lebih mendorong terlaksananya usaha pemerataan pembangunan. Sela -ma Repelita II jumlah pemberian kredit meningkat menjadi 4,6 kali yaitu dari Rp 1.215,6 milyar pada akhir tahun 1973/74 menjadi Rp 5.581,8 milyar pada akhir tahun 1978/79.

Secara keseluruhan, kredit-kredit yang disalurkan meliputi kredit jangka pendek, kredit investasi serta kredit-kredit yang diberikan ke -

16

Page 16: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

pada pengusaha golongan ekonomi lemah. Pada akhir Repelita II posisi realisasi kredit investasi yang disalurkan ke sektor-sektor pertanian, perindustrian, pertambangan, perhubungan dan pariwisata berjumlah Rp 337,2 milyar. Sedangkan pemberian kredit kepada pengusaha go -longan ekonomi lemah yang terdiri dari KIK/KMKP, Kredit Mini, Kredit Candak Kulak dan Kredit INPRES Pasar hingga akhir Maret 1979 jumlahnya mencapai masing-masing Rp 161,1 milyar, Rp 15,7 milyar, Rp 15,6 milyar dan Rp 25,4 milyar sehingga seluruhnya ber -jumlah Rp 217,8 milyar. Selain program-program tersebut, dalam tahun 1978 telah diberikan pula kredit dalam rangka keperluan pe -milikan . rumah sederhana bagi golongan masyarakat yang berpeng-hasilan tetap yang penyalurannya dilakukan melalui Bank Tabungan Negara (BTN). Sampai akhir Maret 1979 BTN telah memberikan kredit perumahan sebesar Rp 13,9 milyar.

Program stabilisasi ekonomi ditunjang pula melalui pelaksa- naan kebijaksanaan pengerahan dana perkreditan bank, mengingat bahwa fungsi dana perkreditan tersebut adalah untuk mengurangi pengaruh perluasan kredit terhadap perkembangan harga. Dana-dana tersebut juga digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Berdasarkan peranannya itu, maka senantiasa diusahakan agar dana perkreditan terus dapat ditingkatkan. Selama Repelita II jumlah dana perkreditan yang terdiri dari giro, deposito berjangka, TABANAS/ TASKA, sertifikat deposito dan tabungan lain-lain telah mengalami peningkatan yaitu dari Rp 1.163,3 milyar pada tahun 1973/74 naik menjadi Rp 3.406,4 milyar pada tahun 1978/79. Dewasa ini dapat di -katakan bahwa sekitar dua pertiga dari kredit perbankan merupakan dana-dana yang dihimpun dari masyarakat.

Untuk mendorong masyarakat menyimpan dananya di bank, telah ditempuh pelbagai kebijaksanaan antara lain berupa pemberian suku bunga yang cukup tinggi, pemberian keringanan pajak dan pe -nyempurnaan tata cara perbankan di dalam melayani para penabung. Ketentuan-ketentuan tersebut juga senantiasa disesuaikan dengan per -kembangan ekonomi dan moneter yang terjadi.

Pada akhir Repelita II suku bunga deposito berjangka berkisar antara 0,5% sebulan untuk deposito berjangka 6 bulan dan 1,25%

17

Page 17: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

sebulan untuk deposito berjangka 24 bulan dengan nilai Rp 2,5 juta atau kurang sedangkan suku bunga deposito berjangka 3 bulan ke bawah suku bunganya ditetapkan sendiri oleh bank-bank penyelengga-ra. Suku bunga kredit perbankan juga senantiasa disesuaikan sehingga pada akhir Repelita II berkisar antara 9 — 21% setahun.

Lembaga-lembaga keuangan mempunyai peranan yang penting dalam usaha untuk meningkatkan mobilisasi dana-dana di dalam ne -geri. Lembaga perbankan selama Repelita II telah bekerja dengan lebih sehat dan lebih bertanggung jawab baik dalam mengerahkan dana dari masyarakat maupun menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Kebijaksanaan pengembangan lembaga perbankan terse-but dilakukan antara lain melalui pembinaan tingkat kesehatan bank, dorongan kepada bank-bank swasta nasional untuk melakukan peng -gabungan usaha (merger), pemberian bantuan kredit likwiditas oleh Bank Indonesia, serta pembukaan kantor-kantor cabang bank. Di samping itu selama Repelita II telah pula didirikan lembaga-lembaga keuangan bukan bank yang tujuannya adalah selain untuk menghim -pun dana-dana pembangunan dari masyarakat juga untuk mendorong pengembangan pasar uang dan modal. Lembaga-lembaga tersebut ada yang bergerak di bidang pembiayaan jangka menengah dan panjang, namun ada pula yang bergerak dalam penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga. Adapun jumlah dana dan penanaman modal yang berhasil dipupuk oleh lembaga-lembaga keuangan bukan bank ini sampai akhir Maret 1979 masing-masing mencapai Rp 183 milyar dan Rp 179 milyar.

Peranan daripada lembaga-lembaga keuangan yang didirikan khusus bagi kepentingan golongan ekonomi lemah seperti PT Askrin -do, PT Bahana, dan Lembaga Jaminan Kredit Koperasi juga semakin ditingkatkan. Selama Repelita II jumlah kredit yang dijamin oleh PT Askrindo tercatat sebesar Rp 442,8 milyar; sedangkan jumlah ja -minan kredit koperasi oleh Lembaga Jaminan Kredit Koperasi sampai akhir Maret 1979 meliputi Rp 22,0 milyar; selanjutnya sampai akhir Maret 1979 penanaman modal oleh PT Bahana mencapai Rp 3,4 milyar dalam bentuk surat-surat berharga.

18

Page 18: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Lembaga keuangan lainnya yang juga penting dalam usaha peng -himpunan dana-dana dari masyarakat adalah perusahaan-perusahaan asuransi. Perkembangan sektor perasuransian selama periode Repeli-ta II menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Per -kembangan sektor perasuransian ini ada kaitannya dengan pengem-bangan dunia usaha dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Selama Repelita II dana asuransi yang diinvestasikan secara keselu -ruhan terus mengalami peningkatan hingga sampai akhir Desember 1978 jumlahnya mencapai Rp 162,8 milyar.

Selama Repelita II juga telah dilakukan usaha-usaha untuk meng-giatkan pasar modal di Indonesia. Usaha-usaha ini tercermin pada penambahan jumlah lembaga keuangan bukan bank, penyempurnaan tata-cara penawaran efek di pasar modal, pembentukan kembali bursa pasar modal pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPE- PAM) Serta pendirian PT Dana Reksa. Sebagai kegiatan pertamanya PT Dana Reksa telah membeli 150.000 lembar saham dari PT Semen Cibinong di dalam rangka pelaksanaan tugasnya untuk memperluas pemilikan saham di dalam masyarakat melalui pemecahan saham perusahaan-perusahaan menjadi sertifikat saham dengan nilai nominal yang lebih kecil sehingga terjangkau oleh penanam modal kecil.

Kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri merupakan bagian yang integral dari keseluruhan kebijaksanaan pem -bangunan yang berlandaskan Trilogi Pembangunan. Dana-dana pem -bangunan yang dibutuhkan sebagian terdiri dari rupiah dan sebagian lagi terdiri dari devisa untuk impor barang-barang dan jasa yang belum dapat atau belum cukup dihasilkan di dalam negeri. Dana-dana devisa ini dikerahkan melalui kebijaksanaan neraca pembayaran dan perda -gangan luar negeri.

Sesuai dengan prinsip bahwa kita ingin membangun berdasarkan kemampuan sendiri maka di bidang neraca pembayaran dan perdagang -an luar negeri selama Repelita II, penerimaan devisa melalui pengem-bangan ekspor dan penghematan penggunaan devisa melalui pengen -dal ian impor terus di t ingkatkan sebelum ki ta berpaling kepada

19

Page 19: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

pinjaman dan penanaman modal luar negeri. Dengan demikian maka fungsi dana-dana luar negeri tetap merupakan pelengkap sumber-sumber dalam negeri.

Untuk masa Repelita II, kebijaksanaan ekspor meliputi pening-katan kapasitas produksi; peningkatan mutu barang ekspor; diversifi -kasi ekspor baik dalam komposisi barang maupun pasar; pengolahan lebih lanjut barang-barang yang selama ini diekspor dalam bentuk bahan mentah; promosi pemasaran ekspor; serta peningkatan daya saing melalui penekanan biaya produksi di dalam negeri maupun me-lalui penyesuaian nilai tukar rupiah.

Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan penerimaan devisa, berbagai usaha telah pula dilaksanakan untuk menghemat penggunaan devisa. Penggunaan devisa untuk impor barang jadi semakin ber-kurang sehingga devisa yang langka dapat lebih banyak digunakan untuk mengimpor bahan baku dan barang modal, terutama untuk makin menggairahkan dan memperluas kegiatan produksi dalam ne -geri, yang selanjutnya akan makin memperluas kesempatan kerja. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri dan perluasan kesempatan kerja di dalam negeri ini, telah dikeluarkan ketentuan-ketentuan mengenai pengimporan beberapa jenis barang. Tekstil serat polyster, karung goni, dan besi beton, ketiga-tiganya sudah dapat di -produksi dalam negeri, sehingga impor hanya dapat dilakukan dengan L/C bank serta beberapa ketentuan lainnya. Sebaliknya, bagi barang-barang yang sangat diperlukan dalam rangka peningkatan produksi dan kapasitas produksi diberikan keringanan-keringanan.

Perkembangan neraca pembayaran yang sehat hanya dapat ter -laksana bila langkah-langkah untuk memperbesar penerimaan devisa dan menghemat penggunaan devisa benar-benar dapat ditingkatkan. Hal ini berarti bahwa produksi dan kegiatan industri dalam negeri yang menghasilkan barang-barang ekspor dan barang-barang penggan- ti impor harus dapat digairahkan dan diperluas. Sasaran langsung dari "Kebijaksanaan 15 Nopember" yang ditempuh oleh Pemerintah dalam bulan Nopember 1978 adalah untuk meningkatkan daya saing barang-barang ekspor Indonesia di pasaran luar negeri dan daya saing hasil produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor. Karena salah

20

Page 20: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

satu unsur kelemahan daya saing tersebut adalah nilai tukar Rupiah, maka melalui kebijaksanaan 15 Nopember 1978 diadakan penyesuaian nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing. Bersamaan dengan itu kaitan nilai tukar Rupiah yang tetap terhadap Dollar Amerika juga telah dilepaskan dan diganti dengan kaitan nilai Rupiah dengan sekelompok mata uang dari berbagai negara yang mempunyai peranan yang pen-ting baik dalam ekonomi dunia maupun dalam perdagangan luar ne-geri Indonesia. Dengan langkah ini maka uang rupiah tidak lagi meng -ikuti gejolak mata uang Dollar Amerika, sehingga hubungan antara nilai Rupiah dan berbagai mata uang di dunia akan menjadi lebih stabil. Melalui kebijaksanaan 15 Nopember 1978 juga telah diletak - kan dasar-dasar yang lebih kuat bagi pemantapan perkembangan eko -nomi dan bagi proses perubahan struktur produksi dan perdagangan.

Sebagai pelengkap terhadap dana pembiayaan pembangunan yang dapat digali dari dalam negeri, selama Repelita II telah pula diman-faatkan dana dari luar negeri berupa pinjaman luar negeri dan pena -naman modal asing. Pemanfaatan dana luar negeri tersebut dalam rea -lisasinya berupa penyaluran faktor-faktor produksi dari luar negeri yang belum cukup tersedia/belum dapat disediakan di dalam negeri, dan penggunaannya diarahkan ke sektor-sektor yang mendapatkan prioritas. Prinsip yang dianut dalam memanfaatkan dana luar negeri tersebut adalah bahwa bantuan dan pinjaman yang diperoleh dari luar negeri tersebut hanya bersifat sebagai pelengkap, diperoleh tanpa ikatan politik, digunakan sesuai dengan rencana pembangunan yang ada dan diperoleh dengan syarat-syarat pembayaran kembali yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara.

Sebagaimana halnya dengan masa Repelita I, perkembangan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri Indonesia selama Repelita II tidak terlepas dari pengaruh perkembangan politik dan ekonomi dunia. Seperti dikatakan di muka, perekonomian dunia dalam periode tersebut telah dilanda oleh serangkaian krisis di bidang ke-uangan internasional, pangan, bahan baku dan energi, gejolak-gejolak mana telah menimbulkan resesi ekonomi dunia yang mulai berlang-sung sejak triwulan terakhir tahun 1973 hingga titik terendahnya pada pertengahan tahun 1975 yang disertai oleh laju inflasi dan tingkat

21

Page 21: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

pengangguran yang tinggi serta kemerosotan dalam kegiatan investasi dan produksi. Hingga akhir tahun 1978/79 ternyata gejala-gejala resesi tidak sepenuhnya dapat diatasi terutama di negara-negara in-dustri tertentu.

Ekspansi perekonomian dunia dalam tahun-tahun 1972-1973 telah mengakibatkan bahwa negara-negara industri mengalami laju pertum -buhan dalam produksi riil sebesar 6,1% dalam tahun 1973 dibanding-kan dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 4,6% dalam masa 1962-1972. Dengan mulainya resesi dunia produksi rill negara-negara industri hanya naik dengan 0,1%, dalam tahun 1974 dan menurun dengan 0,9% dalam tahun 1975. Berkat kecendrungan beralihnya keadaan resesi, negara-negara tersebut mengalami kenaikan dalam produksi nasional sebesar 5,3% dalam tahun 1976 pertumbuhan mana kemudian hanya mencapai 3,8% dalam tahun 1977 dan 3,7% dalam tahun 1978. Di Jepang produksi riil meningkat dengan 5,7% sedang kenaikan produksi nasional di Amerika Serikat dan Jerman Barat dalam tahun 1978 masing-masing adalah sebesar 3,9% dan 3,4%. Akibat gejala-gejala resesi yang tampaknya belum mereda, perdagang -an dunia pun berkembang dengan sangat lamban dan dalam volume hanya menunjukkan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 4,4% dalam masa 1973-1978 dibandingkan dengan kenaikan rata-rata sebesar 9,0% dalam periode 1962-1972 dan pertumbuhan sebesar 13,0% dalam tahun 1973.

Betapa besar pun masalah resesi dan pengaruhnya pada kegiatan ekonomi di negara-negara industri dan pada perdagangan dunia, ne-gara-negara berkembang berhasil untuk mempertahankan laju pem-bangunan di dalam negeri meskipun pada tingkatan yang lebih ren -dah. Bila dalam masa 1967-1972 negara-negara berkembang bukan pengekspor minyak bumi secara keseluruhan mengalami kenaikan dalam produksi riil sebesar 6,1% dan dalam tahun 1973 pertum-buhan sebesar 7,3%, dalam periode 1975-1978 kenaikan produksi na -sional rata-rata adalah sebesar 5,1% setiap tahunnya.

Usaha-usaha dalam rangka penjajagan suatu sistem moneter inter -nasional baru selama masa Repelita II terus dilakukan. Salah satu masalah utama yang menyangkut pembiayaan defisit neraca pemba-

22

Page 22: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

yaran negara-negara berkembang mulai diusahakan untuk dipecah -kan melalui "Supplementary Financing Facility" dalam rangka mana negara-negara anggota dapat meminjam hingga tingkat 4,30% dari nilai kuota mereka dan yang mulai berlaku sejak tahun 1979. Nega-ra-negara penyumbang yang memungkinkan terlaksananya fasilitas tersebut mencakup sejumlah negara industri dan negara-negara ang-gota OPEC.

Dalam kerangka kerjasama ekonomi internasional, masa berlang-sungnya Dasawarsa Pembangunan ke II Perserikatan Bangsa-Bangsa telah ditandai oleh berbagai gejolak di bidang ekonomi dan politik dunia. Secara keseluruhan, hasil perundingan sekitar pembentukan Tata Ekonomi Dunia Baru baik dalam forum Konperensi tentang Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) maupun dalam fo-rum Konperensi Kerjasama Ekonomi Internasional di Paris (Dialog Utara Selatan) masih memerlukan perjuangan yang keras guna men-capai sasaran-sasaran di bidang bahan mentah, energi, perdagangan, keuangan, pembangunan dan teknologi. Bagi negara-negara penghasil bahan mentah salah satu sasaran penting yang sedang berada pada tahap negosiasi dan perundingan mengenai cara pelaksanaannya ada- lah program terpadu mengenai komoditi dengan dana bersama (Common Fund) sebagai unsur intinya.

Dalam rangka kerjasama ASEAN telah diperoleh kemajuan-ke-majuan yang nyata setelah terdengarnya Konperensi Tingkat Tinggi di Bali pada tahun 1976 dan di Kuala Lumpur pada tahun 1977. Persetujuan perdagangan preferensial ditujukan pada perluasan per -dagangan antara negara-negara anggota ASEAN pada akhir tahun 1978/79 meliputi sekitar 1.326 jenis barang yang dihasilkan di wilayah ASEAN. Kebijaksanaan kerja sama di bidang industri ditujukan untuk menunjang produksi serta penyediaan pangan dan energi di kawasan ASEAN melalui proyek Regional seperti proyek pupuk urea di Indone -sia dan Malaysia, proyek superfosfat di Philipina, proyek abu soda di Thailand dan proyek mesin diesel di Singapura. Proyek pupuk urea di Indonesia sekarang telah berada pada tahap terakhir penyelesaian -nya. Begitu pula terdapat kemauan dalam pelaksanaan proyek pupuk di Malaysia.

23

Page 23: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Di samping masalah-masalah yang bersumber pada kegoncangan di luar negeri masalah-masalah di dalam negeri seperti krisis keuangan Pertamina dan hambatan-hambatan produksi pangan juga mempenga -ruhi perkembangan neraca pembayaran Indonesia. Namun secara kese -luruhan neraca pembayaran dalam masa Repelita II berkembang ke- arah yang menguntungkan.

Selama periode 1974/75 — 1978/79 nilai ekspor di luar minyak menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 15,8% setahun. Dalam perio - de yang sama nilai ekspor minyak dan gas alam cair mengalami ting-kat pertumbuhan sebesar 34,0% sehingga jumlah seluruh ekspor ter -masuk minyak dan gas alam cair atas dasar bruto menunjukkan kena-ikan sebesar rata-rata 25,7% setahun. Apabila dibandingkan tahun 1978/79 dengan tahun 1973/74 maka nilai ekspor seluruhnya menun-jukkan kenaikan sebesar 214,1% nilai ekspor di luar minyak 108,5% dan nilai ekspor minyak dan gas alam cair 331,9%. Bila minyak bumi dihitung atas dasar netto maka kenaikan nilai ekspor seluruhnya sela-ma Repelita II rata-rata adalah juga sebesar 25,7%, yaitu dari US $ 2.546 juta dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 7.988 juta dalam tahun 1978/79. Selama masa Repelita II nilai ekspor minyak dan gas alam cair atas dasar netto rata-rata meningkat dengan 44,3% yaitu dari US $ 641 juta dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 4.017 juta dalam tahun 1978/79. Atas dasar nilai ekspor minyak netto maka dalam lima tahun Repelita II ekspor minyak dan gas alam cair me -ningkat dengan 526,7% dan nilai ekspor seluruhnya naik dengan 213,7%.

Nilai impor (f.o.b.) di luar impor sektor minyak selama Repelita II rata-rata mengalami kenaikan sebesar 20,4%. Faktor utama yang me-nyebabkan laju kenaikan impor yang lebih tinggi dari laju pertumbuh- an ekspor di luar minyak dan gas bumi adalah kenaikan dalam impor barang modal yang dibiayai dengan pinjaman proyek dari luar negeri yang rata-rata meningkat dengan 40,9% selama masa Repelita II. Dalam lima tahun ini impor di luar impor sektor minyak meningkat dari US $ 2.613 juta dalam tahun 1973/74 menjadi US $ 6.613 juta dalam tahun 1978/79.

24

Page 24: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Pengeluaran netto untuk jasa-jasa selama masa Repelita II me-nunjukkan kenaikan sebesar rata-rata 25,6% setiap tahun, yaitu 28,3% untuk jasa-jasa di luar sektor minyak dan 22,1% untuk jasa-jasa sektor minyak. Faktor terpenting yang menyebabkan kenaikan dalam jasa- jasa tersebut adalah transfer keuntungan dari investasi modal asing dan pembayaran bunga atas pinjaman Pemerintah yang meningkat dengan pesat. Jika dalam tahun 1973/74 pembayaran keuntungan in -vestasi dan bunga merupakan 24,7% dari seluruh pengeluaran devisa netto untuk jasa-jasa, maka dalam tahun terakhir Repelita II pemba-yaran jasa-jasa tersebut berjumlah 39,9%.

Defisit transaksi berjalan menurun dalam tahun 1974/75 tetapi kemudian melonjak naik dalam tahun 1975/76 untuk kemudian menu-run selama tahun-tahun 1976/77 dan 1977/78 dan meningkat kembali pada tahun 1978/79. Kenaikan dalam defisit transaksi berjalan sebesar US $ 716 juta atau 518,8% dalam tahun 1975/76 dibandingkan dengan tahun 1974/75 diakibatkan oleh turunnya nilai ekspor di luar minyak karena kemerosotan harga barang-barang ekspor kita dipasaran dunia. Perkembangan ini menyebabkan bahwa kenaikan dalam surplus tran -saksi berjalan sektor minyak sebesar 19,0% tidak dapat mengkompen-sasi peningkatan dalam defisit transaksi berjalan sektor di luar minyak sebesar 43,8%. Dalam tahun 1976/77 laju kenaikan defisit transaksi ber- jalan sektor di luar minyak menurun menjadi 18,2% sedangkan surplus transaksi berjalan sektor minyak naik dengan 13,0% hal mana menye-babkan turunnya defisit transaksi berjalan seluruhnya dengan jumlah US $ 52 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kemudian da -lam tahun 1977/78 laju kenaikan dalam defisit transaksi berjalan sek -tor di luar minyak sebesar 13,8% dapat dikompensasi dengan kenaikan surplus transaksi berjalan sektor minyak sebesar 19,8% sehingga defisit transaksi berjalan seluruhnya berkurang dengan US $ 112 juta diban -dingkan dengan tahun 1976/77. Dalam tahun 1978/79 defisit transaksi berjalan dari sektor di luar minyak menurun dengan 1,8% tetapi sur -plus transaksi berjalan sektor minyak juga menurun dengan 9,6% sehingga defisit seluruh transaksi berjalan meningkat dengan US $ 334 juta.

25

Page 25: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Realisasi pinjaman Pemerintah pada tahun terakhir Repelita II adalah US $ 2.101 juta. Dari jumlah pinjaman tersebut peranan pin-jaman proyek naik dari 56,3% dalam tahun 1973/74 menjadi 95,5% dalam tahun 1978/79. Sejak tahun 1974/75 mulai diusahakan pinjaman dalam rangka fasilitas ekspor dan pinjaman dari negara-negara Eropa Timur dan Timur Tengah.

Tingkat pinjaman Pemerintah dalam tahun 1978/79 hampir sama dengan tahun sebelumnya karena bantuan program menurun dengan 40,1% sedang pinjaman proyek naik dengan 3,0% dibandingkan dengan tahun 1977/78. Dari pinjaman proyek, pinjaman dengan syarat lunak menunjukkan jumlah US $ 814 juta sedang pinjaman dengan syarat kurang lunak atau komersiil berjumlah US $ 1.193 juta dalam tahun 1978/79.

Pelunasan pokok pinjaman Pemerintah dalam tahun 1968 ber -jumlah US $ 32 juta dan dalam tahun 1973/74 US $ 81 juta. Dalam tahun 1975/76 pelunasan pokok pinjaman Pemerintah berjumlah US $ 77 juta dan dalam tahun 1977/78 menjadi US $ 761 juta. Kenaikan dalam pelunasan pokok pinjaman tersebut terutama disebabkan oleh karena pelunasan pinjaman tunai yang berkaitan dengan masalah hutang-hutang luar negeri Pertamina. Dalam tahun 1978/79 pelunasan pokok pinjaman Pemerintah menunjukkan jumlah US $ 632 juta.

Pemasukan modal lain netto dalam tiga tahun pertama Repe- lita II sangat dipengaruhi oleh krisis keuangan Pertamina. Dalam tahun 1975/76 arus pengeluaran modal netto melonjak menjadi lebih dari US $ 1 milyar akibat harus dilunasinya hutang-hutang luar negeri Pertamina sebesar sekitar US $ 1,5 milyar. Kewajiban pelunasan hutang-hutang tersebut kemudian menurun menjadi US $ 0,5 milyar dalam tahun 1976/77; US $ 0,3 milyar dalam tahun 1977/78 dan US $ 0,3 milyar dalam tahun 1978/79. Investasi modal asing langsung dalam tahun 1973/74 berjumlah US $ 433 juta. Dalam masa Repelita II investasi langsung ini naik dengan 40,2% atau rata-rata 7,0% setiap tahunnya sedang tingkat investasi rata-rata berada pada jumlah US $ 626 juta per tahun.

26

Page 26: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Berdasarkan berbagai perkembangan ekspor, impor, transaksi jasa-jasa, pinjaman Pemerintah dan transaksi modal lainnya dapat dikatakan bahwa selama Repelita II kebijaksanaan pengendalian ca -dangan devisa dapat berlangsung dengan baik, kecuali selama tahun 1974/75 dan 1975/76. Pada akhir tahun 1968 jumlah cadangan de- visa adalah sebesar US $ 78 juta dan sejak akhir tahun 1971/72 terus meningkat mencapai US $ 929 juta pada akhir tahun 1973/74. Bila pada tahun 1968 tingkat cadangan devisa hanya cukup untuk membiayai rata-rata 1,2 bulan impor, maka dalam tahun 1973/74 jumlah cadangan dapat membiayai impor sebanyak rata-rata 4,3 bulan. Tingkat cadangan terus berkembang selama 2 triwulan per -tama tahun 1974/75 hingga mencapai tingkat yang melebihi US $ 2 milyar dalam bulan Oktober 1974. Setelah itu terjadi kemerosotan dalam jumlah cadangan sehingga pada akhir bulan September 1975 tingkat cadangan hanya tinggal sekitar US $ 0,4 milyar. Mulai tahun 1976/77 sampai dengan akhir tahun 1978/79 jumlah cadangan mening -kat kembali menjadi US $ 1.557 juta pada akhir tahun 1976/77; US $ 2.208 juta pada akhir tahun 1977/78 dan mencapai US $ 2.916 juta pada akhir tahun 1978/79 jumlah mana cukup untuk membiayai impor untuk rata-rata 5,4 bulan.

Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapannya No. IV/ 1973 telah menetapkan bahwa dalam pelaksanaan pengembangan ekonomi akan diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sek -tor swasta untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itu Pemerintah berkewajiban untuk memberikan pengarahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha. Dalam rangka pelaksanaan kewajiban ini telah ditempuh berbagai kebijaksanaan.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal pada tahun 1967 dan tahun 1968, dan disempurnakan pada tahun 1970, dunia usaha telah berkembang dengan cepat. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama Repelita II menghasilkan seba - nyak 1.191 proyek yang seluruhnya bernilai Rp 2.194,4 milyar dan penanaman Modal Asing mencapai 213 proyek dengan rencana in-vestasi sebesar $ 4.983,4 juta.

27

Page 27: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Untuk memperlancar usaha-usaha penanaman modal, dalam bulan Oktober 1977 dikeluarkan Keppres No. 53 dan 54. Atas dasar kedua Keppres itu organisasi BKPM disempurnakan dan prosedur penanaman modal baik Dalam Negeri maupun Asing diatur kembali. Sejak itu Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima pelimpahan wewenang untuk memberikan izin-izin usaha penanaman modal dari Departemen-departemen yang bersangkutan. Dengan de-mikian maka BKPM menjadi satu-satunya lembaga yang berwenang mengurus penanaman modal dan dapat memberikan pelayanan yang cepat.

Dalam usaha mendorong pengusaha-pengusaha golongan eko-nomi lemah untuk memperluas dan meningkatkan usahanya kepada mereka telah diberikan berbagai fasilitas untuk mengembangkan ke-giatan-kegiatannya. Untuk memperkuat permodalan golongan eko-nomi lemah diciptakan berbagai sistem perkreditan berikut. Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Kerja Permanen disediakan khusus untuk pengusaha golongan ekonomi lemah pribumi, Kredit Mini dan Kredit Candak Kulak diciptakan khusus untuk membantu pengusaha kecil golongan ekonomi lemah di pedesaan.

Di samping itu diciptakan pula PT Askrindo yang bertugas men -jamin kredit perbankan yang diberikan kepada para pengusaha go -longan ekonomi lemah. Dengan demikian dunia perbankan tidak perlu ragu-ragu untuk melayani kebutuhan kredit golongan ekonomi lemah. Sejak tahun 1974 sampai dengan April 1979 kredit yang di -jamin oleh PT Askrindo telah mencapai Rp 274,2 milyar, yang ter - diri atas Kredit Investasi Kecil sebesar Rp 94,4 milyar dan Kredit Modal Kerja Permanen Rp 179,8 milyar, masing-masing dengan 49.484 nasabah dan 292.879 nasabah.

Untuk para pengrajin, petani, nelayan dan sebagainya, telah di -sediakan Kredit Mini. Pada akhir bulan Maret 1979 Kredit Mini yang dikeluarkan mencapai Rp. 15.663 juta, seluruhnya diterimakan kepada 337.022 nasabah.

Selanjutnya sejak tahun 1976 telah disediakan pula Kredit Can -dak Kulak untuk para pedagang kecil di pedesaan. Sampai dengan

28

Page 28: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

akhir Maret 1979 kredit Candak Kulak, yang penyalurannya dilaku kan oleh 2.196 buah KUD, telah diberikan kepada 812.897 nasabah dan jumlahnya mencapai Rp. 4.844,5 juta.

Perkembangan produksi beras dan produksi hasil-hasil pertanian lainnya pada umumnya memuaskan. Pada tahun 1978 produksi be- ras mencapai 17.598 ribu ton, 10,9% lebih tinggi dari produksi tahun 1977. Selama Repelita II produksi beras terus meningkat dan laju per -kembangannya rata-rata mencapai 3,9% per tahun. Produksi beras pada tahun 1968 berjumlah 11.666 ribu ton dan pada tahun 1973 14.607 ribu ton. Jadi selama tahun-tahun 1968-1973 produksi beras telah meningkat 25% dan selama tahun-tahun 1968-1978 meningkat 50,8%.

Adapun peningkatan produksi beras tersebut disebabkan oleh meningkatnya luas panen dan bertambahnya hasil per ha. Selama Repelita II luas panen padi di luar Jawa setiap tahun rata-rata me -ningkat 1,5%, sedangkan di Jawa setiap tahun rata-rata meningkat 0,9%. Kenaikan produksi beras per tahun per hektar di Jawa lebih besar dari di luar Jawa, di Jawa 3,0% dan di luar Jawa 2,5%. Per -bedaan itu sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah yang meng -utamakan peningkatan produksi beras dengan jalan intensifikasi di Jawa dan dengan ekstensifikasi di luar Jawa.

Luas panen pada tahun 1973 meliputi 8.403 ribu ha dan pada tahun 1978 meliputi 8.893 ribu ha. Pada tahun 1968 luas panen meliputi 8.020 ribu ha. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa selama tahun-tahun 1968-1973 luas panen bertambah dengan 4,7% dan selama tahun-tahun 1968-1978 meningkat dengan 10,8%.

Usaha intensifikasi terutama dilaksanakan dengan Bimas dan Inmas. Pada tahun 1978 areal Bimas meliputi 1.957 ribu ha, lebih rendah dari areal Bimas tahun 1977 yang meliputi seluas 2.059 ribu ha. Penurunan itu antara lain disebabkan oleh besarnya serangan hama wereng dalam tahun 1976 dan 1977. Apabila dibandingkan de -ngan areal Bimas pada tahun 1968, yang hanya meliputi areal seluas 763 ribu ha, maka areal Bimas tahun 1978 156,5% lebih tinggi.

Sejalan dengan meningkatnya kesadaran petani dalam melak-sanakan Bimas maka, sama halnya dengan dalam Repelita I, usaha

29

Page 29: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

pemberantasan hama dan penyakit serta penggunaan pupuk dan be-nih jenis unggul untuk sektor tanaman pangan selama Repelita II se -tiap tahun meningkat.

Produksi palawija pada tahun 1978 rata-rata meningkat sekitar 9,6% dibandingkan dengan tahun 1977. Selama Repelita II rata-rata setiap tahun produksi kedele meningkat 1% dan kacang tanah 9,3%.

Pembangunan perkebunan selama Repelita II dititik beratkan pada pembangunan perkebunan rakyat. Kebijaksanaan demikian itu terutama mengingat kenyataan bahwa usaha-usaha perkebunan rak- yat merupakan sumber mata pencaharian yang terbesar bagi pendu-duk yang hidup dari sektor perkebunan. Di samping itu hasil pro- duksi per ha serta mutu hasil perkebunan rakyat masih rendah bila dibandingkan dengan hasil perkebunan besar negara.

Kebijaksanaan usaha yang telah ditempuh dalam usaha mening-katkan hasil per ha dan mutu produksi perkebunan rakyat adalah mengembangkan perkebunan rakyat melalui sistem perkebunan inti. Dalam rangka kebijaksanaan ini perkebunan-perkebunan besar ne- gara yang secara teknis dan ekonomis sudah kuat diwajibkan turut membina perkembangan perkebunan rakyat di sekitarnya. Sampai dengan tahun 1978 pengembangan perkebunan rakyat dengan sistem perkebunan inti mencakup tanaman karet dan kelapa sawit dan su - dah dilaksanakan di Aceh, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi. Se- lain sistem perkebunan inti dalam Repelita II juga dilakukan kegiatan-kegiatan pengembangan perkebunan rakyat yang sifatnya terpadu. Kegiatan pengembangan terpadu ini dilaksanakan di 13 daerah Ting -kat I dan meliputi areal pembinaan seluas 112.500 ha.

Produksi perkebunan karet, kelapa sawit dan teh pada tahun 1978 masing-masing telah meningkat sebesar 0,7%, 7,4% dan 11,8% bila dibandingkan dengan tahun 1977. Kenaikan rata-rata per tahun bahan-bahan tersebut selama periode 1973-1978 masing-masing se -besar 0,1%, 12,5% dan 5,0%.

Pembangunan perikanan selama Repelita II terutama ditujukan untuk mendorong perkembangan usaha perikanan rakyat. Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan itu antara lain telah ditingkatkan

30

Page 30: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

kegiatan-kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan ketrampilan para nelayan. Sampai dengan tahun 1978 untuk penyuluhan para nelayan dan petani tambak sudah tersedia sebanyak 14 buah kapal peraga penangkapan, 73 unit kolam peraga tambak, 24 unit kolam peraga air tawar dan 14 unit kolam peraga udang galah. Di samping itu te - lah diusahakan pula pusat-pusat latihan yang bersifat tetap.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan pembangunan per -ikanan tersebut di atas antara lain terwujud dalam meningkatnya produksi perikanan selama Repelita II. Pada tahun 1978 produksi perikanan adalah sebesar 1.655 ribu ton, terdiri atas 1.225 ribu ton perikanan laut dan 430 ribu ton perikanan darat. Produksi tahun 1977 mencapai 1.572 ribu ton, terbagi atas 1.158 ribu ton perikanan laut dan 414 ribu ton untuk perikanan darat dan produksi tahun 1968 baru mencapai 1.160 ribu ton dan terbagi atas perikanan laut 723 ribu ton dan 437 ribu ton perikanan darat.

Pembangunan peternakan terutama juga bertujuan meningkatkan pendapatan para peternak dan memperluas lapangan kerja. Untuk mencapai tujuan itu beberapa kebijaksanaan pokok yang telah di -tempuh antara lain adalah meningkatkan kegiatan penyuluhan, mem -perbesar usaha-usaha pengamanan ternak dan memperlancar penye-diaan/ penyebaran bibit serta obat-obatan. Selain itu usaha penye -diaan kredit bagi peternak terus ditingkatkan.

Produksi daging, telur dan susu dalam tahun 1978 masing-masing berjumlah 477 ribu ton, 146 ribu ton dan 62 juta liter, sedangkan tahun 1977 masing-masing mencapai 468 ribu ton, 131 ribu ton dan 61 juta liter. Selama Repelita II produksi hasil-hasil peternakan tersebut masing-masing setiap tahun meningkat dengan 4,7%, 12,6% dan 14,6%. Produksi bahan-bahan tersebut dalam tahun 1968 ada- lah : daging 305 ribu ton, telur 51 ribu ton dan susu 29 juta liter.

Sampai dengan tahun 1978 pembangunan kehutanan diarahkan pada peningkatan produksi kayu dan hasil hutan lainnya. Sedangkan peningkatan ekspornya selama itu tidak saja ditujukan untuk me -ningkatkan pendapatan negara tetapi juga untuk memperluas kesem -

31

Page 31: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

patan kerja. Di samping itu kebijaksanaan yang ditempuh selama Repelita II juga bertujuan menjaga kelestarian potensi sumber-sumber alam.

Usaha-usaha mengurangi perladangan liar dan penebangan hutan yang merusak yang mengakibatkan meluasnya padang alang-alang terus ditingkatkan, dan pengawasan terhadap areal Hak Pengu-sahaan Hutan (HPH) terus dibina. Dalam tahun 1978 terdapat 710 unit HPH yang meliputi luas areal hutan sebesar 71.545.650 ha, yang terdiri dari 382 unit HPH yang meliputi luas 35.887.150 ha telah memi-liki SK-HPH; 88 unit HPH seluas 8.066.000 ha dalam tahap izin inves- tasi, 14 unit HPH seluas 1.763.000 ha dalam tahap Forestry Agreement (FA), 174 unit HPH seluas 21.732.500 ha dalam tahap pencadangan areal dan 52 unit HPH seluas 4.097.000 ha dalam tahap persetujuan prinsip. Juga dalam tahun 1978 luas hutan yang telah ditunjuk meli-puti luas 122.227.000 ha yang terdiri dari 16.732.000 ha hutan lindung , 59.209.000 ha hutan produksi, 2.893.000 ha hutan lindung-produksi, 6.565.000 ha areal pelestarian alam, dan 36.828.000 ha hutan lainnya.

Produksi kayu rimba pada tahun 1978 meningkat sebesar 36,9% bila dibandingkan dengan tahun 1977. Sebaliknya produksi kayu jati menurun. Kenaikan produksi kayu rimba selama Repelita II setiap tahun adalah 7,3%. Produksi kayu rimba tahun 1968 hanya- lah 4.783 ribu M 3 . Produksi pada tahun 1978 540% lebih tinggi.

Selama Repelita II, dalam rangka menanggulangi meluasnya tanah-tanah kosong dan tanah-tanah kritis, usaha reboisasi dan peng-hijauan terus ditingkatkan. Hasil yang dicapai sampai dengan tahun 1978 adalah: reboisasi tanah seluas 685.611 ha dan penghijauan tanah seluas 1.949.602 ha.

Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup perairan dan tanah telah diusahakan kegiatan reboisasi dan penghijauan di dalam 35 Da -erah Aliran Sungai penting di 21 propinsi yang meliputi 145 Kabupa -ten dan 91 Kesatuan Pemangkuan Hutan. Selama Repelita II telah direboisasikan 676.474 ha kawasan hutan yang kritis dan dihijaukan 1.709.215 ha tanah kritis di luar kawasan hutan.

Pembinaan suaka alam dan taman nasional terus dikembangkan, terutama meliputi areal pelestarian alam Leuser - Langkat - Sikundur,

32

Page 32: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Way Kambas, Sumatera Selatan 1, Ujung Kulon, Tanjung Puting, Kutai, Baluran - Belambangan - Meru Betiri, Pulau Komodo, Lore Kalamanta, Pulau Pombo, Cibodas, dan Pangandaran, yang meliputi areal seluas 2.389.000 ha. Luas areal perlindungan dan pelestarian alam yang telah dikukuhkan sampai Maret 1979 telah mencapai 6.847.981 ha. Areal perlindungan dan pelestarian alam ini meliputi areal daratan, pesisir, dan lautan yang memiliki ekosistem yang khas.

Perbaikan lingkungan pemukiman baik di pedesaan maupun di daerah perkotaan dikembangkan terus melalui usaha perbaikan kam-pung, pemugaran desa, perbaikan kesehatan lingkungan, dan peru -mahan rakyat yang tidak saja mencakup perbaikan lingkungan fisik, tetapi juga peningkatan mutu lingkungan sosial dan ekonomi melalui pembinaan swadaya masyarakat dan bantuan Pemerintah. Keserasian pemukiman kota dan pedesaan, sistem perhubungan, pelayanan kese -hatan dan lapangan kerja serta pembinaan sosial-budaya merupakan arah usaha pembinaan lingkungan pemukiman. Masyarakat berpeng -hasilan rendah sangat diutamakan dalam pembinaan lingkungan hidup pemukiman tersebut. Pembangunan lingkungan pemukiman bertujuan membina daerah pemukiman menjadi tempat yang sehat dan menye-nangkan sebagai tempat tinggal, tempat berusaha, tempat membina kehidupan keluarga dan masyarakat, tempat mengembangkan nilai-budaya dan kehidupan beragama dalam usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Usaha peningkatan kemampuan di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup telah dimulai melalui latihan-latihan bagi para perencana pembangunan di pusat dan di daerah, pembentukan pusat-pusat studi pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup pada beberapa universitas, pembentukan aparat pengelola lingkungan hidup di tingkat pusat, percobaan pola perbaikan kampung terpadu di beberapa kota, pembinaan mutu baku lingkungan hidup dan per -aturan perundangan di bidang lingkungan hidup, dan lain-lain.

Pelaksanaan langkah-langkah kebijaksanaan dalam bidang pangan dalam Repelita 1I ditujukan untuk menjaga agar harga pangan stabil pada tingkat yang wajar baik bagi para petani produsen maupun bagi para konsumen.

33

Page 33: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Agar para petani dapat memperoleh harga yang wajar maka untuk gabah/beras yang mereka jual ditentukan adanya harga dasar. Dalam rangka peningkatan pendapatan para petani produsen dan untuk men -jaga agar para petani tidak dirugikan oleh perkembangan harga ba -rang-barang lain yang mereka perlukan, maka secara berkala diada-kan penyesuaian harga dasar gabah. Di samping itu, untuk meningkat -kan kesejahteraan para petani produsen jagung dan untuk menggairah -kan usaha-usaha peningkatan produksi, maka sejak tahun 1977/78 ditetapkan pula harga dasar jagung untuk daerah-daerah produsen jagung.

Pembelian gabah dan beras dalam negeri yang dilaksanakan atas dasar kebijaksanaan harga dasar di atas selama tahun-tahun 1973/74-1977/78 dalam ekivalen beras, masing-masing berjumlah 268 ribu ton, 536 ribu ton, 539 ribu ton, 410 ribu ton dan 404 ribu ton dan dalam tahun 1978/79 mencapai 881 ribu ton. Hasil pembelian jagung produksi dalam negeri dalam tahun 1978/79 berjumlah 26,0 ribu ton.

Untuk menjaga agar harga beras selalu dapat terjangkau oleh masyarakat maka ditentukan harga batas tertinggi untuk beras. Harga batas tertinggi ini secara berkala juga disesuaikan dengan perkembangan harga dasar yang ditetapkan. Agar harga beras tidak melebihi harga batas tertinggi maka di samping me- ngadakan penyaluran untuk memenuhi kebutuhan para pegawai negeri dan anggota ABRI, selama jangka waktu 1973/74-1978/79 Pemerintah juga melaksanakan penyaluran beras untuk pasaran umum . Penyaluran dalam tahun-tahun itu setiap tahun masing-masing men-capai 418 ribu ton, 343 ribu ton, 563 ribu ton, 979 ribu ton, 2.006 ribu ton dan 1.043 ribu ton. Sejak tahun 1976/77 kegiatan penyaluran pa -ngan untuk pasaran umum diperluas ke ibukota-ibukota kecamatan di daerah pedesaan.

Jumlah sarana penyangga pangan yang dikuasai Pemerintah di -usahakan agar selalu mencapai sekitar satu juta ton dalam musim bu -kan paceklik dan tidak kurang dari 500 ribu ton dalam musim pace -klik. Pada akhir tahun-tahun 1973/74-1978/79 sarana penyangga yang dikuasai Pemerintah masing-masing berjumlah 418 ribu ton, 782 ribu ton, 536 ribu ton, 559 ribu ton, 464 ribu ton dan 809 ribu ton.

34

Page 34: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Berkat adanya sarana penyangga Pemerintah yang memadai itu maka penyediaan dan penyaluran di tempat-tempat yang memerlukan dapat dilaksanakan dengan lancar. Dengan demikian perkembangan harga pangan di mana-mana dapat terkendalikan sesuai dengan tujuan kebijaksanaan tersebut di atas. Di samping itu kekurangan-kekurangan yang timbul karena serangan hama, kekeringan, banjir dan bencana-bencana lainnya dapat di atasi dengan cepat. Selanjutnya, berkat ada-nya sarana penyangga Pemerintah yang memadai itu, walaupun dalam tahun-tahun 1976/77 dan 1977/78 sebagai akibat adanya kekeringan dan serangan hama, produksi beras kurang dari harapan, kebutuhan masyarakat pada umumnya tetap dapat terpenuhi pada tingkat harga yang wajar.

Kemantapan kebijaksanaan sarana penyangga yang ditempuh sangat dibantu oleh tersedianya gudang-gudang yang telah dibangun. Pembangunan fasilitas pergudangan untuk menyimpan gabah dan beras sarana penyangga Pemerintah telah dimulai pada tahun 1973/74. Dalam tahun terakhir Repelita II, tahun 1978/79, telah terselesaikan pemba -ngunan gudang pangan sebanyak 323 unit dengan kapasitas 1.130,5 ribu ton. Di samping itu sejak tahun 1973/74 juga telah diberikan kre -dit untuk pembangunan gudang-gudang gabah kepada KUD di desa-desa.

Penyediaan tepung terigu dimaksudkan untuk meningkatkan nilai gizi pola konsumsi pangan rakyat pada umumnya dan mengurangi ketergantungan rakyat pada beras. Jumlah gandum yang dikonsumsi selama tahun-tahun 1973/74-1977/78 dan dalam tahun 1978/79 dapat diikuti dari perkembangan jumlah yang disalurkan. Dalam tahun-tahun itu jumlah penyaluran setiap tahun masing-masing 712 ribu ton, 792 ribu ton, 814 ribu ton. 945 ribu ton, 1.067 ribu ton dan 1.164 ribu ton.

Berkat meningkatnya pendapatan pada umumnya keadaan gizi rakyat selama Repelita II rata-rata lebih baik dari keadaan sebelum -nya. Hal ini ternyata dari data Neraca Bahan Makanan yang menun-jukkan bahwa konsumsi kalori, protein dan lemak rata-rata per kapita per hari selama tahun-tahun 1973-1977 masing-masing mencapai 2.211 kalori, 44,7 gram dan 33,4 gram.

35

Page 35: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Dalam Repelita II telah ditempuh pula langkah-langkah khusus untuk meningkatkan keadaan gizi untuk rakyat yang memerlukannya. Langkah-langkah khusus ini meliputi Penyuluhan Gizi Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Penyuluhan Gizi Dengan Pemberian Makanan Tambahan, Fortifikasi Bahan Makanan dan Usaha-usaha Khusus Yang Lain.

Penyuluhan dan penerangan tentang gizi, selama tahun-tahun 1973/74-1978/79 terus-menerus ditingkatkan dan pada tahun 1978/79 telah mencakup hampir semua propinsi, meliputi 733 kecamatan di 179 kabupaten. Di beberapa daerah kegiatan-kegiatan tersebut disertai dengan penyediaan makanan tambahan yang bernilai gizi tinggi. Makanan tambahan yang disediakan terutama diberikan kepada anak- anak berumur di bawah lima tahun atau anak-anak balita. Hasilnya selama tahun-tahun 1973/74-1977/78 masing-masing dinikmati oleh 1.500 anak, 2.340 anak, 3.960 anak, 7.140 anak dan dalam tahun 1978/79 oleh 13.584 anak.

Dalam rangka usaha mencegah perkembangan penyakit gondok endemik yang dapat menimbulkan kretinisme, maka sejak tahun 1975/ 76 mulai diusahakan yodisasi garam. Saat ini PN Garam telah memi- liki unit-unit yodisasi, antara lain di Medan, Padang, Jakarta, Sema- rang, Cilacap, Cirebon, Surabaya dan Madura. Di samping itu, telah diadakan pula penyuntikan lipiodol kepada penduduk di daerah-daerah endemik tinggi yang menderita kretinisme. Jumlah yang telah di- suntik selama tahun-tahun 1975/76 — 1977/78 masing-masing meliputi 300 ribu orang, 230 ribu orang, 400 ribu orang dan 225 ribu orang, dalam tahun 1978/79.

Untuk mengatasi masalah gizi yang mendesak maka telah dilaku- kan usaha-usaha khusus. Untuk

36

Page 36: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

menghindari terjadinya kebutaan yang diakibatkan kekurangan vitamin A pada anak-anak, maka telah diberikan vitamin A dosis tinggi kepada anak-anak berumur 1-4 tahun setiap 6 bulan sekali. Anak yang memperoleh vitamin ini selama tahun-tahun 1973/74-1977/78 setiap tahun masing-masing berjumlah 290 ri-bu orang, 453 ribu orang, 450 ribu orang, 500 ribu orang dan 579 ribu orang dalam tahun 1978/79. Sejak tahun 1976/77 juga telah dilak-

Page 37: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

sanakan kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga Intensip di Kabu-paten Bojonegoro di Jawa Timur dan di Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini kemudian diperluas ke daerah-daerah Jawa Tengah, Yog- yakarta dan Sumatera Selatan.

Kebijaksanaan pembangunan sektor industri dalam Repelita II di -tujukan pada penyediaan barang-barang yang diperlukan masyarakat banyak, terutama pangan, sandang dan bahan bangunan. Di samping itu, kebijaksanaan pembangunan sektor tersebut juga diarahkan pada usaha-usaha menghasilkan dan menghemat devisa, dengan jalan meng -hasilkan barang-barang industri untuk diekspor dan menghasilkan ba -rang-barang yang selama ini masih harus diimpor. Dalam pelaksanaan-nya titik berat pembangunan sektor industri diberikan pada jenis-jenis industri yang memperluas kesempatan kerja dan yang mengolah bahan mentah hasil produksi dalam negeri menjadi bahan baku atau barang jadi.

Selama Repelita II terjadi berbagai krisis ekonomi dunia. Namun demikian dengan keberhasilan Pemerintah dalam memelihara kesta -bilan perekonomian nasional dan menciptakan iklim yang cukup baik di sektor industri, maka perkembangan sektor industri selama Repelita II pada umumnya berjalan mantap dan memberikan hasil-hasil yang cukup memadai. Pertanda yang penting dari pada kemajuan yang ter -capai selama Repelita II dalam sektor industri adalah meningkatnya volume dan mutu barang-barang buatan dalam negeri.

Di bidang industri tekstil, sasaran Repelita II yang ditetapkan se -besar 1.400 juta meter dapat tercapai dan bersamaan itu dalam bidang ini terjadi pula peningkatan jumlah jenis serta mutu produksi. Diban -dingkan dengan produksi pada awal Repelita II, yang besarnya 926,7 juta Meter, selama Repelita II terjadi peningkatan sebesar 51%.

Produksi benang tenun pada tahun 1978/79 mencapai jumlah 900.000 bal. Di banding dengar produksi awal Repelita II yang besar -nya 316.200 bal, produksi tahun 1978/79 itu telah meningkat sebesar 184%.

Produksi perajutan dan pakaian jadi juga meningkat. Menjelang akhir Repelita II hasil produksi industri pakaian jadi telah dapat di -pasarkan di luar negeri.

37

Page 38: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Dengan adanya peningkatan produksi pangan, bidang industri yang menghasilkan bahan untuk sektor pertanian juga meningkat. Pada awal Repelita II produksi pupuk urea mencapai jumlah 115,700 ton. Pada akhir Repelita II produksi bahan itu telah mencapai 1.484.000 ton. Ini berarti bahwa selama 5 tahun terakhir ini terjadi kenaikan sebesar 1.182% dalam produksi pupuk urea. Peningkatan produksi pupuk urea tersebut merupakan hasil perluasan pabrik pupuk Pusri di Palembang, pembangunan pabrik pupuk Kujang di Cikampek dan pabrik pupuk Petrokimia di Gresik. Pada tahun 1978/79 kelebihan produksi pupuk urea telah diekspor ke negara-negara ASEAN dan ke negara tetangga lainnya. Pembangunan pabrik-pabrik pupuk posphat dan compound pada akhir Repelita II telah selesai.

Industri kimia dasar jenis lain yang perkembangannya juga menggembirakan adalah industri kertas dan ban mobil. Selama Re-pelita II telah didirikan 28 buah pabrik kertas. Demikianlah maka selama itu, di samping terjadi penambahan jumlah produksi, juga terjadi penambahan jumlah jenis kertas yang dihasilkan. Pada awal Repelita II produksi kertas baru berjumlah 47.114 ton. Pada akhir Repelita II produksi bahan tersebut telah meningkat menjadi 117.466 ton atau 149,2% lebih tinggi. Industri ban pada akhir Repelita II telah mampu memproduksi ban dari segala jenis disain dan ukuran, termasuk ban untuk kendaraan yang dipergunakan di sektor per -tambangan, kehutanan dan untuk membangun jalan raya. Pada akhir Repelita II produksi ban sedan dan ban truk meningkat sebesar 95,4% dibanding awal Repelita II. Sebagian dari produksi itu telah diekspor ke negara-negara ASEAN dan Australia.

Di bidang industri yang menghasilkan bahan-bahan yang diperlu -kan untuk pembangunan phisik, industri semen dan besi beton telah mengalami kemajuan yang menonjol. Produksi semen, dengan selesai -nya pendirian pabrik-pabrik baru dan perluasan di Cibinong, Gresik, Cilacap, Padang, dan Tonasa, pada akhir Repelita II jumlahnya men-capai 3.639,7 ribu ton. Hal itu menunjukkan bahwa selama Repelita II produksi semen telah meningkat sebesar 344,8%. Berkat kemajuan yang pesat itu negara kita telah mampu mengekspor semen ke negara -

38

Page 39: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

negara ASEAN dan ke Saudi Arabia. Produksi besi beton telah me -ningkat dari 120.000 ton pada awal Repelita II menjadi 300.000 ton pada akhir Repelita II.

Bahan-bahan hasil industri untuk bahan pembangunan phisik yang lain, seperti plat seng, asbes semen, kaca, batu bata dan kapur, berkat adanya program Pemerintah di bidang pembangunan rumah murah dan pembangunan phisik lainnya, juga meningkat.

Dalam kelompok aneka industri terjadi perkembangan yang cukup mantap, dalam Repelita II industri kayu, khususnya industri pengger -gajian dan kayu lapis (ply wood) berkembang cepat. Pertumbuhan industri tersebut dimungkinkan antara lain oleh besarnya potensi pro-duksi kayu dari pengelolaan hasil hutan dan oleh giatnya usaha-usaha Pemerintah untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan usaha pengolahan kayu. Pada awal Repelita II produksi kayu lapis baru men -capai 2.725.000 lembar. Pada akhir Repelita II produksi bahan tersebut telah meningkat menjadi 35.616.000 lembar. Jenis industri lain dalam kelompok aneka industri yang cukup berkembang antara lain adalah industri pangan, minuman, rokok, kulit dan ban sepeda.

Biarpun terpengaruh oleh adanya resesi ekonomi yang melanda dunia pada permulaan Repelita II industri logam dasar dan peralatan mengalami beberapa kemajuan. Produksi kabel listrik dan telkom dari tembaga sedikit meningkat, tetapi mendapat kesulitan dalam pemasar -an. Demikian pula industri aluminium ekstrusi dan aluminium lembar-an. Industri peralatan kurang berkembang karena baik bahan baku maupun komponen-komponennya masih diimpor. Berbeda halnya de-ngan industri-industri itu industri alat-alat hiburan cukup berkembang.

Dalam industri perakitan kendaraan bermotor, sesuai dengan pe -ngarahan Pemerintah, selama Repelita II peningkatan produksi ken -daraan serba guna dan kendaraan komersial lebih tinggi dari pada produksi kendaraan penumpang.

Sampai saat ini sebagian besar dari bahan-bahan pertambangan utama Indonesia dihasilkan untuk pasaran luar negeri. Karena itu laju pertumbuhan sektor pertambangan banyak dipengaruhi oleh perkem-

39

Page 40: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

bangan pasaran bahan-bahan tambang di dunia. Demikianlah sebagai akibat dari adanya resesi dunia pada tahun-tahun pertama Repelita II produksi berbagai bahan tambang mengalami kemerosotan.

Dengan pulihnya kembali keadaan ekonomi dunia, maka secara berangsur produksi dan ekspor berbagai hasil tambang telah membaik. Produksi minyak bumi pada tahun-tahun pertama Repelita II menu- run dari 1,4 juta barrel/hari menjadi 1,33 - 1,34 juta barrel/hari. Pada tahun terakhir Repelita II menjadi 1,61 juta barrel/hari. Produksi rata- rata selama Repelita II adalah 1,5 juta barrel/hari.

Selama Repelita I gas bumi banyak terbuang. Dalam Repelita II, khususnya selama beberapa tahun terakhir ini, bahan tersebut sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pupuk dan bahan baku industri petrokimia lainnya, sebagai bahan bakar untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor. Pada tahun terakhir Repelita I baru 52,8 juta MCF yang dapat dimanfaatkan. Pada akhir Repelita II, penggunaan bahan tersebut telah mencapai 596,6 juta MCF. Da-lam angka-angka tersebut tercakup gas bumi yang diekspor dalam bentuk gas alam cair (LNG).

Timah selama Repelita II berkembang secara mantap, baik pro -duksinya maupun ekspornya. Produksinya meningkat dari 22,6 ribu ton pada akhir Repelita I menjadi 23,9 ribu ton pada akhir Repeli- ta II; ekspornya meningkat dari 21,0 ribu ton menjadi 25,6 ribu ton. Dalam Repelita II terjadi hal yang sangat berarti dalam bidang per-timahan. Dengan terselesainya perluasan pabrik peleburan di kota Muntok, ekspor timah sejak tahun 1976/77 dapat dilaksanakan dalam bentuk logam.

Produksi nikel pada tahun-tahun pertama Repelita II menurun, tetapi sejak tahun ke tiga meningkat. Demikianlah pada tahun per-tama dan kedua Repelita II produksi bahan itu berangsur-angsur turun dari 989,9 ribu ton pada tahun 1973/74 menjadi 781,1 ribu ton pada tahun 1974/75 dan 751,2 ribu ton pada tahun 1975/76 tetapi pada tahun 1976/77 produksi bahan tersebut meningkat menja- di 1.177,4 ribu ton dan produksi rata-rata selama Repelita II men-capai 1.040,8 ribu ton per tahun. Dalam Repelita II telah selesai di -

40

Page 41: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

bangun pabrik ferro nickel di Pemala dan pabrik nickel matte di Soroako. Pada akhir Repelita II kedua pabrik tersebut masing-ma- sing telah mampu memproduksi 4.403,8 ton dan 5.729,0 ton.

Sebagai akibat adanya resesi ekonomi yang telah disebutkan di atas produksi dan ekspor bahan tambang bauksit selama Repelita II sedikit kurang mantap. Tetapi pada tahun ke tiga dan ke lima pro-duksi dan ekspor bahan tersebut sedikit melebihi proyeksi Repelita II. Pembangunan proyek peleburan Aluminium Asahan telah mulai dilaksanakan dan diharapkan tahun keempat Repelita III telah mulai berproduksi.

Karena terjadinya krisis energi yang mengakibatkan meningkat -nya harga minyak bumi sejak permulaan Repelita II, maka batu bara sebagai sumber energi yang penting, mendapatkan perhatian lagi. Sebagai hasil kegiatan rehabilitasi yang telah dilaksanakan, yang berupa penambahan alat-alat penambangan dan pengangkutan, di tambang batu bara Ombilin dan Bukit Asam produksi batu bara dalam Repelita II telah meningkat dengan 75%, dari 145,9 ribu ton pada tahun 1973/74 menjadi 256,0 ribu ton pada akhir Repelita II. Kenaikan itu diperkirakan akan berlangsung terus dalam tahun-ta - hun yang akan datang.

Kegiatan pembangunan pengairan dalam Repelita II masih be-rupa kelanjutan kegiatan-kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan da -lam Repelita I yang meliputi perbaikan dan penyempurnaan irigasi, pembangunan jaringan irigasi baru dan perbaikan serta pengem-bangan sungai dan daerah rawa untuk mengamankan daerah perta- nian dan daerah padat penduduk terhadap bencana banjir.

Selama tahun 1978/79 dan selama Repelita II masing-masing te -lah diselesaikan perbaikan dan penyempurnaan irigasi seluas 70.498 Ha dan 513 ribu Ha, pembangunan jaringan irigasi baru seluas 41.715 Ha dan 255 ribu Ha, perbaikan dan pengamanan sungai se- luas 62.228 Ha dan 431 ribu Ha, dan pengembangan daerah rawa serta daerah pasang surut seluas 122.604 Ha dan 200 ribu Ha.

Rehabilitasi irigasi dalam areal seluas 70.498 Ha dan pembuat -an irigasi baru dalam areal seluas 41.715 Ha belum berarti bahwa

41

Page 42: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

areal itu akan langsung berguna secara efektif, sebab baik rehabili tasi maupun pembangunan saluran tertiernya belum selesai seluruhnya.

Pembangunan saluran-saluran tertier dan kwarter pada dasarnya harus dilaksanakan oleh masyarakat yang memperoleh manfaat dari irigasi. Tetapi hasil dari pembangunan saluran-saluran yang dilaksa -nakan oleh masyarakat tersebut tidak berjalan lancar seperti yang diharapkan. Untuk mengatasi persoalan ini maka sejak tahun 1976/ 77 telah ditempuh kebijaksanaan baru, di mana biaya bangunan air dan sebagian biaya penggalian ditanggung oleh Pemerintah.

Dalam rangka menunjang produksi pangan maka dilaksanakan sistem irigasi sederhana, yang dapat diselesaikan dalam waktu rela - tif singkat. Sebagian besar dari irigasi baru yang telah diselesaikan meliputi irigasi sederhana. Namun demikian irigasi baru tersebut belum bisa efektif, karena pemanfaatannya masih memerlukan kegi -atan lain yang penting, yakni pencetakan sawah oleh para pemilik-nya. Untuk masalah tersebut, maka Pemerintah memberikan bantu - an penyediaan kredit dan bimbingan teknis yang diperlukan.

Beberapa hasil yang dicapai dalam pengaturan serta pengem -bangan sungai adalah meningkatkan pengamanan daerah produksi pertanian dan daerah padat penduduk terhadap bahaya banjir. Dalam pengembangan daerah rawa dan pasang surut tercakup pembukaan areal persawahan pasang surut seluas II6.252 Ha dan reklamasi pe -ngembangan daerah rawa seluas 6.352 Ha selama tahun 1978/79.

Dalam rangka usaha pengamanan banjir tersebut di antaranya adalah penanggulangan bahaya banjir dari S. Wampu, S. Ular, Ba-ngawan Solo, Citanduy, Banjir Kanal Jakarta dan Cimanuk. Selain pengamanan daerah banjir dimaksudkan juga untuk menunjang pem-bangunan industri, baik melalui pembangunan instalasi listrik tenaga air, maupun penyediaan bahan baku industri, seperti proyek-proyek Wlingi dan Karang Kates dari Brantas dan Wonogiri dari Bengawan Solo.

Untuk menunjang program-program tersebut di atas dijalankan pula usaha-usaha survey, penyelidikan dan perancangan pengembang-

42

Page 43: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

an sumber-sumber air dalam rangka penyusunan pola induk, pe -ngembangan air tanah untuk irigasi, perbaikan keadaan danau dan penyelidikan masalah air yang meliputi hidrologi, hidrometri dan bangunan-bangunan air.

Program pembangunan tenaga listrik diarahkan untuk mening -katkan dan meratakan pelayanan bagi kepentingan umum dengan me-nyediakan tenaga listrik dalam volume yang mencukupi dan dengan keandalan serta kwalitas yang terus meningkat. Di samping itu, pro-gram pembangunan tenaga listrik juga ditujukan untuk menunjang pengembangan sektor industri.

Sehubungan dengan kebijaksanaan tersebut di atas, maka peren -canaan dan pembangunan kelistrikan diarahkan pada pembentukan dan pengembangan suatu sistem kelistrikan nasional di mana setiap pembangunan kelistrikan merupakan bagian dari suatu kesatuan yang menyeluruh. Di samping itu, pendekatan masalah dalam perencana an dan pembangunan kelistrikan juga diarahkan pada pendekatan secara antar regional, dengan maksud agar tercapai suatu sistem in-terkoneksi regional yang lengkap dari pembangkit, jaringan transmi-si dan distribusinya. Selanjutnya dalam usaha meningkatkan pelayan an kepada masyarakat, sejak permulaan Repelita II telah dilaksana-kan perubahan tegangan rendah (PTR).

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah pedesaan, terutama untuk menunjang industri/kerajinan rak-yat di desa, telah diusahakan penyebarluasan kegiatan-kegiatan pem -bangunan kelistrikan ke daerah pedesaan. Usaha ini telah ditingkat -kan sejak tahun 1976/77, antara lain dengan membangun pusat listrik tenaga diesel (PTLD) berkapasitas kecil, memanfaatkan sum ber tenaga air untuk membangun pusat listrik tenaga mikro hidro (PTLM), serta dengan menyadap dari jaringan distribusi tegangan menengah yang melewati desa yang bersangkutan.

Sebagai hasil daripada kebijaksanaan tersebut di atas, maka se-lama Repelita II telah dapat diselesaikan pembangunan pusat pem -bangkit tenaga listrik dengan kapasitas 1.210,609 MW, jaringan tran-misi sepanjang 2.161,22 kms beserta gardu induk sebanyak 66 unit

43

Page 44: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dengan kapasitas sebesar 2.691,93 MVA, jaringan distribusi tegang- an menengah sepanjang 6.484,92 kms, jaringan distribusi tegangan rendah sepanjang 6.368, 403 kms beserta gardu distribusi sebanyak 10.361 unit, dan pelaksanaan perubahan tegangan rendah untuk se -banyak 105.357 langganan.

Khusus untuk pembangunan kelistrikan pada tahun terakhir Repelita II, telah dapat dihasilkan kenaikan daya terpasang sebesar 236,030 MW, penambahan jaringan transmisi sepanjang 530,27 kms, penyelesaian gardu induk sebanyak 16 unit dengan kapasitas 1.543,6 MVA, penambahan jaringan distribusi tegangan menengah dan te -gangan rendah masing-masing sepanjang 1.958,068 kms dan 1.628,92 kms, beserta gardu distribusinya sebanyak 1.532 unit dan pelaksana- an perubahan tegangan rendah untuk 26.969 langganan.

Sebagai hasil dari kegiatan pembangunan pada tahun terakhir Repelita II (tahun 1978/79) tersebut di atas, maka pengadaan tenaga listrik dan pelayanan dalam bidang kelistrikan bagi masyarakat te- lah dapat ditingkatkan. Penyediaan tenaga listrik dapat ditingkatkan dengan 20,7%, dari 4.740.660 MWH pada tahun 1977/78 menjadi 5.721.558 MWH pada tahun 1978/79. Penjualan tenaga listrik naik sebesar 21,9% yaitu dari 3.532.027 MWH pada tahun 1977/78 men -jadi 4.305.488 MWH pada tahun 1978/79. Di samping itu juga terja-di kenaikan daya tersambung sebesar 27, ,1% yaitu dari 1.933.511 KVA dalam tahun 1977/78 menjadi 2.457.942 KVA dalam tahun 1978/79 dan jumlah langganan meningkat sebesar 26,4%, yaitu dari 1.413.068 langganan pada tahun 1977/78 menjadi 1.786.179 langgan -an pada tahun 1978/79.

Perkembangan sektor perhubungan dan pariwisata selama Re -pelita II cukup menggembirakan. Selama Repelita II kegiatan peme -liharaan jalan telah mencakup jalan sepanjang 47.102 km dan jem-batan sepanjang 25.765 m. Di samping itu telah direhabilitasi jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 7.484 km dan 23.683 m. Tambahan pula dalam rangka memenuhi tuntutan dan perkembang- an lalu lintas telah ditingkatkan jalan sepanjang 4.646 km dan jem -batan sepanjang 21.973 m, serta telah dibangun jalan Baru sepanjang 693 km dan jembatan lain sepanjang 5.771 m.

44

Page 45: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Hasil pembangunan di bidang jalan tersebut telah memperpan-jang dan memperluas jaringan jalan yang bertambah baik. Kalau dalam tahun 1968 dari seluruh jaringan jalan negara dan propinsi hanya 11% berada dalam keadaan baik, 33% dalam keadaan sedang dan 56% dalam keadaan rusak, maka pada akhir Repelita II 35,4% berada dalam keadaan baik, 45,2% dalam keadaan sedang dan 19,4% dalam keadaan rusak.

Meningkatnya keadaan jalan telah mengakibatkan berkembang -nya armada angkutan jalan raya dengan sangat pesat. Dibandingkan dengan tahun 1973 jumlah bis, mobil barang, mobil penumpang dan sepeda motor pada 1978 telah meningkat masing-masing dengan 90,5%, 127,5%, 72,6% dan 169,4%.

Untuk menjamin kelancaran lalu lintas serta ketertiban dan ke -amanan di jalan raya, maka selama Repelita II telah ditingkatkan pembangunan dan penambahan fasilitas jalan raya seperti alat peng -ujian jembatan timbang, rambu pengatur lalu lintas dan sebagainya.

Program peningkatan angkutan kereta api selama Repelita II dititik-beratkan pada usaha-usaha rehabilitasi peralatan dan prasarana kereta api serta penambahan peralatan kereta api dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pelayanan kepada masyarakat. Dalam hubungan ini, selama Repelita II telah ditambah sejumlah 91 lokomotif, 232 gerbong penumpang (termasuk di dalamnya 52 kereta rel diesel dan 40 kereta rel listrik) dan 780 gerbong barang. Di sam-ping itu telah direhabilitasi dan dirawat sejumlah peralatan kereta api.

Selama Repelita 1I di bidang angkutan sungai dan hubungan fer-ry telah dibangun 29 buah dermaga ferry dan 17 buah kapal ferry di samping fasilitas lain dengan tujuan memperlancar lalu lintas sungai.

Di bidang perhubungan laut pada akhir Repelita II kegiatan pela -yaran nusantara dilayani oleh 322 unit kapal dengan kapasitas sekitar 312.299 dwt. Bila dibandingkan dengan jumlah kapal yang beroperasi pada awal tahun 1973/74, hal ini merupakan kenaikan setiap tahunnya sebesar rata-rata 3,8%.

45

Page 46: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Selama Repelita II pelayaran perintis juga ditingkatkan sehingga mencakup kenaikan dari 79 pelabuhan menjadi 174 pelabuhan, sedang jumlah frekwensi penyinggahan dari tiap pelabuhan diperpendek dari 30 hari menjadi 12 hari.

Angkutan udara berkembang dengan lebih cepat dari apa yang diperkirakan selama Repelita II. Untuk menghadapi pertumbuhan tersebut kondisi pelabuhan telah pula ditingkatkan. Pada akhir Repe -lita II, sebagian besar ibu kota propinsi telah dapat dihubungkan dengan pesawat udara bermesin jet jenis F-28, sedang 7 pelabuhan udara dapat digunakan untuk operasi DC-9. Di samping itu armada angkutan udara telah meningkat dari 55 pesawat menjadi 119 pesawat .

Bidang telekomunikasi telah berkembang dengan memuaskan. Dengan selesainya satelit domestik Palapa, seluruh ibu kota propinsi dan kota-kota penting lainnya dapat dihubungkan satu dengan yang lain. Dalam hubungan ini selama Repelita II telah dibangun sentral-sentral telepon otomat, sehingga kapasitasnya meningkat dari 126.000 sambungan menjadi 423.600 sambungan.

Pelayanan pos dan giro selama Repelita II telah berhasil ditingkat -kan sehingga waktu tempuh kiriman pos dapat dipercepat. Untuk ini selama Repelita II telah dapat diselesaikan pembangunan 459 buah kantor pos pembantu, dan 9 buah kantor pos besar kelas I. Di samping itu untuk bidang pos dan giro telah disediakan 560 kendaraan ber -motor.

Perkembangan bidang kepariwisataan selama Repelita II cukup menggembirakan. Arus wisatawan asing dalam tahun 1973 berjumlah 273.303 orang, sedang dalam tahun 1978 jumlahnya telah mencapai 480.614 orang. Di samping itu penyediaan fasilitas pengangkutan dan akomodasi telah pula meningkat. Pada akhir Repelita II kapasitas hotel telah mencapai lebih dari 42.000 kamar.

Untuk meningkatkan peranan dan kemampuan Koperasi-koperasi Primer, khususnya Koperasi-koperasi Unit Desa, dalam perekonomian nasional, selama Repelita II telah dilaksanakan berbagai kegiatan pembinaan koperasi yang meliputi bimbingan usaha dan peningkatan permodalan, pengembangan organisasi, pendidikan dan latihan-latihan

46

Page 47: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

perkoperasian. Hasil-hasil pembinaan itu tercermin dalam perkem -bangan kegiatan-kegiatan koperasi di berbagai bidang.

Di bidang pangan, banyak KUD yang telah mampu melaksanakan pembelian gabah/beras dari petani untuk kepentingan pengadaan sarana penyangga Pemerintah dan untuk pasaran umum. Pada tahun 1973/74 KUD yang ikut serta dalam pengadaan pangan berjumlah 1.708 buah. Jumlah beras yang berhasil diserahkan kepada DOLOG-DOLOG setempat oleh KUD mencapai 253,9 ribu ton dan jumlah beras yang berhasil dijual ke pasaran umum mencapai 82,9 ribu ton. Dalam tahun 1978/79 KUD yang ikut serta berjumlah 2.554 buah dan beras yang berhasil diserahkan kepada DOLOG berjumlah 277,4 ribu ton sedang yang dijual ke pasaran umum mencapai 142,2 ribu ton.

Di samping melaksanakan usaha pembelian beras, KUD juga melaksanakan kegiatan sebagai pengecer pupuk dan obat-obatan per -tanian.

Di bidang perkebunan rakyat, khususnya koperasi-koperasi yang bekerja dalam bidang perkopraan dalam tahun 1975 baru mampu untuk melakukan pembelian sebanyak 8,2 ribu ton dan penjualan se-banyak 6,5 ribu ton. Perkembangannya sejak itu cukup pesat, sehingga pada tahun 1978 koperasi-koperasi tersebut telah mampu membeli kopra sebanyak 134,7 ribu ton dan menjual sebanyak 127,3 ribu ton.

Pada tahun 1977, beberapa koperasi/KUD telah ikutserta melak -sanakan pembelian dan penjualan cengkeh dari para petani. Hasil pembelian mereka sampai dengan bulan Maret 1979 mencapai 13,5 ribu ton cengkeh kering dengan nilai Rp. 50,3 milyar, sedang hasil penjualannya berjumlah 12,9 ribu ton cengkeh kering seharga Rp. 52,4 milyar.

Pengembangan koperasi/KUD perikanan rakyat telah dimulai sejak tahun 1975 di Muncar, Jawa Timur. Kemudian diperluas ke kotamadya Ambon, Peunayong di D.I. Aceh, Bagan Asahan di Su-matera Utara, Pemangkat di Kalimantan Barat, Muara Angke di DKI Jakarta, Eretan di Jawa Barat dan Tanjungsari di Jawa Tengah. Dalam usaha pengembangan koperasi/KUD perikanan rakyat ini masih banyak hambatan-hambatan yang harus diatasi.

47

Page 48: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Dalam bidang peternakan telah dikembangkan koperasi-koperasi peternak yang mempunyai usaha-usaha ayam ras, sapi kereman, sapi potong dan sapi perah. Peternak-peternak ayam ras yang ber-koperasi terdiri atas peternak-peternak ayam yang ikutserta dalam proyek perintis Bimas Ayam. Proyek ini dilaksanakan di wilayah-wilayah Bogor, Bandung, D.I. Yogyakarta, Malang dan Denpasar. Kegiatan koperasi dalam bidang usaha sapi kereman terutama meliputi pemasaran sapi yang telah dikerem. Usaha sapi kereman ini merupa -kan bagian dari proyek Panca Usaha Ternak Potong yang dilaksana-kan di daerah-daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Selanjutnya telah dilaksanakan pula pembinaan koperasi sapi perah di propinsi-propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Koperasi-koperasi ini melaksanakan pengumpulan susu dari para peternak dan menjualnya kepada pabrik-pabrik susu serta kepada para konsumen. Sebagai hasil pembinaan itu para petani ternak ang -gota koperasi-koperasi yang bersangkutan telah memperoleh harga jual yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Dalam rangka bimbingan usaha koperasi di bidang industri dan kerajinan rakyat, beberapa buah koperasi telah diikutsertakan dalam Pameran Dagang Tetap yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Barang-barang hasil usaha para anggota koperasi yang diikutsertakan dalam pameran berupa barang-barang kerajinan rotan, tenun, perku-litan, sepatu, ukir-ukiran kayu, perak, anyam-anyaman dan lain sebagainya.

Koperasi-koperasi kerajinan rakyat yang telah dibina secara inten -sif antara lain Koperasi Rotan, Koperasi Alat-alat Pertanian, Koperasi Alat-alat Rumah Tangga, Koperasi Keramik, Koperasi Kerajinan Perak, Koperasi Ukir-ukiran dan Koperasi Barang-barang Kesenian.

Pembinaan Koperasi Garam Rakyat akhir-akhir ini juga dipergiat, dan sejak tahun 1977 koperasi ini diikutsertakan dalam pembelian garam rakyat dari petani garam untuk menjaga agar para petani minimal menerima harga yang sama dengan harga dasar yang ditetap-kan. Dalam melaksanakan kegiatan itu sampai bulan April 1978 KUD yang bersangkutan telah berhasil menjual garam rakyat kepada P.N. Garam sebanyak 131 ribu ton dengan nilai Rp. 786,- juta rupiah.

48

Page 49: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Untuk meningkatkan kegiatan perekonomian para pengusaha/ pedagang ekonomi lemah di pedesaan maka sejak pertengahan triwulan terakhir tahun 1976/77 KUD dibina untuk melaksanakan perkreditan candak kulak bagi para pedagang kecil/bakul di desa-desa. Hasil pembinaan ini cukup menggembirakan. Dalam waktu tiga tahun jumlah koperasi yang ikutserta melaksanakan perkreditan telah me-ningkat dari 533 buah menjadi 2.196 buah nasabahnya meningkat dari 239,9 ribu orang menjadi 812,9 ribu orang, dan jumlah pinjamannya meningkat dari Rp. 929,9 juta menjadi Rp. 4.844,5 juta.

Untuk meningkatkan kemampuan usaha koperasi-koperasi pri -mer, kegiatan pemupukan modal koperasi terus dikembangkan. Per -modalan dari simpanan anggota, yang pada tahun 1973 berjumlah Rp 6.788,1 juta, pada tahun 1978 telah berkembang menjadi Rp 20.074,2 juta. Di samping dari simpanan anggota, modal usaha ko -perasi juga diperoleh dari pinjaman-pinjaman Bank Pemerintah.

Dengan meningkatnya simpanan anggota dan penyediaan dana kredit dari Bank maka modal usaha koperasi pada tahun 1978 telah mencapai Rp 92.905,7 juta, padahal pada akhir tahun 1973 baru ber -jumlah Rp 21.858,7 juta.

Jumlah koperasi yang pada tahun 1973 sebanyak 19.975 buah pada tahun 1978 turun menjadi 17.074 buah. Penurunan jumlah ter -sebut merupakan akibat dari dilaksanakannya pembinaan KUD yang pada hakekatnya merupakan penggabungan dari koperasi-koperasi pertanian dan koperasi-koperasi desa yang terdapat dalam suatu wila -yah unit desa. Jumlah KUD semakin meningkat; pada tahun 1973 KUD baru berjumlah 2.361 buah; sedang pada tahun 1978 telah me -ningkat menjadi 4.444 buah.

Perkembangan jumlah anggota koperasi merupakan indikasi pen -ting dari perkembangan organisasi koperasi. Sejak tahun 1973 sampai akhir tahun 1978 jumlah anggota koperasi telah meningkat dari 2.972 ribu orang menjadi 7.610 ribu orang.

Dalam rangka usaha meningkatkan kemampuan koperasi, khu -susnya koperasi-koperasi Unit Desa, telah diselenggarakan kursus-kursus dan latihan ketrampilan bagi para manajer dan karyawan kope -

49

Page 50: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

rasi/KUD dan kursus-kursus bagi para anggota pengurus, badan pe-meriksa dan kader-kader koperasi. Kegiatan-kegiatan pendidikan yang diselenggarakan untuk tenaga-tenaga dari Gerakan Koperasi selama tahun-tahun 1973/74 — 1978/79 telah diikuti oleh 52.500 peserta. Dari jumlah tersebut yang dididik pada tahun 1973/74 berjumlah 6.000 orang, dan yang dididik pada tahun 1978/79 berjumlah 12.643 orang.

Untuk lebih meningkatkan kemampuan dan peranan koperasi se -bagai salah satu wadah penghimpun kekuatan golongan ekonomi le -mah dalam perekonomian Indonesia, maka telah dikeluarkan Inpres No. 2 Tahun 1978 tentang Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa, Dikeluarkannya Instruksi tersebut bertujuan agar kebijaksanaan pengembangan KUD lebih dipahami dan dengan demikian langkah-langkah para pejabat dalam rangka pembinaan KUD, baik di pusat maupun di daerah, dapat terkoordinasikan secara mantap.

Untuk menjaga agar harga-harga pada umumnya mantap maka dalam bidang perdagangan diusahakan agar pengadaan dan penya-luran bahan-bahan dan barang-barang dapat terlaksanakan secara lancar. Dalam rangka usaha itu, maka sejak tahun 1975/76 dilaksana -kan kebijaksanaan penyelenggaraan sarana penyangga nasional yang meliputi beberapa jenis bahan penting, seperti beras, gula, pupuk, se-men, besi beton, kopra, cengkeh, garam, kertas koran, ban mobil, ba -han Baku sang dan benang tenun. Pelaksanaan kebijaksanaan itu pada tahun 1978/79 sudah berkurang, karena sejak tahun 1977 penyediaan bahan-bahan tersebut di pasaran makin lancar, antara lain karena makin berkembangnya produksi bahan-bahan tersebut di dalam ne -geri. Di samping itu sehubungan adanya kebijaksanaan 15 Nopember 1978 yang sangat menggairahkan kegiatan-kegiatan ekspor maka tim -bul kecenderungan kenaikan harga-harga. Untuk menjaga agar harga barang-barang kebutuhan masyarakat tetap wajar maka diadakan pembatasan ekspor bagi 20 komoditi yang meliputi pupuk, semen, besi beton, ban mobil, garam, kertas, asphalt, gula, jagung, kedele, beras, kopra, minyak kelapa, minyak sawit, stearin, ternak, daging, olein dan minyak inti kelapa sawit.

Sejak tahun 1975 dilakukan kegiatan penyelenggaraan pusat-pusat pameran dagang di kota-kota besar. Langkah itu merupakan salah

50

Page 51: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

satu usaha dalam rangka perluasan pasaran barang-barang industri dalam negeri. Jumlah perusahaan yang memanfaatkan kegiatan pa -meran tersebut telah berkembang dari 100 perusahaan dalam tahun. 1975/76 menjadi 350 perusahaan dalam tahun 1978/79.

Untuk meningkatkan daya guna dan daya hasil sistem pemasaran antara lain telah dilaksanakan pembangunan gudang-gudang. Di sam-ping gudang beras dan gabah yang telah disebutkan terdahulu, telah dibangun pula gudang-gudang untuk keperluan yang lain. Misalnya, dalam masa Repelita II juga telah dibangun gudang-gudang pupuk yang seluruhnya berkapasitas 324.500 ton. Selain itu dalam tahun 1977/78 telah selesai pula dibangun kompleks pergudangan Cakung yang seluruhnya berkapasitas lebih kurang 1,2 juta ton. Kompleks pergudangan tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan barang-barang dan sebagai entrepot umum.

Selama Repelita II pengadaan pupuk Bimas/Inmas baik yang .

berasal dari produksi dalam negeri maupun impor berjalan semakin lancar. Hal ini antara lain merupakan hasil kerjasama dan koordinasi yang baik antara instansi-instansi yang berwenang. Sebagai hasil dari kebijaksanaan tersebut jumlah penyaluran pupuk urea dan TSP/ DAP, yang masing-masing dalam MT 1974 dan MT 1974/75 meliputi 647,2 ribu ton dan 212,5 ribu ton, setiap tahun meningkat sehingga dalam MT 1978 dan MT 1978/79 mencapai 1.019,9 ribu ton dan 268,1 ribu ton.

Pada umumnya selama Repelita II harga semen telah mantap, lebih-lebih di wilayah yang kebutuhannya dipenuhi dari produksi da- lam negeri. Kesukaran-kesukaran yang timbul di wilayah-wilayah yang lain semakin dapat teratasi dengan semakin meningkatnya produksi dari dalam negeri. Pengadaan semen dari produksi dalam negeri se- lama Repelita II meningkat dari 828,9 ribu ton pada tahun 1974/75 menjadi 2.878,6 ribu ton pada tahun 1977/78, sedangkan pengadaan dari impor yang berjumlah 1.907,5 ribu ton pada tahun 1974/75 telah menurun menjadi 544 ribu ton pada tahun 1977/78.

Dalam rangka memperluas kesempatan usaha bagi para pengu- saha nasional, pada akhir tahun 1977 telah dikeluarkan Peraturan

51

Page 52: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Pemerintah Tentang Pengakhiran Kegiatan Asing Dalam Bidang Per -dagangan. Dari sebanyak II.933 perusahaan perdagangan asing do-mestik yang pada akhir tahun 1977/78 masih harus mengubah kedu -dukannya menjadi perusahaan perdagangan nasional hanya sebanyak 847 perusahaan yang pada akhir tahun 1978/79 belum melaksanakan perubahan tersebut.

Untuk meningkatkan peranan pedagang kecil golongan ekonomi lemah selama Repelita II antara lain telah diselenggarakan penataran dan dibuka kesempatan berkonsultasi bagi mereka. Pada tahun 1975/ 76 pedagang yang telah mengikuti penataran dan yang memperoleh kesempatan berkonsultasi masing-masing berjumlah 637 orang dan 391 orang dan mereka berasal dari 9 propinsi; dalam tahun 1978/79 jumlah tersebut masing-masing telah meningkat menjadi 1.621 orang dan 1.333 orang dan berasal dari 21 propinsi. Lagi pula pelaksanaan penataran dan pengadaan kesempatan berkonsultasi bagi para pe -dagang golongan ekonomi lemah tersebut sejak tahun 1977/78 telah meluas ke kota-kota kabupaten/kotamadya.

Masalah tenaga kerja di Indonesia ditandai oleh adanya beberapa ketidak seimbangan yang bersifat struktural. Pertama, tingginya tingkat pertumbuhan angkatan kerja mengakibatkan kelebihan tenaga kerja angkatan kerja. Sebagian angkatan kerja baru berusia muda dan kurang secara umum. Kedua, kekurang seimbangan dalam struktur umur pengalaman kerja. Ketiga, kekurang-seimbangan penyebaran angkatan kerja secara geografis. Keempat, kekurang-seimbangan di antara jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan dengan jenis dan jumlah yang di -hasilkan oleh sistem pendidikan dan latihan. Kelima, pasar kerja yang belum berfungsi sepenuhnya dalam menyalurkan tenaga kerja secara berhasil guna dan berdaya guna.

Kelima masalah tersebut mengakibatkan berbagai kepincangan an-tara tenaga kerja, kesempatan kerja dan produksi. Dalam Repelita II telah dirumuskan tiga bentuk kebijaksanaan dalam rangka menanggula-ngi masalah ketenaga-kerjaan. Pertama, kebijaksanaan yang bersifat umum di bidang ekonomi dan sosial yang mencakup aspek-aspek fiskal, moneter, investasi dan keluarga berencana. Kedua, kebijaksanaan pem-

52

Page 53: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

bangunan di berbagai sektor yang selalu diarahkan agar dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin selain dari meningkatkan produksi, misalnya pembangunan sektor pertanian. Ketiga, kebijaksanaan khusus yang ditujukan kepada memperluas lapangan kerja dan meningkatkan mutu tenaga kerja dalam waktu relatif pendek. Kebijaksanaan khusus tersebut mencakup Program Pembangunan Desa, Program Pembinaan dan Penggunaan Tenaga Kerja, Program Pendidikan Tenaga Kerja, dan Program Pembinaan Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja.

Hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kebijaksanaan khusus tersebut di atas dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Program Pembangunan Desa. Program ini mencakup kegiatan-ke-giatan Proyek Padat Karya Gaya Baru, Proyek Pengembangan Usaha-usaha Non-Pertanian, Proyek Pengembangan Kredit Desa, Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, Proyek Reboi- sasi dan Penghijauan. Selama Repelita II kegiatan proyek-proyek tersebut di atas terus meningkat. Proyek Padat Karya Gaya Baru dilaksanakan setidak-tidaknya pada 2.058 kecamatan selama kurun waktu Repelita II. Jumlah tenaga kerja yang dikerjakan secara pro-duktif setiap tahunnya meningkat dari 73.000 orang rata-rata per hari dalam tahun 1973/74 menjadi 147.717 orang dalam tahun 1978/ 79. Hasil fisik yang dicapai juga meningkat secara berarti. Jalan desa yang diperbaiki/dibangun tercatat sepanjang 415 km dalam tahun 1974/75 dan dalam tahun 1978/79 mencapai 2.030,8 km. Melalui Program INPRES Kabupaten/Kotamadya jumlah kesem-patan kerja yang diciptakan juga meningkat dari 533.737/100 hari kerja pada tahun 1973/74 menjadi 788.150 pada tahun 1978/79. Demikian pula kegiatan-kegiatan proyek lainnya seperti pengem-bangan usaha non-pertanian, dan pengembangan kredit desa, se-muanya memperlihatkan kecenderungan meningkat selama kurun waktu Repelita II. Melalui Program INPRES Kabupaten/Kotama-dya jumlah kesempatan kerja yang diciptakan juga meningkat dari 533.737/100 hari kerja pada tahun 1973/74 menjadi 788.150/100 hari kerja pada tahun 1978/79. Demikian pula kegiatan-kegiatan proyek lainnya seperti pengembangan usaha non-pertanian, dengan

53

Page 54: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

pengembangan kredit desa, semuanya memperlihatkan kecenderung- an meningkat selama kurun waktu Repelita II.

b. Program Pembinaan dan Penggunaan Tenaga Kerja. Program ini mencakup beberapa kegiatan seperti Proyek Pengerahan Tenaga Kerja Sukarela (TKS)-BUTSI, Kuliah Kerja Nyata (KKN) , Peman -faatan Anggota ABRI/POLRI, Pembinaan Pengusaha Lemah, Pem-batasan Penggunaan Tenaga Asing, Informasi Tenaga Kerja dan Antar Kerja, dan Perencanaan Tenaga-kerja. Selama Repelita II telah berhasil dikerahkan 5.522 orang TKS-BUTSI dan 21.302 ma -hasiswa dalam rangka KKN. Kegiatan-kegiatan lainnya juga me-ningkat selama kurun waktu Repelita II.

c. Program Pendidikan Tenaga Kerja. Sesuai dengan semakin mening -katnya kegiatan pembangunan di berbagai sektor, maka kegiatan program pendidikan tenaga kerja juga terus meningkat. Daya tam-pung Pusat Latihan Kejuruan (PLK) secara keseluruhan meningkat dari 236 orang per angkatan pada tahun l974/75 menjadi 700 orang per angkatan pada akhir Repelita II. Dalam hubungan ini dilatih 102.470 orang selama turun waktu Repelita II di pusat-pusat latihan industri, pertanian, manajemen dan unit latihan keliling. Selain itu dalam rangka usaha penyempurnaan klasifikasi pekerjaan telah disusun 1.578 jabatan standar yang dihimpun dalam buku Klasifi -kasi Jabatan Indonesia (KJI).

d. Program Pembinaan Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja. Program ini bertujuan untuk membina hubungan perburuhan yang harmonis antara buruh dan pengusaha dan meningkatkan perlin-dungan bagi tenaga kerja.

Kegiatan-kegiatan dalam program ini antara lain mencakup per -baikan peraturan pengupahan, penyempurnaan dan perluasan perjanji -an kerja bersama (PKB) dan perbaikan jaminan sosial. Selama Repelita II telah ditetapkan upah minimum di beberapa propinsi. Jumlah PKB pada tahun 1974/75 tercatat 22 buah yang meliputi 64 perusahaan. Pada akhir Repelita II, tahun 1978/79, secara kumulatif jumlah PKB dan perusahaan yang dicakup meningkat, masing-masing 696 PKB dan 1.900 perusahaan. Jumlah perusahaan yang menjadi peserta asuransi

54

Page 55: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

sosial tenaga kerja (ASTEK) juga cenderung meningkat. Pada tahun 1978/79 tercatat 3.737 perusahaan yang telah menjadi peserta ASTEK dengan jumlah buruh 915.248 orang.

Pembangunan Daerah, Pedesaan dan Kota yang dilaksanakan dalam Repelita II merupakan lanjutan dan peningkatan pembangunan yang telah dilaksanakan sejak Repelita I. Untuk menjamin agar pem-bangunan nasional dapat berjalan dengan serasi telah diusahakan kese-larasan antar pembangunan sektoral dan pembangunan regional (da-erah). Dalam Repelita II peningkatan pembangunan sektoral yang ter-sebar di seluruh daerah, sejauh mungkin telah dikaitkan dengan usaha pembangunan daerah yang masing-masing mencakup berbagai sektor. Di samping itu selama Repelita II telah pula diusahakan keserasian bagi pertumbuhan antar daerah, yang antara lain dilakukan dengan memberikan bantuan dan rangsangan melalui berbagai program Inpres. Usaha-usaha pembangunan tersebut telah berhasil serta menampakkan kemajuan yang cukup menggembirakan dan telah mulai dirasakan di seluruh tanah air.

Kemajuan-kemajuan pembangunan yang telah dicapai dalam ber-bagai bidang di daerah dimungkinkan antara lain berkat meningkatnya kemampuan perencanaan oleh Bappeda. Bappeda telah diberi wewe-nang untuk mengkoordinasikan semua kegiatan perencanaan di dalam lingkungan masing-masing daerah. Kemampuan koordinasi perencanaan telah berkembang dengan baik, sehingga sebagian besar daerah-daerah telah mampu menyusun program dan proyek-proyek yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan masing-masing daerah.

Untuk mengusahakan adanya keserasian pembangunan baik antar sektor di sesuatu daerah, maupun antar daerah yang bertetangga di dalam suatu wilayah pembangunan utama, sejak tahun 1976/77 telah dilaksanakan konsultasi regional di masing-masing pusat wilayah pe -ngembangan utama. Melalui forum konsultasi tersebut berkembang hu-bungan timbal balik baik antar sektor, antar daerah, maupun antar sek -tor dan daerah.

Selama Repelita II pemerataan kegiatan pembangunan telah diu-sahakan secara terus menerus, melalui berbagai kegiatan pembangunan.

55

Page 56: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Selain daripada itu pemerataan juga didorong melalui berbagai program Inpres. Melalui program Inpres telah berhasil dibangun bermacam-macam proyek baik ekonomi maupun sosial budaya, yang tersebar se-cara merata di seluruh tanah air. Selain itu penyediaan dana melalui berbagai program Inpres menjadi sangat penting karena dengan demi - kian hal-hal yang tidak atau belum terjangkau oleh kegiatan pemba -ngunan pemerintah pusat, dapat segera dilakukan oleh Pemerintah Daerah sendiri, baik yang berbentuk pembangunan maupun yang ber -bentuk pemeliharaan.

Dalam Repelita II program-program yang erat hubungannya de - ngan pencapaian tujuan peningkatan pembangunan daerah yang serasi dan seimbang serta yang sekaligus dapat juga menunjang usaha pem-binaan integrasi Nasional, antara lain adalah program bantuan pemba-ngunan Daerah Tingkat I, program bantuan pembangunan Daerah Tingkat II serta program bantuan pembangunan Desa.

Bantuan pembangunan Daerah Tingkat I dalam pelaksanaan tahun pertama Repelita II (1974/75) berjumlah Rp 43,95 milyar dengan jumlah minimum Rp 500 juta. Untuk mempercepat laju pembangunan di daerah, setiap tahun jumlah Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I terus ditingkatkan. Dari tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1978/79 seluruh Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I berjumlah Rp 317,362 milyar. Pada tahun 1978/79 ditetapkan bantuan minimum sebesar Rp 2 milyar. Selama Repelita II seluruh bantuan direncanakan ber -jumlah Rp 367,8 milyar. Dalam waktu lima tahun (1974/75 - 1978/79) proyek-proyek yang dilaksanakan seluruhnya berjumlah 10.004 buah proyek, yang terdiri atas 2.247 buah proyek dalam lingkungan sekre -tariat daerah; 2.038 buah proyek pekerjaan umum; 2.584 buah proyek pertanian; 239 buah proyek perhubungan dan pariwisata; 301 buah proyek pertambangan, perindustrian dan perekonomian; 1.569 buah proyek sosial budaya; 161 buah proyek pembangunan desa; dan 865 buah proyek lainnya.

Untuk proyek-proyek yang ditetapkan secara pasti telah dilakukan pemeliharaan jalan propinsi sepanjang 73.603 km serta pemeliharaan jembatan sepanjang 169.472 m, perbaikan dan penyempurnaan irigasi berupa perbaikan bendungan sebanyak 1.709 buah, waduk 2.103 buah,

56

Page 57: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

saluran sepanjang 1.888 km, sejumlah bangunan irigasi lainnya, serta eksploitasi dan pemeliharaan pengairan.

Pembangunan daerah Irian Jaya selama Repelita II ditangani se -cara khusus, mengingat kondisi dan keadaan daerah tersebut. Dengan cara yang demikian daerah Irian Jaya telah dapat berkembang dan se -cara berangsur-angsur meningkat setaraf dengan daerah-daerah lain. Selama Repelita II seluruh anggaran pembangunan yang disediakan untuk pembangunan Irian Jaya berjumlah Rp 41,325 milyar dan telah digunakan antara lain untuk peningkatan 10 buah lapangan terbang, perbaikan dan pembangunan beberapa pelabuhan dan dermaga laut, perbaikan/pembangunan jalan baru sepanjang 160 km, pembangunan 10 buah jembatan, serta peningkatan fasilitas lainnya seperti air minum , tenaga listrik serta kegiatan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.

Pembangunan Daerah Timor Timur yang telah dimulai sejak tahun 1976/77 juga ditangani secara khusus. Kegiatan-kegiatan pem-bangunan yang dilaksanakan dalam 3 tahun ini bersifat rehabilitasi dan peningkatan di samping pembangunan baru prasarana dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perhubungan, produksi, dan kesejah -teraan sosial lainnya. Anggaran pembangunan yang disediakan selama 3 tahun tersebut (1976/77 — 1978/79) adalah Rp 15,122 milyar, antara lain digunakan untuk pengaspalan jalan Dili — Ermera, Bancan — lapangan terbang, Matoain — Meliana serta kegiatan-kegiatan lainnya baik fisik maupun sosial-budaya.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II yang dilaksanakan selama Repelita I dan Repelita II memberikan bantuan per kapita yang terus meningkat setiap tahunnya. Dalam tahun 1973/74 besarnya bantuan adalah Rp 150, per kapita, dengan bantuan minimum per kabupaten sebesar Rp 12 juta. Dalam tahun 1978/79 jumlah bantuan naik menjadi Rp 450 per kapita dengan bantuan minimum sebesar Rp 50 juta.

Selama Repelita II. (1974/75 -- 1978/79) seluruh bantuan Pem -bangunan Daerah Tingkat II berjumlah Rp 302,9 milyar sedangkan menurut rencana disediakan sebesar Rp 457.792 milyar. Proyek-proyek yang dilaksanakan selama Repelita 1I (1974/75 — 1978/79)

57

Page 58: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

berjumlah 18.442 buah yang meliputi perbaikan, peningkatan, pemba-ngunan baru jalan sepanjang 35.403 km; perbaikan jembatan dengan jumlah panjang seluruhnya 104.922 m; perbaikan bangunan dan sa -luran irigasi untuk mengairi sawah seluas 586.545 ha dan berbagai fasilitas penting lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat baik untuk kegiatan ekonomi maupun untuk lingkungan hidup mereka yang ber -penghasilan rendah di daerah perkotaan dan pedesaan.

Bantuan Pembangunan Desa yang pada tahun 1969/70 berjumlah Rp 100.000 per desa, telah meningkat menjadi Rp 350.000 per desa dalam tahun 1978/79. Selama Repelita II (1974/75 — 1978/79) seluruh bantuan Pembangunan Desa berjumlah Rp 94.252 milyar dan besar -nya swadaya masyarakat ialah Rp 105.909 milyar. Dengan dana ter -sebut telah dapat dilaksanakan proyek-proyek prasarana produksi (76.217 buah proyek) perhubungan (142.360 buah proyek), pemasaran (15.242 buah proyek) dan prasarana social lainnya (III.586 buah proyek).

Kegiatan pembentukan dan pembinaan Unit Daerah Kerja Pem-bangunan (UDKP) dan Lembaga Sosial Desa (LSD), terus ditingkatkan. Selama Repelita II telah dibentuk sebanyak 873 UDKP, sedangkan perkembangan LSD sampai dengan tahun 1978/79 telah mencapai jumlah 57.639 buah. Dalam pada itu kegiatan resettlement desa dan pemugaran perumahan desa terus ditingkatkan.

Dengan makin meningkatnya jumlah dana pembangunan yang di-salurkan kepada Pemerintah Daerah, telah diusahakan peningkatan kemampuan perencanaan BAPPEDA dan aparatur pemerintah daerah lainnya melalui bermacam-macam kursus, pendidikan, latihan dan seminar, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat maupun oleh Pemerintah Daerah sendiri.

Demikian pula pembangunan prasarana fisik pemerintahan, seper- ti kantor, mobilitas, dan perumahan untuk para karyawan/pegawai ditingkatkan secara berangsur-angsur.

Pembinaan tata-ruang yang teratur dan tertib yang dilaksanakan selama Repelita II merupakan kelanjutan kegiatan-kegiatan yang telah

58

Page 59: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dirintis selama Repelita I. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi tata-guna tanah, tata-kota dan daerah, dan tata-agraria.

Selama Repelita II telah banyak dilakukan penelitian regional dan daerah. Penelitian-penelitian tersebut pada umumnya merupakan kegiatan lanjutan sejak Repelita I. Kegiatan penelitian tersebut antara lain meliputi pola tata-desa, hukum pertanahan, resettlement desa, pemerintahan dalam negeri, dan struktur organisasi pemerintah kota.

Juga telah dilakukan berbagai studi pengembangan regional, bebe -rapa antaranya telah selesai, antara lain studi pengembangan regional Sulawesi, Indonesia Bagian Timur, Studi pengembangan Jawa phase I. Studi-studi pengembangan regional yang telah selesai telah sangat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan di daerah.

Perhatian khusus telah diberikan kepada daerah-daerah yang re-latif ketinggalan melalui serangkaian program pengembangan wilayah, antara lain untuk daerah-daerah Madura. Kendari Selatan. Indramayu, Taburana (Bali), Gunung Kidul, dan Kulon Progo.

Di bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ditingkatkan terus berbagai kegiatan pembangunan di bidang bimbingan dan penerangan agama selama lima tahun ini. Sejak Repe lita II telah diusahakan pengintegrasian dan penyerasian kegiatan pe-nerangan agama dengan kegiatan penerangan pada umumnya, seperti usaha pemanfaatan mass media, seni budaya, kepramukaan dan lain sebagainya. Untuk menemukan metode dan sistem penerangan agama yang sesuai bagi pembinaan suku terasing dan transmigran serta para remaja, telah dilakukan pula studi khusus di berbagai daerah.

Sejak tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1978/79 telah diberi bimbingan agama Islam kepada 1.787 kelompok karyawan dan 2.417 kelompok lainnya terdiri dari suku terasing, transmigran dan kelompok remaja serta kelompok khusus, di samping penyediaan buku/brosur agama sebanyak 6,8 juta eksemplar dan 84,6 ribu buah paket dakwah. Demikian pula telah disediakan berbagai jenis peralatan penerangan audio-visuil.

Kegiatan penerangan dan dakwah agama Kristen Protestan di -arahkan untuk lebih meluaskan pengetahuan agama bagi mereka yang

59

Page 60: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

telah mendapat bimbingan dan penyuluhan sebelumnya. Sejak 1974/ 75 sampai dengan 1978/79 telah dilaksanakan bimbingan agama ke - pada 119 kelompok suku terasing dan transmigran serta penyediaan 154,7 ribu brosur agama serta 11,8 ribu buah paket dakwah.

Kegiatan penerangan agama Katolik meliputi usaha bimbingan agama kepada 74 kelompok suku terasing dan transmigran di samping penyediaan sejumlah buku penuntun agama sebanyak 150 ribu buku penuntun agama dan 4.340 buah paket dakwah.

Kegiatan penyuluhan/bimbingan agama Hindu dan Budha telah menjangkau 55 kelompok suku/masyarakat terasing, disertai dengan penyediaan 84,1 ribu eksemplar buku penuntun agama dan 6.680 buah paket dakwah.

Dalam rangka mendorong kegairahan penghayatan kehidupan beragama. telah diselenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) secara berkata: dalam tahun 1977 diselenggarakan di kota Menado.

Penyelenggaraan mimbar-mimbar Agama dan Kepercayaan ter -hadap Tuhan Yang Maha Esa di TV sangat bermanfaat sebagai usaha penerangan dan bimbingan agama untuk berbagai golongan umat ber -agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ter -masuk bagi para pemuda dan remaja.

Terutama kepada kelompok-kelompok masyarakat yang lemah keadaan social ekonominya telah diberikan bantuan pembangunan atau. rehabilitasi tempat-tempat peribadatan sehingga dapat disediakan sarana atau tempat peribadatan yang layak.

Dalam Repelita II telah diberikan bantuan untuk melanjutkan perluasan atau perbaikan kembali 1.223 buah tempat peribadatan yang. terdiri dari 1.048 mesjid, 63 gereja Kristen Protestan, 60 gereja Katolik , 43 pura Hindu dan 9 Wihara Budha.

Bantuan pembangunan atau rehabilitasi/perluasan tempat-tempat peribadatan yang telah diberikan itu telah merangsang kegiatan swadaya masyarakat sendiri untuk memenuhi makin meningkatnya kebutuhan akan tempat ibadah antara lain karena perkembangan dae -rah pemukiman baru dan bertambah besarnya jumlah penduduk usia remaja. Demikianlah, kalau pada tahun terakhir Repelita I jumlah

60

Page 61: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

tempat ibadah adalah sebanyak 413 ribu buah, ternyata pada akhir Repelita II telah meningkat menjadi hampir 469 ribu buah.

Dalam pada itu pembangunan Mesjid Istiqlal telah dilanjutkan, sehingga pada bulan Pebruari 1978 telah dapat diresmikan pengguna-annya untuk tempat peribadatan dan berbagai kegiatan beragama lain -nya. Penyelesaian seluruhnya akan terus dilaksanakan agar dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan umat Islam yang lebih luas lagi, seperti meluaskan dakwah, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi agama dan sebagainya.

pembangunan Balai Nikah dan Balai Sidang Pengadilan Agama ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 dan untuk menyelesaikan perkara-perkara nikah, talak, rujuk dan perceraian di kalangan masyarakat Islam.

Selama Repelita II telah dibangun 250 buah Balai Nikah, 160 buah Balai Sidang Pengadilan Agama serta telah ditatar 1,5 ribu Hakim Agama dan Panitera, di samping 4.782 petugas NTCR/BP4.

Pengadaan kitab suci yang diusahakan dalam rangka pembangun-an di bidang agama, kecuali untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kitab suci, juga dimaksudkan untuk merangsang dan memberikan bimbingan kepada masyarakat, khususnya para ahli dan penerbit, untuk senantiasa mengembangkan metode penafsiran kitab suci yang dapat memudahkan dan menarik perhatian masyara- kat dalam mempelajari ajaran agama masing-masing.

Sejak tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 telah disediakan dan disebarkan sejumlah 3.238.275 buah kitab suci dari berbagai golongan agama, terdiri dari :(a) Kitab suci umat [slam sebanyak 2.694.170 buah;

(b) Kitab suci umat Kristen Protestan sebanyak 192.555 buah;

(c) Kitab suci umat Katolik sebanyak 77.650 buah;

(d) Kitab suci umat Hindu/Budha sebanyak 40.300 buah.

61

Page 62: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Dengan hasil pelaksanaan tersebut maka jumlah-jumlah sasaran Repelita II mengenai penyediaan kitab suci berbagai agama, yaitu 2.062.000 buah, sudah jauh terlampaui.

Penyempurnaan pemberian fasilitas dalam rangka peningkatan pelayanan perjalanan haji antara lain dilakukan melalui pemberian bantuan pembangunan asrama haji, yang dari tahun ke tahun terus ditingkatkan.

Kecuali itu untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan para jemaah haji, setiap tahun diterbitkan buku-buku/pedoman tatacara ibadah haji, di samping diberikan bimbingan ibadah haji sebelum meninggalkan daerah dan tempat tinggal masing-masing ke kota-kota pelabuhan tempat pemberangkatan jemaah haji menuju Tanah Suci Mekkah.

Usaha-usaha pembangunan untuk meningkatkan suasana keru-kunan hidup antara umat beragama dan penganut kepercayaan ter -hadap Tuhan Yang Maha Esa dari berbagai golongan agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terutama dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (a) Mengada-kan dialog antara pemuka-pemuka agama dari berbagai golongan agama dan penganut kepercayaan di daerah yang bersangkutan; (b) Bantuan kepada sejumlah lembaga keagamaan swasta dan sekaligus usaha-usaha mereka diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang terciptanya suasana kerukunan hidup di antara para pe -meluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; dan (c) Usaha-usaha bimbingan aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mengarahkan kepada tata hidup dan sikap yang sesuai dengan tujuan pembangunan.

Pembinaan pendidikan agama di semua tingkat terutama diarah -kan untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan perguruan-perguruan agama.

Dalam lima tahun terakhir ini telah direhabilitasi 120 buah madra-sah ibtidaiyah negeri. Di samping itu telah diperbaiki kembali 15.060 madrasah ibtidaiyah swasta dalam rangka program Bantuan Pemba-

62

Page 63: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

ngunan Sekolah Dasar, di samping pengangkatan 31 ribu guru agama pada SD.

Sejak tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 telah diperbaiki kem-bali 41 buah madrasah tsanawiyah negeri, di samping bantuan rehabi -litasi diberikan pada 113 buah madrasah tsanawiyah swasta.

Selanjutnya, sebagai bantuan untuk mengembangkan pondok pesantren telah disediakan 595 unit alat ketrampilan, bantuan penye -diaan bengkel kerja pada 87 pondok pesantren serta rehabilitasi/per -luasan kepada 37 buah pondok pesantren lainnya, di samping penye -diaan buku ketrampilan untuk 1,7 ribu pondok pesantren.

Untuk peningkatan mutu madrasah aliyah negeri, telah dibangun 35 madrasah aliyah dan rehabilitasi 17 madrasah aliyah lainnya.

Di samping itu telah pula direhabilitasi 168 PGAN (163 PGAN Islam, 3 PGAN Hindu, dan 2 PGAN Kristen). Juga telah disediakan 198 ribu buku pedoman bagi guru dan murid pada PGAN Islam. Bantuan telah diberikan pula pada PGA Swasta Katolik dan Seminari Menengah.

Peningkatan pembinaan perguruan tinggi agama dilakukan antara lain melalui pengaturan kembali jumlah fasilitas di lingkungan IAIN yang semula berjumlah 104 buah yang berinduk pada 14 IAIN. Sejak dilakukannya pengaturan kembali tersebut jumlah fakultas men -jadi 82 buah. Usaha pembinaan lainnya adalah peningkatan mutu staf penga jar melalui studi pasca sarjana yang diikuti oleh 278 dosen; di samping usaha secara bertahap melengkapi sarana dan fasilitas yang dibutuhkan di antaranya pembangunan 381 ruang kuliah, perpustakaan dan laboratorium serta penyediaan 105 ribu buku ilmu pengetahuan.

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1973 telah digaris -kan kebijaksanaan dasar di bidang pembangunan pendidikan yang kemudian dijabarkan menjadi serangkaian kebijaksanaan pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda untuk pelaksanaan Repelita II yaitu : perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan, pengem-bangan sistem pendidikan yang lebih mendukung pembangunan, pe -

63

Page 64: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

mantapan pendidikan di luar sekolah dan perluasan partisipasi ge- nerasi muda dalam proses pembangunan.

Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar pada Sekolah Dasar dilakukan melalui pelaksanaan Instruksi Presiden tentang Pro-gram Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar ("Inpres SD") yang telah dimulai menjelang akhir Repelita I (triwulan IV tahun 1973/74). Se-lama Repelita II telah dibangun 31 ribu buah gedung SD baru masing-masing dengan 6 ruang kelas dan satu ruang guru, di samping penam-bahan 15 ribu ruang kelas baru pada SD yang sudah ada serta rehabi -litasi sebanyak 56.000 gedung sekolah, yaitu 33.600 SD Negeri, 7.340 SD Swasta dan 15.060 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Hal ini berarti bahwa selama Repelita II telah tersedia tambahan tempat belajar pada SD Negeri untuk sekitar 8,0 juta murid baru. Hasil usaha tersebut adalah sepadan dengan perkembangan jumlah murid SD sejak 1973/ 74 sampai dengan awal Repelita III (tahun ajaran 1979/80), yaitu yang menunjukkan pertambahan murid sekitar 8,1 juta.

Sebagai hasil usaha perluasan kesempatan belajar pada SD selama Repelita II, maka jumlah murid SD telah meningkat dari 13,1 juta pada tahun 1973/74 menjadi 19,1 juta menjelang akhir Repelita II (tahun ajaran 1978/79) dan diperkirakan menjadi sekitar 21,2 juta pada tahun ajaran 1979/80 sebagai tahun awal Repelita III. (Kenaikan jumlah murid untuk tahun 1979/80 yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya ialah karena perpanjangan tahun ajaran 1978/79 sehingga lebih banyak lagi anak yang mencapai umur 7 tahun sebagai usia memasuki SD pada tahun ajaran 1979/80). Dalam jumlah 21,2 juta murid SD pada tahun ajaran 1979/80 itu termasuk 17,9 juta murid yang berusia 7 — 12 tahun, yang berarti 82,1% dari seluruh anak kelompok usia 7 — 12 tahun yang berjumlah 21,8 juta pada tahun 1979. Di samping itu pada tahun 1979 terdapat pula sekitar 3,0 juta murid Madrasah Ibtidaiyah, termasuk di dalamnya sekitar 2,53 juta murid berusia 7 -- 12 tahun yang berarti 11,6% lagi dari seluruh anak kelompok usia 7 — 12 tahun. Dengan demikian maka pada awal Repelita III (tahun ajaran 1979/80) sekitar 93,7% dari seluruh kelom -pok usia 7 — 12 tahun sudah mendapat kesempatan belajar di pendi -dikan dasar (82,1% pada SD dan 11,6% pada MI). Hal ini berart i

64

Page 65: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

melampaui sasaran Repelita II yang direncanakan untuk menampung sebesar 85,2% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun.

Untuk memenuhi keperluan penambahan guru dan tenaga lainnya dengan adanya pembangunan gedung-gedung SD tersebut di atas, sejak tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 telah dilaksanakan peng-angkatan 263 ribu guru dan tenaga lainnya pada SD, yaitu 197 ribu guru kelas, 6.150 kepala sekolah, 31 ribu guru agama dan 28.850 penjaga sekolah.

Dalam rangka pemanfaatan buku pelajaran pokok baru yang telah dibakukan, selama Repelita II telah ditatar sekitar 634 ribu guru kelas rata-rata dua kali sesuai dengan bidang-bidang studinya masing-masing, selain penataran untuk sekitar 34 ribu pembina SD.

Jumlah buku pelajaran pokok (Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial) termasuk buku pedoman guru yang telah/sedang dicetak dan dibagikan kepada se- mua SD (Negeri dan Swasta) selama Repelita II berjumlah lebih dari 272,8 juta buku, termasuk 105,8 juta buah pada tahun 1978/79. De -ngan demikian maka sasaran semula Repelita II, yaitu 179 juta buku pelajaran pokok untuk SD, telah jauh dilampaui.

Untuk lebih meningkatkan mutu pelajaran telah diusahakan pula pengadaan buku bacaan/perpustakaan untuk SD (Negeri dan Swasta). Sejak tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1978/79 telah/sedang di -sediakan lebih dari 38,8 juta buku bacaan anak-anak/perpustakaan termasuk 8,5 juta buku pada tahun 1978/79.

Perluasan daya tampung pada SLTP, khususnya SMP, antara lain diusahakan melalui pembangunan 352 gedung baru SMP (dengan rata-rata 10 ruang kelas) dan penambahan 4.450 ruang kelas baru pada SMP yang sudah ada, sehingga keseluruhannya ekivalen dengan pembangunan baru 797 gedung sekolah.

Pertambahan jumlah murid pada SLTP yang semula diperkira- kan 520 ribu selama Repelita II telah jauh terlampaui. Dalam ke -nyataannya jumlah murid SLTP telah meningkat dari 1.535,7 ribu pada tahun 1973 (termasuk didalamnya 1.206,6 ribu di SMP) men- jadi 2.674,0 ribu (termasuk 2.217,0 ribu murid SMP) pada tahun

65

Page 66: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

1978. Hal ini berarti pertambahan sejumlah 1.138,3 ribu murid untuk SLTP secara keseluruhan. Pada SMP raja kenaikannya sebanyak 1.064,5 ribu murid. Sedangkan untuk SMP Kejuruan/Teknik kenaikannya 74,1 ribu murid.

Sejalan dengan peningkatan daya tampung pada SMP maka se-lama Repelita II jumlah guru SMP telah naik dari 47,6 ribu tenaga pada tahun 1973 menjadi 68,3 ribu pada tahun 1978 yang berarti kenaikan dengan 20,6 ribu guru. Sebagian besar dari guru baru ini adalah hasil PGSLP sebagai pendidikan khusus selama satu tahun setelah SMA dan yang sejak tahun 1976/77 telah menghasilkan 15,8 ribu lulusan.

Selama 2 tahun pertama Repelita II semua gedung SMP negeri telah direhabilitasi dengan sekaligus diberikan tambahan ruangan praktek atau laboratorium IPA lengkap beserta peralatannya. Dengan demikian maka 1.754 buah SMP Negeri, termasuk 1.417 buah yang sudah ada pada awal Repelita II, telah memiliki ruang dan peralatan laboratorium praktek IPA, di samping 26 SMP Swasta yang telah pula mendapatkan bantuan peralatan laboratorium dan 9 Balai Pe- nataran Guru (BPG).

Penataran Guru dan tenaga pendidikan lainnya selama Repelita II telah mencakup sejumlah 10,6 ribu guru dalam berbagai bidang studi/mata pelajaran, serta 1,5 ribu kepala sekolah dalam pengelolaan pelaksanaan Kurikulum 1975. Untuk menunjang kegiatan penataran ini telah dibangun 9 BPG (3 BPG Nasional dan 6 BPG Regional). Sedangkan dalam rangka pemerataan tenaga guru telah dipindahkan sejumlah 1.866 guru.

Sesuai dengan sasaran yang direncanakan dalam Repelita II, pe -nyediaan buku mata pelajaran yang telah/sedang dilaksanakan selama Repelita II mencapai 40 juta buku pelajaran (Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Selanjutnya telah disediakan 3,6 juta buku perpustakaan bacaan remaja juga untuk SMA, di sam -ping sekitar 2 juta buku ketrampilan.

Semula diperkirakan bahwa keseluruhan murid SLTA yang pada tahun 1973 berjumlah 686,5 r ibu akan mencapai 886,0 r ibu pada

66

Page 67: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

tahun 1978, yang berarti kenaikan sebanyak 199,5 ribu. Dalam kenya -taannya jumlah murid SLTA mencapai 1.290,0 ribu pada tahun ajaran 1978/1979, yaitu kenaikan sebanyak 603,3 ribu.

Sebagaimana halnya dengan pembinaan SMP, perluasan daya tampung SMA dilakukan melalui pembangunan gedung sekolah baru dan penambahan ruang kelas pada sekolah yang sudah ada. Selama Repelita II telah dibangun 86 gedung baru SMA (dengan masing-ma-sing 15 ruang kelas) dan 998 ruang kelas baru sebagai tambahan, sehingga keseluruhannya ekivalen dengan 152 gedung SMA. Di sam-ping itu keseluruhan 426 gedung SMA yang ada pada awal Repelita II telah mengalami rehabilitasi.

Sesuai dengan penambahan fasilitas belajar telah dapat diusaha -kan tambahan guru baru sebanyak 5,5 ribu sehingga jumlah guru telah meningkat dari 12,9 ribu pada tahun 1973 menjadi 18,4 ribu pada tahun 1978. Dalam rangka memenuhi kebutuhan guru, PGSLA sebagai bentuk pendidikan khusus untuk Sarjana Muda menjadi guru SMA telah menghasilkan sejumlah 2,9 ribu lulusan sejak didirikannya dalam tahun 1977/78.

Pengadaan ruang-ruang laboratorium IPA beserta peralatannya telah dilakukan pada 491 SMA termasuk 8 Proyek Perintis (BPSP), di samping bantuan peralatan untuk 32 SMA swasta.

Buku pelajaran pokok yang telah/sedang disediakan untuk SMA adalah sekitar 12,0 juta. Sedangkan guru dan tenaga pendidikan lain -nya yang telah ditatar meliputi 6,4 ribu guru termasuk 590 kepala sekolah, 481 instruktur guru SLU (SMP dan SMA) dan 356 pembina SLU. Dalam rangka pemerataan tenaga telah dipindahkan 156 guru SMA.

Untuk pembinaan pendidikan teknologi 8 proyek perintis STM (4 tahun) terus dikembangkan. Begitupun halnya dengan 9 Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT) yang masing-masing menunjang 3 — 4 buah STM sekitarnya untuk menghasilkan juru-teknik dalam jurusan bangunan, mesin konstruksi, otomotif, listrik dan elektronika. Di sam -ping itu pembinaan terus menerus ditingkatkan pula terhadap sejumlah 80 STM lainnya, 8 Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP),

67

Page 68: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

4 STM khusus (Grafika, Perkapalan, Perikanan Laut dan Penerbang -an), 6 Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMTK), 7 Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK), 7 Sekolah Mene-ngah Pekerjaan Sosial (SMPS) dan 12 berbagai Sekolah Menengah Ke-senian.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan teknologi dilakukan pula pembakuan kurikulum, penataran 3,2 ribu guru dan pembina sekolah lainnya serta mengusahakan penyediaan 5 juta buku pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam hubungan ini kerjasama dengan sektor industri mulai ditingkatkan. Untuk menghasilkan jumlah guru yang bermutu maka FKIT-IKIP di Padang dan Yogyakarta sedang di -kembangkan, demikian pula pusat penataran guru teknologi di Ban-dung.

Mengenai pendidikan tenaga menengah di bidang ekonomi telah dilakukan pembinaan terhadap 100 SMEA Pembina (4 tahun). Usaha ini ditujukan agar dapat menghasilkan tenaga pengatur tata usaha dan pembukuan. Pembukuan kurikulum dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan SMEA. Demikian pula halnya dengan penataran ter-hadap 1,2 ribu guru kejuruan ekonomi, khususnya guru praktek SMEA Pembina. Untuk melengkapi bahan pelajaran telah/sedang diusahakan tersedianya 4,7 juta buku pelajaran kejuruan ekonomi.

Untuk mengembangkan pembinaan pendidikan guru, khususnya untuk meningkatkan mutu dan sekaligus meningkatkan jumlah lulusan SPG, telah dilakukan rehabilitasi dan perluasan SPG beserta asrama sesuai dengan kebutuhan daerah. Dalam rangka ini terhadap 64 SPG, 1 SGPLB dan 12 SGO selama lima tahun telah dilaksanakan rehabili-tasi, penambahan ruang belajar, perluasan ruang administrasi, perluasan asrama siswa dan pembangunan rumah kepala sekolah dan rumah pen -jaga sekolah.

Selanjutnya juga telah diterbitkan sebanyak 3,2 juta buku pelajaran dan telah ditatar sejumlah 2,7 ribu guru dan tenaga teknis lainnya. Usaha penataran telah ditunjang oleh 8 Balai Penataran Guru (BPG) termasuk 1 BPG Tertulis. Di samping itu mutu pendidikan guru SPG sedang ditingkatkan melalui pusat-pusat sumber belajar pada 10 IKIP

68

Page 69: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dan 5 FKG yang dilengkapi dengan peralatan audiovisual dan labora -torium.

Kecuali itu telah diadakan ruang laboratorium IPA beserta per -alatannya bagi 82 SPG, disamping disediakan pula alat pelajaran IPA untuk 50 SPG, alat pelajaran matematika untuk 190 SPG dan penga -daan alat pelajaran IPS untuk 90 SPG, serta alat kesenian, olah raga dan keterampilan untuk 190 SPG dan 42 SGO.

Pengadaan ruang perpustakaan dan ruang workshop telah dilaku-kan untuk 36 SPG, sedangkan pengadaan buku perpustakaan mencapai 239,5 ribu eksemplar, yaitu untuk 204 SPG, meliputi 105 judul dengan masing-masing sekitar 10 eksemplar.

Di bidang pendidikan tinggi selama Repelita II telah dilakukan pembangunan baru fasilitas belajar pada 47 Universitas/Institut/Sekolah Tinggi Negeri seluas lebih dari 155,8 ribu m 2 ruang kuliah/kantor; 82,1 ribu m2 ruang laboratorium dan 10,5 ribu m2 ruang perpustakaan, di samping rehabilitasi lebih dari 43,8 ribu m 2 ruang kuliah/kantor; 13,8 ribu m2 ruang laboratorium dan 21,1 ribu m 2 ruang perpustakaan. Dengan demikian telah diusahakan perluasan-perluasan prasarana melalui pembangunan gedung baru seluas 248,4 ribu m2, di samping pemantapan fasilitas yang ada melalui rehabilitasi seluas 78,7 ribu m2. Selanjutnya telah dibangun 959 buah rumah staf pengajar. Kecuali itu telah dimulai pembangunan kampus baru untuk beberapa universitas yang sangat memerlukannya.

Jumlah mahasiswa telah meningkat dengan 128 ribu, yaitu dari 196 ribu pada tahun 1973/74 menjadi 324 ribu pada tahun 1978/79.

Dalam rangka meningkatkan mutu, perhatian khusus telah diberi -kan pada kelengkapan peralatan laboratorium, terutama di bidang tek-nologi dan ilmu alam, baik untuk keperluan pendidikan mahasiswa maupun untuk tugas penelitian bagi doyen. Di samping itu telah dise -diakan 107,2 ribu tambahan buku perpustakaan.

Selama Repelita II, sebanyak 8,9 ribu staf pengajar telah memper -oleh kesempatan mengikuti berbagai penataran/lokakarya untuk ber -bagai bidang ilmu di dalam negeri. Di samping itu sejumlah 932 dosen

69

Page 70: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

sedang mengikuti pendidikan Pasca Sarjana/Doktor, termasuk 478 tena-ga akademis yang mendapat kesempatan melaksanakannya di luar ne -geri. Dalam pada itu, 30 orang Doktor dan 50 Magister telah dihasilkan di dalam negeri serta 24 Doktor (Ph.D) dan 20 M Sc, telah pula ber -hasil dicapai di luar negeri.

Kuliah Kerja Nyata telah diikuti oleh 21,3 ribu orang mahasiswa. Di samping itu telah dapat disediakan 12,4 ribu beasiswa dalam ber- bagai bidang studi yang relatif langka peminatnya.

Selama Repelita II telah dilakukan 2.150 penelitian, di samping telah pula dilaksanakan 18 proyek pengabdian masyarakat.

Melalui program pembinaan bakat dan prestasi, beasiswa diberi- kan kepada siswa. SD, SLTP dan SLTA serta mahasiswa, khususnya siswa dan pelajar yang menunjukkan prestasi tinggi dengan memper-hitungkan keadaan sosial-ekonomi orang tua mereka.

Beasiswa yang mulai diberikan sejak tahun 1974/75 berjumlah 44,5 ribu, yaitu sekitar 20,6 ribu untuk pelajar SD, 9,2 ribu siswa SLTP dan 9,2 ribu SLTA serta 5,5 ribu untuk mahasiswa.

Dalam rangka pendidikan luar sekolah (non-formal) selama Repe-lita II diselenggarakan sejumlah kursus dari berbagai jenis yang telah melibatkan sekitar 837 ribu peserta, di antaranya 579,9 ribu yang mengikuti kursus pengetahuan dasar, 120,1 ribu orang yang mengikuti kursus pendidikan kesejahteraan keluarga dan 54,4 ribu orang meng-ikuti berbagai jenis kursus kejuruan serta 82,5 ribu sebagai pamong kursus pengetahuan dasar/kesejahteraan keluarga. Di samping itu telah ditatar 4,4 ribu tenaga teknis.

Selama Repelita II diterbitkan sebanyak hampir 7,9 juta buku pelajaran termasuk "Paket A" dan 3,3 juta eksemplar buletin. Di sam -ping itu telah disediakan alat perlengkapan pendidikan berupa paket kebutuhan belajar sebanyak 4,6 ribu set, alat praktek kejuruan 323 set, alat praktek pendidikan kesejahteraan keluarga 325 set dan alat penyuluhan sebanyak 3,7 ribu buah. Latihan calon pembimbing dilaksanakan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang telah berjumlah 153 buah di seluruh Indonesia.

70

Page 71: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Bantuan aktivitas Pramuka dalam Repelita II telah dimanfaatkan untuk membangun 27 buah Gedung Cadika; menyelenggarakan Kursus Mahir II, Pelatih Dasar untuk 1.525 orang; Perpanitera Raimuna de -ngan peserta sebanyak 10.000 orang; Musyawarah Nasional untuk 400 orang; Perkemahan Wirakarya untuk 5.000 orang dan Lomba tingkat Penggalang untuk 27 Kwartir Daerah. Di samping itu Gerakan Pra -muka telah pula menyelenggarakan Raimuna 1978 yang telah diikuti oleh lebih dari 10 ribu peserta.

Bantuan KNPI telah dimanfaatkan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang meliputi lokakarya tentang lembaga studi kewanitaan untuk 85 orang, penataran anggota DPP untuk sebanyak 20 orang, Rapat Kerja Nasional untuk 600 orang; Kaderisasi untuk 60 orang; Bantuan Pendidikan Kader Pemuda Tingkat II untuk 11.360 orang; Bantuan Kader Pemuda Tingkat I untuk 780 orang dan Bantuan Kongres Nasional untuk 2.000 orang.

Pembinaan pendidikan olah raga telah dilakukan antara lain me-lalui pengintegrasian SMOA ke dalam pendidikan kejuruan menjadi SGO. Demikian juga STO diintegrasikan menjadi Fakultas Keolahraga -an pada IKIP.

Selama Repelita L1 telah dibangun/direhabilitasi sebanyak 7 STO dan 10 SMOA dan telah ditatar sebanyak 2,4 ribu guru SMOA.

Pertandingan pelajar/mahasiswa melibatkan 240 ribu orang sela-ma lima tahun ini, sedangkan olah raga massal diikuti 173,5 ribu orang.

Di samping itu telah disediakan perlengkapan pendidikan seba-nyak 118 ribu eksemplar.

Bantuan kepada KONI telah dimanfaatkan antara lain untuk penataran pelatih olah raga sebanyak 1,8 ribu orang, penyelenggaraan pemusatan persiapan Asian Games VIII dalam 7 cabang olah raga dan penyelenggaraan PON IX dengan 30 cabang olah raga, pengiriman pelatih olah raga sebanyak 41 orang ke luar negeri, pengiriman pe-serta pertandingan olah raga nasional/internasional dan penyelengga-raan ceramah/workshop/seminar/simposium sebanyak 5 kegiatan.

71

Page 72: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Pengembangan sistem pendidikan bertujuan melakukan pembaha-ruan sistem pendidikan secara menyeluruh ke arah terwujudnya sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien dan relevan dengan tujuan pembangunan dan tujuan nasional. Tujuan ini diusahakan pertama- tama dengan membina dan memantapkan sistem informasi bagi pe -ngelolaan dengan jalan pengumpulan, pengolahan, analisa penyajian dan penyebaran data informasi, statistik dan sebagainya. Informasi ini dipergunakan bagi perencanaan dan pengambilan keputusan lain -nya. sampai saat ini telah dilakukan usaha untuk membina sistem data informasi yang lebih efisien dengan standardisasi laporan, koor -dinasi pengumpulan data, penggunaan komputer dalam pengolahan dan analisa data serta berbagai penataran dalam data informasi .

Usaha kedua adalah dengan jalan melakukan penelitian dan pe -nilaian terhadap sistem pendidikan yang sedang berjalan dengan ha -rapan memperoleh informasi yang dapat dipergunakan untuk perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh. Berbagai penelitian telah dilaku-kan yang mencakup bidang pendidikan dan kebudayaan. Selama Re-pelita II telah disediakan penelitian dan penilaian sebanyak 75 buah Penelitian dan penilaian yang dilakukan mencakup antara lain me ngenai pendidikan non-formal, kurikulum pendidikan guru, pendidikan olah raga, pendidikan kesenian, sejarah pendidikan swasta, kesesuaian sistem pendidikan dengan sektor tenaga kerja, biaya pendidikan, pem -binaan kebudayaan, survai SD kelas VI, pendidikan agama, kebuda -yaan, olah raga dan putus sekolah.

Penilaian dilakukan antara lain terhadap Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, Proyek Paket Baku, STM Pembangunan, Penataran guru IPA SMP, Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar, penataran pengawas dan monitoring pelaksanaan kurikulum 1975 untuk SMP dan SMA.

Usaha lainnya adalah pengembangan berbagai proyek perintis untuk kemudian dilaksanakan sepenuhnya setelah mengalami percoba-an di lapangan dan penyempurnaan selanjutnya. Proyek pengembangan ini mencakup antara lain Proyek Perintis Sekolah Pembangunan di 8 IKIP, perencanaan integral pendidikan daerah di Jawa Timur dan

72

Page 73: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Sumatera Barat, pendidikan luar sekolah dengan mempergunakan si-mulasi di Malang, proyek Pamong di Solo dan Bali, Sistem Kegiatan Belajar Masyarakat di Ujung Pandang dan Indramayu, pengembangan sistem karir dan prestasi kerja dan jaringan penelitian di Sumatera Barat dan Jawa Timur. Di samping itu dikembangkan Proyek Tekno-logi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk mengembangkan radio dan televisi sebagai sarana pendidikan. Ke - cuali itu dilakukan studi pra investasi untuk pengembangan berbagai komponen pendidikan yang mencakup pendidikan guru, pendidikan luar sekolah, paket buku dan pendidikan tinggi.

Tujuan utama dari program penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah kebudayaan nasional dan daerah : ialah untuk menyelamatkan warisan sejarah, khususnya peninggalan pur-bakala di berbagai daerah agar terhindar dari kemusnahan. Warisan sejarah tersebut meliputi senirupa, benda-benda, monumen-monumen, alat perlengkapan rumah tangga dan alat perhiasan tradisional dan lain sebagainya. Untuk dapat memelihara benda-benda warisan se - jarah tersebut pendidikan tenaga arkeologi telah mendapat perhatian yang besar. Di samping itu warisan sejarah tersebut diharapkan dapat merangsang kembali kegairahan kehidupan budaya daerah me-nuju suatu perkembangan kesatuan kebudayaan. Karya seni yang mengungkapkan warisan sejarah, mengandung nilai perjuangan ter -masuk perjuangan wanita, serta kebanggaan nasional telah memper -oleh perhatian, sehingga dapat dihayati pula oleh generasi muda.

Pemugaran Candi Borobudur mengalami kemajuan pesat, se-dangkan sejak Juni 1977 pemugaran dilakukan sepenuhnya oleh tenaga Indonesia. Pada bulan Maret 1979 pekerjaan pembongkaran kembali batu candi pada sisi Utara dan Selatan telah selesai 26.235 m3. Selain itu pemetaan dan pemugaran bekas kraton Mojo-pahit di Trowulan dan Surosoan yaitu bekas ibu kota kerajaan Banten diteruskan pemugarannya.

Guna memperingati seratus tahun Hari Ulang Tahun Kartini telah dilakukan kegiatan antara lain pagelaran kesenian yang di -pusatkan di Jepara dan Rembang.

73

Page 74: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Kegiatan penelitian dan pencatatan kebudayaan daerah selama Repelita II telah mencapai 326 buku/naskah tentang berbagai bidang seperti : sejarah daerah; geografi budaya daerah, ceritera rakyat, ensiklopedia musik, tari dan adat istiadat daerah. Selama Repelita II telah dilaksanakan penataran tenaga peneliti bidang sejarah budaya sebanyak 126 orang, sedangkan penataran tenaga arkeologi sebanyak 50 orang.

Dalam bidang permuseuman selama Repelita II telah dilakukan pembangunan sebuah museum di tiap propinsi Serta rehabilitasi sarana Museum Pusat di Jakarta. Selama Repelita II telah ditingkatkan sarana dan fungsi dari museum-museum di DKI Jakarta (Museum Pusat), Jawa Timur, Bali, DI Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Maluku.

Sedangkan pembangunan museum di propinsi-propinsi lain se - cara bertahap akan diselesaikan. Bantuan-bantuan kepada museum-museum daerah/swasta telah diberikan seperti untuk museum Batik di Pekalongan, Museum Sekolah di Slawi, Museum Guesan Ulun di Sumedang, Museum Sumenep, Museum Bundo Kandung di Bukit-tinggi, Museum Kedaton Ternate, Museum Gowa dan Bone di Sula-wesi Selatan, Museum Tekstil dan Bahari di DKI Jaya.

Sarana Pusat Kebudayaan bertujuan untuk memelihara dan me-ngembangkan berbagai bentuk kesenian tradisional termasuk kese- nian rakyat, sehingga menggairahkan kehidupan seni dan memberi hiburan sehat dan bermutu kepada masyarakat. Selama Repelita II sebanyak 6 Pusat Kebudayaan di Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur telah di -resmikan, sedangkan Pusat Kebudayaan di propinsi lainnya dalam tahap penyelesaian.

Pusat Kebudayaan dimanfaatkan pula sebagai sarana menye -lenggarakan berbagai kegiatan kebudayaan seperti pagelaran, pamer -an, pekan seni. Untuk menunjang kegiatan tersebut diadakan pula pengumpulan dokumentasi data tentang kebudayaan. Pengembangan pemahaman dan penghayatan seni telah dilakukan melalui pagelaran-pagelaran, pengiriman duta seni dalam lomba seni dan lomba vokal

74

Page 75: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

di tingkat propinsi dan nasional serta pengadaan benda seni untuk pameran.

Di bidang pengembangan bahasa dan kesusasteraan telah diter -bitkan berbagai kamus bahasa daerah, seperti kamus Mandar Indo -nesia, bahasa Jawa Banten-Indonesia dan lain-lain. Sementara itu naskah siap cetak yang ada mencakup kamus Ekabahasa Indonesia, kamus Administrasi, kamus Biologi, kamus Geografi, kamus Ilmu Pengetahuan Sosial, kamus Kesenian, kamus Kimia Organik, kamus Kimia Umum, kamus Linguistik, kamus Pertanian, kamus Psikologi dan kamus Sejarah.

Dalam rangka ini telah diterbitkan baik karya sastra klasik dalam bahasa asalnya, maupun transkripsinya ke bahasa Indonesia seperti Centini, Hikayat Putri Gombak Mas (Aceh), Panji Wulung (Jawa Barat), Panji Parangraras (Bali), Bharatayuda, Nitisastra (Jawa), Syair Burung Nuri dan lain-lain guna meningkatkan pengetahuan pelajar dan mahasiswa serta dunia universitas tentang sastra Indo -nesia.

Kegiatan pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan di -tujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan bacaan populer dan seni serta ilmiah di kalangan masyarakat.

Tujuan kegiatan penyelamatan Buku/Naskah berharga dan ter- jemahan Karya Sastra Daerah adalah menyelamatkan buku dan naskah klasik atau yang hampir punah dengan jalan membeli, mem-buat mikrofilm dan menerbitkannya kembali dalam bahasa Indonesia.

Kegiatan yang telah dilakukan adalah membeli beberapa naskah bahasa sastra kuno (klasik) serta menerbitkan kembali naskah kuno tersebut seperti Bharata Yudha, ceritera Panji Galuh Matebuk, Ge-guritan dari Bali, Panji Kuda Semirang, Panji Anggraini, Panji Wulung, Telaah sastra Daerah, Novel-novel Minangkabau, dan nas-kah Melayu.

Di samping itu, telah dibeli beberapa judul buku tentang ba- hasa dan sastra Indonesia untuk menghindari mengalirnya karya - karya kuno tersebut ke luar negeri. Buku-buku dan bahan-bahan

75

Page 76: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

kepustakaan lain mengenai bahasa dan sastra disimpan untuk kepen -tingan dokumentasi penelitian.

Pembinaan dan pengembangan perpustakaan pada dasarnya bertujuan antara lain memenuhi kebutuhan membaca masyarakat khususnya generasi muda, untuk mengisi waktu senggang secara ber -manfaat, memperluas pengetahuan dan peningkatan ketrampilan demi partisipasi yang aktip dan sadar dalam pembangunan. Kegiatan standardisasi sistem perpustakaan nasional dilakukan guna pening-katan koordinasi, kerjasama antar lembaga pemerintah dan swasta dalam pengadaan bahan kepustakaan demi peningkatan pelayanan masyarakat.

Selama Repelita II telah ditingkatkan kemampuan pelayanan Perpustakaan Negara di Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Palangkaraya, Banjarmasin, Samarinda, Menado, Singaraja, Bandung, Surabaya, Mataram dan Kupang.

Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dititik beratkan kepada pelayanan kesehatan penduduk pedesaan dan daerah pusat pembangunan, diutamakan pengobatan jalan, diarahkan bagi golongan tenaga muda dan tenaga produktip serta usaha kesehatan preventip. Dalam hubungan ini Puskesmas yang memberikan pela -yanan kepada masyarakat secara langsung ditingkatkan fungsi mau -pun jumlahnya. Melalui Inpres Program Bantuan Sarana Kesehatan dalam tahun 1978/79 disediakan bantuan untuk membangun 300 unit Puskesmas, lengkap dengan fasilitas medis dan non medis serta obat-obatan, rumah dokter dan 2 rumah staf, serta pembangunan 338 buah rumah dokter untuk Puskesmas yang sudah ada dokter tetapi belum ada rumahnya. Untuk mengisi keperluan tenaga di -tempatkan 550 dokter dan 1.950 tenaga para medis. Dengan demi-kian, jika pada permulaan Repelita I hanya terdapat 1.227 Puskes -mas, pada akhir Repelita II Puskesmas telah menjadi 4.353 buah, yang berarti setiap kecamatan paling sedikit telah mempunyai sebuah Puskesmas. Hal ini berarti pula bahwa pembangunan Puskesmas telah jauh melampaui sasaran Repelita II ialah 3.400 Puskesmas. Dari 4.353 Puskesmas yang ada, sejumlah 3.897 buah telah dipimpin

76

Page 77: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dokter, atau sekitar 89,5%. Dalam usaha meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bagi desa-desa yang jauh letaknya, pada tahun 1978/79 disediakan bantuan 241 Puskesmas Keliling berupa mobil roda empat atau perahu bermotor dan dilakukan usaha integrasi serta peningkatan BKIA dan BP ke dalam Puskesmas Pembantu. Selama Repelita II telah disediakan sejumlah 604 buah Puskesmas Keliling.

Usaha peningkatan pelayanan kesehatan melalui rumah sakit dalam tahun 1978/79 telah dilakukan perbaikan serta peningkatan sarana 10 Rumah Sakit Vertikal. Pembangunan RS. Sardjito serta pemindahan RS. Dr. Soetomo dari Simpang ke Karangmenjangan Surabaya sudah dalam taraf penyelesaian, sehingga memungkinkan lebih berfungsi sebagai rumah sakit referral dan rumah sakit pen-didikan. Di samping itu, dalam usaha meningkatkan pelayanan ke -sehatan melalui rumah sakit yang dikelola Propinsi maupun Rumah Sakit Kabupaten/Kotamadya, selama Repelita II telah disediakan bantuan untuk penambahan/peningkatan gedung-gedung, peralatan medis dan non medis. Kepada 67 rumah sakit yang dikelola Pro - pinsi diberikan bantuan obat; dan melalui Program Bantuan Pem -bangunan Sarana Kesehatan bantuan obat tersebut juga diberikan kepada Rumah Sakit Kabupaten/Kotamadya dan Puskesmas. Dalam rangka ini selama tahun 1978/79 telah disediakan biaya untuk peng -angkatan/penempatan 62 dokter ahli pada 34 Rumah Sakit Propinsi/ Rumah Sakit Kabupaten/ Kotamadya kelas C yang belum mempu-nyai empat keahlian pokok, yaitu ahli bedah, kandungan/kebidanan, kesehatan anak dan penyakit dalam. Dokter ahli yang diangkat/ ditempatkan tersebut dilengkapi dengan alat kedokteran sesuai dengan keahliannya, perumahan dan kendaraan roda empat. Sejalan dengan itu, sistem rujuan (referral system) dalam bentuk kunjungan dokter ahli dari rumah sakit yang telah mempunyai dokter ahli ke rumah sakit yang belum mempunyai dokter ahli ditingkatkan. Sistem ini juga dilaksanakan dengan pengiriman dokter dan para medis dari Rumah Sakit Kabupaten/Kotamadya ke Puskesmas-puskesmas.

Di dalam usaha pemberantasan penyakit menular, pada tahun 1978/79 antara lain telah dilakukan peningkatan pemberantasan penyakit malaria, demam berdarah, TBC paru, kholera, frambusia,

77

Page 78: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

kusta, dan mempertahankan keadaan bebas penyakit cacar yang telah diumumkan sejak 25 April 1974. Di samping itu, selama Repelita II dalam rangka usaha pencegahan penyakit telah ditingkatkan hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan serta peningkatan kesadaran akan hidup sehat. Melalui Inpres Program Bantuan Sarana Kesehatan telah disediakan bantuan biaya untuk membangun berbagai jenis sarana air minum sebanyak 27.900 buah dan pembangunan 200.000 jamban keluarga. Selama Repelita II telah dibangun bermacam-macam jenis sarana air minum sekitar 88.500 buah dan sekitar satu juta jamban keluarga. Hal ini berarti bahwa pembangunan sarana air minum dan jamban keluarga dalam Repelita II telah jauh me -lampaui sasaran yang telah ditentukan. Dalam hal sarana air minum direncanakan dalam Repelita II sekitar 21.200 buah mengenai jamban keluarga 500.000.

Selama Repelita II, untuk mencegah beredarnya obat-obatan, makanan, kosmetika dan sebagainya yang dapat membahayakan ke -sehatan dan keselamatan masyarakat pemakai, telah dilakukan usaha pengawasan dan pengamanan terhadap obat-obatan, makanan dan kosmetika yang beredar. Di samping itu dilakukan pula usaha pen-cegahan atas penyalahgunaan terhadap narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lainnya.

Dalam usaha meningkatkan pengertian dan kesadaran terhadap pentingnya hygiene dan sanitasi yang baik serta gizi yang seimbang, maka usaha-usaha penyuluhan kesehatan dan perbaikan gizi keluarga ditingkatkan selama Repelita II.

Dalam Repelita II langkah-langkah kebijaksanaan program ke-luarga berencana ditujukan untuk meningkatkan pelaksanaannya di Jawa dan Bali dan di sepuluh propinsi di luar Jawa dan Bali serta penjajagan pengembangan program keluarga berencana di sebelas pro -pinsi lainnya. Di Jawa dan Bali diusahakan mencapai 8 — 12 juta peserta baru dan sekitar 1 juta akseptor baru di daerah-daerah lainnya. Langkah-langkah kebijaksanaan dalam Repelita II juga ditujukan untuk membina para peserta keluarga berencana agar mereka tetap melaksanakan keluarga berencana.

78

Page 79: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Dalam tahun 1978/79 peserta baru yang telah dicapai di Jawa dan Bali berjumlah 1.797.656. Jumlah ini berada sedikit di bawah sasaran untuk tahun tersebut yang berjumlah 1.800.000. Tetapi di luar Jawa dan Bali hasil yang dapat dicapai melebihi sasaran yaitu 418.228 dibanding dengan 400.000 akseptor yang menjadi rencana sasaran yang akan dicapai. Secara kumulatif peserta keluarga berencana baru selama Repelita II berjumlah 10.233.812, yaitu 13,7% di atas sasaran yang ditetapkan sebesar 9.000.000 peserta baru. Pada tahun terakhir Repelita I hasil yang dicapai adalah sekitar 1,37 juta peserta .

Dalam rangka membina peserta keluarga berencana, dalam tahun 1978/79 perbaikan cara-cara pelayanan, cara-cara penerangan serta pengikut sertaan masyarakat dalam pelaksanaan keluarga berencana terus ditingkatkan. Jumlah peserta keluarga berencana yang dibina adalah sebesar 5.54 juta. Jumlah ini merupakan 29,7% dari perkiraan jumlah pasangan usia subur pada tahun tersebut. Hal ini berarti bahwa pada akhir Repelita II dari setiap 100 pasangan usia subur, 29 — 30 pasangan telah melaksanakan keluarga berencana secara kontinu. Jum -lah peserta keluarga berencana lestari pada tahun terakhir Repelita I adalah sekitar 1,7 juta pasangan atau 30% dari jumlah pada tahun terakhir Repelita II.

Dapat dikemukakan bahwa berhasilnya ditingkatkan jumlah peserta baru dan pembinaan para peserta yang ada sehingga menjadi peserta lestari telah menyumbang secara berarti kepada mengurangi tekanan penduduk. Pada awal Repelita II diperkirakan bahwa pen -duduk Indonesia di dalam tahun 1978 berjumlah 141,6 juta. Perkiraan pada akhir Repelita II menunjukkan bahwa di dalam tahun 1978 penduduk Indonesia adalah 136,6 juta, atau lebih rendah dengan 5 juta dibandingkan dengan perkiraan semula.

Bagian terbesar peserta keluarga berencana memilih pil sebagai alat kontrasepsi. Dalam tahun 1978/79 tercatat 68,8% memilih pil, 18,3% memilih IUD dan sisanya memilih alat kontrasepsi lainnya. Dari segi lapangan pekerjaan dalam Repelita II sekitar 68% peserta keluarga berencana baru adalah petani yang tinggal di daerah pede -saan. Dari segi umur sebagian besar peserta baru, yaitu sekitar 70%

79

Page 80: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

berada di bawah umur 30 tahun. Hal ini diharapkan akan membawa pengaruh yang baik bagi usaha penurunan kelahiran.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan keluarga berencana, dalam tahun 1978/79 ditingkatkan pelaksanaan kegiatan penerangan terpadu. Pelayanan keluarga berencana juga terus dikembangkan dan disempurnakan. Jumlah klinik keluarga berencana telah mencapai 4.134 buah dalam tahun 1978/79. Jumlah ini 30% di atas jumlah klinik keluarga berencana yang telah direncanakan pada akhir Repe - lita II yaitu 3.190 klinik. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat jumlah Team Medis Keliling terus ditingkatkan baik dalam jumlah team maupun dalam jumlah kegiatan pelayanan. Semen-tara itu partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan, terma- suk pelayanan keluarga berencana terus ditingkatkan. Pada tahun terakhir Repelita II terdapat 34.780 tenaga sukarela Pembantu Pem -bina Keluarga Berencana Desa dan 55.285 organisasi Paguyuban keluarga berencana.

Untuk mendukung pelayanan dan pengembangan usaha keluarga berencana, penyediaan jumlah tenaga trampil terus ditingkatkan. Dalam tahun terakhir Repelita II secara kumulatif jumlah tenaga pelayanan keluarga berencana telah mencapai 14.669 orang yang ter -diri dari tenaga dokter, bidan, pembantu bidan, dan tenaga adminis -trasi

Sementara itu dalam rangka meningkatkan mutu tenaga pelaksana program keluarga berencana, dilaksanakan berbagai kegiatan pendi-dikan dan latihan. Dalam tahun 1978/79 telah dididik dan dilatih sejumlah 8.222 tenaga pelaksana, sedangkan dalam Repelita II secara keseluruhan telah dilatih sejumlah 41.546 tenaga keluarga berencana. Sasaran pendidikan/latihan tenaga pelaksana keluarga berencana selama Repelita II adalah 33.420 orang.

Selain pendidikan untuk petugas-petugas keluarga berencana dilaksanakan pula pendidikan bagi tenaga guru pendidikan kependu-dukan di SD, SLP, SLA, pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi. Dalam tahun 1978/79 penyediaan guru pendidikan kependu-dukan mencapai jumlah 15.130. Selama Repelita II telah dididik sejumlah 35.873 tenaga guru pendidikan kependudukan.

80

Page 81: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Sasaran pendidikan/latihan tenaga pendidikan kependudukan selama Repelita II secara keseluruhan adalah 13.700.

Dalam rangka usaha penyediaan alat-alat kontrasepsi dari dalam negeri, di samping pembangunan pabrik perakitan pil keluarga beren-cana, juga dilakukan usaha penelitian bahan baku pil dari bahan- bahan di dalam negeri.

Sebagai salah satu unsur pendukung usaha pengembangan dan pembinaan keluarga berencana, kegiatan perencanaan, pencatatan dan pelaporan, sistem distribusi, organisasi ketatalaksanaan dan sarana fisik, baik dalam tahun 1978/79 maupun selama masa Repelita II terus disempurnakan.

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial terutama ditujukan untuk meminta dan memupuk kemampuan anggota masyarakat yang mengalami berbagai hambatan sosial agar mereka dapat menolong diri sendiri serta berperan dalam pembangunan.

Dalam rangka itu telah diselenggarakan pembinaan kesadaran dan ketrampilan usaha terhadap kelompok masyarakat yang berpeng -hasilan rendah agar mereka dapat berswadaya meningkatkan taraf hidup mereka. Usaha ini dilaksanakan dengan cara memberikan stimulan dalam berbagai bentuk usaha produktip, usaha-usaha peter -nakan dan sebagainya. Di samping itu kepada mereka juga diberikan latihan-latihan khusus sesuai dengan bidangnya. Dalam tahun 1978/79 telah dapat dikembangkan usaha produktip bagi 7.147 keluarga dan bantuan perumahan bagi 1.089 keluarga, sehingga selama Repelita II telah dapat diberikan bantuan kepada 23.343 keluarga di bidang usaha ekonomis produktip dan kepada 3.559 keluarga di bidang pembangun-an perumahan desa secara gotong royong. Dengan adanya swadaya masyarakat tersebut maka diharapkan bantuan yang diberikan akan dapat mendorong terjadinya secara berganda kemampuan saling membantu di antara warga masyarakat sendiri.

Di samping itu untuk mengembangkan serta memantapkan parti -sipasi organisasi sosial di dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial, telah diadakan latihan bagi 1.080 orang pengurus organisasi sosial di bidang pengelolaan dan teknis pelayanan sosial.

81

Page 82: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Demikian pula telah dibina kelompok-kelompok masyarakat ter-asing yang masih terbelakang hidupnya, terpencil dan selalu berpindah-pindah kearah peningkatan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang lebih sesuai dan setaraf dengan norma-norma kehidupan bangsa pada umumnya. Pada tahun 1978/79 diberikan pelayanan kepada 22.470 ILK, sehingga selama Repelita II telah diberikan pela -yanan kepada 75.458 KK dalam bentuk pemantapan kondisi sosialnya serta pemukiman dalam perkampungan yang mantap. Sementara itu telah dapat diresmikan sebanyak 15 lokasi pemukiman menjadi per -kampungan baru yang pembinaan selanjutnya telah dilakukan Peme -rintah Daerah.

Kegiatan pelayanan ditujukan untuk anak-anak terlantar berupa usaha peningkatan sosial ekonomi serta memberikan bimbingan dan pendidikan sebagaimana diperlukan oleh anak-anak pada umumnya. Kegiatan tersebut mencakup asuhan dalam panti maupun bimbingan dan bantuan di luar panti. Selama Repelita II jumlah anak yang dapat dilayani melalui panti-panti adalah 98.814 anak dan yang di -layani melalui sistem di luar panti berjumlah 62.105 anak, sehingga keseluruhan jangkauan pelayanan berjumlah 160.919 anak.

Usaha penyantunan terhadap para cacat dimaksudkan untuk membantu mereka mengembalikan dan mendapatkan kemampuan jasmani maupun rohaninya agar mereka dapat hidup secara layak sebagai warga masyarakat. Selama Repelita II telah dapat diberikan pelayanan kepada 42.433 penderita cacat melalui sistem dalam panti maupun di luar panti. Hal tersebut menunjukkan bahwa sasaran dalam Repelita II yang direncanakan untuk memberi pelayanan ter -hadap sekitar 40.000 orang telah tercapai. Guna menunjang usaha tersebut telah dibangun 3 buah panti penyantunan baru, perbaikan serta perluasan 20 buah panti dan bantuan kepada panti-panti swasta berupa peralatan asrama maupun peralatan pendidikan/ketrampilan kerja. Telah pula dilakukan usaha pembinaan kesejahteraan orang lanjut usia berupa pembangunan unit-unit panti Werdha di 15 daerah/ propinsi, dan selama Repelita II telah dapat dilayani 20.503 orang lanjut usia dalam panti maupun di luar panti. Dengan demikian sa -saran sebanyak 20.000 orang yang direncanakan dalam Repelita II

82

Page 83: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

telah dapat dicapai. Selain itu telah pula diselenggarakan usaha pe-layanan bagi para orang terlantar/gelandangan, para remaja korban penyalahgunaan narkotika, para tuna susila, maupun usaha pembi - naan dan penghayatan jiwa kepahlawanan.

Terjadinya bencana alam yang menonjol selama ini telah pula ditanggulangi sepadan dengan kemampuan yang ada. Demikian pula nampak semangat gotong royong dan kemanusiaan pada masyarakat yang dengan sukarela telah menyumbangkan bantuannya untuk se- sama saudaranya yang sedang dilanda derita.

Pelaksanaan pembangunan Repelita II dalam rangka peningkat- an kesejahteraan rakyat khususnya dalam sektor perumahan rakyat dan air minum, antara lain adalah usaha meningkatkan pengadaan perumahan sederhana, perumahan inti, perbaikan kampung, pemu- garan perumahan desa penyediaan air minum, perbaikan assainering secara terbatas, dan kegiatan-kegiatan pembinaan serta penunjangan pembangunan sektor tersebut.

Selama Repelita II pembangunan perumahan yang khususnya diarahkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah berupa pengadaan perumahan sederhana dan perumahan inti sejumlah 73.072 unit rumah tersebar di Jakarta, Depok, Bogor, Tanggerang, Bekasi, Ban-dung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Madura, Medan, Padang, Samarinda, Pontianak, dan Ujung Pandang. Dengan demikian pembangunan perumahan sederhana dan perumahan inti selama Repelita II telah melampaui sasaran yang ditentukan ialah sebanyak 73.000 unit rumah. Dalam tahun 1978/79 saja telah dapat di- bangun sejumlah 42.266 unit rumah inti dan rumah sederhana, selain itu telah disediakan pula fasilitas kredit pemilikan perumahan me-lalui Bank Tabungan Negara. Dibandingkan dengan Repelita I usaha semacam ini baru merupakan kegiatan percontohan sekitar 1.000 unit rumah di berbagai kota.

Selama Repelita II pelaksanaan perbaikan kampung telah ber-hasil memperbaiki seluas 6.160 Ha daerah perumahan bagi sekitar 2.300.000 penduduk kota di Jakarta dan Surabaya, sedangkan sela - m a R e p e l i t a I b a r u d i h a s i l k a n s e k i t a r 2 . 4 0 0 H a b a g i s e k i t a r

83

Page 84: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

1.200.000 penduduk kota Jakarta. Dengan demikian usaha perbaikan kampung sampai dengan akhir Repelita II telah berhasil memper-baiki daerah kampung sekitar 8.560 Ha bagi sekitar 3.500.000 pen-duduk kota Jakarta dan Surabaya.

Dalam tahun 1978/79 telah dilaksanakan pemugaran 397 lokasi desa sedangkan selama Repelita II pemugaran itu telah dilaksana- kan pada sekitar 900 desa. Dibandingkan dengan hasil Repelita I yang meliputi sebanyak 22 desa, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan, yang berarti makin banyak penduduk desa yang mendiami lingkungan yang lebih baik. Dengan demikian sejak Re -pelita I sampai akhir Repelita II telah dilaksanakan pemugaran pada 922 desa.

Peningkatan penyediaan air minum selama Repelita II bertam-bah dengan 5.090 liter per detik kapasitas air minum kota, termasuk pengadaan sambungan ke rumah-rumah. Selama Repelita I telah di -hasilkan tambahan kapasitas di berbagai kota sebesar 6.222 liter per detik, tanpa sambungan ke rumah-rumah. Dengan demikian sampai dengan akhir Repelita II telah berhasil ditingkatkan kapasitas air minum kota dari 9.000 liter per detik sebelum Repelita I menjadi sebesar 20.312 liter per detik. Selain itu telah pula dimulai kegiatan-kegiatan pembangunan instalasi air minum pada sejumlah kota yang hasilnya akan dirasakan dalam Repelita III.

Selain kegiatan tersebut di atas, telah dilaksanakan pula pem -berian kredit pemilikan rumah yang dibangun PERUMNAS mau - pun oleh masyarakat. Demikian pula telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penunjang pembangunan perumahan, antara lain penyusun-an kebijaksanaan, peraturan, standar, norma, dan penelitian sistem pembangunan maupun produksi bahan bangunan perumahan rakyat. Demikian pula selama Repelita II telah diadakan perbaikan assaine -ring secara terbatas di beberapa kota besar guna mendapatkan pola yang dapat diterapkan dalam Repelita berikutnya.

Kebijaksanaan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Repelita II diarahkan pada pengembangan kemampuan na -sional dalam ilmu dan teknologi untuk menunjang pembangunan di

84

Page 85: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

sektor pertanian, industri dan pertambangan. Oleh karena itu pe -ngembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dititikberatkan pada relevansi dan kaitannya dengan tujuan dan sasaran-sasaran pemba -ngunan nasional tersebut. Usaha kedua adalah menumbuhkan ke -mampuan nasional dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga kemampuan nasional meningkat untuk dapat le- bih memahami dan bila mungkin menunjang pemecahan terhadap berbagai masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa dan negara yang sedang membangun. Pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga ditujukan kepada peningkatan informasi tentang poten -si Jaya dan kekayaan sumber-sumber alam nasional untuk dapat merubahnya menjadi kemampuan nyata dalam pembangunan nasi -onal. Kemampuan ini diperlukan demi pemeliharaan dan kelestarian kebutuhannya di masa mendatang.

Strategi pokok meliputi antara lain usaha peningkatan keahlian dan ketrampilan tenaga, kerjasama antar lembaga penelitian dan pe -ngembangan dengan fihak-fihak yang memanfaatkan hasil-hasil pe-nelitian dan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Hubungan dan kerjasama dengan luar negeri di bidang pene- litian, ilmu pengetahuan dan teknologi ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan program-program nasional dengan kemungkinan utama untuk usaha alih teknologi.

Selain itu pelaksanaan penelitian, pengembangan dan teknologi berusaha untuk dapat menyerap banyak tenaga kerja, menggunakan bahan-bahan dalam negeri terutama dalam penelitian-penelitian yang bersifat lintas-sektoral yang meliputi sektor transportasi, komunikasi, sosial, agama, pendidikan kesehatan, perdagangan, kependudukan dan ketenagakerjaan dan sebagainya.

Lima kegiatan penelitian dan pengembangan utama telah dilaku-kan selama Repelita II yaitu penelitian perspektif arah perkembang- an jangka panjang, penelitian inventarisasi dan evaluasi kekayaan alam, perkiraan kebutuhan tenaga ilmiah peneliti dan pengembangan masyarakat ilmiah, pengembangan sistem jaringan nasional untuk dokumentasi dan informasi ilmiah, penelitian dan pengembangan sis -

85

Page 86: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

tem nasional untuk standardisasi dan kalibrasi, instrumentasi dan metrologi. Di samping itu telah dilakukan penelitian-penelitian dalam berbagai bidang oleh departemen-departemen, lembaga-lembaga non departemen dan perguruan tinggi antara lain penelitian dalam sek- tor-sektor pertanian dan pertambangan, perhubungan, komunikasi, pendidikan, kesehatan, sosial, atom, kedirgantaraan, pemetaan dan inventarisasi kekayaan alam serta penelitian-penelitian perguruan tinggi yang bersifat pengabdian pada masyarakat. Hasil-hasilnya telah membantu pengembangan kebijaksanaan departemen maupun me-nunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara ter -integrasi. Dalam hubungan ini telah mulai dibangun sejak tahun 1976 sarana dan fasilitas suatu Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Serpong dan pada tahun 1978 diadakan suatu lembaga penelitian non departemen baru, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Kedua lembaga tersebut dimaksudkan untuk lebih memantapkan pengembangan penelitian dan teknologi yang lebih terpadu.

Pengembangan sistem perstatistikan nasional dimulai pada tahun 1973/74 dengan tujuan pertama, menyajikan data statistik secara lebih tepat dan terpercaya, dan kedua, menyempurnakan sistem dan metodo -logi pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa, termasuk pe-nyempurnaan bidang perencanaan, organisasi lapangan, penyusunan kebijaksanaan, dan koordinasi antar-instansi.

Pembangunan statistik diarahkan kepada langkah sebagai berikut: Pertama, bersamaan dengan perbaikan administrasi pada umumnya, masing-masing lembaga dan badan pemerintah mengusahakan agar dapat menghasilkan data statistik dari administrasi sehari-hari. Ke-giatan usaha yang lain adalah secara bersama antara Biro Pusat Statistik dan instansi yang bersangkutan disusun dan dilaksanakan suatu program statistik nasional yang terpadu sehingga tersedia data pokok yang diperlukan untuk merumuskan kebijaksanaan pemba-ngunan jangka panjang. Demikian pula diusahakan, dilengkapi, dan disempurnakan data yang secara khusus diperlukan untuk perencana-an jangka pendek dan untuk evaluasi pelaksanaannya.

86

Page 87: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Data statistik pada dasarnya dikumpulkan melalui dua cara, ialah (a) diturunkan dari catatan administrasi yang bertalian dengan pem-berian izin, penunaian kewajiban membayar atau kewajiban memberi -kan laporan kepada yang berwajib, dan (b) melalui survai dan sensus.

Ketentuan hukum yang berlaku rnengharuskan pelaporan/pendaf -taran kejadian tertentu kepada aparatur pemerintah daerah, baik hal ini dikaitkan dengan. kewajiban pembayaran retribusi/pajak/uang pendaftaran maupun tidak. Oleh karma itu banyak data terkumpul di kantor-kantor tersebut. Sehubungan dengan itu maka sebagai sumber data statistik, registerasi desa perlu diperbaiki bentuk dan cara peng-isiannya dan berangsur-angsur diseragamkan untuk semua propinsi.

Bila cara ini ditingkatkan, maka kebutuhan mengadakan survai khusus akan berkurang dan banyak data akan secara teratur tersedia. Untuk itu perlu disusun suatu sistem pencatatan yang sederhana tetapi lengkap, yang disertai dengan pengawasan secara berkala. Dalam hal ini perlu diusahakan terlebih dahulu perbaikan administrasi desa yang merupakan sumber pokok dari banyak data yang dibutuhkan.

Dalam Repelita II skala prioritas pembangunan di bidang statis-tik ditentukan sebagai berikut: (1) perbaikan dan pengarahan yang lebih tepat Statistik Sosial dan Penduduk; (2) perluasan dan perbaik-an data pokok sektor ekonomi yang diperlukan untuk penyusunan perkiraan produksi, pendapatan nasional dan indikator ekonomi yang lebih lengkap; (3) pembangunan statistik daerah yang meliputi wila -yah yang lebih kecil daripada propinsi; (4) peningkatan ketelitian dan ketepatan waktu, khususnya untuk statistik-statistik yang diperlukan dalam penyusunan kebijaksanaan di bidang ekonomi; dan (5) pening -katan dayaguna organisasi dan pengelolaan di bidang statistik.

Statistik Sosial dan Penduduk meliputi Registrasi Penduduk; Sur -vai Penduduk Antar Sensus; Survai Sosial Penduduk; dan Survai So -sial Ekonomi Nasional. Registrasi Penduduk mulai dilaksanakan se -cara teratur sejak tahun 1973/74 pada setiap pertengahan dan akhir tahun, dengan maksud mengumpulkan data tentang kelahiran, kema -tian dan perpindahan penduduk dari setiap kecamatan di seluruh Indonesia.

87

Page 88: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Survai Penduduk Antar Sensus diadakan pada tahun 1975/76 se -bagai jembatan antara Sensus Penduduk 1971 dan Sensus Penduduk 1980 yang akan datang. Untuk memperoleh keterangan tentang ciri-ciri sosial penduduk daripada masyarakat beserta perkembangannya, pada tahun 1976/77 diadakan Survai Sosial Penduduk, yang mencakup Survai Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Statistik Fasilitas Sosial Desa (FASDES). Kegiatan-kegiatan yang dicakup da lam Survai Sosial Penduduk dikembangkan dan ditingkatkan dalam bentuk survai Sosial Ekonomi Nasional, yang akan dilaksanakan setiap tahun. Sensus penduduk yang akan dilaksanakan pada tahun 1980 merupakan sensus sepuluh-tahunan yang ketiga. Tahap perencanaan-nya dimulai pada permulaan tahun anggaran 1978/79.

Perbaikan Statistik Pertanian mencakup perbaikan statistik per -tanian tanaman pangan dan statistik perkebunan, khususnya perke -bunan rakyat. Untuk mengumpulkan keterangan dasar yang diperlu-kan bagi penyelenggaraan berbagai macam survai dan penelitian di bidang pertanian, dalam tahun 1973 diadakan Sensus Pertanian. Ka -rena keterangan-keterangan yang terperinci yang diperlukan untuk pe -rumusan kebijaksanaan pemerintah di sektor budidaya kopi tidak seluruhnya tercakup dalam Sensus Pertanian, maka pada tahun 1974 diselenggarakan Sensus dan Survai Kopi. Untuk menangani berbagai masalah di bidang perikanan, khususnya sebagai bahan untuk peru-musan kebijaksanaan dan perencanaan, maka pada awal Repelita II dilaksanakan Sensus Perikanan.

Dalam Repelita II statistik industri lebih dikembangkan guna menunjang penyusunan dan pelaksanaan program-program pemba-ngunan nasional di bidang industri. Berbagai usaha yang menyangkut penyempurnaan dan modifikasi daftar isian Sensus Industri 1974 telah dilakukan, yang akan digunakan untuk memperoleh data tentang sta -tistik industri triwulanan dan tahunan dalam tahun-tahun di mana tidak diadakan sensus.

Dalam rangka peningkatan data statistik harga konsumen telah diadakan perluasan jumlah dan perbaikan jenis barang, sedang jumlah kota yang dicacah secara berkala dinaikkan dari 38 buah menjadi

88

Page 89: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

96 buah kola di seluruh Indonesia. Demikian pula untuk daerah Irian Jaya setiap bulan diadakan evaluasi harga-harga guna mendapatkan gambaran tentang perkembangan harga di wilayah tersebut.

Dengan pesatnya perubahan pola konsumsi rumah tangga selama Repelita I dan Repelita II, maka dalam tahun 1977/78 diadakan Sur - vai Biaya Hidup dengan tujuan mendapatkan pola konsumsi/diagram timbangan yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dalam pengertian sehari-hari sama de -ngan Indeks Biaya Hidup. Dengan komputerisasi pengolahan data yang dikumpulkan secara bulanan dari 17 ibukota propinsi, dan sis-tem pelaporan yang semakin baik dan cepat, maka setiap awal bulan dapat disajikan lndeks Harga Konsumen masing-masing kota dan In -deks Gabungan, yang pemakaiannya telah diumumkan pada bulan April 1979.

Peningkatan dalam sistem pengumpulan harga perdagangan besar diadakan dengan jalan mengadakan penyempurnaan daftar isian yang digunakan serta mengadakan penelitian kembali atas kemampuan res-ponden di masing-masing kota yang bersangkutan. Dalam statistik harga produsen diadakan perbaikan daftar isian untuk harga pasar barang dan jasa keperluan rumah tangga petani, harga produsen yang diterima petani, dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh para pe-tani.

Kegiatan kompilasi data statistik keuangan negara makin diting -katkan baik dalam penyempurnaan konsep dan definisi yang diguna -kan, dalam peningkatan kwalitas petugas pengumpul data, maupun dalam mempercepat kerjasama antar aparat di lingkungan Departemen Dalam Negeri, dari Gubernur hingga Kepala Desa.

Untuk memperpendek tenggang waktu antara tahun atau bulan laporan statistik perdagangan dan terbitnya publikasi, telah diadakan kerjasama antara berbagai instansi, yang berhasil memperbesar ruang lingkup dan memperbaiki prosedur pengiriman dokumen dari pela -buhan-pelabuhan di seluruh Indonesia. Kerjasama antar-instansi yang lain diadakan dalam penyempurnaan dan pengembangan statistik per -hubungan.

89

Page 90: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Segala data statistik yang dikumpulkan dan menyangkut segenap sektor akhirnya perlu dituangkan di dalam suatu himpunan agregratif yang memudahkan pembuatan analisa dan kesimpulan tentang jalan -nya perekonomian. Ini berbentuk penghitungan Produksi dan Pen-dapatan Nasional maupun Regional. Di samping sebagai landasan ana-lisa, penghitungan ini memungkinkan pula ditemukannya kelemahan dalam data pokoknya. Penemuan tersebut akan merupakan pedoman guna mengadakan perbaikan dalam pengumpulan data selanjutnya. Bentuk lain dari himpunan data pokok ini ialah yang berupa peng-hitungan tabel input-output. Tujuan daripada penghitungan tersebut adalah untuk dapat mempelajari arus barang dan jasa antara sektor yang satu dengan yang lain, antara sektor produsen dengan sektor rumah tangga, sektor Pemerintah dan sebagainya. Usaha ini kelak akan merupakan landasan analisa ekonomi yang sangat berguna dan sekaligus memberikan pengarahan dalam melakukan perbaikan sta-tistik dasarnya.

Dengan makin pentingnya peranan sektor konstruksi dalam pem-bangunan nasional, maka dipandang perlu untuk mengumpulkan data yang terperinci, dapat dipercaya, dan tepat waktu, mengenai ciri-ciri dan struktur kegiatan usaha di sektor tersebut. Sehubungan dengan itu maka pada tahun 1977/78 dan 1978/79 diadakan Sensus Kons -truksi.

Pembangunan bidang hukum ditujukan untuk menunjang per -kembangan masyarakat khususnya di bidang ekonomi dan sosial. Sejak tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 rancangan undang-un-dang yang sudah disyahkan menjadi undang-undang berjumlah 41 buah, di samping telah ditetapkan pula sebanyak 174 Peraturan Pe -merintah (PP). Rancangan perundang-undangan yang telah selesai disusun berjumlah 27 buah rancangan undang-undang (RUU) dan 21 buah rancangan peraturan pemerintah (RPP).

Di samping itu telah disusun bahan-bahan hasil kerjasama de -ngan dunia universitas dan tenaga ahli tentang berbagai masalah po -kok yang perlu disusun perundang-undangannya sejumlah 41 buah (naskah akademis).

90

Page 91: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Dalam rangka pembinaan hukum telah dilaksanakan 73 buah penelitian dan 34 penulisan karya ilmiah dalam berbagai bidang masalah hukum terutama sebagai hasil kerjasama dengan berbagai universitas dan badan-badan penelitian lainnya. Pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar simposium) di berbagai bidang hukum telah di -selenggarakan sebanyak 38 kali.

Usaha-usaha inventarisasi yurisprudensi dilakukan sejak tahun 1974 dengan mengadakan kerjasama antara pengadilan-pengadilan tinggi dengan 14 fakultas hukum negeri setempat. Sampai dengan tahun 1978/79 telah berhasil dikumpulkan dan dihimpun 3,6 ribu putusan pengadilan perkara perdata dan 1,6 ribu putusan pengadilan perkara pidana, penjilidan yurisprudensi 16,2 ribu eksemplar buku perkara perdata dan 16,2 ribu eksemplar buku perkara pidana serta pencetakan 46,6 ribu kartu indeks.

Mengenai hukum laut, usaha-usaha telah dilakukan dalam rang-ka melanjutkan perjuangan dan kemantapan pengakuan Wawasan Nusantara di forum-forum regional dan internasional serta pengisian Wawasan Nusantara dengan pengetrapan prinsip-prinsipnya ke dalam tata hukum nasional.

Kegiatan-kegiatan pembangunan khususnya di bidang penegak-an hukum terus ditingkatkan melalui kerjasama yang lebih mantap dengan koordinasi yang lebih baik antara semua unsur aparat peme -rintah di bidang pembinaan tertib hukum.

Di samping itu penindakan terhadap perbuatan-perbuatan subver -si telah makin ditingkatkan. Dalam rangka usaha tersebut telah di -lakukan penataran yang bertujuan meningkatkan ketrampilan aparat keamanan dan penegakan hukum dalam menanggulangi usaha subversi.

Untuk menanggulangi tindak penyelundupan yang dipandang dapat membahayakan kehidupan perekonomian bangsa dan negara pada umumnya dan pertumbuhan perdagangan serta perindustrian dalam negeri khususnya, telah dibentuk Team serta dilancarkan operasi yang dinamakan Operasi 902 sejak tanggal 13 Pebruari 1976.

91

Page 92: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Tindakan tegas terhadap para pelaku penyelundupan tersebut ternyata telah memberi pengaruh secara berarti terhadap penerimaan negara dari sektor bea masuk barang-barang eks impor.

Kegiatan usaha pemberantasan korupsi terus ditingkatkan. Demikian pula telah diusahakan penyederhanaan prosedur kerja. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempercepat penyelesaian perkara. Mengenai perkara korupsi setiap tahunnya rata-rata sekitar 300 per -kara berhasil diusut, dituntut dan dijatuhi hukuman.

Masalah kenakalan remaja telah ditangani secara terkoordinir dengan mengambil langkah-langkah penanggulangan di bidang pre -ventip (antara lain kampanye, bimbingan dan penyuluhan), represif (antara lain prioritas dalam penyelesaian kenakalan remaja dan up-grading petugas hukum) dan pembinaan khusus.

Usaha-usaha menanggulangi masalah uang palsu dan penyebar -annya telah ditingkatkan antara lain dengan mempererat hubungan kerjasama dengan aparat penegak hukum negara-negara tetangga dan negara-negara yang diperkirakan sebagai sumber pemalsuan.

Penanggulangan penyalahgunaan narkotika dilakukan terutama dengan cara pencegahan (preventip) dalam bentuk kegiatan penerang-an, penyuluhan, pendidikan, dan kampanye, dengan tujuan menim-bulkan kesadaran dan tercapainya partisipasi aktip masyarakat da- lam pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Kemudian dengan penindakan (represif) yaitu penindakan hukum dengan memberikan hukuman yang berat serta melalui penyembuhan (rehabilitasi) yang ditujukan kepada korban penyalahgunaan narkotika.

Di samping hal tersebut di atas telah ditangani berbagai kejadi- an yang merupakan gangguan terhadap stabilitas politik maupun ekonomi.

Untuk menunjang kelancaran tugas penegak hukum, prasarana fisik kejaksaan telah ditingkatkan. Dari tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 telah dilaksanakan pembangunan gedung Kejaksaan Negeri III buah dan Kejaksaan Tinggi 4 buah serta dilaksanakan perluasan Kejaksaan Agung; rehabilitasi 13 Kejaksaan Negeri dan 3 Kejaksaan Tinggi, serta telah dipenuhi kebutuhan SSB di Kejaksaan Agung

92

Page 93: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dan di 10 Kejaksaan Tinggi (Ambon, Manado, Pontianak, Kupang, Pekanbaru, Balikpapan, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya).

Mengenai kelembagaan peradilan, dewasa ini telah ada sebanyak 261 Pengadilan Negeri dan 14 Pengadilan Tinggi. Pembentukan pe -ngadilan dilakukan secara bertahap dengan mendasarkan pada ur-gensi prioritas. Dalam tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 seba -nyak 26 pengadilan negeri baru telah dibentuk.

Dalam rangka pembinaan personil peradilan maka untuk men-jamin obyektivitas dan pembinaan karier hakim telah diadakan pe-mutasian hakim secara regional maupun nasional. Untuk memenuhi kekurangan tenaga hakim sejak tahun 1974/75 sampai dengan 1978/ 79 telah diangkat 431 orang hakim baru.

Mengenai sarana fisik pengadilan dari tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 dilaksanakan pembangunan gedung Pengadilan Ne-geri 84 buah dan gedung Pengadilan Tinggi 6 buah; rehabilitasi/per -luasan gedung Pengadilan Negeri 67 buah dan gedung Pengadilan Tinggi 6 buah; pembangunan rumah hakim-hakim Pengadilan Negeri 468 buah dan hakim Pengadilan Tinggi 73 buah. Di samping itu telah disediakan 208 buah kendaraan bagi hakim Pengadilan Negeri dan 95 buah bagi hakim Pengadilan Tinggi. Demikian pula telah di -bangun 46 buah rumah dan disediakan 39 buah kendaraan bagi Hakim Agung dan Asisten Hakim Agung.

Dalam hubungannya dengan usaha penanggulangan penyelun -dupan dan perkara subversi telah ditetapkan 46 Hakim yang khusus ditugaskan menangani perkara-perkara tersebut di seluruh Indonesia.

Untuk mengatasi masalah lembaga pemasyarakatan dari tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 telah dilaksanakan pembangunan kembali 34 buah gedung lembaga pemasyarakatan, rehabilitasi 74 buah lembaga pemasyarakatan yang sudah tua dan rusak berat, pem- bangunan 130 buah rumah dinas petugas lembaga, pengadaan 177 buah kendaraan, dan 88 buah kendaraan narapidana.

Di samping Lembaga Pemasyarakatan terdapat Balai-balai Bim-bingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (Balai BISPA) seba -

93

Page 94: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

nyak 28 buah di kota-kota besar, 14 buah di antaranya telah mempu -nyai gedung kantor baru.

Tenaga pemasyarakatan yang memenuhi persyaratan dirasakan masih kurang. Dalam hal ini diusahakan untuk diatasi dengan pe -nempatan lulusan Akademi Ilmu Pemasyarakatan yang hingga tahun 1978 mencapai 463 orang. Peningkatan mutu personil dilakukan se -cara terus menerus melalui penataran-penataran.

Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan tugas keimigrasian dan fasilitas pelayanan terhadap masyarakat telah diadakan peningkatan beberapa Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi menjadi Kantor Wi layah dan peningkatan Kantor Resort menjadi Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi serta pembukaan kantor-kantor baru.

Pada waktu ini terdapat 12 Kantor Wilayah, 40 Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi dan 15 Kantor Resort yang berada di tempat- tempat strategis letaknya dilihat dari sudut imigrasi.

Dalam tahun 1974/75 sampai dengan 1978/79 telah dilaksanakan pembangunan 44 buah gedung-gedung kantor imigrasi baru, perluas-an dan penambahan II buah asrama imigrasi, pembangunan peru -mahan dinas 140 buah, serta pengadaan kendaraan bermotor 89 buah.

Berbagai penataran diselenggarakan untuk pendidikan para pe -negak hukum dan pelaksana hukum. Berbagai jenis penataran ter -sebut antara lain penataran bagi hakim, panitera pengadilan, pejabat teknis pemasyarakatan, keimigrasian dan pelaksana teknis bidang hukum.

Penyebar luasan bahan hukum dan perundang-undangan mau- pun peraturan-peraturan telah dilaksanakan secara bertahap sebagai salah satu kegiatan penyuluhan hukum.

Pembinaan kesadaran hukum dilakukan dengan penyuluhan, bim -bingan, pendidikan dan bantuan hukum. Antara tahun 1974/75 — 1978/79 telah diselenggarakan pendidikan/penataran 2.768 orang te -naga kehakiman, sedangkan di bidang pendidikan kejaksaan telah

94

Page 95: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dilaksanakan pendidikan/pembentukan Jaksa sebanyak 440 orang, pendidikan sandi 35 orang, dan pendidikan karier 80 orang.

Di bidang penerangan dan komunikasi sosial dilakukan berbagai kebijaksanaan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional antara lain berupa pelaksanaan komunikasi dua arch sebagai suatu usaha komunikasi timbal-balik antara aparatur Pemerintah dengan masyarakat dan antara masyarakat itu sendiri.

Dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan kesadaran rak-yat akan hak dan kewajibannya, serta kemampuan menyatakan pikir- an dan pendapatnya secara bertanggungjawab, sehingga partisipasi dari masyarakat dalam pembangunan dapat dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab.

Mengingat bahwa bagian terbesar penduduk Indonesia bermukim di daerah pedesaan, maka pengarahan kegiatan penerangan dalam rangka pembangunan ke daerah pedesaan terus ditingkatkan sehingga masyarakat yang tinggal di daerah-daerah pedesaan akan memiliki pemahaman yang lama terhadap masalah-masalah pembangunan seperti masyarakat yang tinggal di kota-kota.

Kegiatan penerangan sebagai unsur yang penting dalam rangka mensukseskan pembangunan secara langsung dikaitkan dengan kegiat -an-kegiatan pembangunan di lapangan seperti proyek-proyek Bimas/ Inmas, Keluarga Berencana, Transmigrasi, Perkoperasian, dan seba -gainya. Dalam pelaksanaan kebijaksanaan tersebut selama Repelita II antara lain telah dibangun 88 Pusat Penerangan Masyarakat (Puspen -mas) di tingkat Kabupaten dan Kotamadya di seluruh Indonesia. Dalam rangka peningkatan komunikasi sosial Puspenmas antara lain berfungsi sebagai suatu forum, di mana berbagai pihak dalam masya rakat dapat menyatakan dialog tentang berbagai masalah pembangunan.

Dalam tahun 1979/1980 dilakukan penyempurnaan atas Puspen-mas yang telah ada untuk lebih memenuhi fungsinya sebagai bagian dan disatukan dengan Kantor Penerangan Kabupaten dalam penye-lenggaraan koordinasi penerangan.

95

Page 96: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Sejalan dengan pembangunan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD), untuk lebih mempercepat penyebaran informasi pembangunan antara lain melalui radio dan televisi, telah dilakukan pengembangan sarana di bidang radio dan televisi. Jumlah stasiun pemancar TV-RI yang pada tahun 1968/69 berjumlah 7 buah, pada akhir Repelita I (1973/74) berjumlah 22 buah dan selanjutnya pada akhir Repelita II (1978/79) meningkat menjadi 82 buah. Apabila dihitung jumlah penduduk dalam daerah jangkauan siaran TV-RI maka pada tahun 1968/ 69 baru sekitar 22 juta terjangkau oleh siaran televisi, pada akhir Repelita I (1973/74) menjadi sekitar 40 juta dan pada akhir Repelita II (1978/79) meningkat menjadi 82 juta penduduk Indonesia. Selama Repelita II telah disebarkan sebanyak lebih dari 7.800 televisi umum ke daerah-daerah yang telah terjangkau oleh TV-RI, hal tersebut menunjukkan kemajuan yang cukup pesat dibandingkan keadaan akhir Repelita I di mana penyebaran TV umum hanya sekitar 50 buah saja. Dalam tahun 1979/80 dilaksanakan pembangunan beberapa stasiun pemancar televisi di daerah seperti di D.I. Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat dan Irian Jaya.

Dengan makin meluasnya jangkauan siaran TV-RI, jumlah jam siaran makin ditingkatkan dan disesuaikan dengan aneka-ragam tata nilai kehidupan masyarakat di daerah-daerah. Jumlah jam siaran TV- RI di seluruh Indonesia yang pada tahun 1968/69 berjumlah 1.560 jam, pada akhir Repelita I (1973/74) mencapai 4.780 jam dan pada akhir Repelita II (1978/79) meningkat menjadi 25.038 jam. Demikian pula di bidang radio, jumlah jam siarannya terus ditingkatkan. Pada tahun 1968/69 jumlah jam siaran RRI di seluruh Indonesia baru berjumlah 126.360 jam, pada akhir Repelita I (1973/74) mencapai 208.680 jam dan pada akhir Repelita II (1978/79) menjadi 256.498 96

Page 97: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

jam.Dengan demikian melalui teknologi komunikasi

mutakhir makin diusahakan tercapainya daerah-daerah terisolasi ke dalam lingkup komunikasi nasional.

Di bidang produksi Film Penerangan Pemerintah, telah dilakukan peningkatan sarana unit Produksi Film Negara. Produksi film Nasional pada akhir Repelita I (1973/74) jumlahnya 60 judul, pada akhir Repe-lita II (1978/79) meningkat menjadi 73 judul.

Page 98: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

Pembinaan bidang pers dilakukan antara lain melalui Karya Lati -han Wartawan/Loka Karya Pers. Pada tahun 1973/74 dilakukan 3 kali penyelenggaraan Loka Karya Pers dengan 46 orang peserta dan pada tahun 1978/79 meningkat menjadi 4 kali dengan 100 orang peserta.

Mengenai koran masuk desa jumlah terbitan telah berkembang dari 17 terbitan pada tahun 1974/75 menjadi 55 terbitan pada tahun 1977/78 dengan jumlah oplah pada tahun 1974/75 sebesar 425.000 eksemplar menjadi 4.000.000 eksemplar pada tahun 1977/78. Sedang-kan pada tahun 1978/79 oplah yang sama hendak dicapai melalui kerja sama dengan pers daerah, dengan demikian berarti pemberian kesem-patan untuk peningkatan pendapatan bagi pers daerah.

Guna menunjang pelayanan operasional penerangan telah dilaku-kan pendidikan dan latihan yang ditujukan terutama kepada pening-katan ketrampilan dan pengetahuan tentang pengelolaan informasi dan penerangan. Dalam Repelita II telah dilakukan berbagai kegiatan pen -didikan dan latihan yang meliputi kurang lebih 12.000 orang.

Dalam pada itu selama Repelita II telah dilakukan peningkatan berbagai kegiatan dalam rangka penyempurnaan administrasi dan aparatur Pemerintah. Hal ini disebabkan karena tuntutan di bidang administrasi Pemerintah dalam Repelita II adalah jauh lebih besar dari pada apa yang dihadapi pada Repelita I sebagai akibat meningkatnya pembangunan.

Kemantapan pelaksanaan fungsi Lembaga-lembaga Tertinggi/ Tinggi Negara serta peningkatan keserasian hubungan kerja antara lembaga-lembaga tersebut terus diusahakan. Dalam hubungan ini perlu dikemukakan telah terselenggaranya pemilihan anggota-anggota MPR, DPR dan DPRD, demikian pula pembentukannya, untuk kedua kali dalam masa Orde Baru.

Di bidang administrasi dan aparatur Pemerintah tingkat Pusat telah dikeluarkan Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974 me-ngenai pokok-pokok organisasi dan susunan organisasi Departemen. Dengan ini diusahakan penataan satuan-satuan organisasi di lingkung-an Pemerintah untuk mempertegas sistem organisasi berdasar jalur dan staf serta mempertegas rumusan tugas pokok, fungsi, susunan

97

Page 99: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

organisasi serta tata kerja masing-masing unit berdasar azas koordinasi. Demikian pula diusahakan perumusan pola tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi dari lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen, namun perhatian khusus diberikan kepada perlunya perubahan organisasi dari Lembaga-lembaga Pemerintah Non Depar -temen tertentu untuk dapat menanggulangi pelaksanaan tugas yang sangat mendesak dari lembaga yang bersangkutan. Juga untuk keper -luan yang dibentuk lembaga-lembaga baru. Dalam pada itu telah dilakukan penyempurnaan Perwakilan-perwakilan RI di luar negeri dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 51 tahun 1976 tentang Pokok-pokok Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

Dalam bidang administrasi dan aparatur Pemerintah Daerah telah dikeluarkan Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah sebagai pengganti Undang-undang No. 18 tahun 1965. Undang-undang ini dimaksudkan untuk melancarkan pelaksana- an pembangunan, hubungan yang serasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diarahkan kepada pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab dan dilaksanakan bersama-sama dengan dekonsentrasi. Khusus di bidang peningkatan kemampuan perencanaan pembangunan di Daerah telah dikeluarkan Keputusan Presiden No. 15 tahun 1974 tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Berbagai usaha juga telah dilakukan untuk mem -perkuat kemampuan perencanaan pada Pemerintah Daerah Tingkat II dan tingkat Desa. Dalam rangka pengembangan desa-desa dalam satu wilayah kecamatan secara terpadu dan terkoordinasi maka selama Repe-lita II telah terbentuk 873 Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP). Kecuali itu telah dikembangkan dan diperkokoh peranan BUUD/KUD sehingga menjadi wadah utama ekonomi pedesaan. Kemudian secara terus menerus disempurnakan pengadaan bantuan kepada Daerah ber -dasarkan Instruksi Presiden.

Berbagai , penyempurnaan dan pembinaan telah dilakukan pula di bidang lembaga-lembaga ekonomi/keuangan dan perusahaan-perusa -haan negara. Pengalihan dari PN-PN menjadi Persero telah meng -

98

Page 100: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

hasilkan keadaan pada tahun terakhir Repelita II sebanyak 123 Persero,

Usaha pembinaan dilakukan pula terhadap lembaga-lembaga keuangan non bank. Dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1976 serta Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 telah dibentuk Badan Pelaksana Pasar Modal.

Kemudian dalam rangka usaha pengembangan dunia usaha maka telah diambil kebijaksanaan untuk menjadikan Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagai satu-satunya lembaga yang melayani dan menyelesaikan aplikasi penanaman modal dengan "one stop service". Kebijaksanaan tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 53 dan 54 tahun 1977 masing-masing tentang penyempurnaan organisasi BKPM dan penyempurnaan tatacara penanaman modal.

Pengawasan dan penertiban operasional terus dilakukan dengan penyempurnaan kelembagaan pengawasan dan tata hubungan kerja serta koordinasinya. Peningkatan pengawasan yang baik dan usaha-usaha penertiban secara terus menerus menggambarkan usaha yang sungguh-sungguh dari Pemerintah dalam membina keseluruhan aparatur supaya merupakan alat yang berwibawa, kuat, efektif, efisien dan bersih guna menjamin keberhasilan usaha pembangunan.

Usaha penting lain yang dilakukan oleh Pemerintah ialah penyelamatan terhadap Pertamina yang menghadapi kesulitan-kesulitan keuangan yang berpangkal pada hutang-hutang Pertamina yang me-liputi jumlah-jumlah yang besar. Pemerintah setelah mengetahui parahnya keadaan Pertamina, telah mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan keuangan negara, menyelamatkan Pertamina dari ke-bangkrutan dan menertibkan secara keseluruhan manajemen dan administrasi Pertamina.

Usaha-usaha tersebut sekarang ini sebagian besar telah dapat diselesaikan dan telah mencapai hasil-

Page 101: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

hasil yang menggembirakan. Dari jumlah beban hutang Pertamina yang tercatat semula dalam tahun 1975 sekitar 10,5 milyar dollar Amerika, kini berkat langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah telah berkurang menjadi sekitar 3,4 milyar dollar Amerika yang umumnya terdiri dari hutang jangka

99

Page 102: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

panjang untuk pembangunan proyek-proyek yang produktif, seperti: Kilang Minyak Cilacap, LNG, pipa distribusi gas, eksploitasi dan eksplorasi minyak, yang kesemuanya itu kini telah menghasilkan pen -dapatan. Dengan demikian beban hutang 3,4 milyar dollar Amerika tersebut akan dapat dibayar dari hasil-hasil proyek yang bersangkutan. Sementara itu penertiban atas tubuh Pertamina akan terus dilaksa-nakan termasuk tindakan hukum terhadap yang bersalah dalam pe-ristiwa krisis Pertamina ini.

Langkah penertiban secara menyeluruh telah pula dilaksanakan oleh Pemerintah terhadap PT Krakatau Steel di Cilegon termasuk peninjauan kembali program perluasan industri besi baja di Cilegon yang diikuti dengan renegosiasi dengan kontraktor-kontraktor, serta penataan kembali manajemen dan administrasinya. Sebagai hasil dari penertiban tersebut maka nilai kontrak Pertamina/Krakatau Steel serta program kerjanya dapat ditekan menjadi lebih wajar.

Sebagai hasil dari penertiban tersebut, maka nilai kontrak-kon-trak Pertamina/Krakatau Steel serta program kerjanya yang semula bernilai US $ 3,1 milyar, US $ 2,1 milyar diantaranya berasal dari kontrak-kontrak Pertamina dengan pihak kedua untuk kepentingan Krakatau Steel, telah dapat ditekan menjadi US $ 1,9 milyar. Dari jumlah terakhir ini US $ 1,1 milyar adalah kontrak-kontrak Perta -mina dengan pihak kedua untuk kepentingan Krakatau Steel, sedang selebihnya US $ 800 juta adalah kontrak PT Krakatau Steel sendiri dengan pihak dalam dan luar negeri.

Selanjutnya telah pula berhasil disusun rencana induk pengem-bangan industri besi baja Cilegon 10 tahun (1975 — 1985) dan pe -nertiban dan penyehatan manajemen dan administrasi PT Krakatau Steel yang dapat menjamin dan mendukung pelaksanaan rencana induk tersebut.

Pada tahun 1977 telah dilancarkan oleh Pemerintah Operasi Tertib sebagai tindak lanjutan dari penyempurnaan, pendayagunaan dan penertiban aparatur negara. Selama periode Juni 1977 s/d Maret 1979 telah dilakukan tindakan penertiban terhadap 3.335 kasus me -liputi 5.037 orang. Dari jumlah orang yang terlibat itu 4.309 orang

100

Page 103: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

dikenakan tindakan administratif, 503 orang tindakan hukuman dan 225 orang tindakan lainnya.

Penyempurnaan di bidang kepegawaian yang penting adalah de -ngan dikeluarkannya Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagai pengganti Undang-undang No. 18 tahun 1961. Hal ini merupakan langkah penting dalam rangka pe -ningkatan pembinaan pegawai negeri sipil atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja. Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang tersebut sampai akhir tahun Repelita II telah dikeluarkan 31 buah Peraturan Pemerintah dan 21 buah Keputusan Presiden. Kecuali itu telah diselesaikan pengolahan daripada hasil Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri Sipil, sehingga sejak tahun 1974 tersedia data ke -pegawaian yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya, yang lebih lanjut merupakan dasar bagi penetapan kebijaksanaan pembinaan Pegawai Negeri Sipil pada waktu -waktu yang akan datang. Perbaikan penghasilan pegawai terus dilakukan sesuai dengan kemampuan ke -uangan Negara. Dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1977 sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1967 (PGPS 1968) telah disempurnakan peraturan gaji pegawai sehingga perbandingan gaji pokok antara yang terendah dan yang tertinggi yang semula menurut PP No. 12 tahun 1967 adalah 1 : 25 menurut PP No. 7 tahun 1977 menjadi 1 : 10. Perbedaan lainnya ialah per- baikan penghasilan lebih dititikberatkan pada gaji pokok, hal mana menguntungkan bagi pensiunan karena pensiun pokok ditetapkan berdasar gaji pokok.

Berbagai program pendidikan dan latihan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan pegawai. Di antara program-program pendidikan dan latihan tersebut yang terutama adalah Program SESPA dan PPN. Usaha pembinaan pegawai lainnya dilakukan dalam rangka pendayagunaan aparatur negara dan kesederhanaan hidup. Dalam rangka tersebut maka pada pertengahan tahun 1977 Pemerintah melancarkan Operasi Tertib yang bertujuan untuk mem-berantas bentuk-bentuk penyimpangan pelaksanaan tugas.

Akhirnya dalam rangka meningkatkan pegawai negeri dalam pengabdiannya kepada Negara dan masyarakat maka dengan Instruk -

101

Page 104: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

si Presiden No. 10 tahun 1978 telah diadakan penataran-penataran untuk mendalami ketetapan-ketetapan MPR, khususnya tentang Pe-doman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Panca-karsa).

Di bidang tata hubungan kerja antara lembaga telah dikeluarkan berbagai ketentuan serta pedoman yang bersifat menyerasikan ke-wenangan dan kegiatan kerja berbagai badan pemerintahan yang ter -libat dalam pelaksanaan program-program prioritas pembangunan. Berbagai tata hubungan kerja tersebut telah dilembagakan dalam badan-badan koordinasi.

Berbagai usaha telah pula dilakukan penyempurnaan dan pener -tiban dalam administrasi keuangan dan administrasi penerimaan Ne -gara, administrasi material dan pengelolaan perlengkapan serta ke -arsipan.

Di dalam rangka penyempurnaan administrasi Pemerintah di -usahakan pula perbaikan di bidang sistem pembiayaan pembangunan. Hal ini disebabkan oleh karena pembangunan akan dapat lebih ber -hasil dengan adanya pemupukan serta penggunaan dana-dana pemba-ngunan secara efektif. Perbaikan yang secara terus-menerus dilaku-kan terhadap sistem administrasi dan pembiayaan pembangunan me-liputi perencanaan program dan proyek, pengkaitan perencanaan dan penyusunan anggaran, prosedur pelaksanaan anggaran, pengendalian pelaksanaan dan pengawasan proyek-proyek pembangunan. Selama Repelita II dalam tiap Keputusan Presiden mengenai Pedoman Pe -laksanaan APBN selalu terdapat penyempurnaan yang semuanya itu bertujuan untuk lebih memberikan fleksibilitas dalam penggunaan biaya untuk jenis-jenis pengeluaran tertentu tanpa meninggalkan un-sur-unsur pengawasan. Penyempurnaan-penyempurnaan tersebut ter -utama meliputi perbaikan formulir DIP, pelimpahan wewenang dalam revisi DIP, pembatasan waktu pemberian persetujuan revisi, pemba-tasan waktu berlakunya sisa anggaran pembangunan (SIAP) untuk memperbesar daya serap dalam pelaksanaan, tatacara pelelangan, dan sebagainya. Dalam hubungan ini penting pula dikemukakan berla -kunya sistem pengendalian proyek baru yang mulai berlaku sejak

102

Page 105: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79

tahun anggaran 1977/78 yang bersifat pemecahan masalah dan pe -laksanaan tindak lanjut dari pemecahan masalah tersebut.

Di samping itu usaha-usaha telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pengawasan, antara lain dengan penyempurnaan tata kerja dan tata hubungan kerja aparatur-aparatur pengawasan.

103

Page 106: LAMPIRAN - bappenas.go.id  · Web viewpidato kenegaraan presiden republik indonesia. di depan sidang dewan perwakilan rakyat 16 agustus 1979. pelaksanaan repelita ii (1974/75 - 1978/79