laporan akhir pkmp

Upload: icha-sukido

Post on 10-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan akhir PKM-Penelitian

TRANSCRIPT

  • LAPORAN AKHIR PKMP

    KARAKTERISASI PADUAN Co-Cr-Mo UNTUK MEMENUHI SYARAT

    BIOKOMPATIBILITAS SEBAGAI MATERIAL IMPLAN TULANG

    Oleh :

    Maratus Sholikhah 080913066 Angkatan 2009

    Hilyati Nuriya 080913055 Angkatan 2009

    Tanti Crisaningtyas 081113018 Angkatan 2011

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2013

  • 1

  • 2

    Abstrak

    Telah dilakukan penelitian tentang sintesis paduan Co-Cr-Mo dengan

    variasi komposisi Cr dimana diharapkan akan diperoleh komposisi Cr terbaik dari

    paduan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil paduan

    Co-Cr-Mo yang memenuhi syarat biokompatibilatas yakni sifat korosi dan

    toksisitasnya sehingga dapat menghasilkan paduan CoCrMo yang belum ada di

    Indonesia. Hasil yang diperoleh yaitu pada sifat mikro dari paduan kobalt dapat terlihat bahwa hasil uji XRD yakni dari persentase terbentuknya fase fcc, dimana semakin

    besar fase fcc yang terbentuk maka semakin bagus sifat dari paduan tersebut. Sedangkan

    dari sifat mekanik dapat terlihat dari uji kekerasan yakni kekerasan yang memenuhi

    syarat sebagai material implant tulang yaitu sampel yang memiliki kekerasan 265-350

    VHN yakni dimiliki oleh sampel D. Tingkat korosi paduan yang memenuhi syarat sesuai

    standart Eropa yakni sampel C dan E. Sedangkan untuk uji toksisitas, menunjukkan

    bahwa tidak ada sampel yang toksik yang terlihat bahwa hasil dari viabilitas selnya lebih

    dari 60%.

    Keyword: paduan Co-Cr-Mo, biokompatibilitas, toksisitas

  • 3

    I. PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Permintaan dan penggunaan biomaterial berbasis logam meningkat tajam akhir-

    akhir ini seiring dengan banyaknya kasus penyakit yang berhubungan dengan tulang dan

    sering terjadinya kecelakaan. Penanganan kerusakan fungsi pada beberapa organ

    dilakukan dengan implantasi biomaterial. Material substitusi tulang yang digunakan

    harus bersifat dapat diterima oleh tubuh (biocompatible), tidak korosif, desain yang tepat

    dan dapat berintegrasi dengan cepat (Bhat SV, dalam Dewi, 2009).

    Pada paduan CoCrMo digunakan 3 unsur utama di dalamnya yaitu cobalt,

    chromium dan molybdenum. Syarat mendasar dari biomaterial berbasis logam harus

    memenuhi sifat mekanik maupun non-mekanik.Untuk sifat mekanik berhubungan dengan

    kekuatan dan ketahanan biomaterial.Sedangkan sifat non-mekanik berhubungan dengan

    biokompatibilitasnya yaitu ketahanan korosi dan toksisitasdari biomaterial, semua itu

    menyangkut kesuaian dengan sel hidup (excellent biocompatibility). Sifat

    biokompatibilitas sangat penting karena biomaterial ditanam dalam tubuh atau mulut

    berhubungan langsung dengan sel hidup tubuh manusia.Logam tersebut tidak boleh

    melepaskan ion-ion yang bersifat racun atau karsinogen bagi sel dan tubuh manusia.

    Penelitian ini dilakukan karena belum tersedianya paduan CoCrMo di Indonesia.

    Pada penelitian paduan CoCrMo sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sulistioso dan

    kawan-kawandengan metode peleburan menunjukkan hasil yang baik, akan tetapi

    komposisi pada masing-masing unsur masih bervariasi. Oleh karena itu, pada penelitian

    ini akan lebih difokuskan untuk memvariasikan komposisi Cr sehingga diperoleh

    komposisi terbaik sehingga diperoleh biokompatibilitas yang terbaik pula.

    Perumusan Masalah

    Dari uraian latar belakang di atas maka didapatkan beberapa perumusan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana sifat mikro dan sifat mekanik paduan CoCrMo sebagai material implan? 2. Berapakah tingkat biokompatibilitas (sifat korosi dan toksisitas) paduan CoCrMo

    sebagai material implan?

    Tujuan Program

    Tujuan program yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

    1. Mengetahui sifat mikro dan sifat mekanik masing-masing paduan CoCrMo sebagai material implan.

    2. Menentukantingkat biokompatibilitas (sifat korosi dan sitotoksisitas) paduan CoCrMo sebagai material implan.

    Luaran Yang Diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari program ini adalah artikel tentang paduan Co-Cr-

    Mo sebagai implan tulang yang memenuhi syarat biokompatibilitas

    Kegunaan Program

    Kegunaan dari program ini adalah :

    1. Bagi para ahli medis Sebagai masukan bagi para ahli medis khususnya bidang ortopedik untuk

    memanfaatkan paduan CoCrMo sebagai bahan implantasi tulang.

    2. Bagi para penderita kerusakan tulang Menghasilkan bahan implantasi alternatif yang ekonomis dan terjangkau oleh

    masyarakat luas.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Paduan Kobalt untuk Aplikasi Medis Material implan memiliki persyaratan yang mutlak agar berhasil memenuhi

    fungsinya untuk jangka waktu yang diperlukan, seperti biokompatibel, kekuatan mekanis,

    ketahanan aus dan korosi yang sesuai dengan standar. Logam implan yang paling banyak

  • 4

    digunakan terbuat dari stainless steel 316L (didukung standar ASTM F 138), paduan

    cobalt-chromium-molybdenum (ASTM F75, F 799), paduan cobalt-nickel-chromium-

    molybdenum MP35N (ASTM F 562), Titanium tanpa paduan dan Ti-6Al-4V (ASTM F

    67 dan F 136). Struktur pendukung katup jantung dan beberapa implan gigi juga

    dihasilkan dari paduan CoCrMo.

    Biokompatibilitas

    Biokompatibilitas merupakan ukuran dari interaksi antara jaringan hidup dengan

    material implan.Material implan memiliki biokompatibilitas yang baik jika mampu

    menginduksi respon jaringan dengan baik. Implan akan menyebabkan sejumlah respon

    karena tubuh mengenalinya sebagai obyek asing. Korosi pada logam implan oleh fluida

    tubuh, akan menyebabkan dibebaskannya ion logam yang tidak diinginkan. Ketahanan

    korosi saja tidak cukup untuk mencegah reaksi tubuh terhadap logam beracun atau

    elemen alergenik seperti nikel, walau dalam konsentrasi korosi yang sangat kecil.

    Ketahanan Korosi

    Pengujian korosi dilakukan dalam larutan SBF [12-14] menggunakan

    potensiostat. Salah satu faktor penting untuk paduan CoCrMo yang mempengaruhi

    biokompatibilitas dan reaksi tubuh terhadap bahan adalah resistansi korosi. Semakin

    rendah tingkat korosi maka semakin rendah tingkat pelepasan ion dan karena itu

    menurunkan risiko reaksi yang merugikan. Proses korosi dikarenakan adanya aliran

    pergerakan elektron pada reaksi elektrokimia, sehingga dapat ditentukan laju korosinya

    dengan satuan mils per year (mpy). Ketahanan korosi untuk aplikasi medis mengacu

    kepada standard Eropa yaitu 0,457 mpy.

    Uji Toksisitas

    Untuk mengetahui tingkat toksisitas bisa dilakukan dengan uji in vitro.Uji in vitro

    dilakukan untuk mengetahui viabilitas sel terhadap paparan sampel.. Hasil pembacaan

    microplate reader yang berupa nilai absorbansi (OD) dinyatakan dalam persentase

    terhadap kelompok kontrol sebagai viabilitas cell line dengan menggunakan persamaan

    dari In vitro Technologies sebagai berikut (Harsas, 2008) :

    ( )

    III. METODE PENDEKATAN Dilakukan eksperimen dalam melaksanakan penelitian ini.

    IV. METODE PELAKSANAAN

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Persiapan Sintesis:

    a. Milling Co (Aldrich)

    b. Menimbang komposisi masing-masing unsur (Cr, Co, Mo, Mn, N, Si)

    Kompaksi bahan dengan tekanan 12 ton

    Peleburan dengan Tri Arc Melting Furnace dengan I=200 A

    Karakterisasi mekanik dan non mekanik sampel

    Karakterisasi sampel dengan XRD

    Pemotongan dan Grinding

    Homogenisasi 1250oC selama 3 jam

  • 5

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    CoCr Rolling 28,5

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    10000

    20000

    30000

    CoCr Rolling 30%

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    2000

    4000

    6000 CoCr Rolling 31,5

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    2000

    4000

    CoCr Rolling 33

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    2000

    4000

    6000

    CoCr Rolling 34,5

    Pengujian XRD setelah peleburan dilakukan untuk mengetahui fase yang

    terbentuk pada paduan. Berikut merupakan hasil uji XRD dari lima sampel paduan Co-

    Cr-Mo.

    Hasil uji XRD sampel setelah peleburan dari lima sampel diperoleh seperti pada

    Gambar 4.1. Data peak list yang diperoleh dari hasil uji XRD dilakukan analisis secara

    manual dikarenakan pada ICDD/ JCPDS tidak ditemukan database yang sesuai. Hasil

    dari identifikasi fase yang muncul pada masing-masing sampel disajikan pada Tabel

    4.1.

    Tabel 4.1 Persentase Fase yang terbentuk setelah peleburan

    Setelah tahapan peleburan, sampel di homogenisasi pada suhu 1250oC dengan

    lama penahanan selama 3 jam kemudian sampel akan dilakukan forging-rolling.

    Setelah itu sampel akan dilakukan uji XRD kembali. Hasil uji XRD sampel setelah

    forging-rolling disajikan pada Gambar 4.2.

    Sampel Persentase fase Persentase fase Persentase fase

    A 46,24% 37,39 % 16,37%

    B 13,59 % 27,25 % 59,16 %

    C 59,18 % - 40,82 %

    D 30,75 % 59,25 % 10,05 %

    E 82,38 % - 17,62 %

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    10 20 30 40 50 60 70 80 90

    Counts

    0

    1000

    2000

    3000

    4000 CoCr 28,5

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    1000

    2000

    3000

    CoCr Alloy 30%

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    20 30 40 50 60 70 80 90

    Counts

    0

    1000

    2000

    3000

    4000 CoCr Alloy 31,5

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    1000

    2000

    3000 CoCr Alloy Cr 33%

    Position [2Theta] (Copper (Cu))

    30 40 50 60 70

    Counts

    0

    1000

    2000

    3000

    CoCr Alloy Cr 34,5%

    Gambar 4.1 Hasil uji XRD sampel setelah peleburan

  • 6

    Sama seperti hasil XRD sebelumnya, maka pada hasil XRD setelah forging-rolling

    juga dilakukan identifikasi fase secara manual. Hasil identifikasi fase disajikan pada

    Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Persentase Fase yang terbentuk setelah forging-rolling

    Dari hasil identifikasi fase terlihat bahwa persentase fase tertinggi ada pada sampel

    E, namun dari Tabel 4.2 terlihat bahwa pada sampel B yang terbentuk hanyalah fase dengan persentase total yaitu 100 %. Uji selanjutnya yakni uji SEM-EDX, dimana hasil

    dari uji tersebut didapat kendungan unsur dari masing-masing sampel, salah satunya

    seperti hasil uji SEM-EDX pada sampel D berikut.

    Hasil uji SEM-EDX tersebut terlihat bahwa kandungan unsur yang terbentuk setelah

    beberapa proses tidak mengalami perubahan yang besar dari besar persentase awal

    kandungan unsur-unsur sebelum proses sintesis.

    Uji selanjutnya yakni uji kekerasan dimana hasil dari uji kekerasan disajikan pada

    Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Hasil uji kekerasan

    Dari hasil pada Tabel 4.3 terlihat bahwa kekerasan terbesar ada pada sampel C

    dengan nilai kekerasan sebesar 549,30. Namun nilai kekerasan yang mendekati syarat

    implant tulang yaitu pada sampel D. Sedangkan pada sampel B terjadi keanehan dimana

    kekerasannya bernilai 17,13 VHN dan sangat rapuh, hal ini sudah bisa terlihat dari hasil

    uji XRD pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dimana pada sampel B terbentuk fase sigma

    terbesar.

    Selanjutnya, dilakukan uji korosi pada sampel , hasil uji korosi disajikan

    padaTabel 4.4. Dari hasil uji korosi tersebut terlihat bahwa sampel C dan D saja yang

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    VHN

    A

    B

    C

    D

    E

    Sampel Persentase fase Persentase fase Persentase fase

    A 68,98 % 19,31 % 11,71%

    B - - 100 %

    C 79,84 % - 20,16 %

    D 99,17 % - 0,83 %

    E 96,53 % - 3,47 %

    Element Wt% At%

    OK 05.53 17.42

    SiK 00.94 01.68

    MoL 06.78 03.56

    CrK 27.94 27.06

    MnK 00.65 00.60

    CoK 58.15 49.68

    Sampel VHN

    A 537.03

    B 17.13

    C 549.30

    D 345.3

    E 419.4

  • 7

    memenuhi syarat sebagai implant tulang yatu < 0,457 mpy. Sedangkan pada sampel B,

    sama seperti uji-uji sebelumnya, terjadi anomali pada sampel tersebut.

    Tabel 4.4 Hasil uji korosi

    Uji selanjutnya yaitu uji toksisitas yakni untuk melihat pertumbuhan sel pada

    masing-masing sampel. Hasil dari uji toksisitas disajikan pada Tabel 4.5.

    Tabel 4.5 Hasil uji toksisitas

    Hasil uji MTT assay menunjukkan bahwa Sampel A, B, C,D dan E tidak bersifat

    toksik. Hal tersebut dikarenakan nilai viabilitas sel yang diperoleh lebih besar dari 60%.

    Material tidak bersifat toksik pada sel fibroblast (cell lines) apabila prosentase viabilitas

    sel masih di atas 60%, yaitu OD dari perlakuan masih mendekati OD dari kontrol

    (Istifarah, 2012).

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

    Sifat mikro dari paduan kobalt dapat terlihat dari hasil uji XRD yakni dari

    persentase terbentuknya fase fcc, dimana semakin besar fase fcc yang terbentuk maka

    semakin bagus sifat dari paduan tersebut. Sedangkan dari sifat mekanik dapat terlihat dari

    uji kekerasan yakni kekerasan yang memenuhi syarat sebagai material implant tulang

    yaitu sampel yang memiliki kekerasan 265-350 VHN yakni dimiliki oleh sampel D.

    Tingkat korosi paduan yang memenuhi syarat sesuai standart Eropa yakni

    sampel C dan E dimana sampel tersebut memiliki nilai laju korosi < 0,457 mpy.

    Sedangkan untuk uji toksisitas, pada semua sampel menunjukkan bahwa tidak ada sampel

    yang toksik yang terlihat bahwa hasil dari viabilitas selnya lebih dari 60%.

    VII. DAFTAR PUSTAKA Istifarah, dkk.2011, Sintesis Hidroksiapatit dari Tulang Sotong (Sepia Officinalis L.)

    dengan Reaksi Hidrotermal untuk Tujuan Bone Repair. Surabaya: Fakultas Sains

    dan Teknologi Universitas Airlangga.

    0

    100

    200

    300

    Laju Korosi (mpy)

    A

    B

    C

    D

    E

    86

    87

    88

    89

    90

    91

    92

    93

    Viabilitas Sel (%)

    A

    B

    C

    D

    E

    Sampel Laju Korosi (mpy)

    A 1.094

    B 268.990

    C 0.032

    D 2.887

    E 0.427

    Sampel Viabilitas

    Sel (%)

    A 88.15

    B 92.09

    C 91.91

    D 89.12

    E 89.55

  • 8

    Pramesti, Arindha Reni. 2011. Analisis Komposisi Kimia, Korosi dan Topografi

    Implant Stainless Steel 316 L Berdasarkan Periode Implantasi. Surabaya: Fakultas

    Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

    Wijayanti, Fitria, 2010, Variasi Komposisi Cobalt Chromium pada Komposit Co-Cr-

    HAP sebagai Bahan Implan. Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

    Airlangga.

    Wiranata, Hezti. 2012. Sintesis Paduan CoCrMo dengan Variasi Kandungan Nitrogen.

    Bogor: FIS IPB.

    Yuswono dan Andika Pramono.2010.Pembuatan Paduan Logam Co-30%Cr-6%Mo

    Melalui Pengerjaan Kompak dan Sinter dan Pengaruhnya Terhadap Kandungan

    Si.Banten: Pusat Penelitian Metalurgi LIPI.

    VIII. Penggunaan Biaya

    NO URAIAN JUMLAH (Rp)

    I BAHAN dan ALAT

    1 Unsur pemadu (serbuk Co,Cr, Mo, Mn, Si, N) 2.099.000

    2 Bahan uji Toksisitas 395.000

    3 Krusibel alumina kapasitas 38ml 450.000

    4 Combustion boat 415.000

    5 Dies and punch 210.000

    6 Sewa tri arc melting furnace 1.250.000

    7 Sewa furnace programable 637.500

    8 Pemotongan sampel 85.000

    9 kompaksi 50.000

    10 Aluminium foil, botol kecil, dll 71.000

    TOTAL I 5.662.500,00

    II KARAKTERISASI

    1 Uji XRD 750.000

    2 Uji SEM-EDX 1.100.000

    3 Uji kekerasan 270.000

    4 Uji korosi 800.000

    5 Uji toksisitas 1.244.000

    TOTAL II 4.164.000,00

    III TRANSPORTASI 88.000,00

    IV LAPORAN DAN PUBLIKASI (Poster) 54.500

    TOTAL I+II+III+IV 9.969.000,00

    LAMPIRAN

    1. Dokumentasi Penelitian

  • 9

    2. Hasil XRD setelah peleburan Sampel A

    Peak List:

    Pos. [2Th.] Height [cts] FWHM Left [2Th.] d-spacing [] Rel. Int. [%]

    5.2822 241.56 0.8029 16.73063 16.19

    41.0695 318.72 0.5353 2.19781 21.36

    43.9890 1492.39 0.2342 2.05848 100.00

    46.8621 1104.90 0.6022 1.93875 74.04

    61.4698 101.54 0.9368 1.50849 6.80

    75.1326 208.55 0.9368 1.26450 13.97

    91.0241 142.38 0.8029 1.08066 9.54

    Sampel B

    Peak List:

    Pos. [2Th.] Height [cts] FWHM Left [2Th.] d-spacing [] Rel. Int. [%]

    41.2752 306.21 0.8029 2.18733 21.39

    42.7967 692.55 0.2007 2.11302 48.38

    44.1077 1431.34 0.1673 2.05322 100.00

    46.9292 664.58 0.4684 1.93614 46.43

    50.9852 152.71 0.5353 1.79123 10.67

    Sampel C

    Peak List:

    Pos. [2Th.] Height [cts] FWHM Left [2Th.] d-spacing [] Rel. Int. [%]

    40.9644 125.80 0.5353 2.20320 10.22

    43.9535 1231.07 0.6691 2.06006 100.00

    46.5881 638.97 0.6691 1.94952 51.90

    50.5687 81.76 0.6691 1.80500 6.64

    75.0935 220.57 0.6022 1.26506 17.92

    Sampel D

    Peak List:

    Pos. [2Th.] Height [cts] FWHM Left [2Th.] d-spacing [] Rel. Int. [%]

    40.8129 267.06 0.5353 2.21103 23.11

    42.8078 922.27 0.2676 2.11250 79.80

    43.7450 1155.72 0.6022 2.06939 100.00

    46.4827 537.43 0.8029 1.95369 46.50

    Sampel E

    Peak List:

    Pos. [2Th.] Height [cts] FWHM Left [2Th.] d-spacing [] Rel. Int. [%]

    41.0989 307.73 0.4015 2.19630 22.55

    42.7747 711.92 0.2007 2.11406 52.17

    44.0424 1364.59 0.6022 2.05611 100.00

    46.5701 809.68 0.3346 1.95023 59.33

    50.7173 74.99 0.8029 1.80007 5.50

  • 10

    3. Hasil uji kekerasan

    Sampel Hardness (VHN) Pengukuran ke-

    I II III

    A3 578,4 528,8 503,9

    B3 6,6 37,9 6,9

    C3 590,8 523,6 553,5

    D3 355,4 358,1 322,5

    E3 409,2 420,1 428,9

    4. Hasil uji toksisitas OD

    kontrol

    OD

    Perlakuan

    Sel Media A B C D E

    0,278 0,076 0,360 0,305 0,275 0,269 0,352

    0,418 0,082 0,122 0,34 0,319 0,338 0,243

    0,430 0,085 0,284 0,338 0,142 0,261 0,199

    0,39 0,100 0,252 0,198 0,437 0,19 0,314

    0,381 0,081 - - - - -

    0,376 0,076 - - - - -

    0,379 0,077 - - - - -

    0,369 0,08 - - - - -

    Rata-rata OD 0,377 0,657 0,2545 0,2953 0,2934 0,2645 0,2690

    Viabilitas Sel (%) 88,15% 92,09% 91,91% 89,12% 89,55%

    5. Nota