laporan dogicil
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
0
PENINGKATAN PENGETAHUAN MELALUI PENGKADERAN DOKTER GIGI KECIL PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA AMBULU KECAMATAN
AMBULU KABUPATEN JEMBER
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ILMU KEDOKTERAN GIGI MASYARAKAT III
Oleh :
KELOMPOK I (TIM DOKGICIL)
Koordinator : Maria Apriliana (091611101034)
Anggota : Nastiti D.P. (091611101034)
Vinandita N.K (091611101024)
Yunda S.W (091611101035)
Sufi Azzahro K. (091611101049)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember memiliki batas
wilayah sebelah utara dengan Desa Karanganyar, sebelah selatan dengan Desa
Sabrang dan Andongsari, sebelah timur dengan Desa Pontang dan Andongsari,
dan sebelah barat dengan Desa Tegalsari(Profil Desa Ambulu, 2010).
Sarana dan prasarana kesehatan terdiri dari 1 unit puskesmas umum, 1 unit
puskesmas pembantu, 5 unit apotek, 22 unit posyandu, 5 unit kantor praktek
dokter, 5 unit rumah bersalin, dan 1 unit balai kesehatan ibu dan anak. Untuk
tenaga medis terdiri dari 3 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi, 6 orang bidan,
4 orang perawat/mantri kesehatan, 1 orang tenaga laboratorium kesehatan, dan 6
orang apoteker. Tenaga kesehatan terlatih terdiri dari 6 orang dukun bersalin, dan
110 kader kesehatan.Luas wilayah kerja puskesmas Ambulu : 1850,99 km2.
(Profil Desa Ambulu, 2010).
Wilayah kerja puskesmas Ambulu terletak di sebelah selatan Kab. Jember
dengan jarak 30 km dengan waktu tempuh ± 1 jam.
Wilayah kerja puskesmas Ambulu, meliputi tiga desa yaitu :
a. Desa Ambulu, terdiri dari 3 dusun
b. Desa Karang Anyar, terdiri dari 4 dusun
c. Desa Tegal Sari, terdiri dari 3 dusun
Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas Ambulu adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah utara : Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah
b. Sebelah Selatan : Desa Ambulu, Kecamatan Ambulu
c. Sebelah timur : Desa Andong Sari, Kecamatan Ambulu
d. Sebelah barat : Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu hal yang penting, maka usaha
perawatan kesehatan gigi dan mulutperlu dibina sejak dini.Target atau sasaran
pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
2
kelompokatau populasi umur tertentu sangat menentukan keberhasilan suatu
program kesehatan. Oleh karena itu target pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang ditujukan bagi anak usia sekolah adalah suatu ide yang cemerlang
(Wijaya, 2008).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu hal yang penting, maka usaha
perawatan kesehatan gigi dan mulutperlu dibina sejak dini.Untuk meningkatkan
program pencegahan penyakit gigi dan mulut anak, diperlukan serangkaian
program baik di sekolah, lingkungan sekitar maupun lingkungan keluarga yang
merupakan lingkup terkecil dari masyarakat. Salah satu rangkaian program
tersebut adalah usaha pembentukan kader-kader dokter gigi kecil yang merupakan
bagian dari usaha kesehatan gigi sekolah dimana keberadaannya perlu mendapat
perhatian secara maksimal (Houwink, dkk., 1993).
Hal yang mendasari pentingnya kegiatan pelatihan dokter gigi kecil adalah
golongan masyarakat usia sekolah (6-18tahun) yang merupakan bagian yang besar
dari penduduk Indonesia (+ 29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut adalah
anak-anak sekolah, dimana anak-anak dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan sehingga masih mudah dibina dan dibimbing.Pendidikan kesehatan
melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usaha-usaha yang ada
untuk mencapai kebiasaan hidup sehat masyarakat pada umumnya, karena
masyarakat sekolah prosentasenya tinggi, terorganisir sehingga lebih mudah
dicapai, peka terhadap pendidikan dan pembaharuan, serta dapat menyebarkan
modernisasi (Entjang, 2000).
Berdasarkan survey yang kami lakukan, didapatkan prevalensi karies yang
tinggi dan sedangnya tingkat kebersihan rongga mulut masyarakat. Oleh karena
itu, kami ingin memberikan pelatihan dokter gigi kecil untuk usia sekolah dasar
yang memahami mengenai kesehatan gigi dan mulut. Dokter gigi kecil tersebut
diharapkan dapat menerapakan ilmu yang telah didapatnya serta dapat membagi
ilmunya kepada masyarakat di sekitarnya sehingga masyarakat tersebut
diharapkan akan lebih mengetahui dan sadar akan pentingnya kesehatan gigi dan
rongga mulut.
3
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest kader dokter gigi
kecil siswa Sekolah Dasar desa Ambulu kecamatan Ambulu?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest
kader dokter gigi kecil siswa Sekolah Dasar desa Ambulu kecamatan Ambulu.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pelatihan kader dokter gigi kecil
adalah :
a. Bagi Mahasiswa
1. Meningkatkan wawasan mahasiswa dalam hubungannya dengan
kesehatan masyarakat khususnya kesehatan gigi dan mulut
2. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah
b. Bagi Siswa
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang pendidikan kesehatan gigi
2. Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut
3. Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapatnya guna
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
4. Siswa dapat menginformasikan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan
mulut kepada orang lain
c. Bagi Universitas
1. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan aparat pemerintah
2. Peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia.
3. Membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sehat.
4
BAB 2. MATERI KEGIATAN
2.1 Bagian, Jenis, dan Fungsi Gigi
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Gigi memiliki tiga fungsi yaitu
berfungsi sebagai alat pengunyahan (mastikasi), proses pengucapan (fonetik), dan
berperan dalam penampilan (estetik).
Gigi geligi manusia dibagi ke dalam dua golongan :
1. Gigi sulung/ deciduous teeth
Gigi sulung adalah gigi pada anak-anak yang berjumlah 20 gigi,terletak
pada rahang atas dan rahang bawah. Pada setiap setengah rahang terdapat 5 buah
gigi, yaitu 2 gigi seri (insisivus), 1 taring (kaninus), dan 2 geraham kecil (molar).
Apabila gigi susu tanggal, maka akan digantikan gigi tetap.
Gambar 2.1 Susunan Gigi Sulung
2. Gigi Permanen / Tetap
Gigi permanen atau gigi tetap berjumlah 32, pada setiap setengah
rahang terdapat 8 buah gigi, yaitu 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar (gigi
geraham kecil) dan 3 buah geraham besar. Gigi premolar (geraham kecil)
menggantikan 2 gigi geraham kecil (Tarigan, 1995).
5
Gambar 2.2 Susunan Gigi Permanen
Struktur jaringan gigi terdiri dari enamel, dentin, pulpa, dan jaringan
penyangga.
1. Enamel
Enamel terbentuk dari sel ameloblast, yang memanjang hingga dentino
enamel junction. Menutupi mahkota gigi dengan ketebalan yang
berbeda yaitu menebal pada bagian insisal dan oklusal, dan menipis
berakhir pada cemento enamel junction. Enamel memiliki warna
keabu-abuan dan bersifat semi-translusen namun tergantung pada
enamel dan jumlah stain. Lapisan ini sangat keras sehingga mampu
menghancurkan makanan.
2. Dentin
Dentin merupakan struktur terbesar gigi yang terdiri dari 75% bahan
anorganik, 20% organik, dan 5% air. Dentin dapat tumbuh jika
mengalami kerusakan dengan menghasilkan sel odontoblast. Dentin
berasal dari jaringan mesoderm dan berfungsi menopang struktur gigi
secara keseluruhan.
3. Pulpa
Pulpa merupakan bagian dari gigi yang tedapat syaraf serta pembuluh
darah.
4. Sementum
Sementum adalah bagian yang menutupi akar gigi. Terbentuk dari sel-
sel sementoblast. Sementum mengandung 45% bahan anorganik, 55%
bahan organik, kolagen, dan polisakarida.
6
Gambar 2.3 Bagian-Bagian Gigi
Fungsi gigi berbeda-beda sesuai dengan dengan bentuknya.
a. Gigi insisivus, terletak pada bagian anterior rahang yang berfungsi
sebagai alat potong saat pengunyahan, estetik, dan fonetik.
Gambar 2.4 Gigi insisivus
b. Gigi Caninus, memiliki akar terpanjang dibandingkan dengan akar
gigi lainnya. Fungsi gigi caninus adalah untuk merobek makanan.
7
Gambar 2.6 Caninus
c. Gigi Premolar, terletak Gigi diantara gigi caninus dan molar. Pada
rahang atas memiliki dua tonjolan yang terletak pada bagian bukal
dan palatina. Pada premolar 1 rahang bawah memiliki satu tonjolan
sedangkan premolar dua rahang bawah memiliki tiga tonjolan
Gambar 2.7 Gigi Premolar
d. Gigi Molar, merupakan gigi yang paling besar diantara gigi
lainnya. Fungsi dari gigi molar adalah untuk menghancurkan dan
menghaluskan makanan.
Gambar 2.8 Gigi Molar
2.2 Macam-macam Penyakit Gigi
1. Karies gigi (gigi berlubang)
Gigi berlubang atau disebut juga karies gigi disebabkan oleh kuman yang
terdapat dalam sisa-sisa makanan.Sisa-sisa makanan tersebut nantinya akan
menjadi tempat bagi kuman dan bakteri untuk berkembang biak dan merusak gigi
sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang dan sakit gigi. Proses terjadinya gigi
berlubang atau karies adalah :
8
Sisa makanan → dimakan bakteri → menghasilkan asam → melunakkan
bagian terkeras gigi (gigi menjadi berlubang) → sakit (Forrest, 1995).
2 Karang Gigi
Karang gigi adalah lapisan keras yang terbentuk pada gigi. Karang gigi
melekat pada daerah sekitar leher gigi, meluas ke arah akar bahkan sampai
menutup mahkota. Dapat menyebabkan radang pada gusi, gigi goyang dan bau
mulut.Karang gigi jarang ditemukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan
pada gigi permanen anak usia muda. Meskipun demikian, pada usia 9 tahun,
karang gigi sudah dapat ditemukan pada sebagian besar rongga mulut, dan pada
hampir seluruh rongga mulut orang dewasa.
Gambar 2.9. Karang Gigi
2.3 Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Menjaga kesehatan gigi harus dimulai sejak dini. Usaha untuk menjaga
kesehatan antara lain adalah sikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur
malam, menggunakan dental floss atau benang gigi, serta periksa gigi rutin ke
dokter gigi 6 bulan sekali.
2.3.1 Menyikat Gigi
1. Semua permukaan gigi harus disikat, jadi bukan permukaan gigi yang
terlihat dari luar saja.
2. Permukaan gigi bagian luar dan dalam disikat dengan jalan menggerakkan
sikat gigi dari pangkal gigi (leher gigi) ke arah mahkota gigi.
Karang gigi
9
3. Permukaan pengunyahan disikat dengan memutar ditambah dengan
gerakan dari depan ke belakang serta gerakan ke kiri dan ke kanan.
4. Permukaan lidah sebaiknya juga disikat seperlunya.
5. Menggunakan pasta gigi akan mempercepat pembersihan gigi karena pasta
mengandung bahan yang mempunyai daya serap kotoran (Fedi. F. Peter, et
al, 2005)
Gambar 2.10 Cara menyikat gigi yang benar
2.3.2 Waktu yang Tepat Untuk Menggosok Gigi
Frekuensi menyikat gigi yang baik minimal 2x sehari, dengan waktu yang
tepat untuk menyikat gigi adalah pada saat pagi setelah sarapan, dan malam
sebelum tidur. Hal ini dikarenakan pada waktu 4 jam bakteri akan mulai
bercampur dengan sisa-sisa makanan dan akan membentuk plak, dan juga dapat
meningkatkan resiko peradangan gusi dan masalah mulut lainnya.
Menggosok gigi setidaknya 2-3 menit dengan gerakan yang tidak terlalu
keras.Karena menggosok gigi yang terlalu keras juga dapat menyebabkan
terkikisnya email pada gigi.
2.3.3 Pemilihan Sikat dan Pasta Gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat yang dapat menjangkau seluruh
permukaan gigi, dan tidak melukai gusi saat dipakai. Karena itu bulu sikat harus
terbuat dari bahan yang cukup lembut dan memiliki ujung yang meruncing
sehingga dapat dengan mudah menjangkau gigi-gigi sebelah belakang.
10
Gambar 2.11 Sikat gigi yang baik adalah sikat dengan bulu halus, kepala
sikat meruncing dan pegangan nyaman.
Pasta gigi mengandung senyawa yang umumnya adalah bahan abrasi yang
berfungsi untuk membersihkan gigi, detergen yang menyebabkan busa , serta
fluor. Fluor adalah zat yang harus ada pada pasta gigi yang berguna untuk
mencegah demineralisasi pada permukaan gigi serta mengurangi produksi asam
oleh bakteri rongga mulut.
Gambar 2.12 Pasta gigi harus mengandung fluor
2.3.4 Makanan yang buruk untuk gigi
11
Gambar 2.13 Makanan bergizi
Makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang atau karies disebut
makanan kariogenik.Semua makanan karbohidrat bisa menyebabkan kerusakan
gigi, terutama makanan yang mengandung gula.Contoh makanan yang
mengandung gula adalah permen, es krim, coklat dan aneka kue. Makanan ini
dapat menyebabkan gigi berlubang dikarenakan dalam makanan ini mengandung
kadar gula yang lebih tinggi di bandingkan makanan lainnya, karena gula
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Di mana bakteri tersebut
akan menghasilkan asam sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang
Meskipun makanan tersebut dapat menyebabkan gigi berlubang, namun
demikian kita tidak perlu takut untuk mengkonsumsinya, asalkan kita rajin
membersihkan dan merawat gigi kita dengan baik dan benar yaitu dengan cara
menyikat gigi atau berkumur-kumur setelah makan makanan tersebut.
2.2.5 Makanan yang baik untuk gigi
12
Untuk mencegah agar gigi tetap sehat dan tidak terjadi karies atau gigi
berlubang, maka kita harus memperhatikan pola makanan kita sehari-hari, yaitu
dengan mengurangi makan makanan kariogenik dan memperbanyak makanan
bergizi yang dapat mencegah karies dan berpengaruh terhadap kesehatan gigi.
Makanan tersebut seperti :
1. Sayur-sayuran
Gambar 2.14 Sayur-sayuran
Apabila kita makan banyak sayuran, maka bakteri penyebab gigi
berlubang sulituntuk menimbulkan kerusakan pada gigi.
2. Buah-buahan
Gambar 2.15 Sayur-sayuran
Buah mengandung banyak vitamin C dan kaya serat sehingga dapat
membantu menyehatkan gusi agar tidak mudah berdarah serta dapat membantu
membersihkan gigi.
13
3. Makanan yang mengandung protein
Protein dapat menghambat terjadinya proses gigi berlubang atau kerusakan
gigi oleh kuman dan asam. Adapun makanan yang kaya akan kandungan protein
antara lain : tahu, tempe, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, susu, roti dan lain
sebagainya.
2.4 Pertolongan pertama pada saat sakit gigi
Gigi berlubang adalah kasus yang paling banyak terjadi pada anak-anak
dan dewasa. Bakteri yang ada dimulut akan berkembang dengan bantuan zat gula
dan zat tepung yang terdapat dalam sisa makanan yang tertinggal dimulut anda.
Bakteri-bakteri ini kemudian membentuk plak yang susah dilepaskan dari gigi.
Asam yang dihasilkan dari aktifitas metabisme bakteri di dalam plak akan
menembus lapisan luar gigi yaitu enamel yang akan memicu terbentuknya kavitas
atau lubang dari gigi. Tanda-tanda awal terjadinya gigi berlubang adalah rasa
ngilu, nyeri atau sakit ketika anda memakan atau meminum sesuatu yang manis,
dingin dan panas. Jika anda mengalami keadaan tersebut, pertolongan pertama
yang dilakukan sebelum memeriksakan ke dokter gigi yaitu:
1. Menyikat gigi pada seluruh permukaan gigi
Gambar 2.16 Menyikat seluruh permukaan gigi
2. Berkumur dengan air garam hangat
14
Campurkan 1 sendok makan garam dengan segelas air hangat kumur
selama 30 detik. Air garam ini berfungsi untuk membunuh kuman dan
meringankan rasa sakit.
Gambar 2.17 Berkumur air garam hangat
2.5 Alat Pemeriksaaan Gigi dan Mulut
Alat alat kedokteran gigi terbagi menjadi beberapa alat yaitu :
Gambar 2.18 Alat diagnostik kedokteran gigi
A. Kaca Mulut /Mouthmirror/Spiegel
Ciri-Ciri: :
Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya
terdapat kaca berbentuk bulat.
15
Macam permukaan kaca :
- datar
- cembung dengan diameter kaca ada beberapa macam mulai dari
nomor 3 sampai nomor 6.
Kegunaan
- Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata
- Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan
pipi, lidah dan, bibir.
- Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.
- Melihat hasil preparasi, tumpatan.
- Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.
Pemeliharaan :
- Setelah selesai dipakai, cuci bersih dan sterilkan.
- Disimpan/digunakan sesuai dengan fungsinya
- Bila kaca pecah/sdh buram kaca baru dpt diganti tanpa
mengganti handle baru.
B. Pinset (Dental Pinset)
Ciri-Ciri :
Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan
melengkung/membentuk sudut.
Kegunaan :
Untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata
bur gigi.
Pemeliharaan :
- Setelah selesai dipakai dicuci bersih dan disterilkan.
- Disimpan
C. Sonde / Probe / Explorer
Ciri-Ciri :
- Alat dari stainless steel/logam dengan bagian ujung yang runcing.
- Ujung yang runcing hanya pada satu sisi ( single end atau di kedua
sisi ( double end).
16
Macam:
- Sonde bengkok/melengkung ½ lingkaran.
- Sonde lurus
Kegunaan :
- Mencari caries & mengukur kedalamannya
- Memeriksa adanya debris dan calculus.
- Memeriksa adanya ferforasi atap pulpa.
- Tankainya bisa untuk tes perkusi
- Mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata/belum.
- Pemeliharaan
- Setelah selesai dipakai dicuci bersih dan disterilkan.Disimpan
D. Excavator
Ciri-Ciri :
- Alat dari stainlees steel dengan bagian ujungnya menyerupai sendok
kecil.
- Bentuk ujungnya mempunyai berbagai ukuran, mulai dari nomor nol
s/d no. 6.
Kegunaan :
- Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-
kotorannya atau sisa makanan -yang terdapat di dalam kavitas.
- Membongkaran tumpatan sementara.
- Mengambil kelebihan fletcher, cement, amalgam.
17
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam program Dokter Gigi Kecil yang
dilaksanakan di SDNegeriAmbulu 1, SD Negeri Ambulu 4, danMIMA 31 Al-
HIKAMadalah:
3.1.1 Pretest
Sebelum dilakukan pelatihan dokter gigi kecil, para siswa diberikan
pretest sebanyak 15 soal selama 15 menit yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan awal peserta dogicil tentang kesehatan gigi dan mulut
sebelum diberikan materi pelatihan dokter gigi kecil.
Kriteria penilaian pretest :
a. Pengetahuan baik : mempunyai nilai pengetahuan > 75%
b. Pengetahuan cukup : mempunyai nilai pengetahuan 60-75%
c. Pengetahuan kurang : mempunyai nilai pengetahuan < 60%
(Notoatmodjo, 2003)
3.1.2 Penyampaian Materi Pelatihan
Siswa diberi penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut. Metode
yang digunakan adalah ceramah dengan menggunakan alat bantu poster dan
phantom. Materi pelatihan yang diberikan :
a. Pengetahuan tentang gigi dan rongga mulut
1. Bentuk, jenis, dan fungsi gigi
2. Jaringan lunak rongga mulut
3. Macam-macam penyakit gigi (karies, radang gusi, dan karang gigi)
4. Pemeliharaan kesehatan gigi (cara menyikat gigi yang benar dan
penggunaan dental floss)
5. Pentingnya Fluoride untuk kesehatan gigi
18
b. Demonstrasi cara menyikat gigi yang dianjurkan yaitu dengan menggunakan
model phantom dan sikat gigi.
3.1.3 Posttest
Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan dokter gigi kecil, para siswa
diberikan posttest sebanyak 15 soal selama 15 menit.Soal yang diberikan pada
posttest sama dengan soal pada pretest, karena pada posttest ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta dokter gigi kecil setelah diberikan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, serta pemahaman peserta terhadap
penyampaian materi dengan menggunakan soal yang sama.
3.2 Sasaran kegiatan
Sasaran kegiatan adalah siswa siswi kelas IV dan V SD Negeri Ambulu
1,SDNegeri Ambulu 4, dan MIMA 31 Al-HIKAM, yang berjumlah 15 siswa
untuk masing-masing sekolah. Pemilihan peserta dokter gigi kecil ini dilakukan
oleh guru masing-masing SD berdasarkan prestasi siswa. Dimana yang terpilih
adalah siswa yang paling berprestasi di setiap kelas.
3.3 Pelaksanaan Kegiatan
1. Hari, tanggal : Kamis, 22 Agustus 2013
Waktu : 09.00 - 11.00
Tempat : SDN Ambulu 1
Kelas : Siswa-siswi kelas IV dan V
Jumlah siswa : 15
2. Hari, tanggal : Kamis, 22 Agustus 2013
Waktu : 09.00 – 11.00
Tempat : SDN Ambulu 4
Kelas : Siswa-siswi kelasIV dan V
Jumlah siswa : 15
3. Hari, tanggal : Kamis, 22 Agustus 2013
Waktu : 09.00 – 11.00
19
Tempat : MIMA 31 AL-HIKAM Ambulu
Kelas : Siswa-siswi kelas IV dan V
Jumlah siswa : 15
3.4 Topik kegiatan
Pelatihan dokter gigi kecil mempunyai serangkaian kegiatan yang meliputi
kegiatan penyuluhan dan kaderisasi dokter gigi kecil. Kegiatan ini dilaksanakan di
tiga tempat. Pengkaderan dokter gigi kecil diikuti oleh siswa-siswi dari kelas IV
dan V dari masing-masing sekolah yang kemudian mendapatkan bimbingan dan
latihan secara khusus tentang upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut, cara pencegahan penyakit gigi dan
mulut sejak dini serta pengenalan alat-alat dasar kedokteran gigi. Dari kegiatan ini
diharapkan peserta dapat berperan sebagai mediator informasi tentang kesehatan
gigi dan mulut bagi lingkungannya.
3.5 Review
Evaluasi keberhasilan penguasaan materi dan pelatihan yang diberikan
dapat dilihat dari demo kader pelatihan dokgicil yang telah diberikan diantaranya
demo cara menyikat gigi yang benar, demo penyampaian materi-materi yang
diberikan, dan mampu mengenal nama alat kedokteran gigi dasar dan cara
pemakaianya.Pemilihan kader untuk melakukan review dilakukan secara random.
Penilaian terhadap review yang telah dilakukan dapat dilihat dari keberanian
kader dalam menyampaikan materi, cara komunikasi dan penggunaan bahasa,
bahasa tubuh dan kepercayaan diri dan komunikatif dengan audience.
20
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Peserta pelatihan dokter gigi kecil diambil dari siswa kelas IV dan V untuk
SDN 1 Ambulu, SDN 4 Ambulu, MIMA 31 Al-Hikam masing-masing sekolah
diambil perwakilan sebanyak 15 orang. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.1. Jumlah peserta pengkaderan dokter gigi kecil
No Nama Sekolah Dasar Jumlah Peserta
1. SDN Ambulu 1 15 Peserta
2. SDN Ambulu 4 15 Peserta
3. MIMA 31 AL-HIKAM 15 Peserta
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah peserta pelatihan dokter gigi kecil
yang diambil dari setiap sekolah adalah 15 orang. Peserta pelatihan ini diberikan
pretest, pelatihan dokter gigi kecil,setelah itu diberi postest.
Tabel4.2. Hasil Nilai
SD Negeri Ambulu 1 SD Negeri Ambulu 4 MIMA 31 Al-hikam
Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest
Rata-
rata
44,00 80,44 40,00 64,44 38,67 81,78
Min 33,33 46,67 20,00 40,00 26,67 53,33
Max 73,33 93,33 60,00 86,67 60,00 100
21
Pretest Postest
rata-rata 40 64,44
Min 20 40
Max 60 86,67
SD Negeri Ambulu 4
MIMA 31 Al-HIKAM
Pretest Postest
rata-rata 38,67 81,78
Min 26,67 53,33
Max 60 100
Tabel 4.3. Persentase Nilai Pretest
No Nama Sekolah PesertaNilai
Pretest Kategori % nilai
1 SD Negeri Ambulu 1 15 anak <60 Kurang 86,67%
60 – 75 Sedang 13,33%
>75 Baik 0%
SD Negeri Ambulu 1
Pretest Postest
rata-rata 44 80,44
Min 33,33 46,67
Max 73,33 93,33
22
Postest Kategori % nilai
<60 Kurang 13,33%
60 – 75 Cukup 20%
>75 Baik 66,67%
Persentase nilai Keterangan
Naik 100%
Tetap 0%
Turun -
no Nama Sekolah PesertaNilai
Pretest Kategori % nilai
1 SDNegeri Ambulu 4 15 anak <60 Kurang 86,67%
60 – 75 Cukup 13,33%
>75 Baik 0
Postest Kategori % nilai
<60 Kurang 13,33%
60 – 75 Cukup 20%
>75 Baik 66,67%
Prosentase nilai Keterangan
Naik 80 %
Tetap 20 %
Turun -
23
No Nama SekolahPeserta
Nilai
Pretest Kategori % nilai
1. MIMA 31 Al-HIKAM
15 anak <60 Kurang 86,67%
60 – 75 Cukup 13,33%
>75 Baik -
Postest Kategori % nilai
<60 Kurang 13,33%
60 – 75 Cukup 20,0%
>75 Baik 66,67%
Persentase nilai Keterangan
Naik 100 %
Tetap 0 %
Turun -
Tabel 4.4. Persentase Nilai Seluruh Peserta
Pretest Kategori % nilai
<60 Kurang 86,6%
60 – 75 Cukup 13,3%
>75 Baik 0 %
Postest Kategori % nilai
24
0 – 59 Kurang 20%
60 – 75 Cukup 22,2%
76 – 100 Baik 57,7%%
Prosentasi nilai Keterangan
Naik 93,3%
Tetap 6,7%
Turun -
Jumlah peserta terdiri dari :
a. Siswa-siswi kelas IV dan VSD Negeri Ambulu 1, SD Negeri Ambulu4,MIMA
31 Al-Hikam Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dengan jumlah 45
siswa.
b. Tim pelaksana terdiri dari 2 orang mahasiswa FKG Universitas Jember
dimasing-masing sekolah.
Para peserta pelatihan sebelumnya diberikan soal-soal pretest dan posttest
untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan mereka tentang kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut. Para siswa yang terpilih antusias untuk menjadi kader
dokter gigi kecil di sekolah. Terbukti dari hasil penilaian pretest yang mengalami
kenaikan pada saat postest. Para peserta pelatihan diberikan soal-soal pretest dan
posttest serta materi tentang kesehatan gigi dan mulut.Materi-materi yang
diberikan dapat diterima dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil postest.
25
Tabel 4.5. Persentase Nilai Pretest SDN Ambulu 1
kriteria_pretest_ambulu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 13 39.4 86.7 86.7
Sedang 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai kurang
pada saat pretest sebanyak 13 siswa dengan persentase 39,4%, 2 siswa
mendapatkan nilai sedang dengan persentase 6.1%.
Tabel 4.6 Persentase Nilai Postest SDN Ambulu 1
kriteria_postest_ambulu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 15 45.5 100.0 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
Setelah dilakukan postest 2 siswa mendapatkan nilai kurang dengan
persentase 13,3%, siswa yang mendapatkan niali sedang sebanyak 3 orang dengan
persentase 20%, siswa yang mendapatkan nilai baik sebanyak 10 orang dengan
persentase 66,6%.
Tabel 4.7 Persentase Nilai Pretest SDN Ambulu 4
kriteria_pretest_ambulu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 13 39.4 86.7 86.7
Sedang 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
26
Hasil pretest SDN Ambulu 4 menunjukkan 13 siswa mendapatkan nilai kurang
dengan persentase 39,4%, 2 siswa mendapatkan nilai sedang dengan persentase
6,1 %.
Tabel 4.8 Persentase Nilai Postest SDN Ambulu 4
kriteria_postest_ambulu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 6 18.2 40.0 40.0
sedang 4 12.1 26.7 66.7
baik 5 15.2 33.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
Berdasarkan hasil postest SDN Ambulu 4 menunjukkan 6 siswa mendapatkan
nilai kurang, 4 siswa mendapatkan nilai sedang dengan persentase 12,1 %, 5 siswa
mendapatkan nilai baik.
Tabel 4.9 Persentase Nilai Pretest MIMA 31 Ambulu
kriteria_pretest_mima31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 13 39.4 86.7 86.7
sedang 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
Berdasakan hasil pretest didapatkan hasil 13 siswa mendapatkan nilai kurang, 2
siswa mendapat nilai sedang dengan persentase 6,1 %.
27
Tabel 4.10 Persentase nilai postest MIMA 31 Ambulu
kriteria_postest_mima31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 1 3.0 6.7 6.7
sedang 3 9.1 20.0 26.7
baik 11 33.3 73.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
Berdasarkan hasil postest menunjukkan 1 siswa mendapatkan nilai kurang
dengan persentase 3%, 3 siswa mendapatkan nilai sedang dengan persentase
9,1%, 11 siswa mendapatkan nilai baik dengan persentase 45,5%.
Grafik 4.1 Nilai rata-rata SD Ambulu 1, SD Ambulu 4, MIMA 31 AL-HIKAM
44
80,44
40
64,44
38,6
81,78
28
Dari grafik 4.1 diatas dapat diketahui bahwa nilai pretest dari ketiga sekolah
tersebut mengalami peningkatan setelah diberikan materi tentang kedokteran gigi.
Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada sekolah MIMA 31 Al-Hikam dan nilai rata-
rata terendah terdapat pada sekolah SD Negeri Ambulu 4.
4.2 Analisa Data
Analisa data yang dilakukan adalah membandingkan nilai pretest dan
postest, dilihat persentase perubahan nilainya.
4.3 Pembahasan
Pelatihan dokter gigi kecil dilakukan di 3 SD di desa Ambulu dusun
Ambulu yaitu di SD Negeri Ambulu 1, SD Negeri Ambulu 4 dan MIMA 31 Al-
Hikam dengan jumlah 45 siswa. Pelatihan dokter gigi kecil ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan gigi dan mulut dan
memberikan contoh bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan
baik dan benar.
Para peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah para siswa yang sudah
ditunjuk oleh guru mereka berdasarkan prestasidan dianggap mampu memberikan
contoh kepada teman-teman mereka yang tidak mengikuti pelatihan dokter gigi
kecil. Pelatihan ini terdiri dari pretest pada awal kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa terhadap kesehatan gigi dan mulut
sebelum diberikan pelatihan. Setelah itu diadakan pelatihan dan pengetahuan
tentang gigi dan mulut dengan menggunakan alat bantu berupa buku panduan
dogicil, phantom, poster dan alat peraga, diadakan pula sesi tanya jawab dan
diakhiri dengan posttest untuk melihat apakah materi yang telah disampaikan
dapat diterima dengan baik.
Kegiatan pretest dan posttest bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pelatihan dokter gigi kecil. Pretest dan posttest berisi 15 soal tentang
materi dasar-dasar kedokteran gigi kepada yang diharapkan dapat disampaikan
oleh peserta pelatihan dokter gigi kecil teman-teman di sekolahnya. Hasil rata-rata
29
Rata-rata nilai pretest pada masing-masing sekolah adalah: SD Negeri Ambulu 1
= 44; SD Negeri Ambulu 4 = 40; MIMA 31 Al-Hikam = 38,67; nilai pretest dan
posttest dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu “kurang”, “sedang” dan “baik”.
Hasil pretest menunjukkan bahwa dari 45 siswa, 6 siswa mendapatkan nilai cukup
dan 39 siswa mendapat nilai kurang
Hasil rata-rata posttest pada masing-masing sekolah mengalami peningkatan
pada masing-masing sekolah yaitu: SD Negeri Ambulu 1= 80,44; SD Negeri
Ambulu 4 = 64,44; MIMA Al-Hikam = 81,78; Persentase nilai posttest dari
seluruh peserta adalah 13,33% “kurang”; 20% “sedang”; dan 66,67% “baik”. Nilai
rata-rata pretest dari 45 kader adalah 40,88. Rata-rata nilai postest sebesar 75,5,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan nilai rata-rata seluruh kader
dogicil naik sebesar 34,67.
Pada ketiga SD yang telah diberi pelatihan dokter gigi kecil masih terdapat
nilai “kurang”. SD Negeri Ambulu 4 masih ada nilai “kurang” sebanyak 6 siswa,
SDN Ambulu 1 sebanyak 2 siswa, dan MIMA 31 Al-Hikam sebanyak 1 setelah
posttest akan tetapi tidak sampai turun. Dari 45 kader yang mendapatkan nilai
kurang sebesar
Para siswa yang telah diberikan pelatihan dokter gigi kecil nampaknya
sudah dapat menguasai materi pelatihan dengan baik. Hasil ini sangat memuaskan
karena tidak terdapat siswa yang nilainya turun namun ada beberapa siswa yang
nilainya tetap. Berdasarkan hasil review pada pelatihan dokter gigi kecil terlihat
bahwa siswa telah memahami materi dengan baik yang dibuktikan dengan kader
dapat menjelaskan kembali di depan teman-temannya.
Dari data yang didapat menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan
berhasil meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut para peserta
pelatihan. Dengan meningkatnya pengetahuan para peserta pelatihan dokter gigi
kecil diharapkan dapat merubah perilaku sehat mereka menjadi lebih baik
terutama dalam kesehatan gigi dan mulut. Selain itu mereka dapat memberikan
informasi tentang kesehatan gigi dan mulut di lingkungan sekitar mereka.
30
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat perbedaan pengetahuan peserta pelatihan dokter gigi kecil SD
Negeri Ambulu 1, SD Negeri Ambulu 4 dan MIMA 31 AL-HIKAM sebelum dan
setelah diberikan pelatihan kesehatan gigi dan mulut.
5.2 Saran
1. Pelaksanaan pelatihan dokter gigi
kecil kepada siswa-siswi lebih sering dilakukan agar pengetahuan mereka
tentang gigi dan mulut semakin meningkat.
2. Sebaiknya dilakukan lebih
banyak pelatihan dokter gigi kecil di kalangan siswa-siswi agar dapat
membagikan pengetahuan kepada orang-orang disekitar mereka.
31
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Fedi, P, et al. 2005. Silabus Periodonti. Jakarta: EGC.
Forrest, J.O. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut. Judul asli: Preventive Dentistry. Alih bahasa: Lilian Yuwono. Jakarta: Hipokrates.
Harshanur, Itjiningsih Wangidjaja. 2002. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.
Houwink, dkk., 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Kidd, et. al. 1992. Dasar-Dasar Karies, Penyakit, dan Penanggulangannya. Judul asli: Essentials of Dental Caries The Diseases and It’s Management. Alih bahasa: Narlan Sumawinata Safrida Faruk. Jakart EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Tarigan, R. 1995. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: EGC.
Wijaya, Ali Muliadi. 2008. Program Dokter Kecil. http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:kurikulum-pelatihan-dokter-kecil&catid=27:helath-programs&Itemid=28[13 Januari 2012].
32
Lampiran 1. Soal Pretes/Posttest
PRE-TEST DOKTER GIGI KECILNama : Sekolah/kelas:Umur : Tanggal :Jenis kelamin : Tanda tangan :
BERILAH TANDA SILANG ( X ) PADA SALAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR !1. Bagian gigi yang tertanam dalam rahang adalah.......
a. Mahkota gigib. Leher gigic. Akar gigi
2. Lapisan terluar yang meliputi mahkota gigi disebut…………..a. Email c. Pulpab. Dentin d. Sementum
3. Ada berapakah jumlah gigi sulung……….a. 32 c. 30b. 25 d. 20
4. Ada berapakah jumlah gigi permanen/tetap……….a. 32 c. 30b. 25 d. 20c.
5. Gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham masing berfungsi untuk a. Memotong, merobek, mengunyahb. Mengunyah, merobek, memotongc. Merobek, mengunyah, memotong
6. Kalkulus disebut juga dengan……….a. gigi berlubang c. sariawan b. karang gigi d. Gusi berdarah
7. Gigi berlubang disebut juga dengan…….a. Kalkulusb. Karies gigic. Gingivitisd. Pulpa gigi
8. Jika sakit gigi sebaiknya dibawa ke…………..a. bidan c. dokterb. perawat d. dokter gigi
33
9. Yang merupakan tindakan pertolongan pertama saat sakit gigi adalah........a. Kumur air garamb. Gosok gigic. Pergi ke dokter gigid. Semua jawaban benar
10. Zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan gigi dan tulang adalah.........a. Fluorb. Kalsiumc. Zat besid. Vitamin A
11. Berikut ini yang bukan merupakan alat dasar kedokteran gigi adalah…..a. Kaca Mulut c. Ekscavatorb. Sonde d. Stetoscope
12. Alat kedokteran gigi yang digunakan untuk membersihkan jaringan karies gigi adalah.........a. Nierbekenb. Kaca mulutc. Ekscavatord. Sonde
13. Fungsi dari kaca mulut adalah………a. Tempat alkoholb. Membantu dokter gigi melihat kondisi rongga mulutc. Untuk tempat alatd. Untuk membersihkan sisa-sisa makanan
14. Alat kedokteran gigi yang digunakan untuk mengecek kedalaman karies gigi maupun karang gigi adalah………….a. Pinsetb. Nierbekenc. Sonded. Ekscavator
15. Alat kedokteran gigi yang digunakan sebagai tempat dari alat-alat kedokteran gigi yaitu…………a. Dappen glass b. Nierbeken c. Sonde d.Kaca mulut
34
Lampiran 2. Nilai Pretest dan Posttest
TABEL NILAI PRETEST DAN POSTEST SDN AMBULU 1
No Nama Nilai Pretest Kategori Nilai Pos Test Kategori
1 Nia 33,33 Kurang 73,33 Cukup
2 Ralintang 46,67 Kurang 86,67 Baik
3 Livia 40,00 Kurang 93,33 Baik
4 Arli 73,33 Cukup 93,33 Baik
5 Khansa 33,33 Kurang 93,33 Baik
6 Putri 53,33 Kurang 93,33 Baik
7 Regina 40,00 Kurang 86,67 Baik
8 Elvina 46,67 Kurang 80,00 Baik
9 Ratih 33,33 Kurang 73,33 Cukup
10 Laluna 46,67 Kurang 46,67 Kurang
11 Berlin 40,00 Kurang 53,33 Kurang
12 Elsa 60,00 Cukup 73,33 Cukup
13 Firdaus 46,67 Kurang 93,33 Baik
14 Gilang 33,33 Kurang 86,67 Baik
15 Amanta 33,33 Kurang 80,00 Baik
Jumlah Nilai 660 1206,67
Rata-Rata 44,00 80,44
35
TABEL NILAI PRETEST DAN POSTEST SDN AMBULU 4
No Nama Nilai Pretest Kategori Nilai Pos Test Kategori
1 Riski W. E 40,00 Kurang 40,00 Kurang
2 Triska N.S 33,33 Kurang 46,67 Kurang
3 Devi M.A 20,00 Kurang 53,33 Kurang
4 Nadia N.A 33,33 Kurang 86,67 Baik
5 Nur Faizatur 60,00 Cukup 86,67 Baik
6 Emilia N.F 40,00 Kurang 40,00 Kurang
7 Garnis D.M 40,00 Kurang 80,00 Baik
8 Intan Suci 46,67 Kurang 80,00 Baik
9 Rendi P 40,00 Kurang 60,00 Cukup
10 Arini Y S 46,67 Kurang 46,67 Kurang
11 Okthi Riska 53,33 Kurang 73,33 Cukup
12 Dewi Ayu 60,00 Cukup 80,00 Baik
13 Hidayatul M 26,67 Kurang 73,33 Cukup
14 Melati A 40,00 Kurang 73,33 Cukup
15 Solihatul M 20,00 Kurang 46,67 Kurang
Jumlah Nilai 580 1226,67
Rata-Rata Nilai 40 64,44
36
TABEL NILAI PRETEST DAN POSTEST MIMA 31 Al HIKAM
No Nama Nilai Pretest Kategori Nilai Pos Test Kategori
1 Afi 33,33 Kurang 86,67 Baik
2 Dika 60,00 Cukup 80,00 Baik
3 Awang 33,33 Kurang 86,67 Baik
4 Wahyu 33,33 Kurang 100,00 Baik
5 Reza 40,00 Kurang 86,67 Baik
6 Kiki 33,33 Kurang 53,33 Kurang
7 Dicky 26,67 Kurang 86,67 Baik
8 Ikmal 40,00 Kurang 93,33 Baik
9 Alfan 33,33 Kurang 86,67 Baik
10 Aril 46,67 Kurang 86,67 Baik
11 Turatus 60,00 Cukup 86,67 Baik
12 Elsa 26,67 Kurang 86,67 Baik
13 Zulfatus 40,00 Kurang 60,00 Cukup
14 Faza 40,00 Kurang 73,33 Cukup
15 Yestin 33,33 Kurang 73,33 Cukup
Jumlah Nilai 925 1510 Rata-Rata Nilai 42,045 68,636
37
Lampiran 3 Foto Kegiatan
3.1 Suasana Pre Test Dokter Gigi Kecil
3.2 Pemberian Materi Pada Kader Dokter Gigi Kecil
38
3.3 Mengajarkan Cara Memeriksa Gigi pada Kader Dokter Gigi Kecil
3.4 Kader Dokter Gigi Kecil Memberikan Penjelasan Mengenai Cara Menggosok
Gigi Yang Benar di Depan Kader Lain
39
3.5 Kader Dokter Gigi Kecil Memberikan Contoh Cara Menggosok Gigi Yang
Benar di Depan Para Siswa Lainnya.
3.6 Pemberian Sertifikat Pada Dokter Gigi Kecil
40
Lampiran 4. Hasil Analisis Data1. Frekuensi Nilai Pretest dan Postest
pretest_sd_ambulu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 33.3 5 15.2 33.3 33.3
40.0 3 9.1 20.0 53.3
46.7 4 12.1 26.7 80.0
53.3 1 3.0 6.7 86.7
60.0 1 3.0 6.7 93.3
73.3 1 3.0 6.7 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
pretest_sd_ambulu_4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20.0 2 6.1 13.3 13.3
26.7 1 3.0 6.7 20.0
33.3 2 6.1 13.3 33.3
40.0 5 15.2 33.3 66.7
46.7 2 6.1 13.3 80.0
53.3 1 3.0 6.7 86.7
60.0 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
41
pretest_sd_mima31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 26.67 2 6.1 13.3 13.3
33.33 6 18.2 40.0 53.3
40.00 4 12.1 26.7 80.0
46.67 1 3.0 6.7 86.7
60.00 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
postest_sd_ambulu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 46.7 1 3.0 6.7 6.7
53.3 1 3.0 6.7 13.3
73.3 3 9.1 20.0 33.3
80.0 2 6.1 13.3 46.7
86.7 3 9.1 20.0 66.7
93.3 5 15.2 33.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
42
postest_sd_ambulu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40.0 2 6.1 13.3 13.3
46.7 3 9.1 20.0 33.3
53.3 1 3.0 6.7 40.0
60.0 1 3.0 6.7 46.7
73.3 3 9.1 20.0 66.7
80.0 3 9.1 20.0 86.7
86.7 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
postest_sd_mima31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 53.3 1 3.0 6.7 6.7
60.0 1 3.0 6.7 13.3
73.3 2 6.1 13.3 26.7
80.0 1 3.0 6.7 33.3
86.7 8 24.2 53.3 86.7
93.3 1 3.0 6.7 93.3
100.0 1 3.0 6.7 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
43
kriteria_pretest_ambulu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 13 39.4 86.7 86.7
sedang 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
kriteria_pretest_ambulu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 13 39.4 86.7 86.7
sedang 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
kriteria_pretest_mima31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 13 39.4 86.7 86.7
sedang 2 6.1 13.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
kriteria_postest_ambulu1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 15 45.5 100.0 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
44
kriteria_postest_ambulu4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 6 18.2 40.0 40.0
Sedang 4 12.1 26.7 66.7
Baik 5 15.2 33.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
kriteria_postest_mima31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 1 3.0 6.7 6.7
Sedang 3 9.1 20.0 26.7
Baik 11 33.3 73.3 100.0
Total 15 45.5 100.0
Missing System 18 54.5
Total 33 100.0
a. Lilliefors Significance Correction