lap tut stoma 1

12

Click here to load reader

Upload: silvia-dona

Post on 06-Aug-2015

190 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Tut Stoma 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Erupsi gigi adalah munculnya tonjol gigi atau tepi insisal gigi menembus

gingiva. Erupsi gigi dapat terjadi pada gigi desidui maupun gigi permanen.

Proses erupsi gigi adalah proses fisiologis dimana gigi bergerak ke arah

vertikal, mesial, bergerak miring dan rotasi. Gerakan-gerakan ini merupakan

tekanan (kekuatan) untuk mencapai posisi gigi dan mempertahankan titik

kontak dengan gigi tetangga. Sebelum gigi permanen erupsi, gigi desidui

harus lepas yang dikenal dengan phenomena "resorpsi gigi desidui".

Terjadinya resorpsi pada akar gigi desidui disebabkan tekanan folikel dari gigi

permanen yang bergerak ke arah oklusal untuk mencapai posismya. Waktu

erupsi gigi di rongga mulut berbeda untuk tiap gigi, dimana gigi yang

proses .pembeniukannya lebih awal akan bererupsi lebih dahulu dibandingkan

dengan gigi yang dibkmtuk sesudahnya. Waktu erupsi gigi dapat terjadi lebih

cepat atau lebih lambat dari rata-rata waktu erupsi gigi yang normal. Waktu

erupsi gigi dipengaruhi oleh banyak factor baik yang bersifat lokal maupun

sistemik.

Apabila terjadi beberapa gangguan pada proses pertumbuhan dan

perkembangan gigi dan jaringan rongga mulut pendukung gigi, akan

mengalami sejumlah kelainan yang akan mengakibatkan proses pertumbuhan

dan perkembangan gigi dan jaringan rongga mulut pendukung gigi terganggu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses perkembangan gigi sulung ke gigi permanen (proses

eksfoliasi)?

2. Bagaimana proses erupsi ?

3. Bagaimana waktu terjadinya erupsi?

4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses erupsi?

1

Page 2: Lap Tut Stoma 1

1.3 Tujuan

1 Mampu memahami dan menjelaskan proses perkembangan gigi sulung ke

gigi permanen (proses eksfoliasi)

2 Mampu memahami dan menjelaskan proses erupsi

3 Mampu memahami dan menjelaskan waktu terjadinya erupsi

4 Mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

proses erupsi

1.4 Mapping

2

Anak usia 7 tahun

Gigi anak belum tanggal

Anamnesa

Pemeriksaan klinis Pemeriksaan rontgen

Masa geligi pergantian Diastema

Masa geligi normal

Benih gigi permanen lengkap

Page 3: Lap Tut Stoma 1

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Proses Perkembangan Gigi Sulung ke Gigi Permanen

Proses pergantian Gigi sulung ke Gigi permanen mengalami beberapa tahap secara bergantian. Proses tanggalnya gigi sulung secara alami atau bisa disebut juga sebagai periode geligi pergantian merupakan proses eksfoliasi. Proses eksfoliasi adalah sebagai berikut.

2.2 Proses Erupsi

Erupsi gigi adalah proses bergeraknya gigi ke dalam rongga mulut menembus tulang alveolar. Proses erupsi gigi adalah proses fisiologis dimana gigi bergerak ke arah vertikal, mesial, bergerak miring dan rotasi. Gerakan-gerakan ini merupakan tekanan (kekuatan) untuk mencapai posisi gigi dan mempertahankan titik kontak dengan gigi tetangga. Erupsi dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu :

a. Fase pra-erupsiPada fase ini terjadi pembentukan benih gigi (terbentuknya

mahkota) rahang mengalami pertumbuhan pesat di bagian rahang mengalami pertumbuhan pesat di bagian lateral rahang meningkat ke arah anterior dan dilanjutkan ke posterior gigi bergerak ke arah oklusal. Fase ini dipengaruhi oleh tumbuhnya jaringan disekitar kantung gigi.

3

Gigi molar permanen pertama erupsi

Gigi insisif, kaninus dan molar sulung resopsi

Gigi insisif, kaninus, premolar dan molar kedua permanen erupsi

Gigi molar ketiga erupsi

Page 4: Lap Tut Stoma 1

b. Fase erupsi prefungsionalFase ini dimulai dengan terbentuknya akar yang bersamaan

dengan mencapainya gigi pada dataran oklusal. Gigi bergerak lebih cepat ke arah vertikal, gigi mengalami pergerakan miring dan maltasi.

Faktor yang mempengaruhi gigi bergerak ke oklusal, yaitu: Poliferasi jaringan ikat dan peningkatan permeabilitas

vaskuler di ligamen periodontal menyebabkan tekanan erupsi yang mengakibatkan gigi keluar dari songketnya.

Pertumbuhan pilpa yang pesat ke apikal menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke oklusal.

Teori menyebutkan bahwa gigi didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang berasal dari bawah seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah dan tekanan cairan dalam jaringan. gigi yang erupsi juga merupkan hasil dari tarikan jaringan penghubung di sekitar ligamen periodontal

c. Fase erupsi fungsional

Pada fase ini, gigi berkontak dengan gigi antagonis dan terus muncul ke permukaan. Gigi terus-menerus erupsi sesuai perubahan dinamis tubuh.

2.3 Waktu Erupsi

Rahang Gigi Waktu erupsi (bulan)

Maksila Incisiv sentral 7,5Incisiv lateral 9

Kaninus 18Molar 1 14Molar 2 24

Mandibula Incisiv sentral 6Incisiv lateral 7

Kaninus 16Molar 1 12Molar 2 20

a. Gigi sulung

b. Gigi permanen

4

Page 5: Lap Tut Stoma 1

Rahang Gigi Waktu erupsi (tahun)

Maksila Incisiv sentral 7 - 8Incisiv lateral 8 – 9

Kaninus 11 – 12Premolar 1 10 – 11Premolar 2 10 – 12

Molar 1 6 – 7Molar2 12 – 13

Mandibula Incisiv sentral 6 – 7Incisiv lateral 7 – 8

Kaninus 9 – 10Premolar 1 10 – 12Premolar 2 11 – 12

Molar 1 6 – 7Molar2 11 -

Perempuan lebih cepat erupsi daripada laki – laki. Erupsi gigi sulung pada usia 6 bulan, ditandai munculnya gigi incisiv rahang

bawah dan berakhir dengan erupsi gigi molar ke2 pada usia 2 tahun. Sedangkan erupsi gigi tetap, ditandai dengan erupsi molar ke1 pada usia 6 tahun (antara 2 – 6 tahun ada fase istirahat 4 tahun). Selama 6 – 8 tahun, ke 8 gigi susu tanggal dan muncul 12 gigi tetap, dan muncul periode tenang 2,5 tahun.

Umur 10,5 tahun : 12 gigi susu tanggal dan berganti dengan 16 gigi tetap yang tererupsi. Pergantian ini pada umur 6 – 12 tahun. Periode tenang biasanya 3 – 7 tahun. Baru erupsi molar ke3, muncul paling akhir pada 16 tahun ke atas.

2.4 Faktor yang Mempengarui Erupsi

Faktor yang mempengaruhi proses terjadinya erupsi gigi, factor tersebut antara lain:

a Faktor tidak langsung Faktor genetic 78% mentukan waktu eropsi tiap individu.

Genetik mempengaruhi proses kalsifikasi termasuk bentuk mahkota dan komposisi mineralisasi serta gangguan seperti kelainan pada kekerasan gigi.

Faktor lingkungan sosial dan ekonomi Faktor konginetal (gangguan pada janin) gangguan dari luar

ataupun dalam yang dapat mempengaruhi keadaan janin pada saat dalam kandungan. contohnya makrodonsia yang

5

Page 6: Lap Tut Stoma 1

menyebabkan kekurangan ruang pada lengkung rahang sehingga elemen-elemen pengganti tidak dapat tumbuh dan terkadang tumbuh tidak sesuai tempat. Obat-obat antibiotik (yaitu tetrasiklin) apabila dikonsumsi oleh ibu hamil dapat menimbulkan warna kuning pada gigi

Gangguan keseimbangan kelenjar endokrin berhubungan dengan sistem hormone pada tubuh. Contohnya hipotiroid yang mengakibatkan pembentukan akar lambat sehingga pemunculan/erupsi tertunda, hipoparatiroid mengakibatkan elemen geligi dengan email hipoblastik yang kuning muncul dengan lambat, defisiensi insulin mengakibatkan erupsi elemen-elemen terakhir (Molar ketiga) agak terhambat pada penderita penyakit gula.

Faktor penyakit Pada penderita thalasemia mengalami hambatan tumbuh kembang, gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan beberapa sindrom (contohnya Sindrom Down)

Jenis kelamin waktu erupsi pada perempuan lebih cepat daripada laki-laki.

Faktor ras Perbedaan ras menyebabkan perbedaan waktu urutan erupsi gigi permanen, erupsi orang berkulit hitam lebih cepat daripada orang yang berkulit putih.

b Faktor langsung Gigi susu tanggal sebelum waktunya mengakibatkan pergeseran

gigi di sebelahnya menyebabkan penyempitan ruang pada lengkung gigi.

Gigi tidak tumbuh atau benih tidak terbentuk Jarak gigi ke tempat erupsi terlalu jauh Malformasi Gigi berlebih Trauma benih Mukosa gingival menebal Letak gig yang salah bila gigi yang telah terbentuk letaknya

terlalu dalam atau karena orientasi yang salah akan tertahan oleh oleh gigi disebelahnya sehingaga terjadi penundaan pemunculan seluruhnya atau muncul pada tempat yang tidak sesuai

Bentuk gigi yang tidak normal pembekokan akar yang ekstrim memperlambat kemunculan gigi, ankilosis (perlekatan antara akar dan tulang gigi, fusi (penggabungan 2 bakal

6

Page 7: Lap Tut Stoma 1

gigi/lebih), konkrenasi (penggabungan 2 akar gigi/lebih), hiperodonsia (komplikasi elemen berlebih)

7

Page 8: Lap Tut Stoma 1

BAB IV

PENUTUP

Dari hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Erupsi gigi adalah proses bergeraknya gigi ke dalam rongga mulut menembus tulang alveolar, yang pergerakannya menuju ke arah vertikal, mesial, bergerak miring dan rotasi. Erupsi dapat dibagi dalam beberapa fase, yaitu fase pra-erupsi, fase erupsi prefungsional, dan fase erupsi fungsional.

b. Waktu erupsi manusia berbeda – beda, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor langsung dan tidak langsung.

c. Proses eksfoliasi merupakan proses penanggalan gigi-gigi susu yang nantinya akan digantikan oleh gigi-gigi permanen.

8

Page 9: Lap Tut Stoma 1

DAFTAR PUSTAKA

Http://www.lontar.ui.ac.id

Http://www.respiratory.usu.ac.id

Http://www.staff.ui.ac.id

Http://www.usupress.ac.id

Harshanur, I.W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC

Mc Donald, R and Avery. 2000. Dentistry for the child and adolescent. Missouri : Mosby – year book, inc. 184-214

Paramita, Pradnya MARS, drg. 2000. Memahami Pertumbuhan dan Kelainan

Gigi Anak. Jakarta : Trubus Agriwidya.

Sadler, T.W. 1997. Embriologi kedokteran Langman edisi 7. Jakarta : EGC

Sudiyono Janti, MDSc, drg. 2008. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofacial. Jakarta : EGC

Sperber, G.H. 1991. Embriologi Kraniofasial Edisi 4. Jakarta : Hipokrates.

9