laporan akhir pikm 2010
DESCRIPTION
Laporan akhir tahun anggaran 2010 PIKM KalbarTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin-Nyalah Laporan akhir Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah2010 ini dapat disusun sebagaimana mestinya.
Laporan ini dibuat sebagai bahan pertangung jawaban atas kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan selama periode waktu tahun anggaran 2010 berdasarkan DIPA Pemberdayaan Industri Kecil MenengahNomor 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009 yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan menyesuaikan pada program pembangunan pusat maupun daerah khususnya Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam kesempatan ini juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun dalam merampungkan penyusunan laporan ini.
Dengan tersusunnya Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi
pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahTA. 2010 dan sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengahdi tahun-tahun mendatang serta bahan masukan bagi unit kerja dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dan instansi terkait lainnya.
Disadari bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya korektif dari semua pihak demi perbaikan kegiatan pelaksanaan kegiatan dimasa mendatang maupun perbaikan pembuatan laporan.
Pontianak, Januari 2011 Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah
Provinsi Kalimantan Barat Pejabat Pembuat Komitmen,
Ir. Hj. YENNY SUSILAWATI NIP. 19640601 199103 2 001
Mengetahui/Menyetujui : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Kalimantan Barat
Drs. H. SOEZARSONO SOEKRAN NIP. 19560711 198103 1 006
i
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang N0 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4844).
2. Undang-undang N0. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)
3. Undang-undang N0 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2010.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan.
5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 78/M-IND/PER/9/2007 tanggal 28 September
2007 tentang Peningkatan Efektivitas Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu
Desa Satu Produk di Sentra, dimaksud OVOP (One Village One Product).
6. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 37/M-IND/PER/6/2006 tentang
Pengembangan Jasa Konstruksi Industri Kecil dan Menengah.
7. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 173/M-IND/PER/12/2009
tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Bidang Perindustrian
Tahun Anggaran 2010.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 2 -
8. Peraturan Menteri Keuangan nomor 156/PMK.07/2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.
9. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah nomor 01/IKM/PER/1/2010
tentang Pedoman Pengelolaan Daftar Isian Kecil dan Menengah Kementerian
Perindustrian TA. 2010.
10. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010 Satuan
Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Propinsi Kalimantan Barat Nomor :
0142/019-05.3/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009..
11. Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 193 tanggal 29 April 2010
tentang Pejabat/Pegawai Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen,
Penguji dan Penandatanganan SPM serta Bendahara Pengeluaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Dana Dekonsentrasi) pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2010.
B. GAMBARAN UMUM
Sektor industri sampai dengan tahun 2008 tetap memberi peranan yang cukup
besar terhadap perekonomian Kalimantan Barat. Walaupun demikian, dalam satu
dasawarsa terakhir peranannya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun
2000 kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Kalimantan Barat sebesar 24,15
persen, namun pada tahun 2008 peranannya menurun menjadi 18,33 persen dan
diproyeksikan peranan industri akan semakin menurun hingga menjadi 14% pada tahun
2013 (Bappeda Provinsi Kalimantan Barat, 2008).
Selain berakibat pada lambannya pergerakan perekonomian Kalimantan Barat,
kondisi tersebut menyebabkan potensi kehilangan nilai tambah yang sangat besar dari
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 3 -
komoditi-komoditi primer Kalimantan Barat yang cenderung untuk meningkat akhir-akhir ini
terutama sektor pertanian (termasuk perkebunan) dan pertambangan.
Penurunan peranan sektor industrii terutama disebabkan menurunnya kinerja
industri kayu dan perkembangan usaha industri pengolahan berbasis sumber daya alam
lainnya (perkebunan, hasil pertanian lainnya dan pertambangan) masih sangat lamban dan
hanya berbentuk industri hulu yang relatif peningkatan nilai tambahnya sangat kecil.
Kondisi tersebut mau tidak mau mengharuskan Kalimantan Barat mencari alternatif bagi
pengembangan industri lain yang memberi daya dorong tinggi terhadap perekonomian.
Bagaimanapun kedepan daerah Kalimantan Barat harus segera menerapkan strategi
percepatan proses transformasi sektor industri pengolahan yang mampu menghasilkan nilai
tambah produksi, berdaya saing dan efisien.
Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, BPS menyatakan Populasi Industri Kalimantan
Barat didominasi oleh Industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR) sebesar 99,5%
(39.740 UU) namun hanya mempunyai pendapatan 18,5% dari pendapatan total industri di
Kalimantan Barat pada tahun 2006. Total asset IKKRT juga jauh lebih kecil dari industri
sedang/Besar, yaitu sebesar Rp. 1,27 trilyun atau 21% dari total asset industri Kalimantan
Barat. Dengan demikian sebenarnya struktur industri Kalimantan Barat masih didominasi
peranannya oleh industri sedang/besar terhadap PDRB Kalimantan Barat. Namun peranan
IKKR tetap menjadi penting karena berdasarkan sensus ekonomi 2006 BPS Kalimantan
Barat tersebut tercatat menampung 88.660 orang tenaga kerja atau 67 % total tenaga
kerja industri. Selanjutnya untuk mengetahu perkembangan industri Kalimantan Barat
sejak tahun 2006 hingga 2008. Industri besar yang mengalami penurunan jumlah
perusahannya adalah industri perkayuan dan industri pendukungnya (industri lem/glue),
sedangkan industri besar yang tumbuh adalah industri karet
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 4 -
Kalimantan Barat terdiri atas 14 (empat belas) Kabupaten dan Kota, yaitu Kota
Pontianak, Kota Singkawang, kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten
Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten
Sanggau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten
Kapuas Hulu.
Pada tahun 2007, daerah kabupaten/kota penyumbang nilai tambah bruto
tertinggi sektor industri adalah (1) Kabupaten Pontianak (Kabupaten Kubu Raya masih
tergabung dengan Kabupaten Pontianak) sebagai pusat industri kayu dan karet dan daerah
”hinterland” pusat pertumbuhan (growth pole) Kota Pontianak, yaitu sebesar 44 % dan
cenderung menurun, diikuti (2) Kabupaten Sanggau (pusat industri CPO dan kayu lapis)
sebesar 15,69% dan cenderung meningkat, (3) Kabupaten Ketapang sebesar 10,14% dan
cenderung stabil; dan (4) Kota Pontianak sebesar 9,21 % sebagai pusat industri karet dan
perkapalan dan cenderung stabil dari total NTB industri Kalimantan Barat tahun 2007.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 5 -
Daerah Kalimantan Barat menempatkan sub sektor Industri Kecil Menengah sebagai
salah satu upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, seiring dengan peningkatan sumber daya
manusia dan terpadu dengan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras
dan serasi dengan bidang ekonomi lainya, menuju terwujudnya IKM yang maju dan
mandiri serta memiliki kemampuan bersaing yang tinggi dan ketahanan yang kuat.
Upaya untuk membangun masyarakat Kalimantan Barat agar menjadi maju dan
mandiri tidaklah mudah. Upaya tersebut tidak saja membutuhkan tekad, tetapi yang lebih
penting adalah kerja keras untuk mengupayakan akselerasi pembangunan dan pemerataan
hasil-hasilnya. Di era otonomi daerah sekarang ini meningkatkan kemandirian daerah
menjadi isu penting. Dengan demikian upaya pembangunan didaerah ditempuh dengan
membangun kemampuan di berbagai bidang yang ada didaerah. Dibidang ekonomi upaya
mendorong perkembangan kemampuan produksi Kalimantan Barat menjadi hal yang harus
dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain.
Visi Dinas Periindag adalah Terwujudnya Industri Yang Maju Dan Perdagangan Yang
Tangguh Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat. Sedangkan Misi :
1. Menumbuh kembangkan sektor industri untuk dapat memberikan konstibusi nyata
dalam pembangunan perindustrian daerah Kalimantan Barat.
2. Mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri sehingga dapat memberikan
kontribusi nyata dalam pembangunan sektor perdagangan daerah Kalimantan Barat.
3. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk dapat eksis dalam pembangunan bidang
perindustrian dan perdagangan daerah Kalimantan Barat serta meningkatkan sarana
dan prasarana kerja.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 6 -
Kebijakan Prioritas Pembangunan Kalimantan Barat yaitu ; Sasaran Prioritas Indag
sesuai RPJMD 2010 – 2013, Komoditi Unggulan Kalimantan Barat menuju Kompetensi Inti
Daerah.
1. Komoditi Unggulan Industri berbasis komoditi unggulan (karet, Sawit, Kelapa, Aloevera)
2. KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) Kalimantan Barat
3. Pembangunan sektor Indag di Kawasan Perbatasan
Strategi pengembangan industri Kalimantan Barat 2010-2013 pengembangan industri
dilakukan melalui :
a. Peningkatan daya saing produk daerah melalui
b. Pengembangan Komoditi Prioritas
c. Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT)
d. One village one product (OVOP) menuju
e. Kompetensi Inti daerah menuju
f. Klaster industri keramik
g. menuju spesialisasi dan peningkatan nilai disepanjang rantai (yang telah dirintis antara
lain Kelapa terpadu)
g.1. Penumbuhan kawasan khusus (a.l. kawasan industri)
(untuk mengakselerasi pertumbuhan Industri daerah yang saat ini dihadapkan
pada kendala karena tinggi persebaran yg tidak diimbangi dengan ketersediaan
infrastruktur yang memadai (a.l. listrik, accessibility/transportasi) dan
kontinyunitas pembinaannya
g.2. Penumbuhan & pengembangan IKM di daerah terpencil, terbatasan dan pesisir
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 7 -
Pengembangan IKM yang berdaya saing (mencapai skala ekonomis, selalu
menjaga serta meningkatkan mutu, produktivitas & pelayanan secara konsisten,
yang ditunjang inovasi dan penguasaan teknologi yang berkelanjutan
Pengembangan Bioenergi di daerah terpencil yg sulit tersedia BBM dalam jumlah
yang cukup
Kontribusi sektor industri
Masih stagnan bahkan cenderung menurun walaupun demikian mulai menampakan
pemulihannya dengan pergeseran komoditi dari komoditi berbasis kayu ke komoditi
lainnya utamanya pangan
Kondisi perekonomian Kalimantan Barat di sektor Industri dan Perdagangan 5 tahun
terakhir
Masih dibawah laju pertumbuhan nasional
Guna mendukung hal-hal tersebut diatas Dinas Perindag Provinsi Kalimantan Barat
melalui Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengahmelakukan serangkaian
kegiatan pembinaan terhadap IKM yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi
pada saat itu serta selalu mengacu pada program pembangunan daerah Kalimantan Barat
sesuai dengan anggaran yang teralokasikan.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 8 -
SUMBANGAN 10 KOMODITI UTAMA EKSPOR KALIMANTAN BARAT YANG DIDOMINASI HASIL INDUSTRI
N0 KELOMPOK KOMODITI KOMODITI % 1 Biji kerak dan abu logam Bauksit 31,74 2 Karet dan barang dari karet Crumb rubber 29,87 3 Barang dari kayu Kayu lapis 19,45 4 Perhiasan / permata Industri batu/logam mulia lainnya 6,14 5 Perhiasan / permata Emas batangan 5,90 6 Biji kerak dan abu logam Hasil tambang lainnya 1,75 7 Kayu, barang dari kayu Kayu olahan lainnya 1,28 8 Lemak dan minyak nabati Minyak kelapa sawit 0,53 9 Ikan dan udang Udang segar / beku 0,43 10 Kayu, barang dari kayu Kayu Gergajian 0,25 Lainnya 2,65
(Tujuan ekspor : China, Jepang, Korea, Vietnam, Amerika dll)
PERKEMBANGAN INDUSTRI KALIMANTAN BARAT
Uraian Industri Kecil Menengah (IKM) Industri Besar / Sedang
2007 2008 2009 2010 (*) 2007 2008 2009 2010 (*)
UNIT USAHA
2,206
2,255 2,45 2,916
236
238 249,9 249,9
TK (org)
13,234
13,527 14,8797 2.091.989
278,681
279,051 293,0036 293,0036
Investasi (Rp. Juta) 99,6
99,855 109,841 2.042.904 1,729 1,759 1,847,034 1,847,034
Keterangan : IKM Formal
1. Industri kecil cukup berkembang, sedangkan industri besar utamanya perkayuan dan
industri pendukungnya banyak yang tutup namun tumbuh industri karet (crumb rubber)
baru.
2. Dalam Pengembangan IKM Kalimantan Barat dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut
mendapatkan Penghargaan Upakarti (2008 : IKM Aneka Pangan Lidah Buaya untuk IKM
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 9 -
Modern dan 2009 : IKM Tenun Adat Sintang utk jasa Kepeloporan), pada 2010
Kalimantan Barat memperoleh Juara I Gugus Kendali Mutu Tingkat Nasional dan pada
tahun 2010 Kalimantan Barat mendapatkan 3 penghargaan Upakarti :
Pastor Jacques Maessen, SMM kriteria jasa Pengabdian dengan bidang usaha
Pengembangan Tenun Ikat Dayak dari Yayasan Kobus Kabupaten Sintang
Mateus Ala kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha kerajinan Ukiran Mandau
dari Kabupaten Melawi
M. Riva’I Navis Kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha Industri kerajinan
souvenir miniature rumah adat suku Dayak dan Melayu dari Kabupaten Sanggau.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 10 -
BAB II
LAPORAN KINERJA AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010
A. LAPORAN MANAJERIAL
Pagu Anggaran Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahTA. 2010
sebesar Rp. 1.275.777.000 (Satu milyar dua ratus tujuh puluh lima juta tujuh ratus tujuh
puluh tujuh ribu rupiah) dengan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Tahun Anggaran 2010 Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahPropinsi
Kalimantan Barat Nomor : 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009.
Realisasi anggaran Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil MenengahProp.
Kalimantan Barat TA. 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp.
1.205.779.000,- (Satu milyar dua ratus lima juta tujuh ratus tujuh puluh sembilan ribu
rupiah) atau sebesar 94,51 % dan sisa anggaran Rp. 69.998.000,- dengan rincian
sebagai berikut (terlampir). Dari sisa dana tersebut diatas masih terdapat anggaran yang
diblokir sebesar Rp. 19.400.000,- dengan rincian sebagai berikut
1. MAK 2013.00002.521211 Belanja bahan satker diblokir sebesar Rp. 4.800.000,- (dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
2. MAK 2013.00051.521213 Honor terkait dengan output kegiatan lainnya diblokir sebesar
Rp. 500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
3. MAK 2013.00050.522115 Belanja jasa profesi dengan output kegiatan diblokir sebesar
Rp. 6.000.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
4. MAK 2013.00062.522115 Belanja bahan dengan output kegiatan diblokir sebesar Rp.
4.600.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 11 -
5. MAK 2013.02208.521219 Belanja barang non operasional lainnya dengan output
kegiatan diblokir sebesar Rp. 3.500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan
persetujuan DJPBN).
Pencapaian target keluaran :
1. Meningkatnya daya saing produk IKM yang ditandai dengan meningkatnya ekspor
produk IKM, Meningkatnya sumbangan nilai IKM dengan Pemerataan pendapatan dan
Meningkatnya lapangan kerja baru serta penyerapan tenaga kerja baru disektor IKM.
Jika dilihat dari perkembangan realisasi penyerapan dana bahwa dana yang diserap
dalam pelaksanaan kegiatan Satker Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Kalimantan
Barat TA. 2010 mencapai sasaran yang diinginkan walaupun adanya pemblokiran yang
tidak dapat direalisasikan tetapi target realisasi keuangan dapat tercapai sampai
dengan 94,51% artinya jumlah IKM yang dibina terealisasi sesuai dengan rencana yaitu
80 IKM, peningkatan kualitas produk melalui diklat teknis juga terealisasi sesuai dengan
target.
2. Sisa dana penelaahan yang seharusnya untuk peningkatan kegiatan tetapi tidak dapat
dicairkan hal ini pun tidak berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan kegiatan.
3. Meningkatnya atensi buyer terhadap produk-produk unggulan Kalimantan Barat seperti
produk anyaman dan tenun Sintang, bidai Bengkayang, kerajinan anyaman Sintang dan
Kapuas Hulu serta aneka diversifikasi produk aloe vera kota Pontianak.
4. Penghargaan Upakarti dari Pemerintah Pusat bidang Industri Kecil Menengah Provinsi
Kalimantan Barat mendapatkan 3 kategori yaitu :
Pastor Jacques Maessen, SMM kriteria jasa Pengabdian dengan bidang usaha
Pengembangan Tenun Ikat Dayak dari Yayasan Kobus Kabupaten Sintang
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 12 -
Mateus Ala kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha kerajinan Ukiran Mandau
dari Kabupaten Melawi
M. Riva’I Navis Kriteria Jasa Pelestarian dengan bidang usaha Industri kerajinan
souvenir miniature rumah adat suku Dayak dan Melayu dari Kabupaten Sanggau.
Kendala yang dihadapi :
1. Berdasarkan hasil evaluasi dan pemantuan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
selama periode Tahun Anggaran 2010, secara garis besar dapat digambarkan sebagai
berikut, Pola pembinaan masih berorientasi pada azas pemerataan. Pola ini tercipta
karena lemahnya dukungan Pemerintah Daerah terhadap pengembangan IKM, hal ini
terlihat dari alokasi anggaran APBD Propinsi dan Kabupaten/Kota yang sangat kecil
persentasenya sehingga program pengembangan IKM di daerah bertumpu pada Dana
Dekonsentrasi. Kecilnya dukungan alokasi APBD terhadap pengembangan IKM di
karenakan program Industri bukan merupakan program utama Nasional (RPJM dan
RPJMD), tetapi merupakan program pilihan.
2. Kemampuan manajemen dan teknis bagi sumber daya manusia IKM masih rendah.
3. Pemanfaatan mesin peralatan dengan teknologi maju masih terbatas dan mutu tidak
standard.
4. Desain produk masih lambat mengikuti selera pasar serta terbatasnya kemampuan
dalam memenuhi pesanan yang besar serta lemahnya dalam akses pasar dan akses
modal.
5. Keterbatasan insfrastruktur didaerah khususnya energi listrik, tidak mendukung dalam
pencapaian utilisasi kapasitas baik teknis maupun non teknis terutama bagi pelaku
usaha yang berorientasi pasar (market oriented). Hal ini terlihat dari keterbatasan para
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 13 -
pelaku usaha dalam memenuhi permintaan konsumen untuk mensuplly produk yang
diminta. Gambaran lain sebagai akibat dari keterbatasan energi listrik ini adalah nilai
jual produk yang tidak dapat bersaing karena biaya produksi yang tinggi.
6. Masih adanya kebijakan pemerintah daerah dalam penempatan/pemindahan Aparat
Pembina yang tidak merujuk pada pola “The right man on the right place”. Akibatnya
pada pelaksanaan program harus selalu didahului dengan penyamaan persepsi yang
berdampak kepada lambatnya pelaksanaan kegiatan pembinaan di lapangan.
7. Dukungan pengembangan informasi yang diberikan ke daerah belum dimanfaatkan
secara optimal karena kecilnya dana operasional, akibatnya terjadi kelambatan dalam
pelaporan baik keuangan maupun teknis (khususnya pendataan).
8. Lambannya perubahan pola pikir para pelaku IKM terhadap kemandirian usaha dan
ketergantungan IKM di segala bidang terhadap bantuan pemerintah mengakibatkan
pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah tidak efisien.
9. Dalam pengembangan informasi dukungan yang diberikan ke daerah belum
dimanfaatkan secara optimal karena kecilnya dana operasional, akibatnya terjadi
kelambatan dalam pelaporan baik keuangan maupun teknis (khususnya pendataan).
10. Sistem pelayanan dari KPPN setempat baik untuk Dekonsentarasi maupun Tugas
Pembantuan kurang mendukung kelancaran administrasi kegiatan sehingga sering
terjadi keterlambatan pencairan dana akibatnya terlambatnya pelaksanaan kegiatan.
11. Masih terbatasnya SDM yang memahami mengenai pengadaan barang dan jasa
sehingga membuat membuat keterlambatan pengadaan barang di daerah.
Saran Tindak Lanjut :
1. Diharapkan pusat dapat selalu berkoordinasi dengan Dinas Provinsi untuk penyampaian
informasi baik teknis maupun penyampaian pelaksanaan kegiatan dan penyampaian
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 14 -
DIPA serta penyampaian bantuan peralatan ke Kab/Kota sehingga terjalin hubungan
yang harmonis antara kab/kota, provinsi dan pusat.
2. Diharapkan adanya himbauan dari Pusat untuk pelayanan yang cepat dan tepat untuk
KPPN setempat.
3. Alokasi dana APBN untuk provinsi melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
mendukung program :
Penyusunan dan pemantapan program lintas sektor, lintas kabupaten/kota
Fasilitasi kegiatan yang bersifat lintas kabupaten/kota
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan oleh kabupaten/kota.
4. Alokasi dana APBN baik untuk provinsi maupun kab/kota melalui dana dekonsentrasi
digunakan untuk mendukung program :
Penyusunan dan pemantapan program
Pengembangan OVOP
Data base IKM
UPL dan OCL
Tenaga Penyuluh Lapangan Sementara (TPLS) di Kab/Kota
Pelaksanaan pengembangan produk kompetensi inti industri.
5. APBN dan APBD hanya dipertimbangkan untuk dialokasikan bagi program-program yang
;
Targetnya terukur dan jelas
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 15 -
Lokasinya yang berdasarkan RT/RW tidak dipersoalkan lagi oleh Kab/Kota yang
bersangkutan
Pembinaannya sangat diperlukan dan dilakukan sevara berkelanjutan untuk
meningkatkan produktivitas.
6. APBN/Dana Tugas Pembantuan hanya dipertimbangkan untuk mendukung program-
program prioritas pengembangan IKM berbasis :
Kompetensi inti industri daerah yang telah disepakati untuk unggulan provinsi yang
lokasi pengembangannya dilakukan di Kab/Kota yang telah ditetapkan
OVOP dikabupaten/kota dengan kriteria tertentu.
7. Diharapkan Kementerian Perindustrian berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dalam melakukan evaluasi dan monitoring
terhadap Tugas Perbantuan dan Bantuan Mesin Peralatan di Kabupaten/Kota untuk
menghindari over lapping.
8. Provinsi Kalimantan Barat belum mempunyai lembaga khusus yang menangani IKM
hanya ada klinik-klinik IKM yang difasilitasi oleh Dinas Perindag Prov. Kalimantan Barat
melalui Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah dan beberapa konsultasn
IKM yang masih baru sehingga belum bias memberikan dukungan yang optimal kepada
IKM. Diharapkan ditahun-tahun mendatang konsultan IKM dapat juga dimanfaatkan
sebagai trader IKM yang dapat diandalkan.
Diharapkan program-program yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 akan
tetap dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya, sehingga tercipta program
pengembangan/pemberdayaan IKM yang berkelanjutan dan terpadu. Mengingat eksistensi
Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Kalimantan Barat dalam pembangunan
ekonomi daerah Kalimantan Barat terutama dalam pembangunan ekonomi kerakyatan dan
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 16 -
upaya penguatan struktur industri di Kalimantan Barat ditunjang dengan Program
Pengembangan IKM Nasional dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian sebagai panduan
utama, Renstra, Renja, Propeda Kalimantan Barat dan bertitik tolak pada visi Gubernur
Provinsi “Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat Yang Beriman, Sehat. Cerdas,
Aman, Berbudaya Dan Sejahtera”, maka diharapkan Satuan Kerja Pemberdayaan
Industri Kecil Menengah ini dapat lebih ditingkatkan kinerjanya.
B. LAPORAN AKUNTABILITAS
Laporan Keuangan :
Jumlah dana Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah berdasarkan
RKA-KL TA 2010 sebesar Rp. 1.275.777.000 (Satu milyar dua ratus tujuh puluh lima juta
tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) Realisasi anggaran Satuan Kerja Pemberdayaan
Industri Kecil Menengah Prop. Kalimantan Barat TA. 2010 sampai dengan 31 Desember
2010 adalah sebesar Rp. 1.205.779.000,- (Satu milyar dua ratus lima juta tujuh ratus
tujuh puluh sembilan ribu rupiah) atau sebesar 94,51 % dan sisa anggaran Rp.
69.998.000,- dengan rincian sebagai berikut (terlampir).
Dari anggaran belanja barang atau modal sebesar Rp. 19.400.000,- yang diblokir di
tahun anggaran 2010 tidak dapat dilaksanakan sampai dengan akhir bulan Desember 2010
padahal pernah diusulkan dengan mengajukan surat revisi di KPPN Pontianak tapi dengan
alasan tertentu tidak dapat dicairkan, diantaranya sebagai berikut ;
1. MAK 2013.00002.521211 Belanja bahan satker diblokir sebesar Rp. 4.800.000,- (dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
2. MAK 2013.00051.521213 Honor terkait dengan output kegiatan lainnya diblokir sebesar
Rp. 500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 17 -
3. MAK 2013.00050.522115 Belanja jasa profesi dengan output kegiatan diblokir sebesar
Rp. 6.000.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
4. MAK 2013.00062.522115 Belanja bahan dengan output kegiatan diblokir sebesar Rp.
4.600.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan DJPBN).
5. MAK 2013.02208.521219 Belanja barang non operasional lainnya dengan output
kegiatan diblokir sebesar Rp. 3.500.000,- (dapat dilaksanakan setelah mendapatkan
persetujuan DJPBN).
C. LAPORAN PEMBINAAN IKM
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat telah ditetapkan produk
unggulan industri Kalimantan Barat serta potensi sumber daya alam provinsi Kalimantan
Barat terdiri :
1. Perkebunan - Karet, sawit, kelapa dalam/hybrida, lada dan kakao.
2. Pertanian / holtikultura - Jeruk, nenas, ubi, jagung, langsat, durian, lidah buaya
3. Kelapa sawit (CPO) - Udang, ikan laut, tambak
4. Pertambangan - Kaolin, granit, mangaan
5. Komoditi lainnya yang merupakan komoditi strategis kab/kota yang dikembangkan
melalui ovop dan pendekatan klaster seperti lidah buaya, jeruk, perikanan dan keramik.
Untuk mendapatkan nilai tambah dari komoditi tersebut dapat dilakukan dengan dipasarkan
langsung, diolah melalui proses industri, seperti ;
1. Karet diolah menjadi Compo creepe Sir 20, Vulkanisir Latek Pekat Lem,
Bantal/matras karet, Serabut berkaret untuk jok & tempat tidur, dll yang ditelah
dimagangkan ke Balai besar karet di Bogor dengan peserta 5 orang dari pelaku usaha
dan aparat.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 18 -
2. Kelapa, harus dilakukan melalui Industri Kelapa Terpadu sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas dengan pengolahan yang lebih terarah :
a. Sabut Kelapa : terdapat berbagai Sentra sabut kelapa yang tersebar di berbagai
tempat / lokasi seperti di Kab. Pontianak, Kab. Sambas dan Kab. Ketapang. Dari
hasil olahan tersebut realisasi ekspornya belum tercapai. Hal tersebut terkendala
dengan tidak dimilikinya mesin ball press pada perusahaan intinya.
b. Kopra Putih : lebih tinggi harganya dan telah ada teknologi Oven kopra putih
berbahan bakar arang dan sabut kelapa dengan hasil sampingan arang tempurung
kelapa (Baristand Sulawesi Utara)
3. Jeruk Buah Untuk Konsumsi : Grade A, B, C Grade D : Diolah menjadi tepung / powder
jeruk dengan sistem “ micro en capsules “ di Kab. Sambas ( Tebas ), juice jeruk (masih
dlm tahap riset hampir final), puree jeruk (sampai sekarang belum ada riset)
4. Lidah buaya Supporting Industri bagi Aloe Vera Center untuk mencapai produk akhir
berupa Powder, Jelly, Minuman dan berbagai hasil olahan lidah buaya dan pada tahun
anggaran 2010 Dinas Perindagkop dan UKM Kota Pontianak mendapatkan bantuan
pengolahan lidah buaya dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian RI.
5. Ikan segar/udang untuk menjaga ketahanan produk perlu pengadaan Cold Storage dan
packing yang memadai pada sentra – sentra penghasil ikan yang potensial (daerah
pesisir) Packing yang menarik bagi pengolahan ikan kering yang memiliki nilai jual yang
tinggi (Jambal, pari, talang dan tipis) teknologi pengolahan pangan berbasis hasil laut
telah dikuasai oleh Politeknik Negeri Pontianak (aneka produk pangan berbasis ikan).
Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Barat
merupakan Satuan Kerja Dekonsentrasi, artinya bahwa penentuan kegiatan dan anggaran
serta target komoditi harus ditentukan bersama-sama antara Pusat (Ditjen-IKM
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 19 -
Kementerian Perindustrian) dan daerah Provinsi (Dinas Perindag Provinsi Kalimantan
Barat). Yang merupakan hasil rapat koordinasi dan sinkronisasi kabupaten/kota sehingga
program dan kegiatan Satuan Kerja merupakan aspirasi daerah, baik kabupaten/kota
maupun provinsi.
Program dan kegiatan yang teralokasikan maupun kebutuhan daerah atas usulan para
pelaku dengan strategi pembangunan industri nasional dan daerah, situasi dan kondisi
pada saat ini, alokasi anggaran serta kegiatan yang merupakan kesepakatan antara pusat,
Kab/Kota dan provinsi.
Struktur kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah dihimpun ke
dalam 10 Mata Anggaran Kegiatan (MAK), yaitu :
1. Kelancaran administrasi Kegiatan (2013.00002)
2. Jumlah pengusaha perajin yang mengikuti pelatihan/magang (2013.00012)
3. Tersajinya data secara berkesinambungan sebagai bahan pembinaan IKM (2013.00050)
4. Tersusunnya dokumen program pembinaan IKM 2010 (2013.00051)
5. Tercapainya promosi produk IKM (2013.00062)
6. Adanya persamaan persepsi pondok pesantren tentang pengembangan unit bisnis di
pondok pesantren (2013.00149)
7. Meningkatnya kemampuan SDM aparat Indag di Kalbar (2013.02054)
8. Terbinanya dan berkembangnya mutu IKM (2013.02208)
9. Jumlah unit pelayanan pembinaan IKM (2013.02209)
Sedangkan indikator keluaran secara kuantitatif yang sangat diharapkan dapat dicapai
adalah sebagai berikut :
1. Sinergi program dan anggaran antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Provinsi/kabupaten/kota serta dunia usaha termasuk asosiasi usaha/industri serta
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 20 -
lembaga pembinaan IKM seperti LSM, Perguruan tinggi, konsultan lembaga Litbang,
BUMN dll.
2. Kegiatan Satuan Kerja harus dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna
3. Administrasi dan keuangan dilaksanakan sesuai ketentuan berlaku
4. Jumlah perajin IKM yang dilatih 213 orang
5. Dokumen usulan program/kegiatan dan anggaran kegiatan pembinaan IKM 2 dokumen
6. Jumlah paket penyuluhan dan penyebaran informasi 1 paket
7. Jumlah paket promosi dagang, industri dan investasi 3 paket
8. Jumlah paket lomba yang diselenggarakan dalam pengembangan dan pembinaan mutu
IKM 2 paket
9. Jumlah unit pembinaan dan pelayanan IKM melalui pondok pesantren 1 kegiatan
10. Peningkatan kompetensi aparatur 2 kegiatan
11. Jumlah pemberdayaan unit pelayanan pembinaan IKM 2 kegiatan
D. Waktu Pelaksanaan
DIPA Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun anggaran 2010
dengan Nomor 0289.0/019-05.1/XVI/2010 tanggal 31 Desember 2009 sedangkan Surat
Keputusan (SK) Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran dan jajarannya yang diterbitkan oleh
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 29 Pebruari dengan Nomor 193 sehingga
pelaksanaan kegiatan baru bisa dimulai pada pertengahan bulan Maret tahun 2010 dan
berakhir sampai dengan bulan Desember 2010.
Seluruh kegiatan tersebut didanai oleh Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil
Menengah Provinsi Kalimantan Barat Tahun anggaran 2010 seperti pada rincian (lihat
lampiran).
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 21 -
1. Kegiatan Satker PIKM
Administrasi Satuan Kerja merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja selama 1 (satu) tahun anggaran dengan
berpedoman kepada ketentuan / peraturan administrasi keuangan yang berlaku. Kegiatan
administrasi umum terdiri atas 4 mata anggaran kegiatan yang terdiri dari
Uang Honor tidak tetap (512112) yaitu honor untuk ; Kuasa Pengguna Anggaran,
Pejabat pembuat komitmen, bendaharawan pengeluaran, Penguji dan penanda
tanganan SPM dan 4 orang masing-masing anggota selama 12 bulan.
Belanja bahan (521211) yaitu ; ATK, Suplies komputer dll yang berkaitan dengan
administrasi Satker
Belanja barang operasional lainnya (521119) yaitu ; ATK, Suplies komputer,
pengiriman surat, Faximile dll yang berkaitan dengan administrasi umum
Belanja perjalanan lainnya (524119) yaitu perjalanan ; dalam rangka koordinasi dan
konsultasi kegiatan pelaksanaan baik itu di dalam daerah maupun ke pusat.
a. Sinkronisasi Rencana Kerja 2010 dan Sungram 2011 di Pontianak
Pelaksanaan kegiatan ini di Hotel Mahkota Pontianak pada tanggal 05 April 2010 dan
dihadiri oleh para pejabat dilingkungan Dinas Perindag Kabupaten/Kota se Kalimantan
Barat yaitu :
1. Kadis Perindagkop dan UKM Kota Pontianak
2. Kadis Perindagkop UKM dan Pertambangan Energi Kabupaten Pontianak
3. Kadis Perindagkop Kabupaten Sambas
4. Kadis Perindagkop Naker Kota Singkawang
5. Kadis Perindagkop Kabupaten Bengkayang
6. Kadis Perindagkop Kabupaten Landak
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 22 -
7. Kadis Perindagkop Kabupaten Sanggau
8. Kadis Perindagkop Kabupaten Sintang
9. Kadis Perindagkop Kabupaten Kapuas Hulu
10. Kadis Perindagkop dan Penanaman Modal Kabupaten Ketapang
11. Kadis Perindagkop dan Investasi Kabupaten Sekadau
12. Kadis Perindagkop Naker Kabupaten Melawi
13. Para Kasubdin Industri dan Subag perencanaan dan keuangan
14. Kepala UPT Metrologi Pontianak
15. Kepala UP-IKM Pontianak
16. Kepala UPSMB Pontianak
17. Kepala Baristand Pontianak
18. Kepala Sekolah SMTI Pontianak
19. Kasubdin Perdagangan Luar Negeri
20. Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri
21. Biro Ekonomi
Jumlah peserta seluruhnya 50 orang
Kegiatan tersebut bertujuan untuk ;
Menyamakan persepsi dalam penyusunan program di sektor IKM Pusat, Provinsi dan
Kab/Kota se Kalimantan Barat.
Sinkronisasi program kerja IKM tahun 2010 dan menetapkan program kerja sektor
Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun 2011 antara Provinsi dan Kab/Kota se
Kalimantan Barat
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 23 -
Mensinergikan program kerja sektor Pemberdayaan Industri Kecil Menengah dengan
Dinas/Instansi terkait agar terjalin Network yang saling mendukung dan mendorong
akselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat
Meningkatkan sinergi program pembangunan antara instansi dan lembaga terkait di
pusat dan daerah dalam pengembangan IKM sesuai dengan potensi sumber daya
dan peluang pengembangan yang ada.
Untuk menyamakan persepsi, sinkronisasi/keterpaduan pelaksanaan program dan
kegiatan pengembangan IKM didaerah dan pusat pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan narasumber dari Ditjen IKM Kementerian Perindustrian RI
Bapak Ir Endy Dwi Cahyono dari Direktorat Kerajinan Ditjen IKM Kementerian
Perindustrian
Bappeda Provinsi Kalimantan Barat
Kepala Dinas Perindag Provinsi Kalimantan Barat
Kepala Bidang Industri
Hasil yang dicapai pada kegiatan tersebut ;
Terwujudnya sinergi program pusat, Provinsi dan 14 Kab/Kota dalam mewujudkan
langkah kongkrit dalam sektor IKM.
Terwujudnya persepsi yang sama dalam pelaksanaan tugas khususnya sektor IKM
Tersusunnya program kerja sektor Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun
2011 dengan mengarah pada kompetensi inti daerah dan OVOP.
Untuk menjabarkan dan memberi arah yang jelas mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program pengembangan IKM yang disusun
dalam bentuk program tahunan, berdasarkan penyesuaian persepsi antara
Kab/Kota, Provinsi dan Pusat maupun antar wilayah/Provinsi.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 24 -
Menentukan srategi pengembangan IKM secara terpadu berdasarkan potensi
masing-masing daerah.
Adanya kesepakatan dan keserasian dalam rangka penyusunan program baik di
provinsi maupun daerah.
b. Rapat Koordinasi Penyusunan Program 2011 di Bandung – Jawa Barat
Pada kegiatan ini Dinas Perindag Provinsi Jawa Barat sebagai tuan rumah
menggantikan Provinsi Riau yang tidak siap menjadi tuan rumah karena ada sesuatu
dan lain hal, dengan peserta yang hadir adalah para Kadis, Pejabat Pembuat Komitmen
dan Sekretaris Pemberdayaan Industri Kecil Menengah serta dari 11 Provinsi wilayah I
(Sumatera, Lampung, Jambi, Riau, Bengkulu, Kalimantan dan Banten).
Acara rakor regional penyusunan program kegiatan pembinaan IKM tahun 2010
dilaksanakan pada tanggal 22 - 25 Maret 2010 di Hotel Aston Bandung yang dibuka oleh
Bapak Sekretaris Daerah Prov. Kepulauan Riau yang dihadiri oleh Bapak Fauzi Aziz
selaku Dirjen IKM, Sesditjen IKM, Inspektur Jenderal, Staf Ahli Khusus Menteri
Perindustrian, Kepala Biro Perencanaan, serta dihadiri oleh Kepala Dinas yang
membidangi Industri dari 11 propinsi, para pejabat pembuat komitmen, para Kasubdit
atau Kabag program serta dari Ditjen IKM yaitu para Direktur, para Kasubdit dan Kabag
Program dari direktorat, Kepala Seksi dan staf ditjen IKM.
Dengan narasumber Bapak Dirjen IKM Kementerian Perindustrian RI, Inspektur
Jenderal Kementerian Perindustrian RI, Kepala Biro Perencanaan Kementerian
Perindustrian RI dan para Direktur dilingkungan Ditjen IKM yang pada intinya
memaparkan hasil-hasil kerja dan evaluasi tahun anggaran 2009 dan rencana kerja dan
pelaksanaan kegiatan 2010 serta program dan strategi tahun anggaran 2011 di masing-
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 25 -
masing unit kerja yang tentunya sesuai dengan perkembangan dan tuntutan globalisasi,
para peserta yang hadir antara lain ;
1. Kepala Dinas, Kasubdin perencanaan/Kasubdin Industri dan Pejabat Pembuat
Komitmen dari 11 Propinsi yaitu Banten, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Sumatera Utara, Lampung, Riau, Jambi, Nangroe Aceh Darussalam, Bengkulu dan
Kalimantan Barat
2. Ditjen IKM yang terdiri dari : Sekretariat, Direktorat Sandang, Pangan, Kerajinan,
Kimia dan Bahan Bangunan serta Logam Elektronika.
3. Kepala Dinas Kabupaten/Kota se Kepulauan Riau
4. Dari Provinsi Kalimantan Barat yang hadir adalah Kepala Dinas Perindustrian
Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Ketapang dan
kepala UPT IKM sebagai peninjau.
Tempat pelaksanaan di Hotel Aston Bandung dan hasil yang dicapai adalah :
Melalui pelaksanaan Rapat ragional ini dapat dicapai hal-hal sebagai berikut :
Adanya penetapan pola alokasi APBN yaitu ;
- Alokasi dana pusat
- Alokasi dana dekonsentrasi
- Alokasi dana tugas pembantuan
Adanya persepsi yang sama tentang pelaksanaan pembangunan pada sektor industri
dengan menggunakan metode penetapan kompetensi inti, OVOP dan program prioritas
daerah pengembangan IKM yang telah ditetapkan baik ditingkat pusat, provinsi
maupun kab/kota.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 26 -
Adanya sinergi program pembinaan baik yang dilaksanakan oleh Kab/Kota, Provinsi
maupun Pusat agar hasilnya benar-benar dapat dirasakan baik oleh para perajin/pelaku
usaha, pengusaha industri serta aparat pembina di daerah.
Secara holistic dapat diwujudkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan daya saing
daerah sehingga mampu mengangkat citra komoditi yang dihasilkan agar dapat berdiri
sejajar di pasar yang lebih luas.
c. Temu Usaha Pondok Pesantren se Kalimantan Barat pada bulan September
2010 di Hotel Merpati Pontianak dengan jumlah peserta 20 orang pimpinan pondok
pesantren se Kalimantan Barat.
Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah ;
Melakukan jejaring program program yang terdapat pada pontren yang disinkronkan
dengan program Nasional
Penyampaian Hasil Rakon Pontren Nasional.
Memotivasi penumbuhan Wira Usaha Baru IKM di Pondok Pesantren dan Unit usaha
IKM
Menumbuhkan usaha pada diri santri
Stimulan tumbuhnya usaha Indag di Pondok Pesantren
Sinkronisasi dan sinergitas program pembinaan bagi pontren oleh aparat pembina
baik di daerah maupun pusat
Menghimpun program-program pembinaan pontren dari pelaku maupun aparat
pembina sehingga dihasilkan program pembinaan pontren tahun 2010
Narasumber pada kegiatan ini adalah ;
Kepala Dinas Perindag Prov. Kalimantan Barat
Burhanuddin dari Dinas Koperasi dan UKMK Prov. Kalimantan Barat
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 27 -
Drs. H. Jawani dari Sekretaris LPTQ Prov. Kalimantan Barat
Appindo (Asosiasi pondok pesantren Indonesia)
Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat
Hasil yang dicapai adalah ;
Adanya sinkronisasi program Nasional dan daerah dalam pengembangan pontren di
Kalimantan Barat
Terciptanya jiwa berusaha bagi santri di Pondok Pesantren
Terbinanya para santri di Kabupaten/Kota khususnya IKM Pondok Pesantren
Tumbuhnya minat usaha di bidang IKM yang lebih tinggi
Mendorong tumbuhnya produk unggulan IKM Pontren
Adanya satu kesatuan program pembinaan IKM di Pondok Pesantren berdasarkan hasil
kesepakatan
Adanya kesamaan persepsi antara pembina dan pontren baik di daerah maupun pusat.
d. Pameran PPKI Di Jakarta pada tanggal 23 s/d 27 Juni 2010 di Jakarta Convention
Centre, diikuti oleh 2 orang aparat Indag dan 3 orang perajin/pengusaha IKM kegiatan
pameran ini bertujuan ;
1. Membantu para perajin/pengusaha didaerah khususnya binaan Indag daerah
kab/kota dalam mempromosikan hasil produksinya
2. Mengorbitkan kembali Tenun Songket Sambas dan Tenun Ikat Sintang dan Kapuas
Hulu serta mempromosikan desain khas Kalimantan Barat pada Tenun.
3. Menjadikan Tenun sebagai produk yang lebih aplikatif dengan harga yang
terjangkau
4. Memperluas jaringan pemasaran produk makanan tradisional dan Tenun Kalimantan
Barat.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 28 -
Hasil yang dicapai adalah :
Adanya produk tenun yang aplikatif dan fashionable
Adanya kerjasama (termasuk kontrak kerja) antara desainer fashion Pusat dengan
Daerah dan Perajin Tenun.
Produk tenun Kalimantan Barat sangat antusias diminati oleh konsumen karena
sangat etnik.
e. Penyelengaraan Konvensi GKM TK. Provinsi pada tanggal 29 s/d 30 Juli 2010 di
Hotel Grand Narita Sanggau diikuti oleh 8 (delapan) Gugus dari.
Tujuan kegiatan ini adalah ;
Untuk meningkatkan pemasyarakatan GKM dilingkungan pengusaha IKM, aparat
pembina dan masyarakat, sehingga akan mendorong perkembangan budaya mutu
produktifitas dan daya saing industri kecil dan menengah yang mutlak di perlukan
dalam menghadapi Era Globalisasi.
Memberikan motivasi kepada pengusaha IKM dalam meneruskan dan meningkatkan
penerapan GKM di dalam lingkungan perusahaan masing – masing.
Mengikuti partisipasi Konvensi GKM tingkat Nasional bagi perusahaan dengan
maksud mengukur seberapa jauh pola pembinaan GKM Provinsi dalam menerapkan
metode serta persaingan dengan GKM daerah Provinsi lainnya.
Evaluasi keberhasilan hasil pembinaan dan pengembangan penerapan GKM yang
dilaksanakan di perusahaan.
Penghargaan bagi karya GKM dan media tukar menukar informasi
Penerapan GKM-IKM model baru yaitu Model ELMA (Enam langkah enam alat), GKM
Model 3 P (Percepatan, Peningkatan dan Produktivitas), Model Palda (Empat
langkah dua alat)
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 29 -
Peserta konvensi GKM adalah ;
1. GKM-IKM Insan Kreatif dari Kabupaten Sanggau
2. GKM-IKM Karya Mandiri dari Kota Pontianak
3. GKM-IKM Sanyanak dari Kabupaten Landak
4. GKM-IKM Darul Setia Baja dari Kabupaten Sanggau
5. GKM-IKM Limbung Lawang dari Kabupaten Sintang
6. GKM-IKM Bintang Kalbar dari Kota Pontianak
7. GKM-IKM Kumang Panggau dari Kabupaten Kapuas Hulu
8. GKM-IKM Wida Mantolo dari Kabupaten Ketapang
Juri dan Moderator pada konvensi ini adalah
Ir. Edison Panjaitan Dari Ditjen IKM sebagai fasilitator senior dan juri mewakili Ditjen
IKM Ketua Dewan Juri
Eko Darmawansyah, ST dari Dinas Perindag Provinsi Anggota Dewan juri
M. Hasby Fasilitator Senior GKM-IKM
Ida Surya Syafar Ningsih, SH sebagai moderator
Utin Asiati, B.Sc sebagai moderator
Hasil yang dicapai :
Peningkatan kualitas dan kuantitas GKM di Kab/kota
Meningkatnya produktivitas khususnya bagi GKM terbina dan pada umumnya
industri kecil menengah
Peningkatan daya saing produk IKM pangan pada konvensi GKM tingkat Provinsi
Terpilihnya Gugus terbaik pada konvensi provinsi yang akan diikutsertakan sebagai
peserta konvensi GKM tingkat Nasional di Lombok - Nusa Tenggara Barat yaitu GKM
Insan Kreatif dari Kabupaten Sanggau.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 30 -
Mendorong pada GKM terbentuk dan peserta untuk berprestasi lebih baik lagi.
GKM-IKM Insan Kreatif berhak mewakili Prov. Kalimantan Barat dalam ajang
konvensi GKM-IKM Tingkat Nasional tahun 2010 di Lombok Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
f. Workshop Tenun dan Batik pada produk kreatif di Kalbar kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 9 s/d 10 Agustus 2010 di Hotel Mercure Pontianak
dengan narasumber Bapak Hendry dari Asosiasi Perancang Muda Indonesia (APMI)
pusat dan Viviati dari PRCF Kalbar;
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan perajin khususnya IKM tenun
dalam membuat produk yang berorientasi ekspor.
2. Meningkatkan pendapatan asli daerah khususnya dari produksi tenun.
3. Meningkatkan pemanfaatan bahan pendukung dengan mengunakan pewarna alam
yang diambil dari akar, daun, batang dan bunga.
4. Meningkatkan kemampuan desain diversifikasi produk tenun dengan warna-warna
alami dan model terbaru.
5. Melakukan pembinaan yang terpadu, kontinyu/berorientasi pasar.
Tujuan kegiatan ini adalah ;
a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenun untuk pasar domestik dan pasar ekspor.
b. Terciptanya desain baru dan motif baru produk tenun yang sesuai dengan selera
konsumen.
g. Pendampingan Langsung IKM keramik hias di Kota Singkawang kegiatan ini
dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 dengan tenaga ahli Bapak Andi Salim dari
Kalimantan Indah keramik Kalbar;
1. Mengadakan penyuluhan dan pembinaan IKM khususnya IKM keramik di
Singkawang
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 31 -
2. Membimbing dan menerapkan metode peningkatan kualitas dan kuantitas produk
IKM keramik hias dengan cara yang paling tepat dan sesuai untuk IKM tersebut
dengan pola sistem kerjasama.
3. Pendampingan Langsung ke industri keramik hias di Kota Singkawang
Tujuan kegiatan ini adalah
1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada para pelaku IKM,
khususnya IKM Keamik hias kota Singkawang.
2. Membentuk suatu jaringan kerja yang lebih baik antara Dinas Pembina, pelaku IKM
dan Instansi terkait.
3. Identifikasi kemampuan pemanfaatan SDA dan SDM yang terdapat di kota
Singkawang sangat potensial untuk dikembangkan lebih mendalam guna
peningkatan mutu disain yang baik dan benar.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, manajemen serta akses pasar dari
industri keramik hias melalui sentuhan akhir (finishing) produk.
h. Pelatihan Desain Tas Dari Tempurung Kelapa Di Desa Sungai Kakap kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 12 Juni 2010 di Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
dengan instruktur Bapak Siswanto dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Jogjakarta dan
Utin Asiati dari KUB Wanita Asri Pontianak ;
1. Meningkatkan nilai tambah perajin IKM Sabut kelapa untuk lebih fokus terhadap
usaha yang digelutinya.
2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para perajin Sabut kelapa Kabupaten
Pontianak sebanyak 20 orang
3. Mempercepat tumbuhnya sentra industri Sabut kelapa di Kabupaten Pontianak
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 32 -
4. Bertambahnya sinergi antara kebutuhan dan tuntutan pasar akan persaingan
produk Kerajinan Sabut kelapa, guna meningkatkan daya saing produk tersebut di
pasaran.
Dengan tujuan adalah :
1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada para pelaku IKM, khususnya
IKM Kerajinan Sabut kelapa.
2. Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak globalisasi pasar dengan perbaikan
mutu dari mulai pemilihan bahan baku sampai dengan finishing produk
3. Membentuk suatu jaringan kerja yang lebih baik antara Dinas Pembina, pelaku IKM
dan Instansi terkait.
4. Identifikasi kemampuan pemanfaatan SDA dan SDM yang terdapat di Kabupaten
Pontianak sangat potensial untuk dikembangkan lebih mendalam guna peningkatan
mutu Disain yang baik dan benar.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, manajemen serta akses pasar dari
industri Sabut kelapa melalui sentuhan akhir (finishing) produk.
i. Partisipasi Konvensi GKM Tingkat Nasional di Lombok – Nusa Tenggara Barat
kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 02 s/d 05 Nopember 2010 di Hotel Sentosa
Lombok yang dihadiri 33 Provinsi se-Indonesia terdiri dari 30 GKM yang masing-masing
peserta berjumlah 5 orang, peserta lainnya adalah Kadis, Pejabat Komitmen, Fasilitator,
penjaga stand pameran masing-masing 1 orang dari 33 Provinsi dan Dirjen dan para
direktur dilingkungan Ditjen IKM serta eselon III dan IV sebanyak 40 orang sehingga
jumlah seluruh peserta + 300 orang ditambah dengan peserta Provinsi dan Kab/kota se
Kalimantan Barat.
Peserta dari Kalimantan Barat terdiri dari ;
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 33 -
Satu (1) GKM Insan Kreatif dari Kabupaten Sanggau mewakili gugus Kalimantan
Barat sebanyak 3 orang.
Fasilitator GKM provinsi dan Kota pontianak serta peninjau dari GKM Kabupaten
Ketapang dan Sintang.
Kegiatan ini bertujuan :
Memberikan penghargaan kepada gugus yang mempunyai prestasi sehingga dapat
merangsang munculnya prestasi-prestasi gugus yang lain.
Membudayakan Gugus Kendali Mutu (GKM) dikalangan IKM, aparat pembina
termasuk masyarakat luas dalam rangka meningkatkan daya saing IKM.
Hasil yang dicapai :
Tumbuhnya minat pengusaha IKM dan masyarakat luas untuk mengetahui lebih
jauh tentang GKM dan permasalahannya serta adanya usaha penerapan GKM pada
usaha-usaha IKM.
Peningkatan kualitas dan kuantitas GKM secara nasional
Peningkatan produktivitas khususnya bagi GKM terbina dan pada umumnya industri
kecil menengah.
Peningkatan daya saing produk IKM
j. Pameran MTQ di Bengkulu 2010 yang diikuti oleh 2 orang aparat dari Dinas Perindag
Provinsi dan 2 orang pengurus pondok pesantren mewakili pondok-pondok pesantren
yang ada di Kalimantan Barat kegiatan Pameran MTQ ini bertujuan ;
Memberdayakan SDM Pontren di Kalimantan Barat serta memotivasi karya
kerajinan para Pontren. Hal ini dapat kita tinjau dari jumlah peserta, pengunjung,
maupun produk dan penampilan pameran MTQ XXV baik dari pasar domestik .
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 34 -
Menyikapi hal tersebut maka memberi kesempatan bagi para perajin di Pontren
untuk bersaing di era global tujuannya untuk menggali potensi SDM yang ada di
Pontren agar dapat dikenal dan dapat diterima oleh masyarakat dalam atau luar
negeri sehingga dapat meningkatkan wisata Indonesia.
Hasil yang dicapai adalah :
1. Mempromosikan produk pontren kepada masyarakat luas.
2. Meningkatnya kecintaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan para Santri
/ Pengelola Pondok Pesantren
3. Meningkatnya motivasi para Santri / Pengelola Pondok Pesantren untuk
melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pemasaran
produk yang terus menerus sehingga dapat berdaya saing.
4. Tranformasi informasi antar sesama pelaku usaha dan aparat yang menangani
IKM, khususnya mengenai perluasan pasar hasil produk IKM Pondok Pesantren.
5. Peningkatan pendapatan Santri / Pengelola Pondok Pesantren dan transaksi
langsung (pemesanan) produk yang diinginkan produsen.
6. Ternyata produk-produk kerajinan dan pangan hasil pondok pesantren banyak
diminati.
k. Pameran di Halaman Disperindag Prov. Kalbar pada tanggal 06 s/d 09 Agustus
2010 yang diikuti oleh seluruh Dinas Perindag 14 Kab/Kota serta IKM binaan ;
Pameran lobby Disperindag juga diikuti oleh Instansi Pemerintah, BUMN,
perusahaan Swasta serta diadakan bazar murah untuk menyambut bulan ramadan
Perajin IKM dari 14 Kabupaten Kota masing-masing 2 orang
Kegiatan pameran ini bertujuan ;
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 35 -
Meningkatkan daya sebar pasar Produk industri Kalimantan Barat baik dipasar
domestik maupun lokal.
Menjajaki peluang mitra kerjasama dalam pemasaran produk industri Daerah
Mengenalkan produk yang mempunyai daya saing kompetitif
Menjadikan Disperindag sebagai sumber informasi pasar dan pengembangan
produk.
Hasil yang dicapai adalah ;
Terpromosikannya produk IKM Kalbar
Adanya kepercayaan dari IKM terhadap Disperindag sebagai fasilitator, komunikator
dan informator dalam pengembangan produk IKM.
Adanya peningkatan peluang pasar bagi produk tertentu
l. Pengembangan Database IKM Kalimantan Barat, kegiatan ini bertujuan ;
Membuat peta sebaran industri kecil menengah kabupaten/Kota dalam menginventarisir
produk dan teknologi serta peluang pasar / investasi dan tersedianya sarana layanan
informasi potensi IKM bagi pengusaha / calon pengusaha maupun masyarakat pada
umumnya, dengan menggunakan metode ;
Pemanggilan petugas pendataan Kab/Kota ke Provinsi untuk diberikan pengarahan
Pengambilan data oleh petugas pendataan ke Kab/Kota
Pengecekan pendataan oleh petugas pendataan Provinsi
Kompilasi dan pengolahan data oleh petugas pendataan Provinsi
Pembuatan buku pendataan oleh petugas pendataan Provinsi
Narasumber pada kegiatan tersebut adalah ;
Kadis Perindag Prov. Kalimantan Barat
Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 36 -
Yohanes Rudy (Koordinator pendataan IKM Prov. Kalimantan Barat)
Hasil yang tercapai :
Tersedianya informasi data base IKM yang valid dan komunikatif
Terciptanya system jaringan pengembangan informasi antar kabupaten/kota dan
propinsi melalui jaringan Website
M. Klinik Pengembangan Usaha Pangan dan Kerajinan terdiri dari 3 orang pengurus
yaitu ;
M. Japri
Sadra
Nur Sobibah
Klinik pengembangan usaha bertujuan untuk ;
Menyediakan sarana dan prasarana bagi IKM pangan dan kerajinan utamanya
kearah mutu produk.
Ajang pertukaran informasi dan komunikasi antar IKM
Sebagai ajang promosi produk IKM daerah.
N. Unit pembinaan langsung Provinsi pada tahun 2010 telah membina 4 Sentra/KUB
yaitu
1. Sentra Kerajinan tugu khatulistiwa kota Pontianak
2. KUB Usaha mandiri kerajinan tangan lestari souvenir dan sentra kerajinan kapal
motor bandong dari Kabupaten Sanggau
3. Yayasan Banoaka sentra kerajinan ukiran kayu khas dayak dari Kota Pontianak
4. IKM Kembang goyang dari Kabupaten Sanggau
UPL-IKM Provinsi dengan personil ;
1. Yudi Suheri, SE (Shindan She) Dinas Provinsi
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 37 -
2. Utin Asiati (Penyuluh Perindustrian) Dinas Provinsi
3. Fajar Sidik, SP (Shindan She) Kabupaten Sambas
4. Uray Mauludin, ST (Shindan She) Kabupaten Sanggau
5. Yulita (Shindan She) Kabupaten Landak
6. Nuning Barliana, ST (Shindan She) Kabupaten Ketapang
7. Basillius Junaidi, ST (Shindan She) Kabupaten Bengkayang
8. Wiryamor, ST (Shindan She) Kota Singkawang
9. Elfa Edison (Shindan She) Baristad Pontianak
10. Sukadri
11. Rizal
Pembentukan dan pengelolaan UPL-IKM diatur dalam peraturan Direktur Jenderal IKM
Nomor 55/IKM/Per/8/2010 tanggal 14 Agustus 2010.
Pada konvensi UPL wilayah Timur tahun 2010 di Kendari - Provinsi Sulawesi
Tenggara UPL Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan penghargaan terbaik 3 dari 16
provinsi di wilayah Timur untuk kategori pendampingan langsung terhadap IKM binaan baik
dari segi produksi, manajemen maupun pemasaran.
Maksud dan tujuan Unit Pendampingan Langsung (UPL-IKM) adalah ;
Sebagai pedoman dalam pembentukan UPL-IKM di pusat dan lingkungan dinas yang
menangani bidang industri di provinsi dan Kab/Kota serta mekanisme dan operasional
UPL-IKM dalam melaksanakan pendampingan langsung kepada perusahaan industri
kecil dan menengah.
Peranan UPL-IKM Kalimantan Barat adalah ;
Sebagai fasilitator untuk menfasilitasi IKM dalam kaitannya dengan sumber informasi,
sumber modal dll.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 38 -
Sebagai komunikasi untuk menginformasikan hal-hal yang diperlukan oleh perusahaan
IKM
Sebagai motivator untuk memberikan dorongan dan motivasi kewirausahaan kepada
perusahaan IKM.
Sebagai dinamisator untuk menggerakkab IKM dalam memajukan usaha.
Sebagai inovator untuk memberikan pemikiran dan masukan baru kepada IKM
Sebagai konsultan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada perusahaan IKM
didalam pemecahan masalah dan pengembangan usaha.
Masing-masing UPL-IKM baik itu UPL-IKM Provinsi, Kabupaten Sanggau, Bengkayang,
Sambas, Kubu Raya dan Kota Singkawang mendiagnosis IKM antara lain ;
Dari hasil diagnosis tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ;
Tim diagnosis turun kelapangan sebanyak kurang lebih 3 kali kunjungan pada masing-
masing sentra dengan tujuan mendiagnosis permasalahan-permasalahan dengan cara
pengamatan langsung dan wawancara (interview) serta observasi kebeberapa
pembanding dengan mengkaji dan memeriksa pokok-pokok permasalahan baik itu dari
manajemen, keuangan, proses produksi, penerapan mutu, tenaga kerja, pemasaran
dsb.
Menyusun permasalahan-permasalahan lengkap dengan profil sentra dan latar belakang
terbentuknya sentra dari hasil diagnosis dan hasil pemeriksaan menjadi sebuah bentuk
laporan pemeriksaan atau laporan diagnosis yang disusun secara berurutan lengkap
dengan strategi-strategi pemecahan masalah.
Strategi pemecahan masalah tersebut dipakai sebagai acuan untuk pengajuan
bimbingan konsultan IKM
Hasil yang dicapai Unit Pendampingan Langsung (UPL-IKM) adalah ;
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 39 -
Adanya respon yang sangat baik dari seluruh sentra yang dibina oleh UPL-IKM karena
mereka dapat bebas mengeluarkan potensi dan kemampuan yang dimiliki dengan cara
pembinaan langsung tersebut.
Adanya perubahan pola pikir dan dukungan baik dari pelaku UKM maupun para pembina
dan sangat dirasakan bahwa pembinaan secara langsung lebih efektif daripada
pembinaan melalui bimbingan teknis maupun diklat.
Dengan adanya pendampingan langsung oleh tenaga UPL-IKM sangat dirasakan
permasalahan-permasalahan yang ada pada IKM dengan nyata walaupun perlahan
utamanya pada masalah pemasaran dan permodalan.
Adanya rekomendasi yang dapat dijadikan acuan pembinaan dan pengembangan sentra
IKM atau perusahaan perorangan yang merupakan implementasi dari permasalahan-
permasalahan yang disusun oleh Tim UPL-IKM yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan program IKM selanjutnya.
Organisasi Dan Personil
Untuk menunjang efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi di satu pihak dan di
pihak lain mencapai tujuan dan sasaran Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil
Menengah maka struktur Satuan Kerja Tahun Anggaran 2010 dikelola oleh 6 personil.
Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pemberdayaan
Industri Kecil Menengah provinsi Kalimantan Barat nomor 01/SK/Pemberdayaan Industri
Kecil Menengah/IV/2010 tanggal 29 April 2010 tentang susunan personalia Satuan Kerja
Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun Anggaran 2010. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Struktur Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah tahun Anggaran
2010 dan Susunan Personalia sebagai berikut :
Pejabat Pembuat Komitmen / Ir. Hj. YENNY SUSILAWATI
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 40 -
1. Mengkoordinir seluruh Kegiatan Satuan Kerja
2. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran
3. Menyelesaikan kegiatan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah sesuai
rencana dan tepat waktu (ROK )
4. Melakukan Pemeriksaan Kas Bendahara sekurang-kurangnya 3 (tiga) Bulan sekali.
5. Menyusun, melaksanakan dan Mengusulkan Revisi DIPA dan RKAKL sesuai Peraturan
yang berlaku.
6. Menyusun Rencana Kerja Tahunan berdasarkan DIPA / RKAKL
7. Bertanggung Jawab Penuh terhadap semua Administrasi Kegiatan Satuan Kerja
Pemberdayaan Industri Kecil Menengah
8. Menerbitkan dan Menandatangani Surat Perintah Tugas dan Surat Perintah Perjalanan
Dinas
9. Mengusulkan dan Menetapkan Surat Penugasan bagi penanggungjawab kegiatan,
petugas administrasi keuangan dan petugas administrasi serta penetapan besarnya
honorarium.
10. Menetapkan KAK dan HPS serta Sistim Pengadaan Barang dan Jasa.
11. Menetapkan Kontrak Kerja dengan Rekanan
12. Menjalankan / memperhatikan Keppres No. 17 dan 18 Tahun 2000 beserta
lampirannya.
13. Mengajukan SPP-UP, SPP-TUP
14. Menandatangani permintaan UP, TUP, SPTBP, SKTJM, SPT, SPPD, SPK, BAP dan bukti-
bukti lainnya dalam penggunaan anggaran.
15. Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan kegiatan secara periodik kepada Kuasa
Pengguna Anggaran dan Dirjen IKM.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 41 -
16. Memantau dan mengendalikan serta mengawasi pelaksanaan kegiatan dan realisasi
anggaran
17. Berupaya meningkatkan kinerja tugas dan bertanggung jawab.
Bendahara Pengeluaran / Mulyana
1. Menerima, menyimpan dan membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan kegiatan.
2. Mengajukan SPP kepada Pejabat penerbit SPM dan mengarsipkan SPM .
3. Mengambil dan menyetor uang dari / Kas Bank
4. Memungut atau memotong dan menyetor pajak – pajak yang berlaku
5. Membukukan Transaksi Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah
6. Membuat SPP dan Rekapitulasi Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil
Menengah
7. Meneliti dan menguji kelengkapan Dokumen, kebenaran perhitungan tagihan
pembayaran.
8. Membuat Laporan Keadaan Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil
Menengah
9. Menolak perintah membayar dari Pejabat Pembuat Komitmen apabila syarat tidak
terpenuhi
10. Berupaya Meningkatkan kinerja Tugas dan Bertanggung jawab
11. Menyimpan dengan tertib bukti-bukti pertanggungjawaban asli
12. Menutup Buku Kas Umum dan Membuat Laporan-laporan Keuangan tiap bulan,
semester dan tahunan.
13. Menyatakan setuju dan lunas dibayar atas perintah membayar dari Pejabat Pembuat
Komitmen.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 42 -
14. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat
Pembuat Komitmen.
Pejabat Penandatanganan dan Peneribit SPM / ARIFIN INDEK, SH
1. Menandatangani/melegalisir copy SSP untuk pengajuan SPM-GU, SPM-LS dan faktur
pajak
2. Menyampaikan bukti-bukti pertanggungjawaban dan dokumen pendukung SPP (asli)
yang telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan yang berlaku kepada Pejabat
Pembuat Komitmen melalui Bendahara Pengeluaran
3. Mengembalikan dukumen SPP jika tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku dengan catatan alasan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
melalui Bendahara Pengeluaran.
4. Menandatangani dan Menerbitkan SPM dan menyampaikannya kepada KPPN.
5. Menerima dari KPPN copy lembar ke II SP2D beserta copy SPM yang telah diberi
pengesahan/Cap dan menyampaikannya kepada Bendahara Pengeluaran atau
dikembalikan apabila berdasarkan hasil pengujian KPPN tidak memenuhi syarat untuk
diterbitkan SP2D-nya.
6. Melakukan dan membuat pencatatan Buku Pengawasan Pengajuan SPP.
7. Membuat Kartu Pengawasan Pagu Anggaran atas realisasi anggaran pada tiap kegiatan
yang mengacu pada rincian pengeluaran.
8. Mengoreksi perhitungan-perhitungan dan memeriksa kebenaran seluruh dokumen SPP
yang disesuaikan dengan sasaran kegaiatn atau spesifikasi tehnis yang ditetapkan.
9. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa pengguna Anggaran
10. Berupaya meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab.
Petugas Administrasi Keuangan / A. ZULKIFLIE
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 43 -
1. Mengerjakan pengetikan yang berkaitan dengan laporan keuangan, berkas kwitansi,
serta administrasi lainnya
2. Menyusun berkas administrasi keuangan dengan petunjuk dari bendahara
3. Penyelesaian LKKA, LKKP
4. Membuat Laporan Pemeriksaan Kas
5. Membuat Laporan Triwulan
6. Mengerjakan Laporan Keuangan Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah
7. Mengkompilasi seluruh bukti-bukti pengeluaran, dan membuat bukti kas pengeluaran
sebagai bahan pengajuan SPP dll.
8. Menyiapkan konsep laporan Rencana Penerima dan pengeluaran Kas setiap bulan
sebelum bulan berkenaan ke KPPN.
9. Membuat kelengkapan SPP setelah berkoordinasi dengan Penanggung Jawab Kegiatan
10. Mengusulkan dan menyiapkan permintaan pembayaran SPP dengan dilampiri rincian
biaya.
11. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat
Pembuat Komitmen.
Petugas Administrasi / HAMZAH PANSURI
1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen
2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,
ROK dan KAK.
3. Membuat surat penugasan SPT, SK dan surat-surat lainnya yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan.
4. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dengan mengkonsep dan membuat surat-surat
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 44 -
5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen
6. Menyiapkan dan menyusun konsep RKAKL untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya
7. Menyiapkan konsep usulan rencana revisi DIPA/RKAKL dan Rincian Biaya Per Kegiatan.
8. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat
Komitmen.
Petugas Administrasi / GUSLIM
1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen
2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,
ROK dan KAK.
3. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dengan mengkonsep dan membuat surat-surat
4. Mengontrol surat-surat Satuan Kerja yang masuk dan keluar
5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen
6. Menandatangani Tanda Terima Barang / Pekerjaan
7. Menangani Administrasi surat menyurat.
8. Mengirim dan mengantar surat menyurat untuk kepentingan Satuan Kerja.
9. Mengantar surat atau dokumen SPM, SAI dll
10. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat
Komitmen.
Petugas Administrasi / ERICHO, ST
1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen
2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,
ROK dan KAK.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 45 -
3. Membuat surat penugasan SPT, SK dan surat-surat lainnya yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan.
4. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dengan mengkonsep dan membuat surat-surat
5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen
6. Menyiapkan dan menyusun konsep RKAKL untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya
7. Menyiapkan konsep usulan rencana revisi DIPA/RKAKL dan Rincian Biaya Per Kegiatan.
8. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat
Komitmen.
Petugas Administrasi / KASTRO
1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen
2. Mengkompilasi dan menyelesaikan Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan TOR,
ROK dan KAK.
3. Membuat surat penugasan SPT, SK dan surat-surat lainnya yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan.
4. Merencanakan pihak-pihak yang dihubungi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dengan mengkonsep dan membuat surat-surat
5. Memberikan laporan secara berkala kepada Pejabat Pembuat Komitmen
6. Menyiapkan dan menyusun konsep RKAKL untuk tahun berjalan dan tahun berikutnya
7. Menyiapkan konsep usulan rencana revisi DIPA/RKAKL dan Rincian Biaya Per Kegiatan.
8. Bertanggung jawab kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pembuat
Komitmen.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 46 -
2. ADMINISTRASI ASET PERALATAN DAN MESIN
Pengadaan Inventaris dalam Tahun Anggaran 2010 ini tidak ada hal dikarenakan
ketika waktu pengusulan anggaran Satker PIKM TA. 2010 tidak lolos dari Ditjen Anggaran
Kementerian Keuangan di Jakarta dikarenakan sesuatu dan lain hal.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 47 -
STRUKTUR ORGANISASI PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PROV. KALIMANTAN BARAT N0. 01/SK/PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL
MENENGAH/IV/2010 TANGGAL 29 APRIL 2010
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Drs. H. Soezarsono Soekran
Pejabat Penguji, Penerbit dan Penanda Tanganan SPM
Arifin Indek, SH
Pejabat Pembuat Komitmen
Ir. Hj. Yenny Susilawati
Pejabat Pengadaan Barang
(SK Gubernur)
Sekretaris/Petugas Administrasi
1. Ericho
2. Guslim
3. Kastro
Bendahara Pengeluaran
Mulyana
Petugas Adm. Keuangan
A. Zulkiflie Hamzah Pansuri
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 48 -
BAB III
KEBIJAKAN DAERAH
A. STRATEGI INDUSTRI KALIMANTAN BARAT
Impian Kalimantan Barat adalah menjadi daerah industri baru di luar pulau Jawa
Pada tahun 2020 berbasis pada komoditi unggulan, industri kreatif dan telematika yang
semakin berkembang dengan ditunjang IKM yang tangguhii. Untuk mencapai impian
tersebut perlu disusun Strategi pengembangan industri saat ini dan kedepan. Strategi
tersebut berlandaskan pada beberapa skenario terhadap pemecahan masalah utama di
Kalbar terutama insentif pemerintah kepada Pemerintah daerah dan dunia usaha untuk
pengembangan industri di luar Pulau Jawa (dan Sumatera) dalam penyediaan listrik, energi
murah, infrastruktur penunjang, dukungan litbang, percepatan penumbuhan kawasan
industri dan dukungan dan penguatan basis pasar lokal (nasional) serta ekspansi pasar luar
untuk komoditi-komoditi yang dihasilkan. Untuk itu dalam Jangka 5 (lima) tahun kedepan
2009 – 2014, strategi pengembangan industri daerah adalah :
1. Mendorong Penumbuhan Kawasan Industri di Kab/Kota, dimana pada tahun
2009 dan 2010 merupakan tahun penting untuk Kabupaten dan Kota serta Provinsi
meletakan pondasi percepatan penumbuhan kawasan industri yang dapat dilakukan
sejalan dengan penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang baik di Kabupaten/Kota, Tata
Ruang KAPET Khatulistiwa, Tata Ruang Pontianak Metropolitan Area yang sedang
dilakukan saat ini, dimana dokumen tersebut dapat menjadi dokumen promosi
investasi Kalbar. Pemerintah daerah juga mendorong beroperasinya kawasan industri
yang sudah dirintis misalnya Kawasan Industri Semparuk (KIS) Sambas.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 49 -
2. Mendorong pengembangan Industri Unggulan Kalbar sesuai dengan Perpres 28
tahun 2008 tentang KIN yaitu Karet dan Kelapa Sawit serta Klaster pengolahan bahan
baku keramik. Pemerintah daerah saat ini sedang mendorong berdirinya industri
barang jadi karet dari latek dan pemenuhan utilisasi kapasitas produksi pabrik crumb
rubber yang ada melalui penguatan teknologi di tingkat petani. Scenario
Pengembangan industri kompon karet padat dan cair serta industri turunannya skala
menengah dan kecil terutama untuk pasar lokal dan regional menjadi salah satu target
utama untuk kondisi keterbatasan infrastruktur dan energi saat ini. Sedangkan untuk
penumbuhan industri turunan CPO sangat diperlukan campur tangan pemerintah
melalui insentif dan disinsentif untuk mendorong pengembangan industri hilir CPO
dalam negeri khsusnya diluar P. Jawa dan Sumatera mengingat karaketristik pelaku
bisnis CPO pada umumnya (lihat kondisi Komoditi Unggulan sesuai Perpres 28/2008)
Industri Kecil Menengah Compo Crepe CU Bima - Sintang (pengolah karet kualitas jelek
petani untuk memenuhi standar ind. Karet lokal dan nasional)
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 50 -
3. Mendorong pengembangan Industri pendukung sektor pertanian (dan
pertambangan) terutama melalui program ALSINTAN Centre dan Industri
Perkapalan. Alsintan centre Kalbar telah menjadi salah satu icon pengembangan alat
mesin pertanian di luar Pulau Jawa, dan program ini akan sangat membantu upaya
Kalbar dan nasional dalam pengembangan pertanian menuju ketahanan pangan dan
penumbuhan usaha agribisnis yang berdaya saing. Sedangkan pengembangan
industri perkapalan Kalimantan Barat akan sangat membantu percepatan penumbuhan
industri perkapalan tersebut sebagai salah satu produk ekspor industri Kalbar yang
berdaya saing cukup tinggi dan untuk mendukung pengembangan agribisnis dan
agroindustri kelapa sawit serta bisnis pertambangan daerah (utamanya industri kapal
ponton dan kapal penarik sebagai alat transportasi utama penyediaan logistic dan
pengangkutan hasil).
4. Mendorong Pengembangan Industri Kreatif yang berbasis Warisan & Budaya
luhur daerah utamanya industri kerajinan (misalnya IKM Tenun adat, anyaman dll)
dan IKM berbasis bahan baku lokal yg mempunyai keunggulan komparatif. (mis.
Lidah buaya)
Industri kreatif berbasis warisan budaya luhur lokal
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 51 -
Pemilihan ini didasarkan pada penggunaan sumber daya yang tersedia (budaya, hasil alam,
dan ketrampilan) yang dikreasikan dengan landasan informasi,teknologi &inovasi, kerja
keras, keunggulan membangun network (baik ke belankang rantai supply dan kedepan
rantai demand) dengan tidak putus asa menggunakan infrastruktur yang ada dan selalu
mensubtitusi kelemahan yang ada dengan kekuatan dan peluang yang tersedia.
Aneka produk Lidah Buaya
5. Mendorong Pengembangan Industri telematika, berlawanan dengan kondisi
keterbatasan infrastruktur dan energi, infrastruktur telekomunikasi utamanya telepon
dan internet oleh pihak swasta tumbuh sangat pesat dan bersaing. Akibat tersedianya
jaringan internet murah, tumbuh komunitas IT Kalbar yang mampu telah mampu
menghasilkan produk-produk a.l. software, web design, komik/animasi dll dan
komunitas tersebut mampu meningkatkan kompetensinya secara mandiri, merupakan
potensi dalam pengembangan industri di Kalbar. Pengembangan industri ini dapat
dilakukan hampir tidak terbatas seiring dengan cepatnya perubahan teknologi
informasi serta yang diproduksi adalah ide, kreatifitas dan skill pelaku industri tersebut.
Dimana sumberdaya ide, kreatifitas dan skill adalah tak terbatas pada manusia.
Dalam jangka panjang pembangunan industri diarahkan pada penguatan,
pendalaman dan penumbuhan klaster kelompok industri prioritas sebagai berikut :
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 52 -
Basis Industri Manufaktur yang terdiri atas kelompok-kelompok industri :
1. Industri Material Dasar yang terdiri dari Industri Besi dan Baja, Industri Semen, Industri
Petrokimia, Industri Keramik;
2. Industri Permesinan; yang meliputi Industri Peralatan Listrik dan Mesin Listrik, Industri
Mesin dan Peralatan Umum
3. Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja merupakan penghasil produk
sandang, pangan, bahan bangunan, kesehatan dan obat, dan sebagainya,
yang meliputi antara lain Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri
Alas Kaki, Industri Farmasi dengan Bahan Baku dalam Negeri.
Kelompok Industri Agro yang meliputi cabang-cabang industri pengolahan Industri
Kelapa Sawit, Industri Karet dan Barang Karet, Industri Kakao dan Coklat, Industri
Kelapa, Industri Kopi, Industri Gula, Industri
Tembakau, Industri Buah-buahan, Industri Kayu dan Barang Kayu,
Industri Hasil Perikanan dan Laut, Industri Pulp dan Kertas, Industri Pengolahan
Susu.
Kelompok Industri Alat Angkut; yang meliputi industri-industri Industri Kendaraan
Bermotor, Industri Perkapalan, Industri Kedirgantaraan,
Industri Perkeretaapian.
Kelompok Industri Elektronika dan Telematika meliputi Industri Elektronika,
Industri Perangkat Keras Telekomunikasi dan Pendukungnya, Industri Perangkat
Penyiaran dan Pendukungnya, Industri Komputer dan Peralatannya, Industri
Perangkat Lunak dan Content Multimedia, Industri Kreatif Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 53 -
Kelompok Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu, yang
meliputi industri perangkat lunak dan content multimedia, fashion, dan kerajinan
dan barang seni.
Industri Kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi
kekayaan intelektual berupa kreatifitas, keahlian dan bakat individu menjadi
suatu produk yang dapat dijual sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi
pelaksana dan orang-orang yang terlibat.
Industri Kecil dan Menengah Tertentu; yang meliputi industri-industri
pengolahan Industri Batu Mulia dan Perhiasan, Industri Garam Rakyat, Industri
Gerabah dan Keramik Hias, Industri Minyak Atsiri dan Industri Makanan Ringan.
Tujuan pembangunan industri jangka panjang adalah membangun industri dengan
konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang didasarkan pada tiga aspek yang tidak
terpisahkan yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan lingkungan hidup.
Sedangkan tujuan pembangunan sektor industri jangka menengah ditetapkan bahwa
industri harus tumbuh dan berkembang sehingga mampu memberikan sumbangan nilai
tambah yang berarti bagi perekonomian dan menyerap tenaga kerja secara berarti;
mampu menguasai pasar dalam negeri dan meningkatkan ekspor;
mampu mendukung perkembangan sektor infrastruktur;
mampu memberikan sumbangan terhadap penguasaan teknologi nasional;
mampu meningkatkan pendalaman struktur industri dan mendiversifikasi jenis-jenis
produksinya;
tumbuh menyebar ke luar Pulau Jawa.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 54 -
Strategi pengembangan industri Kalimantan Barat 2010 - 2013 pengembangan industri
dilakukan melalui :
1. Peningkatan daya saing produk daerah melalui
2. Pengembangan Komoditi Prioritas
3. Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT)
4. One village one product (OVOP) menuju
5. Kompetensi Inti daerah menuju
6. Klaster industri
7. Menuju spesialisasi dan peningkatan nilai disepanjang rantai (yg telah dirintis a.l. Kelapa
terpadu dan Keramik)
Penumbuhan kawasan khusus (a.l. kawasan industri)
(untuk mengakselerasi pertumbuhan Industri daerah yang saat ini dihadapkan pada
kendala karena tinggi persebaran yg tidak diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur
yang memadai (a.l. listrik, accessibility/transportasi) dan kontinyunitas pembinaannya
Gambaran umum Indag Kalimantan Barat saat ini
Kondisi Perekonomian Kalimantan Barat di sektor Industri dan Perdagangan 5 tahun
terakhir
– Indikator Makro ekonomi Kalimantan Barat
• Kontribusi sektor perdagangan yang terus meningkat di PDRB
• Kontribusi sektor industri semakin menurun.
• Masih stagnan walaupun disisi lain mulai menampakan pemulihannya dengan
pergeseran komoditi dari komoditi berbasis kayu ke komoditi lainnya
utamanya pangan dan barang dari karet.
• Terjadi pergeseran (transformasi ekonomi) dari tahun 2001 ke tahun 2007
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 55 -
• Produk sektor primer (utamanya pertanian) langsung diserap konsumsi rumah
tangga & ekspor, yg diserap sektor industri menurun (potensi nilai tambah
yang hilang ↑)
– Ekspor bergerak meningkat (namun masih fluktuatif)
• Komoditi utama masih sedikit (Karet, Kayu & Udang Beku)
• Umumnya produk hulu (bahan baku maupun setengah jadi)
Target Utama / Goal Pengembangan Industri karet Kalimantan Barat :
1. Peningkatan Utilisasi Kapasitas Produksi dan Nilai serta volume Ekspor Karet Kalimantan
Barat
2. Peningkatan pendapatan petani (dan nilai tambah di daerah Kalimantan Barat)
• Untuk Tahap I (2010-2012), penguatan kelembagaan dan good will gov’nt, dan upaya –
upaya terobosan pasar/diversifikasi tujuan pasar dan inisiasi diversifikasi produk dan
teknologi pengolahan bokar.
• Tahap II (2013 – 2020) diversifikasi produk dan up grading teknologi
(compound/vulkanisir & karet teknik, latek pekat) dan barang – barang karet jadi (hilir,
ban, dll).
• Pengembangan Komoditi berdasarkan konsep klaster diperkuat dengan penyediaan tata
ruang untuk kawasan khusus pengembangan budidaya dan industri berbasis karet di
Kalimantan Barat.
• Utilisasi kapasitas produksi melalui : pendekatan on farm dan off farm
On farm :
• Revitalisasi Perkebunan Karet
• Penguatan Kelembagaan dan teknologi di tingkat Petani
Off farm :
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 56 -
• Efisiensi Sistim Distribusi komoditi-komoditi tersebut (Pasar Lelang Forward dan on the
spot)
• Penerapan Standar produk bagi komoditi – komoditi tersebut yang berdampak pada
transparansi penentuan harga komoditi
• Regulasi Pemerintah (Insentif dan disinsentif)
• Optimalisasi hasil-hasil litbang karet dari hulu – hilir
Diversifikasi Produk Olahan Karet (basis latek pekat)
• Optimalisasi hasil-hasil litbang karet dari hulu – hilir
• Peningkatan SDM Petani
Kebijakan Prioritas Pembangunan Kalimantan Barat
Sasaran Prioritas Indag sesuai RPJMD 2010 – 2013
Komoditi Unggulan Kalimantan Barat menuju Kompetensi Inti Daerah
Komoditi Unggulan Industri berbasis komoditi unggulan (karet, Sawit, Kelapa, Aloevera)
KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) Kalimantan Barat
Pembangunan sektor Indag di Kawasan Perbatasan
B. DUKUNGAN PEMBEBANAN APBD
Dukungan Pemerintah dalam pengembangan Industri Kalbar yang sangat dibutuhkan saat
ini adalah :
1. Memfasilitasi dan asistensi teknis bagi Penyediaan/penumbuhan Kawasan Industri di
Kab/Kota (dan Provinsi)
2. Insentif (infrastruktur, regulasi, energi murah & listrik, dukungan litbang) untuk
mendorong pengembangan Industri secara keseluruhan di Kalbar (terutama Unggulan
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 57 -
Kalbar Sesuai dengan Perpres 28 tahun 2008 tentang KIN yaitu Karet dan Kelapa Sawit
& Klaster pengolahan bahan baku keramik)
3. Dukungan pengembangan Industri pendukung sektor pertanian (tanaman pangan,
perkebunan, peternakan) terutama melalui program ALSINTAN Centre &
pengembangan Industri Perkapalan
4. Dukungan pengembangan IKM unggulan Kab/kota melalui dukungan Pengembangan
Industri Kreatif yang berbasis Warisan & Budaya luhur daerah utamanya industri
kerajinan (IKM Tenun adat, anyaman dll) dan IKM berbasis bahan baku lokal yg
mempunyai keunggulan komparatif (mis. Lidah buaya)
5. Dukungan Pengembangan Industri telematika di Kalbar terutama dalam memfasilitasi
komunitas IT Kalbar (cikal bakal industri telematika Kalbar) dengan Industri Telematika
Nasional
Sedangkan dukungan pendanaan dari APBD diantaranya ;
Pemeliharaan jaringan sistm informasi Indag
Dukungan pengembangan Alsintan centre (TOT dan Workshop)
Partisipasi pada pameran Inacraft dan PPI 2010
Konsultasi spesialis IKM
Partisipasi pada pemeran lokal di kota Pontianak (Nusantara Expo 2010 dan pameran di
halaman kantor Disperindag)
Penghargaan Upakarti 2010
Pelaksanaan konvensi GKM tingkat provinsi 2010
Dukungan dalam rangka pengembangan kerajinan dengan Dekranasda
Pengkajian pengembangan sentra tenun di Kabupaten Sambas
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 58 -
Pembinaan dan pengembangan IKM di Propinsi Kalimantan Barat masih sangat
membutuhkan dana Dekonsentrasi yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian RI
melalui Direktorat Jenderal IKM Satker Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat dalam pembinaan teknis dan non
teknis bagi IKM dan Pembinanya. Pemerintah Daerah menetapkan program pengembangan
industri merupakan program pilihan sesuai dengan RPJM Nasional, Kompetensi Inti, OVOP
serta Industri unggulan Kalimantan Barat, dengan demikian alokasi pendanaan untuk
pengembangan industri sangat kecil. Namun disisi lain industri diberi beban yang cukup
berat sebagai penggerak ekonomi, dengan hanya mendapat dukungan dana pembinaan
yang ala kadarnya maka sangat mungkin perkembangan IKM belum menunjukkan
perubahan yang nyata sebagaimana yang diharapkan, ditambah lambannya perubahan pola
pikir pelaku IKM terhadap pengembangan usaha (profit oriented, market oriented, inovatif)
dan kemandiriannya.
Walaupun demikian dengan semakin tajamnya persaingan dan tuntutan ekonomi
dalam masyarakat IKM tetap eksis sesuai trend pasar pada saat itu, hingga Kementerian
Perindustrian RI dan Dinas yang membidang Perindustrian tetap berkomitmen untuk
mengembangkan/memberdayakan IKM melalui peningkatan kemampuan Pelaku IKM dan
aparat pembinanya, melakukan pengembangan Informasi dan memberikan dukungan baik
soft ware maupun hard ware untuk tetap eksis ditengah persaingan usaha yang makin
ketat.
Pembinaan yang telah diberikan oleh Satker PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL
Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat terutama
pembinaan teknis bagi pengusaha dan perajin telah dilaksanakan secara optimal dan sesuai
program, namun perkembangan IKM belum menunjukkan perubahan yang nyata
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 59 -
sebagaimana yang diharapkan, hal ini disebabkan para perajin belum bisa memenuhi
kualitas dan kuantitas produk massal serta sikap mental sebagian perajin yang belum
memiliki jiwa kewirausahaan yang berorientasi pada inovasi, profit dan berorientasi ke
depan.
Kualitas Sumber Daya Manusia yang terlibat disektor IKM relatif masih terbatas
dalam berbagai hal, antara lain keterampilan dan pengetahuan, penguasaan teknologi,
pengetahuan desain, labelling, packaging dan manajemen sehingga sangat berpengaruh
terhadap mutu produk yang dihasilkan.
Daerah Kalimantan Barat dengan karakteristik memerlukan paket-paket
pembinaan yang khusus berdasarkan permasalahan pokok pengembangan industri daerah
dengan pengembangan potensi komoditi masing-masing daerah Kab/Kota difokuskan pada
produk-produk yang akan dijadikan komoditi unggulan ekspor Kalimantan Barat dalam
rangka ikut berpartisipasi mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi rakyat di
Kalimantan Barat.
Upaya peningkatan utilisasi kapasitas produksi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan secara maksimal potensi dampak dari pengamanan pasar dalam negeri
termasuk substitusi bahan-bahan yang diimpor. Selain itu upaya yang perlu dilakukan adalah
peningkatan nilai tambah melalui peningkatan pengembangan industri pengolahan.
IKM harus menjadi ujung tombak dan lokomotif pembangunan ekonomi di daerah
Kalimantan Barat sehingga setiap pelaku ekonomi harus meningkatkan kemampuan bersaing
dengan melakukan pergeseran produk dari keunggulan komperatif kearah unggulan
kompetitif. Pelaku usaha dituntut mampu mengikuti perkembangan teknologi baik teknologi
informasi maupun teknologi pengendalian bahan baku. Keadaan ini mengharuskan Dinas
Perindag menyiapkan diri sedini mungkin menyusun strategi dan langkah-langkah yang
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 60 -
tepat, cepat dan benar yang dapat dituangkan dalam program penataan struktur industri
utamanya IKM.
Pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional dan perundang-
undangan yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
perkembangan IKM. Adanya Strategi Kebijakan Industri Dengan revitalisasi dan
restrukturisasi industri melalui koordinasi antar instansi terkait di Provinsi Kab/Kota dan
pusat (Kementerian).
Walaupun dalam pelaksanannya Satker Pemberdayaan Industri Kecil Menengah
TA. 2010 mengalami beberapa hambatan teknis, namun Satker Pemberdayaan Industri Kecil
Menengah Kalimantan Barat cukup memberikan peran dalam pengembangan IKM daerah
dan sangat menunjang kebijakan Pemda Provinsi Kalimantan Barat terutama dalam upaya
Pemerintah daerah provinsi dalam mencapai salah satu sasaran pembangunan yaitu pulihnya
kondisi ekonomi dari dampak krisis dan terbangunnya landasan ekonomi yang kuat bagi
pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Prop. Kalimantan Barat
pada TA. 2010 ini diarahkan untuk meningkatkan daya saing produk IKM yang ditandai
dengan meningkatnya ekspor produk IKM, meningkatnya sumbangan nilai IKM dengan
pemerataan pendapatan dan meningkatnya lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga
kerja baru disektor IKM.
Provinsi Kalimantan Barat pada presentasinya masing-masing Kab/Kota telah
mengikuti aturan kompetensi inti begitupun provinsi, hanya ada 2 Kabupaten yaitu
Kabupaten Sanggau dan Ketapang telah mengubah kompetensi intinya dengan alasan pada
tahun ini komoditi yang diusulkan sangat srategis dan untuk komoditi yang ditetapkan
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 61 -
kompetensi intinya belum siap untuk pembinaan IKM-nya yaitu Kab. Sanggau harusnya
kelapa sawit menjadi coklat dan Kab. Ketapang harusnya kelapa sawit menjadi pakan ternak.
Pola alokasi APBN dilakukan dengan 3 pendekatan Alokasi Dana Pusat, alokasi
Dana Dekon dan alokasi Dana Tugas Pembantuan. Alokasi dana pusat akan diperuntukan
untuk mendukung :
Penyiapan kebijakan pengembangan IKM, termasuk kebijakan iklim usaha
Penyusunan dan pemantapan program yang bersifat lintas sektor/lintas provinsi.
Fasilitas kegiatan yang bersifat nasional/international.
Penyediaan anggaran untuk expert group.
Bantuan penguatan sentra
Berdasarkan hasil Pelaksanaan kegiatan On Company Level (OCL), pembinaan
langsung di lapangan di Kalimantan Barat selama periode 2007 s/d 2010 terlihat perubahan
yang sangat nyata pada 15 (lima Belas) IKM pangan di Kota Pontianak dan sekitarnya baik
dari segi manajemen maupun teknis serta pemasaran aproduk. Hal ini diakui oleh para
pelaku IKM pangan bahwa efektivitas kegiatan OCL lebih baik dari pada diklat maupun
Bimbingan Teknis. Oleh karena itu metode ini sangat diharapkan dapat dilanjutkan ditahun –
tahun mendatang baik oleh Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Pangan bahkan
menutup kemungkinan Direktorat lainnya dilingkungan Dijen IKM maupun pada Dinas
Perindustrian Propinsi melalui Satuan Kerja Pemberdayaan Industri Kecil Menengah.
Demikian laporan ini dibuat sebagai bahan pertanggung jawaban program Satker
Pemberdayaan Industri Kecil Menengah Dinas Perindag Prop. Kalimantan Barat Tahun
Anggaran 2010 semoga dapat bermanfaat dalam peningkatan pembinaan dan
pengembangan IKM khususnya.
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 62 -
BAB IV
P E N U T U P
Pembangunan sektor industri di Kalbar belum memberikan hasil seperti yang
diharapkan yang disebabkan oleh lemahnya struktur industri di Kalbar dimana peran ikm yang
belum dapat menggantikan peran industrI Menengah dan Besar, masih terpaku pada penghasil
komoditi hulu, belum tumbuh dan berkembangnya kawasan industri serta terjadinya krisis
energi. Namun pengembangan sektor industri, saat ini dan kedepan menjadi sangat penting
mengingat strategisnya sektor ini di Kalbar.
Upaya-upaya terobosan (dengan keterbatasan sumber daya) yang perlu dilakukan
adalah dengan : fokus, konsisten dan komitmen (daerah kab/kota-provinsi-pusat) dan dunia
usaha dalam pengembangan produk yang paling unggul dan berpotensi menjadi kompetensi
inti daerah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan dalam percepatan penumbuhan
kawasan industri, penyediaan energi murah dan infrastruktur penunjang, serta dukungan
litbang pengembangan komoditi daerah
Untuk itu perlu sinergitas dunia usaha dan pemerintah (melalui dukungan pusat dan
daerah) untuk melakukan hal tersebut mengingat keterbatasan anggaran daerah kalbar di
sektor industri dan perdagangan serta sesuai dengan kewenangan masing-masing (pusat-prov-
Kab/kota)
Laporan Satuan Kerja PIKM TA. 2010 Dinas Perindag Prop. Kalbar
Halaman - 63 -