laporan biota perairan teknik sampling

Upload: linda-novitas

Post on 09-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan merupakan habitat dari berbagi jenis biota. Biota merupakan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Salah satu biota yang dapat ditemukan di perairan adalah plankton dan makrofauna bentik. Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga 
selalu terbawa hanyut oleh arus (Sidabutar, 2008). Menurut Nybakkken (1988) dan English et al. (1994), makrofauna merupakan sejumlah organisme yang ukuran tubuhnya lebih besar dari 0.5 mm. Sedangkan bentik sendiri berkenaan dengan bentos, yaitu organisme perairan yang hidupnya terdapat pada substrat dasar dari suatu perairan, baik yang bersifat sesil (melekat) maupun yang bersifat vigil (bergerak bebas). Sehingga dapat didefinisikan kembali bahwa makrofauna bentik merupakan organisme (hewan) yang hidup pada substrat suatu perairan yang memiliki ukuran tubuh lebih dari 0.5 mm.

TRANSCRIPT

BIODIVERSITAS BIOTA PERAIRAN DI PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PPLH) SELOLIMAN TRAWAS, MOJOKERTOLinda Novita S (08141453005); Dewi Shinta (08142413005);Vita Karlinda (081424153007); Bagus Karim S (081424153009)

Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo, Kampus C, Surabaya, Jawa TimurABSTRAK

Biota merupakan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Salah satu biota yang dapat ditemukan di perairan adalah plankton dan makrofauna bentik. Hasil pengamatan plankton pada sungai 1 terdiri dari 43 individu (7 taksa), sedangkan pada sungai 2 terdiri 23 individu (9 taksa). Sedangkan pengamatan makrofauna bentik di periaran yang terdapat di PPLH Seloliman dengan menggunakna kick net didapatakan 8 individu, yang terdiri dari Brotia testudinaria (6 individu), Cacing tanah (1 individu), dan udang air tawar (1 individu). Sedangkan pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan surber net di dapatkan 34 individu yang terdiri dari Paratelphusa sp (9 individu), larva Argia rambur (2 individu), Brolia testudinaria (20 individu), udang air tawar (3 individu) dan Hirudinoidea (1 individu).

Kata Kunci : Plankton, Makrofauna bentik, PPLH SelolimanPENDAHULUAN

Ekosistem air terdiri dari perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off-shore water) dan perairan laut (sea water). Inland water secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan lentik (letik water) yang berarti perairan tenang contohnya danau rawa, waduk, telaga dan sebagainya dan perairan lotik (lotik water) yang berarti perairan yang berarus deras misalnya, kali, kanal, parit dan sebagainya (Nugroho, 2006). Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan merupakan habitat dari berbagi jenis biota. Biota merupakan keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Salah satu biota yang dapat ditemukan di perairan adalah plankton dan makrofauna bentik. Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus (Sidabutar, 2008). Sedangkan menurut Nybakken (1997), plankton adalah organisme akuatik pada kolom perairan dengan kekuatan lokomosi yang lemah sehingga pergerakannya tergantung pada pergerakan arus air (Nybakken, 1997).

Menurut Nybakkken (1988) dan English et al. (1994), makrofauna merupakan sejumlah organisme yang ukuran tubuhnya lebih besar dari 0.5 mm. Sedangkan bentik sendiri berkenaan dengan bentos, yaitu organisme perairan yang hidupnya terdapat pada substrat dasar dari suatu perairan, baik yang bersifat sesil (melekat) maupun yang bersifat vigil (bergerak bebas). Sehingga dapat didefinisikan kembali bahwa makrofauna bentik merupakan organisme (hewan) yang hidup pada substrat suatu perairan yang memiliki ukuran tubuh lebih dari 0.5 mm.

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) yang begerak di bidang lingkungan hidup berlokasi di lereng sebelah barat Gunung Penanggungan tepatnya di perbukitan sejuk desa Seloliman, kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto - Jawa Timur. (Widaarti dkk, 2010). Saluran irigasi, air yang masih alami, dan kontur tanah yang subur. Hal ini sangat mendukung dalam penelitian dan pengembangan biologi maupun llingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan sampling di periaran yang terdapat di PPLH Seloliman mengenai komponen biotik yang terdapat pada perairan tersebut khususnya mengenai plankton dan makrofauna bentik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kepadatan dan keanekaragaman plankton dan makrofauna bentik yang terdapat di PPLH Seloliman. Sehingga dapat menjadi salah satu informasi dalam pengembangan wilayah tersebut.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 06 Juni 2015. di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman Trawas, Mojokerto. Sampel diambil pada dua stasiun.Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plankton net, sprayer, water sampler (ember) thermometer merkuri, kertas pH, botol sample, plastic klip, kertas label, alat tulis dan Current meter. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alkohol dan formalin.Metode Pengambilan Parameter Lingkungana. Kecepatan arus: parameter kecepatan arus ditentukan dengan menggunakan Current meter.b. Suhu : parameter suhu ditera menggunakan thermometer merkuri yang memiliki tingkat ketelitian hingga 0,5 C

c. pH : tingkat keasaman (pH) substrat diukur dengan menggunakan alat soil PH tester atau dengan kertas pH universal indicator.Metode Pengambilan Sampel Plankton

Pengambilan sampel menggunakan plankton net model KITAHARA yang dimodifikasi. Net ini berbentuk kerucut dengan panjang 1.0 m, diameter bukaan mulut 0.30 m dan mesh size 0.08 mm (80 m). Sampel plankton diambil dengan water sampler (ember) sebanyak 100 L dan dituang kedalam net untuk menyaring Plankton. Setelah proses penyaringan selesai, bagian luar plankton net disemprot dengan air yang diambil dari lokasi sampling. Selanjutnya sampel yang terkumpul dalam bucket dipindah kedalam botol koleksi dan diawetkan dengan mengunakan alkohol. Sample plankton yang didapatkan kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop. Metode Pengambilan Sampel Makrofauna BentikPengambilan sampel makrofauna bentik dilakukan dengan menggunakan surber net dan kick net. Surber net diletakkan dengan mulut jala melawan arah arus aliran air. Batuan dan substrat yang berada di depan mulut surber net diaduk dengan menggunakan tangan sehingga serasah dan makrofauna bentik akan ikut hanyut terbawa masuk ke dalam surber net. Sedangkan pengambilan sampel makrofauna bentik dengan menggunakan kick net dilakukan dengan cara memasang surber di sungai secara berlawanan arah dari arus sungai sejauh 10 meter, dengan menendang atau menggosok-gosok bagian depan dari surber yang telah dipasang. Semua sample makrofauna bentik yang didapatkan dipisahkan dari seresah kemudian dimasukan dalam botol sample dan diawetkan dengan menggunakan formalin. Kemudian sampel diamati dan diidentifikasi di laboratorium. HASIL DAN DISKUSI

Pengambilan plankton dilakukan pada 2 stasiun pengamatan, yaitu sungai 1 dan sungai 2. Hasil pengamatan pada sungai 1 terdiri dari 43 individu (7 taksa), sedangkan pada sungai 2 terdiri 23 individu (9 taksa). Hasil pengamatan plankton pada penelitian ini tercantum pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Hasil pengamatan Plankton Sungai 1

NoSpesiesNi

1Melosira sp6

2Euglena sp.11

3Synedra sp2

4Spirulina3

5Ulotrix sp10

6Merismopeda sp20

7Closterium sp.21

Jumlah43

Tabel 2. Hasil pengamatan Plankton Sungai 2

NoSpesiesNi

1Synedra sp3

2Euglena sp.11

3Euglena sp.22

4Meridion sp4

5Navicula sp2

6Closterium sp.14

7Closterium sp.23

8Spirulina sp1

9Chlorela1

Jumlah21

Pengambilan sampel fitoplankton terutama untuk fitoplankton yang berupa mikroplankton yang berukuran 20 200 m. Dalam kelompok ini yang paling utama dijumpai adalah dinoflagellata dan diatom, namun beberapa jenis zooplankton kecil dan larvanya juga dapat tergolong kelompok mikroplankton ini. Untuk mendapatkan sampel fitoplankton digunakan jaring plankton (plankton net) dengan ukuran mata jaring (mesh size) antara 20 80 m. Semakin kecil ukuran mata jaring tentu akan semakin kecil ukuran plankton yang tersaring, namun demikian net juga akan semakin mudah tersumbat. Oleh karena itu ukuran mata jaring dibatasi hingga 20 m saja, sehingga bila ingin mendapatkan plankton yang lebih kecil (nanoplankton) harus menggunakan filter membran (membrane filter) yang memiliki ukuran pori yang kecil, misalnya 0.45 m.

Hasil pengamatan makrofauna bentik di periaran yang terdapat di PPLH Seloliman dengan menggunakna kick net didapatakan 8 individu, yang terdiri dari Brotia testudinaria (6 individu), Cacing tanah (1 individu), dan udang air tawar (1 individu). Sedangkan pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan surber net di dapatkan 34 individu yang terdiri dari Paratelphusa sp (9 individu), larva Argia rambur (2 individu), Brolia testudinaria (20 individu), udang air tawar (3 individu) dan Hirudinoidea (1 individu). Hasil pengamtan ini terdapat pada tabel 3.Tabel 3. Hasil Pengamatan Makrofauna Bentik

Lokasi 1 : di bawah PPLH , Pengambilan Sampel Bentos Stasiun 1 Menggunakan Kick Net

NoSpesiesFotoJumlah Individu

1Brotia testudinaria

6

2Cacing Tanah

1

3Udang Air Tawar

1

Lokasi 1 : di bawah PPLH Pengambilan Sampel Bentos Stasiun 2 Menggunakan Surber Net

NoSpesiesFotoJumlah Individu

1Paratelphusa sp9

2Argia rambur

2

3Brolia testudinaria

20

4Udang Air Tawar

3

5Hirudinoidea

1

Keberadaan biota dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar, oleh karena dilakukan pengukuran beberapa parameter fisik dan kimia, meliputi suhu, arus, dan pH. Hasil pengamatan parameter lingkungan di periaran yang terdapat di PPLH Seloliman terdapat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil pengukuran parameter lingkungan

Stasiun 1

NoParameterNilai

1Suhu23

2Kecepatan Arus435/60 detik

3pH7

Stasiun 2

NoParameterNilai

1Suhu25

2Kecepatan Arus156/60 detik

3pH6

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan plankton pada sungai 1 terdiri dari 43 individu (7 taksa), sedangkan pada sungai 2 terdiri 23 individu (9 taksa). Sedangkan pengamatan makrofauna bentik di periaran yang terdapat di PPLH Seloliman dengan menggunakna kick net didapatakan 8 individu, yang terdiri dari Brotia testudinaria (6 individu), Cacing tanah (1 individu), dan udang air tawar (1 individu). Sedangkan pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan surber net di dapatkan 34 individu yang terdiri dari Paratelphusa sp (9 individu), larva Argia rambur (2 individu), Brolia testudinaria (20 individu), udang air tawar (3 individu) dan Hirudinoidea (1 individu).

DAFTAR PUSTAKAEnglish, S., C. Wilkinson and V. Baker (ed.). 1994. Survei Manual for Tropical Marine Research. Townsville: ASEAN-Australia Marine Science Project. Australian Institute of Marine Science.

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti Jakarta.Nybakken, J.W. 1997. Marine Biology: An Ecological Approach, Fourth Edition. Addison-Wesley Educational Publishers Inc.

Sidabutar, T. 2008. Survei Plankton. Makalah Pelatihan Pelayaran Kebangsaan bagi Ilmuwan Muda. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas dan P2O LIPI.

Widarti, Enik S., Sarwono., dan Ridho, Hantoro. 2010. Studi Eksperimental Karakteristik Briket Organik dengan Bahan Baku dari PPLH Seloliman. Diakses dari http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12999-Paper.pdf [2 Juli 2015]