landasan teori pengertian data - bina...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Data
Menurut Laudon & Laudon (2010, p64), Data adalah aliran fakta-fakta
mentah yang merupakan peristiwa yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan
fisik sebelum mereka terorganisir dan di susun menjadi bentuk yang orang-orang
dapat memahami dan menunggunakanya.
Sedangkan menurut O’Brien & Marakas (2008, P23), Data dapat di
definisikan juga sebagai fakta mentah atau hasil observasi yang biasanya berupa
fenomena fisik atau transaksi bisnis
2.2 Pengertian Informasi
Menurut Laudon & Laudon (2010, p64), Informasi adalah data yang telah di
buat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
Sedangkan menurut O’Brien & Marakas (2008, P23), Informasi adalah data
yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai
akhir tertentu.
Semakin lengkap dan baik informasi yang di sajikan maka semakin baik
juga kualitas dari informasi tersebut. Agar informasi yang di sajikan dapat di
pakai maka , perlu di perhatikan hal-hal berikut :
9
1. Akurat
Informasi yang di sampaikan haruslah bebas dari kesalahan serta harus
menggambarkan maksud dan tujuan yang hendak di capai.
2. Relevan
Informasi yang di sampaikan haruslah sesuai dengan fakta dan mudah di
pahami oleh para pemakai atau pengguna.
3. Tepat waktu
Informasi yang di hasilkan atau di butuhkan tidak boleh terlambat
(usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik,
sehingga kalau di gunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan.
Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi,
sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkanya
memerlukan teknologi-teknologi terbaru.
4. Lengkap
Informasi yang di hasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan
yang baik, karena bila informasi yang di hasilkan sebagian-sebagaian
tentunya akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan atau
menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh
terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suati
masalah dengan baik.
5. Dapat diakses
Informasi yang di butuhkan harus mudah ditemukan dan dapat di akses.
10
Gambar 2.1 : Venn diagram yang menampilkan hubungan antara informasi
dan pengetahuan.
Sumber : Todd R. Groff & Thomas P.Jones (2003,p3)
2.3 Pengertian Knowledge
Menurut Amrit Tiwana (2008, p4) “knowledge is a fluid mix of framed
experience, values, contextual information, expert insight, and intuitition that
provides an environment and framework for evaluating and incorporating new
experience and information” yang artinya pengalaman campuran , nilai,
informasi kontekstual,wawasan ahli, dan intuisi yang menyediakan lingkungan
dan kerangka untuk mengevaluasi dan memasukan informasi dan pengalaman
baru.
11
Menurut Todd R. Groff & Thomas P. Jones (2003,p3) “knowledge is
information combined with understanding and capability;it lives in the minds of
people” yang artinya adalah informasi yang dikombinasikan dengan pemahaman
dan kemampuan yang hidup dalam pikiran orang .
2.3.1 Tacit Knowledge
Menurut Amrit Tiwana (2008,p45) “Tacit knowledge is personal,
context-specific knowledge that is difficult to formulate, record, or
articulate;it is stored in the heads of people.” yang artinya Tacit knowledge
bersifat pribadi, konteks-spesifik pengetahuan yang sulit untuk
diformulasikan, direkam atau diutarakan; yang disimpan dalam kepala
orang.
Tacit knowledge terdiri dari berbagai komponen, seperti seperti intuisi,
pengalaman, Dasar kebenaran, penilaian, nilai, asumsi, keyakinan, dan
kecerdasan. Komponen Tacit ini terutama dikembangkan dengan
menggunakan proses percobaan dan kesalahan yang ditemui dalam praktek.
2.3.2 Explicit Knowledge
Menurut Amrit tiwana (2008,p45) “expilicit knowledge ia that That
component of knowledge that that can be codified and transmitted in a
systematic and formal language : document,database,webs,e-mail,
charts,etc.” Yang artinya explicit knowledge komponen pengetahuan yang
12
yang dapat disusun dan ditransmisikan dalam bahasa sistematis dan formal:
dokumen, database, web, e-mail, grafik, dll.
2.4 Knowledge Management
Secara umum, knowledge dalam padanan kata bahasa Indonesia berarti
pengetahuan. Akan tetapi pengertian lebih luas dari pengetahuan yaitu
penggunaan secara menyeluruh dari informasi dan data yang diselaraskan dengan
kemampuan potensial, kompetensi, ide atau pikiran, komitmen dan motivasi
seseorang. Atau dengan kata lain pengetahuan merupakan pemahaman manusia
terhadap sesuatu yang telah didapatkan melalui proses pembelajaran dan
pengalamannya. Saat ini, pengetahuan dipandang sebagai komoditas dari aset
intelektual yang mempunyai komoditas yang berbeda dengan komoditas-
komoditas lainnya. Hal-hal yang membedakan pengetahuan dengan komoditas-
komoditas lainnya adalah:
a. Penggunaan dari pengetahuan tidak akan menghabiskan pengetahuan itu
sendiri.
b. Penyampaian pengetahuan kepada pihak lain tidak akan membuat pemberi
pengetahuan kehilangan pengetahuan tersebut.
c. Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan masih sangat sedikit
sedangkan pengetahuan sendiri sangat luas.
d. Kebanyakan dari pengetahuan berharga dari sebuah organisasi berakhir
sama seperti berakhirnya hari.
13
Deng-Neng Chen et al (2010) menekankan bahwa knowledge management
adalah proses aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun
tidak berurusan dengan sifat istimewa dari berbagai jenis pengetahuan, atau relatif
pentingnya pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi. Menjaga
keseimbangan pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi sangatlah
penting.
Mengutip dari pendapat Davenport and Prusak, knowledge management
difokuskan pada proses dan mekanisme untuk menemukan serta bebagi apa yang
dikenal oleh organisasi atau stakeholder eksternal. Kemampuan untuk berbagi
pengalaman internal yang terbaik, dianggap penting untuk kinerja organisasi
secara keseluruhan. Memanfaatkan pengetahuan eksternal sangat penting dalam
mengarahkan inovasi produk baru serta kinerja organisasi secara umum (Michael
et al, 2009)
Menurut Ashok Jaspara (2011,p14) ” knowledge management can be
defined as : the effective learning process associated with exploration ,
exploitation and sharing of human knowledge (tacit & explicit) that use
appropriate technology and cultural enviroment to enhance an organitations
intelectual capital and performance”. yang artinya proses pembelajaran yang
efektif terkait dengan eksplorasi, eksploitasi dan membagikan pengetahuan
manuusia (Tacit & eksplisit) yang menggunakan teknologi tepat guna dan
lingkungan budaya untuk meningkatkan sebuah modal intelektual dari organisasi
dan kinerja.
14
Menurut Amrit Tiwana (2008,p50) ada 3 proses dasar Knowledge
Management,yaitu :
1. Knowledge Aquisition
Proses pengembangan dan penciptaan wawasan, keterampilan, dan,
hubungan.
Untuk melihat dan menyerap eksternal knowledge yang dibutuhkan.
Knowledge yang akan diserap dan diterapkan tidak diterima secara
menyeluruh tetapi terlebih dahulu disesuaikan dengan budaya perusahaan.
Knowledge Acquisition baik dilakukan untuk memperkaya ide-
ide/knowledge yang nantinya akan sangat berguna untuk proses Knowledge
Development.
2. Knowledge Sharing
Menyebarkan dan membuat pengetahuan yang sudah ada.
Dengan Knowledge Sharing sangat penting didalam membangun sebuah
Knowledge Management karena dengan sharing diharapkan knowledge
tersebut tidak diam ditempat melainkan dapat membantu perkembangan
knowledge didalam organisasi.
15
3. Knowledge Utilization
Pembelajaran yang terintegrasi ke dalam organisasi.
Dalam membangun sebuah Knowledge Management, perlu untuk
memastikan bahwa knowledge yang dimiliki dan yang akan digunakan harus
selaras dengan tujuan organisasi dan tidak menyimpang dari tujuan
organisasi.
Gambar 2.2 : 3 proses dasar Knowledge Management
Sumber : Amrit Tiwana (2008,p50)
16
2.4.1 Keuntungan Knowledge Management
Menurut Dalkir Kimiz (2005,p20) knowledge management
mempunyai keuntungan untuk individual,komunitas, dan organisasi.
Individual :
� Membantu orang melakukan pekerjaan mereka dan menghemat
waktu melalui pengambilan keputusan yang lebih baik dan
pemecahan masalah.
� Membangun rasa ikatan komunitas dalam organisasi.
� Membantu orang untuk tetap up to date.
� Memberikan tantangan dan peluang untuk berkontribusi.
Community (Masyarakat atau komunitas) :
� Memfasilitasi dan melakukan kolaborasi dalam jaringan agar lebih
efektif
� Mengembangkan keterampilan profesional
� Mengembangkan kode etik profesi di mana anggotanya dapat
mengikutinya.
Organization :
� Memecahkan masalah dengan cepat
17
� Meningkatkan pengetahuan yang tertanam dalam produk dan
layanan.
� Membangun memori organisasi
� Memungkinkan organisasi untuk tetap memenangkan persaingan
semakin baik
2.5 Siklus Knowledge
Untuk mendapatkan sebuah pengetahuan maka di perhatikan dasar
pengetahuan itu. Dasar dari pengetahuan aadalah data yang di olah menjadi
informasi kemudian informasi-informasi tersebut di olah kembali menjadi
kembali menjadi pengetahuan. Data adalah sekumpulan ciri-ciri, fakta atau
kejadian. Informasi adalah sebuah pesan yang biasanya dalam bentuk dokumen
atau komunikasi yang dapat dilihat atau didengar. Pengetahuan merupakan
gabungan pengalaman, nilai, dan informasi kontekstual, pandangan para ahli yang
menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi dan menggabungkan
pengalaman-pengalaman baru dan informasi.
Ikujiro Nonaka membuat formulasi yang terkenal dengan sebutan SECI atau
Knowledge Spiral (wahono,2008). Konsepnya bahwa dalam siklus
perjalanan kehidupan kita, pengetahuan itu mengalami proses yang kalau
digambarkan berbentuk spiral, proses itu disebut dengan Socialization –
Externalization – Combination – Internalization.
18
Gambar 2.3: Knowledge Spiral
Sumber : http://romisatriawahono.net, 23 april 2012
• Proses eksternalisasi (externalization), yaitu mengubah tacit knowledge
yang kita miliki menjadi explicit knowledge. Bisa dengan menuliskan
know-how dan pengalaman yang kita dapatkan dalam bentuk tulisan artikel
atau bahkan buku apabila perlu. Dan tulisan-tulisan tersebut akan sangat
bermanfaat bagi orang lain yang sedang memerlukannya.
• Proses kombinasi (combination), yaitu memanfaatkan explicit knowledge
yang ada untuk kita implementasikan menjadi explicit knowledge lain.
Proses ini sangat berguna untuk meningkatkan skill dan produktifitas diri
sendiri. Kita bisa menghubungkan dan mengkombinasikan explicit
19
knowledge yang ada menjadi explicit knowledge baru yang lebih
bermanfaat.
• Proses internalisasi (internalization), yakni mengubah explicit knowledge
sebagai inspirasi datangnya tacit knowledge. Dari keempat proses yang
ada, mungkin hanya inilah yang telah kita lakukan. Bahasa lainnya adalah
learning by doing. Dengan referensi dari manual dan buku yang ada, saya
mulai bekerja, dan saya menemukan pengalaman baru, pemahaman baru
dan know-how baru yang mungkin tidak saya dapatkan dari buku tersebut.
• Proses sosialisasi (socialization), yakni mengubah tacit knowledge ke tacit
knowledge lain. Ini adalah hal yang juga terkadang sering kita lupakan.
Kita tidak manfaatkan keberadaan kita pada suatu pekerjaan untuk belajar
dari orang lain, yang mungkin lebih berpengalaman. Proses ini membuat
pengetahuan kita terasah dan juga penting untuk peningkatan diri sendiri.
Yang tentu saja ini nanti akan berputar pada proses pertama yaitu
eksternalisasi. Semakin sukses kita menjalani proses perolehan tacit
knowledge baru, semakin banyak explicit knowledge yang berhasil kita
produksi pada proses eksternalisasi.
2.6 Learning Organization
Konsep mengenai learning organization pertama kali menjadi istilah yang
populer setelah peter senge melontarkan gagasanya dalam buku Fifth Discipline.
Sejak itu kata learning organization atau terjemahanya organisasi pembelajar
banyak di sebut dan di bicarakan di berbagai kesempatan.
20
Menurut Peter Senge dalam buku Ashok Jashapara (2011,161 -163) ada 5
disiplin (lima pilar) yang membuat suatu organisasi menjadi organisasi
pembelajar.
1. Personal Mastery
Belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam mencapai hasil kerja
yang paling di inginkan, dan menciptakan lingkungan organisasi yang
menumbuhkan seluruh anggotanya untuk mengembangkan diri mereka
menuju pencapaian sasaran dan makana bekerja sesusai dengan harapan
yang mereka pilih.
2. Mental Models
Proses bercermin, sinambung memperjelas, dan meningkatkan gambaran
diri kita tentang dunia luar, dan melihat bagaimana mereka membentuk
keputusan dan tindakan kita.
3. Shared Vision
Membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan
mengembangkan gambaran tentang masa depan yang akan di ciptakan,
prinsip dan praktek yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan
tersebut.
4. Team Learning
Menstransformasikan pembicaraan dan keahlian berpikir (thinking skills)
sehingga suatu kelompok dapat secara sah mengembangkan otak dan
kemampuan yang lebih besar di banding ketika masing-masing anggota
kelompok bekerja sendiri.
21
5. System Thinking
Cara pandang, cara bahasa untuk menggambarkan dan meamahami
kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku dari suatu sistem.
Faktor kelima ini membantu kita untuk melihat bagaimana mengubah
sistem secara efektif dan untuk mengambil tindakan yang lebih pas sesuai
dengan proses interkasi antara komponen suatu sistem dengan lingkungan
alamnya.
Gambar 2.4 : 5 pilar pengetahuam Senge (Learning Organization Oriented)
Sumber : Ashok Jaspara (2011,p 162)
22
Menurut Senge dalam buku Ashok Jashapara (2011,161) “ learning
organization are organizations where people continually expand their capacity to
create the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking
are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are
continually learning to see the whole together”
Yang artinya organisasi belajar adalah organisasi di mana orang terus-menerus
memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang mereka benar-benar
inginkan, dimana pola baru dan ekspansif pemikiran diasuh, dimana aspirasi
kolektif dibebaskan, dan di mana orang terus-menerus belajar melihat keseluruhan
bersama-sama.
2.7 Case Based Reasoning (CBR)
Leake (1996) menjelaskan bahwa CBR dalah belajar dengan cara
mengingat. Sedangkan Riesbeck dan Schank (1989), menyatakan bahwa CBR
memecahkan masalah baru dengan cara menyesuaikan dengan solusi yang pernah
digunakan untuk masalah yang lalu. Aamodt (1993) juga menjelaskan CBR
sebagai pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah serta untuk
belajar. Bahkan Kolodner (1993) menegaskan CBR sebagai cara dimana manusia
menggunakan kasus-kasus untuk memecahkan masalah dan cara dimana kita bisa
membuat mesin menggunakan kasus-kasus tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa CBR adalah suatu metode untuk membangun
suatu sistem komputer yang pintar dengan cara menirukan cara manusia
23
menimbang dan berpikir. CBR akan menyimpan pengalaman/kasus-kasus
sebelumnya didalam memorinya untuk dapat diambil serta digunakan kembali
pada waktu menghadapi masalah yang serupa serta dapat dipakai sebagai saarana
belajar yakni pada saaat CBR menyimpan pengalaman yang baru didalam
‘ingatannya’.
2.7.1 Ciri Khas CBR
1. Sebuah kasus memiliki kadar informasi tertentu dan kadar kompleksitas
tertentu didalam penyusunannya. Itulah sebabnya suatu kasus tidak
cukup dideskripsikan hanya dengan sebuah feature vector.
2. Kasus dapat dimodifikasi atau disesuaikan solusinya.
3. Metode CBR juga menggunakan pengetahuan yang dideskripsikan
begitu umum, dan tidak terperinci, namun aturan yang dipakai di dalam
proses CBR ini bervariasi.
2.7.2 Karakteristik CBR
Sebuah sistem komputer yang menerapkan CBR mempunyai
karakteristik antara lain :
1. Sebuah basis kasus, atau sekumpulan contoh-contoh masalah beserta
solusinya, yang disebut dengan kasus-kasus.
24
2. Sebuah metode penyimpanan kasus-kasus di dalan basis kasus yang
mempermudah pengambilan kasus-kasus nantinya.
3. Suatu pola pengindeksan untuk mengorganisasikan kasus-kasus.
4. Suatu metode pencocokan sebagian untuk menentukan kasus-kasus
mana saja yang paling berhubungan dengan masalah sekarang ini.
5. Suatu metode penyesuaian terhadap solusi lama agar bisa cocok dengan
masalah yang sekarang ini.
2.7.3 Dasar dari metode-metode yang digunakan dalam case-based
reasoning
CBR didasarkan pada alasan bahwa masalah baru seringkali mirip
dengan masalah sebelumnya yang ditemui oleh karna itu, Tugas pokok
CBR ialah mengidentifikasikan situasi masalah sekarang yang dihadapi,
mencari kasus lampau yang serupa dengan kasus yang baru, menggunakan
kembali kasus tersebut untuk mengusulkan solusi bagi masalah yang
sekarang ini, mengevaluasi solusi yang ditawarkan dan memperbaharui
sistem dengan cara belajar dari pengalaman ini.
Menurut Efraim Turban et al (2007, p580) Case Based Reasoning (CBR)
ada 4 proses yaitu :
1. RETRIEVE : mengambil dari kasus masa lalu yang paling mirip
dengan kasus yang sekarang dihadapi, yang relevan untuk
memecahkan kasus saat ini.
25
2. REUSE : peta solusi dari kasus sebelumnya terhadap masalah baru.
Reuse merupakapkan solusi lama yang terbaik untuk memecahkan
kasus saat ini.
3. REVISE : menguji solusi baru dalam ke dunia nyata (atau simulasi)
dan, jika perlu merevisi solusi yang ditawarkan apabila pada proses
reuse terbukti bahwa solusi yang digunakan kembali tidak benar
4. RETAIN : setalah solusi sukses di adaptasikan dengan masalah yang
baru , simpan hasil solusi atau pengalaman tersebut supaya dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah yang akan datang.
26
Gambar 2.5 : Alur proses CBR
Sumber : http://www.iiia.csic.es/People/enric/AICom.html#RTFToC4, 10 mei
2012.
Deskripsi awal dari suatu masalah (gambar no2.5 ) menjelaskan sebuah
kasus baru.Kasus baru ini digunakan untuk RETRIEVE sebuah kasus dari basis
kasus yang berisi sekumpulan kasus yang lampau (previous cases). Solusi dari
kasus yang diambil tadi diterapkan lagi (REUSE) pada kasus baru. Apabila solusi
yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang dikehendaki maka solusi ini bisa
dievaluasi (REVISE) oleh seorang ahli adan diperbaiki apabila terjadi kesalahan.
27
Selama proses RETAIN, pengalaman yang sukses disimpan untuk digunakan lagi
di lain waktu dan basis kasus diperbaharui oleh sebuah kasus yang baru atau oleh
modifikasi dari beberapa kasus yang ada.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar no 2.5 pengetahuan umum (general
knowledge) juga ikut terlibat dalam proses CBR ini. Perlu diketahui juga bahwa
siklus ini jarang terjadi tanpa intervensi atau campur tangan manusia karena
sebagian besar CBR tool hanya bertindak sebagai sistem yang mengambil kasus-
kasus yang tersimpan dan menggunakannya lagi. Sedangkan penyesuaian
solusinya ditangani oleh manager/pimpinan/pengelola dari basis kasus. Namun
hal ini bukanlah dipandang sebagai kelemahan dari sistem CBR yang
mengikutsertakan interaksi manusia dalam pengambilan keputusan.
2.7.4 Keuntungan CBR
Berikut ini adalah keuntungan menggunakan CBR:
1. Peningkatan knowledge acquisition. ini lebih mudah untuk membangun,
lebih mudah untuk mempertahankan, dan lebih murah untuk
mengembangkan dan mendukung knowledge acquisition.
2. Waktu sistem pengembangan lebih cepat dari pada ketika menggunakan
manual knowledge acquisition.
3. Memanfaatkan Pengetahuan dan data yang sudah ada.
28
4. penjelasan menjadi lebih mudah. Daripada memperlihatkan banyak
aturan, rangkaian yang logis dapat ditampilkan
5. Mudah mengakuisisi kasus baru
6. Belajar dapat Timbul, baik dari keberhasilan dan kegagalan
2.8 Web 2.0
Menurut O’Reilly Web 2.0 sebagai revolusi bisnis dalam industri yang
menggunakan internet sebagai platformnya, dan untuk menunjang keberhasilanya,
perlu membangun aplikasi jaringan agar orang-orang menggunakanya dengan
mudah (Musser and O’Reilly,2006)
2.9 Analisis SWOT
Menurut Kotler (2003, p102), analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi ke
dalam dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan
analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).
a. Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan.
Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan
pesaing.
29
b. Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan.
Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan
manajemen, keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
c. Opportunity (Peluang)
Suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen
dibandingkan dengan para pesaing.
d. Threat (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para
pesaing dalam merebut konsumen.
Analisis SWOT dapat di gunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisis dalam usaha penetapan strategi.umumnya yang sering di gunakan adalah
sebagai kerangka kerja atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas
kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
Jadi analisis Swot merupakan analisis mengenai kekuatan dan kelemahan
internal organisasi serta analisis mengenai peluang dan ancaman yang di hdapai
(eksternal ) organisasi.
30
2.10 Konsep Internet dan Intranet
Dalam buku Kotler dan amstrong (2010, p528), dikatakan bahwa internet
adalah web publik yang amat pesat dan dihubungkan oleh jaringan komputer,
yang menghubungkan berbagai tipe pengguna diseluruh dunia termasuk sehingga
membentuk suatu gudang informasi (Information repository) yang amat besar.
Menurut Laudon dan Laudon (2010, p51), Internet adalah suatu jaringan
global yang menggunakan standar umum untuk menghubungkan jutaan jaringan
yang berbeda.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Internet adalah
sebuah jaringan komputer global yang dapat menghubungkan berbagai tipe
jaringan pengguna yang berbeda diseluruh dunia.
2.10.1 Pengertian Intranet
Laudon dan Laudon (2010, p51) mengartikan bahwa Intranet adakah
teknologi yang digunakan untuk membuat internet dalam perusahaan dan
organisasi.
Sedangkan Probst et al. (2010, p100), berpendapat bahwa banyak
organisasi memakai teknologi internet untuk membangun Intranet.
Dokumen internal seperti studi pasar,majalah In-house, laporan tahunan,
presentasi dan artikel dimasukkan pada komputer yang didirikan untuk
suatu tujuan, dan kemudian dapat diakses oleh karyawan. Intranet yang
efektif mengijinkan pengguna untuk mengakses kembali database internal
31
perusahaan yang terkomputerisasi, sehingga memberikan akses cepat
informasi internal perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Intranet adalah sebuah jaringan
internal yang dapat membantu perusahaan untuk memberikan akses cepat ke
informasi internal perusahaan yang berbebntuk dokumen internal
perusahaan seperti studi pasar, majlah in-house, laporan tahunan, presentasi
dan artikel.
2.10.2 Pengertian E-Business
Menurut Dave Chaffey (2009, p13) E-business “all Electronically
mediated information excahage , both within an organization and with
external stakeholders supporting the range of business Processes”. Yang
artinya semua pertukaran informasi secara elektronik dimediasi, baik dalam
suatu organisasi dan dengan para stakeholder eksternal yang mendukung
Proses bisnis.
2.10.2.1 Manfaat E-business
Manfaat dari E-business adalah :
• Meningkat penjualan dari penjualan baru, yang memberikan
kenaikan untuk meningkatkan pendatan dari:
32
- Pelanggan baru dan pasar yang baru
- Penjualan yang di dapatkan dengan konsumen yang membeli
dengan berulang (repeat-selling)
- Penjualan yang di dapat dari konsumen yang membeli produk
kompetitor kemudian berpindah dan memebeli produk kita (cross-
selling)
• Mengurangi biaya pemasaran, dari :
- pengurangan waktu dalam pelayanan pelanggan
- penjualan online
- mengurangi biaya cetak dan biaya distribusi komunikasi pemasaran
• Mengurangi biaya rantai pasokan, dari :
- mengurangi tingkat persediaan
- peningkatan persaingan dari pemasok
- siklus waktu lebih pendek dalam pemesanan
2.10.3 E-Commerce
Menurut Rainer & Turban (2009, p168) E-commerce
menggambarkan proses pembelian , penjualan, pengiriman, atau
33
pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui jaringan-jaringan
komputer, termasuk di dalamnya penggunaaan internet.
Bagi sebagian besar perusahaan saat ini, e-commerce lebih dari
sekedar memebeli dan menjual produk secara on line. Sebaliknya e-
commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran,
penjualan, pengiriman, pelayanan, dan pembayaran untuk berbagai
produk jasa yang di perjualbelikan dalam pasar global berjaringan
para pelanggan , denga dukungan dari jaringan para mitra bisnis di
seluruh dunia
Sistem e-commerce bergantung pada sumber daya internet dan
banyak teknologi informasi lainya untuk mendukung setiap langkah
dari proses ini. Kita melihat bahwa banyak perusahaan besar atau
kecil terlibat dalam beberapa bentuk aktivitas e-commerce. Oleh
karena itu mengembangkan kemampuan e-commerce telah menjadi
pilihan penting yang harus di pertimbangkan oleh kebanyakan
perusahaan seakarang ini.
34
2.10.3.1 Jenis-jenis Transaksi E-commerce
Transaksi e-commerce dapat di lakukan dengan cara berikut ini :
• Business to Business (B2B) : dalam transaksi B2B, kedua
belah pihak yaitu penjual dan pembeli merupakan suatu
organisasi.
• Business to Cunsumer (B2C) : dalam B2C, pihak penjual
merupakan suatu organisasi, dan pihak pembelinya
merupakan individu.
• Consumer to Business (C2B) : dalam C2B, konsumen
membuat daftar keperluan produk atau jasa yang ia
butuhkandan supplier berkompetisi untuk memberikan
barang atau jasa yang di inginkan oleh konsumen dan sesuai
dengan keinginanya.
• Consumer to Consumer (C2C) : dalam C2C, seorang
individu menjual produk atau jasa ke individu lainya.
• Mobile Commerce ( m-commerce ) : ketika e-commerce
telah memasuki lingkungan pengguna wireless, dan
memanfaatkan penggunaan mobile phone untuk mengakses
internet, kita menyebutnya dengan m-commerce.
35
2.11 Penelitian terdahulu
No Nama Judul Volume Kesimpulan 1 Robby Tan Perancangan Model
Manajemen Pengetahuan
Menggunakan Model
Nonaka Takeuchi (Study
Kasus Administrasi
Akademik).
Vol 6 (1) : 51-64 Berdasarkan hasil penyusunan model knowledge
management system khususnya pada Bagian
Administrasi Akademik maka dapat disimpulkan
beberapa hal berikut:
1. Pengetahuan akan dapat dibuat lebih
terorganisasi dengan membuat sistem ini dan
membuat alur proses yang jelas terhadap
proses-proses yang ada.
2. Pengumpulan tacit dan explicit knowledge
dapat dilakukan dengan memasukkan
informasi atau pengetahuan yang baru pada
36
forum dan kemudian dapat dibahas dengan
lebih detail jika benar-benar ingin
dimasukkan ke dalam KMS.
3. Pencarian prosedur atau dokumen dapat
dilakukan pada KMS ini sehingga akan
meningkatkan waktu pelayanan dan
ketepatan dalam melaksanakan prosedur.
4. Terdapat beberapa faktor teknis di dalam
melaksanakan prosedur ini yang sulit untuk
diungkapkan dalam menyusun KMS ini.
Faktor teknis ini antara lain dapat berupa
kedekatan dengan dosen atau
mahasiswa,kemampuan negosiasi,
kemampuan dalam menjelaskan sesuatu,
37
kecerdasan linguistik
Model ini dapat disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan dari masing-masing institusi.
2 Lim Bui Ho, Bawa
Wuryaningtyas,
Ronald, Richard
kumaradjaja
Penerapan Knowledge
Management System Pada
Perusahaan Bisnis
Konsultasi PT. Piramedia
Sejahtera Abadi (Red
Piramid )
Vol 11 (3) : 451-
468
Tujuan dan Manfaat implementasi “Knowledge
Management System pada Red Piramid dapat di
persingkat menjadi : “Knowledge Management
sebagai budaya berbagi pengetahuan bagi karyawan
Red Piramid dan penerapanya dapat meningkatkan
produktivitas kinerja Red Piramid sehingga Red
Piramid dapat memperoleh manfaat langsung berupa
peningkatan kinerja perusahaan untuk mencapai
keunggulan kompetitif yang di targetkan dan
mendorong klien tumbuh ke tingkat lebih yang lebih
38
tinggi”. Tujuan dan manfaat itu di terjemahkan
berupa hasil implementasi dan dengan melakukan
standarisasi proses Knowledge Management, Red
Piramid dapat menghemat 74,8% biaya yang
biasanya di keluarkan setiap satu siklus knowledge.
39
1.12 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.6 : Kerangka Pemikiran
Sumber : Penulis
Dokumetasi pengetahuan
Sharing pengetahuan
Knowledge Management
SECI dan CBR pada Organisasi
Analisis internal & external perusahaan
• SWOT