laporan fisiologi b-16 2012

15
LAPORAN FISIOLOGI BLOK MUSKULOSKELETAL OTOT RANGKA I DAN OTOT RANGKA II KELOMPOK B-16: KETUA : NENO DWI WAHYURINI (1102012191) SEKRETARIS : ZAKIRAH B F A (1102012316) ANGGOTA : MILATIA NINGRUM (1102012164) SASADARA PRAMUDITA (1102012262) SEFINA IVESTI RAUDIAH (1102012263) SHAFIRA APHRODITA NASTITI (1102012273) SHEILA PRILIA ANDINI (1102012274) SILA INGGIT FARAMITA (1102012276) FAKULTAS KEDOKTERAN 0

Upload: elizabeth-stokes

Post on 05-Jan-2016

240 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

faal

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisiologi B-16 2012

LAPORAN FISIOLOGI BLOK MUSKULOSKELETAL

OTOT RANGKA I DAN OTOT RANGKA II

KELOMPOK B-16:

KETUA : NENO DWI WAHYURINI (1102012191)

SEKRETARIS : ZAKIRAH B F A (1102012316)

ANGGOTA : MILATIA NINGRUM (1102012164)

SASADARA PRAMUDITA (1102012262)

SEFINA IVESTI RAUDIAH (1102012263)

SHAFIRA APHRODITA NASTITI (1102012273)

SHEILA PRILIA ANDINI (1102012274)

SILA INGGIT FARAMITA (1102012276)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI

Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574

2013

0

Page 2: Laporan Fisiologi B-16 2012

DAFTAR ISI

Halaman Cover ………………………………………………………………………..……..…………………0Daftar Isi……………………………………………………..........................................................................1Pendahuluan: Dasar Teori……………………………………………………………..……………………….2Pelaksanaan Praktikum: Tata Cara dan Kendala…..……………………………………..…………………4Hasil Praktikum: Tabel Data, dan Hasil Analisa/Diskusi……….…..………………………..………………7Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..…....10Daftar Pustaka……………………………………………………..............................................................11

1

Page 3: Laporan Fisiologi B-16 2012

PENDAHULUAN

DASAR TEORIOtot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Kontraksi pada otot rangka bisa menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat bergerak. Kontraksi otot yang menghasilkan panas sangat penting untuk mengatur suhu . sel-sel otot mampu memendek dan membentuk tegangan yang memungkinkan mereka menghasilkan gerakan dan melakukan kerja.

Sebagai respon terhadap sinyal listrik, otot mengubah energi kimia ATP energi mekanis yang dapat bekerja pada lingkungan. Otot digolongkan menjadi :- volunter : otot di persyarafi oleh sistem syaraf somatik dan berada di bawah pengaruh kesadaran.- involunter : otot di persyarafi oleh sistem syaraf otonum dan tidak di bawah kontrol kesadaran.

Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pengeluaran asetil kolin ( Ach) di neuromuscular junction antara ujung-ujung akhir neuron motorik dan sel otot. Salah satu ciri menonjol otot rangka adalah banyaknya nukleus di sel otot, banyaknya mikokondria karena tingginya kebutuhan energi suatu jaringan seaktif otot rangka. Ciri struktural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalah banyaknya neofibril. Setiap neofibril terdiri dari susunan teratur unsur-unsur sitoskeleton yang sangat terorganisasi yaitu filamen tebal dan filamen tipis. Filamen tebal adalah susunan khusus dari protein miosin. Dalam filamen tebal terdapat pita gelap ( anisotrop ) . lebih dikenal dengan pita A. Didaerah yang lebih terang didalam bagian tengah pita A, terdapat filamen-filamen tipis yang tidak bertemu dikenal sebagai zona H. Pita terang ( isotorp I) hanya berisi filamen tipis. Garis tengah setiap pita i yang memadat terlihat sebuah garis Z vertikal. Daerah antara dua garis Z disebut Sarkomer.

Fenomena Listrik dan Aliran IonSifat Listrik Otot Rangka

Peristiwa listrik di otot rangka dan aliran ion yang mendasari peristiwa tersebut serupa dengan yang terjadi pada saraf, meskipun secara kuantitas berbeda dalam hal waktu dan amplitudonya. Potensial membran istirahat otot rangka adalah sekitar -90 mV. Potensial aksi berlangsung selama 2-4 mdet dan dihantarkan disepanjang serabut otot dengan kecepatan kira-kira 5m/det. Masa refrakter absolutnya adalah 1-3 mdet, dan polarisasi ikutan yang berkaitan dengan perubahan ambang terhadap rangsangan listrik, relatif lebih panjang.

Walaupun perbedaan sifat listrik diantara serabut otot tidak cukup besar seperti yang diperlihatkan pada potensial aksi gabungan, tetapi terdapat juga perbedaan ambang rangsang diantara berbagai serabut. Lebih lanjut, pada setiap percobaan perangsangan, beberapa serabut letaknya lebih jauh dari elektroda perangsangan dibandingkan dengan serabut lain. Oleh karena itu, besar potensial aksi yang terekam dari sediaan berkas otot utuh berbeda-beda sesuai dengan kekuatan rangsangan yang diberikan, antara intensitas ambang sampai rangsangan maksimal.Distribusi dan Aliran Ion

Distribusi ion yang melewati membran serabut otot serupa dengan yang melewati membran sel saraf. Seperti juga pada saraf depolarisasi merupakan manifestasi influks ion Na+, dan repolarisasi terjadi pada efluks ion K+.

Respon KontraktilPeristiwa listrik pada otot sangat penting untuk membedakan dengan peristiwa mekaniknya.

Meskipun respon yang satu secara normal tidak akan terjadi tanpa respon yang lain, dasar secara fisiologis dan morfologisnya berbeda. Depolarisasi membran serabut otot dalam keadaan normal dimulai di lempang ujung (end-plate) otot rangka, yang merupakan struktur khusus yang terdapat di bawah ujung saraf motorik. Potensial aksi dihantarkan disepanjang serabut otot dan kemudian membangkitkan respon kontraktil.Kontraksi Kedutan Otot

Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang kemudian diikuti dengan relaksasi. Respon seperti ini disebut respon kedutan otot (muscle twitch). Kedutan timbul kira-kira 2 mdet setelah dimulainya depolarisasi membran, sebelum repolarisasi selesai. Lamanya kontraksi kedutan beragam, sesuai dengan jenis otot yang dirangsang. Serabut otot cepat (fast) yang terutama berperan pada gerakan otot halus, cepat dan tepat, mempunyai lama kedutan 7,5 mdet. Serabut otot lambat (slow), yang terutama berperan pada gerakan kuat, menyeluruh, dan dipertahankan, memiliki lama kedutan sampai 100 mdet.

2

Page 4: Laporan Fisiologi B-16 2012

Urutan peristiwa yang terjadi pada kontraksi otot :1. Pelepasan muatan oleh ion motorik 2. Pelepasan transmitter (aseltilkolin) di end-plate motorik 3. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik 4. Peningkatan konduktansi Na dan K di membran end plate 5. Pembentukan potensial di end plate 6. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot 7. Penyebaran depolarisasi ke dalam sepanjang tubulus T 8. Pelepasan Ca dari sisterna terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca ke filamen tebal dan tipis 9. Pengikatan Ca ke troponin C sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin 10. Pembentukan ikatan silang (cross linkage) antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal. Sehingga menghasilkan gerakan .

Hubungan Antara Panjang dengan Tegangan Otot dan Kecepatan KontraksiTegangan yang dihasikan oleh otot bila berkontraksi secara isometrik (tegangan total)

maupun tegangan pasif yang terbentuk oleh otot yang tidak dirangsang, berbeda-beda sesuai dengan panjang serabut otot. Panjang otot dapat berbada-beda dengan mengubah jarak antara kedua titik fiksasinya. Pada setiap panjang tertentu tegangan pasif diukur, kemudian otot diberi rangsangan listrik dan tegangan total diukur. Perbedaan antara kedua nilai tersebut untuk tiap panjang otot merupakan besar tegangan yang sebenarnay dihasilkan oleh proses kontraksi (tegangan pasif). Kurva yang sama akan diperoleh dari pengamatan terhadap satu serabut otot. Panjang otot yang bertepatan dengan tegangan akaktif maksimal biasanya disebut sebagai panjang istirahat. Istilah ini sebenarnya diperoleh dari berbagai percobaan yang memperlihatkan bahwa panjang sejumlah besar otot di dalam tubuh pada keadaan istirahat merupakan panjang otot yang menghasilkan tegangan maksimal.

Hubungan panjang tegangan yang tampak pada otot rangka dapat dijelaskan dengan mekanisme pergeseran filamen sewaktu otot berkontraksi. Ketika serabut berkkontraksi secara isometrik, tegangan yang timbul sebanding dengan jumlah ikatan silang yang terbentuk diantara molekul aktin dan miosin. Jika otot diregang, tumpang tindih antara aktin dan miosin berkurang, dan karena itulah, jumlah ikatan silang akan berkurang. Sebaliknya jika otot jauh lebih pendek daripada panjang istirahat, jarak yang akan ditempuh oleh filamen tipis akan berkurang.

Kecepatan kontraksi otot berbanding terbalik dengan besar beban pada otot. Pada pemberian beban, kecepatan kontraksi akan maksimal pada panjang istirahat, dan menurun bila otot lebih pendek atau lebih panjang daripada panjang istirahat.

3

Page 5: Laporan Fisiologi B-16 2012

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

OTOT RANGKA 1

TUJUANPada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat :

1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan

berbagai macam kekuatan : arus tunggal buka dan arus tunggal tutup secara mencatat saat pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal magnit.

3. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniogram) pada kimograf dan memfiksasinya4. Merangsang otot katak dengan berbagai macam kekuatan rangsang yakni rangsang :

- Bawah rangsang (sub threshold ) - Submaksial- Ambang (threshold) - Supramaksimal

Masing-masing untuk rangsang buka dan tutup.5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap

kekuatan otot.

Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :1. Kimograf + kertas + perekat2. Statif + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan3. 2 buah sinyal magnit : 1 untuk mencatat waktu

1 untuk mencatat tanda rangsang4. Stimulator induksi + elektroda perangsang + sakelar + kawat kawat listrik5. Papan fiksasi + jarum pentul = penusuk katak +katak6. Benang + kapas + gelas arloji7. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet + waskom kecil

Tata KerjaHubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekaniogram akibat kerutan otot

1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaan otot

tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakka diatas arloji.3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar.

P.II.I.I Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot ?

4. Dengan tromol tetap diam, otot diragsang sehingga terdapat suatu kerutan.P.II.1.2 Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkanyaP.II..1.3 Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki ?

5. Pencatatan selalu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik sesudah tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang ½ cm pada tiap kali sesudah pemberian rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka.P.II,1.4 Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?

6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut turut dengan kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 volt, sehingga didapatkan mekaniogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal , maksima, dan supramaksimal.P.II.1.5 Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthereshold)P.II.1.6 Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun voltase sama ?P.II.1.7 Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?

4

Page 6: Laporan Fisiologi B-16 2012

OTOT RANGKA II

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan pelbagai kekutaan rangsang2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung.3. Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi.4. Menghitung kerja sediaan otot katak.5. Mendemontrasikan hubunan antara pembebanan dengan kerja otot.6. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam pelbagai sikap

tubuh.

Alat dan binatang percobaan yang diperlukan 1. Kimograf + kertas + perekat 2. Statif + Klem-klem + pencatat otot + klem femur 3. Stimulator induksi + elektroda perangsang 4. Papan fiksasi + jarum-jarum pentul + Penusuk katak + katak.5. Beban-beban dengan penggantungnya 6. Benang + kapas + gelas arloji 7. Botol plastic berisi Larutan Rinmger + pipet + Waskom = gelas beker 8. Dinamometer.

Tata Kerja

I. Pengaruh panjang awal (Initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan.1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar 2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum praktikum. Sebelum digunakan,

bungkuslah sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan letakkan di gelas arloji.

3. Pasanglah sediaan otot sesuai sesuai dengan gambar.P.II.2.1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?

4. Bebanilah otot dengan beban seberat 20 gram. Kendorkan sekrup penumpu sehingga terjadi pembebanan langsung. Dengan memutar tromol, buatlah garis sepanjang ± 10 cm dan tulislah : "garis dasar 20" pada ujung akhir garis tersebut.

P.II.2.2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?5. Angkatlah seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Buatlah sekali

lagi garis sepanjang ± 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan tulislah : garis dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut.

P.II.2.3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula?6. Gantungkanlah lagi beban 20 gram dan dengan sekrup penumpu kembalikan ujung

pencatat otot ke garis dasar 0, sehingga terjadi pembebanan tidak langsung. P.II.2.4. apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0 carilah kekuatan rangsang

faradic maksimal. Rangsangan diberikan paling lama 1 detik. Berilah waktu istirahat selama 30 detik sesudah setiap rangsang.

P.II.2.5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat? P.II.2.6. Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal?

8. Gunakan selalu kekuatan rangsang faradic maksimal sub.6. untk perangsangan selanjutnya.

9. Putarlah tromol sejauh 1 cm setiap kali sesudah perangsangan. Carilah besar pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekanomiogram setinggi l cm. Untuk percobaan selanjutnya tetap digunakan beban ini.

10. Putarlah tromol sejauh 2 cm dan catatlah sekali lagi mekanomiogram yang terakhr.

5

Page 7: Laporan Fisiologi B-16 2012

11. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan kemudian turunkanlah ujung pencatat otot sehingga terletak tepat ditengah-tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (gunakan sekrup penumpu). Putarlah lagi tromol sejauh l cm dan ulangilah perangsangan dan pencatatan.P.II.2.7. Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?

12. Putarlah tromol sejauh 1 cm dan turunkanlah ujung pencatat otot sampai garis dasar 20, putar tromol lagi sejauh 1 cm dan ulangilah sekali lagi perangsangan dan pencatatan.

II. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia.

Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang ada dasarnya terdiri atas meja dan timbangan pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor pada manusia. Oleh karena hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja.

A. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor.

1. Suruh o.p duduh dipinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan dengan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.

2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan huungkanlah ban kulit tersebut, dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.

3. Suruhlah o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catalah kekuatan kerutan otot ekstensor untuk tiap-tiap sikap berikut ini :

a. Duduk tegak b. Duduk sambil membungkukkan badan sejauh-jauhnya.c. Berbaring telentang.

B. Mengukur hekuatan kerutan otot fleksor.

1. Suruhlah o.p. duduk di pinggir meja alat tersebut dengan menghadapi timbangan dan dengan tungkai bawah tergantung secara bebas.

2. Pasanglah ban kulit seperti pada A.23. Suruhlah o.p membengkokkan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan

otot fleksor untuk tiap-tiap sikap seperti pada A.3.P.II.2.10. Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap tersebut?

Reference:1. Muscle Physiology in Sherwood : Human Physiology from cell to systems 2004 ; p 257-

301 2. The Muscular System http://en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_Muscular

System

6

Page 8: Laporan Fisiologi B-16 2012

HASIL PRAKTIKUMTabel Data, Gambar dan Analisa Data

I. Hubungan antara Kekuatan Rangsang dan Tinggi Mekanomiogram Akibat Kerutan Otota. Tabel Data

V Lo L1 ∆L5 volt 31 cm 31 cm

10 volt 31 cm 31 cm Mulai kontraksi15 volt 31 cm 32 cm 1 cm20 volt 31 cm 34 cm 3 cm25 volt 31 cm 34 cm 3 cm30 volt 31 cm 34 cm 3 cm35 volt 31 cm 34 cm 3 cm40 volt 31 cm 34 cm 3 cm45 volt 31 cm 34 cm 3 cm50 volt 31 cm 34 cm 3 cm

b. Analisis DataSub threshold (bawah rangsang) adalah rangsang sesaat sebelum terjadinya kontraksi.

Pada praktikum kali ini sub threshold nya adalah 5 volt. Threshold (ambang) adalah rangsang saat pertama kali terjadi kontraksi. Kekuatan rangsang 15 volt dapat menyebabkan sedikit kontraksi (gerakan). Hal ini dibuktikan dengan adanya garis yang dibentuk oleh kimograf. Penambahan voltase menyebabkan kontraksi yang lebih besar lagi. Sampai akhirnya pada kekuatan rangsang 20 volt, mencapai kontraksi yang maksimal. Hal tersebut dibuktikan dengan, ketika kekuatan rangsang ditingkatkan menjadi 50 volt, panjang garis yang terbentuk sama dengan kekuatan rangsang 25 volt. Begitu pula dengan penambahan menjadi, 30 volt hingga 50 volt.

1. Manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?

Yang dilakukan terlebih dahulu adalah pemasangan alat, agar otot masih dalam keaadan fresh sehingga otot dapat berkontraksi dengan baik.

2. Bila hasil pencatatan kontraksi sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?Sesuai dengan prinsip potensial aksi, maka cara untuk memperbesar kontraksi dengan menaikkan voltase.

3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan atau diperbaiki?

Yang harus diperbaiki adalah sediaan otot nya dengan cara meneteskan larutan ringer agar sediaan otot kembali fresh, karena larutan ringer berperan sebagai cairan synovial.

4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, otot harus melakukan relaksasi terlebih dahulu. Karena apabila tidak demikian yang terjadi adalah kontraksi yang berkesinambungan, kontraksinya memang akan lebih besar, tapi otot akan cepat lelah. Dalam hal ini karena otot terpisah dari ‘induknya’, sediaan otot akan mudah rusak.

5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (sub threshold)?Rangsang sesaat sebelum otot berkontraksi. Kekuatan rangsang tidak akan menimbulkan kontrkasi.

6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar dibandingkan arus tutup meskipun besar voltasenya sama?

Agar sediaan otot tidak cepat rusak. Karena pada arus buka otot tidak sempat melakukan relaksasi. Yang terjadi pada arus buka adalah kontraksi yang berkesinambungan. Sehingga kontraksi yang dihasilkan akan lebih besar. tetapi, otot akan menjadi lebih cepat lelah.

7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dan supramaksimal?Rangsang maksimal adalah suatu rangsang yang dapat menyebabkan kontraksi yang terbesar. Sedangkan rangsang supramaksimal adalah rangsang pasca rangsang maksimal. Sehingga

7

Page 9: Laporan Fisiologi B-16 2012

besar kontraksi yang ditimbulkan akan sama dengan rangsang maksimal. Hal tersebut dikarenakan miofibril-miofibril dalam otot sudah melakukan kontraksi semua.

II. Pengaruh Panjang Awal (Initial Length) Otot Katak Terhadap Kekuatan Kerutan

1. Manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?

Yang dilakukan terlebih dahulu adalah pemasangan alat, agar otot masih dalam keaadan fresh sehingga otot dapat berkontraksi dengan baik.

2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?Pembebanan langsung pada ujung otot yang bebas dan otot diregangkan sebelum berkontraksi

3. Mengapa pada saat beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula?Karena otot tersusun atas serat elastin. Sehingga otot bersifat elastis. Ketika terjadi pembebanan otot akan ‘memulur’, namun akan kembali lagi ke panjang semula apabila beban tersebut diangkat.

4. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (sub threshold)?Pembebanan tidak langsung adalah pembebanan dimana rangsang (beban) diletakkan tidak langsung pada otot, melainkan pada saraf.

5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Agar otot melakukan relaksasi terlebih dahulu, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

6. Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal?Rangsangan yang diberikan dengan menggunakan prinsip potensial aksi (dengan memberikan arus) yang besarnya dapat menghasilkan kontraksi yang maksimal.

7. Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?Membuktikan bahwa initial length (panjang awal) akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan kontraksi otot.

III. Pengaruh Beban Terhadap Kinerja Otot

1. Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?Beban dimana otot tidak dapat lagi melakukan gerakan. Otot berkontraksi, tapi tidak dapat bergerak. Seperti pada orang yang mendorong candi.

2. Bagaimana saudara menghitung besar kerja sediaan otot?Dengan melihat perbandingan Antara initial length dengan kontraksi maksimalnya

IV. Pengaruh Regangan Terhadap Kekuatan Kerutan Otot Ekstensor dan Fleksor Pada ManusiaIV.1 Mengukur Kekuatan Kerutan Otot Ekstensora. Tabel Data

Posisi Kekuatan Kerutan

Duduk Tegak 10 kgDuduk Sambil Membungkukkan Badan Sejauh-

jauhnya6 kg

Berbaring Telentang 12,5 kg

b. Analisis DataOtot akan bekerja maksimal pada saat initial length-nya terbesar dan pada saat

melakukan gerak ekstensi, otot yang bekerja adalah otot-otot ekstensor sehingga ketika kita berbaring terlentang otot-otot ekstensor dalam posisi terpanjangnya. Sedangkan pada saat duduk tegak ataupun membungkuk panjang otot-otot ekstensor tidak pada posisi maksimal. Hal inilah yang menyebabkan OP dapat menarik beban maksimal pada saat berbaring terlentang dibandingkan duduk tegak ataupun membungkuk.

8

Page 10: Laporan Fisiologi B-16 2012

IV.2 Mengukur Kekuatan Kerutan Otot Fleksora. Tabel Data

Posisi Kekuatan Kerutan

Duduk Tegak 4 kgDuduk Sambil Membungkukkan Badan Sejauh-

jauhnya6 kg

Berbaring Telentang 2 kg

b. Analisis DataOtot akan bekerja maksimal pada saat initial length-nya terbesar dan pada saat

melakukan gerak fleksi, otot yang bekerja adalah otot-otot fleksor sehingga ketika kita duduk membungkuk otot-otot fleksor dalam posisi terpanjangnya. Sedangkan pada saat duduk tegak ataupun berbaring terlentang, panjang otot-otot fleksor tidak pada posisi maksimal. Hal inilah yang menyebabkan OP dapat menarik beban maksimal pada saat duduk membungkuk dibanding duduk tegak ataupun berbaring terlentang.

9

Page 11: Laporan Fisiologi B-16 2012

KESIMPULAN

Semakin tinggi voltase (kekuatan rangsang) semakin besar kontraksi otot yang dihasilkan. Namun, ketika semua otot telah ‘berkontraksi’, setinggi apa pun rangsang tersebut besarnya kontraksi akan tetap pada batas maksimum-nya.

Semakin besar panjang awal, maka semakin besar kekuatan kontraksi yang dihasilkan, sampai pada batas maksimum.

Pada otot ekstensor, posisi berbaring telentang memiliki kekuatan kontraksi yang paling besar.

Pada otot fleksor, posisi duduk membungkuk memuliki kekuatan kontraksi yang paling besar.

10

Page 12: Laporan Fisiologi B-16 2012

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penusun. Buku Penuntun Praktikum Mahasiswa Blok Muskuloskeletal. 2009. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC

Sherwood. 2004. Human Physiology From Cells to Systems 5th ed. Jakarta: ECG

11