laporan dbt media tanam dan bahan tanam

Upload: fani-theyoung-gunners

Post on 03-Mar-2016

135 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam mengawali budidaya tanaman dibutuhkan media tanam dan bahan tanam. Keberadaan media tanam ini tidak dapat dipisahkan dari bahan tanam. Media tanam dapat diartikan sebagai tempat tumbuh tanaman. Bahan tanam digunakan untuk mengawali proses budidaya.Media tanam dapat berupa tanah dan bukan tanah. Pemilihan media tanam harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang akan ditanam. Media tanam berperan dalam penyediaan unsur hara dan air bagi tanaman, juga sebagai tempat menopang pertumbuhan akar tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan tegak.Selain media tanam pemilihan bahan tanam juga harus diperhatikan. Pemilihan bahan tanam dapat menetukan keberhasilan proses budidaya. Bahan tanam dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita tanam. Bahan tanam dapat berupa biji,benih dan bibit. Penggunaan jenis bahan tanam harus disesuaikan dengan karakteristik tanaman dan media tanam.

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMDASAR BUDIDAYA TANAMANMedia Tanam dan Bahan Tanam

Nama: Fanani Dwi KamaluddinKelas : L2Nim : 145040201111009Asisten Praktikum: Ramadan Primadana

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam mengawali budidaya tanaman dibutuhkan media tanam dan bahan tanam. Keberadaan media tanam ini tidak dapat dipisahkan dari bahan tanam. Media tanam dapat diartikan sebagai tempat tumbuh tanaman. Bahan tanam digunakan untuk mengawali proses budidaya.Media tanam dapat berupa tanah dan bukan tanah. Pemilihan media tanam harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang akan ditanam. Media tanam berperan dalam penyediaan unsur hara dan air bagi tanaman, juga sebagai tempat menopang pertumbuhan akar tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan tegak.Selain media tanam pemilihan bahan tanam juga harus diperhatikan. Pemilihan bahan tanam dapat menetukan keberhasilan proses budidaya. Bahan tanam dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita tanam. Bahan tanam dapat berupa biji,benih dan bibit. Penggunaan jenis bahan tanam harus disesuaikan dengan karakteristik tanaman dan media tanam.

1.2. TujuanAdapun tujuan diadakan praktikum media tanam dan bahan tanam ini antara lain sebagai berikut :1. Mengetahui pengertian media tanaman2. Mengetahui pengertian bahan tanam3. Mengetahui fungsi media tanam4. Mengetahui macam-macam media tanam5. Mengetahui syarat media tanam yang baik6. Mengetahui pengertian perkecambahan7. Mengetahui pengertian benih, bibit, dan biji8. Mengetahui macam-macam tipe perkecambahan9. Mengetahui pengertian perbanyakan vegetatif dan generatif10. Mengetahui macam-macam perkembangbiakan vegetatif11. Mengetahui keuntungan dan kerugian perbanykan vegetatif dan generatif12. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif dan generatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Media TanamMedia tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam banyak macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacam-macam bahan atau satu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain cukup baik dalam memegang air, bersifat porous sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman, dan yang paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.(Widarto, 1996)2.2.Pengertian Bahan TanamBahan tanam adalah dari pohon yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, baik untuk perbanyakan vegetatif maupun perbanyakan generatif. Bahan tanam harus berasal dari pohon induk yang sehat dan telah diketahui silsilahnya, mudah dikembangkan produktivitas tinggi, berbatang kekar tumbuh normal serta memiliki perakaean kuat dan rimbum.(Redaksi Agromedia, 2010)2.3.Fungsi Media Tanam1. Tempat berdiri tegak tanamanCukup kuat memegang tanaman agar tetap tegak (media cukup berat atau diperlukan penyangga) Ada keseimbangan ukuran tanaman dan BD (Bulk Density = Kerapan Massa) media.2. Suplai Nutrisi/HaraTotal suplai dibatasi oleh ukuran wadah.Oleh karena itu media seharusnya memeliki CEC yg tinggi.pH dalam keadaan optimum.

3. Tempat Suplai AirPorositas yg baik akan menyediakan air dan oksigen yg cukup bagi pertumbuhan tanaman.Aerasi yg baik akan memperlancar respirasi dan menjamin pergerakan CO2 untuk dapat keluar dari media. (Bambang, 2010)2.4.Macam-Macam Media Tanam2.4.1.Media Tanam Organik1. Pupuk kandangPupuk kandang yang baik digunakan adalah pupuk kandang matang yang telah terfermentasi dengan baik. Tandanya warna cenderung kehitaman, dan teksturnya lebih remah dibanding pupuk kandang mentah. Penggunaan pupuk kandang yang masih mentah akan berakibat buruk pada tanaman.Pupuk kandang yang banyak digunakan umumnya adalah pupuk kandang kambing, karena disamping mengandung unsur Nitrogen yang cukup, karena bentuknya yang berupa butiran, membuat pupuk kandang kambing lebih awet dan tidak mudah hancur apabila terkena siraman air.Kelebihan penggunaan pupuk kandang sebagai komponen media tanam adalah menjamin ketersediaan unsur hara bagi tanaman, walaupun tanpa tambahan pupuk kimia. Sedangkan kekurangan pupuk kandang adalah, apabila tidak disterilisasi dengan baik, maka pupuk kandang cenderung mengandung bibit penyakit dan hama bagi tanaman. Selain itu penggunaan pupuk kandang secara berlebihan sering membuat tampilan keseluruhan tanaman dan pot menjadi kurang indah, apalagi kalau tanaman ditempatkan didalam ruangan (indoor).

Gambar media tanam pupuk kandang:2. Sekam mentahSelain sekam bakar, sekam mentah juga bisa digunakan sebagai komponen media tanam. Kelebihan sekam mentah sebagai media tanam, selain bersifat porous dan mampu menahan air, adalah kaya akan vitamin B. Keunggulan terakhir ini umumnya tidak dimiliki oleh komponen media tanam lain.Kelemahan sekam mentah adalah sifatnya yang terlalu berongga, sehingga kurang kuat dalam memegang tanaman.Gambar media tanam sekam padi:3. Serbuk gergajiSerbuk gergaji juga dapat digunakan sebagal media tanam. Media ini memiliki kelehihan mampu menyerap air, kandungan unsur haranya juga cukup tinggi terutama bila sudah membusuk. Namun Penggunaan serbuk gergaji sebagai media tidak ekonomis karena cara mendapatkannya cukup sulit dan kondisi media tidak terlalu porous. Media serbuk gergaji baik bila digabungkan dengan media pasir.Gambar media tanam serbuk gergaji: (Prihmantoro et al., 2001)2.4.2.Media Tanam Anorganik1. Pasir malangPasir malang adalah pasir yang berasal dari lava gunung berapi. Sifat pasir malang yang memiliki rongga-rongga halus membuat pasir malang menjadi ringan dan sangat porous. Pasir malang juga mampu memegang tanaman dengan baik, sehingga menjadi pilihan utama bagi pekebun dan hobiis tanaman yang menyukai iklim dan media tanam kering seperti Adenium, Euphorbia dan Sansevieria.Pasir malang yang paling baik, umumnya yang bertekstur halus dan seragam. Untuk itu sebelum digunakan, pasir malang sebaiknya disaring menggunakan saringan kawat untuk mendapatkan pasir malang yang seragam.Sebaiknya hindari penggunaan pasir malang yang berukuran besar dan bertekstur sangat kasar. Selain relatif lebih sulit untuk mengaturnya didalam pot, pasir malang kasar juga beresiko melukai akar dan batang tanaman, sehingga bisa menyebabkan kebusukan. Disamping itu pasir malang yang besar dan kasar juga kurang indah dipandang mata. Kelemahan lain dari penggunaan pasir malang adalah sangat miskin unsur hara, sehingga pemupukan teratur menjadi suatu keharusan, untuk mencegah tanaman kekurangan unsur hara.Gambar media tanam pasir:

2. Tanah liatTanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.

Gambar media tanah liat:

(Rukmana, 2000)2.5.Syarat Media Tanam yang BaikMedia tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman. Sebagai tempat tinggal yang baik, media tanam harus dapat mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman. OIeh karena itu, idealnya suatu media tanam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.1. Dapat dijadikan sebagai tempat berpijak tanaman. 2. Memiliki kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman.3. Mampu mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang baik.4. Dapat mempertahankan kelembapan di sekitar akar tanaman.5. Tidak mudah lapuk atau rapuh.Media tanam dikatakan berfungsi sebagai tempat berpijak jika tanaman dapat melekatkan akarnya dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan akar tanaman yang sempurna, media tanam harus didukung oleh drainase dan aerasi yang memadai. Drainase yang lancar menjadikan akar-akar tanaman lebih leluasa bernapas sehingga lebih optimal dalam menyerap unsur-unsur hara yang dibutuhkan. Sementara aerasi yang memadai sangat dibutuhkan oleh akar untuk bernapas sehingga asupan oksigen dapat tercukupi. Kekurangan oksigen pada tanaman dapat menyebabkan kematian akar (root dieback).Tidak semua bahan untuk media tanam memenuhi semua persyaratan di atas. OIeh karena itu, untuk memperoleh hasil yang sempuma, alternatif pemecahannya adalah dengan mengombinasikan beberapa bahan yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Hal itu disebabkan setiap jenis bahan media memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada setiap tanaman.Pada umumnya, semua jenis media tanam membutuhkan keberadaan air. Air berfungsi untuk mengangkut unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan mempertahankan tekanan turgor tanaman. Frekuensi pemberian air pada media tanam harus dilakukan dengan efektif dan efisien. Efektivitas dan efisiensi pemberian air bukan berarti membiarkan media tergenang air (kecuali tanaman hias air) karena dapat menyebabkan tanaman mengidap penyakit busuk akar atau busuk batang. Namun, kelembapan di sekitar akar juga harus tetap terjaga karena akan berpengaruh terhadap daya absorpsi air dan unsur hara.(Redaksi PS, 2007)2.6.Pengertian PerkecambahanPerkecambahan merupakan suatu proses pertumbuhan dari biji setelah mengalami masa dormansi bila kondisi-kondisi sekelilingnya memungkinkan banyak faktor yang berpengaruh dalam merangsang maupun memacu proses perkecambahan ini, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut antara lain ketersediaan air, suhu udara (gas-gas) dan cahaya.(Novijanto, 1996)2.7.Pengertian Benih, Bibit, Dan Biji1. BenihYang dimaksud dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. Sebagai komponen agronomi masalah benih ini lebih berorientasi pada penerapan norma-norma ilmiah, jadi lebih bersifat teknologis.(Kartasapoetra, 1986)Benih merupakan simbol dari suatu permulaan, yang merupakan inti dari kehidupan dari alam semesta dan paling penting adalah kegunaanya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Benih disini adalah tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi disini dapat diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapangan produksi dengan segenap unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal.(Viera, 2001)2. BibitSampai sekarang pengertian bibit masih sering dirancukan dengan pengertian benih (seed) dan tanaman induk (parent stock). Banyak orang yang tertukar untuk mengistilahkan bibit pada benih. Pengertian bibit juga sering tertukar dengan tanaman induk penghasil benih atau bibit. Pengertian bibit yang dimaksud ialah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari pembiakangeneratif (dari biji), vegetatif, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan lainnya. Selain itu, bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut.Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya tanaman. Budidaya tanaman sebenarnya telah dimulai sejak memilih bibit tanaman yang baik, karena bibit merupakan obyek utama yang akan dikembangkan dalam prosesbudidaya selanjutnya. Selain itu, bibit juga merupakan pembawa gen dariinduknya yang menentukan sifat tanaman setelah berproduksi. Oleh karena ituuntuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat tertentu dapat diperoleh dengan memilih bibit yang berasal dari induk yang memiliki sifat tersebut.(Setiawan, 1999)3. BijiSalah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal unit) perbanyakan tanaman secara alamiah.(Wirawan dan Wahyuni, 2002)

2.8. Macam-macam Tipe PerkecambahanPerkecambahan biji dapat dibekan menjadi 2, yaitu :1. EpigealPerkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus).Gambar perkecambahan epigeal:

2. HipogealPerkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum)Gambar perkecambahan hipogeal:

(Pratiwi et al., 2006)2.9. Pengertian Perbanyakan Vegetatif dan Generatif1. Perbanyakan vegetatifPerbanyakan vegetatif adalah perbanyakan dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman,misalnya bagian cabang,ranting,mata tunas,akar cabang atau anakan. Perbanyakan vegetative dilakukan dengan cara setek,cangkok,tempel mata atau dengan menyambung. Perbanyakan ini hanya dilakukan pada tanaman-tanaman yang sulit diperbanyak dengan biji.(Joesoef,1989)2. Perbanyakan generatifPerbanyakan generatif adalah memperbanyak tanaman melalui biji yang dihasilkan lewat perkawinan atau pada tanaman disebut dengan penyerbukan.(Suwanto dan andoko, 2007)2.10. Macam-macam Perkembangbiakan Vegetatif2.10.1. Secara Alami1. Membelah DiriPerkembangbiakan dengan cara membelah diri terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, yaitu tumbuhan yang bersel satu. Tumbuhan yang membelah diri akan membagi tubuhnya menjadi dua bagian yang sama secara langsung. Sel anaknya ada yang segera memisahkan diri dari induknya, dan ada yang tetap menempel pada tubuh induknya hingga membentuk kelompok. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan membelah diri adalah volvox.Gambar tumbuhan membelah diri:2. SporaSpora adalah inti sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Pada tumbuhan paku, spora dibentuk pada daun. Spora terletak di dalam kotak spora (sporangium) yang berkumpul di dalam sorus. Sorus adalah kumpulan kotak spora. Sorus terletak di bagian tepi di bawah daun, berupa bintik-bintik kecoklatan. Daun yang dapat menghasilkan spora disebut daun fertil (subur).Jika sporangium pecah, spora keluar dan jatuh di tempat yang cocok. Spora tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku baru.Gambar spora:

3. Rizoma (Akar Tinggal)Rizoma (akar tinggal) adalah batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah yang menyerupai akar. Ciri-ciri rizoma (akar tinggal) adalah sebagai berikut.1. Bentuk seperti akar, beruas-ruas seperti batang.2. Pada setiap ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik.3. Pada setiap ketiak sisik (daun) terdapat mata tunas.Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan rizoma (akar tinggal) adalah jenis jahe-jahean (jahe, kunyit, kunci, kencur, temu lawak).

Gambar rizoma:4. Umbi LapisUmbi lapis adalah bagian dari pelepah daun yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan bentuknya berlapis-lapis. Di bagian pangkalnya terdapat batang berbentuk cakram dan beruasruas. Pada bagian ketiak daun terdapat tunas sebagai calon individu baru yang disebut siung. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi lapis adalah bawang merah dan bawang putih.Gambar umbi lapis:5. Umbi batangKentang dan ketela rambat merupakan tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi batang. Umbi batang adalah bagian batang yang tumbuh di dalam tanah dan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, terutama berupa zat tepung. Pada kulit umbi terdapat mata tunas dan jika lingkungan sesuai akan tumbuh menjadi tunas baru.

Gambar umbi batang:6. Umbi AkarUmbi akar adalah akar yang berubah fungsi untuk menyimpan cadangan makanan terutama zat tepung. Ciri-ciri umbi akar adalah:1. Umbi tidak berbuku-buku.2. Umbi tidak memiliki mata tunas.3. umbi tidak memiliki kuncup dan daun.Jika umbi akar ditanam, maka akan tumbuh tunas baru dari bagian yang merupakan sisa batang. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi akar adalah ketela pohon, wortel, dan bunga dahlia.Gambar umbi akar:7. TunasTunas adalah kuncup yang tumbuh pada ujung batang atau ketiak daun. Tumbuhan dikatakan berkembang biak dengan tunas apabila tunas dari tumbuhan induk tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adalah bambu dan pisang.Gambar tunas:8. Tunas Daun (tunas adventif)Tunas yang tumbuh pada daun disebut tunas adventif. Pada tepi daun terdapat tunas yang dapat tumbuh bila diletakkan di tanah gembur. Contoh tumbuhan yang dapat berkembang biak dengan tunas daun adalah cocor bebek dan begonia.Gambar tunas daun:(Handoyo, 2011)2.10.2. Secara Buatan1. CangkokMencangkok merupakan usaha untuk memperbanyak (mengembangbiakkan) tumbuhan dengan cara membuat akar baru pada bagian batang. Batang yang telah tumbuh akarnya dapat dipotong dan ditanam menjadi tanaman baru.Pada umumnya jenis-jenis tumbuhan yang biasa dicangkok adalah tanaman buah-buahan, seperti jambu, mangga, jeruk, dan belimbing. Selain itu tanaman hias juga ada yang dapat dicangkok, misalnya bunga nusa indah, melati, dan soka.Syarat tumbuhan yang akan dicangkok antara lain:1. Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.2. Ukurannya tidak terlalu besar.3. Batangnya lurus.4. Cabang berwarna cokelat muda dan kulitnya mulus.Gambar cangkok:

2. SetekSetek merupakan cara memperbanyak tanaman dengan menanam potongan bagian tertentu dari tanaman. Terdapat 3 macam setek, yaitu setek batang, setek daun, dan setek akar.1. Setek BatangSetek batang yaitu memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan-potongan batang atau ranting yang ada mata tunasnya. Contoh setek batang yaitu pada tanaman ketela pohon, tebu, sirih, dan bunga sepatu.Gambar setek batang:

2. Setek DaunSetek daun yaitu memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan atau helaian daun. Contoh tanaman yang dapat disetek daunnya adalah: cocor bebek, begonia, dan sania.Gambar setek daun:

3. Setek akarSetek akar yaitu memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan-potongan akar. Contoh setek akar yaitu pada tumbuhan sukun dan kersen.

Gambar setek akar:.3. MerundukMerunduk adalah memperbanyak tanaman dengan cara membengkokkan sebagian batang atau ranting dan memendamkannya ke dalam tanah. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara merunduk adalah apel dan bugenvil.Gambar merunduk:4. Okulasi (Menempel)Okulasi atau menempel adalah cara memperbanyak tanaman dengan menempelkan tunas muda pada ranting atau batang tanaman induk. Tujuan okulasi adalah menggabungkan dua sifat tanaman yang berbeda sehingga mendapatkan tanaman yang sifatnya lebih baik dari induknya. Contoh tanaman yang biasa diokulasi adalah jeruk, rambutan, dan durian.

Gambar okulasi:

5. Kopulasi (Menyambung atau Mengenten)Kopulasi disebut juga mengenten atau menyambung yaitu menggabungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sehingga diperoleh tanaman baru. Tujuan kopulasi sama dengan okulasi yaitu menggabungkan dua sifat tanaman yang berbeda tetapi masih satu keluarga. Contoh kopulasi antara lain tanaman terung disambung dengan tomat. Contoh buah-buahan yang biasa dikopulasi adalah mangga dan durian.Gambar kopulasi:6. Kultur jaringanYaitu perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tertentu dari suatu tanaman(tunas,akar,daun) dan dikembangkan dalam media khusus.

Gambar kultur jaringan:(Handoyo, 2011)2.11. Keuntungan Dan Kerugian Perbanyakan Vegetatif dan GeneratifCara perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif:1. Perbanyakan generatif (biji)Keuntungan:1. Sistem perakaran lebih kuat.2. Lebih mudah diperbanyak.3. Jangka waktu berbuah lebih panjang.Kelemahan:1. Waktu untuk mulai berbuah lebih lama.2. Sifat turunan tidak sama dengan induk.3. Ada banyak jenis tanaman produksi benihnya sedikit atau benihnya sulit untuk berkecambah.2. Cara perbanyakan vegetatifKeuntungan:1. Lebih cepat berbuah.2. Sifat turunan sesuai dengan induk.3. Dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan.

Kelemahan:1. Perakaran kurang baik.2. Lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu.3. Jangka waktu berbuah lebih pendek.(Purnomosidhi et al., 2012)2.12. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Vegetatif Dan Generatif1. Perbanyakan generatif (perkecambahan)Faktor internal:1. Kemasakan benihBenih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, tidak mempunyai viabilitas tinggi. Diduga pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan embrio yang belum sempurna.2. Ukuran benihDi dalam jaringan penyimpanannya, benih memiliki karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan benih yang kecil, mungkin pula embrionya lebih besar.3. DormansiBenih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai.4. HormonTidak semua hormon tumbuhan (fitohormon) bersifat mendukung proses perkecambahan, adapula beberapa fitohormon yang menghambat proses perkecambahan. Fitohormon yang berfungsi merangsang pertumbuhan perkecambahan antara lain : Auksin, yang berperan untuk : Mematahkan dormansi biji dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji dengan auksin dapat membantu menaikkan kuantitas hasil panen serta dapat memacu proses terbentuknya akar.Giberelin, yang berperan dalam mobilisasi bahan makanan selama fase perkecambahan. Pertumbuhan embrio selama perkecambahan bergantung pada persiapan bahan makanan yang berada di dalam endosperma. Untuk keperluan kelangsungan hidup embrio maka terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Peran giberelin diketahui mampu meningkatkan aktivitas enzim amilase.Sitokinin, yang akan berinteraksi dengan giberelin dan auksin untuk mematahkan dormansi biji. Selain itu, sitokinin juga mampu memicu pembelahan sel dan pembentukan organ.Fitohormon yang berfungsi sebagai penghambat perkecambahan antara lain : Etilene, yang berperan menghambat transportasi auksin secara basipetal dan lateral. Adanya etilen dapat menyebabkan rendahnya konsentrasi auksin dalam jaringan. Meskipun begitu, pada tanaman, etilene juga mampu menstimulasi perpanjangan batang, koleoptil dan mesokotil. Asam absisat (ABA), yang bersifat menghambat perkecambahan dengan menstimulasi dormansi benih. Selain itu, asam absisat akan menghambat proses pertumbuhan tunas.Faktor ksternal:1. AirAir salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Fungsi air pada perkecambahan biji antara lain; Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma hingga kulit biji pecah atau robek. Air juga berfungsi sebagai fasilitas masuknya oksigen ke dalam biji melalui dinding sel yang di-imbibisi oleh air sehingga gas dapat masuk ke dalam sel secara difusi. Selain itu, air juga berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan sejumlah proses fisiologis dalam embrio seperti pencernaan, pernapasan, asimilasi dan pertumbuhan. Proses-proses tersebut tidak akan berjalan secara normal, apabila protoplasma tidak mengandung air yang cukup. Air juga Sebagai alat transportasi larutan makanan dari endosperma kepada titik tumbuh pada embryonic axis, yang mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru.2. TemperaturTemperatur merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan benih. Tetapi ini tidak bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk perkecambahan, dimana biji membutuhkan suatu level hydration minimum yang bersifat khusus untuk perkecambahan.Dalam proses perkecambahan dikenal adanya tiga titik suhu kritis yang berbeda yang akan dialami oleh benih. Dan tiga titik suhu kritis tersebut dikenal dengan istilah suhu cardinal yang terdiri atas pertama, suhu minimum, yakni suhu terkecil dimana proses perkecambahan biji tidak akan terjadi selama periode waktu perkecambahan. Bagi kebanyakan benih tanaman, termasuk kisaran suhu minimumnya antara 0 5oC. Jika benih berada di tempat yang bersuhu rendah seperti itu, maka kemungkinan besar benih akan gagal berkecambah atau tetap tumbuh namun dalam keadaan yang abnormal.Kedua, suhu optimum yakni suhu dimana kecepatan dan persentase biji yang berkecambah berada pada posisi tertinggi selama proses perkecambahan berlangsung. Temperatur ini merupakan temperatur yang menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Suhu optimum berkisar antara 26,5 35oC. Serta yang ketiga adalah suhu maksimum, yakni suhu tertinggi dimana perkecambahan masih mungkin untuk berlangsung secara normal. Suhu maksimum umumnya berkisar antara 30 40oC. Suhu diatas maksimum biasanya mematikan biji, karena keadaan tersebut menyebabkan mesin metabolisme biji menjadi non aktif sehingga biji menjadi busuk dan mati.3. OksigenFaktor oksigen berkaitan dengan proses respirasi. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan energi yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan benih.Perkecambahan biji dipengaruhi oleh komposisi udara sekitarnya. Umumnya biji akan berkecambah pada kondisi udara yang mengandung 20% O2 dan 0,03% CO2 memiliki kemampuan untuk berkecambah pada keadaan yang kurang oksigen. Biji dapat berkecambah baik di tempat dengan kelembaban tinggi, bahkan bisa berkecambah 4 5 cm di bawah permukaan air, hanya saja yang lebih dahulu akan keluar bukan radikel melainkan plumulanya.4. CahayaHubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh suatu sistem pigmen yang dikenal sebagai fitokrom, yang tersusun dari chromophore dan protein. Chromophore adalah bagian yang peka pada cahaya. Fitokrom memiliki dua bentuk yang sifatnya reversible (bolak-balik) yaitu fitokrom merah yang mengabsorbsi sinar merah dan fitokrom infra merah yang mengabsorbsi sinar infra merah.Bila pada benih yang sedang berimbibisi diberikan cahaya merah, maka fitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom infra merah, yang mana menimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan. Sebaliknya bila diberikan cahaya infra merah, fitokrom infra merah akan berubah menjadi fitokrom merah yang kemudian menimbulkan reaksi yang menghambat perkecambahan. Dalam keadaan tanpa cahaya, dengan adanya oksigen dan temperatur yang rendah, proses perubahan itu akan berlangsung lambat. Pada keadaan di alam, cahaya merah mendominasi cahaya infra merah sehingga pigmen fitokrom diubah ke bentuk fitokrom infra merah yang aktif.(Sutopo, 2002)2. Perbanyakan vegetatif alami1. Faktor Suhu / Temperatur LingkunganTinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti2. Faktor Kelembaban / Kelembapan UdaraKadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.3. Faktor Cahaya MatahariSinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.4. Faktor HormonHormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.(Rochiman, 1973)

3. Perbanyakan vegetatif buatanFaktor Intern:1. Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi)2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas) Faktor Ekstern:1. Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)2. Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)3. Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)4. Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)(Mangoendidjojo, 2003)

BAB III BAHAN DAN METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat dan Bahan3.1.1. Alat Sekop: Untuk mencampur dan mengisi polibag dengan media tanam Botol air mineral : Untuk menyiram tanaman Timba: Untuk wadah mengambil media tanam Polibag: Untuk tempat media dan bahan tanam Penggaris : Untuk mengukur kedalaman media tanam dan tinggi tanaman Pisau: Untuk memotong bahan tanam Tipex: Untuk memberi tanda pada polibag Alat tulis: Untuk mencatat hasil dari pengamatan Modul DBT: Untuk acuan dalam kegiatan praktikum Kamera: Untuk mendokumentasikan objek praktikum3.1.2. Bahan Pasir: Sebagai media tanam Sekam mentah: Sebagai media tanam Pupuk kandang: Sebagai media tanam Tanah: Sebagai media tanam Serbuk gergaji: Sebagai media tanam Benih jagung: Sebagai bahan tanam generatif Benih kacang hijau: Sebagai bahan tanam generatif Pegagan: Sebagai bahan tanam vegetatif Sansevieria: Sebagai bahan tanam vegetatif Ubi jalar: Sebagai bahan tanam vegetatif Air: Untuk menyiram tanaman Furadan 3 G: Untuk melidungi benih dari serangan hama3.2. Cara KerjaMenyiapkan alat dan bahan

Memasukkan media kedalam polibag

Menanam bahan tanam

VegetatifGeneraif

PegagganSansevieriaUbi jalarJagungKacang hijau

Memilih tanaman utama pegaganMemotong daun sansevieria 10 cm, membentuk huruf VMemotong batang ubi jalar 20 cmMenanam 3 biji jagung dikedalam 2 cmMenanam 3 biji jagung dikedalam 2 cm

Menanam stolon pegagan di media tanamMenanam dimedia tanam 45 menghadap utara atau selatanMenanam di media tanam, membentuk huruf U

Melakukan enam kali pengulangan pada media tanam yang berbeda

Penyiraman dilakukan setiap hari atau tergantung kebutuhan air dan curaah hujan

Melakukan pengamatan dan mencatat hasil

Dokumentasi

3.3. Analisa PerlakuanPertama-tama sebelum melakukan praktikum, menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Menyiapkan 6 jenis media tanam, ada yang dicampur, seperti tanah dengan pupuk kandang serta tanah dengan pasir dan ada juga yang tidak dicampur seperti tanah, pasir, arang sekam, dan serbuk gergaji. Perbedaan media tanam ini digunakan untuk mengetahui media tanam mana yang cocok untuk tanaman yang akan ditanam yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil produktivitas.Selanjutnya 6 jenis media tanam tadi dimasukkan atau ditempatkan ke dalam polibag hitam dengan masing-masing diameter 20 cm. Pengisian media tanam ke dalam polibag ini diisi media tanam 4/5 dari tinggi polibag dengan menyisakan kira-kira 5 cm dari atas polibag. Hal ini dimaksudkan agar polibag lebih rapi dan lebih mudah untuk pengamatannya, serta agar tanaman yang di tanam tidak mudah diserang hama atau serangga pengganggu, karena ada batas 5 cm tadi dari atas polibag. Setelah itu, setiap perlakuan media tanam diulang sebanyak 6 kali, untuk 6 jenis media tanam yang sudah disiapkan.Setelah semua media tanam siap, selanjutnya memasukkan media tanam kedalam polibag.. Pada praktikum ini, didapatkan 2 jenis bahan tanam, yaitu bahan tanam vegetatif dan bahan tanam generatif. Pada bahan tanam vegetatif bahan yang digunakan adalah stolon pegagam, stek daun sansevieria, dan stek batang ubi jalar, sedangkan pada bahan tanam generatif, bahan yang digunakan adalah benih jagung dan benih kacang hijau.Pada penanaman benih dilakukan dengan memasukkan benih kedalam setiap media tanam yang sudah disiapkan sedalam 2 cm, tepat ditengah polibag, yang kemudian ditutupi dengan media tanam itu. Penanaman dilakukan dikedalaman 2 cm bertujauan agar mengurangi resiko benih gagal berkecambah dan busuk karena tidak bisa keluar kepermukaan tanah. Pada setiap lubang ditanami 3 benih, serta sebelum benih ditanam diberi pestisida Furadan 3 G terlebih dahulu. Penggunaan pestisida ini dimaksudkan agar benih tidak mudah dimakan atau diserang oleh hama.Pada penanaman bahan tanam vegetatif mempunyai perlakuan khusus antara lain; stek batang ubi jalar dipotong sepanjang 20 cm. Selanjutnya menananm batang dengan membentuk huruf U pada batang yang sudah di ambil 3 helai daunnya. Batang ditanam dengan kedalaman kurang lebih 3 cm. Pemangkasan daun bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya tunas daun yang baru. Batang ditanam membentuk huruf U dimaksudkan agar batang banyak membentuk akar, akar dapat menghasilkan ubi. Pada daun sansevieria di potong 10 cm sehingga membentuk huruf V, hal ini bertujuan untuk memperluas daerah tumbuh akar-akar baru, akar berfungsi menyerap unsure hara dan air yg digunakan untuk metabolism tanaman sanseviera. Kemudian ditanam menghadap utara atau selatan. Hal ini bertujuan agar tanaman selalu mendapat sinar matahari. Stolon pegagan ditanam sedalam kurang lebih 3 cm. Cara memilih bibit pegagan yaitu dengan memilih tanaman utama pada pegagan agar menghasilkan tunas atau stolon yang baru disekitar tanaman utama.Selanjutnya pada setiap bahan tanam ditanam pada 6 jenis media tanam yang telah disiapkan. Setelah selesai menanam, semua bagian atas polibag dilipat untuk menjaga kerapian. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari atau jika hari hujan, tidak perlu dilakukan penyiraman. Pengamatan bisa dilakuakan dua hari sekali atau satu minggu sekali. Setelah diamati kemudian didokumentasikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan4.1.1. Ubi jalar4.1.1.1. Tabel pengamatan ubi jalarTabel 1. Tinggi tanaman ubi jalarMediaTinggi Tanaman (cm)

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah12,518,724242426,5

Pasir11,513,616,523,630,437

Tanah + Pasir13,514,215,522,427,331,5

Sekam5,25,86,615,418,518,5

Serbuk gergaji10,511,31216.823,526,7

Tanah + Kandang-12,512,518,526,531,5

Tabel 2. Jumlah daun tanaman ubi jalarMediaJumlah Daun

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah8812131519

Pasir121310111211

Tanah + Pasir789111316

Sekam568121615

Serbuk gergaji131314151822

Tanah + Kandang-1214151918

Tabel 3. Awal muncul tunasMediaSaat Bibit Muncul Tunas

Tanah7 hst

Pasir4 hst

Tanah + Pasir7 hst

Tanah + Kandang11 hst

Sekam 7 hst

Serbuk Gergaji4 hst

4.1.1.2. Grafik pengamatan ubi jalarGrafik 1. Tinggi tanaman ubi jalar

Grafik 2. Jumlah daun tanaman ubi jalar

Grafik 3. Awal muncul tunas

4.1.2. Kacang hijau4.1.2.1. Tabel pengamatan kacang hijauTabel 4. Tinggi tanaman kacang hijauMediaTinggi Tanaman (cm)

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah6,4; 8,1; 7,97; 8,2; 822; 16; 17,3;11.5; 14; 1213; 15; 12.518; 18,5; 12,5

Pasir5,6; 3,86,1; 4,513; 910; 8,612; 1020; 16

Tanah + Pasir4,7; 4,8; 7,27; 7,3; 7,517; 12; 13.2;8.5; 9.4; 8.212; 13; 1216,5; 17,5; 22

Sekam2,7; 2494.85,5-

Serbuk gergaji3; 2,6; 3,16,2; 2,8; 4,19.5; 3,5; 5,36,4; 4,5; 6.27; 5,5; 710; 6,5; 9;

Tanah + Kandang6,3; 6,2; 7,2; 7,88; 10; 8,5; 7,921; 15,9; 13,411; 13,5; 11,2; 1314; 16; 14; 15;23,5; 27,5; 18; 24;

Tabel 5. Jumlah daun tanaman kacang hijauMediaJumlah Daun

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah614212; 2; 32 ; 2 ; 3 4 ; 3 ; 4

Pasir47133; 34 ; 35 ; 4

Tanah + Pasir66213; 2; 34 ; 2 ; 3 4 ; 4 ; 4

Sekam4231--

Serbuk gergaji66273; 2; 2;3 ; 3 ; 24 ; 4 ; 4

Tanah + Kandang811412; 3; 3; 3;3 ; 4 ; 3 ; 45 ; 4 ; 4 ; 4

Tabel 6. Wantu benih berkecambahMediaSaat Benih Berkecambah

Tanah4 hst

Pasir4 hst

Tanah + Pasir4 hst

Tanah + Kandang4 hst

Sekam 4 hst

Serbuk Gergaji4 hst

Tipe perkecambahan: Epigeal

4.1.2.2. Grafik pengamatan kacang hijauGrafik 4. Tinggi tanaman kacang hijau

Grafik 5. Jumlah daun tanaman kacang hijau

Grafik 6. Waktu benih berkecambah

4.1.3. Jagung4.1.3.1. Tabel pengamatan tanaman jagungTabel 7. Tinggi tanaman jagungMediaTinggi Tanaman (cm)

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah------

Pasir8,71320151718,5

Tanah + Pasir811211619,522,4

Sekam6,2102411,614,517

Serbuk gergaji------

Tanah + Kandang8.215,82734,537,540,5

Tabel 8. Jumlah daun tanaman jagungMediaJumlah Daun

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah------

Pasir113334

Tanah + Pasir334444

Sekam457778

Serbuk gergaji------

Tanah + Kandang336455

Tabel 9. Waktu benih berkecambahMediaSaat Benih Berkecambah

Tanah-

Pasir4 hst

Tanah + Pasir7 hst

Tanah + Kandang7 hst

Sekam 7 hst

Serbuk Gergaji-

Tipe perkecambahan: Hipogeal

4.1.3.2. Grafik pengamatan tanaman jagungGrafik 7. Tinggi tanaman jagung

Grafik 8. Jumlah daun tanaman jagung

Grafik 9. Waktu benih berkecambah

4.1.4. Sansevieria4.1.4.1. Tabel pengamatan tanaman sansevieriaTabel 10. Tinggi tunas tanaman sansevieriaMediaTinggi Tunas (cm)

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah------

Pasir------

Tanah + Pasir------

Sekam------

Serbuk gergaji------

Tanah + Kandang------

Tabel 11. Jumlah tunas tanaman sansevieriaMediaJumlah Daun

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah------

Pasir------

Tanah + Pasir------

Sekam------

Serbuk gergaji------

Tanah + Kandang------

Tabel 12. Awal muncul tunasMediaSaat Bibit Muncul Tunas

Tanah-

Pasir-

Tanah + Pasir-

Tanah + Kandang-

Sekam -

Serbuk Gergaji-

Tabel 13. Panjang akarMediaPanjang Akar (cm)

Tanah8

Pasir5,5

Tanah + Pasir3

Tanah + Kandang6

Sekam 3

Serbuk Gergaji8

4.1.4.2. Grafik pengamatan tanaman sansevieriaGrafik 10. Tinggi tunas tanaman sansivera

Grafik 11. Jumlah tunas tanaman sansevieria

Grafik 12. Awal muncul tunas

Grafik 13. Panjang akar tanaman sansevieria

4.1.5. Pegagan4.1.5.1. Tabel pengamatan tanaman pegaganTabel 14. Jumlah stolon tanaman pegaganMediaJumlah Stolon

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah------

Pasir334233

Tanah + Pasir------

Sekam------

Serbuk gergaji------

Tanah + Kandang------

Tabel 15. Jumlah daun tanaman pegaganMediaJumlah Daun

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah2325921

Pasir56571117

Tanah + Pasir3345710

Sekam2221--

Serbuk gergaji111233

Tanah + Kandang236121842

Tabel 16. Panjang tanaman pegaganMediaPanjang Tanaman (cm)

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah1,5; 0,82; 1,3; 0,32,5; 26,2; 3,57,48,5

Pasir151717171719

Tanah + Pasir0,5; 0,3; 0,2;0,8; 0,7; 0,51; 0,62,5; 1,54; 2,84,5; 3,4

Sekam2; 0,31,5; 0,51111--

Serbuk gergaji0,20,66,57,589,2

Tanah + Kandang11; 3,510; 511; 6,211; 6,511; 712; 7

Tabel 17. Jumlah tanaman pegaganMediaJumlah Tanaman

7 hst14 hst21 hst28 hst35 hst42 hst

Tanah232224

Pasir111123

Tanah + Pasir332222

Sekam2211--

Serbuk gergaji111111

Tanah + Kandang222338

4.1.5.2 Grafik pengamatan tanaman pegaganGrafik 14. Jumlah stolon tanaman pegagan

Grafik 15. Jumlah Daun Tanaman pegagan

Grafik 16. Panjang Tanaman pegagan

Grafik 17. Jumlah tanaman pegagan

4.2. Pembahasan4.2.1. Ubi jalarPada tanaman ubi jalar, setalah dilakukan pengamatan selama 6 minggu, hasilnya adalah ubi jalar dapat tumbuh pada semua media tanam. Akan tetapi, selama 6 minggu pengamatan terjadi kesalahan dalam pencatatan data pengamatan pada minggu ke-1 sampai minggu ke-3 karena kesimpangsiuran orang yang mencatat. Akibatnya data minggu ke-1 sampai minggu ke-3 menjadi hilang. Pengamatan dilakukan kembali pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6. Hasilnya, pada media tanam pasir pertembuhan tanaman ubi jalar paling tinggi. Pada media tanam tanah dicampur pasir dan tanah dicampur pupuk kandang pertumbuhan tanaman ubi jalar cukup baik dari pada media tanam tanah dan kompos. Tinggi tanaman ubi jalar paling rendah pada media sekam. Hal ini sesuai dengan literature, dimana menurut Suparman (2007), tanah yang cocok untuk tanaman ubi jalar ini adalah tanah yang mengandung pasir, kadar lempungnya ringan dan longgar, kondisinya gembur, sehingga udara dan air dalam tanah dapat saling bergantian dengan lancar. Dengan demikian begitu umbi berkembang tanpa mengalami hambatan. Pada tanah yang berat sebenarnya dapat juga ditanami ubi jalar namun harus diolah dan diberi campuran pasir kompos dan pupuk organic, supaya tanah jadi longgar. Menurut Rukmana (2000), Sifat pasir malang yang memiliki rongga-rongga halus membuat pasir malang menjadi ringan dan sangat porous. Pasir malang juga mampu memegang tanaman dengan baik, sehingga menjadi pilihan utama bagi pekebun dan hobiis tanaman yang menyukai iklim dan media tanam kering. Hal ini membuat tanaman ubi jalar dapat tumbuh paling tinggi pada media tanam pasir.Pada media tanam serbuk geraji, jumlah daun tanaman ubi jalar paling banyak begitu juga pada media tanam tanah dan tanah dicampur pupuk kandang memiliki cukup banyak daun. Hal ini sesuai dengan literature, dimana menurut Suparman (2007), tanaman ubi jalar tidak memilih tanah, karenanya tanaman ini tidak begitu mementingkan kesuburan tanah, sebagaimana tanaman-tanaman palawija lainnya. Artinya, tanaman ubi jalar tidak perlu ditanam pada tanah yang sangat subur penuh dengan nutrisi tanah. Justru jika ditanam di tanah yang sangat subur yang tumbuh lebat hanya daunnya sedangkan hasilnya hanya sedikit dan kecil-kecil. Sedangkan media tanam serbuk gergaji, menurut Prihmantoro et al. (2001), kandungan unsur haranya juga cukup tinggi terutama bila sudah membusuk. Akibatnya media tanam serbuk gergaji memiliki jumlah daun paling banyak diantara media lainMenurut Rukmana (1997), Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau nguludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hinggantanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Berdasarkan data pengamtan, justru media tanam pasir dan serbuk gergaji, tunas ubi jalar muncul paling awal yaitu 4 hari setelah tanam. Sedangkan, pasir dan serbuk gergaji memiliki sifat mudah melepas air karena memiliki pori-pori yang besar. Pada penanaman di polibang ini, kemampuan media tanam memegang air tidak berpengaruh pada awal munculnya tunas. Awal munculnya tunas lebih dipengaruhi oleh kandungan unsur hara yang ada di media tanam.4.2.2. Kacang hijauPada tanaman kacang hijau, setalah dilakukan pengamatan selama 6 minggu, hasilnya adalah kacang hijau dapat tumbuh pada semua media tanam. Akan tetapi, selama 6 minggu pengamatan terjadi kesalahan dalam pencatatan data pengamatan pada minggu ke-1 sampai minggu ke-3 karena kesimpangsiuran orang yang mencatat. Akibatnya data minggu ke-1 sampai minggu ke-3 menjadi hilang. Pengamatan dilakukan kembali pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6. Hasilnya, pada media tanam tanah dicampur pupuk kandang pertembuhan tanaman kacang hijau memiliki rata-rata ketinggian paling tinggi dan ada 4 benih yang berkecambah. Hal ini didukung oleh Fachruddin (2000) yang menyatakan bahwa Tanaman kacang hijau dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah yang banyak mengandung bahan organik, dengan drainase yang baik. Namun demikian, tanah yang paling cocok bagi tanarnan kacang hijau ialah tanah liat berlempung atau tanah lempung. Sedangkan media tanam sekam pada pengamatan 42 hari setelah tanam mengalami kematian. Hal ini disinyalir akibat sekam kurang kuat dalam memegang tanaman. Menurut Prihmantoro et al. (2001), kelemahan sekam mentah adalah sifatnya yang terlalu berongga, sehingga kurang kuat dalam memegang tanaman. Hal ini berpengaruh pada jumlah daun, membuat jumlah daun kacang hijau di media sekam sulit untuk tumbuh. Akibatnya pada 35 hari setelah tanam, tidak ada daun yang tumbuh di media tanam sekam. Sedangkan media tanam lain rata-rata memiliki jumlah daun 4. Dari hasil pengamatan selama 6 minggu, kacang hijau tumbuh saat 4 hari setelah tanam di semua media tanam. Jadi media tanam tidak mempengaruhi perkecambahan benih kacang hijau. Tipe perkecambahan pada tanaman kacang hijau adalah epigeal. Hal tersebut ditandai dengan muculnya kotiledon ke permukaan tanah karena adanya pertumbuhan memanjang. Menurut pratiwi et al. (2006), perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus).

4.1.3. JagungPada praktikum ini, penanaman jagung pada keenam media tanam, terdapat dua media tanam yang tidak tumbuh sama sekali. Media tanam itu adalah media tanah dan serbuk gergaji. Sampai akhir praktikum pada media tanah dan serbuk gergaji tidak menunjukkan adanya tanda-tanda akan tumbuh. Hal ini berbeda dengan literatur,dimana menurut menurut Astawan (2009), jagung tidak membutuhkan persyaratan yang khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Ketidak sesuaian ini bisa dikarenakan kesalahan prosedur penanaman atau karena ketidak sesuaian suhu media tanam untuk memulai perkecambahan. Menurut Aak (1993) suhu optimum untuk memulai perkecambahan jagung adalah 18C-21C, dimana pada suhu tersebut terjadi proses biochemis yang melarutkan makanan dan pada tahap ini pernafasan semakin giat yang menghasilkan tenaga. Pada media tanam yang lain pertumbuhan berlangsung dengan baik.Media tanam yang pertaman kali berkecambah adalah pasir, yaitu pada 4 hari setelah tanam. Sedangkan pada media sekam, tanah dicampur pupuk kandang, dan tanah dicampur pasir mulai berkecambah pada saat 12 hari setelah tanam. padahal menurut Aak (1993) tanaman jagung mulai berkecambah pada 4 sampai 5 hari setelah tanam, dan muncul kepermukaan tanah pada enam sampai sepuluh hari. Pada perkembangan pertumbuhan tinggi tanaman jagung hampir semua media menunjukkan hasil yang terus meningkat. Tanaman jagung di media tanam tanah dicampur pupuk kandang memiliki pertumbuhan paling tinggi diantara media yang lain. Kelebihan penggunaan pupuk kandang sebagai komponen media tanam adalah menjamin ketersediaan unsur hara bagi tanaman, walaupun tanpa tambahan pupuk kimia (Prihmantoro et al., 2001).Pada tanaman jagung tipe perkecambahannya adalah hipogeal. Hal tersebut ditandai dengan adanya pertumbuhan memanjang pada epikotil biji yang menyababkan plumula menumbus bijinya dan keluar ke permukaan tanah, namun kotiledonya akan tetap dibawah tanah. Menurut Pratiwi et al. (2006) perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).

4.2.3. SansevieriaPada praktikum ini, sansevieria yang digunakan adalah jenis sansevieria trifasciata. Menurut Redaksi Agronedia (2007) memiliki karakteristik daun tebal berair dengan helaian tegak yang menyatu di pangkal rimpang, tidak berduri, dan ujung daun menincing. Perbanyakan vegetatif yang digunakan adalah stek batang. Menurut Tahir dan Sitanggang (2008) menyatakan bahwa stek daun merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman sansevieria. Daun yang disetek sebaiknya yang sudah tua, yakni daun bagian paling bawah dari tanaman sansevieria. Perlu diketahui, cara setek daun dapat menghasilkan tanaman yang berbeda dengan induknya, baik dari segi warna maupun bentuk. Penanaman stek daun sansevieria sampai akhir praktikum dari semua media tanam tidak menunjukan adanya tanda tanda kemunculan tunas baru. Menurut Tahir dan Sitanggang (2008) menyatakan bahwa media tanam untuk semua jenis perbanyakan vegetatif berupa campuran dan pasir, humus, sekam bakar, dan pakis dengan perbandingan 2:1:1:1. Untuk jenis S. trifasciata dan S. hahnii, akar keluar setelah 23 minggu, dan anak ari (tunas) muncul 34 minggu kemudian. Untuk jenis Iainnya, akar tumbuh 35 minggu dan tunas muncul 68 minggu sampai 3 bulan sejak penanaman. Jenis sansevieria berdaun tebal prosesnya lebih lama dibandingkan dengan jenis berdaun tipis atau tidak begitu tebal. Tunas tanaman yang tidak tumbuh mungkin disebabkan ketidak sesuaian media tanam dengan tanaman sansevieria. Sedangkan untuk akar sansevieria dapat tumbuh di semua media tanaman, media tanah dan serbuk gergaji memiliki akar paling panjang diantara media lain.

4.2.4. PegaganPada praktikum ini, penaman pegagan pada keenam media tanam tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Karena hampir semua tanaman tidak dapat tumbuh stolon, kecuali pada media pasir. Hal ini dapat terjadi karena ketidak sesuaian bibit yang digunakan. Karena pada saat praktikum bibit yang digunakan terinjak-injak. Jadi, kita menggunakan bibit seadanya, ada yang berupa stolon, ada juga berupa tanaman induk. Kita kurang tahu tentang bagian-bagian pegagan. Winarto dan Maria Surbakti (2003) menyatakan bahwa sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu kita harus mempersiapkan bibit pegagan. Bibit harus berasal dan tanaman yang benar-benar sehat, kuat, serta tidak terserang hama dan penyakit. Secara umum, pegagan dapat dikembangbiakkan dengan menggunakan biji dan stolon. Namun, dalam praktiknya, orang Iebih sering melakukannya dengan cara memisahkan stolon. Biasanya stolon yang diambil untuk bibit sudah berakar di setiap ruasnya. Panjang bibit berupa stolon minimum 3 ruas. Media tanam tanah dicampur pupuk kandang, rata-rata lebih unggul dari media-media lain. Untuk jumlah daun dan jumlah tanaman, media tanah dicampur pupuk kandang memiliki daun dan tanaman paling banyak diantara media lain. Kecuali panjang tanaman, di media pasir panjang tanaman pegagan paling panjang dari media lain, diikuti media tanah dicampur pupuk kandang. Hal ini sesuai dengan literatur, dimana menurut Darwati dan Pribadi Makmun (2012), Pegagan dapat tumbuh hampir di semua tempat. Pegagan dapat tumbuh pada ketinggian antara 0 2.500 m dari permukaan laut. Pegagan merah tumbuh subur di tempat terbuka dan dapat hidup di tanah dengan kandungan hara sedikit. Pegagan hijau dapat tumbuh di tempat terbuka atau ternaungi, biasanya tumbuh di sawah atau di antara rerumputan. Pegagan hijau menyukai tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi, aerase baik, dan agak lembab. Apabila pegagan ditanam di dalam pot/polibeg, sebaiknya pot/polibeg berdiameter 15 cm. Media tanam yang digunakan kaya akan bahan organik dan gembur, dapat berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Media tanam sekam pada pengamatan 35 hari setelah tanam mengalami kematian. Hal ini kemungkinan terjadi karena kekurangan air akbat cuaca yang terlalu panas. Hal ini didukung oleh Winarto dan Maria Surbakti (2003) menyatakan bahwa ketersediaan air di media tanam mutlak diperlukan terutama saat tanaman masih muda. Air sangat membantu proses pertumbuhan vegetatif tanaman pegagan.

BAB V PENUTUP

5.1. KesimpulanPada praktikum in, telah dilakukan penanaman berbagai macam bahan tanam dengan menggunakan berbagai media tanam yang berbeda. Media tanam yang digunakan seperti tanah, campuran tanah dan pupuk kandang, campuran tanah dan pasir, sekam padi,dan serbuk gergaji. Sedangkan bahan tanam yang digunakan adalah benih jagung, benih kacang hijau, stolon pegagan, stek batang ubi jalar, dan stek daun sansevieria. Pada setiap tanaman yang yang ditanam pada media tanam yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda pula. Pada penanaman ubi jalar, semua media menunjukkan pertumbuhan yang bagus dimana media yang terbaik adalah media pasir, diikuti media campuran tanah dan pasir dan media camppuran tanah dan pupuk kandang. Pada penanaman kacang hijau media dengan stabilitas kenaikan tertinggi adalah media campuran tanah dan pupuk kandang. Pada penananam jagung media campuran tanah dan pupuk kandang menunjukkan partumbuhan yang paling stabil dan terus meningkat. Sedangkan pada media tanah dan serbuk gergaji jagung sama sekali tidak tumbuh. Pada penanaman sanseviera tidak dapat dibandingkan media mana yang terbaik, karena semua tanaman tidak dapat tumbuh tunas. Akan tetapi, pada media tanah dan serbuk gergaji memiliki akar terpanjang diantara media lainPada penaman pegagan tidak dapat dibandingkan, karena terjadi kesalahan pada teknik penanamannya. Namun, ada stolon yang tumbuh pada media pasir.

5.2. Saran dari hasil pembahasan1. Ubi jalarMedia tanam terbaik untuk penanaman ubi jalar adalah media pasir, karena kaondisinya ringan dan longgar, sehingga udara dan air dalam media tersebut dapat saling bergantian dengan lancar. Pasir mengandung unsure hara yang sedikit.

2. JagungMedia tanam terbaiik untuk penanaman kacang hijau adalah media campuran tanah dan pupuk kandang, karena dalam praktikum menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan terus meningkat. Selain itu media tanam alternative yang bisa digunakan untuk proses budidaya kacang tanah adalah media campuran tanah dan pasir dan media pasir.3. JagungMedia terbaik untuk penanaman jagung berdasarkan praktikum adalah media campuran tanah dan pupuk kandang, dimana dari awal penanaman menunjukkan konsistensi pertumbuhan yang optimal.4. SansevieriaPada tanaman sansevieria tidak dapat dibandingkan media mana yang terbaik karena semua tanaman tidak ada yang tumbuh tunas. Akan tetatapi, media tanah dan serbuk gergaji memilik akar terpanjang. jadi, berdasarkan praktikum media terbaik adalah media tanah dan serbuk gergaji.5. PegagaganPada pegagan tidak dapat dibandingkan setiap media karena hampir semua tidak muncul stolon dan terjadi kesalahan teknis pada saat penanaman. Namun, media pasir dapat tumbuh stolon. jadi berdasarkan praktikum media terbaik adalah media pasir.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1993. Teknik bercocok tanam Jagung. Yoggyakarta: kanisius

Astawan. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-bijian. Jakarta: Penebar Swadaya

Bambang, Santoso. 2010. Menejemen Pembibitan Dan Produksi Hortikultura. Mataram: Unram Press

Darwati, Iren & E.R. Pribadi Makmun. 2012. Budidaya Dan Pasca Panen Pegagan (Centella asiatica). Balittro: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Fachruddin, Lisdiana. 2000. Budi Daya Kacang Kacangan. Yogyakarta: Kanisius

Handoyo, Luisa Diana. 2011. Perkembangbiakan Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Press

Joesoef, M. 1989. Penuntun Berkebun Jeruk. Jakarta : Bharata

Kartasapoetra Ance, G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Jakarta: Bina Aksara

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius

Novijanto, N. 1996. Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Kecambah Kacang Hijau. Agri Journal. 3(2):30

Pratiwi, et al. (2006). Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Prihmantoro, Heru & Yovita Hety Indriani. 2001. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Bisnis Dan Hobi. Jakarta: Penebar Swadaya

Purnomosidhi P, Tarigan J, Surgana M, Roshetko JM. 2012. Teknik Perbanyakan Vegetatif. Bogor: Lembar Informasi AgFor No 2

Redaksi Agromedia. 2007. Buku Pintar Tanaman Hias. Jakarta: Agromedia Pustaka

Redaksi Agromedia. 2010. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Jakarta: Agromedia Pustaka

Redaksi Ps. 2007. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Depok: Penebar Swadaya

Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 2002. Perkembangbiakan Vegetatif. Bogor: IPB press

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius

Rukmana, Rahmat. 2000. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Yogyakarta: Kanisius

Setiawan, A.I. 1996. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya

Suparman. 2007. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Jakarta : Azka Mulia Media

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suwanto, Mahardi & Agus Andoko. 2007. Membuat Adenium Tampil Indah Menawan. Jakarta: Agromedia Pustaka

Tahir, M. I. dan M. Sitanggang. 2008. 165 Sansevieria Eksklusif. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Viera. R.D. , D.M. Tekrony , D.B. Egli & M. Rucker. 2001. Electrical conductivity of Soybean seeds sfter storage in several environments. Seed Science and Technology. 599-608

Widarto, L. 1996. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji, stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius

Winarto, W.P & Maria Surbakti. 2003. Khasiat Dan Mafaat Pegagan, Tanaman Penambah Daya Ingat. Jakarta: Agromedia Pustaka

Wirawan, B. dan S. Wahyuni, 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Jakarta: Penebar Swadaya

LAMPIRAN

Gambar dokumentasi proses pemasukan media tanam ke dalam polibag Media dimasukkan kedalam polibag dengan menyisahkan 5cm

Bagian atas polibag dilipat agar terkesan rapi

Gambar dokumentasi pengamatan setiap minggu Pertumbuhan tanaman pada 21 hari setelah tanam

Tanaman tumbuh dengan baik, namun ada beberapa tanaman yang tidak tumbuh pada media tanam tertentu

Gambar dokumentasi penyiraman dan perawatan setiam minggu Penyiraman air pada seluruh tanaman, hal ini bertujuan agar tanaman memperoleh asupan air yang digunakan untuk metabolisme tanaman

Daun ubi jalar terdapat lubang-lubang akibat serangan ulat. Maka dilakukan pengendalian secara mekanik yaitu dengan menangkap ulat, ulat tersebut dibunuh agar tidak kembali memakan daun ubi jalar.