laporan ekstraksi pelarut

24
Laporan ekstraksi pelarut (cair- cair dan padat-cair) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik seperti yang terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh keperluan hidup manusia, baik komponen senyawa tersebut digunakan untuk keperluan industri maupun untuk bahan obat-obatan. Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi dimana ekstraksi merupakan proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan dalam senyawa organik untuk melarutkan senyawa tersebut dengan menggunakan suatu pelarut. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi distribusi sampel di antara kedua pelarut terebut.

Upload: junitrisuari

Post on 03-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan ekstraksi pelarut

Laporan ekstraksi pelarut (cair-cair dan padat-cair)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik seperti yang

terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh keperluan hidup manusia, baik

komponen senyawa tersebut digunakan untuk keperluan industri maupun untuk bahan obat-

obatan. Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi dimana ekstraksi

merupakan proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan dalam senyawa organik

untuk melarutkan senyawa tersebut dengan menggunakan suatu pelarut.

Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi

padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair

dengan pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi distribusi

sampel di antara kedua pelarut terebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut tersebut dapat

ditentukan dengan perhitungan KD (koefisien distribusi).

1Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-lain. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil, minyak serupa yang dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.1[1]

Kadar lemak yang terdapat di dalam kemiri dapat ditentukan dengan metode ekstraksi

padat-cair. Pada metode ini, sampel berbentuk padatan akan diekstraksi menggunakan pelarut

1[1]“Kemiri”, Wikipedia.com. 16 Maret 2012. http://www.wikipedia.com (24 April 2012)

Page 2: Laporan ekstraksi pelarut

cair berupa kloroform dengan metode soxhletasi dan destilasi sederhana. Pada ekstraksi soxhlet

terjadi penyarian simplisia secara berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang

dipanaskan sehingga terjadi penguapan dan pelarut yang terkondensasi akan menyaring simplisia

yang terdapat di dalam selonsong. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dilakukanlah

percobaan untuk melakukan ekstraksi secara cair-cair dan padat-cair.

B. Rumusan MasalahRumusan masalah dari percobaan ini, yaitu :

1.    Berapa nilai KD untuk sistem organik/air dengan pemisahan cara ekstraksi pelarut?

2.    Bagaimana cara menentukan kadar lemak dalam kemiri secara ekstraksi soxhlet?

C. TujuanTujuan dari percobaan ini, yaitu :

1.    Untuk mengetahui metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut cair-cair.

2.    Menentukan nilai KD untuk sistem organik/air.

3.    Untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.

4.    Menentukan kadar lemak dalam kemiri secara ekstraksi soxhlet.

Page 3: Laporan ekstraksi pelarut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstraksi

Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau

pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain

(biasanya organik).2[2]

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair

yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan

“bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk

analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak

digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan

anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling

sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current

Craig”.3[3]

4Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.

1.    Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk padatan.

Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung

di dalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.

2[2]Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 181

3[3]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2007), h. 51

Page 4: Laporan ekstraksi pelarut

2.    Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cair.

Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat

seperti iod atau logam-logam tertentu dalam larutan air.

B. Ekstraksi Cair-cair

Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan

pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam

pelarut anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya.4[4]

Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch)

atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi

bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur

dengan pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi

kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan

terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat

dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya.5[5]

Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini terjadi, maka satu kali

ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara kuantitatif. Nmaun demikian, ekstraksi

akan semakin efektif jika dilakukan berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit

demi sedikit.6[6]

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada suatu

hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada kesetimbangan. Nernst

pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun

4[4]Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 138

5[5]Estien Yazid, op. cit., h. 183-184

6[6]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, op. cit., h. 67

Page 5: Laporan ekstraksi pelarut

1981 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak

dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah

konstanta pada suatu temperatur tertentu:

= tetapan

menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup

baik dalam kasus-kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar,

dalam pengertian termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang

seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase memelihara suatu rasio yang

konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain:

= KDA

Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1. Tetapan sejati KDA disebut koefisien

distribusi dari spesies A.7[7]

Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara

intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang

pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat

ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang

sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar

haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan

tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan

bantuan perkakas pengaduk).8[8]

7[7]R.A. Day dan A.L. Underwood, Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457-458

8[8]Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/ (24 April 2012)

Page 6: Laporan ekstraksi pelarut

Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan menyebabkan

terbentuknya emulsi  yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat

mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya

penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan

sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah

terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan

berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.9[9]

C. Ekstraksi Padat-cair

Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan

menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat

dengan cara ditumbuk atau dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian

padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah terbungkus kertas

saring dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut organik dimasukkan ke dalam pelarut

godog. Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi

dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak.10[10]

1. Taksonomi kemiri

Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi  : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas             : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

9[9]Ibid

10[10]Khamidinal, op. cit., h. 139-140

Page 7: Laporan ekstraksi pelarut

Sub Kelas      : Commelinidae

Ordo             : Zingiberales

Famili                 : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus                 : Alpinia

Spesies          : Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum

Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai

sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat.

Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau

cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-

lain. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil, minyak serupa yang

dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.11[11]

2. Soxhletasi

Pada prinsipnya, soxhletasi didasarkan atas penarikan komponen kimia yang dilakukan

dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring

sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan

dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke

dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai

permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler

hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak

tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan.12[12]

11[11]“Kemiri”, loc. cit.

12[12]Dinda, “Ekstraksi”, medicafarma.blogspot.com. 11 September 2008. http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html (24 April 2012)

Page 8: Laporan ekstraksi pelarut

3. Destilasi

Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik

cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat

dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali

uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan

alat pemanas dan alat pendingin. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang

memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu

pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar

kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus

dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran

homogen tersebut.13[13]

Alat yang digunakan dalam destilasi sederhana terdiri atas labu destilasi, still head, dan

kondensor dengan satu adaptor yang menghubungkan ujung kondensor dengan labu penampung

destilat. Ukuran alat gelas yang digunakan ditentukan oleh ukuran volume cairan yang akan

didestilasi. Destilasi sederhana hanya dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang

perbedaan titik didihnya paling kurang 80oC. Umumnya, destilasi ini digunakan untuk pemurnian

komponen-komponen volatil yang sudah hampir murni. Jika cairan relatif murni, sejumlah kecil

destilat mengandung pengotor bertitik didih rendah akan keluar ke penampungan destilat pada

waktu temperatur di still head masih meningkat, fraksi ini disebut sebagai fore-run. Segera

setelah temperatur di still head mencapai harga konstan, fraksi utama dapat dikumpulkan, dan

destilasi dapat dilanjutkan sampai sejumlah destilat diperoleh. Pengotor bertitik didih tinggi akan

tinggal sebagai residu dalam labu destilasi.Jika destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan

13[13]Zulfikar, “Destilasi”, chem.-is-try.org. 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilasi (23 November 2011)

Page 9: Laporan ekstraksi pelarut

dua komponen dengan perbedaan titik didih yang lebar, seharusnya temperatur di still head

diamati secara ketat. Sesaat setelah senyawa volatil terkumpul, temperatur akan mulai

meningkat, dan labu penampung harus diganti dengan labu kosong. Kumpulkan destilat tersebut

pada labu kedua selama temperatur masih meningkat. Destilat akan mengandung kedua

komponen (fraksi campuran), tetapi seharusnya hanya merupakan fraksi dengan volume yang

kecil.14[14]

BAB III

METODE PERCOBAANA. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini, yaitu sebagai berikut :

Hari/Tanggal : Rabu/ 25 April 2012

Pukul : 13.00 – 16.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar

B. Alat dan Bahan

1. Alat

14[14]Firdaus Zenta dan H.A.S Kumanireng, Teknik Laboratorium Kimia Organik (Makassar: UNHAS, 2006), h. 54-55

Page 10: Laporan ekstraksi pelarut

Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah magnetic stirrer, neraca analitik,

neraca ohaus, buret asam 50 mL, penangas listrik, corong pemisah 50 mL, labu destilasi 250 mL,

aerator, kondensor, mortar, gelas kimia 600 mL dan 100 mL, erlenmeyer 250 mL, termometer

100oC, gelas ukur 100 mL dan 50 mL, pipet volume 25 mL dan 5 mL, pipet skala 10 mL, steel

head, receive adaptor, statif dan klem, ember, selang air, bulp, corong, botol semprot, tabung

reaksi, batang pengaduk, pipet tetes 3 mL dan spatula.

12 

2. Bahan

Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, asam sulfat

(H2SO4) 1 N, aquades (H2O), es batu, indikator kanji, kemiri, kloroform (CHCl3) pekat, natrium

tiosulfat (Na2S2O3) 0,01 M dan padatan iod.

C. Prosedur KerjaProsedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut :

1. Ekstraksi Pelarut (cair-cair)

a.    Menimbang 0,125 gram padatan ion dan melarutkannya dalam 50 mL air. Memasukkan larutan

ke dalam corong pemisah.

b.    Menambahkan 5 mL kloroform ke dalam corong pemisah lalu mengocok larutan beberapa

menit. Mendiamkan larutan sebentar, kemudian mengeluarkan lapisan organiknya melalui keran

yang ada di bawah corong pemisah.

c.    Menuangkan lapisan air ke dalam erlenmeyer melalui lubang bagian atas corong pemisah.

d.   Menambahkan 4 mL larutan asam sulfat 1 N untuk mengasamkan suasana larutan dan

menambahkan 1 mL indikator kanji 0,2%.

Page 11: Laporan ekstraksi pelarut

e.    Menitrasi larutan dengan natrium tiosulfat 0,01 M sampai warna biru larutan tepat hilang.

f.     Menghitung gram iod yang tertinggal dalam air dengan mengetahui jumlah gram iod aslinya,

dapat dihitung jumlah gram ion yang terekstraksi dalam pelarut organik.

g.    Menghitung KD ion untuk sistem organik/air.

2. Ekstraksi Pelarut (padat-cair)

a.    Menghaluskan 50 gram kemiri dengan menggunakan mortar lalu menimbang kemiri yang telah

dihaluskan tersebut.

b.    Membuat selonsong dengan menggunakan kertas saring dan kapas.

c.    Memasukkan kemri yang telah dihaluskan ke dalam klonsong, kemudian merangkai alat

soxhletasi.

d.   Memasukkan klonsong ke dalam alat soxhletasi.

e.    Memasukkan 200 mL kloroform ke dalam labu pemanas dan memanaskan pelarut sampai 6 kali

sirkulasi.

f.     Memasang labu pemanas ke alat destilasi sederhana.

g.    Menguapkan pelarut sampai suhu 60 oC.

h.    Memindahkan sampel ke dalam tabung reaksi lalu membiarkan sampel selama 2 hari untuk

menguapkan sisa pelarut yang masih tersisa di dalam sampel tersebut.

i.      Menimbang hasil yang diperoleh.

Page 12: Laporan ekstraksi pelarut

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Hasil pengamatan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :

1. Hasil Pengamatan

a. Ekstraksi pelarut (cair-cair)

Massa iod = 0,1289 gram

Volume A1 = 25 mL

Volume A2 = 23,1 mL

Volume O1 = 5 mL

Volume O2 = 4 mL

Volume Na2S2O3 = 2 mL

b. Ekstraksi pelarut (padat-cair)

Kemiri = 50 gram

Berat tabung reaksi = 18,6581 gram

Volume kloroform = 147 gram

Berat tabung reaksi + hasil = 33,6057 gram

Berat hasil = (berat tabung reaksi + hasil) – (berat tabung reaksi)

= 33,6057 – 18,6581 =14,9476 gram

15 

2. Analisa Data

a. Ekstraksi pelarut (cair-cair)

Page 13: Laporan ekstraksi pelarut

1)   Konsentrasi I2 Total

mol I2 = = = 5,07 x 10-4 mol

= = = 0,01014 M

2)   Konsentrasi I2 air

Berdasarkan reaksi: perbandingan mol = perbandingan koefisien

2S2O3-2

+ I2 S4O6-2 + 2I-

=

Mol = volume mM = 2 ml

3)   Konsentrasi I2 organik

4) Massa I2 yang tertinggal

b. Ekstraksi pelarut (padat-cair)

% lemak = x 100 % = x 100 % = 30 %

B. PembahasanPada praktikum ini dilakukan dua percobaan untuk mengekstraksi pelarut secara cair-cair

dan padat-cair. Percobaan pertama dilakukan untuk mengekstraksi pelarut secara cair-cair. Analit

yang digunakan adalah padatan iod yang telah dihaluskan, padatan ini berfungsi sebagai senyawa

yang akan ditentukan konsentrasinya dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur.

Penggunaan corong pemisah dilakukan untuk melakukan ekstraksi secara sederhana dengan dua

pelarut yang tidak saling bercampur dimana air bertindak sebagai pelarut polar dan kloroform

bertindak sebagai pelarut organik yang non polar. Pengocokan pada larutan dilakukan untuk

memisahkan larutan organik dan air dimana terjadi distribusi diantara kedua pelarut tersebut saat

Page 14: Laporan ekstraksi pelarut

terjadi pengocokan larutan. Penampungan lapisan organik yang berwarna ungu dilakukan dengan

pengeluaran lapisan tersebut melewati keran pada bagian bawah corong pemisah sehingga dapat

ditentukan volume dari lapisan organik setelah dilakukan pencampuran dengan pelarut yang

berbeda. Lapisan air dipindahkan ke dalam erlenmeyer dengan penambahan asam sulfat 1N

untuk membuat suasana larutan menjadi asam dan penambahan kanji sebagai indikator yang

berfungsi untuk memperlihatkan perubahan warna yang terjadi saat lapisan air dititirasi dengan

natrium tiosulfat.

Dari hasil analisa data diperoleh massa I2 yang tertinggal sebanyak 0,1217 gram, adalah

0,01014 M, adalah , dan adalah dimana nilai KD untuk sistem organik/air pada percobaan ini

adalah 22,42. KD merupakan suatu tetapan yang tidak bergantung dari konsentrasi total senyawa

x dan disebut teapan koefisien distribusi.

Percobaan kedua dilakukan untuk mengekstraksi pelarut secara padat-cair dimana sampel

yang digunakan adalah kemiri yang telah dihaluskan. Penghalusan kemiri dilakukan agar proses

ekstraksi pelarut dapat berjalan dengan baik sehingga pelarut dapat mengekstraksi lemak yang

terdapat di dalam sel kemiri tersebut. Lemak dalam buah kemiri diisolasi dengan metode

soxhletasi dan dimurnikan dengan metode destilasi sederhana.

Berdasarkan prinsip soxhletasi, sampel dimasukkan dalam klonsong dan pelarut akan

menyaring simplisia tersebut secara berkesinambungan. Pelarut yang digunakan adalah

kloroform dimana penggunaan kloroform dilakukan karena pelarut ini bersifat mudah menguap

dengan titik didih yang rendah dan merupakan pelarut yang dapat melarutkan minyak atau lemak

dengan baik sehingga cocok digunakan pada isolasi lemak yang terkandung di dalam buah,

kloroform juga tidak mudah terbakar sehingga bila bereaksi dengan udara tidak akan

menimbulkan ledakan. Sebelum melakukan pemanasan, penambahan batu didih harus dilakukan

Page 15: Laporan ekstraksi pelarut

terlebih dahulu agar tidak terjadi bumping pada saat proses pemanasan berlangsung. Pemanasan

pelarut organik dilakukan selama enam kali sirkulasi atau sampai pelarut tidak berwarna lagi

yang berarti bahwa pelarut sudah tidak membawa komponen yang ingin diisolasi. Pada proses

soxhletasi diperoleh lemak yang bercampur dengan pelarut yang digunakan yaitu kloroform.

Pemisahan lemak dengan kloroform dilakukan dengan menggunakan metode destilasi

sederhana.

Berdasarkan percobaan, massa minyak yang diperoleh adalah 14,9476 gram sehingga

diperoleh % lemak dari kemiri adalah 30%.

Page 16: Laporan ekstraksi pelarut

BAB V

PENUTUPA. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :

1.    Metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut cair-cair dilakukan dengan menggunakan

corong pemisah dimana terdapat dua pelarut yaitu pelarut air dan pelarut organik dimana pelarut

organik yang digunakan adalah kloroform.

2.    Koefisien distribusi (KD) untuk sistem organik/air yang diperoleh dari ekstraksi pelarut cair-cair

adalah 22,42.

3.    Cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet dilakukan dengan memasukkan sampel ke

dalam selonsong lalu memanaskan kloroform sebagai pelarut sampai enam kali sirkulasi.

4.    Kadar lemak dalam kemiri yang diperoleh dari ekstraksi soxhlet adalah 30%.

B. Saran

Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya dilakukan

pemisahan pelarut menggunakan rotary evaporator sehingga dapat dibandingkan pemisahan

pelarut menggunakan metode destilasi sederhana dan rotary evaporator.

20 

DAFTAR PUSTAKADinda, “Ekstraksi”, medicafarma.blogspot.com. 11 September 2008.

http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html. Diakses pada tanggal 24 April 2012

“Kemiri”, Wikipedia.com. 16 Maret 2012. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 24 April 2012

Page 17: Laporan ekstraksi pelarut

Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009

MS, Alimin, Muh Yunus dan Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2007Rahayu, Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/. Diakses pada tanggal 24 April 2012

R.A. Day dan A.L. Underwood. Quantitative Analysis. Terj. Iis Sopyan. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2001

Yazid, Estien Yazid. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: ANDI, 2005Zenta, Firdaus dan H.A.S Kumanireng, Teknik Laboratorium Kimia Organik. Makassar: UNHAS, 2006Zulfikar, “Destilasi”, chem.-is-try.org. 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilas i . Diakses pada tanggal 23 November 2011

http://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/05/laporan-ekstraksi-pelarut-cair-cair-dan.html