lapkas kardio

Upload: mur-dia

Post on 10-Mar-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kardio

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) 140/90 mm Hg. Hipertensi menjadi topik pembicaraan yang hangat dan menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung kronik akan menyebabkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskuler, serebrovaskuler renovaskuler. (1) Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematianyang paling sering terjadi didunia. (2)Analisis Kearney dkk, memperlihatkan bahwa peningkatan angka kejadian hipertensi sungguh luar biasa: pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi dunia merupakan penderita hipertensi, atau sekitar 1 miliar orang, dan dua pertiga penderita hipertensi ada di negara berkembang. Bila tidak dilakukan upaya yang tepat, jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2025 yang akan datang, jumlah penderita hipertensi diprediksi akan meningkat menjadi 29%, atau sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia. (1)Di antara populasi hipertensi, 70% adalah hipertensi ringan, 20% adalah hipertensi sedang, 10% adalah hipertensi berat, dan 1% adalah krisis hipertensi untuk setiap tipe hipertensi. Tergantung pada tingkat kenaikan tekanan darah (TD) dan adanya kerusakan organ target, hipertensi berat dapat didefinisikan sebagai hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergensi dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah secara mendadak disertai kerusakan organ target dan membutuhkan pengobatan segera dengan antihipertensi intravena. Hipertensi urgensi adalah peningkatan tekanan darah secara mendadak tanpa adanya kerusakan organ target dan diperlakukan pengobatan antihipertensi oral. (2)Angka mortalitas dan morbiditas krisis hipertensi tergantung pada beratnya kerusakan organ target dan stadium hipertensi. Angka kejadian dalam setahun bila tidak diobati dengan baik, mencapai 90%. Angka harapan hidup lima tahun pada semua pasien krisis hipertensi 74%, dengan rata-rata harapan hidup 144 bulan. Namun demikian krisis hipertensi dapat dicegah bila pengobatan dengan antihipertensi yang sesuai dijalankan dengan baik. (3)BAB IILAPORAN KASUS

2.1 Identitas PasienNama: Ny. SATanggal Lahir: 11 Desember 1956Jenis Kelamin: PerempuanAlamat: Aceh besarPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAgama: IslamSuku: AcehBerat Badan : 50 kgTinggi Badan: 158 cmNomor CM: 0-81-46-52Tanggal Masuk: 26 Desember 2015Tanggal Pemeriksaan: 30 Desember 2015

2.2Anamnesis2.2.1Keluhan UtamaNyeri kepala2.2.2Keluhan TambahanLemas, mual, berdebar dan mata kabur2.2.3Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak 6 jam SMRS. Keluhan nyeri kepala dirasakan tiba-tiba dan berdenyut. Nyeri kepala dirasakan semakin memberat dan tidak berkurang dengan istirahat. Keluhan laim berupa badan terasa sangat lemas (+), berdebar (+), mual (+), mata terasa lebih kabur dari biasanya. Keluhan penurunan kesadaran, muntah, nyeri dada, sesak nafas, nyeri ulu hati serta mudah lelah disangkal. Pasien menderita DM selama selama 3 tahun dan hipertensi selama 2 tahun namun tidak mengkonsumsi obat secara teratur. 2.2.4 Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi (+) sejak 2 tahun yang lalu dengan TD tertinggi 170 mmHg dan riwayat diabetes melitus (+) sejak 3 tahun yang lalu dengan GDS tertinggi 700 mg/dl dan tidak terkontrol. 2.2.5 Riwayat Penyakit KeluargaAyah dan kakak pasien memiliki riwayat DM.2.2.6 Riwayat Pemakaian ObatPasien mengkonsumsi obat glibenclamide 2,5 mg serta amlodipine 5 mg yang diminum secara tidak teratur.2.2.7 Riwayat Kebiasaan SosialPasien berkerja sebagai ibu rumah tangga, pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak dan jarang makanan manis.2.3 Vital SignIGD (26 Desember 2015)Keadaan umum: BaikKesadaran: Compos MentisGCS: E4M6V5Tekanan darah: 236/121 mmHgNadi: 110 x/menitPernafasan: 20 x/menitSuhu: 37,10C

2.4Pemeriksaan Fisika. KulitWarna: sawo matangTurgor: kembali cepatParut/skar:tidak dijumpaiSianosis: tidak dijumpaiIkterus:tidak dijumpaiPucat:tidak dijumpaib. KepalaBentuk: normocephaliRambut: hitam, sukar dicabut, distribusi merata.Wajah: simetrisMata: edema palpebrae (-/-), konjungtiva pucat (-/-), skleraikterik (-/-), refleks cahaya (/), pupil bulat isokor 3mm/3 mm.Telinga: normotia, serumen(-/-) berwarna kuningHidung: sekret(-/-), nafas cuping hidung (-/-)c. MulutBibir: bibir kering (-), mukosa bibir lembab (), sianosis (-),pucat (-)Lidah: atrofi papil (-)Tonsil: T1/T1, hiperemis (-)Faring: hiperemis (-)d. LeherTrakhea : terletak ditengahKGB: pembesaran KGB (-)Kelenjar tiroid: tidak teraba membesar.Kelenjar limfe: tidak teraba membesar.TVJ: R BJ II, reguler (), bising (-).

f. AbdomenInspeksi: simetris, distensi (-)Palpasi: nyeri tekan (-), H/L/R tidak terabaPerkusi: timpani (+)Auskultasi : peristaltik usus (+)g. GenitaliaTidak dilakukan pemeriksaan.h. EkstremitasSuperior : ikterik (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral hangat, CRT