laporan hasil penelitian hubungan pengetahuan cara

76
Unggul Dalam IPTEK Kokoh Dalam IMTAQ LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA TAHUN 2015 UTAMI NUR WULANDARI 2011720039 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

Unggul Dalam IPTEK Kokoh Dalam IMTAQ

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI

DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA

SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA

TAHUN 2015

UTAMI NUR WULANDARI

2011720039

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Riset Keperawatan Agustus 2015

Utami Nur Wulandari

HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA

ABSTRAK

Karies adalah suatu proses patologis yang dimulai pada bagian luar gigi terbatas pada suatu tempat terjadi setelah erupsi gigi dan menyebabkan penghancuran pada gigi sehingga terbentuk lubang Pada usia sekolah masalah kesehatan anak sangatlah penting karena anak usia sekolah sangatlah rentan dalam masalah kesehatan terutama kesehtan gigi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 110 responden Uji penelitian ini menggunakan uji chi squere dengan hasil penelitian diperoleh adalah ada hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara dengan P value = 0036 Saran kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada guruorang tua tentang manfaat pentingnya perawatan gigi sejak dini kepada anak usia sekolah untuk mencegah terjadnya karies gigi

Kata Kunci Pengetahuan cara perawatan gigi karies gigi anak usia sekolah

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul

ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi Pada

Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utarardquo

Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini

hingga selesai untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

terutama kepada

1 Bapak Muhammad Hadi SKM MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan

bimbingan serta nasehat selama saya berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan

2 Ibu Dr Irna Nursanti MKep SpMat sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan FIK UMJ

3 Ibu Ns Titin Sutini MKep SpKepAn selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan

berharga dalam penyusunan skripsi ini

4 Seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmu selama saya berkuliah di Fakultas

Ilmu Keperawatan

5 Staf Perpustakaan Ibu Najah dan Mas Agus yang selalu membukakan pintu

perpustakaan telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku dan waktu

pada peneliti

v

6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti

7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti

dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah

8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad

Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan

dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang

9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah

Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani

Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa

10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala

Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina

Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan

dukungan dan saran

11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan

2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan

skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti

berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

Jakarta September 2015

Peneliti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR BAGAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7

1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7

D Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38

BAB V HASIL PENELITIAN

A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42

vii

BAB VI PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 49 B Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Riset Keperawatan Agustus 2015

Utami Nur Wulandari

HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA PERAWATAN GIGI DENGAN ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PAGI SUKAPURA JAKARTA UTARA

ABSTRAK

Karies adalah suatu proses patologis yang dimulai pada bagian luar gigi terbatas pada suatu tempat terjadi setelah erupsi gigi dan menyebabkan penghancuran pada gigi sehingga terbentuk lubang Pada usia sekolah masalah kesehatan anak sangatlah penting karena anak usia sekolah sangatlah rentan dalam masalah kesehatan terutama kesehtan gigi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 110 responden Uji penelitian ini menggunakan uji chi squere dengan hasil penelitian diperoleh adalah ada hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara dengan P value = 0036 Saran kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada guruorang tua tentang manfaat pentingnya perawatan gigi sejak dini kepada anak usia sekolah untuk mencegah terjadnya karies gigi

Kata Kunci Pengetahuan cara perawatan gigi karies gigi anak usia sekolah

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul

ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi Pada

Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utarardquo

Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini

hingga selesai untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

terutama kepada

1 Bapak Muhammad Hadi SKM MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan

bimbingan serta nasehat selama saya berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan

2 Ibu Dr Irna Nursanti MKep SpMat sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan FIK UMJ

3 Ibu Ns Titin Sutini MKep SpKepAn selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan

berharga dalam penyusunan skripsi ini

4 Seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmu selama saya berkuliah di Fakultas

Ilmu Keperawatan

5 Staf Perpustakaan Ibu Najah dan Mas Agus yang selalu membukakan pintu

perpustakaan telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku dan waktu

pada peneliti

v

6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti

7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti

dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah

8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad

Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan

dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang

9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah

Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani

Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa

10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala

Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina

Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan

dukungan dan saran

11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan

2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan

skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti

berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

Jakarta September 2015

Peneliti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR BAGAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7

1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7

D Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38

BAB V HASIL PENELITIAN

A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42

vii

BAB VI PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 49 B Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul

ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi Pada

Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utarardquo

Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini

hingga selesai untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

terutama kepada

1 Bapak Muhammad Hadi SKM MKes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan

bimbingan serta nasehat selama saya berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan

2 Ibu Dr Irna Nursanti MKep SpMat sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan FIK UMJ

3 Ibu Ns Titin Sutini MKep SpKepAn selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan dan masukan

berharga dalam penyusunan skripsi ini

4 Seluruh staf pengajar yang telah membagi ilmu selama saya berkuliah di Fakultas

Ilmu Keperawatan

5 Staf Perpustakaan Ibu Najah dan Mas Agus yang selalu membukakan pintu

perpustakaan telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku dan waktu

pada peneliti

v

6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti

7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti

dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah

8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad

Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan

dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang

9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah

Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani

Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa

10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala

Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina

Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan

dukungan dan saran

11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan

2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan

skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti

berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

Jakarta September 2015

Peneliti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR BAGAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7

1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7

D Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38

BAB V HASIL PENELITIAN

A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42

vii

BAB VI PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 49 B Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

v

6 Ibu Hj Sri Sumartini SPd MSi selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti

7 Seluruh Guru di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara yang telah membantu peniliti

dalam proses pengumpulan data dan penelitian di sekolah

8 Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan saya sayangi (Bapak Alm Ahmad

Hidayat dan Ibu Icih) yang tak henti-hentinya mendoakan memberikan dukungan

dan semangat mendidik dan membesarkan dengan cinta dan kasih sayang

9 Sahabat kesayangan yaitu Siti Idaliah Linda Oktariza Muhammad Ardianysah

Devi Kumala Sari Muthia Indriasari Tiara Gustiwiyana Resti Ratna Handayani

Euis Ulfah Awaliah yang telah memberikan banyak dukungan bantuan dan doa

10 Teman-teman seperjuangan di keperawatan anak Euis Ulfah Awaliah Devi Kumala

Sari Nunik Khairunnisa Kurnia Ade R Dian Puspitasari Yussy Ulvialita Karlina

Zainal yang telah menjadi teman bertukar fikiran dan banyak memberikan

dukungan dan saran

11 Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UMJ angkatan

2011 yang telah banyak memberikan dorsquoa dukungan saran selama proses penulisan

skripsi dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga dapat diselesaikan

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh

karena itu bantuan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya

membangun akan sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang Peneliti

berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

Jakarta September 2015

Peneliti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR BAGAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7

1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7

D Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38

BAB V HASIL PENELITIAN

A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42

vii

BAB VI PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 49 B Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR BAGAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang 1 B Masalah Penenlitian 6 C Tujuan Penelitian 7

1 Tujuan Umum 7 2 Tujuan Khusus 7

D Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Teori dan Konsep Terkait 9 B Penelitian Terkat 26 A Kerangka Konsep Penelitian 27 B Hipotesis Penelitian 28 C Definisi Operasional Penelitian 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A Desain Penelitian 30 B Tempat Penelitian 30 C Waktu Penelitian 31 D Populasi dan Sample 31 E Alat dan Cara Pengumpulan Data 32 F Etika Penelitian 35 G Pengolahan Data 37 H Analisa Data 38

BAB V HASIL PENELITIAN

A Hasil Analisis Univariat 40 B Hasil Analisis Bivariat 42

vii

BAB VI PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 49 B Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

vii

BAB VI PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian 44 B Interpretasi Hasil Penelitian 46

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 49 B Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 32 Definisi Operasional 29

Tabel 51 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 41

Tabel 52 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan

dan Angka Kejadian Karies Gigi 41

Tabel 53 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies 42

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

ix

DAFTAR BAGAN

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian 27

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

Gigi merupakan bagian dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia Gigi

berfungsi untuk mempermudah dalam mengunyah makanan selain itu juga gigi

memiliki pengaruh penting untuk keindahan seseorang Gigi adalah salah satu

jaringan tubuh yang mudah sekali megalami kerusakan Masalah utama

kesehatan gigi dan mulut ialah karies gigi dan penyakit ini sering dideirita oleh

hampir semua penduduk di Indonesia (Hermawan 2010)

Karies merupakan istilah yang lebih dikenal dengan gigi berlubang sebagai

akibat dari proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

mikroorganisme saliva bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email

(Houwink 2005) Selain itu karies juga merupakan gangguan keseimbangan

disekitar email yang disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi

menjadi berlubang Faktor-faktor yang dimaksud diatasantara lain makanan

manis makanan asam kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia

dan faktor lingkungan Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga

dapat disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah masih belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui

prevalensi atau angka kejadian karies gigi yang masih tinggi (Tamtam 2013)

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

2

Diperkirakan 90 dari anak-anak usia sekolah diseluruh dunia dan sebagian

besar orang dewasa pernah menderita karies gigi Prevalensi tertinggi terdapat di

Asia dan Amerika Latin serta prevalensi terendah terdapat di Afrika Di Amerika

Serikat karies merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan

tingkatannya 5 kali lebih tinggi dibanding atsma Organisasi kesehatan dunia

(WHO) tahun 2013 menyatakan angka kejadia karies gigi pada anak masih tinggi

yaitu mencapai 60-90 (wwwkompasianacom)

Di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2009 sebanyak 89 anak Indonesia di bawah usia 12

tahun menderita karies gigi Pendapat lain menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada

penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 434 (2007) menjadi

532 (2013)

Sementara itu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar

73 sedangkan berdasarkan pernyataan Anggara (2006) karies gigi pada anak

di Indonesia terutama anak sekolah sangat memprihatinkan 9 dari 10 anak

menderita karies gigi dengan 7 gigi yang rusak dari 20 gigi yang ada Hal ini

kemungkinan terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap cara

perawatan gigi yang baik sehingga mereka tidak meperhatikan kesehatan gigi

dan mulut anaknya

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

3

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Gigi

yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau penyakit gigi lainnya

Tan dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun Namun pada usia 4

sampai 8 tahun merupakan usia yang paling rentan menderita karies gigi Anak-

anak sangat rentan terkena masalah pada gigi mereka Pada masa ini mereka

belum bisa sepenuhnya mengerti akan pentingnya perawatan gigi yang baik

Karies gigi pada anak usia 9 sampai 12 tahun disebabkan karena anak tidak

peduli akan pentingnya perawatan gigi dengan baik serta kurangnya pengetahuan

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

4

terhadap kesehatan gigi dan mulut Anak usia ini juga malas untuk melakukan

pemeriksaan ke dokter gigi karena mereka merasa takut (Wong 2009)

Usia sekolah dasar merupakan usia yang paling sering ditemukan permasalahan

pada gigi terjadinya gigi berlubang serta nyeri yang dirasakan mengakibatkan

asupan makanan berkurang akibat dari gangguan gigi yang terjadi (karies gigi)

Maka dari itu kesehatan gigi sangatlah penting bagi anak-anak di dalam masa

pertumbuhan mereka Namun faktanya masih banyak anak-anak yang memiliki

permasalahan pada kesehatan gigi Permasalahan ini perlu ditindaklanjuti lebih

dalam dan perlu adanya perhatian khusus serta penelitian yang

berkesinambungan untuk mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak

(Depkes 2004)

Pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara

komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga perlu penanganan segera

sebelum terlambat (Meikawatidkk 2005) Tingkat pengetahuan masyarakat

Indonesia khusunya anak-anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut

faktanya masih sangat rendah dan belum menjadi prioritas yang penting bagi

mereka Selain itu terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut dapat disebabkan

karena cara menggosok gigi yang tidak baik sehingga menimbulkan masalah

pada kesehatan gigi atau karies gigi (Novianti 2010)

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

5

Menurut Wong (2009) bahwa kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat

mencegah terjadinya karies gigi Menggosok gigi dapat menghilangkan plak dan

bakteri yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan sebelum tidur dan sesudah makan Sedangkan menurut

Kidd amp Bechal (2013) mengatakan bahwa faktor makanan dapat memicu

terjadinya karies gigi karena makanan membutuhkan waktu tertentu sampai

terbentuknya plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email Faktor kebiasaan

menggosok gigi faktor makanan dan faktor pengetahuan memberikan

konstribusi terhadap kejadian karies gigi

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan dapat diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan Beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya pendidikan

pekerjaan umur minat pengalaman kebudayaan dan informasi (Mubarokdkk

2007) Untuk dapat melakukan cara menggosok gigi dengan benar tentunya

dibutuhkan pengetahuan Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui kebiasaan

orang tua dirumah dan pembelajaran yang didapatkan di sekolah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada anak kelas 3

sampai kelas 5 di SDN 02 Petang Sukapura terdapat 84 anak yang mengalami

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

6

karies gigi Peneliti melakukan wawancara secara random terhadap 20 siswa

didapatkan data bahwa anak tidak memahami tentang pengertian karies dan

penyebab dari karies selain itu anak tidak memhami cara perawatan gigi yang

baik seperti cara menggosok gigi frekuensi menggosok gigi yang benar dan

waktu menggosok gigi Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa orang tua

siswaI didapatkan data bahwa pengetahuan orang tua juga kurang mengenai cara

perawatan gigi yang baik dan benar Orang tua juga tidak mengajarkan anak

bagaimana cara menggosok gigi yang benar hanya beberapa orang tua saja yang

mengajarkan anaknya menggosok gigi yang baik

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

B Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu ldquo Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan

Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi Sukapurardquo

C Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah d SDN 02 Pagi Sukapura

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

7

D Tujuan

1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

2 Tujuan Khusus

a Teridentifikasinya karakteristik responden di SDN 02 Pagi Sukapura

b Teridentifikasinya pengetahuan anak usia sekolah tentang cara perawatan

gigi

c Teridentifikasinya angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Pagi Sukapura

d Teridentifikasinya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan

angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura

E Manfaat

Penelitian yang baik tentunya memiliki manfaat bagi peneliti sendiri ataupun

bagi masyarakat sekitar Bukan hanya sekedar dasar teori namun juga harus

dipraktikkan secara langsung dala kehidupan Penelitian ini memiliki manfaat

secara praktis bagi

a Pendidikan

Penelitian ini sebagai informasi dalam pembuatan program pemeliharaan

kesehatan gigi di sekolah yang lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

8

b Dinas Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan program

pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) diseluruh sekolah

c Masyarakat dan Orang tua

Penelitian ini dapat menjadi perhatian penting bagi masyarakat atau

orang tua dalam memberikan informasi yang sesuai tentang kesehatan

gigi dan memperhatikan perawatan gigi yang benar pada anak

d Penelitian

Penelitian ini menjadi sumber data dan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya Sehingga semakin memperkaya ilmu pengetahuan tentang

cara perawatan gigi dan perilaku perawatan gigi

e Perawat

Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perawat karena perawat dapat

berkontribusi dalam melakukan pelayan kesehatan gigi khususnya

pemeriksaan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali Perawatan juga dapat

melakukan pendidikan kesehatan kepada murid guru ataupun orangtua

mengenai cara perawatan gigi yang baik

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

9

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A TEORI DAN KONSEP TERKAIT

1 Anak usia sekolah

a Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia 6 sampai 12 tahun

Periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak ke dalam

lingkungan sekolah (Wong 2009) Periode anak usia sekolah terbagi

menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun tahap pertengahan

7-9 tahun dan tahap pra remaja 10-12 tahun (Potter amp Perry 2005)

Sekolah dapat meperluas dunia anak dan merupakan transisi dari

kehidupan yang secara relative bebas bermain

Anak pada usia sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang

menantang Kemampuan kognitif fisik psikososial dan moral

dikembangkan diperluas disaring dan disinkronisasi anak dapat menjadi

anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif

(Potter amp Perry 2005) Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki

dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan

orang lain Anak usia sekolah identik dengan hubungan perkelompokan

atau senang bermain dalam kelompok (Wong 2009) Perawatan

kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

10

yang masih dalam taraf tumbuh kembang (Anggriana amp Musyrifah

2005)

Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi pasti

jika dibandingkan masa sebelumnya Dari segi nutrisi pada anak usia

sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi Anak memiliki nafsu makan yang

besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk

menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari makanan

berkalori seperti keripik dan permen (Wong 2009) Karakteristik anak

usia sekolah yang sedang dalam pertumbuhan biasanya akan

mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang dibutuhkan

sesuai dengan energi yang dikeluarkan Hal tersebut baik namun harus

sangat diperhatikan perawatan kesehatan gigi pada anak setelah ia

mengkonsumsi berbagai makanan tersebut

Perkembangan kognitif anak usia sekolah terlihat dari kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter amp

Perry 2005) Menurut pieget usia 7-12 tahun anak memasuki tahap

perkembangan yang ketiga yakni perkembangan konkret (Wong 2009)

Mereka mampu menggunakan simbol secara operasional dalam

pemikirannya Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dari

apa yang mereka rasakan Mereka mulai menggunakan proses pemikiran

yang logis (Muscari 2005) Pada perkembangan ini anak mulai ingin

tahu bagaimana cara perawatan gigi yang baik terutama cara menggosok

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

11

gigi yang benar karena pada perkembangan ini anak mulai bisa

menggunakan pemikiran yang logis dan mereka mampu menyelesaikan

masalah yang terjadi pada dirinya

Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadi masalah kesehatan pada anak

Begitu pula yang dialami anak usia sekolah masalah kesehatan yang

sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong 2009)

Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan

dengan aktivitas anak masalah nutrisi seksualitas hingga penggunaan

rokok alkohol dan obat (Potter amp Perry 2005)

b Karakteristik Gigi Anak Usia Sekolah

Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu

yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi

permanen kecuali geraham belakang Gigi permanen yang tumbuh pada

anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan giginya karena

perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki resiko tinggi

terkena karies gigi (Potter amp Perry 2005) Pada anak usia 6 sampai 7

tahun gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham

pertama Usia 7 tahun sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah dan gigi

seri lateral Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula

Usia 10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama gigi taring

bagian maksila dan gigi geraham kecil kedua (Wong 2009) Anak usia

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

12

sekolah memiliki motivasi yang kurang dalam melakukan perawatan gigi

(Wong 2009) Apabila sejak awal anak dibiasakan menggosok gigi

secara teratur maka akan mudah mepertahankan kebiasaan tersebut

hingga usia dewasa

2 Karies gigi

a Karies Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya

Permasalahan pada gigi juga sangat sering terjad pada anak usia sekolah

khususnya karies gigi Karies gigi atau yang lebih dikenal dengan gigi

berlubang merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering

mempengaruhi individu Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki

prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun Karies merupakan

penyakit multifaktorial yang meilbatkan kerentanan gigi mikroflora

kariogenik dan lingkungan oral yang tidak sesuai Karies gigi dimulai

dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya

keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam mikrobial dari makanan yang tersisa di gigi dan

menimbulkan destruksi komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi

atau pembentukan lubang gigi (Schuurs 2005) Karies gigi merupakan

penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa

Anak usia 6 sampai 14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkenan

karies gigi karena terjadi transisi dari gigi susu ke gigi permanen

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

13

b Jenis karies gigi

Menurut Widya (2008) jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya

1) Karies Insipiens

Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan

terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email

2) Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit

3) Karies Media

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi)

atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa

Gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin makanan

asam dan manis

4) Karies Profunda

Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai

pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa Biasanya terasa sakit

secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun Apabila tidak segara

diobati dan ditambal maka gigi akan mati dan untuk perawatan

selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

14

c Manifestasi klinis

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan gigi ini

merupakan area demineralisasi email dan dapat berubah menjadi cokelat

tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga) Sebuah lesi

yang muncul cokelat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah

hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti meninggalkan noda

Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda

karies aktif Setelah pembusukan melewati email dentin yang memiliki

bagian-bagian ke saraf gigi dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada

gigi yang berlubang apabila gigi tesebut terkena rangsangan dingin

panas makanan asin dan manis Rasa sakit dan linu akan menghilang

sekitar 1 sampai 2 detik Setelah rangsangan dihilangkan karies gigi juga

dapat menyebabkan bau mulut (Hongini amp Aditiawarman 2012)

d Dampak

Dampak karies gigi tidak hanya terjadi pada struktur gigi tetapi juga

dapat memperngaruhi komponen lain di rongga mulut kondisi tubuh

secara keseluruhan dan bahkan aktivitas sosial individu Karies gigi

membuat gigi mudah tanggal sebelum waktunya dan kemudian

berkembang menjadi maloklusi yang dapat mencegah proses

pengunyahan Selain itu lubang gigi yang besar menjadi jalan masuk

bakteri ke rongga mulut untuk menginspeksi jaringan pulpa Invasi

bakteri ke jaringan pulva akan menyebabkan respon peradangan dan

menimbulkan rasa sakit Bakteri akan masuk ke dalam rongga mulut dan

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

15

akan menginfeksi jaringan feriodontal di sekitar ujung akar gigi

menjelaskan bahwa apabila karies gigi tidak ditangani kondisi tersebut

akan bertambah parah sampai timbul nanah disekitar apek gigi atau di

sekitar ujung akar granulomo kista gigi dan menyebabkan rasa sakit

pada gigi jika gigi sedang di tekan atau pada saat mengunyah makanan

Infeksi dapat meluas ke bagian rongga mulut lain seperti wajah kepala

leher dan dada oleh karena itu karies gigi dapat menyebabkan dampak

negatif pada penderitanya (Rhamadhan 2010)

3 Pengetahuan

a Definisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan pendengaran penciuman

raba dan rasa Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo

2010)

1) Tingkatan pengetahuan menurut (Notoatmodjo 2010) adalah

a) Tahu (know)

Tahu diartikan seseorang dapat mengingat kembali sesuatu dari

bahan yang dipelajari untuk dapat mengukur bahwa seseorang

dikatakan tahu apa yang dipelajari antara lain mampu

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

16

meneybutkan menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan

sebagianya

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan materi-

materi yang telah dipelajari sebelumnya secara jelas dan benar

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyimpulkan objek yang sudah dipelajari

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen teapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian tehadap suatu materi atau obyek Penilaian ini

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

17

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria ndash kriteria yang sudah ada

b Faktor ndash faktor yang mepengaruhi pengetahuan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Mubarok

2011)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu obyek

Pendidikan sangat berpengaruhi terhadap pengetahuan yang

dimiliki seseorang

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang meperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik pengetahuan secara langsung

maupun tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan semakin

bertambah taraf berfikir seseorang untuk menjadi lebih matang

dan dewasa

4) Minat

Suatu kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu

sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

18

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya

6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap pembentukkan

sikap seseorang Dengan seseorang tinggal di lingkungan yang

baik dan bersih maka tanpa disadari seseorang tersebut

mempunyai sikap yang selalu menjaga kebrsihan lingkungan

7) Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru

c Alat untuk mengukur pengetahuan

Bloom (dalam Notoatmodjo 2010) mengemukakan pengukuran

pengetahuan dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada

seseorang agar dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalam

bentuk bukti atau jawaban lisan maupun tertulis Bukti atau jawaban

tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik

dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis Pengukuran

pengetahuan dapat berupa kuesioner atau wawancara

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

19

d Kriteria tingkat pengetahuan

Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan et

al 2010) diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu

a Baik dengan presentase 76 - 100

b Cukup dengan presentase 56 - 75

c Kurang dengan presentase lt56

Penilaian pengetahuan dikatakan mendukung (positif) bila nilai mean

hitung lebih besar dari hasil nilai mean tabel Sedangkan dikatakan

tidak mendukung (negatif) bilai nilai mean hitung lebih rendah dari

nila mean tabel

4 Konsep perawatan gigi

a Definisi

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs 2005) Perawatan gigi sangat penting

dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi

bahkan malnutrisi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada

lubang atau penyakit gigi lainnya Tan dalam Houwink et al (2006)

mengatakan perawatan gigi yang dapat dilakukan untuk mencegah

masalah kesahatan gig antara lain

a Menggosok gigi (brushing)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi yaitu

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA

20

1) Cara menggosok gigi yang benar

Masalah yang seringkali ditemui pada masyarakat Indonesia

adalah cara menggosok gigi yang salah Pada prinsipnya

menggosok gigi yang benar harus dapat membersihkan semua

sisa-sisa makanan terutama pada ruang intradental Gerakan sikat

gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi

dengan tidak menekan secara berlebihan Menurut Fitriana

(2006) mengatakan dalam menggosok gigi sikatlah gigi pada

permukaan luar dan permukaa dalam gigi lakukan gerakan

vertikal dan searah dari bagian gusi kearah permukaan gigi

Untuk rahang atas gerakan sikat dari atas ke bawah untuk

rahang bawah dari bawah ke atas Sedangkan untuk bagian

permukaan kunyah baik gigi atas maupun gigi bawah teknik

penyikatannya adalah gigi disikat horizontal dari gigi-gigi

belakang kea rah depan Selain itu permukaan lidah juga perlu

disikat pelan-pelan karena permukaan lidah tidak rata sehingga

mudah terselip sisa-sisa makanan

b Pemilihan sikat gigi yang benar

Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi

Kesalahan memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa

makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau Sikat gigi yang

baik untuk anak usia sekolah adalah sikat gigi dengan bulu halus

yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21cm (Potter amp

Perrry 2005) Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik

21

tangkai maupun kuas sikatnya sehingga mudah dipegang dan tidak

merusak gusi Ujung kepala sikat menyempit agar mudah

menjangkau seluruh bagian mulut yang relative kecil

c Mengganti sikat gigi 3 bulan sekali

Mengganti sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali sangat danjurkan

bagi semua masyarakat karena sikat gigi yang digunakan itu akan

berubah tekstur serta menjadi tempat kuman berkembang biak

didalamnya

d Frekuensi menggosok gigi

Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari ( setelah makan dan

sebelum tidur) Hal ini merupakan dasar untuk program oral hygiene

yang efektif (Potter amp Perry 2005) Menggosok gigi sebelum tidur

sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri mulut

dengan sisa makanan pada gigi (Wong 2009) Manson (dalam

Ginandjar 2011) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2

kali setelah makan pagi dan sebelum tidur malam

e Pemeriksaan ke dokter gigi

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006) mengatakan pemeriksaan

gigi ke dokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat

Indonesia Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara rutin angka kejadian

karies gigi akan berkurang Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali

telah dicanangkan oleh pemerintah Pemeriksaan ini sangat

dianjurkan pada anak usia sekolah karena pada anak usia sekolah

22

mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen Usaha

lain yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan

gigi adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKSG) UKSG ini

merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara

terencana

f Mengatur makanan

Anak pada usia sekolah sering mengkonsumsi makanan manis seperti

cokelat permen kue dan lain sebagainya Makanan manis

mengandung larutan gula yang memiliki konsentrasi tinggi Larutan

tersebut dapat menembus plak gigi dan dimetabolisasi untuk

menghasilkan asam sebelum dinetralisir oleh saliva Konsumsi

makanan tesebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang

benar akan beresiko terkena karies gigi Oleh karena itu pada anak

usia sekolah dianjurkan diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta

memperhatikan perawatan gigi (Potter amp Perry 2005)

b Faktor ndash faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

Perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh faktor internal maupun

eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman dan

motivasi anak Hal ini dapat djelaskan sebagai berikut

23

1) Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perawatan gigi

pada anak Usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan teknik

maupun psikologis Semakin bertambah usia seseorang maka

berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin memili faktor yang mempengaruhi tehadap keursakan

gigi Karena pada anak perempuan dan anak laki-laki pasti

mempunyai perbedaan yang bermakna dalam terjadinya karies gigi

perbedaan itu dapat dilihat dari angka kejadian karies yang lebih

tinggi terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-

laki

3) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain

Pengalaman yang dialami menjadikan seseorang dapat mengambil

elajaran dari kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga

mengantisipasi hal negatif terulang kembali dikemudian hari Anak

usia sekolah tidak akan mengkonsumsi permen tanpa menggosok gigi

setelahnya apabila ia belum memiliki atau melihat pengalaman orang

lain Ia akan mengantisipasi hal yang dapat terjadi apabila kegiatan

tersebut dilakukan (Notoatmodjo 2010)

4) Motivasi

Anak usia sekolah memiliki tanggungjawab dalam melakukan

sesuatu namun anak sekolah memiliki motivasi rendah dalam

24

memperhatikan penampilan dan bau mulut sampai mereka usia

remaja

Faktor eksternal merupakan faktor ndash faktor yang mempengaruhi dari luar

diri seseorang Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seperti peran

orang tua tingkat pendidikan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial

budaya (Notoadmojo 2010) Hal ini dapat djelaskan sebgai berikut

1) Peran orang tua

Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi

anak Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan

gigi (Potter amp Perry 2005) Keberhasilan perawatan gigi pada anak

dipengaruhi oleh peran orang tua dalam melakukan perawatan gigi

Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien dibandingkan anak yang

menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua (Potter amp Perry

2005) Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan

gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada

anak yang berusia dibawah 10 tahun karena anak belum memiliki

kemampuan motorik yang baik untuk menggosok gigi terutama pada

bagian belakang (Wong 2007)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku Seseorang

dikatakan kurang pengetahuan apabila dalam suatu kondisi ia tidak

mampu mengenal menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan

(Notoatmodjo 2010) Ketika seseorang berada pada tingkatan

25

pengetahuan yang lebih tinggi maka perhatian akan kesehatan gigi akan

semakin tinggi Begitu pula setidaknya ketika anak memiliki

pengetahuan yang kurang maka perhatian pada perawatan giginya juga

rendah

3) Fasilitas

Fasilitas sebagai sebuah nama informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2010) Misalnya anak yang

memiliki computer dengan akses internet yang memadai akan memiliki

pengetahuan tinggi tentang perawatan gigi jika dibandingkan dengan

anak yang memiliki televise saja Ia akan lebih update terhadap

informasi-informasi yang tidak bergantung pada siaran televisi

4) Penghasilan

Penghasilan memang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan namun penghasilan ini erat hubungannya dengan

ketesediaan fasilitas (Notoatmodjo 2010) Orang tua yang

berpenghasilan tinggi akan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih

lengkap dibandingkan orang tua yang memiliki penghasilan rendah

Misalnya anak yang orang tuanya berpenghasilan tinggi akan dibawa ke

dokter gigi pribadi untuk merawat kesehatan giginya Sebaiknya pada

anak yang penghasilan orang tuanya rendah tentunya akan melakukan

perawatan sederhana yang dapat meminimalisasi pengeluaran

5) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan persepsi dan sikap seseorang terhadap

26

sesuatu (Notoatmodjo 2010) Apabila dalam keluarga jarang melakukan

kebiasaan gosok gigi sebelum tidur maka itu dapat berdampak pada

kebiasaan dan perilaku anak yang mengikuti orang tuanya

B PENELITIAN TERKAIT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

27

BAB III

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka kerja dalam penelitan ini meliputi kerangka konsep hipotesis dan definisi

operasional Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian terkait hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi

A Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sesuatu yang abstrak logika secara harfiah yang dapat

membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of

knowledge (Nursalam 2014) Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada tinjauan

teori maka peneliti membuat kerangka konsep yang digambarkan dalam skema

yaitu sebagai berikut

Skema 31 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi

Angka Kejadian Karies Gigi

Data demografi

- Usia - Jenis kelamin

28

Keterangan

= area yang diteliti

= area yang tidak diteliti

Kerangka konsep tersebut menggambarkan hubungan pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

02 Petang Sukapura Respon yang timbul terhadap stimulus dapat berupa respon

perlilaku terbuka (Overt Brhavioral) atau perilaku tertutup ( Covert Behavioral)

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku terbuka yakni berupa tindakan

atau praktik yang dilakukan oleh responden

B Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini

Terdapat hubungan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura

C Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo

2010) Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukura atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrument Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat

dalam tabel 31

29

Tabel 32 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran

Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent Pengetahuan cara perawatan gigi

Kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan cara menggosok ggi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan sekali frekuensi menggosok gigi memeriksa ke dokter gigi dan mengatur makanan

Kuesioner Mengisi kuesioner dengan meberikan tanda check list (radic) pada

kolom yang tersedia dengan jawaban yang sesuai

1 Baik (skor gt 10 nilai mean)

0 Kurang baik (skor le 10 mean)

Ordinal

2 Dependent Karies gigi

Suatu keadaan kerusakan gigi yang sering dialami oleh anak Karies gigi mempunyai tanda sebagai berikut

- Flak berawarna hitam putih ataupun cokelat

- Berlubang - Sakit gigi

Lembar observasi

Observasi 0 = Tidak jika tidak terdapat salah satu dari 3 karakteristik 1= Ya jika terdapa salah satu dari karakteristik

Ordinal

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu penelitian yang baik diperlukan sebuah perencanaan yang tersusun secara runut dan

sistematis Hal tersebut dilakukan agar penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian tersebut dapat teralisasikan dengan tepat Bab ini menjelaskan mengenai metode

penelitian dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan selama melakukan penelitian

A Desain penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur

penelitian (Hidayat 2007) Desain penelitian berguna bagi peneliti untuk memperoleh

jawaban terhadap penelitian yang dilakukan Desain penelitian adalah alat bagi

peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam

suatu penelitian Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain

deskriptif analitik

Desain deskriptif analitik digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

(Hastono 2007) Peneliti menggunakan desain deskriptif analitik karena ingin

mengetahui hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional

yakni mengumpulkan data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada

satu waktu tanpa ada tindak lanjut (Nursalam 2014)

B Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Petang Sukapura

31

C Waktu Peneliti

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Selanjutnya pengelolahan data dan

penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan juli 2015

D Populasi dan Sample Penelitian

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

(Arikunto 2010) Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah anak kelas

III-V Selain populasi yang digunakan peneliti memerlukan sampel yang akan

diteliti dalam penelitian ini

2 Sampel

Sampel adalah objek yag diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

penelitan (Notoatmodjo 2010) Tehnik yang digunakan untuk pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara

pengambilan sampel dengan mengambil anggota populsi semua menjadi sampel

Sampel pada penelitian ini adalah anak kelas III-V yang besekolah di SDN 02

Petang Sukapura tahun ajaran 2015 Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut

a Kriteria Inklusi

1 Anak kelas III-V

2 Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca secara tulisan

32

3 Bersedia menjadi responden

b Kriteria Eksklusi

1 Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2 Mengundurkan diri saat penelitian

3 Besar sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total

sampling yaitu tekhnik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono 2009) Demikian maka

peneliti mengambil sampel dari seluruh siswai SDN 02 Petang Sukapura kelas

III-V

Kelas III = 34 anak

Kelas IV = 41 anak

Kelas V = 35 anak

E Pengumpulan Data (Alat dan Cara)

1 Alat pengumpulan data

Peneliti menggunakan lembar kuesioner dalam mengumpulkan data Kuesioner

yang diberikan berisi daftar pertanyaan yang mengacu pada konsep dan teori

sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka Kuesioner untuk pengetahuan cara

perawatan gigi menggunakan pengukuran skala Guttman Skala Guttman

33

merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

tegas seperti jawaban ya dan tidak atau benar dan salah dari sebuah pertanyaan

(Hidayat 2007) Pada kuesioner pengetahuan cara perawatan gigi terdapat 15

pertanyaan dengan pertanyaan positif ada 14 yaitu pada nomor 1 2 3 4 5 6 7

8 12 13 15 16 17 19 dan pertanyaan negatif terdapat 5 yaitu pada nomor 9

10 11 14 18 Sedangkan untuk mengetahui angka kejadian karies menggunakan

lembar observasi yang berisi mengenai flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument akan menunjukkan bahwa r hasil gt r

tabel serta r alpha gt r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid dan reliabel

(Hastono dalam Suryarinilsih 2010) Pada uji validitas didapatkan nilai r tabel =

04409 sehingga r hasil gt r tabel dan pada uji reliabilitas didapatkan alpha

cronbach atau r alpha perceived susceptibility 0972 sehingga alpha cronbachgt r

tabel (19 pertanyaan dalam kuesioner tentang pengetahuan cara perawatan gigi

valid dan reliabel)

2 Cara Pengumpulan Data

a Prosedur administrasi

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Dekan FIK

UMJ yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD 02 Petang Sukapura

Jakarta Utara

2) Menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari institusi ke SD 02

Petang Sukapura Jakarta Utara

34

b Prosedur pengambilan data

1) Setelah mendapatkan persetujuan peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan dari penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan

penelitian kepada Kepala Sekolah dan Wali Kelas

2) Peneliti bersama dengan Kepala Sekolah menunjuk asisten peneliti yaitu

wali kelas III-V yang akan membantu peneliti dalam pengambilan data

selama penelitian berlangsung

3) Mencari dan memilih calon responden sesuai dengan kriteria inklusi

4) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan

5) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan Setelah

mendapatkan penjelasan dari peneliti responden diberikan kesempatan

untuk memberikan persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam

penelitian

6) Setelah responden menyetujui kemudian diminta untuk menandatangani

surat persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti

7) Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

8) Reponden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah

selesai diserahkan kembali kepada peneliti

9) Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh

responden

35

10) Melakukan observasi dengan melihat kedaan gigi anak yang

mempunyai tanda sebagai berikut flak berwarna hitam putih ataupun

cokelat berlubang dan sakit gigi

c Tahap terminasi

1) Setelah semua kuesioner terkumpul peneliti memberikan reward kepada

responden yang telahikut serta dalam penelitian

2) Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan

mengucapkan terimakasih

F Etika Penelitian

Etika penelitian disusun untuk melindungi hak-hak responden menjamin kerahasiaan

responden dan peneliti dalam kegiatan penelitian Penelitian ini bersifat sukarela dan

responden berhak untuk mengundurkan diri dari proses penelitian bila dikehendaki

Menurut Hidayat (2007) etika penelitian yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti

antara lain

1 Lembar persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti Jika responden bersedia

diteliti mereka harus mentandatangani lembar persetujuan tersebut jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden Dalam penelitian ini peneliti akan

memberikan lembar informed consent kepada masing-masing calon responden

untuk dimintai persetujuan menjadi responden dalam penelitian

36

2 Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasian identitias responden peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu Dalam penelitian ini

peneliti tidak akan mencantumkan nama asli di lembar kuesioner melainkan

menggunakan inisial saja

3 Kerahasiaan (Confidentialit)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasi penelitian Dalam penelitian ini peneliti hanya

akan menggunakan data-data responden untuk kepentingan penelitian saja tidak

untuk disebarluaskan demi kepentingan umum

4 Keadilan (justice)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran

keterbukaan dan kehati ndash hatian Untuk itu lingkup penelitian dikondisikan

sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur

penelitian Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan agama

etnis dan sebagainya Dalam penelitian ini peneliti tidak membedakan satu

dengan yang lainnya

Etika penelitian diatas yang menjadi prinsip dasar melakukan penelitian Sebelum

penelitian dilakukan peneliti mengajukan proposal penelitian dan meminta surat izin

dari FIK Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian Setelah itu

37

peneliti melakukan survei terlebih dahulu ke tempat penelitian dan bertemu dengan

Kepala Sekolah SDN 02 Petang Sukapura Peneliti menyerahkan proposal dan

menjelaskan tujuan penelitian Setelah itu peneliti memperoleh izin kemudian

melakukan penelitian di tempat tersebut sesuai jadwal yang telah disepakti

G Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data

menurut Notoatmodjo (2010) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut

1 Editing peneliti melakukan pengecekan kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner lengkap jelas relevan dan konsisten Dalam proses ini peneliti tidak

menemukan kendala Kuesioner terisi dengan baik dan lengkap

2 Coding yaitu kegiatana merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan Peneliti mengcoding data-data seperti umur dan jenis kelamin

Peneliti juga mengubah jawaban pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

yaitu penyataan positif ya (1) tidak (0) Nilai dari jawaban dbalik apabila

pertanyaan tersebut negatif

3 Processing yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan cara entry data dari

kuesioner ke paket komputer Data-data kuesioner meliputi data demografi

jawaban pengetahuan dan hasil observasi karies gigi diinput kedalam komputer

menggunakan spss

4 Cleaning membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekkan kembali data

yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak Peneliti melihat kembali

adakah data yang terlewat atau salah pada saat proses memasukkan data

38

H Analisa data

1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel baik variabel independen

memuat tentang umur jenis kelamin dan pekerjaan (Notoatmodjo 2010)

2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independent dan variabel dependent (Hastono 2007) Penelitian ini

mengetahuai antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan

analisis chi ndash square dengan derajat kepercayaan 95

Rumus uji chi ndash square

Keterangan

0 = nilai hasil pengamatan ( nilai yang didapat dari penelitian)

( 0 ndash E )2

X2 = sum

E

39

E = nilai eksprimen( nilai yang di harapkan )

X2 = nilai chi-square

Hasil perhitungan statistic dapat menunjukkan hubungan yang signifikan antara

dua variabel diatas yaitu dengan melihat p bila dari hasil perhitungan statistic

diperoleh nilah p lt 005 maka hasil perhitungan bermakna yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

Sebaliknya bila perhitungan statistic nilai p gt 005 maka hasil perhitungan tidak

bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian ldquoHubungan Pengetahuan Cara Perawatan

Gigi dengan Angka Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Kegiatan

penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara Jumlah responden penelitian sebanyak 110 siswai

Tujuan penelitian ini adalah mendaptkan gambaran hubungan dari pengetahuan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah yang diukur

dengan pengambilan data Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner dan

lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat

A Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel seperti data demografi responden yaitu usia dan jenis

kelamin Selain itu analisa univariat juga mendeskripsikan karakteristik variabel

independen dan dependen yaitu tingkat pengetahuan dan angka kejadian karies

Bila jenis data berupa data numerik maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk

mean median standar deviasi nilai minimal dan maksimal serta confident

interval 95 Pada jenis data berupa kategorik maka hasil deskriptif disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran presentasenya

41

1 Usia Responden

Tabel 51

Distribusi Responden Berdasarkan Usia di SDN 02 Pagi Sukapura Jakata Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Mean Median Modus SD Min-Max CI (95)

Usia 1033 1000 11 0949 9-12 1015-1051

Tabel 51 berdasarkan data diatas responden termuda adalah 9 tahun dan usia

tertua adalah 12 tahun dengan usia rata-rata 10 tahun

2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara

Perawatan Gigi Anak dan Berdasarkan Angka Kejadian Karies Gigi

Tabel 52

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angka Kejadian Karies di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara

Tahun 2015 (n=110)

Variabel Kategorik Frekuensi

sum

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

59

51

536

464

Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak

Baik

Kurang

35

75

318

682

Angka Kejadian Karies Gigi

TidakKaries

Karies

61

49

555

445

Tabel 52 berdasarkan data diatas jenis kelamin responden laki-laki lebih

banyak dibandingkan dengan anak perempuan yakni sebanyak 59 anak

(536) sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cara perawatan

42

gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu

mancapai 75 anak (682) dan yang mengalami karies gigi yaitu sebanyak 49

anak (445)

B Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dalam penelitian ini mendeskripsikan hubungan antara dua

variabel yaitu hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Uji

statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square karena hubungan

antara dua variabel dalam penelitian ini bersifat kategorik-kategorik

Tabel 53

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Anak dan Angk Kejadian Karies Gigi di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara Tahun 2015

Berdasarkan tabel 53 didapatkan data angka kejadian karies gigi pada anak yang

memeiliki pengetahuan cara perawatan gigi yang baik lebih rendah yaitu 10 anak

(286) dibandingkan dengan anak yang pengetahuannya kurang yaitu sebanyak

39 anak (520) Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 (P Value 0036 lt α

005) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengetahuan cara

perawatan gigi anak

Karies Gigi Total

OR 95 CI P

Value Terjadi Tidak terjadi

N N N

Baik

Kurang

10

39

286

520

25

36

714

480

35

75

100

100 0369 0156-08

74 0036

Total 49 445 61 555 110 100

43

cara perawatan gigi dengan angka kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369

artinya responden yang memiliki pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang

baik dapat mecegah kejadian karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan

anak yang memiliki pengetahuan kurang

44

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan cara perawatan

gigi dengan angka kejadian karies gigi anak usia sekolah di SDN 02 Pagi Sukapura

Jakarta Utara Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2015 Pada bab ini

menjelaskan pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan

A Analisa Univariat

1 Pengetahuan cara perawatan gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

cara perawatan gigi sebagian besar adalah memiliki tingkat pengetahuan yang

kurang yaitu mancapai 75 anak (682)

Berdasarkan pendapat Notoatmodjo (2010) pengetahuan memegang peranan

yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang Semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki seseorang akan semakin positif sikap seseorang

terhadap objek tertentu Idealnya seseorang yang mempunyai pengetahuan baik

tentang cara perawatan gigi maka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehai-hari sehingga tidak terjadi karies gigi Namun pada kenyataannya anak

yang memiliki pengetahuan baik tentang cara perawatan gigi belum tentu dapat

45

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari hal ini ditunjukkan dengan

masih banyaknya anak yang mengalami karies gigi

2 Kejadian karies gigi

Karakteristik terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02 Pagi

Sukapura Jakarta Utara berdasarkan angka kejadian karies gigi Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami karies gigi yaitu

mencapai 49 anak (445)

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh mikroorganisme Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis makanan asam

kebiasaan menggosok gigi yang tidak baik genetik usia dan faktor lingkungan

Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat juga dapat disebabkan oleh

faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut Hal tersebut

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut Masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah masih

belum dapat teratasi hal ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka

kejadian karies gigi yang masih tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhadi tentang ldquo Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kejadan Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 tahun di SDN

Karangayu 03 Semarangrdquo Berdasarkan hasil bahwa sebagian besar responden

mengalami karies gigi sebanyak 50 responden (714) dan tidak karies gigi

46

sebanyak 20 responden (286) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anak di

SD Negeri Karangayu 03 Semarang sebagian besar mengalami karies gigi

Faktor terjadinya karies gigi ini disebabkan karena makanan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi yang belum baik

B Analisa Bivariat

1 Hubungan Pengetahuan Cara Perawatan Gigi Dengan Angka Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta

Utara tahun 2015

Hasil uji statistik di peroleh P value = 0036 maka dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka

kejadan karies gigi dengan nilai OR = 0369 artinya responden yang memiliki

pengetahuan tentang cara perawatan gigi yang baik dapat mecegah kejadian

karies gigi sebesar 0369 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki

pengetahuan kurang Dengan melakukan pendekatan cross sectional yang

dilakukan pada hari yang sama tanpa ada tindak lanjut

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang Riyanti (2005) mengatakan pengetahuan bisa diperoleh

secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan

47

Perawatan gigi adalah merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan

gigi dan penyakit gusi (Schuurs2005) Perawatan gigi sangat penting dilakukan

karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak infeksi bahkan malnutrisi Tan

dalam Houwink et al (2006) mengatakan bahwa perawatan gigi yang dapat

dilakukan untuk mencegah masalah kesahatan gigi antara lain cara menggosok

gigi pemilihan sikat gigi yang benar mengganti sikat gigi 3 bulan frekuensi

menggosok gigi mengatur makanan serta melakukan pemeriksaan gigi setiap 6

bulan ke dokter gigi Perawatan untuk mencegah terjadinya karies gigi juga dapat

dilakukan dirumah dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari Mencegah

terjadinya karies gigi atau kerusakan gigi dapat dilakukan dengan menjaga

kesehatan gigi dan mulut mengurangi makanan manis fluor penambalan dan

terapi antibakteri Pencegahan terhadap karies atau kerusakan gigi sangat penting

karena dapat mengurangi angka kejadian karies gigi khususnya pada anak usia

sekolah

Faktor-faktor yang mempengruhi perawatan gigi pada anak dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari dalam diri seseorang seperti usia jenis kelamin pengalaman

dan motivasi anak sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari luar diri seseorang seperti peran orang tua tingkat

pengetahuan fasilitas kesehatan penghasilan dan sosial budaya (Notoadmojo

2010) Fasilitas kesehatan khususnya UKS menjadi peranan yang sangat penting

didalam suatu sekolah dan pencegahan terhadap terjadnya karies gigi yaitu

48

adanya kolaborasi dengan pihak puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut anak kurang lebih 3-6 bulan sekali

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra Frayoga tentang ldquo

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

Usia Sekolah Kelas (IV-VI) di SDN Jatibaru 01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan

Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013rdquo didapatkan variabel pengetahuan tentang

karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0031 (α lt 005) secara statistik

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru 01

Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013 Hasil

analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4636 artinya reponden yang

memiliki pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4636 kali untuk

mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik

49

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti ingin memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian tentang hubungan cara

perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 02

Pagi Sukapura Jakarta Utara Maka pada bab ini peneliti akan membahas kesimpulan

dari apa yang telah dilakukan dan peneliti mencoba memberikan saran bagi pendidikan

khusunya keperawatan anak bagi profesi keperawatan dan bagi peneliti selanjutnya

A Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SDN 02 Pagi Sukapura maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Responden rata-rata berusia 10 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah

laki-laki

2 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara memiliki

pengetahuan yang kurang

3 Sebagian besar siswa di SDN 02 Pagi Sukapura Jakarta Utara tidak mengalami

karies gigi

4 Adanya hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi di SDN 02 Pagi Sukapura

50

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti ingin memberikan saran

sebagai berikut

1 Guru

Melihat hasil data yang diperoleh angka kejadian karies gigi sangat besar

diharapkan guru dapat memberi pengetahuan cara perawatan gigi yang benar

pada anak dan dapat bekerja sama dengan uks sekolah maupun puskesmas yang

bertanggung jawab pada sekolah tersebut

2 Pengembangan Ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu

keperawatan khusunya tentang hubungan pengetahuan cara perawatan gigi

dengan angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

3 Penelitian keperawatan

a Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam dan

lebih banyak lagi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi

b Dapat mengumpulkan sumber-sumber yang terbaru mengenai karies gigi

karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memenuhi landasan teori dan

saat pembahasan

51

4 Orang tua

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang

cara perawatan gigi yang baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari Khususnya pada anak-anak usia sekolah maupun anak usia dini

DAFTAR PUSTAKA

Anggriana D amp Musyifah (2005) Stimulating factors of parents motivation to take their childrenrsquos dental health for treatment in the Faculty of Dentistry Airlangga

University Jurnal Of Dental Health Arikunto (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik Jakarta Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI2004 Pedoman kesehatan gigi masyarakat (UKGM) cetakan

ketiga Jakarta Direktorat Jendral Pelayanan Medik Faktor karies gigi 27amar2blogspotcom201305penyebab_karies_gigi_30_html DrTam tam putra Kamis 30 mei 2013 0801WIB penyebab karies gigi Diambil 24-04-

2015 1335WIB Fitriana R (2006) Perawatan kesehatan gigi anak Mei 05 2015

httpwwwkharismadeq=node297 Ginandjar AM (2011) Cara menggosok gigi yang benar Mei 05 2015

httpwwwpdgionlinecomv2indexphpoption=com_contentamptask=viewampid=25ampitemid=1

Hastono SP (2006) Analisis data Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia Hermawan R (2010) Menyehatkan daerah mulut cara praktis menghilangkan bau

mulut disertai tips agar gigi dan mulut anda selalu sehat dan indah Jogjakarta Buku Biru

Hidayat AAA (2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data

Jakarta Salemba Medika Hongini Yundali Siti amp Aditiawarman SH Hum (2012) Kesehatan gigi dan mulut

Buku lanjutan Dental Terminology Bandung Pustaka Reka Cipta Houwink Dirks B Winchel C (2005) Ilmu kedokteran gigi Gadjah Mada

Universitrty Press Yogyakarta Houwink B (2006) Ilmu kedokteran gigi pencegahan (Sutatmi Suryo Penerjemah)

Yogyakarta Gajah Madha University Press Irma Z Indah amp Intan Ayu S (2013) Penyakit gigi mulut dan THT Yogyakarta Nuha

Medika

Kidd E AM amp BechalSJ (2013) Dasar-dasar karies Jakarta EGC Meikawati W Sayono dan Ulfa N 2005 Hubungan konsumsi kalsium dalam

makanan dan minuman dengan keparahan karies gigi pada murid kelas IV Dan V SDN Mlati Kidul 1 Dan 2 Kudus Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang h 15 -21

Mubarok dkk (2007) Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan Yogyakarta Graha Ilmu Hal 28-30 Mubarok Wahit Iqbal (2011) Promosi kesehatan untuk keperawatan Jakarta Salemba

Medika Muscari M E (2005) Panduan belajar keperawatan pediatrik (3 ed) Jakarta EGC Nita Novianti (2010) Faktor yang berhubungan dengan status karies gigi Tesis FKM

Universitas Indonesia Tidak dipublikasikan NotoatmodjoS(2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku Jakarta Rineka Cipta Nursalam (2014) Metodologi penelitian ilmu keperawatan Jakarta Salemba Medika Persatuan Dokter Gigi Indonesia (2006 Desember) Kondisi kesehatan gigi amp mulut

masyarakat Indonesia Mei 05 2015 httpwwwantaracoidseenwsid=47493 Potter P A amp Perry AG (2005) Fundamental nursing concept proses and practice

(6th ed) St Loui Mosby Year Book Rhamadhan AG (2010) Serba- serbi kesehatan gigi dan mulut Jakarta Bukune RiyantiE (2005) Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini EGC

Jakarta Schuurs AHB (2005) Patologi gigi kelainan-kelainan jaringan keras gigi Gadjah

Mada Universitas Yogyakarta Sugiyono (2009) Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif CV Alfabeta Bandung Wawan A dan M Dewi (2010) Teori amp pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku

manusia Yogyakarta Nuha Medika Widya Y (2008) Pedoman perawatan kesehatan anak Bandung Penerbit Yrama

Widya Wong et al (2009) Buku ajar keperawatan pediatric (Vol 1 Edisi ke-4) (Agus Sutarna

Neti Juniarti HY Kuncara Penerjemah) Jakarta EGC

Lembar Informed Consent

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

(INFORMED)

Kepada Yth

Calon Responden Penelitian

Dengan hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Utami Nur Wulandari (NPM 2011720039)

No Tlp 08986966354

Email utaminurwulandariymailcom

Alamat FIK UMJ Cempaka Putih

adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta (FIK UMJ) Program Reguler 2011 yang sedang melakukan penelitian (skripsi)

sebagai salah satu syarat kelulusan Adapun judul dari penelitian ini adalah Hubungan

pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 Petang Sukapura Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adakah hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian

karies gigi

Responden dipersilahkan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dalam

prosedur penelitian ini Partisipasi IbuBapak dalam penelitian ini bersifat sukarela atau

tanpa paksaan IbuBapak berhak memilih untuk ikut atau tidak tanpa sanksi apapun

Dengan itu saya mohon kesediaan IbuBapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan menandatamgani lembar persetujuan responden

Setelah itu silahkan mengisi dan menjawab pernyataan yang ada di lembar kuesioner

Sebelum mengisi mohon IbuBapak membaca petunjuk pengisian dan masing-masing

pernyataan dengan saksama Semua jawaban yang IbuBapak berikan adalah benar

asalkan jawaban sesuai dengan keadaan IbuBapak sendiri Saya sangat menghargai

kesungguhan dan kejujuran IbuBapak karenanya kerahasiaan identitas serta jawaban

IbuBapak terjamin sesuai dengan kode etik penelitian Informasi yang IbuBapak

berikan akan dihilangkan setelah penelitian ini usai Terimakasih atas kesediaan

IbuBapak dalam berpartisipasi pada penelitian ini dan selamat mengerjakan

Jakarta Juni 2015

Hormat saya

Peneliti

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian

Nama

Alamat

No Telp

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini saya mengetahui bahwa penelitian

tersebut dilakukan dengan pengisian kuesioner yang harus saya isi sesuai dengan

keadaan saya Saya bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner tersebut

Informasi yang saya dapatkan dari peneliti bahwa penelitian ini tidak merugikan dan

tidak pula menimbulkan risiko yang berbahaya bagi saya Walaupun penelitian ini

bersifat sukarela kerahasaiaan identitas serta jawaban saya tidak akan disebarluaskan

oleh peneliti informasi yang saya berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak

manapun

Jakarta Juni 2015 Menyetujui Responden

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan pengetahuan cara perawatan gigi dengan angka kejadian karies gigi pada anak

usia sekolah di SDN 02 petang sukapura

Tanggal Pengisian Data helliphellip Juli 2015 Kode Responden

A Karakteristik Responden

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan berikan tanda checklist (radic) pada kolom

yang telah disediakan

1 Usia helliphellip tahun

2 Jeniskelamin ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

B Pengetahuan cara perawatan gigi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang

2 Menggosok gigi cukup dilakukan saat mandi pagi dan mandi sore

3 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut

4 Sikat gigi yang tepat adalah yang ujung sikatnya kecil dan pipih

sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi

5 Cara menggosok gigi yang benar dan teratur dapat mencegah karang

gigi dan karies gigi

6 Cara menggosok gigi yang benar yaitu dengan menggosok seluruh

bagian gigi dengan gerakan ke atas ke bawah

7 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari setalah makan dan sebelum tidur

8 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi

9 Sikat gigi tidak perlu diganti secara rutin

10 1 sikat gigi boleh dipakai oleh banyak orang ( ayah ibu kakak adik)

11 Saat menggosok gigi permukaan gusi dan lidah tidak perlu disikat

12 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi

(depan belakang sela-sela gigi)

13 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi atau odol

14 Pemeriksaan gigi kedokter gigi dilakukan jika gigi saya sakit saja

15 Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali

16 Makan cokelat dan permen yang berlebihan dapat menyebabkan karies

gigi

17 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies gigi

18 Minum susu setiap hari dapat menyebabkan terjadinya karies gigi

19 Mengkonsumsi keju setiap hari dapat menyebabkan karies gigi

LEMBAR OBSERVASI

Pemeriksaan gigi

Karies gigi Jika ldquoYardquo Jika ldquoTidakrdquo

Tanda-tanda Flak berwarna hitam

Karies putih atau cokelat

Berlubang

Sakit gigi

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 38: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 39: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 40: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 41: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 42: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 43: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 44: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 45: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 46: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 47: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 48: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 49: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 50: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 51: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 52: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 53: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 54: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 55: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 56: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 57: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 58: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 59: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 60: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 61: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 62: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 63: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 64: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 65: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 66: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 67: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 68: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 69: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA
Page 70: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN CARA