lapkas glaukoma
DESCRIPTION
penting nih boyTRANSCRIPT
Presentasi Laporan kasus
GLAUKOMA SEKUNDER DAN HIPERTENSI DERAJAT I PADA PEREMPUAN DEWASA
MICHAEL RAJA PRADANA SITORUSI11111016
Kepaniteraan Klinik MudaStase Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Kartika Husada Tingkat II Fakultas Kedokteran UniversitasTanjungpura
2015
GLAUKOMA SEKUNDER DAN HIPERTENSI DERAJAT I PADA WANITA DEWASA
PENDAHULUAN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. H• Jenis Kelamin : Perempuan• Usia : 44 tahun• Alamat : Jl. Parit Mayor Gg.
Martasya Rt 002 Rw 002• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Suku : Melayu• Tanggal Masuk RS : 5 Mei 2015
KELUHAN UTAMA
• Nyeri pada mata kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Nyeri pada mata kanan sejak dua bulan yang lalu disertai pandangan yang berkabut dan mata merah. Nyeri muncul tiba-tiba, terasa seperti menusuk tidak menjalar, demam(-), mual(-), muntah(-), nyeri bersifat terus menerus pada mata kanan, meringan setelah diberikan obat tetes dan setelah ada cairan keluar, dari anamnesis nyeri terasa cukup menyakitkan dan mengganggu penglihatan serta aktivitas. Riwayat alergi (-), riwayat penggunaan obat-obatan (+).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Dua tahun yang lalu pernah mengalami gejala yang sama dan telah mendapat pengobatan pada mata kirinya di RSUD dr. Soedarso dan sembuh dengan pemberian obat-obatan oleh dokter mata di RSUD dr. Soedarso.
• Riwayat hipertensi (-)• Riwayat diabetes melitus (-)• Riwayat Malignancy (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak baik• Kesadaran : Kompos mentis
Tanggal Jam Tekanan Darah Suhu Nadi Nafas
5/5/2015 12.00 140/90 36.5 81 20
18.00 140/90 36.5 74 20
6/5/2015 06.00 130/80 36.2 80 20
12.00 140/90 36.5 80 20
18.00 140/90 36.8 84 20
7/5/2015 06.00 130/70 36.7 81 21
12.00 140/90 36.5 80 19
18.00 90/70 36.6 79 19
8/5/2015 06.00 130/90 36.5 74 20
PEMERIKSAAN FISIK
MATA KANAN
PEMERIKSAAN FISIK
MATA KIRI
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
• 5 Mei 2015
OD Pemeriksaan Mata OS
1/300 Visus 1/300
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus Okuli Dalam batas normal
(-) Paresis / Paralisis (-)
Hiperemi (-), Edema (-) Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)
Hiperemi (-) Konj. Palpebra Hiperemi (-)
Hiperemi (+) Konj. Bulbi Hiperemi (-)
Hiperemi Sklera Putih
Jernih Kornea Keruh
DangkalKamera Okuli
AnteriorDangkal
Siketriks(-), sinekia (+) Iris Sikatriks (+), sinekia (+)
Reflek cahaya (-) Pupil Reflek cahaya (-)
Keruh Lensa Keruh
Tidak dilakukan Fundus Refleksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Korpus Vitreum Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tensa Okuli Tidak dilakukan
N+1 Tonometri N+1
PEMERIKSAAN FISIK
• 6 Mei 2015
OD Pemeriksaan Mata OS
1/60 Visus 1/60
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus Okuli Dalam batas normal
(-) Paresis / Paralisis (-)
Hiperemi (-), Edema (-) Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)
Hiperemi (-) Konj. Palpebra Hiperemi (-)
Hiperemi (+) Konj. Bulbi Hiperemi (+)
Putih Sklera Putih
Jernih Kornea Jernih
DangkalKamera Okuli
AnteriorDangkal
Siketriks(-), sinekia (+) Iris Sikatriks (+), sinekia (+)
Reflek cahaya (-) Pupil Reflek cahaya (-)
Keruh Lensa Keruh
Tidak dilakukan Fundus Refleksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Korpus Vitreum Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tensa Okuli Tidak dilakukan
N+1 Tonometri N+1
PEMERIKSAAN FISIK
• 7 Mei 2015
OD Pemeriksaan Mata OS
6/60 Visus 6/60
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus Okuli Dalam batas normal
(-) Paresis / Paralisis (-)
Hiperemi (-), Edema (-) Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)
Hiperemi (-) Konj. Palpebra Hiperemi (-)
Hiperemi (-) Konj. Bulbi Hiperemi (-)
Putih Sklera Putih
Jernih Kornea Terlihat lebih jernih
DalamKamera Okuli
AnteriorDalam
Siketriks(-), sinekia (+) Iris Sikatriks (+), sinekia (+)
Reflek cahaya (-) Pupil Reflek cahaya (-)
Keruh Lensa Keruh
Tidak dilakukan Fundus Refleksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Korpus Vitreum Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tensa Okuli Tidak dilakukan
N Tonometri N
PEMERIKSAAN FISIK
• 15 Mei 2015
OD Pemeriksaan Mata OS
6/60 Visus 6/60
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus Okuli Dalam batas normal
(-) Paresis / Paralisis (-)
Hiperemi (-), Edema (-) Palpebra Hiperemi (-), Edema (-)
Hiperemi (-) Konj. Palpebra Hiperemi (-)
Hiperemi (+) Konj. Bulbi Hiperemi (+)
Putih Sklera Putih
Keruh Kornea Keruh
DangkalKamera Okuli
AnteriorDangkal
Siketriks(-), sinekia (+) Iris Sikatriks (+), sinekia (+)
Reflek cahaya (-) Pupil Reflek cahaya (-)
Keruh Lensa Keruh
Tidak dilakukan Fundus Refleksi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Korpus Vitreum Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tensa Okuli Tidak dilakukan
N Tonometri N
PEMERIKSAAN FISIK
++++
+ + ++
++++
+ + ++
OD OS
DIAGNOSIS
• Diagnosis kerja– Glaukoma sekunder e.c. katarak imatur– Hipertensi Grade 1
• Diagnosis banding– Glaukoma sekunder e.c. uveitis anterior– Uveitis anterior– Retinopati Hipertensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• KAMPIMETRI• TONOMETRI• KERATOMETRI• ANGIOGRAM FLUROCEIN
TATA LAKSANA
• NON-MEDIKAMENTOSA– edukasi
• MEDIKAMENTOSA– Captopril 25 mg tab 3x1– Timolol 0,5% ed 2 dd gtt 1 (ODS)– Cendo Xitrol 4 dd gtt 1 (ODS)– Cendo Carpine ed 4 dd gtt 1 (ODS)– Metil Prednison 3 x 125 mg– Ranitidine 3 x 50 mg– Asetazolamid 3x125 mg– KSR 1 dd gtt 1
PROGNOSIS
• Ad Vitam : Bonam• Ad Functionam : Dubia ad malam• Ad Sanationam : Dubia ad malam
GLAUKOMA SEKUNDER DAN HIPERTENSI DERAJAT I PADA WANITA DEWASA
PEMBAHASAN
Cue and Clue
• Nyeri pada mata kanan• Penglihatan berkabut• Mata merah• Visus 1/300 ODS• Palpasi N+1• Tekanan darah 140/90
• Keratitis• Ulkus• Glaukoma akut• Uveitis Anterior• Keratokonjungtivitis• Oftalmia Simpatika• Panoftalmitis• Endoftalmitis
GLAUKOMA SEKUNDER
• Glaukoma sekunder adalah peningkatan TIO yang terjadi sebagai salah satu manifestasi dari beberapa penyakit mata yang lain
GLAUKOMA SEKUNDER
• Efek peningkatan tekanan intraokular di dalam mata ditemukan pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intraokular. Tekanan intraokular yang normal berkisar antara 15-20 mmHg (dengan Schiotz).
GLAUKOMA SEKUNDER
• pertama adalah glaukoma karena katarak immatur yang telah dialami pasien, kedua adanya kecurigaan pasien ini pernah mengalami peradangan pada iris atau yang disebut iridosiklitis atau uveitis anterior.
GLAUKOMA SEKUNDER
• Mekanisme Patofisiologi :– Katarak mendahului Glaukoma– Uveitis mendahului Glaukoma– Uveitis mendahului Glaukoma dan Katarak.
GLAUKOMA SEKUNDER
• Terapi Non-Medikamentosa :– Edukasi
• Terapi Medikamentosa– Captopril 25 mg tab 3x1– Timolol 0,5% ed 2 dd gtt 1
(ODS)– Cendo Xitrol 4 dd gtt 1
(ODS)– Cendo Carpine ed 4 dd gtt
1 (ODS)– Asetazolamid 3x125 mg– KSR 1 dd gtt 1– Metil Prednison 3 x 125 mg– Ranitidine 3 x 50 mg
GLAUKOMA SEKUNDER DAN HIPERTENSI DERAJAT I PADA WANITA DEWASA
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus glaukoma sekunder pada seorang wanita usia 44 tahun. Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik yang didapat. Penderita mendapatkan terapi yang berfungsi sebagai simptomatik untuk mengurangi keluhan, menurunkan tekanan intarokular baik topikal maupun sistemik dan menkonstriksi pupil untuk mengistirahatkan pupil.
TERIMA KASIH