laporan fisika kelas xii sma
TRANSCRIPT
LAPORAN PERCOBAAN
FISIKA
“PERUBAHAN WUJUD, KISI DIFRAKSI,
KECEPATAN RATA-RATA, DAN GAYA PEGAS”
NAMA : REITNO DEWI ASTUTI
KELAS : XII IPA6
SMAN 1 LUWUK
TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nyalah, sehingga kami bisa
menyelesaikan Laporan Praktikum, tentang hasil percobaan perubahan
wujud, kisi difraksi, kecepatan rata-rata, dan gaya pegas.
Laporan ini disusun berdasarkan dengan hasil percobaan yang
telah dilakukan oleh penulis serta kajian-kajian teori yang diambil dari
berbagai sumber.
Tidak lupa juga kami sebagai penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih
terdapat banyak kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi penyusunan laporan yang
lebih baik lagi.
Luwuk, 07 April 2011
Penulis
BAB I
PERCOBAAN PERUBAHAN WUJUD ZAT
Tujuan
Mengambarkan grafik suhu terhadap waktu untuk lilin yang
mengalami pemanasan dan pendinginan.
Alat dan Bahan
1. Batang Statif 6. Kawat Kasa2. Penjepit 7. Tabung Reaksi3. Bunsen 8. Gelas Kimia4. Termometer 9. Lilin5. Kaki Tiga 10. Air
Kajian Teori
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada
saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi
zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.
Cara Kerja
1. Letakkan gelas kimia yang berisi air di atas kawat kasa sebuah
meja kaki tiga
2. Jepit tabung reaksi dan hubungkan penjepitnya ke tiang penahan.
Masukkan llin padat ke dalam tabung yang dipasangi
thermometer.
3. Turunkan tabung reaksi secara perlahan ke dalam gelas kimia
yang telah berisi air. Perhatikan lilin padatan harus berada di
bawah permukaan air.
4. Mulailah memanaskan air secara perlahan dengan menyalakan
pembakar Bunsen.
5. Begitu pembakar Bunsen menyala, mulailah menjalankan
stopwatch anda. Bacalah suhu liin yang di catat thermometer
setiap menit.
6. Panaskan terus lilin sampai kira-kira 2-3 menit sampai lilin
melebur semuanya. Ini untuk menjamin bahwa lilin telah kita
panaskan sampai di atas titik leburnya.
7. Keluarkan tabung reaksi dai air panas dalam gelas kimia dengan
mengangkat tiang. Tetap amati stopwatch anda.
8. Baca suhu lilin dalam tabung reaksi yang mendingin setiap menit
dan berhentilah ketika suhu lilin mencapai kira-kira 450.
9. Isilah hasil pengamatan waktu dan suhu pada butir 5 dan 8 pada
tabel.
Hasil Pengamatan
Tugas pendahuluan
1. Suhu lilin naik ketika melebur, suhu lilin naik karena menyerap
panas. Sedangkan ketika membeku, suhu lilin turun karena
melepaskan kalor.
2. Perubahan wujud adalah proses pengubahan bentuk sebuah zat
menjadi wujud yang baru. Misalnya air yang menguap menjadi
gas (uap air).
Analisis Data dan Tugas Akhir
1.
2. Grafik hubungan antara suhu dan waktu
NO Waktu (menit) Suhu Naik (oC) Suhu Turun (oC)
1 2 45 56
2 4 46 51
3 6 84 50
4 8 49
5 10 48
6 12 46
7 14 45
Kesimpulan
Perubahan wujud adalah proses pengubahan bentuk sebuah zat
menjadi wujud yang baru. Misalnya air yang menguap menjadi
gas (uap air).
Ada 6 jenis perubahan wujud zat, yaitu membeku (cair-padat),
mencair (padat-cair), menguap (cair-gas), mengembun (gas-cair),
menyublim (padat-gas), mengkristal (gas-padat).
Suhu lilin naik ketika melebur. Karena untuk melebur, suhu lilin
naik karena menyerap panas. Sedangkan ketika membeku, suhu
lilin turun karena melepaskan kalor.
BAB II
PERCOBAAN KECEPATAN RATA-RATA
Tujuan
Menentukan kecepatan rata-rata suatu benda
Alat dan Bahan
1. Rel Presisi2. Penyambung Rel3. Kaki Rel4. Balok Bertingkat
5. Stopwatch6. Kelereng
Kajian Teori
Kecepatan dan Percepatan, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Jarak, arah, dan Waktu. Sehingga kita dapat mendefinisikan bahwa ;
Kecepatan adalah suatu besaran dalam fisika yang dipengaruhi oleh jarak, waktu yang ditempuh dan mempunyai arah yang nyata.
Percepatan adalah suatu besaran dalam Fisika yang dipengaruhi
oleh besarnya kecepatan dan waktu yang ditempuh. ( Percepatan
mempunyai kecepatan yang tidak tetap.)
Bila Kecepatan dilambangkan dengan huruf v , jarak
dilambangkan dengan huruf s , dan waktu dilambangkan dengan
huruf t , sedangkan Percepatan dilambangkan dengan huruf a .
Maka Kecepatan dan Percepatan dapat dijelaskan dengan persamaan
berikut :
Cara Kerja
1. Pasang rel presisi dengan menyambung rel.
2. Naikkan rel di atas balok bertingkat pada tingkatan paling rendah.
3. Siapkan stopwatch. Jatuhkan kelereng bersamaan dengan
menekan stopwatch.
4. Catat waktu luncurnya hingga tiba di kaki rel.
5. Ulangi kegiatan sampai 5 kali.
6. Ubah ketinggian rel dengan menaikkan ke tingkat sedang, lalu
lakukan kegiatan 3-5.
7. Lanjutkan ke tingkat tinggi lalu lakukan kegiatan 3-5.
Hasil Pengamatan
Tugas pendahuluan.
1. Kecepatan adalah suatu besaran dalam fisika yang dipengaruhi
oleh jarak, waktu yang ditempuh dan mempunyai arah yang
nyata.
2. Kecepatan rata-rata adalah besarnya rata-rata kecepatan sebuah
benda bergerak dari titik awal ke titik akhir dengan jarak yang
sama namun waktu tempuh dan kecepatannya berubah-ubah.
Analisa Data dan Tugas Akhir
Tingkat Rendah Tingkat Sedang Tingkat TinggiNo. Waktu (detik) No. Waktu (detik) No. Waktu (detik)
1 2,28 1 2,16 1 2,02
2 2,73 2 2,29 2 1,98
3 3,26 3 2,41 3 2,16
4 2,96 4 2,37 4 1,91
5 2,48 5 2,31 5 1,81
Kesimpulan
Kecepatan adalah suatu besaran dalam fisika yang dipengaruhi oleh jarak, waktu yang ditempuh dan mempunyai arah yang nyata.
Kecepatan rata-rata adalah besarnya rata-rata kecepatan sebuah benda bergerak dari titik awal ke titik akhir dengan jarak yang sama namun waktu tempuh dan kecepatannya berubah-ubah.
Kecepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Jarak, arah, dan Waktu
Bila Kecepatan dilambangkan dengan huruf v, jarak dilambangkan dengan huruf s, dan waktu dilambangkan dengan huruf t, maka Kecepatan dapat dijelaskan dengan persamaan:
BAB III
PERCOBAAN KISI DIFRAKSI
Tujuan
Menghitung panjang gelombang cahaya warna merah, kuning, dan
hijau.
Alat dan Bahan
1. Kisi Difraksi 5. Mistar 1 Meter
2. Bohlam 25 Watt 6. Pensil
3. Batang Statif Panjang 7. Karet Gelang4. Kabel dan Steker 8. Kertas Manila Warna Merah, Hijau, Kuning
Kajian Teori
Untuk Mengukur Panjang Gelombang Cahaya. Untuk Mengukur Panjang Gelombang Dengan Tingkat Ketelitian Yang Tinggi Digunakan Sejumlah Besar Celah-Celah Parallel Yang Ukurannya Sama Atau Kisi Difraksi. Sebuah Kisi Dapat Terdiri Dari Ribuan Garis/Cm.
Misalkan Sebuah Kisi Terdiri Dari 10.000 Garis/Cm, Maka Kisi Ini Dikatakan Memiliki Tetapan Kisi (Lebar Celah) D = 1/10.000)Cm = 10 Cm.
Jika N Menyatakan Banyak Garis Persatuan Panjang (Missal Cm) Maka Tetapan Kisi D Adalah Kebalikan Dari N .
Cara Kerja
1. Susun alat seperti gambar
2. Bungkus bohlam dengan kertas manila dan rekatkan dengan
karet gelang
3. Pasang bohlam di tiang statif ± 15 cm dari dasar statif
4. Pasang mistar 1 meter dgn posisi 50 cm di tengah kaki statif.
5. Salah seorang peserta didik berdiri di belakang statif dengan
memegang pensil untuk membantu temanya menghitung
pergeseran sinar di mistar.
6. Salah seorang peserta didik mulai menggunakan kisi difraksi
untuk melihat y dari posisi 1 di depan bohlam.
7. Ulangi kegiatan 6 untuk peserta didik lainnya.
8. Masukkan datanya dalam tabel.
Hasil Pengamatan
Tugas pendahuluan
Kisi Difraksi adalah sejumlah celah sejajar yang serba sama. Kisi
dibuat dengan membuat goresan halus pada keping kaca. Umumnya
mempunyai goresan mencapai 5000 goresan/cm, sehingga jarak
antara 2 celah sangat kecil yaitu sekitar 1/5000 = 20.000 A.
Pada suatu kisi difraksi, tiap celah menimbulkan berkas difraksi
atau muka gelombang yang baru, kemudian berkas tersebut saling
berinterferensi satu sama lain sehingga menghasilkan pola akhir gelap
dan terang
Analisa Data dan Tugas Akhir
Warna Siswa n L (Jarak Bohlam) Y Kanan (cm) Y Kiri (cm)
Merah
Helviana Riski M 1M 15 cm 16 28
Satria Riski Darmawan 1M 15 cm 25 25
Apriyanto 1M 15 cm 17 32
Ian Handri Supari 1M 15 cm 36 32
Megawati Morintoh 1M 15 cm 19 32
Hijau Reitno Dewi Astuti 1M 15 cm 30 26
Helviana Riski M 1M 15 cm 28 32
Satria Riski Darmawan 1M 15 cm 24 22
Apriyanto 1M 15 cm 28 25
Megawati Morintoh 1M 15 cm 31 45
Kuning
Satria Riski Darmawan 1M 15 cm 11 30
Reitno Dewi Astuti 1M 15 cm 11 5
Apriyanto 1M 15 cm 37 22
Megawati Morintoh 1M 15 cm 14 5
Ian Handri Supari 1M 15 cm 13 5
Kesimpulan
Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah tersebut.
BAB IV
PERCOBAAN GAYA PEGAS
Tujuan
Menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas
dan menentukan konstanta pegas
Alat dan Bahan
1. Mistar
2. Pegas spiral3. Beban4. Statif
Kajian Teori
Robert Hooke adalah fisikawan yang menemukan teori tentang
pegas. Pada tahun 1658, Hooke telah menemukan 2 hal penting yaitu
pegas spiral untuk mengontrol keseimbangan dan memperbaiki system
pelepas jangkar. Kemudian pada tahun 1660, yaitu saat merancang
pegas pengatur keseimbangan jam, Hooke menemukan suatu kejadian
yang akhirnya melahirkan hukum Hooke yang berkaitan dengan hokum
umum elastisitas.
“Hukum Hooke menyatakan “jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastisitas pegas, pertambahan panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tariknya.”
Cara Kerja
1. Pasang statif dan kaitkan neraca pada statif
2. Gantungkan beban pada ujung pegas, baca pertambahan
panjang pegas
3. Ulangi langkah 2 dengan menambah beban
4. Lakukan langkah 2-4 dengan beban yang berbeda
Hasil Pengamatan
Tugas Pendahuluan
1. Suatu pegas akan mengalami pertambahan panjang apabila diberikan gaya F pada pegas tersebut. Sehingga pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya F.
2. Ya. Karena, semakin besar massa beban yang di kaitkan pada pegas, maka semakin besar pula gaya F dan pertambahan
panjang pegas semakin besar (ingat : k = FΔx ). Sehingga
konstanta pegas bernilai konstan. Artinya, tidak berubah dengan adanya pertambahan massa.
Analisa Data dan Tugas Akhir
No.Massa beban
Gaya tarik
Panjang pegas
Pertambahan panjang
F/Δx
1 50 gr 0,5 N 14,5 1,5 0,33
2 100 gr 1 N 15,5 2,5 0,4
3 150 gr 1,5 N 17 4 0,375
4 200 gr 2 N 18,5 5,5 0,36
5 250 gr 2,5 N 19,5 6,5 0,154
Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas
Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah.
Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang (atau simpangan pada pegas) dinyatakan melalui grafik di bawah ini.
Kesimpulan
Sesuai dengan hokum Hooke maka “semakin besar massa diberikan, maka semakin besar nilai pertambahan panjangnya.”
Besar gaya yang diperlukan untuk kembali ke keadaan semula disebut gaya pemulih
Bentuk hubungan antara f dan x berbentuk garis lurus dengan melewati titik (0,0) dengan kemiringan m = tan α, dan persamaan garisnya dinyatakan sebagai F = m.x atauf = k.x
Suatu pegas akan mengalami pertambahan panjang apabila diberikan gaya f pada pegas tersebut. Sehingga pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya f.
Semakin besar massa beban yang di kaitkan pada pegas, maka semakin besar pula gaya f dan pertambahan panjang pegas
semakin besar (ingat : k = FΔx ). Sehingga konstanta pegas bernilai
konstan. Artinya, tidak berubah dengan adanya pertambahan massa.
Daftar Pustaka
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Zat%20dan%20Wujudnya/perubahan.html
http://abciitde.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
Novita, Eka .2010. Laporan Praktikum Fisika. Luwuk
Purwanti, Endang. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Klaten : Intan Pariwara
Siswanto, dkk. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional