laporan evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan iii 2015 · dan pengukuran terhadap pelaksanaan...
TRANSCRIPT
Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015
Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
1 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan
Laporan
Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III 2015
Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
i | daftar EPA
Executive Summary
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor PMK-169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Evaluasi pelaksanaan anggaran berkaitan tentang penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi/teknis pelaksanaan anggaran, kendala-kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu terkait pelaksanaan anggaran lainnya. Dalam pelaksanaanya, evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan melalui kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran (EPA). Dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan III-2015, Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan
kegiatan Focus Group Discussion sebagai berikut:
a. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan belanja modal infrastruktur terkait jalan jembatan, sumber daya air, dan listrik perdesaan; fasilitas pelabuhan laut dan fasilitas pelabuhan udara; dan gedung dan bangunan.
b. Evaluasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau pada satuan kerja Kementerian Kesehatan, satuan kerja Non Kementerian Kesehatan dengan penyerapan 0 persen dan penyerapan 1-25 persen.
Berdasarkan hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran triwulan III tahun 2015 dapat
digambarkan perkembangan pelaksanaan anggaran lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Kepulauan Riau adalah:
Kategori Pelaksanaan Anggaran
Gambaran Pelaksanaan Anggaran
Pagu Anggaran Pagu triwulan III-2015 mengalami kenaikan 23,47% menjadi Rp.6.172,00 milyar daripada awal tahun anggaran sebesar Rp.4.998,95 milyar.
Realisasi Anggaran Realisasi triwulan III-2015 lebih rendah dibanding realisasi nasional. Realisasi nasional sebesar 44,23%, sedang lingkup Kanwil Provinsi Kepulauan Riau sebesar 43,96% lebih rendah 0,27%. Realisasi terbesar pada Kepolisian Negara RI, Perpustakaan Nasional RI dan Kementerian Pertahanan. Realisasi pada tiga Kementerian tersebut di atas 75%.
Rencana Penarikan Halaman III DIPA
Tingkat ketepatan rencana penarikan dana pada triwulan III-2015 adalah 73,30%. Tingkat deviasi paling tinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 32,55% dan sebaliknya tingkat deviasi paling rendah pada bulan Juli sebesar 23,44%.
Revisi Anggaran Revisi DIPA selama triwulan III-2015 sebanyak 307 revisi. Revisi yang disahkan oleh DJA sebanyak 143 revisi dan yang disahkan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 164 revisi.
Pengelolaan UP TUP Jumlah UP selama triwulan III-2015 terus mengalami penurunan dari bulan Juli sampai bulan September. Jumlah SP2D-TUP mengalami peningkatan namun jumlah uang TUP mengalami penurunan. Pertanggungjawaban UP melalui SPM-GUP mengalami peningkatan selama triwulan III-2015.
Kontrak dan Penyelesaian Tagihan
Kontrak yang terdaftar sampai dengan triwulan III-2015 sebanyak 438 kontrak dengan nilai Rp.490.189.501.785. Penyampaian kontrak ke KPPN yang mengalami keter-lambatan adalah 84,70%. Keterlambatan tersebut terjadi pada 32 K/L.
ii | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Berdasarkan hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran triwulan III tahun 2015, dapat ditarik kesimpulan bahwa rendahnya penyerapan anggaran karena terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan anggaran pada bidang infrastruktur, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Berbagai permasalahan yang mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Infrastruktur
1) Keterlambatan pelaksanaan proses lelang. 2) Adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga. 3) Keterlambatan persetujuan kontrak tahun jamak. 4) Dana output cadangan yang belum bisa direalisasikan dan blokir
b. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 1) Penghematan belanja perjalanan dinas; 2) Keterlambatan penerimaan DIPA, keterlambatan penunjukan pejabat perbendaharaan,
dan keterlambatan penerbitan petunjuk teknis pelaksanaan; 3) Kegiatan masih dalam proses lelang. 4) Kegiatan masih dalam proses e-purchasing; 5) Perencanaan pengadaan barang/jasa yang kurang baik
Berdasarkan kesimpulan dalam hasil EPA triwulan III-2015, dapat diusulkan
rekomendasi kebijakan sebagai berikut:
a. Infrastruktur 1) Satker agar mempercepat proses lelang dan berkoordinasi dengan unit layanaan
pengadaan barang/jasa. 2) Satuan kerja yang mengalami prestrukturisasi agar segera melakukan revisi terhadap
perubahan nomenklatur, dan mengikuti ketentuan sehubungan restrukturisasi; 3) Satker segera mengajukan ijin kontrak multy years ke Kementerian Keuangan 4) Terkait pemanfaatan dana outpur cadangan, satuan kerja bersangkutan harus
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan.
b. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan 1) Satker agar mempercepat proses lelang dan berkoordinasi dengan unit layanaan
pengadaan barang/jasa. 2) Kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana agar dijadwalkan dengan tepat waktu
pelaksanaan kegiatan dan pencairannya. 3) Adanya pengawasan dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada SKPD yang
mengelola dan dekonsentrasi dan tugas pembantuan agar sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
4) SKPD dekonsentrasi dan tugas pembantuan harus lebih aktif berkoodinasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian/Lembaga.
5) Terkait pencairan dana APBN agar berkoordinasi dengan KPPN setempat dan terkait revisi anggaran agar berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau.
iii | daftar EPA
Daftar Isi
EXECUTIVE SUMMARY I
DAFTAR ISI III
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL V
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. TUJUAN 2
1.3. PELAKSANAAN 2
1.4. FOCUS GROUP DISCUSSION 3
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III 7
2.1. PAGU ANGGARAN 7
2.2. REALISASI ANGGARAN 8
2.3. RENCANA PENARIKAN DANA HALAMAN III DIPA VS REALISASI ANGGARAN 11
2.4. REVISI ANGGARAN 12
2.5. PENGELOLAAN UP DAN GU 13
2.6. DATA KONTRAK DAN PENYELESAIAN TAGIHAN 15
BAB III. PENUTUP 19
3.1. KESIMPULAN 19
3.1.1. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN BELANJA MODAL INFRASTRUKTUR 19
3.1.2. EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU 21
3.2. REKOMENDASI 22
3.2.1. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN BELANJA MODAL INFRASTRUKTUR 22
3.2.2. EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU 23
3.3. RENCANA TINDAK LANJUT 24
v | daftar EPA
Daftar Gambar dan Tabel
Gambar 1 Pergerakan Pagu DIPA Triwulan III 2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 7
Gambar 2 Komposisi Pagu DIPA Triwulan III 2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 8
Gambar 3 Deviasi Halaman III DIPA Triwulan III 2015; halaman 11
Gambar 4 Pengelolaan UP Selama Triwulan III 2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 13
Tabel 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion Triwulan III-2015; halaman 3
Tabel 2 Perubahan Pagu Anggaran Restrukturisasi K/L di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 7
Tabel 3 Pagu Realiasi Anggaran APBN 2015 di Provinsi Kepulauan Riau; halaman 9
Tabel 4 Pagu Realisasi Anggaran Per-Program APBN 2015 Triwulan III di Provinsi
Kepulauan Riau; halaman 10
Tabel 5 Pagu Realisasi Anggaran Per-Kegiatan APBN 2015 Triwulan III di Provinsi
Kepulauan Riau; halaman 11
Tabel 6 Deviasi Penarikan Dana Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 12
Tabel 7 Revisi DIPA Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 13
Tabel 8 Permasalahan UP Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 14
Tabel 9 Permasalahan TUP Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 14
Tabel 10 Penyampaian Data Kontrak Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau;
halaman 15
Tabel 11 Keterlambatan Penyampaian Data Kontrak Triwulan III-2015 di Provinsi
Kepulauan Riau; halaman 15
Tabel 12 Penyelesaian Tagihan Kontrak Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan
Riau; halaman 16
Tabel 13 Tagihan Kontrak Triwulan III-2015 yang Belum Ditagihkan di Provinsi
Kepulauan Riau; halaman 17
1 | isi EPA
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Salah satu keberhasilan dalam mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dapat dinilai dari pelaksanaan anggaran yang berjalan dengan baik. Hal
tersebut mendorong penyelesaian tingkat capaian kinerja yang dihasilkan dan realisasi
anggaran berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berbagai kebijakan reformasi dalam pengelolaan Keuangan Negara telah dilaksanakan.
Kebijakan dengan tujuan agar pengelolaan Keuangan Negara dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya dan akuntabel. Sistem penganggaran berbasis kinerja, perencanaan kas
yang lebih baik, pelaksanaan lelang secara elektronik, perbaikan sistem yang mendukung
kelancaran pencairan merupakan berbagai reformasi pengelolaan Keuangan Negara yang
dibangun untuk mendukung keberhasilan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel.
Dalam pelaksanaannya, masalah-masalah pelaksanaan anggaran yang terjadi saat
ini masih relatif sama dengan periode-periode tahun anggaran sebelumnya. Berbagai
masalah pelaksanaan anggaran yang masih sering terjadi hingga saat ini antara lain:
a) penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun; b) keterlambatan penunjukan pejabat perbendaharaan; c) keterlambatan pelaksanaan lelang; d) keterbatasan pengetahuan para pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan; e) keterlambatan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan; f) penundaan penyelesaian pekerjaan dan masalah pelaksanaan anggaran lainnya.
Dalam rangka mengantisipasi permasalahan-permasalahan tersebut dan untuk
mendukung peningkatan efektivitas dan efisiensi belanja Pemerintah maka diperlukan
suatu proses pengendalian. Salah satu proses pengendalian dilakukan melalui kegiatan
evaluasi pelaksanaan anggaran pada satuan kerja penerima APBN. Evaluasi pelaksanaan
anggaran sangat penting untuk melihat perkembangan pelaksanaan anggaran dalam
periode yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi tersebut akan dilakukan suatu penilaian
dan pengukuran terhadap pelaksanaan aggaraan dan diikuti dengan identifikasi serta
analisis terhadap permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan anggaran. Evaluasi
pelaksanaan anggaran ini sangat penting dilakukan sehingga perkembangan pelaksanaan
anggaran dapat terlihat dan permasalahan yang timbul dapat teridentifikasi.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat
strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia nomor PMK-169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Berbagai evaluasi yang dilaksanakan
terkait pelaksanaan anggaran adalah terkait penilaian pelaksanaan anggaran, seperti
operasionalisasi/teknis pelaksanaan anggaran, kendala-kendala pembayaran, teknis
keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu terkait pelaksanaan anggaran lainnya.
Dalam pelaksanaanya, pelaksanaan evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan
melalui kegiatan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan anggaran (EPA). Kegiatan EPA serta
pelaporan hasil pelaksanaannya dilaksanakan setiap triwulan. Penyusunan EPA secara
2 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Triwulanan dilaksanakan agar dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang
terjadi dengan lebih cepat. Fokus utama EPA terutama EPA Triwulan III adalah melakukan
identifikasi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan anggaran yang terjadi pada
Triwulan III-2015.
1.2. Tujuan
Evaluasi pelaksanaan anggaran memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama dalam
penyusunan evaluasi tersebut antara lain:
a. Identifikasi isu-isu pelaksanaan anggaran yang terjadi hingga tingkat satuan kerja;
b. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan anggaran;
c. Menilai pelaksanaan anggaran. Penilaian mencakup apakah telah dilaksanakan dengan
baik, mencapai target keluarannya, memenuhi tujuannya, memberikan dampak seperti
yang diharapkan, dan hal-hal lainnya.
d. Memberikan rekomendasi kebijakan, strategi implementasi, mekanisme pelaksanaan
anggaran yang bersifat teknis dan aplikatif;
e. Merumuskan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan anggaran untuk periode berikutnya;
Selain tujuan tersebut, evaluasi pelaksanaan anggaran disusun untuk kepentingan
manajerial. Kepentingan manajerial tersebut berkaitan dalam pengambilan kebijakan
yang berhubungan dengan APBN, antara lain:
a. bagi Kementerian Keuangan, sebagai masukan bagi pengambilan kebijakan anggaran;
b. bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sebagai bahan perumusan regulasi, strategi
pembinaan dalam rangka memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran;
c. bagi Kementerian Negara/Lembaga dan satuan kerjanya, sebagai bahan masukan
untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran beserta dengan persiapan-
persiapan dalam perencanaan dan penganggaran di waktu yang akan datang;
d. bagi Pemerintah Daerah terkait, K/L maupun satker yang menjadi tanggung jawabnya,
untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan hal-hal teknis pelaksanaan
keuangan pusat dan daerah sehingga dapat digunakan untuk mengharmonisasikan
kebijakan fiskalnya;
e. bagi masyarakat umum, sebagai alat kontrol pelaksanaan APBN yang diwujudkan
melalui kegiatan-kegiatan pemerintah;
f. bagi pihak Swasta, sebagai informasi terkait keikutsertaan dalam aktivitas pemerintah.
1.3. Pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan anggaran yang dilakukan pada triwulan III tahun 2015
dilaksanakan beberapa tahapan pelaksanaan. Berbagai kegiatan evaluasi pelaksanaan
anggaran dengan satuan kerja dengan metode Focus Group Discussion, antara lain:
a. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur
b. Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau
Focus Group Discussion selama triwulan III tahun 2015 dilaksanakan pada bulan Agustus
dan September 2015.
3 | isi EPA
Tabel 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion Triwulan III-2015
FGD Pelaksanaan
Peserta Waktu Tempat
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur
Jalan Jembatan, Sumber Daya Air, dan Listrik
Perdesaan
Selasa,
5 Agustus 2015 Ruang Rapat
Kanwil DJPB
Provinsi
Kepulauan
Riau
7 satker
Fasilitas Pelabuhan Laut dan Fasilitas
Pelabuhan Udara
Rabu,
6 Agustus 2015 5 satker
Gedung dan Bangunan Selasa,
11 Agustus 2015 10 satker
Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau
Satuan Kerja Kementerian Kesehatan Jumat,
18 September 2015 Ruang Rapat
Kanwil DJPB
Provinsi
Kepulauan
Riau
11 satker
Satuan Kerja Non Kementerian Kesehatan
dengan Penyerapan 0%
Jumat,
18 September 2015 23 satker
Satuan Kerja Non Kementerian Kesehatan
dengan Penyerapan 1%-25%
Selasa,
22 September 2015 14 satker
Sumber: Kanwil DJPB Provinsi Kepulauan Riau
1.4. Focus Group Discussion
Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) selama triwulan III tahun 2015 telah
dilaksanakan selama 6 kali. Pelaksanaan FGD tersebut adalah:
a. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur: Jalan Jembatan, Sumber Daya Air, dan Listrik Perdesaan
Latar Belakang: Pelaksanaan dan pertangungjawaban kegiatan pembangunan infrastruktur
jalan dan jembatan, sumber daya air, dan listrik.
Maksud: mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur
lingkup Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian ESDM di Provinsi
Kepulauan Riau.
Tujuan: mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan memberikan langkah-langkah strategis dan tepat
dalam kegiatan pelaksanaannya.
Peserta:
Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum: 1) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Riau 2) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau 3) Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan Riau 4) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau. 5) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV Provinsi Kepulauan Riau
Satuan Kerja Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam 6) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
Satuan Kerja Kementerian ESDM : 7) Listrik Perdesaan Kepulauan Riau
4 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
b. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur: Fasilitas Pelabuhan Laut dan Fasilitas Pelabuhan Udara
Latar Belakang: Pelaksanaan dan pertangungjawaban kegiatan pembangunan infrastruktur
fasilitas pelabuhan laut dan fasilitas penunjang pelabuhan udara.
Maksud: mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur
lingkup Kementerian Perhubungan di Provinsi Kepulauan Riau.
Tujuan: mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan memberikan langkah-langkah strategis dan tepat
dalam kegiatan pelaksanaannya.
Peserta:
1) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang 2) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun 3) Kantor Kesyahbandaran dan otoritas Pelabuhan Pulau Sambu 4) Distrik Navigasi Tanjungpinang 5) Unit Pelayanan Pelabuhan Tanjunguban
c. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur: Gedung dan Bangunan
Latar Belakang: Pelaksanaan dan pertangungjawaban kegiatan belanja modal pembangunan
infrastruktur gedung/bangunan serta belanja modal peralatan dan mesin.
Maksud: mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan belanja modal pembangunan
gedung/bangunan serta belanja modal peralatan dan mesin pada 10 (sepuluh)
Satuan Kerja yang mendapatkan alokasi dana signifikan di Provinsi Kepulauan
Riau namun penyerapan anggarannya masih rendah.
Tujuan: mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan memberikan langkah-langkah strategis dan tepat
dalam kegiatan pelaksanaannya.
Peserta:
1) Pengadilan Negeri Tanjungpinang (Mahkamah Agung) 2) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam (Kementerian Keuangan) 3) Pangkalan Sarana Operasi DJBC Tanjung Balai Karimun (Kementerian Keuangan) 4) LPMP Provinsi Kepulauan Riau (Kementerian Pendidikan Nasional) 5) Politeknik Batam (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi) 6) Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang (Kemenristekdikti) 7) BPS Provinsi Kepulauan Riau (Badan Pusat Statistik) 8) Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau 9) BPKP Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau 10) Kantor Kementerian Agama Kota Batam
d. Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau: Lingkup Kementerian Kesehatan
Latar Belakang: Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran pada SKPD
lingkup Kementerian Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau secara umum masih
rendah sebesar 8,91 persen dari total pagu Rp.74,61 milyar sampai dengan 9
September 2015.
Maksud: meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan pada triwulan IV.
5 | isi EPA
Tujuan: mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi SKPD pengelola dana dekonsentrasi
dan tugas pembantuan lingkup Kementerian Kesehatan di Provinsi Kepulauan.
Peserta:
1) Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 6) Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun 2) Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang 7) Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga 3) Dinas Kesehatan Kota Batam (2 satker) 8) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna 4) Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan 9) RSUD Provinsi Kepulauan Riau 5) Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan
Anambas 10) RSUD Batu Haji
e. Satuan Kerja Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau: Satuan Kerja dengan Penyerapan 0 persen
Latar Belakang: Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran pada SKPD
pengelola dana DK dan TP di Provinsi Kepulauan Riau, terdapat SKPD yang belum
melakukan penyerapan sampai dengan 9 September 2015.
Maksud: meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan pada triwulan IV.
Tujuan: mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi SKPD pengelola dana dekonsentrasi
dan tugas pembantuan di Provinsi Kepulauan.
Peserta:
1) Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2) Satuan Polisi Pamong Praja Kepulauan Riau 3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan 4) Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah Kabupaten Karimun 5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Natuna 6) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga 7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang 8) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau 9) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau 10) Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau 11) Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau 12) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau 13) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang 14) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna 15) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas 16) Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam 17) Dekonsentrasi Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau 18) Dinas Kebudayan dan Pariwisata Propinsi Kepulauan Riau 19) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan 20) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Riau 21) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau 22) Kantor Arsip Daerah Provinsi Kepulauan Riau 23) Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Kepulauan Riau
f. Satuan Kerja Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau: Satuan Kerja dengan Penyerapan 1-25 persen
Latar Belakang: Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran pada SKPD
pengelola dana DK dan TP di Provinsi Kepulauan Riau, terdapat SKPD yang belum
melakukan penyerapan sampai dengan 9 September 2015.
6 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Maksud: meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan pada triwulan IV.
Tujuan: mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi SKPD pengelola dana dekonsentrasi
dan tugas pembantuan di Provinsi Kepulauan.
Peserta:
1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karimun 2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kepulauan Anambas 3) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Riau 4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kepulauan Riau 5) Dinas Kelautan Perikanan, Pertanian, Kehutanan dan Energi Kota Tanjungpinang 6) Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Batam 7) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau 8) Dinas Tenaga Kerja Kota Batam 9) Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Riau 10) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan 11) Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam 12) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga 13) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau 14) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau
7 | isi EPA
Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III
2.1. Pagu Anggaran
Pagu anggaran adalah alokasi dana atau batas maksimum anggaran yang diberikan
oleh Kementerian Keuangan kepada Kementeriaan Negara/Lembaga untuk setiap
program pemerintah sebagai acuan dalam pelaksanaan APBN. Pada awal tahun 2015,
seluruh Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau memperoleh alokasi
dana sebesar Rp.4.998,95 milyar. Seiring perubahan kebutuhan dan kebijakan maka
alokasi dana tersebut dapat berubah.
Gambar 1 Pergerakan Pagu DIPA Triwulan III Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: PA Perbendaharaan
Pagu anggaran meningkat signifikan pada awal triwulan III-2015 namun kemudian
menunjukkan penurunan hingga mencapai Rp.6.172,00 milyar pada akhir triwulan III-
2015. Perubahan tersebut didorong oleh beberapa hal diantaranya penambahan pagu,
restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga, dan pengurangan pagu.
Tabel 2 Perubahan Pagu Anggaran Akibat Restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga di
Provinsi Kepulauan Riau
BA Kementerian Negara/Lembaga Perubahan
Pagu
042 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan TinggI 277,999,461,000
043 Kementerian Lingkungan Hidup (1,599,999,990)
067 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 14,306,067,000
111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan 750,000,000
999 Bendahara Umum Negara 70,412,519,000
Sumber: PA Perbendaharaan
4,998.95
6,067.82 6,218.15 6,172.00
0.00%
21.38%
2.48%
-0.74%-1%
4%
9%
14%
19%
24%
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
Januari Juli Agustus September
dala
m m
lyaran R
upiah
Pagu Perubahan
8 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Terdapat 26 Kementerian Negara/Lembaga yang mendapat penambahan pagu
dengan penambahan yang sangat signifikan seperti pada Kementerian Perhubungan dan
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang
mencapai Rp.483,51 milyar. Pengurangan pagu terjadi pada 10 Kementerian Negara/
Lembaga dengan pengurangan terbesar pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan mencapai Rp.16,31 milyar. Sedangkan perubahan karena restrukturisasi
Kementerian Negara/Lembaga terjadi pada lima Kementerian Negara/Lembaga. Terdapat
penambahan empat Kementerian Negara/Lembaga dan penghapusan satu Kementerian
Negara.
Pagu Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan III-
2015 sebesar Rp.6.172,00 milyar yang digunakan untuk pelaksanaan APBN oleh 48
Kementerian Negara/Lembaga.
Gambar 2 Komposisi Pagu DIPA Triwulan III Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau
Pagu anggaran terbesar di
Provinsi Kepulauan Riau disusun
oleh delapan Kementerian Negara/
Lembaga. Pagu tersebut memiliki
porsi 79,68 persen dalam total pagu
anggaran di Provinsi Kepulauan
Riau. Pagu tertinggi adalah pagu
anggaran Kementerian Perhubungan.
Setelahnya adalah pagu Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,
Kementerian Pekerjaan Umum.
Ketiga pagu Kementerian tersebut
memiliki besaran diatas 10 persen.
Sumber: PA Perbendaharaan
2.2. Realisasi Anggaran
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Negara/Lembaga
melakukan realisasi anggaran untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan/kegiatannya. Di
Provinsi Kepulauan Riau, pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh APBN dilakukan oleh
satuan-satuan kerja dibawah 47 Kementerian Negara/Lembaga.
Realisasi anggaran hingga triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau masih lebih
rendah dibandingkan dengan realisasi anggaran secara nasional. Realisasi triwulan III di
Provinsi Kepulauan Riau lebih besar dibandingkan realisasi triwulan-triwulan sebelumnya
dengan realisasi mencapai 22,78 persen. Realisasi triwulan III sangat dipengaruhi oleh
realisasi Kementerian pertahanan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Hingga triwulan III-2015, realisasi terbesar dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan Kementerian Pertahanan
dengan realisasi di atas 75 persen. Sebanyak 27 Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi
Kepulauan Riau memiliki realisasi di atas realisasi nasional.
BA022
20.32%
BA112
18.21%
BA033
14.80%
BA060
6.22%
BA012
5.45%
BA015
5.11%
BA025
4.99%
BA042
4.50%
Lainnya
20.40%
9 | isi EPA
Tabel 3 Pagu Realiasi Anggaran APBN 2015 di Provinsi Kepulauan Riau
K/L (BA)
Pagu Realisasi Realisasi
Nasional Triw.III
Juli Agust Septe Triw.III tdk aku
Triw. III akumult
004 16,895,542,000 7.87% 10.92% 8.84% 27.63% 65.87% 55,75% 005 80,990,166,000 9.16% 5.69% 7.60% 22.45% 51.96% 65,86% 006 59,572,066,000 9.42% 7.29% 7.92% 24.63% 59.60% 61,83% 010 16,197,180,000 1.30% 9.07% 5.90% 16.28% 17.35% 18,32% 012 336,462,782,000 13.94% 10.08% 9.06% 33.08% 78.56% 58,98% 013 130,095,124,000 9.55% 6.85% 7.94% 24.33% 60.33% 50,01% 015 315,352,559,000 12.78% 8.56% 7.01% 28.34% 59.90% 53,02% 018 55,535,216,000 8.77% 9.61% 8.49% 26.87% 52.52% 44,72% 019 3,000,000,000 6.66% 1.53% 13.29% 21.48% 45.66% 31,17% 020 65,004,376,000 2.74% 7.21% 25.99% 35.95% 38.32% 21,75% 022 1,253,893,778,000 7.36% 3.71% 7.30% 18.36% 31.88% 21,42% 023 179,821,395,000 2.64% 1.25% 1.19% 5.08% 16.44% 32,97% 024 149,532,708,000 3.69% 5.18% 5.68% 14.55% 30.72% 58,69% 025 307,732,905,000 10.69% 8.12% 8.68% 27.50% 46.79% 49,64% 026 13,774,294,000 2.82% 3.87% 10.77% 17.47% 19.61% 23,12% 027 13,147,311,000 2.01% 16.32% 8.50% 26.83% 50.22% 68,64% 029 31,065,140,000 4.20% 5.14% 5.93% 15.27% 30.45% 36,92% 032 66,689,317,000 8.83% 5.95% 8.53% 23.32% 46.10% 35,51% 033 913,323,038,000 9.73% 4.84% 13.59% 28.16% 41.42% 37,66% 040 3,082,820,000 0.00% 0.00% 13.22% 13.22% 13.22% 20,35% 042 277,999,461,000 2.04% 1.98% 13.25% 17.26% 19.74% 30,07% 044 6,738,743,000 5.39% 4.39% 3.90% 13.69% 46.66% 44,84% 047 500,000,000 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 39,60% 054 43,116,909,000 12.50% 9.03% 6.73% 28.26% 62.94% 55,90% 055 955,291,000 10.58% 21.29% 5.52% 37.40% 42.89% 55,28% 056 51,909,552,000 5.83% 13.30% 7.99% 27.12% 48.19% 35,56% 057 338,877,000 0.00% 11.90% 14.01% 25.90% 80.27% 40,54% 059 10,563,464,000 6.37% 2.33% 5.40% 14.09% 39.71% 25,70% 060 384,147,897,000 16.17% 8.93% 9.57% 34.67% 82.72% 69,48% 063 12,900,109,000 8.54% 3.08% 6.68% 18.30% 40.47% 44,64% 065 863,366,000 11.19% 11.45% 11.51% 34.15% 62.84% 52,94% 066 9,934,476,000 6.67% 7.30% 7.55% 21.52% 54.09% 44,94% 067 14,306,067,000 0.00% 0.00% 7.10% 7.10% 7.10% 11,17% 068 31,570,684,000 11.76% 2.29% 8.24% 22.29% 42.41% 33,08% 075 10,819,672,000 9.13% 8.28% 7.67% 25.09% 64.04% 51,08% 076 16,248,339,000 6.26% 6.77% 6.44% 19.47% 53.41% 38,55% 087 183,690,000 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 51,32% 089 32,586,901,000 5.31% 4.06% 13.39% 22.75% 41.76% 58,29% 090 2,004,319,000 13.72% 8.33% 13.81% 35.86% 57.59% 31,28% 092 9,848,516,000 7.86% 6.06% 13.43% 27.35% 32.53% 41,34% 104 5,584,785,000 6.90% 8.25% 5.55% 20.69% 49.84% 42,36% 107 20,311,721,000 6.95% 6.65% 9.01% 22.62% 53.26% 60,85% 111 750,000,000 0.00% 0.00% 6.67% 6.67% 6.67% 24,17% 112 1,123,728,355,000 0.88% 10.98% 6.09% 17.95% 40.54% 37,30% 115 6,007,918,000 4.23% 2.31% 5.15% 11.69% 38.09% 35,95% 116 16,500,914,000 10.22% 7.87% 7.27% 25.37% 63.69% 61,60% 999 70,412,519,000 9.08% 1.28% 7.75% 18.10% 18.86% 7,24%
47 BA 6,172,000,272,000 7.47% 6.66% 8.65% 22.78% 43.96% 44,23%
Sumber: PA Perbendaharaan
10 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Pagu anggaran APBN 2015 di Provinsi Kepulauan Riau dibagi dalam 26 program
untuk melaksanakan kebijakan Pemerintah di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015.
Tabel 4 Pagu Realisasi Anggaran Per-Program APBN 2015 Triwulan III
di Provinsi Kepulauan Riau
Program (Triwulan III-2015) Pagu (Rupiah) Realisasi
01 Dukungan Manajemen & Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPK 1,033,064,275,000 65.26%
02 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPK 105,430,499,000 53.18%
03 Pengawasan & Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan RI 5,251,955,000 79.78%
04 Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan HAM 80,000,000 5.69%
05 Pengembangan SDM Aparatur Pemerintahan Dalam Negeri 2,570,836,000 56.38%
06 Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan Permasalahan Hukum di Bidang IPOLEKSOSBUD Hukum dan Hankam
934,385,926,000 26.95%
07 Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 887,710,551,000 32.19%
08 Pemeriksaan Keuangan Negara 1,495,752,692,000 33.81%
09 Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara 436,330,099,000 42.46%
10 Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil 398,095,671,000 52.03%
11 Pemajuan HAM 79,728,728,000 41.10%
12 Pembinaan Hukum Nasional 204,650,415,000 46.77%
13 Bina Pemerintahan Desa 223,218,648,000 58.29%
14 Dukungan Kesiapan Matra Darat 6,609,231,000 41.09%
15 Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian & Pengawasan Keamanan Hayati
22,676,364,000 70.55%
17 Dukungan Kesiapan Matra Laut 357,200,000 80.33%
20 Dukungan Kesiapan Matra Udara 30,000,000 68.33%
24 Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Darat 127,778,110,000 71.42%
25 Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Laut 187,902,827,000 83.48%
26 Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional Matra Udara 20,376,245,000 78.07%
Sumber: PA Perbendaharaan
Alokasi dana berdasarkan program di Provinsi Kepulauan Riau didominasi oleh
empat program. Kontribusi keempat program tersebut mencapai 70,49 persen terhadap
total alokasi. Program tersebut adalah program (08) sebesar 24,23 persen, program (01)
sebesar 16,74 persen, program (06) sebesar 15,14 persen, dan program (07) sebesar
14,38 persen. Dari 26 program tersebut, realisasi program (25) dan program (17) yang
mencapai lebih dari 80 persen. Untuk jumlah realisasi hingga triwulan III-2015, realisasi
terbesar adalah realisasi program (01) diikuti program (08), program (07), dan program
(06) yang masing-masing memberikan kontribusi terhadap total realisasi sebesar 24,85
persen, 18,64 persen, 10,53 persen, dan 9,28 persen.
Pagu anggaran APBN 2015 di Provinsi Kepulauan Riau dibagi dalam 455 kegiatan
untuk melaksanakan kebijakan Pemerintah di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015. Dari
semua kegiatan tersebut sebanyak 46,05 disusun oleh alokasi sebelas kegiatan utama
dengan kontribusi masing-masing di atas 2 persen. Alokasi dana terbesar diberikan untuk
melaksanakan kegiatan (1957) dan kegiatan (2409) dengan kontibusi masing-masing
sebesar 7,63 persen dan 7,10 persen.
11 | isi EPA
Tabel 5 Pagu Realisasi Anggaran Per-Kegiatan APBN 2015 Triwulan III
di Provinsi Kepulauan Riau (Kontribusi di atas 2% dari Total Pagu)
Kegiatan Pagu (Rupiah) Realisasi
1474 Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat 127,119,462,000 71.50%
1516 Penyelenggaraan Administrasi Perawatan Personel Matra Laut 185,821,509,000 83.78%
1957 Pengelolaan & Penyelenggaraan Keg. di Bid. Pelabuhan & Pengerukan 471,149,400,000 6.51%
1959 Dukungan Manajemen & Dukungan Teknis Lainnya DJHubla 232,394,153,000 56.74%
1961 Pembangunan, Rehabilitasi & Pemeliharaan Prasarana Bandara 293,379,763,000 45.77%
2409 Pelaksanaan Preservasi & Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional 437,924,800,000 44.83%
3073 Dukungan Pelayanan Internal Perkantoran Polri 190,101,155,000 89.30%
5115 Pengelolaan dan Pelayanan Kepegawaian 362,784,733,000 70.91%
5124 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pelabuhan Laut 133,981,505,000 14.21%
5125 Pengelolaan dan Penyelenggaraan Bandar Udara 199,674,260,000 11.45%
5307 Penyediaan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Mahasiswa 207,676,175,000 15.64%
Sumber: PA Perbendaharaan
Dari sebelas kegiatan dalam APBN di Provinsi Kepulauan Riau, realisasi terbesar
adalah realisasi dari kegiatan (3073) dan kegiatan (1516) dengan realisasi di atas 80
persen.
2.3. Rencana Penarikan Dana Halaman III DIPA vs Realisasi Anggaran
Hal III DIPA memuat informasi rencana penarikan yang dibuat oleh satuan kerja dan
atau Kementerian Negara/Lembaga yang seharusnya dijadikan dasar atau standar dalam
realisasi dana belanja. Deviasi atas besaran rencana ini akan menjadi indikator buruknya
perencanaan anggaran dan tidak disiplinnya satuan kerja dan atau Kementerian Negara/
Lembaga dalam pelaksanaan anggaran.
Gambar 3 Deviasi Halaman III DIPA Triwulan III Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: PA Perbendaharaan
Berdasarkan perbandingan antara perencanaan penarikan dana yang dibuat dan
realisasi pencairan dana yang dilaksanakan pada triwulan III tahun 2015, diperoleh rata-
rata tingkat ketepatan antara rencana penarikan dana perbulan dengan realisasi berkisar
73,30 persen. Tingkat deviasi paling tinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 yaitu sebesar
593.76 609.91
698.14
454.55
411.36
528.18
23.44%
32.55%
24.34%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
-
100
200
300
400
500
600
700
Juli Agustus September
dala
m ju
taan R
upiah
Rencana Realisasi Deviasi
12 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
32,55 persen dan sebaliknya tingkat deviasi paling rendah terjadi pada bulan Juli 2015
yaitu 23,44 persen. Terjadinya deviasi ini mengindikasikan bahwa rencana yang dibuat
belum sesuai dalam pelaksanaannya.
Tabel 6 Deviasi Penarikan Dana selama Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau
No K/L Deviasi No K/L Deviasi No K/L Deviasi No K/L Deviasi
1 065 -1.53% 13 012 -16.72% 25 068 32.03% 37 059 57.00%
2 090 -6.61% 14 018 17.55% 26 066 32.90% 38 024 57.82%
3 033 9.23% 15 092 18.70% 27 019 36.14% 39 044 59.31%
4 055 -11.16% 16 075 19.63% 28 104 37.14% 40 040 60.70%
5 025 11.21% 17 020 -20.06% 29 076 39.13% 41 115 64.80%
6 015 12.21% 18 116 21.80% 30 022 40.75% 42 067 78.91%
7 027 13.26% 19 006 21.94% 31 063 42.58% 43 111 80.18%
8 054 14.81% 20 057 23.00% 32 112 44.21% 44 023 81.06%
9 004 15.55% 21 013 23.46% 33 010 44.88% 45 043 100%
10 005 15.66% 22 089 25.45% 34 042 46.03% 46 047 100%
11 056 16.40% 23 032 27.82% 35 026 48.06% 47 087 100%
12 060 -16.46% 24 107 29.55% 36 029 55.37% Sumber: PA Perbendaharaan
Deviasi dapat dibagi kedalam tiga kriteria yakni kriteria tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk kriteria tinggi, hanya satu Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki nilai
persentase deviasi lebih rendah dan atau sama dengan 5 persen yaitu Badan Koordinasi
Penanaman Modal. Untuk kriteria sedang, terdapat tujuh Kementerian Negara/Lembaga
yang memiliki nilai persentase deviasi diantara 5 persen dan 15 persen. Sedangkan 39
Kementerian Negara/Lembaga masuk kriteria rendah dengan nilai persentase deviasi
diatas 15 persen. Untuk peserta FGD, hanya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang berada dalam kriteria sedang, sedangkan lainnya berada pada
kriteria rendah.
2.4. Revisi Anggaran
Implementasi penganggaran berbasis kinerja masih belum optimal diterapkan di
Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari perencanaan anggaran yang masih kurang
berkualitas sehingga dalam pelaksanaan anggaran sering terjadi revisi anggaran (DIPA).
Mayoritas revisi DIPA disebabkan oleh perencanaan satuan kerja dan atau Kementerian
Negara/Lembaga yang belum baik, walaupun tidak tertutup kemungkinan terjadi karena
sebab yang lain. Perencanaan anggaran yang baik akan mendorong pelaksanaan anggaran
yang baik. Oleh karena itulah perencanaan merupakan salah satu indikator kualitas dan
kinerja pelaksanaan anggaran. Indikator tersebut menunjukkan apakah satuan kerja dan
atau Kementerian Negara/Lembaga serius dan bekerja dengan baik jauh sebelum
pelaksanaan anggaran dilaksanakan.
Revisi anggaran oleh pergeseran antar program/kegiatan/output/jenis belanja/
dan lain-lain menunjukkan adanya ketidaksesuaian perencanaan terhadap kebutuhan
anggaran yang sebenarnya diperlukan. Oleh karen itu perlu usaha lebih untuk
13 | isi EPA
peningkatan kualitas perencanaan Kementerian Negara/Lembaga. Dengan melihat
jumlah revisi yang cukup besar akan mempengaruhi pelaksanaan kegiatan.
Tabel 7 Revisi DIPA selama Triwulan III-2015 di Provinsi Kepulauan Riau
Revisi 2014 2015 Peningkatan
Juli Agus Septe Juli Agus Septe Juli Agus Septe
Kanwil 3 57 33 27 46 91 900.00% 80.70% 275.76%
DJA 118 10 58 53 84 6 44.92% 840.00% 10.34%
Total 121 67 91 80 130 97 66.12% 194.03% 106.59%
Sumber: Kanwil DJPB Prov.Kepri
Selama triwulan III-2015 telah terjadi revisi sebanyak 307 revisi. Jumlah tersebut
menunjukkan peningkatan sebesar 14,69 persen lebih banyak dibandingkan triwulan
yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan revisi terjadi pada bulan Agustus dan
September yang mencapai 94,03 persen dan 6,59 persen. Revisi di tingkat Kanwil Ditjen
Perbendaharaan terjadi pada bulan Juli dan September sedangkan bulan Agustus
mengalami penurunan dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Untuk
revisi DJA peningkatan hanyan terjadi pada bulan Agustus, selain itu mengalami
penurunan. Dari total revisi yang telah disetujui, 57,42 persen merupakan revisi
kewenangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
2.5. Pengelolaan UP dan GU
Uang Persediaan (UP) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari
satuan kerja dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme
Pembayaran LS. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara
Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving) setelah digunakan
minimal 50 persen. Maksimal pembayaran dengan UP kepada satu penerima paling
banyak sebesar Rp.50 juta rupiah kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan
dinas. Pada akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP pada Kas Bendahara
Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp.50 juta rupiah.
Gambar 4 Pengelolaan Uang Persediaan Selama Triwulan III Tahun 2015
di Provinsi Kepulauan Riau
Sumber: OMSPAN
1.99 1.67 1.03
14.10 12.73 12.55
27.25
33.12
35.49
-
5
10
15
20
25
30
35
40
Juli Agustus September
dala
m m
ily
aran R
upiah
UP TUP GUP
SP2D Juli Agust Septe Tw.III
UP 28 24 18 70
TUP 36 53 42 131
TUP Nihil 111 173 210 494
GUP 1.147 1.474 1.573 4.194
GUP Nihil 23 3 - 26
Total UP: Rp.4.679,48 juta Total GUP: Rp.95.850,44 juta Total TUP: Rp.39.380,41 juta
14 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Selama triwulan III-2015, jumlah UP mengalami penurunan terus menerus dari
bulan Juli hingga September baik pada nominal maupun jumlah SP2D-UP. pada TUP,
jumlah TUP semakin menurun namun jumlah SP2D-TUP mengalamai peningkatan. Untuk
GUP baik jumlah GUP maupun jumlah SP2D-GUP mengalami peningkatan.
Dalam pelaksanaan pengelolaan UP, penggantian UP paling lambat dilakukan dua
bulan setelah UP diajukan. Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) apabila setelah dua bulan sejak SP2D-UP diterbitkan
belum dilakukan pengajuan penggantian UP. Satu bulan sejak disampaikan surat
pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP
sebesar 25 persen. Satu bulan berikutnya jika belum dilakukan pengajuan penggantian
UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 50 persen. Pemotongan dana UP dilakukan
dengan cara: memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau menyetorkan ke Kas
Negara.
Tabel 8 Permasalahan Uang Persediaan Selama Triwulan III-2015
di Provinsi Kepulauan Riau
Kementerian Negara/Lembaga (BA) Jumlah UP Keterangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (023) Rp.492.271.000,- Potong 25%
Kementerian Kelautan dan Perikanan (032) Rp.105.460.000,- Potong 25%
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (056) Rp. 21.500.000,- Pemberitahuan KPA (2 satker)
Sumber: OMSPAN
Terdapat dua satuan kerja yang mendapat sanksi pemotongan UP sebesar 25 persen
karena terlambat mengajukan penggantian UP selama satu bulan. Kedua satuan kerja
tersebut adalah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau, dan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan. Sedangkan satuan kerja yang
mendapatkan surat pemberitahuan dari Kepala KPPN adalah Kantor Pertanahan Kota
Batam, dan Kantor Pertanahan Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau.
Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah uang muka yang diberikan kepada
Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan
melebihi pagu UP yang telah ditetapkan. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu
satu bulan dan dapat dilakukan secara bertahap. Sisa TUP yang tidak habis digunakan
harus disetor ke Kas Negara paling lambat dua hari kerja setelah batas waktu.
Tabel 9 Permasalahan Tambahan Uang Persediaan Selama Triwulan III-2015
di Provinsi Kepulauan Riau
Kementerian Negara/Lembaga (BA) Jumlah UP Keterangan
Kementerian Dalam Negeri (010) Rp.253.929.000,- Terlambat
Kementerian Agama (025) Rp.105.460.000,- Terlambat (2 satker)
Sumber: OMSPAN
Terdapat tiga satuan kerja yang mengalami keterlambatan pertanggungjawaban
TUP. Ketiga satuan kerja tersebut adalah Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungpinang,
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tanjungpinang, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kepulauan
Riau.
15 | isi EPA
2.6. Data Kontrak dan Penyelesaian Tagihan
Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan
pengeluaran negara dilakukan melalui pembuatan komitmen. Pembuatan komitmen
dilakukan dalam bentuk perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang jasa dan dalam bentuk
penetapan keputusan. Data perjanjian/kontrak disampaikan kepada KPPN paling lambat
lima hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatat dalam Kartu
Pengawasan Kontrak di KPPN.
Tabel 10 Penyampaian Data Kontrak Selama Triwulan III-2015
di Provinsi Kepulauan Riau
Bulan K/L (BA) Satker Kontrak Nilai (Rupiah)
Juli 24 K/L 58 satker 132 kontrak 176,053,678,807
Agustus 28 K/L 75 satker 142 kontrak 182,033,660,486
September 24 K/L 70 satker 164 kontrak 132,102,162,492
Triwulan III 76 K/L 203 satker 438 kontrak 490,189,501,785
Sumber: OMSPAN
Selama triwulan III-2015 terjadi keterlambatan penyampaian data kontrak sebesar
84,70 persen. Total data kontrak yang mengalami keterlambatan penyampaian adalah
371 kontrak. Keterlambatan tersebut terjadi pada 32 Kementerian Negara/Lembaga.
Berdasarkan satuan kerja, terdapat 126 satuan kerja yang terlambat menyampaikan data
kontrak ke KPPN. Nilai kontrak yang mengalami keterlambatan penyampaian datanya
adalah Rp.446,64 milyar.
Tabel 11 Keterlambatan Penyampaian Data Kontrak ke KPPN Selama Triwulan III-
2015 di Provinsi Kepulauan Riau
K/L (BA)
Satker Kontrak Nilai Kontrak
(Rupiah) K/L (BA)
Satker Kontrak Nilai Kontrak
(Rupiah)
004 1 1 92,500,000 040 2 6 1,646,165,000
005 3 4 5,452,779,800 042 2 25 145,993,172,040
006 3 3 792,515,000 054 1 7 2,899,420,258
010 5 6 1,467,631,025 056 4 8 1,087,328,000
013 10 21 4,876,097,300 059 1 1 177,278,000
015 7 54 18,259,242,850 060 1 1 65,000,000
018 7 12 3,889,423,250 063 1 6 1,011,110,000
022 12 47 118,843,194,000 066 1 1 257,285,000
023 3 8 9,985,787,000 067 1 1 59,400,000
024 5 18 3,141,062,500 075 2 2 695,972,000
025 21 38 7,771,760,128 089 1 2 410,612,500
026 4 11 867,158,000 092 1 7 904,675,000
027 1 2 160,740,000 107 1 4 542,633,500
029 3 4 476,540,500 111 1 1 90,000,000
032 11 24 7,541,815,400 112 1 3 307,448,254
033 8 39 87,436,194,385 999 1 4 19,441,413,815 Sumber: OMSPAN
16 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
Ketepatan penyelesaian tagihan mengindikasikan bahwa satuan kerja dan atau
Kementerian Negara/Lembaga melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan. Ketepatan
tersebut dapat digunakan sebagai alat dalam mengukur kinerja pelaksanaan anggaran.
Ketepatan penyelesaian tagihan SPM menggunakan tolak ukur tagihan SPM-LS non-
belanja pegawai. Hal tersebut dikarenakan SPM-LS tersebut berhubungan dengan tagihan
pihak ketiga yang langsung berpengaruh terhadap masyarakat. Sesuai Peraturan Menteri
Keuangan nomor 190/PMK.05/2012, batas penyelesaian tagihan SPM-LS non-belanja
pegawai adalah 17 hari kerja. Namun masih ditemukannya tagihan yang melewati jangka
waktu tersebut. Hal tersebut tentunya akan menurunkan kualitas dan kinerja pelaksanaan
anggaran serta mengurangi manfaat belanja pemerintah kepada masyarakat.
Tabel 12 Penyelesaian Tagihan Kontrak yang Berakhir pada Triwulan III-2015
di Provinsi Kepulauan Riau
Bulan Total Kontrak Kontrak Selesai Kontrak Belum
Selesai (Rupiah) Nilai (Rupiah) Jml Nilai (Rupiah) Jml
Juli 18,753,691,427 93 18,281,276,927 90 472,414,500
Agustus 22,047,600,189 129 21,273,176,689 119 774,423,500
September 90,866,473,262 153 71,381,097,514 124 19,485,383,748
Triwulan III 131,667,764,878 375 110,935,551,130 333 20,732,213,748
Sumber: OMSPAN
Penyelesaian tepat waktu adalah penyelesaian tagihan dalam jangka waktu yang
telah ditentukan yakni 17 hari kerja, sedangkan keterlambatan adalah sebaliknya. Selama
triwulan III-2015 masih terdapat kontrak yang belum diselesaikan. Nilai kontrak yang
belum selesai ditagihkan sebesar 15,75 persen dari total nilai kontrak yang harus
diselesaikan pada triwulan III. Jumlah kontrak yang sudah diselesaikan pelaksanaannya
dan ditagihkan sebesar 88,53 persen.
Masih terdapat 21 satuan kerja yang berasal dari 14 Kementerian Negara/Lembaga
yang masih belum menyelesaikan tagihan yang pekerjaannya berakhir pada triwulan III-
2015. Tagihan yang belum selesai tersebut berasal dari 42 kontrak pengadaan barang jasa.
Kontrak yang belum ditagihkan paling banyak terjadi pada Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (BA020) dengan 12 kontrak senilai Rp.15,68 milyar. Kontrak
tersebut adalah kontrak dari satuan kerja Listrik Perdesaan Kepulauan Riau. Sedangkan
terbesar kedua terjadi pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(BA033) dengan 4 kontrak senilai Rp.2,80 milyar. Kontrak tersebut adalah kontrak dari
satuan kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk peserta FGD monitoring dan evaluasi pelaksanaan belanja infrastruktur
masih terdapat tiga Kementerian Negara/Lembaga selain kedua di atas yang masih belum
menyelesaikan tagihan. Ketiga Kementerian Negara/Lembaga tersebut adalah Kementerian
Perhubungan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan Kementerian
Kesehatan. Satuan kerja Kementerian Perhubungan yaitu Distrik Navigasi Tanjungpinang.
Satuan kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah Universitas
Maritim Raja Ali Haji dan Politeknik Negeri Batam. Satuan kerja Kementerian Kesehatan
yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam.
17 | isi EPA
Tabel 13 Tagihan Kontrak yang Berakhir pada Triwulan III-2015 yang Belum Selesai
Ditagihkan di Provinsi Kepulauan Riau
K/L (BA)
Total Kontrak Kontrak Selesai Belum
Satker Jumlah Nilai (Rupiah) Satker Jumlah Nilai (Rupiah)
006 5 6 520,433,000 3 4 457,530,000 2
010 4 6 1,334,495,952 3 4 1,302,728,242 2
015 11 54 8,026,267,000 8 50 7,698,453,600 4
020 1 24 44,687,965,305 - 12 29,011,332,745 12
022 10 77 24,464,229,500 9 74 24,130,262,200 3
024 5 18 2,685,982,500 4 17 2,582,482,500 1
025 14 22 2,279,565,828 10 18 1,891,841,500 4
033 5 24 26,564,656,612 4 20 23,761,972,862 4
042 2 21 2,866,456,640 - 18 2,472,728,140 3
054 1 5 2,075,831,000 - 3 1,860,779,000 2
056 3 7 928,032,000 2 6 859,032,000 1
059 1 1 140,000,000 - - 126,000,000 1
063 1 3 284,660,950 - 1 121,740,950 2
089 1 2 884,054,000 - 1 733,532,800 1
14 BA 64 270 117,742,630,287 43 228 97,010,416,539 42
18 BA 47 105 13,925,134,591 47 105 13,925,134,591 -
32 BA 111 375 131,667,764,878 90 333 110,935,551,130 42
Sumber: OMSPAN
19 | isi EPA
Bab III. Penutup
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur
Perkembangan umum penyerapan alokasi belanja modal khususnya pembangunan
infrastruktur hingga triwulan III-2015 di Satuan Kerja lingkup Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan
Kementerian Perhubungan serta Kementerian yang memiliki belanja modal gedung-
bangungan dan peralatan-mesin di Provinsi Kepulauan Riau relatif masih rendah. Oleh
karena itu Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau mengingatkan kepada
satuan kerja lingkup Kementerian tersebut untuk segera melakukan realisasi terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang sudah dikontrakkan dan berkoordinasi dengan KPPN serta
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau jika terdapat permasalahan-
permasalahan yang dihadapi.
Dalam FGD tersebut, masing-masing Satuan Kerja menyampaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi yang mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran
untuk kegiatan belanja modal sebagai berikut:
Jalan dan Jembatan, Sumber Daya Air, dan Listrik Perdesaan
a) Keterlambatan pelaksanaan proses lelang dikarenakan adanya perubahan paket.
Keterlambatan proses lelang terjadi pada satuan kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau, satuan kerja Perencanaan Pengawasan Jalan
Nasional Provinsi Kepulauan Riau, dan satuan kerja Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas Batam (BP Batam). Proses lelang baru dimulai bulan Februari
karena perubahan pemaketan kegiatan sehingga kontrak baru dapat dimulai pada
akhir bulan April sampai awal Juli 2015.
b) Adanya paket yang masih dalam proses sanggah. Terdapat satu paket (Pembangunan
Fly Over Simpang Kabil dan Pemeliharaan Jambatan Nara Singa Cs) yang batal lelang
pada satuan kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau.
c) Adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga yang mengakibatkan terjadinya
perubahan nomenklatur, perubahan pejabat perbendaharaan, dan lain-lain. Perubahan
terjadi pada satuan kerja Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Provinsi Kepulauan
Riau, satuan kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera IV Provinsi
Kepulauan Riau, dan satuan kerja BP Batam.
d) Adanya likuidasi Satuan Kerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
e) Keterlambatan persetujuan kontrak tahun jamak dikarenakan Peraturan Menteri
Keuangan yang berlaku saat ini belum mengatur pengusulan kontrak tahun jamak pada
pertengahan pelaksanaan tahun anggaran berjalan. Hal ini terjadi pada satuan kerja BP
Batam.
f) Penyediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur belum diselesaikan dan belum
tercatat sebagai aset daerah oleh Pemerintah Daerah setempat. Permasalahan ini
20 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
terjadi pada satuan kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi
Kepulaun Riau.
g) Keterlambatan pengiriman material ke lokasi pekerjaan. Hal tersebut merupakan
imbas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di daerah pulau-pulau dan merupakan
daerah sulit akan alat transportasi. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera IV Provinsi Kepulaun Riau, dan satuan
kerja Listrik Perdesaan.
Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara
a) Pekerjaan lanjutan pembangunan fasilitas pelabuhan laut belum dikontrakan
dikarenakan anggaran masih dalam status blokir. Permasalah ini terjadi pada satuan
kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang, satuan kerja
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, dan satuan
kerja Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjunguban.
b) Lahan untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan laut (tanah darat) belum tersedia
oleh Pemerintah Daerah setempat. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.
c) Anggaran yang tersedia merupakan dana output cadangan yang belum bisa direalisasi
kan, Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Pulau Sambu.
Pekerjaan Gedung dan Bangunan/Peralatan dan Mesin
a) Keterlambatan proses lelang pengadaan alat-alat berat akibat tidak sesuai antara
perencanaan yang sudah dianggarkan dengan dilapangan jadi perlu adanya revisi
anggaran kembali. Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Pangkalan Sarana
Operasi Ditjen Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun.
b) Pembatalan pekerjaan pembangunan gedung. Permasalahan ini terjadi pada satuan
kerja BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dan satuan kerja Pengadilan Negeri
Tanjungpinang.
c) Adanya restrukturisasi Kementerian Negara/Lembaga yang berakibat terjadinya
perubahan nomenklatur, dan perubahan pejabat perbendaharaan. Permasalahan ini
terjadi pada satuan kerja Universitas Maritim Raja Haji dan satuan kerja Politeknik
Batam.
d) DIPA belum dapat direalisasikan menunggu revisi tahap II karena adanya restrukturisasi
Kementerian Negara/Lembaga, Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja LPMP
Provinsi Kepulauan Riau.
e) Terdapat kontrak mengenai renovasi gudang lama dan mess yang belum direalisasikan
dikarenakan tempat kegiatan yang berbeda-beda. Permasalahan ini terjadi pada
satuan kerja KPP Pratama Batam.
f) Pekerjaan telah dilakukan proses lelang namun masih terdapat proses sanggah,
Permasalahan ini terjadi pada satuan kerja Kementerian Agama Kota Batam.
g) Pengulangan pekerjaan proses lelang akibat moratorium. Permasalahan ini terjadi
pada satuan kerja BPKP Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau.
21 | isi EPA
3.1.2. Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau
Tingkat Penyerapan Satuam Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang mengelola dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Kementerian Kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau secara umum masih rendah. Masih terdapat SKPD yang mengelola dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Kementerian Kesehatan di Wilayah
Provinsi Kepulauan Riau yang belum melakukan penyerapan atau realisasi 0 persen.
Jumlah satuan kerja tersebut sebanyak 9 dari 21 SKPD sampai dengan September 2015.
Dalam FGD tersebut, masing-masing SKPD menyampaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi yang mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran
sebagai berikut:
SKPD Lingkup Kementerian Kesehatan
a) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah
dengan adanya kebijakan penghematan belanja perjalanan dinas yang memotong 30
persen alokasi sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan,
kekurangan sumber daya manusia, dan adanya perangkapan pekerjaan.
b) Permasalahan pada satuan kerja RSUD Provinsi Kepulauan Riau adalah DIPA baru di
terima bulan Juni 2015 dan Surat penetapan Pejabat Perbendaharaan baru diterima
bulan Agustus 2015. Oleh sebab itu, kegiatan pengadaan alat kesehatan rujukan rumah
sakit regional sebesar Rp.11,8 milyar secara e-purchasing dan lelang sehingga kontrak
dan lelang menjadi tertunda.
c) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Tanjungpinang adalah terjadinya
blokir pada kegiatan Penyehatan Lingkungan dan akan dibuka pada Agustus 2015.
Selain blokir, permasalahan juga terkait dengan keterlambatan penunjukan SK Pejabat
Perbendaharaan.
d) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan adalah:
DIPA diterima Juli 2015 sedangkan penyelesaian kelengkapan administrasi dan
proses pelelangan memakan waktu 1 bulan sehingga tersisa <6 bulan (perkiraan
penyelesaian 6 bulan). Akibatnya kegiatan PUKD (belanja Modal 2 Kapal Motor
Puskesmas Keliling Air senilai Rp.2,4 Milyar) tersebut tidak dapat dilakukan.
Pembukaan blokir dana Kegiatan Penyehatan Lingkungan pada bulan Agustus 2015
sehingga (waktu tersisa <4 bulan) tidak mencukupi untuk pembangunan Konstruksi
Sarana Air Minum, yaitu pembangunan 3 unit Tower Air senilai Rp.966 Juta.
e) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Kota Batam adalah masih terdapat
blokir dana hingga September 2015 pada kegiatan Alat Kesehatan/Kedokteran, dan
keterbatasan SDM pengelola keuangan dan pejabat pengadaan barang dan jasa.
f) Permasalahan pada satuan kerja RSUD BATU HAJI adalah kegiatan masih dalam proses
epurchasing.
g) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kesehatan Kab. Natuna adalah pelaksanaan
pengadaan alat–alat kesehatan sampai saat ini masih dalam tahap proses lelang.
SKPD Non Kementerian Kesehatan
a) Permasalahan pada satuan kerja Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah Kabupaten
Karimun dimana terdapat kegiatan fisik yang sudah dikontrakkan berupa Pembangunan
Gedung Kantor Kepala Desa Panke Barat sebesar Rp.520 juta dan sudah diajukan uang
muka kerja pada September ke KPPN Batam. Kontrak berakhir pada bulan Desember.
22 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
b) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bintan adalah kegiatan pencetakan dokumen kependudukan sebesar Rp.225 Juta
diperkirakan selesai Oktober 2015, sedangkan kegiatan koordinasi dan konsultasi
administrasi kependudukan dan monev sebesar Rp.215 juta, penyampaian SPM
dijadwalkan awal bulan Desember 2015.
c) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi
Kepulauan Riau adalah kegiatan masih dalam proses lelang.
d) Permasalahan pada satuan kerja Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah
adanya setoran bukan pajak yang masuk ke rekening Sekretariat Daerah Provinsi
Kepulauan Riau dan baru diselesaikan Agustus 2015, dan keterlambatan penerbitan
petunjuk teknis pelaksanaan sehingga penyerapan akan dilakukan mulai Oktober 2015.
e) Permasalahan pada satuan kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Provinsi Kepulauan Riau adalah DIPA baru diterima Juni 2015, keterlambatan
petunjuk teknis pelaksanaan, dan kekurangpahaman Bendahara Pengeluaran baru
terhadap mekanisme pencairan APBN serta kegiatan bersifat nonfisik pencairannya
dilakukan mulai Oktober 2015.
f) Permasalahan pada satuan kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kepulauan Riau adalah
pencairan/penyampaian SPM ke KPPN direncanakan Oktober 2015.
g) Permasalahan pada satuan kerja Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan
(KP2K) Kota Batam adalah terdapat kegiatan kontraktual pada belanja barang untuk
diserahkan kepada masyarakat/Pemda sebesar Rp.6,5 milyar tidak dapat dicairkan
karena kegiatan ditunda.
3.2. Rekomendasi
3.2.1. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Belanja Modal Infrastruktur
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan belanja modal terkait
infrastruktur, maka Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau memberikan
beberapa rekomendasi kepada satuan kerja di lingkup Kementerian terkait. Rekomendasi
tersebut adalah:
Jalan dan Jembatan, dan Sumber Daya Air
a) Terkait keterlambatan proses lelang, Kanwil menugaskan Kepala KPPN untuk
memberitahukan kepada satuan kerja agar secara tertib segera menyampaikan data
kontrak ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kontrak ditandatangani.
b) Terkait paket yang masih dalam proses sanggah, satuan kerja diharapkan segera
berkoordinasi dengan unit pengadaan dan unit perencanaan, terkait kendala yang
dihadapi.
c) Terkait perubahan nomenklatur dan likuidasi, menghimbau satuan kerja bersangkutan
untuk segera melakukan revisi terhadap perubahan nomenklatur, dan melaksanakan
ketentuan/persyaratan bagi satuan kerja yang mengalami likuidasi.
d) Terkait kontrak tahun jamak, pengajuan izin kontrak-kontrak untuk tahun jamak agar
segera diajukan ke Kementerian Keuangan terkait penerbitan Peraturan Menteri
Keuangan yang mengatur kondisi pekerjaan tersebut.
e) Terkait keterlambatan material untuk pekerjaan, satuan kerja bersangkutan dapat
berkoordinasi dengan instansi terkait agar pengiriman material ke lokasi bisa sampai
tepat waktu.
23 | isi EPA
Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara
a) Terkait belum dikontrakkannya pekerjaan lanjutan, satuan kerja bersangkutan harus
melengkapi dokumen yang dipersyaratkan seperti analisis amdal, DED, Studi
Kelayakan, dan dokumen lainnya.
b) Terkait belum tersedianya lahan, satuan kerja bersangkutan harus berkoordinasi
dengan Pemerintah Daerah setempat dan meminta kejelasan terhadap lahan yang akan
dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur.
c) Terkait pemanfaatan dana outpur cadangan, satuan kerja bersangkutan harus
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan.
Pekerjaan Gedung dan Bangunan/Peralatan dan Mesin
a) Terkait keterlambatan proses lelang, satuan kerja bersangkutan harus segera
melakukan revisi dan berkoordinasi dengan pihak terkait agar pengadaannya bisa
terealisasi.
b) Terkait pembatalan, satuan kerja bersangkutan agar segera berkoordinasi dengan unit
pengadaan dan unit perencanaan terkait kendala yang dihadapi.
c) Terkait restrukturisasi, satuan kerja bersangkutan untuk segera melakukan revisi
terhadap perubahan nomenklatur, dan melaksanakan ketentuan/persyaratan bagi
satuan kerja yang mengalami likuidasi.
d) Terkait revisi tahap II, satuan kerja bersangkutan agar segera berkoordinasi dengan
unit pengadaan dan unit perencanaan, terkait kendala yang dihadapi.
e) Terkait kontrak dengan kegiatan yang berbeda-beda, satuan kerja bersangkutan agar
segera berkoordinasi dengan unit pengadaan dan unit perencanaan, terkait kendala
yang dihadapi.
f) Terkait paket yang masih dalam proses sanggah, satuan kerja bersangkutan diminta
segera menyelesaikan dengan segera agar tidak terjadi keterlambatan dalam
pencairannya.
g) Terkait pengulangan lelang, satuan kerja bersangkutan diminta segera melaksanakan
mengingat sudah saat ini udah memasuki semester II.
3.2.2. Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi Kepulauan Riau
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan belanja terkait dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan, maka Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kepulauan Riau memberikan beberapa rekomendasi kepada satuan kerja di lingkup
Kementerian terkait. Rekomendasi tersebut adalah:
SKPD Lingkup Kementerian Kesehatan
a) Untuk SKPD dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang kegiatannya diserahkan pada
masing-masing SKPD, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan harus dijadwalkan
waktu pencairannya dan disinkronisasikan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi/
Kabupaten/Kota untuk menghindari penumpukan pekerjaan diakhir tahun.
b) Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota agar lebih aktif dalam pengawasan dan evaluasi
terhadap kegiatan-kegiatan berupa bantuan sosial sampai dengan akhir tahun.
c) Dalam proses perencanaan agar SKPD diikutsertakan sehingga tidak terkendala dalam
pelaksanaan di lapangan.
24 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015
d) Dengan waktu yang tinggal 3 bulan, SKPD dekonsentrasi dan tugas pembantuan harus
lebih aktif berkoodinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/
Kota dan Kementerian/ Lembaga terkait hal sebagai berikut :
Ketepatan dan kecukupan alokasi anggaran; Kesiapan petunjuk pelaksanaan; Kesiapan pelaksanaan kegiatan; Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan Optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan
e) Terkait pencairan dana APBN agar berkoordinasi dengan KPPN setempat dan terkait
revisi anggaran agar berkoordinasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kepulauan Riau.
SKPD Non Kementerian Kesehatan
a) SKPD yang mengelola dana dekonsentrasi atau tugas pembantuan agar lebih aktif
berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian/Lembaga.
b) Kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana agar di jadwalkan dengan tepat waktu
pelaksanaan kegiatan dan pencairannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Ketepatan dan kecukupan alokasi anggaran; Kesiapan petunjuk pelaksanaan; Kesiapan pelaksanaan kegiatan; Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan Optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan.
c) Untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya fisik atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran tertentu/target kinerja perlu adanya kehatian-hatian dalam pelaksanaan
kegiatan dan pencairan dananya mengingat waktu yang tersisa hanya sekitar 3 bulan.
d) Adanya pengawasan dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada SKPD yang
mengelola dan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan agar sejalan dengan kebijakan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
e) Untuk menghindari penumpukan kegiatan dan pencairan dana pada KPPN diakhir
Tahun agar SKPD yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan agar
lebih efektif dan selektif dalam melaksanakan kegiatan.
f) Untuk permasalahan terkait pencairan dana dan revisi anggaran agar SKPD
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lebih aktif berkoordinasi dengan KPPN dan
Kanwil Ditjen Perbendahaharaan Provinsi Kepulauan Riau.
3.3. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan permasalahan dan rekomendasi di atas, Kanwil Ditjen
Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau akan melakukan tindak lanjut sebagai berikut:
a) Terhadap dana yang masih status blokir dikarenakan belum lengkapnya data
pendukung, maka Kanwil menganjurkan satuan kerja untuk berkoordinasi dengan
pihak terkait atau Pemerintah daerah setempat untuk memperoleh dan melengkapi
data-data pendukung yang diperlukan.
b) Kanwil menghimbau kepada satuan-satuan kerja untuk segera menyampaikan data
kontrak ke KPPN dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah kontrak ditandatangani
terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah dikontrakan.
25 | isi EPA
c) Kanwil menghimbau kepada satuan-satuan kerja pada Kementerian yang mengalami
likuidasi, perubahan nomenklatur atau perubahan pejabat perbendaharaan, untuk
segera mengajukan revisi agar tidak terhambat dalam pencairan dananya di KPPN.
d) Untuk menghindari penyerapan anggaran yang relatif menumpuk pada waktu tertentu
maka kanwil menganjurkan kepada satuan–satuan kerja untuk merealisasikan
kontrak-kontrak belanja infrastruktur yang sudah selesai pekerjaannya, tanpa
menunggu batas akhir tahun.
e) Pejabat Perbendaharaan pada satuan kerja diminta untuk selalu berkoordinasi dengan
KPPN dan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau jika
ditemui kendala dan permasalahan terkait penyampaian data kontrak ataupun proses
pencairan anggaran.
f) SKPD yang mengelola dana dekonsentrasi atau tugas pembantuan dihimbau agar lebih
aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementerian/
Lembaga dan dengan KPPN dan Kanwil Ditjen Perbendahaharaan Provinsi Kepulauan
Riau terkait pencairan dana dan revisi anggaran.
g) Kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana agar dijadwalkan dengan tepat waktu
pelaksanaan kegiatan dan pencairannya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Ketepatan dan kecukupan alokasi anggaran; Kesiapan petunjuk pelaksanaan; Kesiapan pelaksanaan kegiatan; Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran; dan Optimalisasi pencapaian kinerja kegiatan.
h) Untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya fisik atau untuk mencapai sasaran tertentu/target
kinerja perlu adanya kehatian-hatian dalam pelaksanaan kegiatan dan pencairan
dananya mengingat waktu yang tersisa.
i) Adanya pengawasan dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada SKPD yang
mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan agar sejalan dengan kebijakan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
j) Untuk menghindari penumpukan kegiatan dan pencairan dana pada KPPN diakhir
tahun, Kanwil menghimbau agar SKPD yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan lebih efektif dan selektif dalam melaksanakan kegiatan.