laporan fistan(ryadi)
TRANSCRIPT
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
1/13
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA TANAH
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Oleh :
Riyadi Teguh RaharjoNIM A1H009029
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2011
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
2/13
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang pertanian, tanah memiliki arti yang lebih khusus dan pentingsebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan
bercampur dengan sisa bahan organik dari organisme (vegetasi atau hewan) yang
hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan
air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat
lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan mineral dan bahan
organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon. Dengan demikian
tanah (dalam arti pertanian) dapat didefenisikan sebagai kumpulan benda alam di
permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan
mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman
Tanah tersusun dari empat komponen dasar, yakni bahan mineral yang
berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan organik yang berasal dari pembusukan sisa
makhluk hidup, air dan udara. Berdasarkan unsur penyusunannya, tanah dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu tanah mineral dan tanah organik. (Hanafiah, Kemas Ali.
2004)
Untuk memahami konsep ideal kesuburan tanah kita memulainya dengan
konsep tanah itu sendiri. Tanah, menurut konsep komposisi dasarnya tersusun dari
beberapa bagian yang terintegrasi secara holistik, saling mempengaruhi saling kait
menjadi satu kesatuan sistem utuh yang seolah tidak dapat terpisahkan dengan sifat
dan ciri tertentu secara spesifik. Komposisi dasar tanah meliputi air, udara, bahan
mineral dan bahan organik.
Praktikum Fisika Tanah acara I ini membantu mahasiswa jurusan teknologi
pertanian untuk mengetahui lebih jauh bagaimana tentang pengambilan contoh tanah
dan perhitungannya.
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
3/13
Dalam acara pertama praktikum Fisika Tanah akan dititikbertatkan pada
percobaan atau praktek dilapangan untuk mendapatkan sampel tanah dan menghitung
area rasionya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengambilan contoh tanah diantaranya, yaitu:
1. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample).
2. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample).
3. Mengetahui cara pengambilan contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil
agregate).
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
4/13
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji
tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun,
hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal
yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu
pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Ada beberapa penngertian mengenai Contoh tanah. Contoh tanah adalah suatu
volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/ lapisan/
solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti.
Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu dispersi dan
fraksinasi. ( Agus, Cahyono. 1998 ).
Contoh tanah adalah suatu volum massa tanah yang diambil dari suatu bagian
tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan
sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium (Agus et.al,2008).
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu
pengambilan contoh tanah secara utuh/tak terusik dan pengambilan contoh tanah tak
utuh atau terusik (Agus et.al,2008).
Ada tiga macam pengambilan contoh tanah yang diperlukan untuk analisis
tanah, yaitu :
1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) : digunakan untuk menetapkan berat
jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurfa pF
dan permeabilitas tanah.
2. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (disturbed soil sample) : digunakan untuk
menetapkan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna tanah, dan analisis
kimia tanah.
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
5/13
3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate) : digunakan untuk
penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan
dengn nilai COLE (coefficient of linier extensibility).
PENGAMBILAN CONTOH TANAH UTUH
Alat yang digunakan adalah tabung kuningan (copper ring) berbentuk
silindris yang mempunyai ukuran tinggi = 4 cm, diameter luar = 7,93cm dan diameter
dalam = 7,63 cm. Tebal tabung harus memenuhi syarat Area Ratio lebih kecil dari
0,1 untuk mencegah terjadinya kerusakan agregat tanah.
Area Ratio adalah :
Keterangan : Dl : diameter luar
Dd : diameter dalam
Tiap tabung dilengkapi dengan tutup plastik yang berguna untuk menuliskan tanggal
pengambilan, lokasi dan kedalaman pengambilan.
Kapan Pengambilan Contoh Tanah Dilakukan
Contoh tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum
tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah
saat pengambilan contoh tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas
lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk
pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada
kondisi basah.
Frekuensi Pengambilan Contoh Tanah
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
6/13
Secara umum, contoh diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman
dilpangan. Untuk tanah yang digunakan secara intensif, contoh tanah diambil paling
sedikit sekali dalam 1 tahun. Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh
tanah disarankan diambil setiap 5 tahun sekali.
Cara Pengambilan Contoh Tanah Komposit
Contoh tanah untuk uji tanah sebaiknya merupakan contoh tanah komposit
yaitu contoh tanah campuran dari contoh- contoh tanah individu. Contoh tanah
komposit harus mewakili bentuk lahan yang akan dikembangkan atau digunakan
untuk tujuan pertanian. Contoh tanah individu diambil dari lapisan olah atau lapisan
perakaran. Satu contoh komposit mewakili hamparan yang homogen 10-15 ha. Untuk
lahan miring dan bergelombang 1 contoh tanah komposit terdiri dari campuran 10-15contoh tanah individu. Sebelum pengambilan contoh tanah, perlu diperhatikan
keseragaman areal/ hamparan. Areal yang akan diambil contohnya diamati dahulu
keadaan topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, input (pupuk, kapur,
bahan organic, dan sebagainya), dan rencana dapat ditentukan 1 hamparan yang sama
(homogen/ mendekati sama). Hamparan tanah yang homogen tidak mencirikan
perbedaan- perbedaan yang nyata, antara lain warna tanah dan pertumbuhan tanaman
kelihatan sama. Contoh tanah komposit diambil diambil pada tanah yang homogen
dan dominant pada suatu hamparan.
Cara mengambil contoh tanah komposit dapat dilakukan sebagai berikut :
Menentukan tempat pengambilan contoh tanah individu, terdapat dua cara
yaitu (1) cara sistematik seperti sistem diagonal atau zig- zag dan (2) cara
acak (gambar 1).
Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organic
segar/ serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh tanah
sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
7/13
kondisi kira- kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah
contoh tanah sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat
terdapat tanaman.
Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung)
atau cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, contoh tanah individu
diambil pada titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau
lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah
dicangkul sedalam lapisan olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian
tanah pada sisi yang tercangkul diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan
cangkul atau sekop.
Contoh- contoh tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalamember plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan
teraduk rata, diambil contoh seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam
kantong plastic (contoh tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan
pecah pada saat pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap
dua.Pemberian label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan
plastic dan dimasukkan diantara plastikpembungkus supaya tulisan tidak kotor
atau basah, sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya dilaboratorium
tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat pengikatan plastic. Pada label
diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor contoh tanah, asal dari
(desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan, nama dan alamat
pemohon. Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika contoh
tanah yang dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau peta lokasi contoh.
Informasi tambahan yang dibutuhkan antara lain penggunaan lahan ;
penggunaan pupuk, kapur, bahan organik;waktu terakhir penggunaan pupuk,
kapur atau bahan organic; kemiringan lahan; posisi/ letak pada lereng (bagian
atas tengah atau bawah); bentuk lereng (rata, cembung, atau cekung); bentuk
wilayah (datar, berombak, bergelombang atau berbukit); keadaan pertanaman;
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
8/13
tanaman terakhir atau sebelumnya; hasil yang telah dicapai dan yang
diinginkan. Seluruh informasi lokasi pengambilan contoh tanah dicatat dalam
formulir isian yang berlaku.
Peralatan untuk pengambilan contoh tanah
Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung),
cangkul, sekop.
Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok
tanah untuk mencampur atau mengaduk.
Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu.
Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic
untuk label.
Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar.
Spidol (water proof) untuk menulis isi label.
Karung untuk mengepak contoh bila contoh tanah banyak.
Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.
Hal- hal yang perlu diperhatikan : Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah
tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/
jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas
penggembalaan ternak.
Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput-
rumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau
kerikil.
Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat.
Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai
untuk keperluan lain.
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
9/13
III. METODOLOGI
A. Alat Dan Bahan
1. Pada Pengambilan Contoh Tanah Utuh :
- Cangkul atau scop
- papan kayu
- pisau tipis tajam
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
10/13
- sepedol
- kantong plastik
2. Pada Pengambilan Contoh Tanah tidak Utuh/terganggu dan agregat utuh :
- Cangkul atau scop
- kotak kayu
- kertas label
- sepedol
- kantong plastik
B. Cara Kerja
1. Pengambilan Contoh Tanah Utuh :
1. Meratakan dan membersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian
meletakkan tabung kuningan tegak lurus diatas tanah tersebut.
2. Memaasukkan tabung dengan menumpu papan kayu sampai masuk
setengahnya, kemudian mengambil tabung kedua untuk melanjutkan sampai
tabung pertama masuk ke dalam tanah seluruhnya.
3. Mengggali tanah di sekeliling tabung dengan cangkul atau sekop,
membersihkan tanah di sekitar tabung.
4. Mengkerat tanah dengan pisau baik di atas maupun yang di bawah gtabung.
5. Menuutup tabung dengan tutup plastik, kemudian memberi label dengan
sepidol baik mengenai waktu pengambilan, kedalaman lapisan tanah dan
lokasinya.
Catatan :
Pengambilan contoh tanah utuh yang paling baik pada waktu tanah dalam
keadaan air sekitar kapasitas lapang. Jika tanah kering sebaiknya disiram
sehari sebelumnya. Jangan menggunakan palu untuk memasikkan tabung ke
dalam tanah karena ini akan merusak agregat tanahnya.
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
11/13
2. Pengambilan Contoh Tanah Tidak Utuh/Terganggu dan Agregat utuh :
1. Menggali tanah sampai kedalaman yang diinginkan, biasanya yang diambil
hanya lapisan atas.
2. Mengambil gumpalan-gumpalan tanah yang masih utuh, memasukkan ke
dalam kotak kayu yang sudah disiapkan dan jangan lupa mencatat waktu
pengambilan, jenis tanah, lokasi dan menulisnya di atas kertas label dan
menempelkan label pada kotak kayu tersebut.
3. Pengambilan contoh tanah terganggu, mengambil tanah dengan cangkul,
langsung memasukkan kedalam kantong plastik, jangan lupa memberi labelseperti di atas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pengambilan Contoh Tanah Utuh : Meratakan dan membersihkan lapisan tanah
yang akan diambil, kemudian meletakkan tabung kuningan tegak lurus diatas
tanah tersebut, memaasukkan tabung dengan menumpu papan kayu sampai masuk
setengahnya, kemudian mengambil tabung kedua untuk melanjutkan sampai
tabung pertama masuk ke dalam tanah seluruhnya, mengggali tanah di sekeliling
tabung dengan cangkul atau sekop, membersihkan tanah di sekitar tabung,
mengkerat tanah dengan pisau baik di atas maupun yang di bawah
gtabung.menuutup tabung dengan tutup plastik, kemudian memberi label dengan
-
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
12/13
sepidol baik mengenai waktu pengambilan, kedalaman lapisan tanah dan
lokasinya.
2. Pengambilan Contoh Tanah Tidak Utuh/Terganggu dan Agregat utuh : Menggali
tanah sampai kedalaman yang diinginkan, biasanya yang diambil hanya lapisan
atas, mengambil gumpalan-gumpalan tanah yang masih utuh, memasukkan ke
dalam kotak kayu yang sudah disiapkan dan jangan lupa mencatat waktu
pengambilan, jenis tanah, lokasi dan menulisnya di atas kertas label dan
menempelkan label pada kotak kayu tersebut, pengambilan contoh tanah
terganggu, mengambil tanah dengan cangkul, langsung memasukkan kedalam
kantong plastik, jangan lupa memberi label seperti di atas.
3. Nilai COLE (Coefficient of Linear Extensibility) yaitu nilai yang menyatakanpotensi mengembang dan mengkerut tanah yang agregatnya utuh. Dengan
menggunakan rumus.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O. dan N.C Brady, 1969, The Nature and Properties of Soils, The Mac
milan Company.
Darmawijaya, isa. M, 1990, Klasifikasi Tanah, Yogya: Gadjah Mada University
Press.
Foth, H.D dan L.M.Turk, 1972, Fundamentals of Soil Science, Fith Ed, John Wiley &
Sonns, Inc.
Anonim, 2011. Liat.http://id.wikipedia.org/wiki/Liat . diakses pada tanggal 19 Maret2011.
Anonim, 2011. LITERATUR FISIKA TANAH : Peenetapan Nilai Cole Tanah.
http: //Edvan's Blog.htm. diakses pada tanggal 19 Maret 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Liathttp://id.wikipedia.org/wiki/Liathttp://id.wikipedia.org/wiki/Liathttp://id.wikipedia.org/wiki/Liat -
8/7/2019 laporan fistan(ryadi)
13/13
Anonim, 2011. Parameter Evaluasi. http:// parameter.php.htm. diakses tanggal 20
Maret 2011.