laporan identifikasi sawo kecik (manilkara kauki)
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
1/17
A. Topik
Variasi Dalam Populasi Tumbuhan Sawo Kecik ( Manilkara kauki)
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui adana !ariasi tumbuhan dalam populasi
". Untuk mengetahui #aktor ter$adina !ariasi dalam populasi
C. Dasar teori
Konsep populasi merupakan prinsip dari taksonomi modern% meskipun
dinatakan dalam banak cara% bahwa spesies dan taksa terendah harus dirumuskan di
sekitar populasi natural &eskipun satu spesies awalna digambarkan dari satu atau
beberapa specimen% hal ini disadari bahwa specimen tersebut hana muncul dalam
persentase ang kecil dari tanaman tersebut ang menun$ang karakteristik ang sama
atau serupa dalam satu ladang. Dob'hansk (1*) menatakan bahwa cara klasik
untuk mempela$ari spesies% atau bagianna% adalah untuk menentukan cara atau rata+
rata untuk banak cirri ang mungkin% pada banak sampel ang dapat diwakilkan.
Sistem ang dihasilkan diambil untuk men$adi si#at umum dari spesies atau
keseluruhan. Satu+satuna pemeriksaan terhadap keabsahan deskripsi spesies baru
dalam $angka aspek tata nama ang ditetapkan oleh International Code of Botanical
Nomenclature (Kode ,nternasional Tata -ama otani).
Causes of Variation In Population
Dasar dari !ariasi antara anggota indi!idu dari populasi adalah (a) modi#ikasi
lingkungan eksternal% (b) mutasi% (c) rekombinasi genetic. Pola dari !ariasi sebagian
besar ditentukan oleh sistem reproduksi (breeding)% dan digunakan dalam proses
adaptasi e!olusioner oleh seleksi alam /enotipe dalam hal hubunganna dengan
pengaruh atau respon dari #aktor lingkungan aitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini
dan terlihat bahwa ada perbedaan dari tiap indi!idu dalam suatu populasi.0
-umber o# ,ndi!iduals ength o# Sepals (mm.)
1 2+3
4 3+
2 +1*
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
2/17
"5 1*+11
"3 11+1"
1"+14
5 14+15
" 15+1
Genetic Variation
1. 6ene &utation. &ar (15") mende#inisikan mutasi sebagai 7perubahan kromosom
terputus akibat e#ek genetik7. gen mutasi terutama mengubah proses perkembangan%
dan dengan demikian memiliki e#ek tertentu pada #enotipe indi!idual. iasana
e#ekna merugikan. 8ana sedikit sekali mutasi ang menguntungkan. -ilai adapti#
mutasi sepenuhna tergantung pada kondisi lingkungan.
". 6ene and 9haracter. :#ek dari mutasi genetik pada suatu organisme dapat
menimbulkan masalah !ariasi pada taksonomi. &enurut &ather (14)% mutasi
merupakan proses degradasi ang dapat menghapuskan kapasitas indi!idu untuk
menampilkan beberapa karakter dengan kemampuan;karakter baru.
4. Polimorphism. Umumna !ariasi dalam populasi disebut polimor#isme. Dalam
polimor#isme gen suatu indi!idu memungkinkan berbagai macam bentuk% dan
lingkungan menentukan bentuk mana ang akan ditun$ukkan.
5. Pleiotropic gene action. anak mutasi% mungkin sebagian besar dapat mempengaruhi
beberapa karakteristik #enotip saat dewasa. /enomena ini dikenal sebagai pleiotrop
dan merupakan hasil proses perkembangan ang menghubungkan gen ang
mempengaruhi si#at atau karakter saat dewasa. 6en pleiotropik mungkin hana
diproduksi secara berbeda tetapi memberi e#ek pada organ ang berbeda pula. :#ek
pleiotropic mungkin memiliki pengaruh ang besar terhadap nilai selekti# mutasi.
Recombination And The Reproductie !istem
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
3/17
keseimbangan tetapi ketetapan e!olusi ang berasal dari perkawinan sedarah atau
apomi>is dapat mempengaruhi keadaan populasi
Apomi"is
Pada beberapa kelompok tanaman reproduksi seksual tidak ter$adi atau termasuk hal
ang tidak penting.
1.
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
4/17
breeding sistem lebih baik kita mengingat bahwa outbreeding sistem ini memiliki
hasil ang beragam pada rekombinasi gen ang memainkan peran besar sebagai
mutasi untuk menediakan !ariasi pada ker$a seleksi alam. ell (12) aitu 0
(1) :ntomologi
Pada !ariasi tumbuhan ang sedang berbunga% akti!itas seranggga merupakan
!ector (perantara) serbuk sari ang membawa perubahan pada proses breeding.
anak tumbuhan ang dikun$ungi oleh berbagai $enis serangga ang berbeda. Aenis
serangga ang berbeda akan memiliki cara ang berbeda sehingga dapat
menababkan pola polinasi pada tanaman berbeda. Kedaan serangga di pengaruhi
oleh keadaan lingkungan ang berubah seperti cahaa% suhu% kelembaban% curah
hu$an% predator% dll.
(") 6eographical and climatic #aktor
Dalam suatu area geeogra#is dan area lainna memiliki !ariasi dalam breeding.
-amun tidak mudah untuk menemukan !ariabel ang menebabkan !ariasi. Variasi
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
5/17
tersebut mungkin pada suhu% kelembapan% curah hu$an% atau interaksi dengan
organisme atau kombinasinna. 9ontoh ditun$ukan Deschampsia caespitosa ang
melakukan hubungan seksual secara penuh di Scandina!ia% tetapi ketika dipindah ke
9ali#ornia Deschampsia caespitosa men$adi #akultati# pseudo+!i!ipar.
(4) 6enetic /aktor
Telah diketahui bahwa genotip dapat mengakibatkan kecepatan persilangan
contohna gen ang dikendalikan di Lycopersicon esculentum ang mengatur antera
di sekitar tabung bunga ang dikontrol oleh gen tunggal. ?ntera akan dipegang oleh
rambut+rambut dan berpengaruh untuk menaikkan #ertilisasi sendiri. 6en pengontrol
hadir di rambut rambuta dan mereka berpindah dari antera ke stigma dan mencegah
kemungkinan #ertilisasi sendiri. Sebagian besar contoh harus dilakuakan antara
mo#ologi atau perubahan sementara mekanismena% seperti ukuran relati# bagian bunga% perubahan kecepatan berbunga% dll. Seperti contoh ter$adi pada poliploidi ang
tidak hana bere#ek pada ukuranna namun $uga ukuran relati# bagian dan posisi
antera.
(5) :ksperimental &odi#ication
Pada beberapa kasus dapat dimungkinkan bahwa penelitian tentang breeding
dengan kimia% mekanik% atau ang lainna. Pada tanaman monokotil seperti $agung
dapat diberi perlakuan pada semaian dengan maleic hidra'ide ang menebakan
stamina inhibisi% dan harus men$adi catatan bahwa ini $uga dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan meliputi #otoperiodesma% suhu% dan kondisi tanah.
(5) Selection
aker (1) mengatakan pentingna perubahan $arak $auh dalam sistem
breeding. &isalna pada Plumbaginaceae ang mengalami dimor#isme kelompok
ang distribusina ditemukan dekat dengan #amilina0 anggota #amil ini mengalami
dimor#isme. Pada area ang $auh dari pusat pesebaran #ertilisasi sendiri adalah suatu
ang sangat umum. ,ndu!idu ,nbreeding memiliki lebih banak kesempatan
di#ertilisasi walapun tanpa kehadiran polen dan mendapat dari bunga lain
Breedin% !$stem dan Taksonomi
(a) ,nbreeders
iasana !ariasi taksa inbreeding antara populasi karena pemisahan ta>on ke
kelompok kurang atau lebih garis murnina. Setiap populasi benar untuk banak
generasi dan menediakan perbedaan genetik dalam mor#ologi ang sangat
$elas%Variasi dapat dilakukan dalam bentuk potensial antara garis murni ang
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
6/17
ditemukan oleh persilangan sesekali di antara mereka% membentuk hibrida ang
memisahkan dan menghasilkan garis murni baru. eberapa dari spesiesna
beradaptasi dengan lebih baik di lingkungan baruna ang dibentuk oleh indukna.
?spek ini terutama telah dipela$ari dalam tanaman tanaman di mana ang sering
mengalami seleksi% baik sadar atau tidak sadar% untuk keseragaman dalam mor#ologi
tertentu.. 8al ini $uga diketahui bahwa dalam spesies !ariabilitas outbreeding
genotipe dapat disembunikan dalam bentuk kombinasi gen ang seimbang% ang
masing+masing akan memberikan dasar e#ek #enotip ang sama di bawah kondisi
lingkungan ang diberikan. Ketika akan dipindahkan kehabitat ang baru tanaman
akan menghasikan #enotip ang berbeda.
(b) Butbreeders
Butbreeders cenderung menun$ukkan !ariasi pola kurang lebih terus menerus
dalam mor#ologi. 8al ini cenderung membuat tidak$elas perbedaan antara populasi=
bahkan ketika hambatan reproduksi ada sering ada kemungkinan beberapa aliran gen
ang mengakibatkan pola mor#ologi tumpang tindih. Dalam banak kasus ini
membuat pemisahan taksonomi sulit% karena aliran gen mencegah sampai batas
tertentu membangun pola mor#ologi terpadu ang konstan dan cukup $elas untuk
memungkinkan taksonomi untuk mengenali spesies. Pada suhu kutub utara terdapat
banak outbreeding dan hetero'igot ang tinggi. pollen diproduksi dalam $umlah
besar dan sering ada pada $arak ang $auh. 8al ini menebabkan berbagai macam pola
dan cenderung melan$utkan !ariasi berbegai macam karakter.
(c) Ta>onomic relationship o# inbreeders and out breeders
Kehadiranna di alam cocok dan tidak cocokna dengan sama spesies ang
terlihat tidak biasa. aker (15) mengutip sebuah contoh dalam Picris echioides
(compositae) di mana ia telah menemukan sekelompok tanaman di tebing laut ,nggris
ang abadi % kompetibel% bunga ang terlambat berbunga%berbunga di awal% tahunan
atau dua tahunan. Pada beberapa hal telah diikutkan spesies ang sama sampai
penegtahuan tentang breeding sistem diketahui.
(d) ?ppomi>is
Selama bertahun+tahun taksonom telah berusaha untuk menemukan cara+cara
untuk mengatasi masalah ang terlibat dalam klasi#ikasi apomiksis% tetapi sub$ek
masih tetap kontro!ersial. Dalam beberapa /lora da#tar cukup lengkap dari taksa
apomiksis diberikan% sementara di lain hana kelompok utama di$elaskan atau mereka
mungkin dihilangkan sama sekali. Pengamatan $alur apomiksis men$adi penting
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
7/17
karena diduga dapat men$elaskan perubahan sitologis ang menginisiasi
perkembangan embrio tanpa meiosis dan #ertilisasi. Pada eudikot% apimi>is ter$adi
pada /amili ?steraceae dan
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
8/17
&. )asil pen%amatan
Poho
n
Rantin
%
Da
un
Panjan%
daun
*ebar
daun
Bentuk
daun
+umlah
tulan%
daun
+arak antar
anak tulan%
daun
filotaksi
s
1 ? 1 1*%3 C%2 anset 1 *%5=*%4=*%=*%5=*
%4=*%5=*%4=*%5=*%
4=*%5=*%4=*%=*%5
=*%4=*%5=*%4=*%4=
*%5
";3
" 1*%2 %C anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
1 1*% anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" % anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
" ? 1 C%2 %" anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 3%1 5% anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
1 4%C "% anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 11%" %4 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
4 ? 1 3%3 5%3 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 2% 5%4 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
1 3% anset 1 erkisar antara ";3
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
9/17
*%4 sampai *%
" 3%" 5% anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
5 ? 1 %5 5% anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 3% 5%3 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
1 3 5 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 5%5 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
? 1 %2 %5 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 2%3 5%5 anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
1 1*% % anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
";3
" 3%C 5%C anset 1 erkisar antara
*%4 sampai *%
G. Analisis data
Dari hasil data pengamatan dapat diketahui bahwa pada pohon pertama ranting ?
daun 1 pan$ang daun 1*%3 cm dan lebar daun C%2 cm% dengan bentuk daun lanset
$umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai *%
cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki pan$ang 1*%2cm% lebar %C cm% bentuk
lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai
*% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun pertama memiliki pan$ang daun 1*%
cm% lebar %C cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
10/17
anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun
kedua memiliki pan$ang daun 11%" cm% lebar %4 cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon kedua ranting ? daun 1 pan$ang daun C%2cm dan lebar daun %" cm%
dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 3%1 cm% lebar 5%cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 4%Ccm% lebar "%cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun % cm% lebar cm%
bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun
berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon kedtiga ranting ? daun 1 pan$ang daun 3%3 cm dan lebar daun 5%3 cm%
dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 2% cm% lebar 5%4 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 3% cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%" cm% lebar 5% cm%
bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun
berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon keempat ranting ? daun 1 pan$ang daun %5 cm dan lebar daun 5%
cm% dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 3% cm% lebar 5%3 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 3 cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah
tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm
dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun cm% lebar 5%5 cm% bentuk
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
11/17
daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar
antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon kelima ranting ? daun 1 pan$ang daun %2 cm dan lebar daun %5 cm%
dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 2%3 cm% lebar 5%5 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 1*% cm% lebar % cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%C cm% lebar 5%C cm%
bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun
berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
). Pembahasan
Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa pada pohon pertama ranting ? daun
1 pan$ang daun 1*%3 cm dan lebar daun C%2 cm% dengan bentuk daun lanset $umlah
tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm
dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki pan$ang 1*%2cm% lebar %C cm% bentuk
lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang daun berkisar antara *%4 cm sampai
*% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun pertama memiliki pan$ang daun 1*%
cm% lebar %C cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar
anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun
kedua memiliki pan$ang daun 11%" cm% lebar %4 cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon kedua ranting ? daun 1 pan$ang daun C%2cm dan lebar daun %" cm%
dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 3%1 cm% lebar 5%cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 4%Ccm% lebar "%cm% bentuk daun lanset% dengan
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
12/17
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun % cm% lebar cm%
bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun
berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon kedtiga ranting ? daun 1 pan$ang daun 3%3 cm dan lebar daun 5%3 cm%
dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 2% cm% lebar 5%4 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 3% cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%" cm% lebar 5% cm%
bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun
berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon keempat ranting ? daun 1 pan$ang daun %5 cm dan lebar daun 5%
cm% dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 3% cm% lebar 5%3 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 3 cm% lebar cm% bentuk daun lanset% dengan $umlah
tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai *%cm
dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun cm% lebar 5%5 cm% bentuk
daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar
antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Pada pohon kelima ranting ? daun 1 pan$ang daun %2 cm dan lebar daun %5 cm%
dengan bentuk daun lanset $umlah tulang daun 1% $arak antar anak tulang daun
berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada daun " memiliki
pan$ang 2%3 cm% lebar 5%5 cm% bentuk lanset% $umlah tulang daun 1% $arak antar tulang
daun berkisar antara *%4 cm sampai *% cm dengan #ilotaksis ";3. Pada ranting daun
pertama memiliki pan$ang daun 1*% cm% lebar % cm% bentuk daun lanset% dengan
$umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun berkisar antara *%4cm sampai
*%cm dengan #ilotaksis ";3. Daun kedua memiliki pan$ang daun 3%C cm% lebar 5%C cm%
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
13/17
bentuk daun lanset% dengan $umlah tulang daun 1% $arak anatar anak tulang daun
berkisar antara *%4cm sampai *%cm dengan #ilotaksis ";3.
Dasar dari !ariasi antara anggota indi!idu dari populasi adalah (a) modi#ikasi
lingkungan eksternal% (b) mutasi% (c) rekombinasi genetic. Pola dari !ariasi sebagian
besar ditentukan oleh sistem reproduksi (breeding)% dan digunakan dalam proses
adaptasi e!olusioner oleh seleksi alam /enotipe dalam hal hubunganna dengan
pengaruh atau respon dari #aktor lingkungan aitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini
dan terlihat bahwa ada perbedaan dari tiap indi!idu dalam suatu populasi.0
-umber o# ,ndi!iduals ength o# Sepals (mm.)
1 2+3
4 3+
2 +1*
"5 1*+11
"3 11+1"
1"+14
5 14+15
" 15+1
Genetic Variation
. 6ene &utation. &ar (15") mende#inisikan mutasi sebagai 7perubahan kromosom
terputus akibat e#ek genetik7. gen mutasi terutama mengubah proses perkembangan%
dan dengan demikian memiliki e#ek tertentu pada #enotipe indi!idual. iasana
e#ekna merugikan. 8ana sedikit sekali mutasi ang menguntungkan. -ilai adapti#
mutasi sepenuhna tergantung pada kondisi lingkungan.
C. 6ene and 9haracter. :#ek dari mutasi genetik pada suatu organisme dapat
menimbulkan masalah !ariasi pada taksonomi. &enurut &ather (14)% mutasi
merupakan proses degradasi ang dapat menghapuskan kapasitas indi!idu untuk
menampilkan beberapa karakter dengan kemampuan;karakter baru.
2. Polimorphism. Umumna !ariasi dalam populasi disebut polimor#isme. Dalam
polimor#isme gen suatu indi!idu memungkinkan berbagai macam bentuk% dan
lingkungan menentukan bentuk mana ang akan ditun$ukkan.
3. Pleiotropic gene action. anak mutasi% mungkin sebagian besar dapat mempengaruhi
beberapa karakteristik #enotip saat dewasa. /enomena ini dikenal sebagai pleiotrop
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
14/17
dan merupakan hasil proses perkembangan ang menghubungkan gen ang
mempengaruhi si#at atau karakter saat dewasa. 6en pleiotropik mungkin hana
diproduksi secara berbeda tetapi memberi e#ek pada organ ang berbeda pula. :#ek
pleiotropic mungkin memiliki pengaruh ang besar terhadap nilai selekti# mutasi.
Recombination And The Reproductie !istem
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
15/17
genotip ang mungkin akan beradaptasi di kondisi ang baru dan memunculkan $enis
baru. ewis @ 9rowe (13) mengusulkan $awaban dari keberadaan parado> di saat
genting e!olusi+ periode ini pada se$arah suatu organisme ketika berkompetisi di
lingkungan dengan organisme lain. Pada periode ini mekanisme mekanisme
outbreeding sangat diperlukan untuk dapat bertahan hidup dengan keuntungan
rekombinasi gen.
&actors Controllin% 'r (odif$in% The !$stem
ima #aktor pengontrol telah ditemukan oleh /r>ell (12) aitu 0
1. :ntomologi
Pada !ariasi tumbuhan ang sedang berbunga% akti!itas seranggga merupakan
!ector (perantara) serbuk sari ang membawa perubahan pada proses breeding.
anak tumbuhan ang dikun$ungi oleh berbagai $enis serangga ang berbeda. Aenis
serangga ang berbeda akan memiliki cara ang berbeda sehingga dapat
menababkan pola polinasi pada tanaman berbeda. Kedaan serangga di pengaruhi
oleh keadaan lingkungan ang berubah seperti cahaa% suhu% kelembaban% curah
hu$an% predator% dll.
". 6eographical and climatic #aktor
Dalam suatu area geeogra#is dan area lainna memiliki !ariasi dalam breeding.
-amun tidak mudah untuk menemukan !ariabel ang menebabkan !ariasi. Variasi
tersebut mungkin pada suhu% kelembapan% curah hu$an% atau interaksi dengan
organisme atau kombinasinna. 9ontoh ditun$ukan Deschampsia caespitosa ang
melakukan hubungan seksual secara penuh di Scandina!ia% tetapi ketika dipindah ke
9ali#ornia Deschampsia caespitosa men$adi #akultati# pseudo+!i!ipar.
4. 6enetic /aktor
Telah diketahui bahwa genotip dapat mengakibatkan kecepatan persilangan
contohna gen ang dikendalikan di Lycopersicon esculentum ang mengatur antera
di sekitar tabung bunga ang dikontrol oleh gen tunggal. ?ntera akan dipegang oleh
rambut+rambut dan berpengaruh untuk menaikkan #ertilisasi sendiri. 6en pengontrol
hadir di rambut rambuta dan mereka berpindah dari antera ke stigma dan mencegah
kemungkinan #ertilisasi sendiri. Sebagian besar contoh harus dilakuakan antaramo#ologi atau perubahan sementara mekanismena% seperti ukuran relati# bagian
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
16/17
bunga% perubahan kecepatan berbunga% dll. Seperti contoh ter$adi pada poliploidi ang
tidak hana bere#ek pada ukuranna namun $uga ukuran relati# bagian dan posisi
antera.
5. :ksperimental &odi#ication
Pada beberapa kasus dapat dimungkinkan bahwa penelitian tentang breeding
dengan kimia% mekanik% atau ang lainna. Pada tanaman monokotil seperti $agung
dapat diberi perlakuan pada semaian dengan maleic hidra'ide ang menebakan
stamina inhibisi% dan harus men$adi catatan bahwa ini $uga dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan meliputi #otoperiodesma% suhu% dan kondisi tanah.
. Selection
aker (1) mengatakan pentingna perubahan $arak $auh dalam sistem
breeding. &isalna pada Plumbaginaceae ang mengalami dimor#isme kelompok
ang distribusina ditemukan dekat dengan #amilina0 anggota #amil ini mengalami
dimor#isme. Pada area ang $auh dari pusat pesebaran #ertilisasi sendiri adalah suatu
ang sangat umum. ,ndu!idu ,nbreeding memiliki lebih banak kesempatan
di#ertilisasi walapun tanpa kehadiran polen dan mendapat dari bunga lain
&aka dapat diketahui bahwa setiap daun sawo kecik ( Manilkara kauki
memiliki ukuran ang ber!ariasi meskipun dalam satu pohon ang sama dengan
ranting ang berbeda dan $uga pada ranting ang sama dan letak daun berbeda% untuk
#ilotaksisna dari semua pohon sama aitu= ";3% dan bentuk daunna berbentuk
lanset% $arak antar anak tulang daun semuana berkisar antara *%4 cm sampai *% cm.
I. ,esimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa adana !ariasi daun sawo kecik
( Manilkara kauki) disebabkan oleh beberapa #aktor antara lain% #aktor genetik% 6eneand 9haracter% Polimorphism% Pleiotropic gene action
+. Daftar Rujukan
-
8/20/2019 Laporan identifikasi Sawo Kecik (Manilkara Kauki)
17/17
Dob'hansk (1*)
aker (1)
/r>ell (12)
ewis @ 9rowe (13)
&ather (14)
&ar (15")