laporan assd mikroseismik
DESCRIPTION
ASSD MikrosesimikTRANSCRIPT
Laporan ASSD
Acara Mikroseismik
I. Dasar Teori
Mikroseismik merupakan metode geofisika yang banyak berperan
dalam berbagai bidang seperti eksplorasi minyak bumi dan gas bumi,
eksplorasi panas bumi, studi kegunungapian, pembelajaran struktur
dalam bumi, serta kegempaan. Alat mikroseismik harus dapat
mengidentifikasi peluruhan getaran yang terdapat dalam medium,
bersama dengan broadband seismometer mengukur secara real time
pergerakan tanah kemudian dapat di rekam sebagai fungsi waktu.
1. Gelombang Seismik
Mikroseismik merupakan aktivitas gelombang seismik yang
berukuran kecil, sama seperti dalam proses gempa bumi
hanya saja belum tentu dirasakan oleh manusia. Gelombang
seismik adalah gelombang elastik yang menjalar kesegala
arah melalui material yang ada didalam bumi. Gelombang
ini dapat dibagi menjadi 2 tipe utama, yaitu (Bath, 1979):
a. Gelombang badan (Body wave), yang terdiri dari
gelombang longitudinal (Gelombang P) dan gelombang
transversal (gelombang S). Gelombang P juga disebut
gelombang kompresi yang mempunyai gerak partikel
sejajar dengan arah penjalaran gelombang. Gelombang P ini
dapat menjalar melalui medium padat, cair, dan gas.
Gelombang S mempunyai gerak partikel tegak lurus dengan
arah penjalaran gelombang. Berbda dengan gelombang P,
gelombang S hanya dapat menjalar melalui medium padat
saja. Dan mempunyai kecepatan yang lebih lambat
dibanding gelombang P. kedua jenis gelombang inilah yang
berperanan penting dalam eksplorasi miyak dan gas bumi.
b. Gelombang permukaan (Surface Wave), yang terdiri dari
gelombang Rayleigh, Stoneley, dan Gelombang Kanal.
Gelombang Primer (P)
Gelombang primer merupakan gelombang pusat yang memiliki kecepatan
paling tinggi dari pada gelombang S. Gelombang ini merupakan gelombang
longitudinal partikel yang berambat bolak balik dengan arah rambatnya.
Gelombang ini terjadi karena adanya tekanan. Karena memiliki kecepatan tinggi
gelombang ini memiliki waktu tiba terlebih dahullu dari pada gelombang S.
Kecepatan gelombang P (Vp) adalah +5 – 7 km/s di kerak bumi, > 8 km/s di
dalam mantel dan inti bumi, +1,5 km/s di dalam air, dan + 0,3 km/s di udara. Di
udara gelombang P merupakan gelombang bunyi. Adapun persamaan dari
kecepatan gelombang primer adalah sebagai berikut.
Ilustrasi gelombang P dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Ilustrasi Gerak Gelombang Primer (P) (Sumber : expandxi.web.id,2015)
Arah panah pada gambar di atas menggambarkan arah propagasi
gelombang.
Gelombang Sekunder (S)
Gelombang Sekunder adalah salah satu gelombang pusat yang memiliki
gerak partikel tegak lurus terhadap arah rambatnya. Gelombang ini tidak dapat
merambat pada fluida sehingga pada inti bumi bagian luar tidak dapat terdeteksi
sedangkan pada inti bumi bagian dalam mampu dilewati. Kecepatan gelombang
S (Vs) adalah + 3 – 4 km/s di kerak bumi, >4,5 km/s di dalam mantel bumi, dan
2,5 – 3,0 km/s di dalam inti bumi. Berikut merupakan persamaan kecepatan
rambat gelombang sekunder.

Ilustrasi gelombang S dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 3.2. Ilustrasi Gerak Gelombang Sekunder (S) (Sumber: expandxi.web.id,2015)
Gelombang Love
Gelombang ini merupakan gelombang permukaan. Arah rambat
partikelnya bergetar melintang terhadap arah penjalarannya. Gelombang Love
merupakan gelombang transversal, kecepatan gelombang ini di permukaan bumi
(VL) adalah + 2,0 – 4,4 km/s.


Gelombang Love terbentuk karena adanya penjalaran gelombang SH yang
sampai pada permukaan bebas. Gelombang ini terjadi karena pada awalnya
gelombang SH yang tiba datang dalam permukaan membentuk sudut kritis
sehingga energi terperangkap pada lapisan tersebut.
Gelombang Rayleigh (Ground Roll)
Gelombang Rayleigh merupakan jenis gelombang permukaan yang lain,
memiliki kecepatan (VR) adalah + 2,0 – 4,2 km/s di dalam bumi. Arah rambatnya
bergerak tegak lurus terhadapa arah rambat dan searah bidang datar.
Gelombang Rayleigh dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan berikut :
 Terbentuknya gelombang Rayleigh akibat adanya interaksi antara
gelombang SV dan P pada permukaan bebas yang kemudian merambat secara
paralel terhadap permukaan. Karena pergerakan partikelnya yang vertikal, maka
gelombang Rayleigh hanya dapat ditemukan pada komponen vertikal
seismogram.
Gelombang Rayleigh merupakan gelombang yang dispersif dimana periode
yang lebih panjang akan mencapai material yang lebih dalam dan sampai
sebelum periode pendek. Hal ini yang menjadikan gelombang Rayleigh
merupakan gelombang yang sesuai untuk mengekpresikan struktur keras suatu
area. Namun sifat dispersif ini berlaku terhadap medium berlapis secara vertikal.
Jika pada medium homogen tak berhingga, sifat dispersif tidak berlaku.
II. Tujuan
Mengetahui cara kerja dan mengolah data Mikroseismik
Mengetahui output dari Mikroseismik
III. Alat dan Bahan
Seismometer
GPS
Aki
Kabel
Laptop
Kompas
Alat tulis
Log book
Cangkul
IV. Langkah Kerja
1. Alat dan Bahan disiapkan terlebih dahulu
2. Lubang dibuat pada permukaan tanah sedalam ±30 cm, tatakan
(paving block) diletakkan ke dalam lubang. Pastikan kontak paving
dan tanah telah baik.
3. Sensor dihadapkan ke arah utara
4. Kemudian dilakukan Levelling untuk memposisikan alat pada
tempat yang datar yang ditandai dengan bullseye berada di tengah
5. Hubungkan kabel pada port nya masing-masing. Port GPS pada
GPS, port Data pada aki, dan port NET pada Laptop
6. Sebelumnya kita buat folder baru untuk menyimpan data yang
terekam pada seismometer
7. Kemudian buka software “Scream!” dan lakukan pencocokkan
antara software dan sensornya sudah pas atau belum
8. Data diamati dan kemudian dilakukan processing
9. Jika pengukuran sudah selesai, data yang tersimpan di check. Jika
hasil size nya kecil, kemungkinan data yang terekam putus.
Kemudian gelombang dilihat pada ‘View’ dan di block pada
gelombang yang tidak terputus kemudian disimpan
V. Skema Pengukuran
SeismometerGPS
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami mengukur mikroseismik
menggunakan seismometer di belakang Rumah Pak Budi. Perekaman
dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. Perekaman data langsung di lihat lewat
laptop (port NET) dengan software yang digunakan adalah Scream!.
Pada pengambilan data mikroseismik, seismometer harus di
tempatkan pada tempat yang datar dan mengarah ke utara. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan data yang benar, karena pada pengambilan
data ini merekam 3 komponen yaitu komponen yang mengarah Utara
Selatan, Barat Timur dan vertikal. Sehingga leveling dan penempatan
seismometer ke utara harus tepat.
Saat pengukuran, seismometer harus terlindungi dari panas
matahari agar seismometer tidak panas, sehingga seismometer harus
tertutup. Namun untuk GPS harus berada di tempat terbuka, sehingga
malah dicari di tempat yang panas, agar satelit dapat ditangkap oleh GPS.
Selama pengukuran terdapat seorang yang bertugas menulis
kejadian-kejadian yang mengganggu getaran (noise) di sekitar
pengukuran. Hal ini beguna pada saat mengolah data. Selain itu, pada saat
mengamati gelombang yang ada harus membuka referensi data
kegempaan terkini bisa dari USGS (internasional) atau BMKG (nasional).
Aki
Hasil yang diperoleh dapat langsung disimpan pada folder yang
dibuat sebelum perekaman, sehingga data dapat diolah untuk
diinterpretasi.
VII. Kesimpulan
a. Pengambilan data mikroseismik menggunakan alat Seismometer,
Aki, GPS, Laptop, dan kabel
b. Mikroseismik merekam Seismik Pasif
c. Seismometer yang dilengkapi data logger merekam getaran yang
mengarah ke Utara Selatan, Barat Timur, dan vertikal.
d. Pengukuran mikroseismik menggunakan software Scream!
e. Hasil output dari data mikroseismik adalah Spektrum seismogram
3.1 Ketentuan Dalam Pengolahan HVSR menggunakan GEOPSY
Ada dua langkah pemilahan data dalam pengolahan HVSR menggunakan
program GEOPSY diantaranya adalah manual dan auto. Maksud dari pengolahan
manual disini adalah pemilahan data yang hendak diolah dilakukan secara
manual berdasarkan pengamatan langsung terhadap data pengukuran.
Sedangkan pengolahan auto adalah pemilahan data dilakukan oleh komputer
dengan memasukkan ketentuan-ketentuan atau parameter-parameter
pemilahan (STA, LTA, STA/LTA)
3.1.1 Manual
Dalam pengolahan secara manual, hal yang perlu diperhatikan adalah dalam
penentuan panjang jendela (length window). Dalam menentukan nilai length
window (lw) dapat melihat tabel berikut:
Dimana nc = Iw . nw . f0 untuk Iw (length) dan nw (number of windows)
Pada dasarnya penentuan length window dapat ditentukan dengan melihat
hubungannya dengan frekuensi seperti pada persamaan berikut
Dari persamaan di atas menjelaskan bahwa dalam penentuan length window
bergantung pada kebutuhan target frekuensi terendah yang ingin dicapai. Jika
menggunakan length window 10 maka batas frekuensi terendah yang dapat
dipercaya adalah 1 Hz. Hal ini tentunya juga melihat pada spesifikasi sensor yang
digunakan. Jika sensor memiliki nilai frekuensi natural sebesar 1 Hz
menandakan pula bahwa batas frekuensi terendah yang dapat dipercaya adalah
1 Hz. Untuk itu gunakan length window dengan frekuensi minimum yang
didapatkan adalah 1 Hz.
3.1.2 Auto
Berdasarkan pada Sesame: Guidelines For The Implementation of The H/V Spectral
Ratio Technique on Ambient Vibration, untuk pengolahan secara otomatis hal
yang perlu diperhatikan adalah
- STA (Short Term Average) : Rata-rata nilai amplitudo dalam rentang
waktu yang sempit (umumnya 0.5 – 2 s)
- LTA (Long Term Average) : Rata-rata nilai amplitudo dalam rentang
waktu yang lama (umumnya beberapa puluh detik)
- rentang nilai STA/LTA : batas minimum dan maksimum dari nilai ini
digunakan komputer sebagai parameter pemilahan sinyal ambient dalam
data rekaman (umumnya 1.5 – 2). 3.2 Langkah Pengolahan
3.2.1 Mengubah Data Rekaman Ke Dalam Bentuk ASCII
1. Data akuisisi dibuka di software WINDAQ.
2. Pada software WINDAQ, klik ‘save as’ lalu pilih ekstensi spreadsheet (.csv).
3. Data dalam bentuk .csv dibuka di Microsoft Excel, setelah itu dipindahkan
kedalam Notepad untuk disave dalam bentuk .txt. 3 kolom tersebut merupakan
data komponen Z, N, dan E secara berurutan dari kiri ke kanan. 1 data .txt hanya
untuk menyimpan 1 kolom komponen tersebut, sehingga nantinya kaan
dihasilkan 3 data .txt.
4.2.2 Pengolahan HVSR Menggunakan Geopsy
1. Data .txt tersebut diimport ke software Geopsy dengan cara membuka
software Geopsy, lalu pada toolbar File, klik Import dan pilih data-
datanya.
2. Nama komponen dan frekuensi sampling tiap data diubah dengan cara
mengklik toolbar edit lalu meng- uncheck pilihan ‘Lock table edition’,
kemudian klik icon ‘Table’. Setelah itu data pada window Files di-drag ke
dalam Table. Nama komponen disesuaikan dengan nama data akuisisi.
Frekuensi sampling diisi 100 Hz semua.
3. Semua data pada Table di-drag dan dipindahkan ke icon ‘Graphic’.
4. Data seismogram dibawa ke baseline dengan cara mengklik toolbar Waveform
>> Subtract.
5. Spectral analysis H/V dilakukan dengan cara klik toolbar Tools >> H/V.
6. Pada H/V analysis time menu – General, diatur window length dan time
windows data.
7. Pada H/V analysis time menu – Raw Signal, diatur pilih ‘anti-triggering on raw
signal’.
8. Pada H/V analysis time menu – Filter, diatur parameter filter dan diatur
parameter STA/LTA.
9. Pada H/V processing menu, diatur parameter smoothing dan metode
processing komponen horizontal.
10. Pada H/V analysis ouput menu, diatur output dari frekuensi sampling.
11. Klik ‘Start’ untuk menghasilkan H/V spectral output.
12. Dari hasil pengolahan HVSR di atas, tentukan peak pada gravik H/V
kemudian dicatat nilai f0 dan A0 nya.
3.3 Ketentuan Hasil Pengolahan