laporan hasil penelitian hubungan pengetahuan cara
TRANSCRIPT
Unggul Dalam IPTEK Kokoh Dalam IMTAQ
LAPORAN HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI
DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA
SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA
TAHUN 2015
UTAMI NUR WULANDARI
2011720039
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Riset Keperawatan Agustus 2015
Utami Nur Wulandari
HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA
ABSTRAK
Karies adalah suatu proses patologis yang dimulai pada bagian luar gigi terbatas pada suatu tempat terjadi setelah erupsi gigi dan menyebabkan penghancuran pada gigi sehingga terbentuk lubang Pada usia sekolah masalah kesehatan anak sangatlah penting karena anak usia sekolah sangatlah rentan dalam masalah kesehatan terutama kesehtan gigi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 110 responden Uji penelitian ini menggunakan uji chi squere dengan hasil penelitian diperoleh adalah ada hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara dengan P value = 0036 Saran kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada guruorang tua tentang manfaat pentingnya perawatan gigi sejak dini kepada anak usia sekolah untuk mencegah terjadnya karies gigi
Kata Kunci Pengetahuan cara perawatan gigi karies gigi anak usia sekolah
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utarardquo
Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini
hingga selesai untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
terutama kepada
1 Bapak Muhammad Hadi SKM MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
bimbingan serta nasehat selama saya berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan
2 Ibu Dr Irna Nursanti MKep SpMat sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan FIK UMJ
3 Ibu Ns Titin Sutini MKep SpKepAn selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan
berharga dalam penyusunan skripsi ini
4 Seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmu selama saya berkuliah di Fakultas
Ilmu Keperawatan
5 Staf Perpustakaan Ibu Najah dan Mas Agus yang selalu membukakan pintu
perpustakaan telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku dan waktu
pada peneliti
v
6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti
7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti
dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah
8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad
Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan
dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang
9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah
Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani
Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa
10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala
Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina
Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan
dukungan dan saran
11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan
2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan
skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti
berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
Jakarta September 2015
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7
1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7
D Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38
BAB V HASIL PENELITIAN
A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 49 B Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Riset Keperawatan Agustus 2015
Utami Nur Wulandari
HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA
ABSTRAK
Karies adalah suatu proses patologis yang dimulai pada bagian luar gigi terbatas pada suatu tempat terjadi setelah erupsi gigi dan menyebabkan penghancuran pada gigi sehingga terbentuk lubang Pada usia sekolah masalah kesehatan anak sangatlah penting karena anak usia sekolah sangatlah rentan dalam masalah kesehatan terutama kesehtan gigi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 110 responden Uji penelitian ini menggunakan uji chi squere dengan hasil penelitian diperoleh adalah ada hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara dengan P value = 0036 Saran kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada guruorang tua tentang manfaat pentingnya perawatan gigi sejak dini kepada anak usia sekolah untuk mencegah terjadnya karies gigi
Kata Kunci Pengetahuan cara perawatan gigi karies gigi anak usia sekolah
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utarardquo
Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini
hingga selesai untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
terutama kepada
1 Bapak Muhammad Hadi SKM MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
bimbingan serta nasehat selama saya berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan
2 Ibu Dr Irna Nursanti MKep SpMat sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan FIK UMJ
3 Ibu Ns Titin Sutini MKep SpKepAn selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan
berharga dalam penyusunan skripsi ini
4 Seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmu selama saya berkuliah di Fakultas
Ilmu Keperawatan
5 Staf Perpustakaan Ibu Najah dan Mas Agus yang selalu membukakan pintu
perpustakaan telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku dan waktu
pada peneliti
v
6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti
7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti
dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah
8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad
Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan
dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang
9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah
Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani
Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa
10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala
Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina
Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan
dukungan dan saran
11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan
2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan
skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti
berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
Jakarta September 2015
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7
1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7
D Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38
BAB V HASIL PENELITIAN
A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 49 B Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utarardquo
Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini
hingga selesai untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
terutama kepada
1 Bapak Muhammad Hadi SKM MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
bimbingan serta nasehat selama saya berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan
2 Ibu Dr Irna Nursanti MKep SpMat sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan FIK UMJ
3 Ibu Ns Titin Sutini MKep SpKepAn selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan
berharga dalam penyusunan skripsi ini
4 Seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmu selama saya berkuliah di Fakultas
Ilmu Keperawatan
5 Staf Perpustakaan Ibu Najah dan Mas Agus yang selalu membukakan pintu
perpustakaan telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku dan waktu
pada peneliti
v
6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti
7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti
dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah
8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad
Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan
dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang
9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah
Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani
Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa
10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala
Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina
Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan
dukungan dan saran
11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan
2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan
skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti
berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
Jakarta September 2015
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7
1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7
D Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38
BAB V HASIL PENELITIAN
A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 49 B Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
v
6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti
7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti
dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah
8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad
Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan
dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang
9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah
Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani
Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa
10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala
Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina
Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan
dukungan dan saran
11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan
2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan
skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh
karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti
berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
Jakarta September 2015
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7
1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7
D Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38
BAB V HASIL PENELITIAN
A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 49 B Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7
1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7
D Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38
BAB V HASIL PENELITIAN
A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 49 B Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 49 B Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 32 Definisi Operasional 29
Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41
Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan
dan Angka Kejadian Karies Gigi 41
Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
ix
DAFTAR BAGAN
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi
berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi
memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu
jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh
hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)
Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai
akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email
(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan
disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan
manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia
dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga
dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui
prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
2
Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di
Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika
Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan
tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia
(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi
yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)
Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12
tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada
penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi
532 (2013)
Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar
73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak
di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak
menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini
kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara
perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi
dan mulut anaknya
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
3
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi
yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya
Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4
sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-
anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka
belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik
Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak
peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
4
terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)
Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan
pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan
asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)
Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa
pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki
permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih
dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang
berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak
(Depkes 2004)
Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara
komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera
sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat
Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut
faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi
mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan
karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah
pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
5
Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat
mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan
bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut
Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu
terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai
terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan
menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan
konstribusi terhadap kejadian karies gigi
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan
pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk
2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya
dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan
orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3
sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
6
karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa
didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan
penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang
baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan
waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua
siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara
perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak
bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang
mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
B Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan
Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo
C Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
7
D Tujuan
1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
2 Tujuan Khusus
a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura
b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan
gigi
c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di
SDN 02 Pagi Sukapura
d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan
angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura
E Manfaat
Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun
bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus
dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat
secara praktis bagi
a Pendidikan
Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan
kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
8
b Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah
c Masyarakat dan Orang tua
Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau
orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan
gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak
d Penelitian
Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang
cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi
e Perawat
Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat
berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya
pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat
melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua
mengenai cara perawatan gigi yang baik
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A TEORI DAN KONSEP TERKAIT
1 Anak usia sekolah
a Karakteristik Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun
Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam
lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi
menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan
7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)
Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari
kehidupan yang secara relative bebas bermain
Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang
menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral
dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki
dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan
orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan
atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan
kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
10
yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah
2005)
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti
jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang
besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan
berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak
usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan
mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan
sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus
sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia
mengkonsumsi berbagai makanan tersebut
Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk
berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp
Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap
perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)
Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam
pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari
apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran
yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin
tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
11
gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa
menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan
masalah yang terjadi pada dirinya
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan
rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)
b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada
anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi
terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7
tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi
seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula
Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring
bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
12
sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi
(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi
secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut
hingga usia dewasa
2 Karies gigi
a Karies Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya
Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah
khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi
berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki
prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan
penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora
kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan
menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi
atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa
Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan
karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
13
b Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya
1) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan
terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
2) Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit
3) Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)
atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa
Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan
asam dan manis
4) Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai
pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara
diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan
selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
14
c Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini
merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat
tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi
yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah
hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda
Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda
karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada
gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin
panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang
sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga
dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)
d Dampak
Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga
dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh
secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi
membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian
berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses
pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk
bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi
bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan
menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
15
akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi
menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut
akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di
sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit
pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan
Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala
leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak
negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)
3 Pengetahuan
a Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman
raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo
2010)
1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah
a) Tahu (know)
Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari
bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang
dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
16
meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan
sebagianya
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-
materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi yang nyata
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
17
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada
b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok
2011)
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek
Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang
dimiliki seseorang
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung
maupun tidak langsung
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin
bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang
dan dewasa
4) Minat
Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
18
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan
sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang
baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut
mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan
7) Informasi
Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
c Alat untuk mengukur pengetahuan
Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran
pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada
seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam
bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban
tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik
dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran
pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
19
d Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et
al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu
a Baik dengan presentase 76 - 100
b Cukup dengan presentase 56 - 75
c Kurang dengan presentase lt56
Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean
hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan
tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari
nila mean tabel
4 Konsep perawatan gigi
a Definisi
Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi
bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)
mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah
masalah kesahatan gig antara lain
a Menggosok gigi (brushing)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi
20
1) Cara menggosok gigi yang benar
Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia
adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya
menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua
sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat
gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi
dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana
(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada
permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan
vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi
Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk
rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian
permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik
penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi
belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu
disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga
mudah terselip sisa-sisa makanan
b Pemilihan sikat gigi yang benar
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi
Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa
makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang
baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus
yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp
Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
21
tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak
merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil
c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali
Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan
bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan
berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak
didalamnya
d Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan
sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene
yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur
sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut
dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam
Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2
kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
e Pemeriksaan ke dokter gigi
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan
gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian
karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali
telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat
dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah
22
mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha
lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan
gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini
merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana
f Mengatur makanan
Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti
cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis
mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan
tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk
menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi
makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak
usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta
memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)
b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan
motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut
23
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi
pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik
maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan
gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti
mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi
perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih
tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki
3) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain
Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil
elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga
mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak
usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi
setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang
lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan
tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)
4) Motivasi
Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan
sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam
24
memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia
remaja
Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar
diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran
orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial
budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut
1) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak
dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi
Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang
menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry
2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan
gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada
anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki
kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada
bagian belakang (Wong 2007)
2) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang
dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak
mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan
(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan
25
pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan
semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki
pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah
3) Fasilitas
Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang
memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki
pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan
anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap
informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi
4) Penghasilan
Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap
pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan
ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah
Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke
dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada
anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan
perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran
5) Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap
26
sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan
kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada
kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya
B PENELITIAN TERKAIT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
27
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi
operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi
A Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat
membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema
yaitu sebagai berikut
Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi
Angka Kejadian Karies Gigi
Data demografi
- Usia - Jenis kelamin
28
Keterangan
= area yang diteliti
= area yang tidak diteliti
Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN
02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon
perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan
atau praktik yang dilakukan oleh responden
B Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura
C Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo
2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam
mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat
dalam tabel 31
29
Tabel 32 Definisi Operasional
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi
Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan
Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai
1 Baik (skor gt 10 nilai mean)
0 Kurang baik (skor le 10 mean)
Ordinal
2 Dependent Karies gigi
Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut
- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat
- Berlubang - Sakit gigi
Lembar observasi
Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik
Ordinal
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan
sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode
penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian
A Desain penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur
penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh
jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi
peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam
suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain
deskriptif analitik
Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin
mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional
yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)
B Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura
31
C Waktu Peneliti
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan
penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015
D Populasi dan Sample Penelitian
1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas
III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan
diteliti dalam penelitian ini
2 Sampel
Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel
Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02
Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
yang memenuhi kriteria sebagai berikut
a Kriteria Inklusi
1 Anak kelas III-V
2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan
32
3 Bersedia menjadi responden
b Kriteria Eksklusi
1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani
2 Mengundurkan diri saat penelitian
3 Besar sampel
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total
sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka
peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas
III-V
Kelas III = 34 anak
Kelas IV = 41 anak
Kelas V = 35 anak
E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)
1 Alat pengumpulan data
Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner
yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori
sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara
perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman
33
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan
(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15
pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7
8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9
10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan
lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r
tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel
(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =
04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha
cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r
tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi
valid dan reliabel)
2 Cara Pengumpulan Data
a Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK
UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura
Jakarta Utara
2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02
Petang Sukapura Jakarta Utara
34
b Prosedur pengambilan data
1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan
penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas
2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu
wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data
selama penelitian berlangsung
3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi
4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan
untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam
penelitian
6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani
surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti
7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner
8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah
selesai diserahkan kembali kepada peneliti
9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden
35
10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang
mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun
cokelat berlubang dan sakit gigi
c Tahap terminasi
1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada
responden yang telahikut serta dalam penelitian
2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan
mengucapkan terimakasih
F Etika Penelitian
Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan
responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan
responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti
antara lain
1 Lembar persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia
diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak
peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden
untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian
36
2 Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan
menggunakan inisial saja
3 Kerahasiaan (Confidentialit)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya
akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak
untuk disebarluaskan demi kepentingan umum
4 Keadilan (justice)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama
etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu
dengan yang lainnya
Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum
penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin
dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu
37
peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan
Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan
menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian
melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti
G Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam
kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak
menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap
2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin
Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila
pertanyaan tersebut negatif
3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari
kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi
jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer
menggunakan spss
4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data
yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali
adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data
38
H Analisa data
1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen
memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)
2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini
mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies
gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95
Rumus uji chi ndash square
Keterangan
0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)
( 0 ndash E )2
X2 = sum
E
39
E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )
X2 = nilai chi-square
Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara
dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic
diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen
Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak
bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan
Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan
penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai
Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur
dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan
lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
A Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis
kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel
independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies
Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk
mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident
interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya
41
1 Usia Responden
Tabel 51
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)
Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051
Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia
tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun
2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara
Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi
Tabel 52
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara
Tahun 2015 (n=110)
Variabel Kategorik Frekuensi
sum
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
59
51
536
464
Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak
Baik
Kurang
35
75
318
682
Angka Kejadian Karies Gigi
TidakKaries
Karies
61
49
555
445
Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak
(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan
42
gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu
mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49
anak (445)
B Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan
antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik
Tabel 53
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015
Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang
memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak
(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak
39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α
005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Pengetahuan cara
perawatan gigi anak
Karies Gigi Total
OR 95 CI P
Value Terjadi Tidak terjadi
N N N
Baik
Kurang
10
39
286
520
25
36
714
480
35
75
100
100 0369 0156-08
74 0036
Total 49 445 61 555 110 100
43
cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369
artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang
baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan
anak yang memiliki pengetahuan kurang
44
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan
gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura
Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini
menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan
A Analisa Univariat
1 Pengetahuan cara perawatan gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang yaitu mancapai 75 anak (682)
Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan
yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang
terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik
tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak
yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat
45
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan
masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi
2 Kejadian karies gigi
Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi
Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu
mencapai 49 anak (445)
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam
kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan
Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh
faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut
dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih
belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka
kejadian karies gigi yang masih tinggi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN
Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden
mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi
46
sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di
SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi
Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan
kebiasaan menggosok gigi yang belum baik
B Analisa Bivariat
1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta
Utara tahun 2015
Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka
kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki
pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian
karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki
pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang
dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh
secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan
47
Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan
gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan
karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan
dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat
dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok
gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi
menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6
bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat
dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah
terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan
terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting
karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia
sekolah
Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman
dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat
pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo
2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting
didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu
48
adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang
karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01
Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil
analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang
memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk
mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara
perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02
Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan
dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan
khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya
A Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah
laki-laki
2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki
pengetahuan yang kurang
3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami
karies gigi
4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura
50
B Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut
1 Guru
Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar
diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar
pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang
bertanggung jawab pada sekolah tersebut
2 Pengembangan Ilmu keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi
dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
3 Penelitian keperawatan
a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan
lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi
b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi
karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan
saat pembahasan
51
4 Orang tua
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang
cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga
University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan
ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-
2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015
httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015
httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1
Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau
mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru
Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data
Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut
Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada
Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)
Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha
Medika
Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam
makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21
Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba
Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM
Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut
masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice
(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC
Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah
Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama
Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna
Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC
Lembar Informed Consent
LEMBAR INFORMASI PENELITIAN
(INFORMED)
Kepada Yth
Calon Responden Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)
No Tlp 08986966354
Email utaminurwulandariymailcom
Alamat FIK UMJ Cempaka Putih
adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)
sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan
pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian
karies gigi
Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam
prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau
tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun
Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dan menandatamgani lembar persetujuan responden
Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner
Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing
pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar
asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai
kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban
IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak
berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan
IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan
Jakarta Juni 2015
Hormat saya
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian
Nama
Alamat
No Telp
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian
tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan
keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut
Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan
tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini
bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan
oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak
manapun
Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah di SDN 02 petang sukapura
Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden
A Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian
Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom
yang telah disediakan
1 Usia helliphellip tahun
2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
B Pengetahuan cara perawatan gigi
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore
3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut
4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih
sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi
5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang
gigi dan karies gigi
6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh
bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah
7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur
8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin
10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)
11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat
12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan belakang sela-sela gigi)
13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol
14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja
15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali
16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies
gigi
17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi
18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi
19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan gigi
Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo
Tanda-tanda Flak berwarna hitam
Karies putih atau cokelat
Berlubang
Sakit gigi