laporan analisis vitamin c -fix
TRANSCRIPT
I. Judul Percobaan : Analisis Vitamin CII. Hari/Tanggal Percobaa : Selasa/25 September 2012
III. Selesai Percobaan : Selasa, 25 September 2012 pukul 12.30 WIBIV. Tujuan Percobaan : Menentukan kadar vitamin C dalam cabe merahV. Dasar Teori :
Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk
jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah
suatu reduktor kuat (Winarno,1997). Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah
direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation dipastikan karena asam ini tidak
dapat berikatan dengan protein yang manapun. Sifat fisik dan kimiawi asam askorbat
adalah merupakan derivat monosakarida yang mempunyai gugus enediol dan mempunyai 2
rumus bangun yang erat, yaitu sebagai asam askorbat dan dehidro asam askorbat (Wahjudi,
2003). Dehidro asam askorbat terjadi karena oksidasi spontan dari udara. Keduanya
merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam cairan tubuh. Merupakan kristal putih tidak
berbau yang larut dalam air (tetapi kurang stabil), tidak larut dalam lemak. Stabil dalam
larutan dan penyimpanan dingin, peka terhadap pemanasan dan oksidasi (terutama bila ada
Cu, maka vitamin C adalah pereduksi yang kuat). Kebutuhan vitamin C dewasa 45 mg/hari,
anak-anak 35 mg/hari, bumil & buteki : 60 mg/hari (Hawab 2005).
Sifat vitamin C adalah:
1. Dalam bentuk kristal tidak berwarna.
2. Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang mempunyai berat.
3. Stabil pada pH rendah.
4. Merupakan reduktor kuat.
5. Mudah teroksidasi
Faktor-Faktor yang dapat merusak vitamin C yaitu:
1. Pemanasan, karena ia mudah dioksidasi.
2. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang
tidak reversible.
Penentuan Kadar Vitamin C
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau
basa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan sebagai pelarut karena
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 1
mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunyai koefisien suhu muai yang rendah
(Underwood 1992). Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena kelarutannya
rendah atau memiliki kekuatan asam/ basa yang tidak memadai untuk mencapai titik akhir,
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan
cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip
dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada
titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah
basa. Selama titrasi berlangsung, terjadi perubahan pH. Di mana pH pada titik equivalen
ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang
digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen
berada.
Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai
adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi
harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan
warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan
pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam
kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurai dengan sempurna.
Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari
jumlah asam atau basa yang ditambahkan (Mulyono 2005).
Penentuan Titik Akhir
Indikator yang digunakan pada titrasi iodometri adalah larutan kanji. Kanji atau pati
disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu: Amilosa (1,4) atau disebut b-Amilosa
dan Amilopektin (1,4) ; (1,6) disebut a-Amilosa. Warna larutan iod 0,01 N cukup tua, tetapi
diperlukan penambahan 2mL amilum 2 % sebagai disperse koloid, karena warna biru tua
kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Molekul iod diikat pada
permukaan suatu konstituen amilum. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam
daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Indikator kanji
yang dipakai adalah amilosa, karena jika dipakai amilopektin, maka akan membentuk
kompleks kemerah-merahan (violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya
karena rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr = 50.000 – 1.000.000.
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 2
Kadar vitamin C dapat ditentukan dengan cara Iodometri,dimana vitamin C
mereduksi I2 menjadi I-. Titik akhir titrasi ditentukan dari warna biru amilum. Kadar
vitamin C dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar Vit C = V ( I 2 ) × N ( I 2)
0,01×0,88 mg=a mg
Kadar Vit C = 100 × a× 100 %
Vsampel×berat sampel (mg)
Kandungan vitamin C pada cabai antara 50-191 mg/100 g jika dijadikan
presentase:
Kadar vitamin C pada cabai merah = 0,05 gram100 gram
× 100 %=5 %
Kadar vitamin C pada cabai merah = 0,191 gram100 gram
× 100 %=19,1%
Peranan Vitamin C
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di
tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil, dan luka ringan. Vitamin C juga berperan penting dalam membantu
penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu
menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga
dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal
nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit)
dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut maupun
perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di
bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu,
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 3
asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi,
sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
VI. Alat dan Bahan- Alat
No.
Nama Alat Jumlah
1. Mortar 1 buah2. Alu 1 buah3. Labu ukur 50 mL 2 buah4. Erlenmeyer 3 buah5. Buret 1 buah6. Pipet tetes 5 buah7. Gelas kimia 2 buah8. Klem 1 buah9. Statif 1 buah10. Gelas ukur 2 buah11. Tabung Reaksi 3 buah12. Corong pisah 1 buah13. Kertas saring 1 buah14. Neraca ohaus 1 buah
- Bahan
No.
Nama Bahan Volume
1. Cabe merah 4 gram2. Larutan I2 0,01N
(diencerkan)10 Ml
3. Larutan I2 0,01N (buret)
50 mL
4. Larutan amilum 1% 10 tetes
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 4
VII. Cara Kerja
Langkah Kerja :
1. Kupaslah cabe merah dan timbanglah sebanyak 4 gram2. Hancurkan cabe merah dengan mortar sampai diperoleh slurry. Masukkan ke
dalam labu ukur 50 mL dan tambahkan aquades sampai tanda batas (jangan lupa membilas mortar)
3. Tunggulah selama 15 menit sambil kadang-kadang dikocok4. Ambil 10 mL filtrat dengan pipet dan masukkan ke dalam Erlenmeyer. Tambahkan
amilum 1% sebanyak 3 tetes. Tambahkan 20 mL aquades5. Kemudian titrasilah dengan larutan standar iodium 0,001 N
Alur Langkah Kerja
- dikupas- ditimbang sebanyak 4 gram- dihancurkan dengan mortar sampai diperoleh slurry- dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml- ditambahkan aquades sampai tanda batas- ditunggu selama 15 menit sambil kadang dikocok- disaring
- diambil 10 ml filtrat dengan pipet ukur- dimasukkan ke dalam Erlenmeyer- ditambah 3 tetes amilum 1%- ditambah 20 ml aquades
- dititrasi dengan larutan standar iodium 0,001N
Keterangan : 1ml iodium 0,001N = 0,088 mg asam askorbat
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 5
Cabe Merah Besar
Residu Filtrat
Volume Titrasi
VIII. Hasil pengamatan
No ProsedurHasil Pengamatan
Dugaan/Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 6
diambil dagingnya (dihilangkan isinya)ditimbang 4 gramdihancurkan dengan mortar sampai diperoleh slurrydimasukkan kedalam labu ukur 50mLditambahkan aquades sampai tanda batasditunggu selama 15 menit sambil kadang dikocokdisaring
Cabe merah besar
filtratendapan
1. Cabe merah besar = merah
Slurry = orange (+++)
Aquades = tidak berwarna
Larutan I2 = kuning (++)
Slurry + aquades (dalam labu ukur) = orange (++)
Larutan cabe merah + 3 tetes amilum = orange (++)
Larutan cabe + 3 tetes amilum + 20mL aquades = orange (+)
Pada titrasi 1 :Warna =
Reaksi oksidasi :I2 + 2e → 2I-
Reaksi reduksi :C6H8O6 → C6H8O6+2e +2H+
Reaksi :I2 + 2e → 2I-
C6H8O6 → C6H8O6+2e +2H+
I2 + C6H8O6 → C6H8O6 + 2H+
Pada titrasi 1 :- Kadar vitamin C (mg)
= 0,7392 mg- Kadar vitamin C (%)
= 18,84%
Pada titrasi 2 :- Kadar vitamin C (mg)
= 0,7128 mg- Kadar vitamin C (%)
= 17,82%
Pada titrasi 3 :- Kadar vitamin C (mg)
= 0,7216 mg- Kadar vitamin C (%)
= 18,04%
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 7
diambil 10mL filtrate dengan pipet ukurdimasukkan kedalam erlenmeyerditambah 3 tetes amilum 1%ditambah 20mL aquadesdititrasi dengan larutan standar iodium 0,001N
Filtrat cabe merah
volume titrasi
kuning kehijauanVolume =8,4mL
Pada titrasi 2 :Warna = kuning kehijauanVolume =8,1mL
Pada titrasi 3 :Warna = kuning kehijauanVolume =8,2mL
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 8
IX. Pembahasan
Sebelum melakukan percobaan, semua alat gelas yang akan digunakan
dalam percobaan harus dicuci terlebih dahulu dan setelah itu dikeringkan. Alat
gelas yang digunakan dalam percobaan harus dalam keadaan bersih dan kering
agar kuantitatif, bebas dari zat-zat pengotor yang dapat mengganggu percobaan
sehingga hasilnya tidak akurat. Untuk menentukan kadar vitamin C di dalam
sampel, kami melakukan percobaan analisis vitamin C pada cabe merah besar
dengan titrasi Iodometri. Adapun langkah pertama yaitu mengupas cabe merah
besar kemudian diambil dagingnya (dihilangkan isinya),hal ini dikarenakan
kandungan vitamin C terbesar pada cabe merah besar ada di bagian dagingnya.
Langkah yang kedua, menimbang daging cabe merah besar seberat 4 gram
dengan menggunakan neraca ohauss. Adapun berat daging cabe merah besar
diperoleh dari hasil pengurangan ( berat kaca arloji + daging cabe merah besar)
dikurangi dengan (berat kaca arloji). Langkah yang ketiga, menghacurkan daging
cabe merah besar yang telah dituangkan ke dalam mortar dan dinacurkan dengan
alu sampai diperoleh slurry (daging cabe merah besar yang sudah halus dan
berair) yang berwarna orange (+++), kemudian slurry dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 mL dan ditambahkan aquades sampai dengan tanda batas. Penambahan
aquades ini dilakukan untuk proses pengenceran, selain itu aquades digunakan
karena aquades sebagai pelarut yang mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan
mempunya koefisien suhu muai yang rendah (Underwood 1992) setelah
penambahan aquades ke dalam labu ukur yang berisi slurry sampai tanda batas,
langkah yang keempat yaitu ditunggu sampai 15 menit sambil kadang-kadang
dikocok. Hal ini dilakukan agar slurry tercampur dengan aquades secara merata
dan menghasilkan larutan slurry yang berwarna orange (++). Langkah kelima
yaitu menyaring slurry yang sudah tercampur dengan aquades secara merata
dengan menggunakan kertas saring dan corong pisah. Penyaringan adalah
pemisahan endapan dari larutan induknya, agar endapan dan medium penyaring
secara kuantitatif bebas dari larutan. Proses penyaringan harus diperhatikan agar
endapan tidak ikut masuk, kertas saring disesuaikan agar pas dengan corongnya.
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 9
Penyaringan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan filtrat. Larutan
slurry yang berwarna orange (++) bertindak sebagai filtrat yang akan diuji kadar
vitamin C-nya. Langkah keenam yaitu mengambil 10 mL filtrat dengan
menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian
ditambah 3 tetes amilum (jernih tak berwarna)dan ditambahkan aquades 20 mL
sehingga filtrat berwarna orange (+) kemudian dititrasi dengan larutan Iodium
0,001N. Penambahan amilum pada filtrat dilakukan karenak amilum bertindak
sebagai indikator pendeteksi titik akhir titrasi. Adapun kelebihan amilum sebagai
indikator yaitu karena amilum memiliki sifat yaitu tak dapat larut dalam air
dingin, ketidak-stabilan suspensinya dalam air dan dengan iod memberi suatu
kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga amilum tidak boleh
ditambahkan terlalu dini dalam titrasi. Sebelum larutan Iodium bertindak sebagai
titrat, larutan iodium ini mengalami pengenceran 10x sehingga kosentrasi Iodium
yang semula sebesar 0.01 N berubah menjadi 0,001 N. Pengenceran ini dilakukan
agar titik akhir titrasi mudah diidentifikasi. Iodine digunakan sebagai titrat karena
iodine dapat bereaksi dengan vitamin C, di mana vitamin C dapat mereduksi I2
menjadi I- sehingga kadar vitamin C dapat ditentukan. Titik akhir titrasi dapat
ditentukan setelah terjadi perubahan warna pada filtrat yang semula berwarna
orange (+) menjadi kuning kehijauan. Dan kadar vitamin C pada cabe merah
besar dapat ditentukan dengan rumus.
Pada titrasi pertama, diperoleh volume I2 sebanyak 8,4 mL dan kadar
vitamin C yang diperoleh sebesar 0,7392 mg atau 18,84 %. Pada titrasi kedua
diperoleh volume I2 sebanyak 8,1 mL dan kadar vitamin C yang diperoleh sebesar
0,7128 mg atau 17,82 %. Pada titrasi ketiga, diperoleh volume I2 sebanyak 8,2 mL
dan kadar vitamin C yang diperoleh sebesar 0,7216 mg atau 18,04 %. Adapun
rata-rata persentase kadar vitamin C pada cabe merah besar yaitu sebesar 18,23%
dan kadar ini sesuai dengan kadar vitamin C pada cabe merah besar secara teori
yaitu yang berkisar antara 5% - 19,1%.
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 10
X. Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Iodometri adala analisa titimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang
bersifat oksidator, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide ditambahkan
membentuk iodine
2. Dengan metode titrasi iodometri, diperoleh kadar vitamin C pada cabe merah
besar sebesar : titrasi 1 : 18,84%, titrasi 2 : 17,82%, titrasi 3 : 18,04%
sehingga diperoleh rata-rata sebesar 18,23%
XI. Jawaban Pertanyaan
1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel !
Jawab :
Rumus umum :
Kadar Vit C = V ( I 2 ) × N ( I 2)
0,01×0,88 mg=a mg
Kadar Vit C = 100 × a× 100 %
Vsampel×berat sampel (mg)
Pada titrasi 1 :
Kadar Vit C = 8,4 mL× 0,001 N
0,01×0,88 mg=0,7392 mg
Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100
10 × 0,004 mg= 18,84%
Pada titrasi 2 :
Kadar Vit C = 8,1 mL×0,001 N
0,01× 0,88 mg=0,7128 mg
Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100
10 × 0,004 mg= 17,82%
Pada titrasi 3 :
Kadar Vit C = 8,2 mL×0,001 N
0,01× 0,88 mg=0,7216 mg
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 11
Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100
10 × 0,004 mg= 18,04%
2. Gambarlah struktur vitamin C!
Jawab :
Struktur dari vitamin C atau L-asam askorbat
3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C !
Jawab :
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di
mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah
dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot
lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan
masalah kesehatan lain, seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang
sendi), dan pilek.
4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !
Jawab : makanan yang mengandung vitamin C :
No. Jenis makanan mg/100mg
1. Bawang 80
2. Cabe rawit 70
3. Daun katuk 239
4. Daun mlinjo 182
5. Daun pepaya 150
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 12
6. Gandaria 111
7. Daun singkong 275
8. Jabu mente 197
9. Jambu biji 87
10. Jeruk bali 43
11. Jeruk manis 49
12. Kembang kol 69
13. Labu kuning 52
14. Mlinjo 100
15. Pepaya 78
16. Peterseli 193
17. Rambutan 58
18. Sawi 102
5. Sebutkan peranan penting vitamin C di dalam tubuh !
Jawab : Vitamin C atau asam askorbat memiliki peranan yang penting dalam
pembentukan kalogen (kerangka sel) sehingga sangat perlu untuk menjaga
keutuhan pembulun darah (mencegah pendarahan). Bersama protein, vitamin
A dan seng, vitamin C juga diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh kita.
Dalam pencegahan asteroklerosis, vitamin C juga berperan penting karena
dapat mencegah luka goresan pada dinding endotel pembuluh darah melelui
pembentukan kolagen; luka goresan ini akan diikuti dengan pengendapan
kolestrol (fatty streak)yang merupakan dasar terjadinya ateroklerosis. Namun,
konsumsi vitamin C secara berlebihan akan mengakibatkan pembentukan
oksalat. Yang membawa konsekuensi batu kemih disamping dapat
mengganggu lambung akibat sifat asamnya.
XII. Daftar Pustaka
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 13
Tim, 2012, Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya : Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
Winarno,F.G.1991.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Mulyono,HAM.2005.Kamus Kimia.Jakarta:Bumi Aksara.
Lehninger A.1982. Dasar-dasar Biokimia. diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaya. Jakarta:Erlangga.
Hawab,HM. 2005. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Medan : Bayumedia.
XIII. Lampiran1. Perhitungan
Rumus umum :
Kadar Vit C = V ( I 2 ) × N ( I 2)
0,01×0,88mg=a mg
Kadar Vit C = 100 × a× 100 %
Vsampel×berat sampel (mg)
Pada titrasi 1 :
Kadar Vit C = 8,4 mL× 0,001 N
0,01×0,88 mg=0,7392 mg
Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100
10 × 0,004 mg= 18,84%
Pada titrasi 2 :
Kadar Vit C = 8,1 mL×0,001 N
0,01× 0,88 mg=0,7128 mg
Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100
10 × 0,004 mg= 17,82%
Pada titrasi 3 :
Kadar Vit C = 8,2 mL×0,001 N
0,01× 0,88 mg=0,7216 mg
Kadar Vit C = 100× 0,7392 mg× 100
10 × 0,004 mg= 18,04%
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 14
Laporan Praktikum Biokimia 1_Analisis Vitamin C 15