lapkas fer 2

Upload: devi-syam

Post on 07-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    1/53

     AMENOREA PRIMER

    DEFINISI

    Amenore berarti tidak adanya menstruasi. Amenore primer

    adalah tidak adanya menarche pada seorang gadis berusia 16

    tahun atau lebih. Amenore sekunder adalah tidak adanya

    menstruasi selama 6 bulan pada wanita dengan siklus yang tidak

    teratur sebelumnya atau 3 bulan pada wanita dengan siklus yang

    teratur (21-35 hari).12  !enarche adalah periode menstruasi

    pertama dan dimulai setelah pengembangan karakteristik

    seksual sekunder" rambut pubis dan aksila dan perkembangan

    payudara (#ahap #anner). $ata-rata usia menarche adalah 135

    tahun namun terdapat perbedaan besar di antara dan di dalam

    negara. %mumnya gadis dari daerah pedesaan di negara negara

    dengan sumber daya yang rendah lebih tua saat menarche

    dibandingkan dengan anak perempuan dari daerah perkotaan.

    &ondisi hidup secara umum status gi'i aktiitas sik dan *aktor

    genetik semuanya mempengaruhi maturasi seksual dan usia

    saat menarche.3

    EPIDEMIOLOGI

    +iperkirakan bahwa amenorea yang bukan karena kondisi

    siologis memiliki prealensi yang berkisar antara 3, sampai

    ,. enyebab yang paling sering dari amenore ada empat"

    amenorea hipotalamus hiperprolaktinemia kegagalan oarium

    dan sindrom oarium polikistik.

    ETIOLOGI

    enyebab utama dari amenorea primer termasuk de*ek

    anatomi dari traktus genitalia penyebab hipotalamus / hiposis

    insusiensi oarium endokrinopati dan oligo atau anoulasi

    kronis.

    1

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    2/53

    Tabel 1. Penyebab umum dari amenorea primer1

    Defe ana!omi dari !ra!u" #eni!alia

    +e*ek anatomi genitalia termasuk agenesis agina septum

    agina transersalis himen imper*orata agenesis atau

    disgenesis seriks hipoplasia atau aplasia endometrium sindrom

    !ayer-$okitansky-&uster-0auser dan sindrom insensitiitas

    androgen.

     Agenesis Vagina

    Agenesis agina harus dicurigai pada semua gadis dengan

    amenorea primer yang sering menderita nyeri abdomen dan

    2

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    3/53

    nyeri panggul karena hambatan anatomi yang menghambat

    aliran darah. elanutnya kumpulan darah dalam uterus

    (hematometra) dapat memprookasi menstruasi retrograde yang

    mengarah pada pengembangan perlekatan dan endometriosis.1

     Agenesis Mullerian (Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser)

    indrom !ayer-$okitansky-&uster-0auser adalah kelainan

    kongenital pada saluran genital yang diakui sebagai penyebab

    yang lebih umum dari amenore setelah disgenesis gonad yang

    memiliki insiden 1 / 5.. indrom ini uga disebut 4agenesis

    mullerian karena ia ditandai dengan tidak adanya atau

    hipoplasia dari deriati* duktus !ullerian. ahkan gambaran

    utama sindrom !ayer-$okitansky-&uster-0auser adalah sebagai

    berikut" oarium normal anomali perkembangan uterus mulai

    dari tidak adanya residu rudimenter dari uterus dan aplasia dari

    dua pertiga atas agina. 7ebih lanut lagi wanita yang

    terpengaruh menunukkan perkembangan karakteristik seksual

    sekunder dengan perempuan kariotipe 6 88. Ada dua enis

    sindrom !ayer-$okitansky-&9ster-0auser" #ipe 1 menunukkan

    ariasi terisolasi sementara tipe 2 terkait dengan beberapa

    kelainan organik yang melibatkan saluran kemih bagian atas

    (, kasus) skeleton (1-12, kasus) sistem pendengaran (1-

    25, kasus) dan yang lebih arang antung.

    :tiologi sindrom !ayer $okitansky-&9ster-0auser masih

    belum pasti" meskipun di awal disebutkan bahwa ini sindrom

    adalah hasil dari kelainan sporadis. aru baru ini telah

    diasumsikan latar belakang genetik berdasarkan pada semakin

    banyaknya umlah kasus *amilial.5 

    3

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    4/53

    Gambar $. T$%weighted MRI dari pel&i". Po!on#an "a#i!al

    midline menun'uan andun# emi( normal di an!erior)

    re!um di po"!erior) dan e!iadaan len#ap dari u!eru"

    dan &a#ina.*

    • :mbriologi

    ;ri

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    5/53

    uterus. +isarankan bahwa penyebab perkembangan sindrom

    !$&0 bisa berupa kekurangan gestagen dan / atau reseptor

    estrogen. ?ni uga akan menelaskan berbagai bentuk agina

    rudimenter. ;hirardini dkk menelaskan masalah

    etiopatogenesis pada sindrom !$&0 yang mendukung

    hipotesis 0auser dari inhibisi perkembangan duktus mullerian

    dengan produksi !?@ yang memungkinkan untuk

    mempertimbangkannya sebagai bentuk paling ringan dari

    pseudoherma*roditisme perempuan. elain itu istilah yang

    digunakan untuk menggambarkan kondisi ini seperti aplasia

    mullerian aplasia duktus mullerian agenesis duktus mullerian

    dan agenesis uteroaginal mungkin menyesatkan dan istilah

    4sindrom disgenesis mullerian telah diusulkan.

    • +asar ;enetik dan !olekuler dari !$&0

    aanello dkk menyatakan bahwa masalah genetik saling

    terkait dengan agenesis ginal unilateral atau bilateral

    terutama yang berhubungan dengan anomali mullerian

    seperti yang diumpai pada sindrom !$&0. ;ennya adalah

    tunggal dan autosomal dominan dengan ekspresi yang

    berariasi. ;hirardini dkk menggambarkan tampilan histologis

    dari uterus rudimenter endometrium tabung uterus duktus

    ;artner round ligament  agina dan oarium dalam 1 kasus

    sindrom !$&0. #emuan mereka menyarankan bahwa sindrom

    ini disebabkan oleh kekurangan reseptor estrogen dan

    gestagen. &ekurangan ini dapat menghambat perkembangan

    lebih lanut daru duktus mullerian embrionik dan berperan

    dalam gangguan di*erensiasi selanutnya dari elemen yang

    ada. !asih belum diputuskan mengapa dalam kasus sindrom

    !$&0 perkembangan duktus mullerian berhenti pada

    perlekatan ligamentum mesone*rik kaudal. Bramer dkk

    melaporkan bahwa agenesis agina mungkin terkait dengan

    5

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    6/53

    penurunan aktiitas galactose-l-phosphate uridyl transferase

    (;A7#). !ereka mempelaari aktiitas dan genotipe dari ;A7#

    pada 13 perempuan dengan agenesis agina dan ibu mereka.

    !ereka menyimpulkan bahwa mutasi ;A7# anin atau ibu

    yang menurunkan aktiitas ;A7# mungkin berhubungan

    dengan agenesis agina dan sebagai kemungkinan dasar

    biologis mereka mengalami peningkatan paparan intrauterin

    dengan galaktosa yang telah dibuktikan pada hewan pengerat

    dengan menyebabkan penurunan kelangsungan hidup oosit

    dan penundaan bukaan agina pada keturunan.

    • !ani*estasi &linis !$&0

    asien dengan sindrom ini memiliki kariotipe 688 genitalia

    eksterna wanita yang normal *ungsi oarium yang normal

    ketiadaan parsial atau komplit dari agina dan ketiadaan

    uterus atau hipoplasia uteri dengan tuba non-kanal bilateral.C

    ecara klinis presentasi yang paling umum ditandai dengan

    amenorea primer pada remaa dengan karakteristik

    perempuan sekunder yang normal. 0anya dalam beberapa

    kasus di mana pasien memiliki residu rudimenter uterus

    dengan *ungsi endometrium normal ada riwayat nyeri berat

    berulang pada abdomen bagian bawah> elanutnya

    beberapa remaa dapat menderita tekanan psikologis dari

    kehidupan seksual yang gagal. :aluasi endokrin

    menunukkan kadar normal dari gonadotropin dan steroid seks

    (estradiol) plasma basal tanpa tanda-tanda biokimia dari

    kelebihan androgen.2

    erbagai de*ek mullerian yang telah dielaskan adalah

    agenesis agina atau uterus agina atau uterus rudimenter /

    atretik. ;inal unilateral terkait dengan 5, kasus dan

    anomali skeletal dengan 12, kasus. &elainan skeletal yang

    dilaporkan adalah anomali *usi dari ertebra skoliosis

    6

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    7/53

    kongenital dan de*ormitas tungkai seperti brakhimeso*alangi

     ari *alang distal yang kecil dari digiti *alang proksimal yang

    panang dari digiti dan metakarpal yang panang dari digiti.

    elain itu beberapa pasien mungkin memiliki displasia radial

    yang berbeda dan kelainan dari karpal.

    Gambar +. !ampilan "uperior dari pel&i" menun'uan

    !una" u!eru" yan# !ida menya!u) !uba fallopi) dan

    o&arium yan# !erle!a pada ma"in#%ma"in# "i"i pel&i".*

    Anomali ginal unilateral berhubungan dengan 5, pasien.

    erbagai anomali saluran kemih yang dilaporkan adalah

    agenesis ginal ginal pelis anomali *usi ginal tapal kuda

    dan reDuks esikoureter.

    +alam sebagian besar kasus kedua oarium normal dan

    wanita yang terpengaruh memiliki aktiitas seksual yang

    normal. &adang-kadang satu oarium dengan tuba *alopiipsilateral mungkin tidak ada. rol hormon dan karakteristik

    seksual sekunder normal dalam kasus sindrom !ayer-

    $okitansky-&uster-0auser.

    erbagai anomali terkait lainnya yang dilaporkan adalah

    sindrom &lippel-@eil de*ormitas prengel dan ankilosis

    stapedial kongenital dan kista oarium.

    Sindrom nsensiti!itas Androgen

    7

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    8/53

    indrom insensitiitas androgen adalah de*ek reseptor

    androgen resesi* terkait 8 yang langka yang memiliki insiden 1 /

    2-EE. ;en yang bertanggung awab untuk kondisi ini

    telah dipetakan pada kromosom 8F11-12 dan sekitar 3, dari

    mutasi disebabkan anomali sporadis. aat ini tiga arian

    sindrom insensitiitas androgen telah diakui berdasarkan pada

    aktiitas reseptor androgen" sindrom insensitiitas androgen

    lengkap dengan *enotipe yang ditandai dengan genitalia

    eksterna wanita yang normal> sindrom insensitiitas androgen

    ringan dengan *enotipe yang ditandai oleh genitalia eksterna

    laki-laki normal> sindrom insensitiitas androgen parsial dengan

    *enotipe yang ditandai dengan maskulinisasi genitalia eksterna

    parsial.E

    ecara rinci sindrom insensitiitas androgen lengkap

    memiliki insiden 1 / 6. dan ditandai dengan agenesis

    kongenital dari uterus dan tidak adanya atau belum

    sempurnanya agina wanita yang menunukkan perkembangan

    normal dari karakteristik seksual sekunder dengan adanya

    kariotipe 6 8G. elain itu pasien ini menunukkan

    kriptorkismus dengan gonad yang terletak dalam kanalis

    inguinalis atau rongga abdomen> testis *ungsional dan

    memproduksi kadar testosteron dan dihidrotestosteron yang

    normal. !eskipun biasanya pasien yang dipengaruhi oleh

    sindrom insensitiitas androgen lengkap datang dengan

    amenorea primer bersama-sama dengan rambut pubis dan aksila

    yang arang atau tidak ada gadis ini uga dapat menunukkan

    hernia inguinalis selama masa bayi atau masa kanak-kanak.

    elain itu karena tingkat insidensi sindrom insensitiitas

    androgen lengkap telah dilaporkan 1, -2, pada subyek dengan

    hernia inguinalis beberapa penulis telah menyarankan untuk

    mempertimbangkan kariotipe pada setiap gadis dengan massa

    inguinal.E 

    8

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    9/53

    ?nsiden keganasan testis telah diperkirakan sebesar 22,

    meskipun arang teradi pada subyek yang lebih muda dari 2

    tahun. iasanya ealuasi endokrin menunukkan kadar yang

    tinggi dari testosteron dan luteini"ing hormone  plasma basal

    sering bersama dengan kadar estradiol yang tinggi.E

    Gambar ,. Seoran# -ani!a beru"ia + !a(un den#an

    "indrom in"en"i!i&i!a" andro#en len#ap den#an (ernia

    in#uinali". Tampilan e"!ernal/ -ani!a) !ida ada rambu!

    pubi" dan a"ila) dan payudara yan# beremban# bai.

     0u#a di!un'uan !ampilan dari i"i (ernia pada "i"i iri/

    #onad) "!ru!ur !ubular) dan pi!a bromu"ular.

    2i"!opa!olo#i menun'uan 'arin#an #onad%!e"!iular.1

    Septum Vagina #rans!ersalis

    eptum agina transersalis merupakan obstruksi agina

    kongenital. Ada dua arietas dari septum transersal" parsial dan

    total> hanya ariasi total yang bertanggung awab untuk

    amenorea. Hbstruksi dapat terletak di bagian in*erior (16,)

    sentral (,) atau superior (6,) dari agina. erupa dengan

    9

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    10/53

    agenesis agina cacat ini uga bertanggung awab atas nyeri

    abdomen dan nyeri pelis berulang yang berasal dari darah yang

    terakumulasi dalam uterus dan agina (hematokolpos).2

    7okasi septum dapat mempengaruhi waktu presentasi.

    eptum di sepertiga bagian bawah agina memungkinkan

    distensi agina yang lebih besar dan presentasi yang lambat.11

    Himen mperforata

    0imen imper*orata telah diperkirakan memiliki insiden

    1/1.2  +iagnosis arang pada masa bayi karena kondisi ini

    biasanya asimtomatik meskipun dalam kasus yang arang

    neonatus dapat menderita pembesaran abdomen yang

    bermakna. Gang lebih umum perempuan dengan amenorea akan

    menerima diagnosis himen imper*orata setelah mengalami nyeri

    abdomen hematometra atau hematokolpos selama periode

    pubertas.

    Gambar 3. Fo!o menun'uan (imen yan#

    men##elembun# ole( umpulan dara( men"!rua"i1$

    0imen imper*orata adalah sebuah anomali yang ketika

    bermani*estasi selama periode remaa biasanya dapat

    didiagnosis dengan anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan

    sik. $emaa biasanya datang dengan amenorea primer pola

    10

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    11/53

    siklik dari nyeri abdomen bagian bawah / panggul dengan atau

    tanpa geala seperti nyeri punggung (3C, -,) retensi urin

    (3, -6,) atau konstipasi (2,). ada pemeriksaan sik

    massa abdomen bagian bawah mungkin teraba atau massa

    pelis dapat dideteksi pada pemeriksaan rektal bimanual.

    +iagnosis himen imper*orata sering dapat ditegakkan dengan

    mudah selama pemeriksaan perineum ketika himen imper*orata

    yang menggembung dan berwarna kebiruan ditemukan di

    introitus. Iamun kondisi tersebut dapat mudah terlewatkan ika

    anamnesis yang cermat dan pemeriksaan yang rinci tidak

    dilakukan. ?ni menyoroti pentingnya mengear prinsip-prinsip

    dasar dalam pengobatan yaitu anamnesis menyeluruh dan

    pemeriksaan sik. ada anak perempuan yang mengalami nyeri

    abdomen pemeriksaan yang cermat dari introitus selain

    pemeriksaan perrektal waib dilakukan. emeriksaan pencitraan

    atau laboratorium biasanya tidak diindikasikan untuk presentasi

    klasik dari himen imper*orata.12 

    $efek anatomi ser!iks

    +e*ek anatomi seriks merupakan penyebab penting lain

    dari amenorea primer. Ada dua enis kelainan seriks" agenesis

    dan disgenesis. &edua de*ek ini dapat terkait dengan

    perkembangan normal dari agina. ecara rinci sementara pada

    disgenesis pengembangan seriks parsial diamati pasien

    agenesis cenderung datang lebih dini dengan riwayat amenorea

    primer dan nyeri abdomen bagian bawah yang berat yang teradi

    dengan interal yang tidak teratur.2

    Hipoplasia atau aplasia endometrium

    0ipoplasia atau aplasia endometrium mewakili

    perkembangan parsial atau ketiadaan kongenital dari

    endometrium.

    11

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    12/53

    Penyebab 2ipo!alamu"

    enyakit hipotalamus merupakan penyebab paling sering

    dari amenorea pada remaa. ahkan anak perempuan dengan

    gangguan hipotalamus rentan terhadap perkembangan anoulasi

    kronis karena sekresi yang tidak memadai dari gonadotropin-

    releasing hormone  yang menyebabkan rendahnya kadar

    gonadotropin dan estradiol plasma basal. Iamun setelah

    stimulasi dengan gonadotropin-releasing hormone  eksogen

    sekresi gonadotropin berada dalam kisaran siologis. Amenorea

    hipotalamus sering memiliki asal dis*ungsional meskipun dalam

    kasus yang arang teradi ia dapat disebabkan oleh kondisi lain

    termasuk desit gonadotropin terisolasi penyakit kronis in*eksi

    dan tumor.2

    %enyebab disfungsional dari amenorea hipotalamus

    enyebab dis*ungsional dari amenore hipotalamus

    termasuk stres psikogenik aktiitas sik yang berlebihan dan

    gangguan gi'i. ebenarnya mekanisme yang tepat di mana stres

    dan kehilangan berat badan yang berlebihan berpengaruh

    negati* pada sekresi gonadotropin-releasing hormone  masih

    belum pasti. Iamun anak perempuan dengan gangguan

    produksi gonadotropin-releasing hormone  mungkin memiliki

    beberapa implikasi pada sekresi luteini"ing hormone dari tidak

    ada atau penurunan pelepasan hingga pelepasan yang normal

    atau meningkat.213

    tres psikogenik tampaknya menginduksi sekresi kadar

    yang tinggi dari corticotrophin-releasing hormone yang

    menghambat pelepasan gonadotropin-releasing hormone.2 

    elain itu gadis yang melakukan aktiitas sik yang

    berlebihan cenderung untuk menunukkan amenorea

    hipotalamus dan *ase lutein yang singkat. &elainan ini

    12

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    13/53

    disebabkan oleh aktiitas sik berat dan asupan kalori yang

    terbatas yang dibutuhkan untuk menaga kerampingan.

    @aktanya atlet sering menunukkan ketidakseimbangan yang

    kuat di antara asupan gi'i dan pengeluaran energi yang

    bermakna terutama dalam disiplin di mana berat badan yang

    rendah untuk kinera dan estetika dibutuhkan.13 

    ecara khusus pada atlet ada risiko amenorea tiga kali

    lebih tinggi daripada populasi umum dengan dominasi di antara

    pelari arak auh. !enariknya kondisi aneh yang disebut yang

    4trias atlet perempuan telah diakui sebagai hasil dari asupan

    kalori yang tidak memadai. &ondisi ini termasuk amenorea

    gangguan makan dan osteoporosis dan atlet dapat

    menunukkan satu atau lebih komponen dari trias. Hleh karena

    itu semua perubahan ini harus diskrining untuk menegakkan

    diagnosis dini dan untuk meningkatkan kualitas hidup

    perempuan yang terlibat dalam olahraga kompetiti*. 

    ;angguan makan merupakan penyebab umum lain dari

    amenorea hipotalamus *ungsional. ayangnya gangguan ini

    meningkat di seluruh dunia dan e*ek pada reproduksi lebih dari

    negati*. ecara khusus pada wanita aksis reproduksi sangat

    terkait dengan status gi'i dan sangat responsi* terhadap

    stimulasi eksternal karena pengeluaran energi yang tinggi

    selama kehamilan dan menyusui. Hleh karena itu dalam kondisi

    kekurangan gi'i reproduksi wanita dapat terganggu dan

    berlanut dalam periode yang lebih baik untuk mempertahankan

    *ungsi yang penting. ahkan penurunan 1, -15, dari berat

    tubuh normal tampaknya dapat menyebabkan amenorea. 0ingga

    kini telah diperkirakan bahwa sekitar 1, -5, wanita dipengaruhi

    oleh 4amenorea terkait berat badan. !eskipun mekanisme

    bertanggung awab tidak sepenuhnya elas telah diusulkan berat

    badan minimal kg untuk timbulnya atau pemeliharaan siklus

    menstruasi. +i antara gangguan makan yang paling penting

    13

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    14/53

    anoreksia nerosa dan bulimia nerosa mempengaruhi sampai

    5, dari wanita usia reproduksi yang menyebabkan amenore dan

    in*ertilitas.1

    ecara rinci anoreksia nerosa telah didenisikan sebagai

    berat badan kurang dari C5, dari berat badan yang diharapkan

    atau indeks massa kurang dari 15 kg / m2 restriksi kalori takut

    akan peningkatan berat badan dan gangguan persepsi citra

    tubuh. ulimia nerosa telah didenisikan sebagai pesta makan

    diikuti dengan muntah aktiitas sik yang intens dan tindakan

    kompensasi lainnya. ekitar 15,-3, dari perempuan yang

    terkena anoreksia nerosa menunukkan amenorea sedangkan

    anak perempuan dengan bulimia dapat menunukkan

    oligoamenorrhea uga dengan adanya indeks massa tubuh yang

    normal.1 

    !ekanisme yang mendasari preserasi atau penghentian

    regulasi *ungsi neuroendokrin oarium siologis pada anak

    perempuan dengan anoreksia atau bulimia masih belum

    diketahui. Iamun telah diusulkan bahwa teradinya gangguan

    sekresi gonadotropin-releasing hormone dengan perubahan

    dalam sistem dopaminergik dan opioid. aru-baru ini kadar yang

    rendah dari luteini"ing hormone  dan estradiol telah dibuktikan

    pada wanita dengan amenorea hipotalamus bersama dengan

    pelepasan gonadotropin yang tidak cukup untuk memperpanang

    perkembangan *olikel sampai oulasi. elain itu akhir-akhir ini

    ditemukan bahwa leptin salah satu hormon turunan adiposa

    yang paling penting yang memainkan peran kunci dalam

    mengatur asupan dan pengeluaran energi tampaknya benar-

    benar terlibat dalam memediasi aksis reproduksi. ahkan

    rendahnya kadar leptin telah dilaporkan pada wanita dengan

    amenorea hipotalamus. !eskipun masih belum elas apakah

    leptin memiliki e*ek langsung pada hipotalamus atau menambah

    14

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    15/53

    ketersediaan substrat metabolik besar kemungkinan hormon ini

    memediasi kedua e*ek ini. 15

    $e&sit gonadotropin terisolasi

    +esit gonadotropin terisolasi merupakan penyebab yang

     arang dari amenorea hipotalamus termasuk sindrom &allman

    dan hipogonadisme hipogonadotropik idiopatik.

    indrom &allman merupakan penyakit perkembangan

    heterogen genetik yang ditandai dengan desiensi gonadotropin-

    releasing hormone  dan gangguan perkembangan nerus

    ol*aktorius bulbus dan sulcus dengan insidensi 1/ anak

    perempuan dan 1" C anak laki-laki. ;angguan ini dapat

    bersi*at autosomal dominan dengan penetrasi yang tidak

    lengkap autosomal resesi* resesi* terkait 8 atau dapat memiliki

    pola warisan oligogenik / digenik.16 0ingga kini lima gen telah

    terlibat dalam patogenesis penyakit" &A71 @;@$1 @;@C $H&$2

    dan $H&2.11C1E Iamun umlah yang lebih kecil (sekitar 3,)

    dari subek yang terkena menunukkan mutasi pada salah satu

    gen ini. =anita yang terkena menunukkan hipogonadisme

    hipogonadik amenorea dan tidak adanya karakteristik seksual

    sekunder bersama-sama dengan hiposmia atau anosmia.

    %mumnya diagnosis dilakukan selama masa remaa berdasarkan

    pada gangguan reproduksi dan penciuman. Iamun pasien

    dengan sindrom &allman dapat memani*estasikan karakteristik

    lebih lanut serta retardasi mental ataksia serebelar anomali

    kardioaskular perubahan kranio-*asial agenesis ginal

    gangguan pendengaran dan perubahan yang abnormal dari

    isual spasial.

    0ipogonadisme hipogonadik idiopatik adalah penyakit

    genetik langka yang disebabkan oleh desiensi pelepasan

    gonadotropin-releasing hormone hipotalamus> Iamun gangguan

    ini uga bisa disebabkan oleh gangguan aksi gonadotropin-

    15

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    16/53

    releasing hormone  dalam sel gonadotropin di hiposis.2

    0ipogonadisme hipogonadik idiopatik telah diusulkan diakibatkan

    anomali *ungsional terisolasi dari sinyal neuroendokrin untuk

    pelepasan gonadotropin-releasing hormone  atau gonadotropin.

    ahkan pada subyek ini tidak ada perubahan perkembangan

    atau anatomi aksis hipotalamus-hiposis-gonadotropin yang

    telah dielaskan> pasien yang terkena menunukkan penciuman

    yang normal dengan adanya *enotipe yang berasal dari

    gonadotropin pra dan pasca kelahiran dan desiensi steroid

    seks.21  0ipogonadisme hipogonadotropik mungkin uga teradi

    karena mutasi pada gen reseptor gonadotropin-releasing

    hormone.22

    Kondisi lainnya

    enyakit kronis akti* tidak terkontrol atau tidak diobati

    yang bertanggung awab atas amenorea hipotalamus termasuk

    malabsorpsi 0?J diabetes dan gangguan ginal.  ?n*eksi

    termasuk meningitis ense*alitis silis dan tuberkulosis.1

     #umor yang mungkin menyebabkan amenorea hipotalamus

    meliputi kranio*aringioma histiositosis sel 7angerhans

    hamartoma germinoma tumor sinus endodermal teratoma

    karsinoma metastasik.1

    Penyebab 2ipo"i"

    ;angguan hiposis utama yang bertanggung awab untuk

    amenorea termasuk tumor gangguan inDamasi / inltrati*

    panhipohiposisme dan empty sella syndrome.2  #umor hiposis

    yang dapat menyebabkan amenorea termasuk prolaktinoma dan

    tumor lainnya yang mensekresi hormon seperti hormon

    adrenokortikotropik thyrotropin-stimulating hormone hormon

    pertumbuhan gonadotropin (luteini"ing hormone follicle-

    stimulating hormone).

    16

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    17/53

    0iperprolaktinemia merupakan penyebab paling sering dari

    amenorea dari hiposis yang bertanggung awab atas 1, dari

    kasus amenorea primer. @aktanya kadar yang tinggi dari

    prolaktin menekan pelepasan gonadotropin-releasing hormone

    hipotalamus yang menentukan penurunan kadar estradiol.

    angat penting untuk mengenali asal hipersekresi prolaktin.

    ahkan pada wanita dengan hiperprolaktinemia telah

    diperkirakan prealensi tumor hiposis sekitar 5-6,. Iamun

     uga penting untuk menyingkirkan penyebab lainnya yang

    bertanggung awab atas kenaikan kadar prolaktin termasuk

    makroprolaktinemia hipotiroidisme stres antipsikotik dan massa

    yang mengurangi pelepasan dopamin> pada kenyataannya

    pelepasan prolaktin hiposis pada prinsipnya dihambat oleh

    dopamin. elanutnya pada wanita dengan peningkatan

    prolaktin ringan umum untuk menemukan perubahan sistem

    inhibitorik.2

    enyakit inDamasi sistemik / inltrati* seperti

    hemocromatosis dan sarkoidosis mewakili penyebab hiposis

    dari amenorea yang kurang sering.2

    in"u"ien"i o&arium

    ?nsusiensi oarium mencakup spektrum yang luas dari

    penyakit yang ditandai dengan hipogonadisme

    hipergonadotropik karena produksi yang tidak memadai dari

    steroid seks dengan adanya kadar yang tinggi dari luteini"ing

    hormone  dan follicle-stimulating hormone. 0ipogonadisme

    hipergonadotropik dapat disebabkan oleh beberapa kondisi

    termasuk agenesis atau disgenesis gonad kegagalan oarium

    prematur dan desit en'imatik> masing-masing kondisi

    mencakup banyak gangguan lainnya.2

    $isgenesis gonad

    17

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    18/53

    +isgenesis gonad termasuk situasi yang ditandai oleh

    anomali perkembangan yang menghasilkan garis gonad. &ondisi

    ini dapat teradi pada pasien dengan kariotipe normal serta

    abnormal.

    Sindrom #urner 

    indrom #urner merupakan kelainan kromosom yang paling

    sering bertanggung awab atas disgenesis gonad yang memiliki

    insidensi sekitar 1/25 kelahiran hidup perempuan. +iagnosis

    sindrom #urner dilakukan berdasarkan pada karakteristik

    *enotipik khas pada perempuan *enotipik yang memiliki

    ketiadaan parsial atau total dari satu kromosom 8 dengan atau

    tanpa mosaicisme. #ampilan utama dari sindrom #urner adalah

    'ebbed neck  cacat pada telinga dada yang bidang arak antar-

    puting yang lebar cubitus algus mal*ormasi antung penyakit

    ginal dan perawakan pendek. elanutnya salah satu

    karakteristik sindrom #urner yang paling sering adalah kurangnya

    perkembangan pubertas. ahkan meskipun oarium

    berkembang secara normal mereka berdegenerasi selama

    kehidupan intrauterin dan bayi dan lebih dari E, dari

    perempuan akan menunukkan kegagalan gonad. Iamunsekitar

    3, dari pasien ini akan menunukkan perkembangan pubertas

    alami dan menstruasi akan teradi pada 2-5, anak perempuan

    yang memiliki mosaicisme 6 88 / 5 8 karena umlah oosit

    yang normal> elanutnya sekitar 5, dari anak perempuan

    dengan sindrom #urner akan menunukkan kehamilan spontan.23

    +isgenesis gonad uga bisa teradi pada subyek dengan

    kariotipe 6 8G atau 6 88. ecara khusus subyek dengan

    kariotipe 6 8G diketahui dipengaruhi oleh sindrom wyer.

    ubyek ini menunukkan genitalia eksterna perempuan atau

    ambigu dengan perkembangan normal dari agina dan uterus

    karena tidak ada atau tidak memadainya produksi hormon anti-

    18

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    19/53

    !ullerian dan testosteron. +iperkirakan bahwa sekitar 25, dari

    subek dengan diagnosis sindrom wyer mengembangkan tumor

    gonad> karena alasan ini diperlukan untuk mengangkat gonad

    pada saat diagnosis.2

    Kegagalan o!arium prematur 

    &egagalan oarium prematur mengacu pada de*ek oarium

    primer yang teradi pada wanita yang lebih muda dari tahun.

    &ondisi ini dapat bertanggung awab atas amenore primer

    ataupun amenore sekunder bila ada deplesi oosit prematur dan /

    atau penurunan *olikulogenesis.25  +iperkirakan insidensi

    kegagalan oarium prematur sekitar 1/1 wanita di bawah usia

    3 tahun 1/25 pada sekitar usia 35 tahun dan 1/1 pada usia

    tahun. elain itu telah dielaskan bentuk *amilial dari

    kegagalan oarium prematur yang menyumbang -31, kasus.

    &egagalan oarium prematur dapat memiliki penyebab

    yang berbeda" iatrogenik setelah operasi atau pengobatan

    kanker autoimun in*eksi (oo*oritis mumps sitomegaloirus

    herpes 'oster) dan metabolik (galaktosemia).2526  Iamun

    sebagian besar dari kasus kegagalan oarium prematur adalah

    idiopatik dan etiologi genetik telah disarankan berdasarkan pada

    gen kandidat yang ditemukan dalam beberapa keluarga. ahkan

    gangguan kromosom 8 telah ditemukan berhubungan dengan

    kegagalan oarium prematur pada wanita dengan sindrom

     #urner delesi atau translokasi 8 parsial atau adanya kromosom

    8 tambahan.2 &hususnya dua gen yaitu H@1 yang terlokalisasi

    pada 8F21.3-8F2 dan H@2 yang terlokalisasi pada 8F13.3-

    F21.1 telah ditemukan terkait dengan anomali kromosom yang

    bertanggung awab untuk pengembangan [email protected] Iamun banyak

    gen lainnya yang telah terlibat pada wanita dengan kegagalan

    oarium prematur termasuk !15 @!$1 @!$2 70$ @0$

    ?nha @H872 @H8H3 :$a @1 :rb dan gen BG1EA1.2C  ecara

    19

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    20/53

    klinis presentasi ditandai dengan amenorea primer pada remaa

    tanpa karakteristik sekunder perempuan atau tidak adanya

    menstruasi pada wanita dengan perkembangan pubertas yang

    normal palpitasi ushes kelelahan dan depresi. :aluasi

    endokrin menunukkan kadar gonadotropin basal yang tinggi dan

    nilai estradiol dan inhibin yang rendah.26

    Endorinopa!i

    pektrum endokrinopati adalah luas dan mencakup

    penyakit adrenal (termasuk desiensi 1-a-hidroksilase

    desiensi 12-liase desiensi aromatase) tiropati diabetes

    yang terkontrol buruk dan gangguan oarium.2

    Oli#o a!au Ano&ula"i 4roni"

    Hligo atau anoulasi kronis mengacu pada sindrom

    oarium polikistik sebuah endokrinopati heterogen yang ditandai

    dengan spektrum yang luas dari gambaran klinis dan biokimia.

    ahkan gangguan kompleks ini membutuhkan adanya beberapa

    *enotipe termasuk hiperandrogenisme dan / atau

    hiperandrogenemia dan normooulasi atau oligooulasi dengan

    atau tanpa oarium polikistik. @enomena ini telah dielaskan pada

    setidaknya 6, wanita selama masa reproduksi. Iamun ia baru-

    baru ini telah dilaporkan bahwa dengan menggunakan kriteria

    diagnostik yang berbeda prealensi sindrom oarium polikistik

    adalah sekitar 1C,. :tiopatogenesis dari sindrom oarium

    polikistik masih belum elas meskipun tampaknya merupakan

    kombinasi genetik dan *aktor lingkungan. ecara khusus dua

    kondisi telah diakui memainkan peran utama" resistensi insulin

    dengan hiperinsulinemia dan hiperandrogenisme. elain itu

    gangguan hipotalamus / hiposis kegagalan oarium dan

    obesitas terlibat dalam patogenesis sindrom oarium polikistik.

    indrom ini menadi simptomatik selama masa remaa dengan

    20

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    21/53

    geala psikologis metabolisme dan reproduksi termasuk depresi

    kecemasan hirsutisme oligoamenorea atau amenorea

    in*ertilitas sindrom metabolik diabetes tipe 2 dan penyakit

    kardioaskular. ecara khusus , - C, dari wanita dengan

    sindrom oarium polikistik oligoamenorrhea atau amenorea

    disebabkan oleh oligo-oulasi / anoulasi kronis.

    4e!erlamba!an 4on"!i!u"onal

    onstitutional delay of gro'th and puberty   (B+;)

    merupakan penyebab yang paling umum dari pubertas tertunda.

    ?a dapat didiagnosis hanya setelah kondisi yang mendasarinya

    telah disingkirkan. +iagnosis B+; dapat dibagi menadi tiga

    kategori utama" hipogonadisme hipergonadotropik (ditandai

    dengan peningkatan kadar luteini"ing hormone  dan @0 karena

    kurangnya umpan balik negati* dari gonad) hipogonadisme

    hipogonadisme permanen (ditandai dengan kadar luteini"ing

    hormone  dan @0 yang rendah karena gangguan hipotalamus

    atau hiposis) dan hipogonadisme hipogonadotropik transien

    (hipo-gonadisme hipogonadotropik *ungsional) di mana pubertas

    tertunda disebabkan oleh maturasi yang tertunda dari aksis 0;

    akibat kondisi yang mendasarinya.2E3

    ada hipogonadisme hipergonadotropik penyebab yang

    umum adalah sindrom #urner disgenesis gonad dan kemoterapi

    atau terapi radiasi. ada hipogonadisme hipogonadisme

    permanen penyebab yang umum adalah tumor atau penyakit

    inltrati* dari sistem sara* pusat desiensi ;n$0 (hipogonadisme

    hipogonadisme terisolasi sindrom &allmann) desiensi

    kombinasi hormon hiposis dan kemoterapi atau terapi radiasi.

    ada hipogonadisme hipogonadotropik transien penyebab yang

    umum adalah  penyakit sistemik (penyakit usus inDamatorik

    penyakit celiac anoreksia nerosa atau bulimia) hipotiroidisme

    dan olahraga yang berlebihan. Iamun sebagian besar pasien

    21

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    22/53

    tidak akan memiliki penyebab alternati* yang elas dari pubertas

    tertunda pada ealuasi awal yang menunukkan B+; sebagai

    diagnosis yang memungkinkan.2E31 

    DIAGNOSIS

    +okter harus melakukan anamnesis pasien secara

    komprehensi* dan pemeriksaan sik secara menyeluruh pada

    pasien dengan amenore. anyak algoritma yang ada untuk

    ealuasi amenore primer. ;ambar 5. adalah salah satu

    contohnya. %i laboratorium dan radiogra ika diindikasikan

    harus dilakukan untuk mengealuasi dugaan penyakit sistemik.

     Kika karakteristik seksual sekunder diumpai kehamilan harus

    disingkirkan. $adiogra rutin tidak dianurkan.32 

    Gambar *. Al#ori!ma e&alua"i amenorea primer+$

    +alam semua kasus kehamilan pertama kali harus

    disingkirkan. 7angkah ealuati* awal adalah serupa> Iamun

    perbedaan utamanya adalah kebutuhan untuk menentukan ada

    22

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    23/53

    atau tidak adanya uterus pada pasien dengan amenore primer.

    enting untuk mempertimbangkan semua penyebab amenore

    sekunder dalam ealuasi amenore primer.132333

    Anamne"i"3

    • Adanya karakteristik seksual sekunder. Apakah rambut aksila

    dan pubis ada dan ada perkembangan payudara (lihat

    stadium #anner). Kika tidak ada karakteristik seksual sekunder

    biasanya ada penundaan dalam pubertas karena malnutrisi

    (stunting) penyakit kronis pada masa kanak-kanak aktiitas

    sik yang berlebihan yang dikombinasikan dengan kurangnya

    asupan energi.

    • $iwayat in*eksi terutama ense*alitis. :nse*alitis dan

    meningitis mungkin telah merusak hipotalamus atau hiposis.

    • $iwayat operasi (abdomen). engangkatan oarium karena

    tumor kista atau abses tubo-oarii.

    • %sia ibu dan kakak perempuan saat menarche. %sia yang

    lebih tua saat menarche bersi*at herediter.

    • enyakit kronis (di masa kecil) dan / atau riwayat penyakit

    mayor dalam 3 tahun terakhir. enyakit kronis yang

    melemahkan dapat menyebabkan anoulasi melalui dis*ungsi

    hipotalamus.

    • Iyeri abdomen siklik. ersama dengan massa abdominal

    geala ini bisa mengindikasikan septum agina atau himen

    imper*orata

    • erat badan. enurunan berat badan yang berat !isalnya

    karena penyakit kronis mempengaruhi *ungsi hipotalamus.

    • 0irsutisme. +istribusi maskulin dari rambut tubuh (payudara

    abdomen waah paha) dan / atau akne mengindikasikan

    kelebihan androgen dan geala sindrom oarium polikistik.

    23

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    24/53

    • 0ubungan seksual (kehamilan). #anyakan gadis dengan hati-

    hati tentang seks" apakah dia terlibat dalam hubungan

    seksual konsensual atau ia adalah korban kekerasan seksualL

    ?n*eksi menular seksual (?!) termasuk 0?J dan kehamilan

    harus disingkirkan.

    Tabel $. Temuan anamne"i" dan pemeri"aan "i yan#

    !erai! den#an amenorea+$

    24

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    25/53

    Pemeri"aan

    %emeriksaan *isik 

    elalu elaskan kepada perempuan atau wanita apa yang

    akan Anda lakukan dan tanyakan kepadanya apakah dia ingin

    seseorang yang dia percaya hadir pada saat pemeriksaan.3

    •  #inggi dan berat badan. ?ndeks massa tubuh (?!#)" erat (kg)

    / panang M panang (m). ?!# N1C adalah under'eight   dan

    ?!#O 3 adalah obesitas.

    •  #anda-tanda malnutrisi #B 0?J / A?+ penyakit kronis.

    • eningkatan pertumbuhan rambut pada waah daerah pubis

    abdomen dan / atau paha.

    25

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    26/53

    • &arakteristik seksual sekunder (perkembangan payudara dan

    rambut pubis dan aksila).

    Gambar 1. tadium #anner a. erkembangan ayudara

     b. erkembangan $ambut pubisC

    • ayudara" keluarnya susu secara spontan atau setelah

    mengeluarkannya dengan hati-hati.

    • emeriksaan abdomen" kehamilan tumor.

    • ;enitalia eksternal" klitoris himen pertumbuhan rambut.

    ada seorang gadis dengan amenore primer cari himen yang

    menggembung yang menunukkan himen imper*orata.

    • emeriksaan spekulum dan pemeriksaan pelis (ika seorang

    gadis / wanita tidak irgin)" atro sekret kelainan seriks

    eksitasi seriks

    ukuran uterus massa pelis.

    26

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    27/53

    • emeriksaan %; (abdominal dengan kandung kemih penuh

    atau aginal)" ada tidaknya uterus ukuran uterus

    endometrium ukuran oarium dan ada atau tidaknya *olikel

    massa tubo-oarium kista cairan bebas. ada seorang gadis

    dengan amenore primer yang secara khusus dicoba untuk

    memisualisasikan uterus dengan tanpa uterus menunukkan

    kelainan kongenital atau kelainan kromosom.

    %emeriksaan laboratorium3

    emeriksaan awal mencakup tes kehamilan dan kadar

    luteini"ing hormone follicle-stimulating hormone prolaktin dan

    thyroid-stimulating hormone  serum. Kika anamnesis atau

    pemeriksaan menunukkan keadaan hiperandrogenik

    konsentrasi testosteron bebas dan total serum dan

    dehidroepiandrosteron sul*at dapat berguna.35  Kika pasien

    berperawakan pendek analisis kariotipe harus dilakukan untuk

    menyingkirkan sindrom #urner.136  Kika adanya sekresi estradiol

    endogen tidak elas dari pemeriksaan sik (misalnya

    perkembangan payudara) estradiol serum dapat diukur. 0itung

    darah lengkap dan panel metabolik yang komprehensi* mungkin

    berguna ika anamnesis atau pemeriksaan sugesti* dari penyakit

    kronis.3

    %emeriksaan $iagnostik 

    %ltrasonogra pelis dapat membantu mengkonrmasi ada

    atau tidaknya uterus dan dapat mengidentikasi kelainan

    struktural organ saluran reproduksi. Kika tumor hiposis dicurigai

    magnetic resonance imaging  (!$?) dapat diindikasikan.

    Hormonal challenge  (misalnya medroPyprogesterone asetat

    QroeraR 1 mg oral per hari selama tuuh sampai 1 hari)

    dengan antisipasi 'ithdra'al bleeding  untuk mengkonrmasi

    anatomi yang *ungsional dan estrogenisasi yang memadai

    27

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    28/53

    secara tradisional menadi pusat ealuasi. eberapa ahli

    menunda penguian ini karena korelasinya dengan status

    estrogen relati* tidak dapat diandalkan.1333 

    ebagian besar laboratorium dengan pengaturan sumber

    daya yang rendah tidak memiliki *asilitas untuk mengukur @0

    estradiol thyroid-stimulating hormone  (#0) dan prolaktin.

    emeriksaan hormonal ini secara rutin digunakan dalam

    diagnosis amenorea dalam pengaturan klinis dengan sumber

    daya yang tinggi.3

    28

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    29/53

    Gambar 5. Pemeri"aan dia#no"!i amenorea primer di

    daera( den#an "umber daya yan# renda(+

    +engan adanya karakteristik seksual sekunder langkah

    pertama adalah untuk menyingkirkan kehamilan. &emudian

    lakukan  progestational challenge test  dengan norethisterone 1

    mg setiap hari selama 1 hari. Kika pasien berdarah adanya

    uterus dengan endometrium yang cukup siap oleh estrogen dan

    aliran keluar yang kompeten dari saluran genitalia dikonrmasi.

     Kika pasien tidak berdarah langkah selanutnya adalah

    memberikan kombinasi pil kontrasepsi oral untuk satu siklus

    yang akan menyebabkan 'ithdra'al bleeding  saat uterus dan

    saluran keluar yang *ungsional diumpai. #idak adanya

    'ithdra'al bleeding  biasanya berarti ada de*ek pada

    endometrium uterus atau saluran keluar dan pemeriksaan

    selanutnya harus diarahkan untuk menilai hal ini.3

    Pemeri"aan pada Sindrom MR42

    emeriksaan ini meliputi pemeriksaan sik umum

    radiogra dari kolumna ertebra ekstremitas atas dan urogra

    intraena (?J%) pemeriksaan otorhinolaringologi umum dan

    rantai osikular. %; dari abdomen dan pelis yang dapat

    menunukkan dilatasi uterus dengan hematometra lesi dengan

    bagian rudimenter dari uterus yang ber*ungsi disgenesis seriks

    dan kornu uteri yang terhambat selain penentuan dari ginal dan

    oarium. anyak peneliti merasa bahwa %; transabdominal

    mungkin tidak memberikan gambaran yang benar-benar dapat

    diandalkan dalam anomali duktus !ullerian. Hleh karena itu

    magnetic resonance imaging  (!$?) saat ini mendapatkan

    penerimaan yang luas dalam pencitraan kelainan kongenital dari

    traktus genitalia. ;enitogra dapat lebih lanut memberikan

    29

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    30/53

    rincian anatomi khusus pada kasus agenesis agina parsial atau

    stula urogenital bersamaan. 

    DIAGNOSIS 6ANDING

    enyebab amenore primer harus diealuasi dalam konteks

    ada atau tidaknya karakteristik seksual sekunder. #abel 3.

    meliputi diagnosis di*erensial amenore primer.32

    Adanya 4ara!eri"!i Se"ual Seunder

     Kika seorang pasien dengan amenorea memiliki

    perkembangan payudara dan rambut pubis yang minimal atau

    tidak ada diagnosis biasanya adalah sindrom insensitiitas

    androgen (yaitu pasien secara *enotip perempuan tetapi secara

    genetik laki-laki dengan undescencus testis). Analisis kariotipe

    diperlukan untuk menentukan terapi yang tepat. Kika testis

    diumpai mereka harus diangkat karena tingginya risiko

    trans*ormasi maligna setelah pubertas.32

     Kika pasien memiliki karakteristik seksual sekunder yang

    normal termasuk rambut pubis dokter harus melakukan !$?

    atau ultrasonogra untuk menentukan apakah uterus ada atau

    tidak. Agenesis mullerian (ketiadaan kongenital dari agina dan

    perkembangan uterus yang abnormal Qbiasanya rudimenterR)

    menyebabkan sekitar 15 persen dari amenorea primer.3C

    :tiologinya diduga melibatkan aktiasi hormon antim9llerian

    pada embrio yang menyebabkan mal*ormasi traktus genitalia

    perempuan.3E  asien mungkin mengalami nyeri abdomen siklik

     ika ada aringan endometrium dalam uterus yang belum

    sempurna mittelschmer"  atau nyeri payudara. #idak adanya

    agina atau agina yang terpotong dan uterus dewasa yang

    abnormal mengkonrmasi agenesis mullerian. Analisis kariotipe

    30

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    31/53

    harus dilakukan untuk menentukan apakah pasien secara genetik

    perempuan.32 

    Tabel +. Dia#no"i" bandin# amenorea primer 7diberi !anda

    89+$

     Kika pasien memiliki uterus yang normal obstruksi saluran

    keluar harus dipertimbangkan. 0imen imper*orata atau septum

    transersalis agina dapat menyebabkan obstruksi saluran keluar

    kongenital yang biasanya dikaitkan dengan nyeri abdomen siklik

    dari akumulasi darah dalam uterus dan agina. Kika saluran

    31

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    32/53

    keluar paten dokter harus melanutkan ealuasi yang serupa

    dengan untuk amenorea sekunder (;ambar ).32 

    Gambar :. Al#ori!ma un!u e&alua"i amenorea "eunder+$

    Tida Adanya 4ara!eri"!i Se"ual Seunder

    +iagnosis pasien dengan amenorea dan tanpa karakteristik

    seksual sekunder berdasarkan pada hasil ui laboratorium dan

    analisis kariotipe. enyebab paling umum dari hipogonadisme

    hipogonadotropik (kadar @0 dan 70 yang rendah) pada

    amenorea primer adalah keterlambatan konstitusional dari

    pertumbuhan dan pubertas.3C3E Anamnesis riwayat keluarga yang

    32

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    33/53

    rinci uga dapat membantu mendeteksi etiologi ini karena

    seringkali bersi*at *amilial. 0ipogonadisme hipogonadotropik

    yang berhubungan dengan keterlambatan konstitusional dari

    pertumbuhan dan pubertas tidak dapat dibedakan dari yang

    berhubungan dengan kegagalan hipotalamus atau hiposis.

    Hbserasi dengan cermat sesuai untuk keterlambatan

    konstitusional dari pertumbuhan dan pubertas. indrom

    &allmann yang berhubungan dengan anosmia uga dapat

    menyebabkan hipogonadisme hipogonadotropik.32 

    0ipogonadisme hipergonadotropik ( kadar @0 dan 70

    meningkat ) pada pasien dengan amenorea primer disebabkan

    oleh disgenesis gonad atau kegagalan oarium prematur.

    indrom #urner (kariotipe 5 8H) adalah bentuk disgenesis

    gonad perempuan yang paling umum. #emuan sik

    karakteristiknya meliputi 'ebbed neck arak antara puting yang

    lebar dan perawakan pendek . !osaicism e teradi  pada sekitar 25

    persen dari pasien dengan sindrom #urner.  asien-pasien ini

    sering memiliki *enotipe yang lebih normal  dengan onset

    pubertas dan menarche spontan . enyebab lainnya yang arang

    dari  disgenesis gonad murni  dapat teradi  pada kariotipe 6 8G

    atau 88 .32

    PENATALA4SANAAN

    Pena!ala"anaan defe ana!omi dari !ra!u" #eni!alia

    etiap de*ek anatomi dari traktus genitalia memerlukan

    prosedur bedah yang tepat. eptum agina transersal

    memerlukan eksisi himen imper*orata membutuhkan

    pengangkatan aringan dalam bentuk segitiga dan sinekia

    intrauterin membutuhkan pelepasan. elanutnya agenesis

    seriks mungkin memerlukan histerektomi sementara disgenesis

    seriks mungkin memerlukan kanalisasi seriks.2

    33

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    34/53

    ada anak perempuan dengan diagnosis sindrom

    insensitiitas androgen panang agina yang memadai untuk

    melakukan hubungan seksual dapat dicapai melalui dilatasi non

    bedah. Iamun dalam beberapa kasus koreksi bedah pada

    anomali traktus genitalia harus dilakukan untuk membuat

    neoagina. ada anak perempuan yang terkena sindrom

    insensitiitas androgen sangat penting untuk menamin

    dukungan psikologis yang konstan.2

    %enatalaksanaan sindrom MRKH

    enatalaksanaan agenesis agina pada sindrom !ayer-

    $okitanksy-&uster-0auser selalu menadi topik yang

    kontroersial. ilihan prosedur dan usia pasien pada saat

    rekonstruksi tergantung pada anatomi indiidu potensi

    kesuburan dan *aktor psikologis dan sosial. Awalnya argumen

    berpusat pada apakah akan melakukan operasi atau mencoba

    dilatasi pasi* serta pada usia berapa interensi dilakuakn. &arena

    teknik bedah baru-baru ini telah diperbaharui pertanyaannya

    adalah ika operasi dipilih aringan apa yang harus digunakan

    (graft   usus s kulit) dan ika skin graft  dari daerah mana ia

    diambil. #uuannya adalah memuaskan aktiitas seksual dengan

    anatomi dan *ungsi agina yang baik bersama dengan luaran

     angka panang mekanis. ampai saat ini terapi yang

    direkomendasikan ketika reseksi kornu rudimenter diindikasikan

    adalah laparotomi. #uuan yang sama saat ini dapat dicapai

    dengan laparoskopi. 7aparoskopi tidak hanya berguna untuk

    diagnosis mal*ormasi uterus tetapi uga berharga untuk

    perawatan yang diperlukan untuk enis mal*ormasi ini bersama

    dengan penciptaan agina buatan (aginoplasti yang dibantu

    laparoskopi).

    34

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    35/53

    ada sindrom !ayer-$okitansky-&uster-0auser pasien

    dapat mengambil man*aat dengan bedah pembentukan

    neoagina> uterus yang tidak berkembang harus diangkat

    dengan adanya endometrium *ungsional karena dapat

    bertanggung awab atas pembengkakan uterus dan nyeri

    berulang abdomen bagian bawah.2

    =aktu yang ideal untuk interensi adalah pada saat remaa

    atau setelahnya ketika seorang wanita telah mencapai maturitas

    sik dan psikologis. +i masa lalu prosedur rekonstruksi agina

    dilakukan pada bayi dan anak-anak perempuan pra-pubertas dan

    ini memerlukan reisi bedah yang tak terelakkan di masa remaa

    sebelum aktiitas seksual. enundaan pengobatan uga

    memungkinkan wanita untuk terlibat dalam pengambilan

    keputusan dan uga meningkatkan kepatuhan dengan terapi

    dilatasi auan yang mungkin diperlukan. C

     #uuan perawatan angka panang adalah untuk membuat

    kanal neo-agina yang *ungsional dengan diameter dan panang

    yang memadai arah aksial yang tepat dan sekresi / lubrikasi

    yang normal untuk mengakomodasi hubungan seksual dan

    mengatasi masalah kesuburan.C 

    Ada dua enis prosedur utama> pertama terdiri dari

    penciptaan rongga baru dan dapat dilakukan dengan bedah atau

    non-bedah. Gang kedua adalah penggantian agina dengan kanal

    yang sudah ada yang dilapisi dengan membran mukosa (segmen

    usus). prosedur non-bedah yang paling umum digunakan adalah

    metode dilatasi @rank yang melibatkan aplikasi pertama oleh

    dokter dan kemudian oleh pasien dari dilator agina dengan

    panang dan diameter yang semakin meningkat dan uga teknik

    ?ngram dan modikasi nya.C 

    +ilator agina memiliki sedikit komplikasi karena tidak ada

    risiko anestesi atau bedah tetapi memakan waktu

    35

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    36/53

    menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien dan membutuhkan

    motiasi pasien yang baik.C

    engobatan bedah dari sindrom !$&0 dicapai dengan

    rekonstruksi agina yang meliputi> aginoplasti =illiams yang

    mencakup menahit labia maora menadi kantong perineum tapi

    agina yang dibuat adalah eksternal pendek dan tidak

    memuaskan untuk hubungan seksual penetrati*> prosedur ini

    tidak lagi dipraktekkan. rosedur Jecchietti terdiri dari

    meningkatkan ukuran agina dengan secara bertahap

    menerapkan traksi pada dinding agina. Akhirnya neo-agina

    dapat dibuat dalam ruang rektoesika dan dilapisi oleh aringan

    yang berbeda seperti kulit (!c?ndo-$eed) peritoneum (+aydo)

    dan usus.C

    !erekonstruksi agina dengan menggunakan segmen usus

    menciptakan agina yang estetis tidak memerlukan cetakan

    dilatasi atau lubrikasi dan pada anak-anak neo-agina tumbuh

    dengan pertumbuhan anak dengan risiko stenosis yang kurang.C

    &olon sigmoid memiliki kelebihan tertentu seperti dinding

    yang tebal diameter yang besar tidak dapat cedera dengan

    mudah memiliki cukup sekresi mukosa yang meskipun memadai

    untuk lubrikasi ia tidak berlebihan atau menengkelkan dan tidak

    memerlukan dilatasi reguler setelah periode pasca operasi.C 

    asien dengan sindrom !$&0 dapat menderita distorsi

    pencitraan tubuh yang berat kecemasan depresi sensitiitas

    interpersonal dan menghadapi banyak tekanan psikologis pada

    saat diagnosis. 7anger dkk mempelaari sekuele psikososial dan

    cara mengatasi (coping) mal*ormasi dan terapi dengan

    wawancara semi terstruktur dan tes ;iessen. 0asil anatomis dan

    *ungsional dari operasi aginoplasti sangat baik dan kepuasan

    seksual berkorelasi dengan coping. /11 pasien !$&0 mampu

    dengan baik untuk beradaptasi dengan mal*ormasi tersebut.

    !al*ormasi menyebabkan kerusakan narsistik pada semua kasus.

    36

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    37/53

    !asalah perilaku pada pasien remaa dapat dihindari dengan

    bimbingan dan penghiburan awal yang tepat.

    Pena!ala"anaan #an##uan (ipo!alamu" dan (ipo"i"

    Amenorea hipotalamus harus diterapi sesuai dengan

    etiologi nya. engobatan amenorea hipotalamus *ungsional harus

    diselesaikan dengan kemunculan atau regulasi siklus menstruasi

    dengan memulai terapi estrogen dan progestin. elanutnya

    terapi ini harusnya mencegah perkembangan osteoporosis.

    ehubungan dengan estrogen oral telah ditunukkan bahwa

    terapi penggantian hormon transdermal memiliki e*ek yang lebih

    baik pada densitas tulang daripada terapi penggantian hormon

    oral karena tidak adanya metabolisme hepatik &rst - pass. elain

    itu suplementasi kalsium dan itamin + sangat disarankan.32

    ecara khusus pada atlet dengan trias atlet perempuan target

    terapi adalah untuk memulihkan menstruasi melalui

    pengurangan aktiitas sik peningkatan berat badan

    suplementasi kalsium dan terapi estrogen. 

    ehubungan dengan sindrom &allmann target terapi

    adalah untuk mempromosikan perkembangan payudara melalui

    terapi penggantian estrogen dan progestin pada anak

    perempuan dan untuk mempromosikan irilisasi melalui terapi

    penggantian testosteron pada laki-laki. elanutnya terapi

    hormonal bisa ditawarkan sebagai metode yang alid untuk

    memulihkan kesuburan pada pasien ini. emberian

    gonadotropin-releasing hormone atau gonadotropin pulsatil telah

    digunakan untuk menstimulasi oulasi pada wanita dan aktiitas

    spermatogenik pada laki laki. ada sebagian besar subyek yang

    terkena hipogonadisme hipogonadotropik idiopatik terapi

    gonadotropin-releasing hormone pulsatil eksogen angka panang

    telah terbukti esien karena menginduksi pertumbuhan testis

    dan perkembangan sperma saat eakulasi yang mendukung

    37

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    38/53

    kehidupan seksual dan meningkatkan prognosis reproduksi.

    Iamun sebagian kecil dari populasi ini tidak merespon

    penggantian gonadotropin-releasing hormone yang

    menyarankan de*ek hiposis dan testikular pada subyek ini tidak

    benar-benar merupakan konsekuensi dari desiensi

    gonadotropin-releasing hormone.1

    ehubungan dengan prolaktinoma terapi harus

    menargetkan untuk memulihkan menstruasi dan menamin

    kesuburan. Agonis dopamin adalah terapi *aorit untuk

    hiperprolaktinemia karena mereka mampu mengurangi kadar

    prolaktin untuk mengurangi ukuran tumor dan untuk

    mengembalikan *ungsi gonad. +ua agonis dopamin digunakan

    untuk mengobati prolaktinoma" bromocriptine dan cabergoline.

    ecara khusus cabergoline telah terbukti lebih berkhasiat

    dengan kurangnya e*ek samping daripada bromocriptine pada

    wanita dengan mikroadenoma. Hleh karena itu cabergoline

    merupakan pendekatan terapi utama. erempuan dengan

    makroadenoma uga bisa mendapatkan keuntungan dengan

    agonis dopamin atau dalam beberapa kasus mereka

    harus menalani operasi pengangkatan tumor.32

    Pena!ala"anaan penyai! !erai! in"u"ien"i o&arium

    indrom #urner membutuhkan terapi yang mempromosikan

    pertumbuhan yang bertuuan untuk memperoleh perkembangan

    pubertas yang normal dan pencapaian tinggi dewasa yang

    normal. 0ormon pertumbuhan merupakan *okus dari terapi

    promosi pertumbuhan karena terapi ini mampu meningkatkan

    kecepatan pertumbuhan dan tinggi akhir.23 ehubungan dengan

    induksi pubertas tepat untuk memberikan dosis gonadotropin

    sebelum memulai terapi penggantian hormon untuk

    mengesampingkan pubertas tertunda. +ata terbaru telah

    menunukkan bahwa pengobatan dengan estrogen harus dimulai

    38

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    39/53

    pada sekitar usia 12 tahun untuk mempromosikan

    perkembangan pubertas yang normal tanpa mengganggu terapi

    hormon pertumbuhan untuk tinggi akhir. ebenarnya estrogen

    oral serta transdermal dan bentuk ineksi depot dari estradiol

    telah tersedia.2 #erapi estradiol umumnya dimulai dengan dosis

    rendah (dari 1/1 - 1/C dari dosis dewasa) diikuti dengan

    augmentasi bertahap selama 2- tahun sementara progestin

    harus dimulai setelah minimal 2 tahun atau ketika perdarahan

    uterus teradi yang memungkinkan perkembangan uterus dan

    payudara secara teratur.23  elain itu suplementasi kalsium

    sangat disarankan dalam sindrom #urner. 

    ada sindrom wyer terapi penggantian estrogen harus

    dimulai setelah gonadektomi pada sekitar usia 11 tahun untuk

    memungkinkan kecepatan pubertas normal.3 

    =anita dengan diagnosis kegagalan oarium prematur

    harusmenalani terapi penggantian estrogen sampai usia

    menopause normal untuk menggantikan desit estrogen oarium

    dan melawan geala menopause. ecara khusus bagi perempuan

    yang memiliki uterus yang intak lebih baik untuk memulai terapi

    hormon kombinasi estrogen dan progestin untuk menghindari

    hiperplasia endometrium. &arena desiensi estrogen wanita

    dengan kegagalan oarium prematur uga berisiko osteoporosis>

    karena alasan ini aktiitas sik makanan yang kaya kalsium dan

    itamin + tanpa merokok atau konsumsi alkohol adalah waib.

    Pena!ala"anaan oli#o a!au ano&ula"i roni"

    =anita dengan kelebihan berat badan atau obesitas

    dengan sindrom oarium polikistik yang menunukkan

    oligomenorea atau amenorea harus menalani interensi gaya

    hidup terstruktur termasuk peningkatan aktiitas sik dan

    penurunan asupan makanan. ahkan telah ditunukkan bahwa

    penurunan berat badan 5-1, dikaitkan dengan e*ek yang

    39

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    40/53

    menguntungkan pada sistem reproduksi. !engenai terapi

    *armakologis sebenarnya tidak ada terapi yang dapat

    sepenuhnya mengatasi gangguan hormonal pada sindrom

    oarium polikistik. elanutnya terapi *armakologis tidak

    seharusnya mengganti interensi gaya hidup. #erapi penggantian

    estrogen dengan dosis rendah yang dikombinasikan dengan

    progestin siklik dapat dimulai yang mengarah pada pengurangan

    hiperandrogenisme. elanutnya obat sensitisasi insulin

    merupakan pendekatan yang alid untuk mengurangi resistensi

    insulin pada sindrom oarium polikistik. ecara khusus

    met*ormin telah terbukti dapat meningkatkan oulasi dan

    meregulasi periode menstruasi.2C

    40

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    41/53

    DAFTAR P;STA4A

    1. #he ractice Bommittee o* the American ociety o* 

    $eproductie !edicine. Burrent ealuation o* amenorrhea.

    @ertil teril 2C>E"1ES25

    2. +eligeoroglou : Athanasopoulos I #simaris et al.

    :aluation and management o* adolescent amenorrhea. Ann

    IG Acad ci 21>125"23S32

    3. 7agro !. Amenorea. ;ynecology @or 7ess-$esourced

    7ocations212>C"C-E

    . Bhiaaroli J et all. rimary and econdary

    Amenorrhea211>2"2-3E

    5. !orcel &. T BamborieuP 7.. rogramme de $echerches sur

    les Aplasies !9llUriennes ;uerrier +. !ayer-$okitansky-

    &uster-0auser (!$&0) syndrome. Hrphanet Kournal o* $are

    +iseases 21>2"13

    6. Yunus M,”Mayer Rokistanky Kuster Hauser (MRKH) synro!e "it# a$sent

    t#u!$s an $i% toes”&  Department of Radiology, Singh Institute of Urology

    and Transplantation, Karachi, 11-14, 

    #tt'"""&*'!a&or%&'k+-o"n.oa5759&' 

    . Kabeen !. !ayer-$okitansky-&uster-0auser yndrome. =orld

     Kournal o* 7aparoscopic urgery !ay-August 211>(2)"123-

    12C 123

    C. !ungadi ?A et al. !ayer-$okitansky-&uster-0auser yndrome"

    urgical !anagement o* #wo Bases. Kournal o* urgical

     #echniFue and Base $eport 21> 2(1)

    E. 0ughes ?A et al. Androgen insensitiity syndrome. 7ancet

    212> 3C" 11ES2C

    1. Iair $J haana . 8G @emale with Bomplete Androgen

    ?nsensitiity yndrome with ilateral ?nguinal 0ernia. Kournal

    o* Hbstetrics and ;ynaecology o* ?ndia. 212>62(uppl 1)"65-

    6. doi"1.1/s1322-13-3E-1.

    41

    http://www.jpma.org.pk/PdfDownload/5759.pdfhttp://www.jpma.org.pk/PdfDownload/5759.pdf

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    42/53

    11. 0oma 7 et al. rimary amenorrhea with transerse aginal

    septum and scant hematocolpos" A case report. Hpen Kournal

    o* ediatrics 212 2 C-E1

    12. !ou K=B et al. ?mper*orate hymen" cause o* lower

    abdominal pain in teenage girls. ingapore !ed K 2E> 5()"

    e3C-e3E

    13. ;olden I.0. T Barlson K.7.. #he pathophysiology o* 

    amenorrhea in the adolescents. Annals o* the Iew Gork

    Academy o* ciences 2C1135"163-1C

    1. :uropean ociety o* 0uman $eproduction and :mbryology

    Bapri =orkshop ;roup. Iutrition and reproduction in women.

    0uman $eproduction %pdate 2612(3)"1E3-2

    15. =elt B.&. Bhan K.7. ullen K. !urphy $. mith .

    +eaoli A.!. &aralis A. T !ant'oros B.. $ecombinant

    human leptin in women with hypothalamic amenorrhea. Iew

    :ngland Kournal o* !edicine 235"EC-EE

    16. +odU B. T 0ardelin K.. &allmann syndrome. :uropean

     Kournal o* 0uman ;enetics 2E1"13E-16

    1. +odU B. 7eilliers K. +upont K.!. +e aepe A. 7e +V I.

    oussi-Ganicostas I. Boimbra $. +elmaghani . Bompain-

    Iouailles . aerel @. echeuP B. 7e #essier +. Bruaud

    B. +elpech !. peleman @. Jermeulen . Amaltano A.

    achelot G. ouchard . Babrol . Barel K.B. +elemarre-an

    de =aal 0. ;oulet-almon . &ottler !.7. $ichard H.

    anche'-@ranco @. aura $. Goung K. etit B. T 0ardelin K..

    7oss-o*-*unction mutations. in @;@$1 cause autosomal

    dominant &allmann syndrome. +ature ,enetics 2333"63-

    65

    1C. @alardeau K. Bhung =.B. eenken A. $aiio #. lummer

    7. idis G. Kacobson- +ickman :.:. :liseenkoa A.J. !a K.

    +wyer A. Wuinton $. Ia . 0all K.:. 0uot B. Alois I.

    earce .0. Bole 7.=. 0ughes J. !ohammadi !. #sai . T

    42

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    43/53

    itteloud I. +ecreased @;@C signaling causes deciency o* 

    gonadotropin-releasing hormone in humans and mice. Kournal

    o* Blinical ?nestigation 2C11C"2C22-2C31

    1E. +odU B. #eiPeira 7. 7eilliers K. @oueaut B. ouchard

    . &ottler !.7. 7espinasse K. 7ienhardt-$oussie A. !athieu

    !. !oerman A. !organ ;. !urat A. #oublanc K.:.

    =olc'ynski . +elpech !. etit B. Goung K. T 0ardelin K..

    &allmann syndrome" mutations in the genes encoding

    prokineticin-2 andprokineticin receptor-2. 7o ;enetics

    262"16C-1652

    2. ianco .+. T &aiser %.. (2E). #he genetic and

    molecular basis o* idiopathic hypogonadotropic

    hypogonadism. Iature $eiews :ndocrinology5"56E-56

    21. rioude @. ouligand K. #rabado . @rancou .

    alenae . &amenicky . railly- #abard . Bhanson .

    ;uiochon-!antel A. T Goung K. Ion-syndromic congenital

    hypogonadotropic hypogonadism" clinical presentation and

    genotypeSphenotype relationships. :uropean Kournal o* 

    :ndocrinology 21162"C35-C51

    22. 7ayman 7.B. !c+onough .;. Bohen +.. !addoP !.

     #ho .. T $eindollar $.0. @amilial gonadotropin-releasing

    hormone resistance and hypogonadotropic hypogonadism in a

    *amily with multiple aXected indiiduals. @ertility and terility

    215"11C-1155

    23. ondy B.A. *or #he #urner yndrome Bonsensus tudy

    ;roup. Bare o* ;irls and =omen with #urner yndrome" A

    ;uideline o* the #urner yndrome tudy ;roup. Kournal o* 

    Blinical :ndocrinology and !etabolism 2E2"1-25

    2. arbaro !. Hscarson !. choumans K. taa* K. ?arsson

    .A. T =edell A. +uplication Bontaining the +A81 ;ene

    ?solated 68G ;onadal +ysgenesis in #wo isters Baused by a

    43

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    44/53

    8p21.2 ?nterstitial. Kournal o* Blinical :ndocrinology and

    !etabolism 2E2"335-3313

    25. antoro I. !echanisms o* premature oarian *ailure.

    Annals o* :ndocrinology 236"C- E2

    26. eck-ecco' . T ersani 7. remature oarian *ailure.

    Hrphanet Kournal o* $are +iseases 261"E doi"1.11C6/15-

    112-1-E

    2. ;oswami +. T Bonway ;.. remature oarian *ailure.

    0ormon $esearch 26C()"1E6- 22

    2C. Bordts archi :. Bhristo*olini +.!. Amaro dos antos A.

    ianco . T arente arbosa B. ;enetic aspects o* premature

    oarian *ailure" a literature reiew. Archies o* ;ynecology and

    Hbstetrics 2112C3"635-63

    2E. almert !$ +unkel 7. +elayed uberty. I :ngl K !ed

    212>366"3-53.

    3. edlmeyer ?7 almert !$. +elayed puberty" analysis o* a

    large case series *rom an academic center. K Blin :ndocrinol

    !etab 22>C"1613-2.

    31. egal #G !ehta A Ana'odo A 0indmarsh B +attani !#.

    $ole o* gonadotropin- releasing hormone and human chorionic

    gonadotropin stimulation tests in diXerentiating patients with

    hypogonadotropic hypogonadism *rom those with

    constitutional delay o* growth and puberty. K Blin :ndocrinol

    !etab 2E> E"C-5.

    32. !aster-0unter # 0eiman +7. Amenorrhea" :aluation and

     #reatment. Am @am hysician 26>3"13-C2 13C

    33. Ielson 7!. Blinical practice. rimary oarian insu36(6)"66-61

    3. ;ordon B!. Blinical practice. @unctional hypothalamic

    amenorrhea. I :ngl K !ed. 21>363()"365-31.

    35. dYAla B Abien-7epage ; Jiallon J et al. eP steroids in

    androgen-secreting adrenocortical tumors" clinical and

    44

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    45/53

    hormonal *eatures in comparison with non-tumoral causes o* 

    androgen ePcess. :ur K :ndocrinol. 2C>15E(5)"61-6

    36. ybert J !cBauley :. #urnerYs syndrome. I :ngl K !ed.

    2> 351(12)"122-123C

    3. &lein +A oth !A. Amenorrhea" An Approach to +iagnosis

    and !anagement. Am @am hysician. 213>C(11)"C1-CC.

    3C. @olch ! igem ? &one KB. !ullerian agenesis" etiology

    diagnosis and management. Hbstet ;ynecol ur

    2>55"6-E.

    3E. eldmeyer ?7 almert !$. +elayed puberty" analysis o* a

    large case series *rom an academic center. K Blin :ndo !etab

    22>C"1613-2

    . Kayasinghe G. ;roer .$. T Zacharin !. (2C). Burrent

    concepts in bone and reproductie health in adolescents with

    anorePia nerosa. KH;115(3)"3-315

    1. ykiotis ;.. 0oang 8.0. Abel !. T 0ayes @.K.

     #hambundit A. +wyer A. Au !. lummer 7. Browley

    [email protected]. T itteloud I. (21). Bongenital ?diopathic

    0ypogonadotropic 0ypogonadism" :idence o* +e*ects in the

    0ypothalamus ituitary and #estes. Kournal o* Blinical

    :ndocrinology and !etabolismE5(6)"31E-32

    2. Ankarberg-7indgren B. :l*ing !. =ikland &.A. T

    Ioraaara :. (21). Iocturnal application o* transdermal

    estradiol patches produces leels o* estradiol that mimic those

    seen at the onset o* spontaneous puberty in girls. Kournal o* 

    Blinical :ndocrinology and !etabolismC6"33E-3

    3. 0an #.. ;oswami +. #rikudanathan . Breighton .!. T

    Bonway ;.. (2C). Bomparison o* bone mineral density and

    body proportions between women with complete androgen

    insensitiity syndrome and women with gonadal dysgenesis.

    :uropean Kournal o* :ndocrinology15E(2)"1E-1C5

    45

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    46/53

    . #eede 0. +eeks A. T !oran 7. (21). olycystic oary

    syndrome" a compleP condition with psychological

    reproductie and metabolic mani*estations that impacts on

    health across the li*espan. !B !edicineC"1

    LAPORAN 4AS;S

    In. ? 3 tahun Jirgo atak ?slam !A wiraswasta datang ke

    poli ginekologi $% pada tanggal 11 Kanuari 216 dengan"

    4elu(an ;!ama / #idak pernah haid

     #elaah " $iwayat nyeri perut (-). $iwayat teraba benolan di

    perut (-). $iwayat keputihan (-). ertumbuhan rambut di ketiak

    dan rambut pubis (-) ertumbuhan payudara ([). A ([)

    normal A& ([) normal.

    RPT /  malunion right dorsal pedis sedang dalam

    pengobatan bagian orthopedi

    RPO / Ia diclo*enac 3 P 1 aracetamol 3 P 1 comp tab

    1 P 1

    $iw. &eluarga " kakak os uga belum mendapat haid sampai usia

    3E tahun

    Ri-aya! opera"i / (-)

    46

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    47/53

    S!a!u" Pre"en" /

    ens " Bompos !entis Anemis " (-) " C kg

     #+ " 12/C mm0g ?kterik " (-) # "

    15 cm

    0$ " C P/menit +ispnoe " (-) ?!# "

    22C2

    $$ " 2 P/menit ianosis " (-)

     #emp " 36C B Hedem " (-)

    S!a!u" Loali"a!a /

    &epala " tidak ada kelainan

    7eher " webb neck ([)

     #horaP " tidak ada kelainan pertumbuhan payudara ([)

     #anner 2 areola ([) bulu di aPilla (-)

    Abdomen " oepel peristaltik ([) Iormal tidak teraba massa

    S!a!u" Gineolo#i /

    ;enitalia :ksterna " ubis ([) (#anner 2) 7abia !aus ([)

    tampak agina

    ?nspekulo dan J# tidak dilakukan pemeriksaan karena os irgo

    $ectal #oucher "

    - %terus sulit dinilai

    - Adneksa kanan dan kiri sulit dinilai.

    -phincter ani ketat

    - !ukosa rekti licin

    - ampula rekti kosong

    ;SG TAS

    / &andung kemih terisi baik

    / %terus uk 22E P 2C cm

    47

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    48/53

    / AdnePa kanan/ kiri " sulit dinilai

    / Bairan bebas (-)

    &esimpulan " 0ipoplasia %teri

    +iagnosa " Amenore primer

    $encana " Bek hormonal (@0 70 rolaktin :stradiol

    testosteron rogesteron)

    7apor uperisor  ABB

    4on!rol !#l 1:

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    49/53

    :stradiol " N 263C pg/m7 @olicular phase " E - 15

    7uteal phase " S 1E6

    erioulatory " 1 - 2C1

     #reated menopausal " 2 S 2CE

    %ntreated menopausal " I+ S 2

    " %i rogesteron selama 1 hari

    4on!rol !#l +

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    50/53

    AIA7?A &A%

     #elah dilaporkan sebuah kasus amenore primer pasien atas

    nama In. ? 3 tahun irgo dari anamnesa ditemukan bahwa

    pasien datang dengan keluhan tidak pernah dapat haid. !enurut

    teori Amenore berarti tidak adanya menstruasi. asien ini

    termasuk ke dalam pasien dengan amenore primer dimana tidak

    adanya menarche pada seorang gadis berusia 16 tahun atau

    lebih. !enarche adalah periode menstruasi pertama dan

    dimulai setelah pengembangan karakteristik seksual sekunder"

    rambut pubis dan aksila dan perkembangan payudara. $ata S

    rata usia menarche adalah 135 tahun sampai 16 tahun dimana

    ditemukan bahwa perkembangan normal karakteristik seksual

    sekunder menurut klasikasi #anner untuk maturasi seksual

    adalah #anner 5. ada pasien ini dari pemeriksaan klinis &ami

     umpai karakteristik seksual sekunder pasien yaitu rambut pubis

    dan aksila ([) serta perkembangan payudara. +imana sesuai

    50

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    51/53

    dengan klasikasi #anner untuk perkembangan dari karakteristik

    seksual sekunder pada pasien ini adalah dengan #anner 2 2 .

    0al ini menggambarkan bahwa pada pasien ini teradi

    abnormalitas dari perkembangan seksual sekunder.

    enyebab utama dari amenore primer termasuk de*ek

    anatomi dari traktus genitalia penyebab hipotalamus / hiposis

    insusiensi oarium endokrinopati dan oligo atau anoulasi

    kronis. ada pasien ini tampak agina walaupun tidak dilakukan

    inspekulo dan pemeriksaan agina disebabkan pasien adalah

    irgo dan dari pemeriksaan melalui rektum uterus sulit untuk

    dinilai lalu kami lakukan pemeriksaan ultrasonogra* untuk

    menentukan apakah pasien ini mempunyai uterus dan dari hasil

    pemeriksaan didapati hipoplasia uterus dengan oarium kanan

    dan kiri yang sulit untuk dinilai. 0al ini sesuai dengan teori yang

    menyatakan bahwa hipoplasia ataupun aplasia endometrium

    mewakili perkembangan parsial atau ketiadaan kongenital dari

    endometrium. ?ni bermakna bahwa pada pasien ini tidak diumpai

    de*ek anatomi walaupun keberadaan oarium belum dapat dinilai

    karena pada pasien ini belum dilakukan laparoskopi diagnostik.

      emeriksaan dilanutkan dengan pemeriksaan kadar

    hormon @0 dan 70 dan didapati kadar @0 yang meningkat

    yaitu 3E6 m?%/ml sedangkan 70 N C3 m?%/ml. 0al ini

    menunukkan suatu keadaan hipergonadotropik hipogonadisme.

    !enurut teori bahwa insusiensi oarium mencakup spektrum

    yang luas dari penyakit yang ditandai dengan hipergonadotropik

    hipogonadisme karena produksi yang tidak memadai dari steroid

    seks dengan adanya kadar yang tinggi dari *ollikel stimulating

    hormon dan luteini'ing hormon. 0ipogonadotropik

    hipogonadisme dapat disebabkan oleh beberapa kondisi

    termasuk agenesis atau disgenesis gonad kegagalan oarium

    prematur dan desit en'imatik masing masing kondisi mencakup

    banyak gangguan lainnya.

    51

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    52/53

    asien ini didiagnosa dengan amenore primer yang

    disebabkan oleh keadaan hipergonadotropik hipogonadisme.

    +imana gambaran hipergonadotropik hipogonadisme adalah

    sebagai berikut" adanya kegagalan perkembangan gonad

    anomali perkembangan uterus mulai dari tidak adanya residu

    rudimenter dari uterus dan aplasia dari dua pertiga atas

    aginatidak berkembangnya karakteristik seksual sekunder

    produksi yang tidak memadai dari steroid seks dengan adanya

    kadar yang tinggi dari *ollikel stimulating hormon dan luteini'ing

    hormon.Adapun diagnosa pasti pasien ini belum dapat

    ditegakkan disebabkan karena belum lengkapnya pemeriksaan

    terhadap pasien.

    ada pasien ini analisa kariotipe diperlukan untuk

    menentukan diagnosa yang tepat. erempuan dengan

    hipergonadotropin hipogonadisme menunukkan perkembangan

    karakteristik seksual sekunder dengan perempuan kariotipe 6

    88. ada pasien ini uga mempunyai riwayat keluarga dimana

    saudara kandung perempuan pasien ini uga belum mendapatkan

    haid sampai usia 3E tahun. asien dengan hipergonadotropik

    hipogonadisme memerlukan penaakan lebih lanut berupa

    analisa kromosom seP untuk mengetahui kariotipe dari pasien.

    0al ini untuk menentukan apakah ada abnormalitas kromosom

    seP yang meruuk terhadap disgenesis gonad dimana pada

    pemerikasaan sik uga diumpai leher pendek (webb neck) pada

    pasien yang merupakan karakteristik dari adanya suatu

    disgenesis gonad dan bisa pula normal kromosom seP yang

    meruuk terhadap remature oarian *aiulure.

    ermasalahan "

    1. emeriksaan penunang apalagi yang dibutuhkan untuk

    menegakkan diagnosa pasti dari pasien ini L

    2. agaimana prognosa pada pasien ini L

    52

  • 8/18/2019 Lapkas Fer 2

    53/53