laporan hasil aktualisasi nadyapustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · kedokteran...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN IX
PEMBERDAYAAN DOSEN DALAM STRATEGI PENINGKATAN
KUALITAS DAN KUANTITAS LULUSAN PENDIDIKAN
KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : CRISTIANI NADYA PRAMASARI
NIP : 198503292019032008
NDH : 7
UNIT KERJA : FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
SAMARINDA
2020
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
HASIL AKTUALISASI
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan Hasil Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon PNS Angkatan IX Tahun 2020:
Nama : Cristiani Nadya Pramasari
NDH : 07
NIP : 19850329 201903 2 008
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Instansi : Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Judul Rancangan Aktualisasi :
"PEMBERDAYAAN DOSEN DALAM STRATEGI PENINGKATAN
KUALITAS DAN KUANTITAS LULUSAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN"
Dinyatakan LAYAK untuk diajukan dalam Seminar Hasil Aktualisasi dan disetujui
pada tanggal Maret 2020 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN.
Mentor,
Dr. dr. Endang Sawitri, M.Kes
NIP. 19680505 200212 2 001
Coach,
M. Harry Rahmadi, S.Pi., MM
NIP. 19851009 201101 1 012
iii
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL AKTUALISASI
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Hasil Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon PNS Angkatan IX Tahun 2020:
Nama : Cristiani Nadya Pramasari
NDH : 07
NIP : 19850329 201903 2 008
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Instansi : Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Judul Rancangan Aktualisasi :
"PEMBERDAYAAN DOSEN DALAM STRATEGI PENINGKATAN
KUALITAS DAN KUANTITAS LULUSAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN
GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN"
Dinyatakan telah SEMINAR dalam Seminar Hasil Aktualisasi dan disetujui pada
tanggal Maret 2020 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN.
Mentor,
Dr. dr. Endang Sawitri, M.Kes
NIP. 19680505 200212 2 001
Coach,
M. Harry Rahmadi, S.Pi., MM
NIP. 19851009 201101 1 012
Penguji,
Dr. Rahmat, MA
19710303 199603 1 001
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR VI
BAB 1 7
PENDAHULUAN 7
1. LATAR BELAKANG 7
2. TUJUAN 9
2.1. TUJUAN UMUM 9
2.2. TUJUAN KEGIATAN AKTUALISASI 10
3. MANFAAT 10
3.1. MANFAAT UMUM 10
3.2. MANFAAT KEGIATAN AKTUALISASI 10
4. RUANG LINGKUP 11
BAB 2 12
DESKRIPSI ORGANISASI 12
2.1. PROFIL UNIVERSITAS MULAWARMAN 12
2.1.1. SEJARAH SINGKAT UNIVERSITAS MULAWARMAN 12
2.1.2. NAMA 12
2.1.3. SEJARAH PEMBENTUKAN 12
2.2. PROFIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 15
2.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DOSEN 17
BAB 3 20
LANDASAN TEORI 20
3.1. NILAI - NILAI DASAR PNS 20
AKUNTABILITAS 20
NASIONALISME 24
ETIKA PUBLIK 26
KOMITMEN MUTU 27
ANTI KORUPSI 27
BAB 4 32
RANCANGAN AKTUALISASI 32
4.1. URAIAN ANALISIS ISU 32
4.2. IDENTIFIKASI ISU 36
4.3. ANALISIS ISU STRATEGIS 36
4.4. PENENTUAN ISU PRIORITAS 37
BAB 5 39
HASIL AKTUALISASI 39
5.1. MEMBUAT POSTER “TEKNIK PENJAHITAN LUKA” 39
5.1.1. DEFINISI KEGIATAN DAN HASIL YANG DICAPAI 39
5.1.2. KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN PADA KEGIATAN AKTUALISASI39
v
5.1.3. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI 45
5.1.4. PENGUATAN NILAI ORGANISASI 45
5.1.5. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN 45
5.1.6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEGIATAN 46
5.2. MEMBUAT BOOKLET “GIGI IMPAKSI” 46
5.2.1. DEFINISI KEGIATAN DAN HASIL YANG DICAPAI 46
5.2.2. KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN PADA KEGIATAN AKTUALISASI46
5.2.3. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI 49
5.2.4. PENGUATAN NILAI ORGANISASI 49
5.2.5. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN 49
5.2.6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEGIATAN 49
5.3. MEMBUAT VIDEO SKENARIO “TUMOR RONGGA MULUT” 50
5.3.1. DEFINISI KEGIATAN DAN HASIL YANG DICAPAI 50
5.3.2. KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN PADA KEGIATAN AKTUALISASI50
5.3.3. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI 53
5.3.4. PENGUATAN NILAI ORGANISASI 53
5.3.5. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN 53
5.3.6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEGIATAN 54
5.4. MEMBUAT WORKSHOP “SURGICAL INCISIONS AND SUTURING” 54
5.4.1. DEFINISI KEGIATAN DAN HASIL YANG DICAPAI 54
5.4.2. KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN PADA KEGIATAN AKTUALISASI54
5.4.3. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI ORGANISASI 58
5.4.4. PENGUATAN NILAI ORGANISASI 58
5.4.5. ANALISIS DAMPAK KEGIATAN 59
5.4.6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEGIATAN 59
5.5. ROLE MODEL 60
BAB 6 62
PENUTUP 62
6.1. KESIMPULAN 62
6.1.1. KESIMPULAN UMUM AKTUALISASI 62
6.1.2. KESIMPULAN KHUSUS KEGIATAN AKTUALISASI 62
6.2. REKOMENDASI 63
6.2.1. REKOMENDASI UMUM AKTUALISASI 63
6.2.2. REKOMENDASI KEGIATAN AKTUALISASI 63
DAFTAR PUSTAKA 65
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konsultasi dengan mentor 39
Gambar 2. Pemilihan referensi textbook 40
Gambar 3. Pemilihan referensi e-book 40
Gambar 4. Pembuatan desain poster 41
Gambar 5. Bentuk fisik poster 41
Gambar 6. Pre-test kegiatan edukasi poster 42
Gambar 7. Edukasi melalui poster 42
Gambar 8. Post-test kegiatan edukasi poster 43
Gambar 9. Berfoto bersama mahasiswa setelah edukasi poster 44
Gambar 10. Pemasangan poster di ruang keterampilan medik 45
Gambar 11. Pembuatan desain booklet 47
Gambar 12. Bentuk fisik booklet 47
Gambar 13. Distribusi booklet kepada mahasiswa 48
Gambar 14. Evaluasi terhadap kegiatan pembagian booklet 48
Gambar 15. Skenario modul Diskusi Kelompok Kecil 50
Gambar 16. Pembagian skenario modul kepada mahasiswa 51
Gambar 17. Proses pembuatan video skenario modul di RSGM 52
Gambar 18. Penayangan video skenario pada Diskusi Kelompok Kecil 52
Gambar 19. Suasana Diskusi Kelompok Kecil 52
Gambar 20. Testimonial mahasiswa terhadap video scenario 53
Gambar 21. Persiapan alat untuk workshop 55
Gambar 22. Desain banner untuk workshop 56
Gambar 23. Penyampaian materi workshop 56
Gambar 24. Live demo kepada mahasiswa 56
Gambar 25. Mahasiswa melakukan praktek langsung 57
Gambar 26. Penutupan workshop 58
Gambar 27. Testimonial mahasiswa terhadap penyelenggaraan workshop 58
Gambar 28. Pelaporan hasil kegiatan kepada Ketua Program Studi 60
Gambar 29. Konsultasi dengan mentor mengenai hasil kegiatan aktualisasi 60
Gambar 30. Berfoto bersama drg. Verry Asfirizal, M.Kes 61
7
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Aparatur Negara"
didefinisikan sebagai alat kelengkapan negara, terutama yang meliputi bidang
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab
melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari. Kepegawaian negara di Indonesia
dikenal dengan sebutan Pegawai Negeri Sipil. Dahulu dikenal dengan istilah
Pamong Projo atau Pangreh Projo. Undang-Undang No.5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara menjelaskan mengenai kepegawaian negara dimana
Aparatur Sipil Negara (ASN) mencakup profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan penting dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. PNS
diharapkan mampu memiliki kompetensi yang tercermin dari sikap dan perilaku
yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental
baik, profesional, sadar akan tanggung jawab sebagai pelayan publik, serta mampu
menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu perlu adanya
pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil atau disingkat Latsar CPNS.
8
Latsar CPNS dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS. Kompetensi yang dihasilkan kemudian diharapkan dapat berperan
dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan
bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Adanya tuntutan tersebut
mendorong perlunya pembaharuan atas pola penyelenggaraan latsar yang ada
sebelumnya sehingga menghasilkan pola pembelajaran dengan sistem on/off
kampus yang inovatif dan terintegrasi baik di tempat pelatihan maupun di tempat
kerja. Tahap kegiatan yang dilakukan yaitu pembelajaran klasikal, aktualisasi nilai-
nilai dasar di tempat kerja dan evaluasi hasil aktualisasi.
Kompetensi yang diharapkan mampu dicapai oleh PNS sebagai pelayan
masyarakat yang profesional harus dapat mengaktualisasi lima nilai dasar, yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi atau
yang biasa disebut dengan ANEKA. Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang
dilakukan di instansi pendidikan Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman dibuat berdasarkan isu yang ditemukan dan
telah melalui analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Adapun prioritas
isu yang diperoleh yaitu rendahnya jumlah mahasiswa yang lulus pada Objective
Structured Clinical Examination (OSCE) station Ilmu Bedah Mulut. OSCE adalah
suatu penilaian kompetensi klinis secara terencana dan terstruktur sehingga didapat
objektivitas dalam penilaian. OSCE menyediakan suatu format yang sesuai untuk
menilai berbagai komponen dari kompetensi klinis, khususnya keterampilan-
keterampilan klinis praktis dengan derajat ketepatan yang tinggi. Data pada ujian
9
OSCE bulan September 2018 menunjukkan 9 dari 16 mahasiswa tidak mencapai
batas minimal nilai kelulusan station Bedah Mulut yaitu 70.
Hal ini menjadi sangat penting karena kasus bedah mulut merupakan
kasus terbanyak yang dihadapi oleh para dokter gigi. Oleh karena itu dokter gigi
perlu meningkatkan kualitas profesionalisme, baik itu pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan perilaku (attitude). Mahasiswa kedokteran gigi merupakan
calon dokter gigi di masa depan. Apabila mahasiswa kurang memiliki kompetensi
yang mumpuni maka nantinya masyarakat tidak bisa memperoleh pelayanan
maksimal terutama di fasilitas kesehatan di daerah.
Berdasarkan isu/masalah tersebut, maka dalam rangka melaksanakan aktualisasi
dilakukan beberapa kegiatan, yaitu :
1. Membuat poster tentang Teknik Penjahitan Luka
2. Membuat booklet mengenai Gigi Impaksi
3. Membuat video skenario modul mengenai Tumor Rongga Mulut
4. Membuat workshop “Surgical Incisions and Suturing”
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut
dapat menyelesaikan isu/masalah yang dihadapi Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
2. TUJUAN
2.1. Tujuan umum
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan membuat rancangan
aktualisasi adalah menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan kedudukan
serta peran ASN dalam NKRI ke dalam kegiatan-kegiatan yang dibuat untuk
10
menyelesaikan isu yang merupakan permasalahan di Program Studi Kedokteran
Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, yaitu "Rendahnya jumlah
mahasiswa yang lulus pada OSCE station Ilmu Bedah Mulut."
2.2. Tujuan Kegiatan Aktualisasi
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan aktualisasi, yaitu:
1. Membuat mahasiswa paham mengenai Teknik Penjahitan Luka melalui poster
2. Membuat mahasiswa paham mengenai Gigi Impaksi dengan membuat booklet
3. Meningkatkan nilai ujian mahasiswa melalui video skenario Tumor Rongga
Mulut
4. Meningkatkan nilai ujian mahasiswa melalui adanya workshop Surgical
Incisions and Suturing
3. MANFAAT
3.1. Manfaat Umum
Manfaat yang diperoleh dengan aktualisasi adalah :
Dapat mengintegrasikan nilai-nilai dasar ANEKA serta kedudukan dan peran ASN
di unit kerja yaitu Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman agar terbentuk karakter ASN yang berkarakter dan profesional.
3.2. Manfaat Kegiatan Aktualisasi
Manfaat yang dapat diperoleh dengan diadakannya kegiatan aktualisasi,
yaitu :
11
1. Meningkatkan nilai ujian OSCE station Ilmu Bedah Mulut
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa sebelum memasuki tahap profesi
Kedokteran Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Mulawarman
4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan aktualisasi sesuai dengan tupoksi
dosen yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran kepada
mahasiswa, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di
lingkungan Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman. Kegiatan- kegiatan tersebut berlangsung selama masa habituasi (off
campus), yaitu 30 hari kerja terhitung sejak tanggal 5 Februari 2020 sampai dengan
tanggal 11 Maret 2020.
12
BAB 2
DESKRIPSI ORGANISASI
2.1. PROFIL UNIVERSITAS MULAWARMAN
2.1.1. Sejarah Singkat Universitas Mulawarman
Universitas Mulawarman, disingkat Unmul, adalah perguruan tinggi
negeri di Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Universitas ini berdiri pada
tanggal 27 September 1962, sehingga merupakan universitas tertua di Kalimantan
Timur. Universitas Mulawarman merupakan perguruan tinggi dengan jumlah
mahasiswa terbesar di Kalimantan, dengan jumlah mahasiswa mencapai lebih dari
37.000 orang. Kampus utamanya terletak di Gunung Kelua, sedangkan kampus
lainnya terdapat di Jalan Pahlawan, Jalan Banggeris dan Jalan Flores.
2.1.2. Nama
Nama Mulawarman diambil dari nama Raja Mulawarman Nala Dewa
dari Kerajaan Kutai di abad ke-4, kerajaan pertama di Indonesia yang tercatat dalam
sejarah, yang berlokasi di Kalimantan Timur.
2.1.3. Sejarah Pembentukan
Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 1960-an masih merupakan
daerah yang sedikit penduduk dan penyebarannya tidak merata, bahkan banyak
daerah yang terisolir. Dari kota Balikpapan ke kota Samarinda saja harus ditempuh
13
dalam waktu 1 hari melalui jalan darat dan sungai. Banyak putra daerah Kalimantan
Timur yang melanjutkan pendidikan tinggi harus menuju Banjarmasin, Makassar
atau kota-kota di pulau Jawa. Karena itulah, atas keinginan masyarakat Kalimantan
Timur, direncanakanlah pendirian perguruan tinggi di Samarinda. Gubernur Abdoel
Moeis Hasan kemudian meminta Bupati Soebrata Yoeda Soebrata mengadakan
pertemuan dengan pemuka masyarakat di Samarinda dan kemudian berdasarkan
keputusan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur pada tanggal 7 Juni 1962
dibentuklah Perguruan Tinggi Mulawarman di Samarinda.
Demi menopang kebutuhan dana, fasilitas, dan peralatan Perguruan
Tinggi Mulawarman, ditetapkan juga Yayasan Perguruan Tinggi Mulawarman
yang dipimpin oleh Abdul Aziz Samad, didampingi sekertaris E. Abdul Samad dan
bendahara Dorinawati Samalo (Ny. Lo Beng Long). Kemudian pada tanggal 28 Juni
1962 ditetapkan pula Presidium untuk menyelenggarakan Perguruan Tinggi
Mulawarman dengan Sekretaris Drs. Achmad Dahlan dan dibantu Husein
Achutanair dan Syahidin, BA sebagai penyelenggara administrasi yang
berkoordinasi dengan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan di Jakarta.
Perguruan Tinggi Mulawarman kemudian ditetapkan sebagai
Universitas Kalimantan Timur berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Tinggi
dan Ilmu Pengetahuan Thoyib Hadiwidjaja pada tanggal 28 September 1962.
Namun nama ini dikembalikan menjadi Universitas Mulawarman dan dikukuhkan
secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 23 April
1963. Tanggal 27 September 1962 kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya
Universitas Mulawarman.
14
Dimulai pada tanggal 7 Juni 1962, berdasarkan Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor: 15/PPK/KDH/1962
didirikanlah sebuah perguruan tinggi yang berkedudukan di Samarinda dengan
nama Perguruan Tinggi Mulawarman, namun nama perguruan tinggi mulawarman
tidak lama dipakai pada saat permintaan pengesahan menteri PTIP nama itu
berubah menjadi UNIVERSITAS KALIMANTAN TIMUR (UNIKAT),
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Nomor:
130 tahun 1962 tanggal 28 September, ditetapkan tanggal 27 September 1962
sebagai tanggal berdirinya Universitas Mulawarman. setahun kemudian
berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 65 tanggal 23
April 1963 berubah nama menjadi UNIVERSITAS MULAWARMAN (UNMUL)
sampai sekarang.
Visi dan Misi Universitas Mulawarman
Visi :
Universitas berstandar internasional yang mampu berperan dalam pembangunan
bangsa melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang
bertumpu pada sumber daya alam (sda) khususnya hutan tropis lembab (tropical
rain forest) dan lingkungannya.
Misi :
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkepribadian dan
profesional melalui penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bertaraf
Internasional;
15
2. Menghasilkan riset yang berkualitas serta berdayaguna dengan
mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan hidup;
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada kepada masyarakat dan
menghasilkan karya ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga yang
bermakna dan bermanfaat demi terwujudnya pengelolaan universitas yang
akuntabel dan mandiri sesuai dengan standar nasional dan internasional
2.2. PROFIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MULAWARMAN
Program Pendidikan Dokter Universitas Mulawarman didirikan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan Universitas
Mulawarman. Program ini diresmikan pada tanggaL 1 November 2001 oleh
Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fatah, Rektor Universitas
Mulawarman Rachmad Hernadi dan dari Konsorsium Ilmu kesehatan Departemen
Pendidikan Nasional, Ma’rifin Husin. Dalam pelaksanaan awal kegiatan
perkuliahan dilakukan oleh dosen tamu yang didatangkan dari RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin dan
Universitas Airlangga.
Sejak tanggal 1 Juli 2004, Program Pendidikan Dokter berubah status
menjadi Program Studi Kedokteran Umum dan akhirnya menjadi Fakultas
Kedokteran sejak tanggal 7 Mei 2008.
Saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman memiliki 6
Program Studi, yaitu :
16
1. Program Studi Kedokteran
2. Program Studi Kedokteran Gigi
3. Program Studi Pendidikan Profesi Dokter
4. Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Gigi
5. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah
6. Program Studi Keperawatan
Visi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman :
Menjadi Fakultas Kedokteran yang terkemuka di tingkat regional dan
nasional yang berwawasan Internasional dalam pengembangan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang kedokteran dan kesehatan
yang bertumpu pada hutan tropis lembab (tropical rain forest) dan
lingkungannya pada tahun 2030.
Misi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman :
1. Menyelenggarakan pendidikan Kedokteran dan Kesehatan yang
berkualitas
2. Menyelenggarakan penelitian yang berwawasan internasional dibidang
ilmu kedokteran dan kesehatan yang bertumpu pada hutan tropis lembab
dan lingkungannya
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada
peningkatan perilaku sehat masyarakat
4. Mengembangkan dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk
17
meningkatkan kapasitas, sarana, prasana, dan sumber daya manusia yang
berkualitas
Visi keilmuan Program Studi :
Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi yang
bertumpu pada hutan tropika basah.
Misi :
1. Menyelenggarakan Program Studi Profesi Dokter Gigi yang menghasilkan
lulusan yang dibutuhkan masyarakat baik lokal maupun nasional
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik mengacu
pada standar kompetensi pendidikan kedokteran gigi dengan menggunakan
kurikulum yang dirancang sesuai dengan kebutuhan zaman
3. Menyelenggarakan pendidikan profesi dokter gigi yang bermutu, inovatif,
profesional dan memiliki daya saing yang tinggi pada tingkat nasional
maupun internasional
4. Menghasilkan penelitian bermutu yang berbasis pada sumber hutan tropika
basah untuk menghasilkan bioteknologi kedokteran gigi yang memiliki
daya saing tinggi baik pada tingkat nasional maupun internasional serta
berguna untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
2.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DOSEN
Kegiatan dan tugas jabatan dosen dapat diuraikan sebagai berikut :
18
A. Pelaksana Pendidikan
1. Melaksanakan perkuliahan
2. Membimbing mahasiswa kuliah kerja nyata
3. Membimbing dan ikut membimbing dalam menghasilkan skripsi
4. Menjadi penguji baik sebagai ketua maupun anggota
5. Membina kegiatan kemahasiswaan di bidang akademik
6. Mengembangkan bahan kuliah
7. Menyampaikan orasi ilmiah di tingkat PT
8. Jabatan pimpinan PT
9. Pengembangan diri untuk peningkatan kompetensi
B. Pelaksana Penelitian
10. Menghasilkan karya ilmiah
C. Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat
11. Memberi latihan/penyuluhan/penataran/ceramah pada
masyarakat, terjadwal/terprogram
12. Memberi pelayanan pada masyarakat atau kegiatan lain yang
menunjang pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan
13. Melaksanakan hasil penelitian untuk masyarakat
D. Pelaksanaan Kegiatan Penunjang Tri Dharma Perguruan
Tinggi
14. Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan
tinggi
15. Berperan aktif dalam pertemuan ilmiah
19
16. Menjadi anggota organisasi profesi
17. Berperan aktif dalam pengelolaan jurnal ilmiah
18. Mewakili PT dalam panitia antar lembaga
19. Keanggotaan dalam tim penilai jabatan akademik dosen
20
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1. NILAI - NILAI DASAR PNS
Nilai – nilai dasar dasar PNS dibutuhkan dalam menjalankan tugas
jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi.
Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah
suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama,
yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis) ; untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri
dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas
yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada
21
masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan. Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Nilai-nilai dasar akuntabilitas sehingga terwujud pelayanan prima
adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk
berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga
dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai
solusi.
b. Transparansi
Pelayan publik yang diselenggarakan haruslah bersifat transparan yaitu masyarakat
sebagai pengguna layanan dapat mengetahui segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat. Pemerintah harus
menyediakan akses tersebut.
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
22
1. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok
internal dan eksternal
2. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan
3. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
4. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
c. Responsif
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban
bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas
keputusan yang telah dibuat.
d. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
23
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak
akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
24
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan
kredibilitas anggota organisasi.
Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Adapun nilai-
nilai nasionalisme yang sesuai dengan kelima sila Pancasila, yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang
membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai
ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan
yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali
dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung
tinggi keadilan dan persaudaraan. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian,
melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk
kemakmuran masyarakat.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
25
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti menjadi
pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi
manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi
dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki
satu nyawa, satu akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani
satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak
untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata. Selain kehendak hidup
bersama, keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat gotong
royong. Dengan kegotong royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan
suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia. Tujuan
nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong yaitu ke dalam dan
ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis,
agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal
negatif dan menjadi ancaman yang bisa saling menegasikan. Ke luar berarti
memuliakan kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan,
perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
26
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama, badan
permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan asprasi beragam
golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa
menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan.
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan
diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan bahwa
Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan
keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan imperative etis dari amanat
pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial,
antara lain : (a) perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem
kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan
kesempatan; (c) proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya
yang diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang.
Etika Publik
Merupakan suatu refleksi/cerminan standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah dalam berperilaku, tindakan dan keputusan yang diambil
sebagai kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Pentingnya etika bagi kita sebagai manusia :
1. Nilai manusia ada pada etikanya
27
2. Sebagai PNS etika terletak pada kewenangan yang dimilik haruslah
sesuai dengan aturan yang berlaku
3. Citra/stigma : anggapan masyarakat
4. Syarat sebuah keberhasilan
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknik dan kepemimpinan (leadership), namun juga membutuhkan
kompetensi etika.
Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pengguna layanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan bisa
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat
pembanding/pembeda antara produk/jasa sejenis lainnya.
Anti Korupsi
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Kata
kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada diri
sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas
dengan baik.
Tingkatan korupsi :
1. Korupsi terselubung
2. Korupsi ganda
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi :
28
a. Kejujuran
Menurut Sugono (2008), kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati,
tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
dalam kehidupan pegawai, sehingga tanpa sifat jujur maka pegawai tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai
kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja
dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya. Dengan karakter kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan
semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Manfaat dari hidup
yang disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yang lebih
efisien, dan juga dapat membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu
kepercayaan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Tanggung jawab
adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun
29
tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya
kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
keteguhan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat meemnuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup
sederhana merupakan parameter penting dalam menajlin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egois dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk mengembangkan
sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan harus
mempertimbangkan masalah dengan sebaik-baiknya. Nilai keberanian dapat
dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Nilai keadilan
dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan pujian yang tulus kepada yang
30
berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tak berprestasi,
tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial dan lain-lain.
3.2. Tujuan Aktualisasi
Tujuan dari laporan aktualisasi pendidikan dan pelatihan prajabatan
(pelatihan dasar) calon PNS pada kegiatan ini yaitu mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS serta kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat, dan menerapkan
akuntabilitas dalam setiap tugas, dengan semangat nasionalisme, menjunjung kode
etik sebagai ASN dalam memberikan pelayanan masyarakat, memiliki komitmen
mutu dalam tugas pokok dan fungsinya, dan nilai-nilai anti korupsi dalam
melaksanakan tugas untuk melayani masyarakat.
3.3. Manfaat Aktualisasi
Manfaat Aktualisasi calon PNS pada kegiatan ini adalah berperan untuk
memberikan pelayan publik yang professional dan berkualitas. Dalam mewujudkan
fungsi ASN sebagai Pelayan Publik yang profesional, diindikasikan dengan
kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu:
a. kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
b. kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
31
c. kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
d. kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya;
e. kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya
32
BAB 4
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. URAIAN ANALISIS ISU
Universitas Mulawarman membentuk Program Pendidikan Dokter
(PPD) pada tahun 2001, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kalimantan
Timur dan Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie. Pada tahun 2008, Program
Pendidikan Dokter (PPD) resmi menjadi Fakultas Kedokteran yang saat ini
menaungi Program Studi Kedokteran (S1) dan Program Profesi Dokter (Profesi).
Kerjasama yang telah dijalin oleh Universitas Mulawarman dengan Rumah Sakit
Pendidikan A.W. Sjahranie Samarinda merupakan potensi besar dalam mendukung
Program Studi Profesi Dokter Gigi Universitas Mulawarman. Fakultas Kedokteran
sebagai pengelola Program Studi Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi telah
dilengkapi laboratorium/departemen pendukung yang dibutuhkan oleh mahasiswa
sarjana kedokteran gigi serta jumlah tenaga medik dan kependidikan yang
memadai.
Visi keilmuan Program Studi :
Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi yang
bertumpu pada hutan tropika basah.
33
Misi :
1. Menyelenggarakan Program Studi Profesi Dokter Gigi yang menghasilkan
lulusan yang dibutuhkan masyarakat baik lokal maupun nasional
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik mengacu
pada standar kompetensi pendidikan kedokteran gigi dengan menggunakan
kurikulum yang dirancang sesuai dengan kebutuhan zaman
3. Menyelenggarakan pendidikan profesi dokter gigi yang bermutu, inovatif,
professional dan memiliki daya saing yang tinggi pada tingkat nasional
maupun internasional
4. Menghasilkan penelitian bermutu yang berbasis pada sumber hutan tropika
basah untuk menghasilkan bioteknologi kedokteran gigi yang memiliki
daya saing tinggi baik pada tingkat nasional maupun internasional serta
berguna untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
Tujuan :
1. Menghasilkan lulusan dokter gigi profesional yang berkualitas,
kompetitif, berdedikasi, bermoral, bertanggung jawab dan mandiri serta
mampu bersaing di tingkat regional dan nasional.
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan PS Profesi Dokter Gigi dan
pelayanan kepada pihak yang berkepentingan
3. Memiliki kurikulum yang mengacu pada SKDGI tahun 2016 dan Pola
Ilmiah Pokok (PIP) Unmul
4. Menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas di bidang kedokteran
gigi
34
5. Menghasilkan dokter gigi yang memiliki kemampuan inovasi, kreatif,
kritis, mandiri dan memiliki daya saing tinggi di bidang riset
6. Menghasilkan pengabdian masyarakat yang mampu memecahkan
berbagai permasalahan dibidang kesehatan gigi dan mulut di masyarakat
Pendidikan dokter gigi mengacu pada kurikulum yang telah disusun
secara nasional dan sesuai standar kompetensi dokter gigi yang telah ditetapkan.
Jenis pembelajaran yang disiapkan antara lain mapping blok, modul tutorial, modul
keterampilan klinik kedokteran gigi (panduan keterampilan medik), modul
praktikum, modul profesi dan pengembangan model pembelajaran (Learning
Style). Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman melakukan pengembangan model pembelajaran dengan :
- Menyediakan narasumber yang selalu memperbaharui ilmu kedokteran
gigi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terbaru dan menerapkannya dalam kurikulum pendidikan dokter gigi
- Mengusahakan proses pembelajaran yang efektif sehingga terjamin
kesesuaian metode belajar, kesesuaian kerangka acuan dan muatan mata
kuliah serta terdapat pemantauan dan evaluasi
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dengan
pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Metode ini mengubah
paradigma dalam proses pembelajaran yang berfokus pada dosen (teacher centered
learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Metode PBL
sendiri merupakan metode instruksional dimana mahasiswa bekerja dalam
35
kelompok kecil untuk mendapatkan pengetahuan, mengidentifikasi dan
memecahkan masalah sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk terlibat secara
aktif. Pada proses pembelajaran student centered learning, setiap mahasiswa
memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri
pengetahuannya sehingga akan memperoleh pemahaman mendalam yang pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas mahasiswa. Harapannya dengan sistem
pembelajaran student centered learning maka mahasiswa dapat berpartisipasi
penuh, memiliki daya kritis, mampu menganalisis dan dapat memecahkan
permasalahan. Metode teacher centered learning dan student centered learning
merupakan metode yang sama baiknya, karena tergantung pada tujuan yang
diinginkan. Sebelum memutuskan menggunakan metode teacher centered learning
dan student centered learning maka penting untuk mendefinisikan output yang
diinginkan dari pengajaran yang dilakukan. Metode teacher centered learning
biasanya juga digunakan untuk memberikan prior knowledge yang kelak akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di tingkat yang lebih tinggi.
Walaupun banyak penelitian menyebutkan bahwa metode student centered
learning ini lebih efektif, namun tidak demikian halnya seperti pembelajaran
terutama Ilmu Bedah Mulut yang ada di Program Studi Kedokteran Gigi
Universitas Mulawarman. Hal ini dapat terlihat pada evaluasi akhir yang ditempuh
oleh mahasiswa yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki kurang maksimal. Oleh karena itu, pemilihan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi mahasiswa merupakan kemampuan
dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang dosen.
36
4.2. IDENTIFIKASI ISU
No Identifikasi Isu Prinsip
ASN Kondisi Saat Ini
Kondisi yang
Diharapkan
1. Rendahnya jumlah
mahasiswa yang lulus
pada OSCE station Ilmu
Bedah Mulut
Pelayanan
Publik
Masih banyak
mahasiswa yang
tidak lulus setiap
diadakan OSCE
station Bedah
Mulut
Meningkatnya
jumlah kelulusan
mahasiswa saat
OSCE station
Bedah Mulut
2. Mahasiswa kurang paham
melakukan prosedur dan
teknik penjahitan di
rongga mulut pada
keterampilan medik
Suturing
Pelayanan
Publik
Mahasiswa
kurang
memahami
keterampilan
medik Suturing
rongga mulut
Mahasiswa mampu
melakukan
prosedur dan
teknik penjahitan
di rongga mulut
pada keterampilan
medik Suturing
3. Kurangnya prior
knowledge mahasiswa di
bidang Ilmu Bedah Mulut
Pelayanan
Publik
Nilai mahasiswa
yang rendah pada
modul Ilmu
Bedah Mulut
Nilai mahasiswa
meningkat dari
sebelumya pada
modul Ilmu Bedah
Mulut
4.3. ANALISIS ISU STRATEGIS
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan tingkat
kepentingan, keseriusan, dan perkembangan variabel dengan skor 1-5.
1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak dan sebagainya.
37
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa hingga sulit dicegah.
Dari analisis USG di atas ditemukan isu paling prioritas yaitu "Rendahnya jumlah
mahasiswa yang lulus pada OSCE station Ilmu Bedah Mulut."
4.4. PENENTUAN ISU PRIORITAS
Isu paling prioritas yaitu "Rendahnya jumlah mahasiswa yang lulus pada OSCE
station Ilmu Bedah Mulut" dengan perolehan skor USG 15. Adapun dampak jika
tidak terselesaikan dari isu terpilih yang telah dilakukan analisis menggunakan
metode USG dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No. Identifikasi Isu U S G Total
1. Rendahnya jumlah mahasiswa yang lulus pada OSCE station Bedah Mulut 5 5 5 15
2. Mahasiswa kurang paham melakukan prosedur dan teknik penjahitan di
rongga mulut pada keterampilan medik Suturing
3 5 3 11
3. Kurangnya prior knowledge mahasiswa di bidang Ilmu Bedah Mulut 3 3 3 9
38
Dampak Isu Tidak Terselesaikan
Adapun Rancangan Aktualisasi
No.
Rentetan
Kegiatan
Nama Kegiatan
1. Kegiatan 1 Membuat poster tentang Teknik Penjahitan Luka
2. Kegiatan 2 Membuat booklet mengenai Gigi Impaksi
3. Kegiatan 3 Membuat video skenario modul mengenai Tumor Rongga Mulut
4. Kegiatan 4 Membuat workshop Surgical Incisions and Suturing
Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
Pelayanan
Publik
Rendahnya jumlah
mahasiswa yang lulus pada
OSCE station Ilmu Bedah
Mulut
Sulitnya mewujudkan visi misi
program studi Pendidikan Kedokteran Gigi
39
BAB 5
HASIL AKTUALISASI
5.1. Membuat Poster “Teknik Penjahitan Luka”
5.1.1. Definisi Kegiatan dan Hasil yang Dicapai
“Teknik Penjahitan Luka” merupakan salah satu topik keterampilan
medik bidang Bedah Mulut yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Kurangnya
keterampilan yang dimiliki mahasiswa meskipun sudah diberikan praktikum pada
proses pembelajaran merupakan alasan dilakukannya pembuatan poster tentang
teknik penjahitan luka. Tahap pembuatan poster dimulai pada tanggal 11 Februari
2020, edukasi poster dilakukan pada mahasiswa tanggal 21 Februari 2020, dan
poster dipasang di ruang keterampilan medik pada tanggal 24 Februari 2020.
5.1.2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan pada Kegiatan Aktualisasi
Pada tahap awal, saya meminta ijin secara santun (Etika Publik)
kepada mentor untuk meminta bimbingan dan arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan. Pemilihan referensi berupa textbook dan e-book yang aktual
(Komitmen Mutu).
Gambar 1. Konsultasi dengan mentor
40
Gambar 2. Pemilihan referensi textbook
Gambar 3. Pemilihan referensi e-book
Setelah mendapat textbook dan e-book, saya menulis konsep dan menyusun poster
dengan kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu) agar menarik minat baca
mahasiswa. Kecermatan dan ketelitian (Komitmen Mutu) sangat diperlukan
dalam proses editing sehingga menghasilkan poster yang berkualitas. Setelah
proses editing, poster dicetak dan diberi bingkai.
41
Gambar 4. Pembuatan desain poster
Gambar 5. Bentuk fisik poster
42
Tahap selanjutnya adalah melakukan pre-test pada mahasiswa untuk mengukur
tingkat pengetahuan awal mahasiswa. Poster yang telah jadi tersebut ditunjukkan
dan dijelaskan menggunakan bahasa Indonesia (Nasionalisme) sebagai media
edukasi kepada mahasiswa.
Gambar 6. Pre-test kegiatan edukasi poster
(a) (b)
(c)
Gambar 7. (a) (b) (c). Edukasi melalui poster
43
Kemudian mahasiswa diberikan post-test sebagai evaluasi terhadap peningkatan
pemahaman mahasiswa. Poster dipasang di ruang keterampilan medik karena
seluruh mahasiswa berhak mendapat informasi dan pengetahuan yang sama
(Anti Korupsi). Tahap terakhir yaitu membuat laporan hasil kegiatan
pembuatan poster kepada Kepala Program Studi sebagai bentuk
pertanggungjawaban (Akuntabilitas).
(a) (b)
(c) Gambar 8. (a) (b) (c). Post-test kegiatan edukasi poster
44
Gambar 9. Berfoto bersama mahasiswa setelah edukasi poster
(a) (b)
45
(c)
Gambar 10. (a) (b) (c). Pemasangan poster di ruang keterampilan medik
5.1.3. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Pembuatan poster berkontribusi pada pengembangan kemampuan dan
keterampilan peserta didik yang mengacu pada Standar Kompetensi Pendidikan
Kedokteran Gigi dengan menggunakan kurikulum yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan zaman. Poster membuat mahasiswa paham akan materi “Teknik
Penjahitan Luka” sehingga akan berguna saat memasuki pendidikan profesi.
5.1.4. Penguatan Nilai Organisasi
Pelaksanaan kegiatan ini secara tidak langsung memberikan penguatan
nilai kepada organisasi yaitu Inovatif. Metode pembelajaran sesuai kurikulum yang
telah berjalan tetap dilanjutkan dan perlu didukung kegiatan baru yang sesuai
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
5.1.5. Analisis Dampak Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan membuat poster ini memiliki dampak bagi dosen
dan mahasiswa. Dampak bagi pengajar yaitu terselenggaranya proses pendidikan
46
yang sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi. Dampak bagi mahasiswa adalah
mahasiswa mampu memahami teknik penjahitan luka dengan mudah karena
visualisasi yang dapat diamati setiap waktu karena poster dipasang pada ruangan
yang dapat diakses oleh mahasiswa.
5.1.6. Kesimpulan dan Rekomendasi Kegiatan
Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah telah tersusun dan terpasangnya
poster “Teknik Penjahitan Luka” di ruang keterampilan medik. Poster yang telah
dicetak dan dipasang ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa dalam “Teknik Penjahitan Luka” sehingga mampu memiliki bekal dasar
dalam bidang bedah mulut.
5.2. Membuat Booklet “Gigi Impaksi”
5.2.1. Definisi Kegiatan dan Hasil yang Dicapai
“Gigi Impaksi” merupakan topik dalam ilmu bedah mulut yang paling
sering dijumpai. Rendahnya pemahaman mahasiswa terhadap gigi impaksi oleh
karena banyaknya textbook yang masih sulit dimengerti oleh mahasiswa merupakan
alasan dilakukannya pembuatan booklet tentang gigi impaksi. Tahap pembuatan
booklet dimulai pada tanggal 11 Februari 2020, pencetakan pada tanggal 23
Februari 2020, dan dilakukan distribusi pada mahasiswa tanggal 24 Februari 2020.
5.2.2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan pada Kegiatan Aktualisasi
Pada tahap awal, saya meminta ijin secara santun (Etika Publik)
kepada mentor untuk meminta bimbingan dan arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan. Pemilihan referensi berupa textbook dan e-book yang aktual
(Komitmen Mutu). Setelah mendapat textbook dan e-book, saya menulis konsep
47
dan menyusun booklet dengan kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu) serta
menggunakan bahasa Indonesia (Nasionalisme) agar menarik minat baca
mahasiswa. Kecermatan dan ketelitian (Komitmen Mutu) sangat diperlukan
dalam proses editing sehingga menghasilkan booklet yang berkualitas. Setelah
proses editing, dilakukan pencetakan booklet.
Gambar 11. Pembuatan desain booklet
Gambar 12. Bentuk fisik booklet
48
Kemudian booklet diberikan kepada seluruh mahasiswa karena mahasiswa berhak
mendapat informasi yang sama dari booklet (Anti Korupsi) dan satu minggu
kemudian mahasiswa diberikan evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui
tingkat pemahaman mahasiswa. Tahap terakhir kegiatan ini adalah membuat
laporan hasil kegiatan pembuatan booklet kepada Kepala Program Studi sebagai
bentuk pertanggungjawaban (Akuntabilitas).
Gambar 13. Distribusi booklet kepada mahasiswa
Gambar 14. Evaluasi terhadap kegiatan pembagian booklet
49
5.2.3. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Pembuatan booklet berkontribusi pada pengembangan kemampuan dan
keterampilan peserta didik yang mengacu pada Standar Kompetensi Pendidikan
Kedokteran Gigi dengan menggunakan kurikulum yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan zaman. Booklet membuat mahasiswa lebih paham akan materi gigi
impaksi sehingga akan berguna saat menjalani proses pembelajaran modul blok
yang ditempuh.
5.2.4. Penguatan Nilai Organisasi
Pelaksanaan kegiatan ini secara tidak langsung memberikan penguatan
nilai kepada organisasi yaitu Inovatif. Metode pembelajaran sesuai kurikulum yang
telah berjalan tetap dilanjutkan dan perlu didukung kegiatan baru yang sesuai
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
5.2.5. Analisis Dampak Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan membuat booklet ini memiliki dampak bagi
dosen dan mahasiswa. Dampak bagi pengajar yaitu dosen memperoleh ilmu yang
aktual tentang perkembangan materi yang disampaikan dalam booklet. Dampak
bagi mahasiswa adalah mahasiswa mampu memahami topik gigi impaksi dengan
mudah karena penggunaan bahasa yang sederhana di dalam booklet.
5.2.6. Kesimpulan dan Rekomendasi Kegiatan
Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah telah tersusun dan
pendistribusian yang merata booklet tentang gigi impaksi kepada mahasiswa.
Booklet ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa
mengenai gigi impaksi sehingga dapat meningkatkan kelulusan akademik saat
menempuh ujian modul blok.
50
5.3. Membuat Video Skenario “Tumor Rongga Mulut”
5.3.1. Definisi Kegiatan dan Hasil yang Dicapai
“Tumor Rongga Mulut” merupakan topik bedah mulut yang sulit
dipelajari oleh mahasiswa karena materinya berisi tentang gambaran tumor yang
sulit dibedakan dengan infeksi maksilofasial. Banyaknya kesulitan yang muncul
tersebut merupakan alasan dilakukannya pembuatan video skenario tentang tumor
rongga mulut. Tahap pembuatan video dilakukan pada tanggal 2 Maret 2020 dan
ditayangkan pada Diskusi Kelompok Kecil pada tanggal 5 Maret 2020.
5.3.2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan pada Kegiatan Aktualisasi
Pada tahap awal, saya meminta ijin secara santun (Etika Publik)
kepada mentor untuk meminta bimbingan dan arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan. Kemudian saya membuat skenario modul Diskusi Kelompok Kecil
(DKK) yang kreatif (Komitmen Mutu) dan panduan modul dengan cermat
(Komitmen Mutu) menggunakan bahasa Indonesia (Nasionalisme). Selanjutnya
saya membagikan skenario modul DKK dan menginstruksikan mahasiswa untuk
membuat video skenario modul DKK dengan ide kreatif dan inovatif (Komitmen
Mutu) sehingga DKK berjalan lebih menarik dan tidak menimbulkan kebosanan.
Gambar 15. Skenario modul Diskusi Kelompok Kecil
51
Gambar 16. Pembagian skenario modul kepada mahasiswa
Dalam pembuatan video ini, semua anggota tim (dosen dan mahasiswa) bekerja
secara disiplin dan bersungguh-sungguh (Anti Korupsi). Video skenario yang
telah jadi ditayangkan dalam Diskusi Kelompok Kecil. Selanjutnya dilakukan
evaluasi terhadap mahasiswa berbentuk testimonial. Tahap terakhir yaitu membuat
laporan hasil kegiatan pembuatan video skenario kepada kepala program studi
sebagai bentuk pertanggungjawaban (Akuntabilitas).
(a) (b)
52
(c)
Gambar 17. (a) (b) (c). Proses pembuatan video skenario modul
di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unmul
Gambar 18. Penayangan video skenario pada Diskusi Kelompok Kecil
Gambar 19. Suasana Diskusi Kelompok Kecil
53
(a) (b)
Gambar 20. (a) dan (b). Testimonial mahasiswa terhadap video skenario
5.3.3. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Pembuatan video berkontribusi pada pengembangan kemampuan dan
keterampilan peserta didik yang mengacu pada Standar Kompetensi Pendidikan
Kedokteran Gigi dengan menggunakan kurikulum yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan zaman. Video skenario membuat mahasiswa paham akan proses belajar
yang akan dilakukan sehingga akan berguna dalam pelaksanaan modul.
5.3.4. Penguatan Nilai Organisasi
Pelaksanaan kegiatan ini secara tidak langsung memberikan penguatan
nilai kepada organisasi yaitu Inovatif. Metode pembelajaran sesuai kurikulum yang
telah berjalan tetap dilanjutkan dan perlu didukung kegiatan baru yang sesuai
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
5.3.5. Analisis Dampak Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan membuat video skenario ini memiliki dampak
bagi dosen dan mahasiswa. Dampak bagi pengajar yaitu dosen lebih mudah
54
menyampaikan materi melalui media video dan dapat mengarahkan pembelajaran
secara langsung pada mahasiswa. Dampak bagi mahasiswa adalah mahasiswa
mampu memahami skenario modul dengan mudah karena pada dasarnya
penayangan video dapat mempengaruhi pikiran dan emosi manusia dan
meminimalisasi perbedaan persepsi yang timbul sehingga terbentuk pola pikir yang
searah dengan proses pembelajaran.
5.3.6. Kesimpulan dan Rekomendasi Kegiatan
Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah telah tersusun dan
ditayangkannya video skenario modul tentang tumor rongga mulut saat Diskusi
Kelompok Kecil. Video skenario ini diharapkan meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi dari materi tumor rongga mulut.
5.4. Membuat Workshop “Surgical Incisions and Suturing”
5.4.1. Definisi Kegiatan dan Hasil yang Dicapai
Workshop “Surgical Incisions and Suturing” menggunakan kepala
kambing sebagai pemilihan bahan dalam pembelajaran ilmiah tentang struktur
jaringan tubuh yang memiliki kemiripan dengan manusia. Mahasiswa belajar
tentang sensasi melakukan insisi dan suturing secara langsung pada jaringan yang
nyata. Workshop dilakukan pada tanggal 29 Februari 2020 dengan peserta
mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi tahun angkatan 2018.
5.4.2. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan pada Kegiatan Aktualisasi
Pada tahap awal, saya meminta ijin secara santun (Etika Publik)
kepada mentor untuk meminta bimbingan dan arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan. Kemudian saya melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik
55
mengenai jadwal pelaksanaan workshop yang diselenggarakan di luar jadwal
kegiatan modul dan keterampilan medik, sehingga tidak mengganggu kegiatan
pembelajaran yang lain (Anti Korupsi). Pada tahap ini sekaligus dilakukan
persiapan alat dan bahan secara lengkap dan aplikatif (Komitmen Mutu) untuk
kebutuhan workshop.
Gambar 21. Persiapan alat untuk workshop
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan workshop yang berbahasa
Indonesia (Nasionalisme) dimana dalam kegiatan ini seluruh mahasiswa berhak
mendapat pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin (Anti Korupsi).
Selanjutnya mahasiswa memberikan testimonial atas kegiatan workshop yang telah
dilaksanakan sebagai bentuk evaluasi. Tahap terakhir yaitu membuat laporan hasil
kegiatan workshop kepada Kepala Program Studi sebagai bentuk
pertanggungjawaban (Akuntabilitas).
56
Gambar 22. Desain banner untuk workshop
(a) (b)
Gambar 23. (a) dan (b). Penyampaian materi workshop
(a) (b)
Gambar 24. (a) dan (b). Live demo kepada mahasiswa
57
(a) (b)
(c)
Gambar 25. (a) (b) (c). Mahasiswa melakukan praktek langsung
Gambar 26. Penutupan workshop
58
(a) (b)
Gambar 27. (a) dan (b). Testimonial mahasiswa terhadap
penyelenggaraan workshop
5.4.3. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Pembuatan workshop berkontribusi pada pengembangan kemampuan
dan keterampilan peserta didik yang mengacu pada Standar Kompetensi Pendidikan
Kedokteran Gigi dengan menggunakan kurikulum yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan zaman. Penyelenggaraan workshop membuat mahasiswa paham akan
dasar-dasar ilmu bedah mulut minor sehingga akan berguna dalam pelaksanaan
keterampilan medik.
5.4.4. Penguatan Nilai Organisasi
Pelaksanaan kegiatan ini secara tidak langsung memberikan penguatan
nilai kepada organisasi yaitu Inovatif. Metode pembelajaran sesuai kurikulum yang
telah berjalan tetap dilanjutkan dan perlu didukung kegiatan baru yang sesuai
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
59
5.4.5. Analisis Dampak Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan workshop ini memiliki dampak
bagi dosen dan mahasiswa. Dampak bagi pengajar yaitu dosen lebih mudah
menyampaikan materi dan mengarahkan pembelajaran secara langsung pada
mahasiswa. Dampak bagi mahasiswa adalah mahasiswa mampu memahami ilmu
bedah mulut secara langsung karena melakukan praktek pada bahan yang
digunakan dalam workshop.
5.4.6. Kesimpulan dan Rekomendasi Kegiatan
Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah telah terselenggarakannya
workshop “Surgical Incisions and Suturing”. Pelaksanaan workshop ini diharapkan
meningkatkan keterampilan mahasiswa mengenai dasar ilmu bedah mulut sehingga
dapat meningkatkan kelulusan saat pelaksanaan ujian OSCE.
(a) (b)
Gambar 28. (a) dan (b). Pelaporan hasil kegiatan
kepada Ketua Program Studi
60
Gambar 29. Konsultasi dengan mentor mengenai hasil kegiatan aktualisasi
5.5. ROLE MODEL
Profil role model di instansi pendidikan Program Studi Kedokteran Gigi
bagi saya adalah drg. Verry Asfirizal, M.Kes. Beliau sebagai Wakil Dekan Bidang
Umum, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia dan juga tenaga pengajar di Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman. Etos kerja yang tinggi, kebaikan,
keramahan, dan kerendahan hati yang dimiliki oleh beliau menjadikan sumber
inspirasi bagi saya.
Wejangan yang disampaikan drg. Verry Asfirizal, M.Kes kepada kami
calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Program Studi Kedokteran Gigi adalah :
“ Kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas.”
61
Gambar 30. Berfoto bersama drg. Verry Asfirizal, M.Kes
Biodata drg. Verry Asfirizal, M.Kes :
Nama : drg. Verry Asfirizal, M.Kes
Tempat/ Tanggal Lahir : Cirebon, 22 Desember 1967
Pangkat/ Golongan : Penata Tingkat I/ III-d
Riwayat Pekerjaan :
1995 – 1998 : PTT Dokter Gigi di Puskesmas Long Iram
1999 – 2001 : Staf Rekam Medik RSUD A.W. Sjahranie Samarinda
2001 – 2003 : Pendidikan S2 Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya
2003 – 2011 : Staf/ Dokter Gigi di SMF Gigi dan Mulut RSUD A.W.
Sjahranie Samarinda
2011 – 1016 : Ka. Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2016 – sekarang : Wakil Dekan Umum, Keuangan, dan SDM Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman
62
BAB 6
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada rangkaian kegiatan aktualisasi Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil di PKP2A III Lembaga Administrasi Negara
adalah sebagai berikut :
6.1.1. Kesimpulan Umum Aktualisasi
Dengan adanya kegiatan aktualisasi selama masa habituasi (off campus),
diharapkan calon PNS dapat menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan
kedudukan serta peran ASN dalam NKRI ke dalam kegiatan-kegiatan yang dibuat
untuk menyelesaikan isu-isu yang merupakan permasalahan di Program Studi
Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Isu-isu tersebut
antara lain :
1. Rendahnya jumlah mahasiswa yang lulus pada OSCE station Ilmu Bedah Mulut
2. Mahasiswa kurang paham melakukan prosedur dan teknik penjahitan di rongga
mulut pada keterampilan medik Suturing
3. Kurangnya prior knowledge mahasiswa di bidang Ilmu Bedah Mulut
6.1.2. Kesimpulan Khusus Kegiatan Aktualisasi
1. Telah tersusunnya poster “Teknik Penjahitan Luka” dan telah dipasang di ruang
keterampilan medik
63
2. Telah tersusunnya booklet “Gigi Impaksi” dan telah dibagikan kepada
mahasiswa tahun angkatan 2018
3. Telah ditayangkannya video skenario modul “Tumor Rongga Mulut” pada
Diskusi Kelompok Kecil mahasiswa tahun angkatan 2018
4. Telah diselenggarakannya workshop “Surgical Incisions and Suturing” dengan
peserta mahasiswa tahun angkatan 2018
6.2. REKOMENDASI
Berikut merupakan rekomendasi yang dapat disampaikan berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil :
6.2.1. Rekomendasi Umum Aktualisasi
1. Seorang ASN diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS,
yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi guna mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan secara profesional di
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
2. Mampu melanjutkan dan tetap melaksanakan kegiatan aktualisasi sebagai
perwujudan tri dharma perguruan tinggi di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman.
6.2.2. Rekomendasi Kegiatan Aktualisasi
1. Pembuatan dan pemasangan poster “Teknik Penjahitan Luka” di ruang
keterampilan medik diharapkan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa dalam “Teknik Penjahitan Luka” sehingga memiliki bekal dasar dalam
memasuki tahap profesi bidang bedah mulut.
64
2. Pembuatan dan pembagian booklet “Gigi Impaksi” kepada mahasiswa
diharapkan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai gigi
impaksi sehingga dapat meningkatkan kelulusan saat menempuh ujian modul blok.
3. Pembuatan dan penayangan video skenario modul “Tumor Rongga Mulut” pada
Diskusi Kelompok Kecil diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, logis, dan komprehensif sehingga meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi dari materi tumor rongga mulut.
4. Penyelenggaraan workshop “Surgical Incisions dan Suturing” diharapkan
meningkatkan keterampilan mahasiswa mengenai dasar ilmu bedah mulut sehingga
dapat meningkatkan kelulusan saat pelaksanaan ujian OSCE.
65
DAFTAR PUSTAKA
1. Fakultas Kedokteran Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Mulawarman.
2016. Buku Profil. Samarinda.
2. Kemenristekdikti. 2015. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Universitas Mulawarman.
3. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat
Bahasa Ed. 4. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
4. Undang-Undang. 2016. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
6. Pusat Kajian dan Pendidikan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia. 2017. Buku Pedoman Pelatihan Dasar Calon PNS
Angkatan III.
7. Basseng. Purwana, Bayu Hikmat. 2015. Aktualisasi Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
66