laporan finishing

34
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR-A PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI ROGOCOLO, TIRTONIRMOLO, SEWON, BANTUL Disusun untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah Penyehatan Air dan Pengolahan Limbah Cair-A Disusun oleh : Ahmad Suhael Abdin P07133111042 Galih Pandu Nuswantoro P07133111053 Ginanjar Atmaja P07133111054 Lukas Andrianus Nugroho P07133111059 M. Anugerah Ramadhan Arief P07133111064 NONREGULER A

Upload: lukas-andrianus-nugroho

Post on 03-Aug-2015

375 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Finishing

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR-A

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI

DI ROGOCOLO, TIRTONIRMOLO, SEWON, BANTUL

Disusun untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah

Penyehatan Air dan Pengolahan Limbah Cair-A

Disusun oleh :

Ahmad Suhael Abdin P07133111042Galih Pandu Nuswantoro P07133111053Ginanjar Atmaja P07133111054Lukas Andrianus Nugroho P07133111059M. Anugerah Ramadhan Arief P07133111064

NONREGULER A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Page 2: Laporan Finishing

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan ini dapat

terselesaikan dengan lancar dan baik.

Adapun isi laporan ini adalah mengenai masalah kualitas sumur gali

yang dewasa ini memang cukup memprihatinkan. Mudah-mudahan laporan

ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang masalah

penyediaan akan air bersih.

Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari

berbagai pihak yang pada tidak dapat disebutkan satu persatu. Pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada:

1. Bapak Bambang selaku pengampu mata kuliah PAPLC-A

2. Teman-teman kelas Nonreguler A Jurusan Kesehatan Lingkungan

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah kami masih memiliki banyak

kekurangan baik dalam penyajian, penyusunan, penulisan, maupun tata

bahasa. Untuk itu mohon maaf dan mohon kritik serta saran yang bersifat

membangun dari pembimbing ataupun teman-teman.

Akhir kata semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2012

Page 3: Laporan Finishing

Penulis

Page 4: Laporan Finishing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi

kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap

bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut

menunjukkan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari,

sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di

masa mendatang. Tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat berjalan.

Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting mengingat aktivitas

kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih

penduduk daerah perkotaan tidak dapat mengandalkan air dari sumber air langsung seperti air

permukaan dan hujan karena kedua sumber air sebagian besar telah tercemar baik langsung

maupun tidak langsung dari aktivitas manusia itu sendiri. Air tanah merupakan salah satu

alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi mempunyai keterbatasan baik secara

kualitas maupun kuantitas. Selain itu pengambilan air tanah secara berlebih tanpa

mempertimbangkan kesetimbangan air tanah akan memberikan dampak lain seperti penurunan

muka tanah, intrusi air laut dan lain-lain.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan air semakin meningkat

tajam. Kawasan Perkotaan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk

yang tinggi, air bersih merupakan barang yang langka dan mahal. Karena selain disebabkan oleh

semakin tingginya kebutuhan akan air, juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air.

Penggunaan air di Kawasan Perkotaan antara lain adalah untuk air minum (permukiman),

industri, usaha perkotaan (perdagangan/pertokoan) dan lainnya.

Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi semakin

tingginya kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan Perkotaan, maka perencanaan sistem

air bersih harus mendapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sistem air bersih

merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan

Perkotaan. Pada saat ini dipastikan kinerja pelayanan air bersih di Kawasan Perkotaan masih

sangat kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Sampelhnya

pelanggan air minum perkotaan di Indonesia baru mampu dilayani sebanyak 50% kebutuhan air

Page 5: Laporan Finishing

bersih penduduk Indonesia (Dirjen Cipta Karya, DPU, 1998). Provinsi DKI Jakarta yang

merupakan kota metropolitan, pada tahun 2002 jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru

sekitar 54% atau 5.132.425 jiwa.

Salah satu sumber air bersih hingga kini yaitu masih tertuju pada air tanah atau sumur

gali. Di berbagai daerah tentu memiliki karakteristik kualitas air yang berbeda-beda. Karena air

memiliki peranan yang penting dalam menunjang kehidupan, maka kualitas air yang dikonsumsi

haruslah memenuhi persyaratan agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Salah satu upaya untuk menjaga kualitas air sumur gali dengan cara menguji kualitasnya

terlebih dahulu sebelum menginjak pada tahap selanjutnya yaitu bertindak berdasarkan hasil

pemeriksaan kualitas air sumur gali. Salah satu lokasi yang diambil yaitu sumur di Masjid

Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui kualitas air sumur gali di Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo,

Sewon, Bantul secara fisik, kimia, dan mikrobiologis, khususnya untuk parameter suhu,

kandungan Fe, dan E.coli.

1.3. Manfaat

Tulisan ini diharapkan bisa membuka wawasan kita mengenai pentingnya ketersediaan

air bersih dan senantiasa menjaga kualitas air agar senantiasa layak untuk dikonsumsi. Selain itu,

dapat mengetahui kualitas air sumur gali di Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon,

Bantul berdasarkan parameter suhu, kandungan Fe, dan E.coli.

Page 6: Laporan Finishing

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sterilisasi Alat

Sterilisasi adalah suatu proses mematikan mikroorganiseme yang mungkin ada pada

suatu benda. Secara umum terdapat tiga tehnik yang biasa digunakan untuk sterilisasi. Pemilihan

tehnik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilisasi.

Sterilisasi kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas. Karakteristik

sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170oC-180oC) dengan waktu yang lama

(1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,

tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat

atau dimasukkan dalam wadah tertutupuntuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari

oven.

2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang

bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti

kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari

untuk mendapatkan informasi keseluruhan.

2.2.1.Sampel sesaat (grab sample)

Sampel sesaat adalah sampel yang dikumpulkan dalam sebuah wadah pada

waktutertentu, yang dapat diambil dari air (air limbah), tanah (lumpur/ sedimen)

ataumikroorganisme. hasil pengujian sampel sesaat hanya dapat menunjukkankualitas

lingkungan yang mewakili kondisi pada saat sampel diambil. sampelsesaat hanya dapat

dilakukan apabila kondisi lokasi pengambilan diasumsikan homogen atau konstan. apabila

kondisinya heterogen atau fluktuatif maka pengambilan sampel sesaat dilakukan pada waktu

yang berbeda sehinggadidapatkan sampel yang representatif.

2.2.2.Sampel gabungan (composite sample)

Sampel gabungan merupakan campuran dua atau lebih sampel sesaat ke dalamsebuah

wadah untuk diuji di laboratorium. perlu diingat bahwa pengambilan sampel gabungan umumnya

diambil dari air limbah atau sedimen. pengambilansampel gabungan sangat bermanfaat dalam

Page 7: Laporan Finishing

menentukan rerata konsentrasi parameter uji selama periode pengambilan untuk mengetahui

karakteristik lingkungan di lokasi pengambilan.

2.3. Pemeriksaan E.coli

Kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan.

Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan utama ikan,

sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan tersebut. Banyak jenis bakteri atau

fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad ”dekomposer”, artinya jasad tersebut mempunyai

kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga

kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara biologis. Pada

umumnya mikroalgae mempunyai klorofil untuk melakukan fotosintesis, sehingga dapat

melakukan fotosintesis dengan menghasilkan oksigen (Widiyanti 2004: 2-3).

Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha

pemeriksaan air guna mendeteksi organisme kolifrom. Pemeriksaan tersebut terdiri dari tiga

langkah berurutan (1) ”uji dugaan” (presumptive test), (2) uji yang ”diperkuat” (confirmed test)

dan (3) ”uji lengkap” (completed test). Prosedur laboratoris dapat dilakukan dengan prosedur

inokulasi teknik filter membran (Pelczar & Chan 2005: 874-875).

Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri, berbentuk batang gram

negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose

dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Kelompok koliform

mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota genus Salmonella dan Shigella, yang

mempunyai spesies-spesies enterik patogenik. Namun, perbeddan keduanya adalah bahwa

koliform dapat memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan

Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktose (Pelczar & Chan 2005: 873).

2.4. Pemeriksaan Kandungan Fe

Pada pemeriksaan Fe total, semua garam besi diubah dalam bentuk Ferri (Fe3+) dalam

keadaan adam dengan ion rhodanida/ ion tiocynat (CNS-) sehingga terbentuk ferri-tiocyanat

berwarna merah cokelat.

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di

bumi, pada setiap lapisan geologis dan semua tempat badan air pada umumnya besi yang ada

Page 8: Laporan Finishing

dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+. Tersuspensi sebagai butir koloidal

(diameter <1 mm) atau lebih besar, seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3, dan lain-lain.

Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik pada jarang diberi kadar Fe

lebih besar dari 1 mg/L, tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi, konsentrasi Fe

yang tinggi ini dapat dirasakan dan menodai kain dan perkakas dapur. Pada air yang tidak

mengandung oksigen seperti sering kali pada air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup

dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi Fe2+ teroksidasi

menjadi Fe3+ yang sulit terlarut pada pH 6-8 (kelarutannya di bawah beberapa mg/L) bahkan

dapat menjadi Ferri hidroksida (Fe(OH)3) atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat

dan bisa mengendap. Demikian dalam air sungai, besi berada sebagai Fe2+ dan Fe3+ terlarut dan

bentuk senyawa organik berupa koloidal.

Page 9: Laporan Finishing

BAB III

PELAKSANAAN

3.1. Alat dan bahan

Alat

- Termometer air - Rak tabung- Botol sampel dengan pemberat - Tabel MPN E. coli- Jeriken - Ose tumpul- Kertas payung - Pipet ukur- Tali - Oven- Label - Inkubator- Alat tulis - Lampu spiritus- Tabung reaksi - Fe test kit- Kapas

Bahan

- Air sumur- BGLB- LB triple- LB single- Reagen Fe test kit

3.2. Cara kerja

3.2.1.Sterilisasi alat

1. Membungkus botol sampel berpemberat dengan kertas payung kemudian diikat.

2. Memasukkan ke dalam oven dengan suhu 70oC selama 90-120 menit.

3.2.2. Pengambilan sampel mikrobiologis

1. Memasukkan botol sampel kedalam air sumur hingga terisi 2/3 bagian.

2. Mengangkat botol dan tutup dengan rapat.

3. Memberi label berisikan tentang : No.sampel, lokasi sampling, waktu sampling, jenis

pemeriksaan, pengambil sampel.

3.2.3. Pengambilan sampel kimiawi

1. Mengambil air sumur dengan menimba air.

2. Memasukkan air ke dalam jeriken hingga penuh dengan menghindari terjadinya aerasi.

3. Mengangkat jerigen dan menutup dengan rapat.

Page 10: Laporan Finishing

4. Memberi label, berisi : no. sampel, lokasi sampling, waktu sampling, jenis

pemeriksaan, pengambil sampel.

3.2.4. Pengukuran suhu air sumur

1. Memasukkan termometer ke dalam air selama 5 sampai dengan 10 menit.

2. Mengangkat termometer dan membaca hasilnya.

3.2.5. Pemeriksaan E. coli

a. Hari pertama (Tes Pendugaan)

1) Meletakan dan memisahkan antara LB tripel Strength dan LB singgle Strength

yang berjumlah 5 buah LB tripel Strength dalam tabung reaksi dan 10 buah LB

single Strength dalam tabung reaksi.

2) Pada LB tripel Strength mengambil 10 ml air sampel dan memasukan kedalamnya

secara steril dan menggunakan pipet ukur yang steril.

3) Mengisi 1 ml air sampel pada 5 buah media LB single Strength, sedangkan 5 buah

lagi diisi dengan 0,1 ml ( setara dengan 2 tetes ) dengan air secara steril.

4) Memberi label pada setiap tabung.

5) Memasukan ke dalam beaker glass.

6) Meletakan pada inkubator, mengeramkan dalam suhu 37°C dalam waktu 2x24

jam

b. Hari Ketiga (Tes Penegasan)

1) Uji bakteri dilanjutkan apabila terdapat tabung dengan media LB dinyatakan

positif ( terdapat gelembung di dalam tabung durham dan media menjadi keruh

pada media LB ) dengan cara memindahkan larutan tersebut ke dalam media

BGLB untuk uji penetapan. Pengisolasian dilakukan dengan menggunakan ose

tumpul.

2) Memasukan kembali semua tabung dengan media baru inkubator dalam suhu

44°C dalam waktu 1x24 jam.

c. Hari ke tiga

Pengamatan pada media BGLB dan menetapkan pada tabel indeks MPN.

3.2.6. Pemeriksaan Fe

1. Memasukkan 2 ml larutan standar Fe ke dalam tabung blangko.

2. Memasukkan 2 ml sampel air sumur ke dalam tabung sampel.

Page 11: Laporan Finishing

3. Tetesi kedua tabung dengan reagen Fe test kit.

4. Tunggu hingga 3 menit.

5. Amati warna dalam komparator.

6. Menentukan konsentrasi Fe sampel.

Page 12: Laporan Finishing

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil praktikum

Suhu : 31oC

Kadar Fe : 1,65 mg/ L

MPN E. coli ragam 5:5:5

Uji pendugaan

- LB triple 10 ml : 5 tabung positif

- LB single 1ml : 5 tabung positif

- LB single 0,1 ml : 5 tabung positif

Uji penegasan

- BGLB 10 ml : 1 tabung positif

- BGLB 1 ml : 0 tabung positif

- BGLB 0,1 ml : 0 tabung positif

MPN E. coli 2 / 100 ml

4.2. Pembahasan

4.2.1. Suhu

Suhu diamati di lapangan dan sebelum dibawa ke laboratorium karena dikhawatirkan

sudah mengalami perubahan suhu ketika dibawa ke laboratorium. Pengamatan dilakukan satu

kali selama 5 menit kemudian dicatat hasilnya yaitu 31oC.

4.2.2. Kadar Fe

Pemeriksaan kadar Fe dilakukan dengan menggunakan Fe test kit metode kolorimetri

yaitu dengan membandingkan warna yang terbentuk pada sampel dan blangko dengan

menggunakan komparator untuk menentukan kadar Fe dalam air sampel.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sebesar 1,65 mg/ L kandungan Fe dalam sumur yang

diamati, maka kualitas air sumur tersebut berada di atas nilai ambang batas Fe yang tidak boleh

melebihi dari 1 mg/ L. Dengan demikian perlu dilakukan pengolahan air sumur tersebut untuk

menurunkan kadar Fe agar sesuai dengan baku mutu. Apabila air sumur yang kadar Fe’nya

Page 13: Laporan Finishing

tinggi dikonsumsi sebagai air minum maka lama kelamaan dapat mengganggu kesehatan bagi

yang mengonsumsi.

4.2.3. MPN E. coli ragam 5:5:5

Pemeriksaan kualitas air secara mikrobiologis salah satunya yaitu dengan parameter E.

coli. Pemeriksaan dilakukan dengan metode MPN dengan ragam 5:5:5 karena badan air yang

akan diperiksa belum pernah dilakukan pengolahan sebelumnya dan juga bagi peneliti masih

belum diketahui kualitasnya.

Pemeriksaan MPN E. coli terdapat dua tahap uji yaitu uji pendugaan dengan

menggunakan media LB triple dan LB single. Pada hasil pemeriksaanya didapat bahwa pada

seluruh tabung LB triple dan LB single semuanya positif ditumbuhi bakteri. Namun, hasil

tersebut masih belum dapat diketahui secara pasti bakteri apa yang tumbuh pada media LB

tersebut. Oleh sebab itu dilanjutkan dengan uji penegasan dengan media BGLB.

Setelah dibiakkan pada media BGLB selama 1 hari dengan suhu 44oC maka di dapat

hasil pada media BGLB yaitu positif 1 tabung yang berasal dari penanaman 10 ml media LB

triple, sedangkan 14 tabung lainnya negatif. Maka jika diamati pada tabel MPN E. coli pada air

sumur terdapat 2 ekor/ 100ml. Jika dilihat pada nilai ambang batas, maka kualitas air sumur ini

tidak memenuhi persyaratan karena di persyaratan jumlah E. coli seharusnya 0 ekor/ 100 ml.

Dengan demikian, maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi air

sumur tersebut.

Page 14: Laporan Finishing

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Suhu pada air sumur Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul sebesar

31oC

- Kadar Fe pada air sumur Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul ul

tidak memenuhi persyaratan

- Jumlah E.coli pada air sumur Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul

tidak memenuhi persyaratan.

5.2 Saran

Bagi warga Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul hendaknya lebih berhati-hati ketika

menggunakan air sumur di tersebut, sebab kualitas air sumur berdasarkan parameter kandungan

Fe dan E.coli tidak memenuhi persyaratan.

Page 15: Laporan Finishing

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan.

Pelczar, M.J dan Chan, E.S.C. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:UI Press.

Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobilogi Umum.Bandung:Angkasa.

Widiyanti, N.L. 2004. Analisa Kualitatif Bakteri Koliform pada Depot Air Minum Isi Ulang di

Kota Singaraja, Bali.

http://id.scribd.com/doc/31397860/Monitoring-Lingkungan-Akuakultur

http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/pengambilan-contoh-air-2/

Page 16: Laporan Finishing

LAMPIRAN

Gambar 1. Pemeriksaan kandungan Fe

Gambar 2. Penanaman sampel ke media LB Triple dan LB Single

Page 17: Laporan Finishing

Gambar 3. Pengambilan hasil eraman pada media LB

Gambar 4. Hasil pengamatan media LB

Page 18: Laporan Finishing

Gambar 5. Penanaman dari media LB ke media BGLB

Gambar 6. Media BGLB

Page 19: Laporan Finishing

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990

Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Page 20: Laporan Finishing
Page 21: Laporan Finishing

Keterangan :

mg = miligram ml = milliliter

L = Liter

Bg = Beguerel

NTU = Nepnelometrik Turbidity Units

TCU = True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut

Page 22: Laporan Finishing

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Dr. Adhyatma, MPH

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH

Page 23: Laporan Finishing
Page 24: Laporan Finishing

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Dr. Adhyatma, MPH

Page 25: Laporan Finishing

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG

Page 26: Laporan Finishing

Catatan :

Sumber air kolam renang adalah air bersih yang memenuhi persyaratan sesuai Surat Keputusan

Menteri Kesehatan ini

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Dr. Adhyatma, MPH

Page 27: Laporan Finishing

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR PEMANDIAN UMUM

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Dr. Adhyatma, MPH