laporan botany criptogamae.doc

41
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah BOTANI CRYPTOGAMAE Drs. R. Ading Pramadi, MS Hadiansyah. S.Pd Oleh : Aida Anriani (1132060004) Anisa Solehah (1132060008) Intan Permata Sari (1132060035) Isti Nadiya (1132060037) Khossol Jawad (1132060039) Kiki Zakiah Khairany (1132060040) PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Upload: kiki-zakiah-khairany

Post on 09-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Botany Criptogamae.doc

LAPORAN OBSERVASI

LAPANGANDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah

BOTANI CRYPTOGAMAE

Drs. R. Ading Pramadi, MS

Hadiansyah. S.Pd

Oleh :

Aida Anriani (1132060004)

Anisa Solehah (1132060008)

Intan Permata Sari (1132060035)

Isti Nadiya (1132060037)

Khossol Jawad (1132060039)

Kiki Zakiah Khairany (1132060040)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2014

Page 2: Laporan Botany Criptogamae.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik

flora maupun fauna. Salah satu macam dari flora yaitu tumbuhan tingkat rendah,

yang mana tumbuhan ini masih berbentuk talus artinya tidak dapat dibedakan

antara akar,batang, dan daun, contoh dari tumbuhan ini yaitu algae atau yang biasa

disebut ganggang.

Algaee atau gangang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air

tawar maupun air laut, yang masih bisa terkena cahaya matahari. Algae atau

ganggang butuh cahaya matahari agar dapat melakukan fotosistesis, karena

ganggang memiliki klorofil yang menjadikan mereka bersifat autotrof atau dapat

menghasilkan makanan sendiri sebagaimana tumbuhan hijau yang termasuk

dalam tumbuhan tingkat tinggi. Algae sendiri memiliki beberapa pembagian lagi

berdasarkan pigmen yang dikandungnya.

Sehingga diadakan kuliah lapangan yang dapat menjadikan mahasiswa

dapat mengetahui habitat sesungguhnya dari tumbuhan algae secara langsung,

selain itu juga dapat mengetahui spesies apa saja yang dapat ditemukan di daerah

tersebut.

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ke Pantai Karapyak, Pangandaran

yang dilakukan oleh Mahasiswaa Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri

Sunan Gunung Djati Bandung adalah untuk mengaplikasikan teori yang

didapatkan di kelas, yaitu mempelajari morfologi dan klasifikasi dari masing-

masing spesies algae, mengidentifikasikan macam-macam algae atau ganggang,

mengelompokkan serta mengklasifikasikan algae atau ganggang yang ditemukan,

mendefinisikan habitat dari masing-masing algae atau ganggang. Diharapkan dari

kegiatan ini mahasiswa dapat mengetahui kondisi sumber daya pantai yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber daya pantai yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber

referensi pembelajaran biologi, khususnya dalam pendidikan lingkungan.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 3: Laporan Botany Criptogamae.doc

C. Waktu dan Tempat Kegiatan

Hari : Sabtu – Minggu

Tanggal : 16-17 Nopember 2014

Tempat : Pantai Karapyak, Pangandaran

D. Peserta dan Pembimbing

Adapun peserta yang mengikuti kegiatan Kuliah Lapangan Pendidikan

Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebanyak 92 orang dengan rincian

sebagai berikut:

1. Pembimbing Kegiatan : 1. Hadiansyah, S. Pd

2. Aang Mahyani, M. Ag

3. Sumiyati Sa’adah, M. Si

4. Tri Wahyu Agustina, S. P, M. Pd

2. Asisten Pembimbing Kegiatan : 4 orang Mahasiswi Pendidikan Biologi

Semester 5 dan 1 orang Mahasiswi

Semester 7 Pendidikan Biologi UIN Sunan

Gunung Djati Bandung

3. Peserta Kegiatan : 84 orang Mahasiswa-mahasiswi Semester 3

Pendidikan Biologi UIN Sunan

Gunung Djati Bandung

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 4: Laporan Botany Criptogamae.doc

BAB II

LATAR BELAKANG

1. Definisi Algae

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak

memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap

tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan

sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.

Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak

dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan

yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.

Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak

lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-

pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian

alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.

Alga merupakan organisme berkloroplas yang dapat mneghasilkan

oksigen melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa

micrometer sarnpai beberapa meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan

dijumpai hampir disegala macam lingkungan yang terkena sinar matahari (Pelczar

dan Chan, 1986).

Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia Thallopyta

(tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas.

Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak

dengan bentuk serupa benang atau lembaran.

Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :

-fikosianin: warna biru

-klorofil: warna hijau

-fikosantin: warna perang/ coklat

-fikoeritrin: warna merah

-karoten: warna keemasan

-xantofil : warna kuning

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 5: Laporan Botany Criptogamae.doc

Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri).Hampir

semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan

tempat-tempat yang lembab.

Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar

atnu air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai

sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunakan

senyawa organik sebagai sumber karbon, jadi berubah dan metabolisme

fotosintesis menjad I metabolisme pernafasan dan perubahan mi bergantung pada

keberadaan matahari (Stanier et al, 1976).

Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan

cadangan didalam selnya. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat

menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi (Pelezar dan Chan, I 986)

Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (klad) yang lebih

berdekatan dengan semua tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae).

Alga merah merupakan kelompok tersendiri (Rhodophycophyta atau

Rhodophyceae); demikian juga alga pirang (Phaeophycophyta atau

Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).

Alga prokariotik

Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan

Cyanobacteria ("bakteri biru-hijau", dulu disebut Cyanophyceae, "alga biru-

hijau") Dengan demikian, sebutan "alga" menjadi tidak valid. Cyanobacteria

memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, namun mampu melakukan

fotosintesis langsung karena memiliki klorofil.

Sebelumnya, alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan Monera . Akan

tetapi dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih banyak memiliki

karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri benar

(Eubacteria). Sebagai tambahan, beberapa kelompok organisme yang sebelumnya

dimasukkan sebagai bakteri, sekarang malah dipisahkan menjadi kerajaan

tersendiri, Archaea.

Alga eukariotik

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 6: Laporan Botany Criptogamae.doc

Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu

berfotosintesis, entah dengan klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang

membantu dalam asimilasi energi.

Dalam taksonomi paling modern, alga-alga eukariotik meliputi filum/divisio

berikut ini. Perlu disadari bahwa pengelompokan semua alga eukariotik sebagai

Protista dianggap tidak valid lagi karena sebagian alga (misalnya alga hijau dan

alga merah) lebih dekat kekerabatannya dengan tumbuhan daripada eukariota

bersel satu lainnya.

a. Habitat Algae

Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun

daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di

perairan. Algae laut mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus

unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang

kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan. Beberapa algae laut

bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut,

misalnya spon, koral, cacing laut. Algae terestrial dapat hidup di permukaan

tanah, batang kayu, dan lain-lain.

Algae darat dapat bersimbiosis dengan jamur dan membentuk lumut kerak

(Lichenes). Pada lichenes algae bertindak sebagai fikobion, sedangkan jamur

sebagai mikobion. Algae yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota dari

Chlorophyta, Xanthophyta, dan algae hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk

bakteri. Fikobion memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesa, sehingga

dihasilkan bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikobion. Mikobion

memberikan perlindungan dan berfungsi untuk menyerap mineral bagi fikobion.

Pada beberapa kasus mikobion dapat menghasilkan faktor tumbuh yang dapat

dimanfaatkan oleh fikobion. Lichenes sangat lambat pertumbuhannya, tetapi dapat

hidup pada tempat ekstrem yang tidak bisa digunakan untuk tempat tumbuh jasad

hidup lain. Sebagai contoh Lichenes dapat tumbuh pada batuan dengan keadaan

yang sangat kering, panas dan miskin unsur hara atau bahan organik. Lichenes

menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan mineral batuan.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 7: Laporan Botany Criptogamae.doc

Kandungan beberapa pigmen fotosintetik pada algae memberikan warna yang

spesifik. Beberapa divisi algae dinamakan berdasarkan warna tersebut, misalnya

algae hijau, algae merah dan algae coklat.

b. Perkembangbiakan Algae

Perkembangbiakan secara aseksual pada algae seperti pada jasad

eukariotik lain, yaitu dengan terbentuknya dua jenis sel khusus yang disebut

gamet yang bersifat haploid. Dua sel gamet tersebut melebur dan menghasilkan

zygot yang bersifat diploid. Zygot mempunyai dua turunan masing-masing

kromosom (2n). Gamet hanya mempunyai satu turunan kromosom (1 n). Proses

reduksi jumlah kromosom ini disebut meiosis. Meiosis terjadi dalam masa-masa

yang berbeda pada berbagai siklus hidup algae. Beberapa jenis algae selama siklus

hidupnya terutama berada pada fase diploid, tetapi algae lain mempunyai fase

zygot sampai meiosis yang sangat singkat sehingga dalam siklus hidupnya

terutama berada pada fase haploid. Algae yang berukuran besar (makroskopik)

ada yang mempunyai 2 macam struktur reproduktif yang berbeda, yaitu gametofit

(haploid) dan sporofit (diploid). Sebagai contoh adalah pada Ulva yang termasuk

algae hijau.perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui proses yang disebut

mitosis. Kebanyakan algae bersel tunggal berkembang biak dengan membelah diri

seperti pada bakteri (prokariot). Perbedaannya, pada pembelahan sel prokariot

terjadi replikasi DNA dan masing-masing sel hasil pembelahan mempunyai

setengah DNA awal dan setengah DNA hasil replikasi. Pada algae eukariot,

terjadi penggandaan kromosom dengan proses yang lebih kompleks yang disebut

mitosis. Masing-masing sel hasil pembelahan mempunyai kromosom turunannya.

Algae lain, khususnya yang multiseluler, berkembang biak dengan

berbagai cara. Beberapa jenis algae dapat mengadakan fragmentasi, yaitu

pemotongan bagian filamen yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru.

Algae lainnya mampu berkembang biak dengan menghasilkan spora. Spora algae

mempunyai struktur yang berbeda dengan endospora pada bakteri. Spora ada yang

dapat bergerak aktif, yang disebut zoospora, dan ada yang tidak dapat bergerak

aktif.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 8: Laporan Botany Criptogamae.doc

2. Jenis-jenis Alga

Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air

tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab

atau basah.

Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi

sernua selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastida dan dalam plastidanya

terdapat zat-zat warna derivat klorofil yaitu klorofil a, b atau kedua-duanya. Selain

derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang

lebih menonjol dan menyebabkan kelompok-kelompok ganggang tertentu diberi

nama menurut warna tadi.

Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin (berwama biru), fikosantin

(berwarna pirang), fikoeritrin (he merah). Disamping itu juga diternukan zat-zat

warna santofil dan karoten. Alga dibedakan dalam 5 kelas yaitu:

1. Cyanophyceae (Alga hijau-biru)

2. Chlorophyceae ( Alga hijau)

3. Chrysophyceae ( Alga keemasan)

4. Phaeophyceae ( Alga coklat)

5. Rhodophyceae (Alga merah)

Ganggang terbagi menjadi beberapa kelas :

1) CYANOPHYCEAE (ALGA BIRU)

Ciri –ciri :

a. Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni.

b. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari

fikosianin dan fikoeritrin.

c. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose, kadang-

kadang berlendir.

d. Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik)

Reproduksi :

a. Pembelahan sel

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 9: Laporan Botany Criptogamae.doc

Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel –

sel tunggal, pada beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling

terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel

yang disebut trikom. Tempat – tempat tertentu dari filamen baru setelah

mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat mengikat

nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang pucat,

kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya) dan

memiliki dinding yang transparan. Heterokist terbentuk oleh penebalan dinding

sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga

menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan

penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks.

b. Fragmentasi

Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang

kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada

Oscillatoria. Pada filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati

itu membagi filament menjadi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian

disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding

yang berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi

potongan bikonkaf yang terpisah atau necridia. Susunan hormogonium mungkin

meliputi kerusakan transeluler.

c. Spora

Pada keadaan yang kurang menguntungkan Cyanobacteria akan

membentuk spora yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal

karena penimbunan zat makanan.

Penyebaran

Alga hijau – biru tersebar luas dalam lingkungan perairan. Beberapa

species ada yang hidup didarat, bentuk aquatiq lebih banyak terdapat di air tawar

hanya sedikit terdapat di air laut. Salah satu contoh yang terkenal hidup diair laut

yaitu Trichodesmiumerytheruem. Bentuk plantonik merupakan yang khas dalam

habitat ini. Pada waktu – waktu tertentu didaerah tropic biasanya pada musim

panas terjadi peningkatan kepadatan populasi alga secara mendadak. Percepatan

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 10: Laporan Botany Criptogamae.doc

kepadatan populasi plankton alga hijau – biru dan mikroorganisme lain pada

danau, kolam dan sumber air tawar lainnya ini disebut “Water bloom”.

Thallus

Alga hijau – biru merupakan tumbuhan fotosintetik paling sederhana

diantara tumbuhan yang hidup sekarang

Bentuk uniseluler, thallus yang beruipa species uniselluler biasanya

berbentuk spherik atau oval ( contoh : Chroococus, Gleocapsa,

Synechococcus, dan Anacystic )

Bentuk koloni, pada sebagian besar alga hijau – biru, sel serelah membelah

tetap melekat dengan dindingnya atau terikat padamateri pelatin untuk

membentuk organiusasi yang loinggar yang disebut koloni. Bentuk koloni

dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Koloni non filament, bentuk bermacam – macam dapat berupa kubus

sperik atau tidak beraturan tergantung pada dasar tumbuhnya dan pola

pembelahannya.

b. Koloni filament, merupakan hasil pengulangan pembelahan sel pada

satu sisi yang langsung membentuk rantai tunggal yang disebut trikom.

Pigmen Sel

Terdiri dari klorofil a dan sejumlah pigmen lain seperti fikobilin ( terdiri

dari C-fikosianin dan C-fikoeritrin dua pigmen khas pada Cyanophyta tidak

ditemukan pada kelompok alga lain ), B-karotin dan Santifil. Jenis pigmen yang

dimiliki oleh Cyanophyta paling banyak dibandingkan dengan organism

fotosintetik lainnya, karena itu juga Cyanophyta merupakan nkelompok organism

fotosintetiki yang paling efisien dalam melakukan fotosintetik.

Difrensiasi Sel

Alga hijau – biru, pada umumnya menunjukan berbagai diferensiasi sel

yang masih sederhana. Trikom dari beberapa genus bentuk filament menunjukan

difrensiasi dari sel vegetative menjadi heterokista maupun akinet yang

mempunyai struktur dan sifat biokimia khusus. Heterokista berbeda dari sel

vegetative dan berada diantara panjang dari trikom sebagai spasi antara yang

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 11: Laporan Botany Criptogamae.doc

khas.keberadaan heterokista merupakan gambaran yang khas pada Cyanophyceae,

sel lebih besar dan terlihat jernih dibandingkan sel yang lain dalam trikom.

Fungsi Heterokista :

1. Struktur reproduksi tambahan.

2. Tempat penyimpanan cadangan makanan atau substansi enzim.

3. Menghasilkan substansi yang merangsang pertumbuhan dan pembelahan

sel vegetative.

4. Mengendalikan pembentukan spora.

5. Tempat fiksasi Nitrogen.

6. Titik dari pecah / lepasnya filament.

Pembentukan Spora

a. Akinet , merupak sel khusus yang umum ditemukan pada beberapa jenis

algae yang memiliki heterokista, ukurannya lebih besar dibanndingkan sel

vegetative. Seperti halnya sel spora mengandung protoplasma dan ditutupi

oleh dinding sel asal dari induknya dan lapisan antara yang

melingkupinya. Akinet merupakan sel istirahat dan merupakan modifikasi

yang maju satu sel istirahat.sebagai contoh akinet dari nostoc dan

Cylindrospermium tahan panas pada temperature yang lebih tinggi dari

pada sel vegetative.

b. Endospora, merupakan spora kecil yang dibentuk secara endogen pada sel

vegetative yang uniseluler atau bentuk bantalan pada Chamaesiphonales

yang tidak membentuk hormogonia. Saat pembentukan endospora sel

vegetative ukurannya bertambah, protoplasma terpisah secara dua – dua

berturut – turut. Sejumlah besar protoplas anakan satu inti dibentuk, tiap

protoplas anakan mensekresi dinding yang mengelilinginya sehingga

terbentuk endospora.

c. Pada Chamaesiphon dinding sel pecah pada ujung distal dari sel

vegetative. Spora sedikit demi sedikit keluar pada ujung yang membuka

dari protoplasma yang menonjol keluar. Spora demikian disebut

eksospora. Tiap eksospora dekelilingi oleh membrane tipis.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 12: Laporan Botany Criptogamae.doc

d. Nannokista, pada beberapa Cyanophyta yang tidak berbentuk filament

seperti pada Mycrocystis kandungan sel terbagi secara cepat tanpa

membesarnya sel. Membelah berturut – turut diikuti tertutupnya /

terpisahnya satu dengan yang lain. Sejumlah sel anakan dihasilkan pada

tiap sel induk. Nannokista merupakan protoplas biasa. Berbeda dengan sel

vegetative terutama ukurannya yang sangat kecil. Nannokista masak itu

kemudian menjadi koloni baru.

Perkembangan secara vegetative ; dengan pembelahan sel, fregmentasi dan

pembentukan hormogonia. Reproduksi seksual; perkembangbiakan secara seksual

belum pernah ditemukan. Namun fenomena para seksual yaitu genetic

rekombinan telah ditemukan pada beberapa alga hijau – biru seperti yang telah

diselidiki pada Anacystic, Anabaena nidulans, Cylindrospermum majus.

2) CHLOROPHYTA (ALGA HIJAU)

Alga hijau adalah kelompok alga berdasarkan zat warna atau

pigmentasinya. Dalam taksonomi, semula semua alga yang tampak berwarna hijau

dimasukkan sebagai salah satu kelas dalam filum/divisio Thallophyta, yaitu

Chlorophyceae. Pengelompokan ini sekarang dianggap tidak valid karena ia tidak

monofiletik, setelah diketahui bahwa tumbuhan merupakan perkembangan

lanjutan dari anggota masa lalunya. Sebagai konsekuensi, alga hijau sekarang

terdiri dari dua filum: Chlorophyta dan Charophyta, yang masing-masing

monofiletik.

Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel

banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau

yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang

menetap.

Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh membran inti).

Pigmenklorofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga alga ini berwarna hijau,

pigmen lain yang dimiliki adalah karotena dan xantofil. Komposisi ini juga

dimiliki oleh sel-sel tumbuhan modern.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 13: Laporan Botany Criptogamae.doc

Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya

bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di

dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk

pembentukan tepung.

Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan

hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas

batang pohon, dan di laut. Beberapa genus dari alga hijau mempunyai alat gerak

berupa flagel dan bintik mata (stigma) Divisi Chlorophyta terdiri dari sejumlah

besar species algae, Prescott dalam vasishta (2000) memasukan sekitar 20.000

species dalam divisi ini. Chlophyta terdiri dari 1 classis tunggal Chlorophyceae.

Sel berupa thalus eukariotik, berwarna hijau kerna terdapat pigmen hijau kholofil

yang terdapat dalam plastid yang disebut kloroplas. Dalam kloroplas ini tertanam

pirenoid yang mempunyai hubungan erat dengan pembentukan tepung, sitoplasma

mengandung vakuola, beberapa mempunyai vakuola kontraktil. Sel motil dari

bentuk yang primitip memiliki stigma / bintik mata.

Penyebaran

Sebagian besar anggota Chlorophyta hidup aquatic, beberapa subaerial.

Bentuk subaerial umumnya ditemukan pada lingkup lembab, biasanya terdapat

sebagai flora tanah dan juga terdapat pada batu basah, cadas dan kayu basah.

Beberapa jenis ada yang epifit pada algae yang lebih besar. Bentuk aquatic

sebagai besar ( sekitar 90% ) hidup diair tawar melekat sebagai bentos ataupun

planktonik.

Struktur Thallus

Mempunyai dinding sel yang merupakan materi non hidup dari sel.

Dinding mengelilingi sejumlah kecil massa protoplasma. Dinding sel terdiri dari 2

lapis bagian dalam dengan penyusun utama selulosa, kecuali pada ordo

Siphonales penyusunnya adalah kalosa dan pectin bukan selulosa. Dinding luar

dibentuk oleh pektosa, pada Spirogyra dinding luar dari pektosa diganti dengan

pectin. Kandungan dari senyawa besi terdapat pada dinding sel beberapa desmid.

Pigmen

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 14: Laporan Botany Criptogamae.doc

Dalam kloroplas terdapat 1 tau lebih plastid yang bmengandung pigmen.

Pigmen yang terdapat pada Chlophyta dan Charophyta disebut kloroplas, pada

divisi algae yang lain selain Euglenophyta disebut kromatophora. Pastida yang

mengandung baik klorofil a maupun klorofil b disebut kloroplas. Sedang plastid

yang hanya mengandung klorofil a saja dengan karetenoid dikenal sebagai

kromathopora. Kloroplas terdiri dari 4 pigmen yaitu 2 pigmen hijau dan 2 pigmen

kuning ( pigmen hijau klorofil a dan b ; pigmen kuningnya karitin dan santofil ).

Reproduksi

Pada laga hijau dapat dilakukan baik secara vegetative, aseksual maupun

seksual.

a. Reproduksi vegetative, perbanyakan species dengan hanya menggunakan

sel vegetative, diantaranya dengan pembelahan sel, fragmentasi dan

pembentukan akinet.

b. Reproduksi aseksual, merupsksn perbanyakan species dengan

pembentukan struktur sel reproduksi yang sangat terspesialisasi yang

disebut spora aseksual. Reproduksi dengan menggunakan spora aseksual

merupakan cara yang sangat umum untuk perbanyakan species pada

kondisi normal, prosesnya disebut sporulasi.

c. Reproduksi aseksual, merupakan penyatuan dari 2 sel reproduksi khusus

yang disebut gamer. Gamet jika sendirian tidak dapat berkembang normal

menjadi individu baru, tapi harus melalui proses seksual yang

menyebabkan penggabungan gamet. Penggabungan ini dimulai dengan

penyatuansitoplasma yang disebut plasmogami.

3) PHAEOPHYTA (ALGA COKLAT)

Ganggang coklat adalah salah satu algae yang tersusun atas zat warna atau

pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena

mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi.

Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun),

terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai

makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 15: Laporan Botany Criptogamae.doc

makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan

bersifat autotrof.

Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen,

lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh

meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif

mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil

serta xantofil.

Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang,

seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil

misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding

sel mengandung selulose dan asam alginat.

Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan

mengandung khlorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid.

Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan

koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar,

air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah

Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara

struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea;

alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan,

jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik

Habitat

Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan

sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat

(semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat

mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai

epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit.

Pigmen

Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil

a, klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin,

flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat pada

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 16: Laporan Botany Criptogamae.doc

chrysophyta. Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3

golongan, yaitu:

a) Golongan Isogeneratae

Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran

keturuan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran

yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.

Contoh: Ectocarpus

b) Golongan Heterogenerate

Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki

pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda

secara morfologi maupun sitologinya.

Contoh: Laminaria

c) Golongan Cyelosporae

Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki

pergiliran keturunan.

Contoh: Fucus

Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas

phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak

(multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel

mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena

adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa

laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian

besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan

fuoidin.

Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual.

Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau

aplanospora yang tidak berdinding.

Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama panjang, terletak

dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamanakan

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 17: Laporan Botany Criptogamae.doc

sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam sporangia yang

multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler.

Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet.

Pembuahan pada alga coklat Sebelum terjadi pembuahan, layak

anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur.

Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu satu jam

kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera membentuk

dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk tonjolan

yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel telur

merupaan faktor perangsang bagi terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan

makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan

embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung

dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi

terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.

Dalam daur hidupnya semua phacophyceae keculai bangsa fucales

menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang

masing-masing hidup sebagai individu yang bebas pergantian keturunan tersebut

bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian besar dari phaeophyceae

pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara

pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya di bagian basal dari

filamea yang terdapat pada ujung thallas. Sel-sel tersebut aktif membelah.

Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di

daerah yang beriklim dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang

dan lainnya dan beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.

3. Manfaat Alga

Banyak sekali manfaat yang dapat peroleh dari alga, tidak hanya untuk

dikonsumsinsaja tapi bisa digunakan di bidang kesehatan. Secara umum alga

mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Sumber Utama Energi Makanan

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 18: Laporan Botany Criptogamae.doc

Alga dipercaya merupakan salah satu pengahsil utama bahan organik di

dalam ekosistem perairan. Keberadaannya merukan bagian yang paling utama dari

sistem rantai makanan.

Aktifitas fotosintesi yang mampu dilakukannya di dalam air, dapat

dijadikan sumber oksigen yang sangat bemanfaat bagi lingkungan sekitar tempat

ia tumbuh. Sebagai tumbuhan yang memilki klorofil, alga mampu meyerap energi

matahari, dan kemudian tubuhnya dijadikan sumbert makan oleh para mahkluk di

perairan. Alga merupakan jenis makanan yang dapat memastikan

keberlangsungan kehidupan hewa-hewan yang ada di laut.

b. Bahan Makan Manusia

Banyak sekali jenis alga di dunia ini yang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan makan untuk manusia. Contohnya di jepang. Ada jenis makanan di Jepang

yang disebut Kombu, terbuat dari laminaria (salah satu dari jenis laga cokelat)

yang mengandung fe dan protein yang tinggi serta memberikan manfaat vitamin

A dan C. Sejak dahulu kala, manusia memang telah menemukan beragam jenis

alga yang dapat dikomsumsi, dan menjadi bahan makanan alternatif pengganti

beras maupun jagung.

c. Makanan Ternak

Di negara-negara maritim, alga juga dimanfaatkan untuk keperluan pakan

ternak. Makanan-makanan ternak yang berasal dari bahan utamanya yaitu alga,

dapat dikomsumsi secara langsung maupun diolah menjadi bentuk makanan

ternak yang lebih efisien.

d. Bahan Pembuatan Pupuk

Hal ini dimungkinkan karena alga memilki kandungan fosfor, kalium, dan

beberapa unsur runut. Pembuatannya sendiri dengan mencampur makroalgae

dengan bahan-bahan oraganik lainnya.

e. Bahan Obat Dan Anti Biotik

Pada beberapa jenis alga, juga ditemukan manfaat yang sangat berarti bagi

proses pembuatan obat-obatan maupun sebagai antibiotik. Alga dengan manfaat

antibiotik ini diteliti efektif dalam pencegahan bakterti Escherichia colli.

Sedangkan pada jenis alga lainnya ditemukan S fucoidin dan sodium laminarin

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 19: Laporan Botany Criptogamae.doc

sulfat yang digunakan sebagai antikoagulan darah. Bahkan pada beberapa jenis

alga berfungsi sebagai pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru.

Disamping yang tersebut di atas, alga juga dimanfaatkan sebagai bahan

kajian penelitian biologi, membantu penanggulangan limbah serta reklamasi tanah

atau diartikan sebagai usaha memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan

daerah yang semula tidak berguna (misal dengan cara menguruk daerah rawa-

rawa).

Demikian penjelasan mengenai jenis dan manfaat alga. Semoga berkenan dan

memperoleh manfaatnya buat kita bersama.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 20: Laporan Botany Criptogamae.doc

BAB III

METODOLOGI

A. Prosedur Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara berkelompok sesuai dengan tugas yang telah

dibebankan dalam pembagian tugas sebelum pergi ke lapangan. Terdapat total 16

kelompok dengan pembagia 8 kelompok dari masing-masing kelas Pendidikan

Biologi Semester 3 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan langsung dengan

mengambil spesimen dari habitat aslinya tanpa adanya eksploitasi dalam artian

pengambilan spesimen secukupnya. Kegiatan pengamatan dipandu oleh Dosen

Mata Kuliah Botani Cryptogamae, Hadiansyah, S. Pd

B. Instrumen Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan menggunakan instrumen pengamatan antara

lain:

1. Lembar kerja pengamatan yang telah disediakan;

2. Kunci determinasi algae.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 21: Laporan Botany Criptogamae.doc

BAB IV

HASIL OBSERVASI

Keanekargaman Makro Algae

Keanekaragaman makro algae yang dapat di jadikan sumber pengamatan

dari lingkungan Pantai Karapyak Panandaran adalah sebagai berikut.

Tabel Hasil Observasi

No

.Genus

Kelompok Alga

Deskripsi Ciri-ciri Manfaat

Hij

au

Cok

lat

Mer

ah

1. Boodlea

Thallus berwarna hijau

muda, berbentuk spons.

Habitatnya menempel

pada karang yang mati.

Sumber

protein sel

tunggal, bahan

makanan

bahan

penelitian.

2. Cauleurpa

Thallus utama tumbuh

menjalar, ruas batang

uaang ditumbuhi akar

yang merupai akar

serabut, bentuk

percabangan seperti

bentuk daun yang

beragam menyerupai

daun tunggal dan bundar.

Sumber

protein sel

tunggal, bahan

makanan

bahan

penelitian.

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 22: Laporan Botany Criptogamae.doc

3. Chaetamorpha

Thallus berbentuk seperti

karpet, tekstur kasar,

berwarna hijau.

Sumber

protein sel

tunggal, bahan

makanan

bahan

penelitian.

4. Valonia

Berbentuk seperti balon,

berwarna hijau tua dan

berdinding tipis,

dalamnha berisi airserta

melekat pada substrat.

Sumber

protein sel

tunggal, bahan

makanan

bahan

penelitian.

5. Ulva

Biasa d sebut selada laut,

berbentuk lembaran dan

biasanya melekat pada

substrat. Berwarna hijau.

Sumber

protein sel

tunggal, bahan

makanan

bahan

penelitian.

6. Padina

Thallus berbentuk lsmins

seperti kipas,, lamina

yang tipis, dan thallus

tumbuh membentuk

koloni dangan rhizoid.

Berwarna coklat dan

habitat pada substrat

berpasir.

Kandungan

Alginat dapat

di manfaatkan

untuk bidang

industri.

7. Sargassum

Thalus menyerupai

tumbuhan kormus, ada

yang menyerupai bagian

batang, serupa daun

Kandungan

Alginat dapat

di manfaatkan

untuk bidang

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 23: Laporan Botany Criptogamae.doc

(Philoid), dan memiliki

rizoid untuk melekatkan

diri pada substrat.

Warnanya coklat.

industri.

8. Turbinaria

Phylloidnya serupa turbin

(alat prmutar generator)

atau serupa corong,.

Beberapa jenis masih

memperlihatkan adanya

kantung udara di bagian

philloidnya. Alat

perkembangbiakan di

bentuk di bagian ketiak

cabang. Wananya coklat.

Kandungan

Alginat dapat

di manfaatkan

untuk bidang

industri.

9. Gelidium

Spesies ini memilihi

warna merah kecoklatan

(pirang), bentuk tubuh

seperti rumput atau

semak, batang utama

tegak dan mempunyai

cabang-cabanng yang

terdiri dari axis(cabang

utama).

Dapat di olah

menjadi bahan

pangan dan

industri (Agar-

agar)

10. Ceramium

Thallus berbentuk seperti

rumput, bercabang-

cabang dan berwarna

merah.

Dapat di olah

menjadi bahan

pangan dan

industri (Agar-

agar)

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 24: Laporan Botany Criptogamae.doc

11. Galaxaura

Tumbuhan berkapur,

melakat pada substrat

Dapat di olah

menjadi bahan

pangan dan

industri (Agar-

agar)

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 25: Laporan Botany Criptogamae.doc

BAB V

SIMPULAN

Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak

memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap

tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan

sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.

Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun

daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di

perairan. Algae laut mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus

unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang

kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan. Beberapa algae laut

bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut,

misalnya spon, koral, cacing laut. Algae terestrial dapat hidup di permukaan

tanah, batang kayu, dan lain-lain.

Algae yang berukuran besar (makroskopik) ada yang mempunyai 2

macam struktur reproduktif yang berbeda, yaitu gametofit (haploid) dan sporofit

(diploid).

Berdasarkan pada hasil observasi, Algae yang berhasil didapatkan

sebanyak 11 algae yang tergolong kepada 3 jenis algae, yaitu alga hijau, alga

coklat, dan algae merah.

Yang termasuk pada alga hijau yaitu, Boodlea, Cauleurpa, Chaetamorpha,

Valonia, Ulva, dan Padina.

Yang termasuk pada algae coklat yaitu, Padina, Sargassum, dan Turbinaria

Yang termasuk pada algae merah yaitu, Gelidium, Ceramium, dan

Galaxaura

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014

Page 26: Laporan Botany Criptogamae.doc

DAFTAR PUSTAKA

Suroso. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito

https://www.google.com/search?q=MAKRO+ALGAE&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb

http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/29/ganggang-algae-587396.html

http://andrian-deri-alviana.blogspot.com/2013/04/identifikasi-spesies-alga-

merah.html

Botani Cryptogamae| Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014