laporan akhir program p2m penerapan iptek alat bantu pengaman
TRANSCRIPT
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK
ALAT BANTU PENGAMAN PEMETIK CENGKEH
UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KENYAMANAN
KERJA PEMETIK CENGKEH DI DESA GOBLEG KECAMATAN
BANJAR KABUPATEN BULELENG
OLEH:
Drs. I Ketut Dunia, M.Erg/ 194906181977031001 (Ketua)
Luh Indrayani S.Pd, M.Pd/ 198208192009122003 (Anggota)
Dra. Ni Nengah Madri Antari, M.Erg/ 195102051978032001 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No. 128/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 FEBRUARI 1014
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
2014
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. JUDUL : Alat Bantu Pengaman Pemetik Cengkeh Untuk
Meningkatkan Keselamatan Dan Kenyamanan Kerja
Pemetik Cengkeh Di Desa Gobleg Kecamatan
Banjar Kabupaten Buleleng
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Drs. I Ketut Dunia, M. Erg
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 194906181977031001
d. Disiplin Ilmu : Ergonomi Fisiologi Kerja
e. Jabatan/Golongan : Pembina Utama Muda/IV c
f. Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Ekonomi/FEB
g. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
h. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail : Jalan Udayana No.67 Singaraja
i. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail : Jalan Udayana No. 12F
Singaraja/(0362) 23064
3. Jumlah Anggota Pelaksana : Dosen 2 orang
4. Lokasi Kegiatan
a. Nama Desa : Gobleg
b. Kecamatan : Banjar
c. Kabupaten/Kota : Buleleng
d. Propinsi : Bali
5. Jumlah biaya kegiatan : Rp 10.000.000,00
6. Lama Kegiatan : 6 (enam)
Mengetahui, Singaraja, 10 September 2014
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Pelaksana
Universitas Pendidikan Ganesha
Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd Drs. I Ketut Dunia, M.Erg
NIDN. 0021026701 NIDN. 0018064902
Mengetahui,
Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, Ms.
NIDN. 0001015913
i
PRAKATA
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah laporan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang berjudul
”Alat Bantu Pengaman Pemetik Cengkeh Untuk Meningkatkan Keselamatan Dan
Kenyamanan Kerja Pemetik Cengkeh Di Desa Gobleg Kecamatan Banjar
Kabupaten Buleleng” dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengabdian ini terselenggara berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan
rasa terima kasih kepada: Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, Ketua
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Dekan Fakutlas Ekonomi dan Bisnis,
Kepala Desa Gobleg beserta staf, Pemetik Cengkeh dan semua pihak yang telah
membantu kegiatan ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Dengan adanya kerjasama yang baik tersebut, maka laporan kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat terwujud sebagaimana adanya sekarang. Penulis
menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, walaupun demikian semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Singaraja, 10 September 2014
Ketua Pelaksana P2M
Drs. I Ketut Dunia,M.Erg
NIP. 194906181977031001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ............................................................................................... 1
1.2 Permasalahan.................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Kegiatan ............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Kegiatan ........................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peralatan ................................................................................................... 5
2.2 Keselamatan Kerja ................................................................................... 7
2.3 Kesehatan Kerja ....................................................................................... 8
2.4 Kecelakaan Kerja ..................................................................................... 9
2.5 Akibat Kecelakaan Kerja ......................................................................... 12
2.6 Teori Kecelakaan Kerja............................................................................ 15
2.7 Pencegahan dan Pengendalian Kecelakaan Kerja .................................... 20
2.8 Semangat Kerja ........................................................................................ 21
2.9 Produktivitas Kerja................................................................................... 24
BAB III AKTIVITAS P2M
3.1 Gambaran Lokasi Kegiatan ...................................................................... 27
3.2 Tim Pelaksana Peran Masing-masing Anggota ....................................... 28
3.3 Masyarakat/Kelompok Sasaran ................................................................ 28
3.4 Metode Pelaksanaan Kegiatan ................................................................. 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan ............................................. 29
4.2 Indikator Kebehasilan .............................................................................. 29
4.3 Gambaran Keberlanjutan Khalayak Sasaran ............................................ 30
BAB V PENUTUP
4.1 Simpulan ....................................................................................................... 32
iii
4.2 Saran/Rekomendasi ........................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian seperti budidaya tanaman atau
bercocok tanam. Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi
nilai ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek
atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri. Cengkeh menghendaki tanah yang
berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah
berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman
cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air. Tanaman cengkeh sangat cocok
dengan temperatur yang hangat dan tidak terlalu lembap, karena itu, jarak tanam
pada pohon cengkeh ini harus cukup luas, antara 8 x 8 meter. Supaya sirkulasi
udara sekitar pohon baik. Tanaman cengkeh pun sangat membutuhkan sinar
matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.
Di Buleleng khususnya di desa gobleg sebagaian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani cengkeh. Desa Gobleg adalah salah satu desa
yang ada di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng Propinsi Bali yang termasuk
ke dalam desa perbukitan dengan jalan naik turun dan memiliki udara yang sejuk
dan dingin karena wilayahnya masih bersih dari polusi udara. Desa Gobleg
memiliki luas wilayah kurang lebih 1.700 Hektar dengan wilayah masih
didominasi perkebunan dan pertanian. Secara geografis Desa Gobleg berbatasan
dengan beberapa desa antara lain: sebelah utara: Desa Pedawa, sebelah timur:
Desa Wanagiri, sebelah seletan: Desa Munduk dan sebelah barat: Desa kayu
Putih. Mengingat wilayah desa yang cukup luas, Desa Gobleg dibagi menjadi
empat banjar dinas antara lain: Banjar Dinas Asah, Banjar Dinas Tengah, Banjar
Dinas Unusan, dan Kelian Dinas Jembong. Saat ini Desa Gobleg telah dihuni
6315 jiwa penduduk. Sebanyak 3.034 jiwa bermata pencaharian sebagai petani
cengkeh, tetapi hanya sebagian kecil sebagai pemetik cengkeh. Dari hasil
2
pertanian inilah masyarakat desa gobleg dapat memenuhi kebutuhananya. Bagi
pemetik cengkeh, musim panen sangat membantu mereka untuk menambah
penghasilanya, sehingga mereka selalu berharap memperoleh musim panen raya
setiap tahun dengan mutu cengkeh yang bagus. Untuk mendapatkan bunga
cengkeh yang bermutu harus iimbangi dengan pemetikan tepat waktu, yaitu pada
saat kepala bunga terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar
bentuknya. Tetapi, apabila terjadi keterlambatan pemetikan bunga cengkeh akan
mekar dan berwarna merah yang nantinya menghasilkan cengkeh kering yang
berat, rasa dan aromanya sangat berkurang. Oleh karena itu diperlukan banyak
tenaga pemetik cengkeh dengan produktivitas kerja yang tinggi. Di sektor
pertanian alat dan cara, lingkungan kerja, status gizi dan kondisi sosial juga
berperan besar terhadap meniingkatnya produktivitas kerja (Manuaba, 1992).
Seorang pemetik cengkeh akan mendapatkan upah harian memetik
cengkeh sebesar Rp. 100.000,00 per harinya, dengan jam kerja dari jam 08.00
pagi sampai dengan jam 15.30 sore. Untuk mendapatkannya tentunya tidak mudah
mereka harus memetik cengkeh menggunakan tangga satu tiang (banggul) terbuat
dari batang bambu, dengan ukuran rata-rata belasan meter, tergantung dari
tingginya pohon cengkeh. Anak tangganya juga terbuat dari kayu (palit).
Manuaba (1998) menyatakan bahwa dalam merancang suatu peralatan agar dapat
memenuhi fungsinya, yang menjadi perhatian utama adalah keinginan dari
pemakai yang disebut srbagai pendekatan partisipasi. Berdasarkan pada
pertimbangan tersebut yang menjadi keinginan masyarakat pemetik cengkeh
adalah terciptanya tangga yang kuat, ringan, mudah penggunaan dan murah
harganya. Pertimbangan kedua dalam perancangan tangga berdasarkan pada
transfer teknologi yang beasaskan teknologi tepat guna antara lain: a)
pertimbangan teknis: pertimbangan kekuatan, pemilihan material dan spesifikasi
teknis dan hasil yang baik; b) pertimbangan ergonomi: penyesuaian peralatan
terhadap keselamatan, keamanan, kenyamanan manusia; c) pertimbangan
ekonomi: mempertimbangkan setiap perencanaan kea rah efisiensi, harga,
efektivitas dan lebih menguntungkan; d) pertimbangan lingkungan:
mempertimbangkan produk agar tidak merusak lingkungan; e) pertimbangan
social budaya: mempertimbangkan agar produk bisa diterima oleh masyarakat dan
3
penggunaan secara berkelanjutan; f) petimbangan hemat energy:
mempertimbangkan penggunaan alat kerja yang tidak membutuhkan tenaga yang
besar dalam penggunaannya. Tangga bambu ada yang tingginya sampai 15 meter,
dengan jarak antar anak tanggga rerata 40 cm. Fungsi tali adalah untuk menahan
tangga bambu pada saat bambu dimiringkan ke arah pohon cengkeh. Tali
diikatkan ke arah belakang dan samping tangga bambu. Sedangkan tas kerja diikat
di pinggang atau digantungkan pada salah satu palit dan akan turun setelah tas
kerja penuh. Tas kerja yang digunakan pemetik cengkeh menurut ukurannya ada
dua jenis yaitu tas yang terbuat dari karung tepung yang memiliki ukuran 7 kg
cengkeh mentah yang disertai dengan tali, posisi tas kerja berada di pinggang
pemetik. Tas yang kedua terbuat dari karung pupuk memiliki ukuran yang lebih
besar sekitar 10 kg cengkeh mentah. Penggunaan tas tersebut biasanya pada
kondisi awal (mulai kerja) tas kerja masih digantungkan pada pundak pemetik dan
bila sudah berisi secukupnya (terasa berat) tas baru digantungkan pada salah satu
anak tangga di samping pemetik sehingga lebih mudah menaruh hasil petikan. Hal
inilah yang membahayakan para pemetik cengkeh. Mereka tidak menggunakan
alat pengaman sama sekali, sehingga sangat berpengaruh terhadap keselamatan
kerja. Menurut Sumakmur (dalam Darmawan, 2011:9) keselamatan kerja
merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Malthis and Jackson (dalam Darmawan, 2011:9) keselamatan kerja
adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pemetikan. Jackson juga mengungkapkan
bahwa keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologi-fisikal
dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan. Berdasarkan pengertian keselamatan kerja di atas
dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk
memberikan jaminan dan perlindungan keamanan kepada pemetik baik fisik
maupun psikologis dalam melakukan suatu pemetikan pada lingkungan kerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pemetik atau masyarakat pemetik
4
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pemetikan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum
(Suma’mur, 2009). Pada saat memetik cengkeh ada beberapa faktor gangguan
yang dapat membahayakan pemetik cengkeh antara lain angin yang terlalu
kencang, binatang (ular dan lebah), banggul yang tiba-tiba patah yang membuat
mereka terpeleset ataupun jatuh dari ketinggian. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pemetik cengkeh yang mengalami luka ringan ataupun luka berat antara 5 - 10
orang setiap panen cengkeh, yang akan berpengaruh produktivitas kerja.
Kecelakaan (accident) adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di
perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti bahwa kecelakaan dikarenakan
oleh pemetikan atau pada waktu melaksanakan pemetikan (Yoga, 2002).
Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan sebagai kecelakaan yang berhubungan
dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui (Maimum, 2004). Ada juga yang mendefinisikan kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap
manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses (Sugeng, 2005). Dari
beberapa definisi kecelakaan kerja menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam melakukan suatu
pemetikan atau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pemetikan yang
dapat menimbulkan kerugian baik materi ataupun non materi. Dari uraian tersebut
kami ingin memberikan informasi tentang alat bantu pengaman bagi pemetik
cengkeh yang dapat membatu keselamatan kerja, sehingga nantinya mereka akan
lebih nyaman dan aman dalam berkerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
5
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi mitra antara mitra
a. Sulitnya mengubah kebiasaan masyarakat yang telah dilakukan bertahun-tahun
dalam pemetikan cengkeh tanpa alat bantu pengaman
b. Pijakan anak tangga banggul (palit) yang umum digunakan jaraknya terlalu
jauh, ini membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk memanjatnya
c. Pijakan anak tangga banggul terlalu kecil sehingga menimbulkan beban kerja
pada otot kaki sangat tinggi.
Permasalahan yang mendapat prioritas yang harus ditangani adalah:
a. Meyakinkan/memotivasi bahwa penggunaan metode baru dalam pemetikan
cengkeh dapat meningkatkan dampak positif baik terhadap kesehatan,
kenyamanan, keamanan, efektivitas dan efisiensi yang mengarah pada
produktivitas
b. Penggunaan metode atau cara baru dalam pemetikan cengkeh hendaknya
dengan menggunakan metode sederhana yang disesuaikan dengan kondisi
petani pemetik cengkeh Desa Gobleg dan juga disesuaikan dengan situasi dan
kondisi setempat secara ergonomis.
1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Gobleg, yaitu 15
orang petani pemetik cengkeh mendapat pengetahuan tentang alat bantu yang
mengurangi keluhan otot kaki sehingga lebih aman dan nyaman ketika memetik
cengkeh dengan menggunakan banggul.
1.4 Manfaat Kegiatan
Setelah menggunakan alat bantu pengaman diharapkan petani pemetik cengkeh
dapat lebih aman, nyaman serta mengurangi gangguan-gangguan otot (otot kaki)
dalam bekerja, sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
6
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Gambaran Lokasi Kegiatan
Desa Gobleg adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Banjar
Kabupaten Buleleng Propinsi Bali yang termasuk ke dalam desa perbukitan
dengan jalan naik turun dan memiliki udara yang sejuk dan dingin karena
wilayahnya masih bersih dari polusi udara. Desa Gobleg memiliki luas wilayah
kurang lebih 1.700 Hektar dengan wilayah masih didominasi perkebunan dan
pertanian. Secara geografis Desa Gobleg berbatasan dengan beberapa desa antara
lain: sebelah utara: Desa Pedawa, sebelah timur: Desa Wanagiri, sebelah seletan:
Desa Munduk dan sebelah barat: Desa kayu Putih. Mengingat wilayah desa yang
cukup luas, Desa Gobleg dibagi menjadi empat banjar dinas antara lain: Banjar
Dinas Asah, Banjar Dinas Tengah, Banjar Dinas Unusan, dan Kelian Dinas
Jembong. Saat ini Desa Gobleg telah dihuni 6315 jiwa penduduk. Sebanyak 3.034
jiwa bermata pencaharian sebagai petani cengkeh, tetapi hanya sebagian kecil
sebagai pemetik cengkeh.
Pemetik cengkeh pada saat panen cengkeh selalu bekerja memetik
cengkeh setiap hari dengan menggunakan banggul, tetapi tanpa alat bantu
pengaman. Hal ini tentu saja akan berdampak pada keamanan dan keselamatan
dalam berkerja. Oleh karena itu, kami mengadakan pengabdian pada masyarakan
untuk membuat alat bantu pengaman pemetik cengkeh serta cara
menggunakannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan
dalam bekerja serta dapat meninghkatkan perduktivitas pemetik cengkeh.
2.2 Tim Pelaksana Peran Masing-masing Anggota
Tim pelaksana terdiri dari 5 orang, ketua pelaksana yaitu Drs. I Ketut
Dunia, M.Erg berperan sebagai koordinator kegiatan pelaksanaan Pengabdian
Kepada Masyarakat di Desa Gobleg kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.
Sekretaris pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu Luh Indrayani, S.Pd,
M.Pd, yang berperan mengorganisir semua kegiatan yang berhubungan dengan
7
kegiatan penunjang/administrasi serta merangkap sebagai anggota. Anggota
pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu Dra. Ni Nengah Madri Antari,
M.Erg serta 2 ornng berperan sebagai nara sumber yaitu I Ketut Sukmayasa dan
Putu Juni Wirawan yang memberikan informasi kepada pemetik cengkeh tentang
tata cara penggunaan alat bantu pemetik cengkeh.
2.3 Masyarakat/Kelompok Sasaran
Khalayak sasaran pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada
petani pemetik cengkeh khususnya di desa gobleg kecamatan banjar kabupaten
buleleng dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang. Hal ini karena sampel
homogen, sehingga selanjutnya diharapkan dapat menularkan ke petani lain
khususnya di Desa Gobleg dan daerah sekitarnya dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerjanya.
2.4 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode pelaksanaan program adalah ceramah, pelatihan dan partisipatori.
Dengan metode ceramah ini diharapkan pemetik cengkeh mengetahui pentingnya
keselamatan, keamanan dan kenyamann kerja pada saat memetik cengkeh. Dalam
hal ini kami akan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai alat
bantu pengaman pemetik cengkeh yang akan membatu memberikan rasa aman
dan nyaman saat bekerja. Pada saan ceramah kami mengudang 2 orang
narasumber yang memberikan informasi tentang cara membuat alat bantu pemetik
cengkeh. Metode pelatihan disini, kami memberikan kesempatan kepada pemetik
cengkeh cara memilih materi banggul yang ada di sekitarnya serta menggunakan
alat bantu pengaman sehingga mereka bisa menggunakan alat tersebut dengan
baik dan benar. Pemetik cengkeh langsung mencoba membuat alat bantu
pengaman didampingi oleh narasumber sehingga mereka dengan jelas dapat
bertanya secara langsung ketika belum bisa membuat simpul tali yang digunakan
sebagai alat bantu pengaman. Sedangkan metode partisipatori yang berarti mitra
kerja diajak berpartisipasi aktif mulai perencanaan pengabdian masyarakat ini.
Jadi mitra diajak berpikir bersama-sama dengan menyusun rencana kerja sampai
dengan pelaksanaan dan percobaan dalam pendampingan penggunaan alat bantu
8
kerja baru sehingga mitra dapat memanfaatkan potensi lingkungan sebagai
pendukung dalam penggunaan alat bantu yang tepat guna meningkatkan
keamanan, kenyamanan dan keselamatan kerja pada saat memetik cengkeh
menggunakan alat bantu pengaman.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang ditujukan
kepada pemetik cengkeh Desa Gobleg Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng
berjalan dengan sangat baik. Dari 15 orang yang mengikuti pelatihan membuat
bantu pemetik cengkeh ternyata para pemetik cengkeh sangat tekun dan antusias
untuk mengikuti pelatihan tersebut, yang dimulai dari pukul 09.00 wita sampai
berakhirnya kegiatan pelatihan. Proses kegiatan pelatihan ini diberikan mulai dari
pemberian informasi tentang cara membuat alat bantu pemetik cengkeh dari nara
sumber sampai dengan tata cara penggunaan alat bantu tersebut. Pada saat
kegiatan pendampingan pemetik cengkeh menggunakan alat bantu yang mereka
buat pada saat pelatihan. Pada saat itulah semua peserta mencoba mengunakan
alat bantu pemetik cengkeh, namun pada awalnya mereka mengatakan perlu
pembiasaan karena sebelumnya tidak pernah mengunakan alat bantu. Pemetik
cengkeh merasakan bahwa dengan menggunakan alat bantu, mereka merasa lebih
aman dalam bekerja, karena ada alat yang dapat membantu mereka ketika tiba-
tiba terpeleset ataupun ada kejadian yang tidak terduga.
3.2 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diukur
jika 60% (9 orang) dari peserta pelatihan dapat membuat alat bantu pemetik
cengkeh dan menggunakannya dalam bekerja secara baik. Dari 15 orang pemetik
yang telah mengikuti pelatihan ini ternyata 10 orang dapat membuat alat bantu
dalam pelatihan tersebut. Hal ini berarti 67% pemetik cengkeh sudah dapat
membuat alat bantu pengaman dan menggunakannya secara baik. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut.
10
Tabel 3.1 Daftar indikator keberhasilan peserta pelatihan dan pendampingan
kegiatan membuat dan menggunakan alat bantu pengaman pemetik
cengkeh
No Nama Indikator Keterangan
Berhasil Gagal
1. I Kadek Agus Purnamayasa √
2. Ny. Nadi √
3. Gd. Dana X Gagal Sebagian
4. Made Wartina √
5. Nyoman Widiarsana √
6. Nyoman Suastika X Gagal Total
7. Made Witama X Gagal Sebagian
8. Gede Abdi Gunawan √
9. Kadek Suwena √
10. Cn. Suda X Gagal Sebagian
11. Ny. Partina √
12. I Made Sarjana X Gagal Total
13. Gede Sueca √
14 I Pt. Wiarsa √
15. Komang Adi √
Keterangan : √ = berhasil, X = gagal
Dari tabel di atas, ternyata 10 orang telah melampaui standar indikator
keberhasilan, 3 orang mengalami keberhasilan sebagian dan 2 orang mengalami
kegagalan total.
3.3 Gambaran Keberlanjutan Khalayak Sasaran
Untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini perlu dilanjutkan pada
tahun-tahun berikutnya, mengingat dari 15 orang pemetik cengkeh yang mendapat
pelatihan dan ternyata masih mengalami kegagalan 5 orang (33%). Jika kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat dilanjutkan pada tahun berikutnya akan
masih ada khalayak sasaran di desa lain yang masih memerlukan pelatihan
Pengabdian Kepada Masyarakat dari Undiksha dalam membuat alat bantu
11
pengaman pemetik cengkeh dengan menfaatkan materi yang ada di lingkungannya
disertai cara mengunakannya, sehingga nantinya mereka akan lebih aman dan
nyaman dalam memetik cengkeh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
12
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan yang telah dilaksanakan
ternyata 67% (10 orang) telah berhasil mengikuti dan membuat alat bantu
pengaman pemetik cengkeh serta mengunakannya dengan baik, 20% (3 orang)
masih berhasil sebagian menggunakan alat bantu pengaman dan 13% (2 orang)
mengalami gagal total.
4.2 Saran/Rekomendasi
Dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan
kepada khalayak sasaran (pemetik cengkeh Desa Gobleg) yang berjumlah 15
orang yang diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan membuat alat
bantu pemetik cengkeh, pada pelatihan ini disarankan:
Bagi yang telah berhasil hendaknya selalu menggunakan alat bantu pemetik
cengkeh sehingga dapat lebih aman, nyaman serta mengurangi gangguan-
gangguan otot (otot kaki) dalam bekerja, serta nantinya dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Bagi yang masil gagal hendaknya berkonsultasi kepada teman-teman yang sudah
berhasil dalam mengunakan alat bantu, sehingga dapat juga merasakan keamanan
dan kenyamanan dalam bekerja.
13
Lampiran
Penyampaian Materi Pelatihan Kepada Peserta Pelatihan Oleh Ketua
Tim Pengusul Didampingi Oleh Sekretaris Desa
Penyampaian Materi Pelatihan Kepada Peserta Pelatihan Oleh Tim
Pengusul Didampingi Oleh Sekretaris Desa
14
Pengenalan Cara Membuat Alat Bantu Pengaman Bagi Pemetik
Cengkeh Kepada Peserta Pelatihan Dengan Bahan Yang Sederhana,
Murah dan Mudah Didapatkan
Pengenalan Cara Membuat Alat Bantu Pengaman Bagi Pemetik Cengkeh
Kepada Peserta Pelatihan Dengan Bahan Yang Sederhana, Murah dan
Mudah Didapatkan
15
Pengenalan Cara Membuat Alat Bantu Pengaman Bagi Pemetik
Cengkeh Kepada Peserta Pelatihan Dengan Bahan Yang Sederhana,
Murah dan Mudah Didapatkan
Pengenalan Cara Membuat Alat Bantu Pengaman Bagi Pemetik
Cengkeh Kepada Peserta Pelatihan Oleh Tim Ahli
16
Pelatihan Cara Membuat Alat Bantu Pengaman Bagi Pemetik
Cengkeh Kepada Peserta Pelatihan Oleh Tim Ahli
Pelatihan Cara Membuat Alat Bantu Pengaman Bagi Pemetik
Cengkeh Kepada Peserta Pelatihan Oleh Tim Ahli
17
Peserta Pelatihan Melakukan Praktek Setelah Dilakukan
Pendampingan Oleh Tim Ahli
Aplikasi Di Lapangan Oleh Para Peserta Pelatihan
18
Aplikasi Di Lapangan Oleh Para Peserta Pelatihan
Aplikasi Di Lapangan Oleh Para Peserta Pelatihan
19
Aplikasi Di Lapangan Oleh Pemetik Cengkeh Peserta Pelatihan
Aplikasi Di Lapangan Oleh Para Peserta Pelatihan
20
Aplikasi Di Lapangan Oleh Para Peserta Pelatihan
Petani Pemetik Cengkeh Lebih Leluasa dan Merasa Lebih Nyaman
Untuk Menjangkau Ranting Yang Jauh Sehingga Meningkatkan
Produktifitasnya.
21
Petani Pemetik Cengkeh Lebih Leluasa dan Merasa Lebih Nyaman
Untuk Menjangkau Ranting Yang Jauh Sehingga Meningkatkan
Produktifitasnya.
Petani Pemetik Cengkeh Lebih Leluasa dan Merasa Lebih Nyaman
Untuk Menjangkau Ranting Yang Jauh Sehingga Meningkatkan
Produktifitasnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Buchari, Zainun. 2004. Manajemen Motivasi. Jakarta: Balai Aksara
Chung M.K., Choi K.I. 1997. Ergonomic analysis of musculoskeletal discomforts
among conventional VDT operators. Journal of Computers and
Industrial engineering. Vol. 33: 521-524. Available from
http://www.postech.ac.kr/ie/huma/html/journal/Inter-J.htm. Acessed
June 10, 1996.
Darmawan. 2011. Identifikasi Pelaksanaan Keselamatan Kerja dan Kesehatan
(K3) pada Departemen Housekeeping di Hotel Ramada Bintang Bali
Resort & Spa. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan D3 Perhotelan, FEB
Undiksha.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Feryanto, Agung. 2012. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Klaten: Intan
Pariwara.
Firmansyah, Maman. 2010. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Tidak Aman Pemetik pada Bagian Produksi PT. Lestari Busana Anggun
Mahkotan Tangerang Tahun 2010”. Tersedia pada
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21106. (diakses
tanggal 5 Maret 2013).
Grandjean, E.1998. Fitting the Task to the Man. A Textbook of Occupational
Ergonomics, 4th
edition, Taylor & Francis: London.
Hasibuan, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta : Gunung Agung.
Maimum. 2004. Hukum Ketenagakerjaan, Suatu Pengantar. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Malthis, Robert dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
23
Manuaba, A.1994. Develoving Ergonomics Culture at the Government Owned
Sugar Case Factory No XXI-XXII at East Java, Indonesia. Toronto: IEA
Conference.
Moekijat. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Dan Hubungan Kerja. Bandung:
Primer Jaya
Nitisemito, Alex S. 2006. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Pheasant, S. 1991. Ergonomics, Work and Health. London: Macmillan Academic
Professional Ltd.
Sedarmayanti. 1996. Tata kerja dan Produksi Kerja, Suatu Tinjauan Aspek
Ergonomi atau Kaitan antara manusia dengan Lingkungan Kerja.
Bandung: CV Mandar Maju.
Sudjana, D.P. 1998. Peningkatan Produktivitas Kerja Penyabit Pada
Menggunakan Sabit Bergerigi. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
Sugeng. 2005. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta:
CV Sagung Seto.
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama.
Jakarta: Kencana.
Tarigan, Zamaan. 2008. “Analisis Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Pabrik Kelapa Sawit (Pks) Tanjung Medan Ptpn V
Provinsi Riau”. Tersedia pada
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7036. (diakses tanggal 18
Februari 2013).
Veithzal, Rivai. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Yoga. 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia.