laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah...
TRANSCRIPT
H a l a m a n | 1
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2017
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA TAHUN 2017
H a l a m a n | i
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menerbitkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Industri Bahan
Galian Non Logam (IBGNL) Tahun 2017. LAKIP ini merupakan media
pertanggungjawaban Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam dalam mencapai
sasaran strategis dalam rangka pembinaan industri bahan galian non logam yang telah
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja untuk pencapaian visi dan pelaksanaan misi.
Diterbitkannya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam secara transparan untuk dapat
menentukan fokus perbaikan kinerja berkesinambungan yang harus dilakukan. Kami
menyadari bahwa LAKIP ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
masukan dan saran yang dapat lebih menyempurnakan akuntabilitas kinerja Direktorat
Industri Bahan Galian Non Logam pada tahun-tahun mendatang.
Akhir kata, kami berharap agar LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non
Logam Tahun 2017 ini dapat dimanfaatkan sebagai media evaluasi untuk menilai
kinerja bagi seluruh anggota organisasi Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Industri Bahan Galian Nonlogam
Lintong Sopandi Hutahaean, Ph.D.
H a l a m a n | ii
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-
IND/PER/11/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam (IBGNL) mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan
industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri,
serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri bahan galian non
logam.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut telah dirumuskan visi
pembangunan industri nasional yaitu Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh
Untuk mewujudkan visi telah ditetapkan maka ditentukanlah Tujuan dan Sasaran yang
ingin dicapai pada tahun 2017 serta kebijakan, program dan kegiatan dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara umum Direktorat Industri Bahan
Galian Non Logam telah berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang
diwujudkan melalui keberhasilan dalam pencapaian sasaran maupun sasaran strategis
yang telah ditetapkan untuk tahun 2017. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat
dilihat dari pemenuhan target dari indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui
Perjanjian Kinerja (Perkin) Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam Tahun 2017.
Realisasi Belanja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam pada TA 2017
adalah sebesar Rp. 11.067.578.937,- atau 98,98 persen dari pagu anggaran Direktorat
Industri Bahan Galian Non Logam sebesar Rp. 11.181.403.000,-. Nilai realisasi tersebut
adalah nilai realisasi berdasarkan pagu awal Direktorat Industri Bahan Galian Non
Logam. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja
Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2017, anggaran IBGNL mendapat alokasi penghematan
sebesar Rp. 484.670.000,- dari pagu anggaran Direktorat IBGNL menjadi Rp.
11.666.073.000,-.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dalam perencanaan
program dan kegiatan selanjutnya adalah pencapaian sasaran strategis perlu
diperdalam kembali dan diharapkan pada tahun berikutnya sasaran strategis yang
belum dicapai akan tercapai dan yang sudah tercapai dapat berhasil lebih baik lagi dan
komunikasi dengan dunia usaha perlu dilakukan lebih intens. Diharapkan Laporan ini
dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta menjadi masukan dan umpan
balik bagi peningkatan kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam dalam
menunjang peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Kimia, Tekstil, dan Aneka dan
Kementerian Perindustrian dalam membangun sektor industri di Indonesia.
H a l a m a n | iii
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
D A F T A R I S I
halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….............................................. i
RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………….. iv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………. 1
1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Bahan Galian Non
Logam ………………………………………………………………………………………… 1
1.2 Peran strategis Organisasi ……………………………………………………………. 8
1.3 Struktur Organisasi ……………………………………………………………………… 8
BAB II. PERENCANAAN KINERJA ……………………………………………………………………. 10
2.1 Rencana Strategis Ditjen IBGNL ........................................................................ 10
2.2 Rencana Kinerja 2016 ........................................................................................... 13
2.3 Rencana Anggaran …………………………………………………………………….. 15
2.4 Perjanjian Kinerja 2016 ……………………………………………………………… 16
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………………………………………... 18
3.1 Analisis Capaian Kinerja …………………………………………………………….. 18
3.2 Realisasi Anggaran …………………………………………………………………….. 27
BAB IV. P E N U T U P . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. 32
4.2 Tindak Lanjut …………………………………………………………………………….. 33
H a l a m a n | 1
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam
Berdasarkan pasal 265 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-
IND/PER/11/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam (IBGNL) mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber
daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan,
pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan
fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri
bahan galian non logam.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Direktorat Industri Bahan
Galian Non Logam menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan
pengembangan Industri Bahan Galian Nonlogam;
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi
Industri Bahan Galian Nonlogam;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penenaman modal
dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang
Industri Bahan Galian Nonlogam;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di
bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi Industri Bahan Galian
Nonlogam;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan,
perizinan, data dan informasi Industri Bahan Galian Nonlogam;
H a l a m a n | 2
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI), standar industri
hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada Industri
Bahan Galian Nonlogam; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat Industri Bahan
Galian Nonlogam.
Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Industri
Bahan Galian Non Logam terbagi dalam 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu)
subbagian, yaitu:
1. Subdirektorat program pengembangan industri bahan galian non logam;
mempunyai tugas penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program,
anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
penyajian informasi di bidang industri bahan galian nonlogam.
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi untuk membantu tugas yang
diembannya, yaitu :
a) Seksi Program yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggran di bidang
industri bahan galian non logam.
b) Seksi Evaluasi dan Pelaporan yang mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
penyajian informasi di bidang industri bahan galian non logam.
2. Subdirektorat industri semen dan barang dari semen mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri semen dan barang dari semen,
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi untuk membantu tugas yang
diembannya, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
H a l a m a n | 3
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri semen dan barang
dari semen.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja
sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan
industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan
pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri semen dan barang dari semen.
3. Subdirektorat industri kaca dan keramik mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri di bidang industri kaca dan keramik, Subdirektorat ini membawahi 2
(dua) seksi untuk membantu tugas yang diembannya, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
H a l a m a n | 4
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri kaca dan keramik.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja
sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan
industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan
pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kaca dan keramik.
4. Subdirektorat industri bahan galian nonlogam lainnya mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri bahan galian non logam lainnya,
Subdirektorat ini membawahi 2 (dua) seksi untuk membantu tugas yang
diembannya, yaitu:
a) Seksi sumber daya industri dan sarana prasarana industri mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri,
penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri,
pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan,
penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta
pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi
H a l a m a n | 5
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan
pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri kaca dan keramik.
b) Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja
sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan
industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan
pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan
standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri kaca dan keramik.
5. Subbagian tata usaha dan manajemen kinerja; mempunyai tugas melakukan
urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 64/M-
IND/PER/7/2011 tentang Jenis-jenis Industri dalam Pembinaan Direktorat
jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri
Bahan Galian Non Logam membina sektor industri sesuai dengan KBLI 2009
sebagai berikut :
1. 23111 Industri Kaca Lembaran
2. 23112 Industri Kaca Pengaman
3. 23119 Industri Kaca Lainnya
4. 23121 Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari Kaca
5. 23122 Industri Alat-alat Laboratorium, Farmasi dan Kesehatan dari Kaca
6. 23123 Industri Kemasan dari Kaca
7. 23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca
8. 23911 Industri Bata, Mortar dan Semen Tahan Api
9. 23919 Industri Barang tahan Api dari Ranah Liat/Keramik Lainnya
10. 23921 Industri Batu Bata dari Tanah Liat/Keramik
11. 23922 Industri Genteng dari Tanah Liat/Keramik
12. 23923 Industri Peralatan Saniter dari Porselen
13. 23929 Industri Bahan Bangunan dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata
H a l a m a n | 6
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
dan Genteng
14. 23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen
15. 23932 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/Keramik
16. 23933 Industri Alat Laboratorium dan Alat Listrik/Teknik dari Porselen
17. 23939 Industri Barang Tanah Liat/Keramik dan Porselen Lainnya
18. 23941 Industri Semen
19. 23942 Industri Kapur
20. 24943 Industri Gips
21. 23951 Industri Barang dari Semen
22. 23952 Industri Barang dari Kapur
23. 23953 Industri Barang dari Semen dan Kapur untuk Konstruksi
24. 23954 Industri Barang Gips untuk Konstruksi
25. 23955 Industri Barang dari Asbes untuk Keperluan Bahan Bangunan
26. 23956 Industri Barang dari Asbes untuk Keperluan Industri
27. 23957 Industri Mortar atau Beton Siap Pakai
28. 23959 Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes Lainnya
29. 23961 Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah
Tangga dan Pajangan
30. 23962 Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Bahan
Bangunan
31. 23963 Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan
Pajangan
32. 23969 Industri Barang dari Marmer, Granit dan Batu Lainnya
33. 23990 Industri Barang Galian Bukan Logam Lainnya YDTL
34. 31003 Industri Furnitur dari Plastik
35. 71209 Jasa Analisis dan Uji Teknis Lainnya**
36. 74100 Jasa Perancangan Khusus**
37. 82920 Jasa Pengepakan**
Keterangan :
*) Jenis Industri yang kewenangan sepenuhnya berada pada Ditjen Kimia, Tekstil,
dan Aneka tanpa batasan nilai investasi
H a l a m a n | 7
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
**) Pembinaan atas kegiatan jasa untuk industri sesuai dengan pembinaan masing-
masing
Tabel 1.1 Kelompok Binaan Industri Bahan Galian Nonlogam
No. Komoditi HS KLUI KBLI LAMA (2005)
KBLI BARU (2009)
1. Ind. pengolahan tanah liat (kaolin, bentonit, bata tahan api, keramik)
2507, 2508, 6902-6906, 6907-6908, 6909-6912
36410, 36421-36423, 36429, 36490, 36111-36113, 36119
26321-26323, 26319, 26324, 26329, 26201-26203, 26209
23911, 23919, 23921-23, 23929, 23931-33, 23939
2. Industri semen, kapur dan gips
2509, 2521-2522, 2523, 2524, 6809, 6810-6812
36310, 36321, 36329, 36331
26411, 26423, 26429, 26412
23941, 23942, 23943, 23951-57, 23959
3. Ind. kaca (kaca, serat kaca, kaca lainnya)
7001-7007, 7009, 7010, 7013, 7017, 7019
36211-36214, 36219, 36221, 36222
26121-26124, 26111, 26112
23111, 23112, 23119, 23121-23, 23129
4. Industri barang dari batu-batuan (marmer, granit)
6802 – 6804
36911, 36919, 36921, 36922, 36929
26503, 26509, 26501, 26502, 26509
23961, 23962, 23963, 23969, 23990
1.2 Peran Strategis Organisasi
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 mengenai Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035 tercantum 10 (sepuluh)
industri prioritas. Beberapa dari industri prioritas tersebut dibina oleh Direktorat
Industri Bahan Galian Non Logam adalah Kelompok Industri Hulu (Semen, Keramik,
Kaca/Gelas, dan Refractori). Kelompok Industri Prioritas ini adalah kelompok
industri yang memiliki prospek tinggi untuk dikembangkan berdasarkan
kemampuannya bersaing di pasar internasional, dan industri yang faktor-faktor
produksi untuk bersaingnya tersedia dengan cukup di Indonesia. Selain itu juga
Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam juga memiliki peran dalam
H a l a m a n | 8
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
mewujudkan lingkungan bisnis yang kondusif bagi calon investor dari dalam dan
luar negeri maupun para pelaku bisnis yang telah hadir sebelumnya.
1.3 Struktur Organisasi
Dalam menjalankan tugas pembinaan Industri bahan galian non logam,
Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam sesuai dengan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian, struktur Organisasi Direktorat Industri Bahan Galian
Non Logam terdiri dari :
1. Subdirektorat ProgramPengembangan IBGNL;
2. Subdirektorat Industri Semen dan Barang dari Semen;
3. Subdirektorat Industri Kaca dan Keramik;
4. SubDirektorat Industri Bahan Galian Non Logam Lainnya; dan
5. Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja.
Direktur Industri Bahan Galian Non
Logam
Sub Direktorat ProgramPengemba
ngan IBGNL
Seksi Program
Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Sub Direktorat Industri Semen dan Barang dari Semen
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Direktorat Industri Kaca dan
Keramik
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Direktorat Industri Bahan Galian Non
Logam Lainnya
Seksi Sumber Daya dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan
Industri
Sub Bagian Tata usaha
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam
H a l a m a n | 9
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian, telah dirumuskan visi berdasarkan Trisakti dan Nawacita adalah
Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur
Industri yang Kuat berbasiskan SDA. Visi ini sejalan dengan amanat Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 3 yaitu Industri merupakan pilar dan motor penggerak
perekonomian nasional.
Adapun misi Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam adalah:
1. Pemerataan pembangunan Industri bahan galian nonlogam ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;
2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri bahan galian nonlogam untuk
mewujudkan industri bahan galian nonlogam yang mandiri, berdaya saing, maju,
dan berwawasan lingkungan;
3. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya
industri bahan galian nonlogam yang berkelanjutan dengan meningkatkan
penguasaan teknologi dan inovasi;
4. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja
Tujuan
Untuk mewujudkan visi dan misi Direktorat IBGNL perlu dilakukan visi antara
berupa tujauan yaitu Meningkatnya Peran Industri Bahan Galian Nonlogam dalam
Perekonomian Nasional. Indikator Kinerja untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1. Laju pertumbuhan industri bahan galian nonlogam
2. Kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap PDB nasional
3. Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor industri bahan galian nonlogam
H a l a m a n | 10
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Sasaran Program/Kegiatan
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas maka perlu dirinci sasaran
program/kegiatan berdasarkan perspektif pemangku kepentingan sebagai berikut:
S1. Sasaran 1 : Meningkatnya populasi dan persebaran industri bahan galian
nonlogam
Indikator kinerja pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. Jumlah unit industri bahan galian nonlogam
2. Nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) sektor industri bahan galian nonlogam
S2. Sasaran 2 : Meningkatnya daya saing dan produktifitas industri bahan galian
nonlogam
Indikator kinerja pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. Kontribusi ekspor industri bahan galian nonlogam terhadap ekspor
nasional
2. Produk industri bahan galian nonlogam yang tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
3. Produktivitas dan kemampuan SDM industri bahan galian nonlogam
Sasaran Organisasi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran program/kegiatan tersebut di atas maka
Dit. IBGNL juga merumuskan sasaran organisasi yangenggambarkan proses bisinis
internal dengan rincian sasaran sebagai berikut:
S3. Terselenggaranya urusan pemerintah di bidang perindustrian (industri bahan
galian nonlogam) yang berdaya saing dan berkelanjutan
Indikator kinerja pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
2. Infrastruktur standar produk yang terbentuk
Adapun Tujuan, Sasaran Program/Kegiatan, dan Sasaran Organisasi dapat digambarkan
dalam Peta strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam sebagai berikut
H a l a m a n | 1
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Gambar 2.1 Peta Strategis Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam
PERSPEKTIF
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PERSPEKTIF
PROSES
INTERNAL
PERSPEKTIF
PEMBELAJARA
N ORGANISASI
Tujuan:
Meningkatnya peran industri bahan
galian nonlogam dalam perekonomian
nasional
Terwujudnya peningkatan daya saing
dan produktivitas bahan galian
nonlogam
2
Meningkatnya populasi industri
bahan galian nonlogam
1
PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
SDM ANGGARAN
Tersedianya kebijakan
pembangunan industri yang efektif
Terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing
dan berkelanjutan
Terwujudnya ASN yang
profesional dan
berkepribadian
Terkelolanya anggaran
pembangunan secara efisien
dan akuntabel
3 4
5 6
H a l a m a n | 1
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Rangkuman indikator kinerja untuk peta strategis diatas adalah:
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2017-
2019
Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja Satuan 2017 2018 2019 2017-2019
T1 Meningkatnya peran industri bahan galian
nonlogam dalam perekonomian nasional
- Laju pertumbuhan industri bahan galian
nonlogam
Persen 5,47 –
5,77
5,85 –
6,26
6,11 –
6,61
5,47 – 6,61
- Kontribusi industri bahan galian
nonlogam terhadap PDB Nasional
Persen 0,74 –
0,75
0,76 –
0,78
0,79 –
0,80
0,74 – 0,80
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor
industri bahan galian nonlogam
Juta Orang 1,18 –
1,19
1,20 –
1,21
1,21 –
1,24
1,18 – 1,24
S1 Meningkatnya populasi industri bahan galian
nonlogam
- Jumlah unit industri bahan galian
nonlogam
Unit 80 82 91 253
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor
industri bahan galian nonlogam
Rp. Triliun 38,8 –
42,3
47,5 –
50,5
59,6 –
62,1
145,9 –
154,9
S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas
sektor industri bahan galian nonlogam
- Kontribusi ekspor industri bahan galian
nonlogam terhadap ekspor nasional
Persen 0,588-
0,589
0,589-
0,590
0,590-
0,591
0,588-0,591
- Produk industri bahan galian nonlogam
yang tersertifikasi Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN)
Sertifikat 75 75 75 225
- Produktivitas dan kemampuan SDM
industri bahan galian nonlogam
Rp Juta per
Orang per
Tahun
562 632 704,4 704,4
2.2 Rencana Kinerja 2017
Selanjutnya setelah ditetapkan Rencana Strategis Dit. IBGNL Tahun 2017-2019
perlu diturunkan sasaran dan indiktaor kinerja tahunan yang dirangkum dalam
dokumen Rencana Kinerja Dit. IBGNL Tahun 2017. Rencana Kinerja merupakan
acuan bagi perumusan kegiatan dan penganggaran dalam rangka mencapai sasaran
dan indikator kinerja tahunan. Pada tahun 2017, Dit. IBGNL telah menetapkan
Rencana Kinerja sebagai berikut:
H a l a m a n | 2
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Tabel 2.3 Rencana Kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2017
Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja Satuan Target
T1 Meningkatnya peran industri bahan galian
nonlogam dalam perekonomian nasional
- Laju pertumbuhan industri bahan galian
nonlogam
Persen 5,47 – 5,77
- Kontribusi industri bahan galian
nonlogam terhadap PDB Nasional
Persen 0,74 – 0,75
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor
industri bahan galian nonlogam
Juta Orang 1,18 – 1,19
S1 Meningkatnya populasi industri bahan galian
nonlogam
- Jumlah unit industri bahan galian
nonlogam
Unit 80
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor
industri bahan galian nonlogam
Rp. Triliun 38,8 – 42,3
S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas
sektor industri bahan galian nonlogam
- Kontribusi ekspor industri bahan galian
nonlogam terhadap ekspor nasional
Persen 0,74 – 0,75
- Produk industri bahan galian nonlogam
yang tersertifikasi Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN)
Sertifikat 75
- Produktivitas dan kemampuan SDM
industri bahan galian nonlogam
Rp Juta per
Orang per
Tahun
562
2.3 Rencana Anggaran
Selanjutnya setelah dirumuskan Rencana Kinerja Tahun 2017, kemudian Dit.
IBGNL menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang memuat output kegiatan sebagai
sarana untuk mencapai target kinerja diatas. Renkin tersebut diatas didukung oleh
perumusan output sebagai berikut:
H a l a m a n | 3
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Tabel 2.4
Output, Suboutput, dan Anggaran Tahun 2017
Kode Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja/Output DIPA Satuan Target Pagu (Rp.)
T1 Meningkatnya peran IBGNL dalam perekonomian nasional
8.239.890.000
- Laju pertumbuhan IBGNL Persen 5,47 – 5,77 6.348.139.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
008 Perusahaan IBGNL yang Menerapkan Standar Mutu Perusahaan 5 505.729.000
010 Mesin dan/atau Peralatan Uji dalam rangka Penerapan Standar Mutu IBGNL
Unit 1 5.842.410.000
- Kontribusi IBGNL terhadap PDB Nasional Persen 0,74 – 0,75 1.377.571.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
006 Rancangan Standar Nasional Ind onesia (RSNI) IBGNL RSNI 4 876.325.000
007 SNI Wajib IBGNL SNI Wajib 1 242.200.000
009 Pengawasan SNI Wajib IBGNL Perusahaan 20 259.046.000
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor IBGNL Juta Orang 1,18 – 1,19 514.180.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
011 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) IBGNL
RSKKNI 1 514.180.000
S1 Meningkatnya populasi IBGNL 1.576.997.000
- Jumlah unit IBGNL Unit 80 1.236.672.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
951 Layanan Internal (Overhead) Laporan 3 1.236.672.000
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor IBGNL Rp. Triliun 32,8 – 34,9 340.325.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
001 Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Mendorong Iklim Investasi IBGNL
Dokumen 2 340.325.000
S2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor IBGNL 1.364.516.000
- Kontribusi ekspor IBGNL terhadap ekspor nasional Persen 0,58 - 0,59 364.900.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
005 Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas IBGNL
Dokumen 2 364.900.000
- Produk IBGNL yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Sertifikat 75 129.260.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
016
Produk IBGNL yang Tersertifikasi TKDN Produk 10 129.260.000
- Produktivitas dan kemampuan SDM IBGNL Rp Juta per Orang per Tahun
562 870.356.000
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
013 SDM IBGNL yang Mengikuti Diklat Orang 110 870.356.000
T O T A L A N G G A R A N 11.181.403.000
H a l a m a n | 4
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
2.4 Perjanjian Kinerja 2017
Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan didukung pembiayaan
dan mendapatkan persetujuan dalam bentuk DIPA, maka ditetapkan Perjanjian
Kinerja yang akan dicapai pada tahun 2017 sebagai berikut:
Tabel 2.5
Perjanjian Kinerja Direktur Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2017
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Sasaran
Strategis (IKSS)
Target Satuan
Perspektif Pemangku Kepentingan
1. Meningkatnya populasi
dan persebaran industri
Unit industri bahan galian
nonlogam besar sedang yang
tumbuh
80 Unit
Nilai investasi di sektor industri
bahan galian nonlogam
32,8-34,9 Rp.
Triliun
2. Meningkatnya daya
saing dan produktivitas
sektor industri
Kontribusi ekspor produk industri
bahan galian nonlogam terhadap
ekspor nasional
0,588-0,589 Persen
Produktivitas dan kemampuan
SDM industri bahan galian
nonlogam
562 Rp. Juta
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Terselenggaranya
urusan pemerintahan di
bidang perindustrian
yang berdaya saing dan
berkelanjutn
Infrastruktur kompetensi yang
terbentuk
1 RSKKNI
Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dalam perspektif pemangku
kepentingan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Industri
Bahan Galian Nonlogam.Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
H a l a m a n | 5
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Analisis Capaian Kinerja
Penilaian atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam
dilakukan melalui pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk
menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi
dan misi Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam. Analisis dan evaluasi
akuntabilitas akan menjabarkan hasil evaluasi capaian indikator-indikator kinerja
Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam secara lebih terperinci dalam
menggambarkan perkembangan setiap sasaran dan indikator-indikatornya.
Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis dapat dilihat pada capaian
indikator kinerja beserta dukungan DIPA yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Capaian Rencana Kinerja dan Dukungan DIPA Dit. IBGNL Tahun 2017
Tujuan/Sasaran Program/Indikator Kinerja
Satuan Target 2017
Capaian 2017
Pagu (Rp.000)
Realisasi (Rp.000)
Target 2017-2019
Meningkatnya peran IBGNL dalam perekonomian nasional
8.239.890 8.192.556
- Laju pertumbuhan industri IBGNL
Persen 5,47 – 5,77
5,77 6.348.139 6.347.187 6,61
- Kontribusi IBGNL terhadap PDB Nasional
Persen 0,74 – 0,75
0,75 1.377.571 1.353.813 0,80
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor IBGNL
Juta Orang
1,18 – 1,19
1,2 514.180 491.555 1,2
Meningkatnya populasi IBGNL 1.576.997 1.575.595
- Jumlah unit IBGNL Unit 80 80 1.236.672 1.235.600 253
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor IBGNL
Rp. Triliun
32,8 – 34,9
42,3 340.325 339.995 154,9
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor IBGNL
1.364.516 1.299.429
- Kontribusi ekspor IBGNL terhadap ekspor nasional
Persen 0,588 - 0,589
0,59 364.900 361.785 0,60
- Produk IBGNL yang tersertifikasi TKDN
Sertifikat 75 139 129.260 129.045 225
- Produktivitas dan kemampuan SDM IBGNL
Rp Juta/ Orang Tahun
562 562 870.356 808.597 704,4
H a l a m a n | 6
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Dit. IBGNL berhasil mencapai seluruh
target indikator kinerja. Hal ini terjadi berkat dukungan kegiatan/output DIPA
dengan rincian sebagai berikut:
Tujuan
Tujuan Dit. IBGNL adalah “Meningkatnya peran industri bahan galian nonlogam
dalam perekonomian nasional”.
1. Indikator Kinerja Tujuan
Capaian Indikator Kinerja Tujuan beserta dukungan kegiatan/output DIPA Dit.
IBGNL Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Indikator Kinerja Tujuan dan Dukungan DIPA Dit. IBGNL Tahun 2017
Tujuan/Sasaran/Indikator Kinerja/DIPA
Satuan Target 2017
Capaian 2017
Target 2018
Target 2019
Target 2017-2019
Meningkatnya peran IBGNL dalam perekonomian nasional
- Laju pertumbuhan IBGNL Persen 5,47 – 5,77
5,77 5,85-6,26
6,11-6,61
6,61
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
008 Perusahaan IBGNL yang Menerapkan Standar Mutu
Perusahaan 5 18
010 Mesin dan/atau Peralatan Uji Penerapan Standar Mutu IBGNL
Unit 1 1
- Kontribusi IBGNL terhadap PDB Nasional
Persen 0,74 – 0,75
0,75 0,76-0,78
0,79-0,8 0,80
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
006 RSNI IBGNL RSNI 4 8
007 SNI Wajib IBGNL SNI Wajib 1 0
009 Pengawasan SNI Wajib IBGNL Perusahaan 20
- Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor IBGNL
Juta Orang 1,18 – 1,19
1,2 1,20-1,21
1,21-1,24
1,24
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
011 RSKKNI IBGNL RSKKNI 1 2
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2017 Dit. IBGNL telah
berhasil meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional dengan
capaian indikator kinerja yang memenuhi target. Penjelasan masing-masing
indikator kinerja adalah sebagai berikut:
H a l a m a n | 7
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
a. Laju pertumbuhan IBGNL
Laju pertumbuhan IBGNL dihitung dari persentase selisih PDB berdasarkan
harga konstan tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016. Pada tahun
2017, sektor IBGNL mencatat laju pertumbuhan sebesar 5,77 persen. Hal
ini berarti sektor IBGNL mengalami penambahan PDB sebesar 5,77 persen.
Mengingat PDB yang dihitung adalah PDB harga konstan, maka
penambahan PDB tersebut sudah tidak dipengaruhi oleh inflasi sehingga
peningkatan laju pertumbuhan tersebut benar-benar berasal dari
peningkatan aktivitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik
pasar domestik maupun pasar ekspor. Sejauh ini pasar produk IBGNL lebih
banyak berorientasi pada pasar domestik. Oleh karena itu berkembangnya
pasar produk IBGNL perlu disertai dengan pengawasan dan pengendalian
impor agar produk IBGNL dalam negeri tidak kalah pangsa pasarnya
dibanding produk impor. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pasar produk
IBGNL semakin besar yang berpotensi meningkatkan produktivitas dan
mengundang investasi sektor IBGNL. Perkembangan laju pertumbuhan
sektor IBGNL dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
Grafik 3.1
Realisasi dan Prognosa Laju Pertumbuhan IBGNL Tahun 2011-2019
Sumber: Data BPS, diolah
H a l a m a n | 8
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa laju pertumbuhan sektor IBGNL
mengalami kenaikan pada tahun 2015. Bahkan pertumbuhannya melebihi
laju pertumbuhan industri pengolahan non batubara dan migas serta
agregat industri kimia tekstil dan aneka. Dengan berhasilnya sektor IBGNL
mencapai pertumbuhan sesuai target pada tahun 2017, maka diharapkan
sektor ini juga mampu mencapai target jangka menengah, yaitu mencapai
laju pertumbuhan 6,61 persen pada tahun 2019. Sejauh ini Dit. IBGNL
optimis dalam mencapai target tersebut karena didukung dengan
peningkatan ekspansi dan investasi baru subsektor semen dan barang
semen yang sudah mulai meningkatkan produksi pada tahun 2015 untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur. Peningkatan produksi
semen juga menyebabkan industri barang semen meningkatkan kapasitas,
khususnya industri precast dan prestressed yang juga memasok kebutuhan
pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan produksi IBGNL disajikan dalam
grafik berikut:
Grafik 3.2
Pertumbuhan Produksi Produk Utama IBGNL Tahun 2010-2015
Adapun capaian indikator kinerja laju pertumbuhan IBGNL ini didukung
oleh kegiatan DIPA sebagai berikut:
H a l a m a n | 9
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
- Output 008 : Perusahaan IBGNL yang menerapkan standar mutu
dengan nilai realisasi anggaran sebesar Rp. 505.287.000,- (Lima ratus
lima juta dua ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah)
Penerapan standar mutu merupakan faktor penting pendorong
peningkatan PDB sektor IBGNL. Dengan penerapan sistem manajemen
mutu yang baik, peningkatan produksi sektor IBGNL juga akan
dibarengi dengan peningkatan kualitas sehingga dapat meningkatkan
nilai jual dan kepercayaan konsumen produk IBGNL. Kualitas yang
dimaksud adalah kualitas produk, layanan after sales, dan delivery.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam output ini meliputi:
Bimbingan teknis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang
dilaksanakan dengan metode pengajaran dan uji pemahaman dan
penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang diikuti
oleh 30 orang peserta dari 17 perusahaan.
Pendampingan penyusunan dokumen sertifikasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015 yang diikuti oleh 18 perusahaan.
Penyusunan dokumen dilakukan oleh tim manajemen perusahaan
dengan didampingi konsultan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015 yang ditunjuk oleh Dit. IBGNL. Penyusunan dokumen
dilakukan di kantor/pabrik perusahaan peserta.
- Output 010 : Mesin dan/atau peralatan uji penerapan standar mutu
IBGNL dengan nilai realisasi anggaran sebesar Rp. 5.841.900.400,-
(Lima milyar delapan ratus empat puluh satu juta sembilan ratus ribu
empat ratus rupiah)
Kegiatan bantuan mesin ini diselenggarakan untuk mendukung
peningkatan kapasitas dan produksi produk semen dan barang semen.
Mesin/peralatan yang diadakan adalah alat uji kualitas semen. Dengan
adanya bantuan mesin/peralatan tersebut diharapkan kualitas produk
semen dan barang semen semakin meningkat dan terjamin. Mengingat
sumber utama pertumbuhan IBGNL adalah berasal dari sektor semen
H a l a m a n | 10
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
dan barang semen, maka kegiatan ini dianggap berperan dalam
peningkatan laju pertumbuhan IBGNL.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam output ini meliputi:
Bantuan mesin dan/atau peralatan dalam rangka penerapan
standar mutu IBGNL untuk Balai Besar Barang dan Bahan Teknik
(B4T). Bantuan alat yang diberikan adalah berupa alat uji kekuatan
semen.
Secara keseluruhan kegiatan DIPA Dit. IBGNL yang diselenggarakan untuk
mencapai laju pertumbuhan sebesar 5,77 persen pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 6.347.187.400,- (Enam milyar tiga ratus empat puluh tujuh juta
seratus delapan puluh tujuh ribu empat ratus rupiah).
b. Kontribusi IBGNL terhadap PDB nasional
Kontribusi sektor IBGNL terhadap PDB nasional dihitung dengan cara
membandingkan nilai PDB harga berlaku sektor IBGNL terhadap PDB harga
berlaku industri pengolahan non batubara dan migas. Pada tahun 2017,
sektor IBGNL mencapai target kontribusi PDB sebesar 0,75 persen. Sektor
IBGNL merupakan sektor dasar yang menunjang sektor lainnya, yaitu
sebagai bahan baku industri, serta pendukung proyek infrastruktur dan
sektor properti. Oleh karena itu nilai PDB sektor IBGNL tidak terlalu besar
karena tidak banyak nilai tambah yang diperoleh dari proses produksi
sektor IBGNL yang masih dalam proses pemurnian dan hilirisasi bahan
tambang mineral. Ke depan, dengan adanya kebijakan larangan ekspor
bahan tambang mentah disertai dengan upaya pemurnian dan hilirisasi,
maka produk IBGNL akan lebih bernilai tambah sehingga kontribusinya
terhadap PDB akan semakin meningkat. Meski demikian, target jangka
menengah belum dapat mematok target kontribusi yang tinggi karena
proses hilirisasi IBGNL masih baru dimulai. Target tahun 2019 sebesar 0,8
persen ditetapkan dengan asumsi pemurnian dan hilirisasi IBGNL sudah
mulai berproses dan didukung dengan adanya investasi baru dan riset
(pilot project/kajian/FS/DEED, dll) mengenai hilirisasi IBGNL untuk
peningkatan nilai tambah. Dit. IBGNL optimis dapat mencapai target jangka
H a l a m a n | 11
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
menengah tersebut dengan dasar adanya peningkatan utilisasi (khususnya
subsektor semen dan barang semen dan keramik) dan investasi baru yang
melebihi target. Berikut dapat dibandingkan capaian kontribusi sektor
IBGNL terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan batubara:
Tabel 3.3
Kontribusi Sektor IBGNL Terhadap PDB Industri Pengolahan
Sumber: Data BPS, diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa produk IBGNL tidak mengalami
peningkatan signifikan dalam hal kontribusi terhadap PDB industri
pengolahan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor IBGNL membutuhkan
kebijakan dan dukungan program/kegiatan yang bersifat peningkatan nilai
tambah. Sejauh ini kegiatan yang diselenggarakan Dit. IBGNL untuk
meningkatkan kontribusi sektor IBGNL terhadap PDB industri pengolahan
adalah:
- Output 006 : RSNI IBGNL dengan nilai realisasi anggaran sebesar Rp.
856.731.950,- (Delapan ratus lima puluh enam juta tujuh ratus tiga
puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh rupiah)
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) merupakan draft SNI
yang bermanfaat sebagai standar produk terkait kualitas dan
keamanan produk. Pada tahun 2017 Dit. IBGNL menyusun RSNI
sebagai berikut:
RSNI semen portland putih
RSNI semen portland slag
RSNI bahan penyerap panas, penyerap suara, dan tahan api
(rockwool)
RSNI papan semen rata non asbestos
RSNI kaca isolasi
Industri Realisasi Target Atas
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kontribusi PDB Industri Nonmigas
Non Batubara dan Migas 18,13 17,99 17,74 17,88 18,19 18,20 18,70 19,10 19,40
IKTA 5,06 5,05 4,94 4,93 4,92 4,73 4,80 4,91 5,03
Bahan Galian Non Logam 0,71 0,73 0,73 0,73 0,72 0,72 0,75 0,78 0,80
H a l a m a n | 12
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
RSNI kaca lembaran
RSNI tableware
RSNI kloset duduk
- Output 007 : SNI Wajib IBGNL dengan nilai realisasi anggaran sebesar
Rp. 239.787.900 (Dua ratus tiga puluh sembilan juta tujuh ratus
delapan puluh tujuh juta sembilan ratus rupiah)
Pemberlakuan SNI Wajib ditujukan untuk kepentingan perlindungan
konsumen dan proteksi pasar dari produk impor. Pada tahun 2017 Dit.
IBGNL mengupayak produk kaca bangunan untuk diberlakukan SNI
Wajib.
- Output 008 : Pengawasan SNI Wajib IBGNL dengan nilai realisasi
anggaran sebesar Rp. 257.293.825 (Dua ratus lima puluh tujuh juta dua
ratus sembilan puluh tiga delapan ratus dua puluh lima rupiah). Pada
tahun 2017, Dit. IBGNL melakukan pengawasan SNI Waib ke 3 (tiga)
perusahaan produsen kaca.
Kegiatan terkait SNI diatas diharapkan dapat membantu peningkatan
kontribusi ekspor produk IBGNL. Dengan adanya standarisasi produk,
diharapkan produk yang beredar di pasar domestik adalah produk yang
berkualitas. Produk impor berkualitas rendah akan tereliminasi apabila ada
pemberlakuan SNI Wajib. Dengan demikian, produsen domestik dapat
menjadi raja di di dalam negeri. Hal ini membantu meningkatkan
ketahanan dan pada akhirnya kemajuan produsen domestik sehingga
produsen domestik dapat meningkatkan produksi dan mengembangkan
pasar ekspornya.
Secara keseluruhan kegiatan DIPA Dit. IBGNL yang diselenggarakan untuk
mencapai laju pertumbuhan sebesar 5,77 persen pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 1.353.813.375,- (Satu milyar tiga ratus lima puluh tiga juta
delapan ratus tiga belas tiga ratus tujuh puluh lima rupiah).
c. Jumlah penyerapan tenaga kerja di sektor IBGNL
Jumlah penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang
bekerja di sektor industri bahan galian nonlogam berdasarkan data
H a l a m a n | 13
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Sakernas. Jumlah tenaga kerja di sektor IBGNL pada tahun 2017 adalah
sekitar 1,2 Juta Orang. Sebagian besar tenaga kerja tersebut berasal dari
industri kecil dari subsektor industri bahan galian nonlogam lainnya
(barang dari batu, bahan bangunan dari semen dan tanah liat, dll). Untuk
IBGNL skala besar sedang jumlah tenaga kerja berkisar 200 Ribu Orang
yang berasal dari subsektor industri semen dan barang semen, industri
kaca/gelas, dan industri keramik.
Perkembangan jumlah tenaga kerja IBGNL adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Penyerapan Tenaga Kerja Industri Bahan Galian Nonlogam
Industri Realisasi Target Atas
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penyerapan Tenaga Kerja Industri Non Batubara dan Non Migas (juta orang)
Non Batubara dan Migas 14,6 15,8 14,2 15,2 15,2 15,5
16,3 16,7 17,1
IKTA 6,4 6,9 6,2 6,7 6,8 6,8 7,3 7,5 7,6
Bahan Galian Non Logam 1,2 1,3 1,0 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
Sumber: Data Sakernas, diolah
Berdasarkan data diatas jumlah tenaga kerja sektor IBGNL menunjukkan
angka stagnan, dimana sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 jumlah tenaga
kerja berkisar di angka 1,2 Juta Orang. Mengingat sektor IBGNL bukan
merupakan sektor padat karya, maka peningkatan jumlah tenaga kerja
tidak diharapkan signifikan. Sektor IBGNL merupakan sektor padat modal
dan teknologi karena membutuhkan mesin pengolahan bertenaga besar,
peralatan berat, dan lahap energi/pembakaran tinggi.
Capaian jumlah penyerapan tenaga kerja sektor IBGNL diatas dicapai
dengan penyelenggaraan kegiatn sebagai berikut:
- Output 011 : RSKKNI IBGNL dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
491.554.879,- (Empat ratus sembilan puluh satu juta lima ratus lima
puluh empat juta delapan ratus tujuh puluh sembilan juta rupiah).
Kegiatan perumusan RSKKNI ini dimaksudkan untuk menghasilkan
standar kompetensi tenaga kerja di sektor IBGNL. Selain bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas, RSKKNI juga dapat menjadi
H a l a m a n | 14
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
pedoman dan kurikulum pendidikan/pelatihan/pembekalan bagi
masyarakat usia produktif calon tenaga kerja industri. Dengan
tersedianya calon tenaga produktif dan kompeten, maka diharapkan
rekrutmen tenaga kerja IBGNL semakin mudah, khususnya bagi
ekspansi dan investasi baru IBGNL. Dengan demikian
penyelenggarakan kegiatan perumusan RSKKNI ini dapat membantu
meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektor IBGNL.
Pada tahun 2017 Dit. IBGNL menyusun RSKKNI sebagai berikut:
RSKKNI Operator Sistem Packer
RSKKNI Operator Sistem Crusher
Sasaran Strategis
Berdasarkan perspektif pemangku kepentingan, sasaran strategis Dit. IBGNL adalah:
1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 beserta dukungan kegiatan/
output DIPA Dit. IBGNL Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 dan Dukungan DIPA Dit. IBGNL Tahun 2017
Tujuan/Sasaran/Indikator Kinerja/DIPA
Satuan Target 2017
Capaian 2017
Target 2018
Target 2019
Target 2017-2019
Meningkatnya populasi IBGNL
- Jumlah unit IBGNL Unit 80 80 82 91 253
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
951 Layanan Internal (Overhead) Laporan 3 13
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor IBGNL
Rp. Triliun
32,8 – 34,9
42,3 47,5-50,5
59,6-62,1
145,9-154,9
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
001 Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Mendorong Iklim Investasi IBGNL
Dokumen 2 2
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2017 Dit. IBGNL telah
berhasil meningkatkan perannya dalam peningkatan populasi dengan capaian
H a l a m a n | 15
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
indikator kinerja yang memenuhi target. Penjelasan masing-masing indikator
kinerja adalah sebagai berikut:
a. Jumlah unit IBGNL
Jumlah unit IBGNL merupakan penambahan unit ekspansi atau investasi
baru di sektor IBGNL berdasarkan data IUI dan LKPM dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada tahun 2017, unit investasi
baru sektor IBGNL tercapai sesuai target, yaitu sebanyak 80 unit baru.
Capaian jumlah unit baru IBGNL Tahun 2012-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Capaian dan Prognosa Penambahan Unit IBGNL Tahun 2012-2019
Industri Realisasi Target Atas
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penambahan Populasi industri (unit atau pabrik)
Non Migas 769 1015 1208 1464 1746 1703 1931 2156
IKTA 349 377 473 591 677 753 768 857
Bahan Galian Nonlogam 33 41 52 71 66 80 82 91
Sumber: Data BKPM, diolah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sektor IBGNL mengalami
peningkatan penambahan unit baru IBGNL dimana penambahan unit baru
dari tahun 2016 ke tahun 2017 bertambah 14 unit atau tumbuh sebanyak
21,21 persen. Penambahan unit baru tersebut mayoritas berasal dari
investasi industri barang semen, bahan bangunan, dan IBGNL lainnya. Pada
tahun 2019, target akumulatif penambahan unit baru adalah sebanyak 253
unit baru. Mengingat jumlah pengajuan Izin Prinsip (IP) dan Izin Usaha
Industri (IUI) di BKPM cukup banyak, maka target tersebut diharapkan
dapat tercapai pada tahun 2019.
Capaian penambahan unit IBGNL sebanyak 80 unit didukung oleh
penyelenggaraan kegiatan DIPA sebagai berikut:
- Output 951 : Layanan Internal (Overhead) dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.235.599.590,- (Satu milyar dua ratus tiga puluh lima juta
lima ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus sembilan puluh
rupiah)
H a l a m a n | 16
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Kegiatan layanan internal meliputi kegiatan perencanaan dan
penganggaran, evaluasi, manajemen kinerja, serta pemutakhiran data
dan informasi. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memfasilitasi
pelaksanaan tugas dan fungsi Dit. IBGNL, termasuk memfasilitasi dan
mempromosikan investasi di sektor IBGNL. Dit. IBGNL
menyelenggarakan rapat-rapat rutin untuk mewadahi aspirasi dunia
usaha terkait perizinan, investasi, pasokan bahan baku, pasokan energi,
dan lain sebagainya. Disamping itu, Dit. IBGNL juga melakukan
pemutakhiran data dan informasi, termasuk data investasi baru. Oleh
karena itu, capaian penambahan unit baru IBGNL juga terbantu dengan
adanya kegiatan layanan internal Dit. IBGNL.
b. Nilai investasi PMDN dan PMA sektor IBGNL
Nilai investasi PMDN dan PMA sektor IBGNL merupakan jumlah nilai
realisasi investasi di sektor IBGNL berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
BKPM. Pada tahun 2017, sektor IBGNL mencatat capaian nilai investasi
sebesar Rp. 42,3 Trilyun yang terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Angka tersebut melebihi
target nilai investasi sebesar Rp. 34,9 Trilyun. Target jangka menengah
untuk sektor IBGNL secara akumulatif adalah senilai Rp. 154,9 Trilyun.
Capaian nilai investasi sebesar Rp. 42,3 Trilyun pada tahun 2017 baru
menyumbang 27,31 persen. Untuk mencapai angka tersebut, Dit. IBGNL
perlu menyelenggarakan kegiatan promosi investasi dan fasilitasi
kajian/pilot project/FS untuk memancing investasi dari swasta. Pada tahun
2017 ini Dit. IBGNL menyelenggarakan kegiatan yang mendukung capaian
nilai investasi sebagai berikut:
- Output 001 : Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim
investasi IBGNL dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 339.995.116,-
(Tiga ratus tiga puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh
lima ribu seratus enam belas rupiah)
Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk rapat-rapat dengan dunia
usaha untuk memantau perkembangan investasi dan realisasinya.
H a l a m a n | 17
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Disamping itu juga dilakukan kajian Fasilitasi Penggunaan Zirkon Lokal
untuk Bahan Baku IBGNL. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
mengkaji potensi zirkon dalam bentuk Focus Group Discussion di
Jakarta dan Surabaya agar dapat digunakan sebagai bahan baku sektor
IBGNL maupun sektor industri lainnya. Kegiatan-kegiatan berupa
kajian/FS/Pilot project/DED atau lainnya akan lebih sering diadakan
untuk mengidentifikasi potensi IBGNL yang masih dapat
dikembangkan dan feasible untuk mengundang investasi.
Perkembangan investasi IBGNL dapat dilihat pada tabel berikut:
Grafik 3.3
Realisasi dan Prognosa Investasi IBGNL Tahun 2012-2019
Sumber: Data BKPM, diolah
Data diatas menunjukkan bahwa sektor IBGNL sedang gencar
melakukan investasi baru, baik ekspansi maupun investasi baru. Hal ini
seiring dengan kebijakan larangan ekspor bahan galian mentah dan
himbauan pemurnian di dalam negeri. Bahkan, menurut data diatas,
peran IBGNL dalam nilai investasi agregat industri pengolahan adalah
sebesar 12,08 persen serta sebesar 35,34 persen terhadap nilai
investasi sektor industri kimia tekstil dan aneka.
H a l a m a n | 18
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
2. Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 beserta dukungan kegiatan/
output DIPA Dit. IBGNL Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 dan Dukungan DIPA Dit. IBGNL Tahun 2017
Tujuan/Sasaran/Indikator Kinerja/DIPA
Satuan Target 2017
Capaian 2017
Target 2018
Target 2019
Target 2017-2019
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor IBGNL
- Kontribusi ekspor IBGNL terhadap ekspor nasional
Persen 0,588 - 0,589
0,59 0,589 - 0,590
0,590 - 0,591
0,591
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
005 Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas IBGNL
Dokumen 2 2
- Produk IBGNL yang tersertifikasi TKDN
Sertifikat 75 139 75 75 225
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
016 Produk IBGNL yang Tersertifikasi TKDN
Produk 10 139
- Produktivitas dan kemampuan SDM IBGNL
Rp Juta per Orang per Tahun
562 562 632 704,4 704,4
Target kinerja diatas didukung oleh output DIPA sbb:
013 SDM IBGNL yang Mengikuti Diklat Orang 110 80
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2017 Dit. IBGNL telah
berhasil meningkatkan perannya dalam peningkatan daya saing dan
produktivitas sektor IBGNL dengan capaian indikator kinerja yang memenuhi
target. Penjelasan masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi ekspor IBGNL terhadap ekspor nasional
Kontribusi ekspor IBGNL terhadap ekspor nasional dihitung dengan cara
membandingkan nilai ekspor produk industri bahan galian nonlogam
terhadap nilai ekspor nasional setiap tahunnya. Pada tahun 2017 sektor
IBGNl berkontribusi sebanyak 0,59 persen terhadap ekspor nasional.
Target jangka menengah tahun 2019 adaah sebesar 0,591 persen. Dit.
H a l a m a n | 19
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
IBGNL optimis dapat mencapai target tahunan dan target jangka menengah
karena peningkatan kontribusi yang ditargetkan tidak terlalu besar.
Pembebanan target tersebut ditetapkan mengingat produk IBGNL memang
bukan merupakan komoditas orientasi ekspor. Produk IBGNL yang
diekspor adalah keramik dan kaca, namun porsi ekspornya juga tidak
banyak karena permintaan dalam negeri juga masih tinggi dan sebagian
dipenuhi dengan mengimpor. Oleh karena itu IBGNL tidak dibebani target
kontribusi ekspor yang tinggi karena masih berkonsentrasi pada pasar
dalam negeri. Berikut adalah perkembangan kontribusi ekspor IBGNL:
Grafik 3.4
Kontribusi Ekspor IBGNL terhadap Ekspor Nasional Tahun 2011-2019
Sumber: Data BPS, diolah
Kontribusi ekspor diatas dicapai dengan dukungan kegiatan DIPA sebagai
berikut:
- Output 005 : Rekomendasi Kebijakan dalam rangka Peningkatan Daya
Saing dan Produktivitas IBGNL dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
381.784.637,- (Tiga ratus delapan puluh satu juta tujuh ratus delapan
puluh empat ribu enam ratus tiga puluh tujuh rupiah)
H a l a m a n | 20
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam bentuk rapat-rapat kordinasi
pemantauan ekspor dan perundingan internasional. Perundiangan
internasional yang diikuti Dit. IBGNL diantaranya adalah IE-CEPA.
b. Produk IBGNL yang tersertifikasi TKDN
Produk IBGNL yang tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
merupakan produk IBGNL yang diverivikasi TKDN-nya dan disertifikasi.
TKDN merupakan rasio besaran biaya yang berasal dari komponen dalam
negeri (bahan baku, tenaga kerja, mesin peralatan, overhead produksi)
dibandingkan dengan biaya total produksi. Pada tahun 2017, target produk
IBGNL yang disertifikasi TKDN adalah sebanyak 75 sertifikat dan terealisasi
sebanyak 139 sertifikat. Pada tahun 2016, sertifikat TKDN yang diperoleh
oleh perusahaan IBGNL adalah sebanyak 145 sertifikat. Capaian tersebut
didukung oleh penyelenggaraan kegiatan:
- Output 016 : Produk IBGNL yang tersertifikasi TKDN dengan realisasi
anggaran Rp. 129.046.640,- (Seratus dua puluh sembilan juta empat
puluh enam ribu enam ratus empat puluh rupiah)
Kegiatan ini direalisasikan dengan format Sosialisasi Sertifikasi TKDN
dengan mengundang asosiasi binaan Dit. IBGNL beserta anggotanya.
Materi sosialisasi yang dipaparkan adalah berupa Kebijakan
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Tata Cara
Penghitungan TKDN, dan e-Katalog Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Dalam sosialisasi ini peserta juga diinfokan tentang
sertifikasi TKDN secara gratis yang diselenggarakan oleh Setditjen
IKTA. Program sertifikasi tersebut diberikan gratis untuk dua
sertifikasi produk per perusahaan binaan Ditjen IKTA. Apabila
perusahaan binaan mengajukan lebih dari dua produk maka sertifikasi
produk ketiga dan seterusnya dibiayai sendiri oleh perusahaan
tersebut. Perusahaan IBGNL dihimbau untuk mengajukan sertifikasi
TKDN yang dibiayai oleh Setditjen IKTA tersebut. Verifikasi TKDN
dilakukan oleh PT. Surveyor Indonesia dan sertifikasi diberikan oleh
Kementerian perindustrian. Sertifikat TKDN berlaku selama dua tahun.
H a l a m a n | 21
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Setelah kadaluwarsa TKDN harus diverifikasi ulang untuk
mendapatkan sertifikat baru.
Kegiatan sertifikasi TKDN untuk produk IBGNL menunjukkan bahwa
Dit. IBGNL memberikan perhatian serius tentang kandungan lokal.
TKDN menggambarkan komitmen produsen untuk menggunakan
bahan baku lokal. Oleh karena itu TKDN juga dapat menggambarkan
kelengkapan dan kedalaman struktur industri. semakin tinggi TKDN
maka semakin rendah penggunaan bahan baku impor. Cara lain
mengukur kelengkapan dan kedalam struktur industri adalah dengan
melihat rasio impor bahan baku terhadap PDB industri pengolahan non
batubara dan migas. Rasio impor bahan baku IBGNL sangat rendah
dibanding sektor industri lainnya, yaitu hanya sebesar 0,73 persen
pada tahun 2017. Perkembangan rasio impor bahan baku IBGNl adalah
sebagai berikut:
Grafik 3.5
Rasio Bahan Baku Impor terhadap PDB Non Batubara dan Migas
Sumber: Data BPS, diolah
c. Produktivitas dan kemampuan SDM IBGNL
Produktivitas SDM IBGNL dihitung dengan cara membagi nilai PDB harga
berlaku sektor IBGNL dengan jumlah tenaga kerja sektor IBGNL.
H a l a m a n | 22
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Produktivitas SDM menggambarkan kemampuan setiap tenaga kerja untuk
menghasilkan nilai produk tertentu. Pada tahun 2017 produktivitas SDM
IBGNL adalah Rp. 562 Juta per orang per tahun. Angka tersebut sesuai
dengan target produktivitas yang dituju. Target jangka menengah pada
tahun 2019 adalah sebesar Rp. 704,4 Juta per orang per tahun. Hal ini
berarti kenaikan produktivitas yang diharapkan adalah sebesar 25,34
persen. Untuk mencapai target tahun 2017 dan target jangka menengah
tahun 2019 tersebut Dit. IBGNL menyelenggarakan kegiatan:
- Output 013 : SDM IBGNL yang mengikuti diklat dengan realisasi
anggaran sebesar Rp. 808.597.300,- (Delapan ratus delapan juta lima
ratus sembilan puluh tujuh ribu tiga ratus rupiah)
Kegiatan ini terdiri dari pelatihan sebagai berikut:
Bimbingan teknis peningkatan kompetensi SDM IBGNL di bidang
penanganan dan pemanfaatan limbah industri yang diikuti oleh 20
orang peserta
Bimbingan teknis peningkatan kompetensi SDM IBGNL di bidang
proses produksi dan desain industri keramik yang diikuti oleh 20
orang peserta
Bimbingan teknis peningkatan kompetensi SDM IBGNL di bidang
penerapan dan pelaporan permohonan GRK yang diikuti oleh 20
orang peserta
Uji kompetensi SDM industri semen dengan sertifikasi SKKNI yang
diikuti oleh 20 orang peserta
3.2 Realisasi Anggaran
Anggaran Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 11.181.403.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 11.067.578.937,- atau
98,98 persen dari pagu. Rincian alokasi anggaran dan realisasinya tersaji dalam
Tabel berikut:
H a l a m a n | 23
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
Tabel 3.8
Realisasi Anggaran Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam Tahun 2017
OUTPUT / SUB OUTPUT ANGGARAN
(Rp) REALISASI (Rp)
001 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Bahan Galian Nonlogam
340.325.000 339.995.116
005 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan Produktifitas Industri Bahan Galian Nonlogam
364.900.000 361.784.637
006 Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Bahan Galian Nonlogam
876.325.000 856.731.650
007 Sni Wajib Industri Bahan Galian Nonlogam 242.200.000 239.787.900
008 Perusahaan Industri Bahan Galian Nonlogam Yang Menerapkan Standar Mutu
505.729.000 505.287.000
009 Pengawasan Sni Wajib Industri Bahan Galian Nonlogam
259.046.000 257.293.825
010 Mesin Dan/atau Peralatan Uji Dalam Rangka Penerapan Standar Mutu Industri Bahan Galian Nonlogam
5.842.410.000 5.841.900.400
011 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rskkni) Industri Bahan Galian Nonlogam
514.180.000 491.554.879
013 SDM Industri Bahan Galian Nonlogam Yang Mengikuti Diklat
870.356.000 808.597.300
016 Produk Industri Bahan Galian Nonlogam Yang Tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (tkdn)
129.260.000 129.046.640
951 Layanan Internal 1.236.672.000 1.235.599.590
T O T A L 11.181.403.000 11.067.578.937
Capaian realisasi anggaran diatas digunakan Dit. IBGNL untuk meyelenggarakan
kegiatan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja. Penjelasan rinci
mengenai pemetaan anggaran kegiatan dan capaian indikator kinerja dapat dilihat
pada Lampiran.
H a l a m a n | 24
LAKIP Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam 2016
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum capaian kinerja Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam Tahun
2017 adalah baik, dengan uraian sebagai berikut:
Pencapaian sasaran strategis perspektif pemangku kepentingan tercapai dengan
baik yang ditunjukkan oleh capaian Indikator Kinerja yang mayoritas terealisasi
sesuai dan diatas target.
Realisasi anggaran Direktorat IBGNLsebesar 98,98 persen menunjukkan bahwa
seluruh aparatur Direktorat IBGNL telah berusaha melaksanakan output dengan
tertib, efektif, dan efisien.
4.2 Tindak Lanjut
Upaya Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam untuk meningkatkan kinerja
industri bahan galian non logam, antara lain :
Menyusun Revisi Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kinerja dan
Perjanjian Kinerja;
Rapat internal untuk mendiskusikan perkembangan, permasalahan dan rencana
pelaksanaan kegiatan Direktorat Industri Bahan Galian Non Logam hendaknya
dilakukan secara rutin;
Rapat eksternal dengan pelaku usaha dan instansi terkait, agar permasalahan
industri dapat terfasilitasi untuk menumbuhkan populasi industri dan
peningkatan daya saing dan produktifitas industri;
Usulan penambahan dan pembinaan SDM internal pada Direktorat Industri
Bahan Galian Non Logam sangat diperlukan karena Direktorat baru sehingga
lebih responsive dalam pembinaan industri.