laporan agama kasus bullying

12
Bullying UTS Agama 2015 Kelompok : Albert Sanada Y 20413014 Andra Agusta 20413008 Anthony Anci 20413009 Henry Sanjaya 20413004 Hon Yohanes 20413003 I Putu Dede Tulus A 20413015 Meidy Chandra 20313001

Upload: anthonyanci

Post on 29-Sep-2015

188 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Berisi tentang laporan UTS Agama dari Universitas Ciputra yang di fasilitatori oleh Ibu Ida Sianipar. Membahas tentang Pembullyan dan solusi-solusi dan pandangan menurut 5 agama.

TRANSCRIPT

Bullying UTS Agama 2015

Kelompok : Albert Sanada Y

20413014Andra Agusta

20413008Anthony Anci

20413009Henry Sanjaya

20413004Hon Yohanes

20413003I Putu Dede Tulus A

20413015Meidy Chandra

20313001Mellysa Margarita S

20413016Sharon Anindhita Santosa20313008Yovita Gunawan

20313041

Analisa Kasus Faktor Penyebab Perbedaan fisik, latar belakang, ekonomi, psikis

Perbedaan fisik seperti warna kulit, tinggi dan berat badan, dll, kemudian latar belakang misalnya berkeluarga dengan pelaku kriminal atau lahir karena kecelakaan. Selain itu juga dari faktor ekonomi, apakah berasal dari keluarga yang kaya, atau yang kurang mampu, serta faktor psikis seperti cacat mental, kelainan, dll. Minoritas

Apabila sekelompok pihak yang berasal dari suku/agama/ras tertentu menjadi pihak minoritas dalam suatu organisasi/kelompok/lingkungan tertentu, maka dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya bullying. Hiburan

Sering terjadi di kalangan remaja, dimana mereka membuat bullying menjadi hiburan untuk menghibur diri sendiri dan lingkungan tanpa memikirkan efek samping untuk korban. Sering terjadi secara tidak sengaja, tapi karena suasana yang kondusif membuat bullying terjadi. Kelainan Pelaku Bullying

Keadaan psikis dari pelaku dapat berpengaruh juga, bisa disebabkan dari latar belakang keluarga atau pengalaman pribadi. Bisa saja pelaku mendapat perlakuan yang serupa sebelumnya sehingga berbuat hal yang sama kepada orang lain. Ataupun kelainan psikis yang mengakibatkan pelaku berpikir tidak seperti orang pada umumnya, contohnya psikopat yang merasa mendapat kepuasan saat menyiksa atau membunuh korbannya sehingga seringkali di ulangi. LingkunganSalah satu faktor lainnya adalah lingkungan, dimana jika seseorang memang pada dasarnya dibesarkan atau sudah lama tinggal di dalam cakupan lingkungan yang tidak benar/tidak teratur, maka tentu akan mempengaruhi pandangan orang tersebut mengenai cara mereka berhubungan dengan orang lain ke arah yang tidak benar. Faktor Hati

Saat usia-usia remaja, perasaan tertarik pada lawan jenis mulai muncul. Seringkali remaja sulit ataupun malu menunjukkan perasaan mereka karena berbagai faktor, sehingga pihak yang menyukai sering menggunakan bullying sebagai media mengungkapkan perasaan, dan membuat merasa lebih dekat. Tapi dengan sikap yang seperti itu dapat membuat korban mendapat luka psikis dan tidak mengerti maksud dari pelaku. Cara Berpakaian/BerekspresiApabila seseorang dalam berekspresi atau berpakaian dalam suatu lingkungan terlihat berbeda dari orang lain pada umumnya, maka seringkali dijadikan alasan sebagai faktor penyebab bullying. Kelainan FisikKetika ada faktor kelainan fisik pada seseorang seperti cacat pada bagian tubuh, sehingga mengurangi kemampuan korban untuk beraktivitas, yang kemudian terkadang dijadikan sasaran oleh pelaku untuk dicemooh dan dibully. Perilaku Korban yang di luar kewajaran

Poin ini juga menjadi salah satu faktor utama penyebab adanya bullying, dengan alasan dimana perilaku dari korban yang terlihat orang pada umumnya tidak wajar atau normal. Korban memiliki kelainan mental yang dimanfaatkan oleh pelaku sebagai subject bullying. Dampak bullying dilihat dari beberapa role/peran.

merasa puas karena sifat dasar yang dimiliki pembully Pembully Perasaan senang setelah membully Semakin membuat merasa diri sendiri kuat. Punya Reputasi Buruk / di cap sebagai orang yang buruk Memiliki kebiasaan untuk terus dan terus membully orang meskipun baru saja dikenal. Punya sifat tidak menghargai orang lain karena terbiasa merendahkan orang lain. Kurang dapat memandang dari perspektif orang lain karena sudah merasa dominan. Akan memiliki perilaku tidak sopan karena terbiasa berperilaku tidak baik juga kepada orang yang dibully. Korban Bully Mempengaruhi konsentrasi belajar korban di sekolah dan membuat mereka secara perlahan-lahan menghindari sekolah, sehingga berpengaruh pada penurunan akademik. Menimbulkan rasa cemas dan ketakutan pada korban, yang dapat berlanjut pada perasaan stress dan depresi, juga rasa tidak aman Mempengaruhi kepercayaan diri korban serta memunculkan perilaku menarik diri dari lingkungan yang ada. Mengakibatkan korban berani melakukan perlakuan nekat, seperti membunuh dan sampai melakukan bunuh diri. Pihak yang Menyaksikan Lama kelamaan berpendapat bahwa perilaku bullying adalah sesuatu yang dapat diterima Ada kemungkinan untuk bergabung dengan yang membully karena mungkin takut menjadi sasaran berikutnya. Hanya diam saja tanpa melakukan apapun, dan bahkan merasa tidak perlu untuk menghentikan perbuatan tersebut. Dengan bersikap seperti ini maka dampak buruk lainnya akan menimbulkan sikap acuhSolusi Peran Agama / orang beragama Diajak ikut aktif dalam komunitas agama Rajin membaca kitab suci dan beribadahBagi Katolik 1. Ikut rekonsiliasi dimana umat Katolik mengasingkan diri mereka ke luar kota (contoh : daerah Tumpang, Malang) untuk kembali merefleksikan hidup mereka dan bertobat. 2. Mengaku dosa (bertobat), biasanya umat Katolik bertemu secara pribadi kepada pastor dan mengaku atas kesalahan-kesalahannya dan oleh pastor akan diberikan pengampunan. 3. Rukun (Doa Lingkungan) dimana orang-orang Katolik yang berada di wilayah tertentu berkumpul bersama untuk melakukan sharing dan berdoa bersama. Bagi agama Buddha dan HinduMenerima perlakuan bully dan tidak membalas kembali. Karena di percaya bahwa itu merupakan hasil perbuatan di masa lalu (karma) yang berbuah di masa sekarang, jika kita membalas kembali maka dipercaya kita menebar benih baru yang di kehidupan mendatang akan menerima akibatnya lagi.

Orang yang belajar agama akan mengetahui tentang ajaran tri hita karana diajarkan untuk menghormati Tuhan Yang Maha Esa, menghormati sesama manusia serta menghormati lingkungan & makhluk hidup lainnya yang artinya selalu berbuat baik terhadap sesama, tidak melakukan perbuatan yang buruk.

Bagi Kristen1. Ikut komunitas SEL

Komsel akan membantu bagi para pembully yang ingin berubah karena komsel sendiri lebih mengarah pada sharing dimana jika pembully ingin berubah emnjadi lebih baik dengan mensharingkan perilakunya, biasanya anggota komsel lain akan membantu memberi solusi atau mengarahkan pembully bagaimana caranya. Pembully biasanya juga akan lebih nyaman karena biasanya di komsel suatu cerita akan tertutup dari dunia luar dan hanya anggota komsel saja yang tau, selain itu komsel juga biasanya berisikan sedikit anggota saja. Sedangkan bagi yang dibully tentu anggota komsel juga akan membantu mencarikan solusi dan juga orang yang dibully akan lebih lega karena dia bisa menceritakan permasalahannya dan lagi ada orang yang masih menghargainya yaitu anggota komsel tersebut.2. Meminta bimbingan dan bantuan dari pendeta

Dengan bercerita pada pendeta tentu pendeta sendiri akan sangat senang membantu para pembully maupun yang dibully untuk kesembuhan sikap, hati, dan pikiran. Biasanya pendeta akan membantu dengan cara konseling. Bagi IslamIslam tidak mendukung kekerasan karena dalam Al-Quran kekerasan merupakan haram hukumnya. Jika sudah terjadi maka dapat diberi pencerahan dari petuah-petuah agama, jika sudah parah bisa saja dimasukkan ke dalam pondok pesantren. Peran keluarga Keluarga turut serta menasehati anaknya, dan dididik sejak dini untuk tidak menjadi pribadi yang rentan terhadap bullying ataupun menjadi pembully. Jika bullying sudah terjadi, orang tua dapat meminta tolong kepada pihak konseling sekolah untuk memberi konseling kepada korban dan pelaku Membawa anaknya ke psikiater jika kondisi anak sudah tidak dapat ditolong oleh keluarga (tidak berani masuk sekolah, mengurung diri di kamar) Sering berkumpul bersama untuk meningkatkan kerukunan dalam keluarga sehingga membentuk pribadi yang kuat dan sering beribadah bersama Untuk anak yang dibully, orang tua juga bisa turut membantu membangun kembali kekuatan mental anak tersebut agar tidak jatuh lebih dalam mungkin dengan cara dibimbing atau konseling atau mungkin cara lainnya. Peran Dunia Pendidikan Guru BP memanggil korban dan pelaku bully dan di konseling tersendiri. Memisahkan pelaku dan korban (pindah tempat duduk/ pindah kelas) Menyuruh teman korban agar bisa membantu dan memberi support korban secara psikis Menghukum pelaku sehingga memberi efek jera. Membuat peraturan untuk pelaku bullying atau bentuk kekerasan lainnya yang jika dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tegas yang ditentukan oleh sekolahLampiranPertanyaan untuk yang dibully1. Sejak kapan dibully?2. Siapa yang membully?3. Menurut anda alasan mengapa bisa dibully? Apakah menyangkut agama?4. Bagaimana perasaan anda saat dibully? Dendam?5. Apakah pernah ada perlawanan? Kalau ada bagaimana?6. Pernah merasa takut ke tempat tersebut karena dibully?7. Apakah orang tua tahu?8. Apakah ada melibatkan pihak lain?9. Bagaimana bentuk bully yang dilakukan?10. Apakah masih dibully sampai sekarang?11. Pernah diceritakan/curhat ke orang lain? Kalau ada siapa?12. Apa ada solusi dari orang yang dicurhat?13. Apakah anda sendiri rajin beribadah?14. Pernah berharap/mendoakan sesuatu kepada pelaku bully? Kalau ada apa?15. Pernah meminta pertolongan ke orang lain?16. Pernah merasa takut ke sekolah karena dibully? Pertanyaan untuk pembully1. Alasan anda membully orang?2. Pernahkah anda merasa bersalah membully orang tersebut?3. Perasaan apa yang muncul saat/setelah membully?4. Bagaimana perasaan anda jika posisi kalian ditukar?5. Bagaimana bentuk bullyan anda? Secara fisik atau psikis?6. Sejak kapan anda mulai membully?7. Apakah ada faktor lain yang membuat anda seperti itu? (SARA)8. Apakah anda menyinggung SARA dalam pembullyan?9. Apakah anda pernah terfikir untuk berhenti membully?10. Apakah ada keuntungan yang anda dapatkan dengan membully?11. Pernahkah hingga berurusan dengan orang tua/guru/pihak lain?12. Apakah anda sering beribadah?13. Apakah anda sadar bahwa perbuatan anda salah menurut agama?14. Apakah sampai sekarang anda masih membully?15. Jika ya, apakah anda berencana meneruskan bullyan tersebut?

Jika tidak, bagaimana anda bisa berhenti?Pertanyaan Kuisioner1. Usia anda ? Agama anda ?2. Apakah anda pernah menjadi pembully/ korban bully/ atau netral?3. Tanggapan anda mengenai aksi bully?4. Pernah membantu korban / pelaku / netral?5. Menurut anda tindakan bully benar atau tidak?6. Apakah kepercayaan/agama anda membenarkan aksi bully?Cuplikan Hasil Wawancara dengan orang yang dibully.Cuplikan Hasil Wawancara dengan orang pembully