laporan bending jadi
TRANSCRIPT
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
4. UJI LENGKUNG
( BENDING TEST )
4.1 Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pengujian DT (Destructive Test) dengan beban
lengkung terhadap suatu material.
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pengujian lengkung
(bending test).
2. Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang terjadi pada pengelasan suatu
material.
3. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria kelulusan hasil pengujian
berdasarkan standart.
4.2 Dasar Teori
Uji lengkung (Bending Test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan
untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil
sambungan las baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan
penentuan dimensi mandrell ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kekuatan tarik (Tensile Strength)
2. Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C.
3. Tegangan luluh (yield).
Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2,
yaitu transversal bending dan longitudinal bending.
4.2.1 Transversal Bending
Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah
pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
transversal bending dibagi menjadi tiga :
1
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
a. Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan face bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar
4.1). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan
tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah
letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan
WM dan HAZ ).
Gambar 4.1 Face Bend pada transversal Bending
b. Root Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan rote bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 4.2).
Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik,
apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya,
apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan
HAZ)
2
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Gambar 4.2 Root Bend pada Transversal Bending
c. Side Bend (Bending pada sisi las)
Dikatakan side bend jika bending dilakukan pada sisi las ( gambar 4.3 ).
Pengujian ini dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari
3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal,
HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 4. 3 Side Bend pada Transversal Bending
4.2.2 Longitudinal Bending
Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah
pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
longitudinal bending dibagi menjadi dua :
3
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan face bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan
(gambar 4.4) Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami
tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah
letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan
WM dan HAZ).
Gambar 4.4 Face Bend pada Longitudinal Bending
Root Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan root bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 4.5).
Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah
timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld
metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
4
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Gambar 4.5 Root Bend pada Longitudinal Bending
4.3 Kriteria kelulusan uji bending
Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi kriteria
standar ASME sebagai berikut :
1. Cacat pada daerah WELD dan HAZ ukurannya tidak melebihi 1/8 inchi
(±3,2 mm) yang diukur dari segala arah pemukaan.
2. Pada daerah pelapisan ukuran cacat maksimal 1.6 mm
3. Cacat pada sudut diabaikan kecuali akibat SI (Slag Inclusion) dan IF
(Incomplate Fusion) dan Internal Discontinuties
4.4 Material
1. Spesimen uji bending untuk face transversal bend (1 buah)
2. Spesimen uji bending untuk root transversal bend (1 buah)
3. Batu gerinda kasar (1 buah)
4. Batu gerinda halus (1 buah)
4.5 Peralatan
1. Mesin Uji Bending
2. Gerinda tangan
3. Kacamata pelindung
4. Spidol
5. Kabel daya
6. Sarung tangan pelindung
7. Jangka sorong
5
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
4.6 Gambar Kerja
a. Luasan yang harus di gerinda pada root transversal bend
b. Luasan yang harus digerinda pada face transversal bend
Gambar 4.6 Spesimen uji transversal bending
4.7 Langkah Kerja
1. Menyiapkan Spesimen
Ambil spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah
weld metal, HAZ, dan daerah base metal. Panjang luasan yang digerinda
sekitar 50 mm (gambar 4.6)
Gerinda sudut-sudut spesimen sepanjang luasan di atas sehingga
membentuk radius
Dalam menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar
terlebih dahulu, setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang
halus.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
2. Kodifikasi
Ambil spidol dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut :
F untuk spesimen face bend
R untuk spesimen root bend
3. Pengukuran dimensi:
Ambil spesimen ukur dimensinya
Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja
6
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
4. Penentuan diameter mandrel
Berdasarkan tabel sepesimen tersebut tentukan diameter mandrel yang akan
digunakan.
5. Pengujian pada mesin pengujian bending
Catat data mesin pada lembar kerja
Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat
Atur beban dan berikan beban secara kontinyu
Ambil spesimen dan amati permukaannya. Bila terdapat cacat, ukur dan catat
pada lembar kerja bentuk, dimensi, tempat dan jenis cacat.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen
Standar dimensi percobaan
7
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Root Bend
Gambar 4.7 Spesimen root transversal bend tampak atas dan samping
Face Bend
Gambar 4. 8 Spesimen face transversal bend tampak atas dan samping
8
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
4.8 Hasil Pengujian dan Analisa
Angle of Bend : 1800 Diameter Mandrell : 38,00 mm
No Penandaan specimen dan tipe
bending
Lebar (mm)
Tebal (mm)
Hasil Pengujian Keterangan Jenis cacat Ukuran
cacat(mm)Lokasi cacat
kriteria
1 F 30,70 9,85 Open crack 1,35 X 0,25 Weld part
Diterima
2 R 32,30 9,90 - - - Diterima
Standarisasi kelulusan uji bending menurut standar ASME IX menyatakan bahwa
suatu spesimen dinyatakan lulus uji bending jika:
1. Cacat pada daerah WELD dan HAZ ukurannya tidak melebihi 1/8 inchi
(±3 mm) yang diukur dari segala arah pemukaan..
2. Pada daerah pelapisan ukuran CACAT maksimal 1.6 mm
3. Cacat pada sudut diabaikan kecuali akibat SI (Slag Inclusion) dan IF
(Incomplate Fusion) dan Internal Discontinuties
Menurut Standar ASME IX, dapat dinyatakan bahwa:
Spesimen F
Pengujiaan yang dilakukan dengan metode Face Bend, mengalami cacat pada bagian
weld metal. Jenis cacatnya yaitu open crack dengan ukuran 1,35 X 0,25 mm,
dikatakan open crack karena pada cacat tersebut terdapat liang-liang renik (porosity/
gas). Pada pengujian spesimen F dengan menggunakan metode Face Bend ini
dinyatakan diterima karena ukuran cacat dari spesimen tersebut tidak melebihi
kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh standar ASME IX.
Spesimen R
Pengujiaan yang dilakukan dengan metode Root Bend, tidak mengalami cacat. Dan
spesimen R dinyatakan diterima, karena spesimen tidak mengalami cacat.
4.9 Kesimpulan
9
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
Uji lengkung (Bending Test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual serta untuk mengetahui kualitas dari
suatu pengelasan apakah pengelasan itu layak untuk dipakai atau tidak. Hasil dari
pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
F Diterima
R Diterima
Daftar Pustaka
10
POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103
ASME section IX, Article 1, Bending Test
M.M. Munir,[2000], Modul praktek Uji Bahan, Vol.1,Jurusan Teknik Bangunan Kapal, PPNS.
Budi Prasojo, ST, 2002, Buku Petunjuk Praktek, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, PPNS.
Lampiran
- Tabel dan gambar penentuan diameter mandrell.
- Lembar kerja uji bending
11