laporan

48
Laporan PBL Modul Nyeri Sendi Amalia Devi Ambiyo Budiman Bhismo Prasetyo Egy Herliansyah Hasepta Murfa Yesi Riza Alisha Sibua Rizka Sekar Kinasih Rivaldi Puala Yuka Yutika Anindya Dosen Pembimbing: DR. dr. Busjra M Nur, M. Sc UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Upload: rizka-sekar-kinasih

Post on 05-Dec-2014

68 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lapoarn

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan

Laporan PBLModul Nyeri Sendi

Amalia DeviAmbiyo BudimanBhismo PrasetyoEgy Herliansyah

Hasepta Murfa YesiRiza Alisha Sibua

Rizka Sekar KinasihRivaldi Puala Yuka

Yutika Anindya

Dosen Pembimbing:

DR. dr. Busjra M Nur, M. Sc

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

JAKARTA

2012

Page 2: Laporan

MODUL

NYERI SENDI

SKENARIO 2:

Seorang laki-laki 49 tahun, datang ke Poliklinik dengan jalan pincang, karena nyeri yang hebat pada sendi ibu jari kaki kanan. Dialami penderita saat bangun pagi tadi, menurut penderita semalam ia masih sempat belanja di mall bersama keluarga dan makan soto betawi. Riwayat keluhan seperti ini sudah sering dialami penderita

KATA/KALIMAT KUNCI:

1. Laki-laki 49 tahun

2. Jalan pincang dikarenakan nyeri sendi pada ibu jari kaki kanan

3. Terasa saat bangun pagi

4. Semalam makan soto Betawi

5. Sudah sering dialami

PERTANYAAN:

1. Bagaimana mekanisme nyeri sendi?

2. Apa saja jenis-jenis penyakit nyeri sendi dan karakteristik penyakit dengan gejala nyeri sendi?

3. Apa faktor penyebab penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi?

4. Bagaimana diagnosa penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi?

5. Bagaimana terapi penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi?

6. Apa saja komplikasi penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi?

7. Apakah prognosis dari penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi?

8. Apakah tindakan preventif dan rehabilitasi dari penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi?

Page 3: Laporan

JAWABAN:

1. Bagaimana mekanisme penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Yutika Anindya)

ARTRITIS REUMATOID

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif., dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi klinik klasik AR adalah poliartritis simetrik yang terutama mengenai sendi – sendi kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan synovial sendi, AR juga bisa mengenai organ – organ diluar seperti kulit, jantung, paru – paru dan mata. Mortalitasnya meningkat akibat adanya komplikasi kardiovaskular, infeksi, penyakit ginjal, keganasan dan adanya komordibitas.

PATOGENESIS

Kerusakan sendi pada AR dimulai dari proliferasi makrofag dan fibroblas synovial setelah adanya factor pencetus, berupa autoimun atau infeksi. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi proliferasi sel – sel endotel, yang selanjutnya terjadi neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan – bekuan kecil atau sel – sel inflamasi. Terjadi pertumbuhan yang iregular pada jaringan synovial yang mengalami inflamasi sehingga membentuk jaringan pannus. Pannus menginveksi dan merusak rawan sendi dan tulang. Berbagai macam sitokin, interleukin, proteinase dan factor pertumbuhan dilepaskan, sehingga mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik.

Peran Sel T

Induksi respon sel T pada arthritis rheumatoid di awali oleh interaksi antar reseptor sel T dengan share epitope dari major histocompatibility complex class II (MHCII-SE) dan peptida pada antigen-presenting cell (APC) sinovium atau sistemik. Molekul tambahan yang diekspresikan APC antara lain ICAM-1 (Intracellular adhesion molecul-1) (CD54), OX40L (CD252), inducible costimulator (ICOS) ligand (CD275), B7-1 (CD80) dan B7-2 (CD86), berpartisipasi dalan aktivasi sel T melaului ikatan dengan lymphocyte function associated antigen (LFA)-1 (CD11a/CD18), OX40 (CD134), ICOS (CD278), and CD28. Fibroblast like synoviosytes (FLS) yang aktif mungkin juga berpartisipasi dalam presentasi antigen dan mempunyai molekul tambahan seperti LFA-3 (CD58) dan ALCAM (activated leukocyte cell adhesion molecule) (CD166) yang berinteraksi dengan sel T yang mengekspresikan CD2 dan CD6. Interleukin (IL)-6 dan transforming growth factor-beta (TGF-) kebanyakan dari APC aktif, signal pada sel Th 17 menginduksi pengeluaran Il-17.

IL-17 mempunyai efek indepden dan sinergistik dengan sitokin proinflamasi lainnya (TNF- dan IL-) pada sinovium, yang menginduksi pelepasan sitokin, produksi metalloproteinase, ekspresi ligan RANK/RANK (CD265/CD254), dan osteoklastogenesis. Interaksi CD40L (CD154) dengan CD40 juga mengakibatkan aktivasi monosit/makrofag

Page 4: Laporan

(Mo/Mac) synovial, FLS, dan sel B. Walaupun pada kebanyakan penderita AR didapatkan adanya sel T regulator CD4+CD25hi pada sinovium, tetapi tidak efektif dalam mengontrol inflamasi dan mungkin di non-aktifkan oleh TNF- synovial. IL-10 banyak didapatkan pada cairan synovial tetapi efeknya pada regulasi Th 17 belum diketahui,

Peran sel B

Peran sel B pada imunopatogenesis AR belum diketahui secara pasti, meskipun sejumlah peneliti menduga ada beberapa mekanisme yang mendasari keterlibatan sel B. Keterlibatan sel B dalam patogenesis AR diduga melalui mekanisme sebagai berikut:

1. Sel B berfungsi sebagai APC dan menghasilkan signal konstimulator yang penting untuk clonal expansion dan fungsi efektor dari sel T CD4+.

2. Sel B dalam membran synovial AR juga memproduksi sitokin proinflamasi seperti TNF- dan kemokin.

3. Membran synovial AR mengandung banyak sel B yang memproduksi factor rheumatoid (RF). AR dengan RF positif (seropositif) berhubungan dengan penyakit artikular yang lebih agresif, mempunyai prevalansi manifestasi ekstraartikular yang lebih tinggi dan angka morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. RF juga bisa mencetuskan stimulus diri sendiri untuk sel B yang mengakibatkan aktivasi dan presentasi antigen kepada sel Th, yang pada akhirnya proses ini juga akan memproduksi RF. Selain itu kompleks imun RF juga memperantarai aktivasi komplemen, kemudian secara bersama sama bergabung dengan reseptor Fcg, sehingga mencetuskan kaskade inflamasi.

4. Aktivasi sel T dianggap sebagai komponen kunci pada patogenesis AR. Bukti terbaru menunjukan bahwa aktivasi ini sangat tergantung pada adanya sel B. Berdasarkan mekanisme diatas, mengindikasikan bahwa sel B berperanan penting dalam penyakit AR, sehingga layak dijadikan target terapi AR.

Sel B mature yang terpapar oleh antigen dan stimulasi TLR (Toll-like receptor ligand) akan berdifirensiasi menjadi short-lived plasma cells atau masuk kedalam reaksi GC (germinal centre) sehingga berubah menjadi sel B memori dan long-lived plasma cells yang dapat memproduksi autoantibody. Autoantibodi membentuk kompleks imun yang selanjutnya akan mengaktivasi sistem imun melalui reseptor Fc dan reseptor komplemen yang terdapat pada sel target. Antigen yang diproses oleh sel B mature selanjtnya disajikan kepada sel T sehingga menginduksi diferensiasi sel T efektor untuk memproduksi sitokin proinflamasi, dimana sitokin ini diketahui secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam destruksi tulang da tulang rawan. Sel B mature juga dapat berdiferensiasi menjadi sel B yang memproduksi IL-10 yang dapat menginduksi respon autoreaktif sel T.

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V hal. 2495 – 2498

Page 5: Laporan

OSTEOARTRITIS

Gangguan Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,

dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami

kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.

Patogenesis Osteoartritis

Berdasarkan penyebabnya, OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA

sekunder. OA primer, atau dapat disebut OA idiopatik, tidak memiliki penyebab yang pasti

( tidak diketahui ) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal

pada sendi. OA sekunder, berbeda dengan OA primer, merupakan OA yang disebabkan oleh

inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan, faktor keturunan (herediter), dan

immobilisasi yang terlalu lama. Kasus OA primer lebih sering dijumpai pada praktik sehari-hari

dibandingkan dengan OA sekunder.

Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat

dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan dari

metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas

diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta

diikuti oleh beberapa Mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.

Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu :

Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya. Kapsula dan

ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak (Range of motion) sendi.

Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan sendi

sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut dengan

Lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan

berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi. Ligamen, bersama

dengan kulit dan tendon, mengndung suatu mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang

gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu untuk

memberikan tegangan yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak (Felson, 2008).

Otot-otot dan tendon yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi.

Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang

Page 6: Laporan

cukup pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut

meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi

tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan didistribusikan ke seluruh permukaan sendi

sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang di balik kartilago memiliki fungsi untuk

menyerap goncangan yang diterima (Felson, 2008).

Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi oleh cairan sendi

sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika bergerak. Kekakuan

kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap tumbukan yang diterima sendi.

Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat terlihat pada kartilago sehingga penting

untuk mengetahui lebih lanjut tentang kartilago. Terdapat dua jenis makromolekul utama pada

kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat,

membatasi molekul – molekul aggrekan di antara jalinan- jalinan kolagen. Aggrekan adalah

molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada

kartilago

Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruha elemen yang

terdapat pada matriks kartilago. Kondrosit menghasilkan enzim pemecah matriks, sitokin

{Interleuk in-1(IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF)}, dan faktor pertumbuhan. Umpan balik

yang diberikan enzim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan

membentuk molekul-molekul matriks yang baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga

keseimbangannya oleh sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor lingkungan.

Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk memecah kolagen tipe dua

dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh kondrosit. Namun,

pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga ke bagian permukaan (

superficial) dari kartilago. Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi

pergantian matriks, namun stimulaso IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi

matriks. TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO),

dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi matriks. TNF yang

berlebihan mempercepat proses pembentukan tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat

sintesis aggrekan dan meningkatkan proses pemecahan protein pada jaringan. Hal ini

berlangsung pada proses awal timbulnya OA (Felson, 2008).Kartilago memiliki metabolisme

yang lamban, dengan pergantian matriks yang lambat dan keseimbangan yang teratur antara

Page 7: Laporan

sintesis dengan degradasi. Namun, pada fase awal perkembangan OA kartilago sendi memiliki

metabolisme yang sangat aktif.

Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan

kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi. Aggrekan pada kartilago akan

sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur.

Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan

kemungkinan timbulnya OA pada sendi.

Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23462/4/Chapter%20II.pdf

GOUT

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik, sekurang-

kurangnya ada Sembilan gangguan, yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat.

Atau bisa dikatakan Gout adalah sekelompok penyakit yang gejala utamanya disebabkan oleh

penimbunan Kristal urat didalam jaringan ikat atau nefrolitiasis asam urat. Penimbunan asam

urat sering terjadi pada penyakit-penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal yang

menyebabkan peningkatan asam urat plasma (hiperurisemia). Gout dapat bersifat primer dan

sekunder.

Page 8: Laporan

Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan

atau akibat penurunan ekskresi asam urat. dimana menyerang laki-laki usia degenerative,

dimana meningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang disintesis dalam

jumlah yang berlebihan didalam hati. Mengapa disintesis dalam jumlah yang berlebihan?

Karena kurangnya pengaturan 5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) aminotransferase, yang

dimana fungsinya mengkatalisis langkah pertama sintesis purin.

Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau asam urat

yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu. Contohnya

pada pasien leukemia.

Terdapat 4 tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati. Yaitu :

Hiperurisema asimtomatik

Artritis gout akut

Interkritis

Gout kronik

Hiperurisemia asimtomatik.

Nilai normal asam urat serum pada laki-laki adalah 5,1 ± 1,0 md/dl, dan pada perempuan

adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang dengan

gout. Dalam tahap ini pasien menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat

serum. Hanya 20% dari pasien hiperurisema asimtomatik yang berlanjut menjadi serangan

gout akut.

Artritis gout akut.

Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembekakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada

sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsophalangeal. Artritis bersiifat monoartikular dan

menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal. Mungkin terdapat demam dan peningkatan

jumlah leukosit. Serangan dapat dpicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alcohol, atau

stress emosional.

Perkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai

berikut. Mula-mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh. Selanjutnya

diikuti oleh penimbunan didalam dan sekeliling sendi-sendi. Mekanisme terjadinya

kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum jelas dimengerti. Serangan gout

seringkali terjadi sesudah trauma lokal atau rupture toffi (timbunan natrium urat), yang

Page 9: Laporan

mengakibatkan peningkatan cepat konsentrasi asam urat lokal. Tubuh mungkin tidak dapat

mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga terjadi pengendapan asam urat diluar

serum. Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan gout. Kristal-kristal

asam urat memicu respon fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan Kristal-kristal

urat dan memicu mekanisme respon peradangan lainnya. Respon peradangan ini dapat

dipengaruhi oleh lokasi dan banyaknya timbunan Kristal asam urat. Reaksi peradangan dapat

meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan Kristal serum.

Stadium interkritik

Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat belangsung dari beberapa bulan

sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang

dari satu tahun jika diobati.

Stadium gout kronik

Timbunan asam urat yang bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak

dimulai. Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan

kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Serangan akut atritis gout dapat

terjadi dalam tahap ini tofi terbentuk pada masa kronik akibat insolubilitas relative asam urat.

Awitan dan ukuran tofi secara proporsional mungkin berkaitan dengan kadar asam urat

serum. Bursa olekranon tendo Achilles permukaan extensor lengan bawah bursa infrapatellar

dan heliks telinga adalah tempat-tempat yag sering dihinggapi tofi.secara klinis ini mungkin

sulit dibedakan dengan nodul reumatik. Pada masa kini tofi jarang terlihat dan akan

menghilang dengan terapi yang tepat. Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam

urat bertambah buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk didalam interstitum medulla

papilla dan pyramid, sehingga ginjal asam urat juga dapat terbentuk sebagai akibat sekunder

dari gout. Batu biasanya berukuran kecil bulat dan tidak terlihat pada pemerikasaan

radiografi.

Sumber: Patofisiologi Konsep Klinik Proses Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6 hal. 1402 -

1404

2. Apa saja jenis-jenis penyakit nyeri sendi dan karakteristik penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Bhismo Prasetyo & Egy Herliansyah)

Page 10: Laporan

1. Artritis Reumatoid

Menurut Sylvia .A Price (2005 :1385) Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang di perantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabanya. Pada pasien biasanya terjadi destruksi sendi progresif , walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi.

Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara. Pertama adalah destruksi pencernaan oleh produksi protease, kolagenase dan enzim-enzim hidrolitik lainya. Enzim-enzim ini memecah kaartilago, ligament, tendon, dan tulang pada sendi, serta dilepaskan secara bersama-sama dengan radikal oksigen dan metabolit asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial. Proses ini diduga adalah bagian dari respon autoimun terhadap anti gen yang diproduksi secara local.

Destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus rheumatoid. Panus merupaka jaringan granulasi vascular yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan kemudian meluas ke sendi. Disepanjang pinggir panus terjadi destruksi kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus tersebut.

2. Osteoartritis

Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian.

Osteoartritis adalah bentuk arthritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya sedikit melampaui separuh jumlah pasien arthritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki dan terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun.

Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insiden bertambah dengan meningkatnya usia. Sendi yang paling sering terserang oleh osteoarthritis adalah sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain, lutut, panggul, vetebra lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada jari.

Page 11: Laporan

Gambaran osteoarthritis yang khas adalah lebih seringnya keterlibatan sendi falang distal dan proksimal, sementara sendi metakarpofalangeal biasanya tidak terserang.

Osteoarthritis terutama menyebabkan perubahan-perubahan biomekanika dan biokimia dalam sendi, penyakit ini bukan suatu gangguan peradangan. Namun, seringkali perubahan-perubahan di dalam sendi ini disertai oleh sinovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman.

Selain dari jenis osteoarthritis yang lazim. Ada beberapa varian lain:

1. osteoarthritis generalisata primer berbeda dalam hal adanya peningkatan banyaknya dan beratnya sendi-sendi yang terserang.

2. osteoarthritis peradangan erosif terutama menyerang sendi pada jari-jarfi dan berhubungan dengan episode peradangan akut yang menimbulkan deformitas dan alkilosis.

3. hyperostosis alkilosis menimbulakan penulangan vetebra.

4. osteoarthritis sekunder terjadi sebagai kosekuensi dari beberapa penyakit lain, seperti arthritis rheumatoid atau gout.

3. Ankylosing Spondylitis    Ankylosing spondylitis adalah salah satu bentuk artritis lainnya. Kondisi ini terutama menyebabkan nyeri dan peradangan sendi tulang belakang dan panggul, walaupun sendi lainnya dapat terlibat juga. Gejala dirasakan selama waktu tidur, setelah bangun tidur atau setelah interval tidak aktif. Pada kasus yang parah, ankylosing spondylitis dapat menyebabkan fusi tulang belakang sehingga menyebabkan membungkuk, yang dikenal sebagai kyphosis.

Page 12: Laporan

4. Psoriatik Artritis    Arthritis ini adalah efek samping dari penyakit psoriasis. Penyakit ini dilihat dari pembengkakan yang terjadi pada setiap sendi dan biasanya rasa sakit akan dirasakan oleh penderitanya, terutama ruas jari, pergelangan tangan, lutut, tulang selangka, pergelangan kaki dan punggung bawah.

5. Gout (Asam Urat)

Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal oleh hipokrates pada zaman yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan social elit yang disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan seks.

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik, sekurang-kurangnya ada sembilan gangguan metabolic, yang ditandai oleh meningkatnya asam urat (hiperurisemia). Gout adalah gangguan yang disebabkan oleh penimbunan asam urat , suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Penyakit ini ditandai dengan serangan rekuren arthritis akut, kadang-kadang disertai pembentukan agregat-agregat kristal besar yang disebut tofi, dan deformitas sendi kronis.

Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaina obat-obat tertentu.

Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout. Jika tidak diobati, endapan kristal akn menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan lunak.

Page 13: Laporan

3. Apa faktor penyebab penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Amalia Devi)

Arthritis adalah peradangan dari satu atau lebih sendi disebabkan oleh cedera atau infeksi apapun. Kondisi radang sendi ini umumnya ditemui pada orang lanjut usia. Berasal dari 2 (dua) kata bahasa Yunani, athron yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi atau radang. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ini adalah kondisi yang mempengaruhi kesehatan sendi tulang dalam tubuh.

Arthritis mengacu pada lebih dari 100 penyakit berbeda yang menyebabkan rasa sakit dan bengkak pada sendi, dan membatasi gerakan persendian dan jaringan ikat. Jenis umum radang sendi atau arthritis ini antara lain:

Osteoarthritis Walaupun insidens OA meningkat dengan bertambahnya usia, ternyata proses OA bukan ekedar suatu proses wear and tear yang terjadi pada sendi di sepanjang kehidupan. Dikatakan demikian karena beberapa hal.

1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi akibat proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi akibat OA.

2) Perubahan menyerupai OA dapat terjadi pada rawan sendi percobaan berusia muda yang dirangsang dengan berbagai trauma seperti tekanan mekanik dan zat kimia.

Page 14: Laporan

Penyebab OA bukan tunggal, OA merupakan gangguan yang disebabkan oleh multifaktor, antara lain usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor kebudayaan.

Rheumatoid Arthritis

Radang sendi jenis ini banyak mempengaruhi orang-orang di atas usia 40 tahun. Ini lebih berbahaya daripada osteoarthritis karena mempengaruhi ligamen dan tendon yang bergabung dengan tulang dan otot.

GoutDisebabkan oleh kelebihan penumpukan asam urat dalam ruang antar sendi yang menyebabkan rasa sakit dan radang sendi.

Arthritis Infeksi

Berbagai tipe mikroorganisme dapat tersangkut di sendi selama penyebaran hematogen. Struktur sendi juga dapat terinfeksi melalui inokulasi langsung atau penyebaran per-kontunuitum abses jaringan lunak atau fokus osteomielitis. Arthritis infeksi disebabkan antara lain seperti bakteri pada Arthritis Supuratif, bakteri penyebab tersering adalah gonococcus, Staphylococcus, Haemophilus influenzae, dan basil gram negatif (E. coli, Salmonella, Pseudomonas, dan lain-lain). Pada Arthritis Tuberkulosa terjadi sebagai komplikasi osteomielitis di dekatnya atau setelah penyebaran hematogen infeksi di organ dalam (biasanya paru). Arthritis Lyme disebabkan oleh infeksi spirochaeta Borelia burgdorferi,yang ditransmisikan oleh kutu kompleks Ixodes ricinus. Pada Arthritis Virus dapat disebabkan oleh infeksi virus termasuk parvovirus B19, virus rubela, dan virus hepatitis C.

Penyebab Terjadinya ArthritisAda banyak jenis radang sendi dan masing-masing memiliki penyebab yang berbeda. Penyebab umum arthritis antara lain:

Obesitas dan kelebihan berat badan

Kondisi di usia sebelumnya

Faktor keturunan

Perubahan hormonal

Perubahan cuaca

Asam yang berlebihan di dalam tubuh

Page 15: Laporan

ekurangan zat gizi tertentu

Gejala Awal ArthritisBerbagai gejala arthritis antara lain:

Sakit pada sendi

Pembengkakan sendi

Pembatasan gerakan

Kekakuan sendi

4. Bagaimana diagnosa penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Hasepta Murfa Y)

Artritis adalah radang sendi

Penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi antara lain :

A. Osteoatritis

Osteoatritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Vetebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering terkena Osteoatritis.

Osteoatritis menunjukan suatu penyakit peradangan. Meskipun daat ditemukan sel-sel radang, osteoatritis dianggap sebagai suatu penyakit intrinsik tulang rawan sendi yang menyebabkan kerusakan sendi akibat perubahan kimiawi dan metabolik.

Penyakit biasanya melibatkan beberapa sendi (orligoartikular) meskipun dapat juga generalisata. Sekitar 5% kasus, osteoatritis timbul pada usia lebih muda yang mempunyai faktor-faktor predisposisi, misalnya riwayat cidera sendi hemokrokmatosis atau mikrotraumatik berulang, cacat perkembangan kongenital satu (atau lebih) sendi atau penyakit sistemik tertentu seperti diabetes, okronosis, hemokromatosis, atau obesitas berlebihan.

Pengaruh yang paling penting mungkin adalah penuaan dan efek mekanik.meningkatnya frekuensi osteoatritis seiring dengan penambahan usia, terjadi osteatritis disendi penahan beban, dan meningkatnya frekuensi penyakit pada kondisi yang mempermudah sendi mengalami stres mekanis abnormal, misalnya obesitas dan riwayat cacat sendi.

Resiko osteoatritis meningkat sebanding dengan densitas tulang, dan kadar estogen yang tinggi juga meningkatkan resiko penyakit.

- Anamnesis

Faktor resiko umum yang paling penting adalah kegemukan, faktor genetik, jenis kelamin.

Page 16: Laporan

Umur

Faktor ketuaaan adalah yang paling kuatosteoatritis hampir tidak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun. Akan tetapi osteoatritis bukan faktor ketuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada ketuaan berbeda dengan perubahan pada osteoatritis.

Jenis Kelamin

Wanita lebih sering terkena osteoatritis lutut dan osteoatritis sendi, laki-laki lebih sering terkena osteoatritis paha, pergelangan tangan dan leher.

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoatritis nampaknya terda[at perbedaan diantara masing-masing suku bangsa. Misalnya osteoatritis paha lebih jarang diantar orang-orang kulit hitam dan asia daripada kaukasia. Osteoatritis lebih sering dijumpai pada orang yang amerika asli (indian) dari pada orag-orang kulit putih.hal ini mungkin berkaitan dengan pebedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongeital dan pertumbuhan.

Genetika

Faktor hetereditas juga berperan pada timbulnya OA misalnya, pada ibu dari seorang wanita dengan OA pada sendi-sendi interfalang distal (nodus heberden) terdapat 2 kali lebih sering OA pada sendi-sendi tersebut dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering daripada ibu dan anak perempuan-permpuan dari wanita tanpa OA. Adanya mutasi dalam mutasi gen prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen IX dan XII, protein pengikat atau proteglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecendrrungan familiar OA tertentu (terutama OA banyak sendi)

Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya AO baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan OA pada sendi yang menanggung beban tapi juga dengan OA sendi lain ( tanga atas sternoklavikula). Peran faktor metabolik dan hormonal pada kaitan antar OA dan kegemukan juga disokong oleh adanya ikatan antara OA dengan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan resiko hipertensi. Pasien-pasien OA mempunyai resiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinggi dari pada orang-orang tanpa OA.

Cidera Sendi, Perkerjaan dan Olahraga

Cidera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cidera sendi berkaitan dengan resiko OA yang lebih tinggi. Perkerjaam berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus (tukang pahat) bekaitan dengan peningkatan resiko OA.

Kelainan Pertumbuhan

Page 17: Laporan

Kelainan kongential dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda. Mekanisme ini juga diduga berperan pada lebih banyaknya OA paha pada laki-laki dan ras tertentu.

Riwayat penyakit

Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembangnya secara perlahan-lahan.

Nyeri sendi

Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakn yang lain. Nyeri pada penderita OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya pada OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri dibetis yang biasa disebut dengan claudicatio intermitten.

Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

Kaku pagi

Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah immobilitas seperti duduk dikursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur.

Krepitasi

Rasa gemerentak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

Pembesaran sendi (deformitas)

Paseien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat dilutut dan tangan) secara pelan-pelan membesar.

Perubahan Gaya Berjalan

Hampir semua pasien OA pergelangan kaki, tumit,lutut, atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA yang uumumnya tua.

- Pemeriksaan fisik

Hambatan Gerak

Page 18: Laporan

Biasanya brtambah berat dengan semakin beratnya penyakit, sampai sendi hanya bisa digoyangkan dan menjadi kontraktur. Hambatan gerakan dapat konsentris (salaah satu arah gerakan saja).

Krepitasi

Padanya awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Dengan bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu. Gejala ini mungkin timbul karena geserakan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif di manipulasi.

Pembengkakan sendi yang sering sekali asimetrispat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya tak banyak (<100). Sebab lain ialah karena osteofit,

Yang dapat merubah permukaan sendi.

Tanda-tanda peradangan

Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan) mungin dijumpai pada OA karena adanya sinovitis. Biasanya tanda-tanda ini tak menonjol dan timbul belakangansering dijumpai di lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki.

Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen

Perubahan ini dapat timbul karena kontaktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada tulang dan permukaan sendi.

Perubahan Gaya berjalan

Pada OA lutut, sendi paha dan OA tulang belakang dengan stenosis spinal. Pada sendi-sendi lain, seperti tangan bahu, siku dan pergelangan tangan, osteoatritis juga menimbulkan gangguan fungsi.

- Pemeriksaan penunjang

Radiografis sendi yang terkena

Gambaran radiografi sendi menyoong diagnosis OA :

a. Penyempitan celah sendi yang sering sekali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban).

b. Peningkatan densitas ( sclerosis) tulang subkondral.

c. Kista tulang.

Page 19: Laporan

d. Osteofut pada pinggir sendi.

e. perubahan struktur anatomi sendi.

Harus diingat bahwa pada awal penyakit, radiografi sendi seringkali masih normal.

Pemeriksaan pengindraan dan radiografi sendi lain :

a. pemeriksaan radiografi sendi lain atau penginderaan magnetik mungkin diperlukan pada beberapa keadaan tertentu. Bila OA pada pasien dicurigai berkaitan dengan penyakit metabolic atau genetic seperti alkaptonuria, oochronis, displasia efisis,hiperparatiroidisme, penyakit paget atau hemokromatosis (terutama pemeriksaan radiografi pada tengkorak dan tulang belakang)

b. radiografi sendi lain perlu dipertimbangkan juga pada pasien yang mempunyai keluhan banyak sendi (osteoatritis generalisata).

c. Pesien yang dicurigai mempunyai penyakit-penyakit yang meskipun jarang tetapi berat (osteonekrosis, neuropati charcot, pigmentis sinovitis) perlu pemeriksaan lebih mendalam. Untuk diagnosis pasti penyakit-penyakit tersebut diperlukan pemeriksaan lain yang canggih seperti sidikan tulang, penginderaan dengan resonasi magnetic (MRI), artoskopi dan artrografi.

d. Pemeriksaan lebih lanjut (khususnya MRI ) dan meilografi mungkin juga diperlukan pada pasien dengan AO tulang belakang untuk nenetapkan sebab-sebab gejala dan keluhan kompresi radikular atau medulla spinalis.

Pemeriksaan laboratorium

a. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal, kecuali OA generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan.

b. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor reumatoid dan kompelmen)juga normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (<8000/m)dan peningkatan protein.

B. Artritis Reumatoid Juvenil

Page 20: Laporan

ARJ adalah penyakit atritis kronis pada anak-anak umur dibawah 16 tahun. Penyakit ini ditandai dengan keradangan pada sinovium dan pada tiep tertentu disertai gejala simetris.

Pemeriksaan Laboraturium

Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap, faal hati, faal ginjal, tes ANA, dan faktor rematoid. Pada ARJ didapatkan kadar CRP meningkat khususnya pada kelompok atritissimetrik. Selain peningkatan CRP terdapat pula peningkatan LED, C3, C4 amiloid serum, feritin, kadar trombosit, dan leukosit.protein-protein ini selain disintesi dihati juga disintesis makrofag dan sel endotel didaerah inflamasi. CRP disintesis dihati dirangsang pembentukannya oleh IL-6, karena CRP merupakan komplemen. Peningkatan CRP ini merefleksikan aktivasi komplemen yang meningkat.CH50, C3, C4 tidak berkorelasi dengan aktivitas penyakit karena adanya peningkatan komponen.

Pemeriksaan Radiologi

Tidak semua sendi kelompok ARJ menunjukkan gambaran erosi, biasanya hanya didapatkan pembengkakan jaringan lunak, sedangkan erosi sendi hanya didapatkan pada kelompok poliartikular.

C. Atritis Gout

Atritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar diseluruh dunia. Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperuresimia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar asam urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 ml/dl. Gout merupakan penyakit dominan dewasa.

Diagnosis :

Dengan menemukan asam urat dalam tofi merupakan diagnosis spesifik untuk gout. Akan tetapi tidak semua pasien mempunyai tofi, sehingga tes diagnostik ini kurang sensitif. Oleh karena itu dikombinasi dengan penemuan-penemuan dibawah ini yang dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis :

a. Riwayat inflamasi klasik atritis monoartikular khusus pada sendi MTP-1.

b. Diikuti oleh stadium interkritik dimana bebas simptom.

c. Resolusi sinovitis yang cepat dengan pengobatan kolkisin.

d. Hiperurisemia.

Kadar asam urat normal tidak dapat menghindari diagnosis gout. Logan dkk mendapatkan 40% pasien gout mempunyai kadar asam urat normal. Hasil penelitian penulis didapatkan sebanyak

Page 21: Laporan

21% atritis gout dengan kadar asam urat normal. Walupun hiperurisemia dan gout mempunyai hubungan kasusal, keduanya mempunyai fenomena yang berbeda. Kriteria untuk penyembuhan akibat kolkisin adalah hilangnya gejala objektif inflamasi pada setiap sendi dalam waktu 7 hari. Bila hanya ditemukan atritis pada pasien dengan hiperurisemian tidak bisa di diagnosis gout. Pemeriksaan radiografi pada serangan pertama atritis gout akut adalah non spesifik. Kelainan utama radiografi pada kronik gout adalah inflamasi asimetris, artitis erosif yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak.

5. Bagaimana terapi penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Ambiyo Budiman)

1. Osteoartritis

Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidang meradang, dan ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian.

Ada 3 macam terapi atau pengobatan yang dilakukan bersifat multifokal dan individual.

1. Fisioterapi : Fisioterapi ini penting untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan kekuatan otot dan ROM. Pemakaian es atau panas pada sendi dapat menghilangkan nyeri untuk sementara. Latihan ROM juga dapat membantu mempertahankan ROM pada sendi sendi yang terlibat. Latihan latihan isometrik membantu membentuk otot otot yang mendukung sendi tersebut. Latihan isotonik dilakukan dengan tahanan, sebab hal ini dapat memberi tekanan yang memberatkan sendi.

2. Pemakaian Obat obatan : Pemakaian obat obatan ini dirancang untuk mengontrol nyeri pada sendi dan untuk mengendalikan tumbulnya sinovitis. Obat obat analgetik yang dapat di beli bebas seperti aetaminofen, aspirin dan ibuprofen biasanya cukup untuk menghilangkan rasa nyeri. Efek samping obat ini biasanya sering di jumpai pada pasien yang lebih tua; maka dalam hal ini pemberian obat harus di pertimbangkan secara lebih hati hati.

3. Dengan cara operasi : cara ini dirancang untuk membuang badan badan yang lepas, memperbaiki jaringan penyokong yang rusak, atau untuk menggantikan seluruh sendi. Bedah artroskopi memungkinkan pelaksanaan prosedur operasi dengan morbidibitas lebih kecil dari pada operasi biasa. Partikel partikel

Page 22: Laporan

cartilago dapat juga dibuang dengan efisiensi yang sama bila dibandingkan dengan cara operasi biasa.

Bentuk operasi lain yang dipakai untuk mengatasi osteoartritis adalah osteotomi angulasi. Hal ini di pakai untuk mengobati osteoartritis lutut yang hanya mempengaruhi satu kompartemen saja. Nyeri sendi dapat dihilangakan dengan memperbaiki defermitas varus atau valgus dengan cara menyambungkan satu bagian rawan sendi yang sehat dengan rawan sendi lainnya yang juga masih sehat.

2. Artritis Reumatoid

Artritis Reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelempok penyakit jaringan ikat difus yang di perantai oleh imunitas dan tidak di ketahui penyebabnya.

Pengobatan untuk Artritis Reumatoid mempunyai tujuan utama, yaitu :

1. Untuk menghilangakan nyeri dan peradangan

2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien

3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi

Ada sejumlah cara pengobatan yang sengaja di rancang untuk mencapai tujuan tujuan ini : Pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi, dan obat obatan.

Langkah Pertama

Memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit ini kepada pasien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi, penyebab dan prognosis penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini, dan metode metode efektif tentang penatalaksanaan yang di berikan oleh tim kesehatan .

Langkah Kedua

Istirahat penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah yang hebat.

Langkah Ketiga

Latihan latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya 2 kali sehari.

Page 23: Laporan

Langkah 4

Alat alat pembantu dan adaptif mungkin diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari hari.

Langkah 5

Terapi gizi dengan tidak di butuhkannya diet khusus untuk pasien. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan berbagai variasi yang tidak terbukti kebenarannya. Prinsip umumnya adalah pentingnya diet seimbang.

Langkah ke 6

Terapi pengobatan adalah bagian paling penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit ini. Obat obatan dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan, dan untuk mengubah perjalanan penyakit.

Pemberian obat yang utama untuk penyakit ini adalah dengan obat obatan antiinflamasi nonsteroid (AINS). Kelompok obat ini untuk mengurangi peradangan dengan menghalangi proses produksi mediator peradangan. Tepatnya obat obat ini menghambat sintese prostaglandin atau siklooksigenase. Enzim enzim ini mengubah asam lemak sistemik endogen, yaitu asam arakidonat menjadi prostaglandin , prostasiklin, trombosan dan radikal radikal oksigen. Obat standar yang sudah di pakai sejak lama dalam kelompok ini adalah aspirin.

3. Gout

Merupakan gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya asam urat (hiperurisemia).

Pengobatan gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Obat alopurinol menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya (xantin dan hipoxantin) dengan mengahambat enzim xantin oksidase. Obat ini dapat di berikan dalam dosis yang memudahkan yaitu sehari sekali.

Obat obatan urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsrobsi tubulus ginjal. Supaya agen agen urikosurik ini dapat bekerja dengan efektif di butuhkan fungsi ginjal yang memadai. Kreatinin klirens perlu di periksa untuk menentukan fungsi ginjal ( normal adalah 115 sampai 120 ml / menit). Probenesid dan sulfinpirazon adalah dua jenis agen urikosurik yang banyak di pakai. Semua produk aspirin harus di hindari karena dapat menghambat kerja urikosurik obat obat itu.

6. Apa saja komplikasi penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Riza Alisha S)

Page 24: Laporan

Komplikasi/penyakit kompleks merupakan penyakit lanjutan yang saling berkaitan, sebenarnya komplikasi bukan nama dari penyakit melainkan istilah dari gabungan beberapa penyakit yang di alami seseorang seperti halnya penyakit kanker, darah tinggi, diabetes, jantung, kolesterol, paru-paru, stroke dan penyakit kronis/berbahaya lain nya. Disebut komplikasi karena seseorang yang terjangkit penyakit tertentu tetapi juga menderita penyakit lain , bisa beberapa penyakit atau pun dua jenis saja.

Penyebab dan Gejala komplikasi

Terjadinya komplikasi ini tidak lain dan tidak hanya di sebabkan oleh penyakit yang menjalar keseluruh tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penyakit yang baru yang sangat berbahaya atau bahkan dapat menyebabkan kematian. komplikasi ini dapat menimbulkan gejala dan tanda seperti seluruh badan penderita terasa sakit yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita sebelumnya.

A. Penyakit chorn

Penyakit chorn adalah suatu inflamasi usus yang menyebabkan borok terbentuk dalam saluran gastrointestinal. Gejalanya yaitu  termasuk kram perut dan nyeri yang datang dan pergi, diare, dan darah dalam tinja. Gejala lain termasuk kehilangan berat badan, rasa tidak enak pada perut, nyeri sendi dan memiliki rasa lelah.

Gejala dan Komplikasi yang paling umum dari Penyakit Crohn adalah diare kronis (yang kadang-kadang berdarah), nyeri perut kram, demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Gejala dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu dan dapat menyelesaikan tanpa pengobatan. Pemulihan lengkap dan permanen setelah serangan tunggal adalah sangat jarang. penyakit Crohn hampir selalu memanas pada interval yang tidak teratur sepanjang hidup seseorang.

B. ARTHRITIS RHEUMATOID

Arthritis rheumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan ekstra artikular. Seperti halnya SLE dasar patofisiologi penyakit ini adalah reaksi hipersensitivitas tipe III menurut Gell dan Combs. Reaksi yang terjadi disebut juga reaksi kompleks imun, terjadi bila kompleks antigen-antibodi ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/ dinding pembuluh darah dan mengaktifkan komplemen.

Page 25: Laporan

Prevalensi AR lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki dengan rasio 3 : 1 dan dapat terjadi pada semua kelompok umur, dengan kejadian angka tertinggi didapatkan pada dekade keempat dan kelima

Manifestasi klinis

Awitan (onset)

Kurang lebih 2/3 penderita Arthritis Rheumatoid (AR), awitan terjadi secara perlahan, artritis simetris terjadi dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan dari perjalanan penyakit. Kurang lebih 15% dari penderita mengalami gejala awal yang lebih cepat yaitu antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Sebanyak 10- 15% penderita mempunyai fulminant berupa artritis poliartikular, sehingga diagnosis AR lebih mudah ditegakkan. Pada 8-15% penderita, gejala muncul beberapa hari setelah kejadian tertentu (infeksi).

Artritis seringkali diikuti oleh kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung selama satu jam atau lebih. Beberapa penderita mengalami gejala konstitusional berupa kelemahan, kelelahan, anoreksia dan demam ringan .

Manifestasi artikular

Penderita AR pada umumnya datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada banyak sendi, walaupun ada sepertiga penderita mengalami gejala awal pada satu atau beberapa sendi saja. Walaupun tanda kardinal inflamasi (nyeri, bengkak, kemerahan dan teraba hangat) mungkin ditemukan pada awal penyakit atau selama kekambuhan (flare), namun kemerahan dan perabaan hangat mungkin tidak dijumpai pada AR yang kronik.

Manifestasi ekstrartikuler

Walaupun artritis merupakan manifestasi klinis utama , tetapi Ar merupakan penyakit sistemik sehingga banyak penderita juga mempunyai manifestasi ekstraartikuler. Manifestasi ekstra artikular. Manifestasi ekstraartikuer yang didapatkan pada penderita yang mempunyai titer faktor rheumatoid (RF) serum tinggi. Nodul rheumatoid merupakan manifestasi kulit yang sering dijumpai.

Komplikasi

- Nodulus reumatoid ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jantung atau pada paru, mata, atau limpa. Fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glaukoma dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan okular terbentuk pada mata.

- Vaskulitis ( inflamasi sistem vaskular ) dapat menyebabkan trombosis dan infark.

- Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi, dan stres keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.

Page 26: Laporan

C. OSTEOARTHRITIS

Osteoarthritis (OA) juga disebut penyakit sendi degeneratif, mencerminkan kegagalan sendi diarthrodial ( dapat digerakkan, dilapisi oleh sendi sinovium).Osteoarthritis adalah sekelompok penyakit yang overlap dengan etiologi yang mungkin berbeda-beda, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis dan gambaran klinik yang sama Prevalensi OA lutut radiologis di indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.

Manifestasi klinis

Nyeri sendi pada OA sering dikeluhkan sebagai, nyeri dalam, terlokalisasi di sendi yang terkena. Biasanya nyeri OA diperberat oleh pemakaian sendi dan menghilang dengan istirahat, tetapi seiring dengan perkembangan penyakit nyeri tersebut menjadi menetap. Nyeri malam hari, yang mengganggu tidur, sering timbul pada OA pada panggul lanjut dan melemahkan pasien. Kekakuan sendi yang terkena pada saat bangun pagi hari atau setelah periode inaktivitas (misalnya kendaraan atau menonton teater) mungkin menonjol tetapi biasnya menetap kurang dari 20 menit.

Komplikasinya yaitu kegemukan dan penyakit metabolik, berat badan yag berlebih, berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya OA. Oleh karna itu, disamping faktor mekanis yang berperan, diduga terdapat faktor lain yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut. Peran faktor metabolik dan hormonal pada kaitan antara OA dan kegemukan juga disokong oleh adanya kaitan antara OA dengan penyakit jantung koroner, diebetes melitus, dan hipertensi. Pasien-pasien Osteorthritis ternyata mempunyai resiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinngi dari pada orang-orang tanp osteorthritis.

D. ARTHRITIS PIRAI (ARTHRITIS GOUT)

Arthritis pirai (gout) merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraselular.Prevalensi gout di Eropa dan Amerika Utara yaitu hampir sama yaitu 0,30 % dan 0,27% sedang pada populasi Asia Tenggara dan New Zealand prevalensinya lebih tinggi. Lebih dari 90% serangan Gout primer terjadi pada laki-laki sedangkan pada wanita sangat jarang terjadi sebelum menopause.

Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout dan gout menahun dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan didapat deposisi yang progresif kristal urat

Page 27: Laporan

Stadium artritis gout akut

Radang sendi pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut dan siku. Serangan ini dilukiskan oleh Sydenham sebagai : sembuh beberapa hari sampai beberapa minggu, bila tidak diobati, rekuren yang multipel, interval antar serangan singkat dan dapat mengenai beberapa sendi.

Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat. Penurunan asam urat darah secara mendadak dengan alopurinol atau obat urikosurik yang dapat menimbulkan kekambuhan

Stadium interkritikal

Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik

Stadium arthritis gout menahun

Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri (self medication) sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Arthritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular.

Diagnosis

Dengan menemukan kristal urat dalam tofi merupakan diagnosis spesifik untuk gout., Akan tetapi tidak semua pasien mempunyai tofi, sehingga tes diagnostik ini kurang sensitif. Oleh karena itu kombinasi dari penemuan-penemuan dibawah ini dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis.

• Riwayat inflamasi klasik arthritis monoartikuler khusus pada sendi MTP-1

• Diikuti oleh stadium interkritik dimana bebas simptom

• Resolusi sinovitis yang cepat dengan pengobatan kolkisin

• Hiperurisemia

7. Apakah prognosis dari penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Rivaldi)

Page 28: Laporan

8. Apakah tindakan preventif dan rehabilitasi dari penyakit-penyakit dengan gejala nyeri sendi? (Rizka Sekar)

Preventif

Penyebab dari arthritis tergantung pada bentuk dari arthritis. Penyebab-penyebab termasuk luka (menjurus pada osteoarthritis), kelainan metabolisme (seperti gout dan pseudogout), faktor keturunan, infeksi, dan sebab yang lain (seperti rheumatoid arthritis dan systemic lupus erythematosus).

Mempertahankan berat badan sehat dan mendapatkan kecukupan kalsium adalah kunci bebas sakit sendi. Gaya hidup sehat dan tidak merokok juga faktor penting dalam menjaga kesehatan tulang. Hasil riset menambahkan langkah-langkah berikut dapat membantu pencegahan penyakit-penyakit sendi:

Menjaga kolagen tetap kuat dengan vitamin C.

Dalam sebuah studi dewasa ini dekemukakan bahwa orang-orang yang makan paling banyak hasil bumi kaya vitamin C berkemungkinan lebih rendah 66% mengembangkan rematik. Vitamin C menurunkan kadar zat kimia irritant di dalam cairan yang melumaskan sendi dan meningkatkankolagen, protein yang menguatkan jaringan-jaringan dan tulang-tulang. Kuncinya menurut para ahli adalah, dapatkan vitamin C dari makanan. Dosis harian yang terbukti dalam studi adalah 56 mg, jumlah yang terdapat di dalam 5 stroberi.

Menjaga sendi dengan jus jeruk.

Ahli rematik Inggris menemukan, minum segelas jus jeruk setiap hari dapat menurunkan risiko inflammatory arthritis sampai lebih dari 51%. Khasiat ini berasal dari zeaxanthin dan beta-cryptoxanthin, dua antioksidan karotenoid yang mengurangi kerusakan ligamen sendi.

Menghindari atau mengurangi makanan yang tinggi purin.

Makanan yang tinggi kadar purin, misalnya daging, jeroan seperti kikil, babat, usus, hati, ampela dan lainnya. Dikhususkan untuk penderita Gout Arthritis.

Mencegah kerusakan jaringan dengan teh.

Dalam sebuah studi dikemukakan bahwa minum 3 cangkir atau lebih sehari dapat mengurangi kemungkinan mendapatkan rematik sampai 60%. Penyebabnya adalah, senyawa EGCG di dalam teh tampak menekan produksi cytokines, protein yang menghancurkan jaringan-

Page 29: Laporan

jaringan penghubung. Coba saja dengan ekstrak teh hijau untuk mendapatkanantioksidan EGCG yang mencegah enzim merusak tulang rawan. 

Rehabilitasi

Tidak ada obat untuk kebanyakan bentuk radang sendi. Tapi dengan susah payah, penderita tidak perlu kehilangan semua gerakan di sendinya. Sebuah program rehabilitasi dapat membantu penderita mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan dan mobilitas sendi.

Rehabilitasi adalah khususnya di tangan-bentuk perawatan dan bergantung pada partisipasi dan usaha. Melibatkan berolahraga, belajar bagaimana untuk merawat sakit dan bengkak sendi, dan memikirkan cara-cara untuk mengurangi stres pada sendi penderita. Pada tahap awal artritis, tujuan rehabilitasi adalah untuk memelihara atau meningkatkan kekuatan bersama dan jangkauan gerak. Jika sendi penderita rusak berat, rehabilitasi akan difokuskan pada pengelolaan rasa sakit dan menemukan peralatan khusus untuk membantu penderita dengan tugas-tugas yang diperlukan. Rehabilitasi juga membantu orang bisa sembuh dari operasi gabungan. Program rehabilitasi akan melibatkan mengelola gejala, olahraga, dan perubahan gaya hidup.

Rehabilitasi memerlukan kesabaran. Perlu waktu untuk memperkuat sendi dan belajar bagaimana melakukan tugas-tugas akrab dengan cara baru. Tapi hasilnya dapat menjadi sangat peningkatan kualitas hidup.

Jenis perawatan dan kegiatan yang mungkin terapis rekomendasikan seperti:

Mengontrol Gejala

Terapi rehabilitasi, dikombinasikan dengan obat-obatan dan perawatan lain yang diresepkan oleh dokter, dapat membantu Penderita mengelola rasa sakit dan bengkak pada sendi Penderita. Rekomendasi terapis Penderita akan tergantung pada gejala dan kebutuhan spesifik dan dapat mencakup satu atau lebih hal berikut pilihan perawatan.

Istirahat

Mengetahui kapan harus istirahat nyeri sendi artritis dapat membantu meringankan rasa sakit. Sisanya adalah terutama penting selama suar-up. Sebagai aturan akal sehat, jika suatu aktivitas atau gerakan tertentu menyebabkan sakit parah, hindari melakukannya. Jika Penderita tidak dapat menghindari hal itu, melakukannya kurang, atau mengambil istirahat yang memungkinkan sendi Penderita beristirahat.

Panas

Panas membuat pembuluh darah mengembang, yang disebut vasodilasi. Vasodilasi membantu basuh menjauh zat kimia yang membuat Penderita sakit sendi dan otot. Hal ini juga membantu otot Penderita relaks. Paket panas lembab, bantalan pemanas, dan mandi air hangat atau mandi adalah bentuk yang paling efektif terapi panas. Perawatan panas biasanya melibatkan

Page 30: Laporan

pemanasan ke daerah yang sakit selama lima belas sampai dua puluh menit. Parafin mandi atau pusaran air hangat dapat sangat membantu untuk persendian dari tangan atau kaki. Penderita mungkin menemukan Penderita memiliki sedikit rasa sakit dan mobilitas yang lebih baik setelah menerapkan panas.

Berhati-hati ketika menggunakan panas. Walaupun panas bisa sangat membantu di kali, panas peradangan serius dapat membuat lebih buruk. Dan bahkan ketika panas adalah pengobatan terbaik untuk ketidaknyamanan Penderita, lebih panas tidak lebih baik. Kulit Penderita dapat terlalu panas dan bahkan terbakar. Tidur dengan panas listrik pad adalah ide yang buruk. Panas yang berkepanjangan sebenarnya dapat membakar kulit Penderita.

Electrical Stimulasi

Arus listrik lembut melalui kulit dapat membantu meringankan rasa sakit dan menurunkan pembengkakan. Sakit memudahkan rangsangan listrik dengan mengganti impuls nyeri dengan dorongan dari arus listrik. Setelah rasa sakit memungkinkan naik, otot-otot mulai rileks, membuat gerakan dan aktivitas lebih mudah.

Topical creams

Krim tertentu dioleskan pada kulit dapat memberikan bantuan sementara untuk sakit sendi. Mengusap adalah santai, dan perasaan krim menciptakan kehangatan atau kesejukan yang menenangkan. Capsaicin, sebuah krim yang berasal dari tanaman lada umum, telah terbukti efektif menghilangkan rasa sakit radang sendi. Dengan semua krim, Penderita harus mencuci tangan setelah menggunakan mereka. Apa yang terasa baik pada sendi sakit Penderita tidak merasa baik di mata Penderita.

Terapeutik Latihan dan Pelatihan Fungsional

Entah di tempat kerja, rumah, atau bermain, kemampuan Penderita tergantung pada kesehatan fisik dan fungsi. Khusus perawatan dan latihan dapat membantu memaksimalkan kemampuan fisik Penderita, termasuk gerakan, kekuatan, dan kebugaran umum. Terapis juga menggunakan pelatihan fungsional ketika Penderita memerlukan bantuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan khusus dengan lebih mudah dan aman.

Latihan ini aman bagi pasien artritis. Bahkan, itu diperlukan jika Penderita ingin meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi. Menghindari latihan hanya membuat Penderita lebih buruk arthritis. Semakin sedikit digunakan bersama, yang lebih lemah dan kaku itu menjadi. Hal ini menyebabkan lebih sakit. Bahkan jika Penderita tidak memiliki banyak rentang gerak dalam gabungan, terapis Penderita dapat membantu Penderita menemukan cara-cara peregangan dan bergerak yang dapat membantu memperkuat sendi Penderita. Ada beberapa jenis latihan tertentu yang terapis merekomendasikan terutama untuk orang dengan radang sendi.

Peregangan

Page 31: Laporan

Lembut memanjang peregangan otot dan membantu menjaga sendi bentuk dan mobilitas. Terapis mengajarkan peregangan khusus untuk berbagai jenis sendi.

Penguatan

Terapis penderita akan mengajarkan latihan-latihan yang telah disesuaikan terutama untuk rematik sendi. Latihan isometrik melibatkan pengencangan otot tanpa bergerak sendi. Hal ini memungkinkan Penderita untuk menjaga otot-otot yang kuat tanpa menekankan sendi Penderita. Isometrics sering dapat dilakukan bahkan selama suar-up.

Otot sendiri bukan bagian dari sendi. Tapi otot-otot yang kuat di sekitar sendi membantu sendi bergerak dengan lebih sedikit rasa sakit. Otot kencang bertindak sebagai peredam kejut dalam melindungi sendi.

Menstabilkan

Ada juga latihan stabilisasi khusus untuk membantu menjaga sendi selaras. Ketika sendi Penderita diposisikan dengan benar, ada kurang menggosok atau peregangan berlebihan, dan karena itu mengurangi rasa sakit. Benar alignment juga membantu mencegah kelainan bentuk sendi.

Pool Therapy

Ketika Penderita berolahraga di kolam renang, air memiliki beberapa dari berat badan Penderita. Hal ini menempatkan kurang tekanan pada sendi kaki, pergelangan kaki, lutut, dan pinggul. Daya apung air memungkinkan Penderita bergerak lebih mudah, dan air hangat dapat mengendurkan otot-otot Penderita. Penderita mungkin akan mulai renang terapi dalam kelompok yang dipimpin oleh seorang instruktur. Jika membantu, Penderita dapat melanjutkan latihan sendiri. Kehangatan air dapat membantu mengendurkan otot-otot, meningkatkan sirkulasi, dan kemudahan nyeri.

Latihan aerobik

Terapis dan dokter Penderita mungkin akan juga menyarankan Penderita untuk melakukan beberapa jenis latihan aerobik. Dokter biasanya merekomendasikan tiga puluh menit dari aktivitas moderat, setidaknya lima hari seminggu. Orang dengan artritis dengan aman dapat mencoba latihan seperti berjalan kaki, berenang, bersepeda stasioner, dan berdampak rendah aerobik. Dokter atau terapis dapat menyarankan sebuah program latihan yang didasarkan pada kondisi dan kesehatan Penderita secara keseluruhan. Menjaga tubuh Penderita fit adalah penting bagi kesehatan umum Penderita dan dapat membantu menjaga artritis terkendali.

Latihan aerobik juga akan membantu Penderita mengelola berat badan. Pengendalian berat badan sangat penting untuk orang dengan radang sendi di pinggul, lutut, kaki, dan tulang

Page 32: Laporan

belakang. Menjaga berat penderita dapat melakukan banyak hal untuk membantu Penderita mengontrol gejala.

Tidak peduli apa pun jenis olahraga yang Penderita lakukan, Penderita tidak perlu merasa ekstra nyeri pada sendi ketika Penderita berolahraga. Mungkin sendi sakit setelah berolahraga, tetapi rasa sakit harus ringan dan pergi dalam waktu singkat.

Gaya hidup Pelatihan Manajemen dan Fungsional

Adalah penting bahwa Penderita sangat terbuka dengan terapis Penderita tentang cara penyakit Penderita mempengaruhi kegiatan sehari-hari Penderita. Terapis Penderita dapat menyarankan cara untuk membantu Penderita mengurangi usaha yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas sulit.

Page 33: Laporan

Daftar Pustaka

Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson. 2003. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Peyakit.

Jakarta. EGC.

http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/