laporan biokimia protein

30
Laporan Biokimia Protein 1. Tujuan a. Kognnitif : Praktikan dapat memahami protein ditinjau dari segi kimia b. Afektif :Dihadapkan pada gejala-gejala percobaan protein, praktikan menjadi gizi minded c. Psikomotor : Praktikan terampil melakukan percobaan-percobaan protein 2. Dasar Teori Protein adalah sumber-sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida, berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai berjuta-juta. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan, makro molekul yang heterogen, walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan BM yang tinggi. Unsur yang ada dalam hampir semua protein adalah hidrogen, oksigen, nitrogen, dan belerang. Beberapa protein berisi unsur lain seperti besi yang terdapat dalam hemoglobin, iodium terdapat dalam thiroglobin dan fosfor terdapat dalam kasein. Molekul protein sangat besar, masa

Upload: ika-sartika-saili

Post on 25-Jun-2015

2.627 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Biokimia Protein

Laporan Biokimia Protein

1.      Tujuan

a.  Kognnitif        : Praktikan dapat memahami protein ditinjau dari segi kimia

b.  Afektif       :Dihadapkan pada gejala-gejala percobaan protein, praktikan menjadi

gizi minded

c.  Psikomotor   : Praktikan terampil melakukan percobaan-percobaan protein

2.      Dasar Teori

Protein adalah sumber-sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan

N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein adalah makromolekul

polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan

peptida, berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai berjuta-juta. Protein terdiri dari

bermacam-macam golongan, makro molekul yang heterogen, walaupun demikian

semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan BM yang tinggi.

Unsur yang ada dalam hampir semua protein adalah hidrogen, oksigen, nitrogen,

dan belerang. Beberapa protein berisi unsur lain seperti besi yang terdapat dalam

hemoglobin, iodium terdapat dalam thiroglobin dan fosfor terdapat dalam kasein.

Molekul protein sangat besar, masa molekulnya berkisar antara 10.000-25.000.

oksihemoglobin dengan rumus molekul (C783H 1166O208N203S2Fe(4 mempunyai massa

molekul kurang lebih 65.000.

Asam amino

            Penyusun protein adalah asam amino, yaitu asam organik yang mengandung

gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat

di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C-

alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali

tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.

Page 2: Laporan Biokimia Protein

Gugus R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan sifat-sifat antara

satu adam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus lainnya sama untuk

semua asam amino.

Protein secara kimia dapat dibedakan :

1.      Protein sedehana : terdiri dari polipeptida

2.      Protein kompleks : yang mengandung zat-zat tambahan seperti hem,

karbohidrat, lipid atau asam nukleat.

Struktur Protein terbagi atas 4 struktru dasar  yaitu

1.      Struktur Primer / Struktur Utama

2.      Struktur Sekunder

3.      Struktur Tersier

4.      Struktur Kwartener

Berdasarkan fungsinya protein dapat dikelompokkan menjadi :

Protein transport (hemoglobin, albumin serum)

Protein enzim (tripsin, pepsin)

Protein struktural (keratin, kolagen)

Protein pertahanan (antibodi, trombin)

Protein nutrien (kasein, ovalbumin)

Protein pengatur (insulin, hormon pertumbuhan)

Menurut daya larut protein dapat dibedakan :

Page 3: Laporan Biokimia Protein

1.      Albumin.

Albumin larut dalam air dan mengendap dalam garam berkonsentrasi tinggi

melalui proses yang disebut penggaraman atau salting aut. Contohnya : albumin

telur dan albumin serum.

2.  Globulin

      Globulin tidak larut dalam air, tidak larut dalam garam encer, juga tidak larut

dalam garam pekat dengan kejenuhan 30-50 %. Pada temperatur rendah,

pengendapan globulin dan albumin dapat dilakukan dengan hati-hati ( mengaduk

sesedikit mungkin) memakai metode salting out. Dengan cara ini protein murni

bahkan dapat dikristalkan. Contoh : globulin serum dan globulin telur.

3.  Glutelin

      Protein tidak larut dalam larutan netral,tetapi larut dalam asam dan basa encer.

Contoh : protein gandum ( glutenin) dan protein padi ( orizenin).

4.  Gliadin ( prolamin)

      Gliadin larut dalam 70 – 80 % etanol,tak larut dalam air dan etanol 100%. Contoh

: protein gandum (gliadin) dan protein jagung (zein).

5.      Histon

Sangat basa dibandingkan dengan protein lain dan cenderung berikatan dengan

nukleat di dalam sel. Contoh: Histon timus, disebut juga nukleohiston sebab

bergandengan dengan histon. Protein globin bersenyawa dengan heme ( senyawa

asam) membentuk hemoglobin.

6.      Protamin

Dibanding dengan protein lain, protamin relatif mempunyai bobot molekul

rendah. Protamin larut dalam air dan bersifat basa. Biasanya didapatkan

Page 4: Laporan Biokimia Protein

bergandengan dengan asam nukleat. Di dalam sperma ikan, disebut

nukleoprotamin contoh: salmin.

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat

ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, juga berfungsi sebagai zat

pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk

jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses

pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran. Pada masa kehamilan proteinlah yang

membentuk jaringan janin dan pertumbuhan emrio.

Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang relatif sama dengan karbohidrat

dan lemak, yaitu sama-sama terjadi dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi

bagi protein unsur-unsur ini ditambah lagi dengan unsur nitrogen dan ditemukan pula

unsur mineral (fosfor, belerang, besi). Molekul protein tersusun dari asam amino, 12

sampai 18 macam  asam amino yang saling berhubungan dalam suatu ikatan peptida.

 

6.      Pembahasan

Sumber protein dapat diperoleh dari bahan hewani maupun nabati. Salah satu

sumber protein dari bahan makanan adalah telur. Telur mengandung protein, lemak,

vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein dapat dibagi kedalam

protein putih telur dan protein kuning telur.

Salah satu sumber protein dalam bahan makanan adalah telur. Telur merupakan

sumber makanan yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan makanan ini mengandung

protein, lemak, vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein telu dapat

dibagi kedalam protein putih telur dan protein kuning telur. Disamping itu, susu juga

merupakan salah satu bahan makanan  atau larutan yang mengandung protein.

Sehingganya dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah protein dari susu

berupa kasein dan dari putih telur yaitu albumin. Untuk mendapatkan larutan protein,

maka putih telur diencerkan dengan aquadest ( H2O ) dengan perbandingan (1:10).

Page 5: Laporan Biokimia Protein

Setelah itu larutan protein ini siap diuji. Dalam penentuan uji protei diklasifikasikan

menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.

A. ANALISIS KUALITATIF ASAM AMINO

Dalam pengujian pembuktian protein pada sampel yang digunakan ada beberapa

cara atau tes yang dilakukan, diantaranya

 

a.      Tes Ninhydrin

Reaksi warna protein dengan ninhydrin menunjukkan positif bila memberikan

warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan

ninhydrin yang dituliskan di bawah ini :

R                            O                                                       O                 O

+ RCOH 

            I                                               OH

    H – C – NH2   +  2                                                                         - N = C

            I                                               OH

            CO2H                      II                                                       O                  O

                                            O                                                     

Dalam percobaan ini menambahkan 0,5 ml larutan Ninhydrin 0,1 % dalam 3 ml

larutan protein, kemudian memanaskan hingga mendidih, dan ternyata hasilnya positif

Page 6: Laporan Biokimia Protein

mengandung protein, karena dalam larutan menghasilkan larutan berwarna biru setelah

dipanaskan beberapa menit, yang sebelumnya berwarna bening.

Gugus ninhidrin :

Jawaban pertanyaan :

1.      Warna yang terbentuk sebelum dipanaskan adalah bening tapi setelah dipanaskan

berubah menjadi biru.              

2.      Gugus protein yang memberikan tes positif terhadap tes ini adalah gugus amino

b.      Tes Biuret

Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-

NH-N) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena

terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Senyawa

dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu dan tetrapeptida warna merah.

Dalam percobaanh ini, dimana 3 ml larutan protein ditambahkan 1 ml NaOH

pekat, dalam penambahan ini warna larutan menjadi bening, hal ini dikarenakan NaOH

bersifat basa, sehingga dapat bereaksi dengan larutan protein. Namun setelah ada

penambahan tembaga sulfat 0,01 M, maka larutan akan menjadi berwarna ungu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan protein tersebut mengandung protein. Seperti

yang dijelaskan diatas, dimana reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk

gugus peptida (-CO-NH-N) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya

warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan

Page 7: Laporan Biokimia Protein

peptida. Secara umum warna positif dari reaksi biuret ini membentuk senyawa kompleks

yang digambarkan dibawah ini :

I                                               I

         O=C                                              C=O

               I                                               I

               NH                                          NH

               I                                               I

           HCR                                        RCH

               I                                               I

               C=O                Cu2+                 C=O

               I                                               I

               NH                                          NH

               I                                               I

           HCR                                        RCH       

Jawaban pertanyaan :

1.      Karena jika kelebihan tembaga sulfat, maka pada saat penambahan amonia, warna

tidak akan berubah.

2.      Karena garam ini dapat merubah sifat kelarutan protein dalam air

c.       Pengendapan Dengan logam

Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan.

Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yag bermuatan

negatif. Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari

Page 8: Laporan Biokimia Protein

protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang mengendap. Endapan protein ini akan

larut kembali pada penambahan alkali (NH3, NaOH,). Untuk pengendapan dengan logam,

salah satu logam berat yang digunakan adalah HgCl2. Jika protein ditambahkan HgCl2

akan terbentuk endapan putih. Ketika larutan protein ditambahkan Pb –asetat terdapat

endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat ruang-ruang larutan berwarna bening. Ada

beberapa ion yang dapat mengendapkan protein yaitu Ag+, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+ dan Pb+,.

Jadi peranan HgCl2 adalah untuk menggendapkan protein yang terkandung dalam larutan

sampel, sehingga menghasilkan larutan yang positif.

B. ANALISIS PROTEIN SECARA KUANTITATIF

a.      Penentuan Kadar Protein Secara Biuret

Penentuan protein secara biuret didasarkan atas pengukuran serapan cahaya oleh

ikatan kompleks yang berwarna ungu. Hal ini terjadi apabila protein bereaksi dengan

tembaga dalam lingkungan alkali. Adanya penambahan alkali pada protein dapat

menyababkan terjadinya hidrolisis ikatan peptida dari polimer protein. Hidrolisis ini

menghasilkan monomer-monomer asam amino dan ada sebagian gugus asam amino yang

berubah menjadi amonia. Akibat hidrolisis itu jumlah gugus asam amino berkurang.

Sebelum melakukan percobaan ini, awalnya yang dilakukan adalah pembuatan

reagen dan larutan standar yang akan digunakan. Reagen yang akan digunakan adalah

reagen biuret dan larutan satandar protein.

-          Reagen biuret dibuat dengan cara : melarutkan 1,5 gram CuSO4. 5H2O dan 6,0

gram NaKC4O6.4H2O kedalam kira-kira 500 ml aquadest dalam labu takar ukuran

1 liter. Kemudian ditambahkan 300 ml NaOH 100 % sambil dikocok. Akhirnya

tambahkan air sampai batas garis.

-          Larutan standar protein dibuat dengan cara : melarutkan serum albumin murni

atau kasein dalam air dengan kadar 10 mg per ml. Untuk mudahnya ditambahkan

beberapa tetes NaOH 3 %

Page 9: Laporan Biokimia Protein

-          Larutan blanko : campuran 1 ml aquadest dan 4 ml reagen biuret kemudian

didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar..

Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan kadar protein dengan

menggunakan spektrometer 20.

Percobaan dilakukan dengan mencampurkan 1 ml protein + 4 ml reagen biuret kenudian

dikocok dan diamkan selama 30 menit. Sebelum mengukur dan menggunakan alat,

terlebih dahulu alat ini sudah harus di hidupkan / dipanaskan selama kurang lebih 15

menit. Setelah itu alat dikalibrasi dengan menggunakan blanko atau aquadest. Setelah itu

masukkan dalam kuvet dan baca serapannya pada 450 nm. Mengulangi cara yang sama

pada l yang bervariasi yang dimulai dari l 400 nm, 450 nm, 500 nm dan 550 nm.

Diperoleh data serapan kadar protein dengan beberapa variasi l sebagai berikut :

l T

 

400

450

500

550

 

98 T

97,2 T

92 T

89 T

b.      Pembuatan Kasein

Susu merupakan larutan yang berisi protein, laktosa mineral dan vitamintertentu

yang mengemulsi lemak dari kasein. Jika lemak dihilangkan dari susu tersebut diperoleh

susu skim sedangkan apabila kaseinnya diendapkan residu yang diperoleh disebut serum.

Kasein dapat diendapkan dengan cara mengasamkan susu sampai pH 4,7. Larutan dibuat

dengan cara mencampurkan 100 ml susu dalam air panas dipanaskan sampai 40o C + 1 ml

as asetat glacial tetes demi tetes sambil diaduk. Setelah diaduk kasein mengendap.

Selanjutnya menyaring endapan dengan menggunakan corong buchner dengan pompa

Page 10: Laporan Biokimia Protein

vakum, terbentuk endapan dan filtrat. Suspensikan endapan dengan 50 ml etanol 95 %,

kemudian dekantasi, ulangi dengan menggunakan 50 ml campuran etanol eter, diperoleh

endapan yang berbentuk tepung. Cuci endapan dengan 50 ml eter. Hisap endapan

kemudian keringkan dan pindahkan pada kaca arloji. Terbentuk kasein dalam bentuk

tepung kering.

KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh dan pembahasan diatas dapat disimpulkan :

            1.      Ternyata untuk Tes Biuret, Tes Ninhydrin dan penegndapan logam

memberikan hasil positif terhadap protein pada telur yaitu pada putih telur

(albumin) dengan adanya warna yang ditampilkan pada setiap perlakuan.

            2.      Pada penentuan kadar protein secara kuantitatif secara biuret, diperoleh data

sebagai berikut

l T

 

400

450

500

550

 

98 T

97,2 T

92 T

89 T

   Dari data diatas dapat dilihat pada panjang gelombang 400 nm, memiliki kadar

sebesar 98 T.

KEMUNGKINAN KESALAHAN

Kemungkinan kesalahan pada mereaksikan larutan

Page 11: Laporan Biokimia Protein

Kesalahan pada saat pemanasan larutan

Kesalahan pada saat pengukuran larutan

Kesalahan pada saat pengamatan warna

Daftar Pustaka 

Team Teaching. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Pendidikan Kimia

FMIPA UNG : Gorontalo

Chairil Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi : Yogyakarta.

Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press. :

Yogyakarta

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Pres : Jakarta

Diposkan oleh Musrin Salila,S.Pd. M.Si di 09.20

0 komentar:

Poskan Komentar

PROTEIN

Gugus R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan sifat-sifat antara

satu adam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus lainnya sama untuk

semua asam amino.

Protein secara kimia dapat dibedakan :

Protein sedehana : terdiri dari polipeptida

Protein kompleks : yang mengandung zat-zat tambahan seperti hem, karbohidrat,

lipid atau asam nukleat.

Struktur Protein terbagi atas 4 struktru dasar yaitu

Struktur Primer / Struktur Utama

Page 12: Laporan Biokimia Protein

Struktur Sekunder

Struktur Tersier

Struktur Kwartener

Berdasarkan fungsinya protein dapat dikelompokkan menjadi :

Protein transport (hemoglobin, albumin serum)

Protein enzim (tripsin, pepsin)

Protein struktural (keratin, kolagen)

Protein pertahanan (antibodi, trombin)

Protein nutrien (kasein, ovalbumin)

Protein pengatur (insulin, hormon pertumbuhan)

Menurut daya larut protein dapat dibedakan :

Albumin.

Albumin larut dalam air dan mengendap dalam garam berkonsentrasi tinggi

melalui proses yang disebut penggaraman atau salting aut. Contohnya : albumin

telur dan albumin serum.

2. Globulin

Globulin tidak larut dalam air, tidak larut dalam garam encer, juga tidak larut dalam

garam pekat dengan kejenuhan 30-50 %. Pada temperatur rendah, pengendapan

globulin dan albumin dapat dilakukan dengan hati-hati ( mengaduk sesedikit

mungkin) memakai metode salting out. Dengan cara ini protein murni bahkan

dapat dikristalkan. Contoh : globulin serum dan globulin telur.

3. Glutelin

Protein tidak larut dalam larutan netral,tetapi larut dalam asam dan basa encer.

Contoh : protein gandum ( glutenin) dan protein padi ( orizenin).

4. Gliadin ( prolamin)

Page 13: Laporan Biokimia Protein

Gliadin larut dalam 70 – 80 % etanol,tak larut dalam air dan etanol 100%. Contoh :

protein gandum (gliadin) dan protein jagung (zein).

Histon

Sangat basa dibandingkan dengan protein lain dan cenderung berikatan dengan

nukleat di dalam sel. Contoh: Histon timus, disebut juga nukleohiston sebab

bergandengan dengan histon. Protein globin bersenyawa dengan heme ( senyawa

asam) membentuk hemoglobin.

Protamin

Dibanding dengan protein lain, protamin relatif mempunyai bobot molekul

rendah. Protamin larut dalam air dan bersifat basa. Biasanya didapatkan

bergandengan dengan asam nukleat. Di dalam sperma ikan, disebut

nukleoprotamin contoh: salmin.

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat

ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, juga berfungsi sebagai zat

pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk

jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses

pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran. Pada masa kehamilan proteinlah yang

membentuk jaringan janin dan pertumbuhan emrio.

Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang relatif sama dengan karbohidrat

dan lemak, yaitu sama-sama terjadi dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi

bagi protein unsur-unsur ini ditambah lagi dengan unsur nitrogen dan ditemukan pula

unsur mineral (fosfor, belerang, besi). Molekul protein tersusun dari asam amino, 12

sampai 18 macam asam amino yang saling berhubungan dalam suatu ikatan peptida.

3. Alat Dan Bahan

Bahan :

Pereaksi biuret

Pereaksi ninhidrin

Alat

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Page 14: Laporan Biokimia Protein

Pipet tetes

Batang pengaduk

Gelas kimia

Spektrofotometer UV-VIS

Gelas ukur

Susu

Etanol 95%

Campuran : eter 1:1

Larutan HCl 0,1 M

Larutan protein

Larutan HgCl2

Larutan (NH4)2 SO4 jenuh

Larutan NaOH

4. Prosedur Kerja

Uji Biuret

Larutan protein 3 ml

Menambahkan 1 ml larutan NaOH 2,5 NMenambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0,01 MMengamati

Uji Ninhidrin

Larutan protein 3 ml

Menambahkan 0,5 ml larutan Ninhydrin 0,1%Memanaskan hingga mendidih

Perubahan warna

Page 15: Laporan Biokimia Protein

Mengamati

Pengendapan dengan logamLarutan protein 3 ml

Menambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 Mmengulangi dengan menggunakan Pb- asetatmengamati

d. Penentuan kadar protein secara biuret

menambahkan 4 ml reagen biuretmengocok dan diamkan selama 30 menitmembaca serapannya pada 450 nmmembuat variasi panjang gelombang

Hasil pengamatanMembuat kurva baku

Dan tetapkan kadar protein

Perubahan warna

Perubahan warna

Larutan protein 1 ml

Page 16: Laporan Biokimia Protein

catatan : untuk blanko dipakai campuram 1 ml aquadest dan 4 ml reagen biurete. Pembuatan kasein

100 ml susu dalam air panas

menambahkan tetes demi tetes asam asetat glasial sebanyak 1 ml sambil diaduk

Kasein mengendap

menyaring menggunakan corong buchner dengan pompa vakumendapan

filtrat

disuspensi dengan 50 ml etanol 95 %dekantaseulangi dengan menggunakan 50 ml campuran etanol eter

Page 17: Laporan Biokimia Protein

Hasil Pengamatan

UJI / TES PROSEDUR PENGAMATAN

Biuret 1 ml larutan NaOH + 3 ml larutan protein

Setelah ditambahkan dengan CuSO4 0,01 M

Protein berubah warna menjadi bening.

Terjadi perubahan warna menjadi warna ungu.

Ninhydrin 0,5 ml larutan ninhydrin 0,1 % + larutan protein 3 ml

Dipanaskan hingga mendidih

Terbentuk 2 lapisan : Lapisan atas ( Berwarna bening ); dan lapisan bawah juga berwarna bening

Terjadi perubahan warna awalnya berwarna merah jambu setelah didiamkan beberapa menit larutan berubah menjadi biru muda.

Pengendapan dengan logam

3 ml larutan protein + 5 tetes larutan HgCl2 0,2 M

3 ml larutan protein + 5 tetes larutan PbCOOH 0,2 M

Terbentuk endapan putih pada seluruh larutan

Terdapat endapan putih tapi dalam jumlah sedikit dan terdapat ruang-ruang yang berwarna bening pada tabung.

Penentuan Kadar Protein Secara Biuret

1 ml protein + 4 ml reagen biuret, dikocok, dan diamkan selama 30 menit. Masukkan dalam kuvet dan baca serapannya pada 450 nm.

Mengulangi cara yang sama pada yang bervariasi yang dimulai dari 400 nm, 450 nm, 500 nm dan 550 nm.

Larutan berwarna biru muda dan setelah diukur pada spektrometer 20 pada 450 nm diperoleh serapan kadar protein sebesar 97,2 T

Diperoleh nilai serapannya berturut-turut : 98 T, 97,2 T, 92 T dan 89 T.

Pembuatan Kasein 100 ml susu dalam air panas dipanaskan sampai 40o C + 1 ml as asetat glacial tetes demi tetes sambil diaduk

Menyaring endapan dengan menggunakan corong buchner dengan pompa vakum

Suspensikan endapan dengan 50 ml etanol 95 %, kemudian

Kaein mengendapTerbentuk endapan dan filtratDiperoleh endapan yang

berbentuk tepungTerbentuk kasein dalam

bentuk tepung kering.

kasein

Page 18: Laporan Biokimia Protein

dekantasi, ulangi dengan menggunakan 50 ml campuran etanol eter

Cuci endapan dengan 50 ml eter

Hisap endapan kemudian keringkan dan pindahkan pada kaca arloji

Pembahasan

Sumber protein dapat diperoleh dari bahan hewani maupun nabati. Salah satu

sumber protein dari bahan makanan adalah telur. Telur mengandung protein, lemak,

vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein dapat dibagi kedalam

protein putih telur dan protein kuning telur.

Salah satu sumber protein dalam bahan makanan adalah telur. Telur merupakan

sumber makanan yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan makanan ini mengandung

protein, lemak, vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein telu dapat

dibagi kedalam protein putih telur dan protein kuning telur. Disamping itu, susu juga

merupakan salah satu bahan makanan atau larutan yang mengandung protein.

Sehingganya dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah protein dari susu

berupa kasein dan dari putih telur yaitu albumin. Untuk mendapatkan larutan protein,

maka putih telur diencerkan dengan aquadest ( H2O ) dengan perbandingan (1:10).

Setelah itu larutan protein ini siap diuji. Dalam penentuan uji protei diklasifikasikan

menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.

A. ANALISIS KUALITATIF ASAM AMINO

Dalam pengujian pembuktian protein pada sampel yang digunakan ada beberapa

cara atau tes yang dilakukan, diantaranya

Tes Ninhydrin

Reaksi warna protein dengan ninhydrin menunjukkan positif bila memberikan

warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan

ninhydrin yang dituliskan di bawah ini :

R O O O+ RCOH

Page 19: Laporan Biokimia Protein

I OH

H – C – NH2 + 2 - N = CI OH

CO2H II O OO

Dalam percobaan ini menambahkan 0,5 ml larutan Ninhydrin 0,1 % dalam 3 ml

larutan protein, kemudian memanaskan hingga mendidih, dan ternyata hasilnya positif

mengandung protein, karena dalam larutan menghasilkan larutan berwarna biru setelah

dipanaskan beberapa menit, yang sebelumnya berwarna bening.

OII

OHOHIIO O

Gugus ninhidrin :Jawaban pertanyaan :

Warna yang terbentuk sebelum dipanaskan adalah bening tapi setelah dipanaskan

berubah menjadi biru.

Gugus protein yang memberikan tes positif terhadap tes ini adalah gugus amino

Tes Biuret

Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-

NH-N) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena

terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Senyawa

dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu dan tetrapeptida warna merah.

Dalam percobaanh ini, dimana 3 ml larutan protein ditambahkan 1 ml NaOH

pekat, dalam penambahan ini warna larutan menjadi bening, hal ini dikarenakan NaOH

bersifat basa, sehingga dapat bereaksi dengan larutan protein. Namun setelah ada

Page 20: Laporan Biokimia Protein

penambahan tembaga sulfat 0,01 M, maka larutan akan menjadi berwarna ungu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan protein tersebut mengandung protein. Seperti

yang dijelaskan diatas, dimana reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk

gugus peptida (-CO-NH-N) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya

warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan

peptida. Secara umum warna positif dari reaksi biuret ini membentuk senyawa kompleks

yang digambarkan dibawah ini :

I IO=C C=OI I

NH NHI IHCR RCHI I

C=O Cu2+ C=OI INH NHI IHCR RCH

Jawaban pertanyaan :

Karena jika kelebihan tembaga sulfat, maka pada saat penambahan amonia, warna tidak

akan berubah.

Karena garam ini dapat merubah sifat kelarutan protein dalam air

.

Pengendapan Dengan logam

Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan.

Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yag bermuatan

negatif. Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari

protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang mengendap. Endapan protein ini akan

larut kembali pada penambahan alkali (NH3, NaOH,). Untuk pengendapan dengan logam,

salah satu logam berat yang digunakan adalah HgCl2. Jika protein ditambahkan HgCl2

akan terbentuk endapan putih. Ketika larutan protein ditambahkan Pb –asetat terdapat

endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat ruang-ruang larutan berwarna bening. Ada

Page 21: Laporan Biokimia Protein

beberapa ion yang dapat mengendapkan protein yaitu Ag+, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+ dan Pb+,.

Jadi peranan HgCl2 adalah untuk menggendapkan protein yang terkandung dalam larutan

sampel, sehingga menghasilkan larutan yang positif.

B. ANALISIS PROTEIN SECARA KUANTITATIF

Penentuan Kadar Protein Secara Biuret

Penentuan protein secara biuret didasarkan atas pengukuran serapan cahaya oleh

ikatan kompleks yang berwarna ungu. Hal ini terjadi apabila protein bereaksi dengan

tembaga dalam lingkungan alkali. Adanya penambahan alkali pada protein dapat

menyababkan terjadinya hidrolisis ikatan peptida dari polimer protein. Hidrolisis ini

menghasilkan monomer-monomer asam amino dan ada sebagian gugus asam amino yang

berubah menjadi amonia. Akibat hidrolisis itu jumlah gugus asam amino berkurang.

Sebelum melakukan percobaan ini, awalnya yang dilakukan adalah pembuatan

reagen dan larutan standar yang akan digunakan. Reagen yang akan digunakan adalah

reagen biuret dan larutan satandar protein.

Reagen biuret dibuat dengan cara : melarutkan 1,5 gram CuSO4. 5H2O dan 6,0 gram

NaKC4O6.4H2O kedalam kira-kira 500 ml aquadest dalam labu takar ukuran 1

liter. Kemudian ditambahkan 300 ml NaOH 100 % sambil dikocok. Akhirnya

tambahkan air sampai batas garis.

Larutan standar protein dibuat dengan cara : melarutkan serum albumin murni atau

kasein dalam air dengan kadar 10 mg per ml. Untuk mudahnya ditambahkan

beberapa tetes NaOH 3 %

Larutan blanko : campuran 1 ml aquadest dan 4 ml reagen biuret kemudian

didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar..

Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan kadar protein dengan

menggunakan spektrometer 20.

Percobaan dilakukan dengan mencampurkan 1 ml protein + 4 ml reagen biuret kenudian

dikocok dan diamkan selama 30 menit. Sebelum mengukur dan menggunakan alat,

terlebih dahulu alat ini sudah harus di hidupkan / dipanaskan selama kurang lebih 15

menit. Setelah itu alat dikalibrasi dengan menggunakan blanko atau aquadest. Setiap

masukkan dalam kuvet dan baca serapannya pada 450 nm.

Page 22: Laporan Biokimia Protein

Mengulangi cara yang sama pada yang bervariasi yang dimulai dari 400 nm, 450 nm,

500 nm dan 550 nm

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :

Ternyata untuk Tes Biuret, Tes Ninhydrin, Tes Xanthoprotein, Tes Milon, Tes

Hopkins Cole, dan Tes Pb-asetat memberiukan hasil positif terhadap protein pada

telur yaitu pada putih telur (albumin).

Selain itu pada tes sifat-sifat protein, yaitu tes pengendapan dengan logam-logam, Tes

Helier dan Tes Koagulasi juga memberikan hasil positif terhadap protein pada

putih telur (albumin).

Kemungkinan Kesalahan

Kemungkinan kesalahan pada mereaksikan larutan

Kemungkinan kesalahan pada saat pemanasan larutan

Kemungkinan kesalahan pada saat pengukuran larutan

Kemungkinan kesalahan pada saat pengamatan warna

Daftar Pustaka

Team Teaching. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Pendidikan Kimia

FMIPA UNG : Gorontalo

Chairil Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi : Yogyakarta.

Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press. :

Yogyakarta

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Pres : Jakarta