laporan geriatri kelompok 3
TRANSCRIPT
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING
MODUL 1 GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
Kelompok 3
Agung Dwi Saputra 2010730118
AMF Faidzin Akbar 2010730121
Ayu Kusuma Wardhani 2010730125
Fadhlul Hazmi 2010730131
Ghisqy Arsy Mulki 2008730136
Irawati 2010730142
Nindya Adeline 2010730156
Thia Resti Handayani Putri 2010730164
Tohari 2010730165
Vera Desniarti 2010730166
Tutor : dr. Yusnam Syarief, PAK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013
SKENARIO
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI
seorang anak laki-laki umur 24 bulan berat badan 8,5 kg, panjang badan 72 cm lingkar kepala
52 cm di bawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3 hari, pasien juga demam sejak 4 hari
lalu , demam tidak tinggi. Riwayat kelahiran : ditolong oleh bidan dengan BB 2900 gram,
panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm. pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan,
karena ibu pasien bekerja, selanjutnya hanya di beri susu formula. Ayah pasien juga tidak
pernah pulang-pulang, jadi pasien hanya di asuh oleh nenek saja yang sering batuk-batuk dan
sudah berusia 72 tahun. Pasien jarang di bawa keposyandu, penimbangan yang di lakukan
umur 12 bulan saat berobat berat badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, lingkar kepala 47,5 cm,
terakhir satu bualn lalu saat berobat karena demam, berat badan pasien 7,8 kg, tinggi badan
72 cm lingkar kepala 51 cm . pasien baru bias membungkuk untuk berdiri, berdiri
berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil mainan yang besar besar
( boneka) sedangkan mainan seperti pinsil warna sulit dipegang. Sering menangis tidak jelas
dan cenderung pendiam. Makanan padat mulai diberikan saat berusia 4 bulan , yaitu pisang.
BAB I
HASIL DISKUSI
KATA SULIT:
KATA KUNCI:
1. Anak laki-laki 24 bulan.
2. Demam subfebris dan batuk pilek 4 hari yang lalu.
3. Berat badan berkurang, lingkar kepala lebih.
4. Gangguan pada saat partus.
5. Asi sampai 3 bulan, makanan padat usia 4 bulan.
6. Ada gangguan perkembangan.
7. Sering kejang.
8. Imunisasi tidak lengkap.
9. Diasuh nenek, nenek sering batuk-batuk.
PERTANYAAN :
1.Sebutkan definisi pertumbanhan dan perkembangan pada anak?
2.Jelaskan factor-faktor yang memmpengaruhi tumbuh kembang pada anak?
3.fisiologi pertumbuhan dan perkembangan?
4.apakah pemberian imunisasi pada skenario?
5.sebutkan jenis imunisasi pada anak 0-24 bulan?
6.bagaimana mengaplikasikan BB , TB, PB, LK Pada skenario kekurva pertumbuhan WHO?
7.bagaimana perkembangan tumbuh kembang anak pada skenario sesuai dengan standar
normal dan bagaimana status gizinnya?
8.apakah riwayat kejang pada anak bepengaruh pada tumbuh kembang anak pada skenario?
Jelaskan!
9.hubungan asi terhadap tumbuh kembang?
10.jelaskan penilaian partus pada pasien pd skenario?
11.bagaimana penatalaksanaan awal gangguan pertumbuhan dan perkembangan?
12.bagaimana penilaian dr kpsp atau perkembangan dunver pada skenario?
13. Bagaimana asupan nutrisi pada bayi dan anak?
14. Bagaimana kebutuhan kalori pada anak ini dengan skenario?
15.bagaimana asah asuh dan asih pada anak?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sebutikan definisi pertumbanhan dan perkembangan pada anak? (TOHARI)
Pertumbuhan dan perkembangan anak masing-masing memiliki arti dan definisi yang
berbeda namun saling terkait erat satu dengan yang lain dan tidak dapat terpisahkan.
Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya adalah proses bertambahnya
ukuran berbagai organ (fisik) yang disebabkan karena adanya peningkatan ukuran dari
masing-masing sel organ terkait.
Sedangkan perkembangan bisa didefinisikan sebagai suatu proses pematangan
majemuk (komprehensif) yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi
termasuk juga perubahan pada aspek sosial dan emosional.
Dalam proses perkembangan anak yang terkait atau berhubungan adalah aspek non
fisik seperti kecerdasan, tingkah laku, emosi, pemikiran dan aspek non fisik lainnya.
Dalam ilmu kesehatan anak, pertumbuhan dan perkembangan anak diartikan sebagai
semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jasad atau tubuh manusia yang dimulai dari
semenjak konsepsi atau pembentukan janin, anak kecil hingga usia dewasa.
2. Jelaskan factor-faktor yang memmpengaruhi tumbuh kembang pada anak?
(TOHARI)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang
menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu
diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Faktor Keturunan (herediter)
A. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda
dengan anak laki-laki
B. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan
anak keturunan bangsa Asia.
2. Faktor Lingkungan
A. Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku
dalam merawat dan mendidik anak.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya
orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk
pemberian asuhan terhadap anak
3) Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan
yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang
baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang
menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4) Penyimpangan dari keadaan normal
Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan otot-otot.
6) Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan
terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
B. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik
jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2) Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa
pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,
mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon
gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan
memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder
wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru
akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat
anak berinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
3. Fisiologis Bayi Baru Lahir dari Kehidupan Intrauterin ke Ekstrauterin ?
(VERA DESNIARTY)
Definisi
a. perkembangan sistem organ fetus
Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian
(minimal) dan selama dua tiga bulan keempat organ-organ fetus sama dengan organ
neonatus. Perkembangan struktur organ yang lebih kecil (struktur sel)lebih baik dan
memerlukan lima bulan kehamilan sisanya untuk menyempurnakan perkembangan. Bahkan
ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf,ginjal,dan hati) belum sempurna.
b. Pengertian Adaptasi fisiologi fetus
Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus.
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus
adalah indivisu yang sedang bertumbuh.
c. Pengertian adaptasi neonatal
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di
dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga
homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Banyak perubahan yang
akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu)
yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(Oksigen dan nutrisi)ke lingkungan eksterna
(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhinya.
Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah
sbb :
Sebelum Lahir Sesudah Lahir
1. Lingkungan fisik Cairan Udara
2. Suhu Luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
3. Simulasi sensoris Terutama kinestetik atau
vibrasi
Bermacam-macam stimuli
4. Gizi Tergantung zat gizi yang
terdapat dalam darah ibu
Tergantung tersedianya
bahan makanan dan
kemampuan saluran cerna
5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin
melalui plasenta
Berasal dari paru-paru ke
pembuluh darah paru-paru
6. Pengeluaran hasil
metabolisme
Dikeluarkan ke sistem
peredaran darah ibu
Dikeluarkan melalui paru-
paru, kulit, ginjal, dan
saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan
setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Organ yang bertanggung
jawab untuk oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi
mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses
pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-
otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu
menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat
pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga
memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.
Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang
melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh
tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi
sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan
yang relatif lemah. Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat,
biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.
Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk
bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang
baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan
yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekuensi napas
pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit
( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali
permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas
merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :
1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di
sinus karotikus (stimulasi mekanik).
3. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus ( stimulasi
sensorik).
4. Refleks deflasi Hering Breur.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah
lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,selain karena adanya
surfaktan,juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga
udara bisa gtertahan di dalam. Cara neonates bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan
abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila
surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi
atelektasis. Dalan kondisi seperti ini(anoksia), neonatus masih mempertahankan hidupnya
karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut
sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II
dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi
antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan
yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam
darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan
pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat
gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang
cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi
yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan
dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama.Dengan beberapa kali
tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di
paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka
guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan
oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
Perubahan Pada Sistem Sirkulasi
Penyesuaian sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat melalui paru adalah
satu faktor penting selain mulainya pernapasan ketika lahir. Oleh karena itu paru tidak
berfungsi terutama selama kehidupan fetal,maka jantung fetus tidak perlu memompa banyak
darah melalui paru.sebaliknya jantung fetus harus memompa darah dalam jumlah besar
melalui plasenta. Sebagian besar darah yang masuk ke atrium kanan dari vena kava inferior
langsung berjalan lurus melalui permukaan posterior atrium kanan dan kemudian melalui
foramen ovale langsung masuk ke dalam atrium kiri. Jadi, darah yang di ogsigenisasi baik
dari plasenta masuk ke sisi kiri jantung bukan ke sisi kanan jantung dan dipompa oleh
ventrikel kiri terutrama ke dalam pembuluh darah kepala dan anggota gerak bawah.
Darah yang masuk atrium kanan dari vena kava superior langsung berjalan turun melalui
katup trikuspidalis masuk ke dalam ventrikel kanan. Darah ini terutama darah deoksigenisasi
dari daerah kepala fetus, dan dipompa oleh ventrikel kanan masuk ke dalam arteria
pulmonalis, kemudian terutama melalui duktus arteriosus masuk ke dalam aorta desenden dan
melalui arteria umbilikalis masukke plasenta, tempat darah deoksigenisasi mengalami
oksigenisasi.
Sistem Sirkulasi dan Hematologi
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar
(lebih tinggi dibanding tahanan vascular sistemik) hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan
yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus
arteriosus bottali.
Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical
cord dipotong/dijepit),tekanan atrium kanan menjadi rendah,tahanan pembuluh darah
sistemik(SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang,tahanan vascular paru
menyebabkan penutupan foramen ovale menutup setelah beberapa minggu,aliran darah di
duktus arteriosus bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi.
Penutupan duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang di
sebabkan kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3
minggu.
Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan kehilangan
darah, dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang untuk di toleransi. Manajemen
cairan pada neonatus harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Tekanan sistolik merupakan
indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai
parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Otoregulasi aliran darah otak pada
bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg.
Frekuensi nadi bayi rata-rata 120x/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60mmHg.
Perubahan pada Sistem Peredaran Darah
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk
membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua perubahan besar, yaitu
sebagai barikut :
Sistem sirkulasi darah janin yaitu melalui,
a. Vena umbilical
1. Berasal dari korda umbilika ke sisi bawah hati dan bawah darah kaya akan oksigen dan
nutrisi.
2. Vena ini punya satu cabang yang menghubungkan vena porta dan menyuplai hati.
b. Ductus Venosus (dari vena ke vena)
1. Menghubungkan vena umbilikal ke vena cava inverior.
2. Pada titik ini, darah tercampur dengan darah deogsigenasi yang kembali dari bagian
bawah tubuh.jadi, darah terogsigenasi dengan baik .
c. Foramen ovale
1. Foramen ovale adalah lubang sementara antara atrium yang merupakan jalan masuk
mayoritas darah dari vena cava inferior menyebrang ke dalam atrium kiri.
2. Alas an pengalihan ini adalah darah tidak perlu melalui paru-paru untuk mengumpulkan
oksigen.
d. Duktus arteriosus (dari arteri ke arteri)
Duktus dari arah dua percabangan arteri pulmoner ke aorta desenden, masuk ke titik dibawah
tempat terdapat arteri subklavia dan arteri carotid.
e. Arteri hipogastik
Percabangan dari arteri iliaka interna dan jadi arteri umbilikal saat percabangan ini masuk ke
korda umbilical.Percabangan ini megembalikan darah ke plasenta. Darah perlu waktu 1,5
menit untuk bersikulasi dan melalui perjalanan berikutnya.
Adaptasi ke kehidupan ekstrauterin
a. Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama kalinya.maka, terjadilah penurunan
tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah yang mengalir ke paru-paru.
b. Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit setelah anak bernapas
c. Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior berkurang. Dengan
demikian, tekanan dalam atrium atau serambi kanan berkurang.
d. Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga menyebabkan penutupan
voramen ovale.
e. Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.
f. Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres hepatic.
g. Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan kanan.
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati
hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak
darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam
jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal
bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.
Peredaran darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis lalu
sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik
kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang
dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke
aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol
dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi
ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung
kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale secarafungsional menutup. Hal ini
terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan
tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik)
serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m² (gessner, 1965).
Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 2,96 liter/menit/m² dan bertambah pada
hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada
waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-
jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40
mmHg.
· Transisi Pada Darah
Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai hemoglobin ( Hb) yang tinggi.
Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu
bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan
volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus.
Pada saat kelahiran meningkat dari 3% manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah
bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir :
1. waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakan
volume darah neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :
a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru
b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.
2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.
3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir
Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80 hari , sedangkan sel
darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkan lebih
banyak sampah metabolic akibat penghancuran sel termasuk bilirubin yang harus di
metabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang
terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada
bayi baru lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru dalam jumlah besar.
Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari 10.000 hingga 30.000/mm
. peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama
kehidupan. Pada saat menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih
mengandung granulosit dalam jumlah yang besar.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi :
a. Sirkulasi Darah Fetus
1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis
membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam
hepar
b). Ductus venosus
meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar
darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale
merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus
sinistra
d). Ductus arteriosus
merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica
dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus
umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut
dikenal sebagai arteri hypogastica.
2) Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis
membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica
meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus
merupakan cabang – cabang dari venaumbilicalis dan mengalirkan sejumlahbesar darah yang
mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior
mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima
darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale
memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus
dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke
ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk
memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan
serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior
mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini
bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis
masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis
mengalirkan darah campuran keparu - paru yang nonfungsional,yanghanya memerlukan
nutrien sedikit.
g). Ductus arteriosus :
mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens
untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hipogastrika
merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan
mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal.
b. Perubahan yang terjadi pada saat lahir
1) Penghentian pasokan darah dari plasenta
2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3) Penutupan foramen ovale
4) Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus
sirkulasi pulmonari : vena umbilikus, duktus venosus,foramen ovale,dan duktus anteriosus.
Sirkulasi Fetus
a. Rintangan tinggi pada saat sirkulasi pulmonal.
b. Rintangan rendah pada saat sirkulasi sistemik.
Terjadinya pergerakan darah dari sebelah kanan ke kiri.
a. Foramen Ovale
Tekanan arteri sebelah kiri rendah karena darah yang kembali ke paru-paru adalah rendah dan
tingginya tekanan pada arteri sebelah kanan karena isis pada darah dari plasenta tinggi.
b. Duktus Arteriosus
Rintangan tinggi pada sirkulasi pulmonary. Rintanga (resisten) rendah pada sirkulasi sistemik
fetus dan fungsi prostaglandin.
Sirkulasi Neonatal
a. Banyak perubahan dalam sirkulasi ketika kelahiran. Bertambahnya aliran darah pada
sirkulasi pulmonal terjadi akibat turunnya resisten pada sirkulasi pulmonal sehingga paru-
paru mengembang.
b. Darah vena kembali daripada jantung meningkat.
c. Tekanan arteri kiri meningkat,sedangkan arteri kanan berkurang mengakibatkan
foramen ovale tertutup.
d. Resisten sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada resisten pulmonal dalam masa 24 jam.
Fungsi prostaglandin menyebabkan duktus arteriosus menutup.
e. Arteri-arteri umbilikus mengerut dan aliran darah ke plasenta berhenti.
Perubahan Sirkulasi Fetal Waktu Lahir
a. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta.
Sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium kiri.
b. Tahapan vaskular paru sangat menurun.
Sebagai akibat dari pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidak mengembang, pembuluh
darah tertekan karena volume paru yang kecil. Segera setelah mengembang, pembuluh darah
tersebut tidak lagi tertekan dan tahanan terhadap aliran darah berkurang.
c. Penutupan foramen ovale
Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang tinggi, secara sekunder akan
berpengaruh terhadap perubahan tahanan paru dan sistem waktu lahir sehingga menyebabkan
kecenderungan darah mengalirkan balik dari atrium kiri ke atrium kanan bukan
sebaliknya,seperti yang terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnya katup kecil yang terletak
diatas foramen ovale pada sisi kiri septum atrium menutup lubang tersebut karena hal
tersebut dapat mencegah aliran lebih lanjut.
d. Penutupan duktus arteriosus
Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus karena meningkatkan
tahanan pada paru dan mengurangi trahanan pada arteri purmonalis. Sebagai akibatnya,
segera setelah lahir, darah mulai mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis bukan dengan
arah sebaliknya dari aorta seperti kehidupan fetal. Akan tetapi, hanya setelah beberapa jam
dinding otot duktus arteriosus mengadakan kontraksi nyata, dan dalam 8 hari kontraksi cukup
untuk menghentikan aliran darah. Hal ini dinamakan penutupan fungsional duktus arteriosus.
Kemudian, terkadang selama bulan ke-2 kehidupan, biasanya duktus arteriosus tertutup
secara anatomi oleh pertumbuhan jaringan fibrosa.
Pembentukan Sel-Sel Darah
a. Sel-sel darah berinti mulai dibentuk pada kantung kuning telur dan lapisan mesotel
plasenta sekitar minggu ke-3 perkembangan fetus. Satu minggu kemudian diikuti
pembentukan sel-sel darah merah oleh mesenkim dan endotel pembuluh darah fetus.
b. Minggu ke-6, hati mulai membentuk sel darah.
c. Pada bulan ke-3 dan seterusnya sumsum tulang mulai semakin membentuk sel-sel
darah merah dan putih. Sementara itu, struktur-struktur lain kehilangan kemampuannya sama
sekali untuk membentuk sel-sel darah.
Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Pada saat
lahir, reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap. Kemampuan bayi baru lahir cukup
bulan untuk menelan dan mencerna sumber makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian
besar keterbatasan tersebut membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat
di saluran cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ).
Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien, sedangkan absorpsi
monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh
sfingter jantung, sambungan esophagus bawah, dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas
lambung pada bayi baru lahir cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di
sebabkan karena usus bayi baru lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun organ
tersebut lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa sehingga gelombang
peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum berkembang
sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat
sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif. Awal pemberian makan oral
menstimulasi lapisan usus agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan
produksi enzim mikrovilus. Epitel sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk
melindungi dirinya dari zat-zat yang sangat berbahaya.
Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus ( permukaan epitel
usus menjadi tidak permeable terhadap antigen ). Sebelum penutupan usus bayi akan rentan
terhadap infeksi virus / bakteri dan juga terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan
molekul-molekul besar oleh usus. Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan
cairan daripada kolon orang dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi
kehilangan cairan, misalnya gangguan diare.
Perubahan imunitas
Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya kehamilan maka limfosit
juga banyak di temukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel –sel limfoid
membentuk molekul immunoglobulin gamma G yang merupakan gabungan immunoglobulin
gamma A dan gamma M. Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan.
Gamma G globulin janin di dapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin
mengadakan reaksi dengan plasmasitosis, penambahan penambahan folikel limfoid dan
sintesis gamma M immunoglobulin. Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya sekret dari traktus
digestifus,respiratorus,kelenjar ludah,pancreas dan traktus urogenital.
Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setara dengan keadaan
flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi hanya dilindungi oleh Gamma G
immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya juga kurangnya Gamma A immunoglobulin
yang menyebabkan neonatus berkemungkinan besar rentan infeksi dan sepsis.
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang,
artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih
belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi
dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim terlindung
membatasi kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan trhadap antigen tertentu. Ada tiga
macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan masing-masing golongan ),yaitu
IgG,igA, dan IgM. Hanya IgG yang cukup kecil melewati pembatas plasenta , IgG
merupakan golongan antibodi yang sangat penting dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi.
IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat
IgG bayi sama dengan atau sedikit lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini memberikan
kekebalan pasif selama beberapa bulan kehidupan.
IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin. Tingkat IgM pada
periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan diperlukan waktu 2 tahun untuk
dapat menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat IgM yang relative rendah membuat bayi
rentan terkena infeksi. IgM juga penting sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk pada
sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini. Tingkat IgA sangat rendah dan
diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat salive sekresi mencapai tingkat oreang
dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernafasan , saluran
usus lambung ,dan mata. Sedangkan ,imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE, tidak
begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.
Perubahan Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang
kecil. Infeksi,diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan
asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi dan edema ketidakmaturan ginnjal
dapat membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengeksresi obat. Biasanya sejumlah
kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tetapi bayi baru lahir memungkinkan
tidak mengeluarkan urine selama 12
24 jam. Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat
menunjukan masukan cairan yan cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15
sampai 60 ml per kilogram /hari.
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu,dimana dalam kandung kemih telah
ada air kemih yang diekresi kedalam air ketuban.Pada bayi baru lahir,kapasitas kandung
kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05 – 0,10 cc permenit.Ginjal bayi
baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus
tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan
ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine
yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua
keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali
hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru
lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam
sistem ginjal.
Fungsi ginjal belum sempurna karena :
a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
b. Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal
c. Renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa
Ikterus Neonatorum Fisiologis
Ikterus sendiri sebenarnya adalah perubahan warna kuning akibat deposisi bilirubin
berlebihan pada jaringan; misalkan yang tersering terlihat adalah pada kulit
dan konjungtiva mata.
Sedangkan definisi ikterus neonatorum adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru
lahir dengan keadaan meningginya kadar bilirubun di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga
kulit, konjungtiva,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kucing.
Ikterus juga disebut sebagai keadaan hiperbilirubinemia (kadar bilirubin dalam darah lebih
dari 12 mg/dl). Keadaan hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada BBL
karena bilirubin bersifat toksik pada semua jaringan terutama otak yang menyebabkan
penyakit kern icterus (ensefalopati bilirubin) yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh
kembang bayi.
Ikterus neonatorum dibedakan menjadi 2,yaitu :
1. Neonatorum Fisiologis
Adalah keadaan hiperbirirubin karena faktor fisiologis merupakan gejala normal dan sering
dialami bayi baru lahir.
Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5
sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau ke-10. kadar bilirubin serum
pada bayi cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl,
dan akan menghilang pada hari ke-14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik
biasa.
Penyebab ikterus neonatorum fisiologis diantaranya adalah organ hati yang belum “matang”
dalam memproses bilirubin, kurang protein Y dan Z dan enzim glukoronyl tranferase yang
belum cukup jumlahnya. Meskipun merupakan gejala fisiologis, orang tua bayi harus tetap
waspada karena keadaan fisiologis ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi patologis
terutama pada keadaan ikterus yang disebabkan oleh karena penyakit atau infeksi.
Ikterus Neonatorum Patologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor penyakit atau infeksi. Ikterus neonatorum
patologis ini ditandai dengan :
a. Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.
b. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam.
c. Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR)
dan12,5 mg% pada bayi cukup bulan.
d.Ikterus yang disertai proses hemolisis.
e. Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam atau
lebih 5 mg/dl/hari.
f. Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari (cukup bulan) dan lebih dari 14 hari
pada BBLR.
Perubahan Sistem Termogulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan
lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang
bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan
hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan
panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin
banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai
mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun
dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5–37,0 Bayi baru lahir mudah sekali
terkena hipotermia yang disebabkan oleh:
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
b. Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
d. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi
yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang
selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat
namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.
Gejala hipotermi :
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus,
tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung,
tungkai dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir
dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
kelingkunganya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain
melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans tubuh bayi secara konduksi, ialah
menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru
lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Konveksi
Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang
tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi,
ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru
lahir diruangan yang terpasng kipas angin.
c. Radiasi
Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin
(Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi
mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam
ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru
lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan
yang dingin, misalnya dekat tembok.
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan
udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi
oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila
bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di
bentuk hanya satu persepuluhnya.
Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain mengeringkan bayi secara
seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup
bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.
Sistem Metabolisme
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa
tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika
semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko.
Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan
energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,
apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa
gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.
Perkembangan, Pertumbuhan, dan Kebutuhan Dasar Anak
Dalam llmu Kesehatan Anak istilah 'pertumbuhan dan perkembangan nenyangkut semua
aspek kemajuan yang dicapai oleh jazad manusia dari konscpsi sampai dewasa.
Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek ftsis akibat multipli-kasi sel dan
bertambahnya jumlah zajt interseluler. Oleh karena itu per¬tumbuhan dapat diukur dalam
sentimeter atau inch dan dalam kilogram ataupound. Selain itu dapat pula diukur dalam
keseimbangan metabolite, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan.
Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya ke-trampilan dan fungsi yang
kompleks. Seseorang berkembang dalam pe-ngaturan neuromuskuler, berkembang dalam
mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan
diferensiasi string diperguriakan sebagai sinonim untuk perkembangan.
PERTUMBUHAN F1S1S
Pertumbuhan badan sebagai keseluruhan
Kroman menganjurkan 2 macam pemeriksaan pada anak, yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan medis
2. Pemeriksaan kesehatan perkembangan
Pemeriksaan yang disebut pertama di atas menilai kondisi anak dan ada tidaknya penyakit,
sedangkan pemeriksaan yang disebut kedua dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan fisis
dan kedewasaannya dalam mental dan emosi. Walaupun pertumbuhan berlangsung terus
secara tetap dan masa konsepsi sampai dewasa, namun terjadi fluktuasi dalam kecepatan
tumbuh seorang anak. Percepatan tumbuh yang mencapai maksimum terjadi pada akhir masa
janin dan kemudian menurun terus sampai melewati masa bayi, kemudian timbul percepatan
tumbuh lagi pada masa adolesensi yang kernudian menurun dan berhenti setelah mencapai
umur dewasa.
Puncak pertumbuhan panjang pada masa janin terjadi kira-kira pada akhir trimester kedua
kehamilan. sedangkan puncak pertambahan berat terjadi pada saat sebelum lahir. Fase
percepatan pada masa adolesensi terjadi sebaliknya, yaitu berlangsung lebih dini dan berat
badan relatif lebih besar daripada tinggi badan. Beberapa jaringan badan hanya me-ngikuti
satu (daripada kedua percepatan tumbuh tersebut, sedang lainnya mengikuti suatu bentuk
tersendiri. Misalnya jaringan otak cepat tumbuh pada masa percepatan tumbuh janin (sikius
pertama) dan tidak tumbuh lagi sebelum percepatan tumbuh pada masa adolensi (sikius
kedua) di-mulai. Pada saat lahir besar otak kira-kira 25% daripada otak dewasa, sedangkan
berat badannya hanya 5% daripada berat badan dewasa.
Kira-kira 50% dari pertumbuhan otak terjadi pada tahun pertama kehidupan, sedangkan 20%
terjadi pada tahun kedua. Kerusakan otak pada masa bayi mempunyai arti yang penting
demikian pula lingkaran kepala pada masa ini merupakan ukuran kemajuannya. Sebaliknya
pertumbuhan alat kelamin pada 10 tahun pertama agak lambat, tetapi menjadi cepat pada 10
tahun berikutnya. Pertumbuhan organ ini sangat pesat sudah seluruh pertumbuhan badan
berakhir. Jaringan limfoid tumbuh cepat pada masa bayi dan anak, kemudian menurun pada
masa pubertas dan akhirnya mengalami inovulasi. Termasuk dalam jenis ini ialah tonsil,
adenoid, tonus, limpa, kelenjar getah bening dan jaringan limfe di usus.
Masa pertumbuhan sebelum dewasa
1. Pranatal (0-280 hari)
a. Masa embrio (trimester pertama kehidupan pranatal)
Diferensiasi berlangsung cepat, terbentuk sistim dan alat-alat dalam tubuh.
b. Masa fetus dini (trimester kedua kehidupan pranatal).
Terjadi percepatan pertumbuhan. Pembentukan jasad manusia sempuma dan alat tubuh telah
terbentuk serta mulai berfungsi. Pada akhir masa ini panjang janin 70% daripada panjang
pada saat dilahirkan, sedangkan berat badannya hanya 20% daripadanya, karena jaringan
lemak subkutan behim terbentuk.
c. Masa fetus akhir.
Bertambahnya masa tubuh dengan cepat. Berat badan fetus dari 700 gram pada akhir
trimester kedua bertambah dengan kecepatan kira-kira 200 gram/minggu sampai pertengahan
trimester ketiga untuk mencapai kira-kira 3.000-3.500 gram.
2. Masa neonatal (0-4 minggu sesudah lahir)
Penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh
lainnya. Berat badan dapat turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan yang dicapai
lagi pada hari ke-l4.
3. Masa bayi (tahun pertama dan kedua kehidupan)
a. Umur 1 bulan-1 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, fungsi alat tubuh bertambah, terutama sistim
saraf.
b. Umur 1 tahun - 2 tahun.
Pertumbuhan menurun, kemajuan dalam berjalan dan aktifitas motorik serta pengaturan
fungsi ekstresi.
4. Masa prasekolah (umur 2-6 tahun).
Pertumbuhan meiambat, aktifitas jasmani bertambah, kordinasi fungsi dan mekanisme
motorik bertambah, cepat menangkap pelajaran,
5. Masa sekolah (wanita 6-10 tahun, pria 6-12 tahun). Pertumbuhan tetap, keterampilan dan
proses tntelektuil berkembang.
6. Masa adolesensi (wanita 10-18 tahun, pria 12-20 tahun).
■
Perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Percepatan pertumbuhan tinggi dan berat badan,
timbulnya ciri kelamin sekunder, memeiiukan kepercayaan diri sendiri dan kebebasan,
perkembangan fungsi alat kelamin.
Tinggi badan.
Berlainan halnya dengan berat badan, maka kecepatan kenaikan tinggi badan terus menurun
setiap tahunnya dari lahir sampai dewasa, kecuali pada masa adolesensi terjadi adolescent
spurt of growth.
Panjang badan pada waktu lahir rata-rata 50 cm. Pada umur 1 tahun panjang badan
bertambah kira-kira 50%. Tinggi badan mencapai 2 kali panjang badan lahir pada umur 4
tahun. Selanjutnya kenaikan tinggi merupakan garis rata dengan kenaikan rata-rata 5
cm/tahun. Pada umur 13 tahun tinggi badan mencapai kira-kira 3 kali panjang badan waktu
lahir. Pada wanita akselerasi tumbuh dalam panjang badan terjadi pada umur kira-kira 10-12
tahun, sedangkan pada pria terjadi 2 tahun kemu-dian. Sejak wanita berumur 13 tahun dan
pria berumur 15 tahun, kece¬patan kenaikan panjang badan akan menurun lagi. Pada wanita
pertum¬buhan panjang badan akan tcrhenti sekitar umur 17-19 tahun, sedangkan pria masih
mengalami pertambahan panjang badan dengan kenaikan yang lambat sesudah umur.20
tahun. Hal yang menarik ialah seorang anak dapat diduga tinggi badannya pada umur dewasa
dengan mengaU-kan 2 kali tinggi badan anak tersebut j
Kepala.
Pengu kuran lingkaran kepala penting karena berhubungan dengan isi intrakranial dan dapat
digunakan untuk menilai kecepatan tumbuhnya otak. Gangguan pertumbuhan otak dapat
dilihat dari kelainan klinis sc-perti mikrosefali dan hidrosefali.
Lingkaran kepala diukur dengan melilitkan pita ukur melalui tulang kepala belakang yang
paling menonjol dan bagian atas supraorbital. Lingkaran kepala pada waktu lahir 33,0-35,6
cm. Dalam 4 bulan pertama bertambah 5 cm dan 8 bulan berikutnya bertambah 5 cm lagi,
sehingga pada umur 1 tahun bertambah 10 cm menjadi 43,2-45,7 cm. Pada umur 2 tahun
kenaikan 21/2 cm/tahun sehingga menjadi 49,5 - 52,1 cm. Umur 5 tahun sampai masa
pubertas bertambah 11/4 cm/5 tahun, sehingga pada dewasa mencapai 52,1-55,1 cm.
Berat Badan.
Ukuran ini merupakan indeks gizi dan pertumbuhan yang terbaik, terutama pada bayi, karena
mencakup resultante pertumbuhan badan seluruhnya.
Pada tiap masa kehidupan terdapat variasi batas normal. Penilaian klinis yang hati-hati
diperlukan untuk mencegah kesalahan. Seorang bayi yang obesitas, walaupun berat badannya
lebih berat dari bayi normal belum berarti keadaan gizinya lebih baik karena mungkin
menderita kelainan hormonal. Demikian pula bayi dengan edema akan lebih cepat bertambah
berat badannya.
Pada hari-hari pertama masa neonatal, berat badan yang turun kurang dari 10% masih
merupakan keadaan yang normal. Ini disebabkan karena keluarnya meconium dan urin, di
samping pemberian susu pada masa tersebut masih belum cukup. Berat badan lahir dicapai
lagi pada hari ke 10 sampai hari ke 14. Selanjutnya bayi yang normal dan sehat, berat
badannya akan bertambah terus dengan teratur
Berat badan pada waktu lahir berkisar antara 2,7-4,1 kg Anak pertama biasanya lebih ringan
dibandingkan dengan berat badan anak berikutnya. Dalam 3 bulan pertama kenaikan berat
badan kira-kira 1 kg/bulan pada umur 5 bulan berat badan bayi mencapai 2 kali berat badan
lahirnya. Pada umur 6 bulan kenaikan berat badan 1/2 kg/bulan. Berat badan anak pada umur
1 tahun ialah 3 kali berat badan pada waktulabir I dan pada umur 2 tahun kira-kira 4 kali
berat badan lahir. Sesudah umur 2 tahun kecepatan pertambahan berat badan menurun dan
dengan makin bertambahnya umur anak, kenaikan berat badannya makin tidak teratur.
5. sebutkan jenis imunisasi pada anak 0-24 bulan ?(FADHLUL HAZMI)
Vaksin Hepatitis B I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir
Vaksin Polio O diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan
vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi
lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan
diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG
tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada
reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih
lanjut (diagnostik TB).
Vaksin DTP diberikan pada umur ³ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DtaP atau
kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program
BIAS : disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di
atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.
Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7
tahun. Program BIAS : disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.
Vaksin Pneumokokus dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12
bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun
keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis
terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen
(Rotateq®) diberikan 3 kali.
Rotarix® dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal
4 minggu. Sebaiknya vaksinasi
Rotarix® selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.
Rotateq® dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10
minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk
sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4
minggu.
Vaksin MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak
umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak
6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu
Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix®)
0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen (Gardasil ®) 0,2,6 bulan.
4. Apakah pemberian imunisasi pada scenario ?(FADHLUL HAZMI)
6. Bagaimana mengaplikasikan PB, BB, LK pada scenario ke kurva/table tumbuh
kembang anak? (THIA RESTY)
Laki-laki , 24 bulan
BB 8,5 kg,
PB 72 cm,
LP 52 cm.
Laki-laki , 24 bulan
TB/UTB/U
TBTB
BB/UBB/U
BBBB
BB 8,5 kg,
PB 72 cm,
LP 52 cm.
STATUS GIZI NCHS (PENILAIAN STATUS GIZI ANAK)
Penilaian Status Gizi Anak
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat.Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal
dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut
adalah sebagai berikut.
Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan
berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.
Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya
adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur
adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan
( Depkes, 2004).
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.
Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)
atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat
pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan
kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu
(Djumadias Abunain, 1990).
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk
Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan
menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang
lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada
umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan
dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status
gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi
untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh
(M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka
dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan
BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi
kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai
masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS
NoIndeks yang dipakai
Batas
PengelompokanSebutan Status Gizi
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua
versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z).
Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative
baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk
anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik
menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan
( Djumadias Abunaim,1990).
Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
NoIndeks yang digunakan
InterpretasiBB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang
bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan
menggunakan rumus :
Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS oleh para pakar Gizi dikategorikan
seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga
indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.
Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut:
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
Diketahui BB= 60 kg TB=145 cm
Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS
hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS
Stature Standard Deviations
cm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Interpretasi Berdasarkan % Berat Badan Ideal Menurut Umur
BB saat ini/BB ideal < 70% Gizi buruk
BB saat ini/BB idea70% – 80% Gizi kurang
BB saat ini/BB idea80% – 100% Gizi baik
BB saat ini/BB idea100% – 110 % Gizi lebih
BB saat ini/BB idea> 110% Obesitas/Obesity (harus dihitung BMI)
7. Bagaimana perkembangan tumbuh kembang anak pada scenario sesuai dengan
standar normal dan bagaimana status gizinya ?( AMF FAIDZIN AKBAR)
Perkembangan tumbuh kembang anak pada scenario
Berdiri berpegangan, namun tidak lama
Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri Hanya mengambil mainan yang besar
(boneka)
Memegang pensil warna sulit bicara tidak jelas
Pendiam Sering menangis tidak jelas
Di umur 1 tahun baru bisa duduk sendiri Di umur 3 bulan baru bisa tengkurap
Jarang tersenyum Ngomong tidak jelas
Acuh Jarang gepuk tangan
STATUS GIZI
Status gizi balita menurut WHO adalah mencocokkan umur anak ( dalam bulan ) dengan
berat badan atau tinggi badan standar table WHO0NCHS ( WORLD HEALTH
ORGANITATION – NATIONAL CENTER FOR HEALTH STATISTICS ). Jika hasil berat
badan anak setelah dicocokkan dengan table WHO-NCHS masih kurang maka status gizi
balita tersebut dinyatakan kurang. Begitu pula dengan tinggi badan. Jika setelah dicocokkan
tinggi badan balita masih kurang, maka termasuk pendek ( stunded ).
Berikut ini adalah table untuk melihat perbandingan antara berat badan balita. Table berikut
adalah table rata – rata yang bias digunakan sebagai pembanding dan mengambil berat badan
minimal dari balita.
Table berat badan laki – laki
Umur Berat badan
2 tahun 9,75 kg
2,5 tahun 10,5 kg
3 tahun 11,5 kg
3,5 tahun 12,25 kg
4 tahun 12,75 kg
4,5 tahun 13,5 kg
5 tahun 14,25 kg
Adapun menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsa , MS ( Guru Besar Pangan dan Gizi dari IPB ) cara
menghitung status gizi balita adalah dengan menimbang berat badan menurut umur ( BB/U ),
berat badan menurut tinggi ( BB/TB ), dan mengukur tinggi badan menurut umur ( TB/U ).
Hasilnya dikelompokkan dalam normal, kurus ( underweight ), dan gemuk.
Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi balita adalah dengan
menimbang berat badan, mengukur tinggi badan dan lingkar kepala balita ( untuk
mengidentifikasi perkembangan otak ).
Cirri – cirri balita yang mengalami gizi kurang dapat dilihat dari kondisi tubuhnya yaitu
bertubuh kurus, warna rambut pirang ( kemerahan ), perut tampak buncit, wajah berbentuk
moon face, monkey face ( wajah keriput ), rewel atau cengeng, dan kurang responsive.
Sesuai kasus di scenario pasien datang dengan berat badan 8, 5 kg menunjukkan status gizi
pasien kurang.
8. Jelaskan dampak riwayat kejang terhadap tumbuh kembang anak!
(GHISQY ARSY MULKI)
Dampak Riwayat Kejang Terhadap Tumbuh Kembang Bayi
Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang
mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat
sementara . Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal lebih dari 38 oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Sering
terjadi pada anakk, terutama golongan umur 6 bulan – 4 tahun. Terjainya bangkitan
kejang demam bergantung pada umur tinggi serta cepatnya suhu meningkat.
Terjadinya kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu
badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat,
misalnya tonsillitis,otitis media akuta, bronchitis dll. Serangan kejang biasanya terjadi
dalam 24 jam pertama sewaktu ddemam berlangsung singkat, umumnya kejang berhenti
sendiri, begitu berhenti anak tidak member reaksi apapun sejenak, beberpa detik atau
menit kemudian anak terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf.
Klasifikasi kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan
tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Kejang Tonik: biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas
atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang
menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi
b. Kejang Klonik : Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik,
terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak
diikuti oleh fase tonik.
c. Kejang Mioklonik : gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota
gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek
moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas
dan hebat.
untuk ini Livingstone(1954,1963) membuat criteria dan membagi kejang dengan 2
macam golongan:
1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion)
2. Epilepsy yang diprovokasi oleh demam (epilepsy triggered off by fever)
Kriteria livingstone tersebut kemudian dimodifikasi oleh Sub Bagian Saraf Anak Bagian
IKA FKUI-RSCM Jakarta sebagai pedoman untuk membuat diagnosis demam sederhana
ialah:
1. Umur anak ketika kejang anatar 6 bulan dan 4 tahun
2. Kejang berlangsung sebentar tidak lebih dari 15 menit
3. Kejang bersifat umum
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam
5. Pemeriksaan saraf sesudah dan sebelum normal
6. Pemeriksaan EEG setelah 1 minggu suhu normal menunjukan tidak ada kelainan
7. Frekuensi bangkitnya kejang tidak lebih 4 kali dalam setahun
Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari ketujuh criteria
modifikasi livingstone digolongkan pada epilepsy yang diprovokasi oleh demam.
Hemiparesis biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama (berlangsung
lebih dari stenga jam) baik bersifat umum atau fokal. Dari suatu penelitian terhadap 431
penderita dengan kejang demam sederhana, tidak terdapat kelainan dengan IQ, tetapi
pada kejang demam yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau
kelainan neurologis akan didapat IQ yang lebih rendah.
9. Bagaimana hubungan ASI terhadap tumbuh kembang anak?
(GHISQY ARSY MULKI)
Manfaat ASI untuk bayi
1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung
semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6
bulan pertama kehidupannya
2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
3. Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi,
akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat
4. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang
terbaik untuk sapi
5. Komposisi ASI ideal untuk bayi
6. Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit,
dan alergi
7. Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu
tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi
sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
8. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah
bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi
kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
9. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril
dan suhu susu yang pas
10. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan
antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini
mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
11. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat
mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
12. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi
ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk
menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
13. Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di
antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan
Ulcerative Colitis.
14. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian
pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai
12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
15. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil
menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat
menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan
spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber
daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Untuk Ibu
Manfaat ASI untuk ibu menyusui
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke
masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke
dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah
terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu,
dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa
banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
8. Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat
manfaat fisik dan manfaat emosional
9. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila
gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh
ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan
membuang ASI-nya sebelum menyusui.
10. Jelaskan penilaian partus pada skenario! (AYU KUSUMA WARDANI)
Nilai Normal Pada Skenario Keterangan
Berat Badan 2500—4000 gram 2900 gram Normal
Panjang Badan 48—52 cm 49 cm Normal
Lingkar Kepala 33—37 cm 33 cm Normal
Penilaian awal bayi baru lahir:
APGAR SCORE
• Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot, dan pernapasan)
TANDA 0 1 2
Warna Seluruhnya Warna kulit tubuh normal Warna kulit tubuh, tangan,
Sebelum bayi lahir:
1. Apakah kehamilan cukup bulan?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir:
3. Apakah bayi menangis atau bernapas/ megap-megap?
4. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif?
Bayi cukup bulan Ketuban jernih Bayi menangis atau bernapas tonus otot bayi baik/ bayi
bergerak aktif
Bayi tidak cukup bulan dan atau Air ketuban bercampur mekonium dan atau Bayi megap-megap atau tidak bernapas dan
atau Tonus otot bayi tidak baik/ bayi lemas Tonus otot bayi tidak baik/ bayi lemas
Bayi baru lahir normal Bayi baru lahir dengan asfiksia
kulit biru
merah muda, tetapi tangan
dan kaki kebiruan
(akrosianosis)
dan kaki normal merah
muda, tidak ada sianosis
Denyut
jantungTidak ada < 100x/menit > 100x/menit
Respons
reflex
Tidak ada
respons
terhadap
stimulasi
Meringis/menangis lemah
ketika distimulasi
Meringis/ bersin/ batuk
saat stimulasi saluran
napas
Tonus ototLemah/ tidak
adaSedikit gerakan Bergerak aktif
Pernapasan Tidak ada Lemah atau tidak teratur
Menangis kuat,
pernapasan baik dan
teratur
Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan.
Klasifikasi Klinik
a. Nilai 7-10 : bayi normal
b. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
c. Nilai 0-3 : bayi dengan asfiksia berat
Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal. Jika
jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera
seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian
oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan
membaik dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik. Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3,
diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.
Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan
bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi
memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan
kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang.
Pemeriksaan fisis yang dilakukan Keadaan normal
Lihat postur, tonus, dan aktivitas Posisi tungkai dan lengan fleksi.
Bayi sehat akan bergerak aktif.
Lihat kulit
Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus
berwarna merah muda, tanpa adanya
Kemerahan atau bisul.
Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding
dada bawah ketika bayi sedang tidak
menangis.
Frekuensi napas normal 40-60 kali per
menit.
Tidak ada tarikan dinding
Hitung denyut jantung dengan meletakkan
stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis.
Frekuensi denyut jantung normal 120-160
kali per menit.
Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan
thermometerSuhu normal adalah 36,5—37,5º C
Lihat dan raba bagian kepala
Bentuk kepala terkadang asimetris karena
penyesuaian pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam.
Ubun-ubun besar rata atau tidak
membonjol, dapat sedikit membonjol saat
bayi menangis.
Lihat mata Tidak ada kotoran/secret
Lihat bagian dalam mulut
Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
ada bagian yang terbelah.
Masukkan satu jari yang menggunakan
sarung tangan ke dalam mulut, raba
langit-langit.
Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
mengisap kuat jari pemeriksa.
Lihat dan raba perut Perut bayi datar, teraba lemas.
Lihat tali pusat
Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah,
bau yang tidak enak pada tali pusat.atau
kemerahan sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba tulang belakangKulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan
benjolan pada tulang belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Tidak terdapat sindaktili, polidaktili,
siemenline, dan kelainan kaki
(pesequinovarus dan vagus).
Lihat lubang anus
Hindari memasukkan alat atau jari dalam
memeriksa anus
Terlihat lubang anus dan periksa apakah
meconium sudah keluar.
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang
air besar
Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
setelah lahir.
Lihat dan raba alat kelamin luar
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang
air kecil
Bayi perempuan kadang terlihat cairan
vagina berwarna putih atau kemerahan.
Bayilaki-lakiter dapat lubang uretra pada
ujung penis
Teraba testis di skrotum.
Pastikanbayisudahbuang air kecildalam
24 jam setelahlahir.
Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin, misalnya hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda.
Timbang bayi
Timbang bayi dengan menggunakan selimut,
hasil penimbangan dikurangi berat selimut
Berat lahir 2,5-4 kg.
Dalam minggu pertama, berat bayi
mungkin turun dahulu (tidak melebihi
10% dalam waktu 3-7 hari) baru
kemudian naik kembali.
Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi Panjang lahir normal 48-52 cm.
Lingkar kepala normal 33-37 cm.
Jika melihat dari skenario, bayi tidak langsung menangis saat lahir, biru, merintih,
nafas megap-megap. Hal-hal tersebut merupakan beberapa tanda yang menunjukkan bahwa
bayi tersebut mengalami asfiksia.
Sedangkan air ketuban berwarna hijau dan kental menandakan bahwa bayi
mengeluarkan mekonium dalam rahim, sehingga memungkinkan bayi terkena Meconium
Aspiration Syndrome yaitu mekonium terhisap oleh bayi saat lahir dan masuk ke dalam paru-
paru.
Oleh karna itu, bayi dirujuk ke RS dan dipasang ventilator untuk membantu pernapasan /
oksigenasi pada bayi di skenario.
11. Penatalaksanaan pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada scenario?
(AGUNG)
Penanganan dilakukan setelah di ketahui etiologi dari gangguan pertumbuhan dan
perkembangan, hasil dari screening test di perlukan untuk menunjukan adanya gangguan atau
tidak pada pasien, sasaran pengobatan adalah diet dan pola makan anak, perkembangan anak,
ketrampilan pengasuhnya, dan penyakit yang ditemukan.
Pemberian makan baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan serta aktifitas
fisik. Makanan pendamping ASI yang diberikan pada pasien ini harus dapat
memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai dengan usia anak sehingga kemajuan selama
perawatan dapat dievaluasi.
Pemantauan selama 1-2 minggu pertama, dan memperhatikan kenaikan berat badan
yang dicapai.
Pemberian zinc guna membantu mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode
diare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya, karena selama diare
penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan
nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan
berlanjut ke gagal tumbuh.
Pemberian antibiotic bila diperlukan
Mengganti susu formula dengan siusu bebas laktosa pada kasus intoleransi laktosa
Beri suplemen nutrient lainnya dan elektrolit
Stimulasi perkembangan anak harus diajarkan pada orang tua yang kurang memahami
cara-caranya. Dukungan moril untuk pengasuh agar konsisten dalam mengasuh anak
dengan gagal tumbuh membutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Riwayat kejang :
Pengobatan Fase Akut
1. Airway Pakaian dilonggarkan
2. posisi anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi
3. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu
dilakukan intubasi
4. Keadaan dan kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan
5. kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik (asetaminofen oral10 mg/kg
BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB, 4 kali sehari)
6. Mencari dan Mengobati Penyebab
Terapi awal dengan diazepam
Usia Dosis IV (infus) Dosis per rektal
(0.2mg/kg) (0.5mg/kg)
<> 1–2 mg 2.5 – 5 mg
1–5 tahun 3 mg 7.5 mg
5–10 tahun 5 mg 10 mg
> 10 years 5-10 mg 10 – 15 mg
Jika kejang masih berlanjut :
Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus,
0,5 mg/kg per rektal
Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
Jika kejang masih berlanjut :
Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20
mg/kg per infus dalam 30 menit.
Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).
Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif
dengan thiopentone dan alat bantu pernapasan.
Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang
sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis .
Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang :
Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada
perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian
asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian
pula dengan ibuprofen
Diazepam . Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala)
saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi
berulangnya kejang demam yang berat . Edukasi orang tua merupakan syarat penting
dalam pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak
beraturan), letargi (lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel
Profilaksis (obat pencegahan) berkelanjutan. Efektivitas profilaksis dengan
fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek sampingnya (hiperaktivitas,
hipersensitivitas)
Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat dipertimbangkan sebagai
profilaksis berulangnya kejang demam hanyalah pemberian diazepam secara berkala
pada saat onset demam, dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang tua. Dan
tidak ada terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang akan datang.
12 . Bagaimana penilaian dari KPSP atau perkembangan DENVER pada scenario ?
(IRAWATI)
Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes
ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).
Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus,
bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok
besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
a. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
11. Menirukan kegiatan
12. Minum dengan cangkir
13. Membantu di rumah
14. Menggunakan sendok dan garpu
15. Membuka pakaian
16. Menyuapi boneka
17. Memakai baju
18. Gosok gigi dengan bantuan
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Memakai T-shirt
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Bermain ular tangga / kartu
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan
b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
11. Mengambil dua buah kubus
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan 2 kubus
14. Menaruh kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil manik-manik ditunjukkan
17. Menara dari 2 kubus
18. Menara dari 4 kubus
19. Menara dari 6 kubus
20. Meniru garis vertical
21. Menara dari kubus
22. Menggoyangkan dari ibu jari
23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan 3 bagian
25. Mencontoh (titik)
26. Memilih garis yang lebih panjang
27. Mencontoh ð yang ditunjukkan
28. Menggambar orang 6 bagian
29. Mencontoh ð
c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20. menyebut 1 gambar
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata
d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhuungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi
kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
11. Bangkit waktu berdiri
12. Bangkit terus duduk
13. Berdiri 2 detik
14. Berdiri sendiri
15. Membungkuk kemudian berdiri
16. Berjalan dengan baik
17. Berjalan dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan naik tangga
20. Menendang bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri satu kaki 1 detik
25. Berdiri satu kaki 2 detik
26. Melompat dengan satu kaki
27. Berdiri satu kaki 3 detik
28. Berdiri satu kaki 4 detik
29. Berjalan tumit ke jari kaki
30. Berdiri satu kaki 6 detik
Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya
berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20
menit saja.
a. Alat yang digunakan
1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-
kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas,
dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara menilainya.
b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 –
6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
c. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik
garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil
tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak
dapat dites (Untestable).
1. Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
2. Meragukan
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra
skrining dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu
gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST
lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas
dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10
pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai
berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai
dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998).
13. Kebutuhan Nutrisi pada Bayi dan Anak ? (NINDYA ADELINE)
1. Air
Pada masa bayi, terutama bayi muda jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan sangat
penting, dibandingkan dengan bayi yang lebih tua dan golongan umur selanjutnya, karena air
merupakan nutrient yang menjadi medium untuk nutrien lainnya. Oleh karena itu masukan
dari nutrien tersebut ditentukan kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air) yang
diberikan. Sebaliknya air dapat diberikan tanpa disertai nutrient lainnya. Umumnya dapat
dikatakan bahwa kebutuhan air berhubungan kepada banyaknya zat yang terlarut di dalam
urin tersebut:
Untuk bayi yang menyusu pada ibunya, masukkan air rata-rata 175-200 ml/kgBB/hari dalam
triwulan pertama, kemudian menurun menjadi 150-175 ml/kgBB/hari dalam triwulan kedua,
130-140 ml/kgBB/hari dalam triwulan ketiga dan 120-140 ml/kgBB/hari dalam triwulan
terakhir.
Tabel 1: Kebutuhan Air Rata-rata dari Bayi
Umur Air/kgBB/hari (ml)
1 hari 80-100
10 hari 125-150
3 bulan 140-160
6 bulan 130-155
9 bulan 125-145
1 tahun 120-135
2. Energi
Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukakan bahwa rekuiremen dari kalori
harus disesuaikan dengan berat badan selama masa pertumbuhan. (tabel 2)
Tabel 2: Kebutuhan Energi Rata-rata dari Bayi
UmurKebutuhan energi (kal/kgBB/hari)
FAO (1971) Nelson (1969)
3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Rata-rata selama masa bayi 112 110 (100-120)
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan tersebut sebenarnya
diperlukan, mengingat dalam masa remaja terdapat perbedaan dari permulaan pubertas dan
juga perbedaan rekuiremen dari nutrien lain.
Tabel 3: Kebutuhan Energi dari Anak diatas 1 Tahun
UmurKebutuhan energi (kal/kgBB/hari)
FAO (1971) Nelson (1969)
Anak
1 112 110
1-3 101 100
4-6 91 90
7-9 78 80
Remaja Pria
10-12 71 70
13-15 57 60
16-19 49 50
Remaja Wanita
10-12 62 70
13-15 50 60
16-19 43 50
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk:
1. Metabolisme basal: bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada usia selanjutnya
berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30 kal/kgBB/hari. Metabolisme basal meningkat
10% untuk setiap kenaikan suhu 1°C.
2. Specific Dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan diatas keperluan
metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa makanan dan mencernakan makanan. Pada
masa bayi rata-rata 7-8% dari masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila
diberikan makanan yang biasa.
3. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari 10%.
4. Aktifitas jasmani: 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat mencapai 50-80
kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat berolahraga (atletik, berenang, dsb).
5. Pertumbuhan: merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk keperluan tersebut
diatas dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pada hari-hari permulaan kira-kira 20-40 kal/kgBB/hari,
kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi menjaid 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa
remaja kebutuhan kalori untuk pertumbuhan akan meningkat lagi.
Kalori dalam makanan berasal dari nutrisi protein, lemak dan karbohidrat. Setiap gram
protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori.
Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet ialah 15% berasal dari
protein, 35% dari lemak dan 50% dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan
tersebut diukur nilai gizinya dengan Net Dietary protein Calories % atau NDpCals %, maka
sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut:
- Masa bayi = 8,0
- Anak 1-3 tahun = 7,8
- Anak 4-9 tahun = 5,9
- Masa remaja = 8,0
Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori dapat menyebabkan kenaikan
berat badan 500 gram dalam seminggu.
3. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan tetapi dalam praktek
sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari asalnya. Protein hewani biasanya mempunyai
nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. Protein telur dan protein susu
biasanya dipakai sebagai standar untuk nilai gizi protein.
Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang (asam amino pembatas),
misalnya protein kacang-kacangan kekurangan asam amino sulfur mentionin dan sistin
sedangkan protein bahan makanan tepung (cereal) kekurangan lisin. Nilai protein dalam
makanan orang Indonesia sehari-hari umunnya diperikirakan 60% daripada nilai gizi protein
telur.
Komisi FAO/WHO (1971) tidak lagi menggunakan kebutuhan protein, tetapi menggunakan
istilah the safe level of protein intake yaitu jumlah protein yang dianggap diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan faal dan memelihara kesehatan untuk hampur semua orang dalam
golongan umur tertentu. Angka tersebut lebih tinggi daripada angka rata-rata rekuiremen
protein. Untuk masa bayi, komisi FAO/WHO tersebut tidak memberikan angkanya.
Dalam Workshop on Food dari International Congres of Pediatrics di Wina (1971)
dikemukakan tentang jumlah yang dianjurkan (tabel 4).
Tabel 4: Estimated Requirement and Advisable Intakes of High Nutritional Quality Protein
Age
(months)
Estimated
(g/day)
Requirement
(g/kg/day)
Advisable
(g/day)
Intake
(g/kg/day)
1 10 2,2 14 3,0
2 11 2,0 15 2,7
4 12 1,7 16 2,3
6 12 1,6 16 2,2
8 12 1,2 16 1,6
10 12 1,2 16 1,6
12 12 1,2 16 1,6
Bila protein yang dimakan terdiri dari protein yang nilai gizinya lebih rendah, perlu dilakukan
penyesuaian.
Rekuiremen dibandingkan dengan safe level of intake, tertera pada tabel 5.
Tabel 5: Rekuiremen dibandingkan dengan Safe Level of Intake dari protein.
Golongan umur
A safe level of protein
(g protein/kgBB/hari)
FAO/WHO (1971)
Requirement
(g
protein/kgBB/hari)
Nelson (1969)Telur Skor 60*
Bayi
6-11 bulan 1,53 2,51 3,5-2,0
Anak
1-3 1,19 1,96 2,5-2,0
3-6 1,01 1,65 3,0
7-9 0,88 1,41 2,8
Remaja Pria
10-12 0,81 1,33 2,0
13-15 0,72 1,18 1,7
16-19 0,60 0,97 1,5+
Remaja Wanita
10-12 0,76 1,25 2,0
13-15 0,63 1,04 1,7
16-19 0,55 0,91 1,5+
*) Data yang disesuaikan
Nelson tidak membedakan banyak kebutuhan protein antara remaja pria dan wanita.
Skor 60 berarti bahwa protein dalam makanan sehari-hari mempunyai nilai gizi 60%
dibandingkan dengan nilai gizi protein telur atau protein susu.
4. Lemak
Sampai sekarang lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak, kecuali
untuk asam lemak esensial (asam linoleat dan arakidonat).
Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan mempunyai arti sebagai berikut:
a. Bila lemak kurang dari 20% kalori, maka jumlah protein atau karbohidrat perlu dinaikkan.
Dengan demikian mungkin akan mengakibatkan kelebihan beban ginjal dan juga
menyebabkan kelebihan kemamouan enzim disakaridase dalam usus, sehingga dapat
menyebabkan diare.
b. Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang diperlukan untuk memenuhi
rekuiremen kalori bayi dan anak.
c. Lemak menagndung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat mengakibatkan
gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok, hambatan pertumbuhan. Dianjurkan
sekurang-kurangnya 1% dari pada kalori berasal dari asam linoleat.
d. lemak merupakan zat yang memberikan rasa sedap pada makanan, bahkan juga bagi bayi.
e. lemak mempermudah absorpsi vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
5. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya
mendapat 40% kalori dan laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan hidrat arang bertambah
jika bayi telah diberi makanan lain, terutama yang mengandung banyak, seperti misalnya
bubur susu, nasi tim.
6. Rekuiremen Vitamin dan Mineral
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut Recommended Dietary
Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun
1968 dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6: Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (menurut data Departemen Kesehatan RI, 1968).
Gol.
Umur
Ca
(g)
Fe
(g)
Vit. A
sbg
karotin
(mcg)
Tiamin
(mg)
Riboflavin
(mg)
Niasin
(mg)
Vit. C
(mg)
Vit. D
(U.I.)
Bayi
6-12
bulan0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (400)
Anak
1-3 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
4-6 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
7-9 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50
Remaja Pria
10-12 0,7 12 3450 0,9 1,3 13 60
13-15 0,7 12 4000 1,1 1,6 19 60
16-19 0,6 12 4000 1,2 1,7 20 60
Remaja Wanita
10-12 0,7 12 3450 0,9 1,3 18 60
13-15 0,7 12 4000 1,0 1,3 16 60
16-19 0,6 12 4000 0,8 1,1 14 60
Dalam daftar tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak dicantumkan, akan tetapi Nelson
(1969) mengemukakan angka 400 U.I. untuk semua umur.
Merencanakan pengaturan makan untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak menentukan
makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah2 sebagai
berikut:
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan menggunakan data tentang
kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan nutrient yang
diperlukan dengan menggunakan daftar komposisi nutrient dari berbagai macam bahan
makanan.
3. Menentukan jenis makanan yang akan diolah sesuai dengan hidangan (menu) yang
dikehendaki.
4. Menentukan jadwal waktu makan dan menentukan hidangan. Perlu pula ditentukan cara
pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa, dengan pipa penduga (sonde), dll.
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan tersebut. Perlu dipertimbangkan
kemungkinan faktor kesukaan dan ketidaksukaan terhadap sesuatu makanan. Perhatikan pula
bila betul-betul terjadi keadaan anoreksia. Bila tidak terdapat sisa makanan, mungkin
makanan yang diberikan jumlahnya kurang atau berarti penentuan rekuiremen terlalu rendah.
Kekurangan tersebut perlu diperbaiki pada hari berikutnya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk pengaturan makan yang tepat adalah:
1. Umur.
2. Berat Badan.
3. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaan penyakit.
4. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
5. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas dari makanan dan toleransi
anak terhadap makanan yang diberikan.
Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut diatas, umumnya tidak
akan banyak terjadi kekeliruan dalam mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.
14. Kebutuhan Kalori pada Anak ? (NINDYA ADELINE)
Satuan energi disebut sebagai kalori. Kalori adalah satuan yang digunakan untuk mengukur
jumlah energi yang diproduksi oleh sejumlah makanan. Jumlah energi yang dibutuhkan oleh
seorang anak bergantung pada metabolisme basal, kecepatan tumbuh, aktivitas fisik, ukuran
tubuh, dan onset dari pubertas.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori adalah tingkat aktivitas. Aktifitas
fisik yang mempengaruhi kebutuhan kalori dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
sedentary (menetap), moderately active (aktif sedang), dan active (aktif). Jenis aktivitas
menetap setara dengan gaya hidup yang hanya meliputi aktivitas fisik ringan yang
berhubungan dengan kegiatan sehari-hari biasa. Jenis aktifitas sedang setara dengan gaya
hidup yang meliputi aktivitas fisik untuk berjalan sekitar 1,5-3 mil per hari atau 3 sampai 4
mil per jam. Aktivitas fisik aktif setara dengan gaya hidup yang meliputi berjalan lebih dari 3
mil per hari dari atau 3 sampai 4 mil per jam. Kebutuhan kalori anak berdasarkan usia, jenis
kelamin dan aktifitas dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel: Kebutukan Kalori Berdasarkan Aktivitas
Jenis kelamin UsiaKebutuhan kalori
Menetap Aktif sedang Aktif
Anak 2-3 tahun 1000 1000-1400 1000-1400
Perempuan 4-8 tahun 1200 1400-1600 1400-1800
9-13 tahun 1600 1600-2000 1800-2200
14-18 tahun 1800 2000 2400
Laki-laki 4-8 tahun 1400 1400-1600 1600-2000
9-13 tahun 1800 1800-2200 2000-2600
14-18 tahun 2200 2400-2800 2800-3200
Waktu makan Jenis Makanan Ukuran penyajian Ukuran Berat Jumlah kalori(1400 kalori)
Makan pagi
(280 kalori)
Havermout 6 sendok makan 50 gram 180 kalori
Telur ayam 1 butir 60 gram 100 kalori
Selingan pagi
(140 kalori)
Apel ¾ buah 100 gram 60 kalori
Kacang hijau 2 ½ sendok 25 gram 80 kalori
Makan siang
(420 kalori)
Nasi ½ gelas 75 gram 130 kalori
Daging sapi 1 potong sedang 50 gram 95 kalori
Sayuran ½ gelas 50 gram 25 kalori
Mangga ½ buah 50 gram 40 kalori
Susu sapi 1 gelas 200 gram 130 kalori
Selingan sore
(140 kalori)Yogurt 1 gelas 200 gram 140 kalori
Makan malam
(420 kalori)
Kentang 1 buah 150 gram 130 kalori
Ayam 1 potong 50 gram 95 kalori
Tomat 1 buah 50 gram 25 kalori
Pisang ambon 1 buah 50 gram 40 kalori
Susu sapi 1 gelas 200 gram 130 kalori
Dengan demikian, kebutuhan kalori pada anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi
perhatian lebih bagi orang tua. Pada anak yang aktif harus diperhitungkan juga kalori
tambahan sesuai dengan tingkat aktivitas anak. Sebagai contoh, seorang anak usia 6 tahun
dengan jenis aktivitas fisik aktif membutuhkan kalori sebanyak 1400. Menu makanan dapat
diatur sebagai berikut.
15. Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi
Asuh, Asih, dan Asah ? (VERA DESNIARTI)
A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh &
lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain
dan beristirahat.
Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang
melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang
merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan
pertama (ASI Eksklusif).
a) Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b) Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah,
tempat bermain dan transportasi
c) Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur
karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang
merangsang perkembangan.
d) Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun.
Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.
e) Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila
ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak.
KRITERIA POLA ASUH ANAK
Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005):
1. Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah,
namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.
2. Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan
dorongan keinginannya.
3. Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan
kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak
untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak
perbuatan yang baik atau buruk.
4. Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang
menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.
5. Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang
diminta anak berperilaku semaunya dirumah.
6. Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman,
menanamkan kedisiplinan secara keras.
B. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak
memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh
kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
a) menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
b) diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan dipaksa)
dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan
koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman).
C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan,
moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada
hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).
Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak
variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan
kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih
luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak
seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa,
kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional,
kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain
distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining)
adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila
diperlukan.
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC
2. Marimbi,H.(2010).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Nuha medika.
3. Dewi,L.Nanny Vivian.(2010).Asuhan Neonatal Bayi dan Bidan.Jakarta:Salemba
Medika.
4. Wulandari,F.Ayu.(2011).Biologi Reproduksi.Jakarta:Salemba Medika.
5. Tuker,M.Susan.(1997).Pemantauan Janin Edisi 2.Jakarta:EGC
6. Dewi,S.N.(2012).Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Rihana.
7. Sadler.T.W.(1996).Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-3.Jakarta:EGC
8. Sudarti,dkk.(2012).Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak
Balita.Yogyakarta:Nuha Medika
9. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1 Oleh: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.