laporan apw minapolitan.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/1.jpg)
A. Luas Wilayah
Provinsi Nusat Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok Timur dan Pulau
sumbawa dan dikelilingin ratusan pulau kecil. Pulau-pulau kecil tersebut diantaranya Gili Air, Gili Metro,
Gili Trawangan, Gili Gede, Gili Nangu, Gili Tangkong, Pulau Moyo, Pulau Bungin, Pulau Satonda, Pulau
Kaung dan Pulau Panjang. Nusa Tenggara Barat adalah salah satu pulau bagian tengah Indonesia yang
memiliki potensi minapolitan yang besar. Nusa Tenggara Barat terletak anatar 111046’ – 11905’ Bujur
dan 8010’-905’ Lintang Selatan dan memiliki luas wilayah 49.312,19 km2 terdiri dari daratan 20.152,15
km2 dan perairan 29.159,04 km2. Adapun batas administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebelah
utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores, sebelah selatan berbatasan dengan Smaudra Hindia,
sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok Timur dan sebelah berbatasan dengan Selat Sape.
Batasan suatu kawasan minapolitan tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintah
(Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, dsb) tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan economy of
scale dan economy of scope. Karena itu penetapan kawasan minapolitan hendaknya dirancang secara
lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan minabisnis yang ada di setiap daerah. Dengan
demikian bentuk dan luasan kawasan minapolitan dapat meliputi suatu wilayah desa/kelurahan atau
kecamatan atau beberapa kecamatan dalam kabupaten/kota lain atau dapat juga meliputi wilayah yang
dapat menembus wilayah Kabupaten/Kota lain. Kotanya dapat berupa kota desa atau kota nagari atau kota
kecamatan atau kota kecil atau kota menengah.
B. Latar Belakang Sejarah dan Kolonial.
Latar belakang pengembangan minapolitan di Nusa Tenggara Barat adalah minapolitan
merupakan program nasional yang pertama kali digulirkan dan pelaksanaannya dimulai pada tahun 2009.
Ada 24 kabupaten dan 56 daerah yang akan dijadikan sebagai pilot project konsep minapolitan yang
tersebar di 33 provinsi di tanah air yang dipilih sebagai pusat pengembangan minapolitan salah satunya
adalah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk mendukung berjalannya program ini dan sebagai
tindak lanjut dari amanat tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
(Balitbang KP) khususnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP)
mengkaji pengembangan kawasan minapolitan di Selat Lombok Timur khususnya kawasan pesisir
Kabupaten Lombok Timur Barat Provinsi NTB. Output nantinya adalah berupa peta pengembangan
kawasan Minapolitan Nusa Tenggara Barat dan rencana strategis pengembangan kawasan minapolitan.
Menurut babad Lombok Timur, kerajaan tertua di Pulau Lombok Timur bernama Kerajaan Laeq,
tetapi ada yang mengatakan kerajaan tertua adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh
seorang raja Betara Indra, sebagaimana disebutkan dalam Babad Suwung. Setelah beberapa kekuasaan,
Kerajaan Suwung ini surut dan muncullah kerajaan Lombok Timur. Pada abad IX-XI berdiri kerajaan
Sasan dan berakhir setelah ditaklukkan oleh salah satu kerajaan yang ada di Bali saat itu. Selain itu,
![Page 2: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/2.jpg)
beberapa kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Lombok Timur adalah Pejanggik, Langko, Bayan,
Sokong, Samarkaton dan Selaparang yang disebut terakhir selama dua periode yaitu Selaparang periode
Hindu/Pra Islam dari abad XIII yang berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit pada
tahun 1357 dan Selaparang periode islam muncul pada sekitar abad XVI dan berakhir 1740 setelah
dilakukan oleh pasukan gabungan Kerajaan Karangasem, Bali dan Banjar Getas. Setelah ekspedisi
Majapahit dibawah pimpinan laksmanan Nala ke Lombok Timur dan Dompu pada tahun 1357, kerajaan-
kerajaan di Sumbawa Barat dan Sumbawa mulai muncul. Sebelum adanya kerajaan tersebut penduduk
asli pulau Sumbawa merupakan kelompok-kelompok kecil, yang masing-masing dipimpin oleh seorang
kepala suku, dikalangan masyarakat Mbojo disebut Niceki dan di dalam masyarakat suku Bangsa
Samawa disebut Tau Lokaq. Kerajaan-kerajaan di Sumbawa dimaksud adalah Kerajaan Bima Sanggar
dan Dompu. Sementara di Sumbawa Barat adalah kerajaan Utan Kadali, Seran dan Taliwang, sebagimana
disebut di dalam Kitab Negarakertagama. Berkembangnya agama islam serta munculnya kerajaan-
kerajaan yang bersendikan agama telah mempercepat proses runtuhnya Kerajaan Majapahit. Seiring
dengan itu, seluruh kerajaan yang ada di Lombok Timur yang selama ini berada dibawah kekuasaan
Majapahit menjadi kerajaan yang merdekan dan madiri. Demikian juga dengan kerajaan-kerajaan yang
ada di Pulau Sumbawa. Salah satu kerajaan yang baru memerdekan diri adalah Kerajaan Lombok Timur,
yang terletak di Teluk Lombok Timur yang kini dikenal dengan labuan Lombok Timur. Kerajaan
Lombok Timur inilah yang beberapa tahun kemudian, oleh pangeran (Sunan) Prapen, putra Sunan Giri
dijadikan sebagai basis islamisasi Pulau Lombok Timur. Setelah Sunan Prapen berhasil menjalankan
tugasnya di Pulau Lombok Timur ia meneruskan misinya ke Pulau Sumbawa, yang disinipin ia berhasil
dengan gemilang menyebar agama islam. Sepeninggalan Sunan Prapen, atas dasar pertimbangan stategis,
Prabu Rangkesari yang menggantikan Prabu Mumbul sebagai raja Kerajaan Lombok Timur
memindahkan ibukota yang semula terletak di Teluk Lombok Timur ke bekas Kerajaan Selaparang
(periode Hindu), yaitu Selaparang seperti nama kerajaannya. Rupa-rupanya Kerajaan Lombok Timur
yang memindahkan pusat kerajaan, inilah yang dikemudian hari dikenal sebagai Kerajaan Selaparang
periode Islam. Kedatangan Belanda, setelah sebelumnya Portugis, semakin memanaskan suasana politik
dan meningkatkan dinamika sosial budaya di seluruh nusantara, termasuk di semua wilayah Nusa
Tenggara. Dengan tujuan untuk menutup jalur kristensasi dari ke barat oleh portugis, maka pada bulan
Juni 1618 sesuai dengan yang tercatat di dalam Tambo Gowa dan Tallo, Kerajaan Gowa menaklukkan
dan mempersatukan kerajaan-kerajaan yang ada di Dumbawa Barat. Kemudia berturut-turut pada tahun
1633, gowa menaklukkan Bima, Tambora Sanggar dan Dompu, serta tahun 1640 menundukkan
Selaparang. Namun yang perlu dicatat ialah bahwa penaklukan-penaklukan tersebut lebih banyak
dilakukan dengan cara kulturan dan spiritual, artinya secara damai melalui perkawinan antara keluarga
kerajaan dan kesepakatan untuk mempertahankan iman islam diantara mereka. Namun demikian usaha
![Page 3: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/3.jpg)
dan upaya Belanda terus menerus untuk menguasai Nusantara lambat laun membawa Sultan Hasanuddin
sebagai penguasa Gowa untuk menandatangani perjanjian yang terkenal dengan perjanjian Pongaya.
Akibat dari perjanjian itu adalah mundurnya Gowa dari kerajaan-kerajaan yang dikuasainya. Kerajaan
Karangasem/Singasari, Bali yang sejak lama mengincar Pulau Lombok Timur, baru berhasil
menguasainya pada tahun 1470 setelah kerajaan ini melakukan persekutuan dengan Arya Banjra Getas.
Maka sejak itulah pengaruh Bali mulai mewarnai kehidupan sosial, politik dan budaya suku bangsa
Sasak. Disamping itu, Belandapun terus menerus melakukan penetrasi politik dan kekuatan militernya
yang akhirnya menguasai Pulau Lombok Timur dan Sumbawa sampai kedatangan Jepang yang
mengalahkan pada tahun 1942.
C. Persediaan SDA dan SDM
1. SDA Pesisir Lombok Timur
Lombok Timur merupakan kabupaten yang sebagian besar wilayahnya adalah laut dengan luas
wilayah laut mencapai 1.0743,33 km2 (40,09% dari total luas wilayah Lombok Timur ). Potensi
wilayah pesisir yang ada di Lombok Timur adalah terdapatnya pulau-pulau kecil yang terdiri dari
6 kecamatan 22 desa. Potensi perikanan tangkap mencapai 12.691,5 ton yang pada tahun 2009
nilai produksi ikan tangkapnya mencapai Rp. 150.709.100.000.Alat perikanan tangkap yang
digunakan ialah perahu tanpa motor 461 unit, motor temple 3123 unit, dan kapal motor 345 unit.
Daerah penangkapan para nelayan Lombok Timur tersebar mulai dari Selat Atlas sampai
Samudera Hindia, dan Laut Jawa. Terdapat 50 jenis ikan yang terdapat di perairan tersebut dan
pada tahun 2009 ikan tongkol, ikan cakalang, dan ikan tuna mampu diproduksi hingga diatas
1000 ton. Tidak hanya ketiga ikan tersebut ikan lain yang memiliki potensi hasil tangkapan tinggi
ialah ikan ekor, kunging, lemuru, ikan teri, ikan cucut, cumi-cumi,dan lain-lainnya. Beberapa
potensi yang dimiliki Lombok Timur ialah:
a. Adanya pelabuhan yang ramai dikunjungi sebagai tempat pendaratan ikan diantaranya adalah
Pelabuhan Tanjung Luar dengan ikan yang disandarkan tahun 2009 mencapai 5.610 ton, baru
kemudian Labuhan Lombok Timur 5.205 ton, Pelabuhan Batu Nampar 1.025 ton, Pelabuhan
Sugian 478,4 ton, Labuhan Haji 3,62,7 ton, dan Labuhan Sakra 259,2 ton.
b. Pesisir Lombok Timur mampu dijadikan perikanan budidaya lobster dengan potensi area
pengembangan mencapai 526,86 Ha dan baru di mamfaatkan sebagian kecil saja yaitu 3,50
Ha.
c. Adanya potensi budidaya rumput laut dengan potensi pengembangan yang cukup luas yaitu
sebesar 2.000 Ha dan baru digunakan 60.471 Ha yang menghasilkan produksi rumput laut
sebanyak 700.000 ton.
![Page 4: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/4.jpg)
d. Ada juga potensi pengembangan budidaya mutiara yang memiliki ciri khas berbeda dengan
mutiara di daerah lain. Cakupan wilayah pemasaran tidak hanya domsestik melainkan sudah
non domestik. Area dengan pengembangan budidaya mutiara sebesar 2.394,50 Ha dan baru
dimanfaatkan 1.962,50 Ha dengan hasil produksi mencapai 0,20 ton.
e. Selain potensi di perairan ikan tangkap Lombok Timur juga memiliki potensi pengembangan
ikan tawar. Data tahun 2008 menunjukkan produksi perikanan sekitar 21.497 ton, dimana
potensi terbesar ada di kecamatan Aikmel, Pringgasela, Masbagik, Selong dan lainnya.
2. Masyarakat Lombok Timur Berdasarkan Kemampuan SDM
Lombok Timur merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan
kondisinya, Sumber Daya Manusia yang ada di Lotim (singkatan untuk Lombok Timur ) masih
tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang
dicapai pada tahun 2005-2007 hanya mencapai 59,60 pada tahun 2005, 60,30 pada tahun 2006,
dan 60,91 pada tahun 2007. Peningkatan yang terjadi tiap tahun hanya sebesar kurang lebih
0,65% tidak sampai 1%.
Tidak hanya berdasarkan hasil IPM kualitas SDM masyarakat Lombok Timur tergolong rendah
melainkan juga berdasarkan hasil SUSEDA 2007 menunjukkan data masyarakat Lombok Timur
mengenai pendidikan. Data SUSPEDA tersebut menunjukkan masyarakat yang mengenyam
pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan sudah tamat tercatat SD hanya 30,36%, tamat SMP
15,48%, dan tamat SMA 12,85%. Sedangkan total penduduk usia 7-18 tahun yang belum
bersekolah sebesar 3,55% dan tidak melanjutkan sekolah sebesar 52,86%.
Mata pencaharian utama masyarakat Lombok Timur adalah nelayan dengan jumlah nelayan ikan
tangkap sebanyak 16.434 jiwa. Berdasarkan garis besar kondisi sumber daya manusia masyarakat
Lombok Timur tersebut, kebanyakan masyarakat memiliki kemampuan SDM yang rendah hal ini
berdampak pada sektor perikanannya. Hal ini sangat disayangkan karena Lombok Timur
memiliik potensi sumber daya alam khususnya pesisir yang tinggi. Para nelayan Lombok Timur
hanya mampu menangkap ikan-ikan kecil yang ada di perairan pantai sedangkan untuk ikan-ikan
besar yang ada di laut dalam masyarakat merasa tidak mampu untuk menangkap ikan tersebut
dikarenakan peralatan yang dimiliki dan cara penangkapan ikan yang digunakan masih
tradisional. Bukan hanya itu karena kemampuan dan pendidikan yang rendah masyarakat lebih
memilih untuk menjadi buruh-buruh nelayan yang dimanfaatkan oleh juragan-juragannya dengan
upah yang kecil daripada menjadi bisnisman. Hal ini menyebabkan hasil produksi yang rendah
dalam hal melakukan penangkapan ikan di laut, tingkat pendapatan nelayan Lombok Timur
rendah, dan kondisi sosial ekonominya juga relatif rendah.
![Page 5: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/5.jpg)
Berdasarkan BPS Lombok Timur diketahui bahwa nelayan-nelayan yang ada termasuk dalam
Tingkat Kesejahteraan II (KS II) yang artinya hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar
minimum dan kebutuhan sosial tapi belum mampu emmenuhi kebutuhan pengembangannya.
D. Komposisi Etnik dan Agama
Sebagian besar masyarakat penduduk Lombok Timur merupakan penganut agama islam.
Termasuk Suku Sasak yang ada di Pulau Lombok Timur juga menganut agama islam. Maka dari itu
Lombok Timur juga dikenal sebagai pulau seribu masjid. Selain Agama Islam terdapat pula agama Hindu
yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15%. Selain Hindu terdapat pula
agama Kristen dan Budha yang dianut oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis. Kedua agama
tersebut merupakan agama dengan jumlah penganut tersedikit (minoritas).
Suku Sasak selain menganut Agama Islam terdapat pula yang menganut agama yang bernama
Bodha. Penganut agama Bodha kurang lebih dari 8000 orang dan menduduki Kampung Bentek dan di
Curam Gunung Rinjani. Agama Bodha tersebut mempercayai lima tuhan besar yaitu Batara Guru (paling
tinggi), Batara Sakti dan Batara Jeneng beserta istri yaitu Idadara Sakti, Idadara Jeneng. Mulanya agama
Bodha ini memasukkan unsur agama Hindu dan Buddha namun saat ini agama Bodha tersebut telah
dijadikan agama Buddha yang ortodoks oleh persatuan besar Buddha di Indonesia.
Adat istiadat yang ada di Lombok Timur dipengaruhi oleh adanya unsur agama Islam dan
Hindu sebagai agama yang dominan dianut masyarakat. Keberadaan suku-suku yang mendiami NTB
khususnya Lombok Timur ialah Suku Sasak sebagai suku asli Lombok Timur yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Berdasarkan hal tersebut muncul adanya ketergantungan kehidupan
masyarakat terhadap tokoh-tokoh pemuka agama yang mempengaruhi cara pandang terhadap kedudukan
antara kaum perempuan dan laki-laki.
Di Lombok Timur terdapat Upacara Bau Nyale yang merupakan upacara tahunan Suku Sasak
diselenggarakan di bulan Februari-Maret untuk meminta hasil panen yang baik dan ada juga budaya lain
yaitu Robo Bontong merupakan ritual mandi bersama di tempat tertentu khusus pada hari Rabu Safar
dengan tujuan agar dijauhkan dari segala bentuk bencana, dan lain-lain.
E. Arti Penting Sektor Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat
Arti penting dari sektor pemerintah dalam perencanaan wilayah adalah pemerintah sebagai
pembuat kebijakan dan keputusan yang nantinya akan berdampak pada wilayah dalam berbagai aspek,
sehingga pemerintah harus tau apa saja potensi yang dapat dikembangkan maupun masalah yang ada agar
tercapainya kemajuan dari sebuah wilayah. Pemerintah bertanggungjawab menyediakan sarana dan
prasarana untuk mempercepat pembangunan. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk
![Page 6: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/6.jpg)
mengembangkan sumberdaya maupun usaha dan lain lain demi tercapainya perekonomian yang baik.
Seperti contohnya yang terjadi pada kawasan minapolitan Kabupaten Lombok Timur pemerintah adalah
pihak yang memberikan modal bantuan bagi para nelayan untuk meningkatkan hasil perikanan,
pemerintah juga merupakan salah satu sumber pembiayaan modal baik berupa uang dan peralatan dalam
industri dodol, keripik, kerupuk, dan sirup di Kabupaten Lombok Timur, bantuan lain bukan hanya dalam
hal pembiayaan namun pemerintah juga memberika bantuan lain seperti bibit.
Arti penting sektor swasta, sektor swasta adalah sebagai penanam modal serta penyedia modal
dan dapat dimanfaataan oleh wilayah untuk mengembangkan wilayahnya. Seperti contonya pada studi
kasus kawasan Minapolitan Kabupaten Lombok Timur dalam sektor jasa swasta memberikan pengaruh
yang cukup besar bagi wilayah. Keberadaan swasta pada suatu wilayah tidak dapat diberikan kebebasan
sebebas-bebasnya, namun swasta tersebut harus dapat mensejahterakan wilayah bukan justru merugikan
wilayah. Seperti yang terjadi pada Kawasan Minapolitan Kabupaten Lombok Timur budidaya mutiara
masih dikuasai oleh pihak swasta, selain itu jika pihak swasta terlibat dalam penanaman modal rumput
laut maka harga rumput laut akan ditentukan oleh pihak swasta, sehingga menurunkan kesejahteraan para
pembudidaya rumput laut. Oleh sebab itu peranan pihak swasta dapar memberikan pengaruh baik maupun
buruk untuk perkembangan suatu wilayah. Pengaruh yang baik harusnya dipertahankan dan pengaruh
buruk juga harus dihilangkan.
Arti penting masyarakat adalah masyarakat sebagai penggerak perekonomian sebuah wilayah,
jika development baik maka growth juga akan baik menjadi baik, jika masyarakatnya sejahtera maka
pertumbuhan ekonomi wilayah juga akan meningkat. Sehingga pemerintah maupun swasta harus
menyediakan, mendukung, dan memfasilitasi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan, agar ekonomi
Wilayah Kabupaten Lombok Timur juga akan mengalami peningkatan.
F. Sifat Dasar Struktur Industri
Sifat dasar struktur industri pada studi kasus Kawasan Minapolitan Kabupaten Lombok Timur
industri yang berupa industri pengolahan pada kondisi eksisting sebagian besar hanya melayani
permintaan lokal saja, sehingga menyebabnya kurang fleksibelnya tingkat elastisitas produk industri
pengolahan. Dalam hal pembiayaan pengolahan hasil industri ini mendapat bantuan pemerintah baik
berupa uang maupun peralatan. Usaha industri pengolahan pada Kabupaten Lombok Timur masih
menerapkan konsep home industry yang dimiliki dan dikelola oleh kelompok pengolah yang hampir
semua anggotanya wanita.
Proses yang digunakan juga masih sederhana, nelayan menggunakan perahu tanpa motor
(sampan) untuk memanen hasil tangkapan, kemudian dalam hal pengangkutan juga masih sederhana
untuk membawa hasil tangkapan menuju tempat pengolahan dan pemasaran, selain itu akses transportasi
juga masih sulit, perlu perbaikan jembatan, dermaga, tempat pendaratan ikan, kantor manajemen dan
![Page 7: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/7.jpg)
tiang pancang untuk mendukung pengangkutan hasil tangkapan untuk diolah agar biaya transportasi yang
harus dikeluarkan dapat ditekan.
Hasil tangkapan dahulunya dijual mentah begitu saja tanpa diolah, hasil tangkapan langsung
dijual bahkan di ekspor ke luar daerah, namun saat ini masyarakat Kabupaten Lombok Timur sudah
mulai mengolah beberapa hasil tangkapan menjadi berbagai macam produk olahan seperti dodol, keripik,
permen, kerupuk, maupun sirup. Hal tersebut membuat semakin banyaknya pendapatan masyarakat
dibandingkan dengan sebelum adanya pengolahan.
Peningkatan pendapatan tersebut dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi apabila prosesnya
difasilitasi dengan lebih baik, mengusahakan semua tangkapan dapat diolah, emberikan pelatihan kepada
masyarakat sebagai bekal dan agar hasil olahan dapat bersaing dipasar, perbaikan proses yang bukan lagi
menggunakan cara tradisional namun memanfaatkan teknologi. Tentunya hasil tangkapan maupun olahan
menjadi berlipat kali lebih banyak, sehingga pemasaran tidak hanya di dalam wilayah saja melainkan
dapat memasarkan ke luar wilayah. Sehingga pendapatan masyarakat Kabupaten Lombok Timur akan
semakin meningkat, kesejahteraan meningkat, dan ekonomi wilayah juga akan semakin meningkat.
F. Kadar ketergantungan Terhadap Politik dan Ekonomi Luar Negeri
Pengaruh politik dan ekonomi luar negeri berpengaruh secara tidak langsung terhadap
pertumbuhan pembangunan di Indonesia khususnya Kabupaten Lombok Timur , terutama komoditas
unggulan ikan tuna yang memang pemasarannya sudah sampai eropa, jepang, dan tengah. Kestabilan
politik dan ekonomi luar negeri secara tidak langsung akan mempengaruhi permintaan hasil komoditas
ikan tuna yang akan berdampak besar terhadap kesejahteraan masayarakat Kabupaten Lombok Timur .
G. Rule of The Game
Kelembagaan yang berperan dalam mendukung sektor potensial dan unggulan di Kabupaten
Lombok Timur adalah pemerintah, dinas perikanan dan kelautan, dinas industri dan perdagangan, dan
kelompok nelayan. Berikut ini merupakan fungsi dari setiap kelembagaan yang medukung sektor
potensial dan sektor unggulan di Kabupaten Lombok Timur :
1. Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah memiliki pengaruh kecil terhadap pengelolaan dan produksi hasil
perikanan di Kabupaten Lombok Timur . Hal ini dikarenakan pemerintah tidak secara langsung
terjun menangani bidang perikanan, melainkan melalui Dinas Perikanan dan Kelautan
2. Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai peran penting dalam perkembangan kawasan
minapolitan, yaitu memberikan pelatihan dan penyuluhan serta informasi mengenai teknologi
perikann pada para kelompok nelayanan, serta bertugas untuk mengontrol jumlah-jumah hasil
ikan tangkap pada masing-masing TPI. Akan tetapi masih terdapatnya kekurangan mengenai
![Page 8: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/8.jpg)
kurang dilaksanakannya penyuluhan dan pelatihan yang diterima oleh kelompok nelayana dan
tidak adanya bantuan berupa modal ataupun peralatan nelayan
3. Dinas Industri dan Perdagangan
Dinas Industri dan Perdagangan berperan untuk menaungi atau membina kelompok nelayan
atau pelaku industri kecil atau menengah untuk memberikan pelatihan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
alam yang tersedia.
4. Kelompok nelayan
Keberadaan kelompok nelayan sangat erat hubungannya dengan nelayan karena dapat
meningkatkan pengetahuan tentang perikanan khusunya bagi nelayan budidaya yang banyak
dilakukan dalam kelompok nelayan.
H. Kesimpulan
Lombok Timur merupakan wilayah dengan potensi perairan ikan tangkap, pesisir, dan ikan tawar
yang sangat tinggi. Terbukti dengan banyaknya potensi budidaya mutiara, rumput laut, lobster, ikan
tawar, pelabuhan yang ramai, dan perikanan tangkap berupa tuna. Akan tetapi potensi-potensi sumber
daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Kabupaten Lombok Timur . Hal ini
dikarenakan permasalahan internal yang dialami para nelayan yang meliputi pendididkan, pengetahuan,
dan keterampilan yang rendah. Sehingga sumber daya alam yang ada belum mamapu dimanfaatkan
secara optimal.
Keberadaan masyarakat di Lombok Timur sebagian besar menganut agama Islam dan Hindu.
Namun ada pula agama yang bernama Bodha merupakan agama dari sebagian kecil masyarakat Suku
Sasak. Pengaruh agama pada kehidupan masyarakat Lombok Timur sangat tinggi hal ini terkait
mengenai budaya-budaya seperti upacara Bau Nyale dan Robo Bontong serta kepercayaan lebih terhadap
para pemuka agama.
Untuk kelembagaan yang mendukung sangatlah berpengaruh. Kelembagaan yang berperan
dalam mendukung sektor potensial dan unggulan antara lain adalah pemerintah, dinas perikanan dan
kelautan, dinas industri dan perdagangan, dan kelompok nelayan. Dari keempat kelembagaan tersebut
kelambagaan yang sangat berpengaruh adalah kelompok nelayan
![Page 9: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Dalam Negeri. Profil Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. http://www.kemendagri.go.id.
Diakses tanggal 28 juni 2014
Magrib Gafar, Abdul. Pusat Studi Sumber Daya Lombok Timur. Analisis Mengenai Kesejahteraan
Nelayan Pesisisr Lombok Timur. 2012
Safarina, fauziyah. Keragaman Budaya Nusa Tenggara Barat. 2013 http://fzhsafarina.blogspot.com.
Diakses 22 Juni 2014
Studio Perencanaan Wilayah. Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan Lombok Timur . 2009
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur. http://lomboktimurkab.go.id. Diakses
22 Juni 2014.
![Page 10: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/10.jpg)
LEMBAR JOB DESCRIPTION
NAMA KETERANGAN
Ninyoman Syamitri Putri 1. Ukuran Negara (Luas Wilayah)
2. Latar belakang sejarah kolonial
Syavitri Sukma Utami 1. Persediaan SDA dan SDM
2. Komposisi Etnik dan agama
Kiki Eva 1. Arti penting sektor pemerintah swasta dan
masyarakan
2. Sifat dasar struktur industri
Arina Hidayah 1. Kadar ketergantungan terhadap kekuatan politik dan
ekonomi LN
2. Rule of de game ( Kelembagaan yang mendukung)
![Page 11: Laporan APW Minapolitan.docx](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf8cef5503462b13908d58/html5/thumbnails/11.jpg)
-
Disusun Oleh
Arina Hidayah (125060600111001)
Kiki Eva P. (1240606001110
Ni Nyoman Samitri (1250606001110
Syavitri Sukma Utami (125060600111028)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014