lap combat

21
PANGKALAN UTAMA TNI AL IV FASHARKAN MENTIGI LAPORAN PEMBELAJARAN DAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN COMBAT BOAT DAN RIB DI PT. LUNDIN INDUSTRIAL INVEST. I. PENDAHULUAN A. Umum. 1. Seiring dengan berkembangnya teknologi fiber untuk pembuatan kapal, maka TNI AL bekerja sama dengan PT. Lundin I.I. melaksanakan riset dan pembuatan Combat Boat yang terbuat dari Fiber Glass Reinforced Plastics (FRP). FRP yang digunakan sudah mengaplikasikan teknologi terbaru, sehingga karenanya diadakan pengiriman personel untuk pembelajaran dan alih teknologi. 2. Laporan ini merupakan gambaran dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran dan alih teknologi pembuatan combat boat dan rib di PT. Lundin Industrial Invest. Banyuwangi. B. Maksud dan Tujuan. Disusunnya laporan ini untuk memberikan gambaran secara umum kepada Pimpinan mengenai hasil pembelajaran dan alih teknologi yang telah dilaksanakan di PT. Lundin I.I. dengan tujuan sebagai masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengaplikasian FRP di lingkungan TNI AL. C. Ruang Lingkup Laporan ini meliputi pelaksanaan program pembelajaran dan proses-proses pengaplikasian FRP dalam pembuatan combat boat dan ribTNI AL.

Upload: iswahyudi-aprilyastono

Post on 10-Apr-2016

16 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Lap Combat

TRANSCRIPT

PANGKALAN UTAMA TNI AL IV FASHARKAN MENTIGI

LAPORAN PEMBELAJARAN DAN ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN COMBAT BOAT DAN RIB DI PT. LUNDIN INDUSTRIAL INVEST.

I. PENDAHULUAN

A. Umum.

1. Seiring dengan berkembangnya teknologi fiber untuk pembuatan kapal, maka TNI AL bekerja sama dengan PT. Lundin I.I. melaksanakan riset dan pembuatan Combat Boat yang terbuat dari Fiber Glass Reinforced Plastics (FRP). FRP yang digunakan sudah mengaplikasikan teknologi terbaru, sehingga karenanya diadakan pengiriman personel untuk pembelajaran dan alih teknologi.

2. Laporan ini merupakan gambaran dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran dan alih teknologi pembuatan combat boat dan rib di PT. Lundin Industrial Invest. Banyuwangi.

B. Maksud dan Tujuan.

Disusunnya laporan ini untuk memberikan gambaran secara umum kepada Pimpinan mengenai hasil pembelajaran dan alih teknologi yang telah dilaksanakan di PT. Lundin I.I. dengan tujuan sebagai masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengaplikasian FRP di lingkungan TNI AL.

C. Ruang Lingkup

Laporan ini meliputi pelaksanaan program pembelajaran dan proses-proses pengaplikasian FRP dalam pembuatan combat boat dan ribTNI AL.

D. Tata Urut.

I. PendahuluanII. Dasar-dasarIII. Pelaksanaan KegiatanIV. Penutup

II. DASAR-DASAR

Surat Perintah Kafasharkan Mentigi no. Sprin/57/VI/2008 tanggal 26 juni 2008.

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pembelajaran dan alih teknologi pembuatan combat boat TNI AL dilaksanakan di PT. Lundin Industrial Invest. Banyuwangi mulai tanggal 30 juli 2008 sampai dengan tanggal --- September 2008.

B. Proses-proses Pembuatan Combat BoatPembuatan combat boat dilaksanakan dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

1. Gel Coat, Resin dan Dempula. Mixing Gel Coat

1) Gel Coat Singapore UG 270 Sa) UG 270 S : 10 kgb) Tinuvin (UV) : 40 grc) Pigment Superwhite : 1 kgd) Katalis (tiap 1 kg GC) : 5,5 s.d 6 cc (dicampur saat

akan disemprotkan)

Prep.

Start

persiapanspray gel

coatlaminasipasang

bulkheadassembly

interiorfinishing

persiapanspray gel

coatlaminasiassembly

railingfinishing

persiapanspray gel

coatlaminasifinishing

persiapanspray gel

coatlaminasifinishing

Assembly Electronic Components

Finish

Hull Deck Cabin Interior Components

2) Gel Coat Singapore UG 272 Sa) UG 272 S : 10 kgb) Tinuvin (UV) : 40 grc) Pigment Orange : 1 kgd) Katalis (tiap 1 kg GC) : 5,5 s.d 6 cc (dicampur saat

akan disemprotkan)

3) Gel Coat G 2141 TEX Justus Kimia Rayaa) G 2141 TEX : 10 kgb) Tinuvin (UV) : 40 grc) Cobalt 6 % : 25 grd) Pigment Superwhite : 1 kge) Katalis (tiap 1 kg GC) : 6,5 s.d 9 cc (dicampur saat

akan disemprotkan)

4) Membuat Tinuvin (UV)a) Tinuvin Powder : 5 grb) Sterene Manomer : 100 gr

Cara membuat :Aduk tinuvin powder dengan menambahkan sterene manomer secara bertahap sedikit demi sedikit, aduk, tambah lagi, aduk dst.Tinuvin berguna untuk memperlambat kusam pada permukaan akibat sinar UV, sehingga tidak digunakan pada gel coat interior.

Perhatian :Apabila Gel Coat agak kental, tambahkan sterene manomer 100 cc untuk setiap 1 kg Gel Coat. Mixing gel coat kurang lebih selama 5 jam untuk memastikan tercampurnya seluruh pigmen.

b. Yang perlu diperhatikan & disiapkan untuk spraying gel coat1) Cek spray gun dan gel coat container.2) Siapkan selang angin dan kelengkapannya.3) Cek kondisi filter udara.4) Saringan gel coat.5) Gelas ukur katalis.6) Gelas ukur untuk sterene manomer.7) Timba dan gayung.8) Hand bor untuk mixing.9) Sarung tangan karet.10)Cek temperatur/humidity.11)Kaleng bekas min. 2.12)Roll bulu.13)Kuas 1” dan 2”.14)Kayu untuk pengaduk.15)Isolasi kertas.16)Lap biasa dan lap handuk.17) Kertas karton untuk alas timba.

c. Persyaratan kondisi kerja saat spraying gel coat1) Petugas memakai baju, masker dan tutup mata pengaman2) Sistem ventilasi yang memadai3) Temperatur 18°-25° C4) Kelembaban 50-70%5) Penerangan yang cukup.6) Ketebalan gel coat 0,6 – 0,8 mm

d. Reparasi Gel Coat

1) Persiapana) Bersihkan area yang akan diperbaiki.b) Batasi area yang akan diperbaiki menggunakan

lakban biru, karena perekat tidak melekat saat dilepas.

c) Kerok dengan digerinda.d) Bersihkan dengan amplas supaya permukaan licin

sampai amplas 800.e) Bersihkan menggunakan aseton, cukup dilap tipis

sekali dan jangan digosok.

2) Pengaplikasian Gel Coata) Cocokkan warna gel coat baru dengan warna dasar.

Warna dasar diperoleh di lapisan bawah gel coat.b) Lapiskan gel coat dengan perbandingan 1 ons gel

coat ditambah 20 tetes katalis.c) Dipadatkan supaya tidak ada udara dengan cara,

antara lain :(1) Gel coat disapukan kemudian dipanasi

menggunakan hair dryer selapis demi selapis.(2) Menggunakan PVA.(3) Ditekan menggunakan plastik tipis transparan.

3) Finishing

a) Amplas menggunakan ukuran 150 sampai rata dengan permukaan sekitar. Semprot dengan air.

b) Amplas menggunakan ukuran 220 untuk menghilangkan goresan. Semprot dengan air.

c) Amplas menggunakan ukuran 600.d) Lepas lakban.e) Dicompound.

e. Mixing Resin

1) Resin BQTN 157-EX (Yustus Kimia Raya)a) Resin BQTN 157-EX : 1 kgb) Katalis (MEKP) : 6,5 s.d. 10 cc (dicampur

saat akan digunakan)

2) Resin Ripoxy R-802. EX-1a) Resin Ripoxy R-802. EX-1 : 1 kgb) Cobalt 6 % : 5 ccc) Katalis (MEKP) : 20 s.d 25 cc

(dicampur saat akan digunakan)

3) Resin VE-411-350 (Infusion)a) Resin VE-411-350 : 1 kgb) Cobalt 6% : 0,5 ccc) Katalis : 6 s.d 8 cc (dicampur

saat akan digunakan)

Perhatian :Katalis diusahakan jangan sampai kena kulit, karena menyebabkan panas.

f. Mixing Dempul

1) Dempul warna Putiha) Q-Cellb) ResinKetika akan dipakai ditambah katalis 6-9 cc.

2) Dempul warna Abu-abua) Lioning Powder Japanb) ResinKetika akan dipakai ditambah katalis.

3) Pengisi Sela dan Perekata) Lem epoxy Avianb) Hardener epoxy Avianc) Reocyl/HDK

2. Hulla. Susunan Laminasi Untuk Hull Combat Boat

1) Gel coat UG 270 S.2) Surfacing Mat (tissue)3) CS Mat 300.4) CS Mat 450.5) CS Mat 300.6) WR 600.7) CS Mat 450.8) Pro balsa 12 mm (s).9) CS Mat 450.10) Bi Axial Mat 800.11) CS Mat 300.

b. Cara Laminasi Hull Combat Boat1) Cetakan dibersihkan dan diwax untuk memudahkan

pelepasan produk.2) Spray lapisan 1 (pertama) gel coat UG 270 S secara

merata.3) Spray lapisan 2 (kedua) setelah lapisan pertama benar-

benar kering.4) Setelah GC kering, laminasi dengan Surfacing Mat.5) Tunggu laminasi 1 kering, kemudian periksa adanya cacat

(gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan disayat atau disobek. Seluruh permukaan laminasi diamplas ukuran 40.

6) Laminasi CS Mat 300 menggunakan resin+katalis.7) Tunggu lapisan 2 kering, kemudian periksa adanya cacat

(gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan digerinda atau disobek. Seluruh permukaan laminasi digerinda tipis.

8) Laminasi dengan CS Mat 450 lapisan ketiga menggunakan resin+katalis.

9) Tunggu lapisan 3 kering, kemudian periksa adanya cacat (gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan digerinda atau disobek. Seluruh permukaan laminasi digerinda tipis.

10) Laminasi dengan CS Mat 300 lapisan keempat menggunakan resin+katalis.

11) Laminasi dengan WR 600 menggunakan resin+katalis.12) Setelah laminasi kering, digerinda rata untuk menambah

perlekatan saat dilaminasi pro balsa.13) Laminasi dengan CS Mat 450 menggunakan

ripoxy+katalis, langsung ditutup dengan pro balsa 12 mm. Balsa disayat-sayat agar melekat rata.Urutan pemasangan balsa :a) sisi luar hull kanan & kirib) bagian tengah/jembatan hullc) sisi dalam hull kanan & kirid) daerah BGA dengan dibagi menjadi 4 segmen

untuk mencegah kerusakan balsa menyeluruh saat hull robek.

14) Balsa dicek perlekatannya dengan cara diketuk, yang tidak lekat dicopot dan lem menggunakan dempul. Celah antar balsa yang lebar ditutup menggunakan dempul putih.

15) Segera setelah didempul, dilaminasi dengan CS Mat 450 menggunakan resin+katalis untuk mencegah masuknya/terserapnya uap air oleh balsa.

16) Laminasi dengan Biaxial 800 menggunakan resin+katalis.17) Laminasi dengan CS Mat 300 menggunakan resin+katalis.

3. Deka. Susunan Laminasi Untuk Dek Combat Boat

1) Gel coat UG 270 S.2) Surfacing Mat (tissue)3) CS Mat 300.4) CS Mat 450.5) WR 600.6) CS Mat 450.7) Pro balsa 12 mm (s).8) CS Mat 450.9) WR 600.10) CS Mat 300.

b. Cara Laminasi Dek Combat Boat1) Cetakan dibersihkan dan diwax untuk memudahkan

pelepasan produk.2) Spray lapisan 1 (pertama) gel coat UG 270 S secara

merata.3) Spray lapisan 2 (kedua) setelah lapisan pertama benar-

benar kering.4) Setelah GC kering, laminasi dengan Surfacing Mat.5) Tunggu laminasi 1 kering, kemudian periksa adanya cacat

(gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan disayat atau disobek. Seluruh permukaan laminasi diamplas ukuran 40.

6) Laminasi CS Mat 300 menggunakan resin+katalis.7) Tunggu lapisan 2 kering, kemudian periksa adanya cacat

(gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan digerinda atau disobek. Seluruh permukaan laminasi digerinda halus.

8) Laminasi dengan CS Mat 450 lapisan ketiga menggunakan resin+katalis.

9) Laminasi dengan WR 600 menggunakan resin+katalis.10) Setelah laminasi kering, digerinda rata untuk menambah

perlekatan saat dilaminasi pro balsa.11) Laminasi dengan CS Mat 450 menggunakan

ripoxy+katalis, langsung ditutup dengan pro balsa 12 mm. Balsa disayat-sayat agar melekat rata.

12) Urutan pemasangan balsa :a) sisi luar dek kanan & kirib) sisi dalam + bagian tengah dek + bagian console

senjatac) sisi samping dek kanan & kirid) daerah cabin sampai transom.

13) Balsa dicek perlekatannya dengan cara diketuk, yang tidak lekat dicopot dan lem menggunakan dempul. Celah antar balsa yang lebar ditutup menggunakan dempul putih.

14) Segera setelah didempul, dilaminasi dengan CS Mat 450 menggunakan resin+katalis untuk mencegah masuknya/terserapnya uap air oleh balsa.

15) Laminasi dengan WR 600 menggunakan resin+katalis.16) Laminasi dengan CS Mat 300 menggunakan resin+katalis.

4. Kabina. Susunan Laminasi Untuk Kabin Combat Boat

1) Gel coat UG 270 S.2) Surfacing Mat (tissue)3) CS Mat 300.4) CS Mat 450.5) WR 600.6) CS Mat 450.7) Pro balsa 12 mm (s).8) CS Mat 450.9) WR 800.10) CS Mat 300.

b. Cara Laminasi Kabin Combat Boat1) Cetakan dalam posisi terbalik (bagian atap di bawah)

dibersihkan dan diwax untuk memudahkan pelepasan produk.

2) Spray lapisan 1 (pertama) gel coat UG 270 S secara merata.

3) Spray lapisan 2 (kedua) setelah lapisan pertama benar-benar kering.

4) Setelah GC kering, laminasi dengan Surfacing Mat.5) Tunggu laminasi 1 kering, kemudian periksa adanya cacat

(gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan disayat atau disobek. Seluruh permukaan laminasi diamplas ukuran 40.

6) Laminasi CS Mat 300 menggunakan resin+katalis.7) Tunggu lapisan 2 kering, kemudian periksa adanya cacat

(gelembung udara) pada hasil laminasi. Jika ada, repair dengan digerinda atau disobek. Seluruh permukaan laminasi digerinda halus.

8) Laminasi dengan CS Mat 450 lapisan ketiga menggunakan resin+katalis.

9) Laminasi dengan WR 600 menggunakan resin+katalis.10)Setelah laminasi kering, digerinda rata untuk menambah

perlekatan saat dilaminasi pro balsa.11)Laminasi dengan CS Mat 450 menggunakan ripoxy+katalis,

langsung ditutup dengan pro balsa 12 mm. Balsa disayat-sayat agar melekat rata.

12)Urutan pemasangan balsa :a) sisi kanan & kiri dari atas ke bawahb) sisi depan dari atas ke bawahc) sisi belakang dari atas ke bawah

d) daerah atap 13)Balsa dicek perlekatannya dengan cara diketuk, yang tidak

lekat dicopot dan lem menggunakan dempul. Celah antar balsa yang lebar ditutup menggunakan dempul putih.

14)Segera setelah didempul, dilaminasi dengan CS Mat 450 menggunakan resin+katalis untuk mencegah masuknya/terserapnya uap air oleh balsa.

15)Laminasi dengan WR 800 menggunakan resin+katalis.16)Laminasi dengan CS Mat 300 menggunakan resin+katalis.

c. Susunan Laminasi Untuk Cetakan Kabin Combat Boat1) Gel coat UG 272 S (orange).2) Surfacing Mat (tissue) + Ripoxy3) CS Mat 300 + Ripoxy.4) CS Mat 450.5) CS Mat 450.6) Firret Core Mat7) CS Mat 450.8) WR 600.9) CS Mat 450.10) Firret Core Mat.11) CS Mat 450.12) WR 600.

5. Cetakan (Female Mould)a. Mempersiapkan Master Model Untuk Calon Cetakan

1) Dari master model calon produk, diperiksa kerataannya. Jika masih belum rata, dempul dan amplas sampai rata. Alat uji harus benar-benar rata. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

2) Setelah rata menyeluruh, amplas ukuran 40 secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

3) Amplas ukuran 80 secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

4) Amplas ukuran 100 secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

5) Spray dengan Gel Coat UG 270 S 2x secara rata menyeluruh.

6) Amplas ukuran 100 secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

7) Amplas ukuran 220 secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

8) Amplas ukuran 360 + air secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

9) Amplas ukuran 450 + air secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

10) Amplas ukuran 600 + air secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

11) Amplas ukuran 800 + air secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

12) Amplas ukuran 1000 + air secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

13) Amplas ukuran 2000 + air secara rata menyeluruh. Indikator menggunakan spiritus+obat biru ikan.

14) Compound menyeluruh sebanyak 3x.15) Wax menyeluruh sebanyak 15x.16) Siap jadi calon produk untuk membuat cetakan.

b. Membuat Cetakan1) Master produk untuk membuat cetakan dispray 2x dengan

Gel Coat Orange (UG 272 S).2) Laminasi sesuai susunan.3) Perkuat dengan triplex yang dilubangi tengahnya untuk

jalan putty/resin dan didempul pakai lioning.4) Triplex kemudian dilaminasi mat 300-WR 600-mat 300

supaya kuat. 5) Diatas triplex dipasang triplex/kayu yang dipasang berdiri

terhadap permukaan cetakan, perkuat dengan dempul/lioning kemudian dilaminasi.

6. Bulkheada. Susunan Laminasi untuk Bulkhead

1) WR 8002) CS Mat 4503) Divinyl Cell H804) CS Mat 4505) WR 800

b. Memasang Bulkhead1) Bulkhead dipasang dengan jarak sesuai ukuran

perencanaan2) Bagian dasar bulkhead didempul menggunakan dempul

lioning. Haluskan dengan gerinda.3) Perkuat pemasangan bulkhead dengan melaminasi

bagian dasar bulkhead menggunakan CSM 300-WR 600-CSM 300

7. Assembly

a. Finishing dinding bagian dalam hull, kabin dan dek. Dinding digerinda, didempul, diamplas hingga rata/halus dan dicat.

b. Pasang pada hull : bulkhead bagian depan, pondasi tangki BB, air tawar, kursi pasukan, perata lantai, pantry, toilet dan perlengkapannya, jalur kabel dan selang.

c. Pasang pada dek : hatches, panel-panel interior, tempat kabel-kabel, railing, stand gun.

d. Kabin dilubangi untuk jendela dan pintu. Balsa yang terekspos ditutup dengan dempul epoxy untuk mencegah pertemuan dengan air/uap air.

e. Fitting awal dek dan hull, kemudian dibaut. Cek bagian yang kurang pas atau lebih.

f. Lepas dek dan hull, perbaiki yang kurang. Tangki BB dan air tawar dipasang sebelum pemasangan final.

g. Pasang dek dan hull kemudian dibaut. Daerah pertemuan dek dan hull diberi epoxy kemudian dilaminasi ((CSM 300+WR 600+CSM 300) 2x). Daerah laminasi kemudian digerinda, didempul, diamplas hingga rata/halus dan dicat.

h. Bulkhead dipasangkan ke dek dengan dempul dan dilaminasi.

i. Bibir pertemuan dek dan hul dipotong dan ditutup dengan rubber fender.

j. Pasang : tangga keluar pasukan kanan-kiri, saluran pembuangan air di console senjata.

k. Kabin dipasang dan dibaut dengan packing sikaflex. Jendela-jendela dan pintu dipasang.

l. Pasang perlengkapan dan panel interior dalam kabin.

m. Pasang mesin dan perlengkapan sistem penggerak boat.

n. Pasang pondasi targa, targa, lampu-lampu navigasi, radar dsb.

8. Materiala. Resin

1) BQTN 157-EX Ortofthalic Resin (keluarga Polyester Resin) Viskositas 4,5 – 5 poise Gel time 25 - 30 menit Sudah berpromotor Cobalt Untuk produk umum dan kapal Produk Justus Kimia Raya

2) Ripoxy R-802.EX-1 Keluarga Polyester Resin Nilai viskositas besar Memiliki kekuatan lebih baik daripada BQTN 157-EX Belum dicampuri Cobalt

3) VE.411-350 Vinyl Ester Resin (keluarga Polyester Resin) Viskositas 1,5 – 3 poise Untuk laminasi dengan infus Belum berpromotor Cobalt

b. Gel Coat

1) UG 270 S (Singapura) Isofthalic Polyester Resin Untuk produk

2) UG 272 S (Singapura) Isofthalic Polyester Resin Untuk cetakan

3) G 2141 TEX (Justus Kimia Raya)

c. Powder1) HDK/Reocyl2) Q-Cell3) Lioning

d. Core1) Pro Balsa 12 mm standard (produk Diab group)2) Divinyl Cell H80 (produk Diab group)3) Divinyl Cell H130 GPC (produk Diab group)4) Divinyl Cell H400 GPC (produk Diab group)5) Firret Core Mat 4 mm (produk Lantor)

e. Reinforcement1) Surfacing Mat2) TGFM (Taiwan Glass Fiber Mat) 3003) TGFM (Taiwan Glass Fiber Mat) 4504) TGFW (Taiwan Glass Fiber Woven Roving) 2005) TGFW (Taiwan Glass Fiber Woven Roving) 6006) TGFW (Taiwan Glass Fiber Woven Roving) 800

C. Laminasi dengan Sistem InfusLaminasi dengan sistem infus merupakan salah cara laminasi pada FRP

yang sekarang mulai banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan laminasi hand lay-up, antara lain:

Hasil laminasi lebih kuat karena resin dapat masuk sampai ke celah-celah core.

Hasil laminasi lebih ringan karena susunan laminasi ditekan oleh kevakuman udara sehingga hanya diperlukan sedikit volume resin.

Penggunaan resin lebih efektif dan efisien karena rasio glass terhadap resin semakin besar, mencapai 60:40.

Pemakaian tenaga kerja lebih sedikit. Waktu pembuatan lebih cepat untuk ukuran dan model yang

sama. Emisi styrene jauh berkurang sehingga suasana lebih

nyaman dan bersih.

Di PT. Lundin II, sistem infus digunakan dalam proses laminasi hull RIB (rubber inflatable boat) dengan mengacu pada teknik yang dikembangkan oleh Diab Group Internasional. Karenanya dalam laporan ini akan dijelaskan pula proses laminasi hull RIB produk PT. Lundin II.

1. Susunan Laminasi Hull RIB

a. Gel Coat transparan UG 270 S.b. CSM 300 + ripoxyc. DB 400 + ripoxy di bagian lekukan

d. Infus Bottom1) BE 800 2x2) DB 400 2x3) Divinyil Cell H130 GPC4) CFM 225 (Continuous Stripe) 2x5) BE 800 2x

e. Infus Step1) CSM 3002) BE 800 2x3) DB 400 2x4) CFM 225 (Continuous Stripe) 2x5) BE 800 2x

f. Infus Tail1) BE 800 2x2) DB 400 2x3) Divinyil Cell H130 GPC4) BE 800 2x

g. Infus Side1) BE 800 2x2) DB 400 2x3) Divinyil Cell H130 GPC4) CFM 225 (Continuous Stripe) 2x5) BE 800 2x

h. Infus Transom 1) BE 800 2x2) CFM 225 2x3) DB 400 2x4) BE 800 2x5) CFM 225 2x6) DB 400 2x7) BE 800 2x8) CFM 225 2x9) DB 400 2x

10) Divinyil Cell H400 GPC11) DB 400 2x12) CFM 225 2x13) BE 800 2x14) DB 400 2x15) CFM 225 2x16) BE 800 2x

2. Pembuatan Hull RIB a. Spray cetakan dengan Gel Coat UG 270 S transparan (tanpa

pigmen) 1x.b. Laminasi dengan CSM 300+ripoxyc. Laminasi dengan DB 400+ripoxy di bagian lekukan saja.d. Pada bagian step dipasang CSM 300e. Susun BE 800 2x secara memanjang dari transom sampai ke

haluan. Setelah tail, mat dibagi 2 untuk side kanan dan kiri. Di tiap step, mat dipotong dengan pemasangan bergantian (jika mat pertama dipotong di depan step, maka mat kedua dipotong di belakang step).

f. Susun CFM 225 di bagian transom.g. Susun DB 400 2x. Penyusunan sama seperti BE 800 di atas.h. Susun Divinyl Cell H130 GPC pada bagian bottom, side & tail.i. Susun pada transom :

1) BE 800 2x2) CFM 225 2x3) DB 400 2x4) BE 800 2x5) CFM 225 2x6) DB 400 2x7) Divinyl Cell H400 GPC8) DB 400 2x9) CFM 225 2x10) BE 800 2x11) DB 400 2x

j. Susun CFM 225 2x pada transom, side, step & bottom.k. Susun BE 800 2x dari transom sampai haluan. Penyusunan

sama seperti BE 800 di atas.l. Pada bagian tengah bottom (keel) dilapisi peel ply, perforated

mat.m. Pada bagian bottom, tail, transom & side yang dilalui selang resin

dipasang peel ply. Di tiap bagian terdapat kurang lebih 4 peel ply di tiap sisi kanan & kiri.

n. Pasang selang resin dengan dijajari tampar..o. Pasang kayu masukan resin. Tiap bagian terdapat 3 kayu.p. Pasang tacky tape di sisi luar cetakan.q. Pasang vacuum bag pada susunan laminasi, rekatkan pada

tacky tape.r. Divakum, cek kevakuman (kalau bisa -1013 mbar/-14,9 inPsi

dengan toleransi 20 mbar).

s. Jika sudah yakin vakum dan tidak ada kebocoran, start infus.t. Resin dialirkan mulai dari bagian keel. Jika mulai menyentuh

kayu bagian side, resin dialirkan ke side.u. Jaga tekanan gauge vakum.

D. Hasil Produksi yang Diikuti Selama Pembelajaran

1. RIB pesanan ke 2-4 milik Royal Malaysian Police2. Combat Boat TNI AL pesanan ke 1-43. RIB pesanan ke 1-4 milik TNI AL

E. Kesimpulan dan Hambatan

1. KesimpulanSelama proses pembelajaran dan alih teknologi, semua kegiatan dapat

diikuti dan dilaksanakan dengan baik.

2. Hambatana. Tidak semua karyawan PT. Lundin mau membagi ilmunya secara jelas sehingga harus mencari sendiri.

V. PENUTUP.

Demikian laporan hasil pembelajaran dan alih teknologi pembuatan combat boat dan rib di PT. Lundin Industrial Invest. disusun dengan harapan dapat memberikan bahan masukan kepada Pimpinan sehingga dapat bermanfaat untuk menentukan kebijakan lebih lanjut serta menjadi masukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembuatan kapal menggunakan FRP di lingkungan TNI AL.

Banyuwangi, September 2008

Penyusun

1. Kapten Laut (T) Iswahyudi Aprilyastono,ST

...............

2. Penda/ IIIa Masdar …………

3. Serma Basori ................