laporan embriologi ayam
DESCRIPTION
vjgchTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embriologenesis adalah proses pembentukkan dan perkembangan
embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah
mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi
pembelahan sel dan pengaruh ditingkat sel. Reproduksi sel atau
perkembangbiakan adalah proses dimana suatu organisme menghasilkan
individu dari spesies yang sama. Perkembangan dari organisme itu
bertujuan agar organisme yang bersangkutan dapat mempertahankan
jenisnya. Sehingga bagi organisme, dengan bereproduksi maka hal tersebut
merupakan cara agar keturunannya tidak mengalami kepunahan.
Ayam hewan vertebrata yang tergolong kedalam bangsa aves.
Salah satu ciri bangsa aves adalah memiliki bulu dan berkembang biak
dengan bertelur. Telur dihasilkan oleh ayam betina didalam ovarium.
Folikel-folikel akan berkembang bergiliran menjadi sebuah telur yang
sebelum keluar disaluran oviduct dibungkus terlebih dahulu dengan zat
kapur. Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama
berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari
telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya
telur unggas selalu relative besar.
Membran ekstrak embrionik merupakan perluasan-perluasan
berlapis membrane dari jaringan-jaringan embrio. Pada dasarnya
membrane-membran tersebut adalah lipatan-lipatan yang pada akhirnya
tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat kantung pada
embrio yang sedang tumbuh yaitu selaput embrio pada ayam yaitu
allantois, kantung yolk, amnio dan serosa. Telur ayam dilengkapi dengan
yolk yang sangat banyak. Kandungan yolk yang besar ini digunakan untuk
mengantisipasi kebutuhan bahan makanan yang dibutuhkan embrio selama
perkembangan dalam telur. Amnion merupakan selaput yang membungkus
janin sehingga tidak berhubungan langsung dengan sekitarnya. Serosa
tumbuh disekitar kantung yolk dan membungkus seluruh kantung tersebut,
lalu melekat pada cangkang telur. Berdasakan latar belakang diatas maka
perlu dilakukan praktikum Embriologi Ayam.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Embriologi Ayam adalah
bagaimana perkembangan dan struktur embrio ayam umur 1-6 hari ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Embriologi Ayam
adalah untuk mengetahui perkembangan dan struktur embrio ayam umur
1-6 hari.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum Embriologi Ayam adalah
agar dapat mengetahui perkembangan dan struktur embrio ayam umur 1-6
hari
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima,
disini berlangsung pembelahan partial dan meroblastis. Sel-sel yang membelah itu
membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai Blastodis, yang
merupakan blastomer sentral yang melepas diri dari detoplasma dibawahnya dan
terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas
terpisah dari detoplasma dan terus menerus dalam detoplasma (Yatim, 1994).
Mortalitas embrio tidak dipengaruhi oleh kualitas ransum. Hal ini
menunjukkan bahwa perbaikan nutrisi ransum belum mampu menurunkan
mortalitas embrio. Nutrien yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah
kandungan energi metabolis, protein, Ca dan P. Namun, kandungan vitamin A dan
E dapat dinyatakan belum mampu mencukupi kebutuhan embrio karena
kandungan dalam ransum lebih rendah dari standar. Kurangnya asupan vitamin A
dan E dapat mempengaruhi ketahanan embrio. Vitamin E sebagai antioksidan
mampu menghambat kerusakan sel yang berkaitan dengan kemampuan hidup
embrio. Fungsi vitamin E juga dapat meningkatkan ukuran kuning telur sebagai
sumber nutrien bagi embrio untuk pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan
daya hidup (Suryani, 2012).
Penetasan telur itik dapat dilakukan secara alami atau buatan. Penetasan
buatan lebih praktis dan efisien dibandingkan penetasan alami, dengan
kapasitasnya yang lebih besar. Penetasan dengan mesin tetas juga dapat
meningkatkan daya tetas telur karena temperaturnya dapat diatur lebih stabil
tetapi memerlukan biaya dan perlakuan lebih tinggi dan intensif. Temperatur
dan kelembaban merupakan faktor penting untuk perkembangan embrio.
Temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan kematian embrio ataupun
abnormalitas embrio, sedangkan kelembaban mempengaruhi pertumbuhan
normal dari embrio (Ningtyas, 2013).
Mesoderm merupakan jaringan embrio yang pertama kali ditentukan
dalam bidang kaki, dan bukannya ectoderm. Sel-sel embrio mempunyai
potensi awal yang lebih besar daripada bentuk akhirnya. Jadi, sel-sel perifer
dari bidang kaki pada mulanya mampi membentuk kaki meskipun sel-sel
tersebut tidak pernah ikut dalam pembentukan kaki yang sebenarnya, dan sel
dari tunas kaki yang sempurna. Terdapat determinasi progresif di mana sel-sel
menjadi semakin terbatas dalam potensi perkembangannya (Sugiyanto, 1996).
Semua sel yang akan yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas.
Beberapa sel-sel epiblas yang lewat melalui Primitive streak, berpindah
secara lateral kedalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm. Sel-sel epiblas
lainnya, yang akan menghasilkan mosederm, bermigrasi melalui strek
tersebut kearah bawah dan bercampur dengan sel-sel hipoblas (Campbell,
2002).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Embriologi Ayam dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 29 April 2014 pukul 14.00-17.00 WITA bertempat di
Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Embriologi Ayam dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Embriologi AyamNo. Alat Kegunaan
1. Cawan Petri Untuk menyimpan embrio ayam yang akan diamati
2. Mikroskop Untuk mengamati struktur embrio ayam
3. Pipet Tetes Untuk mengambil larutan NaCl
4. Pinset Untuk membantu memisahkan embrio ayam dengan putih telur
5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan embrio ayam
6. Gunting Untuk membantu membuka cangkang telur ayam
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Embriologi Ayam dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Embriologi AyamNo. Bahan Kegunaan
1. Telur ayam umur 1-6 hari
Sebagai obyek pengamatan perkembangan embrio ayam
2. Larutan NaCl 0,9% Sebagai bahan membersihkan embrio ayam agar mudah diamati di bawah mikroskop
3. Air Sebagai bahan membersihkan cawan petri
4. Tissue Sebagai bahan membersihkan cawan petri
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum Embriologi Ayam adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan mikroskop, cawan petri, pipet tetes dan alat-alat yang
akan digunakan untuk membantu pengamatan.
2. Membuka cangkang telur dengan gunting untuk dilihat embrionya di
cawan petri.
3. Memisahkan embrio ayam menggunakan pinset.
4. Mengamati embrio tersebut di bawah mikroskop.
5. Mendokumentasikan hasil pengamatan embrio ayam tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Embriologi Ayam dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Embriologi AyamNo. Gambar Keterangan1. Telur umur 1 hari 1. Rongga Segmentasi
2. Telur umur 2 hari 1. Embrio2. Selaput ekstra
embrionik
3. Telur umur 3 hari 1. Tunas kepala2. Pembuluh saraf3. Somit4. Pembentukan
jantung
4
1
3
2
1
1
2
4. Telur umur 4 hari 1. Gelembung alantois2. Tunas anggota
badan3. Somit4. Bola mata dengan
lensanya
5. Telur umur 5 hari 1. Bagian belakang tubuh embrio
2. Pembuluh syaraf3. Pembentukan jantung4. Tunas kepala
6. Telur umur 6 hari 1. Tunas kepala2. Mata3. Anggota badan
bagian bawah4. Somit5. Rongga aminotik6. Allantois
B. Pembahasan
1
263
5
123
4
4
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.
Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami
pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan
pengaturan ditingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel
embriogenik. Layaknya seperti bayi dalam kendungan, embrio ayam juga
mengalami perkembangan yang merupakan awal kehidupan dari ayam.
Selama berkembang, embrio ayam memperoleh makanan dan
perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur.
Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Dalam perkembangannya,
embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung
kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini
mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi
sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen
embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan
yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu
alantois, serta membantu mencerna albumen. Perkembangan embrio ayam
terjadi di luar tubuh induknya.
Pengamatan pada telur ayam berumur 1 hari – 6 hari. Bentuk awal embrio
pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk
seperti cincin dengan bagian tepinya gelap. Hari ke 2 mulai terbentuk jantung,
hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Hari ke 3 jantung, sudah
terbentuk dan mulai berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak.
Perkembangan embrio umur 4 hari ditandai dengan dimulainya pembentukan
mata dan lensanya. Mata tersebut terlihat sebagai bintk gelap yang berada
disebelah kanan jantung. Lidah juga sudah mulai berkembang. Pada hari ke 5,
embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan
sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan sehingga
tampak seperti huruf C. kemudian saluran pencernaan dan tombolok mulai
terbentuk. Pada masa ini terbentuk pula jaringan reproduksi. Karenanya sudah
dapat ditentukan jenis kelaminnya. Pada hari keenam ini kuncup-kuncup
anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah tampak menonjol dan paruh
mulai terbentuk.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan praktikum Embriologi Ayam yaitu. Pada hari pertama belum
terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin. Pada hari ke
2 mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Pada
umur 3 hari jantung, sudah terbentuk dan mulai berdenyut serta bentuk embrio
sudah mulai tampak. Pada umur 4 hari ditandai dengan dimulainya
pembentukan mata dan lensanya. Pada hari ke 5, embrionya sudah mulai
tampak lebih jelas dan pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan
sudah mulai terbentuk.
B. Saran
Saran yang diajukan pada praktikum Embriologi Ayam adalah agar
adanya kekompakan antara asisten dan praktikan agar praktikum selesai dengan
baik dan mendapatkan hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2002, Biologi jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Luqman, E, M, dkk., 2007, Peranan Choline Esterase (ChE) pada Pembentukan Vesikel Otak Embrio Ayam yang Terpapar Insektisida Karbofuran, J, Media Kedokteran Hewan, V (23) No. 3
Ningtyas, M, S, dkk., 2013, Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas Dan Hasil Tetas Telur Itik, J, Ilmiah Peternakan, V (1) : 347-352
Sugiyanto, J., 1996, Perkembangan Hewan, UGM, Yogyakarta.
Suryani, N, dkk., 2012, Fertilitas Telur Dan Mortalitas Embrio Ayam Kedu Pebibit Yang Diberi Ransum Dengan Peningkatan Nutrien Dan
Tambahan Sacharomyces Cerevisiae, J, Animal Agricultural, V(1) : 389-404