laporan fisiologi blok 7 ukrida

16
Laporan Praktikum Fisiologi Penglihatan Kelompok D2 Ketua : Farida Tunnida (102015045) Anggota : Irma Fajriah (102013354) Yesie Manise (102014202) Rizaldi Lukman Parmana (102015012) Elisabeth Elida Elyus M (102015062) Tessa Carolina (102015091) Aqmarina Borisman (102015137) Kabilen A/L Selvaraja (102015228) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Upload: andri-onnadio

Post on 08-Jul-2016

106 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi Penglihatan

Kelompok D2

Ketua :

Farida Tunnida (102015045)

Anggota :

Irma Fajriah (102013354)

Yesie Manise (102014202)

Rizaldi Lukman Parmana (102015012)

Elisabeth Elida Elyus M (102015062)

Tessa Carolina (102015091)

Aqmarina Borisman (102015137)

Kabilen A/L Selvaraja (102015228)

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510

Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731

Kelompok D2

Page 2: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

NIM Nama Paraf

102013354 Irma Fajriah

102014202 Yesie Manise

102015012 Rizaldi Lukman Parmana

102015045 Farida Tunnida

102015062 Elisabeth Elida Elyus M

102015091 Tessa Carolina

102015137 Aqmarina Borisman

102015228 Kabilen A/L Selvaraja

A. Tujuan praktikum

Praktikum fisiologi ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas udara dalam setiap

pernafasan yang dilakukan secara normal dan beberapa faktor yang mempengaruhinya.

B. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang dipersiapkan untuk melaksanakan praktikum ini adalah seperti

berikut:

1. Spirometer

2. Spirometer digital

3. Pipa mulut disposable

4. Penjepit Hidung

5. Tissue

C. Langkah kerja

Keseluruhan percobaan ini dibagi menjadi dua percobaan yang berbeda. Langkah-

langkah untuk masing-masing percobaan adalah:

I. Spirometer manual

a. Persiapan :

2

Page 3: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan yang

disamping bejana untuk membawa bejana.

2. Tekan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di

dasar bejana biru.

3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel. Selalu

gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap pergantian OP.

4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan

mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk.

5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk disebelah garis penunjuk di

garis 0 yang terdekat dengan pangkal skala.

b. Cara Pengukuran

1. Pakai penjepit hidung

2. Pengukuran TV (Volume Tidal)

OP melakukan inspirasi biasa diluar, kemudian ekspirasi biasa di spirometer.

3. Nafas Biasa

4. Pengukuran TV + ERV

OP melakukan inspirasi biasa diluar, kemudan ekspirasi maksimum di spirometer.

5. Nafas Biasa

6. Pengukuran VC

OP melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.

II. Spirometer Digital

1. Pakai penjepit hidung

2. OP duduk dengan tegak dan rileks

3. Pengukuran TV (Volume Tidal)

OP diminta untuk melakukan isnpirasi dan ekspirasi tenang melalui pipa sampai

diberikan instruksi lain oleh pemeriksa.

4. Pemeriksa menginstruksikan OP untuk melakukan ekspirasi maksimum sesuai petunjuk

pada alat pengukuran. Apabila OP sudah tidak mampu lagi melakukan ekspirasi

maksimum, maka OP diminta untuk menahan nafas.

5. Pemeriksa menginstruksikan OP untuk melakukan inspirasi maksimum melalui pipa dan

menahannya hingga diinstruksikan untuk berhenti melakukan inspirasi.

Setelah melakukan seluruh percobaan-percobaan di atas, demikian adalah hasil yang

kami peroleh dari percobaan kami.

1. Hasil Praktikum Spirometer

3

Page 4: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

Identitas OP :

Nama : Kabilen A/L Selvaraja

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tinggi badan : 173,4 cm

Berat badan 65 kg

Tabel 1 . Hasil Spirometer manual dan spirometer digital

TV IRV IC ERV VC FRC TLC RV

Spirometer manual 400 ml 700 ml 1100 ml 1300

ml 2400 ml 2500 ml 3600 ml 1200 ml

Spirometer digital 500 ml 2340 ml 2840 ml 1300 ml 4140 ml 2500 ml 5340 ml 1200 ml

Data Perhitungan Spirometri Manual

TV + ERV = 1700 mlERV = 1700 - TV= 1700 -400= 1300 ml

IRV + TV + ERV = VC = 2400 mlIRV = VC - (TV + ERV) =2400 – (1700)= 700 ml

IC = TV + IRV 400 + 7000 = 1100 ml

FRC = ERV + RV =1300 +1200 = 2500 ml

TLC = VC + RV = 2400 + 1200 = 3600 ml

Data Perhitungan Spirometri Digital

FRC = ERV + RV = 1300 + 1200 = 2500 ml

TLC = VC + RV = 4140 + 1200 = 5340 ml

4

Page 5: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

Gambar 1. Percobaan Spirometer manual

Gambar 2. Alat Spirometer manual

Gambar 3. Percobaan Spirometer Digital

Landasan teori

5

Page 6: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel–sel

tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel. Sebagian orang menganggap bahwa

pernafasan sebagai proses menarik dan mengeluarkan nafas. Namun, dalam fisiologi memiliki

makna yang lebih luas yang terbagi dua yaitu respirasi internal atau seluler mengacu kepada

proses metabolisme intrasel yang berlangsung didalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan

menghasilkan CO2 selama penyerapan energi dari molekul nutrien. Respirasi eksternal mengacu

kepada keseluruhan rangkaian kejadian yang terlibat dalam pertukaran O2 dan CO2 antara

lingkungan eksternal dan sel tubuh.

Sistem pernafasan mencakup seluruh pernafasan yang berjalan ke paru, paru itu sendiri,

dan struktur- struktur toraks (dada) yang terlibat menimbulkan gerakan udara masuk – keluar

paru melalui saluran pernafasan. Saluran pernapasan adalah saluran yang mengangkut udara

antara atmosfer dan alveolus, tempat terakhir yang merupakan satu- satunya tempat pertukaran

gas- gas antara udara dan darah dapat berlangsung.

Dalam keadaan normal paru mengandung sekitar 2 sampai 2,5 liter udara selama siklus

respirasi, tetapi dapat diisi sampai 5,5 liter atau dikosongkan sampai tersisa 1 liter. Pada orang

dewasa sehat, rata- rata jumlah udara maksimum yang dapat dikandung oleh ke dua paru adalah

sekitar 5,7 liter pada pria (4,2 liter pada wanita). Bentuk anatomis, usia, distensibilitas paru, dan

ada atau tidaknya penyakit pernafasan mempengaruhi kapasitas paru total ini.

Perubahan- perubahan volume paru yang terjadi selama bernafas dapat di ukur dengan

menggunakn spirometer. Pada dasarnya, spirometer terdiri dari sebuah tong berisi udara yang

mengapung dalam wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan menghembuskan udara

ke dalam tong tersebut melalui selang yang menghubungkan mulut ke wadah udara, tong akan

naik dan turun di wadah air. Naik turunnya tong tersebut dapat dicatat sebagai spirogram, yang

dikalibrasikan ke perubahan volume. Pena mencatat inspirasi sebagai defleksi ke atas dan

ekspirasi sebagai defleksi ke bawah.

Volume paru dan kapasitas paru berikut ini (kapasitas paru adalah jumlah dari dua atau

lebih volume paru) dapat di tentukan:

Tidal Volume (TV). Volume udara yang masuk atau keluar dari paru selama satu kali

bernapas. Nilai rata- rata pada keadaan istirahat = 500 ml

Volume Cadangan Inspirasi (inspiratory reserve volume/VCI). Volume tambahan yang dapat

secara maksimal di hirup melebihi tidal volume istirahat. VCI dihasilkan oleh kontraksi

maksimum diafragma, otot antar iga eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rata-

ratanya = 3.000 ml

Kapasitas Inspirasi (KI). Volume maksimum udara yang dapat di hirup pada akhir ekspirasi

normal tenang (KI= VCI + TV). Nilai rata- ratanya = 3.500 ml.

Volume Cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume, VCE). Volume tambahan udara

yang dapat secara aktif di keluarkan oleh kontraksi maksimum melebihi udara yang di

keluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa. Nilai rata- ratanya = 1.000 ml.

6

Page 7: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

Volume Residual (VR). Volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah

ekspirasi maksimum. Nilai rata- ratanya = 1.200 ml. volume residual tidak dapat di ukur

secara langsung dengan spirometer karena volume udara ini tidak keluar – masuk paru.

Kapasitas Residual Fungsional (KRF). Volume udara di paru pada akhir ekspirasi pasif

normal (KRF= VCE + VR). Nilai rata- ratanya = 2.200.

Kapasitas Vital (KV). Volume udara maksimum yang dapat dihirup dan dikeluarkan selama

pernapsan yang dipaksa disebut kapasitas vital, yang rata-rata sebesar kurang lebih untuk

wanita sekitar 3400 ml dan pria sebesar 4800 ml. Angka-angka ini adalah pengukuran pada

pria dan wanita seusia mahasiswa perguruan tinggi. Kapasitas vital bergantung pada banyak

faktor, salah satunya kelenturan paru-paru. Paru-paru sebenarnya dapat menampung lebih

banyak udara dibandingkan dengan kapasitas vitalnya, tetapi karena tidak mungkin untuk

mengempiskan alveoli sepenuhnya, maka masih ada udara volume sisa (residual volume)

dalam paru-paru sekalipun kita telah memaksakan mengeluarkan sebanyak mungkin udara

yang dapat kita keluarkan. Ketika paru-paru kehilangan kelenturannya karena penuaan atau

penyakit (seperti emfisema), volume sisa meningkat dengan berkurangnya kapasitas vital

paru-paru. Subyek mula- mula melakukan inspirasi maksimum, kemudian melakukan

ekspirasi maksimum (KV= VCI + TV + VCE). KV mencerminkan perubahan volume

maksimum yang dapat terjadi di dalam paru.

Kapasitas Paru Total (KPT). Volume udara maksimum yang dapat di tampung oleh paru

(KPT = KV + VR). Nilai rata- ratanya = 5.700 ml.

Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (forced expiratory volume, FEV1). Volume udara

yang dapat di ekspirasi selama detik pertama ekspirasi pada penentuan KV. Biasanya KEV1

adalah sekitar 80%; yaitu dalam keadaan normal 80% udara yang dapat di paksa keluar dari

paru yang menggembang maksimum dapat di keluarkan dalam 1 detik pertama. Pengukuran

ini memberikan indikasi laju aliran udara maksimum yang dapat terjadi di paru.

Volume pernapasan masing-masing orang berbeda satu dengan lainnya. Hal ini

dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah frekuensi pernapasan dari masing-masing

orang yang berbeda pula. Frekuensi pernapasan yang berkaitan dengan jumlah proses inspirasi-

ekspirasi seseorang dalam hitungan waktu ini akan sangat berpengaruh dalam jumlah udara yang

dapat masuk maupun keluar paru-paru. Frekuensi pernapasan inipun tak luput dari berbagai

faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Umur.

Bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi

semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan

pada saat pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit. Untuk

mengimbangi kebutuhan oksigen yang relatif kecil ini maka frekuensi pernapasan pada

orang dengan usia lanjut jauh lebih kecil dibandingkan dengan orang dengan usia yang

lebih muda dalam masa pertumbuhan yang memiliki kebutuhan energi yang lebih

7

Page 8: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

besar. Frekuensi yang kecil ini menunjukkan juga bahwa volume udara yang dapat

masuk maupun keluar paru akan lebih kecil bila dibandingkan dengan volume udara

pernapasan pada orang dengan usia lebih muda dan frekuensi pernapasan yang lebih

besar.

b. Suhu tubuh.

Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37 oC, karena

manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju

metabolisme. Jika suhu tubuh menurun, tubuh akan meningkatkan metabolismenya,

sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat. Sama halnya dengan faktor usia,

kebutuhan akan oksigen yang meningkat akibat peningkatan metabolism tubuh juga

meningkatkan frekuensi napas yang dengan otomatis juga berpengaruh pada volume

udara pernapasan seseorang.

c. Posisi tubuh

Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada

saat berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak

dan laju pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.

d. Jenis kelamin.

Pada umumnya laki-laki banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, lai-laki

memerlukan oksigen yang lebih banyak dari wanita.

Selain pengaruh frekuensi pernapasan masih terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pernafasan dan tentunya akan berpengaruh terdapat oksigenasi yang sangat dibutuhkan untuk

hidup. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perkembangan.

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya

berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang

pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan

ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang

dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada

bentuk thorak dan pola napas.

b. Lingkungan.

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi

daratan, makin rendah PaO2 ( tekanan parsial O2 darah arteri), sehingga makin sedikit O2

yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki

laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang

meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,

sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari

permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan

oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi

8

Page 9: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan

kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

c. Gaya Hidup.

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan

denyut jantung, demikian juga suplai oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan

tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

d. Status Kesehatan.

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan

oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem

kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.

Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya

terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi

oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan

karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan

dari sel.

e. Narkotika.

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan

ketika depresi pusat pernapasan dimedula.

Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan. Fungsi pernapasan dapat terganggu

olehkondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pernapasan yaitu:

a.Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

b.Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c.Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.

Selain itu, terdapat gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan

obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di

dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi

gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu

atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi

alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga

karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran

mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang

adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia

hanya selama 3 – 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut

biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat. Perubahan pola nafas. Pernapasan yang normal

dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya.

Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung

9

Page 10: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu

ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita

asma.

Obstruksi jalan napas. Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di

sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas

meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti

makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila

sekresi menumpuk disaluran napas.

Kesimpulan

Jumlah kapasitas udara yang dapat masuk maupun keluar paru-paru masing-masing orang

berbeda satu dengan yang lainnya baik dalam keadaan tenang atau istirahat maupun dalam

isnpirasi dan ekspirasi maksimum. Perbedaan ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang mampu

mempengaruhi keseluruhan kapasitas pernapasan masing-masing orang.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta : EGC. 2016. h.

504- 05.

10

Page 11: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

2. Guyton, Arthur C, John EH. Buku ajar fisioloi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta : EGC.

3. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi 2. Jakarta : Erlangga. 2004. h.

193-4.

11

Page 12: Laporan Fisiologi Blok 7 Ukrida

Laporan Praktikum Fisiologi – Spirometri

Lampiran

1. Hasil percobaan spirometer digital

12