laporan fix thresshold

16
I. PENDAHULUAN a. Tinjaun Pustaka Penentuan threshold digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang masih dapat dideteksi (absolute treshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang masih dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin, manis atau asam (Afrianto, 2008). Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Di samping itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulusnya (recognition threshold), misalnya rasa asin, manis dan lain-lain. Recognition threshold umumnya lebih tinggi daripada absolute threshold (Kartika, 1988). Uji sensitivitas terdiri atas uji threshold, yang menuaskan para panelis untuk mendeteksi level threshold suatu zat atau untuk mengenali suatu zat pada level tresholdnya. Uji lainnya adalah uji pelarutan (dilution test) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah terkecil suatu zat dapat terdeteksi. Kedua jenis uji di atas dapat menggunakan uji pembedaan untuk menentukan threshold atau batas deteksi (Anonim, 2006). Hubungan antara rangsangan fisik dan kesan atau tanggapan psikologis tidak selalu mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan

Upload: fitria-meilia

Post on 28-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fix Thresshold

I. PENDAHULUAN

a. Tinjaun Pustaka

Penentuan threshold digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu

substansi yang masih dapat dideteksi (absolute treshold) atau perubahan konsentrasi terkecil

suatu substansi yang masih dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Metode ini

juga dapat digunakan untuk mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin,

manis atau asam (Afrianto, 2008).

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi

yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi

yang dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Di samping itu, metode ini juga

dapat digunakan untuk mengenal macam stimulusnya (recognition threshold), misalnya rasa

asin, manis dan lain-lain. Recognition threshold umumnya lebih tinggi daripada absolute

threshold (Kartika, 1988).

Uji sensitivitas terdiri atas uji threshold, yang menuaskan para panelis untuk

mendeteksi level threshold suatu zat atau untuk mengenali suatu zat pada level tresholdnya.

Uji lainnya adalah uji pelarutan (dilution test) yang mengukur dalam bentuk larutan jumlah

terkecil suatu zat dapat terdeteksi. Kedua jenis uji di atas dapat menggunakan uji pembedaan

untuk menentukan threshold atau batas deteksi (Anonim, 2006).

Hubungan antara rangsangan fisik dan kesan atau tanggapan psikologis tidak selalu

mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan oleh karena besaran tanggapan psikologis tidak

selamanya mudah diukur. Tanggapan psikologis dihasilkan dari kemampuan fisio-psikologis

seorang panelis. Kemampuan-kemampuan inilah yang menjadi andalan seseorang untuk

menjadi seorang panelis. Kemampuan psikologis dapat dikelompokkan menjadi lima tipe,

yaitu kemampuan mendeteksi, kemampuan mengenal (recognition), kemampuan

membedakan (discrimination), kemampuan membandingkan (scalling) dan kemampuan

hedonik (Soekarto, 1985).

Aplikasi uji treshold dalam industri pangan adalah untuk menseleksi panelis atau

karyawan yang akan ditempatkan di bagian quality control ataupun research and

development. Aplikasi lainnya adalah apabila kita akan mebuat formulasi baru untuk suatu

produk dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda maka dapat dilakukan uji treshold untuk

Page 2: Laporan Fix Thresshold

dapat mengetahui sejauh mana konsumen mengetahui perubahan pengenalan rangsangan

yang berasal dari produk baru yang akan kita buat (Soekarto, 1985).

b. Tujuan

1. Mengetahui cara pengujian dan analisis threshold

2. Mengetahui nilai absolut dan nilai threshold dan nilai different threshold.

II. Metode Praktikum

a. Alat dan Bahan

Alat :

Sendok

Mangkok

Alat tulis

Bahan :

Kecap ikan

Air

b. Cara Kerja

Praktikan dibagi dalam 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7 orang.

Kemudian masuk ke dalam laboratorium untuk menjadi panelis kecap ikan

yang konsentrasinya berbeda dan juga diasajikan air kontrol.

Setiap konsentrasi yang berbeda itu diberikan kode yang berbeda pula.

Setelah mencoba dengan kode yang berbeda kemudian dicatat dalam

scoresheet.

Jika hasil yang dirasakan sama maka diberi tanda ( - ) dan jika hasil yang

dirasakan berbeda diberi tanda (Ѵ) pada scoresheet.

Page 3: Laporan Fix Thresshold

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel 1. Data Threshold

Data Golongan A

N

oNama

Kode Sampel Kecap Ikan

891 689 918 868 186 861 691

1

Muflikha

h√ √ √ √ √ √ √

2 Bhatara √ √ √ √ √ √ √

3 Arif √ √ √ √ √ √ √

4 Rahmat √ √ √ √ √ √ √

5 Aprilia √ √ √ √ √ √ √

6 Bekti √ √ √ √ √ √ √

7 Ahmad √ √ √ √ √ √ √

8 Yusuf √ √ √ √ √ √ √

9 Gita √ √ √ √ √ √ √

10 Elka √ √ √ √ √ √ √

11 Afwa √ √ √ √ √ √ √

12 Median √ √ √ √ √ √ √

13 Pipit √ √ √ √ √ √ √

14 Nurul √ √ √ √ √ √ √

15 Reza √ − √ √ √ √ √

16 Bobby √ √ √ √ √ √ √

17 Imam √ √ √ √ √ √ √

Persentase 100%

93,75

%

100

%

100

%

100

%

100

%

100

%

Data Golongan B

No NamaKode Sampel Kecap Ikan

891 689 918 868 186 861 691

1 Zulfikar − √ √ √ − √ √

2 Bimo − √ √ √ √ √ √

3 Mirna √ √ √ √ √ √ √

Page 4: Laporan Fix Thresshold

4 Megadian √ √ √ √ √ √ √

5 Shofia √ √ √ √ √ √ √

6 Istiqomah √ √ √ √ √ √ √

7 Agung − √ √ √ √ √ √

8 Theodora √ √ √ √ √ √ √

9 Restu √ √ √ √ √ √ √

10 Rani √ √ √ √ √ √ √

11 Shelica √ √ √ √ √ √ √

12 Fajar √ √ √ √ √ √ √

13 Rizky − √ √ √ √ √ √

14 Halimah − √ √ √ √ √ √

15Chatulistiv

an −√ √ √ √ √ √

16 Pandu − − √ √ √ √ √

Presentase56,25

%

93,75

%

100

%

100

%

93,75

%

100

%

100

%

Keterangan :

Golongan A

891 : 2% ada 17 orang yang memilih beda,persentase 100%

689 : 4% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 93,75%

918 : 6% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%

868 : 8% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%

186 : 10% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%

861 : 12% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%

691 : 14% ada 17 orang yang memilih beda, persentase 100%

Golongan B

Page 5: Laporan Fix Thresshold

891 : 0,2% ada 9 orang yang meilihi beda, persentase 56,25%

689 : 0,4% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 93,75%

918 : 0,6% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%

868 : 0,8% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%

186 : 01% ada 15 orang yang memilih beda, persentase 93,75%

861 : 1,2% ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%

691 : 1,4 % ada 16 orang yang memilih beda, persentase 100%

Absolute threshold 50% panelis dapat merasakan perbedaan

Persentase Konsentrasi

56,25% 0,2%

75% x

93,75% 0,4%

Perhitungan

93,75% - 75% 0,4 - x

56,25% - 75% 0,2 - x

-18,75 ( 0,2-x ) = -18,75 (0,4 – x)

3,75- 18,75x = -7,5+ 18,75x

11,25 = 37,5x

X = 11,25 / 37,5

X = 0,3

Jadi nilai difference threshold ada pada konsentrasi 0,3

B. Pembahasan

Page 6: Laporan Fix Thresshold

Ambang batas juga disebut terminal threshold yang merupakan rangsangan terbesar

yang jika kenaikan tingkat rangsangan dapat menaikkan intensitas kesan. Apabila pada ketiga

ambang tersebut diatas diterapkan batas terenddah maka pada ambang batas diterapkan batas

atas. Kemapuan manusia memperoleh kesan dari adanya rangsangan yang diterima.

Rangsangan yang terus menerus dinaikkan pada suatu saat tidak akan menghasilkan kenaikan

intensitas kesan. Rangsangan terbesar jika kenaikan tingka rangsangan menaikkan intensitas

kesan disebut ambang batas. Ambang bats juga bisa ditentukan dengan menetapkan

rangsangan terkecil yaiti jika kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi tingkat

intensitas kesan (Kartika, 1988)

Rangsangan yang diberikan oleh suatu benda tidak selalu dapat menimbulkan kesan.

Rangsangan yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk menimbulkan kesan, ransangan yang

terlalu tinggi juga akan memberikan kesan yang berlebihan, sehingga mengganggu kesan

konsumen. Adanya indera yang cacat atau sakit tidak dapat melakukan proses penginderaan

dengan baik dan tidak dapat menghasilkan kesan yang wajar. Intensitas atau tingkatan

rangsangan terkecil yang mulai dapat menghasilkan respon disebut ambang rangsangan atau

threshold (Setyaningsih, 2010).

Cara pengujian pada praktikum kali ini, pertama praktikan yang dijadikan panelis

dibagi menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok tersebut terdiri dari 7 orang. Tiap kelompok

masuk kedalam ruangan untuk mencicipi kecap ikan yang diberikan penyaji dengan

konsentrasi yang berbeda dan kode yang berbeda pula kemudian ditulis pada lembar

scoresheet. Kode-kode tersebut adalah 891 dengan konsentrasi 0,2%; 689 dengan konsentrasi

0,4%; 918 dengan konsentrasi 0,6%; 868 dengan konsentrasi 0,8%; 186 dengan konsentrasi

1%; 861 dengan konsentrasi 1,2% dan terakhir 691 dengan knsentrasi 1,4 %. Panelis harus

mencicipi air cup kecap ikan pertama kemudian dilanjutkan mencicipi air cup berisi kontrol

agar tidak terjadi bias saat mencicipi air cupkecap ikan selanjutnya. Jika hasil yang dirasakan

sama maka ditulis ( - ) jika hasil yang dirasakan berbeda maka ditulis (√ ).

Metode threshold juga digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah

suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil

suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya. Sisanya substansi yang mau dikaji

dilarutkan dalam air murni. Panelis diminta untuk menilai sampel mana yang berbeda dengan

air, dalam hal ini air murni juga disajikan sebagai pembanding (Kartika, dkk., 1987).

Page 7: Laporan Fix Thresshold

Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk mengenal macam-macam

stimulusnya (recognition threshold), misalnya asin, manis, dan lainnya.

Recognition threshold umumnya lebih tinggi dari pada absolute threshold. Metode ini

kadang-kadang juga digunakan untuk seleksi panelis, namun beberapa peneliti menganggap

cara ini kurang tepat dipakai, karena keberhasilan dalam menguji larutan murni tidak dapat

dipakai sebagai kriteria keberhasilan dalam menguji sampel yang mengandung bermacam-

macam zat dengan konsentrasi yang berbeda, selain itu ada kelemahannya, yaitu  pada

penentuan threshold biasanya yang disajikan adalah larutan satu macam substansi, sedangkan

dalam makanan, rasa makanan merupakan campuran berbagai rasa (Kartika dkk., 1988).

Hasil dari tabel golongan B diperoleh bahwa :

Kode 891 : 0,2% ada 9 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 56,25%

Kode 689 : 0,4% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 93,75%

Kode 918 : 0,6% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 868 : 0,8% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 186 : 01% ada 15 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 93,75%

Kode 861 : 1,2% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 691 : 1,4 % ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa nilai threshold terdapat pada konsentrasi

0,3. Seharusnya pada konsentrasi yang semakin tinggi akan ditemui perbedaan rasa yng jelas

tetapi tidak pada kode 186 dimana dengan konsentrasi 1% ini terdapat 1 orang yang memilih

sama rasa dengan kontrol. Dimungkinkan adanya faktor-faaktor tertentu yang dapat

menyebabkan hal tersebut terjadi. Seperti yang dijelaskan Soekarto (1985) yakni faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan antara lain tingkat kenaikan

rasa, kesan dan konsentrasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan uji

ambang rangsangan yaitu panelis yang melakukan uji sedang tidak dalam kondisi prima,

panelis dalam kondisi lapar, panelis tidak melakukan respon yang spontan terhadap kesan

yang didapat sehingga perlu berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis belum terbiasa

atau berpengalaman sehingga kurang dapat membedakan kesan dari alat indera terhadap

reaksi atau rangsangan yang diterima.

Page 8: Laporan Fix Thresshold

Hasil tabel Golongan A diperoleh hasil bahwa :

Kode 891 : 2% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 689 : 4% ada 16 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 93,75%

Kode 918 : 6% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 868 : 8% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 186 : 10% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 861 : 12% ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Kode 691 : 14%ada 17 orang yang memilih beda dengan kontrol dan persentase 100%

Disimpulkan bahwa hasil dari golongan A ini adalah terminal threshold dimana hasil

yang terjadi adalah persentase panelis yang memilih beda dengan kontrol diatas 75%. Faktor

yang terjadi bisa karena konsentrasi yang terlalu berlebihan sehingga panelis merasa bahwa

sangat terjadi perbedaan rasa antara air kontrol dengan kecap ikan yang konsentrasinya

berbeda.

Page 9: Laporan Fix Thresshold

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Uji threshold adalah uji yang digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi

terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan

konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya (difference

threshold). Disamping itu metode ini dapat digunakan untuk mengenal macam-macam

stimulusnya (recognition threshold), misalnya asin, manis dan lain-lain. Selain itu

untu mendeteksi ambang batas (terminal threshold).

2. Nilai difference threshold ada pada konsentrasi 0,3.

Saran

Sebaiknya konsentrasi kecap ikan pada golongan A diperkecil agar panelis dapat

benar-benar membedakan rasa dari air kontrol.

Page 10: Laporan Fix Thresshold

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan Jilid 2. Jakarta.

Anonim. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri

Pangan.www.ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2014 pukul 18.35

WIB

Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi

UGM. Yogyakarta.

Setyaningsih, Dwi. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press.

Bogor.

Soekarto, S. T. 1985.  Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil  Pertanian.

Bharata Karya Aksara: Jakarta.

Page 11: Laporan Fix Thresshold

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN

UJI THRESHOLD

Disusun Oleh :

FITRIA MEILIA FATAH

11/318219/PN/12520

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN

JURUSAN PERIKANAN

Page 12: Laporan Fix Thresshold

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014