lap iktio iii rolan

37
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beribu-ribu tahun silam manusia mengenal adanya ikan. Ikan adalah hewan vertebrata air yang berdarah dingin, bernafas dengan insang, bergerak menggunakan sirip, dan hidup di air (Djuhanda, 2002). Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang Perikanan. Luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta km2 atau sekitar 81 % dari wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan luas perairan Indonesia saat ini lebih kurang 14 juta Ha, yang terdiri dari sungai dan rawa sebesar 11,9 juta Ha, 1,78 juta Ha danau alam dan 0,93 juta Ha danau buatan. Hal ini merupakan potensi yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan (Sumantadinata, K., 2006). Sektor perikanan Indonesia merupakan salah satu sektor vital yang sangat menunjang keadaan perekonomian dan pertumbuhan masyarakat, khususnya dalam bidang

Upload: rianasilalahi

Post on 04-Feb-2016

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikhtiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Iktio III Rolan

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Beribu-ribu tahun silam manusia mengenal adanya ikan. Ikan adalah

hewan vertebrata air yang berdarah dingin, bernafas dengan insang, bergerak

menggunakan sirip, dan hidup di air (Djuhanda, 2002).

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di

bidang Perikanan. Luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta km2 atau sekitar 81 %

dari wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan luas perairan Indonesia saat ini lebih

kurang 14 juta Ha, yang terdiri dari sungai dan rawa sebesar 11,9 juta Ha, 1,78

juta Ha danau alam dan 0,93 juta Ha danau buatan. Hal ini merupakan potensi

yang sangat bagus untuk pengembangan usaha perikanan (Sumantadinata, K.,

2006).

Sektor perikanan Indonesia merupakan salah satu sektor vital yang sangat

menunjang keadaan perekonomian dan pertumbuhan masyarakat, khususnya

dalam bidang kesehatan dan kemakmuran. Sektor perikanan merupakan sektor

lahan yang luas, dimana sektor perikanan meliputi perairan darat dan perairan laut

yang banyak menghasilkan sumberdaya alam, baik sumberdaya hayati dan

sumberdaya non hayati.

Salah satu sumberdaya yang bisa dimanfaatkan adalah ikan. Manusia telah

memanfaatkan ikan sebagai salah satu bahan pangan sejak beberapa abad yang

lalu dimana kandungan protein yang terdapat dalam tubuh ikan lebih besar

dibandingkan lemak dan abu yang mempunyai arti penting bagi manusia. Menurut

Page 2: Lap Iktio III Rolan

2

Hadiwiyono, (2005) daging ikan merupakan bahan biologi yang secara kimiawi

tersusun oleh unsur-unsur organik yang merupakan senyawa-senyawa yang terdiri

dari protein, lipid, vitamin dan enzim.

Effendi, (2003) menyatakan bahwa perikanan merupakan suatu usaha atau

kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perairan. Ditinjau dari

kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan pada umumnya dapat dibagi 2, yaitu

1). penangkapan ikan dan binatang laut lainnya yang dilakukan oleh para nelayan

di laut, rawa, sungai dan danau yang dilakukan oleh nelayan dilaut, 2).

Pemeliharaan ikan dan binatang lainnya oleh petani ikan di sawah, kolam,

perairan umum dan tepi pantai dimana usaha ini lebih dikenal dengan usaha

budidaya perikanan.

Syamsuddin, (2000) menyatakan bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi perikanan Indonesia, yaitu usaha yang masih bersifat sambilan,

terbatasnya pendidikan petani ikan, kurangnya bimbingan pemerintah dan pihak

berwenang, terbatasnya modal yang dimiliki. Oleh sebab itu, maka pemerintah

mengatasi hal tersebut dengan adanya pengadaan dan penyediaan serta

penyederhanaan sarana dan prasarana usaha perikanan, pengadaan pendidikan dan

latihan serta penyuluhan dalam rangka alih teknologi bagi petani ikan. Ikan

menurut Hadiwiyono, (2002) merupakan bahan pangan yang mudah menjadi

rusak dan busuk terutama dalam keadaan segar dan ikan akan cepat sekali

mengalami kerusakan biokimia sehingga mutunya menurun.

Widodo, (2008) mengemukakan dalam mengembangkan usaha perikanan

langkah yang perlu dilakukan adalah mengetahui permasalahan perikanan yang

Page 3: Lap Iktio III Rolan

3

ada didaerah tersebut, sehingga nantinya dapat memberi informasi yang

diperlukan apakah perikanan tersebut masih dapat dikembangkan.

I.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui susunan, bentuk, jumlah

baris linea lateralis dan jumlah sisik pada tubuh ikan.

Adapun manfaat yang didapatkan dari praktikum ini adalah mengetahui

tentang penggolongan jenis, bentuk tubuh, bagian luar tubuh dan alat-alat

tambahan pada ikan.

Page 4: Lap Iktio III Rolan

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah

dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan

keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan

insang (Raharjo, 2005). Ikan mempunyai dari beberapa sirip seperti sirip dada (P),

punggung (D), perut (V), anus (A) dan ekor (C).

Ikan meskipun mempunyai bentuk yang berbeda namun ada satu pola

dasar yang sama yaitu ”kepala – badan – ekor” pada umumnya simetris bilateral

(Tim Iktiologi, 2002). Bidang dan arah pada pada anatomi ikan terdapat dalam

buku terminologi “Nomina Anatomica Veterinaria”. Terminologi yang

menyangkut bidang dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan yang

diterapkan pada ikan atau hewan lain (Manda et al, 2005).

Menurut Frandson, (2005) pola penunjukan seekor hewan tergantung pada

hewan itu sendiri tanpa memperhatikan posisi serta dari arah hewan itu. Untuk

kepentingan tersebut digunakan bidang-bidang sebagai pola penunjuk arah atau

lokasi pada tubuh ikan seperti: rostral, medial, transversal, dorsal dan ventral.

Menurut Tim Iktiologi, (2003) bahwa bentuk tubuh ikan bervariasi

meskipun demikian mempunyai pola dasar yang sama yaitu “kepala-badan-ekor”

pada umumnya bilateral simetris. Sebagai pengecualian pada ordo

Plauronectiformes yang mempunyai bentuk non bilateral simetris. Dimana secara

garis besar ikan yang ada di alam dikelompokkan menjadi dua yaitu Agnatha

Page 5: Lap Iktio III Rolan

5

(ikan yang tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki rahang).

Secara umum ikan dibagi atas tiga kelas yaitu: Cephalaspidomorphi,

Condrichthyes dan Osteichthyes.

Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti) bentuk tubuh hampir serupah

dengan ikan mas, hanya kepalah relatif kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat

dua pasang sungut peraba. Warna tubuh ikan ini hijau abu-abuan, dan hidup di

perairan yang jernih, makanan berupa tumbuhan.sirip punggung dari ikan nilem

ini di sokong jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak

bentuknya simetris. Sirip dubur di sokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari

lunak,sirip perut di sokong 1 jari-jari keras dan 8 jari lunak, sirip dada di sokong 1

jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Di indonesia ikan ini terdapat di jawa,

sumatra, dan kalimantan di luar indonesia terdapat di malaysia dan siam

(Djuhanda, 2003)

Klasifikasi Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : osteochilus

Spesies : Osteochilus hasselti

Ikan Barau (Hampala macrolepidota) bentuk tubuhnya hampir sama

dengan ikan mas, tetepi jika kita perhatikan baik-baik ikan barau ini bentuknya

lebih ramping dan lebih lansing, moncong lebih tirus dan di sudut mulutnya ada

satu pasang sungut peraba, ikan ini adalah ikan pemangsa ikan kecil, juga suka

Page 6: Lap Iktio III Rolan

6

memakan hewan-hewan lain, seperti udang, ketam, dan serangga.warna tubuh

putih keperakan punggung bewarna gelap, pinggir badan dan perutnya bewarna

lebih cerah, sirip-sirip bewarna kuning.pinggiran depan dari sirip punggung dan

pinggiran luar dari sirip ekor bewarna hitam. Dari ujung depan pangkal sirip

punggung berjalan garis hitam yang tebal melintang menujuh pangkal sirip ekor

(Djuhanda, 2003)

Tim Ikhtiologi, (2003) mengemukakan bahwa jenis-jenis ikan dari famili

siluridae merupakan air tawar yang pada umumnya menghuni perairan sungai,

anak-anak sungai maupun danau-danau ukuran kecil (bekas aliran sungai) dan

sangat bersembunyi disela-sela daun tanaman air yang terdapat disekitar tempat

hidupnya. Ikan ini yang bernilai ekonomis ikan ini banyak sekali terdapat

disungai-sungai bentuknya berpariasi dan bahkan dijadikan ikan hias.

Klasifikasi Ikan Barau (Hampala macrolepidota)

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Hampala

Spesies : Hampala macrolepidota

Lagler et al. dalam Anonimous, (2004) Ikan kerapu macan (Ephinephelus

lauvina) adalah ikan yang termasuk kedalam Fanili serranidae. Ikan ini

mempunyai sifat hermaprodite protoginous yaitu pada perkembangan mencapai

dewasa (matang gonat) berjenis kelamin betina dan akan berubah kelamin jantan

Page 7: Lap Iktio III Rolan

7

setelah dewasa.ikan kerapu macan termasuk kedalam Ordo Percomorphi, Famili

serranidae, Genus ephinephelus, Spesies (Ephinephelus lauvina).

Klasifikasi Kerapu macan (Ephinephelus lauvina)

Ordo : Percomorphi

Famili : Serranidae

Genus : Ephinephelus

Spesies : Epinephelus fuscoguttatus

Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae,

genus Euthynnus, spesies Euthynnus pelamis . Ikan tongkol masih tergolong pada

ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada

melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan

perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip

punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada

tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut,

sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut

berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip

tambahan yang keci

Klasifikasi Ikan Tongkol (Euthynnus allecterates)

Ordo : Percomorphy

Famili : Lutianidae

Genus : Euthynnus

Spesies : Euthynnus allecterates

Page 8: Lap Iktio III Rolan

8

Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi, dan pipih ke samping. Panjang

maksimumnya mencapai 65 cm. Ukuran mulut kecil, miring, dan dapat

disembulkan. Gurami memiliki garis lateral (garis gurat sisi atau linea literalis)

tunggal, lengkap dan tidak terputus, serta memiliki sisik berbentuk stenoid (tidak

membulat secara penuh) yang berukuran besar. 

Ikan ini memiliki gigi di rahang bawah. Di daerah pangkal ekornya terdapat titik

bulat berwarna hitam. Bentuk sirip ekor membulat..

Secara umum, tubuh gurami berwarna kecokelatan dengan bintik hitam pada dasar

sirip dada. Gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin

dewasa, ukuran dahinya menjadi semakin tebal dan tampak menonjol. Selain itu,

di tubuh gurami muda terlihat jelas ada 8-10 buah garis, tegak atau vertikal yang

akan menghilang setelah ikan menginjak dewasa.

Klasifikasi Ikan Gurami ( Osphronemus goramy )

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Osphronemidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Osphronemus goramy

Page 9: Lap Iktio III Rolan

9

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari kamis, tanggal 8 Mei 2014, pukul

08.00 - 10.00 WIB di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan Kerapu macan

(Ephinephelus lauvina), Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti), Ikan Barau

(Hampala macrolepidota), Ikan Tongkol (Euthynnus allecterates), Ikan Gurami

(Osphronemus goramy) Ikan Hiu (Carcharinus leucas) Ikan Kembung (Scomber

leanagurta),Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki )

Alat yang digunakan adalah nampan untuk meletakkan sample, buku

gambar praktikun Iktiologi, pena, pensil, penghapus, penggaris dan serbet.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu pengamatan secara

langsung, dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan

cara mengamati secara langsung di Laboratorium Biologi Perairan, sehingga dapat

memberikan gambaran bentuk tubuh ikan yang telah dibagi di dalam buku

penuntun pratikum dan berbagai sirip-sirip tambahan yang terdapat pada ikan

tersebut.

Page 10: Lap Iktio III Rolan

10

3.4. Prosedur Praktikum

Setelah dilakukan pengamatan gambar ikan sampel yang terdapat di meja

praktek pada buku penuntun praktikum saudara minimal 3 gambar jenis ikan

berbeda karakter, pada setiap ikan yang digambar pada sudut kanan atas gambar

buat klasifikasi ikan dari kelas sampai spesies. Pada bagian bawah gambar buat

tabel hasil perhitugan mersitik tubuh ikan yang saudara gambar, selanjutnya buat

tabel data meristik setiap ikan tersebut dan symbol dari setiap sirip ikan tersebut.

Page 11: Lap Iktio III Rolan

11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari praktikum “Perhitungan Merisitik Ikan” yang dilaksanakan maka

didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :

4.1.1. Ikan Kembung lelaki ( Scomber leanagurta )

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Scomber

Spesies : Scomber kanagurta

Ciri-ciri :

Kembung lelaki  adalah nama sekelompok ikan yang tergolong ke

dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae.

Page 12: Lap Iktio III Rolan

12

Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan

dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga

kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip

punggung; sisik ventral keperakan.

Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip

punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah

finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis

dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-

masing sisi batang ekor.Ukuran morfometrik ikan ini adalah SL 23 cm, TL 21

cm, HDL 6 cm, BDH 7 cm.

Gambar 1. Ikan Kembnng lelaki ( Scomber kanagurta )

Page 13: Lap Iktio III Rolan

13

Tabel 1. Hasil Perhitungan Data Meristik Ikan Gembung lelaki (Scomber

leanagurta)

NO MERISTIK KETERANGAN

1. Dorsal D.5.3

2. Pectoral P.10.5

3. Ventral V.8.19

4. Anal A.XIV.16

5. Caudal C.10.5

6. Susnan linea lateralis Lengkap dan sempurna

7. Bentuk linea lateralis Menyerupai garis lurus

8. Jumlah baris linea lateralis Satu baris

9. Jumlah sisi depan sirip punggung 8x2

10. Jumlah sisik pipi 3x2

11. Jumlah sisik di sekeliling badan 5x2

12. Jumlah sisik batang ekor 6x2

13. Jumlah sisik pada garis rusuk 25x2

14. Jumlah sisik atas 5x2

15. Jumlah sisik bawah 5x2

4.1.2. Gambar Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki )

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Page 14: Lap Iktio III Rolan

14

Sub ordo : Scombridae

Famili : Helostomatidae

Genus : Helostoma

Spesies : Helostoma tamincki

Ciri-ciri :

Ikan tambakan , Bentuk tubuh ikan ini adalah compresed, ikan ini

memiliki bibir yang tebal, mata berukuran kecil, memiliki sepasang lubang hidung

(monorhinous), posisi mulut terhadap kepala terletak pada terminal (tepat diujung

hidung), memiliki gigi yang kecil, ukuran mulut sempit, memiliki moncong

(rostrum) yang pendek dan tumpul, memiliki tutup insang (operculum), memiliki

sisik (squama) pada tubuhnya, memiliki sirip yang lengkap dengan sirip

punggung/pinnae dorsalis (D) terpisah dengan sirip ekor, letak sirip perut/pinnae

ventralis (V) pada posisi Thorcic (dibawah sirip dada), bentuk sirip ekor/pinnae

caudalis (C) bentuk berpinggiran tegak. Ukuran morfometrik ikan ini adalah SL

17 cm, TL 13 cm, HDL 4 cm, BDH 6 cm.

Page 15: Lap Iktio III Rolan

15

Gambar 2. Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki )

Page 16: Lap Iktio III Rolan

16

Tabel 2. Hasil Perhitungan Data Meristik Ikan Tambakan ( Helostoma tamincki

)

NO MERISTIK KETERANGAN

1. Dorsal D.XV.10

2. Pectoral P.15

3. Ventral V.I.3.7

4. Anal A.XII.7.9

5. Caudal C.5.20

6. Susnan linea lateralis -

7. Bentuk linea lateralis -

8. Jumlah baris linea lateralis -

9. Jumlah sisi depan sirip punggung 6x2

10. Jumlah sisik pipi 4x2

11. Jumlah sisik di sekeliling badan 8x2

12. Jumlah sisik batang ekor 7x2

13. Jumlah sisik pada garis rusuk 36x2

14. Jumlah sisik atas 7x2

15. Jumlah sisik bawah 7x2

2.1.3. Gambar Ikan Hiu ( Charcarinus leucas )

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Chondrichthyes

Page 17: Lap Iktio III Rolan

17

Sub kelas : Elasmobranchi

Ordo : Laminformes

Spesies : Carcharinus leucas

Ciri-ciri :

Hiu atau adalah sekelompok (Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang

rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan

menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada

spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu

mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit

mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka

mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi,

Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya

22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga

sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui

alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang

paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar

(jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.

Page 18: Lap Iktio III Rolan

18

Gambar 3. Ikan Hiu ( Carcharinus Leucas )

Page 19: Lap Iktio III Rolan

19

Tabel 3. Hasil Perhitungan Data Meristik Ikan Hiu ( Carcharinus leucas )

NO MERISTIK KETERANGAN

1. Dorsal D.2

2. Pectoral P. -

3. Ventral V.2

4. Anal A.2

5. Caudal C.2

6. Susnan linea lateralis -

7. Bentuk linea lateralis -

8. Jumlah baris linea lateralis -

9. Jumlah sisi depan sirip punggung 3x2

10. Jumlah sisik pipi 2x2

11. Jumlah sisik di sekeliling badan 3x2

12. Jumlah sisik batang ekor 4x2

13. Jumlah sisik pada garis rusuk 2x2

14. Jumlah sisik atas 2x2

15. Jumlah sisik bawah 2x2

4.2. Pembahasan

Ciri-ciri ikan Kembung lelaki  adalah nama sekelompok ikan yang

tergolong ke dalam marga Rastrelliger, suku Scombridae.

Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan

dengan panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga

kecoklatan, dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip

punggung; sisik ventral keperakan.

Page 20: Lap Iktio III Rolan

20

Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip

punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah

finlet yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis

dan kecil (rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-

masing sisi batang ekor.

Dari hasil praktikum yang dilakukan pada perhitungan jari-jari sirip ikan

Kembung lelaki didapat D.5.3, P.10.5, V.7, A.8.19, C.XIV.16. Pada ikan

Kembung lelaki hanya memiliki jari jari sirip lemah Mengeras dan tidak memiliki

jari jaris sirip yang keras dan memiliki jari-jari lemah. Berikutnya pada

pengamatan Linea Lateralis, Susunan Linea lateralis pada ikan Kembung Lelaki

lengkap dan sempurna, bentuk linea lateralisnya menyerupai garis lurus, dan

jumlah linea lateralis satu baris. Selanjutnya jumlah sisik ikan Kembung leleaki di

depan sirip punggung adalah 8x2, jumlah sisik pipi 3x2, jumlah sisik di sekeliling

badan 5x2, jumlah sisik batang ekor 6x2, jumlah sisik pada garis susuk 25x2,

jumlah sisik atas 5x2, dan jumlah sisik bawah 5x2.

Ikan tambakan , Bentuk tubuh ikan ini adalah compresed, ikan ini

memiliki bibir yang tebal, mata berukuran kecil, memiliki sepasang lubang hidung

(monorhinous), posisi mulut terhadap kepala terletak pada terminal (tepat diujung

hidung), memiliki gigi yang kecil, ukuran mulut sempit, memiliki moncong

(rostrum) yang pendek dan tumpul, memiliki tutup insang (operculum), memiliki

sisik (squama) pada tubuhnya, memiliki sirip yang lengkap dengan sirip

punggung/pinnae dorsalis (D) terpisah dengan sirip ekor, letak sirip perut/pinnae

ventralis (V) pada posisi Thorcic (dibawah sirip dada), bentuk sirip ekor/pinnae

Page 21: Lap Iktio III Rolan

21

caudalis (C) bentuk berpinggiran tegak. Berikutnya pada pengamatan Linea

Lateralis, Susunan Linea lateralis pada ikan Tambakan tidak lengkap dan tidak

sempurna, tidak memeiliki bentuk linea lateralisnya, dan tidak memiliki jumlah

linea lateralis . Dari hasil praktikum yang dilakukan pada perhitungan jari-jari

sirip ikan Tambakan didapat D.XV.10, P.15, V.I.3.7, A.XII.7.9, C.5.20,

Selanjutnya jumlah sisik ikan Tambakan di depan sirip punggung adalah 6x2,

jumlah sisik pipi 4x2, jumlah sisik di sekeliling badan 8x2, jumlah sisik batang

ekor 7x2, jumlah sisik pada garis susuk 36x2, jumlah sisik atas 7x2, dan jumlah

sisik bawah 7x2.

Hiu atau adalah sekelompok (Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang

rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan

menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada

spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu

mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit

mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka

mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi,

Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya

22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga

sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui

alat penyaring di mulutnya.

Dari hasil praktikum yang dilakukan pada perhitungan jari-jari sirip ikan Hiu

didapat D.2, P.-, V.2, A.2. C.2. Pada ikan Hiu hanya memiliki jari jari sirip lemah

Page 22: Lap Iktio III Rolan

22

dan tidak memiliki jari jaris sirip yang keras dan memiliki jari-jari lemah.

Berikutnya pada pengamatan Linea Lateralis, tidak memeiliki Susunan Linea

lateralis pada ikan Hiu lengkap dan sempurna, tidak memeiliki bentuk linea

lateralisnya menyerupai garis lurus, dan jumlah linea lateralis satu baris.

Selanjutnya jumlah sisik ikan barau di depan sirip punggung adalah 3x2, jumlah

sisik pipi 2x2, jumlah sisik di sekeliling badan 3x2, jumlah sisik batang ekor 4x2,

jumlah sisik pada garis susuk 2x2, jumlah sisik atas 2x2, dan jumlah sisik bawah

2x2.

Page 23: Lap Iktio III Rolan

23

V. KESIMPULAN & SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum praktikan dapat mengetahui sifat sifat pada

jari jari sirip ikan, susunan, bentuk, dan jumlah linea lateralis pada tubuh ikan dan

mengetahui cara menghitung jumlah sisik ikan.

4.2. Saran

Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan sudah menguasai

dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan

praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya

melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi

kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.

Page 24: Lap Iktio III Rolan

24

DAFTAR PUSTAKA

Djhuanda, tatang. (2002). Dunia Ikan. Bandung . Amrico.

Effendy, M. 2000. Fish Biologi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 86

halaman.

Sunyoto dan Alamsyah. 2005. Freshwater fish of Western Indonesia and Sulawesi.

Diterjemahkan oeh Kartikasari, S. dan Wirjoatmojo,S. Periplus Edition (HK)

Ltd. Bekerjasama dengan proyek EMDI. Jakarta 291 hal.

Putra, RD., dkk. 2006. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Labaoratorium Biologi

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau,

Pekanbaru.

Rahardjo. 2001. Icthiology. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 125 halaman.

Suamntadinata,K., 1983. Pengembangan Ikan-ikan pemeliharaan di Indonesia.

Sastra Husada, Bogor, 132 hal.

Tim Ikhtiologi. 2004. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Jurusan

Manajemen Sumberdaya Perikanan.

Weber, M and de beaufort. 2002. The Fishes of the Indo-Australia Archipelago.

Page 25: Lap Iktio III Rolan

25

LAMPIRAN

Page 26: Lap Iktio III Rolan

26

1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum :

Nampan Serbet

Pena Pensil

Penghapus Penggaris

Buku penuntun praktikum Buku gambar

PENUNTUN PRAKTIKUMICHTHYOLOGY

Fakultas perikanandan ilmu kelautan

Uversitas Riau

Pekanbaru

2004