laporan akhir penyelidikansunset review...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKANSUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK
POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) DARI NEGARA INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
VERSI TIDAK RAHASIA
KOMITE ANTI DUMPING INDONESIA 2019
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 1
A. PENDAHULUAN
A.1 LATAR BELAKANG
1. Pada tanggal 27 April 2016, pemerintah Indonesia menetapkan Bea Masuk Anti
Dumping (BMAD) terhadap barang impor Polyester Staple Fiber (PSF) yang
berasal dari India, Republik Rakyat Tiongkok (Tiongkok), dan Taiwan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 73/PMK.010/2016. Pengenaan BMAD
berlaku selama 3 tahun sejak tanggal 8 Mei 2016, dan akan berakhir pada tanggal
8 Mei 2019 denganbesaran sebagai berikut:
Tabel 1 Besaran Pengenaan BMAD
No. Negara Nama Perusahaan Besaran BMAD (%)
1. India Reliance Industries Limited 5,82
Ganesh Polytex Limited 16,67
Eksportir/Produsen Lainnya 16,67
2. Republik Rakyat Tiongkok
Xiamen Xianglu Chemical Fiber Co., Ltd 13,0
Jinjiang Kwan Lee Da Hesne-Bonded Fabric Co., Ltd.
Tidak Dikenakan
BMAD
Huvis Sichuan Corporation Tidak
Dikenakan BMAD
Eksportir/Produsen Lainnya 16,10
3. Taiwan Seluruh Eksportir/Produsen 28,47
Sumber: PMK No.73/PMK.010/2016.
2. Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (“APSyFI”), mewakili PT Asia Pacific
Fibers, Tbk dan PT Indorama Synthetic, Tbk., yang merupakan produsen PSF
dalam negeri mengajukan permohonan perpanjangan pengenaan BMAD terhadap
PSF yang berasal dari India, Tiongkok, dan Taiwan, dikarenakan masih belum
pulihnya kerugian perusahaan/Industri Dalam Negeri (IDN) akibat masih
berlanjutnya praktik dumping yang dilakukan oleh eksportir/eksportir produsen
PSF di negara-negara tersebut.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 2
3. Sesuai pasal 34 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2011 (PP
34/2011), pada tanggal 23 April 2018 KADI memberitahukan kepada perwakilan
pemerintah India, Tiongkok, dan Taiwan di Indonesia tentang diterimanya
permohonan sunset review pengenaan BMAD terhadap impor PSF yang berasal
dari India, Tiongkok, dan Taiwan.
4. Article 6.9. Agreement on implementation of Article VI of GATT 1994 (ADA), pada
tanggal 11 Januari 2018 KADI menerbitkan Laporan Data Utama (Essential Facts
Report) hasil penyelidikan sunset review atas impor produk PSF yang berasal dari
India, Republik Rakyat Tiongkok (Tiongkok), dan Taiwan dan telah disampaikan
kepada pihak yang berkepentingan untuk diminta tanggapan atau masukan.
5. Ketentuan pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2011 dan Article
12.2. ADA, KADI menerbitkan Laporan Akhir Hasil Penyelidikan Anti Dumping atas
Impor PSF yang berasal dari India, Republik Rakyat Tiongkok (Tiongkok), dan
Taiwan yang akan menjadi dasar dalam rekomendasi KADI terkait pengenaan Bea
Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor produk tersebut.
A.2 PROSEDUR
6. Setelah melakukan analisa bukti awal pada permohonan dan sesuai dengan Pasal
35 ayat (1) PP 34/2011 dan Pasal 11.3 Agreement on Implementation of Article VI
of GATT 1994 (Anti Dumping Agreement/ADA), pada tanggal 25 Mei 2018, KADI
mengumumkan dimulainya penyelidikan sunset review atas pengenaan BMAD
PSF yang berasal dari India, Tiongkok, dan Taiwan, melalui Harian Bisnis
Indonesia. Pengumuman tersebut disampaikan secara resmi kepada seluruh pihak
yang berkepentingan disertai dengan pengiriman kuesioner kepada industri dalam
negeri, eksportir/eksportir produsen, dan importir yang diketahui. KADI juga
memberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan tertulis dan
mengajukan dengar pendapat (hearing) kepada pihak yang berkepentingan.
7. Pihak yang berkepentingan yang diketahui dalam permohonan adalah:
a. Eksportir/Eksportir Produsen India
i. Reliance Industries Limited
ii. Ganesh Polytex Limited
b. Eksportir/Eksportir Produsen Tiongkok
i. Xiamen Xianglu Chemical Fiber Co., Ltd
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 3
ii. Jinjiang Kwan Lee Da Hesne-Bonded Fabric Co., Ltd.
iii. Huvis Sichuan Corporation
c. Eksportir/Eksportir Produsen Taiwan
i. Far Eastern Textile Ltd.
ii. Tuntex Distinct Corp.
iii. Chung Shing Textile Marketing Co., Ltd.
d. Importir
i. PT Bitratex Industries
ii. PT Apac Inti Corpora
iii. PT World Yamatex Spinning Mills
iv. PT Hilon Indonesia
v. PT Saehan Textiles
vi. PT Bina Duta Perkasa
8. Periode penyelidikan kerugian dalam penyelidikan sunset review ini adalah 3
tahun (1 Januari 2015 – 31 Desember 2017), dan periode penyelidikan dumping
adalah 1 tahun (1 Januari 2017 – 31 Desember 2017).
9. Sesuai resital 6, KADI memberikan batas waktu penyampaian jawaban kuesioner
kepada masing-masing pihak yang berkepentingan sampai dengan tanggal 3 Juli
2018. Sampai dengan batas waktu yang ditentukan, tidak seluruh pihak yang
berkepentingan menyampaikan jawaban kuesioner. Para pihak yang
menyampaikan jawaban kuesioner adalah:
a. Industri Dalam Negeri:
i. PT Asia Pacific Fibers, Tbk
ii. PT Indorama Synthetic, Tbk.,
b. Eksportir Produsen India: Reliance Industries Limited (Reliance)
c. Eksportir ProdusenTiongkok:
i. Jiangyin Hailun Chemical Fiber Co., Ltd (Hailun)
ii. Nanyang Textile Co., Ltd. (Nanyang)
d. Importir: PT Bitratex Industries
10. Seluruh pihak yang berkepentingan dari Taiwan tidak menyampaikan jawaban
kuesioner, sehingga penyelidikan terkait impor dumping dari Taiwan
menggunakan data terbaik yang dimiliki (best information available) oleh KADI.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 4
11. Dua eksportir produsen Tiongkok (Hailun dan Nanyang) yang menjawab kuesioner
merupakan perusahaan yang tidak kooperatif dalam penyelidikan sunset review
dan interim review pada tahun 2014, sehingga nama kedua perusahaan tersebut
tidak tercantum dalam PMK No. 73/PMK.010/2016 dan dikenakan residual duty.
12. Pada saat ini, Hailun dan Nanyang menyampaikan permohonan penyelidikan
interim review untuk memperoleh marjin dumping individual. Namun sesuai
dengan pasal 31 ayat (1) huruf a PP 34/2011, yang dapat mengajukan
permohonan interim review adalah eksportir produsen yang kooperatif dalam
penyelidikan. Oleh sebab itu pada tanggal 11 Januari 2019, KADI menyampaikan
tanggapan atas permohonan penyelidikan tersebut dan menyatakan tidak dapat
menerima permohonan interim review dari kedua perusahaan tersebut.
13. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 1 Februari 2019 Nanyang
menyampaikan tanggapan atas penolakan permohonan penyelidikan interim
review yang disampaikan oleh KADI. Pada tanggal 15 Februari 2019 KADI
menyampaikan kembali bahwa sesuai dengan PP Nomor 34 Tahun 2011,
perusahaan yang bersangkutan tidak dapat mengajukan pemohonan penyelidikan
interim review tersebut.
14. KADI melakukan verifikasi lapangan ke lokasi Industri Dalam Negeri:
a. PT Indorama Synthetic, Tbk, pada tanggal 16-19 Oktober 2018.
b. PT Asia Pacific Fibers, Tbk, pada tanggal 24-26 Oktober 2018.
15. Sesuai dengan permintaan pertemuan yang disampaikan oleh Asosiasi
Pertekstilan Indonesia (API), KADI telah melakukan pertemuan pada tanggal 13
Desember 2018 untuk mendengarkan isu-isu dalam penyelidikan sunset review ini
yang dihadapi oleh industri pengguna PSF (industri hilir). Menindaklajuti
pertemuan tersebut, KADI juga telah melakukan pertemuan dengan APSyFI pada
tanggal 21 Desember 2018 untuk mengklarifikasi isu-isu yang disampaikan oleh
API. Kepada kedua belah pihak, KADI menyampaikan bahwa tanggapan atas isu-
isu dalam penyelidikan dapat dipertimbangkan apabila disampaikan secara tertulis
kepada KADI disertai dengan dokumen bukti pendukung.
16. Berdasarkan Article 6.2. ADA dan untuk memberikan kesempatan kepada pihak
yang berkepentingan untuk menyampaikan tanggapan secara lisan terhadap
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 5
Laporan Data Utama Penyelidikan, KADI telah mengadakan dengar pendapat
umum (public hearing) pada tanggal 29 Januari 2019.
17. KADI telah melakukan pertemuan dengan APSyFI (tanggal 31 Januari 2019 dan 4
Februari 2019) dan API (tanggal 27 Februari 2019) untuk mendengarkan masukan
dan tanggapan terkait dengan supply-demand produk PSF di Indonesia.
B. BARANG YANG DISELIDIKI DAN BARANG SEJENIS
18. Barang yang diselidiki adalah Polyester Staple Fiber (PSF) dengan uraian barang
yaitu “serat staple sintetik, tidak digaruk, disisir atau diproses secara lain untuk
dipintal dari polyester”. PSF pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012
masuk dalam nomor pos tarif 5503.20.00.00, sedangkan berdasarkan BTKI 2017,
pos tarif PSF berubah menjadi 8 (delapan) digit yakni 5503.20.00, dengan uraian
barang sebagai berikut:
Tabel 2 Uraian Barang Polyester Staple Fiber
5503 Serat staple sintetik, tidak digaruk, disisir atau diproses secara lain untuk dipintal.
5503.20.00 - Dari polyester
19. PSF yang diproduksi oleh Industri Dalam Negeri adalah sejenis identik dan
menyerupai dengan barang yang diselidiki, antara lain dalam hal kesamaan bahan
baku, proses produksi, karakteristik fisik, teknologi, serta kegunaan.
20. Bahan baku utama pada produksi PSF adalah Purified Terephthalic Acid (PTA)
dan Mono Ethylene Glycol (MEG) kemudian menjadi polyester chipdan
selanjutnya diproses secara polimerisasi dengan menambahkan additives
lainnya sehingga menjadi polyester staple fiber (PSF) yang berbentuk serat
staple sintetik, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini:
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 6
Gambar 1. Proses Produksi Polyester Staple Fiber (PSF)
21. PSF merupakan bahan baku utama yang digunakan oleh industri tekstil untuk
memproduksi bahan baku spun yarn dan kain non-woven yang banyak digunakan
untuk apparel dan household goods. PSF mempunyai kegunaan lain seperti filler
untuk bantal, furniture, dan carpet pile.
C. INDUSTRI DALAM NEGERI DAN STANDING PETITIONER
22. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) adalah
pemohon dalam penyelidikan ini, mewakili anggotanya PT Asia Pacific Fibers,
Tbk. dan PT Indorama Synthetics, Tbk., yang merupakan produsen PSF di
Indonesia. Kedua produsen tersebut telah memenuhi persyaratan mewakili industri
dalam negeri dengan total produksi 28,5% dari total produksi nasional PSF.
23. Produsen dalam negeri lainnya adalah PT Indonesia Toray Synthetics (Toray), PT
Susilia Indah Synthetic Fiber Industries (Sulindafin), dan PT Indorama Polychem
Indonesia yang juga telah menyatakan dukungannya atas permohonan ini .
24. Tabel dibawah ini menunjukkan data produksi PSF dari industri dalam negeri:
Tabel 3 Standing Petitioner
No. Keterangan 2017 Indeks
1. Pemohon 28,5 2. Pendukung 38,5 Pemohon +Pendukung 67 3. Abstain 33 4. Menolak - 5. Produksi Nasional 100
Sumber: Data Internal IDN, Diolah.
PTA
MEG
Polyester Chips
Polimerisasi
Additives
PSF
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 7
25. Berdasarkan resital 22-24 di atas, APSyFI telah memenuhi persyaratan ketentuan
pada Article5.4 Anti Dumping Agreement dan Pasal 1 ayat (17) PP 34/2011 untuk
dapat mewakili Industri Dalam Negeri (IDN) dalam hal tindakan anti dumping.
D. PASAR DOMESTIK BARANG YANG DISELIDIKI
26. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.6/PMK.010/2017, besaran tarif
bea masuk impor Most Favored Nation (MFN) untuk pos tarif PSFadalah 7,5%.
Berdasarkan ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA), tarif preferensi
(preferential tariff) untuk impor pos tarif tersebut yang berasal dari India adalah
5%, sedangkan berdasarkan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), tarif
preferensi (preferential tariff) untuk impor pos tarif tersebut yang berasal dari
Tiongkok adalah 5%, sedangkan besaran tarif bea masuk impor untuk Taiwan
berlaku MFN 7,5%.
Tabel 4 Perkembangan Konsumsi Nasional PSF
Negara 2015 2016 2017 Tren Impor Negara yang dikenakan BMAD 100 164 165 28,46
Impor Negara lainnya 100 104 121 10,13 Total Impor PSF 100 141 149 21,92 Penjualan IDN 100 101 88 (6,04) Penjualan IDN lainnya 100 91 107 3,50 Konsumsi Nasional 100 103 110 4,71
Sumber: Badan Pusat Statistik; Data InternalIDN, Diolah.
27. Tabel diatas menunjukkan bahwa selama periode 2015-2017 perkembangan
konsumsi nasional PSF di Indonesia mengalami peningkatan dengan tren sebesar
4,71% atau naik 55.000 MT selama 3 (tiga) tahun terakhir. Peningkatan konsumsi
nasional seiring dengan peningkatan impor dari Negara yang dikenakan BMAD,
impor Negara Lainnya, dan penjualan domestik IDN Lainnya, dimana hal ini
menunjukkan minat konsumen yang tinggi terhadap produk PSF.
Unit: Indeks
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 8
Grafik 1. Konsumsi Nasional, Penjualan IDN, Impor Negara yang Dikenakan BMAD, dan Impor Negara Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik; Jawaban Kuesioner IDN. Diolah.
28. Pada grafik di atas, terlihat bahwa impor negara yang dikenakan BMAD pada
2015-2017 mengalami peningkatan dengan tren sebesar 28,46% atau meningkat
sebesar 64 poin indeks pada tahun 2017. Pada periode yang sama penjualan IDN
mengalami penurunan sebesar 6,04% atau menurun sebesar 12 poin indeks pada
tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa pengenaan BMAD belum mencapai
tujuan remedy yang diharapkan, karena peningkatan konsumsi nasional masih
belum dapat dimanfaatkan oleh IDN untuk meningkatkan pangsa pasarnya.
E. PENENTUAN MARJIN DUMPING DAN KINERJA INDUSTRI DALAM NEGERI
Sesuai dengan article 11.3 Agreement on Implementation of Article VI of GATT
1994, KADI melakukan penyelidikan sunset review mengenai kemungkinan
berlanjut atau berulangnya dumping dan/atau kemungkinan berlanjut atau
berulangnya kerugian.
E.1 PENENTUAN MARJIN DUMPING
29. Penentuan marjin dumping terhadap India, Tiongkok, dan Taiwan adalah sebagai
berikut:
a. India
i. Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang
diperoleh dari jawaban kuesioner eksportir/eksportir produsen yang
kooperatif dalam penyelidikan yaitu Reliance Industries Limited (Reliance).
Data yang digunakan adalah data penjualan domestik Reliance dikurang
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
2015 2016 2017
Impor Negara yang dikenakan BMAD
Penjualan IDN
Konsumsi Nasional
Impor Negara lainnya
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 9
allowances yang diajukan dan dapat diterima sehingga didapatkan harga
domestik eks-pabrik. Terdapat 10 (sepuluh) Product Code Number (PCN) yang dijual di
Indonesia akan tetapi ada 1 (satu) PCN yang tidak dijual di domestik
sehingga nilai normalnya ditentukan dengan metode konstruksi, karena
tidak ada transaksi penjualan domestik untuk PCN tersebut. Metode
konstruksi nilai normal untuk PCN tersebut dilakukan dengan menambah
harga pokok penjualan PCN tersebut ke Indonesia (INDCOGS) ditambah
rata-rata operating expenses dan keuntungan yang wajar dari penjualan
domestik perusahaan tersebut.
ii. Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data penjualan
ekspor Reliance ke Indonesia. Harga ekspor eks-pabrik diperoleh dari
harga CIF dikurangi allowances yang diajukan yang dapat diterima.
iii. Berdasarkan perbandingan rata-rata tertimbang dari nilai normal dengan
harga ekspor pada tingkat perdagangan yang sama (eks-pabrik), masih
ditemukan marjin dumping untuk Reliance.
b. Tiongkok
i. Eksportir/eksportir produsen asal Tiongkok yang diketahui di dalam PMK
No.73/PMK.010/2016 tidak ada yang kooperatif. Sehingga perhitungan
marjin dumping untuk Tiongkok menggunakan data terbaik yang tersedia
pada KADI, yang diambil dari jurnal/publikasi.
ii. Perhitungan nilai normal menggunakan harga domestik rata-rata PSF di
Tiongkok, selama periode penyelidikan yang diperoleh dari sumber
independen, yang merupakan perusahaan konsultan yang terkait dengan
bahan kimia, dikurangi biaya transportasi dan ansuransi.
iii. Perhitungan harga ekspor Tiongkok ke Indonesia menggunakan harga
rata-rata CIF selama periode penyelidikan yang diperoleh dari data Badan
Pusat Statistik, dikurangi biaya transportasi dan asuransi yang dikonstruksi
dari data industri dalam negeri.
iv. Berdasarkan perhitungan nilai normal dan harga ekspor di atas, masih
ditemukan marjin dumping untuk perusahaan eksportir Tiongkok.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 10
c. Taiwan
i. Sesuai dengan resital 10, tidak ada satu pun eksportir produsen dari
Taiwan yang menyampaikan jawaban kuesioner, sehingga KADI
menetapkan besaran marjin dumping bagi seluruh perusahaan di Taiwan
dengan menggunakan data terbaik yang tersedia pada KADI.
ii. Perhitungan nilai normal menggunakan harga domestik rata-rata PSF di
Tiongkok, karena masih berada di dalam satu kawasan regional yang sama
dengan Taiwan, selama periode penyelidikan yang diperoleh dari sumber
independen (perusahaan konsultan yang terkait dengan bahan kimia),
dikurangi biaya transportasi dan ansuransi.
iii. Perhitungan harga ekspor menggunakan harga rata-rata CIF selama
periode penyelidikan yang diperoleh dari data Badan Pusat Statistik,
dikurangi biaya transportasi dan asuransi yang dikonstruksi dari data
industri dalam negeri.
iv. Berdasarkan perhitungan nilai normal dan harga ekspor di atas, masih
ditemukan marjin dumping untuk perusahaan eksportir Taiwan.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 11
E.2 KINERJA INDUSTRI DALAM NEGERI
30. Data dan informasi dalam laporan data utama ini yang bersifat sensitif secara
komersial disajikan dalam bentuk angka indeks untuk menjaga kerahasiaan data
pihak yang berkepentingan.
Tabel 5 Indikator Kinerja Industri Dalam Negeri
No. Indikator Unit Periode
Tren 2015 2016 2017
1. Pangsa Pasar % 100 96 79 (11,36)
2.
Volume Penjualan Domestik MT 100 101 88 (6,04)
Nilai Penjualan Domestik USD 100 97 93 (3,45)
3. Harga USD/MT 100 96 106 2,76 4. Produksi MT 100 90 83 (8,84) 5. Persediaan MT 100 69 99 (0,62)
6. Kapasitas Terpasang MT 100 100 100 -
7. Utilisasi Kapasitas % 100 90 83 (8,84) 8. Tenaga Kerja Org 100 83 78 (11,93) 9. Upah USD 100 105 98 (1,04)
10. Produktifitas Ton/Org 100 108 107 3,51
11. Laba (Rugi) Operasional USD (100) 181 171 -
12. Arus Kas Operasional* USD 100 273 265 62,83
13. Return on Investment (ROI)* % 100 (1.733) 2.667 -
14. Kemampuan Meningkatkan Modal*
% (100) 1,680 (2,060) -
15. Pertumbuhan (Aset)* % 100 (58) (44) -
Sumber: IDN, diolah.
*) Rasio diperoleh dengan menggunakan data yang mengandung nilai seluruh produk yang diproduksi
perusahaan bukan hanya produk yang diselidiki.
31. Tabel 5 di atas merupakan indikator kinerja ekonomi IDN yang digunakan KADI
sebagai dasar dalam menganalisa kerugian yang akan disampaikan pada resital
32-35.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 12
Tabel 6 Penjualan Domestik IDN, Konsumsi Nasional,dan Pangsa Pasar IDN
No. Indikator Unit 2015 2016 2017 Tren
1. Volume Penjualan Domestik MT 100 101 88 (6,04)
2. Konsumsi Nasional MT 100 103 110 4,71
3. Pangsa Pasar IDN % 100 96 79 (11,36)
Sumber: IDN, diolah.
32. Dari tabel di atas terlihat bahwa volume penjualan domestik IDN pada periode
2015-2017 mengalami penurunan dengan tren sebesar 6,04%, sedangkan
konsumsi nasional mengalami peningkatan dengan tren sebesar 4,71% pada
periode yang sama. Meskipun terjadi peningkatan konsumsi nasional, pangsa
pasar IDN mengalami penurunan yang signifikan dengan tren sebesar 11,36%.
Peningkatan konsumsi nasional PSF yang terjadi selama periode 2015-2017 tidak
dapat dimanfaatkan oleh IDN untuk meningkatkan pangsa pasarnya.
Tabel 7 Penjualan Domestik, Produksi, Kapasitas Terpasang, dan Utilisasi Kapasitas
No. Indikator Unit 2015 2016 2017 Tren
1. Volume Penjualan Domestik MT 100 101 88 (6,04)
2. Produksi MT 100 90 83 (8,84)
3. Kapasitas Terpasang MT 100 100 100 -
4. Utilisasi Kapasitas % 100 90 83 (8,84) Sumber: IDN, diolah.
33. Pada tabel di atas terlihat bahwa kapasitas terpasang IDN selama periode
penyelidikan stabil, namun karena IDN tidak dapat bersaing dengan barang impor
dumping, terjadi penurunan produksi dengan tren sebesar 8,84% diiringi dengan
penurunan penjualan domestik dengan tren sebesar 6,04% dan menyebabkan
penurunan utilisasi kapasitas dengan tren sebesar 8,84%.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 13
Tabel 8 Produksi, Tenaga Kerja, Produktivitas, dan Upah
No. Indikator Unit 2015 2016 2017 Tren
1. Produksi MT 100 90 83 (8,84)
2. Tenaga Kerja Org 100 83 78 (11,93)
3. Produktivitas MT/Org 100 108 107 3,51
4. Upah USD 100 105 98 (1,04)
Sumber: IDN, diolah.
34. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa selama periode 2015-2017 indikator
produktivitas IDN mengalami peningkatan dengan tren sebesar 3,51%, sedangkan
indikator produksi, tenaga kerja, dan upah mengalami penurunan. Peningkatan
yang terjadi pada indikator produktivitas disebabkan oleh penurunan yang
signifikan pada indikator tenaga kerja dengan tren sebesar 11,93%. Penurunan
yang terjadi pada indikator tenaga kerja tidak berdampak signifikan pada indikator
upah yang hanya mengalami penurunan dengan tren sebesar 1,04% pada periode
2015-2017. Hal ini disebakan oleh tingginya upah minimum regional (UMR) di
daerah Karawang yang harus dipenuhi oleh IDN, karena Karawang menduduki
UMR tertinggi di Indonesia. Tingginya upah tenaga kerja dan penurunan volume
produksi menyebabkan IDN terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerjanya untuk
dapat mempertahankan efisiensi dari biaya produksi.
Tabel 9 Laba (Rugi) Operasional, Kemampuan Meningkatkan Modal, dan Pertumbuhan (Aset)
No Indikator Unit 2015 2016 2017
1 Laba (Rugi) Operasional** USD (100) 181 171
2 Kemampuan Meningkatkan Modal*
% (100) 1,680 (2,060)
3 Pertumbuhan (Aset)* % 100 (58) (44)
4 Return on Investment (ROI)* % 100 (1,733) 2,667
Sumber: IDN, diolah.
*) Rasio diperoleh dengan menggunakan data yang mengandung nilai seluruh produk yang diproduksi
perusahaan bukan hanya produk yang diselidiki.
**) selama periode 2015-2017 nilai Laba (Rugi) Operasional memiliki angka negatif.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 14
35. Dari tabel di atas terlihat bahwa indikator laba (rugi) operasional dan kemampuan
meningkatkan modal IDN mengalami peningkatan pada periode 2015-2016,
namun pada tahun 2017 kerugian perusahaan kembali bertambah besar. Selain
itu, pada periode yang sama penurunan pertumbuhan aset IDN yang sangat
signifikan menyebabkan IDN tidak dapat memaksimalkan ROI yang masih di
bawah 1%.
F. HUBUNGAN KAUSAL
F.1 DAMPAK VOLUME IMPOR DUMPING (ABSOLUT)
Tabel 10 Perkembangan Volume Impor PSF
Negara 2015 2016 2017
Tren MT % MT % MT %
India 9.768 9 9.730 6 7.396 5 (12,98)
Tiongkok 53.352 50 96.173 64 100.521 63 37,26
Taiwan 3.616 3 3.277 2 2.215 1 (21,73) Total Impor Dumping 66.736 63 109.180 72 110.132 69 28,46
Lainnya 39.937 37 41.539 28 48.438 31 10,13
Total 106.672 100 150.718 100 158.571 100 21,92 Sumber: Litbang Kementerian Perdagangan, diolah.
Grafik 2. Perkembangan Impor PSF asal India, Tiongkok, dan Taiwan
Sumber: Litbang Kementerian Perdagangan, diolah.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 15
36. Pada periode 2015-2017, volume impor dari negara-negara yang dikenakan
BMAD mengalami peningkatan dengan tren sebesar 28,46%. Meskipun secara
terpisah volume impor dari India dan Taiwan mengalami penurunan dengan tren
sebesar 12,98% dan 21,73%, akan tetapi tingginya volume impor Tiongkok selama
periode tersebut menyebabkan pangsa impor secara kumulatif dari negara-negara
yang dikenakan BMAD mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan
mendominasi pangsa impor PSF di Indonesia.
F.2 DAMPAK VOLUME IMPOR DUMPING (RELATIF TERHADAP KONSUMSI NASIONAL)
Tabel 11 Perkembangan Pangsa Pasar PSF
Negara 2015 2016 2017
Tren Index Index Index
Penjualan IDN 100 101 88 (6,04) Penjualan Industri Dalam Negeri Lainnya 100 91 107 3,50
Impor Dumping 100 164 165 28,46
Impor Negara Lainnya 100 104 121 10,13
Konsumsi Nasional 100 103 110 4,71 Sumber: Litbang Kementerian Perdagangan dan data internal IDN, diolah.
37. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa selama periode 2015-2017 pangsa pasar
impor PSF dari negara-negara yang dikenakan BMAD meningkat dengan tren
sebesar 28,46%, sedangkan pangsa pasar IDN mengalami penurunan dengan
tren sebesar 6,04%. Hal ini menunjukkan bahwa selama masa pengenaan BMAD,
IDN belum dapat meningkatkan pangsa pasarnya meskipun terjadi peningkatan
konsumsi nasional. Meskipun pangsa pasar IDN lainnya juga meningkat, namun
secara tren peningkatannya sangat kecil yatu sebesar 3,50%, bila dibandingkan
dengan peningkatan tren impor dari negara yang dituduh dumping yaitu sebesar
28,46%. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi nasional dipenuhi oleh
barang impor khususnya impor dari negara-negara yang dikenakan BMAD.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 16
F.3 DAMPAK HARGA IMPOR DUMPING (PRICE SUPRESSION)
Tabel 12 Harga Jual Domestik dan Harga Pokok Penjualan IDN Unit: Indeks
No Keterangan 2015 2016 2017 1. Harga Jual Domestik 100 96 106 2. Harga Pokok Penjualan 108 99 109
3. Selisih (8) (2) (4) Sumber: Data internal IDN, Diolah.
38. Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa selama periode 2015-2017 IDN selalu
menjual di bawah harga pokok penjualan. Hal ini terjadi dikarenakan IDN berusaha
untuk dapat bersaing dengan barang impor dumping yang membanjiri pasar
domestik.
G. KEMUNGKINAN KERUGIAN DAN/ATAU DUMPING MASIH TETAP BERLANJUT DAN/ATAU AKAN BERULANG KEMBALI
G.2 KAPASITAS TEPASANG, PRODUKSI, KONSUMSI, DAN EXCESS CAPACITY PSF DI INDIA, TAIWAN, DAN TIONGKOK INDIA
39. Selama periode 2015-2017, kapasitas terpasang di India tidak mengalami
perubahan, namun produksi PSF di India terus meningkat, dimana pada tahun
2015 India memproduksi 1.375.000 MT dan pada tahun 2017 produksi naik
menjadi 1.449.000 MT. Di lain pihak, permintaan domestik PSF di India relatif
stabil, yaitu dengan tren sebesar 1% selama periode 2015-2017.
Tabel 13 Kapasitas Terpasang, Produksi, Permintaan Domestik, dan Excess Capacity PSF India
Keterangan MT Tren 2015 2016 2017 Kapasitas Terpasang 1.730.000 1.730.000 1.730.000 - Produksi 1.375.000 1.421.000 1.449.000 3 Permintaan Domestik 1.297.208 1.306.213 1.321.827 1 Excess Capacity 432.792 423.787 408.173 (3)
Sumber: 6th Petrochemical Conclave. “Polyester Outlook:New Avenues & Challenges”.29
July 2017. Diolah.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 17
Grafik 3. Produksi, Permintaan Domestik, dan Excess Capacity di India
Sumber:6th Petrochemical Conclave. “Polyester Outlook:New Avenues & Challenges”.29
July 2017. Diolah.
40. Kapasitas terpasang untuk produksi PSF di India tidak mengalami peningkatan
selama periode 2015-2017. Namun demikian, produksi PSF India masih bisa
ditingkatkan karena kapasitas terpakai hingga tahun 2017 masih sebesar 84%. Hal
ini dapat mengakibatkan kemungkinan eksportir akan melakukan ekspor PSF yang
berlebih dengan harga dumping.
Tabel 14 Harga Ekspor PSF asal India
No. Negara Tujuan
Harga (USD/Ton) Tren (%)
2015 2016 2017 1. Indonesia 1.054 941 1.072 1 2. Dunia 1.138 1.019 1.115 (1)
Sumber: Trade Maps, Diolah.
Grafik 4. Perkembangan Harga Ekspor PSF asal India ke Indonesia dan
Dunia
Sumber: Trade Maps, Diolah.
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2015 2016 2017
Produksi
Excess Capacity
Permintaan Domestik
0
200
400
600
800
1.000
1.200
2015 2016 2017
Indonesia
Dunia
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 18
41. Pada tabel di atas terlihat bahwa selama periode 2015-2017 harga ekspor PSF
India ke Indonesia dan dunia relatif stabil, namun demikian apabila dibandingkan
harga ekspor India ke Indonesia jauh lebih rendah bila dibadingkan dengan rata-
rata harga ekspor India ke Dunia.
TAIWAN
42. Selama periode 2015-2017, produksi nasional Taiwan selalu lebih besar
dibandingkan dengan permintaan domestik Taiwan sebagaimana terlihat pada
tabel di bawah.
Tabel 15 Kapasitas Terpasang, Produksi, Permintaan Domestik, dan
Excess Capacity PSF Taiwan
Keterangan MT
Tren 2015 2016 2017
Kapasitas Terpasang 708.705 733.339 709.544 0 Produksi 531.529 550.004 532.158 0 Permintaan Domestik 177.883 170.633 161.823 (5) Excess Capacity 530.822 562.706 547.721 2
Sumber: 6th Petrochemical Conclave. “Polyester Outlook:New Avenues & Challenges”.29
July 2017. Diolah.
Grafik5. Produksi, Permintaan Domestik, dan Excess Capacity di Taiwan
Sumber: 6th Petrochemical Conclave. “Polyester Outlook:New Avenues & Challenges”.29
July 2017. Diolah.
43. Kapasitas terpasang dan produksi PSF di Taiwan selama periode 2015-2017
relatif stabil. Sedangan kebutuhan domestik Taiwan hanya sebesar 30% dari total
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
2015 2016 2017
Produksi
Permintaan Domestik
Excess Capacity
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 19
produksinya. Hal ini menunjukan bahwa Taiwan merupakan negara yang
berorientasi ekspor. Selain itu permintaan domestik Taiwan terus mengalami
penurunan dengan tren sebesar 5% sehingga menyebabkan excess capacity di
Taiwan mengalami peningkatan dengan tren sebesar 2% pada periode yang
sama. Hal ini berpotensi terjadinya peningkatan ekspor Taiwan kembali ke
Indonesia.
Tabel 16 Harga Ekspor PSF asal Taiwan
No. Negara Tujuan
Harga (USD/Ton) Tren (%)
2015 2016 2017 1. Indonesia 1.245 1.099 1.124 (5) 2. Dunia 1.248 1.097 1.196 (2)
Sumber: Trade Maps, Diolah.
Grafik 6. Perkembangan Harga Ekspor PSF asal Taiwan ke Indonesia dan Dunia
Sumber: Trade Maps, Diolah.
44. Pada tabel di atas terlihat bahwa selama periode 2015-2017 harga ekspor PSF
Taiwan ke Indonesia dan Dunia masing-masing mengalami penurunan dengan
tren sebesar 5% dan 2%. Selama periode 2015-2016 harga ekspor Taiwan ke
Indonesia dan Dunia relatif sama, akan tetapi pada tahun 2017 selisih harga
keduanya mengalami peningkatan yang cukup besar. Dimana harga ekspor PSF
ke Indonesia lebih rendah 6% dibandingkan dengan harga ekspor PSF Taiwan ke
dunia.
1.000
1.050
1.100
1.150
1.200
1.250
1.300
2015 2016 2017
Indonesia
Dunia
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 20
TIONGKOK
Tabel 17 Kapasitas Terpasang, Produksi, Permintaan Domestik, dan Excess Capacity PSF Tiongkok
Keterangan MT
Tren 2015 2016 2017
Kapasitas Terpasang 10.832.000 16.060.000 16.060.000 22
Produksi 6.609.813 9.800.000 9.800.000 22
Permintaan Domestik 5.790.491 8.914.763 8.954.654 24
Excess Capacity 5.041.509 7.145.237 7.105.346 19 Sumber: 6th Petrochemical Conclave. “Polyester Outlook:New Avenues & Challenges”.29 July
2017. Diolah.
Grafik 7. Produksi, Permintaan Domestik, dan Excess Capacity di Tiongkok
Sumber: 6th Petrochemical Conclave. “Polyester Outlook:New Avenues & Challenges”.29 July 2017.
Diolah.
45. Pada tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan kapasitas terpasang PSF di
Tiongkok pada tahun 2016 sebesar 48%. Kapasitas terpasang tersebut jauh lebih
besar dari pada produksi nasional sehingga terdapat excess capacity yang sangat
besar selama periode 2015-2017. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan di Tiongkok untuk sewaktu-waktu dapat meningkatkan ekspornya
apabila permintaan pasar luar negeri meningkat.
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
2015 2016 2017
Produksi
Permintaan Domestik
Excess Capacity
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 21
Tabel 18 Harga Ekspor PSF asal Tiongkok
No. Negara Tujuan
Harga (USD/Ton) Tren (%)
2015 2016 2017 1. Indonesia 1.027 898 1.012 (1) 2. Dunia 1.047 935 1.025 (1)
Sumber: Trade Maps, Diolah.
Grafik 8. Perkembangan Harga Ekspor PSF asal Tiongkok ke Indonesia dan Dunia
Sumber: Trade Maps, Diolah.
46. Pada tabel di atas terlihat bahwa selama periode 2015-2017 harga ekspor
Tiongkok ke Indonesia dan Dunia relatif stabil dengan tren penurunan yang hanya
sebesar 1%. Akan tetapi selama periode tersebut harga ekspor Tiongkok ke
Indonesia selalu lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata harga ekspor
PSF Tiongkok ke Dunia.
800
850
900
950
1.000
1.050
1.100
2015 2016 2017
Indonesia
Dunia
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 22
G.2 DUMPING KE NEGARA KETIGA
Tabel 19 Pengenaan BMAD Produk PSF asal India, Tiongkok, dan Taiwan
No Negara yang mengenakan
Negara yang dikenakan
Besaran BMAD
Tanggal Pengenaan Keterangan
1 Pakistan China 2.82%-11.51% 03/10/2015
2 Amerika Serikat China 3.47%-
44.30% 01/06/2007 Tgl Perpanjangan Terakhir: 4 April 2018
3 Amerika Serikat India 21.43% 30/05/2018
4 Amerika Serikat China 65.17%-
103.06% 30/05/2018
5 Amerika Serikat Taiwan 3.79%-
11.5% 25/05/2000
Tgl Perpanjangan Terakhir:10 Februari 2017
Sumber:
1. Semi Annual Report USA, World Trade Organization (WTO), 18 September 2018, Diolah.
2. Report on Final Determination and Levy of Definitive Antidumping Duties on Imports of Polyester Staple Fiber
(not exceeding 2.0. denier) (PSF) into Pakistan Originating in and/or Exported from the People’s Republic of
China, National Tariff Commision of Government of Pakistan, 2 Februari 2018, Diolah.
47. Pada tabel di atas terlihat bahwa Amerika Serikat (AS) dan Pakistan juga
mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap India, Tiongkok dan
Taiwan, dengan besaran antara 2,82% - 103,06%. Hal ini menunjukkan bahwa
PSF asal India, Tiongkok, dan Taiwan mendapatkan hambatan dari negara lain
sehingga mereka memerlukan pasar ekspor yang baru untuk menyerap produk
PSF-nya.
Tabel 20 Volume Ekspor PSF oleh India, Tiongkok, dan Taiwan ke Negara Mitra
No. Negara Tujuan 2015 2016 2017 Tren (%)
Ekspor India (Ton) 1. Amerika Serikat 208.160 206.147 166.852 11,2 2. Dunia 176.596 207.265 218.421 10,9
Ekspor Tiongkok (Ton) 1. Amerika Serikat 208.160 206.147 166.852 (10) 2. Pakistan 120.348 82.875 75.308 (21) 3. Dunia 943.622 1.006.786 1.002.673 3
Ekspor Taiwan (Ton) 1. Amerika Serikat 33.251 40.260 31.561 (3) 2. Dunia 361.285 388.979 382.210 3
Sumber: Trade Maps, Diolah.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 23
48. Dari tabel di atas terlihat bahwa pengenaan BMAD terhadap impor PSF asal
Tiongkok dan Taiwan yang dilakukan oleh AS dan Pakistan berdampak pada
terjadinya penurunan yang signifikan terhadap volume impor PSF dari kedua
Negara tersebut. Selama periode 2015-2017, volume PSF impor asal Tiongkok
dan Taiwan di AS mengalami penurunan dengan tren sebesar 10% dan 3%,
sedangkan volume PSF impor asal Tiongkok di Pakistan mengalami penurunan
yang cukup besar dengan tren sebesar 21%.
H. TANGGAPAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
H.1 Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)
49. Khusus untuk profit/loss, dan return on investment API mencatat terdapat
perbedaan yang signifikan antara data pada permohonan dan Essential Facts (EF)
sebagaimana ditunjukkan pada table berikut. API meragukan penyuguhan data
tersebut dan perbedaan tersebut tidak reasonable karena data penjualan
Pemohon tidak mengalami perubahan diantara permohonan dan EF. Tanggapan KADI: Data dalam indikator kinerja yang disampaikan dalam tahap Permohonan
termasuk profit/loss dan return on investment (ROI) merupakan data yang terdapat
di dalam laporan keuangan konsolidasi, dimana sesuai dengan Anti Dumping
Agreement dan PP No. 34 Tahun 2011, bukti dalam tahap permohonan adalah
merupakan bukti awal (prima facie evidence). Dalam penyelidikan, KADI
memeriksa lebih mendalam dan memisahkan data dalam laporan keuangan dari
produk lain dan data keuangan dari anak perusahaan, sehingga data-data yang
tersaji dalam indikator kinerja yang disampaikan dalam Laporan Data Utama
Penyelidikan merupakan indikator kinerja yang bersumber dari laporan keuangan
yang hanya meliputi laporan mengenai product concern (bukan konsolidasi),
sehingga dapat memberikan gambaran keadaan yang sesungguhnya dari produk
yang diselidiki.
50. Diketahui bahwa Indorama Group yang merupakan pemohon utama dari
keseluruhan investigasi anti-dumping PSF memiliki pabrik PSF di Thailand,
dimana Thailand merupakan eksportir terbesar PSF di Indonesia. Dikecualikannya
Thailand dalam analisis KADI dalam sunset review ini menyebabkan hasil EF
KADI menjadi bias dan tidak dapat diterima.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 24
Tanggapan KADI: Klaim bahwa Indorama Group merupakan pemohon utama dalam penyelidikan ini
adalah tidak tepat. Pemohon dalam penyelidikan Sunset Review ini adalah ApSyFI
yang diwakili 2 anggotanya. Dari tabel 2 di atas, diketahui bahwa Pemohon hanya
merupakan 28,5% dari total produksi nasional, dimana PT. Indorama Synthetics
Tbk., bukan merupakan mayoritas. Penyelidikan sunset review produk PSF
dilakukan berdasarkan PMK Nomor: 73/PMK.010/2016, dimana dalam PMK
tersebut negara yang diselidiki adalah India, Tiongkok, dan Taiwan. Berdasarkan
data impor BPS, harga produk PSF impor asal Thailand mengalami tren
peningkatan selama periode 2015-2017 dan berada diatas harga rata-rata impor
dumping PSF.
51. ...Disinyalir bahwa Indorama melakukan transfer pricing at cost atas penjualan
PSF captive ke Industri spun yarn Indorama sendiri sehingga mempengaruhi
kinerja domestik PSF Indorama.
Tanggapan KADI: KADI tidak dapat menanggapi tuduhan bahwa PT. Indorama Synthetics Tbk
melakukan transfer pricing at cost atas penjualan PSF captive kepada industri
hilirnya, karena klaim ini tidak disertai bukti. Selain itu, mengingat bahwa status
PT. Indorama Synthetics Tbk, merupakan perusahaan publik yang diaudit dan
diawasi oleh Lembaga Pemerintah. Berdasarkan hasil penyelidikan, PT Indorama
Synthetics Tbk tidak melakukan konsumsi captive atas produk PSF, namun supply
PSF terhadap divisi spinning diperoleh melalui impor dari berbagai negara, dimana
bahan baku mayoritas dari divisi ini adalah katun dan bukan PSF.
52. Selanjutnya, kenaikan impor PSF dari RRT lebih disebabkan oleh tidak
ditemukannya dumping pada dua perusahaan RRT. Impor PSF dari RRT bukan
merupakan impor dumping dan di dalam analisisnya seharusnya KADI
mengeluarkan impor yang tidak dumping dari review untuk memperoleh hasil
kajian yang objektif.
Tanggapan KADI: Dalam penyelidikan KADI diketahui bahwa impor PSF yang berasal dari 2 (dua)
perusahaan asal RRT yang tidak dikenakan BMAD bukanlah mayoritas impor PSF
asal Tiongkok. Selain itu, sunset review tidak terdapat landasan hukum yang
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 25
mengharuskan dikeluarkannya volume impor yang berasal dari eksportir yang
tidak terbukti dumping dalam penyelidikan. Merujuk pada Appellate Body untuk
kasus US-Corrosion-Resistent Steel Sunset Review dimana dalam penyelidikan
sunset review, otoritas penyelidik harus dapat membuktikan bahwa penghentian
pengenaan BMAD dapat menyebabkan berlanjutnya atau berulangnya tindakan
dumping. Berdasarkan best practice di beberapa Negara anggota WTO, antara
lain India dan Kanada dimana dalam penyelidikan sunset review impor dari
eksportir yang tidak dikenakan BMAD tidak dikeluarkan dalam penyelidikan.
53. Bahkan pada tahun 2018 Indorama kembali melakukan perluasan pabrik PSF
sebesar 20% dari total kapasitas yang ada (Lihat Exhibit 1 terlampir). Bukti ini
telah secara signifikan membuat kajian KADI dalam EF menjadi tidak valid dan
karenanya perpanjangan BMAD yang melalui sunset review ke 2 tidak dapat
dibenarkan.
Tanggapan KADI: Dalam penyelidikan diketahui bahwa PT. Indorama Synthetics Tbk. berencana
untuk menaikan kapasitas produksi sebesar 20% secara bertahap hingga tahun
2020 sehingga dapat memenuhi permintaan domestik. Berdasarkan data
publikasi, terjadinya ekspansi karena ada sumber dana lain atas hasil penjualan
seluruh saham yang terdapat pada PT Indorama Petrochemicals Indonesia (IPI) dengan nilai penjualan yang mencapai US$ 55,14 juta1
54. Terdapat sedikitnya 2 permasalahan pengenaan BMAD impor PSF melalui PMK
73/2016, yaitu (1) dikenakannya BMAD pada interim review atas impor dari tiga
produsen RRT yang tidak terbukti dumping pada penyelidikan awal, yaitu
Zangjiagang Chenxin Chemical Fiber Co. Ltd., Jiangyin Hailun Chemical Fiber Co.
Ltd. dan Nanyang Textile Co. Ltd.; dan (2) PMK 73/2016 secara hukum
dikeluarkan secara tidak sah (kadaluarsa).
. Selain itu, pengenaan
BMAD bertujuan untuk memulihkan kerugian industri dalam negeri akibat barang
impor dumping. Sebagaimana tercantum pada tabel 5 Indikator Kinerja IDN
meskipun terdapat beberapa indikator yang mengalami peningkatan akan tetapi
jika dilihat dari indikator laba/rugi, IDN masih menunjukkan angka negatif (rugi).
1 Azizah Nur Alfi, “Ini Alasan Laba Bersih Indo-Rama Synthetics (INDR) Bakal Terdongkrak Tahun Ini”, di akses dari http://bisnis.com /, pada tanggal 6 Januari 2019.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 26
Tanggapan KADI: Penyelidikan yang dilakukan KADI telah sesuai dengan PP 34/2011, sehingga
KADI tetap melanjutkan penyelidikannya. Berdasarkan pasal 33 ayat (4) dan pasal
35 ayat (4) PP No. 34 tahun 2011, perubahan margin dumping dapat dilakukan
dengan menggunakan mekanisme penyelidikan interim review. Oleh sebab itu,
Zangjiagang Chenxin Chemical Fiber Co. Ltd., Jiangyin Hailun Chemical Fiber Co.
Ltd. dan Nanyang Textile Co. Ltd., semestinya tetap mengikuti prosedur
penyelidikan baik awal maupun review, karena sesuai dengan pasal 15 PP
34/2011 dalam hal eksportir/produsen menolak memberikan penjelasan dan/atau
dokumen atau menghalangi penyelidikan, KADI melakukan penyelidikan
berdasarkan bukti yang dimiliki. Selanjutnya PMK 73/2016 telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan ditetapkan secara sah oleh Pemerintah karena
merujuk kepada Article 11.3 ADA, pasal 35 ayat (3) PP 34/2011, pasal 23 ayat (3)
Permendag RI No.76/M-Dag/Per/12/2012 yang menyatakan bahwa pelaksanaan
penyelidikan sunset review tidak menghentikan pengenaan BMAD yang telah
ditetapkan.
55. Diperpanjangnya BMAD akan menciptakan persaingan yang tidak sehat, karena
Indorama akan menguasai dan mengendalikan produk hulu (PSF) dan hilir (spun
yarn), sehingga tidak akan terdapat level playing field yang seimbang dalam
industri pemintalan di Indonesia.
Tanggapan KADI: Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh KADI diketahui bahwa
produksi PSF Indorama pada periode penyelidikan bukan mayoritas sehingga
tuduhan API bahwa Indorama akan menguasai dan mengendalikan produk PSF
adalah tidak benar. Selain itu, sebagaimana yang telah disampaikan dalam
tanggapan KADI pada resital 51 Indorama tidak melakukan konsumsi captive atas
produk PSF. Tujuan dari penyelidikan sunset review adalah untuk membuktikan
apakah kerugian yang dialami IDN masih berlanjut atau akan berulang kembali
apabila pengenaan BMAD tidak diperpanjang.
Untuk menjamin isu persaingan usaha dan pengendalian harga, Pemerintah juga
turut melibatkan kementerian dan lembaga terkait dalam mempertimbangkan
keputusan untuk pengenaan maupun perpanjangan BMAD.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 27
56. Selanjutnya, terdapat bukti yang tidak terbantahkan bahwa salah satu Pemohon
PT Asia Pacific Fibers Tbk. (“APF”) mengalami masalah internal yang belum
terpulihkan sehingga menjadi beban keuangan yang masif. Diketahui bahwa APF
memiliki jumlah hutang yang sangat signifikan (mencapai USD 950 Juta per QI
2018 (merupakan warisan hutang yang sudah ada sebelum 2018), atau setara
dengan Rp. 138 Triliun dengan asumsi kurs 1 USD = Rp. 14.500,-) yang masih
menjalami proses restrukturisasi sampai dengan saat ini (lihat Exhibit 3). Hutang
awal APF adalah US$ 1 miliar, suatu jumlah yang sama super masif dan tentunya
menggerogoti keuangan APF dengan adanya beban bunga yang tinggi. Tanggapan KADI: Berdasarkan hasil penyelidikan, sebagian besar data yang disampaikan dalam
indikator kinerja IDN adalah data yang sudah dipisahkan antara kinerja
perusahaan secara keseluruhan dengan kinerja produk PSF saja. Sedangkan
data-data yang tidak dapat dipisahkan secara aktual telah dilakukan alokasi untuk
mencerminkan kinerja IDN yang hanya terkait dengan product concern.
Sebagaimana disampaikan pada resital 30, indikator kinerja IDN tidak ada
kaitannya dengan jumlah hutang yang diklaim oleh API karena data
finance/interest expense bukan merupakan bagian dari indikator kinerja IDN.
57. Fakta-fakta diatas semakin menunjukkan bahwa pengenaan BMAD atas impor
PSF sudah tidak lagi relevan, dan bahkan API meyakini instrumen BMAD telah
disalah gunakan (abuse) oleh Pemohon untuk menekan industri hilir melalui
pengendalian harga jual yang tidak adil untuk para pengguna PSF di Indonesia.
Tanggapan KADI: Perpanjangan pengenaan BMAD melalui penyelidikan sunset review adalah hak
setiap negara anggota WTO, yang telah disepakati dalam dalam WTO
Antidumping Agreement dan diatur dalam PP No. 34 tahun 2011 selama
persyaratan dapat terpenuhi. Sebagaimana diketahui dan merupakan best practice
dihampir semua negara anggota WTO, terdapat perbedaan fokus dari
penyelidikan awal dan penyelidikan sunset review. Dimana penyelidikan awal
berorientasi untuk membuktikan keberadaan dumping, kerugian dan hubungan
kausal, sedangkan penyelidikan sunset review bertujuan untuk mengkaji
kemungkinan kerugian atau dumping masih tetap berlanjut dan/atau akan
berulang kembali jika pengenaan BMAD dihentikan. Oleh sebab itu, tidak tepat bila
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 28
dikatakan bahwa instrumen BMAD disalahgunakan untuk menekan industri hilir.
Selain itu, untuk menjamin isu persaingan usaha dan pengendalian harga,
Pemerintah juga turut melibatkan kementerian dan lembaga terkait dalam
mempertimbangkan keputusan untuk pengenaan maupun perpanjangan BMAD.
58. Sebaliknya, adanya penerapan BMAD yang sudah berlangsung selama 8 tahun
sangat merugikan bahkan mengorbankan para anggota API dalam jumlah yang
lebih besar. Penelusuran awal API menemukan sedikitnya 10 perusahaan benang
hilir pengguna PSF sudah berhenti beroperasi selama masa pengenaan BMAD.
Tanggapan KADI: Instrumen trade remedies adalah instrumen pengamanan perdagangan yang
bertujuan untuk melindungi Industri Dalam Negeri dari praktik persaingan dagang
yang tidak adil. Berdasarkan hasil penyelidikan terbukti bahwa masih berlanjutnya
praktik dumping yang dilakukan oleh eksportir/eksportir produsen asal India,
Tiongkok, dan Taiwan dan indikator kinerja IDN yang masih belum sepenuhnya
pulih dari kerugian yang dialami. Sebagaimana diungkapkan oleh IDN dalam
dengar pendapat bahwa kerusakan rantai integrasi TPT nasional disebabkan
adanya impor dumping. Oleh sebab itu, pengenaan BMAD akan berdampak
terhadap pengurangan impor PSF yang telah terbukti melakukan praktik dagang
curang sekaligus diharapkan mampu meningkatkan sinergi industri TPT nasional.
Sesuai dengan Pasal 25 PP 34 tahun 2011, Pemerintah akan melakukan analisa
dampak terhadap pengenaan BMAD untuk memperoleh pertimbangan dalam
rangka kepentingan nasional.
59. Bahwa Pemohon menyampaikan fakta secara dangkal termasuk adanya kelebihan
kapasitas. Apabila informasi itu benar, Pemohon tidak menjelaskan secara
rasional dan realistis bagaimana situasi tersebut relevan dengan perpanjangan
BMAD PSF dengan adanya 2, bahkan 5 perusahaan RRT diketemukan tidak
dumping.
Tanggapan KADI: Sebagaimana telah disampaikan pada resital 39-46 bahwa terdapat ancaman dari
India, Taiwan dan RRT yang kemungkinan akan melakukan ekspor dengan
kuantitas yang lebih besar dengan harga dumping mengingat negara – negara
tersebut masih memiliki excess capacity yang sangat signifikan dikarenakan
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 29
rendahnya permintaan di pasar domestik mereka jika dibandingkan dengan
kapasitas terpasang IDN di masing-masing negara dan telah terbukti bahwa
mereka selalu menjual PSF ke Indonesia dengan harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga ekspor mereka ke negara – negara lainnya (dunia)
sebagaimana yang telah disampaikan pada tabel 14,16, dan 18)
60. Produk PSF tersebut digunakan sebagai bahan baku Industri Kain, dimana
selanjutnya kain dimaksud digunakan sebagai bahan baku industri pakaian
jadi/garmen dan industri tekstil lainnya. Oleh karenanya, jika ada kenaikan biaya
sekecil apapun mulai dari bahan baku PSF sampai dengan produk jadi Garmen
akan menaikan harga jual yang akhirnya mengikis daya saing produk TPT
nasional baik di pasar domestik maupun ekspor.
Tanggapan KADI: Penyelidikan sunset review dilakukan untuk membuktikan apakah kerugian yang
dialami IDN masih berlanjut atau akan berulang kembali apabila pengenaan
BMAD tidak diperpanjang. Sebagaimana diungkapkan oleh IDN dalam dengar
pendapat bahwa kerusakan rantai integrasi TPT nasional disebabkan adanya
impor dumping. Oleh sebab itu, pengenaan BMAD akan berdampak terhadap
pengurangan impor PSF yang telah terbukti melakukan praktik dagang curang
sekaligus diharapkan mampu meningkatkan sinergi industri TPT nasional. Sesuai
dengan Pasal 25 PP 34 tahun 2011, Pemerintah akan melakukan analisa dampak
terhadap pengenaan BMAD untuk memperoleh pertimbangan dalam rangka
kepentingan nasional.
61. Bahwa API mencatat pernyataan Pemohon yang menyebutkan bahwa
penyelidikan Sunset Review bertujuan untuk menentukan apakah pengenaan
BMAD dengan diperpanjang atau dihentikan, dengan menganalisa kemungkinan
dumping dan/atau kerugian yang diderita Pemohon masih tetap berlanjut, namun
demikian API memandang bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan secara serta
merta dan harus dibuktikan berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Tanggapan KADI: Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan KADI terbukti masih berlanjutnya
praktik dumping yang dilakukan oleh eksportir/eksportir produsen asal India,
Tiongkok, dan Taiwan. KADI telah menganalisa dan melakukan verifikasi terhadap
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 30
data yang disampaikan IDN. Sebagaimana yang telah disampaikan pada tabel 5
Indikator Kinerja IDN, bahwa kinerja ekonomi IDN belum sepenuhnya pulih dari
kerugian yang dialami. Meskipun BMAD telah dikenakan, akan tetapi terjadi
peningkatan yang signifikan atas pangsa impor dari India, Tiongkok, dan Taiwan.
Selain itu, negara-negara tersebut diketahui masih memiliki excess capacity yang
besar sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila pengenaan BMAD dihentikan
maka kemungkinan impor dumping akan membanjiri pasar domestik. Penyelidikan
sunset review ini telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
H.2 Kedutaan Besar India
62. ...The Trade Defence Wing, DGTR, Department of Commerce would like to make
the following submission:
1. There exists a demand supply gap of PUR in Indonesia which can only be met
through imports as there has been no capacity addition by Domestic Industry
in Indonesia.
2. The Domestic Industry in Indonesia, particularly PT Asia Pacific Fibers, Tbk.
and PT Indorama Synthetic, Tbk. has shown strong financial and economic
performance during Calendar years 2015, 2016, and 2017.
3. The Domestic Industry in Indonesia has provided protection in its earlier
imposition of ADD and any further extension through this SSR will not be
cosistent with the WTO provisions as there have been minimum export from
India and the claimed injury by Domestic Industry has not only been mitigated
completely, rather the Domestic Industry in Indonesia is having a robuct
economic and financial performance.
4. Any conclusion on likelihood/threat of Dumping and Injury in future is based
only on conjectures as there is no convincing and credible data and evidence
to justify extension of existing Anti-dumping measures.
5. India and Indonesia have promising bilateral economic ties. In view of the
above submission, Government of India believes that teh Anti-dumping duty
on imports of Polyester Stable Fiber from India would be discontinued.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 31
Tanggapan KADI: Perpanjangan pengenaan BMAD melalui penyelidikan sunset review adalah hak
yang diatur baik dalam WTO Antidumping Agreement maupun dalam PP 34/2011
selama persyaratan yang diatur dapat terpenuhi. Perpanjangan BMAD lebih dari
satu periode sangatlah lazim di negara-negara anggota WTO.
Dalam penyelidikan sunset review ini KADI telah membuktikan bahwa masih
berlanjutnya praktik dumping yang dilakukan oleh eksportir/eksportir produsen asal
India, Tiongkok, dan Taiwan, indikator kinerja IDN yang masih belum sepenuhnya
pulih dari kerugian, serta terjadinya peningkatan yang signifikan atas pangsa impor
dan excess capacity dari negara-negara yang dikenakan BMAD. Selain itu IDN
memiliki kapasitas yang cukup (830.000 MT) untuk memenuhi kebutuhan nasional
(625.000 MT). Kesimpulan ini didasarkan pada positive evidence yang bersumber
dari data-data yang reliable dan bukan hanya merupakan asumsi dari otoritas.
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 32
I. KESIMPULAN 63. Berdasarkan hasil penyelidikan, KADI menyimpulkan sebagai berikut:
a. Sesuai pasal 11.3 ADA, tujuan dari penyelidikan sunset review adalah untuk
menentukan apakah dumping atau kerugian tetap berlanjut atau berulang
kembali jika pengenaan BMAD dihentikan. Hasil penyelidikan KADI
membuktikan bahwa India, Tiongkok, dan Taiwan diketahui memiliki excess
capacity yang sangat signifikan (resital 39-46). Selain itu, ketiga negara
tersebut memiliki harga ekspor ke Indonesia yang lebih rendah dari rata-rata
harga ekspor masing-masing negara ke Dunia ditambah lagi terdapat
pengenaan BMAD oleh Amerika Serikat dan Pakistan untuk produk PSF
terhadap ketiga negara tersebut sehingga kondisi-kondisi di atas dapat
memicu peralihan ekspor dari ketiga negara tersebut kepada Indonesia
apabila pengenaan BMAD tidak dilanjutkan. Penghentian BMAD terhadap
ketiga negara yang dikenakan BMAD dapat menyebabkan banjirnya produk
PSF impor di dalam pasar domestik sehingga menyebabkan unfair trade
karena barang impor tersebut mengandung damping dan mengancam pasar
IDN.
b. Berdasarkan resital 29 di atas, masih ditemukan marjin dumping yang
dilakukan oleh perusahaan dari India, Tiongkok, dan Taiwan yang saat ini
dikenakan BMAD, sehingga dapat disimpulkan bahwa praktik dumping masih
berlanjut.
c. Berdasarkan resital 30-35 di atas, terjadi penurunan pada beberapa kinerja
ekonomi IDN selama periode 2015-2017 yaitu nilai dan volume penjualan
domestik, produksi, utilisasi kapasitas, tenaga kerja, upah, dan kemampuan
meningkatkan modal. Selain itu terdapat beberapa indikator yang mengalami
peningkatan yaitu produktifitas dan arus kas operasional. Terdapat juga
beberapa indikator yang mengalami peningkatan akan tetapi masih memiliki
nilai negatif yaitu rugi operasional dan pertumbuhan aset. IDN belum
sepenuhnya pulih dari kerugian yang dialami sehingga apabila pengenaan
BMAD dihentikan maka kerugian IDN akan semakin parah.
d. Berdasarkan resital 36-37 di atas, pangsa impor dari negara-negara yang
dikenakan BMAD mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan
mendominasi pangsa impor PSF di Indonesia. Secara relatif selama periode
penyelidikan pangsa pasar impor dari negara-negara yang dikenakan BMAD
mengalami peningkatakan yang siginifikan sedangkan pangsa pasar IDN
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN SUNSET REVIEW TERHADAP PRODUK POLYESTER STAPLE FIBER (PSF) YANG BERASAL DARI INDIA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, DAN TAIWAN
Komite Anti Dumping Indonesia [Versi Tidak Rahasia] Hal. 33
mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadi dampak volume baik secara absolut maupun relatif.
e. Berdasarkan resital 38 di atas, selama periode 2015-2017 IDN menjual PSF di
pasar domestik dengan harga yang lebih rendah dari harga pokok penjualan
PSF sehingga selama periode tersebut IDN selalu mengalami kerugian (price
supression).
64. Berdasarkan kesimpulan hasil penyelidikan resital 63, KADI merekomendasikan
untuk dilanjutkannya pengenaan BMAD terhadap impor PSF yang berasal atau
diimpor dari India, Tiongkok, dan Taiwan dengan besaran tetap sesuai dengan
PMK No. 73/PMK.010/2016 sebagai berikut:
Tabel 21 Rekomendasi Pengenaan BMAD
No. Negara Nama Perusahaan Besaran BMAD (%)
1. India Reliance Industries Limited 5,82
Ganesh Polytex Limited 16,67
Eksportir/Produsen Lainnya 16,67
2. Republik Rakyat Tiongkok
Xiamen Xianglu Chemical Fiber Co., Ltd 13,0
Jinjiang Kwan Lee Da Hesne-Bonded Fabric Co., Ltd.
Tidak Dikenakan BMAD
Huvis Sichuan Corporation Tidak Dikenakan BMAD
Eksportir/Produsen Lainnya 16,10
3. Taiwan Seluruh Eksportir/Produsen 28,47
65. Perpanjangan pengenaan BMAD diusulkan berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal diundangkan.
Jakarta, Maret 2019
Komite Anti Dumping Indonesia