lap pencapan batik

17
I. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud : Melakukan pembutan batik tulis pada kain kapas dengan pewarnaan zat warna naftol. Tujuan : Mengetahui ketuaan, kerataan dan tahan cuci hasil pembuatan batik tulis. II. TEORI DASAR SERAT SELULOSA Serat selulosa merupakan serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa, dengan derajat polimerisasi (DP) yang bervariasi, contoh DP rayon 500- 700, sedangkan DP kapas sekitar 3000, makin rendah darajat polimerisasi, daya serap airnya makin besar, contoh moisture regain (MR) rayon 11 - 13 % sedangkan kapas hanya sekitar 7 – 8 %. Struktur kimia serat selulosa adalah sebagai berikut: Gugus OH primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat warna. Serat selulosa pada umumnya lebih tahan alkali, tetapi kurang tahan suasana asam, sehingga pengerjaan proses pencelupanya dilakukan dalam suasana alkali.

Upload: bela-anisa

Post on 26-Sep-2015

56 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

LAPORAN

TRANSCRIPT

1. MAKSUD DAN TUJUANMaksud :Melakukan pembutan batik tulis pada kain kapas dengan pewarnaan zat warna naftol.Tujuan :Mengetahui ketuaan, kerataan dan tahan cuci hasil pembuatan batik tulis.

1. TEORI DASARSERAT SELULOSASerat selulosa merupakan serat hidrofil yang strukturnya berupa polimer selubiosa, dengan derajat polimerisasi (DP) yang bervariasi, contoh DP rayon 500-700, sedangkan DP kapas sekitar 3000, makin rendah darajat polimerisasi, daya serap airnya makin besar, contoh moisture regain (MR) rayon 11 - 13 % sedangkan kapas hanya sekitar 7 8 %.Struktur kimia serat selulosa adalah sebagai berikut:

Gugus OH primer pada selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan zat warna. Serat selulosa pada umumnya lebih tahan alkali, tetapi kurang tahan suasana asam, sehingga pengerjaan proses pencelupanya dilakukan dalam suasana alkali.

Gambar I PENAMPANG MEMBUJUR (KIRI) DAN MELINTANG (KANAN) SERAT KAPAS Sumber : W. V. Bergen and W. Krauser , Textile Fiber Atlas p. 32, 1994Sifat Fisika Serat KapasWarnaWarna serat kapas secara umum adalah putih cream, tetapi sesungguhnya terdapat bermacam-macam warna putih. Pengaruh mikroorganisme menyebabkan warna kapas menjadi suram. Dalam kondisi cuaca yang jelek , warna kap[as menjadi sangat gelap abu-abu kebiruan. Kapas yang pertumbuhannya terhenti akan berwarna kekuningan. Warna kapas merupakan salah satu factor penentu grade.KekuatanKekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai dan orientasinya. Kekutan serat kapas perbundel rata- rata adalah 96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound per inci2. Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya menurundalam keadaan basah, tetapi sebaliknya kekuatan serat kapas dalam keadaan basah makin tinggi.MulurMulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat alam hanya sutera dan wol yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar 4 13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.Moisture RegainSerat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat kapas bervariasi dengan perubahan kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya. Moiture regain serat kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 - 8,5 %Sifat Kimia Serat KapasSerat kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia kapas sama dengan sifat kimia selulosa. Serat kapas umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat pengoksidasi dan penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan kekuatanKerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksiselulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama suhu diatas 140oC.

BATIKBatik merupakan sejenis tenunan dengan warna warna yang berbeda. Bahan atau material yang dipakai antara lain adalah katun, sutra, campuran lilin dan damar plus cat.Batik sebagai bahan sandang nasional, proses produksinya masih perlu ditingkatkan efisiensi produknya terutama Batik Tulis, karena proses pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Di samping Batik Tulis terdapat juga Batik Cap.Pada proses pembuatan pola batik secara pencapan tidak dilakukan seperti halnya proses pencapan biasa, yaitu tidak mengalami proses pembangkitan (fiksasi), pencucian dan penambahan zat pembantu pada pasta cap. Hal ini disebabkan tidak diinginkan terjadinya reaksi antar zat warna dengan serat, agar zat warna hanya menempel sementara pada permukaan kain. Tetapi meskipun demikian diharapkan hasil pencapan mempunyai tahan luntur warna terhadap gosok dan sinar yang cukup baik.Adapun urutan pembuatan batik cap adalah sebagai berikut :1. Pembuatan motif pada screen.Motif batik dibuat klise yaitu digambar pada kertas kodaktrase atau kertas kalkir dengan tinta bak, kemudian diafdruk/dipindah ke screen. Obat yang digunakan untuk afdruk dapat dengan chroom gelatin, Ulano, dan sebagainya.2. Pembuatan pasta cap.Pasta cap terdiri dari zat warna, pengental dan air tanpa zat pembantu. Zat warna dilarutkan dengan sedikit air dingin, pengental dicampurkan pada pasta zat warna kemudian diaduk sampai rata sambil ditambah air.3. Pencapan pada bahan.Pencapan pasta cap pada bahan dilakukan secara manual (hand screen printing).4. Pengeringan.Pengeringan dilakukan di ruangan yang teduh selama sekitar 30 menit, kemudian baru dapat dibatik.Pada proses pembuatan batik tulis digunakan suatu alat yang disebut canting. Canting adalah sebuah alat kecil dari tembaga yang diisi lilin, dipergunakan untuk memberi gambaran pada bahan batik.Macam macam canting tersebut adalah sebagai berikut : Canting isen isen mempunyai tempat menuangkan cairan lilin yang sangat tipis dan dipakai untuk membuat garis garis seindah mungkin dan titik titik yang kecil. Canting kyandangen. Alat ini mempunyai tempat untuk menuangkan lilin yang telah memutih pada saat pemrosesan pertama. Canting penanggang biasanya untuk melumurkan lilin pada permukaan kain yang lebar. Canting penembok mempunyai cerat yang sangat lebar untuk menutupi bagian bagian kain yang terlindung oleh lilin. Canting pengada mempunyai dua buah cerat untuk menggambarkan garis garis yang paralel (sejajar).

ZAT WARNA NAFTOLZat warna naftol atau zat warna ingrain merupakan zat warna yang terbentuk di dalam serat dari komponen penggandeng, (coupler) yaitu naftol dan garam pembangkit, yaitu senyawa diazonium yang terdiri dari senyawa amina aromatik. Zat warna ini juga disebut zat warna es atau ice colours, karena pada reaksi diazotasi dan kopling diperlukan bantuan es. Penggunaannya terutama untuk pencelupan serat selulosa. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mencelup serat protein (wol, sutera) dan serat poliester.Nama dagang zat warna naftol adalah :- Naftol (Hoechst)- Brenthol (I.C.I)- Youhaothol (R.R.C)

Sifat-sifatZat warna naftol termasuk golongan zat warna azo yang tidak larut dalam air. Untuk membedakan dengan jenis zat warna azo lainnya sering juga disebut zat warna azoic. Daya serapnya (substantivitas) terhadap serat selulosa kurang baik dan bervariasi, sehingga dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu yang mempunyai substantivitas rendah, misalnya Naftol AS, substantivitas sedang, misalnya Naftol AS G dan substantivitas tinggi, misalnya Naftol AS BO.Sifat utama dari zat warna naftol ialah tahan gosoknya yang kurang, terutama tahan gosok basah, sedang tahan cuci dan tahan sinarnya sangat baik. Zat warna naftol baru mempunyai afinitas terhadap serat selulosa setelah diubah menjadi naftolat, dengan jalan melarutkannya dalam larutan alkali.Garam diazonium yang dipergunakan sebagai pembangkit tidak mempunyai afinitas terhadap selulosa, sehingga cara pencelupan dengan zat warna naftol selalu dimulai dengan pencelupan memakai larutan naftolat, kemudian baru dibangkitkan dengan garam diazonium.Zat warna naftol dapat bersifat poligenik, artinya dapat memberikan bermacammacam warna, bergantung kepada macam garam diazonium yang dipergunakan dan dapat pula brsifat monogetik, yaitu hanya dapat memberikan warna yang mengarah ke satu warna saja, tidak bergantung kepada macam garam diazoniumnya.

MEKANISME PENCELUPANMekanisme pencelupan dengan zat warna naftol terdiri dari 4 pokok, yaitu : 1. Melarutkan naftol (membuat naftolat)Zat utama yang dipergunakan untuk pelarutan zat warna naftol adalah soda kostik. Pelarutan naftol dilakukan dengan dua cara yaitu :1). Cara dinginZat warna naftol didispersikan dengan spiritus diaduk rata ditambah larutan soda kostik, kemudian ditambah air dingin2). Cara panasZat warna naftol didispersikan dengan koloid pelindung (TRO) diaduk rata ditambah larutan soda kostik kemudian ditambah air panas. Zat warna naftol yang larut akan berwarna kuning jernih2. Pencelupan dengan larutan naftolatZat warna naftol tidak larut dalam air dan tidak mempunyai afinitas terhadap serat selulosa. Akan tetapi setelah dilarutkan menjadi larutan naftolat yang larut dalam air timbul afinitasnya, sehingga serat dapat tercelup. Bahan yang telah dicelup tersebut perlu diperas, sebelum dibangkitkan dengan garam diazonium untuk mengurangi terjadinya pembangkitan warna pada permukaan serat yang dapat menyebabkan ketahanan gosok yang kurang.3. DiazotasiGaram diazonium yang dipergunakan sebagai pembangkit pada pencelupan zat warna naftol dapat berupa basa naftol, yaitu senyawa amina aromatik maupun garam diazonium, yaitu basa naftol yan telah diazotasi. Apabila telah berupa garam diasonium, maka dengan mudah dapat dilarutkan dalam air dengan jalan menaburkannya sambil diaduk terus. Akan tetapi apabila masih dalam bentuk basa naftol maka perlu didiazotasi terlebih dahulu dengan menggunakan asam chlorida berlebihan dan natrium nitrit pada suhu yang sangat rendah.4. PembangkitanNaftolat yang telah berada di dalam serat perlu dibangkitkan larutan garam diazonium agar terjadi pigmen naftol yang berwarna dan terbentuk di dalam serat. Setelah pigmen Zat warna naftol dalam serat bereaksi pembangkitan selesai, selanjutnya perlu dilakukan penyabunan panas untuk menghilangkan pigmen naftol yang terbentuk pada permukaan serat, sehingga memperbaiki tahan gosok dan mempertinggi kilapnya.

1. PERCOBAAN2. Alat dan BahanAlat yang dipergunakan:

Canting Kompor dan Katel kecil Kuas Panci besar Ember plastik Gelas plastik Gelas piala Gelas ukur Pipet ukur Kaca pengaduk TimbanganBahan yang dipergunakan: Kain kapas Malam Zat warna naftol Spirtus NaOH 38oBe Garam Diazo Asam Asetat Na2CO3 Kanji

2. Diagram AlirPembuatan MotifPencantinganPewarnaan Motif / Colet NaftolPenutupan colet motif dengan malamPencelupan NaftolatPembangkitan WarnaPelorodanPenyabunan dan Pengeringan

1. RESEP DAN PERHITUNGAN RESEPResep Colet Naftol : ZW Naftol: 1% owf Spirtus: 20 g/L NaOH 38oBe: 40 g/L

Resep Coupling Colet Naftol : Garam diazonium: 1% owf Asam Asetat: 20 g/L

Resep Celup Naftolat : ZW Naftol: 1% owf Spirtus: 20 g/L NaOH 38oBe: 40 g/L Vlot: 1 : 10

Resep Pembangkitan Warna (Coupling) : Garam diazonium: 1% owf Asam Asetat: 20 g/L

Resep Lorod : Air Mendidih Na2CO3

Perhitungan ResepColet Naftol Zat Warna Naftol= 1/100 x 120= 1,2 x 50/100 x 10= 6 gram Spirtus= 20/1000 x 1200= 24 gram NaOH 38oBe= 40/1000 x 1200= 48 gram

Coupling Colet Naftol Garam Diazonium= 1/100 x 120= 1,2 x 50/100 x 10= 6 gram Asam Asetat= 20/1000 x 1200= 24 gram

Celup Naftol Vlot= 1 : 10 = 10 x 120 = 1200 mL Zat Warna Naftol= 1/100 x 120= 1,2 x 50/100 x 10= 6 gram Spirtus= 20/1000 x 1200= 24 gram NaOH 38oBe= 40/1000 x 1200= 48 gram

Pembangkitan Warna (Coupling) Garam Diazonium= 1/100 x 120= 1,2 x 50/100 x 10= 6 gram Asam Asetat= 20/1000 x 1200= 24 gram

1. CARA KERJA Pembuatan Motif Buatlah motif batik pada kain kapas yang akan dibatik dengan menggunakan pensil. Pencantingan Lelehkan malam pada katel diatas kompor. Lakukan pencantingan pada motif kain. Colet Naftol Hitung kebutuhan kebutuhan zat sesuai resep. Timbang zat sesuai resep, lalu masukkan kedalam wadah. Aduk larutan colet naftol. Siapkan kain yang akan dicolet. Lakukan proses colet pada kain Setelah itu, lakukan pengeringan dengan cara diangin-angin. Penutupan Colet Naftol Dengan Malam Lelehkan malam pada katel diatas kompor. Tutup motif yanf telah dicolet dengan malam sebagaimana proses pencantingan. Pencelupan Naftolat dan Pembangkitan Warna (Coupling) Hitung kebutuhan kebutuhan zat sesuai resep. Timbang zat sesuai resep, lalu masukkan kedalam wadah. Aduk larutan naftolat. Siapkan kain yang akan dicelup. Lakukan proses pencelupan Setelah semua kain tercelup rata lakukan pembangkitan warna dengan merendam kain pada larutan garam diazonium.

1. DATA PENGAMATAN Terlampir.

1. DISKUSIKetuaan WarnaKetuaan warna hasil pembatikan sangat bagus. Hal ini ditunjang dengan pemilihan warna yang tepat sehingga antara warna motif yang satu dengan yang lainnya maupun dengan warna dasar terlihat berkesinambungan. Kerataan Warna Kerataan warna hasil pembatikan secara keseluruhan baik, hanya sedikit warna pada beberapa motif yang terlihat tidak rata. Hal ini disebabkanpada saat proses colet naftol. Pada saat warna akan dibangkitkan dengan garam diazonium, larutan naftolat pada motif kain sudah hampir kering sehingga proses coupling nya tidak berjalan sempurna.Ketajaman MotifKetajaman motif hasil pembatikan baik, hanya sedikit yang terlihat berceceran. Hal ini karena proses pencantingan yang baik pula sehingga ketajaman motifnya hampir sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, pemilihan canting pun sangat berpengaruh dalam hal ini. Karena apabila canting yang digunakan terlalu besar lubangnya maka akan banyak malam yang tumpah sedangkan apabila lubang canting terlalu kecil maka ketajaman motif sulit didapatkan. Jadi, penggunaan canting harus yang memiliki lubang yang sesuai dan pas.Ketahanan CuciKetahanan cuci hasil pembatikan sangat baik. Hal ini karena kain hasil pembatikan diwarnai dengan zat warna naftol. Zat warna naftol adalah zat warna yang tidak larut dalam air sehingga saat pencucian tidak akan terjadi pelunturan.Handfill Handfill hasil pencucian baik. Hal ini dipengaruhi oleh proses pelorodan sehingga malam yang terdapat pada kain harus dihilangkan agar handfill kain terasa lebih halus dan langsai.

1. KESIMPULANBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :1. Pemilihan canting harus yang memiliki lubang yang tidak terlalu besar dan kecil agar ketajaman motif yang dihasilkan baik.2. Pembangkitan warna hasrus dilakukan saat kondisi naftolat pada kain masih basah baik pada proses colet naftol maupun saat pencelupan warna dasar.3. Untuk mempercepat proses pelorodan dapat dibantu dengan kanji dan soda ash.Faktor PenilaianNilai

Ketuaan Warna9

Kerataan Warna8

Ketajaman Motif8

Ketahanan Cuci9

Handfill8

1. DAFTAR PUSTAKABahan ajar praktikum pencapan II, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, 2005http://borosh.blogspot.com/2014/02/zat-warna-naftol-smk-tekstil-texmaco.html

LAPORAN PRAKTIKUM PENCAPAN IIPROSES PEMBUATAN BATIK TULIS PADA KAIN KAPAS 100% DENGAN PEWARNAAN OLEH ZAT WARNA NAFTOLNama:Fitri Holidah(12020082)Fitrina Sari (12020085)M.Dwi Ramdhani(12020087)Yoga Firmansyah(12020098)Group:3K4Kelompok:3Dosen:Sasmaya., S.Teks Asisten:Sukirman., S.S.TDrs. Solehudin

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTILBANDUNG2015Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyiraah : 5-6)