laporan fieldtrip usaha tani
TRANSCRIPT
LAPORAN FIELDTRIP
PENGANTAR USAHATANI
“ Analisi Biaya Usahatani Wortel dan PadiDi Desa Ngantang Kecamatan
Ngantang “
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum
Mata Kuliah Pengantar Usahatani
Disusun Oleh:
Kelompok H6
Fina Lutfiyanah 105040201111090
M. Guruh Arif Zulfahmi 105040201111091
Hadi Purnomo 105040201111092
Hafidz Yudha T. 105040201111093
Himatin Pramitasari 105040201111094
KELAS : H
Asisten : Sri Wulandari S.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat ridha dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan
fieldtrip praktikum Ilmu Usaha Tani dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengantar Usaha Tani. Penyusunan makalah menggunakan beberapa referensi
hasil studi literatur media elektronik/maya (internet).
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat yang
bagi para pembaca. Walau demikian penyusun mengakui bahwa makalah ini
masih banyak kekurangannya. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan praktikum
selanjutnya.
Malang, 14 Oktober 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan usahatani merupakan kegiatan yang mengupayakan pengelolaan
unsur-unsur produksi baik Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia
(SDM), maupun modal dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di
lapangan pertanian. Mulai dari perencanaan dalam dalam berusahatani hingga
langkah dalam proses pemasaran suatu produk tersebut.
Sebagai mahasisiwa pertanian jurusan agribisnis yang mempelajari materi
yang berhubungan dengan masalah social, perlu adanya pengalaman tentang
kegiatan berusahatani mulai dari budidaya hingga pemasaran dengan
memperhitungkan biaya serta pendapatannya.
Oleh sebab itu, diadakanlah praktikum lapang ini untuk menunjang
praktik ilmu usahatani mahasisiwa/mahasiswi yang didapat dari kuliah materi
sekaligus memberikan pengalaman praktis berupa pengetahuan tentang kegiatan
mahasiswa agribisnis di lapangan yang belum pernah diterima sebelumnya.
Sehingga mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikannya secara langsung dan
paham karena merasakan secara langsung dari praktek lapang yang dilakukan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum lapang Usahatani yang dilaksanakan mahasiswa adalah
:
1. Dapat mengerti dan memahami kehidupan para petani di daerah dengan
keragaan usaha tani yang benar-benar di lakukan oleh petani.
2. Mengerti dan memahami aspek sosial ekonomi usahatani yang dilakukan
oleh petani dan kendala-kendala yang dihadapi petani dalam berusahatani.
3. Mampu melaksanakan survey rumah tangga petani.
4. Mampu melakukan pengambilan data primer dengan wawancara pada para
petani dengan menggunakan daftar pertanyaan.
5. Mampu melakukan analisis Usahatani yang dilakukan setiap individu
rumah tangga dari petani.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui kondisi sebenarnya dari usaha tani yang terdapat di daerah
Ngantang.
2. Mengetahui sosial ekonomi desa tersebut serta bisa menganalisa berdasar
literatur yang ada.
3. Mendapatkan pelajaran secara langsung dari petani mengenai praktek
usaha tani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usahatani
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mngusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan
alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-
baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani mrupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor faktor produksi seefektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal
mungkin. Ada banyak definisi ilmu usahatani yang diberikan. Berikut ini
beberapa definisi menurut beberapa pakar,
• Menurut Daniel
Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani
mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti
lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan
besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan
hasil maksimal dan kontinyu.
• Menurut Efferson
Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara
mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang sudut
efisien dan pendapatan yang kontinyu.
• Menurut Vink (1984)
Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma yang
digunakan untuk mengatur usaha tani agar memperoleh pendapatan yang
setinggi-tingginya.
• Menurut Prawirokusumo (1990)
Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau
mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara
efisien pada suatu usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Selain itu,
juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat dan
melaksanakan keputusan pada usaha pertanian, peternakan, atau perikanan
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani/peternak tersebut.
• Menurut Soekartawi (1995)
Bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
• Menurut Adiwilaga (1982),
Ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan permasalahan
yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau Ilmu
usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha
dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui
produksi pertanian yang berlebih maka diharapakan memperoleh pendapatan
tinggi. Dengan demikian, harus dimulai dengan merencanakan untuk
menentukan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi pada
waktu yang akan datang secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan
yang maksimal. Dari definisi tersebut juga terlihat ada pertimbangan
ekonomis di samping pertimbangan teknis.
2.2 Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus
dikorbankan untuk memproduksi suatu barang.
Biaya Produksi adalah nilai sumber daya dalam penggunaan yang
terbaik. Biaya Produksi perlu dipertimbangkan dalam mengukur seluruh
biaya produksi. Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi yang berbentuk kas,sedangkan biaya implisit adalah biaya
dikeluarkan dalam proses produksi dalam bentuk nonkas.Keuntungan
ekonomi adalah penerimaan dikurangi semua biaya, tercakup di
dalamnya pengembalian normal untuk manajemen dan modal.Biaya marjinal
adalah perubahan biaya total yang berkaitan dengan perubahan satu unit
output.Sedangkan, biaya inkremental dapat diartikan sebagai tambahan biaya
total dari penerapankeputusan manajerial.Biaya Rata-rata, Biaya Marjinal dan
Biaya Total Rata-rata.
Macam-Macam Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh
faktorfaktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-
barang produksi oleh perusahaan tersebut. Untuk analisis biaya produksi
perlu diperhatikan dua jangka waktu, yaitu (1) jangka panjang, yaitu jangka
waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan dan (2)
jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat
berubah dan sebagian lainnya tidak dapat berubah. Dalam bab ini hanya
dibahas biaya produksi jangka pendek
Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu (1) Biaya tetap
(fixed cost) dan (2) Biaya variabel (variable cost). Dalam analisis biaya
produksi perlu memperhatikan (1) biaya produksi rata-rata : yang meliputi
biaya produksi total rata-rata ,biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya
variabel rata-rata ; dan (2) biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya
produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.
Jadi, dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya
produksi dapat dibagi ke dalam:
1. Biaya Total ( Total Cost = TC) . Biaya total adalah keseluruhan biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.
TC = TFC + TVC
Dimana TFC = total fixed cost; dan TVC = total variable cost.
2. Biaya Tetap Total (total fixed cost = TFC). Biaya tetap total adalah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh fakto produksi
yang tidak dapat berubah jumlahnya. Sebagai contoh : biaya
pembelian mesin, membangun bangunan pabrik, membangun
prasarana jalan menuju pabrik, dan sebagainya.
a) Biaya Variabel Total (total variable cost = TVC). Biaya variabel total
adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi variabel.
Contoh biaya variabel : upah tenaga kerja, biaya pembelian bahan
baku, pembelian bahan bakar mesin, dan sebagainya.
b) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC). Biaya tetap rata-
rata adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah produksi.
2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan (dan Rumus)
1. Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan
sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang
diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.
Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah
satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atauTR
= Q x P. Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa
penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian penerimaan adalah
seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat
harga tertentu.
Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
TR (Penerimaan Total) = PQ x TR
P = Harga Barang
Q = Jumlah barang yang dijual.
Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi,
dapat dirumuskan
AR = TR/Q
Penerimaan Marginal adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari
tambahan produksi, dirumuskan
MR = ∆TR/∆Q
TR MR = Marginal Revenue,
∆TR = Tambahan penerimaan,
∆Q = Tambahan Produksi.
Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat
diketahui beberapa kemungkinan diantaranya : TR < TC = keadaan
untung / laba TR= TC = keadaan Break Even Point TR > TC = Keadaan
rugi.
Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian
usaha. Budiono (1992 : 180) mengemukkan bahwa pendapatan adalah
hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor
produksi. Sedangkan menurut Winardi (1992 : 171) pendapatan adalah
hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada
penggunaan faktor-faktor produksi.
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.Dengan demikian
maka yang dimaksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa
yang dihasilkan suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.Dalam
akuntansi pendapatan dan beban dijelaskan bahwa pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal bank
selama satu periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas dan tidak secara
langsung berasal dari kontribusi penanaman modal.
Rumus menghitung biaya pendapatan :
Y = C + I
Dimana :
Y=Pendapatan ; C=Konsumsi ; I=Investasi
Jadi kesimpulannya investasi adalah SISA dari kelebihan pendapatan yang
tidak dikonsumsi.
2. Pendapatan
Pendapatan adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Konsep
Pendapatan Nasional
a. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk
juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
b. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu
tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri.
c. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat
dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi)
dan barang pengganti modal.Rumus :NNP = GNP – Penyusutan
d. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh
masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus : NNI = NNP – Pajak tidak langsung
e. PI (Personal Income) PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang
diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat
setelah dikurangi
Naik turunnya harga sering terjadi pada hasil pertanian yang dipengaruhi
oleh alam. Kondisi dimana berkurangnya peroduksi, secara makro akan
menaikkan harga. Namun bagi petani hal yang menguntungkan ini belum tentu
dapat dinikmatinya. Karena waktu produksi yang tidak dapat ditentukan petani.
Pada waktu harga turunpun petani tidak dapat pula menyesuaikan volume
produksi dengan segera, sehingga kerugian yang besar seringkali dialami petani.
Melihat kondisi petani yang lemah dalam masalah harga dan kurang adanya
jaminan pasar yang jelas, maka petani membutuhkan bantuan dari perusahaan-
perusahaan berbasis pertanian dengan jalan adanya kemitraan (Ana,2007)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara Responden
1. Karateristik Rumah Tangga Petani
Identitas:
Nama KK : Pak Gusani
Kecamatan : Ngantang
Desa : Ngantang
RT/.RW : 2/7
Tanggal wawancara : 7 Desember 2012
Nama petani : Pak Gusani
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan utama : Petani
Pekerja sampingan : Pedagang
Jumlah anggota keluarga : 4 jiwa
NO NamaJenis
KelaminUmur
Pendik
an
PekerjaanKet
Utama Sampingan
1 Pak Gusani L 53 SMP Petani Pedagang
2 Bu Emy P 45 SMA Pedagang
3 Heru M. T. L 23 SMA
4 Intan Rani P 13 SMP Pelajar
2. Kepemilikan Kegiatan Usahatani dan Jenis Tanaman
Luaspenguasaan lahan pertanian
No.
Status
lahan
Sawah
Irigasi
(Ha)
Sawah
Tadah
Hujan
(Ha)
Tegalan/
Lahan
Kering
(Ha)
Pekarangan
(Ha)
Jumlah
(Ha)
BlokJenis
Tanaman
Jenis
Tanaman
Jenis
Tanaman
Jenis
Tanaman
Jenis
Tanaman
1.
Milik
sendiri (ha)
jenis irigasi
: Diesel
Padi 0,5 haWortel
0,5 ha- -
2.
Menyewa
jenis irigasi - - - - -
Nilai sewa
(Rp./tahun)- - - - -
3.
Menyakap
(ha) jenis
irigasi : …
- - - - -
Bagian
biaya (%)
bagian
hasil (%)
- - - - -
4.Lainya
Sebutkan :- - - - -
Jumlah 0,5 ha 0,5 ha 1 ha
3. Biaya Usahatani
Lahan : Padi
No. Biaya Jumlah Harga Total
1. Biaya Tetap (Fixed
Cost)
- Modal & Peralatan
Rp. 5.000.000
2. Biaya Variabel
- Bibit
- Pupuk
Urea
TSP
KCL
- Pestisida
4 bungkus
12bungkus
9bungkus
7 bungkus
4bungkus
@ 15.000
@ 25.000
@ 25.000
@ 25.000
@ 45.000
Rp. 60.000
Rp. 300.000
Rp. 225.000
Rp. 175.000
Rp. 180.000
3. Total Biaya Rp.5.940.000
Lahan : Wortel
No. Biaya Jumlah Harga Total
1. Biaya Tetap (Fixed
Cost)
- Modal & Peralatan
Rp. 5.000.000
2. Biaya Variabel
- Bibit
- Pupuk
kandang
Urea
TSP
- Pestisida
1kg
30 kwintal
9 bungkus
7 bungkus
4 bungkus
@ 120.000
@ 25.000
@ 25.000
@ 25.000
@ 45.000
Rp. 50.000
Rp. 750.000
Rp. 225.000
Rp. 175.000
Rp. 180.000
3. Total Biaya Rp.6.380.000
4. Penerimaan
No. Jenis Komoditas Jumlah Harga Total
1. Padi 4,5 ton Rp.3.900/kg Rp.17.550.000
2. Wortel 5 ton Rp.4.500/kg Rp.22.500.000
Total Rp. 40.050.000
5. Tabel Pendapatan
No. Jenis Biaya (Padi) Total
1. Biaya Total Rp. 5.940.000
2. Penerimaan Rp. 17.550.000
3. Pendapatan Rp. 11.610.000
No. Jenis Biaya (Wortel) Total
1. Biaya Total Rp. 6.380.000
2. Penerimaan Rp. 22.500.000
3. Pendapatan Rp.16.120.000
6. Pemasaran Hasil
No. Komoditas % yg dikonsumsi % yg dijual Tempat menjual
1. Padi 0% 100% Tengkulak
2. Sayuran 0% 100% Tengkulak
7. Kelembagaan
No
.
Lembaga ditingkat petani Lembaga yang bermitra
dg petani
Manfaat
1. GAPOKTAN - -
8. Kendala kendala yang dihadapi petani dan cara mengatasinya
No
.
Kendala Bidang Solusi
1. Kualitas
kesuburan
tanah
menurun.
Pengelolaan tanah Perlu upaya konservasi meliputi
perbaikan stuktur tanah dg cara
membajak dan menambah
BOT,untuk perbaikan unsur haranya
bisa ditambahkan Puouk organic dan
minimanilasi aplikasi pupuk kimia
(penggunaan optimal).
2. Lahan wortel
jaug dari
sumber irigasi
Penagiran/irigasi Membuat sumur sendiri dilahan
3. Hama utama
menyerang
tanaman padi,
seperti wereng
coklat.
Gulma pada
lahan wortel
Hama dan penyakit
tanaman
Pada padi, Menggunakan pestisida
sesuai dengan dosis, waktu, dan
sasaran yang tepat.
Pada wortel, penyiangan secara
teratur.
4. Harga jual
rendah
Penjualan dan
pemasaran
Perlu dibentuk suatu kelembagaan
yang berkompeten dalam
biadangnya (KUD), agar
kesejahteraan petani membaik.
BEP Unit (Padi) = TFC / (P-Vc)
= 5.000.000 / (17.550.000 — 940.000)
= 0,301
BEP Unit (Wortel) = TFC / (P-Vc)
= 5.000.000 / (22.500.000 — 1.380.000)
= 0,236
BEP Rupiah (Padi) = TFC / 1- (Vc/P)
= 5.000.000 / 1- (940.000/17.550.000)
= 5.000.000 / 0,95
= 5.263.157,89
BEP Rupiah (Wortel) = TFC / 1- (Vc/P)
= 5.000.000 / 1- (1.380.000/22.500.000)
= 5.000.000 / 0,939
= 5.324.813,63
RC (Padi) = TR / TC
= 17.550.000 / 5.940.000
= 2,95
RC (Wortel) = TR / TC
= 22.500.000 / 6.380.000
= 3,52
I.2 Pembahasan Wawancara Responden dan Analisis Data
Pada praktikum lapang pengantar usaha tani kita melakukan
wawancara dan observasi pada bapak Gusani (53 tahun) yang tinggal di desa
Ngantang RT. 07 RW 07, kecamatan Ngantang, kota Batu, Malang. Pak
Gusani memilki seorang istri bernama Emy (45) dan dua orang anak Heru
(23) dan Intan (13). Pak Gusani bekerja sebagai petani, dan istrinya
merupakan seorang pedagang, sedang anaknya Heru sudah lulus sekolah dan
Intan masih duduk di kelas 2 SMP.
Dari hasil data diatas juga dapat kita ketahui bahwa responden
merupakan seorang petani dengan komoditas padi seluas 5000m2 dan wortel
5000m2. Pada komoditas padi biasa fixs cost lebih kecil dari pada fixs cost
yang dibutuhkan pada komoditas wortel. Hal tersebut dikarenakan pada
budidaya wortel lebih besar penegeluaran yang lebih banyak dan
pembudidayaan yang lebih intensif (baca table diatas).
Untuk budidaya wortel diketahui biaya tetapnya sebesar
Rp.5.000.000,- dan biaya variabel Rp.1.380.000 sehingga total keseluruhan
dari biaya produksi sebesar Rp. 6.380.000,-. Sedangkan untuk budidaya padi
diketahui biaya tetapnya sebesar Rp.5.000.000,- dan biaya variabel
Rp.940.000 sehingga total keseluruhan dari biaya produksi sebesar Rp.
5.940.000,-.
Dari segi penerimaan dan pendapatan, budidaya wortel mendapatkan
keuntungan lebih besar dari pada padi, sebab dari harga jual wortel lebih
mahal yaitu 4.500 rupiah/kg dibandingkan dengan padi yang hanya 3.900
rupiah/kg.hal tersebut menyebabkan pendapatan dari budidaya wortel akan
lebih besar dari pada budidaya padi.
Nilai RC yang didapatkan pada budidaya wortel sebesar 3,52 artinya
dengan pendapatan wortel sebesar 16.120.000 rupiah dan nilai RC 3,52 maka
petani dikatakan untung karena RC lebih dari 1, sebaliknya jika RC kurang
dari satu dikatakan Rugi/ budidaya/ usahatani yang dilakukan tidak layak
untuk diteruskan. Sedangkan Nilai RC yang didapatkan pada budidaya padi
sebesar 2,95 artinya dengan pendapatan padi sebesar 11.610.000 rupiah dan
nilai RC 2,95 maka petani dikatakan untung karena RC lebih dari 1,
sebaliknya jika RC kurang dari satu dikatakan Rugi/ budidaya/ usahatani
yang dilakukan tidak layak untuk diteruskan.
BAB IV
KRITIK DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Usahatani merupakan upaya petani untuk menggunakan atau
memanfaatkan seluruh sumberdaya (tanah, pupuk, air, obat-obatan, uang,
tenaga dan lain-lain) dalam suatu usaha pertanian secara efisien sehingga
dapat diperoleh hasil berupa produksi maupun keuntungan finansial secara
optimal.
Didalam usaha tani terdapat biaya produksi adalah nilai sumber daya
dalam penggunaan yang terbaik, penerimaan adalah jumlah uang yang
diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan
segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil
produksinya, dan pendapatan adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun
Kesimpulan hasil data, Nilai RC yang didapatkan pada budidaya
wortel sebesar 3,52 artinya dengan pendapatan wortel sebesar 16.120.000
rupiah dan nilai RC 3,52 maka petani dikatakan untung karena RC lebih dari
1, sebaliknya jika RC kurang dari satu dikatakan Rugi/ budidaya/ usahatani
yang dilakukan tidak layak untuk diteruskan. Sedangkan Nilai RC yang
didapatkan pada budidaya padi sebesar 2,95 artinya dengan pendapatan padi
sebesar 11.610.000 rupiah dan nilai RC 2,95 maka petani dikatakan untung
karena RC lebih dari 1, sebaliknya jika RC kurang dari satu dikatakan Rugi/
budidaya/ usahatani yang dilakukan tidak layak untuk diteruskan.
4.2 Saran
Pada fieldtrip yang telah dilaksanakan pada tanggal 3-4 Desember tahun
2011 di desa Ngantang RT 02 RW 07 Kota Batu Malang Jawa Timur, di rumah
bapak Gusani, dalam pelaksanaannya fieldtrip ini dalam satu rumah terdiri dari 1
kelompok yang terdiri 10 orang. Untuk pelaksanaan fieldtrip yang selanjutnya
agar lebih menguasai dan efisien untuk para mahsaiswa seharusnya kurang dari 5
orang untuk setiap sumber informasi dalam hal ini petani. Selain itu dalam
pengerjaan laporan fieldtrip ini kami berharap untuk adanya bimbingan dari
asisten agar dalam pengerjaan laporan dapat berjalan dengan baik dalam hal ini
hasil laporan.
Sedangkan untuk petani yang ada di desa ngantang ini perlu adanya
bimbingan dari pemerintah agar usaha bertani yang dalam hal ini kebanyakan
merupakan wortel, sebab sebagian besar dari mereka masih menggunakan
pestisida kimia. Selain itu untuk meningkatkan usaha mereka perlu adanya modal
yang cukup.
LAMPIRAN
Foto Hasil Pengamatan Lapang
Transek Desa
Peta Desa
DAFTAR PUSTAKA
Ana Sulistyowati, Fitin. 2007. Analisis Harga Pokok Dan Breakeven Point Pada
Usahatani Wortel Varietas C-. Bndung :Dept. of Agribusiness- IPB
Anonymous. 2012
http://cerdaswakatobi.blogspot.com/2011/06/definisi-ilmu
usahatani.html
Anonymous. 2012
http://blogs.unpad.ac.id/pratiwililik/2010/06/14/dasar-dasar
pembelajaran-usaha-tani/
Anonymous. 2012
http://riogumelar27.blogspot.com/2012/03/pengertian-biaya
produksi.html
Sadjadj, Sjamsoe, 2009, Memberdayakan Usahatani, Harian Kompas.
Soekartawi. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk pengembangan petani
kecil. Jakarta : UI Press.
Ken Suratiyah, 2008. Ilmu Usahatani, Karya. Surakarta: Kanisius.