laporan embriologi ayam

16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Embriologenesis adalah proses pembentukkan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaruh ditingkat sel. Reproduksi sel atau perkembangbiakan adalah proses dimana suatu organisme menghasilkan individu dari spesies yang sama. Perkembangan dari organisme itu bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat mempertahankan jenisnya. Sehingga bagi organisme, dengan bereproduksi maka hal tersebut merupakan cara agar keturunannya tidak mengalami kepunahan. Ayam hewan vertebrata yang tergolong kedalam bangsa aves. Salah satu ciri bangsa aves adalah memiliki bulu dan berkembang biak dengan bertelur. Telur dihasilkan oleh ayam betina didalam ovarium. Folikel-folikel akan berkembang bergiliran menjadi sebuah telur yang sebelum keluar disaluran oviduct dibungkus terlebih dahulu dengan zat kapur. Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa

Upload: mulkyadam

Post on 21-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

vjgch

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Embriologi Ayam

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Embriologenesis adalah proses pembentukkan dan perkembangan

embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah

mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi

pembelahan sel dan pengaruh ditingkat sel. Reproduksi sel atau

perkembangbiakan adalah proses dimana suatu organisme menghasilkan

individu dari spesies yang sama. Perkembangan dari organisme itu

bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat mempertahankan

jenisnya. Sehingga bagi organisme, dengan bereproduksi maka hal tersebut

merupakan cara agar keturunannya tidak mengalami kepunahan.

Ayam hewan vertebrata yang tergolong kedalam bangsa aves.

Salah satu ciri bangsa aves adalah memiliki bulu dan berkembang biak

dengan bertelur. Telur dihasilkan oleh ayam betina didalam ovarium.

Folikel-folikel akan berkembang bergiliran menjadi sebuah telur yang

sebelum keluar disaluran oviduct dibungkus terlebih dahulu dengan zat

kapur. Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama

berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari

telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya

telur unggas selalu relative besar.

Membran ekstrak embrionik merupakan perluasan-perluasan

berlapis membrane dari jaringan-jaringan embrio. Pada dasarnya

membrane-membran tersebut adalah lipatan-lipatan yang pada akhirnya

tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat kantung pada

embrio yang sedang tumbuh yaitu selaput embrio pada ayam yaitu

allantois, kantung yolk, amnio dan serosa. Telur ayam dilengkapi dengan

yolk yang sangat banyak. Kandungan yolk yang besar ini digunakan untuk

mengantisipasi kebutuhan bahan makanan yang dibutuhkan embrio selama

perkembangan dalam telur. Amnion merupakan selaput yang membungkus

janin sehingga tidak berhubungan langsung dengan sekitarnya. Serosa

Page 2: Laporan Embriologi Ayam

tumbuh disekitar kantung yolk dan membungkus seluruh kantung tersebut,

lalu melekat pada cangkang telur. Berdasakan latar belakang diatas maka

perlu dilakukan praktikum Embriologi Ayam.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum Embriologi Ayam adalah

bagaimana perkembangan dan struktur embrio ayam umur 1-6 hari ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Embriologi Ayam

adalah untuk mengetahui perkembangan dan struktur embrio ayam umur

1-6 hari.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum Embriologi Ayam adalah

agar dapat mengetahui perkembangan dan struktur embrio ayam umur 1-6

hari

Page 3: Laporan Embriologi Ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,

disini berlangsung pembelahan partial dan meroblastis. Sel-sel yang membelah itu

membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai Blastodis, yang

merupakan blastomer sentral yang melepas diri dari detoplasma dibawahnya dan

terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas

terpisah dari detoplasma dan terus menerus dalam detoplasma (Yatim, 1994).

Mortalitas embrio tidak dipengaruhi oleh kualitas ransum. Hal ini

menunjukkan bahwa perbaikan nutrisi ransum belum mampu menurunkan

mortalitas embrio. Nutrien yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah

kandungan energi metabolis, protein, Ca dan P. Namun, kandungan vitamin A dan

E dapat dinyatakan belum mampu mencukupi kebutuhan embrio karena

kandungan dalam ransum lebih rendah dari standar. Kurangnya asupan vitamin A

dan E dapat mempengaruhi ketahanan embrio. Vitamin E sebagai antioksidan

mampu menghambat kerusakan sel yang berkaitan dengan kemampuan hidup

embrio. Fungsi vitamin E juga dapat meningkatkan ukuran kuning telur sebagai

sumber nutrien bagi embrio untuk pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan

daya hidup (Suryani, 2012).

Penetasan telur itik dapat dilakukan secara alami atau buatan. Penetasan

buatan lebih praktis dan efisien dibandingkan penetasan alami, dengan

kapasitasnya yang lebih besar. Penetasan dengan mesin tetas juga dapat

meningkatkan daya tetas telur karena temperaturnya dapat diatur lebih stabil

tetapi memerlukan biaya dan perlakuan lebih tinggi dan intensif. Temperatur

dan kelembaban merupakan faktor penting untuk perkembangan embrio.

Temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan kematian embrio ataupun

abnormalitas embrio, sedangkan kelembaban mempengaruhi pertumbuhan

normal dari embrio (Ningtyas, 2013).

Mesoderm merupakan jaringan embrio yang pertama kali ditentukan

dalam bidang kaki, dan bukannya ectoderm. Sel-sel embrio mempunyai

Page 4: Laporan Embriologi Ayam

potensi awal yang lebih besar daripada bentuk akhirnya. Jadi, sel-sel perifer

dari bidang kaki pada mulanya mampi membentuk kaki meskipun sel-sel

tersebut tidak pernah ikut dalam pembentukan kaki yang sebenarnya, dan sel

dari tunas kaki yang sempurna. Terdapat determinasi progresif di mana sel-sel

menjadi semakin terbatas dalam potensi perkembangannya (Sugiyanto, 1996).

Semua sel yang akan yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas.

Beberapa sel-sel epiblas yang lewat melalui Primitive streak, berpindah

secara lateral kedalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm. Sel-sel epiblas

lainnya, yang akan menghasilkan mosederm, bermigrasi melalui strek

tersebut kearah bawah dan bercampur dengan sel-sel hipoblas (Campbell,

2002).

Page 5: Laporan Embriologi Ayam

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Embriologi Ayam dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 29 April 2014 pukul 14.00-17.00 WITA bertempat di

Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Embriologi Ayam dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Embriologi AyamNo. Alat Kegunaan

1. Cawan Petri Untuk menyimpan embrio ayam yang akan diamati

2. Mikroskop Untuk mengamati struktur embrio ayam

3. Pipet Tetes Untuk mengambil larutan NaCl

4. Pinset Untuk membantu memisahkan embrio ayam dengan putih telur

5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan embrio ayam

6. Gunting Untuk membantu membuka cangkang telur ayam

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum Embriologi Ayam dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Embriologi AyamNo. Bahan Kegunaan

Page 6: Laporan Embriologi Ayam

1. Telur ayam umur 1-6 hari

Sebagai obyek pengamatan perkembangan embrio ayam

2. Larutan NaCl 0,9% Sebagai bahan membersihkan embrio ayam agar mudah diamati di bawah mikroskop

3. Air Sebagai bahan membersihkan cawan petri

4. Tissue Sebagai bahan membersihkan cawan petri

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum Embriologi Ayam adalah sebagai

berikut:

1. Menyiapkan mikroskop, cawan petri, pipet tetes dan alat-alat yang

akan digunakan untuk membantu pengamatan.

2. Membuka cangkang telur dengan gunting untuk dilihat embrionya di

cawan petri.

3. Memisahkan embrio ayam menggunakan pinset.

4. Mengamati embrio tersebut di bawah mikroskop.

5. Mendokumentasikan hasil pengamatan embrio ayam tersebut.

Page 7: Laporan Embriologi Ayam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum Embriologi Ayam dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Embriologi AyamNo. Gambar Keterangan1. Telur umur 1 hari 1. Rongga Segmentasi

2. Telur umur 2 hari 1. Embrio2. Selaput ekstra

embrionik

3. Telur umur 3 hari 1. Tunas kepala2. Pembuluh saraf3. Somit4. Pembentukan

jantung

4

1

3

2

1

1

2

Page 8: Laporan Embriologi Ayam

4. Telur umur 4 hari 1. Gelembung alantois2. Tunas anggota

badan3. Somit4. Bola mata dengan

lensanya

5. Telur umur 5 hari 1. Bagian belakang tubuh embrio

2. Pembuluh syaraf3. Pembentukan jantung4. Tunas kepala

6. Telur umur 6 hari 1. Tunas kepala2. Mata3. Anggota badan

bagian bawah4. Somit5. Rongga aminotik6. Allantois

B. Pembahasan

1

263

5

123

4

4

Page 9: Laporan Embriologi Ayam

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.

Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami

pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan

pengaturan ditingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel

embriogenik. Layaknya seperti bayi dalam kendungan, embrio ayam juga

mengalami perkembangan yang merupakan awal kehidupan dari ayam.

Selama berkembang, embrio ayam memperoleh makanan dan

perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur.

Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam perkembangannya,

embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung

kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini 

mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi

sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen

embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan

yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu

alantois, serta membantu mencerna albumen. Perkembangan embrio ayam

terjadi di  luar tubuh  induknya.

Pengamatan pada telur ayam berumur 1 hari – 6 hari. Bentuk awal embrio

pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk

seperti cincin dengan bagian tepinya gelap. Hari ke 2 mulai terbentuk jantung,

hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Hari ke 3 jantung, sudah

terbentuk dan mulai berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak.

Perkembangan embrio umur 4 hari ditandai dengan dimulainya pembentukan

mata dan lensanya. Mata tersebut terlihat sebagai bintk gelap yang berada

disebelah kanan jantung. Lidah juga sudah mulai berkembang. Pada hari ke 5,

embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan

sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga

tampak seperti huruf C. kemudian saluran pencernaan dan tombolok mulai

terbentuk. Pada masa ini terbentuk pula jaringan reproduksi. Karenanya sudah

dapat ditentukan jenis kelaminnya. Pada hari keenam ini kuncup-kuncup

Page 10: Laporan Embriologi Ayam

anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah tampak menonjol dan paruh

mulai terbentuk.

Page 11: Laporan Embriologi Ayam

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan praktikum Embriologi Ayam yaitu. Pada hari pertama belum

terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin. Pada hari ke

2 mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Pada

umur 3 hari jantung, sudah terbentuk dan mulai berdenyut serta bentuk embrio

sudah mulai tampak. Pada umur 4 hari ditandai dengan dimulainya

pembentukan mata dan lensanya. Pada hari ke 5, embrionya sudah mulai

tampak lebih jelas dan pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan

sudah mulai terbentuk.

B. Saran

Saran yang diajukan pada praktikum Embriologi Ayam adalah agar

adanya kekompakan antara asisten dan praktikan agar praktikum selesai dengan

baik dan mendapatkan hasil yang diharapkan.

Page 12: Laporan Embriologi Ayam

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, 2002, Biologi jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Luqman, E, M, dkk., 2007, Peranan Choline Esterase (ChE) pada Pembentukan Vesikel Otak Embrio Ayam yang Terpapar Insektisida Karbofuran, J, Media Kedokteran Hewan, V (23) No. 3

Ningtyas, M, S, dkk., 2013, Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas Dan Hasil Tetas Telur Itik, J, Ilmiah Peternakan, V (1) : 347-352

Sugiyanto, J., 1996, Perkembangan Hewan, UGM, Yogyakarta.

Suryani, N, dkk., 2012, Fertilitas Telur Dan Mortalitas Embrio Ayam Kedu Pebibit Yang Diberi Ransum Dengan Peningkatan Nutrien Dan

Tambahan Sacharomyces Cerevisiae, J, Animal Agricultural, V(1) : 389-404