laporan hplc sampel capsaicin

7
PENGGUNAAN HIGH PEFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) DALAM ANALISA KADAR CAPSAICIN DARI SAMPEL BONCABE (BPOM RI MD:255631002021) Tami Diyah Nurani Laboratorium Analisis Fisikokimia, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran 1. PENDAHULUAN Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Hal ini karena didukung oleh kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif dan beragam. KCKT mampu menganalisa berbagai cuplikan secara kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran. KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang antara lain; farmasi, lingkungan dan industri- industri makanan (Putra, 2004:8). KCKT paling sering digunakan untuk: menetapkan kadar senyawa- senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat dan protein-protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat dan lain- lain. Beberapa senyawa organik yang mudah terurai (labil) pada pemanasan dapat dianalisis dengan cara kromatografi cairan kinerja tinggi atau HPLC karena HPLC dilakukan pada suhu kamar. Selain senyawa organic teknik HPLC juga dapat menganalisis senyawa anorganik, cuplikan yang mempunyai berat molekul tinggi atau titik didihnya tinggi seperti polimer (Clark, 2007). Prinsip kerja HPLC adalah sebagai berikut dengan bantuan pompa, fasa gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor, cuplikan dimasukkan ke dalam fasa gerak dengan penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan kompenen- komponen campuran karena perbedaan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam. Solut- solut yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom terlebih dahulu, sebaliknya solut-solut yang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap komponen campuran yang keluar dideteksi oleh detector kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Kromatogram HPLC serupa dengan kromatogram gas (Hendayana, 2006:69). Capsaicin (8 – metil – N – vanilil - 6 nonenamida) merupakan komponen aktif cabai yang menghasilkan panas dalam cabai.

Upload: tami-diyah-nurani

Post on 02-Oct-2015

138 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

HPLC, capsaicin

TRANSCRIPT

  • PENGGUNAAN HIGH PEFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

    (HPLC) DALAM ANALISA KADAR CAPSAICIN DARI SAMPEL

    BONCABE (BPOM RI MD:255631002021)

    Tami Diyah Nurani

    Laboratorium Analisis Fisikokimia, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

    1. PENDAHULUAN

    Kromatografi cair kinerja tinggi

    (KCKT) merupakan sistem pemisahan

    dengan kecepatan dan efisiensi yang

    tinggi. Hal ini karena didukung oleh

    kemajuan dalam teknologi kolom,

    sistem pompa tekanan tinggi, dan

    detektor yang sangat sensitif dan

    beragam. KCKT mampu menganalisa

    berbagai cuplikan secara kualitatif

    maupun kuantitatif, baik dalam

    komponen tunggal maupun

    campuran. KCKT merupakan teknik

    pemisahan yang diterima secara luas

    untuk analisis dan pemurnian

    senyawa tertentu dalam suatu sampel

    pada sejumlah bidang antara lain;

    farmasi, lingkungan dan industri-

    industri makanan (Putra, 2004:8).

    KCKT paling sering digunakan

    untuk: menetapkan kadar senyawa-

    senyawa tertentu seperti asam-asam

    amino, asam-asam nukleat dan

    protein-protein dalam cairan

    fisiologis, menentukan kadar

    senyawa-senyawa aktif obat dan lain-

    lain. Beberapa senyawa organik yang

    mudah terurai (labil)

    pada pemanasan dapat dianalisis

    dengan cara kromatografi cairan

    kinerja tinggi atau HPLC karena HPLC

    dilakukan pada suhu kamar. Selain

    senyawa organic teknik HPLC juga

    dapat menganalisis senyawa

    anorganik, cuplikan yang

    mempunyai berat molekul tinggi atau

    titik didihnya tinggi seperti polimer

    (Clark, 2007).

    Prinsip kerja HPLC adalah

    sebagai berikut dengan bantuan

    pompa, fasa gerak cair dialirkan

    melalui kolom ke detektor, cuplikan

    dimasukkan ke dalam fasa gerak

    dengan penyuntikan. Didalam kolom

    terjadi pemisahan kompenen-

    komponen campuran karena

    perbedaan kekuatan interaksi antara

    solut-solut terhadap fasa diam. Solut-

    solut yang kurang kuat interaksinya

    dengan fasa diam akan keluar dari

    kolom terlebih dahulu, sebaliknya

    solut-solut yang kuat interaksinya

    dengan fasa diam akan keluar dari

    kolom lebih lama. Setiap komponen

    campuran yang keluar dideteksi oleh

    detector kemudian direkam dalam

    bentuk kromatogram. Kromatogram

    HPLC serupa dengan kromatogram

    gas (Hendayana, 2006:69).

    Capsaicin (8 metil N vanilil

    - 6 nonenamida) merupakan

    komponen aktif cabai yang

    menghasilkan panas dalam cabai.

  • Capsaicin bersifat iritan terhadap

    mamalia termasuk manusia, dan

    menimbulkan rasa terbakar dan

    panas pada jaringan manapun yang

    tersentuh (Barbero et al, 2010).

    Capsaicin mempunyai nilai ekonomis

    yang tinggi pada bidang farmasi.

    Semakin tinggi kadar capsaicin maka

    semakin baik kualitasnya sebagai

    sediaan farmasi. Dalam bidang

    farmasi selain untuk meredakan rasa

    sakit atau nyeri, capsaicin juga dikenal

    memiliki aktivitas antikanker (Surh,

    2002).

    Capsaicin merupakan turunan

    senyawa fenilpropanoid yang

    memiliki aktifitas biologis yang tinggi,

    memberikan efek fisiologi dan

    farmakologis yang lebih dikenal

    sebagai senyawakimia aktif, juga

    sebagai antioksidan (Mori, 2006).

    BonCabe adalah sebuah produk

    dari Kobe berupa serbuk cabai kering.

    BonCabe mengklaim bahwa

    produknya menggunakan 100% cabai

    alami dengan bahan tambahan

    seperti penguat rasa sodium inosinate

    dan guanilat (www.boncabe.com,

    2012).

    2. METODE PENELITIAN

    Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah botol vial, kertas

    saring, mikropipet, mortir, stamper,

    penangas air, tabung reaksi, tabung

    sentrifuga, vortex,mikrosentrifugator,

    ultrasonic vibrator dan instrumen

    HPLC.

    Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan

    adalah sampel BonCabe, kloroform,

    metanol,air, dan larutan standar

    capsaicin.

    Prosedur

    1. Pembuatan kurva kalibrasi

    Larutan standar dibuat dengan

    variasi konsentrasi, yaitu 1 ppm, 2

    ppm, 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40

    ppm dengan masing - masing

    volumenya 1 ml. Pembuatan larutan

    standar dilakukan dengan

    pengenceran bertingkat dari stok

    standar 2000 ppm. Kemudian larutan

    standar tiap variasi konsentrasi

    disuntikan ke instrumen HPLC.

    Larutan blanko dibuat dari fase gerak

    metanol:air (70:30).

    2. Penentuan Kadar Capsaicin

    Sampel digerus menggunakan

    mortir dan stamper hingga halus,

    kemudian ditimbang sebanyak 1 gram

    dan dimasukkan ke dalam tabung

    sentrifuga. 8 ml kloroform

    ditambahkan ke dalam tabung, lalu

    disentrifugasi pada 3000 g selama 15

    menit. Disaring menggunakan kertas

    saring lalu dipindahkan ke dalam

    tabung reaksi. Kloroform diuapkan

    dengan cara memindahkan sampel ke

    tabung reaksi dan memasukkan

    tabung reaksi ke dalam penangas air.

    Sampel bebas kloroform ditambahkan

    2 ml metanol dan dimasukkan

    kembali dalam vial kemudian

    disonikasi dengan ultrasonic vibrator.

    Diambil 10 l ke dalam tabung

    eppendorf lalu ditambahkan fasa

  • gerak (metanol : air 70 : 30)

    sebanyak 990 l. Tabung eppendorf

    lalu divortex selama 20 detik dan

    disentrifugasi pada 3000g selama 15

    menit. Sampel kemudian disuntikan

    ke dalam instrumen HPLC.

    3. HASIL

    3.1. Tabel data pengukuran larutan standar

    Konsentrasi (ppm) Panjang gelombang 227 nm Panjang gelombang 281 nm

    Waktu retensi Luas area Waktu retensi Luas area

    1 4,242 39588 4,217 21304

    2 4,275 43097 4,275 16161

    5 4,267 96601 4,267 36443

    10 4,275 184000 4,275 71414

    20 4,275 372996 4,275 143008

    40 4,267 745599 4,267 285289

    3.2. Tabel hasil pengukuran sampel

    Panjang gelombang Waktu retensi Luas area

    227 nm 4,5 34797

    281 nm

    4,208 1408

    4,492 102

    4,592 24

    y = 18341x + 8551,2 R = 0,9993

    y = 6957,6x + 5154,7 R = 0,9978

    0

    100000

    200000

    300000

    400000

    500000

    600000

    700000

    800000

    0 10 20 30 40 50

    Luas

    are

    a

    konsentrasi standar (ppm)

    Kurva Konsentrasi Standar terhadap Luas Area

    227 nm

    281 nm

    Linear (227 nm)

    Linear (281 nm)

  • 3.3. Perhitungan Pengenceran Larutan

    Standar

    M1.V1 = M2.V2

    Konsentrasi 40 ppm

    2000 . x = 40. 1 ml

    X = 0,02 ml = 20 l

    Jadi diambil 20 l dari larutan standar

    2000 ppm, ditambah fase gerak

    hingga 1 ml.

    Konsentrasi 20 ppm

    40 . x = 20 . 1 ml

    X = 0,5 ml

    Jadi diambil 0,5 ml dari larutan

    standar 40 ppm, ditambah fase gerak

    hingga 1 ml.

    20 . x = 10 . 1 ml

    X = 0,5 ml

    Jadi diambil 0,5 ml dari larutan

    standar 20 ppm, ditambah fase gerak

    hingga 1 ml.

    10 . x = 5 . 1 ml

    X = 0,5 ml

    Jadi diambil 0,5 ml dari larutan

    standar 10 ppm, ditambah fase gerak

    hingga 1 ml.

    5 . x = 2 . 1 ml

    X = 0,4 ml

    Jadi diambil 0,4 ml dari larutan

    standar 5 ppm, ditambah fase gerak

    hingga 1 ml.

    2 . x = 1 . 1 ml

    X = 0,5 ml

    Jadi diambil 0,5 ml dari larutan

    standar 20 ppm, ditambah fase gerak

    hingga 1 ml.

    3.4. Perhitungan Kadar Capsaicin

    Berdasarkan kurva yang

    dihasilkan, maka persamaan garis

    yang digunakan adalah persamaan

    garis pada 227 nm karena

    memberikan regresi paling tinggi.

    Persamaan garisnya yaitu:

    y = 18341x + 8551,2

    R2 = 0,9993

    Berdasarkan persamaan dari larutan

    standar, maka dihasilkan:

    y = 18341x + 8551,2

    34797 = 18341x + 8551,2

    18341 x = 26245,8

    X = 1,431 ppm

    Jadi, konsentrasi capsaicin dalam

    1000 l larutan adalah 1,431 ppm.

    Konsentrasi capsaicin dalam 10 ml

    (sebelum pengenceran):

    V1.M1 = V2.M2

    10 . 1,431 = 1 . M2

    M2 = 1431 ppm

    Jadi konsentrasi capsaicin dalam 10 ml

    (sebelum pengenceran) adalah 1431

    ppm.

    Massa capsaicin dalam sampel:

    Ppm = mg/L

    Massa (mg) = 1431 ppm x 10-2 L

    Massa = 14,31 mg

    Jadi, massa capsaicin dalam sampel

    adalah 14,31 mg.

    Kadar capsaicin dalam sampel:

    % capsaicin = (massa capsaicin /

    massa sampel) x 100%

    % capsaicin = (14,31 mg / 103 mg) x

    100%

    % capsaicin = 1,431 %

    Massa capsaicin dalam sampel

    BonCabe

    Massa BonCabe sachet = 7 gram

  • Massa capsaicin = 1,431% x 7 g

    Massa capsaicin = 0,1 gr = 100 mg

    4. PEMBAHASAN

    Analisis sampel dimulai dengan

    menyiapkan sampel, yaitu BonCabe dari

    Kobe. Sampel digerus dalam mortar

    hingga cukup halus, hal ini bertujuan

    agar memudahkan saat ekstraksi.

    Setelah itu ditimbang dengan timbangan

    digital masing-masing 1 gr, lalu

    dimasukkan ke dalam tabung sentrifuga.

    Sampel diekstraksi dengan metode

    ekstraksi cair-cair. Sampel dilarutkan

    dengan 8 ml klorofom hingga sampel

    terendam, lalu disentrifugasi pada 3000

    g selama 20 menit.

    Ekstraksi cair-cair adalah suatu

    metode dimana solut dipisahkan dari

    cairan pembawa (diluen) menggunakan

    solven cair. Campuran diluen dan solven

    ini adalah heterogen (immiscible / tidak

    saling campur), jika dipisahkan terdapat

    2 fase, yaitu fase rafinat dan fase ekstrak.

    Perbedaan konsentrasi solut di dalam

    suatu fasa dengan konsentrasi pada

    keadaan setimbang merupakan

    pendorong terjadinya pelarutan

    (pelepasan) solut dari larutan yang ada.

    Sehingga akan terbentuk 2 fase, dimana

    fase atas (rafinat) mengandung residu

    sedangkan fase bawah (ekstrak)

    mengandung solven (kloroform) dan

    solute (capsaicin).

    Sentrifugasi yaitu metode yang

    digunakan dalam untuk mempercepat

    proses pengendapan dengan

    memberikan gaya sentrifugasi pada

    partikel-partikelnya. Pemisahan

    sentrifuga menggunakan prinsip dimana

    objek diputar secara horizontal pada

    jarak tertentu. Apabila objek berotasi di

    dalam tabung atau silinder yang berisi

    campuran cairan dan partikel, maka

    campuran tersebut dapat bergerak

    menuju pusat rotasi, namun hal tersebut

    tidak terjadi karena adanya gaya yang

    berlawanan yang menuju kearah dinding

    luar silinder atau tabung, gaya tersebut

    adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah

    yang menyebabkan partikel-partikel

    menuju bagian dasar tabung dan

    terakumulasi membentuk endapan.

    Kemudian disaring menggunakan kertas

    saring dan corong gelas. Hasil saringan

    (supernatant) dimasukkan dalam tabung

    reaksi. Setelah itu tabung reaksi disimpan di

    atas penangas air untuk mempercepat

    proses penguapan kloroform. Hasilnya

    terdapat ekstrak sampel yang

    mengandung capsaicin. Lalu

    ditambahkan 2 ml metanol sebagai

    pembawa capsaicin dalam larutan.

    Larutan tersebut kemudian dipindahkan

    ke dalam vial dan dilakukan sonikasi

    menggunakan ultrasonic vibrator untuk

    menghomogenkan, lalu dipipet sebanyak

    10 l ke dalam tabung eppendorf dan

    ditambahkan 90 l fase geraknya, yaitu

    metanol:air 70:30.

    Fase gerak ini sebelumnya harus

    dilakukan digessing (penghilang gas)

    yang ada untuk menghindari kekacauan

    analisis. Selain itu adanya pengotor

    dalam solven juga menyebabkan

    gangguan pada sistem. Oleh karena itu,

    pada fase gerak ini harus disaring

    terlebih dahulu untuk menghindari

    partikel-partikel kecil. Kemudian kolom

    dipasangkan pada alat instrument yang

    akan membawa hasil pemisahan ke

    detektor. Kolom yang digunakan adalah

    kolom fase balik C18 dimana fused silica

  • yang bersifat polar dilapisi dengan

    Oktadesil Silika (ODS atau C18) yang

    bersifat nonpolar. R adalah gugus alkil

    rantai lurus dan R biasanya adalah n-

    oktadesil (C-18). Hasil reaksi yang

    diperoleh disebut dengan silica fase

    terikat yang stabil terhadap hidrolisis

    serta mempunyai karakteristik

    kromatografik dan selektifitas yang

    berbeda jika dibandingkan dengan silika

    yang tidak dimodifikasi). Setelah semua

    sudah disiapkan maka HPLC siap bekerja

    yaitu mula-mula solven diambil melalui

    pompa. Kemudian solven masuk ke

    dalam katup injeksi berputar, yang

    dipasang tepat pada sampel loop.

    Dengan mikro syringe, sampel

    dimasukan ke dalam sampel loop yang

    kemudian bersama-sama dengan solven

    masuk ke dalam kolom. Setelah itu, hasil

    pemisahan dideteksi oleh detektor, yang

    penampakannya ditunjukan oleh

    perekam berupa grafik. Elusi yang

    digunakan adalah elusi isokratik dimana

    fase gerak dari awal sampai akhir

    memiliki perbandingan komposisi yang

    tetap.

    Sampel diukur pada 2 panjang

    gelombang, yaitu 227 nm dan 281 nm

    agar dapat mengetahui pada panjang

    gelombang mana yang memberikan

    serapan lebih baik. Pada panjang

    gelombang 227 nm dihasilkan grafik

    dengan 1 puncak area capsaicin dengan

    waktu retensi 4,5 dan luas area 34797.

    Sedangkan pada panjang gelombang 281

    nm dihasilkan 3 puncak area capsaicin,

    yaitu puncak tertinggi pada waktu

    retensi 4,208; luas area 1408, puncak

    kedua pada waktu retensi 4,492; luas

    area 102, dan puncak ketiga pada waktu

    retensi 4,592; luas area 24. Adanya

    jumlah puncak yang lebih dari satu buah

    menunjukan bahwa capsaicin yang

    berada dalam sampel adalah asli dari

    buah cabai, bukan capsaicin hasil

    sintesis.

    Sampel dibandingkan terhadap

    larutan standar dengan variasi

    konsentrasi, yaitu 1 ppm, 2 ppm, 5 ppm,

    10 ppm, 20 ppm, dan 40 ppm. Larutan-

    larutan standar dibuat dengan

    pengenceran bertingkat dari stok awal

    2000 ppm. Larutan standar digunakan

    untuk membuat kurva kalibrasi, diukur

    pada panjang gelombang 227 nm dan

    281 nm. Pengolahan data hasil

    pembacaan menunjukan bahwa panjang

    gelombang 227 nm memberikan regresi

    yang lebih tinggi, sehingga persamaan

    garisnya digunakan sebagai pembanding

    terhadap penentuan kadar capsaicin

    dalam sampel.

    Berdasarkan perhitungan maka

    didapatkan bahwa kadar capsaicin dalam

    sampel yang dianalisis adalah sebesar

    0,1431 %, atau setara dengan 10 mg

    dalam sampel BonCabe sachet isi 7 gram.

    5. KESIMPULAN

    Kadar capsaicin dalam sampel

    BonCabe produksi dari Kobe sebesar

    1,431%. Pada kemasan sachet 7 gram,

    kadar capsaicin setara dengan 100 mg.

    DAFTAR PUSTAKA

    Barbero, G.F.; Molinillo, J.M.G.; Varela, R.M.;

    Palma, M.; Macias, F.A.; Barroso,C.G.

    Application of Hanschs model to

    capsaicinoids and capsinoids: a

    studyusing the quantitative structure-

    activity relationship. A novel method for

  • thesynthesis of capsinoids. J. Agric.

    Food Chem. 2010,58, 3342-3349.

    Clark, Jim. (2007).Kromatografi Cair Kinerja

    Tinggi (HPLC).*Online+. Tersedia:

    http://www.chem-istry.org yang

    direkam pada 6-10-2007. [ diakses 20

    November 2014].

    Hendayana, Sumar. (2006). KIMIA

    PEMISAHAN Metode Kromatografi dan

    Elektroforensis Modern. Bandung : PT.

    Remaja Rosdakarya.

    Mori, A; Lehmann S, O'Kelly J et al. (2006)

    "Capsaicin, a component of red

    peppers,inhibits the growth of

    androgen-independent, p53 mutant

    prostate cancer cells". Cancer Research

    66, 6: 3222 3229.

    Putra, Effendy De Lux. (2004). Kromatografi

    Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang

    Farmasi. Sumatera Utara : Jurusan

    Farmasi FMIPA USU.

    Surh, Y.J., (2002). More than spice: capsaicin

    in hot chili peppers makes tumor

    cellscommit suicide, J. Natl. Cancer Inst.

    94: 1263 1265.

    http://www.boncabe.com/ [diakses 20

    november 2014]