laporan dk 2 skenario 1 blok 5
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
1/47
LAPORAN ILMIAH KELOMPOK TUTORIAL
SKENARIO 1 BLOK 5
OLEH KELOMPOK 1
FASILITATOR : drg. Siti Rusdiana Puspa !"i
KETUA : Mu#a$$ad %ist#& '(111''(')*
SEKRETARIS : S#!r+& S!pt#i$,rani! '(111''(')-
ANOTA : 1. R,/a+ia '(111''(')1
0. A$$!+ia Pi+iang '(111''('1*
). Rii E2a P!r$ata '(111''('0*
(. Ais&a# '(111''('(*
5. 3!nd& Nad&a '(111''('0'
4. Sis#a Ra$ad#ani '(111''('0-
6. Sann& Susanti '(111''('()
*. M!it& Isrianti '(111''('1-
-. Mi7ta# 3ir&ani '(111''('04
1'. L!, Saputra '(111''('5'
11. Putri A8ri Ma"addara '(111''('44
PRORAM STUI KEOKTERAN II
FAKULTAS KEOKTERAN UNI9ERSITAS SRI3IA;A
TAHUN 0'10
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
2/47
BAB I
PENAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di tutorial kali ini kami mendapatkan skenario sebagai berikut :
“ Isma, seorang anak perempuan berusia 11 tahun diantar ibunya ke
dokter gigi untuk memeriksakan gigi belakang kiri bawah yang tanggal sejak
satu tahun lalu, tetapi belum tumbuh gigi pengganti. Dokter gigi melakukan
pemeriksaan radiologu untuk melihat kondisi pada daerah tersebut sebanyak
dua kali, karena hasil foto pertama menunjukkan elongasi dan cone cutting.
Dari hasil rontgen foto kedua, terlihat adanya benih gigi 34,35 dan
gambaran radiografis di sekitarnya terlihat normal dengan pembentukan
akar yang belum sempurna.
Dari skenario tersebut, akan kami elaskan dengan ump ! ump sebagai
berikut :
". KLAR#$#KA%# #%T#LA&
a' (emeriksaan radiologi : pemeriksaan menggunakan
gelombang
b' Elongasi : pemanangan pada )asil gambar rontgen
*' +one *utting : )asil gambar ang tidak sesuai karena
ketidaksesuaian *one se)ingga )asil )ilang sebagian.
d' Rontgen : sala) satu teknik pemeriksaan radiologi
menggunakan sinar-e' Beni) gigi /0,/1 : beni) gigi (" dan (2 kiri ba3a)
2. #DENT#$#KA%# 4A%ALA&
a' #sma 5""t)' mengelu)kan gigi belakang kiri ba3a) tanggal
seak satu ta)un lalu dan belum tumbu)
b' Dokter melakukan pemeriksaan radiologi 2 kali karena )asil
6oto pertama menunukkan elongasi dan *one *utting
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
3/47
*' &asil rontgen 6oto kedua terli)at adana beni) gigi /0,/1
dengan gambaran radiogra6is normal namun pembentukan akar
ang belum sempurna
/. ANAL#%#% 4A%ALA&
a' 4engapa gigi belakang kiri ba3a) #sma ang tanggal seak
satu ta)un lalu belum tumbu) gigi pengganti 7
b' (ada usia berapa normalna gigi permanen seseorang mulai
tumbu)7
*' $aktor ang mempengaru)i tumbu) kembang gigi 7d' Bagaimana proses pergantian gigi susu menadi gigi
permanen 7
e' Apa ang menebabkan 6oto pertama menunukkan elongasi
dan *one *utting 7
6' Bagaimana proses pemeriksaan radiologi 7 Dan apa saa
indikasi pemakaian pemeriksaan radiologi 7
g' Bagaimana proses tumbu) kembang gigi 7
)' Bagaimana nomenklatur gigi susu dan gigi permanen 7
i' Bagaimana *ara menginterpretasikan )asil 6oto rontgen 7
' Apa saa bentuk kegagalan pada )asil 6oto rontgen 7
0. (8TE%#%
Dari )asil pemeriksaan rontgen, gigi #sma 5""t)' ang tanggal seak satu
ta)un lalu belum tumbu) dikarenakan pembentukan akar ang belum sempurna
1. LEARN#NG #%%9E
a' Nomenklatur gigi
• Gigi %usu• Gigi (ermanen
b' Tumbu) kembang gigi
• (roses
• $aktor ang mempengaru)i
• Kelainan pada proses tumbu) kembang gigi
*' (emeriksaan radiogra6i kedokteran gigi
• De6inisi dan enis ! enis
• #ndikasi
• (rosedur pengambilan gambar
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
4/47
• $aktor ang mempengaru)i kegagalan )asil 6oto
rontgen
d' #nterpretasi )asil 6oto radiogra6is
•
+ara menginterpretasikan )asil 6oto• Gambaran radiogra6is gigi ang normal
• +onto) kegagalan pada 6oto rontgen
BAB II
PEMBAHASAN
A. NOMENKLATUR
4enurut masa pertumbu)an gigi manusia terbagi menadi dua, aitu :
Gigi susu
Gigi susu berumla) 2 bua) dan mulai tumbu) pada umur ; -< bulan dan lengkap
pada umur 2 ! 2,1 ta)un. Gigi susu terdiri dari 1 gigi pada setiap daera) ra)ang
masing ! masing adala) : 2 gigi seri 5in*i*i=us'," gigi taring
2. Gigi permanen
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
5/47
Gigi permanen berumla) 2> ! /2 terdiri dari 2 gigi seri, " gigi taring, 2 gigi
premolar, dan / gigi molar pada setiap daera) ra)ang. Gigi permanen
menggantikan gigi susu. Antara umur ; ! "0 ta)un 2 gigi susu diganti gigi
permanen. Gigi molar " dan 2 mulai erupsi pada umur ; ! "2 ta)un sedangkan
gigi molar / mulai erupsi pada umur "? ! 2" ta)un.
Nomenklatur adala) *ara menulis gigi geligi ada beberapa *ara nomenklatur aitu:
1. ? ; 1 0 / 2 " " 2 / 0 1 ; ? >
> ? ; 1 0 / 2 " " 2 / 0 1 ; ? >
+onto) : (2 atas kanan @ 1
# " ba3a) kiri @ "
Gigi de*idui :
# ### ## # # ## ### #
# ### ## # # ## ### #
+onto) : * ba3a) kanan @ ###
m2 atas kiri @
0.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
6/47
" @ ra)ang atas kanan " 2
2 @ ra)ang atas kiri 0 /
/ @ ra)ang ba3a) kiri
0 @ ra)ang ba3a) kanan
">"?";"1"0"/"2"" 2"222/20212;2?2>
0>0?0;01000/020" /"/2///0/1/;/?/>
Gigi de*idui
1 ! > untuk gigi susu
1 @ ra)ang atas kanan 1 ;
; @ ra)ang atas kiri > ?
? @ ra)ang ba3a) kiri
> @ ra)ang ba3a) kanan
11 10 1/ 12 1" ;" ;2 ;/ ;0 ;1
>1 >0 >/ >2 >" ?" ?2 ?/ ?0 ?1
+onto) :
0/ @ permanen, *aninus ba3a) kanan
21 @ permanen, premolar dua atas kiri
?/ @ de*idui, *aninus ba3a) kiri
;1 @ de*idui, molar dua atas kiri
).
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
7/47
*ara ang paling muda) dan uni=ersal untuk dental re*ord
Gigi tetap
> ? ; 1 0 / 2 " " 2 / 0 1 ; ? >
> ? ; 1 0 / 2 " " 2 / 0 1 ; ? >
Gigi ang dili)at dari lateral
+onto) :
(2 atas kanan @ 1
#" ba3a) kiri @ "
Gigi De*idui
E D + B A A B + D E
E D + B A A B + D E
+onto) :
* ba3a) kanan @ +
m2 atas kiri @ E
(. . . . . . 2 "
"? "> . . . . .20 21 . . . . ./" /2
+onto) :
(2 atas kanan @ "/
#" ba3a) kiri @ 21
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
8/47
Gigi De*idui
C #C . . # # . . #
C# C## . . C C# C### . . CC
+onto) :
m2 ba3a) kanan @ C#
* atas kiri @ ###
5.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
9/47
# ## . . . # . . . . C
CC . . .C# C . . . C #
6. S&st!$ Sandinaian
Farang digunakan dalam praktek dokter gigi
@ untuk gigi atas
- @ untuk gigi ba3a)
*
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
10/47
Gigi De*idui 5penulisan dengan )uru6 ke*il'
+onto) : * ba3a) kanan @ * #d
m2 atas kiri @ m2 %
B. T94B9& KE4BANG G#G#
". #nisiasi 5bud stage'
2. (roli6erasi 5*ap stage'
/. &istode6erensiasi 5bell stage'
0. Aposisi dan kalsi6ikasi
%e*ara garis besar, pertumbu)an dan perkembangan gigi terdiri atas /ta)ap aitu
perkembangan, kalsi6ikasi dan erupsi.
A. Ta)ap perkembangan aitu :
". #nisiasi 5bud stage'
4erupakan permulaan terbentukna beni) gigi dari epitel mulut. %el-sel
tertentu pada
lapisan basal dari epitel mulut berproli6erasi lebi) *epat daripada sel sekitarna.
&asilna
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
11/47
adala) lapisan epitel ang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas
sampai
seluru) bagian ra)ang atas dan ba3a).
2. (roli6erasi 5*ap stage'
Lapisan sel-sel mesenkim ang berada pada lapisan dalam mengalami
proli6erasi,
memadat, dan ber=askularisasi membentuk papil gigi ang kemudian
membentuk dentin
dan pulpa pada ta)ap ini. %el-sel mesenkim ang berada di sekeliling organ gigi
danpapila gigi memadat dan 6ibrous, disebut kantong gigi ang akan menadisementum,
membran periodontal, dan tulang al=eolar.
/. &istodi6erensiasi 5bell stage'
Teradi di6erensiasi seluler pada ta)ap ini. %el-sel epitel email dalam 5inner
email
epit)elium' menadi semakin panang dan silindris, disebut sebagai ameloblas
ang akan
berdi6erensiasi menadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menadi
odontoblas
ang akan berdi6erensiasi menadi dentin.
0. 4or6odi6erensiasi
%el pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk
meng)asilkan bentuk dan ukuran gigi selanutna. (roses ini teradi sebelum deposisi matriks
dimulai.
4or6ologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun
sedemikian rupase)ingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan
gambaran dentinoenamel
un*tion ang akan terbentuk. Dentinoenamel un*tion mempunai si6at k)usus
aitu
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
12/47
bertindak sebagai pola pembentuk setiap ma*am gigi. Terdapat deposit email
dan matriks
dentin pada daera) tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas ang akan
menempurnakan
gigi sesuai dengan bentuk dan ukuranna.
1. Aposisi
Teradi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan
sementum.
4atriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas ang bergerak ke ara) tepi dan
tela)
teradi proses kalsi6ikasi sekitar 21H-/H.
B. Ta)ap Kalsi6ikasi
Kalsi6ikasi teradi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama
pengendapan matriks. Kalsi6ikasi dimulai selama pengendapan matriks ole)
endapan dari suatu nidus ke*il, selanutna nidus garam-garam kalsium
anorganik bertamba) besar ole) tamba)an lapisan-lapisan ang pekat. Apabila
kalsi6ikasi terganggu, butir kalsium indi=idu di dalam dentin tidak menatu,
dan tertinggal sebagai butir kalsium dasar ang terpisa) di dalam daera)
matriks eosino6ilik tersendiri ang tidak terkalsi6ikasi. Ta)ap ini tidak sama
pada setiap indi=idu, dipengaru)i ole) geneti* atau keturunan se)ingga
mempengaru)i pola kalsi6ikasi, bentuk ma)kota dan komposisi mineralisasi.
+. Ta)ap Erupsi
Erupsi gigi merupakan suatu proses ang berkesinambungan dimulai dari
a3alpembentukan melaluibeberapa ta)ap sampai gigi mun*ul ke rongga mulut
. Ada dua 6ase ang penting dalam proses erupsi gigi, aitu erupsi akti6 dan
pasi6. Erupsi akti6 adala) pergerakan gigi ang didominasi ole) gerakan ke ara)
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
13/47
=ertikal, seak ma)kota gigi bergerak dari tempatpembentukanna di dalam
ra)ang sampai men*apai oklusi 6ungsional dalam ronggamulut,sedangkan
erupsi pasi6 adala) pergerakan gusi ke ara) apeks ang menebabkanma)kota
klinis bertamba) panang dan akar klinis bertamba) pendek sebagai akibat
adana peruba)an pada perlekatan epitel di daera) apikal.
Gigi permanen ang pertama erupsi adala) gigi molar pertama ra)ang ba3a), aitu saat
anak berumur ; ta)un, tetapi kadang-kadang gigi insisi6 pertama ra)ang ba3a)erupsi
bersamaan atau ba)kan menda)ului gigi molar pertama tersebut. %etela) itu gigi insisi6
pertama ra)ang atas dan gigi insisi6 kedua ra)ang ba3a) erupsi pada umur ?->ta)un diikuti
gigi insisi6 kedua ra)ang atas pada umur >-< ta)un. Gigi kaninus ra)angba3a) erupsi padaumur H, termasuk proses kalsi6ikasi.
0. Fa2t,r !nis K!+a$in
(ada umumna 3aktu erupsi gigi anak perempuan lebi) *epat
dibandingkan anak laki-laki. (erbedaan ini berkisar antara " )ingga ; bulan.
Iaktu erupsi gigi anak perempuan lebi) *epat dibanding dengan anak laki-laki
disebabkan 6aktor )ormon aitu estrogen ang memainkan peranan dalam
pertumbu)an dan perkembangan se3aktu anak perempuan men*apai pubertas.
). Fa2t,r Ras
Iaktu erupsi gigi orang Eropa dan *ampuran Amerika dengan Eropa lebi)
lambat daripada 3aktu erupsi orang Amerika berkulit )itam dan Amerika #ndian.
8rang Amerika, %3iss, (eran*is, #nggris, dan %3edia termasuk dalam ras ang
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
14/47
sama aitu Kaukasoid dan tidak menunukkan perbedaan 3aktu erupsi ang
terlalu besar.
(. Fa2t,r Ling2ungan
$aktor lingkungan tidak banak mempengaru)i pola erupsi. $aktor
tersebut adala):
". %osial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaru)i keadaan nutrisi, kese)atan
seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi renda) *enderung menunukkan 3aktu
erupsi gigi ang lebi) lambat dibandingkan anak dengan tingkat ekonomi
menenga).
2. Nutrisi
%ebagai 6aktor pertumbu)an dapat mempengaru)i erupsi dan proses
kalsi6ikasi. Keterlambatan 3aktu erupsi gigi dapat dipengaru)i ole) 6aktor
kekurangan nutrisi, seperti =itamin D dan gangguan kelenar endokrin.
5. Fa2t,r +,2a+
$aktor-6aktor lokal ang dapat mempengaru)i erupsi gigi adala) arak gigi
ke tempat erupsi, mal6ormasi gigi, persistensi gigi desidui, adana gigi berlebi),
trauma ter)adap beni) gigi, mukosa gusi ang menebal, ankilosis pada akar gigi,
dan gigi sulung ang tanggal sebelum 3aktuna.
4. Fa2t,r P!n&a2it
Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan ole) penakit
sistemik dan beberapa sindroma, seperti Do3n %ndrome, +leido*ranial
dsostosis, &pot)roidism, &popituitarism, beberapa tipe dari +ranio6a*ial
snostosis dan )emi6a*ial atrop).
Kelainan tumbu) kembang gigi
Berikut beberapa *onto) bentuk kelainan ang teradi pada tumbu) kembang gigi.
a. Anomali umla)
• &ipodonsia
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
15/47
Kegagalan perkmbangan gigi satu atau dua beni) gigi. Relati6 umum teradi
dan sering kali bersi6at )erediter. Ada beberapa sindrom ang disertai
)ipodonsia, ang paling umum aitu adala) sindrom do3n. Gigi ang paling
sering tidak tumbu) adala) molar /, premolar kedua dan insisi6 lateral atas
• Anodonsia
Kegagalan perkembangan seluru) gigi . Farang ditemkan . Anodonsia
berkaitan dengan penakit sistemis , displasia ektodermal. (ada kasus ang
ekstrem , teradi kegagalan lamina gigi se)ingga tidak ada pembentukan gigi
sama sekali tetapi umumna gigi geligi susu terbentuk , namun )ana sedikit
atau tidak ada gigi geligi ang terbentuk. (ada anodonsia , prosesusal=eolararis tanpa adana dukungan ole) gigi menadi tidak berkembang
menerupai orang ang suda) tua karena )ilangna dimensi =ertikal.
• Gigi %upernumerari 5Gigi Berlebi)'
Gigi berkembang dalam umla) lebi) dari normal disebut gigi supernumerari.
Ditemukan sebagai akibat perkembangan berlebi) dari dental lamina dengan
penebab ang tidak diketa)ui. Gigi berlebi) ang teradi diantara gigi seri
pertama atas dinamakan mesiodens. Gigi ini umumna ke*il 5mikrodonsia'
dan tidak menerupai gigi normal. Gigi supernumerari dapat menebabkan
gigi bereal dan memperlambat erupsi gigi. Berikut ang termasuk gigi
supernumerai :
". Geminasi , merupakan gigi ang besar karena satu beni) membentuk dua
gigi. Gigi kembar ini biasana menebabkan terpisa)na ma)kota gigi
se*ara meneluru) atau sebagian melekat pada satu akar dengan satu
saluran akar.
2. $usi, merupakan gigi ang besar 5mikrodonsia dengan satu ma)kota besar
ang terdiri atas persatuan ma)kota dan akar. Akar umumna mempunai
dua saluran akar karena satu gig dibentuk dibentuk ole) dua beni) ang
terpisa). $usi sulit dibedakan dengan geminasi. %elain dengan
pemeriksaan radiologi, meng)itung umla) gigi dapat menolong )al ini
karena pada 6usi ada satu gigi ang )ilang.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
16/47
/. Dens in=aginatus, adana gigi dalam gigi. (ada radiogram tampak
kelainan gigi karena in=aginasi email ke dalam lekukan ang dalam
didalam gigi. Adana debris dalam in=aginasi email membuat kerusakan
pada gigi ini *enderung tidak terdeteksi.
b. Anomali struktur gigi
• Amelogenesis imper6ekta, merupakan kelainan )erediter ang tampak
sebagai peruba)an struktur gen ang ber)ubungan dengan email .
Ditemukan dalam bentuk )ipokalsi6ikasi email, )ipoplasia email atau
keduana namun detin dan pulpa na normal.
•
Dentinogenesis imper6ekta ,Email normal terbentuk tapi dentin kurangmineralisasina se)ingga gigi tampak kebiru biruan , email dapat pe*a)
karena sokongan dentin ang lema), dentin *epat abrasi dan erosi.
*. (igmentasi akibat pemberian tetrasiklin
(emberian tetrasiklin dapat menebabkan tetrasiklin melekat pada
aringan gigi. Gigi akan ber3arna kuning )ingga ke*oklatan. (emberian
tetrasiklin saat ibu )amil dapat menebabkan pigmentasi pada gigi susu.
%edangkan pada anak anak menebabkan pigmentasi pada gigi tetap.
d. Anomali pola erupsi
• !rupsi prematur , digunakan untuk gigi ang tela) erupsi sebelum 3aktu
normalna. Keadaan ini bisa teradi pada gigi susu maupun gigi tetap. Gigi
ini mempunai si6at ang k)as aitu muda) tanggal, pembentukan akar,
struktur dan kalsi6ikasi ang tidak sempurna.
• !rupsi lambat , pada keadaan ini proses erupsi menadi lambat. Erupsi
ang terlambat dapat disebabkan ole) gangguan endokin, )ipotiroidisme,
riketsia dan kurangna ruang untuk gigi.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
17/47
e. Anomali ukuran gigi
• "akrodonsia, aitu bentuk ukuran gigi ang lebi) besar dari keadaan
normal. Keadaan ini bisa teradi pada sebagian atau seluru) gigi.4akrodonsia ang bersi6at meneluru) mutlak teradi pada pitutar
gigantisme. %edangkan makrodonsia lokal sering teradi pada molar /
ba3a).
• "ikrodonsia, keadaan dimana seluru) atau sebagian gigi berukuran lebi)
ke*il dari ukuran normalna.4ikrodonsia meneluru) diumpai pada
pitutar d3ar6ism, atau bersi6at relati6 karena adana maksila dan
mandibula ang ke*il.
+. (E4ER#K%AAN RAD#8L8G# KED8KTERAN G#G#
!7inisi Radi,+,gi K!d,2t!ran igi
Radiologi adala) *abang ilmu kedokteran ang menggunakan energi
pengion 5energi dari generator dan ba)an radioakti6 seperti sinar C, sinar gamma,
serta pan*aran partikel pengionJ elektron, neutron, positron, dan proton' dan
bentuk-bentuk energi lainna 5non pengion' dalam bidang diagnostik serta terapi.
Radiologi Kedokteran Gigi merupakan ilmu kedokteran gigi ang
mempelaari tentang prosedur pengambilan rontgen 6oto gigi, ra)ang dan tulang
tengkorak, serta interpretasi )asil rontgen 6oto. Radiologi kedokteran gigi ini
merupakan pemeriksaan se*ara radiogra6ik untuk memperole) in6ormasi
diagnostik, meliputi pembuatan dan interpretasi radiogra6ik. (emeriksaan
radiologi ini sering digunakan antara lain untuk penunang diagnosa, ren*ana
pera3atan, penunang selama proses pera3atan 5endodonsia dan ort)odonsia',
e=aluasi pera3atan 5pas*a odontektomi dan kuretase', data rekam medi*, serta
kepentingan 6orensik.
Fenis-enis (emeriksaan Radiologi Kedokteran Gigi
Fenis-enis pemeriksaan radiologi kedokteran gigi terbagi menadi dua
aitu Teknik Rontgen #ntra 8ral dan Teknik Rontgen Ekstra 8ral.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
18/47
a. Teknik Rontgen #ntra 8ral
Teknik rontgen intra oral adala) teknik pemotretan radiogra6is gigi geligi
dan aringan di sekitarna, dengan 6ilm berada di dalam rongga mulut.
9ntuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut ang terdiri atas /2
gigi, diperlukan kurang lebi) "0 sampai "< 6oto.
Ada tiga metode dasar teknik rontgen intra oral, aitu :
- (eriapikal
(eriapikal adala) teknik rontgen intra oral ang men*akup gigi geligi
dan aringan sekitarna sampai dengan daera) periapikal.Teknik ini
dapat menunukkan 2-0 gigi geligi dengan aringan periapikal
sekitarna 5/" 0" mm'.
(eriapikal terbagi menadi dua bagian aitu periapikal bisektris dan
periapikal paralel.
- Bite Iing
Bite 3ing adala) teknik pemotretan radiogra6is ang dapat
meng)asilkan gambaran radiogra6is daera) ma)kota sampai dengan
le)er gigi dan aringan periodontal di daera) interdental region ra)ang
atas dan ba3a) pada satu lembar 6ilm 522 /1 mm'.
- 8klusal
8klusal adala) teknik rontgen intra oral dengan 6ilm diletakkan pada
bidang oklusal 51? ?; mm'.
b. Teknik Rontgen Ekstra 8ral
Teknik rontgen ekstra oral adala) seluru) proeksi pemotretan region
oro6a*ial dengan 6ilm diletakkan di luar mulut pasien. (roeksi-proeksi
pemotretan ekstra oral digunakan untuk memeriksa daera) ang tidak
ter*akup dalam 6oto intra oral atau untuk meli)at struktur 6asial se*arakeseluru)an.
Beberapa enis teknik rontgen ekstra oral aitu :
- (anoramik
#stila) panorami* berarti gambaran 5@#iew' suatu regio se*ara lengkap
dari segala ara). (anoramik radiogra6i adala) istila) ang dipakai
untuk teknik pemotretan ang memproeksikan gigi geligi dan seluru)
struktur aringan penanggana, serta struktur anatomis ra)ang atas
dan ba3a) sampai setinggi rongga orbita dan men*akup kondilus
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
19/47
mandibula satu lembar 6ilm. Teknik 6oto rontgen ekstra oral dapat
meng)asilkan gambar ang menunukkan semua gigi dan aringan
pendukung.
$oto panoramik dikenal uga dengan panore atau orthopantomogram
dan menadi sangat populer di kedokteran gigi karena teknik ang
seder)ana, gambaran men*akup seluru) gigi dan ra)ang dengan dosis
radiasi ang renda), dimana dosis radiasi ang diterima pasien untuk
satu kali 6oto panoramik )ampir sama dengan dosis empat kali 6oto
intra oral
- +ep)alometri
+ep)alometri adala) radiogra6i ang distandarisasi dan reproducible,
terutama dipergunakan di bidang ortodonsi dan ort)ognati* surger.
+ep)alometri menggunakan se6alostat atau kraniostat untuk 6iksasi
kepala standar.
4aksud standarisasi adala) untuk memperole) 6oto dengan posisi ang
selalu sama terutama untuk memperbandingkan 6oto sebelum, selama,
dan sesuda) pera3atan ortodonsi.
- Iaters ie3
(roeksi Iaters biasana disebut uga proeksi 8**ipito 4ental.
%emula proeksi ini dituukan untuk sinus maksilaris. Namun, bagian
posteroanterior ang paling belakang akan tumpang tindi) dengan
pro*essus al=eolaris gigi posterior se)ingga )arus ditamba)kan
proeksi lainna.
Iaters 6oto ini terutama untuk meli)at sinus paranasal aitu sinus
maksilaris, sinus 6rontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sp)enoidalis.
#stila) lainna :
. Iaters proe*tion 5semua literatur'
. T)e posteroanterior sinus radiograp) 5Lin*oln'
. (osteroanterior proe*tion o6 t)e sinuses 5&. $rommer'
- Antero (osterior
Antero posterior 5A(' merupakan teknik 6oto ang digunakan untuk
meli)at kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran
sinus 6rontalis, sinus et)moidalis, serta tulang )idung
Indi2asi K+inis P!$!ri2saan Radi,gra7i
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
20/47
A. Intra Ora+
1. T!2ni2 R,ntg!n P!riapi2a+
• #n6lamasi periapikal
• Kondisi aringan periodontal
• (as*a trauma gigi dan tulang al=eolar
• Gigi belum erupsi
• 4or6ologi akar
• (era3atan endodontik
• Apikoektomi
• E=aluasi implant
0. T!2ni2 R,ntg!n Bit! 3ing
• 4endeteksi karies di permukaan proksimal
• (emeriksaan berkala ika pasien mempunai insidensi karies tinggi
• 4enunukkan karies sekunder ang berada di ba3a) tambalan
). T!2ni2 R,ntg!n O2+usa+
• 4engeta)ui posisi ang tepat dari akar gigi, gigi supernumerari, dan
gigi impaksi
• 4endeteksi benda asing di dalam tulang ra)ang dan batu di dalam
kelenar sali=a
• 4eli)at dasar sinus maksilaris
• (asien dengan trismus
• Letak 6raktur ra)ang
• 4endeteksi kista, osteomelitis, dan tumor
B. E2stra Ora+
1. T!2ni2 R,ntg!n Pan,ra$i2
• 4eli)at dan menilai kelainan ang luas di maksila maupun mandibula
• (enilaian ort)odonti
• Lesi kista, tumor, dan anomali pertumbu)an regio anterior
• Tumbu) kembang gigi geligi
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
21/47
• $raktur diseluru) bagian mandibula, ke*uali regio anterior
• Kelainan sinus maksilaris, terutama untuk menilai dinding interior,
posterior, dan dasar sinus.
•4eli)at keadaan permukaan arikular kepada kondilus 5*ondlar )ead'
mandibula pada kasus kelainan T4F
• 4eli)at tinggi tulang al=eolar se*ara umum pada kelainan atau
penakit periodontal
• 4enilai keadaan gigi molar /
0. T!2ni2 R,ntg!n
• 4empelaari pertumbu)an kepala serial se6alogram ang dibuat dalam
inter=al 3aktu tertentu dan diperbandingkan, maka dapat diketa)ui
ke*epatan dan ara) pertumbu)an tulang muka serta pertumbu)an
ra)ang dan gigi.
• Dapat mengeta)ui 6aktor g menebabkan maloklusi
• Dapat menentukan tipe muka apaka) konka6, kon=ek, atau lurus.
). T!2ni2 R,ntg!n P,st!ri,r Ant!ri,r
• 9ntuk meli)at ada tidakna penakit, trauma, dan kelainan
pertumbu)an
• 9ntuk mendeteksi peruba)an dalam ara) mediolateral kepala
• 4emperli)atkan struktur 6asial lainna
(. T!2ni2 R,ntg!n Lat!ra+
• 4eli)at kelainan di daera) kepala dan tulang-tulang muka untuk
meli)at ada tidakna penakit, trauma, dan kelainan pertumbu)an
•
4emperli)atkan aringan lunak naso6aringeal, sinus paranalis, paatumkeras
• 8bser=asi pra dan pas*a pera3atan
Pr,s!dur p!nga$@i+an ga$@ar
". (asien di intruksikan menggunakan Apron
2. (asien diberi petunuk *ara memegang 6ilm
/. (asien diberita)u berapa lama 3aktu ang dilakukan untuk melakukan
pemotretan atau pengambilan gambar
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
22/47
Iaktu ang dibutu)kan untuk masing-masing gigi :
Ra)ang Atas Iaktu 5detik' Ra)ang Ba3a) Iaktu
# ,/ # ,/
+ ,0 + ,0
( .1 ( ,1
4 ,> 4 ,;
0. (asien diberita)ukan )al-)al ang tidak bole) dilakukan selama
pemotretan dan di)arapkan pasien tidak bergerak selama pemotretan
berlangsung untuk men*ega) )asil pemotretan ang kurang baik.
1. 8perator menanakan kepada pasien, apaka) pasien muda) mual
5re6le munta) tinggirenda) '
;. (asien di intruksikan untuk melepaskan per)iasan atau ka*amata ang
dapat mempengaru)i )asil pemotretan.
?. 8perator mengatur posisi kepala pasien. (engaturan ang sala) dapat
menebabkan gambaran gigi geligi tampak mirik atau gambaranna
bagian api*al dapat terpotong.
>. (enebalan titik penetrasi gigi ang diadikan obek 6oto.
RAIORAPHERPASIENOKTER II
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
23/47
a. Dalam peraturan pemerinta) no. "" ta)un "
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
24/47
tidak dapat diam atau tremor ang mungkin teradi. (ada pasien-pasien ini dapat
teradi double image.
Bentuk anatomis ra)ang sempit dan palatum dangkal dapat menebabkan tidak
seluru) struktur ang akan diperiksa dapat terproeksi dengan utu) 5terpotong'.
%edangkan gigi ang bereal atau pada gigi impaksi dapat teradi tumpang tindi)
satu gigi dengan gigi geligi disekitarna.
(asien dengan re6le munta) tinggi uga dapat menulitkan pemotretan. Terutama
pemotretan region posterior ra)ang atas dan ra)ang ba3a).
*. Dokter Gigi
(engeta)uan, ketelitian dan keterampilan dokter gigi uga mempengaru)i 6oto
radiogra6is ang di)asilkan. Kelalaian dokter gigi pada 3aktu menulis surat
ruukan , misalna sala) menulis elemen gigi atau region, tidak menulis maksud
tuuan pemeriksaan radiogra6is atau regio, tidak menulis maksud tuuan
pemeriksaan radiogra6is atau tidak menulis diagnose sementara berdasarkan
pemeriksaan radiogra6is sebelumna menebabkan )asil pemeriksaan radiogra6is
sebelumna menebabkan )asil pemeriksaan radiogra6is ang di)asilkan tidak
sesuai dengan ang dimaksud di)arapkan.
0. BAHAN> MATERIAL
a. $ilm
Beberapa )al ang )arus diper)arikan dalam melilai 6ilm radiogra6is adala) 3aktu
kadaluarsa serta kemasan pembungkus 6ilm. &al ini penting diper)atikan karena
apabila kedua )al tersebut suda) tidak memenu)i sarat lagi, )asil 6otoradiogra6isna tidak dapat sebaik ang di)arapkan.
b. Ba)an pen*u*ian 6ilm
De=eloper dan 6ied enis po3der ang penggunaana )arus dilarutkan terlebi)
da)ulu, lebi) baik dari pada ang suda) tersedia dalam bentuk *airan. De=eloper
dalam bentuk *airan sering menebabkan noda kuning pada )asil 6oto radiogra6is.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
25/47
). TEKNIK PEMOTRETAN
a. (engaturan posisi kepala penderita
Kesala)an pengaturan posisi kepala penderita pada teknik intra oral 5terlalu
menunduk atau menengada)' menebabkan kesulitan menentukan posisi tube
5penentuan sudut =erti*al dan )oriontal' atau menebabkan tidak ter*akupna
daera) ang akan diperiksa 5terpotong' pada 6oto radiogra6is ang di)asilkan.
%edangkan pada teknik ekstra oral kesala)an pengaturan posisi kepala penderita
dangat berpengaru) ter)adap 6oto radiogra6is ang di)asilkan. Kesala)an berupa
obek ang dituu tumpang tindi) dengan struktur anatomis lain se)ingga tidak
terproeksi dengan baik atau teradi gambaran radiogra6is ang terpotong.
b. (eletakan 6ilm
(ada teknik intra oral peletakan 6ilm dalam rongga mulut )arus sedemikian rupa
se)ingga obek ang akan diperiksa terletak di pertenga)an 6ilm, untuk itu perlu
diper)atikan ba)3a untuk letak 6ilm di gigi anterior 6ilm diletakkan =erti*al dan
pada gigi posterior di letakkan )oriontal. Dengan demikian seluru) gigi sampai
dengan daera) periapikal dapat ter*akup semua dalam 6ilm. %isakan 2-/ mm
antara arak tepi permukaan gigi dengan permukaan oklusal atau insisal.
%ekala)an ang dapat teradi apabila tidak diper)atikan )al-)al tersebut di atas
adala) terpotongna gambar radiogra6is ang di)asilkan. Gambaran ini uga dapat
teradi akibat kondisi anatomis pasien berupa palatum atau dasar mulut ang
dangkal.
Kesala)an peletakan *assette pada teknik ekstra oral baik teknik pemotretan ang
menggunakan *assette )older atau tidak adala) terpotongna gambaran
radiogra6is ang di)asilkan.
+. +ara 4ena)an $ilm
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
26/47
(ada teknik intraoral proeksi periapikal ang benar adala) dengan
menggunakan ibu ari atau telunuk didaera) pertemuan antara ma)kota dan gusi
5di daera) le)ar gigi'. (enekanan ang) berlebi)an dan mena)an 6ilm pada daera)
palatum, dapat menebabkan 6ilm tertekuk ang gambaranna akan tampak mirip
kasus elongasi, uung akar gigi tampak membengkok sedankan ma)kotana tetap
pada ukuran sebenarna.
(enekukan ini dapat pula teradi karena gigig ang akan diperiksa terletak
pada sudut ra)ang aitu gigi kaninus-premolaratas maupun ba3a).
(ada teknik ekstraoral,pema)aman 6ilm se)ingga tidak berpengaru) pada
6oto radiogra6is ang di)asilkan.
D. (enentuan %udut (emotretan
K!sa+a#an p!n!ntuan !rtia+ dapat @!rupa :
Elongasi aitu pemanangan gambaran radiogra6is gigi ang di)asilkan, akibat
penentuan sudut =erti*al terlalu besar.
K!sa+a#n p!n!ntuan sudut #,ri/,nta+ :
&oriontal o=erlapping aitu gambaran radiogra6is ang tumpang tindi) antara
satu gigi dengan gigig ang berdekatan, akibat sinar-C tidak seaar dengan
permukaan interproimal gigi atau tidak tegak lupus dengan sumbu gigi ang
diperiksa.
$one cutting adala) terpotongna sebagian gambaran radiogra6is gigi ang
di)asilkan dengan batas tepi berupa lengkungan, teradi akibat sinar-C tidak tepat
pada pertenga)an 6ilm, se)ingga ada sebagian 6ilm ang tidak terkena sinar-C.
Kesala)n penentuan sudut pemotretan pada teknik ekstraoral dapat menebabkangambaran tumpang tindi) 5o=erlapping' antara obek ang diperiksa dengan
struktur anatomis disekitarna.
E. (enentuan Kondisi %inar-C
Kondisi sinar-C ang di)asilkan ole) statu pesa3at sinar-C adala) : k,
mA, M se*. (ada umumna pesa3at sinar-C baik suda) mempunai k, dan mA
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
27/47
ang suda) distandarisasi, se)inggga pada 3aktu melakukan pemotretan )ana
diuba) 3aktuna saa.
8=ereposed adala) kondisi 3aktu pemotertanna ang terlalu lama
se)inggga gambaran radiogra6is ang di)asilkan akan tampak gelap )itam
5radiolusen' se*ara keseluru)an.
9ndereposure teradi bila 3aktu pemotretanna terlalu singkat dan
gambaran radiogra6isna ang di)asilkan akan tampak puti) 5radiopak' se*ara
keseluru)an.
Tidak ada gambaran sama sekali 56ilm bening' tidak ada sinar-C ang mengenai
6ilm ang disebabkan pesa3at rontgen rusak dan tidak meng)asilkan sinar-C atau
sala) melakukan menekan tombol epose.
$. (rosessing (en*u*ian $oto Radiogra6is
Beberapa ma*am kesala)n dapat teradi pada 3aktu proses pen*u*ian 6ilm,
baik intraoral maupun dalam kamar gelap, aitu :
8=erde=eloped adala) kondisi 3aktu pen*u*ian dalam de=eloper ang telalu lama
se)ingga gambaran radiogra6is ang di)asilkan tampak )itam se*ara keseluru)an.
9nderde=elope adala) kondisi 3aktu pen*u*ian dalam de=eloper ang terlalu
*epat.
D. #NTER(RETA%# &A%#L $8T8 R8NTGEN
Int!rpr!tasi radi,gra7is 2!d,2t!ran gigi
merupakan ta)ap memba*a dan mengidenti6ikasi 6oto rontgen denganmemper)atikan
- detail ang menangkut struktur anatomi gigi
- densitas deraat ke)itaman pada 6oto
- kontras 3arna pada berbagai regio
Iarna dalam 6oto : radiolus*ent 5 )itam '
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
28/47
Radiopaue 5 puti) '
Radiointermediate 5 abu-abu '
8bek ang diper)atikan adala) gigi dan bagian-bagianna, aringan lunak, tulang
AMBARAN RAIORAFIS ;AN NORMAL
". Enamel
a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupungigi permanen.
Berada )ana pada ma)kota gigi paling koronal
dengan batas
ba3a) adala) dentin.
b. 9kuran : mengikuti luas permukaan ma)kota gigi
dan memiliki ketebalan
kurang lebi) "-2,1 mm, dan tertipis di perbatasan
dengan
sementum di +EF.*. Fumla) : melingkupi setiap ma)kota gigi.
d. Bentuk : menesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
e. Radiodensitas : enamel menunukkan suatu gambaran radiopak
ang sangat elas,
paling radiopak di antara semua struktur gigi.
(aling radiopak
karena strukturna ang berbeda dari struktur
aringan keras lain
ang terdapat pada tubu) manusia.
enamel
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
29/47
2. Dentin
a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun
gigi permanen.Berada pada ma)kota dan akar gigi, pada ma)kota
berada tepat
diba3a) enamel. (ada akar gigi, dentin
mengelilingi pulpa )ingga
ke uung akar.
b. 9kuran : mengikuti luas permukaan ma)kota gigi
dan memiliki ketebalan
kurang lebi) " mm, dan tertipis di apikal gigi.
*. Fumla) : melingkupi setiap ma)kota gigi.
d. Bentuk : menesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
e. Radiodensitas : dentin menunukkan gambaran radiopak, tetapi
tidak lebi)
radiopak dari pada enamel dan sementum.
/. %ementum
a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun
gigi permanen. Berada pada seluru) permukaan akar gigi
mengelilingi dentin, ke ara) koronal berbatasan dengan enamel
ang disebut pertautan enamel sementum 5+emento Enamel
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
30/47
Pulp ChamberPulp Canal
Fun*tion'. Bagian terluar dikelilingi ole) ligamen periodontal ang
nampak radiolusen pada gambar.
b. 9kuran : mengikuti luas permukaan akar gigi dan
memiliki ketebalan"-;mikron pada separu) koronal akar gigi, dan paling
tebal sekitar
"1-2 mikron pada sepertiga apikal akar gigi.
*. Fumla) : melingkupi setiap akar gigi.
d. Bentuk :menesuaikan bentuk akar gigi, karena menusuri
seluru)
permukaan akar gigi.
e. Radiodensitas : sementum menunukkan suatu gambaran radiopak,
)ampir sama dengan enamel. Tetapi karena ukuranna ang sangattipis, sulit untuk menemukanna dalam 6oto ronsen.
0. Ruang pulpa 5pulp *)amber' dan saluran akar pulpa 5pulp *anal'
a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun
gigi permanen.
Berada pada ma)kota gigi dan akar gigi. (ulpa
dikelilingi ole)
dentin.
b. 9kuran : mengikuti bentuk anatomi dari gigi, ukuran
bisa beragam.
*. Fumla) : ruang pulpa terdapat " pada tiap gigi, dan saluran
akar pulpa pada tiap gigi beragam dari " sampai / ba)kan lebi)
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
31/47
ika terdapat anomali. (ada gigi-gigi anterior normalna terdapat "
saluran akar pulpa dan premolar pertama dan kedua RB uga
memiliki " saluran akar pulpa, pada gigi premolar pertama RA
umumna terdapat 2 saluran akar pulpa, pada semua gigi molar RA
terdapat / saluran akar, sedangkan molar RB terdapat 2 saluran
akar.
d. Bentuk : menesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
e. Radiodensitas : ruang pulpa dan saluran akar pulpa merupakan
gambaran radiolusen.
1. Ligamen periodontal
a. Lokasi : ligamen periodontal terletak mengelilingi semua
permukaan akar
gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Berada
diantara
sementum dan lamina dura.
b. 9kuran : melingkupi seluru) permukaan akar gigi
dengan ketebalan
berkisar antara ,/-," mm.
*. Fumla) : melingkupi permukaan akar setiap gigi.
d. Bentuk : seperti garis ) itam melingkupi permukaan akar
setiap gigi.
e. Radiodensitas : ligamen periodontal menunukkan gambaran
radiolusen berserat
ang mengelilingi akar gigi, nampak berserat
karena ligamen
periodontal terdiri dari serat-serat pendukung gigi.
;. Lamina dura
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
32/47
a. Lokasi : berada mengelilingi akar gigi.
b. 9kuran : ketebalan beragam, ika teradi kerusakan
maka garis puti)
tersebut akan nampak radiolusen atau ketebalanradiopakna
berkurang.
*. Fumla) : terdapat melingkupi permukaan akar setiap gigi-
geligi.
d. Bentuk : seperti garis puti) ang melingkupi seluru)
permukaan akar gigi.
e. Radiodensitas : lamina dura menunukkan gambar garis radiopak
sepanang akar gigi ang mengelilingi ligamen periodontal.
?. Tulang al=eolar
a. Lokasi : terdapat pada RA dan RB.
b. 9kuran : menesuaikan ukuran ra)ang.*. Fumla) : seluas RA dan RB.
d. Bentuk : menesuaikan ra)ang.
e. Radiodensitas : %erangkaian kompartemen radiolusen ang
me3akili sumsum tulang, dipisa)kan ole) tulang trabekular ang
radiopak seperti sarang leba).
>. $ossa nasalis
Tulang
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
33/47
5ang ditunuk ole) angka "'
a. Lokasi : terletak pada ra)ang atas, di dekat apikal dari gigi
insisi=us
sentral.
b. 9kuran : seukuran empol orang de3asa.
*. Fumla) : terdapat " 6ossa nasalis pada setiap tengkorak
kepala manusia.
d. Bentuk : membulat tapi tidak elas.
e. Radiodensitas : gambaran radiolusen dengan tepi radiopak, dan
ditenga) bulatan radiolusen tersebut terdapat garis radiopak di6use
ang memotong bulatan radiolusen menadi 2 bagian kanan dan
kiri.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
34/47
a. Lokasi : terletak pada bagian dari ra)ang ang menopang
gigi geligi.
4erupakan pun*ak dari lamina dura. Terletak
kurang lebi) 2 mm
dari apikal ke +EF.
b. 9kuran : tidak menentu, tergantung dari arak antar
gigi ang bersebela)an
itu sendiri, ika au) maka al=eolar *rest datar dan
luas, ika dekat maka al=eolar *rest sempit dan
taam.
*. Fumla) : menesuaikan dengan umla) gigi, terdapat satu
al=eolar *rest diantara 2 bua) gigi.
d. Bentuk : pada daera) posterior mendatar, dan pada daera)
anterior
meninggi atau merun*ing ke koronal.
e. Radiodensitas : gambaran radiopak ang merupakan pun*ak dan
ak)ir dari
lamina dura ke ara) koronal.
Alveolar crest pada gigi
anterior
Alveolar crest pada gigi
posterior
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
35/47
". Nasal spinalis anterior
a. Lokasi : terletak di ra)ang atas, di daera) apikal dari gigi
insisi=us sentral. b. 9kuran : ke*il, dengan panang sekitar "-1 mm.
*. Fumla) : terdapat " spina nasalis anterior pada setiap
tengkorak manusia.
d. Bentuk : berupa tonolan tulang di ba3a) 6ossa nasalis,
ang merupakan
perpanangan dari dasar atau lantai dari 6ossa
nasalis.
e. Radiodensitas : perpanangan radiopak dari septum nasalis.
"". Linea obliue eksterna
a. Lokasi : terletak di ra)ang ba3a) kanan dan kiri, di daera)
posterior dari
gigi molar dari ara) anterior ramus asenden
mandibula ke ara)
molar.
b. 9kuran : sesuai dengan bentuk dari mandibula.
*. Fumla) : ada 2 pada mandibula, kanan dan kiri.
d. Bentuk : sesuai dengan bentuk dari mandibula.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
36/47
e. Radiodensiti : garis radiopak dari ara) anterior ramus asenden
mandibula ke
ara) molar.
"2. $oramen insisi=us
a. Lokasi : terletak di antara akar atau apikal insisi6 sentral
ra)ang atas.
b. 9kuran : berbeda-beda, bulatan dengan diameter
kurang lebi) /-1 mm.
*. Fumla) : terdapat ".
d. Bentuk : bulat dan bisa uga o=al.
e. Radiodensiti : bulatan radiolusen dengan batas di6use ang
kurang elas.
"/. Linea obliue interna
a. Lokasi : terletak pada ra)ang ba3a) posterior, kanan dan
kiri, di daera)
lingual.
b. 9kuran : sesuai dengan bentuk dari mandibula.
*. Fumla) : ada 2 pada mandibula, kanan dan kiri.
d. Bentuk : bentukan tulang menonol ang memanang di
daera) lingual,
kanan dan kiri mandibula.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
37/47
e. Radiodensitas : garis radiopak ang melintang sepanang akar
molar ra)ang
ba3a).
"0. $oramen lingual
a. Lokasi : terletak di ra)ang ba3a) bagian anterior ra)ang di
daera) lingual.
Berada di daera) apikal insisi6 sentral ra)ang
ba3a).
b. 9kuran : kurang dari " mm.
*. Fumla) : ".
d. Bentuk : bulat ke*il.
e. Radiodensitas : bulatan radiolusen ang ke*il.
"1. Kanalis mandibularis
a. Lokasi : terletak pada ra)ang ba3a) kanan dan kiri,
melintang se*ara
)oriontal di ba3a) gigi molar.
b. 9kuran : lebarna 5dari garis radiopak )ingga garis
radiopak di ba3a)na'
berkisar antara /-0 mm.
*. Fumla) : 2 kanan dan kiri mandibula.
d. Bentuk : seperti tabung ang panang.
e. Radiodensitas : berupa radiolusen ang dibatasi ole) garis
radiopak, dan
memanang di ba3a) gigi geligi molar.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
38/47
";. %inus maksilaris
5ditandai dengan angka 1'
a. Lokasi : terletak pada ra)ang atas, kanan dan kiri, di daera)
apikal dari
gigi molar pertama ra)ang atas, meluas sampai
premolar dan
kadang kaninus.
b. 9kuran : sepanang gigi molar pertama ra)ang atas
sampai gigi premolar
atau kaninus.*. Fumla) : 2 pada ra)ang atas, kanan dan kiri.
d. Bentuk : bulatan ang tidak beraturan.
e. Radiodensitas : ruang radiolusen dengan batas radiopak ang elas.
"?. Tuberositas maksilaris
a. Lokasi : terletak di ra)ang atas, kanan dan kiri di bagian
posterior dari
geligi molar ang paling ak)ir di ra)ang tersebut,
dan merupakan
batas ak)ir dari ra)ang atas.
b. 9kuran : seukuran ma)kota gigi molar.
*. Fumla) : terdapat 2 di ra)ang atas, kanan dan kiri.
d. Bentuk : seperti benolan membulat di posterior gigi molar.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
39/47
e. Radiodensitas : berupa gambaran radiopak di posterior gigi molar
paling ak)ir di
ra)ang atas.
">. %utura palatina mediana
a. Lokasi : terletak membuur di tenga) palatum, dan
membagi palatum
menadi 2 bagian kanan dan kiri.
b. 9kuran : memanang sepanang palatum.
*. Fumla) : " pada ra)ang atas.
d. Bentuk : garis panang di tenga) palatum, mulai dari bagian
tenga) insisi6sentral ra)ang atas sampai ke posterior.
e. Radiodensitas : garis radiolusen tipis dengan batas radiopak.
"
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
40/47
a. Lokasi : terletak pada ra)ang ba3a) bagian anterior daera)
lingual.
b. 9kuran : ketebalan sekitar /-0 mm.
*. Fumla) : " pada ra)ang ba3a).
d. Bentuk : garis tebal
e. Radiodensitas : garis radiopak ang tebal ang melintang di daera)apikal dari
geligi anterior ra)ang ba3a).
2". (rosessus gomati*us
5ditunuk ole) angka /'
a. Lokasi : terletak pada ra)ang atas kanan dan kiri, di daera)
apikal dari gigi
molar.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
41/47
b. 9kuran : garis panang seperti panang gigi molar
dan tebal.
*. Fumla) : melingkupi setiap ma)kota gigi.
d. Bentuk : garis tebal seperti )uru6 F atau 9.
e. Radiodensitas : garis tebal radiopak ang berbentuk seperti )uru6 F
atau 9 di
daera) apikal gigi molar.
22. Nutrient *anals
a. Lokasi : terletak pada akar gigi ra)ang atas dan ra)ang
ba3a), tetapi biasana lebi) terli)at elas pada gigi anterior ra)ang
ba3a). 4erupakan alan masuk pembulu) dara) dan ner=us. b. 9kuran : lebar kurang dari " mm,dan panang
=ertikal di ba3a) apikal gigi.
*. Fumla) : sesuai umla) akar gigi ang ada.
d. Bentuk : garis panang.
e. Radiodensitas : terli)at seperti garis =ertikal ang radiolusen di
ba3a) akar gigi.
4uda) dili)at di regio anterior.
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
42/47
Gambar foto periapikal ideal
gingiv
email
TulangdentinPulpa dan saluran
laminadu
Zona
Foramen
Jaringan
sementu
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
43/47
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
44/47
• 8=ereposed
Kondisi 3aktu pemotretanna ang terlalu lama se)ingga gambaran
radiogra6is ang di)asilakan akan tampak gelap)itam 5radiolusen' se*ara
keseluru)an.
• 9ndereposed
Teradi bila 3aktu pemotretan terlalu singkat dan gambar radiogra6is ang
di)asilkan akan tampak puti) 5radiopak' se*ara keseluru)an.
• 8=erde=eloped
Kondisi 3aktu pen*u*ian dalam de=eloper ang terlalu lama se)ingga
gambaran radiogra6is ang di)asilkan tampak )itam 5radiolusen' se*ara
keseluru)an.
• 9nderde=eloped
Kondisi 3aktu pen*u*ian dalam de=eloper ang terlalu *epat se)ingga
gambar tampak lebi) puti) 5radiopak' se*ara keseluru)an.
Circle cone cut bite wing
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
45/47
Rectangular cone cut bite wing
nder e!posure bite wing
over e!posure periapikal
"longasi
periapikal
"longasi periapikal pada pasien orthodontik
BAB III
RANKUMAN
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
46/47
A. Sint!sis
Kesimpulan dari skenario ini adala) “Dari )asil pemeriksaan periapikal,gigi #sma 5""t)' ang tanggal " ta)un lalu belum tumbu) masi) masuk kategori
normal.
BAB I9
REFERENSI
Boel,Trelia.2. Dental %adiologi&prinsip dan teknik .4edan
+open)agen:4unksgraad. 2-2>, 0?-;
&oter, E. A.".'eknik (emotretan %ontgen.Fakarta : EG+
Ko*), G.J T. 4odeer.J et al. "
-
8/16/2019 Laporan Dk 2 Skenario 1 Blok 5
47/47
(ro66it, I. R. and &. I. $ields Fr. "