lap resmi mikro 2
DESCRIPTION
mikrobiologiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
TEKNIK DASAR MENANAM (INOKULASI) DAN TRANSFER MIKROBA SECARA ASEPTIS
DAN
POLA PERTUMBUHAN DAN MORFOLOGI KOLONI MIKROBA
Disusun Oleh : Zunisa Rizki
NPM : 2013210273
Kelas : A
Kelompok : 10
Tanggal kegiatan praktikum : Senin, 15 September 2014
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG
Memindahkan dan menanam suatu mikroba tak ubahnya memindahkan dan menanam makhluk hidup lain. Cara yang digunakan untuk memindahkan dan memindahkan suatu mikroba tentunya dalam keadaan aseptis. Untuk memindahkan suatu mikroorganisme, dikarenakan tak terlihat wujudnya, kita harus lebih hati-hati. Mikroorganisme yang akan kita pindahkan, harusnya mendapat kondisi transisi yang sempurna baginya, baik itu untuk suhu lingkungan maupun keadaannya ( berada dalam lingkungan aseptis atau tidak).
Di samping itu, alat-alat yang akan digunakan untuk perpindahan mikroorganisme juga haruslah steril. Bukan hanya proses transfer (pemindahan mikroorganisme), proses inokulasi (penanaman) mikroorganisme juge memerlukan perhatian yang khusus. Mikroorganisme harus diperlakukan senyaman mungkin untuk membuat nya dapat terus berlangsung hidup. Ibarat tanaman, mikroorganisme harus diberi tempat yang sesuai dengan jenis nya, juga diberi tempat yang mengandung unsur-unsur makanan yang sesuai.
Proses penanaman mikroorganisme (inokulasi) punya berbagai macam teknik. Tentunya setiap teknik harus disesuaikan dengan media yang digunakan, guna mendapat hasil yang maksimal dan tepat sesuai dengan keinginan.
B. PERMASALAHANa. Bagaimana cara melakukan teknik dasar inokulasi?b. Bagaimana cara mentransfer mikroba secara aseptis?c. Bagaimana pola pertumbuhan koloni mikroba?d. Bagaimana mofologi yang terlihat dari koloni mikroba tersebut?
C. TUJUAN KEGIATAN PRAKTIKUMa. Melakukan teknik transfer aseptis dari kultur cair ke media cair, media miring dan
pencawanan, dari kultur miring ke media miring, media cair dan pencawanan. b. Membedakan karakteristik kultural yang menjadi syarat utama dalam upaya
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan organisme dalam kelompok taksonominya.
D. MANFAAT PRAKTIKUM
Setelah menyelesaikan praktikum ini, praktikan tentunya akan mengetahui tentang teknik dasar inokulasi dan transfer mikroba secara aseptis. Praktikan mampu memilih teknik yang tepat untuk transfer mikroba pada media yang tepat pula. Selain itu, praktikan juga mengetahui pola pertumbuhan dan morfologi dari koloni mikroba tersebut. Mengetahi ciri-ciri dari setiap koloni mikroba yang terbentuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAPenggunaan budaya sebagai teknik diagnostik dijelaskan dalam bab yang berjudul
"Diagnosa Medik Mikrobiologi. "Ini adalah tujuan bab ini untuk membahas hanya prinsip-prinsip pengembangan kultur. Ini adalah teknik yang telah digunakan selama lebih dari 100 tahun. Ini terdiri dari inkubasi sampel dalam media yang mendorong pertumbuhan organisme bunga, sementara menghambat pertumbuhan lain. Dengan cara ini dapat membantu teknisi dalam mengisolasi koloni murni mikroorganisme dari campuran di mana organisme hanya mewakili persentase yang sangat kecil dari flora keseluruhan, dan isolasi oleh goresan mungkin tidak
praktis. Dalam beberapa kasus, seperti dalam isolasi salmonella, pertama tumbuh sampel dalam budaya pengayaan merupakan langkah pertama yang diperlukan untuk meningkatkan relatif kecil jumlah organisme biasanya ditemukan di sample primer. Sedangkan penggunaan kaldu pengayaan di makanan dan mikrobiologi lingkungan telah dibuktikan, penggunaannya dalam mikrobiologi klinis telah tidak sepenuhnya menjadi established.
Berdasarkan spektrum yang luas dari penelitian intensif dan konklusif dilakukan selama masa lalu beberapa dekade, pada kenyataannya, telah mengakibatkan akumulasi array vital dan penting 'tambahan informasi 'berkaitan dengan tepat' identifikasi bakteri '. Namun, berbagai budaya fitur karakteristik yang telah dibawa ke cahaya di berbagai jenis media sepatutnya diamati. Yang penting, selama studi investigasi yang kritis dapat mencatat fitur berikut muncul sebagai koloni yang sangat spesifik pada media padat, yaitu:
(a) Bentuk: tidak teratur, melingkar, atau rhizoid;
(b) Ukuran: biasanya dinyatakan dalam milimeter (mm);
(c) Ketinggian: meningkat, cembung, cekung, umbonate atau umbilicate, atau effuse;
(d) Margin: miring, atau sebaliknya;
(e) Permukaan: bergelombang, kasar, halus, granular, berpapila, atau berkilau;
(f) Tepi: seluruh, berombak, crenated, meringkuk, atau fimbriate;
(g) Warna: variasi dalam intensitas warna yang berbeda;
(h) Struktur: transparan, tembus atau buram;
(i) Konsistensi: butyrous, membran, gembur atau lengket;
(j) Emulsifiability: baik, biasa-biasa saja, miskin, atau terbaik; dan
(k) Diferensiasi: menjadi pusat dan bagian tepi.
Hal ini, bagaimanapun, berkaitan dengan menyatakan di sini bahwa terdapat variasi penting antara stroke budaya, seperti:
(a) Tingkat Pertumbuhan:. Ini adalah selalu dari tiga kekuatan yaitu, langka, menengah, atau berlebihan;
(b) Sifat Pertumbuhan: Ini dapat berupa diskrit atau konfluen, filiform *, menyebarkan, ataurhizoid; dan
* Filiform: mirip rambut atau filamen.
(c) Karakteristik Fisik: ini pada dasarnya mencakup berbagai karakteristik fisik seperti fitur seperti: permukaan, elevasi, tepi, warna, struktur, bau, emulsifiability, konsistensi, dan perubahan penting secara keseluruhan diamati pada media berikutnya.
Hal ini relevan untuk menyebutkan pada saat ini dalam waktu yang dalam cairan tertentu (atau cairan) satu media jelas dapat mengetahuinya dari ciri-ciri berikut ini, yaitu:
• tingkat pertumbuhan,
• adanya kekeruhan ditambah sifatnya,
• adanya deposito dan karakter,
• sifat misalnya pertumbuhan permukaan, pelikel * dan kualitas yang diamati, serta
• kemudahan disintegrasi, dan pewarnaan.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
WAKTU DAN TEMPATPraktikum ini dilakukan pada pukul 09.45 WIB di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila pada tanggal 15 September 2014.
ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan untuk praktikum ini adalah jarum Ose, pipet volume, api
spiritus, korek api, lap, rak tabung, tabung reaksi, dan cawan Petri, sedangkan bahan yang digunakan adalah kultur biakan miring isolat bakteri, kultur biakan miring isolat jamur, kultur biakan cair isolat bakteri, media steril cair, media steril miring, media steril dalam cawan dan Nutrient Agar cair.
CARA KERJACuci tangan menggunakan sabun dan semprotkan dengan alkohol guna memastikan
matinya mikroba-mikroba yang mampu mengganggu hasil dari praktikum ini. Kemudian siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Pastikan semua alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih. Semprotkan alkohol ke meja kerja alat praktikum dan segera nyalakan spiritus. Hal ini dilakukan untuk membunuh mikroba-mikroba yang ada disekitar agar tidak masuk ke dalam tubuh praktikan maupun alat-alat yang sudah steril. Lalu, nyalakan api spiritus untuk mengurangi kontaminan yang akan mengganggu hasil percobaan.
Pertama akan melakukan inokulasi pada agar tegak dengan metode tusuk. Siapkan alat-alat yang diperlukan lalu lakukan sterilisasi pada jarum Ose dan mulut tabung reaksi pada kultur biakan. Buka kapas penutup mulut tabung reaksi dan masukkan jarum Ose untuk mengambil kultur, lalu tutup kembali mulut tabung reaksi yang sebelumnya harus di sterilisasi dahulu. Tusukkan jarum Ose ke dalam media agar tegak dimana mulut tabungnya telah disterilisasi secara tegak sampai hampir dasar tabung. Tutup kembali mulut tabung dengan kapas yang juga sebelumnya harus disterilisasi dahulu.
Kedua, lakukan hal yang sama seperti agar tegak untuk inokulasi agar miring, namun bukan dengan metode tusuk melainkan dengan metode gores. Goresan pada media dilakukan dari pangkal tabung reaksi hingga ujung tabung. Selanjutnya, pada agar lempeng teknik dan metode sama dengan agar miring yaitu metode gores. Cara yang dilakukan juga sama dengan cara yang sebelumnya.
Keempat, inokulasi pada media cair, biakan diambil dari kultur cair ke media cair yaitu kaldu pepton. Lalukan sterilisasi pada semua alat, kemudian ambil biakan dari kultur cair lalu masukan kedalam media cair dengan cara menggoyang-goyangkan jarum Ose agar biakan yang menempel dapat lepas dari jarum Ose. Setelah itu, lakukan sterilisasi kembali pada semua alat-alat yang digunakan.
Kelima, melakukan inokulasi pada agar lempeng namun dengan metode tuang. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan lakukan sterilisasi. Lalu, masukkan kultur cair ke dalam cawan Petri, setelah itu masukkan Nutrient Agar cair kedalamnya kemudian tutup cawan Petri. Goyangkan cawan Petri di atas meja kerja seperti angka “8”.
Semua media yang telah diberi biakan, di simpan ke dalam ruang inkubasi. Terakhir adalah melakukan pengamatan pada media yang sudah ada kultur biakan untuk menentukan pola pertumbuhan dan morfologi pada koloni mikroba tersebut. Amati media yang telah diinokulasikan keesokan hari nya. Catat dan buatlah kesimpulan dari perubahan yang terjadi pada media tersebut.
BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil pengamatan sebagai berikut:
Teknik dasar inokulasi dan transfer mikroba secara aseptis
Nama Media Jenis Media Metode Inokulasi
Gambar Keterangan *
Nutrient Agar Agar tegak Tusuk
Terlampir pada LAMPIRAN
Filamen
Agar miring Gores Echinulate
Agar lempeng Gores Tidak beraturan, undulatus, rata
Tuang Tidak beraturan, lobatus, rata
Kaldu Pepton Cair - Flokulen
Keterangan : * Morfologi dan pola pertumbuhan koloni yang diamati seperti dijelaskan pada materi 4
Pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba
Nama Media Jenis Media Gambar KeteranganBentuk Tepian Elevasi
Nutrient Agar
Agar lempeng
Terla
mpi
r pad
a LA
MP
IRA
N
Curled Lengkung Datar
Filament Filament Datar
Bulat Lengkung Naik
Rhizoid Undulates Datar
Tidak beraturan - Datar
Agar miring Effuse - -
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa proses inokulasi dalam praktikum kali ini berhasil, karena ditemukannya atau berkembangnya mikroba pada media-media yang telah ditanamkan kultur. Kultur yang ditanamkan berkembang sangat baik karena ditandai banyaknya koloni yang terbentuk. Bentuk-bentuk koloni mikroba yang terbentuk pun sangat beragam.
Pengamatan pada materi teknik dasar inokulasi dan transfer mikroba secara aseptis, media agar tegak bentuk mikroba yang terlihat adalah filamen, karena berbentuk seperti benang-benang yang menyebar. Pada agar miring bentuk dari koloni mikroba adalah echinulate karena adanya kelokan pada tepi-tepinya. Pada agar lempeng metode gores karakteristik koloni yang terlihat adalah tidak beraturan, undulatus dan rata. Namun, pada metode tuang karekteristik yang terlihat adalah tidak beraturan, lobatus dan rata. Dan pada media cair, hasil yang didapat adalah flokulen (tersebar).
Pengamatan pada materi pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba, terdapat 5 bentuk yang terlihat pada media agar lempeng dengan kombinasi yang bervariasi dan koloni-koloni tersebur tersebar secara merata. Terakhir pada agar miring terlihat bentuk effuse (tersebar/spreading) pada koloni bakteri tersebut.
BAB VKESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa banyak cara untuk melakukan teknik transfer aseptis yaitu bisa dari kultur cair ke media cair, media miring dan pencawanan, dari kultur miring ke media miring, media cair dan pencawanan. Kita juga bisa membedakan karakteristik kultural yang menjadi syarat utama dalam upaya mengidentifikasi dan mengklasifikasikan organisme dalam kelompok taksonominya baik dari bentuknya, tepiannya maupun elevasinya.
DAFTAR PUSTAKAGoldman, E. dan Green, Lorrence H.. 2009. Practical Handbook of Microbiology Second
Edition. London, New York: CRC Press. Hal: 31.
Kar, A.. 2008. Pharmaceutical Microbiology. New Delhi: New Age International (P) Limited. Hal: 119-120.
LAMPIRAN Teknik dasar inokulasi dan transfer mikroba secara aseptis
Media agar tegak – metode tusuk
Media cair (Kaldu pepton)
Media agar miring – metode gores Media agar lempeng – metode gores (atas) dan metode tuang (bawah)
Media cair (kiri), Media agar miring (tengah), Media agar tegak (kanan)
Pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba
Media agar lempeng
Media agar miring
Teknik dasar inokulasi dan transfer mikroba secara aseptis
Pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba