laporan akhir sokletasi

Upload: pasekpadmanaba

Post on 15-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Praktikum Sokletasi

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    1/20

    I. TUJUAN

    Mahasiswa mampu menerapkan sokletasi, rekristalisasi, dan identifikasipiperin dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

    II. DASAR TEORI

    2.1. Buah Lada Hitam (Piperis i!ri "ru#tus$

    Piperis nigri Fructus merupakan buah ang belum masak dari Piper

    nigrum L.Piperin memiliki titik leleh !"#$%&!'$$% dan merupakan basa

    lemah ang ika dihrolisis larutan basa akan menghasilkan piperidin.

    Larutan cair piperin sangan fotosensitif, sehingga tidak boleh diekspos

    cahaa secara langsung. implisia ini digunakan sebagai karminatif dan

    iritasi local (Peter, "$$$).

    2.1.1. %&asi'iasi

    *i+isio permatophta

    ub&di+iso -ngiospermae

    Kelas *icocotledoneae

    rdo Piperales

    Famili Piperaceae

    /enus Piper

    pecies Piper nigrum L.

    (Titrosoepomo, "$!$)

    /ambar !. truktur Piperis nigri Fructus

    (-nonim, "$!")

    2.2 S)&etasi

    okletasi merupakan penarian simplisia secara berkesinambungan,

    cairan penari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penari

    terkondensasi menadi molekul&molekul air oleh pendingin bakik dan turun

    !

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    2/20

    menari simplisia dalam klongsong dan selanutna masuk kembali ke

    dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon ( * e p k e s 0 1 , ! 2 # 3 ) .

    /ambar ". -lat oklet

    Prinsip sokletasi adalah penarian ang berulang&ulang sehingga hasil

    ang didapat sempurna dan pelarut ang digunakan sedikit. etelah

    selesai penarian, maka pelarutna diuapkan kembali dan sisana adalah

    4at ang tersari (Kusmardiani dan 5awawi, !22"). Pengeraan sokletasi

    secara umum aitu bahan ang akan diekstraksi pada sokletasi diletakkan

    dalam sebuah kantung esktraksi (kertas, karton, dan sebagaina), alat

    ekstraksi dan gelas ang bekera berkesinambungan (perkolator) di bagian

    dalam. 6adah gelas ang mengandung kantung diletakkan diantara labu

    penulingan dengan pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu

    melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut, ang menguap dan

    mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di

    dalamna, menetes pada bahan ang diekstraksi dan menarik keluar bahan

    ang diekstraksi. Larutam berkumpul di dalam wadah gelas. etalah

    mencapai tinggi maksimalna secara otomatis dipindahkan ke dalam labu.

    Maka 4at ang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut

    murni berikutna (7oight, !228).

    2.* Rerista&isasi

    "

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    3/20

    Teknik umum ang sering digunakan untuk pemurnian senawa adalah

    rekristalisasi ang didasarkan pada perbedaan kelarutanna dalam keadaanpanas atau dingin dalam suatu pelarut. 0ekristalisasi meliputi tahap awal

    aitu melarutkan senawa ang akan dimurnikan dalam sedikit mungkin

    pelarut atau campuran pelarut dalam keadaan panas atau bahkan sampai

    suhu pendidihan sehingga diperoleh larutan ernih dan tahap selanutna

    adalah mendinginkan larutan ang akan dapat menebabkan terbentukna

    kristal ang kemudian dipisahkanmelalui penaringan (Kristanti dkk,

    "$$#).

    9eberapa kriteria ang harus dipenuhi untuk dapat menadi pelarut

    rekristalisasi adalah pelarut tidak mengadakan reaksi kimia dengan padatan

    ang akan direkristalisasi: kelarutan padatan harus tinggi dalam pelarut

    pada keadaan panas dan harus rendah pada keadaan dingin: pengotor

    organik harus dapat larut dalam pelarut pada keadaan dingin: pengotor

    anorganik tidak larut dalam pelarut meskipun dalam keadaan panas: titik

    didih pelarut harus lebih rendah dari titik didih padatan: dan dipilih pelarut

    ang tidak toksik dan tidak mudah terbakar (Kristanti dkk, "$$#).

    2.+ %r)mat)!ra'i Lapis Tipis

    Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan

    ang memisahkan, ang terdiri atas bahan berbutir&butir (fase diam),

    ditempatkan pada penangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan ang

    cocok (tahl, !2#;). *alam KLT pemisahan didasarkan pada penerapan,

    pembagian atau gabunganna tergantung dari enis 4at penerap dan cara

    pembuatan lapisan 4at penerap dan enis pelarut.

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    4/20

    0f >

    Pada identifikasi piperin pada Piperis nigri dengan metode KLT

    terdapat bercak berwarna biru pada plat, dan setelah disemprot dengan

    anisaldehida&asam sulfat LP dan dilihat di bawah sinar

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    5/20

    Larutan ang diperoleh disaring dan diuapkan diatas water bath menggunakancawan porselin (sudah ditimbang sebelum digunakan) sampai didapat ekstrak

    kental

    *itimbang ekstrak kental ang diperoleh.

    8.". 0ekristalisasi

    @kstrak kental ditambah !$ mL KB alkoholis !$A sedikit demi sedikit dalam

    kondisi panas

    Kristal ang terbentuk disaring dengan kertas saring (ang sebelumna telah

    ditimbang bobotna)

    Kertas saring didiamkan pada suhu kamar di udara terbuka sampai kering

    *itimbang bobot kristal ang diperoleh.

    8.'. 1dentifikasi Piperin

    Kristal dilarutkan dalam " ml etanol 23A.

    *itotolkan !$ DL pada plat KLT silika gel /F";8ang telah dicuci dengan metanol

    dan diakti+asi pada suhu !!$$selama '$ menit.

    Plat KLT dimasukkan ke dalam chamber ang telah dienuhkan fase gerak 5&

    heCana etil asetat (?$ '$).

    *ielusi sampai ! cm dari tepi atas plat KLT.

    Plat diangin&anginkan selama !$ menit.

    ;

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    6/20

    *iamati dibawah sinar

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    7/20

    5o. 5ama 9ahan =umlah

    " KB !,$!33 gram

    ' KB alkoholis !$ A !$ mL8 %awan porselin dengan ekstrak kental ;2,"3'" gram

    ; Kertas saring $,!2?! gram

    3 Kristal kalium piperinat $,'3$2 gram

    '. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

    Tabel ;.8 Penimbangan bahan dalam KLT

    5o. 5ama 9ahan =umlah

    ! Metanol ; mL

    " @luen (!$ mL)

    & 5&Beksana

    & @til asetat

    ? mL

    ' mL

    Panang plat silica gel /F";8> !$ cm C ' cm

    Panang arak pengelusian pada plat > # cm

    6aktu akti+asi plat !8.'; G !;.$; ('$ menit) pada suhu !!$H%

    6aktu penenuhan chamber "3 menit

    6aktu elusi !' menit

    Penotolan pada plat !$ DL

    Tabel ;.; Basil KLT

    5o

    =arak

    @lusi

    Pelarut

    U, 2-+ U, *

    =arak

    pot

    (cm)

    Barga

    0f6arna

    =arak

    pot

    (cm)

    Barga

    0f6arna

    ! # cm $,2 $,!!

    Pemadaman

    Fluoresensi ;," $,3;

    Fluoresensi

    9iru

    " # cm !,# $,""

    Pemadaman

    Fluoresensi

    ' # cm ",' $,"#

    Pemadaman

    Fluoresensi

    8 # cm 8 $,;

    Pemadaman

    Fluoresensi

    ?

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    8/20

    ,I. PERHITUN/AN3.!. Pembuatan KB -lkoholis

    Pembuatan !$ mL KB alkoholis !$A. Pada Farmakope 1ndonesia edisi

    111 menebutkan, kalium hidroksida etanol P, larutan kalium hidroksida P

    10,0% dalam etanol (95%)P(F1 111, hal. 3#2).

    -rtina larutan kalium hidroksida P !$A terdiri dari !$ gram KB dalam !$$

    mL etanol 2;A.

    3.". Pembuatan Fase /erak pada KLT

    Fase gerak ang digunakan adalah 5&BeCana @til -setat (?$'$)

    =umlah fase gerak ang diperlukan adalah !$ mL, maka

    3.'. Perhitungan 0f dan h0f masing&masing spot KLT silica gel /F";8

    pelarolehditempuhang=arak

    komponenolehditempuhang=arak0f =

    !. pot dilihat di bawah sinar

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    9/20

    h0f > 0f C !$$

    > $,!! C !$$ > !!

    pot 11

    h0f > 0f C !$$

    > $,"" C !$$ > ""

    pot 111

    h0f > 0f C !$$

    > $,"# C !$$ > "#

    pot 17

    h0f > 0f C !$$

    > $,;$ C !$$ > ;$

    ". pot dilihat di bawah sinar

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    10/20

    pot 1

    h0f > 0f C !$$

    > $,3; C !$$ > 3;

    ,II. PE0BAHASAN

    Pada praktikum kali ini dilakukan pemisahan dan identifikasi piperin dari

    simplisia Piperis nigri Fructus. Tahapan ang dilakukan adalah pemisahan dengan

    metode sokletasi, pemurnian dengan metode rekristalisasi, dan identifikasi dengan

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

    Pada tahap pertama dilakukan pemisahan piperin dari Piperis nigri Fructus

    dengan menggunakan metode sokletasi. okletasi merupakan penarian simplisia

    secara berkesinambungan, cairan penari dipanaskan sehingga menguap, uap

    cairan penari terkondensasi menadi molekul&molekul air oleh pendingin bakik

    dan turun menari simplisia dalam klongsong dan selanutna masuk kembali ke

    dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon ( * e p k e s 0 1 , ! 2 # 3 ) .

    Metode sokletasi ini dipilih karena piperin merupakan senawa ang memiliki

    titik leleh tinggi aitu !"#H%&!'$H% (Peter, "$$$) sehingga lebih tahan panas dan

    tidak menimbulkan adana peruraian senawa piperin akibat pemanasan ang

    berulang&ulang. Prinsip sokletasi adalah penarian ang berulang&ulang sehingga

    hasil ang didapat sempurna dan pelarut ang digunakan sedikit. etelah

    selesai penarian, maka pelarutna diuapkan kembali dan sisana adalah 4at ang

    tersari (Kusmardiani dan 5awawi, !22").

    Pada proses peniapan sampel, serbuk Piperis nigri Fructus ang dibungkus

    menggunakan kertas saring dengan metode membungkus sediaan serbuk.

    Penggunaan kertas saring ini bertuuan agar ketika proses penarian bahan&bahan

    padat ang bertindak sebagai pengotor tidak ikut masuk ke dalam cairan penari

    !$

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    11/20

    dan ekstrak ang diinginkan (Kusmardiani dan 5awawi, !22"). *igunakan

    kertas saring sebagai pembungkus karena kertas saring mempunai dinding angtipis dan berpori ang dapat mempermudah pelarut untuk menerap piperin ang

    terkandung di dalam sampel. Kertas saring ang berisi serbuk simplisia tersebut

    memenuhi bagian dalam hingga mencapai bagian atas tabung sifon

    (Kusmardiani dan 5awawi, !22"). Bal ini dilakukan agar bahan padatan tidak

    ikut tertarik ke dalam labu didih ang berisi pelarut selama proses pengekstrasian

    berlangsung.

    Pelarut ang digunakan dalam metode sokletasi kali ini adalah etanol.

    Menurut Farmakope 1ndonesia @disi 17, etanol merupakan cairan ang mudah

    menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu ?#H% (*epkes,

    !22;). elain itu, etanol memenuhi beberapa sarat pelarut ang baik, antara lain

    selekti+itas, mampu melarutkan solut, tidak beracun, tidak mudah terbakar,

    mudah didapat, murah (5asir dkk, "$$2). 9erdasarkan prinsip like dissol+ed like,

    etanol mampu melarutkan piperin karena baik piperin maupun etanol memiliki

    kepolaran ang hampir sama. Piperin tidak larut dalam air, larut dalam '$ bagian

    alkohol pada suhu !;H% (;2HF) dan dalam ! bagian alkohol ang dipanaskan

    (Felter dan Llod, !#2#). 7olume pelarut ang digunakan adalah !,; kali dari

    takaran tabung alat soklet. Bal ini dilakukan untuk mencegah habisna pelarut

    pada tabung akibat penguapan.

    Proses pengekstraksianna adalah etanol 23A akan menembus dinding sel

    Piperis nigri Fructus dan masuk ke dalam rongga sel ang mengandung 4at aktif,

    4at aktif akan larut dalam etanol 23A di luar sel, maka larutan terpekat akan

    berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai teradi

    keseimbangan antara konsentrasi cairan 4at aktif di dalam dan di luar sel

    (Kusmardiani dan 5awawi, !22").

    Pada labu alas bulat ang berisi pelarut atau cairan penari ditambahkan

    dengan batu didih ang bertuuan untuk menerap panas berlebih saat labu didih

    dipanaskan di atas penangas air. 9atu didih ang dipilih adalah batu didih ang

    berpori, dimana batu didih akan menerap panas melalui pori&pori sehingga dapat

    mencegah bumpingsaat proses sokletasi.

    !!

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    12/20

    Prinsip sokletasi pada praktikum kali ini dimulai dari pelarut ang

    dididihkan pada labu bundar sehingga menguap menuu kondensor, lalumengalami kondensasi ang menebabkan cairan atuh ke sampel (serbuk Piperis

    nigris Fructus) ang sudah dibungkus dengan kertas saring. %airan ini akan

    melarutkan 4at aktif di dalam sampel dan ika cairan pelarut telah mencapai

    permukaan sifon maka seluruh etanol ang membawa solut (4at ang telah

    terlarut) mencapai permukaan sifon dan akan keluar melalui pipa kecil menuu

    labu alas bundar. Proses ini berlangsung secara berkesinambungan sehingga

    didapat ekstrak ang diinginkan. =umlah sirkulasi ang didapat dalam proses

    sokletasi pada praktikum ini adalah " kali sirkulasi dalam waktu I " am.

    9erdasarkan pengamatan sirkulasi pertama membutuhkan waktu 2; menit dan

    sirkulasi kedua membutuhkan waktu '? menit. Lama rentang waktu antara

    sirkulasi pertama ke sirkulasi selanutna mengalami penurunan disebabkan pada

    sirkulasi pertama dimulai dari waktu pemanasan pelarut hingga menadi uap

    kemudian terkondensasi menadi tetesan memenuhi tabung sifon, sedangkan pada

    sirkulasi berikutna pelarut telah mendidih dan menguap serta telah enuh

    sehingga waktu ang diperlukan lebih cepat untuk memenuhi tabung sifon.

    *ari sirkulasi pertama ke sirkulasi kedua, cairan mengalami perubahan

    warna. Pada sirkulasi pertama cairan pada labu bundar berwarna hiau pekat,

    sedangkan pada sirkulasi kedua cairan berwarna kuning kehiauan. Perubahan

    warna dari awal sirkulasi ang pekat hingga menadi semakin muda (menuu

    bening) disebabkan karena senawa ang disari semakin lama semakin sedikit

    dan semakin selektif. etelah proses sirkulasi selesai, ekstrak ang diperoleh

    dituangkan ke cawan porselin lalu ditutupi dengan plastik ikan dan aluminium foil

    untuk mencegah pelarut pada ekstrak menguap. Kemudian ekstrak dipanaskan di

    atas water bath untuk memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutna aitu etanol.

    9erdasarkan prinsip pemanasan, maka etanol akan menguap hingga ang tersisa

    hana ekstrak kental berwarna hiau kecoklatan ang sangat pekat.

    etelah didapat ekstrak kental, proses selanutna adalah rekristaliasi untuk

    pemurnian senawa ang didasarkan pada perbedaan kelarutanna dalam keadaan

    panas atau dingin dalam suatu pelarut (Kristanti dkk, "$$#). 0ekristalisasi

    !"

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    13/20

    dilakukan dengan penambahan larutan KB alkoholis !$A. Pembuatan KB

    dilakukan dengan pelarut etanol. Pemilihan etanol sebagai pelarutna didasarkanpada prinsip like dissole like KB ang bersifat basa dapat larut pada etanol ang uga

    bersifat basa. Penambahan larutan KB alkoholis !$A bertuuan untuk

    mengisolasi senawa piperin dalam bentuk garam dan basa bebasna (Lisnawati,

    "$$8). Pembentukkan garam berupa kristal kalium piperinat dan basa bebas

    piperidin melalui reaksi sebagai berikut

    (Lisnawati, "$$8)

    Penambahan larutan KB dilakukan sedikit demi sedikit agar pelarutan beralan

    optimal, tidak ada senawa ang tertinggal pada dinding cawan porselin dan

    batang pengaduk. Larutan diaduk perlahan agar tidak terbentuk kristal&kristal

    kecil ang dapat mengabsorpsi pengotor sehingga pengotor tidak masuk ke

    struktur kristal. etelah penambahan KB, larutan didiamkan beberapa menit

    sampai larutan dingin. Pendiaman ini dilakukan untuk menurunkan kelarutan

    senawa piperin sehingga senawa piperin mengendap dan membentuk kisi&kisi

    kristal. etelah dingin dilakukan penaringan menggunakan kertas saring (sudah

    ditimbang sebelumna) ang bertuuan untuk memisahkan kristal piperin dengan

    4at&4at pengotor atau senawa lain ang tidak diinginkan. *imana filtrat ang

    !'

    N

    C CH

    HC CH

    HC

    O

    O

    CH2

    -OOC CH

    HC CH

    HC

    O

    O

    CH2

    garam -sam piperatPiperidin

    Piperin

    J

    N

    .B&adisi

    N

    C CH

    HC CH

    HC

    O

    O

    CH2.O

    .H

    eliminasi

    serah terimaelektron

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    14/20

    melewati kertas saring merupakan 4at pengotor atau senawa lain ang larut

    dalam etanol sedangkan residu pada kertas saring merupakan kristal piperinat danpiperidin ang akan diambil dan diidentifikasi dengan metode KLT.

    Kertas saring didiamkan pada suhu kamar sampai kering, pada praktikum

    ini kertas saring ditaruh pada desikator selama satu minggu. *idapat bobot kristal

    piperin dalam umlah ang sangat sedikit aitu $,'3$2 gram sedangkan dalam sisa

    filtrat terbentuk kristal&kristal kecil berwarna coklat ang kemungkinan telah

    mengabsorbsi pengotor. Bal ini dapat teradi karena proses pengadukan ang

    cepat dan penuangan KB ang tidak sedikit demi sedikit sehingga pengotor

    dapat masuk pada struktur kristal dan membentuk kristal kecil ang mengandung

    pengotor.

    Tahap terakhir pada praktikum ini adalah identifikasi Piperin menggunakan

    metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT merupakan metode pemisahan

    secara fisiko kimia ang menggunakan media pemisahan berupa lapisan tipis

    absorben ang seragam dan lapisan pada permukaan bidang datar seperti lempeng

    kaca, pelat aluminium atau plat plastic (tahl, !2#;). *igunakan metode

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada praktikum ini karena KLT umumna lebih

    bermanfaat untuk tuuan identifikasi karena mudah dan sederhana (*epkes, !22;).

    elain itu, keuntungan metode KLT ang lainna, antara lain waktu

    pemisahanna lebih cepat, sensitif meskipun umlah cuplikan sedikit masih bisa

    dideteksi, daa resolusina tinggi sehingga pemisahanna lebih sempurna, banak

    digunakan untuk tuuan analisis, identifikasi pemisahan komponen dapat

    dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi atau dengan radiasi menggunakan

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    15/20

    murni. Fase diam ang digunakan berupa ilika gel /F ";8 berarti plat berupa

    silika gel ang berisi pengikat (gpsum) aitu kalsium sulfat dan ditambahkanbahan ang berfluoresensi dengan panang gelombang eksitasi senawa

    berfosforisensi adalah ";8 nm. ilika gel /F ";8 ini bersifat polar. *igunakan

    silika gel /F ";8 sebagai fase diam karena silika gel merupakan fase diam ang

    digunakan untuk menerap alkaloid (/andar dan 0ohman, "$$?).

    -dapun cara pemotongan plat silika gel /F";8adalah sebagai berikut plat

    dialasi dengan kertas, pemotongan plat harus dalam keadaan terbalik (bagian

    silika berada di bagian bawah) untuk mencegah plat agar tidak rusak karena

    ditekan pada saat pemotongan. Pemotongan harus lurus karena akan berpengaruh

    pada proses elusi. Pada praktikum KLT ini plat dipotong dengan ukuran !$ C '

    cm.

    Plat silika gel /F";8 dicuci terlebih dahulu dengan metanol. Tuuan

    pencucian ialah untuk menghilangkan pengotor pada plat KLT. Pemilihan

    metanol (%B'B) ini karena memiliki sisi ang polar (B) dan non polar (%B')

    sehingga dengan sifatna ang mudah menguap akan dapat menarik 4at&4at

    pengotor ang bersifat polar maupun nonpolar. ebelum ditotolkan, plat KLT

    diakti+asi pada suhu !!$H% dalam waktu '$ menit dengan tuuan menaga

    kelembaban plat sehingga proses pengelusian dapat berlangsung lebih optimal.

    -kti+asi plat selama '$ menit dengan suhu ang diaga dilakukan agar tidak

    teradi pengelupasan plat akibat pemutusan gugus B pada plat silika gel /F ";8

    (iB). elain itu pemanasan uga dilakukan untuk menghilangkan metanol sisa

    pencucian serta air akibat pemanasan suhu tinggi. ilika gel adalah bentuk dari

    silikon dioksida (silika). -tom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam

    struktur ko+alen ang besar. 5amun, pada permukaan gel silika, atom silikon

    berikatan dengan gugus &B. ehingga dapat membentuk ikatan dengan air ang

    ada di udara. Kadar air pada plat KLT harus "$A G '$A, karena apabila kadar air

    dalam plat kurang dari "$ A maka plat akan retak dan rusak, sedangkan apabila

    kadar air dalam plat lebih dari '$A maka dapat mengganggu proses pengelusian.

    Pemilihan suhu dan lama proses akti+asi plat ini berdasarkan kondisi ang

    optimum untuk proses pengakti+asian plat (/ritter et al, !22!)

    !;

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    16/20

    Fase gerak ang digunakan dalam praktikum ini adalah 5&heksana dan etil

    asetat dengan perbandingan (?$'$). Fungsi 5&Beksana dan etil asetat adalahsebagai campuran pelarut ang digunakan untuk menenuhkan !hamber.

    Pemilihan fase gerak ini didasarkan pada sifat kepolaran fase gerak ang sama

    dengan piperin aitu bersifat cenderung nonpolar ang dapat diketahui dari

    struktur senawa piperin ang tidak mengandung gugus &B, sehingga fase gerak

    akan dapat mengelusi analit dengan optimal sesuai dengan prinsip like dissol+e

    like. 5&heksana merupakan senawa ben4ene ang bersifat non polar, sedangkan

    etil asetat merupakan senawa ang sedikit polar. *imana untuk pemisahan

    dengan menggunakan fase diam polar, penambahan pelarut ang bersifat sedikit

    polar ke dalam pelarut non polar akan meningkatkan harga 0f secara signifikan

    (/andar dan 0ohman, "$$?). Basil pemisahan ang baik sangat ditentukan oleh

    pemilihan fase gerak dimana dapat ditentukan dari harga 0f ang terletak antara

    $," G $,#. ebab ika 0f ang didapat $,! menandakan bahwa fase gerak tidak

    mampu mengelusi analit dengan baik, sehingga arak pemisahanna sangat dengat

    dengan titik penotolan, sedangkan ika 0f na $,2 maka analit tersebut terlalu

    terikat dengan fase gerak ang mengakibatkan terlewatina puncak

    kromatogramna (/andar dan 0ohman, "$$?).

    Penotolan plat dengan larutan piperin hasil pelarutan kristal akan optimal

    dengan penotolan ang sekecil dan sesempit mungkin, karena ika terlalu banak

    akan menurunkan resolusi. etiap kali penotolan dilakukan pengeringan antar

    totolan agar bercak tidak menebar dan terdapat puncak ganda (/andar dan

    0ohman, "$$?). Pada praktikum KLT ini penotolan dilakukan menggunakan pipa

    kapiler "DL sampai satu titik penotolan terdapat !$DL filtrat. emakin kecil

    ukuran rata&rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam

    maka semakin baik kinera KLT dalam hal efesiensina dan resolusina.

    Kemudian plat dimasukkan ke dalam chamber ang telah dienuhkan

    menggunakan fase gerak dengan kertas saring. Kertas saring ang digunakan

    harus memiliki tinggi ang sama dengan chamber agar proses penenuhanna

    sempurna. Fungsi penenuhan ini adalah untuk mengoptimalkan prosespengembangan fase gerak dengan pemerataan penguapan sehingga udara di dalam

    !3

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    17/20

    !hamber tetap enuh. Penggunaan kertas saring dalam penenuhan adalah untuk

    memperluas bidang penenuhan dan sebagai indikator bahwa !hamber telah enuhketika fase gerak telah mencapai uung atas kertas saring (/andar dan 0ohman,

    "$$?). elain itu, kertas saring digunakan karena dapat mempercepat proses

    penenuhan. "hamberditutup dengan rapat agar dengan +olume fase gerak ang

    sedikit tetapi dapat mengelusi sampai ketinggian arak pengelusian ang

    diinginkan atau ditentukan.

    etelah pengelusian selesai, plat diangin&anginkan selama !$ menit ang

    bertuuan menghilangkan fase gerak pada plat agar tidak mengganggu proses

    pengamatan di bawah sinar

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    18/20

    berwarna gelap atau teradi pemadaman fluoresensi pada spot (tahl, !2#;).

    edangkan pengamatan ang dilakukan di bawah sinar

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    19/20

    ,III. %ESI0PULAN

    9erdasarkan hasil pengamatan pemisahan dan identifikasi piperin dariPiperis nigri Fructus, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut

    #.! Metode sokletasi dapat diterapkan pada simplisia ang tahan terhadap

    pemanasan, dimana menggunakan pelarut ang relatif sedikit dan sesuai

    secara berkesinambungan untuk memperoleh senawa dalam bentuk

    ekstrak kentalna ang berwarna hiau kecoklatan dengan bobot ;',"3"?

    gram.

    #." 0ekristalisasi digunakan untuk memurnikan senawa piperin sehingga

    memperoleh kristal kalium piperinat dan piperidin dengan prinsip

    kelarutan ang berbeda pada pelarut ang sama.

    #.' Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) diterapkan sebagai ui

    identifikasi senawa piperin dengan parameter ang digunakan adalah

    harga 0f.

    #.8 1dentifikasi senawa piperin pada serbuk simplisia Piperis nigri Fructus

    memberikan hasil ang positif dengan adana bercak fluoresensi biru pada

  • 5/26/2018 Laporan Akhir Sokletasi

    20/20

    DA"TAR PUSTA%A

    -nonim. "$!".#ood "hemistr$ oundup. (cited "$!" ct, !'). -+ailable from http333.s#ie#eupdate.#)m24124-'))d5+

    *epartemen Kesehatan 01. !2#$.&ateria &edika 'ndonesia =ilid 17. =akarta

    *epartemen Kesehatan 0epublik 1ndonesia.

    *epartemen Kesehatan 01. !2#3. ediaan /alenik. =akarta *epartemen

    Kesehatan 0epublik 1ndonesia.

    *epartemen Kesehatan 0epublik 1ndonesia. !22;. #armakope 'ndonesia, @disi

    17.

    Felter B, dan Llod =. !#2#.ings *meri!an +ispensator$ ols. ' and ''.hio

    7alle %ompan

    /andar, 1./. dan -. 0ohman. "$$?.imia #armasi *nalisis. ogakarta Pustaka

    Pelaar

    Kristanti, -lfinda 5o+i, 5anik iti -minah, Muladi Tanung. 9ambang

    Kurniadi. "$$#.-uku *ar #'/'&'*. urabaa -irlangga