lap.lengkap teknik pengukuran
DESCRIPTION
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK TEKNIK PENGUKURAN
OLEH :
MUH. NURYADIN NATSIR
015 214 002
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2005
LEMBARAN PENGESAHAN
Dalam rangka menyelesaikan Program Studi pada Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (PTO FT – UNM), maka salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa adalah melaksanakan
Mata Kuliah Teknik Pengukuran. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka
mahasiswa dibawah ini.
MUH. NURYADIN. N 015 214 002
Telah melaksanakan Mata Kuliah tersebut selama 1(Satu) semester yang berlangsung
pada semester genap di Laboratorium Teknik Otomotif.
Mengetahui,
Makassar, 2005
Dosen MK yang bersangkutan Asisten Dosen
Drs. Faisal Amir Ahmad
KATA PENGANTAR
Hamdan wasyukran lillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga Laporan
Praktek Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan dan sebagai bukti bahwa kami
telah mengikuti Mata Kuliah Teknik Pengukuran ini secara aktif selama 1 (Satu)
semester.
Mengingat keterbatasan dan pengalaman yang kami miliki, kami menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya pada semua pihak yang telah membantu dalam proses pelaksanaan Praktek
Teknik Pengukuran ini. Dan ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan khusus
kepada:
1. Dosen Mata Kuliah Teknik Pengukuran yang telah memberikan Ilmu
Pengetahuan tentang berbagai macam alat ukur, fungsi serta kegunaanya.
2. Asisten Dosen selaku wakil pembimbing dari dosen yang telah membantu
kami dalam melaksanakan praktek Teknik Pengukuran.
3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah turut ikut membantu penulis
baik secara langsung maupun tidak langsung
Akhirnya, harapan kami semoga tugas laporan Praktek Teknik Pengukuran ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca secara umum dan khususnya kepada
kami selaku penulis.
Makassar, 2005
DAFTAR ISI
IDENTITAS MAHASISWA i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
ISI KEGIATAN PRAKTEK TEKNIK PENGUKURAN
Mistar Insut
o Lembar Tes Pengukuran
Micrometer Pengukur Luar
o Lembar Tes Pengukuran
Micrometer Pengukur Dalam
o Lembar Tes Pengukuran
Avometer
o Lembar Tes Pengukuran
Dial Tester Indicator
o Lembar Tes Pengukuran
Komparameter
o Lembar Tes Pengukuran
Cylinder Gauge
Spring Gauge Tester
Hydrometer
Nozzle Tester
Kunci Momen
Puller Gauge
DAFTAR PUSTAKA
JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)
Jangka sorong adalah alat ukur mekanik dengan ketelitian tertentu yang
dipakai untuk mengukur tiga jenis pengukuran yakni pengukuran diameter luar,
pengukur diameter dalam, pengukur kedalaman atau ketinggian sebuah benda. Jangka
sorong mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier atau skala
nonius. Selain jangka sorong atau vernier caliper, alat ini sering disebut mistar ingsut,
jangka geser, sketmat atau jangka vernier.. Prinsipnya sama seperti mistar ukur yaitu
dengan adanya skala vernier pada batangnya, sedang perbedaannya ada pada cara
mengukur obyek ukur. Pada mistar insut memiliki rahang ukur tetap dan rahang ukur
gerak yang fungsinya sebagai sensor untuk menjepit benda ukur sewaktu melakukan
pengukuran.
Skala utama terbagi dalam sub bagian masing-masing 1 mm dan skala vernier
mempunyai 20 bagian yang sama, masing-masing 0,95 mm (19/20) sepanjang 19 mm
dari panjang skala utama. Karena itu, perbedaan antara satu bagian (graduasi) dari
skala utama dan skala vernier adalah sebesar 0,05 mm (1 - 0,95 mm). Vernier caliper
mengukur perbedaan graduasi ini untuk meneliti atau mengukur ukuran yang kurang
dari 1 mm.
Gambar 1. Vernier Caliper dengan nama bagiannya
Skala utama (main scale) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak
kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut prinsip
pengukuran vernier. Sebagai contoh, skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm,
sedangkan skala vernier jarak antara garis adalah 0,9 mm. Karena itu jarak garis pada
skala utama lebih besar 0,1 mm daripada jarak garis skala vernier ialah: (1 mm – 0,9
mm = 0,1 mm)
Menangani Mistar Ingsut
Sebelum diukur bersihkanlah benda yang diukur dan Vernir Caliper
Sebelum digunakan, periksalah bahwa skala vernir bergeser dengan bebas, dan
angka “0” pada kedua skala bertemu dengan tepat.
Permukaan Standar
Sekrup Penahan
Skala Utama
Batang Kedalaman
0 1 3 4 5 6 7 8
0 50,05 mm
Rahang Pengukur Diameter Bagian dalam
Rahang Pengukur Diameter Luar
Skala VernirPermukaan Ujung untuk Kedalaman
0
Sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala
utama. Pengukuran di ujung gigi pengukur, menghasilkan pembacaan kurang
akurat.
Tempatkan vernier caliper tegak lurus dengan benda yang diukur.
Untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat.
Untuk mencegah karat, bersihkan caliper dengan kain yang dibasahi oleh oli
setelah dipakai.
Membaca nilai hasil pengukuran
1. Hasil Pengukuran 43,70 mm
Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran yang telah di
lakuakan, dan menghasilkan ukuran 43,70 mm dan waktu yang kami gunakan
adalah 6 detik, dengan kali pembacaan.
Gambar 2. Mistar ingsut dan hasil pengukurannya
Pembacaan skala utama 43 mm
Pembacaan skala vernier 0,70 mm
Pembacaan akhir 43,70 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8
5 9 0,05 mm
2. Hasil Pengukuran 87,70 mm
Pada gambar di bawah ini menunjukkan hasilkan pengukuran yang
bernilai 87,70 mm dan lama waktu atau lama pengukuran 9 detik, dua kali
pembacaan
Gambar 3.Mistar Ingsut dan hasil pengukurannyaPembacaan skala utama 87 mm
Pembacaan skala Vernier 0,70 mm
Pembacaan akhir 87,70 mm
3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 90,05 mm
87 70
3.Hasil Pengukuran 23,75 mm
Dari hasil pengukuran ketiga yakni 23,75 mm dengan menggunakan
waktu 8 detik satu kali pembacaan
Gambar 4. Mistar Ingsut dan hasil pengukurannya
Pembacaan skala utama 23 mm
Pembacaan skala vernier 75 mm
Pembacaan akhir 23,75 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8
0,05 mm05
2371
75
0,05 mm
MIKROMETER PENGUKUR DALAM
Micrometer pengukur dalam di gunakan untuk mengukur diameter benda kerja
pada bagian dalam (diameter dalam) atau alur dari pada benda kerja. Pembacaan
micrometer berbeda dengan pembacaan micrometer pengukur luar, di mana
pembacaan skala laras di lakukan dari kanan ke kiri atau skala laras pada bagian yang
tertutup oleh tabung. Rahang (ragum) micrometer akan terbuka apa bila tabung di
putar ke arah kanan, di mana pembukaan atau pengukuran minimum dari pada ragum
ditentukan dengan lebar dari pada ujung ragum micrometer yang terbuka. Pada bagian
ujung ragum micrometer biasanya di gerinda, sehingga terdapat suatu radius yang
kecil yang gunanya untuk menjamin terjadinya suatu titik penyentuhan di dalam
lubang dan mencegah terjadinya penekanan paksa pada waktu pengukuran di lakukan.
Adapun jenis micrometer yang kami gunakan pada saat melakukan latihan
pengukuran yakni ; jenis micrometer yang terdapat atau yang di lengkapi dengan suatu
batang perpanjangan seperti pada gambar dibawah. Mikromter pengukur dalam yang
biasa di pergunakan mempunyai suatu jarak pengukuran dari 1–10 inci, tetapi dangan
mikrometer jenis ini dapat mengukur dengan teliti sampai 100 inci lebih.
Micrometer pengukur dalam
Grip
Anvil
PenyetelAnvil
Sleeve
Thimble
50
Sumbu Perpanjangan
Dalam menggunakan micrometer jenis ini, pertama di pililah satu sumbu
perpanjangan yang dibutuhkan sesuai dengan di ammeter atau alur benda kerja yang
akan diukur dan menyisipkan sumbu yang di pilih kedalam lubang yang terdapat pada
bagian kepala micrometer. Kemudian keraskan ( putar ) mur pengunci yang terdapat
pada kepala micrometer,sehingga sumbu perpanjangan tidak dapat lepas dari kepala
micrometer. Selanjutnya stel sumbu perpanjangan mendekati ukuran diameter lubang
yang akan di ukur dan sisipkan sumbu kedalam diameter lubang, sehingga terjadi
penyentuhan ringan pada kedua sisi lubang. Seterusnya pengang sumbu secara cermat
dan atur kedudukan kedua ujung sumbu pada garis senter dari pada lubang diameter
serta stel atau putar tabung micrometer sampai di rasakan terjadinya suatu
penyentuhan ringan pada kedua sisi diameter lubang. Terakhir angkat atau pindahkan
micrometer dari dalam lubang yang di ukur dan lakukan pembacaan pada skala laras
dan pada skala tabung serta tambahkan dengan panjang sumbu perpanjangan yang di
pergunakan.
Replacement Rod
175 mm
Hasil Pengukuran
1. Pengukuran pertama (177,79 mm dengan waktu 9 detik)
Dari hasil pengukuran ini yang menggunakan alat micrometer dalam dan
menggunakan sumbu perpanjangan menghasilkan ukuran senilai 177,79 mm dan
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran itu adalah 9 detik.
2. Pengukuran kedua (127,28 dalam waktu 6 detik)
25
175 mm
0
0
25
125 mm
Pada hasil pengukuran kedua ini juga menggunakan micrometer dalam dengan
sumbu perpanjangan, dan hasil yang kami dapatkan menggunakan waktu 6 detik
adalah 127, 28 mm.
3. Pengukuran ketiga (76,72 dalam waktu 7 detik)
Dari hasil pengukuran ini yang menggunakan alat micrometer dalam dan
menggunakan sumbu perpanjangan yang menghasilkan ukuran senilai 76,72 mm dan
waktu yang di butuhkan untuk melakukan pengukuran itu adalah 7 detik
0
20
75 mm
MICROMETER PENGUKUR LUAR
Pada gambar di bawah ini memperlihatkan model dari micrometer atau bentuk
micrometer tersebut. Dimana pada gambar dapat dilihat bahwa micrometer
mempunyai suatu rangka yang berbentuk U yang bersatu dengan landasan (B) dan
suatu larasnya (A). Pada bagian dari pada laras terdapat suatu derad halus yang terdiri
dari pada mur dan ulir (E), sekerup yang digunakan untuk menggerakkan poros (C) ke
depan (maju) atau kebelakang (mundur) serta menggerakkan tabung (D) ke kanan
ataupun ke kiri.
Konstruksi Micrometer
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan micrometer
adalah sebagai berikut :
1. Permukaan benda ukur dan mulut ukur dari micrometer harus dibersihkan
dahulu. Adanya kotoran terutama geram bekas proses pemesinan dapat
menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan mulut ukur
micrometer.
2. Sebelum di pakai, kedudukan nol dari micrometer harus diperiksa. Apabila
perlu, kedudukan nol ini di stel dengan cara merapatkan mulut ukur dan
kemudian silinder tetap di putar dengan memakai kunci penyetel sampai garis
referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi obyek ukur. Apabila dimensi
tersebut cukup lebar maka poros dapat di gerakan (di mundurkan) dengan
cepat dengan cara menggelindingkan silinder putar pada telapak tangan.
Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar seolah
– olah memegang mainan kanak – kanak.
4. Benda ukur di pengang dengan tangan kiri dan mokrometer dangan tangan
kanan, perhatikan gambar di bawah. Rangka micrometer di letakkan pada
tapak kanan dan ditahan oleh kelingking jari manis serta jari tengah. Telunjuk
dan ibu jari di gunakan untuk memutar silinder putar.
Gambar: Cara Menggunakan Mikrometer Luar
5. Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur pada benda ukur tidak
boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya
deformasi (perubahan bentuk) dari benda maupun ukur dari benda ukur
maupun alat ukurnya sendiri. Selain dari pada itu penekanan yang amat keras
dapat pula merusakkan ulir utama. Kecermatan pengukuran tergantung atas
penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tatap. Hal ini dapat
dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui gigi silinder atau tabung
gelincir, sewaktu poros ukur hampir mencapai permukaan benda ukur. Jikalau
pembatas momen putar tersebut tidak ada, maka gunakanlah perasaan yang
baik sewaktu memutar silinder putar.
Adapun beberapa hasil pengukuran yang kami dapatkan dari tiga kali
pengukuiran dengan hasil berbeda-beda.
1. Pengukuran pertama (37,53 mm dengan lama pengukuran 6 detik)
25
Pembacaan skala di atas garis 37,00
Pembacaan skala di bawah garis................ 0,50
Pembacaan skala thimble........................... 0,03
Pembacaan Akhir 37,53
Micrometer ukuran di atas menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada
pengukuran pertama adalah 37,53 mm dan di lakukan selama 6 detik. Dengan waktu
pengukuran yang dicapai selama 15 detik merupakan waktu yang di kategorikan
lambat, karena dalam melakukan pengukuran kita dianjurkan cepat dan tepat.
+
0
30 35
2. Pengukuran kedua (41,71 mm dengan lama pengukuran 6 detik)
Pembacaan skala di atas garis..................... 41,00
Pembacaan skala di bawah garis................ 0,50
Pembacaan skala thimble........................... 0,21
Pembacaan Akhir 41,71
Pada pengukuran yang kedua di atas terdapat perbedaan dari micrometer yang
digunakan, di pengukuran yang kedua ini menggunakan menggunakan micrometer
yang berskala lebih tinggi dari pada pengukuran pertama. Pada pengukuran ke dua ini
menghasilkan pengukuran 40,99 dan dalam waktu yang cukup singkat di banding
dengasn pengukuran pertama yakni 5 detik yang tergolong waktu yang ideal untuk
mengukur sebuah benda.
+
30 35 40
3. Pengukuran yang ketiga (50,00 dalam waktu 10 detik)
Pembacaan skala di atas garis..................... 50,00
Pembacaan skala di bawah garis................ 0,00
Pembacaan skala thimble........................... 0,00
Pembacaan Akhir 50,00
Dari hasil pengukuran di atas, maka lengkaplah sudah hasil pengukuran yang
kami lakukan, dan pada pengukuran terakhir ini menghasilkan ukuran 50,00 dan
hanya membutuhkan waktu sekitar 10 detik dan merupakan yang tercepat dari ke dua
pengukuran sebelumnya..
DIAL TESTER INDICATOR
+
40 45 50
Dial tester indicator digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, runout,
kesejajaran, kerataan dan lain – lain. Di dalamnya terdapat mekanisme spesial yang
dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan
yang di ukur, gerakan ini di perbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya
ditunjukkan oleh penunjuk ( pointer ).
Dial Gauge
Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial tester indicator selalu digunakan
bersama alat penopang ( supporting tool ). Umumnya magnetic stand digunakan untuk
mengukur otomitive parts. Dial tester indicator juga di buat dalam bentuk caliper
gauge dan inside deal gauge.
Magnetic Stan
Peringatan Penting
0,01 40 mm
Klasifikasi
Penghitung putaran
StemSkala
Penunjuk
Range pengukuran
Outer ring
Body
Spindle
Gauge beam lock
Tuas penyetel
Dasar magnet
Batang penyangga
1. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hal Dial Tester Indicator
- Garis imajinasi dari mata anda ke pointer dial tester indicator harus tegak lurus
pada permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
- Dial tester indicator harus di pasang dengan teliti pada supporting touinya.
- Putarlah aouter ring dan setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke
bawah, periksalah bahwa petunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak
memegangn spindle.
- Di dalam dial tester indicator terdapat mekanisme presisi seperti jam .
usahakan agar jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.
Salah Benar
90o
90o
- Jangan berikan oli atau gemuk di antara spindle dan tangkainya. Bila gerakan
spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran, celupkan ke dalam bensin
sambil menggerakkan spindle naik turun sampai oli atau kotorannya keluar.
2. Metode Pengukuran
Contoh : Pengukuran runcut poros
- Letakkan V – block di atas plat datar, dan letakkan poros di atas block, seperti
pada gambar di bawah ini.
- Sentuhkan spindle dial tester indicator pada permukaan poros. Aturlah tinggi
dial tester indicator lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan
poros sebelah kanan.
-
- Putarlah poros perlahan – lahan dan temukan point pada permukaan
pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukkan
pada “ O “
Shaft
V - block
Plat datar
Dial tester indicato Alat penyangga
- Putarlah poros perlahan – lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.
3. Hasil pengukuran
Pengukuran pertama mm selama detik sebanyak kali.
Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran yang telah dilakukan,
dan menghasilkan ukuran 0,04 mm dan waktu yang kami gunakan adalah 6
detik, dengan dua kali pembacaan.
Hasil pengukuran kedua mm selama detik sebanyak kali.
Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran yang telah dilakukan,
dan menghasilkan ukuran 0,06 mm dan waktu yang digunakan adalah 2 detik
lebih cepat dari pada ukuran pertama dengan satu kali pembacaan.
CALIPER GAUGE
Caliper gauge adalah alat ukur yang mempergunakan dial gauge. Ada dua tipe
caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Inside caliper biasanya
digunakan untuk mengukur komponen otomotif. Inside caliper gauge digunakan untuk
mengukur diameter dalam yang kecil dan tidak dapat diukur dengan inside
micrometer.
1. Metode Pengukuran
- Ukurlah diameter dalam ( inside diamter ) dengan vernir caliper. Katakan saja
hasilnya 8,40 mm, selanjutnya mocrometer diset ke angka yang mendekati
hasil ukur vernier dan kelipatan dari 0,5 mm yang mendekati pembaca yaitu
8,50 mm.
- Tempatkan kaki – kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer. Gerakan
caliper sampai didapat angka yang terkecil. Kemudian putarlah outer ring
sampai jangka nol lurus dengan jarum penunjuk.
- tekanlah tombol caliper gauge lambat –lambat letakkan lug pada bagian dalam
pekerjaan dan bebaskan tombol. Gerakan caliper samapai di dapat pembacaan
terkecil. Jika pembacaan menunjukkan 0,09 mm, artinya diameter dalam
adalah 0,07 lebih kecil dari 8,50 mm. Jadi diameter dalam adalah 8,43 mm
( 8,50 – 0,70 )
CYLINDER GAUGE
Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder
gauge sering di gunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya
secara teliti.
Pada ujungnya terdapat dial gauge dan pada sisi lainnya terdapat measuring
point. Measuring point ini dapat bergerak bebas, dan jumlah gerakannya ditunjukkan
oleh dial gauge jarak antara measuring point dan replacement rod adalah sama dengan
diameter benda yang di ukur.
Alat ukur Cylinder Gauge
Dial Gauge
Dial Gauge Securing Position
Grip
Measuring Point
Replacement Washer
Replacement Rod
Replacement Rod Securing
Thread
1. Peringatan Penting
- Dial gauge harus di pasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak
lurus measuring point.
- Spindle di masukkan ke dalam batangnya kira – kira setengah dari langkahnya.
- Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan
measuring point.
- Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter
benda yang akan di ukur.
Penting*
Cara melilih rrod dan washer : pertama ukurlah diameter dengan vernier
caliper. Selanjutnya lihat hasilnya, angka di belakang koma apakah lebih besar atau
lebih kecil dari 0,5 mm.
( contoh )
Bila hasil pengukuran = 52,30 mm, pilihlah sebagai berikut :
Replacement rod = 50 mm
Replacement washer = 2 mm
Bila hasil pengukuran = 52,70 mm, pilihlah sebagai berikut :
Replacement rod = 50 mm
Replacement washer = 3 mm
2. Metode Pengukuran
- Ukurlah diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan
washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran
diameter adalah 53,00 mm, gunakanlah replacement rod 50 mm dan
replacement washer 3 mm.
- Micrometer diset pada 53,00 mm seperti hasil ukur diatas, tempatkan
replacement rod dan measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge
diset pada nol ke jarum penunjuknya ( pointer )
- Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan
cylinder gauge sampai di peroleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila
hasi pembacaan adalah 0,04 mm, berarti diameter silinder 0,04 mm lebih kecil
dari 53,00 mm ( set hasil micrometer ). Karena itu diameter silinder adalah
52,96 mm ( 53,00 – 0,04 mm )
Mengukur tabung dengan standar 75,00 pada posisi x dan y dengan limit 0,02 mm
(mesin 4 K).
Hasil pengukuran silinder I :
x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01
x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01
x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02
Hasil pengukuran silinder II:
x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01
x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01
x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02
Hasil pengukuran silinder III:
x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01
x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01
x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02
Hasil pengukuran silinder IV:
x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01
x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01
x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02
a. Ketirusan pada silinder I
Ø terbesar – Ø terkecil :
Sumbu x = 75,75 – 75,00 = 0,01 mm
Sumbu y = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm
b. Keovalan pada silinder I
Ø terbesar – Ø terkecil :
y - x = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm
y' - x'= 75,01 – 75,01 = 0,00 mm
x"- y"= 75,02 – 75,01 = 0,01 mm
c. Keausan pada silinder I
Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm
a. Ketirusan pada silinder II
Ø terbesar – Ø terkecil :
Sumbu x' - x" = 75,75 – 75,00 = 0,01 mm
Sumbu y' - y" = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm
b. Keovalan pada silinder II
Ø terbesar – Ø terkecil :
y - x = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm
x-' y' = 75,00 – 75,00 = 0,00 mm
x"- y"= 75,02 – 75,00= 0,02 mm
c. Keausan pada silinder II
Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm
a. Ketirusan pada silinder III
Ø terbesar – Ø terkecil :
Sumbu x' - x" = 75,75 – 75,00 = 0,01 mm
Sumbu y' - y" = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm
b. Keovalan pada silinder III
Ø terbesar – Ø terkecil :
y - x = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm
x-' y' = 75,00 – 75,00 = 0,00 mm
x"- y"= 75,02 – 75,00= 0,02 mm
c. Keausan pada silinder III
Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm
a. Ketirusan pada silinder IV
Ø terbesar – Ø terkecil :
Sumbu x' - x = 75,02 – 75,00 = 0,02 mm
Sumbu y' - y = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm
b. Keovalan pada silinder IV
Ø terbesar – Ø terkecil :
x - y = 75,00 – 75,00 = 0,00 mm
x' - y' = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm
x"- y"= 75,00 – 75,00= 0,00 mm
c. Keausan pada silinder IV
Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm
Kesimpulan : max min
a. Ketirusan : 0,01 mm 0,01 mm
b. Keovalan : 0,02 mm 0,00 mm
c. Keausan : 0,02 mm 0,01 mm
Karena keausan tidak melewati limit (0,02 mm) sedangkan keausannya 0,02 mm maka
tabung silinder tidak perlu di oversize.
THICKNESS GAUGE
Thickness gauge juga di kenal dengan nama feeler gauge dan di gunakan untuk
mengukur celah antara dua bagian.
Thickness gauge ini terdiri dari lembaran baja tipis yang memiliki presesi
sampai 1 / 100 mm ( 0,01 mm ). Pada umumnya ketebalannya antara 0,03 mm sampai
1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum pada setiap celahnya ( lembarnya )
Gambar Feller Gauge1. Peringatan Penting
1. Bersihkan tangan anda, feller gauge dan komponen yang akan di ukur sebelum
melakukan pengukuran. Adanya kotoran, oli dan lain – lain akan menyebabkan
hasil pengukuran yang salah.
2. Bila satu bilah feller masih belum cukup untuk pengukuran gabunglah dua atau
beberapa bilah sesuai kebutuhan. Tetapi usahakan jumlahnya sesedikit
mungkin.
3. Sisipkan thickness gauge pada celah komponen dengan berhati – hati. Jangan
membengkokkan atau merusak gauge. Bila feeler gauge rusak harus di buang.
2. Metode Pengukuran
Sisipkan gauge diantara komponen yang diukur. Bila gauge mudah masuk dan
keluar, pakailah gauge yang labih tebal hingga anda merasakan adanya hambatan saat
ditarik keluar. Tebal gauge adalah sama dengan celah di antara dua komponen.
AVO METER
Avometer terdiri dari tiga buah alat ukur yang di gabungkan menjadi satu unit
yaitu amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Amperemeter di gunakan untuk
mengukur besar arus listrik, sedangkan voltmeter untuk mengukur tahanan penghantar
ataupun resistor.
Gambar AVO meter
Petunjuk berikut untuk tester model analog CT- 100 A. model analog
lainnya juga banyak dipasarkan, tetapi cara pengoperasiannya hampir sama
dengan CT CT- 100 A.
Test lead(black)
Test lead(red)
Anda dapat menggunakan sirkuit tester dengan model indikator digital atau spesial model yang di design untuk teknisi automotif.
REFERENSI
1. Cara Penggunaan AVOMETER
1. Pengukuran Arus Listrik
Kemampuan AVO meter untuk mengukur arus listrik, terbatas hanya untuk
arus yang kecil saja. Pada umumnya, amperemeter pada AVO meter hanya di
gunakan pada pekerjaan elektronik, bukan untuk pekerjaan otomotif.
Langkah kerja :
a. perkiraan besar arus yang mengalir pada rangkaian yang akan di ukur
untuk menentukan apakah alat ukur dapat di gunakan sekaligus
menentukan skala ukur yang akan di pilih.
b. Putar sakelar pemilih arus pada skala yang lebih besar dari kuat arus yang
di perkirakan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada alat ukur karena
jarum menunjuk melampaui batas maksimum.
c. Hubungkan alat ukur pada rangkaian dan besar arus pada rangkaian dapat
langsung di baca pada penunjuk jarum penunjuk.
2. Pengukuran tegangan listrik
Langkah kerja :
a. Perkirakan tegangan pada kedua titik yang akan di ukur.
b. Putar sakelar pemilih tegangan pada angka yang lebih tinggi dari
tegangan yang di perkirakan.
Catatan :
Jika tegangan pada kedua tegangan pada kedua titik yang akan di ukur
tidak bisa di perkirakan maka pada langkah “ b “ di atas, pilih skala
tertinggi pada sakelar pemilih.
c. hubungkanlah kedua kabel alat ukur pada kedua titik pada rangkaian
listrik yang akan di ukur. Kabel merah ke tegangan yang lebih tinggi,
dan kebel hitam ke tegangan yang lebih rendah.
d. Baca penunjukan jarum alar ukur. Jika jarum belum bergerak, turunkan
angka pilihan pada sakelar pemilih tegangan satu – satu tingkat lebih
rendah hingga tegangan terukur.
3. pengukuran tahanan
0∞
Kalibrasi
Kalibrasi
Sebelum anda mengukur tahanan, pertama anda harus memutar tombol
kalibrasi ohm, dengan ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai
pembacaan jarum penunjuk (0) pada skala ohm.kalibrasi ini diperlukan setiap
kali pengukuran.
Pengukuran
Setel selektor pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur
tahanan.posisi “ K ”untuk 1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan
sebagainya.
Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( Ω )
X 1 0 ~ 1 k
X 10 0 ~ 10 k
X 100 0 ~ 100 k
X 1k 0 ~ ∞
Setiap kali anda mengeset range (tingkat), anda harus mengkalibrasi jarum
penunjuk (pointer). Melepaskan hubungan dengan beban yang akan diukur,
kemudian hubungkan kedua ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. Ini
berarti kedua terminal dapat berhubungan pada ujung beban.
KOMPARAMETER (THICKNES GAUGE)
Komparameter digunakan untuk mengukur ketebalan, kerataan suatu benda
kerja dengan batas ketebalan 10 mm. Di dalamnya terdapat mekanisme spesial yang
dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan
yang di ukur, gerakan ini di perbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya
ditunjukkan oleh penunjuk ( pointer ).
Komparameter
Tidak seperti halnya alat ukur lain, komparameter selalu digunakan bersama
alat penopang ( supporting tool ). Umumnya alat penopang ini digunakan untuk
mengukur otomitive parts.
1. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hal Komparameter
- Garis imajinasi dari mata anda ke pointer komparameter harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
Outer ring
Body
- komparameter harus di pasang dengan teliti pada supporting touinya.
- Putarlah aouter ring dan setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke
bawah, periksalah bahwa petunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak
memegang spindle.
- Di dalam komparameter terdapat mekanisme presisi seperti jam . usahakan
agar jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.
- Bila gerakan spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran, celupkan ke
dalam bensin sambil menggerakkan spindle naik turun sampai oli atau
kotorannya keluar.
2. Metode Pengukuran
Contoh : Pengukuran pelat
Outer ring
Body
- Putarlah poros perlahan – lahan dan temukan point pada permukaan
pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukkan
pada “ O “.
- Tarik spindle atas sampai spindle tengah tertarik juga keatas.
- Ambillah pelat datar yang ingin diukur ketebalannya kemudian letakkan
diantara spindle tengah dengan supporting tool.
- Sentuhkan spindle komparameter pada permukaan pelat dengan cara
melepaskan spindle atas dari tangan.
- Bacalah jumlah gerakan pointer.
3.Hasil pengukuran
Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran pada pelat yang
masing-masing disediakan, dan menghasilkan ukuran 0,38 mm dan waktu yang
kami gunakan adalah 3 detik, dengan satu kali pembacaan.
COIL SPRING TESTER
Coil spring tester digunakan untuk mengetes tekanan pegas coil dengan ukuran
tertentu seperti pegas katup dan pegas kopling.
Konstruksi alat, seperti terlihat pada gambar yang terdiri dari landasan,
pembaca skala ukuran tegangan pegas, skala ukuran panjang katup yang ditekan, dan
batang penekan. Pegas koil yang biasa diukur tegangannya dengan alat ini adalah
pegas klep ( valve spring ), dan pegas kopling.
Cara penggunaan coil spring tester:
1. Pegas ditempatkan pada landasan, handle penekan digerakkan
untuk menekan pegas koil sampai memendek pada ukuiran tertentu,
misalnya 1 cm.
2. Bacalah besar tegangan pegas tersebut pada skala pengukur
tegangan pegas kemudian sesuaikan dengan sfesifikasi pabrik.
HYDROMETER
Hydrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis elekrolit dalam aki. Ketika
aki digunakan untuk starter, lampu, dan sebagainya, terjadi reaksi pengosongan atau
baterai mengeluarkan arus listrik dan menyebabkan asam sulfat (H2SO4) sedikit demi
sedikit berubah menjadi H2O. Akibatnya berat jenisnya turun karena konsentrasi
elektrolitnyaberkurang. Bentuk dari sebuah hydrometer lengkap dengan pengukur aero
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Seperti terlihat pada gambar, untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan
hydrometer kedalam sel baterei, lalu hisaplah elektrolit kedalam tabung gelas
hydrometer samnpai pelanpung tidak menyentuh tabung gelas. Bacalah hasil berat
jenis elektrolit setinggi mata.
Berat jenis elektrolit yang diisinkan untuk aki antara 1,220-1,290. bila Aaki
dalam keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 samnpai 1,28 pada suhu 20°C. Jika
ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran kurang dari 1,220, maka hal
yang bperlu dilakukan adalah aki perlu diisi atau distrom sampai penuh. Namun , bila
berat jenis aki melebihi batas maksimum berat jenis atau diatas 1,290 maka tambahkan
air suling untuk menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.
INJECTOR TESTER
Injektor tester adalah alat untuk menguji pengabutan bahan bakar oleh
injektor/nozzle pada motor diesel. Komponen utama dari injektor tester terdiri atas
manometer penunjuk tekanan, pompa plunyer bahan bakar, tuas pompa, pipa
penyambung, keran penutup, dan tempat bahan bakar solar.
Seperti terlihat pada gambar diatas, prosedur pengujian injektor/nozzle adalah:
a. Injektor dipasangkan pada pipa penyambung injektor tester. Sebelum mulai
menguji pengabutan, dilakukan pembuangan udara (bleeding) dalam injektor
tester. Hal ini dilakukan dengan menutup keran penutup. Kemudian, tuas
injektor tester digerakkan cepat turun naik untuk membuang udara dalam pipa
penyambung dan injektor/nozzla, lalu keran penutup dibuka.
b. Tuas injektor tester ditekan perlahan-lahan kebawah hingga kabut bahan bakar
dapat diinjeksikan keluar. Bacalah besar tekanan yang dibutuhkan untuk
menyemprotkan kabut bahan bakar, kemudian sesuaikan ketentuan standar
pabrik. Penyetelan tekanan dapat dilakukan untuk mengurangi atau menambah
besar tekanan injektor yang disesuaikan dengan jenis injektor.
Terdapat jenis injektor yang penyetelan tekananya dilakukan dengan
menambah atau mengurangi pelat tipis (shim) didalam injektor. Sedangkan pada jenis
injektor lain, penyetelan dapat dilakukan secara langsung dengan menyetel sekrup
pengatur tekanan. Penyetelan tekanan yang kurang tepat akan menghasilkan
pembakaran yang tidak sempurna serta pembentukan asap yang kurang normal.
Untuk keselamatan kerja selama pengetesan ini, semprotan bahan bakar dari
injektor tidak boleh diarahkan langsung pada kulit, termasuk telapak tangan, karena
tekanan injektor sangat tionggi sehingga bahan bakar dapat masuk kedalam pembuluh
darah dan menimbulkan keracunan pada darah.
Hasil penyemprotan bahan bakar yang baik tidak akan meninggalkan sisa
penyemprotan dalam bentuk tetesan atau bocor pada lobang injektor. Untuk
mengetahui apakah jarum injektor benar-benar menutup pada dudukannya sehingga
tidak akan terjadi kebocoran, dilakukan tes kebocoran injektor. Bersihkan ujung
injektor dari sisa bahan bakar. Pompa tekanan injektor tester sampai10 Bar dibawah
tekanan penyemprotan standar pabrik dantahan tekanan itu 10 detik. Ingat!
Perhatikankondisi ujunginjektor dari kebocoran bahan bakar.
KUNCI MOMEN
Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada
baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu. Jenis kunci momen yang
ada terdiri atas model deflecting beam (batang jarum), model dial indikator, dan model
setting mikrometer. Kunci momen model deflecting beam, menunjukkan besar ukuran
momen kekencangan oleh sebuah batang penunjuk. Batang penunjuk akan bergerak
dan menunjuk pada skala ukuran tertentu seiring dengan besarnya momen
pengencangan yang dilakukan. Pada model lain, momenke-kencangan yang
diinginkan dapat diatur dengan cara menyetel ukluran kekencangan (setting
mikrometer) pada tangkai kunci momen. Kunci shock dengan ukuran tertentu bisa
dipasangkan pada kunci momen sebagai alat untuk mengencangkan baut atau mur.
Agar kunci momen dapat digunakan sesuai fungsinya, pada tahap awal
pengerasan sebuah baut atau mur gunakanlah kunci biasa seperti kunci ring, pas, atau
shock. Kunci momen hanya dipakai untuk pengerasan akhir serta mengetahui besarnya
momen kekencangan yang diharapkan sesuai sfesifikasi kekencangan baut atau mur.
Contoh penggunaan kunci momen misalnya pada penyetelan baut kepala
silinder dan baut-baut pada unit differensial mobil, dapat dilihat pada gambar.
Penyetelan momen kekencangan baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap
sampai diperoleh momen kekencangan yang sesuai.
Seperti terlihat pada gambar cara menggunakan kunci momen adalah kepala
kunci momen ditahan agar kunci shock tetap pada posisi yang benar sambil menarik
gagang kunci momen searah jarum jam. Pada penyetelan diatas, urutan pengencangan
baut perlu diperhatikan agar kepala silinder (sun gear differensial) pengikatannya rata.
Setiap kunci momen memiliki momen maksimum (maksimum torque), yang
merupakan batas tertinggi kekencangan yang dapat diukur oleh kunci momen. Agar
penggunaanya sesuai dengan fungsinya dan supaya alat ini tetap awet, gunakanlah
kunci momen dengan ukuran kekencangan dibawah batas maksimum
momenkekencanggnnya. Untuk ukuran kekencangan baut atau mur yang lebih besar,
mekanik dapat menggunakan kunci momen lain dengan momen maksimum lebih
besar.
Alat ukur
MIKROMETER KEDALAMAN
Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur kedalaman lubang, coakan. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, ujung alat ukur harus menyentuh bagian
dalam dari pada lubang yang diukur. Landasan mikrometer ini harus tepat berada pada
permukaan lubang komponen. Di bawah ini adalah Gambar yang memperlihatkan
konstruksi sebuah mikrometer pengukur kedalaman.
Gambar. Mikrometer pengukur kedalaman
Cara pembacaan alat ukur mikrometer kedalaman sama seperti pada
mikrometer luar yakni dengan memperhatikan skala pada tabung ukur dan skala pada
tabung putar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan micrometer adalah
sebagai berikut :
a. Permukaan benda ukur dan ujung ukur dari micrometer harus dibersihkan
dahulu. Adanya kotoran terutama geram bekas proses permesinan dapat
menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan ujung ukur
micrometer.
b. Sebelum digunakan, kedudukan nol dari micrometer harus diperiksa. Apabila
perlu, kedudukan nol ini di stel dengan cara merapatkan ujung ukur dan
kemudian silinder tetap di putar dengan memakai kunci penyetel sampai garis
referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.
c. Pasanglah ujung ukur hingga landasan tepat berada pada permukaan obyek
ukur. Apabila dimensi tersebut cukup dalam maka poros dapat digerakan (di
mundurkan) dengan cepat dengan cara menggelindingkan silinder putar pada
telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar dengan memegang silinder putar
seolah-olah memegang mainan kanak – kanak.
d. Micrometer di letakkan pada tapak kanan dan ditahan oleh kelingking jari manis
serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari di gunakan untuk memutar silinder putar.
e. Pada saat mengukur, penekanan ujung ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu
keras, karena dapat memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi
(perubahan bentuk) dari benda maupun ukur dari benda ukur maupun alat
ukurnya sendiri. Selain dari pada itu penekanan yang amat keras dapat pula
merusakkan ulir utama. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan
tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
cara memutar silinder putar melalui gigi silinder atau tabung gelincir, sewaktu
ujung ukur hampir mencapai permukaan benda ukur. Jikalau pembatas momen
putar tersebut tidak ada, maka gunakanlah perasaan yang baik sewaktu memutar
silinder putar.