laporan fix thresshold
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
a. Tinjaun Pustaka
Penentuan threshold digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu
substansi yang masih dapat dideteksi (absolute treshold) atau perubahan konsentrasi terkecil
suatu substansi yang masih dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Metode ini
juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin,
manis atau asam (Afrianto, 2008).
Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi
yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi
yang dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Di samping itu, metode ini juga
dapat digunakan untuk mengenal macam stimulusnya (recognition threshold), misalnya rasa
asin, manis dan lain-lain. Recognition threshold umumnya lebih tinggi daripada absolute
threshold (Kartika, 1988).
Uji sensitivitas terdiri atas uji threshold, yang menuaskan para panelis untuk
mendeteksi level threshold suatu zat atau untuk mengenali suatu zat pada level tresholdnya.
Uji lainnya adalah uji pelarutan (dilution test) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah
terkecil suatu zat dapat terdeteksi. Kedua jenis uji di atas dapat menggunakan uji pembedaan
untuk menentukan threshold atau batas deteksi (Anonim, 2006).
Hubungan antara rangsangan fisik dan kesan atau tanggapan psikologis tidak selalu
mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan oleh karena besaran tanggapan psikologis tidak
selamanya mudah diukur. Tanggapan psikologis dihasilkan dari kemampuan fisio-psikologis
seorang panelis. Kemampuan-kemampuan inilah yang menjadi andalan seseorang untuk
menjadi seorang panelis. Kemampuan psikologis dapat dikelompokkan menjadi lima tipe,
yaitu kemampuan mendeteksi, kemampuan mengenal (recognition), kemampuan
membedakan (discrimination), kemampuan membandingkan (scalling) dan kemampuan
hedonik (Soekarto, 1985).
Aplikasi uji treshold dalam industri pangan adalah untuk menseleksi panelis atau
karyawan yang akan ditempatkan di bagian quality control ataupun research and
development. Aplikasi lainnya adalah apabila kita akan mebuat formulasi baru untuk suatu
produk dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda maka dapat dilakukan uji treshold untuk
dapat mengetahui sejauh mana konsumen mengetahui perubahan pengenalan rangsangan
yang berasal dari produk baru yang akan kita buat (Soekarto, 1985).
b. Tujuan
1. Mengetahui cara pengujian dan analisis threshold
2. Mengetahui nilai absolut dan nilai threshold dan nilai different threshold.
II. Metode Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat :
Sendok
Mangkok
Alat tulis
Bahan :
Kecap ikan
Air
b. Cara Kerja
Praktikan dibagi dalam 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7 orang.
Kemudian masuk ke dalam laboratorium untuk menjadi panelis kecap ikan
yang konsentrasinya berbeda dan juga diasajikan air kontrol.
Setiap konsentrasi yang berbeda itu diberikan kode yang berbeda pula.
Setelah mencoba dengan kode yang berbeda kemudian dicatat dalam
scoresheet.
Jika hasil yang dirasakan sama maka diberi tanda ( - ) dan jika hasil yang
dirasakan berbeda diberi tanda (Ѵ) pada scoresheet.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel 1. Data Threshold
Data Golongan A
N
oNama
Kode Sampel Kecap Ikan
891 689 918 868 186 861 691
1
Muflikha
h√ √ √ √ √ √ √
2 Bhatara √ √ √ √ √ √ √
3 Arif √ √ √ √ √ √ √
4 Rahmat √ √ √ √ √ √ √
5 Aprilia √ √ √ √ √ √ √
6 Bekti √ √ √ √ √ √ √
7 Ahmad √ √ √ √ √ √ √
8 Yusuf √ √ √ √ √ √ √
9 Gita √ √ √ √ √ √ √
10 Elka √ √ √ √ √ √ √
11 Afwa √ √ √ √ √ √ √
12 Median √ √ √ √ √ √ √
13 Pipit √ √ √ √ √ √ √
14 Nurul √ √ √ √ √ √ √
15 Reza √ − √ √ √ √ √
16 Bobby √ √ √ √ √ √ √
17 Imam √ √ √ √ √ √ √
Persentase 100%
93,75
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
Data Golongan B
No NamaKode Sampel Kecap Ikan
891 689 918 868 186 861 691
1 Zulfikar − √ √ √ − √ √
2 Bimo − √ √ √ √ √ √
3 Mirna √ √ √ √ √ √ √
4 Megadian √ √ √ √ √ √ √
5 Shofia √ √ √ √ √ √ √
6 Istiqomah √ √ √ √ √ √ √
7 Agung − √ √ √ √ √ √
8 Theodora √ √ √ √ √ √ √
9 Restu √ √ √ √ √ √ √
10 Rani √ √ √ √ √ √ √
11 Shelica √ √ √ √ √ √ √
12 Fajar √ √ √ √ √ √ √
13 Rizky − √ √ √ √ √ √
14 Halimah − √ √ √ √ √ √
15Chatulistiv
an −√ √ √ √ √ √
16 Pandu − − √ √ √ √ √
Presentase56,25
%
93,75
%
100
%
100
%
93,75
%
100
%
100
%
Keterangan :
Golongan A
891 : 2% ada 17 orang yang memilih beda,persentase 100%
689 : 4% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 93,75%
918 : 6% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%
868 : 8% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%
186 : 10% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%
861 : 12% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%
691 : 14% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%
Golongan B
891 : 0,2% ada 9 orang yang meilihi beda, persentase 56,25%
689 : 0,4% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 93,75%
918 : 0,6% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%
868 : 0,8% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%
186 : 01% ada 15 orang yang memilih beda, persentase 93,75%
861 : 1,2% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%
691 : 1,4 % ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%
Absolute threshold 50% panelis dapat merasakan perbedaan
Persentase Konsentrasi
56,25% 0,2%
75% x
93,75% 0,4%
Perhitungan
93,75% - 75% 0,4 - x
56,25% - 75% 0,2 - x
-18,75 ( 0,2-x ) = -18,75 (0,4 – x)
3,75- 18,75x = -7,5+ 18,75x
11,25 = 37,5x
X = 11,25 / 37,5
X = 0,3
Jadi nilai difference threshold ada pada konsentrasi 0,3
B. Pembahasan
Ambang batas juga disebut terminal threshold yang merupakan rangsangan terbesar
yang jika kenaikan tingkat rangsangan dapat menaikkan intensitas kesan. Apabila pada ketiga
ambang tersebut diatas diterapkan batas terenddah maka pada ambang batas diterapkan batas
atas. Kemapuan manusia memperoleh kesan dari adanya rangsangan yang diterima.
Rangsangan yang terus menerus dinaikkan pada suatu saat tidak akan menghasilkan kenaikan
intensitas kesan. Rangsangan terbesar jika kenaikan tingka rangsangan menaikkan intensitas
kesan disebut ambang batas. Ambang bats juga bisa ditentukan dengan menetapkan
rangsangan terkecil yaiti jika kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi tingkat
intensitas kesan (Kartika, 1988)
Rangsangan yang diberikan oleh suatu benda tidak selalu dapat menimbulkan kesan.
Rangsangan yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk menimbulkan kesan, ransangan yang
terlalu tinggi juga akan memberikan kesan yang berlebihan, sehingga mengganggu kesan
konsumen. Adanya indera yang cacat atau sakit tidak dapat melakukan proses penginderaan
dengan baik dan tidak dapat menghasilkan kesan yang wajar. Intensitas atau tingkatan
rangsangan terkecil yang mulai dapat menghasilkan respon disebut ambang rangsangan atau
threshold (Setyaningsih, 2010).
Cara pengujian pada praktikum kali ini, pertama praktikan yang dijadikan panelis
dibagi menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok tersebut terdiri dari 7 orang. Tiap kelompok
masuk kedalam ruangan untuk mencicipi kecap ikan yang diberikan penyaji dengan
konsentrasi yang berbeda dan kode yang berbeda pula kemudian ditulis pada lembar
scoresheet. Kode-kode tersebut adalah 891 dengan konsentrasi 0,2%; 689 dengan konsentrasi
0,4%; 918 dengan konsentrasi 0,6%; 868 dengan konsentrasi 0,8%; 186 dengan konsentrasi
1%; 861 dengan konsentrasi 1,2% dan terakhir 691 dengan knsentrasi 1,4 %. Panelis harus
mencicipi air cup kecap ikan pertama kemudian dilanjutkan mencicipi air cup berisi kontrol
agar tidak terjadi bias saat mencicipi air cupkecap ikan selanjutnya. Jika hasil yang dirasakan
sama maka ditulis ( - ) jika hasil yang dirasakan berbeda maka ditulis (√ ).
Metode threshold juga digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah
suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil
suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya. Sisanya substansi yang mau dikaji
dilarutkan dalam air murni. Panelis diminta untuk menilai sampel mana yang berbeda dengan
air, dalam hal ini air murni juga disajikan sebagai pembanding (Kartika, dkk., 1987).
Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam-macam
stimulusnya (recognition threshold), misalnya asin, manis, dan lainnya.
Recognition threshold umumnya lebih tinggi dari pada absolute threshold. Metode ini
kadang-kadang juga digunakan untuk seleksi panelis, namun beberapa peneliti menganggap
cara ini kurang tepat dipakai, karena keberhasilan dalam menguji larutan murni tidak dapat
dipakai sebagai kriteria keberhasilan dalam menguji sampel yang mengandung bermacam-
macam zat dengan konsentrasi yang berbeda, selain itu ada kelemahannya, yaitu pada
penentuan threshold biasanya yang disajikan adalah larutan satu macam substansi, sedangkan
dalam makanan, rasa makanan merupakan campuran berbagai rasa (Kartika dkk., 1988).
Hasil dari tabel golongan B diperoleh bahwa :
Kode 891 : 0,2% ada 9 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 56,25%
Kode 689 : 0,4% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 93,75%
Kode 918 : 0,6% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 868 : 0,8% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 186 : 01% ada 15 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 93,75%
Kode 861 : 1,2% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 691 : 1,4 % ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa nilai threshold terdapat pada konsentrasi
0,3. Seharusnya pada konsentrasi yang semakin tinggi akan ditemui perbedaan rasa yng jelas
tetapi tidak pada kode 186 dimana dengan konsentrasi 1% ini terdapat 1 orang yang memilih
sama rasa dengan kontrol. Dimungkinkan adanya faktor-faaktor tertentu yang dapat
menyebabkan hal tersebut terjadi. Seperti yang dijelaskan Soekarto (1985) yakni faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan antara lain tingkat kenaikan
rasa, kesan dan konsentrasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan uji
ambang rangsangan yaitu panelis yang melakukan uji sedang tidak dalam kondisi prima,
panelis dalam kondisi lapar, panelis tidak melakukan respon yang spontan terhadap kesan
yang didapat sehingga perlu berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis belum terbiasa
atau berpengalaman sehingga kurang dapat membedakan kesan dari alat indera terhadap
reaksi atau rangsangan yang diterima.
Hasil tabel Golongan A diperoleh hasil bahwa :
Kode 891 : 2% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 689 : 4% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 93,75%
Kode 918 : 6% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 868 : 8% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 186 : 10% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 861 : 12% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Kode 691 : 14%ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%
Disimpulkan bahwa hasil dari golongan A ini adalah terminal threshold dimana hasil
yang terjadi adalah persentase panelis yang memilih beda dengan kontrol diatas 75%. Faktor
yang terjadi bisa karena konsentrasi yang terlalu berlebihan sehingga panelis merasa bahwa
sangat terjadi perbedaan rasa antara air kontrol dengan kecap ikan yang konsentrasinya
berbeda.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Uji threshold adalah uji yang digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi
terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan
konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya (difference
threshold). Disamping itu metode ini dapat digunakan untuk mengenal macam-macam
stimulusnya (recognition threshold), misalnya asin, manis dan lain-lain. Selain itu
untu mendeteksi ambang batas (terminal threshold).
2. Nilai difference threshold ada pada konsentrasi 0,3.
Saran
Sebaiknya konsentrasi kecap ikan pada golongan A diperkecil agar panelis dapat
benar-benar membedakan rasa dari air kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan Jilid 2. Jakarta.
Anonim. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri
Pangan.www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2014 pukul 18.35
WIB
Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi
UGM. Yogyakarta.
Setyaningsih, Dwi. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press.
Bogor.
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Bharata Karya Aksara: Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN
UJI THRESHOLD
Disusun Oleh :
FITRIA MEILIA FATAH
11/318219/PN/12520
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014