laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah …laporan akuntabiltas kinerja instansi...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
(SATKER 07)
DINAS KESEHATAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Penyusunan Laporan Akuntabiltas
Kinerja Instansi Pemerintahini dapat diselesaikan sesuia harapan.
Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat
berbagai program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan untuk kurun waktu 2019, dengan penekanan
pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional dan sasaran Prioritas Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan
Millenium Development Goals (MDG’s).
Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatan makin bertambah berat, kompleks, dan bahkan terkadang
tidak terduga. Oleh sebab itu pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,
perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan,
kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktif masyarakat. Bersama ini kami mengajak kepada semua unsur Dinas Kesehatan untuk
saling bahu-membahu dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan “ Kalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) lebih sejahtera, berkeadilan, berdikari dan berdaya saing”.
Besar harapan kami dengan Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah ini semua kebijakan, program dan kegiatan yang telah
disusun menjadi pedoman bagi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatanmaupun pihak-pihak lainnya yang memerlukan dalam rangka
penyusunan perencanaan maupun dasar pengambilan kebijakan khususnya dibidang kesehatan
Banjarmasin, 31 Januari 2020
Kepala Dinas Keseatan
Provinsi Kalimantan Selatan
Dr H Muhamad Muslim, M.Kes
NIP 19680311 198903 1 003
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 adalah perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan di dalam mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. TujuanDinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah bagian dari tujuan
Kementerian Kesehatan 2015-2019 yaitu tujuan ke-5 (lima) “Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang Kesehatan yang
meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekretariatan, serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan Kesehatan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel”.
Terkait dengan tujuan tersebutDinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan kinerja pelayanan bidang Kesehatan.
Tujuan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tersebut dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok tujuan yaitu:
1. Meningkatkan manajemen fungsional yang integratif, transparan, dan akuntabel.
2. Meningkatkan manajemen sumberdaya yang dapat mendorong peningkatan kinerja produktivitas dan profesionalitas sumber daya manusia
serta mengembangkan kelembagaan yang efektif dan efisien.
3. Meningkatkan pelayanan administrasi pimpinan yang prima dan menyediakan informasi publik yang akurat dan handal.
Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2019 diukur melalui 6 indikator yang dianggap mewakili keseluruhan persoalan Bidang Farmasi dan
SDK di Kalimantan Selatan dan di Jabarkan melalui Perjanjian Kinerja antara Ditjen Kefarmasian dan Alkes Kementerian Kesehatan dengan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019.
Dari 6 Indikator semua Indikator melampaui target yang telah di tetapkan, adapun 6 indikator tersebut meliputi :
1. Persentase Fasyankes yang Mampu dalam Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar dengan capaian 60 Fasyankes dari target
60 Fasyankes (100 %)
2. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota yang Melaksanakan Program Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan capaian 1
Provinsi (13 Kabupaten / Kota)
3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Pengamanan Pangan yang dibina
4. Layanan Perencanaan, Konsolidasi dan Evaluasi terhadap Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
5. Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di Provinsi / Kabupaten / kota yang Terpapar Tentang Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang
Tepat Guna
6. Persentase Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan serta PKRT yang diuji
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan
kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN
2015-2019) adalah: 1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2) meningkatnya pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat
dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan
GERMAS.
RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019
melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah menyusun Rencana
Aksi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2015 – 2019 yang merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam
Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, kemanfaatan/ khasiat, mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan termasuk langkah-
langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Dalam perkembangannya Renstra yang telah disusun memerlukan
penyesuaian terkait dengan GERMAS, PIS PK dan SPM sehingga pada tahun 2018 dilakukan revisi Renstra Kementerian Kesehatan dengan
nomor HK.01.07/MENKES/422/2017.Sesuai amanat Menteri Kesehatan, dengan diterbitkannya Renstra Revisi, maka unit utama harus
menjabarkan dalam Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan atas pelaksanaan tugas dan
fungsi selama Tahun 2019. Disamping itu, laporan kinerja ini merupakan pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan terkait, yakni
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Pemerintah. Laporan kinerja ini juga sekaligus menjadi alat atau bahan evaluasi guna peningkatan kinerja Kementerian
Kesehatan di masa depan.
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 mengikuti Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan melalui 7
misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan
masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui
indikator yang akan dicapai yakni sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI
2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Peran Ditjen Kefarmasian dan Alkes dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian Kesehatan yakni meningkatkan Pelayanan
Kefarmasian dan Ketersediaan Obat secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya melalui kegiatan Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan, kemanfaatan/ khasiat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Visi Gubernur Kalimantan Selatan yaitu “Kalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berdikari dan Berdaya Saing.”Visi tersebut mengandung makna bahwa kondisi Kalsel pada Tahun
2021 berada dalam kondisi mapan, yang berarti (baik, tidak goyah, stabil).
Dengan visi Gubernur tersebut diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan mampu mendorong pembangunan berwawasan
kesehatan dan kemandirian masyarakat dalam mewujudkan lingkungan hidup yang sehat dan berperilaku sehat serta mampu menggerakkan
semua potensi yang ada dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu bagi semua penduduk, guna memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai perwujudan hak asasi manusia di bidang kesehatan.
Berdasarkan visi, misi dan tujuan pembangunan dari Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2016-2021, maka Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan menindaklanjuti dari visi, misi dan tujuan pembangunan di Provinsi Kalimantan Selatan terutama Bidang Kesehatan.
Utamanya misi ke I yaitu “ Mengembangkan Sumber Daya Manusiawi, Agamis, Sehat, Cerdas dan Terampil”. Keberhasilan suatu bangsa atau
daerah terkait dengan keunggulan sumber daya manusia.Perkembangan teknologi saat ini menuntut adanya kesiapan masyarakat untuk
menerima dan mengadaptasi perubahan secara global, sehingga masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan harus mampu memanfaatkan
kemajuan-kemajuan dari hasil implikasi langsung perkembangan teknologi.Untuk itu, upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Provinsi Kalimantan Selatan yang mandiri dan berdaya saing tinggi serta memiliki akhlak mulia menjadi misi yang tidak terpisahkan dari
pembangunan daerah di tengah kemajuan teknologi saat ini.Kemandirian merupakan salah satu indikasi dan kriteria manusia unggul, sedangkan
ketaqwaan merupakan salah satu indikasi dan kriteria manusia agamis.
3. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat DaerahProvinsi Kalimantan Selatan dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor072 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan organisasi, tugas, fungsi dan tatakerja perangkat daerah provinsi Kalimantan Selatan serta Peraturatan GubernurKalimantan
Selatan Nomor 079 Tahun 2017 tentang Tugas Pokok, Fungsi DanUraian Tugas Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
mempunyai tugasmelaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan TugasPembantuan di bidang
kesehatan.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas Kesehatanmempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
b. pelaksanaan kebijakan kesehatan masyarakat;
c. pelaksanaan kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit;
d. pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan;
e. pelaksanaan kebijakan farmasi dan sumber daya kesehatan;
f. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian UPT; dan
g. pengelolaan kegiatan kesekretariatan. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2. Struktur Organisasi.
Unsur-unsur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat;
b. Bidang Kesehatan Masyarakat;
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
d. Bidang Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Farmasi dan Sumber Daya Kesehatan;
f. Unit Pelaksana Teknis; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2019, jumlah pegawai di Bidang Kefarmasian dan SDK Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dengan distribusi
pegawai di seksi Kefarmasian 9 orang (6 orang PNS dan 3 orang Tenaga Kontrak), seksi Alkes dan PKRT 6 orang, dan seksi SDMK 9
orang (6 orang PNS dan 3 orang Tenaga Kontrak).
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan
lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.
Perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga dokumen Perencanaan yaitu Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan
5 tahunan, Rencana Kerja (Renja), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan perencanaan tahunan. Perencanaan 5 tahunan Dinas Kesehatan
Provinsi khususnya dana Dekonsentrasi berasal dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Rencana Aksi Kegiatan Direktorat pada Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Rencana Kerja (Renja) Ditjen
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran dan indikator kinerja sasaran kemudian dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi.
Renstra DinasKesehatan Provinsi Kalimantn Selatan Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:
1. Persentase puskesmas yang memiliki ketersediaan obat, BMHP dan vaksin sebesar 100% pada akhir tahun 2021.
2. Presentase pengelolaan obat, BMHP dan vaksin sesuai standard mutu sebesar 100 % pada akhir tahun 2021.
3. Persentase puskesmas, RS dan apotek dengan pelayanan kefarmasian sesuai standar 100 % pada akhir tahun 2021.
4. Persentase peralatan kesehatan yang di kalibrasi di Fasyankes 50 % pada akhir tahun 2021.
5. Persentase alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) yang memiliki izin 100 % pada akhir tahun 2021.
6. Persentase puskesmas yang terpenuhi nakes sesuai standar 80 % pada akhir tahun 2021.
7. Persentase Rumah Sakit yang terpenuhi nakes sesuai standar , sebesar 100% pada akhir tahun 2021.
Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran
sebagai berikut :
BIDANG FARMASI DAN SDK
Nama Program 1 (Eselon III): Program Pengadaan dan Peningkatan Kefarnasian
SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya Ketersediaan obat dan pelayanan kefarmasian.
Persentase Puskesmas yang Memiliki ketersediaan obat,
BMHP dan vaksin 80%
persen 50 60 70 80 90 100
Jumlah Kab/kota yang melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar
kab/kota 13 13 13 13 13 13
Nama Program 2 (Eselon III) : Program Peningkatan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya ketersediaan dan mutu alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga
Persentase ketersediaan alat kesehatan di Fasyankes sesuai
standar
Persen 15 15 50 60 70 75
Persentase peralatan kesehatan yang di kalibrasi di Fasyankes
Persen - - 30 40 50 60
Pesentase alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT) yang memiliki izin
Persen 60 70 80 85 90 95
Nama Program 3 (Eselon III) : Program Peningkatan Mutu Keamanan Pangan
SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya produk pangan yang memenuhi standar kesehatan
Persentase produk pangan yang memenuhi standar kesehatan
Persen 50 60 80 85 90 100
SEKSI KEFARMASIAN
Nama Kegiatan 1 (Eselon IV) : Penyediaan obat, BMHP dan vaksin
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya kegiatan penyediaan obat, BMHP dan
vaksin
Persentase kertersediaan obat buffer stock provinsi.
persen 100 100 100 100 100 100
Jumlah dokumen Perencanaan Kebutuhan
Obat Terpadu
Dokumen 1 1 1 1 1 1
Nama Kegiatan 2 (Eselon IV) : Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya kegiatan peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian
Jumlah Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah
yang melaksanakan pelayanan kefarmasian
sesuai standar
buah 5 7 8 11 13 15
Persentase Puskesmas melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar
persen 40 50 60 65 70 80
Persentase Apotek melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar
persen 60 65 70 80 85 95
Nama Kegiatan 3 (Eselon IV) : Peningkatan Mutu Penggunaan Obat Kesehatan
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya kegiatan Penjaminan mutu penggunaan
obat kesehatan
Persentase penggunaan obat rasional di Sarana Pelayanan
Kesehatan Dasar
persen 60 65 68 70 72 75
Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan
pemberdayaan masyarakat tentang penggunaaan obat rasional (GEMA CERMAT)
buah 13 13 13 13 13 13
Persentase penggunaan obat sesuai Formularium Nasional di Fasilitas Kesehatan Dasar
persen 75 80 85 90 92 95
Nama Kegiatan 4 (Eselon IV) : Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya kegiatan pengolahan pasca panen
tanaman obat
Jumlah simplisia yang dihasilkan oleh P4TO sesuai
standar
jenis 3 5 7 10 12 15
SEKSI ALKES & PKRT
Nama Kegiatan 1 (Eselon IV) : Pengadaan Peralatan Alat Kesehatan di Fasyankes
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya pengadaan peralatan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan
Jumlah peralatan kesehatan yang terdistribusikan ke
fasyankes sesuai kebutuhan
unit 25 25 30 40 50 60
Nama Kegiatan 2 (Eselon IV) : Pemeliharaan alat kesehatan di Fasyankes
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya pemeliharaan alat kesehatan dan bimbingan penggunaan peralatan kesehatan sesuai
prosedur
Jumlah alat kesehatan yang dikalibrasi sesuai standar
unit 0 0 30 40 50 60
Jumlah petugas operator alat kesehatan yang memahami penggunaan alat kesehatan
sesuai prosedur
orang 0 0 40 40 40 40
Nama Kegiatan 3 (Eselon IV) : Pengawasan Mutu Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya pengendalian produk alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga yag memiliki izin edar
Jumlah Alat Kesehatan yang memiliki izin
Alat Kes. 30 50 60 70 80 90
Jumlah Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang memilliki izin
PKRT 20 30 40 50 60 65
Nama Kegiatan 4 (Eselon IV) : Pengawasan Mutu Keamanan Pangan
SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
TARGET
SATUAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Terselenggaranya pengawasan keamanan dan kesehatan
makanan
Jumlah hasil produk PIRT yang memiliki ijin
jenis 70 140 210 280 300 350
Jumlah kader PIRT yang mendapat pelatihan Cara
Produksi Pangan yang Baik (CPPB)
orang 100 200 300 400 450 500
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 07) Tahun 2019 | 1
2.2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan kinerja antara Dinas
Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk
mewujudkan target-target kinerja sasaran Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada akhir
Tahun 2019. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi disusun berdasarkan pada
indikator yang tertuang dalam RAK dan Renja serta telah mendapat persetujuan anggaran.
Target-target kinerja sasaran kegiatan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Perjanjian Kinerja
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2019
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target IKK
1. Peningkatan Pelayanan kefarmasian Fasyankes yang Mampu dalam
Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian
Sesuai Standar
60 Fasyankes
2. Peningkatan Tata Kelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi yang
Melaksanakan Program Tata Kelola
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
dengan baik.
1 Provinsi
3. Peningkatan Produksi dan Distribusi
Kefarmasian
Jumlah Sarana Produksi dan Distribusi
Sediaan Farmasi dan Pengamanan
Pangan yang dibina
91 Sarana
4. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
Jumlah Dokumen pelaksanaan
dukungan manajemen Provinsi /
kabupaten / Kota
1 provinsi
5. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan
(Alkes) dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT)
Jumlah Tenaga Kesehatan dan
Masyarakat di Provinsi / Kabupaten /
kota yang Terpapar Tentang
Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT
yang Tepat Guna
153 orang
6. Peningkatan Pengawasan Alat
Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Jumlah produk Alkes dan PKRT di
peredaran yang memenuhi syarat serta
jumlah sarana produksi Alat Kesehatan
serta PKRT yang memenuhi cara
pembuatan yang baik (GMP/CPAKB)
7 Produk
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 07) Tahun 2019 | 2
Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018
telah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1.933.151,-
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian kinerja
Capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
tersebut dilakukan analisis capaian kinerja per setiap indikator. (PILIH Indikator yang
terdapat dalam perjanjian kinerja 2019):
1. Persentase Puskesmas yang Memiliki ketersediaan obat, BMHP dan vaksin.
2. Persentase pengelolaan obat, BMHP dan vaksin sesuai standar mutu
3. Persentase puskesmas, RS dan apotek dengan pelayanan kefarmasian sesuai standar
4. Persentase peralatan kesehatan yang dikalibrasi di Fasyankes.
5. Persentase Alat Kesehatan yang di kalibrasi di fasyankes
6. Persentase Puskesmas yang terpenuhi nakes sesuai standar
7. Persentase Rumah Sakit yang terpenuhi nakes sesuai standar.
3.2 Realisasi Anggaran
1. Pada bagian ini diurai realisasi anggaran masing-masing indikator.
NO INDIKATOR ANGGARAN REALISASI % KET
1 Peningkatan Pelayanan
kefarmasian
321.949.000,- 320.939.100,- 99,69
2 Peningkatan Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan
Kesehatan
311.479.000’- 307.152.700,- 98,61
3 Peningkatan Produksi dan
Distribusi Kefarmasian
224.773.000,- 221.554.600,- 98,57
4 Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya pada Program
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
381.795.000,- 372.405.200’- 97,54
5 Peningkatan Penilaian Alat
Kesehatan (Alkes) dan
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
86.751.000,- 78.984.000,- 91.05
6 Peningkatan Pengawasan
Alat Kesehatan (Alkes) dan
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
78.543.000 67.458.860,- 85,89
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi …. (Dana Dekonsentrasi 07) Tahun 2019 | 3
1. Pencapaian kinerja Bidang Farmasi dan SDK Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2019 telah berjalan baik sesuai
dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dengan rata –rata capaian kinerja sebesar
97,38 %
2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang Farmasi dan SDK Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019, dari 7 Indikator
kinerja sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019, sebanyak 7
indikator telah melebihi target yang ditetapkan.
3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang Farmasi dan SDK
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 diketahui bahwa kinerja
anggaran Program Kefarmasian dan Alkes semua kegiatan telah dilaksanakan dengan
baik.
Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan(Dana
Dekonsentrasi 07) Tahun 2019 disusun sebagai bahan masukan untuk penyusunan
perencanaan tahun berikutnya.