lampu tenaga surya dari botol

2

Click here to load reader

Upload: hafid-iqbal-maulana

Post on 19-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Lampu tenaga surya adalah sebuah lampu yang menggunakan tenaga matahari dan terdiri dari lampu LED, sebuah panel surya fotovoltaik, dan sebuah baterai isi ulang.Panel surya terletak di bagian atas.Lampu tenaga surya dapat digunakan di dalam ruangan dan di luar ruangan. Bagi yang di luar ruangan biasanya digunakan untuk dekorasi taman sedangkan yang di dalam ruangan digunakan sebagai penerangan di garasi.Lampu taman surya yang digunakan untuk dekorasi dibuat dengan banyak model dan desain serta mengandung unsur seni. Bentuk lampu taman surya sangat bervariasi ada yang berbentuk seperti hewan atau dengan desain yang bertema liburan. Lampu ini sering digunakan untuk menandai jalan setapak atau daerah sekitar kolam renang.Saat siang hari lampu tenaga surya mengisi ulang baterainya yang akan digunakan pada malam hari. Pada saat menjelang malam lampu ini akan secara otomatis menyala dan ada beberapa menyala secara manual. Batas waktu menyala sekitar 8 - 10 jam, tergantung berapa banyak sinar matahari yang diperoleh saat siang hari.lampu tenaga surya memang tidak terlalu terang dibandingkan lampu yang menggunakan tenaga listrik. Lampu ini relatif murah,mudah dipasang dan hemat energi.

TRANSCRIPT

Lampu tenaga surya dari botol

BOTOL plastik bekas minuman biasanya kita buang begitu saja tanpa pernah terpikir untuk memanfaatkannya. Nah ternyata botol bekas ini bisa kita manfaatkan untuk membuat lampu tenaga surya. Dan otomatis biayanya akan sangat murah karena hanya memanfaatkan barang-barang bekas.

Kita telah mempunyai bola lampu yang terbuat dari filament logam atau lebih dikenal dengan bolam, dari gas fluorescent dan juga LED. Dan kita sekarang mempunyai satu lagi lampu dari air. Bahan yang diperlukan hanya terdiri dari botol plastik, air dan bahan pemutih cucian. Teknologi sederhana ini dapat dibuat kurang dari satu jam, bisa bertahan sampai 5 tahun dan itu setara dengan bola lampu 60 watt.

Cara pembuatannya sangat mudah. Pertama siapkan botol plastik bekas minuman softdrink ukuran satu atau dua liter. Kelupas seluruh bagian plastik tempelan yang ada di botol, biasanya merupakan merek produk minuman tersebut, supaya botol betul-betul transparan sehingga tidak menghalangi cahaya yang nantinya akan masuk. Setelah itu isi botol tersebut dengan air bersih sampai kurang lebih tiga perempat bagian. Kemudian masukkan bahan pemutih cucian secukupnya dan sedikit diaduk agar merata. Kemudian tutuplah botol dengan rapat. Jadilah lampu tenaga surya ini siap untuk dipasang.

Untuk pemasangannya, pertama buatlah lubang pada atap yang akan dipasang lampu ini. Akan lebih mudah memasangnya pada atap yang terbuat dari seng. Kemudian potonglah seng ukuran sedikit lebih besar dari botol plastik tersebut, lalu buatlah lubang di tengahnya dan masukkan botol tersebut dengan posisi tutup botol diatas dengan sepertiga bagian botol di atas dan dua pertiga di bawah. Kemudian dilem dan tunggu sampai kering untuk kemudian dipasang di atap yang sudah dilubangi tadi dan kemudian dilem dengan atap tersebut. Jadilah lampu tersebut siap untuk menerangi ruangan di bawahnya.

Prinsip kerja dari lampu ini sangat sederhana, air akan mendifraksikan cahaya sehingga akan menyebar ke seluruh ruangan. Hal ini berbeda dari cahaya matahari langsung yang masuk ke rumah yang fokus hanya pada satu titik saja. Bahan pemutih berfungsi untuk menjaga air tetap bersih dan bebas dari jamur dan mikroba.

Tepat Guna

Teknologi ini pertama kali diciptakan oleh seorang mahasiswa dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), perguruan tinggi terbaik di dunia untuk bidang teknologi di mana dia memfokuskan diri pada pengembangan teknologi tepat guna. Dan teknologi ini telah sukses menyinari rumah-rumah warga miskin di Filipina, di mana sebuah organisasi bernama Isang Litrong Liwanag telah berhasil memasang 10 ribu lampu.

Walaupun lampu model ini hanya bekerja pada siang hari, tetapi ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan banyak orang di daerah pemukiman padat yang jarak antarrumah sangat dekat, bahkan berhimpitan sehingga tidak ada lagi celah untuk jendela, dan kalaupun ada, sangat sedikit sekali cahaya masuk melalui jendela. (24)