laporan identifikasi sawo kecik (manilkara kauki)

Upload: muhammad-haidar-amrullah

Post on 07-Aug-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    1/17

    A. Topik 

    Variasi Dalam Populasi Tumbuhan Sawo Kecik ( Manilkara kauki)

    B. Tujuan

    1. Untuk mengetahui adana !ariasi tumbuhan dalam populasi

    ". Untuk mengetahui #aktor ter$adina !ariasi dalam populasi

    C. Dasar teori

    Konsep populasi merupakan prinsip dari taksonomi modern% meskipun

    dinatakan dalam banak cara% bahwa spesies dan taksa terendah harus dirumuskan di

    sekitar populasi natural  &eskipun satu spesies awalna digambarkan dari satu atau

     beberapa specimen% hal ini disadari bahwa specimen tersebut hana muncul dalam

     persentase ang kecil dari tanaman tersebut ang menun$ang karakteristik ang sama

    atau serupa dalam satu ladang. Dob'hansk (1*) menatakan bahwa cara klasik 

    untuk mempela$ari spesies% atau bagianna% adalah untuk menentukan cara atau rata+

    rata untuk banak cirri ang mungkin% pada banak sampel ang dapat diwakilkan.

    Sistem ang dihasilkan diambil untuk men$adi si#at umum dari spesies atau

    keseluruhan. Satu+satuna pemeriksaan terhadap keabsahan deskripsi spesies baru

    dalam $angka aspek tata nama ang ditetapkan oleh  International Code of Botanical 

     Nomenclature (Kode ,nternasional Tata -ama otani).

    Causes of Variation In Population

    Dasar dari !ariasi antara anggota indi!idu dari populasi adalah (a) modi#ikasi

    lingkungan eksternal% (b) mutasi% (c) rekombinasi genetic. Pola dari !ariasi sebagian

     besar ditentukan oleh sistem reproduksi (breeding)% dan digunakan dalam proses

    adaptasi e!olusioner oleh seleksi alam /enotipe dalam hal hubunganna dengan

     pengaruh atau respon dari #aktor lingkungan aitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini

    dan terlihat bahwa ada perbedaan dari tiap indi!idu dalam suatu populasi.0

     -umber o# ,ndi!iduals ength o# Sepals (mm.)

    1 2+3

    4 3+

    2 +1*

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    2/17

    "5 1*+11

    "3 11+1"

    1"+14

    5 14+15

    " 15+1

    Genetic Variation

    1. 6ene &utation. &ar (15") mende#inisikan mutasi sebagai 7perubahan kromosom

    terputus akibat e#ek genetik7. gen mutasi terutama mengubah proses perkembangan%

    dan dengan demikian memiliki e#ek tertentu pada #enotipe indi!idual. iasana

    e#ekna merugikan. 8ana sedikit sekali mutasi ang menguntungkan. -ilai adapti# 

    mutasi sepenuhna tergantung pada kondisi lingkungan.

    ". 6ene and 9haracter. :#ek dari mutasi genetik pada suatu organisme dapat

    menimbulkan masalah !ariasi pada taksonomi. &enurut &ather (14)% mutasi

    merupakan proses degradasi ang dapat menghapuskan kapasitas indi!idu untuk 

    menampilkan beberapa karakter dengan kemampuan;karakter baru.

    4. Polimorphism. Umumna !ariasi dalam populasi disebut polimor#isme. Dalam

     polimor#isme gen suatu indi!idu memungkinkan berbagai macam bentuk% dan

    lingkungan menentukan bentuk mana ang akan ditun$ukkan.

    5. Pleiotropic gene action. anak mutasi% mungkin sebagian besar dapat mempengaruhi

     beberapa karakteristik #enotip saat dewasa. /enomena ini dikenal sebagai pleiotrop

    dan merupakan hasil proses perkembangan ang menghubungkan gen ang

    mempengaruhi si#at atau karakter saat dewasa. 6en pleiotropik mungkin hana

    diproduksi secara berbeda tetapi memberi e#ek pada organ ang berbeda pula. :#ek 

     pleiotropic mungkin memiliki pengaruh ang besar terhadap nilai selekti# mutasi.

    Recombination And The Reproductie !istem

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    3/17

    keseimbangan tetapi ketetapan e!olusi ang berasal dari perkawinan sedarah atau

    apomi>is dapat mempengaruhi keadaan populasi

    Apomi"is

    Pada beberapa kelompok tanaman reproduksi seksual tidak ter$adi atau termasuk hal

    ang tidak penting.

    1.

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    4/17

     breeding sistem lebih baik kita mengingat bahwa outbreeding sistem ini memiliki

    hasil ang beragam pada rekombinasi gen ang memainkan peran besar sebagai

    mutasi untuk menediakan !ariasi pada ker$a seleksi alam. ell (12) aitu 0

    (1) :ntomologi

    Pada !ariasi tumbuhan ang sedang berbunga% akti!itas seranggga merupakan

    !ector (perantara) serbuk sari ang membawa perubahan pada proses breeding.

    anak tumbuhan ang dikun$ungi oleh berbagai $enis serangga ang berbeda. Aenis

    serangga ang berbeda akan memiliki cara ang berbeda sehingga dapat

    menababkan pola polinasi pada tanaman berbeda. Kedaan serangga di pengaruhi

    oleh keadaan lingkungan ang berubah seperti cahaa% suhu% kelembaban% curah

    hu$an% predator% dll.

    (") 6eographical and climatic #aktor 

    Dalam suatu area geeogra#is dan area lainna memiliki !ariasi dalam breeding.

     -amun tidak mudah untuk menemukan !ariabel ang menebabkan !ariasi. Variasi

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    5/17

    tersebut mungkin pada suhu% kelembapan% curah hu$an% atau interaksi dengan

    organisme atau kombinasinna. 9ontoh ditun$ukan  Deschampsia caespitosa  ang

    melakukan hubungan seksual secara penuh di Scandina!ia% tetapi ketika dipindah ke

    9ali#ornia Deschampsia caespitosa  men$adi #akultati# pseudo+!i!ipar.

    (4) 6enetic /aktor 

    Telah diketahui bahwa genotip dapat mengakibatkan kecepatan persilangan

    contohna gen ang dikendalikan di Lycopersicon esculentum ang mengatur antera

    di sekitar tabung bunga ang dikontrol oleh gen tunggal. ?ntera akan dipegang oleh

    rambut+rambut dan berpengaruh untuk menaikkan #ertilisasi sendiri. 6en pengontrol

    hadir di rambut rambuta dan mereka berpindah dari antera ke stigma dan mencegah

    kemungkinan #ertilisasi sendiri. Sebagian besar contoh harus dilakuakan antara

    mo#ologi atau perubahan sementara mekanismena% seperti ukuran relati# bagian bunga% perubahan kecepatan berbunga% dll. Seperti contoh ter$adi pada poliploidi ang

    tidak hana bere#ek pada ukuranna namun $uga ukuran relati# bagian dan posisi

    antera.

    (5) :ksperimental &odi#ication

    Pada beberapa kasus dapat dimungkinkan bahwa penelitian tentang breeding

    dengan kimia% mekanik% atau ang lainna. Pada tanaman monokotil seperti $agung

    dapat diberi perlakuan pada semaian dengan maleic hidra'ide ang menebakan

    stamina inhibisi% dan harus men$adi catatan bahwa ini $uga dipengaruhi oleh

     perubahan lingkungan meliputi #otoperiodesma% suhu% dan kondisi tanah.

    (5) Selection

    aker (1) mengatakan pentingna perubahan $arak $auh dalam sistem

     breeding. &isalna pada  Plumbaginaceae  ang mengalami dimor#isme kelompok 

    ang distribusina ditemukan dekat dengan #amilina0 anggota #amil ini mengalami

    dimor#isme. Pada area ang $auh dari pusat pesebaran #ertilisasi sendiri adalah suatu

    ang sangat umum. ,ndu!idu ,nbreeding memiliki lebih banak kesempatan

    di#ertilisasi walapun tanpa kehadiran polen dan mendapat dari bunga lain

    Breedin% !$stem dan Taksonomi

    (a) ,nbreeders

    iasana !ariasi taksa inbreeding antara populasi karena pemisahan ta>on ke

    kelompok kurang atau lebih garis murnina. Setiap populasi benar untuk banak 

    generasi dan menediakan perbedaan genetik dalam mor#ologi ang sangat

     $elas%Variasi dapat dilakukan dalam bentuk potensial antara garis murni ang

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    6/17

    ditemukan oleh persilangan sesekali di antara mereka% membentuk hibrida ang

    memisahkan dan menghasilkan garis murni baru. eberapa dari spesiesna

     beradaptasi dengan lebih baik di lingkungan baruna ang dibentuk oleh indukna.

    ?spek ini terutama telah dipela$ari dalam tanaman tanaman di mana ang sering

    mengalami seleksi% baik sadar atau tidak sadar% untuk keseragaman dalam mor#ologi

    tertentu.. 8al ini $uga diketahui bahwa dalam spesies !ariabilitas outbreeding

    genotipe dapat disembunikan dalam bentuk kombinasi gen ang seimbang% ang

    masing+masing akan memberikan dasar e#ek #enotip ang sama di bawah kondisi

    lingkungan ang diberikan. Ketika akan dipindahkan kehabitat ang baru tanaman

    akan menghasikan #enotip ang berbeda.

    (b) Butbreeders

    Butbreeders cenderung menun$ukkan !ariasi pola kurang lebih terus menerus

    dalam mor#ologi. 8al ini cenderung membuat tidak$elas perbedaan antara populasi=

     bahkan ketika hambatan reproduksi ada sering ada kemungkinan beberapa aliran gen

    ang mengakibatkan pola mor#ologi tumpang tindih. Dalam banak kasus ini

    membuat pemisahan taksonomi sulit% karena aliran gen mencegah sampai batas

    tertentu membangun pola mor#ologi terpadu ang konstan dan cukup $elas untuk 

    memungkinkan taksonomi untuk mengenali spesies. Pada suhu kutub utara terdapat

     banak outbreeding dan hetero'igot ang tinggi. pollen diproduksi dalam $umlah

     besar dan sering ada pada $arak ang $auh. 8al ini menebabkan berbagai macam pola

    dan cenderung melan$utkan !ariasi berbegai macam karakter.

    (c) Ta>onomic relationship o# inbreeders and out breeders

    Kehadiranna di alam cocok dan tidak cocokna dengan sama spesies ang

    terlihat tidak biasa. aker (15) mengutip sebuah contoh dalam  Picris echioides

    (compositae) di mana ia telah menemukan sekelompok tanaman di tebing laut ,nggris

    ang abadi % kompetibel% bunga ang terlambat berbunga%berbunga di awal% tahunan

    atau dua tahunan. Pada beberapa hal telah diikutkan spesies ang sama sampai

     penegtahuan tentang breeding sistem diketahui.

    (d) ?ppomi>is

    Selama bertahun+tahun taksonom telah berusaha untuk menemukan cara+cara

    untuk mengatasi masalah ang terlibat dalam klasi#ikasi apomiksis% tetapi sub$ek 

    masih tetap kontro!ersial. Dalam beberapa /lora da#tar cukup lengkap dari taksa

    apomiksis diberikan% sementara di lain hana kelompok utama di$elaskan atau mereka

    mungkin dihilangkan sama sekali. Pengamatan $alur apomiksis men$adi penting

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    7/17

    karena diduga dapat men$elaskan perubahan sitologis ang menginisiasi

     perkembangan embrio tanpa meiosis dan #ertilisasi. Pada eudikot% apimi>is ter$adi

     pada /amili ?steraceae dan

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    8/17

    &. )asil pen%amatan

    Poho

    n

    Rantin

    %

    Da

    un

    Panjan%

    daun

    *ebar

    daun

    Bentuk 

    daun

    +umlah

    tulan%

    daun

    +arak antar

    anak tulan%

    daun

    filotaksi

    s

    1 ? 1 1*%3 C%2 anset 1 *%5=*%4=*%=*%5=*

    %4=*%5=*%4=*%5=*%

    4=*%5=*%4=*%=*%5

    =*%4=*%5=*%4=*%4=

    *%5

    ";3

    " 1*%2 %C anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    1 1*% anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " % anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    " ? 1 C%2 %" anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 3%1 5% anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    1 4%C "% anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 11%" %4 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    4 ? 1 3%3 5%3 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 2% 5%4 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    1 3% anset 1 erkisar antara ";3

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    9/17

    *%4 sampai *%

    " 3%" 5% anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    5 ? 1 %5 5% anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 3% 5%3 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    1 3 5 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 5%5 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ? 1 %2 %5 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 2%3 5%5 anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    1 1*% % anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    ";3

    " 3%C 5%C anset 1 erkisar antara

    *%4 sampai *%

    G. Analisis data

    Dari hasil data pengamatan dapat diketahui bahwa pada pohon pertama ranting ?

    daun 1 pan$ang daun 1*%3 cm dan lebar daun C%2 cm% dengan bentuk daun lanset

     $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai *%

    cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki pan$ang 1*%2cm% lebar %C cm% bentuk 

    lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai

    *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun pertama memiliki pan$ang daun 1*%

    cm% lebar %C cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar 

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    10/17

    anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun

    kedua memiliki pan$ang daun 11%" cm% lebar %4 cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Pada pohon kedua ranting ? daun 1 pan$ang daun C%2cm dan lebar daun %" cm%

    dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 3%1 cm% lebar 5%cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 4%Ccm% lebar "%cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun % cm% lebar cm%

     bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun

     berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Pada pohon kedtiga ranting ? daun 1 pan$ang daun 3%3 cm dan lebar daun 5%3 cm%

    dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 2% cm% lebar 5%4 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 3% cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%" cm% lebar 5% cm%

     bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun

     berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Pada pohon keempat ranting ? daun 1 pan$ang daun %5 cm dan lebar daun 5%

    cm% dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 3% cm% lebar 5%3 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 3 cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah

    tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm

    dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun cm% lebar 5%5 cm% bentuk 

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    11/17

    daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar 

    antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

     Pada pohon kelima ranting ? daun 1 pan$ang daun %2 cm dan lebar daun %5 cm%

    dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 2%3 cm% lebar 5%5 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 1*% cm% lebar % cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%C cm% lebar 5%C cm%

     bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun

     berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    ). Pembahasan

    Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa pada pohon pertama ranting ? daun

    1 pan$ang daun 1*%3 cm dan lebar daun C%2 cm% dengan bentuk daun lanset $umlah

    tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm

    dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki pan$ang 1*%2cm% lebar %C cm% bentuk 

    lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai

    *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun pertama memiliki pan$ang daun 1*%

    cm% lebar %C cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar 

    anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun

    kedua memiliki pan$ang daun 11%" cm% lebar %4 cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Pada pohon kedua ranting ? daun 1 pan$ang daun C%2cm dan lebar daun %" cm%

    dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 3%1 cm% lebar 5%cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 4%Ccm% lebar "%cm% bentuk daun lanset% dengan

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    12/17

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun % cm% lebar cm%

     bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun

     berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Pada pohon kedtiga ranting ? daun 1 pan$ang daun 3%3 cm dan lebar daun 5%3 cm%

    dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 2% cm% lebar 5%4 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 3% cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%" cm% lebar 5% cm%

     bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun

     berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Pada pohon keempat ranting ? daun 1 pan$ang daun %5 cm dan lebar daun 5%

    cm% dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 3% cm% lebar 5%3 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 3 cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah

    tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm

    dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun cm% lebar 5%5 cm% bentuk 

    daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar 

    antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

     Pada pohon kelima ranting ? daun 1 pan$ang daun %2 cm dan lebar daun %5 cm%

    dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun

     berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki

     pan$ang 2%3 cm% lebar 5%5 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang

    daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun

     pertama memiliki pan$ang daun 1*% cm% lebar % cm% bentuk daun lanset% dengan

     $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai

    *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%C cm% lebar 5%C cm%

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    13/17

     bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun

     berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.

    Dasar dari !ariasi antara anggota indi!idu dari populasi adalah (a) modi#ikasi

    lingkungan eksternal% (b) mutasi% (c) rekombinasi genetic. Pola dari !ariasi sebagian

     besar ditentukan oleh sistem reproduksi (breeding)% dan digunakan dalam proses

    adaptasi e!olusioner oleh seleksi alam /enotipe dalam hal hubunganna dengan

     pengaruh atau respon dari #aktor lingkungan aitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini

    dan terlihat bahwa ada perbedaan dari tiap indi!idu dalam suatu populasi.0

     -umber o# ,ndi!iduals ength o# Sepals (mm.)

    1 2+3

    4 3+

    2 +1*

    "5 1*+11

    "3 11+1"

    1"+14

    5 14+15

    " 15+1

    Genetic Variation

    . 6ene &utation. &ar (15") mende#inisikan mutasi sebagai 7perubahan kromosom

    terputus akibat e#ek genetik7. gen mutasi terutama mengubah proses perkembangan%

    dan dengan demikian memiliki e#ek tertentu pada #enotipe indi!idual. iasana

    e#ekna merugikan. 8ana sedikit sekali mutasi ang menguntungkan. -ilai adapti# 

    mutasi sepenuhna tergantung pada kondisi lingkungan.

    C. 6ene and 9haracter. :#ek dari mutasi genetik pada suatu organisme dapat

    menimbulkan masalah !ariasi pada taksonomi. &enurut &ather (14)% mutasi

    merupakan proses degradasi ang dapat menghapuskan kapasitas indi!idu untuk 

    menampilkan beberapa karakter dengan kemampuan;karakter baru.

    2. Polimorphism. Umumna !ariasi dalam populasi disebut polimor#isme. Dalam

     polimor#isme gen suatu indi!idu memungkinkan berbagai macam bentuk% dan

    lingkungan menentukan bentuk mana ang akan ditun$ukkan.

    3. Pleiotropic gene action. anak mutasi% mungkin sebagian besar dapat mempengaruhi

     beberapa karakteristik #enotip saat dewasa. /enomena ini dikenal sebagai pleiotrop

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    14/17

    dan merupakan hasil proses perkembangan ang menghubungkan gen ang

    mempengaruhi si#at atau karakter saat dewasa. 6en pleiotropik mungkin hana

    diproduksi secara berbeda tetapi memberi e#ek pada organ ang berbeda pula. :#ek 

     pleiotropic mungkin memiliki pengaruh ang besar terhadap nilai selekti# mutasi.

    Recombination And The Reproductie !istem

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    15/17

    genotip ang mungkin akan beradaptasi di kondisi ang baru dan memunculkan $enis

     baru. ewis @ 9rowe (13) mengusulkan $awaban dari keberadaan parado> di saat

    genting e!olusi+ periode ini pada se$arah suatu organisme ketika berkompetisi di

    lingkungan dengan organisme lain. Pada periode ini mekanisme mekanisme

    outbreeding sangat diperlukan untuk dapat bertahan hidup dengan keuntungan

    rekombinasi gen.

    &actors Controllin% 'r (odif$in% The !$stem

    ima #aktor pengontrol telah ditemukan oleh /r>ell (12) aitu 0

    1. :ntomologi

    Pada !ariasi tumbuhan ang sedang berbunga% akti!itas seranggga merupakan

    !ector (perantara) serbuk sari ang membawa perubahan pada proses breeding.

    anak tumbuhan ang dikun$ungi oleh berbagai $enis serangga ang berbeda. Aenis

    serangga ang berbeda akan memiliki cara ang berbeda sehingga dapat

    menababkan pola polinasi pada tanaman berbeda. Kedaan serangga di pengaruhi

    oleh keadaan lingkungan ang berubah seperti cahaa% suhu% kelembaban% curah

    hu$an% predator% dll.

    ". 6eographical and climatic #aktor 

    Dalam suatu area geeogra#is dan area lainna memiliki !ariasi dalam breeding.

     -amun tidak mudah untuk menemukan !ariabel ang menebabkan !ariasi. Variasi

    tersebut mungkin pada suhu% kelembapan% curah hu$an% atau interaksi dengan

    organisme atau kombinasinna. 9ontoh ditun$ukan  Deschampsia caespitosa  ang

    melakukan hubungan seksual secara penuh di Scandina!ia% tetapi ketika dipindah ke

    9ali#ornia Deschampsia caespitosa  men$adi #akultati# pseudo+!i!ipar.

    4. 6enetic /aktor 

    Telah diketahui bahwa genotip dapat mengakibatkan kecepatan persilangan

    contohna gen ang dikendalikan di Lycopersicon esculentum ang mengatur antera

    di sekitar tabung bunga ang dikontrol oleh gen tunggal. ?ntera akan dipegang oleh

    rambut+rambut dan berpengaruh untuk menaikkan #ertilisasi sendiri. 6en pengontrol

    hadir di rambut rambuta dan mereka berpindah dari antera ke stigma dan mencegah

    kemungkinan #ertilisasi sendiri. Sebagian besar contoh harus dilakuakan antaramo#ologi atau perubahan sementara mekanismena% seperti ukuran relati# bagian

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    16/17

     bunga% perubahan kecepatan berbunga% dll. Seperti contoh ter$adi pada poliploidi ang

    tidak hana bere#ek pada ukuranna namun $uga ukuran relati# bagian dan posisi

    antera.

    5. :ksperimental &odi#ication

    Pada beberapa kasus dapat dimungkinkan bahwa penelitian tentang breeding

    dengan kimia% mekanik% atau ang lainna. Pada tanaman monokotil seperti $agung

    dapat diberi perlakuan pada semaian dengan maleic hidra'ide ang menebakan

    stamina inhibisi% dan harus men$adi catatan bahwa ini $uga dipengaruhi oleh

     perubahan lingkungan meliputi #otoperiodesma% suhu% dan kondisi tanah.

    . Selection

    aker (1) mengatakan pentingna perubahan $arak $auh dalam sistem

     breeding. &isalna pada  Plumbaginaceae  ang mengalami dimor#isme kelompok 

    ang distribusina ditemukan dekat dengan #amilina0 anggota #amil ini mengalami

    dimor#isme. Pada area ang $auh dari pusat pesebaran #ertilisasi sendiri adalah suatu

    ang sangat umum. ,ndu!idu ,nbreeding memiliki lebih banak kesempatan

    di#ertilisasi walapun tanpa kehadiran polen dan mendapat dari bunga lain

    &aka dapat diketahui bahwa setiap daun sawo kecik ( Manilkara kauki

    memiliki ukuran ang ber!ariasi meskipun dalam satu pohon ang sama dengan

    ranting ang berbeda dan $uga pada ranting ang sama dan letak daun berbeda% untuk 

    #ilotaksisna dari semua pohon sama aitu= ";3% dan bentuk daunna berbentuk 

    lanset% $arak antar anak tulang daun semuana berkisar antara *%4 cm sampai *% cm.

    I. ,esimpulan

    Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa adana !ariasi daun sawo kecik 

    ( Manilkara kauki) disebabkan oleh beberapa #aktor antara lain% #aktor genetik% 6eneand 9haracter% Polimorphism% Pleiotropic gene action

    +. Daftar Rujukan

  • 8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)

    17/17

    Dob'hansk (1*)

    aker (1)

    /r>ell (12)

    ewis @ 9rowe (13)

    &ather (14)

    &ar (15")