laporan geografi industri dan pariwisata
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elsworth Huntington : Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mengkaji hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan fisiknya. Esensi dari seluruh (semua) geografi adalah manusia dan
aktifitasnya yang dikaji dalam kaitannya dengan lingkungannya.
Geografi Pariwisata merupakan bidang Ilmu terapan yang berusaha
mengkaji unsur - unsur geografis suatu daerah untuk kepentingan kepariwisataan.
Unsur - unsur geografis suatu daerah memiliki potensi dan karakteristik yang
berbeda-beda. Bentang alam pegunungan yang beriklim sejuk, pantai landai yang
berpasir putih, hutan dengan beraneka ragam tumbuhan yang langka, danau
dengan air yang bersih, merupakan potensi suatu daerah yang dapat
dikembangkan untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografis yang lain seperti
lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk, berpengaruh terhadap kemungkinan
pengembangan potensi obyek wisata.
Dengan adanya Undang-undang No. 32 tahun 2003 tentang Otonomi
Daerah, setiap daerah di Indonesia berupaya memperoleh Pendapatan Asli
Daerah Setempat (PADS). Salah satu upaya untuk memperoleh pemasukan
pendapatan tersebut dengan menggalakkan kegiatan pariwisata yang ada di
daerah.
Pengembangan pariwisata sangat ditentukan oleh seberapa besar potensi
supply dan demand. Potensi supply memberikan gambaran seberapa besar daya
tarik obyek wisata yang dimiliki oleh suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Sedangkan potensi demand memberikan gambaran seberapa besar potensi
wisatawan yang datang dari Daerah Asal Wisatawan (DAW).
Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
2
manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai
kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas,
yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya
produktif dan komersial.
Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju
tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda.
Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu
berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi
yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus
dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
Pelaksanaan Study Lapang Mata Kuliah Geografi Industri dan
Praiwisata didasarkan pada Kurikulum 1994 yang program pada semester genap,
jumlah jam praktikum disediakan waktu sebanyak 48 jam atau setara dengan tiga
hari kerja lapang. Pada Study lapangan yang dilakukan di Pantai Tanjung
Bayang. Praktik ini merupakan salah satu penunjang dalam mata kuliah Geografi
Industri dan Pariwisata. Pelaksanaan praktek lapang ini wajib diikuti oleh semua
mahasiswa yang memprogram mata kuliah Geografi Industri dan Pariwisata.
Praktek ini disinergikan antara teori yang diterima mahasiswa dalam ruangan
kelas dengan kondisi nyata di lapangan. Baik konsep Industri dan Pariwisata
dalam kaitannya dengan ilmu geografi.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
3
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan study lapang ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui dan memahami cara pengumpulan data.
2. Tujuan Khusus
Setelah praktik lapang ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Mengetahui pengaruh Bananaboat terhadap pengunjung
C. Sasaran (Jumlah)
Pada Study Lapang diikuti oleh peserta yang berasal dari:
1. Mahasiswa Geografi 2012 = 16 orang
Jumlah = 16 orang
D. Lokasi
Praktik lapang Kartografi Dasar ini diadakan di Pantai Tanjung Bayang
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia.
E. Waktu Pelaksanaan
Study Lapang Geografi Industri dan Pariwisata dilaksanakan 1 hari yaitu
minggu 14 Juni 2015
F. Jadwal
Adapun jadwal kegiatan kami pada Study Lapang Geografi Industri dan
Pariwisata selama 1 hari ini yaitu:
a. 08.00 – 09.00 WITA : Perjalanan menuju lokasi praktil lapang
b. 09.00 – 09.30 WITA : Pengarahan
c. 09.30 – 12.30 WITA : Pelaksanaan wawancara
d. 12.30 - 13.00 WITA : ISOMA
e. 13.00 – 14.30 WITA : Lanjut wawancara
f. 14.30 – 15.00 WITA : Perjalanan Pulang ke kampus
G. Sistematika Penulisan
Pada penulisan laporan ini memiliki sistematika penulisan yang formal dan
sesuai dengan sistematika penulisan ilmiah karena memiliki beberapa bagian
yang dibagi ke dalam beberapa bab yaitu bab satu pendahuluan, bab dua kajian
pustaka, bab tiga hasil dan pembahasan dan bab empat penutup.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
4
Selain itu laporan ini memiliki sampul, halaman pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, dan lampiran yang berupa gambar dari hasil yang kami
peroleh di lapangan saat menjalani praktikum.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI
Sesungguhnya ilmu bumi tidak sama dengan geografi. Ilmu bumi lebih
tepat jika disamakan dengan geologi, yaitu ilmu yang mengkaji bumi secara
menyeluruh. Geologi mengkaji kulit bumi hingga inti bumi tanpa membahas
hubungannya dengan manusia.
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata geos yang
artinya bumi dan graphein yang artinya tulisan atau lukisan. Istilah itu pertama
kali dikemukakan oleh Erathostenes (176-194 SM). Secara umum geografi berarti
tulisan atau lukisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi lebih dikenal sebagai
ilmu bumi. Lebih dari sekadar ilmu tentang bumi, geografi tidak hanya mengkaji
bumi dan isinya saja. Akan tetapi, geografi juga mengkaji gejala-gejala alam
yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
Di Indonesia pengertian dan batasan geografi telah disepakati dalam
seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang pada tahun
1989, yaitu sebagai berikut.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena di geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang kelingkungan (ekologis)
dan kewilayahan (regional) dalam konteks keruangan (space).
1. Perkembangan Pandangan Geografi
Pandangan geografi dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu pandangan
geografi klasik, pandangan geografi modern (abad ke-18), pandangan geografi
akhir abad ke-19, pandangan geografi abad ke-20, dan pandangan geografi
mutakhir.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
6
a. Pandangan Geografi Klasik
Pada zaman Yunani kuno pengetahuan manusia tentang bumi masih
sangat dipengaruhi oleh mitologi. Namun, sejak abad ke-6 SM pengaruh mitologi
itu terus berkurang seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan
sehingga pengetahuan tentang bumi mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti,
dan logika. Salah satu bukti bahwa pengetahuan telah didasarkan pada logika
adalah telah adanya usaha untuk menjelaskan tentang suatu wilayah termasuk
perilaku penduduknya. Orang yang pertama kali menguraikan seluk-beluk
keadaan suatu tempat, yang kemudian dinamakan topografi adalah Herodutus
(485-428 SM).
Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul Geographike
Unphegesis (pertengahan abad ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu
bentuk penyajian dengan peta terhadap sebagian permukaan bumi yang
menunjukkan kenampakan umum. Menurut Ptolomeus geografi lebih
mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat kuantitatif. Pandangan dan
pendapat Ptolomeus ini merupakan sumber bagi definisi geografi zaman modern.
Seorang ahli filsafat dari Arab Ibnu Khaldun (1332-1406), menulis buku
kesejarahan yang dapat dikatakan sebagai embrio ilmu kemasyarakatan. Ibnu
Khaldun memperhatikan permasalahan irigasi, kehidupan bangsa nomad, dan
aktivitas perdagangan di daerah gurun. Ibnu Khaldun juga menguraikan penyebab
munculnya kerajaan-kerajaan Islam dan meramalkan ambruknya kerajaan-
kerajaan tersebut. Ibnu Khaldun termasuk ahli geografi yang telah menunjukkan
contoh cara menguraikan pengaruh lingkungan alam terhadap masyarakat dalam
suatu wilayah.
b. Pandangan Geografi Modern (abad ke-18)
Pandangan geografi modern pada awalnya dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1724-1804). Menurut Kant, geografi merupakan disiplin ilmiah yang objek
studinya adalah benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan
berasosiasi dalam ruang (space).
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
7
Alexander von Humboldt (1769-1859) lebih berminat pada kajian fisik
dan biologi. Humboldt adalah seorang ahli geografi asal Jerman yang melakukan
perjalanan ke Benua Amerika. Hasil dari perjalanannya itu adalah sebuah
deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan vegetasi yang
mendiaminya. Namun demikian, Humboldt juga tetap memperhatikan
keberadaan manusia, antara lain perhatiannya tentang kebudayaan penduduk Asia
dan kebudayaan penduduk Amerika.
Karl Ritter (1779-1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran
Humboldt, yaitu menjelaskan kegiatan manusia dalam suatu wilayah. Ritter
menganggap permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan
menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terutama berdasarkan bentang
alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut bagi masyarakat yang akan
menempati atau pernah menempati.
c. Pandangan Geografi Akhir Abad ke-19
Pada akhir abad ke-19 pandangan geografi dipusatkan terhadap iklim,
tumbuhan, dan hewan (biogeografi) terutama pada bentang alamnya. Perhatian
utama geografi pada masa ini adalah gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala
sosial (manusia) tidak mengalami kemajuan. Perhatian geografi terhadap manusia
pada akhir abad ke-19 tetap becorak pada pandangan Ritter, yaitu mengkaji
hubungan manusia dengan lingkungannya.
Friedrich Ratzel (1844-1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik
terhadap kehidupan manusia. Menurut Ratzel aktivitas manusia merupakan faktor
penting bagi kehidupan dalam suatu lingkungan. Ratzel juga beranggapan bahwa
faktor manusia dan faktor lingkungan memiliki kedudukan dan pengaruh yang
sama dalam membentuk lingkungan hidup.
d. Pandangan Geografi Abad ke-20
Salah satu ciri pandangan geografi pada abad ke-20 adalah kajiannya yang
bercorak sosial budaya. Pandangan yang bercorak sosial budaya itu merupakan
reaksi atas dominasi geografi alam hingga akhir abad ke-19.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
8
Vidal de la Blache (1854-1918) mengemukakan pendapatnya bahwa
dalam kajian geografi harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena
tujuan geografi adalah untuk mengetahui adanya interaksi antara manusia dan
lingkungan fisiknya. Oleh karena itu, konsep geografi yang dikemukakan Vidal
de la Blache adalah kewilayahan.
e. Pandangan Geografi Mutakhir
E. A. Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa semua metode
analisa dapat digunakan dalam kajian geografi selama analisa tersebut mampu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Wrigley juga berpendapat bahwa
geografi adalah disiplin ilmiah yang berorientasi pada masalah (problem
oriented) dalam mengkaji interaksi antara manusia dan lingkungannya.
Pandangan geografi mutakhir juga ditandai oleh adanya kajian-kajian
geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah, terutama interaksi antara
manusia dan lingkungannya. Di dalam kajian tersebut telah menggunakan metode
statistik dan pemanfaatan komputer untuk menganalisa dan menyimpan data.
2. Geografi Ortodoks dan Geografi Terintegrasi
Perbedaan pandangan terhadap geografi menghasilkan definisi yang
berbeda-beda sehingga tidak dapat diterima oleh setiap orang. Akan tetapi,
meskipun pandangan para ahli berbeda-beda terhadap geografi, mereka mengakui
adanya elemen-elemen yang sama dalam geografi, yaitu sebagai berikut.
Para ahli geografi mengakui adanya persamaan dengan ahli ilmu
pengetahuan bumi (earth science) yang lain karena wilayah kajiannya sama, yaitu
permukaan bumi dan bukan ruang yang bersifat abstrak. Menurut para ahli
geografi permukaan bumi merupakan lingkungan hidup bagi manusia yang dapat
mempengaruhi kehidupannya dengan mengubah dan membangunnya.
Para ahli geografi memiliki perhatian sama, yaitu persebaran manusia
dalam ruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Para ahli geografi
mengkaji cara tentang pengelolaan wilayah yang tepat untuk dapat memanfaatkan
ruang dan sumber daya. Para ahli geografi mengakui adanya unsur-unsur yang
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
9
sama dalam geografi, antara lain jarak, interaksi, gerakan (mobilitas), dan
persebaran.
Adanya persamaan-persamaan dalam kajian geografi berpengaruh
terhadap perkembangan berbagai topik yang berhubungan dengan geografi. Oleh
karena itu, pada saat ini kajian geografi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
geografi ortodoks dan geografi terintegrasi.
Geografi ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu
wilayah (geografi regional) dan analisis terhadap sifat-sifat sistematiknya
(geografi sistematik). Geografi ortodoks dibagi lagi menjadi 5 bagian sesuai
dengan topik-topiknya, yaitu berikut ini:
a. Geografi fisik, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap fenomena-
fenomena fisik geosfer dan lingkungannya. Geografi fisik antara lain meliputi
geomorfologi, hidrologi, klimatologi, dan pedologi.
b. Geografi manusia, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap aktivitas
manusia, antara lain meliputi geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi
perdesaan, dan geografi perkotaan.
c. Geografi regional, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap
perwilayahan dan kultural. Geografi perwilayahan antara lain terdiri dari geografi
daerah tropika, geografi daerah arid, dan geografi daerah kutub. Geografi kultural
antara lain terdiri dari geografi Asia Tenggara, Geografi Amerika Latin, dan
geografi
d. Geografi teknik, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap bidang teknik
dalam geografi, anatara lain terdiri atas kartografi dan pengindraan jauh.
e. Geografi filsafat, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap hakikat,
sebab, asal, dan hukum yang berkenaan dengan bidang geografi, antara lain
metodologi geografi dan geografi sejarah.
Geografi terintegrasi adalah kajian geografi dengan jalan memadukan
antara elemen-elemen geografi sistematik dan geografi regional sehingga disebut
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
10
juga geografi terpadu. Oleh karena itu, di dalam kajiannya geografi terintegrasi
menggunakan tiga analisis, yaitu analisis keruangan, ekologi, dan wilayah.
Pengertian geografi memunculkan penafsiran yang berbeda-beda sehingga
menimbulkan kesan yang berbeda-beda pula. Menurut Karl Ritter, geografi
mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Sebagai tempat tinggal
manusia, bumi memiliki struktur dan pola yang terbentuk karena pengaruh
aktivitas manusia.Agar pengertian geografi tidak terlalu meluas, adanya hakikat
geografi dapat dijadikan sebagai batasan.
Terdapat 6 hakikat dari geografi, yaitu sebagai berikut.
a. Geografi sebagai ilmu pengetahuan bio-fisik. Hakikat ini berlaku apabila yang
dipelajari atau dibahas adalah geografi fisik dan geografi biotik yang menjadi
dasar telaah atas seluk beluk tanah.
b. Geografi sebagai relasi timbal balik antara manusia dan alam. Hakikat ini
berlaku apabila yang dikaji adalah topik-topik sosial, contohnya pengangguran,
migrasi, dan kelaparan.
c. Geografi sebagai ekologi manusia. Di dalam hakikat ini yang dipelajari atau
dibahas (ditelaah) adalah adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya.
Manusia tidak hanya dianggap dan diakui sebagai makhluk dari dunia fisik-
biotik, tetapi juga sebagai suatu kekuatan. Setiap masyarakat memiliki
kemampuan dan cara-cara adaptasi yang diwariskan secara turun-temurun dan
selalu dikembangkan. Akan tetapi, ekologi manusia lebih mengutamakan relasi
manusia dengan lingkungannya dan kurang memperhatikan adanya hubungan
antarwilayah.
d. Geografi sebagai telaah bentang alam. Di dalam hakikat ini geografi
menelaah tentang geomorfologi permukaan bumi sehingga dapat diketahui
adanya persamaan dan perbedaan bentuk-bentuknya.
e. Geografi sebagai telaah tentang sebaran gejala alam dan sosial. Di dalam
hakikat ini geografi menelaah gejala dan fenomena yang terjadi di mana-mana.
Oleh karena gejala dan fenomena tersebut terjadi di mana-mana dan berbeda-
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
11
beda, maka teknik penelaahan yang dilakukan pun berbeda-beda pula.
f. Geografi sebagai teori tentang ruang bumi. Di dalam hakikat ini yang dibahas
adalah kemampuan adaptasi manusia di dalam berperilaku sesuai dengan ruang
keberadaannya.
3. Hakekat Geografi
Pengertian tentang geografi di atas menunjukkan bahwa yang dipelajari
dalam geografi ternyata sangat luas. Oleh karena itu, perlu adanya batasan yang
menjadi ruang lingkup bahasan geografi. Ruang lingkup bahasan geografi terdiri
dari 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
Geografi Fisik: Geografi fisik mempelajari gejala-gejala alam di permukaan bumi
yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Gejala-gejala alam
tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi,
serta tentang proses-proses fisik yang terjadi di darat, laut, dan udara yang
berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
Geografi Sosial: Geografi sosial mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia
di bumi dan interaksinya dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sosial,
ekonomi, maupun budaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi
sosial (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap
lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.
Geografi Regional: Geografi regional mempelajari topik atau bahasan khususnya
yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu. Geografi regional merupakan
bahasan yang menyeluruh, baik dari aspek fisik ataupun sosial sehingga dianggap
sebagaio bentuk tertinggi dalam geografi.
4. Pendekatan Geografi
Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu metode atau cara
(analisis) untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer, khususnya
interaksi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan geografi menjadi ciri
bagi kajian geografi dan membedakannya dengan kajian ilmu-lmu yang lain.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
12
Pendekatan (approach) yang digunakan dalam kajian geografi terdiri atas
3 macam, yaitu analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological
analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Oleh
karena itu, pendekatan yang digunakan dalam geografi tidak membedakan antara
elemen fisik dan nonfisik.
a. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian dan
perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Di dalam pendekatan keruangan ini
yang perlu diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan
ruang yang akan dimanfaatkan.
Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan
pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru. Data-data yang perlu
diketahui untuk keperluan tersebut terutama yang menyangkut keadaan lokasi,
antara lain ketinggian tempat, kemiringan lereng, jenis tanah, dan keadaan air
tanah. Hal itu karena keadaan fisik lokasi tersebut akan berpengaruh terhadap
tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya.
b. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer
khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya,
termasuk dengan organisme hidup yang lain. Di dalam organisme hidup itu
manusia merupakan satu komponen yang penting dalam proses interaksi. Oleh
karena itu, muncul istilah okologi manusia (human ecology) yang mempelajari
interaksi antarmanusia serta antara manusia dan lingkungan.
Kemampuan manusia dalam memanfaatkan lingkungannya untuk
berbagai aktivitas kehidupan merupakan contoh pendekatan ekologi. Misalnya,
manusia yang bertempat tinggal di pantai memiliki aktivitas yang berbeda dengan
manusia yang tinggal di daerah pegunungan.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
13
Pendekatan kompleks wilayah adalah upaya dalam mengkaji fenomena
geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Di
dalam analisis ini yang menjadi perhatian adalah tentang persebaran fenomena
tertentu melalui pendekatan keruangan dan interaksi manusia dengan
lingkungannya melalui pendekatan ekologi. Pendekatan kompleks wilayah
beranggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang karena adanya
perbedaan antarwilayah itu. Oleh karena adanya perbedaan itu maka akan terjadi
pemenuhan kebutuhan dari satu wilayah terhadap wilayah yang lain.
Melalui pendekatan kompleks wilayah, perencanaan pembukaan lahan
untuk daerah permukiman yang baru seperti contoh di atas dikaji lebih luas lagi,
terutama hubungannya dengan wilayah lain dan pengembangannya. Hal tersebut
membuktikan bahwa fenomena geografi yang terjadi pada suatu wilayah
memiliki keterkaitan (hubungan) dengan fenomena di wilayah lain.
5. Konsep Dasar Geografi
Geografi memiliki 10 konsep dasar yang menjadi ciri khas sehingga
membedakan dengan ilmu-ilmu yang lain. Konsep dasar tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Lokasi. Lokasi atau letak suatu objek terhadap objek yang lain akan
berpengaruh terhadap nilai objek tersebut.
2) Jarak. Jarak dapat mempengaruhi nilai atau harga suatu objek atau barang,
terutama barang-barang hasil produksi. Jarak juga dapat mempengaruhi
lamanya waktu yang dibutuhkan dalam hubungan antartempat.
3) Keterjangkauan. Suatu daerah dapat berhubungan dengan daerah lain
apabila tersedia sarana yang sesuai dengan kondisi wilayah
4) Pola. Keadaan alam tertentu berpengaruh terhadap pola persebaran dan
permukiman penduduk.
5) Morfologi. Bentuk lahan sangat berpengaruh terhadap pemanfaatannya
bagi manusia.
6) Aglomerasi. Kehidupan penduduk cenderung mengelompok menurut
mata pencaharian atau status sosial tertentu. Demikian pula tempat
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
14
tinggalnya.
7) Nilai Kegunaan. Suatu tempat memiliki nilai dan manfaat yang berbeda
bagi masing-masing orang.
8) Interaksi/Interdepedensi. Hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungan akan menimbulkan pergerakan manusia, barang, atau gagasan.
9) Diferensiasi Areal. Adanya perbedaan fenomena alam dan sosial menurut
wilayah atau tempatnya.
10) Keterkaitan Ruangan. Hubungan antarwilayah terjadi karena adanya
perbedaan-perbedaan antarwilayah itu sehingga timbul rasa saling
membutuhkan.
6. Objek Studi Geografi
Geografi memiliki cara berfikir yang khas dan berbeda dengan ilmu
pengetahuan yang lain karena geografi menekankan pembahasannya pada gejala-
gejala fisik dan sosial dalam hubungan saling kebergantungan. Objek studi
geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu objek studi material dan
objek studi formal.
a) Objek Studi Material. Objek studi material adalah segala materi yang
menjadi kajian dalam geografi. Sesuai dengan pengertian geografi maka yang
menjadi objek studi material adalah segala fenomena geosfer, baik fisik maupun
sosial.
b) Objek studi material fisik antara lain iklim, tanah, dan air, sedangkan
objek studi material sosial antara lain persebaran penduduk, mobilitas penduduk,
dan pola permukiman.
Objek Studi Formal. Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara
berfikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi, baik fisik
ataupun sosial. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan
geografi dengan ilmu-ilmu yang lain.
Sudut pandang geografi adalah ruang dan waktu. Sudut pandang ini
berbeda dengan sudut pandang ilmu yang lain. Contohnya, sejarah yang
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
15
menitikberatkan pada waktu (time), antropologi pada budaya (culture), ekonomi
pada biaya (cost) dan hukum pada norma (norm, standard). Akan tetapi, ilmu-
ilmu tersebut objek materialnya sama, yaitu membahas hubungan manusia
dengan lingkungan hidupnya.
7. Prinsip-Prinsip Geografi
Prinsip-prinsip geografi merupakan dasar untuk menjelasakan berbagai
fenomena geografi. Prinsip geografi terdiri atas 4 macam, yaitu prinsip
persebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi (keruangan).
Prinsip persebaran, yaitu bahwa gejala atau fenomena geografi terdapat di
mana-mana dan tersebar di permukaan bumi. Gejala atau fenomena geografi
tersebut dapat berupa fenomena fisik atau fenomena sosial yang persebarannya
tidak merata di permukaan bumi. Misalnya, keadaan sumber air tanah tidak
dijumpai di semua tempat atau kemacetan lalu lintas juga tidak dijumpai di semua
tempat. Oleh karena itu, untuk mengamati gejala dan fenomena yang tersebar itu
diperlukan alat bantu antara lain peta.
Prinsip interelasi, yaitu adanya hubungan saling keterkaitan antargejala
dalam ruang. Hubungan saling keterkaitan itu dapat terjadi antarfenomena fisik,
antarfenomena sosial, serta antara fenomena fisik dan fenomena sosial. Misalnya,
terjadinya banjir di wilayah hilir salah satu penyebabnya adalah rusaknya hutan
di wilayah hulu akibat perilaku manusia.
Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan tentang adanya gejala atau fenomena
geografi. Persebaran dan hubungan gejala atau fenomena geografi dapat
diungkapkan antara lain dalam bentuk data, grafik, dan peta. Ketiga bentuk
pengungkapan fenomena tersebut akan lebih jelas apabila diberikan pemaparan
atau penjelasan dengan menggunakan rangkaian kalimat.
Prinsip korologi, yaitu pengkajian gejala atau fenomena geografi secara
menyeluruh (komprehensif) dalam ruang tertentu (spatial). Di dalam prinsip
korologi setiap gejala atau fenomena geografi dikaji dengan cara memadukan
prinsip-prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Hasil pengkajian melalui
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
16
prinsip korologi menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan gejala, fenomena,
dan fakta antarwilayah. Oleh karena itu, akan memberikan corak tertentu
sehingga tampak adanya kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk.
Berbagai fenomena geosfer dapat dikaji dalam geografi melalui enam
pertanyaan pokok, yaitu what, where, when, why, who, dan how. Keenam
pertanyaan tersebut dikenal dengan prinsip 5W 1H.
a. What untuk mengetahui peristiwa apa yang terjadi.
b. Where untuk mengetahui di mana peristiwa terjadi.
c. When untuk mengetahui kapan peristiwa terjadi.
d. Why untuk mengetahui mengapa peristiwa terjadi.
e. Who untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi.
f. How untuk mengetahui bagaimana solusi atas peristiwa yang terjadi.
8. Ilmu Bantu dan Sarana Bantu Geografi
Dua aspek pokok geografi, yaitu aspek fisik dan aspek sosial dipelajari oleh ilmu-
ilmu yang menjadi ilmu penunjang geografi. Ilmu penunjang geografi sangat
diperlukan mengingat luasnya bahasan dalam geografi. Ilmu penunjang geografi
tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan batuan penyusun bumi.
b. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi dan
proses terbentuknya.
c. Pedologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan tanah, antara lain
tentang proses pembentukan dan jenis-jenisnya.
d. Meteorologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan atmosfer, antar lain
tentang ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan, suhu udara, angin, dan per-awanan.
e. Klimatologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
17
f. Antropogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang persebaran manusia
di permukaan bumi dalam hubungannya dengan lingkungan geografi.
g. Demografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kependudukan, antara lain
hubungannya dengan jumlah dan pertum-buhan, komposisi, srta migrasi
penduduk.
h. Hidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan air di permukaan
bumi, di bawah tanah, dan di atmosfer.
i. Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari lautan, antara lain tentang sifat air
laut dan gerakan air laut.
j. Biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang persebaran hewan dan
tumbuhan di permukaan bumi serta faktor-faktor yang mempengaruhi,
membatasi, dan menentukan pola persebarannya.
Untuk mempermudah dalam mempelajari geografi diperlukan sarana
bantu, antara lain tabel, diagram, grafik, dan peta. Sarana bantu tersebut
digunakan untuk melihat secara tidak langsung atas gejala fisik dan sosial,
persebaran, hubungan, serta susunan keruangannya.
Tabel- Tabel menjadi sarana bantu geografi karena memuat data, baik
berupa kata, kalimat, ataupun angka tentang fenomena di permukaan bumi. Data
tersebut disusun secara bersistem (sistematis), yaitu urut ke bawah atau ke
samping dalam lajur dan deret tertentu dan diberi garis pembatas sehingga mudah
untuk disimak.
Diagram- Diagram termasuk sarana bantu geografi yang digunakan untuk
menjelaskan fenomena geosfer dengan melukiskan bagian-bagiannya dan cara
kerjanya secara berurutan, biasa disebut dengan diagram arus.
Grafik- Grafik termasuk sarana bantu geografi yang menunjukkan naik
dan turun atau pasang surut suatu gejala atau fenomena tertentu antarwaktu
dengan menggunakan garis. Sebagai contoh adalah grafik tentang pertumbuhan
penduduk dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
18
Peta- Peta termasuk sarana bantu geografi karena memuat bermacam-
macam data dari permukaan bumi yang dapat diinformasikan. Untuk
memudahkan penyampaian informasi, peta dibuat dengan ukuran, tema, dan topik
tertentu, antara lain sebagai berikut:
a. Peta Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000
b. Peta Transportasi Laut di Indonesia
c. Peta Jenis Tanah di Indonesia
d. Peta Geologi di Indonesia
e. Peta Objek Wisata di Indonesia
9. Manfaat Geografi
Karena kajian geografi adalah interaksi antara manusia dan lingkungan,
maka geografi memberikan manfaat bagi manusia, baik individu maupun
kelompok. Di dalam aktivitas pendidikan, geografi memberikan 2 sumbangan
yang penting, yaitu sumbangan bersifat pendidikan (pedagogis) dan sumbangan
bersifat pembentukan kepribadian.
a. Sumbangan Pedagogis
1). Wawasan dalam Ruang
Geografi melatih manusia untuk melakukan orientasi di bumi sebagai tempat
tinggalnya dan memproyeksikan dirinya dalam ruang. Orientasi dan proyeksi
tersebut meliputi semua unsur ruang, yaitu arah, jarak, luas, dan bentuk.
2). Persepsi Relasi Antargejala
Geografi dapat melatih kegiatan pengamatan dan pemahaman hubungan
antargejala yang terdapat dalam suatu bentang alam. Oleh karena itu, perlu
adanya kegiatan yang bersifat pengamatan lapangan atau kegiatan luar ruang
(outdoor). Melalui kegiatan luar ruang tersebut kita dapat mengetahui setiap
proses dan pola dari fenomena geosfer.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
19
3). Pendidikan Keindahan
Buku-buku geografi yang dilengkapi dengan gambar-gambar tentang
fenomena geosfer dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap keindahan alam.
Namun, pengamatan langsung terhadap fenomena alam yang umum terdapat di
lingkungan sekitar dapat lebih meningkatkan kecintaan tersebut.
4). Kecintaan Terhadap Tanah Air
Geografi mengajak kita untuk menyadari tentang kekayaan dan kemiskinan
sumber daya di tempat tinggal kita. Geografi berusaha menjelaskan potensi
sumber daya yang ada di setiap wilayah sehingga dapat dimanfaatkan secara
bijaksana. Potensi sumber daya tersebut tentu saja diupayakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, baik masa sekarang ataupun masa yang akan datang.
5). Pemahaman Global
Geografi memberikan wawasan tentang wilayah-wilayah yang lebih luas
selain wilayah tempat tinggal kita. Kita dikenalkan pada sifat dan karakter tempat
lain sehingga kita dapat menilainya sesuai dengan sifat dan karakternya.
Pemahaman terhadap wilayah global ini dapat memupuk sifat saling menghargai
dan menghormati antarbangsa.
b. Pembentukan Kepribadian
1) Kita dapat mengerti permasalahan sosial yang sangat kompleks sebagai
akibat adanya perbedaan dalam lingkungan.
2) Kita dapat menghargai adanya fakta gejala geografi sehingga akan lebih
memperhatikan berbagai masalah, baik lokal ataupun global.
3) Kita dapat mengetahui ketersediaan sumber daya alam yang perlu
dimanfaatkan.
4) Kita dapat menghargai kondisi perekonomian dan kultural yang saling
bergantung antardaerah. Kita dapat membentuk pribadi melalui refleksi atas
lingkungannya dengan lingkungan orang lain.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
20
Di dalam kehidupan sehari-hari geografi memiliki manfaat yang sangat
besar bagi kehidupan manusia, meskipun manfaat tersebut tidak secara langsung
dirasakan manusia. Contoh manfaat ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari
antara lain sebagai berikut.
a. Bidang Pertanian
Kebiasaan petani dalam memulai bercocok tanam, meskipun secara
tradisional, sebenarnya sudah menunjukkan bahwa petani tersebut menggunakan
ilmu geografi. Perhitungan terhadap musim, jenis tanah, dan sistem pengairan
merupakan contoh bahwa geografi memiliki peran yang sangat penting dalam
bidang pertanian.
b. Bidang Industri
Pemilihan lokasi industri umumnya mempertimbangkan faktor biaya, baik
biaya untuk bahan baku, proses produksi, maupun distribusi. Di dalam pemilihan
lokasi industri tersebut faktor jarak menjadi pertimbangan yang sangat penting,
baik jarak untuk memperoleh bahan baku maupun untuk pemasarannya.
Saat ini lokasi industri telah dikelola sedemikian rupa sehingga berdiri
pemusatan lokasi perindustrian berupa kawasan-kawasan industri. Faktor jarak
merupakan contoh bahwa geografi sangat penting dalam bidang industri.
B. HUBUNGAN GEOGRAFI , INDUSTRI DAN PARAWISATA
Pariwisata adalah sautu gejala yang sangat kompleks didala masyarakat.
Disamping itu ada wisatawan sendiri dengan segala tingkah lakunya. Itu semua
yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan merupakan satu keterkaitan
di dalammasyarakat. Cara lain yang biasa di gunakan untuk menganalisis
pariwisata ialah untuk menganalisis pariwisata ialah melihata gejala pariwisata
sebagai suatu industri
Pariwisata adalah suatu gejala social yang sangat kompleks, yang
menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai Aspek sosiologis,
Ekonomis dan Ekologis dan sebagainya. Untuk mengadakan perjalanan orang
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
21
harus mengeluarkan biaya,yang diterima oleh orang-orang yang
menyelenggarakan angkutan, menyediakan bermacam-macam jasa, antraksi,dan
lainnya. Keuntungan ekonomis untuk daerah yang di kunjungi wisatawan, itulah
yang pertama-tama merupakan tujuan pembangunan wisata.Dalam hubungan
dengan geografis dari pariwisata ini adalah orang menggunakan pendekatan
keruangan, kewilayahan dan kelingkungan.
Selain mengenai fasilitas,pelayanan dan tariff, sebuah hotel hanya dapat
berfungsi dengan baik sebagai komponen dalam kegiatan pariwisata kalau
memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi itu yang terpenting berupa
syarat lingkungan
Tiap-tiap hotel di bangun dengan bentuk bangunan tertentu sesuai dengan
fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan dengan tariff tertentu.ini semua menberi
citra kepada hotel.sebaliknya setiap lokasi dimana hotel ditempatkan juga
memiliki citranya sendiri sebagai daerah tempat tinggal, daerah bisnis,daerah
pertanian,daerah perkampungan kumuh,dan sebagainya.
Peryaratan lokasi hotel menuntut bahwa citra hotel dengan citra lingkungan
itu harus saling sesuai. Kalau tidak demikian akan terjadi citra lingkungan atau
lingkungan yang menyesuaikannya dan mendapat citra hotel. Penyesuaian itu
dapat berakibat fatal untuk hotel
Kalau hotelmengunah lingkungannya sehingga sesuai dengan citranya
sendiri,berarti hotel tersebut merupakan pusat pertumbuhan social. Untuk
menjadi pusat pertumbuhan social hotel harus tetap laku.
Sukses atau tidaknya suatu bentuk pariwisata adalah cerminantelah berintegrasi
dengan lingkungannya karena semakin baik kondisi lingkungannya maka hasil
yang di hasilkan juga akan semakin meningkat begitupun juga sebaliknya.
Kesesuain pariwisata dengan lingkungannya tidak hanya di pandang secara
social tetapi juga secara fisik.jika tempat wisata yang terletakdi daerah yang
iklimnya yang menyenangkan dengan pemandangan yang indah, adalah tempat
wisata yang tepat lokasinya.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
22
Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam
pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung beberapa prinsip di
atas,yaitu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup.
Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga
memberikan jaminan terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan
keberadaan obyek-obyek wisata sebagai aset bangsa. Dalam pengembangan
kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat
menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang
bertujuan untuk meningkatkan Dalam mendukung pengembangan pariwisata,
kebijakan penataan ruang meliputi
hal-hal sebagai berikut :
Pengembangan wilayah dengan pendekatan pengembangan ekosistem, yaitu
penatan ruang dilakukan dengan pendekatan secara terpadu dan
terkoordinasi,berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Peningkatan keterkaitan fungsi pengembangan kegiatan pariwisata yang baik
dengan sektor lainnya untuk memberikan nilai efisiensi yang tinggi
danpercepatan pertumbuhan ekonomi wilayah
Pengembangan pariwisata harus dikaitkan dengan pengembangan ekonomi
nasional, wilayah dan lokal. Pada tingkat nasional sektor pariwisata harus
berperan sebagai prime mover dan secara interaktif terkaitdengan pengembangan
sektor-sektor lainnya.
Pengembangan pariwisata harus diupayakan dapat melibatkan seluruh
stakeholder. Dalam konteks ini peran masyarakat terlibat dimulai sektor hulu
(memberikan kegiatan produksi yang ekstraktif) sampai dengan kegiatan hilir
(kegiatan produksi jasa).
Pemanfaatan rencana pengembangan wilayah secara nasional yang dalam halini
harus terkait dengan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Di dalam RTRWN ini diberikan arahan-arahan fungsi lindung danbudidaya.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
23
Kawasan lindung dapat dioptimalkan juga sebagai kawasan yang memberikan
dukungan bagi kegiatan pengembangan pariwisata (foretstourism) dan kawasan
budi daya memberikan alokasi-alokasi ruang untuk pngembangan pariwisata,
tertutama dengan kawasan-kawasan andalan dengan sektor unggulannya adalah
pariwisata.emanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya
guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan
keseimbangan kepentingan kesejahteraan dankeamanan. Berdasarkan hal
tersebut, makalah ini bertujuan untuk memaparkan dukungan penataan ruang
dalam.
G. GEOGRAFI PARIIWISATA
1. Pengertian Pariwisata
Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri
dari dua suku kata Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.
Dan kata wisata yang berarti perjalanan, bepergian yang bersinonim dengan kata
travel dalam bahasa Inggris, maka dapat di artikan bahwa pariwisata adalah
perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari satu tempat ke
tempat lain.
Pengertian Pariwisata Menurut Para Ahli
a. Menurut UU No.9 tahun 1990 Bab 1 Pasal 1:
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan
urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan,
pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
24
masyarakat disebut Kepariwisataan.
b. Menurut James J. Spillance
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat
sementara, dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari
keseimbangan, keserasian dalam dimensi sosial budaya dan ilmu.
c. Menurut Mc. Intosh dan Goelder
Pariwisata adalah ilmu atau seni dan bisnis yang dapat menarik dan menghimpun
pengunjung, termasuk didalamnya bebagai akomoditasi dan catering yang
dibutuhkan dan diminati oleh pengunjung.
d. Menurut Gluckmann
Keseluruhan hubungan antar manusia yang hanya berada sementara waktu dalam
suatu tempat dengan manusia yang tinggal di tempat itu
e. Menurut Oka A Yoeti
Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah ditempat
yang dikunjunginya tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya memenuhi keinginan yang beragam.
2. Elemen Pariwisata
Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al (1998:5)
terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi
Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama.
a. Wisatawan
la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman
manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di
dalam kehidupan.
b. Elemen geografi
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
25
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.
1) Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias
keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang
dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati,
membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.
2) Daerah Transit (DT)
Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan
pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali
terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal
inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya
menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah
Tujuan Wista.
3) Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di
DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan
dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan
pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk
perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama
perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan
rutinitas wisatawan.
c. Industri pariwisata
Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-
unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area
geografi tersebut.Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah
asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan balk di daerah asal wisatawan
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
26
maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.
Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan.
Dalam Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
dijelaskan bahwa:
1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tank wisata yang
dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan
pemerintah.
4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujudkebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
pengusaha.
5) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
6) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan usaha pariwisata.
7) Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan:
a. Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their
usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
27
and other purposes;
Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan
ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan
wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara
berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.
b. Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual
environ-ment for less than 12 consecutive months and whose main purpose of
travel is not to work for pay in the place visited; Dapat diartikan pengunjung
adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke daerah lain di luar dari
lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan berturut-
turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut.
c. Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or
private accommodation in the place visited;
Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal
di daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi umum ataupun pribadi.
d. Same day visitor – excursionists,visitor who does not spend the night in a
collective or private accommodation in the place visited;
Pengunjung harian adalah ekskurionis, pengunjung yang tidak bermalam di
akomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.
3. Pariwisata dalam Kajian Geografi
Setiap ilmu pasti tidak ada yang dapat berdiri sendiri. Setiap ilmu saling
berhubungan satu sama lainnya. Begitupun dengan ilmu pariwisata tidak dapat
dilepaskan hubungannya dengan geografi.
a. Seperti yang dikemukakan oleh Robinson (1976) yang dikutip oleh Maryani
(2000:67) pariwisata menjadi bidang kajian geografi, dengan beberapa alasan
dibawah ini:
b. Geografi berhubungan dengan lingkungan baik alam maupun manusia. Ilmu
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
28
geografi selalu berhubungan dengan lokasi suatu fenomena, hubungan antara
fenomena dan distribusi keruangan. Pariwisata erat kaitannya pada pemanfaatan
ruang, lokasi-lokasi daerah tujuan wisata, lokasi dimana wisatawan bergerak dari
satu daerah ke daerah lain. Dengan demikian geografi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menyediakan ruang sebagai daerah tujuan wisata yang
sesuai dengan permintaan wisatawan dan memberikan kepuasan wisatawan yang
berbeda karakternya.
c. Pariwisata erat kaitannya dengan struktur, bentuk, penggunaan lahan dan
perlindungan bentang alam (landscape). Di satu sisi pariwisata menyebabkan
berubahnya bentang alam menjadi kawasan budaya. Geografi sebagai ilmu tata
guna lahan dapat memberikan solusi bagaimana ruang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan daya dukung dengan meminimalkan resiko kerusakan.
d. Pariwisata adalah aktivitas ekonomi komersial, berbagai aktivitas ekonomi di
permukaan bumi secara khusus dikaji oleh geografi ekonomi. Pariwisata
mendorong timbulnya berbagai aktivitas baik yang secara langsung
memanfaatkan alam maupun tidak.
e. Geografi selalu tertarik pada pergerakan barang dan orang, dalam bentuk
transportasi dan perdagangan. Pariwisata telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan terhadap adanya perdagangan secara regional, nasional dan
internasional. Distribusi orang, barang, dan uang antara satu tempat ke tempat
lain sangat diperlukan untuk mendukung berlangsungnya usaha pariwisata.
f. Antar hubungan (relationship) dan pengaruh (effect) suatu fenomena
terhadap fenomena lain, baik di dalam suatu tempat maupun ke tempat lain selalu
menjadi kajian geografi. Pariwisata memberikan dampak yang luas baik secara
ekonomi, budaya, sosial, maupun alam. Lingkup dampaknya pun secara lokal,
regional, nasional maupun internasional. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata
sangat relevan menjadi kajian geografi.
4. Sumberdaya Geografi untuk Pengembangan Pariwisata
Sumberdaya adalah segala sesuatu yang bernilai apabila diproduksi,
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
29
diolah dan digunakan. Pengertian bernilai disini sangat subyektif, tergantung
pada pandangan individu, kemajuan teknologi dalam masyarakat dan waktu.
Sumberdaya geografi untuk pariwisata adalah segala sesuatu baik yang berupa
alam maupun hasil budaya manusia yang menarik dan unik bagi wisatawan. Ada
beberapa ciri sumberdaya geografi menurut Abdurrahman dan Maryani (1997:77)
bagi pariwisata:
a. Sumberdaya tersebut dapat berupa kenampakan dalam dan budaya yang
bernilai ekonomis untuk diolah dalam industri pariwisata.
b. Sumberdaya yang dipasarkan tidak berdiri sendiri, artinya harus selalu
ditunjang oleh pengelolaan, penataan, dan ditunjang fasilitas yang terkait dengan
kepariwisataan.
c. Sumberdaya pada umumnya mempunyai fungsi ganda, jadi tidak hanya
sebagai objek wisata yang dapat dilihat saja, tapi harus ada sesuatu yang dapat
dikerjakan dan dibeli sebagai oleh-oleh. Ruang untuk kawasan wisata pun
berfungsi ganda, seperti kawasan pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,
cagar alam, konservasi dan sebagainya.
Sumberdaya geografi untuk pariwisata menunjukkan adanya keterkaitan
satu sama lain, contoh iklim dengan morfologi, morfologi dengan penggunaan
lahan dan aktivitas penduduk. Sumberdaya geografis yang dijadikan objek wisata
menurut Abdurrahman dan Maryani (1997:77-78) antara lain:
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang erat kaitannya dengan pariwisata adalah suhu,
angin, curah hujan, dan awan (kecerahan). Rekreasi di luar rumah, selain
dipengaruhi oleh waktu libur, juga ditentukan oleh iklim. Permintaan rekreasi di
luar rumah meningkat tatkala cuaca sedang baik. Kondisi cuaca pun akan
menentukan jenis aktivitas yang dilakukan dan perlengkapan yang harus dibawa
selama berwisata. Misalnya berwisata di daerah dingin berbeda dengan daerah
panas, baik dalam hal jenis pakaian, makanan maupun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama berpariwisata.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
30
b. Morfologi
Dipermukaan bumi terdapat bermacam-macam bentuk lahan. Tapi pada
umunya dapat dibedakan atas pegunungan, perbukitan, dataran tinggi (plato) dan
dataran (plan). Morfologi ini akan berkaitan erat dengan cuaca. Di daerah
pengunungan banyak dikembangkan objek wisata berupa cagar alam dan taman
nasional, dengan segala keanekaragaman flora dan faunanya. Objek wisata lain
yang erat kaitannya dengan pegunungan adalah fenomena gunung api, berupa
kawah dan sumber air panas.
c. Tata air
Air permukaan bumi menduduki persentase terbesar. Air ini dapat berupa
laut, sungai, danau, dan air dalam tanah. Laut menjadi objek wisata yang menarik
sepanjang zaman.
d. Flora dan Fauna
Flora dan fauna suatu tempat mempunyai kaitan erat dengan iklim baik
secara horizontal maupun vertikal. Setiap daerah umumnya mempunyai flora dan
fauna khas yang menjadi unggulan daya tarik wisata.
Adapun beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan daya tarik bagi
wisatawan untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata, yaitu:
1). Sumberdaya yang bersifat alamiah (Natural Amenities) meliputi:
a) Iklim: cuaca cerah, banyak cahaya matahari, sejuk, kering, panas, hujan dan
lain-lain
b) Bentuk tanah dan pemandangan: tanah yang datar, lembah pegunungan,
danau, sungai, pantai, air terjun, gunung berapi dan pemandangan yang menarik.
c) Hutan belukar
d) Flora dan fauna, seperti tumbuhan yang aneh, burung-burung, ikan, binatang
buas, cagar alam, daerah perburuan dan lain-lain.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
31
e) Pusat kesehatan, yang termasuk kelompok ini adalah: sumber air mineral,
mandi lumpur, sumber air panas.
2). Sumberdaya buatan manusia (man made supply) seperti:
a) Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau.
b) Museum, art galery, perpustakaan, kesenian rakyat.
c) Acara tradisional, pameran, festival, upaca perkawinan, khitanan.
d) Rumah-rumah beribadah, seperti masjid, gereja, pura, kuil, candi.
3). Tata cara hidup masyarakat (way of life). Seperti: tarian, sandiwara, drama,
upacara-upacara keagamaan. (Oka A. Yoeti, 1996: 172-176).[5]
5. Dampak Pariwisata
Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan oleh pengembangan sektor
industri pariwisata. Menurut buku Pegangan Penatar dan Penyuluh
Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, sedikitnya manfaat dan dampak negatif yang ditimbulkan tersebut
dapat ditinjau dari empat aspek:
a. aspek ekonomi,
b. aspek social-budaya,
c. aspek berbangsa dan bernegara, dan
d. aspek lingkungan.
Di samping manfaat yang diberikan dari perkembangan dan pertumbuhan
industri pariwisata, juga perlu diantisipasi dampak-dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan bila perlu mengurangi atau bahkan dapat menghilangkannya.
a. Dampak Positif
1) Aspek Ekonomi
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
32
a) Menambah devisa negara
b) Membuka kesempatan berusaha
c) Menambah lapangan kerja
d) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
e) Mendorong pembangunan daerah
2) Aspek Sosial Budaya
a) Pelestarian budaya dan adat
b) Meningkatkan kecerdasan masyarakat
c) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
d) Mengurangi konflik sosial mental dengan demikian pengembangan
pariwisata merupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan
lingkungan
e) Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada
3. Aspek Berbangsa dan Bernegara
a) Mempererat persatuan dan kesatuan
b) Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air
c) Memelihara hubungan baik secara internasional
4. Aspek Lingkungan
a) Melestarikan lingkungan
b) Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih
c) Meningkatkan kesegaran fisik dan mental
d) Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan fisik dan mental
dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
33
upaya untuk melestarikan lingkungan
e) Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada
b. Dampak Negatif
1). Aspek ekonomi
a) Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya
pengunjung atau wisatawan yang dianggap selalu membawa uang banyak
b) Harga tanah naik akibat dari banyaknya para investor yang memerlukan
tanah untuk pembangunan hotel dan sarana penunjang industri pariwisata
2. Aspek Sosial Budaya
Penduduk khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan
yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri
3. Aspek Berbangsa dan Bernegara
Banyaknya peluang dan pemanfaatan wisatawan juga mengandung
perilaku yang tidak bertanggung jawab misalnya: pemerasan, perjudian,
prostitusi, pencurian, peredaran barang-barang terlarang, penipuan dan lain
sebagainya
4. Aspek Lingkungan
Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan
sarana pariwisata, maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil
orang yang tidak bertanggung jawab
6. Jenis-Jenis Pariwisata
Yoety (1989) membuat klasifikasi jenis pariwisata sebagai berikut :
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
34
a. Menurut obyek : wisata budaya, wisata konvensi, wisata kesehatan, wisata
bahari, wisata alam, wisata kota;
b. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan : wisata individu, wisata
kelompok;
c. Menurut tujuan perjalanan : leisure tourism, culturan tourism, health tourism,
sport tourism, convention tourism.
7. Unsur-Unsur Pariwisata
Ada tiga unsur pokok dalam pariwisata yaitu rekreasi (recreation), waktu
senggang (leisure time) dan perjalanan (travelling). Ketiga unsur tersebut saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk aktivitas-aktivitas
kepariwisataan. Rekreasi yang berdiri sendiri tidak dapat disebut sebagai kegiatan
pariwisata, demikian pula perjalanan yang tidak melibatkan rekreasi dan waktu
senggang tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan pariwisata.
Menurut Pendit (1990), unsur-unsur industri pariwisata meliputi : politik
pemerintah, perasaan ingin tahu, sifat ramah, jarak dan waktu, atraksi,
akomodasi, pengangkutan, harga-harga, publisitas dan promosi, dan kesempatan
berbelanja.
Sessa dalam Page and Hall (1999), menyebutkan bahwa unsur-unsur industri
pariwisata meliputi tourism resources, general and tourism infrastructure,
receptive facilities, entertainment and sport facilities, dan tourism reception
services.
8. Penelitian Pengembangan Pariwisata
Penggabungan dari dua teori yaitu Pearce (1989) dan Nuryanti (1994),
menghasilkan teori baru bahwa kepariwisataan pada hakekatnya merupakan
kegiatan matching and adjustment antara sisi supply dan sisi demand. Sisi supply
dari kegiatan pariwisata merupakan unsur-unsur/potensi wisata yang ada di
daerah tujuan wisata, yaitu: 1) daya tarik/atraksi, 2) akomodasi, 3) transportasi, 4)
fasilitas pelayanan, 5) prasarana, 6) pencapaian/aksesibilitas, 7) peraturan
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
35
pemerintah. Sedangkan sisi demand dari kegiatan pariwisata merupakan unsur-
unsur/potensi wisatawan yang ada atau berasal dari daerah asal wisatawan, yaitu:
1) jumlah wisatawan, 2) segmen wisatawan, 3) pendapatan wisatawan, 4)
pendidikan wisatawan, 5) promosi wisatawan.
Dalam kegiatan penelitan pengembangan pariwisata kajian geografis sangat
berperan, terutama dalam kajian yang berhubungan dengan potensi alam, potensi
penduduk, tingkat pencapaian/aksesibilitas, transpportasi dan lainnya.
9. Oragisasi Industri Pariwisata
a. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Nasional )
Perubahan nama dan lingkup kegiatan lembaga:
1) Tahun 1975 masalah pariwisata berada di bawah Departemen Perhubungan.
2) Tahun 1984 Kepariwisataan Indonesia di bawah Departemen Pariwisata, Pos
dan Telekomunikasi sejak awal pelita IV dengan Kabinet Pembangunan IV.
3) Departemen pariwisata, Pos dan Telekomunikasi berubah menjadi
Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya pada masa pemerintahan BJ. Habibie.
4) Tahun 1999 di bawah koordinasikan Departemen Pariwisata dan Kesenian.
5) Kepariwisataan pada Kabinet Gotong Royong dipimpin oleh Departemen
Pariwisata, Seni dan Budaya.
b. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Regional )
Asean Tourism Forum ( ATF )
c. Organisasi Pariwisata Pemerintah ( Internasional )
1) United Nation – World Tourism Organization ( UN-WTO )
Tujuan dibentuknya UN-WTO adalah untuk mempromosikan dan
mengembangkan pariwisata agar memberi andil bagi pembangunan ekonomi,
saling pengertian internasional, perdamaian, kesejahteraan dan saling
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
36
menghormati, berdasarkan hak-hak azazi dan kemerdekaan bagi semua, tanpa
membedakan ras, jender, bahasa dan / atau agama.
Keanggotaanya dibedakan menjadi 3 kategori antara lain:
a) Anggota Penuh ( Full Members )
b) Anggota Sekutu ( Associate members )
c) Anggota Afiliasi ( Affiliate Members )
d. Organisasi Pariwisata Swasta ( Nasional )
1) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI )
2) Association of the Indonesia Tours & Travel Agencies ( ASITA )
3) Indonesia Housekeeper Association ( IHKA )
4) Himpunan Pramuwisata Indonesia ( HPI )
e. Organisasi Pariwisata Swasta ( Internasional )
1) Internasional Hotel & Restoran Association ( IHRA )
IHRA merupakan perubahan dari Internasional Hotel Association yang didirikan
pada tahun 1947. IHRA adalah suatu organisasi swasta yang non profit dan
merupakan satu-satunya organisasi internasional yang secara khusus
mengabdikan diri dalam mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan
hotel dan restoran di seluruh dunia.
2) Pasific Asia Travel Association ( PATA )
PATA secara hukum berkedudukan di Honolulu, Hawai, merupakan organisasi
pariwisata swasta internasional yang didirikan terutama untuk mempromosikan
kawasan Asia Pasifik sebagai tujuan wisata mancanegara.
3) International Air Transport Association ( IATA )
Adalah asosiasi transportasi udara yang bertujuan memajukan pertumbuhan
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
37
pengangkutan udara yang teratur, ekonomis dengan pelayanan rute-rute
internasional yang baik. IATA dibentuk pada tahun 1945 dan berpusat di Canada.
10. Kelemahan Industri Pariwisata Indonesia
Kelemahan industri pariwisata Indonesia terutama terletak pada ketersediaan
infrastruktur, citra keamanan/kenyamanan, sistem pemasaran, dan promosi.
Ketersediaan infrastruktur sangat vital untuk membangun konektivitas sektor
wisata. Selama ini, masalah infrastruktur merupakan kelemahan utama negeri ini.
Yang tak kalah pentingnya adalah pembenahan citra negatif tentang Indonesia.
Bangsa ini harus mampu menghapus citra tidak aman. Pemerintah tidak boleh
membiarkan kesan negatif itu melekat berkepanjangan dalam benak bangsa lain.
Meski kisruh sosial dan gejolak politik tidak menggambarkan seutuhnya kondisi
negeri ini, citra tersebut telah merasuki pikiran komunitas pariwisata
internasional. Citra buruk itu tercermin pada peringatan perjalanan (travel
warning) dari sejumlah negara. Untuk mengubah citra itu dibutuhkan langkah
kolektif.
Untuk membenahi kelemahan di bidang promosi dan pemasaran, pemerintah
harus serius melakukan reformasi birokrasi. Selama ini, budaya birokrasi di
negeri ini ditengarai menjadi penghambat gerak pembangunan di berbagai sektor.
Bahkan, Komite Ekonomi Nasional (KEN) menyebutkan masalah birokrasi,
korupsi, dan infrastruktur merupakan penghambat utama pembangunan nasional.
Selama ini, kultur birokrasi Indonesia menjadi titik lemah pemasaran pariwisata
Indonesia. Aparat birokrasi negeri ini terkesan kaku dan tidak dinamis dalam
menyikapi perkembangan dunia.
Kelemahan itu bukan hanya menyangkut promosi dan pemasaran tapi juga terkait
perencanaan dan implementasi di lapangan. Para pelaku usaha sering merasakan
betapa rumitnya menghadapi kaum birokrat. Padahal, sektor pariwisata seringkali
melibatkan banyak instansi.
Kerumitan itu kian bertambah karena koordinasi antarinstansi di negeri ini juga
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
38
sangat lemah. Bagi pelaku usaha, masalah koordinasi merupakan sesuatu yang
mahal di Indonesia. Lemahnya koordinasi ini membuat promosi pariwisata tidak
efektif, tidak fokus, dan sering berjalan sendiri-sendiri. Alhasil, jumlah
kunjungan wisman ke negeri ini tak mampu mengalahkan Singapura, Malaysia,
dan Thailand.
Bila berbagai kelemahan mendasar itu bisa dibenahi, target pemerintah untuk
menggaet 20 juta wisman pada di 2025 bisa menjadi kenyataan. Namun,
pemerintah benarbenar harus merangkul dunia usaha, mulai dari pengusaha biro
perjalanan, perhotelan, maskapai penerbangan, dan para pelaku bisnis terkait.
Pemerintah harus mampu membuktikan bahwa pengelolan pariwisata di
Indonesia tak kalah dibandingkan negara lain.
Tahun 2012 akan menjadi tahun pembuktian. Aparat pemerintah harus bekerja
keras untuk menjawab berbagai tantangan perubahan yang ada. Kita berharap
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mampu melakukan
perubahan itu. Sebagam mantan menteri perdagangan, kita berharap Mari Elka
mampu membenahi aspek birokrasi, melakukan terobosan pemasaran, dan riset
industri pariwisata. Kementerian Pariwisata juga harus bisa membuktikan bahwa
destinasi pariwisata Indonesia bisa bersaing di pasar global.
Pariwisata menjadi suatu kegiatan yang cukup mendapat perhatian dari
pemerintah karena dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan
kedatangan wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata, terutama wisatawan
mancanegara, maka diharapkan akan mendatangkan devisa bagi DTW tersebut.
Seperti kita ketahui, penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi dan gas
akhir-akhir ini terus menurun, bahkan diperkirakan tahun 2012, karena
keterbatasan teknologi, komoditi migas secara ekonomis dianggap tidak akan
efisien lagi sebagai penghasil devisa negara. Di sisi lain, ketahanan daya saing
ekspor non-migas juga tidak dapat diandalkan karena cara berproduksi masih
didominasi oleh teknologi rendah, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak
mampu bersaing di pasar global. Investor asing tidak berminat menanamkan
modalnya di Indonesia, selain karena keamanan yang labil, terlalu banyak pungli
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
39
(pungutan liar) untuk memulai suatu bisnis di Indonesia. Kenaikan upah buruh
yang terus meningkat mengakibatkan harga produk tidak kuat bersaing di pasar
internasional.
Berdasarkan hal di atas, maka pemerintah harus mencari alternatif sektor
ekonomi yang dianggap pas untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu sektor
ekonomi yang dianggap cukup perspektif adalah sektor pariwisata. sektor ini
diyakini tidak hanya sekadar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha
meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi juga mampu
mengentaskan kemiskinan. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas
pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :
a. Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya wisatawan,
perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan
harapan (expectation) wisatawan.
b. Dapat meningkatkan kesempatan kerja. Dengan dibangunnya hotel atau
restoran, akan diperlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak.
c. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus memercepat pemerataan
pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari
pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.
d. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah.
Setiap wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan
pemerintah yang berlaku.
e. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB).
f. Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan
sektor ekonomi lainnya.
g. Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami
surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayara
H. GEOGRAFI INDUSTRI
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
40
Instrustri berasal dari industria yang diartikan sebagai kegiatan ekonomi
bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
atau bahan baku menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut
pandang geografi industri merupakan perpaduan-perpaduan subsistem fisis
dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan industri, yaitu meliputi komponen-komponen lahan, bahan mentah
atau bahan baku, sumber-sumber energi dan iklim dengan segala proses
ilmiahnya. Sedangkan subsistem manusianya meliputi komponen-komponen
tenaga kerja, kemampuan tekhnologi, tradisi, keadaan politik, keadaan
pemerintahan, transportasi dan komunikadi, konsumen, pasar dan sebagainya,
sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.
1. Pengertian Industri
Ada beberapa penjelasan tentang pengertian industri.
a. Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang artinya buruh(tenaga
kerja) dan industrios yang artinya kerja keras.
b. Industri artinya bagian dari proses produksi dimana yidak mengambil
langsung dari alam untuk dikonsumsi, tetapi bahan-bahan itu diolah lebih dahulu
sehingga menjadi barang yang berguna bagi masyarakat.
c. Menurut Encyclopedia Americana, industri diartikan sekelompok kegiatan
yang mengusahakan benda-benda ekonomi dan penggunaanya.
d. Industri dalam arti sempit ialah kegiatan industri yang hanya terbatas pada
tipe kegiatan ekonomi sekunder yaitu segala macam usaha atau kegiatan yang
sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi.
e. Industri dalam arti luas adalah suatu kegiatan dalam usahanya untuk
meningkatkan produktifitas dalam kegiatan ekonomi.
f. Mnurut G.T. Rennes, industri adalah aktifitas ekonomi manusia yang
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
41
dilaksanakan secara terorganisasi dan sistematis.
g. Menurut UU RI No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
2. Tahap-Tahap Industri
Menurut Roswto pertumbuhan dan perkembangan industri dibedakan menjadi 5
tahap, yaitu:
a. The traditional society (masyarakat tradisional)
Suatu masyarakat yang strukturnya dibangun dalam fungsi terbatas, ilmu
pengetahuan dan tekhnologi sangat sedrhana dan berenghasilan rendah.
b. The Precondition for take off (pra kondisi menuju tinggal landas)
Merupakan bentuk masyarakat dalam masa peralihan. Nilai dan cara-cara
tradisional mulai dirasakan tidak cocok. Sedangkan nilai-nilai baru muncul dan
sangat dibutuhkan. Secara perlahan perubahan-perubahan pun mulai terjadi.
c. Take off (masa tinggal landas)
Merupakan masa dimana berbagai kendala terhadap pertumbuhan sudah dapat
diatasi. Niali-nilai dan terobosan baru yang jelas dapat menimbulkan kemajuan
masyarakat yang makin luas.
d. The drive to maturity (menju ke arah kedewasaan)
Tahap menuju kedewasaan atau kematangan adalah suatu tahap kegiatan
perekonomian yang tumbuh secara terus menerus. Produktivitas dari keguatan
industri sangat berarti menentukan pendapatan nasional.
e. The age of high masa concumtion (suatu masa masyarakat berkonsumsi
tinggi)
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
42
Masa konsumsi tinggi ditandai dengan adanya perkembangan kegiatan industri
lebih ditujukan untuk menhasilkan barang-barang konsumsi yang tahan lama.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Kegiatan ekonomi yaitu aktivitas manusia yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
b. Bahan mentah yaitu bahan yang didapat dari sumber daya alam dan yang
diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjt.
c. Bahan baku industri yaitu bahan mentah yang diolah dapat dimanfaatkan
sebagai sarana industri.
d. Barang setengah jadi yaitu bahan mentah atau bahan baku yang telah
mengalami satu atau beberapa tahap proses produksi yang dapat diproses lebih
lanjut menjadi barang jadi.
e. Barang jadi , yaitu barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk
konsumen akhir.
f. Rencana bangun yaitu kegiatan industri yang berhubungan dnegan
perencanaan pendirian industri secara keseluruhaan atau bagian-bagiannya.
g. Rekayasa industri yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pernacangan dan
pebuatan mesin-mesin (peralatan pabrik) dan peralatan industri lainnya.
h. Mengolah menjadi barang dengan nilai lebih penggunaanya yaitu
menjadikan barang lebih tinggi baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya.
2. Dampak Positif Industri
Industri banyak memberikan keuntungan. Berikut ini keuntungan industri antara
lain:
a. Memperbesar kegunaan bahan mentah. Semakin banyak bahan mentah yang
diolah dalam perindustrian, semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
b. Memperluas lapangan pekerjaan.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
43
c. Menambah penghasilan penduduk, sehingga menambah pekerjaan
kemakmuran.
d. Mengurangi ketergantungan Indonesia pada luar negri.
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
f. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat.
g. Kegiatan ekonomi menjadi lebih leluasa karena tidak semata-mata
tergantung pada lingkungan alam.
h. Menambah devisa negara.
3. Syarat-syarat mendirikan industri
a. Adanya sumber daya alam yang mellimpah menyediakan bahan mentah dan
dasar.
b. Terdapatnya tenaga ahli yang terampil di bidangnya yang mampu
menjebatani proses produksi dan pengelolahan sumber daya alam.
c. Banyak modal yang dapat menunjang produksi dan pemasaran.
d. Kondusi daerah yang memilik fasilitas transportasi yang lancar agar dapat
menjalankan distribusi.
e. Manajemen yang baik untuk memperlancar dan mengatur proses produksi,
serta kejujuran dalam melaksanakan tugas.
f. Daerahnya memiliki masyarakat yang siap kearah industri.
4. Klasifikasi Industria
a. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung
pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan
baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
44
1) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung
dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan
2) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
3) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya
adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
b. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang
dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga
kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya
kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri
anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai
19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,
tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki
kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan
industri keramik.
4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara
kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
45
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan
kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri
besi baja, dan industri pesawat terbang.
c. Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman,
industri konveksi, industri makanan dan minuman.
2) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.
3) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
d. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng,
Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
2) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri
BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
3) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
46
mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.
Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri
transportasi, industri seni dan hiburan.
e. Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan
menjadi:
1) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri
yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
2) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah
yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
3) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu
industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen
di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang
(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan
Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
4) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri
tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri
gula berdekatan lahan tebu.
5) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),
yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini
dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya
sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik,
industri otomotif, dan industri transportasi.
f. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
47
1) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,
industri pemintalan, dan industri baja.
2) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi,
industri otomotif, dan industri meubeler.
g. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi
1) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat
produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri
percetakan.
2) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman.
h. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri
yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional
(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri
makanan dan minuman.
2) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang
modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi,
industri perminyakan, dan industri pertambangan.
3) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya
berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
48
otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
i. Klasifikasi Industri berdasarkan subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,
misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan
2) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara
yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,
3) industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri
transportasi.
10. Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor,
seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.
Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
1) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan
keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas
(berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
2) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative
besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang,
tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala
regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-
anak.
3) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,
teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah
banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.
Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri
transportasi, dan industri persenjataan.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
49
11. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga
pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
1). Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang
besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri
yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan
kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan
industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan
industri ban.
2). Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam
menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang
termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
a) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor,
mesin hueler, dan mesin pompa.
b) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer,
excavator, dan motor grader.
c) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji,
dan mesin pres.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
50
d) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
e) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
f) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
g) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku
cadang kendaraan bermotor.
h) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
i) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri
alumunium, dan industri tembaga.
j) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
k) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan
pabrik, the blower, dan kontruksi.
3) Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan
bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk
industri ini adalah sebagai berikut:
a) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
b) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin
jahit, televisi, dan radio.
c) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik,
obatobatan, dan pipa.
d) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan
makanan kemasan.
e) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis,
dan marmer
4) Industri Kecil (IK)
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
51
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja
sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,
misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari
tanah (gerabah).
5). Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari
kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya:
pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan,
arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya:
pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan
wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah
pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
Orang yang setiap harinya berkecimpung di dunia perindustrian tentu
mengenal atau setidaknya pernah mendengar geografi industri. Salah satu yang
dibahas dalam geografi industri adalah mengenai keterkaitan serta
ketergantungan dalam industri.
Industri kini menghimpun cara agar bisa memproduksi dengan biaya
seminimal mungkin. Salah satu faktor yang bisa menjadi beban adalah besarnya
biaya transportasi atau biasa yang disebut juga biaya logistik. Biaya logistik
terjadi ketika bahan baku atau bahan setengah jadi dikirimkan ke lokasi-lokasi
produksi ataupun langsung ke konsumen.
Minimalisasi biaya logistik dapat dilakukan dengan beragam cara.
Melakukan desain sistem rantai pasok merupakan salah satu pilihan yang bisa
diambil. Dengan melakukan desain sistem rantai pasok, perusahaan
menginginkan agar biaya logistik dapat ditekan serendah mungkin.
Cara yang digunakan pun beragam, mulai pendekatan kuantitatif sampai
pada pendekatan kualitatif ataupun campuran keduanya. Cara lain yang bisa
dilakukan adalah dengan mendesain sebuah klaster industri. Keberadaan sebuah
klaster industri memerlukan peran serta pemerintah sebagai salah satu
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
52
stakeholder keberadaan bisnis sebuah perusahaan.
Menurut Deperindag, klaster industri adalah kelompok industri dengan
focal/core industry yang saling berhubungan secara intensif dan membentuk
partnership, baik dengan supporting industry maupun related industry.
Yang dimaksud supporting industry adalah industri yang termasuk dalam
ranti nilai produksi sebuah produk. Misalnya, industri pupuk memerlukan bahan
baku gas alam. Oleh karena itu, industri gas alam merupakan salah satu
supporting industry dari industri pupuk.
Related industry adalah industri yang baik secara langsung maupun tidak
langsung. Berkaiatan erat ataupun mempunyai kemiripan dengan industri lainnya.
Misalnya, industri pengeboran perusahaan manufaktur memerlukan perusahaan
jasa pengangkutan sebagai salah satu mitra untuk mengirimkan hasil-hasil
produksi mereka.
Dari definisi tersebut, dapat dilihat hubungan dari kumpulan industri yang
membentuk sebuah klaster industri. Industri-industri pendukung dan terkait
langsung akan mengumpul ke dalam satu lokasi yang berdekatan.
Kedekatan jarak dan kesamaan tujuan antarperusahaan yang ada dalam
klaster tersebut akan menjadikan usaha untuk mengirim faktor-faktor produksi,
seperti bahan baku menjadi lebih rendah. Dengan demikian, pada akhirnya,
biaya logistik akibat transportasi faktor-faktor produksi pun akan dapat ditekan
pada nilai terendahnya.
Klaster industri juga akan membuat perusahaan-perusahaan yang ada
dalam klaster tersebut lebih mudah dalam mendesain sistem rantai pasok dari
rantai produksi perusahaannya. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi tentunya
desain klaster industri tersebut harus sudah memenuhi kriteria-kriteria dasar dari
sistem rantai pasok yang baik.
Hal ini dapat dilakuakan dengan melakukan pendekatan proaktif terhadap
stakeholder-stakeholder yang terlibat langsung ketika mendesain sistem klaster
industri. Dengan demikian, perubahan atas rancangan awal dari sistem klaster
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
53
industri dapat diminimalisasi. Hal itu berarti akan memperlancar proses produksi
perusahaan-perusahaan yang ada dalam klaster tersebut.
6. Teori Lokaasi Industri
Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu
ditekankan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori
lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu
lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai beberapa teori lokasi :
a. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber
Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan
mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan
asumsi sebagai berikut:
1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan
penduduknya relatif homogen.
2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.
3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah
Minimum Regional (UMR).
4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.
5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.
6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred
Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu)
dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja.
Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Berdasarkan
asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti pada gambar
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
54
berikut ini :
(a) (b) (c)
Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri(Sumber: Ilmu Pengetahuan
Populer, 2000)
Keterangan:
M = pasar
P = lokasi biaya terendah.
R1, R2 = bahan baku
Gambar
(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.
b. Teori lokasi industri optimal (Theory of optimal industrial location) dari Losch
Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini
diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila
dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan
pendapatan paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi
bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai
oleh pusat (industri) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh
dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya
semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini,
setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar
seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya
akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang
menghasilkan barang yang sama, sebab dapat mengurangi pendapatannya.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
55
Karena itu, pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling
bersambungan sehingga berbentuk heksagonal.
c. Teori susut dan ongkos transport (theory of weight loss and transport cost)
Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses
pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara
mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling
menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila
memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya
transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:
1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar
kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan
baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.
2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang
jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah
pemasaran.
d. Model gravitasi dan interaksi (model of gravitation and interaction) dari Issac
Newton dan Ullman
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya tarik
(gravitasi) untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling
melengkapi (regional complementarity), kemudian memiliki kesempatan
berintervensi (intervening opportunity), dan kemudahan transfer atau pemindahan
dalam ruang (spatial transfer ability). Teori interaksi ialah teori mengenai
kekuatan hubungan-hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat
yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut.
Makin besar jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan makin besar
interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh jarak kedua tempat maka interaksi
yang terjadi semakin kecil. Untuk menggunakan teori ini perhatikan rumus
berikut.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
56
Keterangan:
I = gaya tarik menarik diantara kedua region.
d = jarak di antara kedua region.
P = jumlah penduduk masing-masing region.
e. Teori tempat yang sentral (theory of cental place) dari Walter Christaller
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold
(ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk
mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang)
adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga
keseimbangan suplai barang. Menurut teori ini, tempat yang sentral secara
hierarki dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3), merupakan pusat pelayanan
berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya,
atau disebut juga kasus pasar optimal.
2) Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas yang
optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh
tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang
paling efisien.
3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7), merupakan situasi administratif
yang optimum. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian
wilayah-wilayah tetangganya.
Untuk menerapkan teori ini, diperlukan beberapa syarat di antaranya sebagai
berikut:
1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif
seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau
pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
57
2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak
memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu,
dan batubara.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Industri
Berdirinya industri baik yang berskala besar atau kecil tentunya
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu meliputi faktor ekonomis,
historis, manusia, politis dan geografis. Pada kegiatan ekonomi sekunder yaitu
industri manufaktur, akan nampak adanya tiga usaha dan kegiatan pokok yang
satu sama lain saling berkaitan erat , yaitu: Usaha-usaha pengumpulan dan
pengambilan bahan mentah, kegiatan pengolahan, dan usaha-usaha pemasaran
hasilnya. Usaha tersebut akan berhasil dan menghasilkan produk suatu industri
jga memerlukan enam jenis masukan/input, keenam masukan ini diproses secara
efisien, efektif dan produktif umtuk kemudian berubah menjadi keluaran/output .
Keenam masukan itu adalah :
Sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui.
Sumber daya alam akan mengalami tahap-tahap perubahan oleh perusahaan yang
berbeda. Secara umum, sumber daya alam ini bisanya menjadi bahan yang diubah
oleh proses produks, sehingga sering disebut bahan mentah atau bahan baku.
Modal, yang bisa berarti dua hal yaitu membayar upah pekerja, bayar listrik dan
beli bahan baku. Disamping itu, modal juga berarti barang-barang berupa tanah,
gedung, mesin, dan alat-alat produksi lainnya.
Tenaga kerja, merupakan faktor manusia yang akan menjalankan mesin,
menangani bahan, mengatur produksi dan sebagainya. Tanpa tenaga kerja, semua
yang lain tidak akan berarti apa-apa, karena tidak ada yang merencanakan,
mengoperasikan dan mengendalikan aktifitas produksi tersebut.
Manajemen. Yaitu ilmu tentang cara-cara mengolola masukan-masukan untuk
industri dan kumpulan orang yang mempraktekan ilmu ini. Manajemen biasanya
dibedakan dari tenaga kerja. Tenaga kerja lebih dimaksudkan sebagai orang-
orang yang melaksanakan perintah-perintah atau pengaturan-pengaturan aktifitas
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
58
oleh manajemen.
Teknologi, yaiut ilmu tentang pemanfaatan sains menjadi alat/sarana hidup,
sarana prodksi dan sebagainya. Teknik adalah bagiandari teknologi.
Moral, yaitu terdapat dalam diri manusia, baik yang berposisi sebagai tenaga
kerja maupun manajemen, unsur inilah yang memberikan
dorongan/semangat/motivasi untuk bekerja dengan rajin sungguh-sungguh dan
teliti. Tanpa moral yang baik,unsur manusia didalam industri akan
menyalahgunakan sumber daya alam, menggunakan teknologi untuk tujuan yang
salah dan menghasilkan produk yang tidak baik yang akhirnya merugikan
konnsumen.
Smith (1963: 414-417) menggolongkan syarat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha dan kegiatan industri atas 4 kelompok. Yaitu faktor-faktor
sumber daya, faktor-faktor sosial, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor yang
menyangkut kebijakan pemerintah. Adalah sebagai berikut :
1) Faktor Sumber Daya
Bahan Mentah
Bahan mentah dalam industri merupakan hal yang terpenting diantara
sumber daya. Bahan mentah ini dapat berasal dari sektor primer, hasil-hasil
pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan dan pertambangan, dan dapat pula
juga berupa produk industri-industri lain. Usaha-usaha pengumpulan dan
pengambilan bahan mentah erat hubungannya dengan daerah sumber bahan
mentah, sehingga banyak usaha-usaha industri didirikan atau
ditempatkandidaerah atau mendekati sumber bahan mentah tersebut. Satu hal
terpenting adalah bahan mentah atau bahan baku tersebutmudah didapatkan atau
didatangkan secara ekonomis.
Sumber Energi
Industri yang modern tidak akan berdiri dan berjalan mulus tanpa adanya
sumber energi yang menunjang, karena semakin mordern perindustrian disuatu
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
59
daerah makin tinggi tingkat konsumsi energinya. Sumber energi yang digunakan
dalam perindustrian antara lain adalah : minyak bumi, batu bara, gas alam, tenaga
listrik, nuklir, kayu, dan lain-lain
Penyediaan Air
Air didalam industri memiliki fungsi sebagai bahan pendingin mesin dan
sebagai bahan pencampur dan pencuci. Sehingga penempatan industri harus
benar-benar memperhatikan kemungkinan persediaan air.
Iklim dan Bentuk Lahan
Bentuk lahan atau Landfrom dapat berpengaruh terhadap penempatan dan
lokasi industri, baik terhadap bangunan industri maupun kemungkinan
pembuatan prasarana lalu lintas angkutan. Sedangkan iklim, dengan
perkembangan teknologi yang modern dalam perindustrian, faktor iklim tidak
lagi menjadi penentu, namun masih banyak industri yang ditentukan oleh
keadaan iklimnya.
2). Faktor-faktor Sosial
Penyediaan Tenaga Kerja
Adanya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sangat mempengaruhi proses
produksi dan distribusi. Untuk itu dalam penyediaan tenaga kerja ini tergantung
pada jumlah tenaga kerja yang tersedia dan tingkat upah yang berlaku didaerah
kawasan industri tersebut. Pada umumnya penempatan industri berkaitan erat
dengan konsentarsi penduduk dan upah yang rendah.
Skill dan Kemampuan Teknologi.
Berdirinya suatu industri yang modern tentunya ditunjang dengan mesin-
mesin modern dan produksi massal yang memerlukan tenaga-tenaga kerja yang
terampil dan skill yang tinggi serta propesional.
Kemampuan Mengorganisasi.
Adanya pengalaman dalam berorganisasi memberikan pengaruh yang
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
60
cukup penting dalam suatu kinerja kerja. Makin kompleks suatu industri, makin
kompleks pula pengorganisasiannya. Oleh karena itu diperlukan tenaga kerja
yang berkemampuan tinggi untuk pengorganisasiannya. Dalam hal ini mengawas
dan operasional.
3. Faktor-Faktor Ekonomi
Pemasaran.
Pemasaran sama pentingnya dengan bahan mentah dan sumber energi
dalam hal pengaruhnya terhadap aktifitas dan perkembangan ekonomi, yang lebih
ditekankan pada pemasarannya. Karena industri hakekatnya usaha untuk mencari
keuntungan dan ini diperoleh hanya jika ada pemasaran. Potensi pemasaran
sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya belinya. Makin tinggi daya
beli dan makin besar jumlah penduduk, berarti makin besar petensi pasar.
Transportasi.
Sarana transportasi dari segi aksebilitas jalan, kondisi kendaraan serta
ongkos pengiriman, merupakan hal yang sangat penting artinya bagi industri,
sebab bagaimanapun juga bahan mentah harus diangkut dan hasilnya hars
dipasarkan.
Modal.
Dalam hal ini kita mengenal dua macam modal, modal dalam negeri dan
modal luar negeri. Selain itu sumber modal juga berasal dari individu, perbankan,
investor, penduduk daerah atau negara dari pajak-pajak rertribusi, hasil –hasil
perusahaan negara, tabungan negara dan penanaman modal dan sebagainya.
Modal ini sangat diperlukan dan salah satu hal yang penting. Beberapa macam
ibndustri kadang-kadang memerlukan modal besar sehingga hanya perusahaan-
perusahaan besar saja yang dapat memberikan atau menyediakan modalnya.
Nilai dan Harga Tanah.
Harga tanah yang tinggi di pusat-pusat perkotaan mendorong usaha-usaha
industri ditempatkan di daerah-daerah pinggiran. Hal ini disebabkan karena pajak
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
61
yaqng berbeda-beda sehingga mendorong para pendiri industri mencara tempat
dipinggiran kota yang tarif pajaknya rendah
4. Faktor Kebijaksanaan Pemerintah.
Faktor pemerintah yang mempengaruhi usaha dan perkembangan industri
adalah: ketentuan-ketenjuan perpajakan dan tarif, pembatasan ekspor-impor,
pembatasan jumlah dan macam industri, penentuan daerah industri dan
pengembangan kondisi yang menguntukan usaha
8. Penentuan Lokasi Industri
Pemilihan lokasi industri mempunyai arti sangat penting. Hal ini karena
lokasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
kontinuitas proses dan kegiatan industri. Tujuan dari penentuan lokasi industri
adalah untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan
meraih pasar yang luas.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendirian Industri
Faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri suatu industri dapat dibedakan
menjadi dua macam:
1) Faktor pokok meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya
angkutan, daerah pemasaran dan sumber energi.
2) Faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah di bidang
industri dan ketersediaan air.
b. Teori Lokasi Industri
Teori lokasi muncul untuk menentukan lokasi yang terbaik secara ekonomis bagi
suatu industri.
1) Teori lokasi industri dari Weber
Teori lokasi industri dari Webber dikenal dengan sebutan least cost
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
62
location. Isi pokok teori Webber adalah lokasi industri dipilihkan di tempat-
tempat yang biayanya paling minimal.
2) Teori lokasi industri optimal dari Losch
Teori lokasi optimal dari Losch berdasarkan permintaan. Menurut Losch,
lokasi optimal suatu industri adalah lokasi yang dapat menguasai wilayah
pemasaran terluas.
3) Analisis wilayah pasar model Hotteling
Tujuan pasar model Hotteling adalah menganalisis strategi lokasi dua
industri yang bersaing di pasar. Menurut Hotteling elastisitas permintaan akan
mendorong difusi industri.
4) Pendekatan Perilaku menurut Pred
Pred menyusun matrik perilaku yang dapat digunakan untuk menganalisis
pengambilan keputusan tentang berbagai lokasi. Pada prinsipnya, lokasi industri
menurut Pred ditentukan berdasarkan perilaku pengambilan keputusan.
Menentukan lokasi industri atas dasar bahan baku, pasar, biaya angkut,
tenaga kerja, modal, tekhnologi, peraturan dan lingkungan dapat dilakukan
dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Lokasi industri dekat dengan bahan baku jika:
1) Bahan baku yang digunakan mudah rusak,
2) Pengangkutan barang jadi lebih mudah jika dibandingkan dengan
pengangkutan bahan baku,
3) Bahan baku yang digunakan lebih berat daripada produk yang dihasilkan.
b. Lokasi industri berdasar pasar, jika:
1) Produksi yang dihasilkan lebih berat dibandingkan dengan bahan baku,
2) Bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak,
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
63
3) Wilayah pasar luas,
4) Produksi yang dihasilkan lebih mudah rusak setelah pengolahan,
5) Faktor prestise (gengsi lebih dipentingkan, misalnya industri
periklanan/advertising).
c. Lokasi industri berdasarkan biaya angkut, berarti sedapat mungkin didirikan di
daerah yang lancar transportasinya baik jumlah hasil produksinya maupun bahan-
bahan baku yang diperlukan.
d. Lokasi industri berorientasi pada tenaga kerja
Tenaga kerja dalam industri erkaitan dengan dua hal, yaitu:
1) Kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang ditampung oleh industri
2) Kualitas atau mutu tenaga kerja yang dimiliki industri
e. Lokasi industri berdasarkan modal dan tekhnologi
Lokasi industri perlu diperhitungkan, besarnya modal yang dibutuhkan
dalam proses produksi, dan perlu memiliki tekhnologi yang menjadikan industri
lebih efisien. Dalam tekhnologi yang dipertimbangkan sumber tenaga yang paling
tepat digunakan, seperti tenaga hewan, tenaga air, tenaga listrik, tenaga gas,
batubara, atau minyak bumi.
f. Lokasi industri berdasarkan peraturan dan lingkungan
Berkaitan dengan hal ini, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah
no.29 tahun 1986 tentang pelaksanaan analisis dampak lingkungan (AMDAL),
atau analisis mengenai dampak lingkungan.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
64
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara
1. Dafatar nama Responden selaku pelaku industri:
a. Dg. Angka, sewa banana boat
b.Baharuddin, sewa banana boat
c. Waliha, penjual bakso
d.Sudirman, sewa ban
e. Hj. Nuraeni, Penjual jagung bakar
2. Daftar Nama Responden selaku pengunjung:
a. Mahmud, asal BTP
b. Indar Jaya, asal Paropo
c. Isma, asal Pallangga
d. Ayu, galesong
e. Putri, Muhajirin
B. Pembahasan
1. Pelaku Industri
Setelah melakukan wawancara kepada responden, diketahui bahwa
walaupun bukan hari minggu pengunjung tetap ramai, bedanya, jika hari minggu
pengunjung lebih banyak yang datang, adapun wahana banana boat harganya 20
ribu rupiah per orang yang dimana diskon diberikan gratis untuk 1 orang setiap
pembayaran 100 ribu, adapun penjual bakso yang diwawancarai baru pertamakali
menjual di tempat tersebut, adapun mengenai penyewaan ban yang paling kecil
Rp. 5.000 sedang Rp.10.000 dan paling besar Rp.15.000. Selanjutnya yaitu harga
jagung bakar 1 porsi adalah Rp. 5.000.
2. Selaku Pengunjung
Adapun pendapat beberapa pengunjung, yaitu, diketahui faktor utama
mereka datang ke tempat tersebut adalah, akses yang cukup baik di tunjang
dengan lokasi yang cukup dekat, di tambah kontribusi yang tidak begitu mahal,
selanjutnya terdapatnya wahana-wahana yang tidak terdapat di tempat lain juga
salah satu penunjang ramainya wistawatawan datang ke pantai tanjung bayang
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
65
ini.
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
66
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan-persamaan,
perbedaan-perbedaan, dan keterkaitan fenomena-fenomena geosfer dalam
konteks keruangan, kelingkungan dan teks kewilayahan. Fenomena geosfer
mencakup fenomena-fenomena litosfer, hidrosfer, biosfer dan antropofer.
Geografi Pariwisata adalah salah satu cabang geografi social yang
mengkaji mengenai lingkungan yang dapat dijadikan lokasi hiburan yang bernilai
ekonomis bagi manusia dengan menjadikan alam sebagai objek utamanya.
Sedangkan, Geografi Industri merupakan kajian geografi Sosial yang
mengkaji mengenai alam serta apa yang terkandung didalamnya yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dengan berbagai proses dan bernilai ekonomis.
Dari keragaman keterkaitan fenomena yang ada di muka bumi ini maka
antara kajian geografi fisik dan geografi social akan saling terkait erat dan saling
menopang. Hal ini dapat kita lihat dari cabang geografi social seperti geografi
industry dan pariwisata yang akan memerlukan kajian geografi fisik untuk
membantu dalam tahap perkembangannya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah:
1. Kepada mahasiswa, agar mempersiapkan pertanyaan yang baik dan benar kepada responden
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.
67
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/geografi-industri.htm
http://geo-smancis.blogspot.com/p/perindustrian-pengertian.html
http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html
http://geografi-geografi.blogspot.com/2010/11/teori-lokasi-industri-
pertimbangan.html
http://akank-sutha.blogspot.com/2012/04/geografi-pariwisata.html
http://www.mukti-tyre.com/2009/09/materi-geologi.htmlPengertian Geologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Geomorfologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografi
http://id.wikipedia.org/wiki/Klimatologi
Laporan geografi Industri dan Pariwisata Jumadil Akbar.A.R.